borang hiperglikemia krisis
-
Upload
fadlan-adima-adrianta -
Category
Documents
-
view
15 -
download
1
description
Transcript of borang hiperglikemia krisis
![Page 1: borang hiperglikemia krisis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/563dbab4550346aa9aa75bd7/html5/thumbnails/1.jpg)
Portofolio Kasus Interna
Nama Peserta : dr. Sevita Nuril Firdausi
dr. Fadlan Adima Adrianta
Nama Wahana : RSUD Tongas Probolinggo
Topik : Hiperglikemia Krisis
Tanggal Kasus : 9 Maret 2015
Nama Pasien : Ny. B No RM : 020591
Tanggal Presentasi : 03 Februari 2014 Nama Pendamping : dr. Adi Nugroho, MM.Kes
Tempat Presentasi : Ruang Pertemuan RSUD Tongas
Obyektif Presentasi :
☐ Keilmuan ☐ Ketrampilan ☐ Penyegaran ☐ Tinjauan Pustaka
☐ Diagnostik þ Manajemen ☐ Masalah ☐ Istimewa
☐ Neonatus ☐ Bayi ☐ Anak ☐ Remaja þ Dewasa ☐ Lansia ☐ Bumil
☐ Deskripsi : Wanita, 65 tahun, dengan penurunan kesadaran
☐ Tujuan : Manajemen pasien hiperglikemia krisis
Bahan bahasan : ☐ Tinjauan
Pustaka
☐ Riset þ Kasus ☐ Audit
Cara Membahas : ☐ Diskusi þ Presentasi dan
diskusi
☐ Email ☐ Pos
Data pasien : Nama : Ny. B Nomor Registrasi : 020591
Nama Klinik : RSUD Tongas Telepon : - Terdaftar sejak :
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis : Hiperglikemia Krisis, Pasien datang dari UGD dengan keluhan
penurunan kesadaran sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien ditemukan tidak sadar
setelah bangun tidur, sebelumnya sejak siang pasien sudah mengeluh demam
2. Riwayat Pengobatan : Pasien tidak rutin minum obat hipertensi dari bidan (nama obat lupa).
3. Riwayat kesehatan / Penyakit : -
4. Riwayat Keluarga : Riwayat kencing manis, hipertensi pada keluarga pasien disangkal
5. Riwayat Pekerjaan : ibu rumah tangga
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik : Sejak suami meninggal pasien sering mengeluh sakit,
pasien tidak memiliki anak dan tinggal bersama seluruh keluarga besar
Daftar Pustaka :
1. Abbas E et al, 2006. Hyperglycemic crises in patients with diabetes mellitus.American
![Page 2: borang hiperglikemia krisis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/563dbab4550346aa9aa75bd7/html5/thumbnails/2.jpg)
Diabetes Association. Diabetes Care volume 29, num 12, december 20062. Guyton, A.C. & Hall, J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi kesembilan,
Setiawan, Tengadi, K.A., Santoso, A., (penerjemah). EGC. Jakarta, hal. 761-762, 1021-1022, 1053
3. Gaglia JL, Wyckoff J, Abrahamson MJ . Acute hyperglycemic crisis in elderly. Med Cli N
Am 88: 1063-1084, 2004.
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis Hiperglikemia Krisis
2. Manajemen Hiperglikemia Krisis
3. Perbedaan KAD dan SHH
4. Edukasi mengenai kondisi, perjalanan, dan prognosis penyakit
1. SUBYEKTIF :
Pasien datang dari UGD dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 1 jam sebelum
masuk rumah sakit, pasien ditemukan tidak sadar setelah bangun tidur, sebelumnya sejak
siang pasien sudah mengeluh demam. Sebelumnya pasien tidak mengeluhkan mual,
muntah maupun pusing. Saat di HCU pasien sudah sadar dan bisa berkomunikasi namun
masih terlihat agak lemah. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang lalu dan
pasien rutin berobat ke bidan, riwayat kencing manis disangkal, riwayat lemah separuh
badan disangkal, riwayat stroke disangkal, riwayat tidak sadar sebelumnya juga disangkal
2. OBYEKTIF
VS : TD : 159/88 mmHg, Nadi : 99x/menit, RR : 24x/menit, T : 36,5 C
Kulit :
Tekstur dan turgor normal, ditemukan hiperpigmentasi pada lipatan payudara
Kepala Leher :
bentuk kepala normal, simetris, pembengkakan KGB leher (-), bruit (-), JVP R + 0 cm H2O
(300C)
Mata :
conjunctiva anemis (-/-), sclera icteric (-/-), massa (-), perdarahan (-), pupul bulat isokor
3mm/3mm
Thorax :
Cor : Ictus invisible, palpable at ICS VI 2 cm MCL S, thrill (-)
RHM ~ SL D
![Page 3: borang hiperglikemia krisis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/563dbab4550346aa9aa75bd7/html5/thumbnails/3.jpg)
LHM ~ ictus, cardiac waist (+)
S1S2 single reguler, murmur (-)
Pulmo : Statis D=S, Dinamis D=S, SF D=S
Sonor at all area of lung D/S
Breath Sound : v v
v v
v v
Ronchi : - -
- -
- -
Wheezing : - -
- -
- -
tunggal reguler
Abdomen
Soefl Flat, liver span 8 cm, traube space tympani, BU (+) normal, shifting dullness (-), liver
dan spleen tdak teraba
Ekstremitas
akral hangat (+)
genu D/S : edema (-/-), hiperemi (-/-)
Alat kelamin : tidak diperiksa
Rektum : tidak diperiksa
Neurologi :
Motori
k :
5 5
5 5
Sensorik
:
N N
N N
![Page 4: borang hiperglikemia krisis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/563dbab4550346aa9aa75bd7/html5/thumbnails/4.jpg)
Lasseque : -
Patrick : -
Kontrapatrick : -
Bicara : dalam batas normal
Lab : (9 Maret 2015)
Foto Thoraks
Lab Nilai
Eritrosit 4,60 (N= 4,0-5,5)
Leukosit 9100 (N= 4300-10300)
Hemoglobin 11,0 (N= 12,5-16,0)
Hematokrit 35 (N= 40-47)
Trombosit 306000 (N=150000-
390000)
LED 80 (N= 20/jam I)
GDS 542 (N= 150 mg/dl)
Kolesterol
Total
170 (N= <200)
TG 85 (N=<200)
![Page 5: borang hiperglikemia krisis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/563dbab4550346aa9aa75bd7/html5/thumbnails/5.jpg)
3. ASESSMENT : Hiperglikemia Krisis
Hiperglikemia krisis merupakan suatu komplikasi akut dari diabetes melitus ditandai
dengan tingginya kadar gula darah tubuh yang terdiri dari Ketoasidosis diabetik
(disingkat KAD) dan status hiperglikemia hiperosmolar (disingkat SHH). Manifestasi
utamanya adalah kekurangan insulin dan hiperglikemia yang berat. SHH terjadi ketika
defisiensi insulin yang relatif (terhadap kebutuhan insulin) menimbulkan dehidrasi dan
akhirnya menyebabkan kondisi hiperosmolaritas. KAD terjadi bila kekurangan insulin
yang berat tidak saja menimbulkan hiperglikemia dan dehidrasi yang berat tapi juga
mengakibatkan produksi keton meningkat serta asidosis. Diagnosis KAD ditegakkan bila
ditemukan hiperglikemia (≥ 250 mg/dL), ketosis darah atau urin, dan asidemia (pH <
7.3). Pada semua krisis hiperglikemik, hal yang mendasarinya adalah defisiensi insulin,
relatif ataupun absolut, pada keadaan resistensi insulin yang meningkat. Kadar insulin
tidak adekuat untuk mempertahankan kadar glukosa serum yang normal dan untuk
mensupres ketogenesis. Hiperglikemia sendiri selanjutnya dapat melemahkan kapasitas
sekresi insulin dan menambah berat resistensi insulin sehingga membentuk lingkaran
setan dimana hiperglikemia bertambah berat dan produksi insulin makin kurang.
Proses dari SHH biasanya muncul setelah beberapa hari sampai beberapa minggu,
sedangkan waktu perubahan episode KAD akut pada penderita baik DM tipe 1 atau 2
tampaknya lebih singkat. Meskipun gejala pada diabetes yang tidak terkontrol dapat
muncul selama beberapa hari, perubahan metabolik khas KAD biasanya akan nampak
dalam waktu yang cukup singkat (<24 jam). Gambaran klinis klasik pasien KAD yaitu
riwayat poliuri, polidipsi, penurunan berat badan, muntah, nyeri abdomen, dehidrasi,
lemah, perubahan status mental dan koma. Temuan fisik yaitu turgor kulit yang
menurun, pernafasan kussmaul, takikardi, hipotensi, perubahan status mental, syok, dan
bahkan koma. Hampir 25% dari pasien KAD mengalami muntah-muntah, yang bewarna
seperti kopi. Status mental dapat bervariasi dari sadar penuh hingga lethargy atau koma,
dimana lebih sering terjadi pada pasien SHH. Meskipun infeksi adalah faktur pencetus
utama baik pada KAD maupun SHH, pasien dapat bersuhu normal maupun hipotermia,
disebabkan vasodilatasi perifer. Hipotermia yang parah bila terjadi, merupakan tanda
prognosis yang buruk. Nyeri abdomen terkadang dapat menjadi mirip dengan akut
abdomen, muncul pada 50-75% kasus KAD. Nyeri abdomen biasanya membaik seiring
dengan koreksi dari hiperglikema dan metabolik asidosis. Gejala klinis yang paling
umum dari pasien SHH adalah perubahan sensoris. Pemeriksaan fisik didapatkan tanda
![Page 6: borang hiperglikemia krisis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/563dbab4550346aa9aa75bd7/html5/thumbnails/6.jpg)
dehidrasi dengan berkurangnya turgor kulit, lemah, takikardi, dan hipotensi. Demam oleh
karena infeksi yang mendasari sering didapatkan, dan tanda asidosis (nafas kussmaul,
bau nafas aseton) biasanya tidak ditemukan. Pada beberapa pasien, tanda neurologis
fokal (hemiparesis, hemianopsia) dan kejang (kejang motorik parsial lebih sering
daripada kejang umum) dapat menjadi temuan klinis yang dominan,
Evaluasi Laboratorium awal pasien dengan kecurigaan KAD atau SHH meliputi
penentuan kadar glukosa plasma, urea nitrogen/kreatinin serum, keton, elektrolit
(dengan anion gap), osmolaritas, analisa urine, benda keton urin dengan dipstik, analisa
gas darah pemeriksaan sel darah lengkap dengan hitung jenis. Elektrokardiogram, x-ray
thorak, urin lengkap, sputum atau kultur darah dapat diperiksakan jika terdapar indikasi.
HbA1c dapat menjadi bermanfaat untuk menentukan apakah episode akut ini
merupakan akumulasi bertahap proses diabetes yang belum diketahui atau tidak
terkontrol sebelumnya atau merupakan episode akut nyata pada pasien diabetes yang
terkontrol dengan baik.
Pada kasus diatas, pasien datang dengan penurunan kesadaran. Saat perawatan di unit
gawat darurat RSUD tongas, didapatkan gula darah yang tinggi yaitu 542 mg/dL. Hasil
pemeriksaan gula darah tersebut menunjukkan, bahwa pasien dalam keadaan
hiperglikemia krisis yang mungkin menjadi penyebab dari penurunan kesadaran pasien.
Untuk dapat mengetahui bahwa pasien termasuk dalam kodisi KAD atau SHH masih
diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Kebehasilan pengobatan KAD dan SHH membutuhkan koreksi dehidrasi, hiperglikemia
dan gangguan keseimbangan elektrolit; identifikasi komorbid yang merupakan faktor
presipitasi; dan yang sangat penting adalah perlu dilakukan monitoring pasien yang
ketat. Faktor presipitasi diobati, serta langkah-langkah pencegahan rekurensi perlu
dilaksanakan dengan baik
3. PLAN
Planning Diagnosa :
Darah Lengkap, GDS, Foto Thorax AP, Kolesetrol
Planning Terapi : (UGD 9-Maret-2015)
- Inf NS 1000 cc/24 jam
- Ranitidin 2x1 amp
- Mecobalamin 2x 1 amp
- Paramol 2x500 jika perlu
- GDA = 542 mg/dl RCI 3x6 unit sampai 3x
![Page 7: borang hiperglikemia krisis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/563dbab4550346aa9aa75bd7/html5/thumbnails/7.jpg)
- GDA = 372 mg/dl RCI 3x4 unit
Planning Monitoring :
Vital Sign, GCS
Keluhan Pasien
Planning Edukasi :
Edukasi kondisi dan keadaan pasien kepada keluarga