Booklet Fakta Kelapa Sawit Indonesia_Ind
-
Upload
johnny-lone -
Category
Documents
-
view
387 -
download
6
Transcript of Booklet Fakta Kelapa Sawit Indonesia_Ind
IndonesiaKelapa SawitFa k t a
EdisiPerdana
Fakta Kelapa Sawit Indonesia
Oleh : Tim Advokasi Minyak Sawit Indonesia - Dewan Minyak Sawit Indonesia (TAMSI-DMSI)
Foto Oleh:InfoSAWIT
© 2010, Tim Advokasi Minyak Sawit Indonesia - Dewan Minyak Sawit Indonesia (TAMSI-DMSI)
K elapa sawit merupakan berkah bagi bangsa Indonesia. Permintaan dunia dan nasional akan minyak nabati terus meningkat untuk produk pangan, non pangan maupun energi. Minyak sawit mempunyai berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati lain baik dari aspek
keragaman produk yang dapat dihasilkan, aspek nutrisi, kesehatan, produktivitas, efisiensi maupun harga sehingga minyak sawit sangat kompetitif untuk memenuhi permintaan tersebut. Indonesia juga dikaruniai iklim yang sesuai, lahan luas dan tenaga kerja yang tersedia yang memungkinkan Indonesia untuk terus mengembangkan industri kelapa sawit sebagai salah satu mesin pembangunannya.
Industri kelapa sawit telah menjadi salah satu soko guru utama pembangunan perekonomian Indonesia. Fakta ini sulit terbantahkan mengingat devisa dan penerimaan negara yang dihasilkan oleh industri ini sangat besar. Pada 2009 nilai ekspor minyak sawit mentah dan produk turunannya mencapai US$ 9,14 milyar atau lebih dari 10% dari total nilai ekspor non migas. Penerimaan negara yang dihasilkan dari industri sawit antara lain bea keluar, pajak penghasilan badan, pajak bumi dan bangunan, pajak pertambahan nilai dan lain-lainnya, yang diyakini berjumlah sangat besar. Selain sebagai penghasil devisa yang besar, pembangunan industri kelapa sawit sejalan dan mendukung program pemerintah yang pro job, pro poor dan pro growth serta pro environment.
Pembangunan industri kelapa sawit bersifat pro job karena setiap penambahan 1.000 hektar kebun akan menyerap tenaga kerja sebanyak 500 orang di sektor on farm, off farm dan penunjang yang bukan hanya terdiri dari tenaga buruh tetapi juga tenaga sarjana. Dengan komposisi luas 4 juta hektar perkebunan besar dan 3,3
4 5
Minyak Sawit untuk Kesejahteraan Dunia
Sambutan Ketua UmumDewan Minyak Sawit IndonesiaFranky Oesman Widjaja
Kata Pengantar
P ertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyusunan buku “Fakta Kelapa Sawit Indonesia”. Buku ini disusun dalam upaya menyebarluaskan informasi tentang
perkembangan industri kelapa sawit Indonesia kepada masyarakat luas, sehingga masyarakat secara aktif dapat ikut membantu para pemangku kepentingan industri kelapa sawit Indonesia.
Tujuannya tidak lain adalah terwujudnya pembangunan industri kelapa sawit Indonesia yang berkelanjutan. Hal ini sangat penting mengingat kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang berkontribusi besar terhadap pendapatan devisa negara, sehingga sudah sewajarnya kelapa sawit menjadi salah satu soko guru di perkebunan khususnya dan dalam pembangunan ekonomi nasional pada umumnya.
Penyusunan buku ini dimungkinkan atas keterlibatan berbagai pihak, baik organisasi maupun pribadi sehingga kepada semua pihak yang terlibat dan narasumber, kami ucapkan terima kasih.
Kerja keras semua pihak guna terwujudnya buku ini, adalah bagian kecil dari upaya mendorong pembangunan industri kelapa sawit ke depan dan kami menyadari bahwa buku ini kemungkinan besar masih memiliki kekurangan.
Oleh karena itu, kami mohon maaf serta saran dan kritik untuk perbaikan pada edisi-edisi yang akan datang. Supaya buku yang sederhana ini dapat turut serta menjadi pelecut pembangunan industri kelapa sawit yang berkelanjutan. Terimakasih
Tim Advokasi Minyak Sawit Indonesia (TAMSI)Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI)
4
6 7
juta hektar perkebunan rakyat industri kelapa sawit dan industri pendukungnya telah menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 4 juta tenaga kerja sehingga sekitar 15 juta jiwa menggantungkan hidupnya pada industri kelapa sawit ini.
Pembangunan industri kelapa sawit bersifat pro poor karena program pengembangan perkebunan rakyat telah mengubah banyak petani penggarap menjadi petani pemilik dengan penghasilan jauh diatas Upah Minimum Propinsi (UMP). Program PIR Trans, PIR Lok dan KKPA telah menyertakan masyarakat dalam pemilikan kebun yang kemudian secara berkelompok/lembaga bermitra dengan perusahaan besar sementara laba usaha yang cukup besar telah pula merangsang pertumbuhan petani swadaya sehingga pendapatan petani program maupun petani swadaya umumnya telah berada jauh diatas UMP.
Pembangunan industri kelapa sawit bersifat pro growth karena telah ikut membuka daerah untuk pertumbuhan dan merangsang pertumbuhan ekonomi di sektor lainnya. Pembangunan industri kelapa sawit di daerah terpencil telah ikut membantu membuka isolasi daerah sehingga akses ke dan dari daerah lain menjadi lebih mudah. Keberadaan industri kelapa sawit ikut merangsang pertumbuhan industri lain baik swadaya maupun pola Corporate Social Responsibility, seperti transportasi, industri perbengkelan, perdagangan maupun yang berskala nasional seperti industri pupuk, industri finansial, industri alat berat dan industri lainnya. Selain itu, pendapatan negara dari industri ini yang cukup besar jumlahnya akan menambah alokasi dana pusat untuk pembangunan daerah sehingga tercipta pembangunan nasional yang merata.
Kendati, industri kelapa sawit nasional telah menunjukkan prestasi yang baik bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial, banyak tantangan maupun rintangan yang harus dihadapi. Isu kelestarian (sustainability) dan konflik sosial masih berpotensi digulirkan untuk menghambat pertumbuhan dan mengurangi daya saing industri minyak sawit Indonesia. Oleh sebab itu, informasi yang benar perlu disebarluaskan agar masyarakat tidak terpengaruh oleh informasi-informasi menyesatkan yang dapat menyebabkan hilangnya kesempatan untuk memanfaatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa bagi bangsa dan negara yang kita cintai ini.
Atas dasar tersebut, Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) meminta peneliti, akademisi dan media yang merupakan pemangku kepentingan industri kelapa sawit untuk menyampaikan informasi yang tepat dan komprehensif kepada masyarakat Indonesia dan dunia melalui buku yang berjudul “Fakta Kelapa Sawit Indonesia”. Untuk itu, DMSI menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang telah membantu penyiapan buku ini. Semoga, kehadiran buku ini dapat berguna bagi pembangunan industri kelapa sawit yang lestari di masa depan.
Jakarta, 10 November 2010
Kata Pengantar TAMSI 4 Sambutan Ketua Umum DMSI 5Bab I Profil Kelapa Sawit Indonesia 8Bab II Industri Sawit Indonesia 20Bab III Nilai Tambah Ekonomi Kelapa Sawit 30Bab IV Kontribusi Kelapa Sawit bagi Perekonomian 34Bab V Kontribusi Kelapa Sawit bagi Kesehatan 38Bab VI Kontribusi Kelapa Sawit bagi Sosial dan Lingkungan 46Bab VII Kontribusi Kelapa Sawit Terhadap Pengurangan Emisi CO2 60
Daftar Isi
Franky Oesman WidjajaKetua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia
Fakta 1Kelapa sawit di Indonesia (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman palma yang berasal dari Afrika Barat, mulai dari kawasan Angola hingga Liberia. Sumber : Mangga Barani (2009)
Fakta 2Dalam catatan Arkeologi, terdapat bukti bahwa minyak sawit sudah digunakan di Abydos, Mesir pada 5000 tahun lalu. Sumber : Friedel (1897)
Fakta 3Empat bibit sawit dari Bourbon (Mauritius) yang ditanam di Kebun Raya Bogor pada 1848, merupakan induk dari semua kelapa sawit komersial yang berada di Indonesia dan Malaysia.Sumber : Pamin (1998)
Fakta 4Kelapa sawit mulai ditanam pada skala komersial di Sungai Liput (Aceh) dan Pulau Radja (Asahan, Sumatera Utara) pada 1911. Pantai Timur Sumatera terutama Deli dijadikan sentra produksi kelapa sawit oleh pemerintah kolonial Belanda. Pada zaman penjajahan Jepang karena kebutuhan makanan, maka 16% lahan kelapa sawit dikonversi menjadi lahan pangan. Sumber : Badrun (2010)
Fakta 5Pengembangan perkebunan rakyat mulai dilakukan pada masa pemerintahan orde baru di akhir 1970-an menggunakan dana pinjaman Bank Dunia. Namun upaya percepatan pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat dimulai awal 1980-an melalui seri proyek PIR (Perkebunan Inti Rakyat).Sumber : Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Bab I.Profil Kelapa
Sawit Indonesia
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
8 9
Foto
: PPK
S
Foto
: PPKS
Fakta 6Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil yang berakar serabut. Pohon kelapa sawit mengalami pertumbuhan dengan pertambahan tinggi berkisar 35-75 cm per tahun, sehingga pada umur 25 tahun ketinggian tanaman mencapai 15-18 m.Sumber : Pusat Data InfoSAWIT (2010)
dkimages
AkarAkar serabut tanaman kelapa sawit terdiri dari akar primer, sekunder, tersier, dan kuarterner. Fungsi utama untuk (1) menunjang struktur batang di atas tanah, (2) menyerap air dan unsur-unsur hara dari dalam tanah, dan (3) sebagai salah satu alat respirasi.
BatangBatang tanaman diselimuti bekas pelapah daun hingga kira-kira umur 11-15 tahun. Setelah umur itu bekas pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa.Umumnya penambahan tinggi batang bisa mencapai 35-75 cm per tahun, tergantung pada keadaan lingkungan dan keragaman genetik.
BungaKelapa sawit merupakan tanaman monoecious (berumah satu), artinya bunga jantan dan betina terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada tandan yang sama, meski kadang-kadang dijumpai juga bunga jantan dan betina pada satu tandan (hermafrodit).
BuahPembagian tipe buah berdasarkan warna kulit buah dikelompokkan menjadi tiga tipe, yaitu:
Nigrencens1) , berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi jingga kehitam-hitaman pada waktu matang. Tipe ini hampir dominan ditemukan pada varietas Tenera yang ditanam secara komersial di Indonesia. 2) Virescens, berwarna hijau pada waktu muda dan berubah menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijauan.Albescens3) , berwarna keputih-putihan di waktu muda sedangkan setelah matang menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya ungu kehitam-hitaman.
Buah sawit bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah.
Buah terdiri dari pericarp yang terbungkus oleh exocarp (bagian kulit buah), mesocarp (serabut buah) dan endocarp (cangkang).
Komposisi kimia minyak sawit yang berada dalam mesocarp (CPO-crude palm oil) berbeda dengan minyak yang ada dalam endosperm matang (PKO-palm kernel oil).
DaunDaunnya merupakan daun majemuk. Daun berwarna hijau tua dan pelapah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam.
Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian:a) Kumpulan anak daun (leaflets) yang memiliki
helaian (lamina) dan tulang anak daun (midrib).
b) Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
c) Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
d) Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup dan memberi kekuatan pada batang.
Luas daun meningkat secara progresif pada umur sekitar 8-10 tahun setelah tanam.
Morfologi Kelapa Sawit
Fakta 7 Tanaman kelapa sawit di Indonesia terdiri dari tiga varietas yaitu Dura, Pisifera, dan Tenera. Buah dari setiap varietas memiliki perbedaan dari segi tempurung, ketebalan daging dan rendemen minyak.Sumber : Hariyadi (2010)
Daging buah Sawit (palm mesocarp),Pengepresan akan menghasilkan minyak sawit (Crude Palm Oil; CPO)
Inti Sawit (palm kernel),Pengepresan akan menghasilkan minyak inti sawit kasar (Crude Palm Kernel Oil; CPKO)
Fakta 8Kondisi topografis dan jenis tanah di Indonesia yang podsolik, alluvial dan latosol khususnya di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua sangat sesuai untuk pengembangan usaha perkebunan kelapa sawit.Sumber : Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (1993)
Fakta 9Sebagai negara tropis dengan curah hujan 2000 – 2500 mm/tahun, bulan kering berkisar 2-3 bulan/tahun dan suhu rata-rata 24-28oC, wilayah Indonesia sangat sesuai untuk perkebunan kelapa sawit.Sumber : Pahan (2006)
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
10 11
Luasan Lahan Berpotensi Tinggi Untuk Tanaman Kelapa Sawit di Beberapa Wilayah Indonesia
PropinsiLuas Lahan
Berpotensi (Ha)
Sumatera Utara 1.298.000
Riau 2.848.200
Bengkulu 728.479
Kalimantan Barat 3.671.100
Kalimantan Tengah 3.638.500
Kalimantan Timur 4.399.400
Sulawesi Tengah 146.300
Sulawesi Selatan 288.000
Papua 5.896.500
Total Lahan Berpotensi 22.914.479
Fakta 10Kelapa sawit memiliki produktivitas minyak lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya seperti kedelai, bunga matahari dan rapak (rapeseed). Produktivitas minyak sawit adalah 3,74 ton/ha/tahun dengan pengelolaan manajemen budidaya terbaik memiliki potensi sekitar 6 ton/ha/tahun. Minyak kedelai hanya 0,38 ton/ha/tahun, minyak bunga matahari 0,48 ton/ha/tahun dan minyak rapak sebesar 0,67 ton/ha/tahun.Sumber : Oil World, Maksi, Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Minyak Sawit
Minyak Rapak
Minyak Bunga Matahari
Minyak Kedelai
4,0
4,5
5,0
5,5
6,0
3,5
3,0
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5
0
Produktivitas Minyak Nabati Dunia dan Potensi Produktivitas Minyak Sawit (Ton/ha/tahun)
0,67 0,480,38
3,74
6,0
Pote
nsi P
rodu
ktiv
itas
Fakta 11Dari total luas tanaman penghasil minyak nabati utama di dunia yang mencapai231,9 juta ha, kelapa sawit hanya meliputi areal seluas 12,8 juta ha (5,5 %) dibandingkan dengan luas areal tanaman kedelai 102,7 juta ha (44,3 % ). Sumber : Oil World, Maksi, Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Perbandingan Penggunaan Luas Areal Penghasil Minyak Nabati di Dunia
Kedelai Rapak Kapas Bunga Matahari Kacang Tanah Kelapa Sawit Kelapa
23,4 Juta Ha
21,56 Juta Ha
12,8 Juta Ha 9,5 Juta Ha
31,07 Juta Ha30,8 Juta Ha
102,7 Juta Ha
Fakta 12Pada 2009, produksi minyak sawit dunia mencapai 43 juta ton, dengan luas lahan 12,8 juta ha, di mana Indonesia sebagai produsen terbesar. Sementara total produksi minyak kedelai sebesar 35,6 juta ton dengan luas lahan 102,7 juta ha. Produksi minyak rapak hanya 20,4 juta ton dengan luas lahan 31,07 juta ha dan minyak bunga matahari sebesar 11,8 juta ton dengan luas lahan 23,4 juta ha. Diprediksi pada 2010, produksi minyak sawit dunia akan mencapai 46,5 juta ton.Sumber : Oil World (2010)
Produksi Minyak Sawit Dunia (2004-2010*)
2004
00
0 T
on
50.000
45.000
40.000
35.000
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
02005 2006 2007 2008 2009 2010*
* PrediksiTahun
55.000
Fakta 13Dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir, konsumsi minyak sawit dunia terus meningkat tajam. Pada 2009, konsumsi minyak sawit mencapai 42 juta ton. Diprediksi konsumsi pada 2010 sebesar 44,5 juta ton.Sumber : Oil World (2010)
Konsumsi Minyak Sawit Dunia (2004-2010*)
2004
00
0 T
on
45.000
40.000
35.000
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
02005 2006 2007 2008 2009 2010*
* PrediksiTahun
12 13
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Fakta 14Kontribusi CPO Indonesia terhadap dunia semakin meningkat dan berhasilmengungguli Malaysia menjadi produsen terbesar dunia pada 2006. Pada 2009, produksi CPO Indonesia mencapai 21,511 juta ton.Sumber : Oil World (2010)
*
* Prediksi
Produksi CPO Lima Produsen Utama Dunia (2004-2010*)
Fakta 15CPO merupakan bahan baku bagi produk-produk turunan untuk industri pangandan non pangan. Pengolahan CPO di refineri menghasilkan olein dan stearin dengan produk samping Palm Fatty Acid Distillate (PFAD). Olein dan stearin dapat diproses lebih lanjut menjadi produk pangan seperti minyak goreng, margarin, shortening fats maupun produk non pangan seperti sabun, lilin, deterjen dan kosmetik, sedangkan PFAD hanya untuk produk-produk non pangan .Sumber: Apolin, Maksi (2009)
Fakta 16Indonesia mengekspor CPO dan produk turunannya ke lebih dari 45 negaradi dunia. Tercatat ada sembilan konsumen terbesar CPO Indonesia yaitu India,Uni Eropa, China, Malaysia, Singapura, Bangladesh, Mesir, Pakistan dan Amerika Serikat (USA). Sumber: BPS (2008)
Negara Tujuan Ekspor CPO dan Turunannya
India
5.000.000
4.500.000
4.000.000
3.500.000
3.000.000
2.500.000
2.000.000
1.500.000
1.000.000
500.000
0Uni
EropaChina Malaysia Singapura Bangladesh Mesir Pakistan USA Others
Fakta 17 Volume ekspor minyak sawit Indonesia pada 2009 mencapai 15,5 juta ton, sedangkan pada 2005 baru mencapai 10,37 juta ton sehingga, dalam kurun waktu lima tahun kenaikan volume ekspor lebih dari 50%. Nilai ekspor pada 2009 mencapai US$ 9,14 miliar atau meningkat sekitar 250% dibandingkan dengan nilai ekspor pada 2005 yaitu US$ 3,76 miliar.Sumber: BPS, Kementerian Perdagangan RI (2010)
Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia 2005-2009
Tahun
CPO Turunan CPO Jumlah
Volume(000 Ton)
Nilai (US$
Miliar)
Volume (000 Ton)
Nilai (US$
Miliar)
Volume (000 Ton)
Nilai (US$
Miliar)
2005 4.565 1,593 5.811 2,164 10.376 3,757
2006 4.840 1,791 7.261 3,027 12.101 4,818
2007 5.701 3,739 6.174 4,130 11.875 7,869
2008 7.904 6,557 6.387 5,845 14.291 12,402
2009 8.799 5,006 6.730 4,138 15.529 9,144
14 15
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Foto
: Mu
sim M
as
Industri hilir kelapa sawit yang terintegrasi
Fakta 18Komposisi asam lemak jenuh dan tidak jenuh dalam minyak sawit sangatseimbang, sehingga sangat tepat menjadi bahan baku minyak goreng. Sumber: Hariyadi (2010)
Komposisi Asam Lemak pada Minyak Sawit
Komposisi Asam lemak
% Terhadap Asam Lemak Total
Kisaran Rata-rata
Asam Lemak Jenuh
C12:0 0,1 – 1,0 0,2
C14:0 0,9 - 1,5 1,1
C16:0 41,8 – 45,8 44,0
C18:0 4,2 – 5,1 4,5
C20:0 0,2 – 0,7 0,4
Asam Lemak Tidak Jenuh
C16:1 0,1 – 0,3 0,1
C18:1 37,3 – 40,8 39,2
C18:2 9,1 – 11,0 10,1
C18:3 0,0 – 0,6 0,4
16 17
Fakta 19Minyak inti sawit dapat digunakan sebagai bahan baku industri oleokimia dasarseperti fatty alcohol. Fatty alcohol dapat digunakan sebagai bahan baku industri turunan seperti surfaktan yang dapat diproses lebih lanjut menjadi kosmetik, personal care, deterjen dan sebagainya.Sumber: Kementerian Perindustrian RI, Pusat data InfoSAWIT (2010)
Komposisi Asam Lemak Pada Minyak Inti Sawit
Tipe Asam Lemak Warna Persentase
Laurat C12 48,2%
Miristat C14 16,2%
Palmitat C16 8,4%
Kaprat C10 3,4%
Kaprat C8 3,3%
Stearat C18 2,5%
Oleat C18 15,3%
Linoleat C18 2,3%
Lainnya 0,4%
Hijau: Lemak Jenuh Biru; Satu lemak tidak jenuh Jingga; Banyak lemak tidak jenuh
Fakta 20Tandan buah segar sawit dapat diproses menjadi minyak sawit mentah (CPO) danminyak inti sawit (PKO) di pabrik kelapa sawit (PKS). Sisa produksi seperti tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dapat diolah kembali menjadi berbagai produk biomassa, sedangkan limbah cair menghasilkan gas metana untuk bahan bakar gas dan sisanya dialirkan ke kebun sebagai pupuk.Sumber: Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
18 19
Fakta 21Pohon industri kelapa sawit dari hulu hingga hilir.Sumber : Kementerian Perindustrian RI, Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Fakta 22Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada 2009, luas lahan mencapai 7,3 juta ha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Penyebaran perkebunan kelapa sawit ini, membantu pemerataan pembangunan ekonomi dan pembangunan wilayah di Indonesia. Sumber: Kementerian Pertanian RI (2010)
Perkembangan Areal Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia
10
00
ha
0
2.000
1980 1985 1990 1995 2000 2005 2009
4.000
6.000
8.000
Fakta 23Daerah pengembangan budidaya kelapa sawit di Indonesia tersebar dari Sumatera hingga Papua. Saat ini pengembangan kelapa sawit lebih banyak dilakukan di Kalimantan, Sulawesi dan Papua karena masih memiliki cadangan lahan yang sangat luas. Pembangunan perkebunan di wilayah tersebut telah membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk lokal sehingga ikut membantu pengentasan kemiskinan. Sumber: Kementerian Pertanian RI, Kementerian Kehutanan RI, Kementerian Perindustrian, Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Sebaran Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia
Riau :Perkebunan: 1.623.458 HaCPO: 5.072.834 Ton
Kalimantan Barat :Perkebunan: 476.891 HaCPO: 1.140.639 Ton
Kalimantan Timur :Perkebunan: 368.504 HaCPO: 370.671 Ton
Kalimantan Tengah :Perkebunan: 709.206 HaCPO: 1.352.934 Ton
Sumatera Selatan :Perkebunan: 718.068 HaCPO: 1.829.609 Ton
Sulawesi Selatan :Perkebunan: 133.493 HaCPO: 429.388 Ton Papua Barat :
Perkebunan: 33.646 HaCPO: 80.328 Ton
Papua :Perkebunan: 25.926 HaCPO: 56.738 Ton
Nangroe Aceh Darussalam :Perkebunan: 274.135 HaCPO: 709.021 Ton
Sumatera Utara :Perkebunan: 1.026.644 HaCPO: 3.200.673 Ton
Sumatera Barat :Perkebunan: 305.871 HaCPO: 839.640 Ton
Jambi :Perkebunan: 454.771 HaCPO: 898.640 Ton
Bab II.Industri Sawit Indonesia
20 21
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Fakta 24Kepemilikan perkebunan kelapa sawit di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga yaitu: perkebunan rakyat (3,2 juta ha), perkebunan besar negara (617.000 ha) dan perkebunan besar swasta (3,5 juta ha).Sumber: Kementerian Pertanian RI, Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Perkembangan Areal Kelapa Sawit Indonesia Berdasarkan Pengusahaan
TahunLuas Areal (000 ha)
PR % PBN % PBS % Nasional
1980 6 2 200 68,9 84 28,9 290
1990 292 25 372 33 463 41 1.17
2000 1.167 28 588 14,1 2.403 57,8 4.158
2007 2.752 40,7 606 9 3.409 50,3 6.767
2008 2.903 41,4 608 8,7 3.409 48,6 7.008
2009 3.204 43,7 617 8,4 3.501 47,8 7.322
Ptb %/th 24,2 4,0 13,7 11,8
Catatan: PR-Perkebunan Rakyat, PBN-Perkebunan Besar Negara, PBS-Perkebunan Besar Swasta.
Fakta 25Dalam kurun waktu 2000-2009 produktivitas CPO Indonesia sekitar 3 ton/ha/tahun.Sumber: Kementerian Pertanian RI, Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Produktivitas CPO Antara Tahun 2000-2009
Ton/
Ha/
Tahu
n
Fakta 26Produksi CPO Indonesia selama sepuluh tahun terakhir terus mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan sekitar 12% setiap tahunnya. Sumber: Kementerian Pertanian RI, Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Perkembangan Produksi CPO Indonesia
TahunProduksi CPO (000 ton)
PR % PBN % PBS % Nasional
1980 1 0,14 499 69,21 221 30,65 721
1990 377 15,62 1.247 51,68 789 32,70 2.413
2000 1.906 27,22 1.461 20,87 3.634 51,91 7.001
2007 6.358 35,99 2.117 11,98 9.190 52,02 17.665
2008 7.105 37,01 2.295 11,95 9.800 51,04 19.200
2009 7.976 37,08 2.495 11,60 11.040 51,32 21.511
Ptb %/th 35,8 5,3 14,0 12,0
Catatan: PR; Perkebunan Rakyat, PBN; Perkebunan Besar Negara, PBS; Perkebunan Besar Swasta.
22 23
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Fakta 27 Pabrik kelapa sawit (PKS) adalah salah satu rantai pasok produksi di industri kelapa sawit yang berfungsi sebagai pengolahan tandan buah segar (TBS) sawit menjadi CPO. PKS yang ada di Indonesia berjumlah 608 unit dengan total kapasitas terpasang mencapai 34.280 ton TBS/jam yang tersebar di 22 Propinsi. Sumber: Kementerian Pertanian RI (2009)
Pabrik Kelapa Sawit di Indonesia
No. PropinsiJumlah Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit (unit)
Kapasitas Produksi (ton TBS/jam)
1. NAD 25 980
2. Sumatera Utara 92 3.815
3. Sumatera Barat 26 1.645
4. Riau 140 6.660
5. Kepulauan Riau 1 40
6. Jambi 42 2.245
7. Sumatera Selatan 58 3.555
8. Bangka Belitung 16 1.235
9. Bengkulu 19 990
10. Lampung 10 375
11. Jawa Barat 1 30
12. Banten 1 60
13. Kalimantan Barat 65 5.475
14. Kalimantan Tengah 43 3.100
15. Kalimantan Selatan 15 770
16. Kalimantan Timur 29 1.545
17. Sulawesi Tengah 7 590
18. Sulawesi Selatan 2 150
19. Sulawesi Barat 6 260
20. Sulawesi Tenggara 3 260
21. Papua 3 140
22. Papua Barat 4 360
Total 608 34.280
Fakta 28 Sebagai produsen CPO terbesar di dunia, Indonesia dapat memenuhi kebutuhan minyak goreng di dalam negeri yang mencapai 4 juta ton setiap tahunnya. Jumlah pabrik minyak goreng di Indonesia tahun 2009 adalah 94 unit yang tersebar di seluruh Indonesia. Sumber: Badan Pusat Statistik, Kementerian Pertanian RI (2009)
Sebaran Pabrik Minyak Goreng di Indonesia
No Propinsi Jumlah pabrik (unit)
1 NAD 2
2 Sumatera Utara 13
3 Sumatera Barat 3
4 Riau 8
5 Jambi 2
6 Sumatera Selatan 5
7 Lampung 4
8 DKI Jakarta 8
9 Jawa Barat 8
10 Jawa Tengah 5
11 Jawa Timur 9
12 Banten 1
13 Kalimantan Barat 11
14 Kalimantan Timur 2
15 Sulawesi Utara 5
16 Sulawesi Tengah 1
17 Sulawesi Selatan 5
18 Gorontalo 1
19 Papua Barat 1
Total 94
24 25
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Fakta 29Industri oleokimia termasuk dalam kelompok Industri turunan minyak sawit. Di Indonesia terdapat sembilan produsen oleokimia dasar yang memproduksi fatty acid, fatty alcohol dan glycerine. Kapasitas produksi fatty acid mencapai 986.000 ton/tahun, fatty alcohol mencapai 490.000 ton/tahun dan glycerine mencapai 141.700 ton/tahun.Sumber: Apolin (2010) Produsen dan Kapasitas Industri Oleokimia Nasional(Dalam 1000 ton)
No PerusahaanFatty Acid
Fatty Alcohol
Glycerine
1 PT Ecogreen (Medan & Batam) 45 350 24
2 PT Sumiasih, Bekasi 91 10
3 PT SOCI MAS , Medan 80 8
4PT Flora Sawita Chemindo (Bakrie Group), Medan
50 5,1
5 PT Musim Mas, Medan 320 100 30
6PT Domba Mas (Bakrie Group), Kuala Tanjung
60 40 4,6
7 Wilmar Group, Gresik 120 30
8 PT Nubika Jaya , Kisaran 130 20
9 PT Cisadane Raya Chemical, Tangerang 90 10
Total 986 490 141,7
Fakta 30CPO merupakan sumber bahan baku energi alternatif untuk biodiesel. Dengan hasil emisi yang jauh lebih rendah daripada sumber bahan bakar fosil, CPO dapat menjadi sumber energi utama di masa depan. Jumlah produsen biodiesel mencapai 20 perusahaan dengan total kapasitas terpasang 3,07 juta ton/tahun.Sumber: Aprobi (2009)
Produsen dan Kapasitas Industri Biodiesel Indonesia
No Nama Perusahaan LokasiKapasitas
(Ton/Tahun)
1 PT Alia Mada Perkasa Kosambi, Tangerang 11.000
2 PT Anugrah Inti Gemanusa Gresik 40.000
3 PT Bioenergi Pratama JayaKab Kutai Timur 6.000
Kab Berau 60.000
4 PT Cemerlang Energi Perkasa Dumai, Riau 400.000
5 PT Damai Sejahtera Sentosa Cooking Rungkut, Surabaya 120.000
6 PT Darmex Biofuel Bekasi 150.000
7 PT Energi Alternatif Jakarta Utara 7.000
8 PT Eternal Buana Chemical Industries Cikupa, Tangerang 40.000
9 PT Eterindo Nusa Graha Gresik 40.000
10 PT Indo Biofuels Energy Merak 60.000
11 PT Multikimia Intipelangi Bekasi 14.000
12 Musim Mas GroupKab Deli Serdang 70.000
Batam 350.000
13 PT Pasadena Biofuels Mandiri Cikarang 10.240
14 PT Pelita Agung Agrindustri Bengkalis, Riau 200.000
15 PT Petro Andalan Nusantara Dumai 150.000
16 PT Primanusa Palma Energi Jakarta Utara 24.000
17 PT Sintong Abadi Kab Asahan, Sumut 35.000
18 PT Sumi Asih Bekasi 100.000
19 PT Wahana Abdi Tritatehnika Sejati Cileungsi, Bogor 132.200
20 PT Wilmar Bio Energi Indonesia Dumai 1.050.000
Total 3.069.440
26 27
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Fakta 31Infrastruktur merupakan sarana penting dalam industri kelapa sawit nasional. Hingga saat ini dari enam pelabuhan umum yang aktif di Indonesia, ada dua pelabuhan khusus ekspor CPO yakni Pelabuhan Belawan yang terletak di Propinsi Sumatera Utara dan Pelabuhan Dumai yang berlokasi di Propinsi Riau. Sumber: Kementerian Perhubungan RI, Pusat Data InfoSAWIT (2009).
Pelabuhan Sei Lais (Palembang)Kapasitas kapal 20.000 DWT
Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta)Kapasitas kapal 60.000 DWT
Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya)Kapasitas kapal 50.000 DWT
Pelabuhan Panjang (Lampung)Kapasitas kapal 20.000 DWT
Pelabuhan Belawan (Medan)Kapasitas kapal 50.000 DWT
Pelabuhan Dumai (Riau)Kapasitas kapal 50.000 DWT
28 29
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Fakta 32CPO dan PKO memiliki keunggulan sebagai bahan baku consumer good, baikproduk pangan maupun non pangan. Dari sisi nilai ekonomi, makin ke hilir akan menghasilkan produk dengan nilai tambah yang semakin tinggi.Sumber: Surfactant and Bio Research Centre/SBRC IPB (2009)
800
600
400
200
Minyak Goreng
FattyAcid
FattyAlcohol
MetilEster
SurfaktanStearat Margarin Gliserin0
%
Nilai Tambah Delapan Produk Turunan Sawit Unggulan
Fakta 33CPO dapat dijadikan berbagai macam produk speciality fats yang sebagian besar berupa produk pangan yang aman dan sehat untuk dikonsumsi manusia.Sumber: Elisabeth (2009)
Bab III.Nilai Tambah Ekonomi Kelapa Sawit
30 31
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Fakta 34Penggunaan CPO di Indonesia juga untuk produk non-pangan, seperti oleokimia dan biodiesel. Produk oleokimia dapat digunakan sebagai bahan baku sabun, lilin, bahan pembersih dan produk perawatan tubuh. Sumber: Kementerian Perindustrian RI, Apolin (2009)
Penggunaan CPO untuk Kebutuhan Nasional
Biodiesel, 4% Oleokimia, 8%
Refineri, 88%
Fakta 35Dengan proses lebih lanjut (interesterification), minyak sawit dapat dijadikan produk nutraseutikal yang bermanfaat sebagai bahan baku farmasi/produk kesehatan. Pemanfaatan glycerine grade farmasi dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan obat.Sumber : Apolin (2009).
32 33
Fakta 36Dari 50,2% asam lemak jenuh yang terkandung dalam minyak sawit, hanya myristic (14:0) sebesar 1,1% yang meningkatkan kolesterol sedangkan 49,1% lainnya bersifat netral sedangkan asam lemak tidak jenuhnya (49,8%) mengurangi kolesterol darah.
Sumber: Ong dan Goh (2002)
Komposisi Fatty Acid dalam Minyak Sawit dan Efek Terhadap Kolesterol Darah
Fatty Acid Komposisi (%) Efek pada Kolesterol Darah
Lauric (12:0) 0,2 Negatif atau netral
Myristic (14:0) 1,1 Meningkatkan kolesterol
Palmitic (16:0) 44,3 Netral
Stearic (18:0) 4,6 Netral
Oleic (18:1) 39,0 Mengurangi kolesterol
Linoleic (18:2) 10,5 Mengurangi kolesterol
Lainnya (16:1, 18:3) 0,3 Mengurangi kolesterol
Total Minyak Sawit 100
Fakta 37Produksi benih kelapa sawit Indonesia terus meningkat. Dengan bertambahnya tiga perusahaan benih baru pada 2010, total kapasitas produksi mencapai 256 juta benih. Sumber: Kementerian Pertanian RI, Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Kapasitas Produksi Benih Kelapa Sawit Indonesia
No. Produsen Kapasitas Produksi
1. PPKS Medan 50.000.000
2. PT Socfin Indonesia 47.000.000
3. PT London Sumatra Tbk. 23.000.000
4. PT Bina Sawit Makmur 30.000.000
5. PT Dami Mas Sejahtera 24.000.000
6. PT Tunggal Yunus Estate 14.000.000
7. PT Tania Selatan 7.000.000
8. PT Bakti Tani Nusantara 20.000.000
9. PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 22.000.000
10. PT Sasaran Ehsan Mekarsari 4.000.000
11. PT Sarana Inti Pratama 15.000.000
Total 256.000.000
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Produk lilin berbahan baku sawit.
5
Bab IV.Kontribusi Kelapa Sawit bagi Perekonomian
Fakta 38Industri minyak kelapa sawit adalah industri yang paling efisien dibandingkan dengan industri minyak nabati lainnya.Sumber: Zimmer (2009)
Minyak Sawit
(Indonesia)
Minyak Sawit(PNG)
Minyak Kedelai
(Argentina)
Minyak Kedelai(Brazil)
Minyak Kedelai(USA)
Minyak Sawit
(Malaysia)
Minyak Rapak
(Kanada)
Minyak Sawit
(Kolombia)
Minyak Rapak
(Uni Eropa)
Minyak Kedelai(Cina)
Perbandingan Biaya Produksi Minyak Nabati di Dunia
0
1100US$/Ton
100200300400500600700800900
1000
Fakta 39Meskipun berfluktuasi, harga minyak sawit dunia paling kompetitif dibandingkan dengan harga minyak nabati lainnya.Sumber: Oil World (2009).
Perbandingan Harga Delapan Minyak Nabati di Dunia
Rapak
34 35
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Fakta 40Dengan total luas kebun kelapa sawit 7,3 juta hektar, jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor hulu mencapai 1,95 juta orang di perkebunan negara dan swasta dan 1,7 juta petani di perkebunan rakyat. Tenaga kerja yang terserap di pabrik kelapa sawit (PKS) mencapai 70.000 orang. Total tenaga kerja yang terserap di perkebunan kelapa sawit hingga PKS mencapai 3,72 juta orang.
Di sektor industri menengah dan hilir, total jumlah pekerja yang terserap mencapai 31.664 orang. Sehingga dari hulu sampai hilir industri minyak sawit mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi 3,75 juta orang. Apabila seorang pekerja memiliki keluarga yang terdiri dari istri dan dua anak, maka total orang yang bergantung pada industri kelapa sawit Indonesia adalah sekitar 15 juta orang.Sumber: Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Fakta 41 Kelapa sawit mendorong tumbuhnya sektor perekonomian lain seperti jasa, telekomunikasi dan transportasi. Oleh karena itu, industri kelapa sawit menjadi roda penggerak perekonomian lokal dan nasional. Sumber: Nurrohmat, et al. (2010).
Dampak Pengganda Kelapa Sawit
No Uraian
1 Pengganda pengeluaran = 2,79. Jika dianalisis dari dampak penyebarannya, sektor industri kimia, industri makanan dan sektor perdagangan adalah sektor-sektor yang paling diuntungkan dari tumbuhnya sektor perkebunan kelapa sawit.
2 Keterkaitan ke belakang = 1 dan keterkaitan ke depan = 1,30. Artinya sektor sawit mampu mendorong pertumbuhan sektor di hulu terutama sektor industri pupuk, kimia maupun sektor keuangan, serta di sektor hilirnya.
3 Pengganda pendapatan = 2,50. Artinya jika terjadi penambahan investasi di sektor sawit. Maka total pendapatan masyarakat akan meningkat 2,5 kali lipat.
4 Pengganda tenaga kerja dalam sektor sawit dan seluruh ekonomi, masing-masing adalah 1,05 dan 1,84. Artinya, pertumbuhan sektor kelapa sawit akan meningkatkan tenaga kerja di dalam sektor sebesar 1,05 kali lipat dan 1,84 kali lipat.
Fakta 42Pendapatan bersih petani sawit dengan pemilikan lahan 2 ha adalah antara Rp 2-4 juta/bulan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder mereka. Sumber: Kementerian Pertanian RI, Pusat Data InfoSAWIT (2010)
36 37
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Fakta 43Minyak sawit memiliki berbagai macam nutrisi yang berguna di dalam tubuha. α-Karoten
• KonsentrasipadaCPO235ppm• Antioksidanpalingkuatdiantarabentukkarotenyanglain• Mengurangiresikokankerhati,paru-paru,pankreas,lambung(Murakoshi,1992)• Mengurangiatherosklerosisdalamarteri(Bonnie&Choo,2000)• Asupanyangdirekomendasikanlebihdari1,5mg/hari(FoodandNutritionBoard
2000)b. β-Karoten
• KonsentrasipadaCPO377ppm• Mengurangiatherosklerosisdalamarteri(Bonnie&Choo,2000)• Mengurangiresikopenyakitjantung(FoodandNutritionBoard2000)• Berpotensimenjagakesehatanmata• Asupanyangdirekomendasikan2,5-5,9mg/hari(FoodandNutritionBoard2000)
c. Vitamin E• KonsentrasipadaCPO810ppm• Memilikibentukα-tokoferol, α-, γ-, δ-tokotrienols • Mengurangiresikokanker• Secaralangsungberfungsisebagaiantioksidanalamidalammelindungimembran
sel dari kerusakan oksidatif • Mengurangiresikopenyakitjantung• Berpotensiuntukmengurangiresikodiabetes• Berpotensimeningkatkansistemimun• BerpotensimengurangiresikopenyakitAlzheimerdanDownSyndrome• Asupanyangdirekomendasikan15mg/hari(FoodandNutritionBoard2000)
d. Likopen• KonsentrasipadaCPO8,74ppm• Mengurangiresikokankerparu-paru,lambung,prostat• BerpotensimengurangiresikoterkenaPJK(Penyakitjantungkoroner)• Berpotensimencegahosteoporosis• Berpotensimengingkatkankesuburanpadapria• BerpotensimengurangiresikopenyakitsyarafsepertiParkinson.• Asupanyangdirekomendasikan3,7-16,15mg/hari(Raoetal.2002)
e. Lutein• KonsentrasidalamCPO:trace(Bonnie&Gwendoline,2006)• MengurangiresikoAMD(Age-relatedMacularDiseases)dankatarak(Mozaffarieh
et al. 2003; Schalch et al. 2007; van Leeuwen et al. 2005; Wang et al. 2007)• Mengurangiresikokankerepithelial(Yangetal.,1996)• Asupanharianyangdisarankan1,3-3mg/hari(Nebelingetal.1997)
f. Sterol• DalamCPOadadalambentuk β-sitosterol 370 ppm, kampesterol 151 ppm dan
stigmasterol 66 ppm. • β-sitosterol berpotensi hypocholesterolemic (Bonnie & Choo, 2000)
Bab V.Kontribusi Kelapa Sawit bagi Kesehatan
38 39
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
g. Asam lemak tidak jenuh• AsamoleatC18:1Cis(ω-9) 40,8%• AsamlinoleatC18:2(ω-6) 11,9%• AsamlinolenatC18:3(ω-3) 0,4%• Efektifmengurangikolesteroldarah.• Asamlemakjenuh(asampalmitat36,6%danasamstearat3,7%)tidak
meningkatkan kolesterol darah (Bonnie & Choo, 2000)h. Ubiquinone-10 (UQ-10)
• CPOmengandung18-25ppmubiquinone-10• Berpotensimeningkatkansistemimun• Berpotensimencegahpenyakitjantungdanhipertensi• Berpotensimencegahkerusakanpadaseldarahmerahkarenaoksidasi
(Bonnie & Choo, 2000)
Fakta 44CPO dapat diolah menjadi minyak sawit merah untuk mempertahankan nilai nutrisinya dengan pengolahan khususa. Supercritical Fluid Extraction (SFE) (Muchtadi, 1992) (Sulaswatty 1998)
rendemen β-karoten 96,4%b. Destilasi molekuler rendemen β-karoten 80% (Ooi et al. 1996) c. Proses pemurnian minyak konvensional yang dimodifikasi
Fakta 45Aplikasi minyak sawit meraha. Suplementasi RPO untuk ibu hamil dan menyusui Meningkatkan konsentrasi α-, β- karoten dalam plasma darah dan ASI. (Lietz et al. 2001)b. Potensi untuk mengatasi defisiensi vitamin A Promosi nasional penggunaan minyak sawit merah untuk mengurangi
kekurangan vitamin A pada seluruh populasi. (Scrimshaw 2000)c. Bahan baku produk turunan
•Minyakmakan•Minyaktumis,
•Minyaksachet untuk mie instan, •Saladdressing •Minumanemulsi •Seperti“scottemulsion”denganaromabuah,coklat,mocca •Mikroenkapsulasi •Fat spread •Margarin •CBE(CocoaButterEquivalent) •CBS(CocoaButterSubstitute)
Fakta 46Minyak sawit merupakan sumber alami vitamin E yang merupakan antioksidan, berfungsi sebagai penangkal radikal bebas sehingga mencegah penuaan dini dan kanker. Konstituen vitamin E yang terkandung di dalam minyak sawit yaitu tocopherols dan tocotrienols.Sumber: Slover (1971), Gunstone (1986), Palm Oil in Human Nutrition (1999)
Komposisi Komponen Minor pada Berbagai Minyak dan Lemak
TocopherolsOil & Fats
TocotrienolsTotal
T + T3
792
Fakta 47Minyak sawit mentah merupakan minyak nabati dengan kandungan karotenoid (pro-vitamin A) yang sangat tinggi. Di beberapa kebun swasta dan PTPN dijumpai tanaman kelapa sawit yang menghasilkan betakaroten (pro-vitamin A) 4.000 ppm. Kandungan vitamin A (ekivalen Retinol) dalam minyak sawit mentah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan wortel. Sumber: Hariyadi (2010)
Kandungan Vitamin A (Ekivalen Retinol) pada Berbagai Produk Pangan
Jenis Bahan Pangan g Ekivalen Retinol /100 g Bahan dapat dimakan
Jeruk 21
Pisang 50
Tomat 130
Wortel 400
Minyak sawit merah (refined) 5000
Minyak sawit mentah (CPO) 6700
40 41
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Fakta 48Produk-produk yang berasal dari minyak sawit tidak mengandung asam lemak trans atau trans fatty acid (trans fat) karena pada produk turunan minyak nabati, pembentukan trans fat terjadi pada proses hidrogenasi parsial yang tidak dilakukan pada pembuatan produk-produk minyak sawit.Sumber: Hariyadi (2010)
Fakta 49Minyak sawit termasuk satu dari 17 minyak makan yang oleh Food and Agriculture Organization (FAO) dinilai memenuhi Code and Decode (CODEX) Alimentarius. Salah satu persyaratan CODEX Alimentarius Commission, adalah kandungan karoten sebesar 500-2.000 ppm, sementara kandungan karoten alami minyak sawit mencapai 500-700 ppm.Sumber: FAO/WHO(1983)
Fakta 50Komposisi fatty acid dalam minyak sawit paling seimbang apabila dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.Sumber: MPOC (1991)
Komposisi Fatty Acid dalam Minyak Nabati
Minyak Monounsaturates (%) Polyunsaturates (%) Saturates (%)
Minyak Sawit 40 10 50
Minyak Kacang 39 42 19
Minyak Zaitun 75 10 15
Minyak Jagung 30 54 16
Minyak Kedelai 25 60 15
Minyak Bunga Matahari
13 77 10
Minyak Kelapa 5 1 94
Fakta 51Minyak sawit seperti minyak nabati pada umumnya tidak mengandung senyawa kolesterol. Kandungan asam oleat (C : 18 : 1) yang tinggi dalam minyak sawit justru dapat mengurangi kolesterol darah.Sumber: MPOC (1991)
Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Sawit dan Efek Terhadap Kolesterol Darah
Asam Lemak Nilai (% bb) Pengaruh pada Kolesterol Darah
Asam lemak jenuh:
C : 12 : 0 (asam Laurat) 1 Negatif atau netral
C : 14 : 0 (asam Miristat) 1-2 Meningkatkan kadar kolesterol darah
C : 16 : 0 (asam Palmitat) 32-47 Netral
C : 18 : 0 (asam Stearat) 4-10 Netral
Asam lemak tidak jenuh
C : 18 : 1 (asam Oleat) 38-50 Mengurangi kadar kolesterol darah
C : 18 : 2 (asam Linoleat) 5-14 Mengurangi kadar kolesterol darah
C : 18 : 3 (asam Linolenat) 1 Mengurangi kadar kolesterol darah
Fakta 52Minyak sawit dapat mengurangi resiko jantung koroner. Minyak sawit mengandung karotenoid yang sebagian besarnya adalah beta karoten yang merupakan antioksidan yang mencegah pembentukan plaque yang dapat menyumbat pembuluh darah. Selain itu, asupan makanan yang mengandung beta karoten juga dapat mengurangi resiko kanker mulut, faring, laring, esofagus, gastric, colon, rectum, kandung kemih, kanker leher rahim, mencegah penuaan dini dan meningkatkan kekebalan tubuh.Sumber: Gee (2007)
Fakta 53Minyak sawit dapat dikonsumsi dengan aman dan lebih baik dari minyak zaitun dalam hal mengurangi resiko terserang kanker. Minyak sawit dapat meningkatkan kolestrol baik (HDL) dalam darah sedikit lebih tinggi dari minyak zaitun. HDL dapat mengurangi resiko terserang kanker. Sumber: Ng, et al (1992), Choudhury, et al (1995)
42 43
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Komposisi Karotenoid pada CPO
Karoten Komposisi [%]
Phytoene 1,27
Phytofluene 0,06
Cis-β-karoten 0,68
β-karoten 56,02
α-karoten 35,16
Cis-α-karoten 2,49
ζ-karoten 0,69
γ-karoten 0,33
δ-karoten 0,83
Neurosporene 0,29
β-Zeakaroten 0,23
α-Zeakaroten 0,2
Likopen 1,30
Foto
: An
tara
Minyak Zaitun
Minyak Sawit
Minyak Zaitun
Minyak Sawit
Perbandingan Efek Modulasi Kolesterol Minyak Sawit dan Minyak Zaitun
Fakta 54Minyak sawit mengandung Monounsaturated Fatty Acid (MUFA) asam lemak jenuh (palmitat) sebesar 40% yang baik untuk kesehatan. Sumber: Muchtadi (1992)
Fakta 55Tocotrienols yang terkandung dalam minyak sawit dapat menurunkan Low Density Lipoprotein (LDL /kolestrol jahat) dan meningkatkan High Density Lipoprotein (HDL /kolesterol baik). Kandungan tocopherol tocotrienol dan jejak tocotrienol dalam minyak sawit jauh lebih besar dibandingkan dalam minyak nabati lainnya.Sumber: MPOC (1991)
Kandungan Tocopherol Tocotrienol dan Jejak Tocotrienol
Minyak Nabati Tocopherol Tocotrienol (ppm) Jejak Tocotrienol (ppm)
Minyak Sawit 218 773
Minyak Kernel 12 18
Minyak Zaitun 50 0
Mentega Kelapa 200 10
Minyak Jagung 800 0
Minyak Kedelai 960 0
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Fakta 56Proses pembuatan minyak goreng kelapa sawit dan turunannya di refineri telah memenuhi peraturan pemerintah terkait mutu dan keamanan makanan seperti diatur dalam Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP).Sumber: Hariyadi, Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Total KandunganLemak Minyak Sawit
Asam Lemak
Lemak Total (%)
Kisaran Rerata
12:0 0,1 – 1,0 0,2
14:0 0,9 – 1,5 1,1
16:0 41,8 – 46,8 44,0
16:1 0,1 – 0,3 0,1
18:0 4,2 – 5,1 4,5
18:1 37,3 – 40,8 39,2
18:2 9,1 – 11,0 10,1
18:3 0,0 – 0,6 0,4
20:0 0,2 – 0,7 0,4
44 45
Fakta 57Minyak sawit sangat cocok dijadikan minyak goreng karena daya tahan simpan yang lama dan menghasilkan rasa makanan yang menyedapkan.Sumber: SEAFAST (2009)
Foto: PT Smart Tbk.
Fakta 58Industri kelapa sawit Indonesia menerapkanmanajemen budidaya yang baik dan berkelanjutan seperti melakukan zero burning dalam pembukaan lahan dan peremajaan tanaman.Sumber: Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Fakta 59Nilai Konservasi Tinggi (NKT), pengendalian hama dan penyakit secara terpadu sudah banyak diterapkan di perusahaan perkebunan sawit nasional dalam upaya melindungi keanekaragaman hayati dan meminimalkan penggunaan bahan kimia dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit.Sumber: Maksi, Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Bab VI.Kontribusi Kelapa Sawit bagi Sosial dan Lingkungan
46 47
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Foto
: PT
Satr
ind
o M
itra
Uta
ma
Fakta 61Perusahaan perkebunan kelapa sawit rata-rata telah mendapatkan sertifikat ISO 90001 dan 14001. Ini menunjukkan kepedulian perkebunan kelapa sawit terhadap kualitas produksi dan kelestarian lingkungan.Sumber: Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Fakta 62Perusahaan perkebunan kelapa sawit Indonesia yang menjadi anggota RSPO pada 2010 berjumlah 75 perusahaan. Perusahaan tersebut terlibat aktif penyusunan Prinsip dan Kriteria RSPO dan Interpretasi Nasional Prinsip dan Kriteria RSPO. Bahkan beberapa perusahaan telah mendapatkan sertifikat RSPO antara lain PT Musim Mas, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, PT Hindoli, PTPN III, PT Bakrie Sumatera Plantation, PT Agrowiratama, PT Berkat Sawit Sejati, PT Sukajadi Sawit Mekar, PT Inti Indosawit Subur, PT Perkebunan Milano (Wilmar) dan PT First Mujur Plantation & Industry.Sumber: RSPO, Pusat Data InfoSAWIT 2010
Fakta 60Batang pohon sawit dapat dijadikan bahan baku furnitur seperti lemari, meja dan kursi.Sumber: Balfas (2009)
Dimensi Fisik Rata-rata Batang Sawit
Varietas Diameter (cm) Tinggi (m) Volume (m3)
Dura 48,59 11,80 2,19
Pisifera 46,65 11,20 1,91
Tenera 39,00 8,86 1,06
Rata-rata : 44,75 10,62 1,72
Karakteristik Kimia Kayu Sawit, Agatis dan JatiSifat Kimia Sawit Agatis Jati
Kandungan, %SelulosaLigninPentosanAbuSilikaKelarutan, %Alkohol-benzenAir dinginAir panas1% NaOH
54,3823,9519,36
2,021,34
8,9012,0216,3724,87
52,424,712,6
1,10,1
2,00,61,37,3
47,529,914,4
1,40,4
4,61,2
11,119,8
48 49
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Foto-foto: Jamal BalfasFo
to: P
T B
SP T
bk
Fakta 65Proporsi penggunaanluas daratan Indonesia untuk kebun kelapa sawit relatif kecil dibandingkan dengan luas hutan produksi dan hutan konservasi & lindung.Sumber: Kementerian Kehutanan RI, Kementerian Pertanian RI, Pusat Data InfoSAWIT (2009)
Fakta 66Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit dari kolam anaerobik dengan Biochemical Oxygen Demand (BOD) 3.500-5.000 mg/liter dan Chemical Oxygen Demand (COD) 3.500-5.745 mg/liter serta Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di kebun dapat menyumbangkan hara N dan K dan bahan organik.
Kandungan hara limbah cair PKS adalah 450 mg N/l, 80 mg P/l, 1.250 mg K/l dan215 mg/l. Sistem aplikasi limbah cair dapat dilakukan dengan sistem sprinkle (airmemancar), flatbed (melalui pipa ke bak-bak distribusi ke parit sekunder), longbed(ke parit yang lurus dan berliku-liku) dan traktor tanki (pengangkutan limbah cairdari IPAL; Instalasi Pengolah Air Limbah) ke areal tanam. Aplikasi TKKS sebanyak 60 ton/ha/tahun dapat menggantikan semua pupuk N dan K.
Setiap pengolahan 1 ton TBS akan menghasilkan limbah padat berupa Tandan Kosong Sawit (TKS) sebanyak 200-250 kg dan limbah cair sebanyak 650 liter.Sumber: Kementerian Pertanian RI (2007)
50 51
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Fakta 63Perkebunan kelapa sawit dapat diintegrasikan dengan usaha peternakan, sehingga meningkatkan pendapatan pekebun sawit.Sumber: Pusat Data InfoSAWIT 2010
Fakta 64Daun dan bungkil kelapa sawit dapat dijadikan pakan ternak. Kandungan nutrisi bungkil inti sawit adalah: protein kasar 15,14%, lemak kasar 6,08%, serat kasar 17,18%, kalsium 0,47%, fosfor 0,72% dan nilai kecernaan BETN 57,80% serta energi brutonya adalah 5088 kkal/kg.Sumber: Widjastuti, et. al (2004)
Foto
: PT Smart Tb
k.
Perbandingan Luas Daratan dengan LuasHutan dan Kebun Kelapa Sawit (juta ha)
Luas Daratan Indonesia187,7 juta ha
44,11 %
26,32 %
3,89 %
Fakta 67Perusahaan kelapa sawit Indonesia berkomitmen melakukan program Corporate Social Responsibility (CSR) sesuai dengan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.Sumber: Kementerian Kehutanan RI, Kementerian Pertanian RI, Pusat Data InfoSAWIT (2009)
Program-program CSR di Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia
Sektor Kegiatan Manfaat
Pendidikan
1. Mendirikan gedung-gedung sekolah.
Memperbaiki kegiatan belajar mengajar, guna meningkatkan mutu pendidikan, khususnya di sekitar perkebunan dan pabrik.
2. Memperbaiki dan menambah prasarana pendidikan seperti laboratorium, perpustakaan, komputer, dll.
3. Meningkatkan kesejahteraan guru.
4. Memberikan beasiswa bagi murid berprestasi.
5. Pengadaan buku-buku pelajaran sekolah.
6. Pembinaan sekolah dan pendidikan hingga menjadi sekolah unggulan.
Kesehatan
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal untuk masyarakat sekitar melalui rumah sakit dan klinik yang ada.
Menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kesehatan.
2. Memperbaiki dan menambah prasarana kesehatan seperti obat-obatan, vaksinasi, dan peralatan medis.
3. Penyuluhan kesehatan dan pengobatan gratis ke desa-desa di sekeliling perkebunan (pabrik).
Program Sosial
1. Pembangunan prasarana ibadah beserta perlengkapannya dan mendorong perkembangan kegiatan keagamaan.
2. Pembangunan dan perbaikan infrastruktur dan jalan dan transportasi desa ke kota yang memadai.
Memperlancar transportasi yang ada.
3. Pembangunan fasilitas desa seperti pos polisi, balai desa.
4. Pembangunan dan perbaikan fasilitas olahraga seperti lapangan bola.
5. Pembangunan dan perbaikan sarana air bersih seperti sumur bor dan fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) yang sehat.
Mengarahkan masyarakat untuk menggunakan air bersih dan fasilitas MCK yang sehat.
6. Pembangunan dan perbaikan tanggul. Menanggulangi banjir
7. Mengadakan kegiatan kepemudaan seperti berbagai bentuk turnamen olahraga, donor darah.
Menggalang persatuan antara warga dengan pegawai perkebunan dan atau pabrik.
8. Bantuan bencana alam.
Program Pelestarian Lingkungan
1. Menerapkan praktik terbaik pengelolaan perkebunan kelapa sawit.2. Menetapkan areal yang memiliki NKT untuk dikonservasi.3. Melestarikan keanekaragaman hayati dalam pengelolaan kebun kelapa sawit.4. Menerapkan pengendalian hama dan penyakit terpadu.5. Menerapkan prinsip dan kriteria RSPO di areal kebun dan pabrik kelapa sawit.
Mengembangkan upaya pelestarian alam.
Ekonomi
1. Pelatihan-pelatihan berkaitan dengan bisnis kelapa sawit dan perkebunan.
Meningkatkan pendapatan masyarakat.
2. Meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar dengan program Kemitraan Inti-Plasma.
3. Memberdayakan masyarakat sebagai pemasok kebutuhan sehari-hari karyawan sekitar pabrik atau perkebunan.
4. Peminjaman bibit kelapa sawit kepada masyarakat.
5. Koperasi karyawan kebun.
Fakta 68Melalui program CSR, perusahaan kelapa sawit membantu pembangunan sekolah dasar maupun menengah untuk masyarakat sekitar perkebunan. Selain itu, diberikan pula sarana dan prasarana belajar untuk menunjang kegiatan belajar di sekolah.Sumber: Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Fakta 69Limbah padat dan cair di PKS dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Limbah cair dari PKS berkapasitas 30 ton TBS/jam dengan jumlah TBS diolah 146.000 ton/tahun dapat menghasilkan listrik sebesar 1 Megawatt. Apabila Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dimanfaatkan sebagai sumber energi melalui system boiler-steam turbin, maka diperkirakan menghasilkan listrik sebesar 2,5 MW. Kelebihan energi tersebut dapat digunakan sebagai sumber energi pabrik PKO atau dijual ke masyarakat sekitar.Sumber: Pusat Data InfoSAWIT (2009)
Fakta 70Petani kelapa sawit melakukan budidaya tanaman tumpang sari untuk memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari di saat kebun sawit belum menghasilkan.Sumber: Pusat Data InfoSAWIT (2010)
52 53
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
54 55
10 Trinil Tringa sp Scolopacidae -
11 Punai kecil Treron olax Columbidae -
12 Punai Treron sp. Columbidae -
13 Tekukur Streptopelia chinensis Columbidae -
14 Delimukan zamrud Chalcophaps indica Columbidae -
15 Bayan Tanygnathus sp Psittcidae -
16 Srindit melayu Loriculus galgulus Psittcidae -
17 Bubut alang-alang Centropus bengalensis Cuculidae -
18 Beluk ketupa Ketupa ketupu Strigiformes -
19 Kukuk beluk Strix leptogrammica Strigiformes -
20 Taktarau melayu Eurostopodus temminckii Caprimulgidae -
21 Walet sapi Collocalia esculenta Apodidae -
22 Pekaka emas Pelargopsis capensis Alcedinidae Dilindungi (PP no 7 tahun 1999)
23 Raja udang meninting Alcedo meninting Alcedinidae -
24 Cekakak batu Lacedo pulchella Alcedinidae -
25 Kangkareng perut-putih Anthracoceros albirostris Bucerotidae Dilindungi (PP no 7 tahun 1999)
26 Takur warna warni Megalaima mystacophanos Capitonidae -
27 Takur tenggeret Megalaima australis Capitonidae -
28 Takur ampis Calorhamphus fuliginosus Capitonidae -
29 Pelatuk besi Dinopium javanenses Picidae -
30 Caladi batu Meiglytes tristis Picidae -
31 Sempur hujan sungai Cymbirhynchus macrorhynchus Eurylaimidae -
32 Cica daun kecil Chloropsis cyanopogon Chloropseidae -
33 Cica daun besar Chloropsis sonnerati Chloropseidae -
34 Merbah Pycnonotus goiavier Pycnonotidae -
35 Srigunting Dicrurus panadiseus Dicruridae -
36 Srigunting gagak Dicrurus annectans Dicruridae -
37 Kacer Copsychus saularis Turdidae -
38 Murai batu Copsychus malabaricus Turdidae -
39 Cinenen kelabu Orthotomus ruficeps Silviidae -
40 Sikatan rimba dada kelabu Rhinomyas umbratilis Muscicapidae -
41 Sikatan hijau laut Eumyas thalassina Muscicapidae -
42 Sikatan belang Ficedula westermanni Muscicapidae -
43 Kipasan mutiara Rhipidura perlata Muscicapidae -
44 Kipasan belang Rhipidura javanica Muscicapidae -
45 Seriwang asia Tersiphone paradisi Muscicapidae -
46 Kerak jambul Acridotheres cristatellus Sturnidae -
47 Tiong emas Gracula religiosa Sturnidae -
48 Burung madu sepah raja Aethopyga siparaja Nectariniidae Dilindungi (PP no 7 tahun 1999)
49 Pijantung kecil Arachnothera longirostra Nectariniidae Dilindungi (PP no 7 tahun 1999)
50 Pijantung besar Arachnothera robusta Nectariniidae -
Fakta 71Perusahaan perkebunan kelapa sawit Indonesia menjaga keberadaan dan kelestarian fauna (satwa) di areal Hak Guna Usaha (HGU) yang dimilikinya.Sumber: Maksi, Thohari (2010)
Keberadaan Satwa di Areal HGU Milik Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia
No Nama Daerah Nama Latin Suku Status
I MAMALIA
1 Rindil bulan Echinosorex gymnurus Erinaceidae -
2 Tupai kecil Tupaia minor Tupaiidae -
3 Tuoai Ptilocercus lowii Tupaiidae -
4 Tupai akar Tupaia glis Tupaiidae -
5 Codot kecil kelabu Pentethor lucasii Pteropodidae -
6 Codot sayap totol Balionycteris maculata Pteropodidae -
7 Kukang bukang Nycticebus coucang borneanus Lorisidae Dilindungi (PP no 7 tahun 1999)
8 Trenggiling peusing/ahom Manis javanica Manidae Dilindungi (PP no 7 tahun 1999)
9 Monyet kra Macaca fascicularis Cercopithecidae -
10 Monyet beruk Macaca nemestrina Cercopithecidae Vulnerable (IUCN)
11 Owa kalawat Hylobates muelleri Hylobatidae Endangered (IUCN)
12 Bajing kelapa Callosciurus notatus Scuridae Dilindungi (PP no 7 tahun 1999)
13 Bajing gunung Dremomys everetti Scuridae -
14 Bajing tanah moncong runcing Rhinosciurus laticaudatus Scuridae -
15 Landak raya Hystrix brachyura Hystricidae Dilindungi (PP no 7 tahun 1999)
16 Angkis ekor panjang Trichys fasciculata Hystricidae -
17 Beruang madu/behuang Helarctos malayanus Ursidae Dilindungi (PP no 7 tahun 1999)
18 Sigung Mydaus javanensis Mustelidae Dilindungi (PP no 7 tahun 1999)
19 Musang Paradoxurus hermaphroditus Viverridae Dilindungi (PP no 7 tahun 1999)
20 Macan akar Felis bengalensis Felidae Dilindungi (PP no 7 tahun 1999)
21 Babi Sus sp. Suidae -
22 Pelanduk kancil Tragulus javanicus Tragulidae Dilindungi (PP no 7 tahun 1999)
23 Kijang muntjak Muntiacus muntjak Cervidae Dilindungi (PP no 7 tahun 1999)
II BURUNG
1 Bambangan hitam Dupetor flavicollis Ardeidae -
2 Elang ikan kepala kelabu Ichthyophaga ichthyaetus Accipitridae -
3 Elar ular bido Spilornis cheela Accipitridae -
4 Elang hitam Ictinaetus malayensis Accipitridae -
5 Elang bondol Haliastur indus Accipitridae -
6 Puyuh kepala merah Haematortyx sanguiniceps Phasinidae -
7 Puyuh sengayan/sio Rollulus rouloul Phasinidae -
8 Sempidan biru/belonge Lophura ignita Phasinidae -
9 Kareo padi Amaurornis phoenicurus Rallidae -
Fakta 73Program Nucleus Estate Smallholder (NES) atau Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan (PIR-Bun), dirancang pemerintah pada tahun 1974/75 dan mulai direalisasikan pertama kali pada 1977/78 di Alue Merah (Aceh Utara) dan Tabenan (Sumatera Selatan) dengan karet sebagai tanaman perkebunannya. Tujuan program PIR adalah mengangkat harkat hidup petani dan keluarganya dengan cara meningkatkan produksi dan pendapatan usaha tani. Dalam konsep PIR ini perusahaan perkebunan swasta dan perkebunan negara berperan sebagai inti, sedangkan perkebunan rakyat sebagai plasma atau peserta.
PIR kelapa sawit dimulai pada 1980/81 di dua lokasi: PIR lokal kelapa sawit di Labuhan Batu dan Langkat, Sumatera Utara. Selanjutnya pengembangan PIR kelapa sawit menyebar ke berbagai penjuru tanah air, antara lain: PIR V Lebak (Jawa Barat), PIR V Ngabang dan PIR Lok I Parindu (Kalimantan Barat), PIR VII Pasir (Kalimantan Timur), PIR VII Luwu (Sulawesi Selatan), PIR khusus II di Jayapura dan Manokwari (Papua). Program ini diadopsi oleh Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan perkebunan selanjutnya. Sumber: Kementerian Pertanian RI, Pusat Data InfoSAWIT (2009)
Perkembangan Pola Pengembangan Perkebunan Rakyat
No Tahun Jenis Bentuk Pinjaman
1 1977 - 1986 - Seri PIR berbantuan / NES- Seri PIR khusus & lokal
- Pemerintah, pinjaman Bank Dunia
2 1986 - 1990 - Seri PIR Trans tahap I - Depkeu, KLBI, Bank pelaksana
3 1990 - 1992 - Seri PIR Trans tahap II- Seri PIR KKPA-KTI
- KKPA (KLBI, Bank pelaksana)- KKPA dan UUK
4 2006 - 2010 - PIR Revitalisasi BUN - Kredit Perbankan/dana masyarakat
56 57
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
51 Cabai tunggir coklat Diaceum everetti Dicaeidae -
52 Kacamata biasa Zosterops palpebrosus Zosteropidae -
53 Bondol Kalimantan Lonchura fuscans Ploceidae -
54 Burung Gereja Passer montanus Ploceidae -
III REPTIL
1 Kobra Naja sp. Elipidae -
2 Ular banyu Phyton reticulatus Phytonidae -
3 biawak Varanus boornensis Varanidae Dilindungi (PP no 7 tahun 1999)
4 Ular belang Bungarus candidus Elapidae -
5 Ular Tanah Calloselasma rhodostoma Viperidae -
6 Ular daun Dryophis prasinus Colubridae -
7 Toke Gekko gecko Gekkonidae -
8 Kadal Mabouya multifasciata Scincidae -
9 Labi-labi Chitra indica Trionycidae -
10 Kura-kura Ortlitia boornensis Emydidae -
11 Senyulong Tomistoma schlegelii Crocodylidae Dilindungi (PP no 7 tahun 1999)
Fakta 72Perusahaan perkebunan kelapa sawit Indonesia menjaga flora (tumbuhan) yang dilindungi pemerintah dalam undang-undang dengan membuat kawasan konservasi yang dilindungi di areal HGU miliknya.Sumber: MAKSI, Thohari (2010)
Keberadaan Flora di Areal HGU Milik Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia
No Nama Latin Status
1 Eusideroxylon zwageriDilindungi (PP no 7 tahun 1999) Vulnerable (IUCN)
2 Dyera costulataDilindungi (PP no 7 tahun 1999)
3 Shorea leprosula Endangered (IUCN)
4 Gonystylus bancanus Vulnerable (IUCN)
5 Anisoptera grossivenia Vulnerable (IUCN)
6Nepenthes ampularia type green
Dilindungi (PP no 7 tahun 1999)
7Napenthes maxima type green
Dilindungi (PP no 7 tahun 1999)
Fakta 77Perkebunan kelapa sawit dapat digunakan untuk mereklamasi areal bekas penambangan sehingga areal-areal rusak dan terlantar dapat dihijaukan kembali.Sumber: Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Fakta 78Perkebunan kelapa sawit menjaga budaya lokal tetap lestari dan memberdayakan kehidupan perekonomian daerah setempat.Sumber: Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Fakta 79Perkebunan kelapa sawit mencegah erosi tanah dengan pola terasering.Sumber: Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Fakta 74Pabrik kelapa sawit menyediakan instalasi pengelolaan limbah cair untuk menghilangkan bahan pencemar dan beracun serta bahan yang tidak dapat didegradasikan.Sumber: Kementerian Pertanian RI, Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Fakta 75Pengelolaan limbah cair pada industri refineri, oleokimia dan industri turunan lainnya juga dilakukan mengikuti kaidah lingkungan.Sumber: Apolin, Pusat Data InfoSAWIT (2010)
Fakta 76Perusahaan sawit menjaga situs budaya dan peninggalan bersejarah yang berada disekitar wilayah perkebunan. Kebijakan ini merupakan bagian dari penerapan Nilai Konservasi Tinggi (NKT).Sumber: Pusat Data InfoSAWIT (2010)
58 59
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Foto: FB Anggoro/Antara
Foto
: Tegu
h P
atriawan
Bab VII.Kontribusi Kelapa Sawit Terhadap Pengurangan Emisi CO2
61
Fakta 80Kelapa sawit memiliki kemampuan yang sama dengan hutan hujan karena kelapa sawit tumbuh dengan baik di daerah tropis, memiliki kanopi yang sangat lebar dengan fungsi untuk menyerap karbondioksida dalam proses fotosintesa dan sebagai tempat berlindung serta sumber makanan bagi hewan-hewan.Sumber: Henson (1999)
Perbandingan Perkebunan Kelapa Sawit dengan Hutan Hujandalam Menyerap Karbondioksida
Parameter Perkebunan Kelapa Sawit Hutan Hujan
Asimilasi Kotor (t CO2/ha/tahun) 161,0 163,5
Total Respirasi (t CO2/ha/tahun) 96,5 121,1
Asimilasi Bersih (t CO2/ha/tahun) 64,5 42,4
Indeks Luas Daun 5,6 7,3
Efisiensi Fotosintesis (%) 3,18 1,73
Efisiensi Konversi Radiasi(g/M) 1,68 0,86
Total biomass di area (t/ha) 100 431
Peningkatan Biomass/tahun (t) 8,3 5,8
Produktivitas bahan kering/tahun (t) 36,5 25,7
Fakta 81Kelapa sawit dalam setiap hektar per tahunnya dapat menghasilkan biodiesel lebih banyak daripada minyak kedelai. Sumber: Fachgentur Nachwachsende Rohstoffe (FNR) 2006
Perbandingan Produksi Biodiesel
Minyak Nabati Liter/ha/tahun
Kelapa Sawit 6.000
Kedelai 440
60
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
62 63
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
Fakta 82Berdasarkan analisis siklus hidup (life cycle assessment) untuk emisi Gas Rumah Kaca (GRK), biodiesel sawit dapat menekan emisi GRK hingga 62% terhadap bahan bakar fosil.Sumber: Van Zutphen (2007)
Kontribusi Biodiesel Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca
No Sumber EmisiJumlah (kg CO2/ton
biodiesel)
1 Produksi emisi dari penggunaan pupuk 185 (11,5%)
2 Nitrous Oxide yang dikeluarkan 130 (8,1%)
3 Penggunaan Pestisida 34 (2,1%)
4 Penggunaan transportasi dan mesin 89 (5,6%)
5 Pabrik dan refineri minyak sawit 19 (1,2%)
6 Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) 87 (5,4%)
7 Kolam limbah 824 (51,5%)
8 Transportasi ke pabrik dan refineri 36 (2,3%)
9 Refineri Biodiesel 197 (12,3%)
Total 1.601 (100%)
10 Produksi dan penggunaan bahan bakar minyak 4.228
11 Penghematan biodiesel sawit 2.627
12 Penghematan emisi GRK terhadap bahan bakar fosil 62%
Referensi:1. Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia, 2009.
2. Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia, 2010. Oleochemical Industry Review dalam Rapat
Dengar Pendapat Umum Komisi VI DPR.
3. Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia, 2009.
4. Badrun, Muhammad, 2010. Tonggak Perubahan Melalui PIR Kelapa Sawit Membangun
Negeri. Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Jakarta.
5. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, 2009.
6. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, 2010.
7. Balfas, Jamal, 2009. Penelitian Pemanfaatan Batang Sawit Untuk Furnitur, Bogor.
8. Bonni TY dan Choo YM. 2000. Valuable minor constituents of commercial red palm olein:
carotenoids, vitamin E, ubiquinones and sterols. J Oil Palm Resarch. 12:14-24.
9. Bonnie TYP dan Gwendoline ECL. 2006. Identification of lutein in crude palm oil and
evaluation of carotenoids at various ripening stages of the oil palm fruit. Oil Palm Res. 18:189-
197.
10. Choudhury, N. and et al. 1995. Comparison of Palm Oil and Olive Oil: Effects on Plasma Lipids
and Vitamin E in Young Adults. Am J. Cli. Nutr. 61. pp. 1043-51.
11. Elisabeth, Jenny, 2009. Tren Pengembangan Specialty Fats Indonesia, Bogor.
12. FAO/WHO. 1983. CODEX Alimentarius. Vol XI. Rome. Introduction and pp. 115-130.
13. Foreign Agricultural Service (FAS), United States Department of Agriculture (USDA), 2010.
14. Foreign Agricultural Service (FAS), United States Department of Agriculture (USDA), 2009.
15. Food and Nutrition Board, 2000. Dietary References Intakes for Vitamin C, Vitamin E,
Selenium, and Carotenoids. Washington. National Academy Press.
16. Friedel, M.C. ,1897. Sur des matières grasses trouvées dans des tombes égyptiennes
d’Abydos. Comptes Rendu 24: 648—51.
17. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), 2010.
18. Gee, P. T., 2007. Analitycal characteristics of crude and refined palm oil and fractions. Eur J.
Lipid Sci Technol 109:373-379.
19. Gunstone, F.D., J.L. Harwood and F.B. Padley,1986. Lipid Handbook. Chapman and Hall.
London, 1985. Pp. 104 dan 455, 516, 518 dan 519.
64 65
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
20. Hariyadi, Purwiyatno, 2010. Sepuluh Karakter Unggul Minyak Sawit. Majalah InfoSAWIT, Edisi
Oktober.
21. Henson, I.E. ,1999. Comparative Ecophysiology of Palm Oil and Tropical Rainforest. Pada Oil
Palm and Environment: A Malaysia Perspective (Gurmit Singh et.al., eds) Malaysian Oil Palm
Growers Council, Kuala Lumpur. Pp. 9-39.
22. Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, 2010.
23. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, 2010.
24. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, 2009.
25. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, 2010.
26. Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2007
27. Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2009.
28. Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2010.
29. Lietz G, et al. , 2001. Comparison of the effects of supplemental red palm oil and sunflower oil
on maternal vitamin A status. Am Clin Nut. 74(4): 501-509.
30. Manggabarani, A. ,2009. Memaknai Sebuah Anugerah, Sumbangsih Kelapa Sawit Indonesia
bagi Dunia. Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia,
Jakarta.
31. Malaysian Palm Oil Council (MPOC),1991. Basic Background Information on Palm Oil. Kelana
Jaya. Pp. 19.
32. Mozaffarieh, M, et al. , 2003. The role of the carotenoids, lutein and zeaxanthin, in protecting
against age-related macular degeneration: A review based on controversial evidence. Nutrition
Journal, vol. 2, no. 1, p. 20.
33. Muchtadi T.R., 1992. Karakterisasi Komponen Intrinsik Utama Buah Sawit (Elais guineensis Jacq)
Dalam Rangka Optimalisasi Proses Ekstraksi Minyak dan Pemanfaatan Provitamin A. [Disertasi].
Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
34. Murakoshi M., et al., 1992. Potent Preventive Action of α-Carotene against Carcinogenesis:
Spontaneous Liver Carcinogenesis and Promoting Stage of Lung and Skin Carcinogenesis in
Mice Are Suppressed More Effectively by α-Carotene Than by β-Carotene. Cancer Res. 52:6583-
6587.
35. Ng, T.K.W., K.C. Hayes et al. ,1992. Dietary palmitic and oleic acids exert similar effects on
serum cholesterol and lipoprotein profiles in normocholesterolemic men and women. J.
Am. Coll. Nutr. 11(4):pp.383-90
36. Nurrohmat et.al., 2010. Dampak pengganda kelapa sawit.
37. Nebeling, LC, et al. ,1997, ‘Changes in Carotenoid Intake in the United States: The
1987 and 1992 National Health Interview Surveys’, Journal of the American Dietetic
Association, vol. 97, no. 9, pp. 991-6.
38. Oil World, 2007. Oil World Annual - Vol 1. ISTA Mielke GmbH. Hamburg. pp Oil/Fats 36-40.
39. Oil World, 2009. Oil World Statistics Update. ISTA Mielke GmbH. Hamburg. pp 1.
40. Ong, A.S.H. and S.H. Goh, 2002. Palm oil: a healthful and cost-effective dietary component.
Food Nutr. Bull. 23: 11-22.
41. Ooi CK, et al. 1996. Refining Red Palm Oil. Elais 8: 20-28.
42. Pahan, Iyung, 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.
43. Pamin, Kabul, 1998. Seratus Tahun dan Lima Puluh Tahun Pengembangan Kelapa Sawit di
Indonesia: Dari Kebun Raya Bogor Menuju Industri. Konferensi International Kelapa Sawit.
23-25 September. GAPKI.
44. Palm Oil in Human Nutrition (1999).
45. Pusat Data InfoSAWIT, 2009.
46. Pusat Data InfoSAWIT, 2010.
47. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), 2009.
48. Rao LG, Guns E, Rao AV., July/august 2003. Lycopene: Its role in human health and disease.
Agrofood Industry hi tech.
49. Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO), 2010.
50. Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST), 2009.
51. Surfactant Bio Research Centre (SBRC), Institut Pertanian Bogor (IPB), 2009.
52. Schalch, W, et al., 2007, Xanthophyll accumulation in the human retina during
supplementation with lutein or zeaxanthin - the LUXEA (Lutein Xanthophyll Eye
Accumulation) study, Archives of Biochemistry and Biophysics, vol. 458, no. 2, pp. 128-35.
66
Fakta Kelapa SawitFakta Kelapa Sawit
53. Scrimshaw N.S., 2000. Nutritional potential of red palm oil for combating vitamin A
deficiency. Food and Nutrition Bulletin. 21(2):195-201.
54. Slover H.T., 1971. Tocopherols in foods and fats, Lipids. Page 291-296.
55. Sulaswatty, Ani, 1998. Karakteristik Pemekatan Beta-Karoten Minyak Sawit Dengan Teknik
Fluida CO2 Superkritik. [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
56. Van Leeuwen R, et al., 2005. Dietary Intake of Antioxidants and Risk of Age-Related Macular
Degeneration, JAMA, vol. 294, no. 24, pp. 3101-7.
57. Van Zutphen, 2007. Pada Makalah The Potential of Palm Oil for Developing Countries and
Its Role in The Food and Fuel Debate, Tan Sri Datuk Dr. Yusof Basiron and Dr. Yew FK.
58. Wang, W, et al. 2007. Effect of dietary lutein and zeaxanthin on plasma carotenoids and their
transport in lipoproteins in age-related macular degeneration, Am J Clin Nutr, vol. 85, no. 3,
pp. 762-9.
59. Widjastuti, Tuti et. al. 2004. Pengolahan Bungkil Inti Sawit Melalui Fermentasi oleh Jamur
Marasmius Sp Guna Menunjang Bahan Pakan Alternatif untuk Ransum Ayam Boiler.
Universitas Padjajaran. Bandung.
60. Wood, B.J. and R.H. V. Corley,1991. The Energy Balance of Palm Oil Cultivation. Proceedings of
1991 PORIM International Palm Oil Conference. Malaysian Palm Oil Board, Kuala Lumpur, pp.
130-43.
61. Yang, Y; Huang, C Y; Peng, S.S. dan Peng J., 1996. Carotenoid analysis of several dark green
leafy vegetables associated with a lower risk of cancers. Biomed. Environ. Sci., 9: 386-392.
62. Zimmer, Y et al., 2009. Agri benchmark Cash Crop Report, Braunschweig.
Tim Advokasi Minyak Sawit Indonesia dibentuk berdasarkan mandat yang diberikan oleh DMSI berdasarkan kebutuhan dan komitmen para pengusaha kelapa sawit Indonesia pada :
1. Pertemuan Sawit Linkers pada tanggal 23 April 20102. Hasil rapat Chairperson & CEO’s Forum Discussion pada tanggal
24 Mei 20103. Hasil Rapat DMSI pada tanggal 9 Agusuts 20104. Hasil Rapat Sawit linkers pada tanggal 12 Agustus 2010
Atas dasar tersebut, TAMSI-DMSI memulai aktivitas kegiatan melalui kerjasama dengan berbagai pihak seperti peneliti, akademisi, pemerintah, pelaku dan media. Berbagai forum diskusi dilakukan guna membangun wacana bersama mengenai industri kelapa sawit Indonesia dan dunia.
Posisi Indonesia sebagai produsen CPO terbesar yang telah dicapai saat ini, memberikan kekuatan posisi tawar yang seharusnya dapat memainkan peranan penting bagi minyak sawit dunia. Industri kelapa sawit Indonesia telah mulai melakukan praktek-praktek budidaya berkelanjutan sejak dahulu, namun informasi mengenai hal tersebut dirasakan masih sangat minim sehingga diperlukan pendalaman materi-materi budidaya yang berkelanjutan yang sudah dilakukan.
Berbagai kecaman yang ditudingkan kepada industri kelapa sawit Indonesia akhir-akhir ini telah memberikan dampak negatif bagi kelanjutan pengembangan industri kelapa sawit yang berkelanjutan. Tudingan berbagai kesalahan yang dibebankan kepada industri kelapa sawit seperti kebakaran dan perusakan hutan, pembunuhan satwa liar, penyerobotan tanah adat dan sebagainya, merupakan kecaman yang harus di sikapi dengan bijak.
Berbagai usaha pembangunan dan perbaikan kebun sawit yang berkelanjutan telah dilakukan, banyak kemajuan yang telah dicapai namun masih butuh kerja keras melalui kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak.
Dukungan dari pemerintah dibutuhkan untuk bersama-sama mengawal industri kelapa sawit Indonesia menjadi yang terdepan dan terbesar melalui pengembangan yang lestari dan ramah lingkungan. Dukungan dari pelaku usaha untuk membangun kesejahteraan masyarakat sekitar dan melakukan praktek-praktek budidaya yang berkelanjutan harus terus ditingkatkan. Dukungan dari para peneliti dan nara sumber serta industri pendukung lainnya sangat diperlukan untuk membantu mencari solusi terbaik guna membangun industri kelapa sawit berkelanjutan.
TAMSI – DMSI mengajak seluruh pihak untuk terlibat aktif membangun bersama masa depan industri kelapa sawit Indonesia yang berkelanjutan.
Prof i l TAMSI - DMSI
ww
w.t
amsi
-dm
si.o
rg
Plaza BII Menara 2, Lantai 33Jl. MH. Thamrin No. 51 Jakarta Pusat 10350 Indonesia
Telp. (62-21) 318-1255, Faks. (62-21) 318-1256Email. [email protected], website : www.dmsi.or.id
Dewan Minyak Sawit Indonesia(Indonesian Palm Oil Board)