SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi...

76
IDENTIFIKASI TUMBUHAN INVASIVE DAN ENDEMIK SEBAGAI TANAMAN TUTUPAN DI PERKEBUNA KARET DAN SAWIT MILIK MASYARAKAT DI DESA GADING JYA NKABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI SKRIPSI Oleh DENTI HUSNUL JULAIHA NIM. TB.131034 PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Transcript of SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi...

Page 1: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

IDENTIFIKASI TUMBUHAN INVASIVE DAN ENDEMIK SEBAGAI TANAMAN TUTUPAN DI PERKEBUNA

KARET DAN SAWIT MILIK MASYARAKAT

DI DESA GADING JYA NKABUPATEN

MERANGIN PROVINSI JAMBI

SKRIPSI

Oleh

DENTI HUSNUL JULAIHA

NIM. TB.131034

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2018

Page 2: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

IDENTIFIKASI TUMBUHAN INVASIVE DAN ENDEMIK SEBAGAI TANAMAN TUTUPAN DI PERKEBUNAN

KARET DAN SAWIT MILIK MASYARAKAT

DI DESA GADING JAYA KABUPATEN

MERANGIN PROVINSI JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Strata 1 Dalam Ilmu Pendidikan Biologi

Oleh

DENTI HUSNUL JULAIHA

NIM. TB.131034

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Page 3: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

ii

IDENTIFIKASI TUMBUHAN INVASIVE DAN ENDEMIK

SEBAGAI TANAMAN TUTUPAN DI PERKEBUNAN

KARET DAN SAWIT MILIK MASYARAKAT

DI DESA GADING JAYA KABUPATEN

MERANGIN PROVINSI JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Strata 1 Dalam Ilmu Pendidikan Biologi

Oleh

DENTI HUSNUL JULAIHA

NIM. TB.131034

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2018

Page 4: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

iii

KEMENTERIAN AGAMA RI UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI FAKULTASTARBIYAH DAN KEGURUAN

Alamat:FakultasTarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi. Jl. Jambi-Ma.BulianKm.16 Simp.Sungai Duren Kab.Muaro Jambi 36363

Hal : Nota Dinas Lamp : - Kepada Yth. Bapak Dekan FakultasTarbiyah Dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Di Jambi Assalamualaikum Wr.Wb. Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengkoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara/i: Nama : Denti Husnul Julaiha NIM : TB. 131034 Jurusan/Prodi : Pendidikan Biologi Judul : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman

Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik Masyarakat di Desa Gading Jaya Kabupaten Merangin Provinsi Jambi

Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan/progam studi Pendidikan Biologi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1). Denganini kami harapkan agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut di atas dapat segera di munaqasyahkan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Wassalamualaikum Wr.Wb

Jambi, Mei 2018

Mengetahui, Pembimbing I

Dr. Abd. Malik, M.Si NIP. 197112312000031007

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

KodeDokumenKodeFormulirBerlakuTanggalNo RevisiTanggalRevisiHalaman

In. 08-PP-05-01

In.08-FM-PP-05-03

05-10-2013 R-O - 1 dari 1

Page 5: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

iv

KEMENTERIAN AGAMA RI UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI FAKULTASTARBIYAH DAN KEGURUAN

Alamat:FakultasTarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi. Jl. Jambi-Ma.BulianKm.16 Simp.Sungai Duren Kab.Muaro Jambi 36363

Hal : Nota Dinas Lamp : - Kepada Yth. Bapak Dekan FakultasTarbiyah Dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Di Jambi

Assalamualaikum Wr.Wb. Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengkoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara/i: Nama : Denti Husnul Julaiha NIM : TB. 131034 Jurusan/Prodi : Pendidikan Biologi Judul : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman

Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik Masyarakat di Desa Gading Jaya Kabupaten Merangin Provinsi Jambi

Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan/progam studi Pendidikan Biologi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1). Denganini kami harapkan agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut di atas dapat segera di munaqasyahkan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Wassalamualaikum Wr.Wb

Jambi, Mei 2018

Mengetahui, Pembimbing II

Fery Kurniawan S.Pd, M. Si NIP. 198312102011011009

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

KodeDokumenKodeFormulirBerlakuTanggalNo RevisiTanggalRevisiHalaman

In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 05-10-2013 R-O - 1 dari 1

Page 6: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

Scanned by CamScanner

Page 7: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

v

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

Alamat : Jl. Jambi-Ma. Bulian, KM. 16, Simp Sungai Duren Muara Jambi, 36363

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S.1) dari Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya

saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari

hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,

kaidah, dan etika penlisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan hasil

karya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian tertentu,

saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan

yang berlaku.

Jambi, Mei 2018

Denti Husnul Julaiha

TB 131 034

Page 8: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

PERSEMBAHAN

Alhamdullilah...Alhamdulillah…Alhamdullilahirobbil’alamin…

Sujud syukur ku persembahkan kepadamu Ya Alla, yang maha Agungnan Maha Tinggi nan

Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu yang telahmenjadikanku manusia yang

Senantiasa berfikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalanikehidupan ini. Semoga

Keberhasilanku ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraihcita-cita besarku.

Kupersembahkan karya tulis kecil ini untuk Ibunda tercinta Rumianikdan Ayahanda Bambang Sutiono

Yang cinta kasihnya tak kan terbalas hingga akhir zaman.

Untuk mbak sekaligus bundaku Dewi Ribudia Ningsih dan maskuDedi Soliqul Hadi

Yang tanpa mereka sadari selalu memberikan motivasi bagiku.

Teruntuk penyemangatku DH², seluruh teman-teman seperjuanganBiologi 2013 terimakasih atas bantuan do’a, nasehat, hiburan dan

semangat yang kalian berikan.

Untuk ribuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akandikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna,

hidup tanpa mimpi ibarat arus sungai yang mengalir tanpa tujuan.Teruslah belajar, berusaha dan berdo’a untuk menggapainya.

Jatuh berdiri lagi, kalah mencoba lagi dan gagal bangkit lagi

“Amin ya robbal alamin”

vi

Page 9: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

MOTTO

نن مم نل م نز نونأنن بسببلل م نها م بكنم ممفيه نك منل نسنل نهلدا منو نم نض م نر ننل بكبم ما نل منل نجنع ا للمذي منشلت تت م نن منننبا مم لجا م نزنوا نجننا ممبمه منأ نخنر لء منفنأ نما مء م لسنما ىىا ل

Artinya : “Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagaihamparan dan yang telah menjadikan bagimu dibumi itu jalan-jalan dan menurunkan dari langit airhujan. Maka kami tumbuhkan dengan air hujan ituberjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yangbermacam-macam” (Thaha : 53) (Anonim, 1977 :146).

vii

Page 10: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan

rahmat serta karunia-Nya, .kepada peneliti terutama dalam rangka menyelesaikan

skripsi ini. Shalat serta salam selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW,

untuk keluarga, para sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga hari kiamat dan

semoga Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun dan

membawa manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh dengan ilmu

pengetahuan seperti saat ini.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Strata 1 Pendidikan Biologi pada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini mendapat banyak

masukan-masukan maupun arahan dan bimbingan dari berbagai pihak terutama

dari dosen pembimbing dan rekan-rekan peneliti lainnya. Untuk itu melalui

kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang tulus kepada yang

terhormat:

1. Bapak Dr. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN Suthan Thaha Saifuddin

Jambi.2. Bapak Dr. H. Kasful Anwar Us, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Suthan Thaha Saifuddin Jambi.3. Ibu Reny Safita, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.4. Bapak Dr. Abd Malik M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Fery

Kurniawan S.Pd, M,Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan

waktu dan mencurahkan pikirannya demi mengarahkan peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.5. Bapak Nur Widyanto selaku Lurah Desa Gading Jaya yang telah memberikan

kemudahan kepada peneliti dalam memperoleh data di lapangan.6. Ibu Dr. Nurainas, M.Si selaku kepala laboratorium herbarium Universitas

Andalas dan kakak-kakak yang telah membantu peneliti selama melakukan

identifikasi di laboratorium herbarium Universitas Andalas.

viii

Page 11: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

7. Orang tua dan keluarga terutama Ibu peneliti yang telah memberikan motivasi

tiada henti sehingga menjadi kekuatan pendorong bagi peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti

khususnya dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan umumnya. Amin ya Robbal

‘Alamin.

Jambi, Mei 2018 Peneliti

Denti Husnul JulaihaNIM. TB. 131034

ix

Page 12: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

ABSTRAK

Nama : Denti Husnul Julaiha

NIm : TB 131034

Jurusan : Pendidikan Biologi

Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik SebagaiTanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit MilikMasyarakat di Desa Gading Jaya Kabupaten MeranginProvinsi Jambi

Tanaman penutup tanah atau yang lebih dikenal dengan sebutan covercrop adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam untuk melindungitanah dari ancaman kerusakan oleh erosi dan untuk memperbaiki sifat kimia dansifat fisik tanah. Tanaman penutup tanah berperan sebagai (1) menahan ataumengurangi daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran air di ataspermukaan tanah, (2) menambah bahan organik tanah melalui batang, rantingdan daun mati yang jatuh dan (3) melakukan transpirasi yang mengurangikandungan air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenistumbuhan tutupan yang ada di perkebunan karet dan sawit apakah tumbuhantersebut bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Penelitian ini dilakukan denganmetode deskriptif kualitatif dengan tekhnik observasi dan pengambilan sampeljenis tumbuhan yang ada di sekitar perkebunan karet dan sawit kemudiansampel tumbuhan dibuat herbarium kering lalu dilakukan identifikasi dilaboratorium herbarium, Universitas Andalas Padang. Hasil penelitian ini penelitimendapatkan 15 sampel, yaitu Asystasia gangetica (L.) T. Anderson,Stenochlaena palustris (Burm.f) Bedd, Cyperus sphacelatus Rottb,Calopogonium mucunoides Desv, Lygodium flexuosum (L.) Sw, Clidemia hirta(L.) D. Don, Melastoma malabathricum L., Passiflora foetida L., Imperatacylindrical (L.) Raeusch., Pennisetum polystahyon Schult., Polypodium verrosumHook., Pityrogramma calomelanos (L.) Link., Spermacoce alata Aubl.,Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl., Lantara camara L. Masyarakat DesaGading Jaya Kabupaten Merangin Provinsi Jambi masih banyak yang belummengetahui apa itu tumbuhan Invasive dan Endemik dan juga belom banyaktahu tentang manfaat dari tumbuhan yang ada disekitar perkebunan karet danjuga sawit.

Kata kunci : Invasive dan Endemik, Tanaman Tutupan, Karet dan Sawit, DesaGading Jaya Kabupaten Merangin Provinsi Jambi

x

Page 13: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

ABSTRACT

Name : Denti Husnul JulaihaNIM : TB 131034Major : Biology EducationThesis Title : Identification of Invasive and Endemic Plants as Cover Plants

at Rubber Plantations and Community-Owned Palm Oil in Gading Jaya Village, Merangin District, Jambi Province

Cover plants or better known as cover crops are plants specificallyplanted to protect the soil from the threat of damage by erosion and to improvethe chemical properties and physical properties of the soil. Soil cover crops actas (1) resisting or reducing the destructive power of falling rain drops andwatercourses above the soil surface, (2) adding to soil organic matter throughfallen stems and twigs and (3) transpiring reduce ground water content. Thisstudy aims to determine the types of plant cover that is in rubber and oil palmplantations whether the plant is beneficial to the surrounding environment. Thisresearch was conducted by qualitative descriptive method with observationtechnique and sampling of plant species that exist around rubber plantation andpalm and then plant sample made dried herbarium then do identification atherbarium laboratory, Andalas University of Padang. In this study the researchersobtained 15 samples, namely Asystasia gangetica (L.) T. Anderson,Stenochlaena palustris (Burm.f) Bedd, Cyperus sphacelatus Rottb,Calopogonium mucunoides Desv, Lygodium flexuosum (L.) Sw, Clidemia hirta(L.) D. Don, Melastoma malabathricum L., Passiflora foetida L., Imperatacylindrical (L.) Raeusch., Pennisetum polystahyon Schult., Polypodium verrosumHook., Pityrogramma calomelanos (L.) Link., Spermacoce alata Aubl.,Stachytarpheta jamaicensis ( L.) Vahl., Lantara camara L. Community of GadingJaya Village Merangin District Jambi Province is still a lot who do not know whatInvasive and Endemic plants and also belom many know about the benefits ofplants that exist around the rubber plantation and also palm.

Key words: Invasive and Endemic, Cover Plants, Rubber and Palm, Village Gading Jaya Merangin District Jambi Province

xi

Page 14: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

DAFTAR ISI

Isi Judul Halaman

Halaman Sampul............................................................................................ i

Halaman Judul............................................................................................... ii

Nota Dinas...................................................................................................... iii

Pernyataan Orisinalitas ............................................................................... v

Persembahan................................................................................................. vi

Moto ............................................................................................................... vii

Kata Pengantar ............................................................................................. viii

Abstrak........................................................................................................... x

Abstract ......................................................................................................... xi

Daftar Isi......................................................................................................... xii

Daftar Tabel ................................................................................................... xiv

Daftar Gambar................................................................................................ xv

Daftar Lampiran............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah.............................................................................. 7

C. Batasan Masalah.................................................................................. 7

D. Rumusan Masalah................................................................................ 7

E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian................................................................................ 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik........................................................................................ 9

B. Studi Relevan....................................................................................... 24

C. Kerangka Fikir....................................................................................... 27

xii

Page 15: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................... 28

B. Alat dan Bahan..................................................................................... 28

C. Jenis dan Sumber Data........................................................................ 28

D. Prosedur Kerja...................................................................................... 29

E. Jadwal Penelitian.................................................................................. 32

BAB IV TEMUAN PENELITIAN

A. Temuan Umum..................................................................................... 34

B. Temuan Khusus dan Pembahasan...................................................... 34

BAB V PENUTUP

D. Kesimpulan........................................................................................... 54

E. Saran.................................................................................................... 55

xiii

Page 16: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 2. 1 Tumbuhan Spesies Endemik................................................................... 14

Tabel 2. 2 Study Relevan......................................................................................... 25

Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian..................................................................................... 32

Tabel 4. 1 Sampel tumbuhan dari perkebunan......................................................... 35

Tabel 4. 2 Jenis flora Invasive di perkebunan karet dan sawit.................................. 54

xiv

Page 17: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 1.1 J. E, Teysmann Pengawas Pemerintahan............................................ 4

Gambar 1.2 D.F, Pryce Pengintroduksi pertama tanaman kelapa sawit................... 4

Gambar 1.3 Kelapa sawit yang diintroduksi ke kebun Raya Bogor,1848................. 4

Gambar 1.4 Kelapa Sawit Pada Masa Kini.............................................................. 4

Gambar 1.5 Petani sedang menyadap karet............................................................ 5

Gambar 2.1 Tanaman Penutup Tanah (Mucuna bracteata)...................................... 10Gambar 3. 1 Desain petak pengambilan sampel..................................................... 29Gambar 4.1 Asystasia gangetica (L.) T. Anderson................................................... 36Gambar 4.2 Stenochlaena palustris (Burm.f.) Bedd................................................. 37Gambar 4.3 Cyperus sphacelatus Rott.................................................................... 38Gambar 4.4 Calopogonium mucunoides Desv......................................................... 39Gambar 4.5 Lygodium flexuosum (L.) Sw................................................................ 40Gambar 4.6 Clidemia hirta (L.) D. Don..................................................................... 42Gambar 4.7 Melastoma malabathricum L................................................................ 43Gambar 4.8 Passiflora foetida L............................................................................... 45Gambar 4.9 Imperata cylindrica (L.) Raeusch.......................................................... 46Gambar 4.10 Pennisetum polystachyon Schult........................................................ 47Gambar 4.11 Polypodium verrucosum Hook............................................................ 48Gambar 4.12 Pityrogramma calomelanos (L.) Link.................................................. 50Gambar 4.13 Spermacoce alata Aubl...................................................................... 51Gambar 4.14 Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl................................................. 52Gambar 4.15 Lantara camara L............................................................................... 53Gambar 4. 16 Diagram Perbandingan..................................................................... 55Gambar 4. 17 Denah Lokasi Pengambilan Sampel Tumbuhan………………………. 57

xv

Page 18: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangIndonesia memiliki kekayaan flora dan fauna serta kehidupaan liar lainnya

yang mengundang perhatian dan kekaguman berbagai pihak baik di dalam

maupun di luar negeri. Tercatat tidak kurang sekitar 10% jenis tumbuhan

berbungan dari total keseluruhan tumbuhan berbunga yang ada di dunia, 12%

jenis mamalian dunia, 16% jenis reptil dan amfibi dunia, 17% jenis burung dunia,

serta 25% jenis ikan dunia yang dikenal manusia terdistribusi dari perairan

Indonesia. Dengan keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh negara Indonesia

tidak salah jika dunia menjuluki negara kita sebagai “megabiodiversity country”

atau negara megabiodiversitas (Pipit dan Diah, 2008, h.114).Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di daerah tropis

yang memiliki tingkat keragaman ekosistem yang paling tinggi di dunia, tidak

kurang 47 macam ekosistem, mulai dari ekosistem perairan laut, rawa, savana,

hutan hujan sampai ekosistem alpine dipegunungan jayawijaya provinsi Papua

yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati dan tingkat endemisme yang

tinggi. Indonesia merupakan negara kepulauan yang di pisahkan oleh laut. Salah

satu pulau besar di Indonesia yang juga memiliki keanekaragaman hayati yang

tinggi yaitu pulau Sumatera. Menurut laporan kunci Kenaekaragaman Hayati

(KBA) Sumatera (2007) terdapat sebanyak 248 spesies yang tercatat memiliki

status terancam secara global. Kesimpulan ini baru terungkap pada tahun 2006

berdasarkan Daftar Merah (Red List) Spesies terancam yang di keluarkan oleh

IUCN (Anonim, 2011, h.3).Pesatnya perkembangan penduduk diikuti peningkatan kebutuhan yang

semakin kompleks memaksa banyak jalur hijau beralih fungsi menjadi

bangunan fisik, jalan raya dan perkebunan yang dapat merusak

keanekaragaman hayati. Seiring dengan hal tersebut pemerintah dituntut untuk

melakukan pembangunan di segala bidang serta membuka kesempatan seluas-

luasnya bagi investor lokal maupun asing untuk mengembangkan usahanya

dinegeri ini bagi peningkatan kesejahteraan dan kemajuan bangsa. Pembukaan

areal dan pembangunan fisik pun terus berlangsung hingga kini, baik untuk

1

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 19: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

2

pemukiman, tambang dan industri. Akibatnya lambat laun terjadi ketimpangan

ekologi yang ada disekitarnya dan kini juga telah sering kita rasakan dampaknya

berupa banjir dan kekeringan.Banyak faktor yang dapat menyebabkan kerusakan hutan, baik yang

berasal dari luar hutan maupun faktor-faktor yang berhubungan dengan

perkembangan hutan itu sendiri. Penyebab kerusakan hutan dapat terdiri dari

organisme hidup atau faktor-faktor lingkungan fisik seperti patogen, serangga

dan hewan hama, faktor lingkungan abiotik, tumbuhan pengganggu, kebakaran

maupun satwa liar dan penggembalaan ternak (Sumardi, 2004, h.5).Sebagai

salah satu kawasan konservasi pengelolaan pertanian Desa GadingJaya kabupaten Merangin yang berjarak 320 km menuju kota Jambi juga

diarahkan agar dapat memenuhi fungsinya sebagai wilayah resapan air yang

mampu menjaga daerah di sekitarnya dari ancaman banjir dan longsor di musim

hujan serta ancaman kekeringan saat musim kemarau.Di sisi lain luas kawasan konservasi yang ditetapkan untuk menunjang

keseimbangan tata air bagi wilayah di sekitarnya tidak banyak mengalami

peningkatan karena tekanan perkembangan penduduk, bahkan cenderung

mengalami degradasi fungsi akibat berbagai faktor, seperti kurangnya

pemahaman masyarakat sekitar tentang exsitu dan salah satu di antara yang

lainnya adalah terhambatnya regenerasi jenis endemik akibat masuknya jenis

tumbuhan asing yang dapat mengganggu keberadaan tanaman yang sedang di

budidayakan. Beberapa di duga invasif atau lebih dikenal invasive alien spesies

(IAS).Invasive alien spesies (IAS) telah menjadi perhatian di dunia, hal ini

disebabkan dampak negatif yang di timbulkan oleh perkembangan IAS yang

tidak terkendali dilokasi tertentu sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan

dan kerugian ekonomi (Kementan, 2011, h.7). Spesies asing invasif diakui

sebagai salah satu ancaman yang mengarah ke keanekaragaman hayati dan

juga membebankan biaya yang sangat besar pada pertanian, kehutanan,

perikanan, dan perusahaan manusia lainnya, seperti halnya pada kesehatan

manusia (Wittenberg and cock, 2003, h.428).Salah satu spesies pendatang itu adalah sembung rambat (Micania

micranta), bungan tahi ayam (Lantana camara), dan putri malu (Mimosa pigra)

yang berasal dari Amerika. Spesies tumbuhan invasif yang palig serius

mengancam ekologi tumbuhan disuatu habitat adalah spesies yang memiliki

Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUIN STS Jambi

Page 20: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

3

perkembangan generatif dan vegetatif yang baik dan penyebarannya mudah,

terutama yang memiliki habitus semak, liana, herba, pohon dan palem (Biotrop,

2011, h.3).Selain tumbuhan invasif yang disebutkan di atas, di desa Gading Jaya

kabupaten Merangin banyak tumbuhan kelapa sawit dan juga karet yang dapat

merusak atau mengancam keanekargaman hayati di Indonesia secara perlahan.

Faktanya, setelah hutan di tebang dan di bakar kemudian di alihkan menjadi

perkebunan sawit dan juga karet banyak tumbuhan dan hewan yang hampir

punah, seperti orangutan, harimau sumatera, badak sumatera, gajah sumatera,

kambing hutan sumatera, lutra sumatera, macan dahan sumatera, kluwak,

mundu, matoa, sukun berbiji yang sekarang menjadi hewan dan tumbuhan

langka di Indonesia (Wijana, 2014, h.46).Irwanto (2007) menyatakan bahwa keanekaragaman hayati adalah

jumlah jenis yang dapat di tinjau dari tingkat sebagai berikut : 1) pada tingkat gen

dan kromosom merupakan pembawa sifat keturunan, 2) pada tingkat jenis yaitu

berbagai golongan mahkluk yang mempunyai susunan gen tertentu, 3) pada

tingkat ekosistem atau ekologi yaitu tempat jenis itu melangsungkan

kehidupannya dan berinteraksi dengan faktor biotik dan abiotik.Berawal dari empat benih kelapa sawit yang diintroduksikan pada tahun

1848, industri kelapa sawit Indonesia terus berkembang hingga menjadi

penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Catatan paling awal mengenai

introduksi kelapa sawit ke Indonesia (dahulu disebut Netherland India atau

Hindia Belanda) tercantum dalam Hunger (1917), Rutgers (1922) and Hunger

(1924) yang menyebutkan bahwa terdapat empat bibit kelapa sawit yang ditanam

di Buitenzorg Botonbical Garden (Kebun Raya Bogor) pada tahun 1848 oleh D.T

Pryce, sementara dua bibit yang lainnya diintroduksikan dari Amsterdam pada

Maret 1848. Rutgers (1922) menduga bahwa bibit dari Amsterdam juga berasal

dari kelompok yang sama dengan bibit yang berasal dari Bourbon. Laporan

resmi pertama mengenai tanaman kelapa sawit yang diintroduksikan oleh D.T.

Pryce di Bogor di tulis pada 23 Maret 1850 oleh J.E. Teysmann, seorang

pengawas Pemerintahan (Intendant Gouvernements-hotels), yang isinya sebagai

berikut : Elaeis guineensis dari Hortus Botanicus Amsterdam yang di bawa oleh

D.T. Pryce telah diterima, Palma ini merupakan tanaman yang menghasilkan

minyak (Hunger, 1924).

Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUIN STS Jambi

Page 21: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

4

Gambar 1. 1. J.E, Teysmann Gambar 1. 2.D.F, Pryce Pengawasan Pengintroduksi Pemerintahan kelapa sawit

Gambar 1. 3. Kelapa sawit yang Gambar 1. 4. Kelapa sawit diintroduksi ke kebun pada masa kini Raya Bogor pada tahun 1848

Selain perkebunan sawit, masyarakat juga mengalih fungsikan menjadi

perkebunan karet yang tidak kalah penghasilannya dari kelapa sawit. Berbeda

dengan sawit yang di ambil buahnya kemudian di jadikan minyak, kalau karet

yang diambil adalah lateksnya atau biasa disebut getahnya yang diambil dengan

cara melukai batangnya.Tanaman karet (Havea brasiliensis) adalah tanaman perkebunan tahunan

berupa pohon lurus. Pohon karet pertama kali hanya tumbuh di Brazil, Amerika

Selatan. Namun, setelah percobaan beberapa kali oleh Henry Wickham, pohon

ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara sehingga sampai sekarang Asia

Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUIN STS Jambi

Page 22: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

5

merupakan sumber karet alami. Di Indonesia, Malaysia dan Singapura tanaman

karet mulai dibudidayakan pada tahun 1876. Tanaman karet pertama di

Indonesia di tanam di Kebun Raya Bogor (Anonim, 2006).Karet merupakan produk dari proses penggumpalan getah tanaman karet

(lateks). Lateks adalah hasil utama dari pohon karet, dimana latek ini dapat dijual

atau diperdagangkan oleh masyarakat berupa lateks segar, slab atau koagulasi.

Selanjutnya produk-produk tersebut akan digunakan sebagai bahan baku pabrik

crumb rubber atau karet remah yang menghasilkan bahan baku untuk berbagai

industry hilir seperti ban, bola, sepatu karet, sarung tangan, baju renang, karet

gelang, mainan dari karet dan berbagai produk hilir lainnya. Selain itu,kayu karet

yang berasal dari kegiatan rehabilitasi kebun atau peremajaan kebun karet tua

yang sudah tidak menghasilkan lateks lagi dapat diperjualbelikan. Umumnya

kayu karet yang diperjual belikan berasal dari peremajaan kebun karet tua yang

diganti dengan tanaman karet muda. Kayu karet juga dapat digunakan sebagai

bahan bangunan rumah, kayu api dan arang.

Gambar 1. 5. Petani karet sedang menyadap karetPesatnya perkembangan penduduk di Desa gading jaya kabupaten

Merangin, membuat masyarakat yang dulunya berpenghasilan dari berkebun ubi

kayu dan padi mengubah dan mengalih fungsikan lahannya tersebut menjadi

perkebunan sawit dan karet, tetapi yang paling dominan perkebunan sawitnya.

Dengan jumlah penduduk 1870 jiwa dan 480 kk, 307 dari 480 kk berpenghasilan

dari sawit selebihnya 173 kk berpenghasilan dari karet.Dalam kegiatan pengalihan lahan dari perkebunan karet ke sawit

tersebut, masyarakat merupakan salah satu komponen yang dapat

mempengaruhi ekosistem. Pengaruh kegiatan pengalihan lahan masyarakat

Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUIN STS Jambi

Page 23: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

6

terhadap lingkungan memberikan dampak positif dan juga negatif, dampak

positifnya yaitu berupa penghasilan yang meningkat dan masyarakat desa

Gading Jaya kabupaten Merangin merasa tercukupi dari hasil sawit tersebut dan

dampak negatifnya keanekaragaman hayati khususnya gulma ataupun

tumbuhan yang biasanya tumbuh dan hidup di perkebunan karet menjadi

berkurang dan bahkan ada yang hilang. Selain pengalihan lahan, pertambahan

populasi manusia sangat cepat mengakibatkan pengambilan sumber daya alam

hayati oleh manusia dapat melebihi batas regenerasi dan reproduksi dari

organisme tersebut. Kenyataan semacam itu menyebabkan kepunahan pada

berbagai jenis mahkluk hidup, sehingga menurunkan keanekaragaman hayati.

Contohnya perburuan orangutan untuk membuat obat, gading gajah untuk

dikoleksi, perburuan beruang dan ular untuk pembuatan tas maupun jaket.Berkaitan dengan masalah-masalah tersebut maka peneliti tertarik dan

perlu dilakukan penelitian mengenai “Identifikasi Tumbuhan Invasive Dan

Endemik Sebagai Tanaman Tutupan Di Perkebunan Karet Dan Sawit Milik

Masyarakat di Desa Gading Jaya Kabupaten Merangin Provinsi Jambi”.

B. Identifikasi Masalah1. Adanya tumbuhan Invasive dan Endemik di perkebunan karet dan sawit2. Tidak semua masyarakat mengetahui tentang tumbuhan Invasive dan

Endemik

C. Batasan MasalahKarena keterbatasan penulis di lihat dari biaya, waktu, luasnya lingkup

penelitian, maka penelitian ini penulis batasi pada :1. Tumbuhan Invasive dan Endemik yang di amati mengamati berupa

keanekaragaman Flora pada tingkat semak dan perdu golongan

Spermatophyta2. Tumbuhan yang diamati adalah tumbuhan gulma invasive dan endemik yang

tumbuh disekitar tumbuhan sawit dan karet sampai pada tingkat genus3. Lokasi penelitian di Desa Gading Jaya terdiri dari 3 RT saja

D. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat dirumuskan

beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut :1. Bagaimana pengetahuan masyarakat mengenai tanaman penutup lahan

Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUIN STS Jambi

Page 24: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

7

2. Jenis Tumbuhan Invasive apa sajakah yang tumbuh di perkebunan karet dan

sawit milik masyarakat Desa Gading Jaya Kabupaten Merangin Provinsi

Jambi3. Jenis tumbuhan Endemik apa sajakah yang tumbuh di perkebunan karet dan

sawit milik masyarakat di Desa Gading Jaya Kabupaten Merangin Provinsi

Jambi

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ingin mengekplorasi jenis Tumbuhan Invasive di sekitar perkebunan karet di

Desa Gading Jaya Kabupaten Merangin Provinsi Jambi2. Ingin mengekplorasi jenis Tumbuhan Endemik di perkebunan sawit di Desa

Gading Jaya Kabupaten Merangin Provinsi Jambi

F. Manfaat PenelitianAdapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :1. Sebagai sumber informasi ilmiah mengenai tumbuhan Invasive dan Endemik

di perkebunan karet dan sawit milik masyarakat di Desa Gading Jaya

Kabupaten Merangin.2. Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan tentang tumbuhan Invasive dan

Endemik yang hidup di perkebunan karet dan perkebunan sawit milik

masyarakat di Desa Gading Jaya Kabupaten Merangin.3. Sebagai salah satu sumbangan informasi atau sebagai media belajar Biologi

pada pelajaran Taksonomi Tumbuhan.4. Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat tentang tumbuhan tutupan

yang ada di perkebunan karet dan perkebunan sawit.5. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1)

dalam ilmu pendidikan Biologi.

Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUIN STS Jambi

Page 25: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik1. Tanaman Penutup Tanah (Legume Cover Crops (LCC))

Tanaman penutup tanah adalah tumbuhan atau tanaman khusus di

tanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi dan untuk

memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah (Budiman, 2012: h. 113).Beberapa jenis LCC yng diianjurkan sebagai tanaman penutup tanah:

1) Centrosema pubescens Benth2) Calopogonium mucunoides Desv3) Pueraria phaseoloides4) Pueraria javanica5) Mucuna bracteata6) Mucuna cochinchinensis

Dari beberapa jenis LCC tersebut diatas, saat ini Mucuna Bracteata

merupakan jenis yang paling banyak digunakan karena memiliki beberapa

keunggulan yaitu pertumbuhannya cepat, produksi biomassa tinggi, tahan

terhadap naungan, tahan terhadap kekeringan, menekan pertumbuhan gulma,

dan tidak disukai ternak (Budiman, 201: h. 114).Mb ditemukan pertama kali di areal hutan negara bagian Tripura, India

Utara dan sudah ditanam secara luas sebagai penutup tanah di perkebunan

karet di Kerala, India Selatan. Di Indonesia penanaman Mb mulai dilakukan

sejak tahun 2000 di salah satu perkebunan besar swasta asing (Nurhawaty,

2015: h. 55).Di desa Gading Jaya peneliti masih jarang menemukan masyarakat

memakai tanaman penutup tanah dengan menggunakan Mucuna bracteata.

Untuk beberapa masyarakat, mereka lebih sering menyisipkan tanaman

jagung, ubi kayu dan kacang tanah untuk tanaman tutupan di perkebunan karet

dan sawit.

Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN STS Jambi

Page 26: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

10

Gambar 2. 1 Tanaman Penutup Tanah (Mucuna bracteata)

2. Spesies Invasive (Invasive Alien Species)Spesies invasive erat kaitannya dengan spesies asing (alien species),

maka seringkali disebut spesies asing invasive (invasive alien species).

Spesies asing invasive didefinisikan sebagai spesies pendatang dalam

suatu areal atau habitat tanaman yang dapat mendominasi tanaman asli,

dapat memperbanyak diri dan menyebabkan ancaman terhadap lingkungan

bahkan terhadap kesehatan manusia.Spesies asing invasive (IAS) juga telah disebut gulma, hama,

perambah, alien, invasives, eksotik atau non-pribumi. Mereka adalah hewan

asli daerah atau wilayah tertentu, tetapi telah diperkenalkan ditempat lain, baik

oleh kecelakaan atau sengaja. Spesies asing invasive dapat hewan (misalnya

tikus), tanaman (misalnya Lantana) dan mikroorganisme (misalnya korela). IAS

dapat ditemukan dalam rumah tangga sebagai tanaman hias, hewan

peliharaan atau hama atau di darat dan di air terrestrial sebagai olahraga air

(IASP, 2005, h.2).Menurut Sastroutomo spesies pendatang (invasive) juga disebut gulma

lingkungan yang merupakan jenis-jenis tumbuhan yang agresif, bukan

tumbuhan asli daerah itu (pendatang) yang mampu menguasai vegetasi alami

dan menghambat pertumbuhan jenis-jenis yang asli atau bahkan

memusnahkan (Sastroutomo, 1990, h.5).Spesies invasive dapat dianggap sebagai polutan biologi, dengan

dampak berpotensi parah terhadap ekosistem yang mereka huni. Seperti

polutan lainnya, mereka dapat mengubah komposisi jenis lingkungan yang

Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN STS Jambi

Page 27: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

11

mereka huni atau dampak funngsi normal dari ekosistem dengan mengubah

rezim kebakaran, hidrologi, siklus hara dan produktivitas. Tidak seperti polutan

lainnya, efek dari penjajah biologis cenderung meningkat dari waktu ke waktu

sebagai populasi yang ada memperluas, bahkan jika perkenalan baru

dihentikan (ESA.Org, 2004, h.3).Invasi biologi melalui jenis tidak asli merupakan salah satu ancaman

utama bagi ekosistem alam dan biodiversity, cara yang ditempuh oleh jenis

tidak asli mempengaruhi jenis asli dan ekosistem adalah banyak dan bersifat

tidak dapat diubah (ISSG.org, 2009, h.1).Pada umumnya, invasi terjadi karena suatu kompetisi. Spesies selalu

berkompetisi dengan spesies lain untuk mendapatkan sumber daya sebanyak-

banyaknya sehingga salah satu caranya adalah dengan tumbuh dan

berkembang biak secepat mungkin. Hal ini cukup mengeliminasi spesies asli

dari kompetisi memperebutkan sumber daya. Selain dengan tumbuh dan

berkembang dengan cepat, mereka juga melakukan interaksi yang kompleks

dengan spesies asli. Karakteristik spesies invasive menurut sukisman (2010) antara lain :

1) Mempunyai alat penyebaran yang mudah terbakar2) Biji dormansinya lama, akan pecah apabiila kondisi lingkungan sesuai

dan perkecambahan tidak serentak3) Biji berkecambah dalam cahaya, dan tidak dapat berkecambah dalam

gelap4) Kecambah terdapatasi dengan tempat terbuka dalam berbagai variasi

suhu dan kelembapan5) Tidak tergantung pada jenis tertentu6) Populasi tinggi dan mampu memproduksi biji sangat banyak dan

berkesinambungan 7) Tumbuh dan menjadi dewasa sangat cepat8) Tidak tergantung pada pollinator, dapat melakukan penyerbukan sendiri

atau apomixes9) Mampu berkompetisi interspesifik dengan berbagai cara

Sukisman (2010) dalam prinando (2011) juga mengatakan bahwa yang

paling menonjol dari karakteristik spesies tumbuhan asing invasive adalah :a) Cepat membangun naungan yang lebatb) Tumbuhan asing invasive juga dapat bersifat different phenology dan

tumbuh lebih dulu (pioneer) dibandingkan tumbuhan lainc) Tumbuhan asing invasive tidak mempunyai musuh alami, bahkan sifat

ini sangat menonjol pada tumbuhan asing invasive seperti

Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN STS Jambi

Page 28: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

12

Choromolaena odorata, Mimosa pigra, Mikania micrantha, dan lain

sebagainya.Preston dan William (2003) mengatakan bahwa spesies asing yang

invasive muncul sebagai salah satu ancaman utama bagi pembangunan

berkelanjutan, setara dengan pemanasan global dan penghancuran system

pendukung kehidupan. Alien ini datang dalam bentuk tanaman, hewan dan

mikroba yang telah diperkenalkan ke suatu area dari bagian lain dunia, dan

telah mampu menggantiikan spesies asli (Unep.org, 2003, h.331).IAS terjadi pada semua kelompok taksonomi, termasuk hewan,

tumbuhan, jamur dan mikroorganisme, dan dapat mempengaruhi semua jenis

ekosistem. Sementara persentase kecil dari organisme diangkut ke lingkungan

barru menjadii invasive, dampak negative dapat waktu yang luas dan lebih,

penambahan ini menjadi substansial. Sebuah pengantar yang biasanya

spesies vector oleh transportasi manusia dan perdagangan.jika habitat baru

suatu spesies mirip cukup untuk rentang asli, mungkin bertahan hidup dan

bereproduksi. Namun pertama kali harus hidup dengan kepadatan rendah, bila

mungkin sulit untuk menemukan pasangan untuk bereproduksi. Untuk menjadi

spesies invasive, harus berhasil bersaing di luar oganisme asli, menyebar

melalui lingkungan barunya, dan melalui peningkatan kepadatan penduduk

(Cbd.int, 2011,h.1).IAS adalah spesies asli satu daerah atau wilayah, yang telah

diperkenalkan ke suatu daerah di luar distribusi normal mereka, baik oleh

kecelakaan atau tujuan, dan yang telah dijajah atau menyerbu rumah baru

mereka, mengancam keanekaragaman hayati, ekosistem dan habitat, dan

kesejahteraan manusia (Unep.org, 2003, h.332).Spesies invasive mempengaruhi hamper semua habitat d bumi, mulai

dari area hutan belantara, untuk lahan pertanian, dan hutan, serta ekosistem

air tawar dan laut. Spesies invasive dapat dianggap sebagai pollutan biologi,

dengan dampak berpotensi parah terhadap ekosistem yang mereka huni.

Seperti polutan lainny, mereka dapat mengubah komposisi jenis lingkungan

yang mereka huni atau dampak fungsi normal ekosistem dengan mengubah

rezim kebakaran, hidrologi, siklus hara dan produktivitas. Tidak seperti polutan

lainnya, efek dari penjajah biologis cenderung meningkat melalui waktu

sebagai populasi yang ada memperluas, bahkan jika perkenalan baru

dihentikan (ESA.org, 2004, h.2).

Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN STS Jambi

Page 29: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

13

Invasi adalah datangnya bakal kehidupan berbagai spesies organisme

dari suatu daaerah yang baru dan menetap di daerah baru. Bakal kehidupan

yang dimaksudkan di atas berua buah, biji, spora, telur, larva dan lain

sebagainya (Indriyanto, 2006, h.130).

3. Tumbuhan EndemikTumbuhan endemic adalah tumbuhan yang persebarannya terbatas

pada daerah tertentu saja. Berbeda dengan tumbuhan yang persebarannya

luas. Hewan atau tumbuhan semacam in di temukan di berbagai daerah

(Wijana,2014, h. 50).Menurut pakar biologi dan ekologi, endemic atau endemis berarti

ekslusif asli pada suatu tempat (biota), berlawanan dengan cosmopolitan atau

introduksi yang hadir di berbagai tempat. Suatu jenis tumbuhan dikatakan

endemic apabila keberadaannya unik di suatu wilayah dan tidak ditemukan di

wilayah lain secara alami. Istilah ini biasanya diterapkan pada unit geografi

suatu pulau atau kelompok pulau, tetapi kadang-kadang dapat berupa Negara,

tipe habitat atau wilayah. Tumbuhan yang hidup pada suatu kepulauan

cenderung berkembang menjadi tipe atau jenis endemic karena isolasi geografi

(Sudarmono,2007, h.330).Menurut Yuzammi dan Hidayat (2002) membatasi tumbuhan unik dan

endemic sebagai jenis-jenis tumbuhan yang tiada duanya, langka dan tidak

ada di tempat lain selain di lokasi tertentu saja (Sudarmono, 2011 h.78).Berdasarkan data SLHI (2009) menunjukkan bahwa daratan dan laut-

laut di Indonesia membentuk kekayaan tumbuhan dan hewan-hewan yang

paling beragam di dunia. Iklim tropis, posisi geografis yang melingkar diantara

Asia dan Australia telah menghasilkan area fauna dan flora yang tidak dapat

dibandingkan. Di kepulauan Indonesia terdapat lebih dari 1.500 spesies

burung, 500-600njenis mamalia, 8.500 jenis ikan, 40.000 jenis pohon dan

sejumlah bentuk-bentuk kehidupan lainnya dalam jumlah yang sangat banyak.

Dari sejumlah jenis tumbuhan yang ada dibeberapa wilayah Indonesia

termasuk Sumatera dapat dilihat jumlah endemiknya.

Tabel 2. 1 Tumbuhan Spesies Endemik

Pulau Tumbuhan (Spesies) Endemik (%)

Papua 1030 55

Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN STS Jambi

Page 30: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

14

Maluku 380 6

Sulawesi 150 3

Kalimantan 520 7

Java dan Bali 630 5

Sumatera 820 11

Sumber : Departemen Kehutanan, 1994, dalam SLHI,2009

Berdasarkan letak wilayah biogeografi, terdapat tujuh wilayah

biogeografi utama Indonesia yang menjadi penyebaran berbagai spesies

tumbuhan, yaitu Sumate?ra, Jawa dan Bali, Kalimantan, Sunda kecil, Sulawesi,

Maluku dan Irian Jaya (Bapennas, 1993). Namun dengan adanya perbedaan

letak (SLHI geografis dan fisiografis maka ekosistem dibedakan atas beberapa

bioma atau daerah habitat. Bioma secara geografis merupakan daerah luas

unit biotic yang merupakan kumpulan besar tumbuhan dan hewan yang bentuk

kehidupan dan kondisi lingkungannya sama atau sering pula disebut dengan

ekosistem dalam skala besar. Penamaannya berdasarkan vegetasi (tumbuhan)

yang dominan. Beberapa bioma darat antara lain : pamah, pegunungan, gurun,

padang rumput, hutan basah, hutan gugur, taiga dan tundra.Pada beberapa jenis paku-pakuan, Indonesia juga tercatat memiliki

keanekaragaman spesies yang tinggi mencapai lebih 4000 spesies tersebar

hampir di seluruh wilayah nusantara. Untuk jenis rotan, tercatat ada sekitar 332

spesies terdiri dari 204 spesies dari genera calamus, 86 spesies dari genera

Daenomorps, 25 spesies dari genera Korthalsia, 7 spesies dari genera

Ceratolobus, 4 spesies dari genera Plectocomia, 4 spesies dari genera

Plectocomiopsis dan 2 dari genera Myrialepsis (SLHI, 2009), (Soemarno, h.88).

4. Tanaman Sawit (Elaes guineensis Jack)1) Prospek bertanam kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack)

Berawal dari empat benih kelapa sawit yang diintroduksikan pada

tahun 1848, industri kelapa sawit Indonesia terus berkembang hingga

menjadi penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Catatan paling awal

mengenai introduksi kelapa sawit ke Indonesia (dahulu disebut Netherland

India atau Hindia Belanda) tercantum dalam Hunger (1917), Rutgers et al

(1922) dan Hunger (1924) yang menyebutkan bahwa terdapat empat bibit

Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN STS Jambi

Page 31: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

15

kelapa sawit yang ditanam di Buitenzorg Botonbical Garden (Kebun Raya

Bogor) pada tahun 1848 oleh D.T Pryce, sementara dua bibit yang lainnya

diintroduksikan dari Amsterdam pada Maret 1848. Rutgers et al (1922)

menduga bahwa bibit dari Amsterdam juga berasal dari kelompok yang sama

dengan bibit yang berasal dari Bourbon. Laporan resmi pertama mengenai

tanaman kelapa sawit yang diintroduksikan oleh D.T. Pryce di Bogor di tulis

pada 23 Maret 1850 oleh J.E. Teysmann, seorang pengawas Pemerintahan

(Intendant Gouvernements-hotels), yang isinya sebagai berikut : Elaeis

guineensis dari Hortus Botanicus Amsterdam yang di bawa oleh D.T. Pryce

telah diterima, Palma ini merupakan tanaman yang menghasilkan minyak

(Hunger, 1924).

2) Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis gineensis Jack)a. Akar

Kelapa sawit berakar serabut yang tumbuh diseluruh pangkal

batang sampai 0,3-0,6 m diatas permukaan tanah. Terdiri dari akar

primer, sekunder tertier sampai quartier yang biasa disebut dengan

feeder roots. Pada umur 10 tahun panjang akar dapat mencapai 5 m dari

pangkal batang, panjang akar ini dapat mencapai lebih dari 20 m, namun

yang terbanyak berada disekitar 1-5 m saja.(Hakim, 2013, h.17).b. Batang

Batang, tegak lurus dan terlihat seragam, apalagi jika bekas tunas

an daun baik dan pendek akan menjadi pemandangan yang indah.

Putaran letak daun jelas terlihat pada tanaman yang tingginya di atas 1

m. Diatas batang tumbuh tunas dan primordial daun dan bunga. Pada

giant tree ukuran batang menjadi besar tapi tidak normal, bakal buah

selalu aborsi, jadi tidak perlu dirawat lebih lanjut. Arah putaran pelepah

ada yang kekanan ada pula yang kekiri.(Hakim, 2013, h.19)c. Daun

Daun kelapa sawit sering disebut pelepah yang mempunyai anak

daun (leaflets), jumlah anak daun ini tergantung dari umur tanaman,

semakin dewasa semakin banyak anak daunnya sampai jumlah tertentu.

Diujung pelepah sering tumbuh "buntut" berupa benang yang merupakan

ciri kekurangan unsure boron. Ujung daun yang membentuk seperti ujung

tombak (hook leaf) menandakan juga gejala defisiensi boron. Daun

tersusun menurut alur lingkaran dengan anak daun yang berjumlah 150-

Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN STS Jambi

Page 32: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

16

250 yang tumbuh disepanjang pelepah. Jumlah anak daun pada tanaman

yang baru ditanam beberapa bulan sekitar 15 lembar x 2, pada umur 10

tahun jumlahnya sampai sekitar 140-150 lembar x 2. Tanaman dewasa

mempunyai antara 30-40 pelepah atau sampai 48 pelepah (1-2 pelepah

dibawah tandan). Produksi daun rata 24-26 pelepah/tahun, dihitung mulai

dari pelepah yang telah membuka.(Hakim, 2013, h.20). d. Bunga

Kelapa sawit termasuk golongan berbunga satu, jantan dan betina

terpisah masing-masing, namun masih dalam satu pohon. Bunga tumbuh

disetiap ketiak pelepah, potensinya dapat tumbuh jadi bunga betina atau

jantan sangat tergantung dari factor genetis, lingkungan, kesuburan tanah

dan umur tanaman. Bunga jantan tumuh silindris, panjangnya sekitar 7-12

cm dengan diameter sekitar 2-4 cm. (Hakim, 2013, h.21)

e. BuahBuah berukuran sekitar 2-5 cm, berbentuk oval. Buah Dura Deli

biasanya lebih besar disbanding dari Dura Afrika. Buah terdiri dari

exoparp (kulit buah), mesocarp yakni bagian yang mengandung minyak,

endocarp atau batok kelapa sawit, dan endosperm atau buah kelapa

sawitnya yang sering disebut kernel. Tandan sawit terdiri dari sekitar 2000

buah sawit.(Hakim, 2013,h.24).

3) Klasifikasi Kelapa Sawit Kingdom : PlantaeDevisi : SpermatophytasSubdivisi : AngiospermaeOrdo : PalmalesFamili : PalmaceaeGenus : ElaeisSpesies : Elaeis guineensis Jack

5. Tanaman Karet (Havea brasiliensis )1) Prospek bertanam Karet (Havea brasiliensis)

Tanaman karet (Havea brasiliensis) adalah tanaman perkebunan

tahunan berupa pohon lurus. Pohon karet pertama kali hanya tumbuh di

Brazil, Amerika Selatan. Namun, setelah percobaan beberapa kali oleh Henry

Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara sehingga

sampai sekarang Asia merupakan sumber karet alami. Di Indonesia,

Malaysia dan Singapura tanaman karet mulai dibudidayakan pada tahun

Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN STS Jambi

Page 33: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

17

1876. Tanaman karet pertama di Indonesia di tanam di Kebun Raya Bogor

(Anonim, 2006).Tanaman karet memiliki sifat gugur daun sebagai respon tanaman

pada kondidi lingkungan yang kurang menguntugkan (kekurangan

air/kemarau). Pada saat ini sebaiknya penggunaan stimulant dihindarkan.

Daun ini akan tumbuh kembali pada awal musim hujan. Tanaman karet juga

memiliki system perakaran yang ekstensif/menyebar cukup luas sehingga

tanaman karet dapat tubuh pada kondidi lahan yang kurang menguntungkan.

Akar ini juga diguunakan untuk menyeleksi klon-klon yang dapat digunakan

sebagai batang bawah pada perbanyakan tanaman karet. Tanaman karet

memiliki massa belum menghasilkan selama lima tahun (masa TBM 5 tahun)

dan sudah mulai dapat disadap pada awal tahun ke enam. Secara ekonomis

tanaman karet dapat di sadap selama 15 sampai 20 tahun. (Budiman, 2012:

h.1-3).

2) Morfologi Karet (Havea brasiliensis)a. Akar

Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet adalah akar

tunggang, mampu menopang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar.

Akar tunggang dapat merangsek ke dalam tanah hingga kedalaman 1-2

m, sedangkan akar lateralnya dapat menyebar sejauh 10 m. akar yang

paling aktif menyerap air dan nutrisi yaitu bulu akar yang berada di

kedalaman 0-60 cm. (Budiman, 2012: h. 4).b. Batang

Tanaman karet adalah pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang

cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang

tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi.

Dibeberapa kebun karet ada beberapa kecondongan arah tumbuh

tanaman agak miring kearah utara. Batang tanaman mengandung getah

yang dikenal dengan nama lateks.(Budiman, 2012: h. 4).c. Daun

Daun karet berwarna hijau yang terdiri dari tangkai daun dengan

panjang tangkai daun utama sekitar 3-20 cm dan panjang tangkai anak

daun sekitar 3-10 cm. biasanya ada tiga anak daun di setiap sehelai daun

karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing,

tepinya rata dan gundul.(Budiman, 2012: h. 4).d. Bunga

Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN STS Jambi

Page 34: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

18

Bunga karet terletak di dalam mayai paying tambahan dan terdiri

dari bunga jantan dan betina. Pangkal tenda bunga berbentuk lonceng

dengan panjang 4-8 mm.(Budiman, 2012: h. 4).e. Buah

Karet merupakan tanaman berbuah polong (di selaputi kulit yang

keras) yang sewaktu masih muda buahnya berpaut erat dengan

rantingnya. Buah karet dilapisi oleh kulit tipis berwarna hijau dan

didalamnya terdapat kulit yang keras dan berkotak. Tiap kotak berisi

sebuah biji yang dilapisi tempurung, setelah tua warna kulit buah

berbuah menjadi keabu-abuan dan kemudian mongering. Pada waktunya

pecah dan jatuh, bijinya tercampak lepas dari kotaknya. Tiap buah

tersusun atas 2-4 kotak biji. Pada umumnya berisi 3 kotak biji Diana

setiap kotak terdapat 1 biji. Tanaman karet mulai menghasilkan buah

pada umur lima tahun dan akan semakin banyak setiap pertambahan

umur tanaman.(Budiman, 2012: h. 4).

2) Klasifikasi Karet ( Havea brasiliensis)Divisi : SpermatophytaSubdivisi : AngiospermaeKelas : DicotyledonaeOrdo : EuphorbialesFamili : EuphorbiaceaeGenus : HeveaSpesies : Havea brasiliensis

6. Pengaruh pembukaan lahan terhadap keanekaragaman hayatiPerusakan hutan, erosi tanah dan berkurangnya air merupakan tiga

akibat yang saling berkaitan erat ditimbulkan oleh campur tangan manusia

terhadap alam. Di Amerika serikat areal tanah seluas 1 juta km2 telah hancur.

Bahkan areal yang lebih luas lagi terancam oleh bahaya erosi. Di Uni sovyet

pada bagian benua Eropa, setengah juta km2 tanah telah terkena erosi air.

Keadaan ini sama sekali tidak boleh diabaikan begitu saja disebabkan oleh

penebangan hutan atau musnahnya hamparan rumput yang melindungi tanah,

pembudidayaan lahan secara intensif pada lahan pertanian yang tadinya di

garap secara ekstensif, maupun penggembalaan yang berlebih-lebihan.

Pendeknya masalah ini adalah akibat perusakan vegetasi pelindung tanah

yang terbentuk sepanjang sejarah planet bumi, dimana manusia terus menerus

Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN STS Jambi

Page 35: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

19

melakukan berbagaai perusakan karena populasinya semakin padat (Lili dan

Titi, 1988: h.46).Di Indonesia sendiri keadaan hutan-hutan juga sudah cukup kritis. Di

Indonesia terdapat 120 juta hektar hutan diseluruh kepulauan. Akan tetapi

sejak industri produksi kayu hutan dibuka, telah berjuta-juta hektar hutan yang

di babat, selain itu tekanan penduduk untuk keperluan-keperluan bahan bakar

rakyat, keperluan tanah untuk bercocok tanam, merupakan penyebab-

penyebab utama pembabatan hutan terus menerus. Bahkan di Pulau Jawa

siapa saja yang melakukan penebangan melintasi pulau jawa dari ujung ke

ujung akan dapat melihat betapa di banyak tempat tanah telah dibuka dan

dipergunakan untuk bercocok tanam sampai ke puncak-puncak bukit dan

gunung (Lili dan Titi, 1988: 8).Selain kerusakan karena pembabatan, bencana kebakaran hutan juga

sering menyerang, bisa jadi karenan ulah manusia ataupun kelalain.

pembakaran hutan dilakukn karena untuk membuka lahan pertanian (Lili dan

Titi, 1998:10).Dampak dari pembabatan hutan untuk dijadikan lahan pertanian,

pertambangan, perumahan dan industri akan berakibat terhadap

keseimbangan ekosistem hutan. Terjadinya penggundulan hutan akan

mengakibatkan banjir. Kegiatan pembukaan hutan akan menghilangkan beribu-

ribu spesies asli yang ada di hutan karena habitatnya telah rusak dan hutan

mangrove banyak yang dibabat atau dilakukan reklamasi, sehingga

menimbulkan abrasi (Wijana, 2014: h.58)

7. Keanekaragaman HayatiMenurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), keanekaragaman

adalah hal atau keadaan beraneka ragam : kebudayaan bangsa Indonesia,

sedangkan hayati adalah Bio keseluruhan keanekaragam mahkluk yang

diperlihatkan suatu daerah mulai dari kenaekaragaman genetika, jenis, dan

ekosistemnya (Anonim, 2008, h.62).Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman berbagai organisme

yang meliputi keanekaragaman semua sumber daya alam hayati meliputi

antara lain daratan, lautan, ekosistem perairan lainnya, dan kompleksitas

ekologinya, termasuk keanekaragam dalam spesies, antar spesies, dan

ekosistem (Anonim, 2011, h.7).

Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN STS Jambi

Page 36: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

20

Keanekaragaman alami atau keanekaragaman hayati, atau

biodiversitas adalah semua kehidupan di atas bumi ini (tumbuhan, hewan,

jamur, dan mikroorganisme) serta berbagai materi genetik yang dikandungnya

dan keanekaragaman sistem ekologi di mana mereka hidup. Termasuk di

dalamnya kelimpahan dan keanekaragaman genetik relatif dari organisme-

organisme yang berasal dari semua habitat baik yang ada di darat, laut

maupun sistem-sistem perairan lainnya. Keanekaragam hayati karena itu

lazimnya dianggap memiliki tiga tingkatan yang berbeda : keanekaragam

genetik, keanekaragaman spesies dan keanekaragaman ekosistem (Anonim,

2007, h.3).a. Keanekaragaman genetik merujuk kepada berbagai macam informasi

genetik yang terkandung di dalam setiap mahkluk hidup. Keanekaragaman

genetik terjadi di dalam dan diantara populasi-populasi spesies serta

diantara spesies-spesies.b. Keanekaragaman spesies merujuk kepada keragaman spesies-spesies

yang hidup.

c. Keanekaragam ekosistem berkaitan dengan keragaman habitat,

komunitas biotik, dan proses-proses ekologis, serta keanekaragaman yang

ada di dalam ekosistem-ekosistem dalam bentuk perbedaan-perbedaan

habitat dan keragaman proses-proses ekologisnya.Perubahan secara evolusi menghasilkan proses diversifikasi terus

menerus di dalam makhluk hidup. Keanekaragam hayati meningkat ketika

variasi genetik baru di hasilkan, spesies baru berevolusi atau ketika satu

ekosistem baru terbentuk, keanekaragaman hayati akan berkurang dengan

berkurangnya spesies, satu spesies punah atau satu ekosistem hilang maupun

rusak. Konsep ini menekankan sifat keterkaitan dunia kehidupan dan proses-

prosesnya (Anonim, 2007, h.4).Banyak populasi spesies telah berkurang sampai ke jumlah yang

sangat rendah akibat perubahan habitat oleh aktifitas manusia (Campbell,

2004, h.420). Dampak kerusakan habitat oleh aktifitas manusia ialah seringkali

terjadinya pengurangan luas suatu kawasan hutan. Dengan berkurangnya

kawasan hutan tentu akan memberikan dampak buruk pula bagi kelangsungan

hidup tiap spesies pada kawasan tersebut.

Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN STS Jambi

Page 37: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

21

Usaha-usaha pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia dilakukan

secara “insitu” (Pengembangbiakan pada habitat aslinya) maupun seacara

“exsitu” (Pengembangbiakan di luar habitat aslinya) (Arif, 2001, h.139).

Sukarsa (2006) menyebutkan ada tujuh bidang yang menjadi fokus

pelaksanaan upaya pelestarian plasma nutfah :a. Mengurangi laju kemerosotan komponen-komponen keanekaragaman

hayati.b. Mendorong pemanfaatan secara berkelanjutan.c. Memberikan perhatian kepada ancaman terhadap keanekaragaman

hayati, termasuk gangguan dari spesies asing asli, perubahan iklim,

pencemaran dan perubahan peruntuk habitat.d. Mempertahankan integritas ekosistem dan penyediaan barang dan jasa

dari keanekaragaman hayati dalam ekosistem. e. Melindungi pengetahuan, inovasi, praktek-praktek tradisional.f. Menjamin pembagian keuntungan secara adil dan merata yang dihasilkan

dari pemanfaatan sumber daya genetik.g. Memobilisasi sumber-sumber dana dan teknis untuk pelaksanaan

konvensi mengenai keanekaragaman hayati.

Beberapa penjelasan tentang keanekaragaman hayati secara

konseptual diatas dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman hayati adalah

keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat

ditemukan pada mahkluk hidup. Keanekaragaman hayati dapat ditandai

dengan adanya abiotik yang dapat menyebabkan organisme berkembang dan

melakukan spesialisasi. Melimpahnya keanekaragaman hayati di Indonesia

menyebabkan perlunya upaya-upaya pelestarian terhadap plasma nutfah yang

ada agar tidak terjadi kepunahan.

8. Konservasi Secara harfiah konservasi memang berasal dari bahasa Inggris namun

diterjemahkan menurut Peraturan Pemerintah RI No. 7 th. 1999 sebagai

pengawetan, yaitu suatu upaya untuk menjaga agar keanekaragaman jenis

tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya baik di dalam maupun diluar

habitatnya tidak punah. Hal penting adalah cara menafsirkan pengertian

pengawetan atau konservasi yang banyak dipakai dari berbagai disiplin ilmu,

misalnya pengawetan tanah dan air, konservasi flora dan fauna, konservasi

alam, dan lain-lain. Aspek botani atau flora lebih cenderung kepada usaha-

usaha pelesatarian yang bertujuan jangka panjang atau tidak terhingga.

Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN STS Jambi

Page 38: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

22

Di Indonesia istilah konservasi merupakan hal yang sangat penting

berkaitan dengan kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat melimpah

dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, Indonesia merupakan salah

satu dari tiga Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Dua

negara lainnya adalah Brazil dan Zeire. Tetapi dibandingkan dengan Brazil dan

Zeire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri yaitu disamping memiliki

keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia mempunyai areal tipe

Indomalaya yang luas, juga tipe Oriental, Australia, dan Peralihannya. Selain

itu di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta hewan

dan tumbuhan langka, serta hewan dan tumbuhan endemik (penyebaran

terbatas) (Kurniawan, 2008, h.19).Hewan atau tumbuhan endemik adalah hewan atau tumbuhan yang

persebarannya luas. Hewan atau tumbuhan semacam ini ditemukan di

berbagai daerah. Akan tetapi untuk hewan endemik hanya ditemukan pada

daerah tertentu saja. Di Indonesia banyak terdapat hewan dan tumbuhan

endemik. Hewan yang endemik yaitu harimau jawa (Panthera tigris-sondaicus),

harimau bali (sudah punah), jalak bali putih (Leucopsar rothschildi), badak

bercula satu (Rhinoceros sondaicus) di ujung kulon, binturong (Artictis

binturong), monyet (Prebytis thomasi), tarsius (Tarsius bancanus) di Sulawesi

utara, kukang (Nycticebus coucang), maleo (hanya di sulawesi), komodo

(Varanus komodoensis) di pulau komodo dan sekitarnya, dan tumbuhan

endemik yaitu terutama dari genus Rafflesia misalnya Rafflesia arnoldi

(endemik di Sumatera Barat, Bengkulu, dan Aceh), R. Borneensis

(Kalimantan), R. Cilliata (Kalimantan Timur), R. Horsflilldii (Jawa), R. Patma

(Nusa Kambangan dan Pangandaran), R. Rochussenii (Jawa Barat), dan

R.contleyi (Sumatera bagian Timur), selain itu kayu cendana (Nusa Tenggara),

Lotrok (Jawa dan Bali) (Wijana, 2014, h.4-43).Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman

hayati yang tinggi di bandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan

kutub (iklim kutub). Tingginya keanekaragaman hayati di Indonesia ini terlihat

dari berbagai macam ekosistem yang ada di Indonesia, seperti ekosistem

pantai, ekosistem hutan bakau, ekosistem padang rumput, ekosistem hutan

hujan tropis, ekosistem air tawar, ekosistem air laut, ekosistem savanna

(Wijana, 2014, h. 50).

Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN STS Jambi

Page 39: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

23

Alfred Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber adalah orang-

orang yang mengelompokkan tipe flora dan fauna Indonesia kedalam tiga

kelompok, yaitu:

a. Fauna AsiatisIndonesia bagian barat meliputi wilayah Sumatera, Jawa,

Kalimantan hingga Selat Makasasar dan Selat Lombok.Contoh hewan : Badak, Harimau, Orang Utan, Gajah (Wijana,

2014,h.44).

b. Fauna Peralihan dan Fauna Asli IndonesiaBagian tengah meliputi wilayah Sulawesi dan Nusa Tenggara.

Contoh hewan : Babi Rusa, Kuskus, Burung Maleo, Kera (Wijana,

2014,h.44).c. Fauna Australis

Indonesia bagian timur meliputi wilayah Papua. Contoh hewan : Burung Cendrawasih, Burung Kakatua, Kanguru

(Wijana, 2014,h. 44)

B. Study RelevanKeanekaragaman hayati merupakan suatu keragaman atau perbedaan

diantara anggota-anggota suatu kelompok yang seharusnya kita jaga, terutama

hewan dan tumbuhan endemik yang ada di Indonesia, karena dengan menjaga

kelestariannya kita juga dapat manfaatnya terutama pada tumbuhan yang sudah

jelas menghasilkan oksigen dan telah kita gunakan untuk bernafas dan hidup.Di Indonesia pada saat ini tidak semua masyarakat memperhatikan

kondisi lingkungannya, karena kemajuan zaman dan kecanggihan dunia yang

semakin berkembang membuat masyarakat berlomba-lomba untuk mengikuti

zaman, tetapi caranya untuk mengikuti zaman saat ini juga merugikan keadaan

alam yang ada dan yang kita miliki di Indonesia. Dengan mengalihkan hutan-

hutan menjadi perkebunan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih untuk

dijadikan modal mengikuti tren zaman modern. Dan ini terjadi di salah satu Desa

di Desa Gading Jaya Kabupaten Merangin, masyarakat disana telah mengikuti

zaman, dengan mengalihkan hutan-hutan yang penuh dengan kekayaan alam

dengan perkebunan yang tanpa mereka sadari telah menghilangkan habitat

spesies yang ada di dalamnya.Kehadiran perkebunan-perkebunan yang ada di Desa Gading Jaya

terutama perkebunan sawit dan perkebunan karet merupakan permasalahan

yang sangat penting berkaitan dengan upaya-upaya konservasi pemerintah

Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN STS Jambi

Page 40: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

24

terhadap flora dan fauna, namun demikian pada penelitian ini penulis lebih

condong membahas keanekaragaman gulma pada perkebunan sawit dan karet

artinya penelitian penulis lebih mengerucut lagi, tidak sama persis dengan apa

yang dibahas oleh peneliti sebelumnya, seperti beberapa judul berikut :1. Ade adriadi, dkk, (2012) pada laporan penelitiannya yang berjudul Analisis

Vegetasi Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis quineensis) di

Kilangan, Muaro Bulian, Batang Hari, pada penelitian yang dilakukan

didapatkan 3934 individu, 56 jenis, 47 genus dan 20 famili golongan teki-

tekian dengan 7 jenis, golongan rumput-rumputan dengan 10 jenis,

golongan berdaun lebar 18 famili dengan 38 jenis dan golongan pakisan

dengan 1 famili dan 1 jenis.2. Rista, dkk, (2014) pada laporan penelitiannya yang berjudul Analisis

Vegetasi Gulma pada Perkebunan Karet (Hevea brasiliensis) di Kecamatan

Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, pada penelitian yang dilakukan

dapat diketahui bahwa pada tingkatan umur yang berbeda didapatkan 13

famili, 23 genus, 27 spesies dengan jumlah total seluruh individu 1238

individu.

Tabel II. 2 Study Relevan

No Nama Judul Hasil Persamaan Perbedaan1 Ade

adriadi,

dkk, (2012)

Analisis

vegetasi

gulma pada

perkebunan

kelapa sawit

(Elaeis

quneensis) di

Kilangan,

Muaro Bulian,

Batang Hari.

Di dapatkan 3934

individu, 56 jenis, 47

genus dan 20 famili

golongan teki-tekian

dengan 7

jenis,golongan rumput-

rumputan dengan 10

jenis, golongan

berdaun lebar 18 famili

dengan 38 jenis dan

golongan pakisan

dengan family dan 1

jenis

Sama-sama

meneliti flora

Tempat

penelitian

dan peneliti

lebih focus

ke golongan

perdu

2 Rista, dkk

(2014)

Analisis

vegetasi

gulma pada

Diketahui bahwa pada

tingkatan umur yang

berbeda didapatkan 13

Meneliti di

perkebunan

karet juga

Peneliti tidak

meneliti

pada

Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN STS Jambi

Page 41: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

25

perkebunan

karet (Hevea

brasiliensis)

di kecamatan

Batang

Kapas,

Kabupaten

Pesisir

Selatan.

famili, 23 genus, 27

spesies dengan jumlah

total seluruh individu

1238 individu

tingkatan

umur

tumbuhan

karet.

C. Kerangka FikirPerkebunan adalah lahan tanah yang digunakan untuk menanam

tanaman (industri) yang biasanya hasil pasca panen masih akan diolah lagi di

skala industri. Biasanya lahannya sangat luas hingga mencapai ratusan hingga

ribuan hektar disuatu wilayah tertentu. Sedangkan kebun adalah lahan tanah

luas yang ditanam untuk menanam jenis-jenis tanaman yang hasilnya bisa

langsung dimanfaatkan atau dijual. Luas lahannya bervariasi mulai dari skala

kecil pekarangan hingga besar lahan luas.Mengetahui bahwa perkebunan dan kebun merupakan sumber

penghasilan masyarakat, sehingga tercipta masyarakat yang sehat. Dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN STS Jambi

Page 42: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

27

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi

\

v

Tabel. II. 1 Kerangka Fikir

Perekonomian

Masyarakat

Kelapa

Sawit Kebun

Karet

kebun

Teh

Perkebunan

Kebun

Kelapa

Kebun

Kopi

Senduduk Sambung

Rambat

Babandotan Alang-alang Teki

Rumput

Paitan

Senduduk Tembelekan Puyengan

Pengambilan

sampel gulma

Identifikasi gulma

di laboratorium

Manfaat/Tidak

bermanfaat

Menciptakan lingkungan

yang sehat

Alang-

alang

Sambung

rambat

Kirinyuh

Kebun

kakao

Page 43: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian dilakukan di Desa Gading Jaya Kabupaten Merangin yang

merupakan salah satu desa yang terletak di daerah dataran sebelah timur dari Ibu

kota Kabupaten Merangin dan sebelah Utara kecamatan Tabir Selatan dengan luas

wilayah 521,5 Ha dan 357,0 Ha tanah perkebunan, dengan indikator unggulan

Kebun kelapa sawit, dan yang dialih fungsikan dari perkebunan karet ke perkebuan

sawit ada 50,16 Ha.

B. Alat dan BahanAlat yang digunakan antara lain meteran, kamera, alat tulis, patok, Koran, tali

rapia, gunting, karton, spidol. Dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tumbuhan yang ada di perkebunan karet dan perkebunan sawit dan alkohol 70%.

C. Jenis dan Sumber Data1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kualitatif yaitu penelitian yang

berdasarkan pada data-data, gambar, hasil observasi, dan studi kepustakaan,

kemudian disusun dalam kalimat yang dapat menginterprestasikan hasil penelitian.2. Sumber Data

Data, literatur atau informasi yang mendukung penelitian yang berdasarkan

sumber antara lain :a. Literatur

1) Buku, Jurnal, dan Artikel2) Internet

b. Melakukan observasi dan pengamatan langsung di lapangan

D. Prosedur kerja / langkah-langkah kerjaMetode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode petak

(plot). Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode petak ganda

secara sistematis, dimana peneliti membuat ukuran petak besar dengan ukuran 20

m X 50 m yang di dalamnya di buat plot kecil berukuran 5 m X 5 m sebanyak 20

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 44: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

29

plot. Plot ganda yang dibuat pada 2 lokasi (perkebunan karet dan perkebunan sawit)

yang telah di pilih. (Indriyanto, 2005, h.150).Adapun metode pengambilan sampel secara lengkap dapat dilihat pada

gambar 1 parameter yang diamati adalah nama spesies baik lokal maupun ilmiah.

Jumlah individu dan habitus. Pengumpulan spesimen herbarium untuk spesies yang

belum teridentifikasi di lapangan dilakukan dengan mengambil bagian-bagian

tumbuhan yang dapat dijadikan kunci identifikasi seperti daun, ranting, bunga dan

buah. Sementara untuk herba dan liana bagian akar di ambil sebagai herbarium.

20 m

50 m

Gambar 3. 1 Desain petak pengambilan sampel

Untuk mendapatkan data yang konkret dan memiliki relevansi dengan

permasalahan yang ada, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

a. ObservasiObservasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis psikologis. Dua diantara yang terpenting

adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Jadi observasi adalah suatu cara

pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu

objek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara

sistematis tentang hal-hal yang telah diamati (Sugiyono, 2015, h.202).Observasi dalam peneltian ini berguna untuk mendapatkan informasi

mengenai gambaran umum tentang lokasi penelitian dan jenis-jenis tumbuhan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 45: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

30

diperkebunan karet dan perkebunan sawit. Observasi ini peneliti gunakan untuk

memperoleh data-data sehingga penulis dapat mengetahui dengan baik tentang

situasi dan kondisi di Desa Gading Jaya Kabupaten Merangin.

b. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku.

Dokumentasi biasanya berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang. Dokumen yang terbentuk gambar misalnya catatan harian,

sejarah kehidupan, biografi dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk gambar

misalnya gambar dan foto atau video (Sugiyono, 2013, h. 240).Dalam dokumentasi ini peneliti akan menggunakan dokumentasi sebagai

berikut : Foto serta tumbuhan yang ada di areal perkebunan karet dan

perkebunan sawit yang ada di Desa Gading jaya Kabupaten Merangin.

c. Pengambilan Spesimen1. Pengambilan sampel Tumbuhan

Pengambilan sampel tumbuhan dilakukan di perkebunan karet dan

perkebunan sawit milik masyarakat di Desa Gading Jaya Kabupaten Merangin

yang merupakan habitatnya, yang kemudian di buat 2 petak ukuran 25 m X 25

m yang di dalamnya terdapat masing-masing 5 plot. Kemudian sampel

dikoleksi, dan selanjutnya diproses untuk pembuatan herbarium.2. Pembuatan Herbarium

Tumbuhan yang terdapat dalam plot pengamatan yang belum

teridentifikasi di lapangan diambil untuk dikoleksi dan kemudian dibuat

herbarium. Pembuatan herbarium dilakukan terhadap semua spesies yang

ditemukan dan belum teridentifikasi di lokasi penelitian. Tahap-tahap dalam pembuatan herbarium :a) Mengambil contoh specimen herbarium yang terdiri atas ranting lengkap

dengan daunnya, jika ada bunga dan buahnya juga diambil.b) Contoh spesimen herbarium tersebut dipotong dengan panjang kurang

lebih 30-40 cm atau disesuaikan dengan ukuran tumbuhan dengan

menggunakan gunting.c) Selanjutnya herbarium disusun dan disemprotkan dengan alkohol 70%.d) Spesimen herbarium dimasukkan ke dalam kertas Koran dengan

memberikan etiket yang berukuran 3X5 cm, etiket berisi keterangan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 46: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

31

tentang nomor spesies, nama lokal, lokasi pengumpulan dan nama

pengumpul atau kolektor.e) Spesimen herbarium yang telah tersusun rapi kemudian diapit dengan

menggunakan karton dan disesak dengan kayu dan diikat dengan tali

rapia kemudian dijemur dibawah sinar matahari langsung.f) Spesimen yang sudah kering lengkap dengan keterangan-keterangan

yang diperlukan di identifikasi untuk mendapatkan nama ilmiahnya.

3. Identifikasi TumbuhanIdentifikasi tumbuhan adalah pengelompokan jenis tumbuhan

berdasarkan sifat yang tampak atau sama antara tumbuhan tersebut.

Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkap atau menetapkan

identitas suatu tumbuhan yang dalam hal ini menentukan namanya yang benar

dan tempatnya yang tepat dalam system klasifikasi.Untuk istilah identifikasi sering juga digunakan istilah determinasi

(Tjitrosoepomo, 2010, h.70). Ada beberapa cara dalam mengidentifikasi yaitu :a) Ingatan, identifikasi dilakukan berdasarkan pengalaman atau ingatan.b) Bantuan orang, identifikasi dapat dilakukan dengan meminta bantuan para

ahli botani sistematik.c) Spesimen acuan, identifikasi dilakukan dengan membandingkan dan

mencocokkan ciri-ciri tumbuhan yang akan diidentifikasi dengan bertelaah

pada gambar yang ada diperpustakaan. Pencocokan umumnya bersifat

tekhnik berupa hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk monografi,

revisi, flora, dan buku-buku.

E. Jadwal PenelitianUntuk memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan, maka peneliti

menggunakan kegiatan yang terjadwal sebagai berikut :

Tabel 3. 1 jadwal Penelitian

No Waktu

kegiatan

penelitian

Bulan

Maret April Mei Juni Agust Septm Oktobr Novem Desmb

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 Pengajuan x x x

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 47: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

32

judul2 Pembuatan

Proposal

x x x

3 Perbaikan

Proposal

x x x x x x x x x x x x

4 Izin Seminar x5 Seminar

Proposal

x

6 Izin Riset x7 Pengumpulan

Data

x x X

8 Penulisan

Draf

x x x

9 Perbaikan

dari Dosen

Pembimbing

x x x

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 48: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

34

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN

A. Temuan Khusus 1. Pengetahuan Masyarakat Tentang Tanaman Tutupan

Kurangnya pengetahuan masyarakat dan dengan adanya kemajuan

teknologi atau yang biasa disebut dengan modern, Tanaman tutupan yang

biasa tumbuh disekitar perkebunan karet dan juga sawit milik masyarakat

khususnya di desa Gading Jaya belakangan ini juga ikut terancam, karena

masyarakat merasa tanaman tutupan saat ini hanya sebuah hama yang bisa

menggagalkan ataupun memberi dampak buruk terhadap tanaman perkebunan

mereka sehingga masyarakat berlomba-lomba untuk membersihkan tanaman

tersebut. Masyarakat memprediksi bahwa tanaman-tanaman tersebut ikut

berpengaruh terhadap hasil panen mereka.Peneliti banyak menemukan tanaman tutupan yang sudah di basmi

dengan berbagai metode, ada yang di semprot dengan racun tanaman, di

bakar dan ada juga yang di tebang dengan menggunakan mesin atau benda

tajam lainnya sehingga saat ini sulit untuk mendapatkan tanaman tutupan yang

dulu pernah hidup segar di bawah pepohonan. Ketika peneliti akan melakukan

penelitian, peneliti harus menunggu berminggu-minggu untuk mendapatkan

tumbuhan yang biasa hidup di bawah tumbuhan sawit dan juga karet.

2. Jenis Tumbuhan Invasive di Perkebunan Karet dan SawitSetelah peneliti mengambil sampel tumbuhan di perkebunan karet dan

sawit, peneliti hanya bisa mendapatkan 15 tumbuhan saja dari perkebunan

sawit dan juga karet untuk tingkat semak dan perdu. Dari 15 tumbuhan yang

peneliti dapatkan semua adalah tumbuhan Invasive, peneliti tidak dapat

menemukan tumbuhan Endemik.

Tabel 4. 1 Sampel Tumbuhan Dari Perkebunan

No Perkebunan Sawit Perkebunan Karet

Page 49: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

35

1Asystasia gangetica (L.)

Cyperus sphacelatus Rottb

2Stenochlaena palustris(Burm.F.) Bedd

Asystasia gangetica (L.) T. Anderson

3 Passiflora foetida L. Calopogonium mucunoides Desv

4Pennisetum polystachyon Schult.

Lygodium flexuosum (L.) Sw

5Polypodium verrosum Hook

Clidemia hirta (L.) D. Don

6Clidemia hirta (L.) D. Don

Melastoma hirta (L.)

7 Melastoma hirta (L.)Imperata cylindrical (L.)Raeusch

8 Lantara camara L.

Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing spesies tumbuhan

yang peneliti temukan di Desa Gading Jaya :

1. Asystasia gangetica (L.) T. Anderson atau Rumput IsraelKlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : MagnoliophytaClass : MagnoliopsidaOrdo : ScrophularialesFamily : AcanthaceaeGenus : Asystasia BlumeSpesies : Asystasia gangetica (L.) T. Anderson

Asystasia gangetica tumbuh merambat dan bercabang, batangnya

berbentuk segiempat dengan panjang hingga 2 meter. Bentuk daun saling

berlawanan dan tidak terdapat stipula. Panjang tangkai daun 0,5-6 cm dengan

daun yang terbentuk ovutus dengan panjang 4-9 cm dan lebar 2-5 cm. bentuk

pangkal daun segitiga sungsang atau berbentuk jantung saat daun masih

kecil. Ujung daun berbentuk meruncing dan permukaan daun berbulu pendek

dan lembut. Asystasia gangetica memilki 4-6 urat daun (vena lateralis) di setiap

sisi pelepah. Bentuk perbungaan majemuk dan berderet mengarah pada satu

sisi dengan panjag deret bunga mencapai 25 cm. tangkai bunga biasanya

berwarna putih atau putih dengan bintik-bintik keunguan.

Page 50: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

36

Periode dari penyebaran bibit hingga munculnya benih Asystasia

gangetica membutuhkan waktu 8 minggu di daerah terbuka atau terkena

sinar matahari langsung, tetapi bisa memakan waktu 2 minggu lebih lama di

daerah yang sebagian tertutup. Tanpa penyiangan, proporsi Asystasia

gangetica dalam semak dari perkebunan kelapa sawit muda meningkat dalam

jangka waktu 2 tahun dari 25% menjadi 84%. Asytasia gangetica memiliki

daya serap tinggi terhadap nutrisi dalam tanah dan menggangu penyerapan

nutrisi spesies lain sehingga dikategorikan sebagai gulma. Asystasia

gangetica memiliki palatabilitas dan daya cerna yang tinggi sehingga dapat

digunakan sebagai pakan hewan (Satiri,1987, h.87)

Gambar 4.1 Asystasia gangetica (L.) T. Anderson

2. Stenochlaena palustris (Burm.f.) Bedd atau Paku UdangKlasifikasiKingdom : Plantae

Page 51: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

37

Divisi : PteridophytaOrdo : PolypodialesFamily : PolypodiaceaeGenus : StenochlaenaSpesies : Stenochlaena palustris Bedd

Paku udang bisa juga tumbuh di tanah, rimpang panjang merayap,

sering memanjat pohon tinggi. Stipe hingga 15 cm. frond 40-70 cm, dukung

hingga 15 pasang pinnae. Steril pinnae bulat telur lanset, bergigi tidak teratur,

mengkilap pada permukaan atas, dengan jaringan urat pararel sempit pada

permukaan yang lebih rendah, sekitar 15 cm, lebar 3 cm, tetapi variable dalam

ukuran, pendek mengintai. Subur sporangia pada seluruh permkaan yang

lebih rendah.Habitat tanaman ini di daerah yang basah dan tergenang. Tanaman ini

memiliki sistem perakaran serabut dan cara penyebaran dengan tunas dan

sulur serta spora. Tanaman cukup mudah berkembang dan bila dibiarkan akan

menutupi area yang cukup luas. Tanaman ini bisa digunakan sebagai obat

antidiare dan daun muda dapat digunakan untuk bahan makanan dengan cara

dimasak tumis atau di sayur (Satiri,1987, h.87)

Gambar 4.2 Stenochlaena palustris (Burm.f.) Bedd

3. Cyperus sphacelatus Rottb atau Rumput parah betina

Page 52: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

38

Cyperus sphacelatus Rottb berdistribusi di Amerika tengah dan

selatan, Afrika tengah dan selatan, tumbuhan ini berakar serabut tanpa

rimpang, batang berumbai, segitiga, sering kuning di pangkal. Daun basal,

linier dan hampir sepanjang batang bunga. Bunga terdiri dari 3 benang sari

dan ovarium teratasi oleh tiga stigma bercabang. Anthers 0,6 mm, gaya 0,6-

1,2 mm, stigma 1-1,4 mm.

Gambar 4.3 Cyperus sphacelatus Rottb

4. Calopogonium mucunoides Desv atau Kacang asuKlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : SpermatophytaKelas : DicotyledoneaeOrdo : LeguminalesFamily : LeguminaceaeGenus : CallopogoniumSpesies : Calopogonium mucunoides

Kacang asu adalah terna yang tumbuh cepat dengan menjalar,

membelit atau melata. Panjang hingga beberapa meter, membentuk

sekumpulan daun yang tak beraturan dengan ketebalan 30-50 cm, dengan

batang padat berambut-rambut. Berdaun tiga, panjang tangkai daun hinga 16

cm. daun berbentuk menjorong, membundar telur, bagian lateral menyerong,

kedua permukaan menggundul. Bunga tandan lampai, panjang hingga 20 cm,

bunga dalam fasikulum berjumlah 2-6, berwarna biru atau ungu, polong

memita-melonjong, lurus atau melengkung dengan rambut coklat kemerahan

Page 53: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

39

diantara biji. Biji berjumlah 3-8. Biji berbentuk persegi padat dengan panjang

2-3 mm, berwarna kekuningan atau coklat kemerahan (Watanabe, 1969, h.

73)

Gambar 4.4 Calopogonium mucunoides Desv

5. Lygodium flexuosum (L.) Sw atau Hata KembangKlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : PteridophytaKelas : FilicinaeOrdo : SimplicerFamily : SchizaeaceaeGenus : Lygodium flexuosum

Seperti halnya paku hata, tumbuhan inipun merupakan tumbuhan

yang merambat. Berbeda dengan paku hata, jenis ini mempunyai daun yang

kadang-kadang saja bercangap sempurna. Di alam, tumbuhan ini tersebar

luas di daerah Asia, terutama pada tempat-tempat yang terbuka.Jenis ini mempunyai ental subur yang lebih kecil daripada ental

mandulnya. Ental tersebut bentuknya segitiga yang bergerigi. Bila diperhatikan

polanya menarik seperti bunga. Karena itu disebut hata kembang. Dasar

etalnya seringkali membundar sehingga mudah dibedakan dari jenis lainnya.

Entalnya menyirip dan terletak pada batangnya. Selain dari bentuk daunnya,

jenis ini berbeda dari paku hata karena tangkai entalnya yang membengkak.

Page 54: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

40

Sorinya menggerombol di ujung ental subur yang berbentuk segitiga.

Kadangkadang terletak di dasar etal.Tumbuhan ini di Indonesia belum dikeal manfaatnya. Di Malaya

digunakan untuk obat kulit. Di beberapa tempat dikatakan bahwa ekstrasi

daun paku ini dapat dipakai untuk obat demam. Batangnya umum digunakan

untuk mengikat padi setelah panen (Rora, 1980, h. 46)

Gambar 4.5 Lygodium flexuosum (L.) Sw

6. Clidemia hirta (L.) D. Don atau Harendong buluKlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : MagnoliophytaKelas : MagnoliopsidaOrdo : MyrtalesFamily : MelastomataceaeGenus : ClidemiaSpesies : Clidemia hirta (L.) D. Don

Harendong bulu (Clidemia hirta) tercatat dalam 100 spesies asing

paling invasive di dunia (ISSG, 2005). Harendong bulu merupakan flora

invasive yang sangat berpengaruh di komunitasnya. Harendong bulu berasal

dari Amerika Utara (Meksiko) dan Amerika Selatan (daerah tropis dan karibia).Harendong bulu dapat ditemukan pada area terbuka maupun area

yang sedikit naungan cahaya matahari, hal ini menyebabkan laju

pertumbuhannya menjadi sangat cepat dibandingkan spesies invasive lainnya.

Page 55: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

41

Habitus tumbuhan ini perdu, batang berkayu, bulat, berbulu rapat atau berssik.

Daun tunggal, bertangkai, berhadapan, bertulang 3-5, bulat telur, panjang 2-20

cm, lebar 1-8 cm, berhadapan, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berbulu,

hijau, pertulangan daun menyirip. Bunga bertagkai pendek, tabung kelopak

lebar berbentuk lonceng (Steenis, 2006, h.319)

Gambar 4.6 Clidemia hirta (L.) D. Don

7. Melastoma malabathricum L. atau SikendudukKlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : MagnoliphytaKelas : MagnoliopsidaOrdo : MyrtalesFamily : MelastomataceaeGenus : Melastoma Spesies : Melastoma malabathricum L

Sikenduduk dapat tumbuh di sembarang tempat, baik yang ternaungi

cahaya matahari maupun area terbuka. Habitus tumbuhan ini perdu, tegak,

tinggi 0,5-4 meter, banyak bercabang, bersisik, berambut. Daun tunggal,

bertangkai, letak berhadapan silang. Helai daun bulat telur memanjang

sampai lonjong, ujung lancip, pangkal bulat, tepi rata, permukaan berambut

Page 56: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

42

pendek yang jarang dan kaku sehingga terasa kasar. Berbunga majemuk

keluar diujung cabang. Warna ungu kemerahan. Buah masak akan merekah

dan berbagi dalam beberapa bagian, warnanya ungu tua kemerahan. Biji

kecil-kecil warnanya coklat. Buahnya dapat dimakan sedangkan daun

mudanya dapat dimakan sebagai lalap atau sayur. Perbanyakan dengan biji

(Megawati, 2009, h.22).Sikenduduk berkhasiat mengobati batuk karena minuman berakohol,

mencret dan keputihan, obta kumur, penenang, luka bakar, mejen, cacigan

pada anak-anak, diare, sariawan, pendarahan rahim, bisul, keracunan

singkong, dan luka bernanah ( Djauhariya, 2004, h.75).

Gambar 4.7 Melastoma malabathricum L.

8. Passiflora foetida L. atau SeletupanKlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : Magnoliophyta Ordo : MalpighialesFamily : PassifloraceaeGenus : PassifloraSpesies : Passiflora foetida

Page 57: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

43

Ditemukan pertama kali di Jawa dan Madura, dan berasal dari

Amerika Tropis (Biotrop, 2011). Rendahnya tingkat kehadiran spesies ini erat

kaitannya dengan persaingan komunitas tumbuhan dalam memperebutkan

cahaya matahari. Tumbuhan yang cepat tumbuh (lebih tinggi), dan

tajuknya lebih rimbun akan memperoleh cahaya lebih banyak. Sedangkan

tumbuhan lain yang lebih pendek, muda dan kurang tajuknya akan ternaungi

oleh tumbuhan yang terdahulu sehingga pertumbuhannya terhambat, hal

inilah yang memicu rendahnya tingkat kehadiran spesies ini.Passiflora foetida merupakan herba pemanjat yang berbau kurang

enak, panjangnya sekitar 1,5-5 meter. Batang berambut panjang jarang, daun

tunggal, bertangkai 1-3 cm, berambut panjang. Helaian daun bundar telur,

berbagi tiga, bertepi rata atau bergigi tidak dalam, dengan ujung-ujung

meruncing, pangkal daun bentuk jantung.Bunga membuka darimpagi-pagi benar sampai jam 11 siang. Daun

muda dipakai sebagai sayuran. Buah buni rasanya segar dan manis (Steenis,

2006, h.301).Seluruh bagian herba ini berkhasiat anti radang, penenang (sedatif),

peluruh kencing, (diuretic), serta membersihkan panas dan racun. Buah juga

berkhasiat menghilangkan nyeri (analgesik) dan memperkuat paru (Tarmizi,

2010, h.2).

Page 58: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

44

Gambar 4.8 Passiflora foetida L.

9. Imperata cylindrica (L.) Raeusch atau Alang-alangKlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : TracheophytaOrdo : PoalesFamily : PoaceaeGenus : Imperata cirilloSpesies : Imperata cylindrica (L.) Raeusch

Imperata cylindrica atau biasa disebut dengan alang-alang adalah

tanaman terna berjenis rumput-rumputan yang berumur panjang atau parenial.

Tanaman ini bisa tumbuh sampai ketinggian 180 cm, bertunas panjang dan

bersisik dengan pucuknya yang meruncing seperti duri. Akar tanaman alang-

alang adalah akar rimpang yang menjalar, dan berbuku-buku. Akarnya keras

dan liat serta warnya putih.Batang ilalang berukuran pendek dan menjulang naik, tingginya

berukuran 0,2-1,5 meter. Batangnya berbentuk silinder dengan diameter 2-3

mm dan beruas-ruas.daun tanaman alang-alang termasuk daun tidak lengkap.

Helaian daun berbentuk garis memanjang, seperti pita, lanset dan berujung

runcing. Pangkal daunnya berambut panjang dan menyempit berbentuk

talang. Panjang daun alang-alang sekitar 12 sampai 80 cm, bagian tepi

daunnya sangat kasar dan tajam.Alang-alang juga dapat mengatasi hepatitis akut menular, kencing

darah, kencing nanah, muntah darah, mimisan, peluruh kencing, dan radang

ginjal akut (Hariana,2015, h. 32).

Page 59: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

45

Gambar 4.9 Imperata cylindrica (L.) Raeusch

10. Pennisetum polystachyon Schult atau Rumput ekor kucingKlasifikasiKingdom : PlantaePhylum : TracheophytaKelas : LiliopsidaOrdo : PoalesFamily : PoaceaeGenus : PennisetumSpesies : Pennisetum polystachyon

Rumput ekor kucing adalah sejenis rumput pendatang dari Afrika

tropis, anggota suku Poaceae. Rumput berukuran besar ini agaknya sengaja

dibawa dan ditanam sebagai pakai ternak, namun acap kali meliar dan

tumbuh sebagai gulma di lahan pertanian. Rumput ekor kucing memiliki cirri rumput yang tumbuh menegak,

dengan sistem akar serabut dan ia memang tidak mempunyai stolon.

Ketinggian rumput sekitar 0,5 – 2,5 meter bergantung kepada keadaan tanah

dan persekitaran. Daunnya adalah jenis tirus yang panjang keluar dari batang

rumput ini sepanjang 10-50 cm dan lebar 3-15 cm. batang yang mengeluarkan

bunga berbentuk silinder tumbuh menegak dengan panjang melebihi 300 cm.

Page 60: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

46

bunga rumput ekor kucing keluar dibagian paling atas batang yang tumbuh

menegak.

Gambar 4.10 Pennisetum polystachyon Schult

11. Polypodium verrucosum Hook Perawakan herba, rimpang menjalar berdiameter sampai 6 mm,

coklat, ujung tertutup ramenta. Ramenta berwarna coklat gelap, panjang 3-4

mm. lebar pada pangkal 1,5 mm, bentukperisai, menyempit ke ujung, tepi

bergerigi agak kaku. Tangkai pangkalnya gundul, waktu muda punya ramenta

seperti pada rimpang. Helain menyirip panjang mencapai 100 cm,

menggantung, permukaan atas berwarna hijau mengkilat, permukaan bawah

lebih surm. Tekstur tipis tetapi kaku. Sporangium anulusnya vertical, sorus

berbentuk bulat di atas vena dekat tulang daun atau pertengahan antara

tulang daun dan tepi, diameter mencapai 2 mm waktu dewasa, tidak

berindisium, spora bilateral (Romaidi, 2012, h.11)

Page 61: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

47

Gambar 4.11 Polypodium verrucosum Hook

12. Pityrogramma calomelanos (L.) Link atau Paku perakJenis paku ini umum di kenal dengan nama paku perak (Sunda),

pakis perak (Jawa), silver fern (Inggris). Pada saat tumbuhan masih muda

seluruh entalnya tertutup oleh sejenis tepung berwarna putih kekuningan dan

pada saat ental telah dewasa tepung tersebut hanya ditemukan pada

permukaan daun bagian bawah saja. Mungkin yang enyebabkan orang

menyebutnya paku pera. Rumpunnya kecil tetapi mempunyai ental banyak.

Panjang entalnya 50-100 cm. berimpang pendek dan tegak. Pada rimpang

tersebut terdapat sisik yang berwarna coklat. Tangkai ental hitam, bersisik

pada pangkalnya dan bagian yang tak bersisik mengkilat. Ental tersebut

menyirip ganda dua, letaknya berselang seling. Anak daun yang terlatak di

bagian pangkal adalah tunggal, sedangkan yang bagoian di tengah dan di

ujung berlekuk-lekuk dan bisa mencapai ukuran panjang 17 cm dan lebar 4-5

cm, melancip pada bagian ujungnya, sporanya menyebar di bawah

permukaan daun.Asalnya dari daerah Amerika tropika. Kni tersebar luas di daerah

Asia tropika. Di alam sering ditemukan tumbuh di daerah-daerah terbuka,

Page 62: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

48

padat tempat yang berbatu-batu di lereng-lereng bukit, bekas-bekas tembokan

tua dan juga di tepi-tepi sungai baik di tempat yang agak terlindung. Tumbuh

bersama-sama dengan jenis-jenis paku yang lainnya dan kadang-kadang

bercampur dengan terna. Paku perak dapat digunakan sebagai tanaman hias,

meskipun orang masih jarang mempergunakannya, selain memiliki bentuk

yang indah paku ini sangat mudah tumbuh baik di dataran tinggi sampai 1200

m dpl (Rora, 1979, h. 75).

Gambar 4.12 Pityrogramma calomelanos (L.) Link

13. Spermacoce alata Aubl atau Rumput setawarRumput setawar merupakan tumbuhan perdu tegak, tinggi 5-75 cm,

pada umumnya bercabang mulai dari bawah. Batang bersegi empat dan

lunak. Daun agak tebal, sederhana, utuh, berbentuk lonjong atau bulat lonjon,

berukuran 2-7,5 x 1,4 cm dengan tangkai daun yang pendek. Bunga

biseksual, kecil, bertandan dan terletak pada ketiak daun.Gulma ini banyak ditemukan pada daerah dengan musim kemarau

pendek, pada lahan yang mendapat sinar matahari penuh atau agak

ternaungi, di tepi jalan. Tumbuh mulai di daratan rendah hingga ketinggian

1600 m dpl. Lebih menyukai tanah pasir, namun juga tumbuh pada tanah yang

Page 63: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

49

kurang subur. Perkembangbiakan dengan biji yang penyebarannya di bantu

oleh aliran angin dan air. Gulma ini sering menjadi gulma utama pada lahan

pertanian (Soerjani, 1987, h. 134).

Gambar 4.13 Spermacoce alata Aubl

14. Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl atau Pecut KudaKlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : MagnoliophytaKelas : MagnolipsidaOrdo : LamialesGenus : StachytarphetaSpesies : Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl

Pecut kuda tumbuh liar di tepi jalan, tanah lapang dan tempat-tempat

terlantar lainnya. Tanaman yang berasal dari Amerika tropis ini dapat

ditemukan di daerah cerah, sedang, terlindung dari sinar matahari dan pada

ketinggian 1-1500 m dpl. Daunnya tunggal, bertangkai, letak berhadapan.

Helaian daun berbentuk bulat telur, pangkal daunnya menyempit dengan

ujung runcing, tepian daun bergerigi dengan permukaan yang berlekuk-lekuk,

Page 64: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

50

panjang daun 4-8 cm dengan lebar 3-6 cm, warna daun hijau tua. Bunga

majemuk tersusun dalam poros bulir yang memanjang. Bentuk ujung

tangkai yang berubah fungsi menjadi bunga berbentuk seperti pecut dengan

bunga-bunga kecil berwarna ungu di samping-sampingnya.Pecut kuda berkhasiat sebagai pembersih darah, anti radang,

peluruh kencing, infeksi dan batu saluran kencing (Soerjani,1987, h.272).

Gambar 4.14 Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl

15. Lantara camara L. atau Bunga tahi ayamKlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : MagnoliophytaKelas : MagnoliopsidaOrdo : LaminalesFamily : VerbenaceaeGenus : LantanaSpesies : Lantana camara

Lantana camara atau biasa disebut dengan Bunga tahi ayam berasal

dari Amerika tropis, tumbuh pada dataran rendah sampai 1700 m dpl.

Dimasukkan ke Indonesia pada tahun 1860 sebagai tanaman hias untuk

kolam, sekarang telah pula tersebar luas di Asia Tenggara dan menyebabkan

gangguan yang berat terhadap saluran-saluran air, waduk, dan persawahan

(Sukman, 1995, h.46).Daun pada bunga tembelek berbentuk delta runcing, tepi daunnya

bergerigi, pangkal daunnya rata, warna daunnya hijau. Batangnya berkayu,

bercabang banyak, ranting berbentuk segi empat, berduri dan berambut.

Page 65: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

51

Merupakan perdu tegak dan agak memanjat, tinggi 0,5 – 4 meter. Akarnya

tunggang yang berbentuk benang. Bunganya berwarna merah, jingga, ungu

dan putih. Bunga tersebut hanya mekar di pagi hari dan mulai layu pada siang

hari. Buah berbiji berbentuk bulat telur.Bunga tahi ayam berguna mengobati koreng, borok, luka, bisul,

memperlancar keringat, obat batuk pada anak, gondongan, tuberkulosa, batuk

berdarah, asma, rematik, dan keputihan (Djauhari, 2004, h.66).

Gambar 4.15 Lantara camara L

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Gading JayaKabupaten Merangin Provinsi Jambi, peneliti hanya mendapatkan 15 sampel dansemua sampel adalah tumbuhan Invasive, dikarenakan pada saat melakukanpenelitian diperkebunan masyarakat telah lebih dulu melakukan pembasmiantumbuhan yang ada di sekitar tumbuhan sawit dan juga karet sehingga penelitihanya dapat mengambil sampel yang masih bisa bertahan hidup lebih lamasetelah dilakukan pembasmian dengan menggunakan pestisida. Dan untuktumbuhan Endemik peneliti tidak dapat menemukannya karena memangtumbuhan invasive lebih mudah dan cepat berkembang di lahan perkebunantersebut. Berdasarkan hasil penelitian, flora Invasive yang peneliti dapatkan diDesa Gading Jaya Kabupaten Merangin Provinsi Jambi yang ditemukanberjumlah 15 jenis dari 12 famili, yaitu

1. Acanthaceae ( Asystasia gangetica (L.) T. Anderson )

2. Blechnaceae (Stenochlaena pasustris (Burm.f.) Bedd )

Page 66: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

52

3. Cyperaceae (Cyperus spacelatus Rottb)

4. Leguminosae (Calopogonium mucunoides Desv.)

5. Lygodiaceae (Lygodium flexuosum (L.) Sw.)

6. Melastomataceae ( Clidemia hirta (L.) D. Don dan Melastoma malabathricum L.)

7. Passifloraceae ( Passiflora foetida L.)

8. Poaceae ( Imperata cylindrica (L.) Raeusch dan Pennisetum polystachyon Schult.)

9. Polypodiaceae ( Polypodium verrosum Hook.)

10. Pteridaceae ( Pityrogramma calomelanos (L.) Link)

11. Rubiaceae (Spermacoce alata Aubl)

12. Verbenaceae (Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl dan Lantara camara (L.)

Tabel 4. 2 Jenis flora Invasive di perkebunan karet dan sawit

No Family Hasil Identifikasi Nama Lokal Habitus

1 AcanthaceaeAsystasia gangetica (L.) T. Anderson

Rumput Israel Herba

2 BlechnaceaeStenochlaena palustris (Burm.f.) Bedd

Paku Udang Perdu

3 CyperaceaeCyperus sphacelatus Rottb

Rumput parahbetina

Herba

4 LygodiaceaeLygodium flexuosum(L.) Sw

Hata Kembang Perdu

5 LeguminosaeCalopogonium mucunoides Desv

Kacang asu Semak

6 MelastomataceaeClidemia hirta (L.) D.Don

Harendongbulu

Semak

7 MelastomataceaeMelastoma malabathricum L.

Sikenduduk Perdu

8 PoaceaeImperata cylindrica (L.) Raeusch

Alang-a lang Semak

9 Poaceae Pennisetum Rumput ekor Perdu

Page 67: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

53

polystachyon Schult kucing

10 PolypodiaceaePolypodium verrucosum Hook

- Perdu

11 PteridaceaePityrogramma calomelanos (L.) Link

Paku perak Perdu

12 Verbenaceae Lantara camara L.Bunga tahi

ayamSemak

13 VerbenaceaeStachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl

Pecut Kuda Perdu

14 RubiaceaeSpermacoce alata Aubl

Rumputsetawar

Herba

15 Passifloraceae Passiflora foetida L. Seletupan Herba

Gambar 4. 16 Diagram Perbandingan

3. Jenis Tumbuhan Endemik di Perkebunan Karet dan Sawit

Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan di perkebunan karet dansawit milik masyarakat di Desa Gading Jaya Kabupaten Merangin ProvinsiJambi dan peneliti mendapatkan 15 sampel tumbuhan yang berhabitus semak,perdu dan herba peneliti tidak menemukan tumbuhan Endemik, semuatumbuhan yang peneliti dapatkan adalah tumbuhan Invasive.

Page 68: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

54

Gambar IV. 17 Denah Lokasi Pengambilan Sampel Tumbuhan

Page 69: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Identifikasi

Tumbuhan Invasive dan Endemik Di Perkebunan Karet Dan Sawit Milik

Masyarakat Di Desa Gading Jaya Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Yang

dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan studi pustaka, penulis dapat

menyimpulkan :

1. Dari 15 sampel tumbuhan yang peneliti dapatkan dari perkebunan karet

dan juga sawit peneliti tidak menemukan tumbuhan Endemik. 15 sampel

tumbuhan tersebut adalah Asystasia gangetica (L.) T. Anderson,

Stenochlaena palustris (Burm.f.) Bedd, Cyperus sphacelatus Rottb,

Calopogonium mucunoides Desv, Lygpdium flexuosum (L.) Sw, Clidemia

hirta (L.) D. Don, Melastoma malabathricum L., Passiflora foetida L,

Imperata cylindrical (L.) Raeusch, Pennisetum polystachyon Schult,

Polypodium verrosum Hook, Pityrogramma calomelanos (L.) Link,

Spermacoce jamaicensis (L.) Vahl, Lantara camara L. 2. Masyarakat Desa Gading Jaya Kabupaten Merangin Provinsi Jambi

sebagian besar tidak mengetahui tentang tumbuhan Invasive dan Endemik,

dan juga belum mengetahui fungsi masing-masing dari tumbuhan tersebut

apakah tumbuhan tersebut baik untuk lingkungan atau tidaknya.3. Masyarakat Desa Gading Jaya Kabupaten Merangin Provinsi Jambi selalu

berusaha membasmi tumbuhan yang hidup di bawah ataupun disekitar

pepohonan sawit, karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang

manfaat tumbuhan bagi lingkungan menyebabkan masyarakat membasmi

tumbuhan-tumbuhan dengan cara menyemprot dengan pestisida,

memotong dan bahkan membakarnya karena masyarakat selalu

menganggap semua tumbuhan yang hidup diperkebunan sawit dan juga

karet itu adalah sebagai gulma yang dapat menurunkan produktivitas dan

juga kualitas hasil panen masyarakat.

Page 70: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

59

B. SaranBerdasarkan kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian dan data yang

diperoleh, maka penulis mencoba memberikan rekomendasi sebagai berikut :1. Masyarakat Desa Gading Jaya Kabupaten Merangin Provinsi Jambi dapat

melestarikan dan melindungi hutan yang sudah Allah SAW berikan kepada

umatnya.2. Masyarakat Desa Gading Jaya Kabupaten Merangin dapat mengetahui

fungsi dan manfaat dari tumbuhan yang hidup disekitar kita untuk

kesehatan bahkan untuk kehidupan kita.3. Selanjutnya bagi peneliti yang lain agar dapat mengembangkan

penelitiannya yang relevan dengan penelitian saya.

Page 71: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

Scanned by CamScanner

Page 72: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

Scanned by CamScanner

Page 73: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

Scanned by CamScanner

Page 74: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

Scanned by CamScanner

Page 75: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

Scanned by CamScanner

Page 76: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/157/1/Denti BOOKMARK - Denti...Judul Skripsi : Identifikasi Tumbuhan Invasive dan Endemik Sebagai Tanaman Tutupan di Perkebunan Karet dan Sawit Milik

Scanned by CamScanner