Book Resume

22
Book Resume by: Sheila Gresnantya “ How To Become a Great Supervisor” Andin Andiyasari & Ardiningtiyas Pitaloka Supervisor atau penyelia diartikan sebagai orang yang melakukan supervisi, yaitu orang yang diberi wewenang dan otoritas untuk mengawasi, mengendalikan, membawahi, mengelola/mengarahkan tim dalam menjalankan suatu fungsi organisasi terlaksana dengan baik yang mendukung pencapaian tujuan organisasi. Supervisor adalah tingkat pertama dari model kepemimpinan formal atau structural yang ada dalam organisasi atau perusahaan. Tugas utama supervisor adalah menerjemahkan dan menyampaikan kebijakan tingkat perusahaan kepada para bawahan dan memastikan kebijakan dijalankan secara efektif dan efisien sehingga tim mampu bekerja dengan produktivitas tinggi. Supervisor merupakan cikal bakal seorang pemimpin hebat mulai dibentuk dan diasah sebelum akhirnya naik ke level manajerial yang menuntut kemampuan lebih strategis. Memahami kompetensi-kompetensi yang harus dikembangkan oleh seorang supervisor adalah langkah awal untuk sukses di tingkat kepemimpinan berikutnya, baik secara professional maupun personal. Oleh karena itu seorang supervisor harus memiliki kemampuan dan keterampilan membina hubungan baik, ketrampilan bekerja kreatif, efektif dan efisien membangun sinergi dengan 1

description

sheila

Transcript of Book Resume

Book Resume by: Sheila Gresnantya How To Become a Great SupervisorAndin Andiyasari & Ardiningtiyas Pitaloka

Supervisor atau penyelia diartikan sebagai orang yang melakukan supervisi, yaitu orang yang diberi wewenang dan otoritas untuk mengawasi, mengendalikan, membawahi, mengelola/mengarahkan tim dalam menjalankan suatu fungsi organisasi terlaksana dengan baik yang mendukung pencapaian tujuan organisasi. Supervisor adalah tingkat pertama dari model kepemimpinan formal atau structural yang ada dalam organisasi atau perusahaan. Tugas utama supervisor adalah menerjemahkan dan menyampaikan kebijakan tingkat perusahaan kepada para bawahan dan memastikan kebijakan dijalankan secara efektif dan efisien sehingga tim mampu bekerja dengan produktivitas tinggi. Supervisor merupakan cikal bakal seorang pemimpin hebat mulai dibentuk dan diasah sebelum akhirnya naik ke level manajerial yang menuntut kemampuan lebih strategis.Memahami kompetensi-kompetensi yang harus dikembangkan oleh seorang supervisor adalah langkah awal untuk sukses di tingkat kepemimpinan berikutnya, baik secara professional maupun personal. Oleh karena itu seorang supervisor harus memiliki kemampuan dan keterampilan membina hubungan baik, ketrampilan bekerja kreatif, efektif dan efisien membangun sinergi dengan banyak pihak. Semakin tinggi kemampuan supervisor membangun tim, semakin besar peluangnya sukses dalam karier. Kompetensi soft skills yang penting dikuasai oleh seorang supervisor adalah planning & organizing, decisiveness, delegation, impact & influence, customer focus, effective communication, relationship building dan teamwork.

I. One: Competencies

A. Planning & Organizing1. Plan thoroughlyPerencanaan adalah bagaimana mengubah ide menjadi rentetan tahap berpikir yang logis. Supervisor seperti nahkoda untuk mengarahkan ketika tim terlihat mulai tidak fokus atau bergeser kearah yang berbeda. Kesempurnaan memang tidak pernah ada, tetapi semangat untuk mencapai kesempurnaan harus tetap terjaga. Susunlah rencana sebelum bertindak karena supervisor adalah titik kendali suatu system, bukan titik bebas yang bergerak untuk trial and error. By failing to prepare, you are preparing to fail.

2. Allocate resources effectivelyMengalokasikan sumber daya secara efektif, berarti belajar mengelolanya dengan optimal yang menunjukkan kemampuan melakukan efisiensi. Mengutamakan efektivitas dan efisiensi dalam tim akan lebih mudah bergerak mencapai tujuan. Kesadaran untuk mengelola sumber daya sebaik mungkin merupakan modal untuk meningkatkan kapasitas lebih lanjut ke level manajerial. Tantangannya adalah bagaimana mensupervisi bawahan untuk dapat bekerja berdasarkan criteria standar yang kita terapkan. When every physical, and mental resources is focused, ones power to solve a problem multiplies tremendously.

3. Implement clear parametersMonitoring merupakan langkah umum yang dilakukan setiap supervisor dalam mengelola tim, sehingga bisa saja terjadi proses pengawasan take it for granted atau begitu saja dan kehilangan tujuan utamanya. Proses pengawasan akan sulit berjalan jika tidak memiliki ukuran atau parameter yang jelas seperti zona abu-abu yang terus bergerak untuk menjadi hitam atau putih sesukanya. Terapkan parameter yang jelas dalam system pengawasan dan review serta pastikann semua anggota tim memahaminya. Bekerjalah dengan data, artinya semua perkembangan hendaknya memiliki rekam jejak yang jelas. Definiteness of purpose is the starting point of all achievement.

4. Start learning this: strategic planningKemampuan menyusun dan mengimplementasikan rencana (planning & organizing) merupakan salah satu kemampuan manajerial penting bagi seorang pemimpin. Sebagai supervisor belum dituntut untuk memenuhi kemampuan perencanaan strategis tetapi mulai mengembangkan kemampuan ditahap ini sehingga jika sudah berada di posisi yang lebih tinggi, akan lebih tahu bagaimana mengimplementasikannya. Perencanaan strategis ialah menyelesaikan pekerjaan di level tim untuk mencapai tujuan yang lebih besar. A strategy is something you can touch, you can motivate people with, be number one and number two in every business, you can energize people around the message.

5. Think of contingency plansSaat membuat rencana, jangan lupa memikirkan langkah antisipatif bila rencana tersebut tidak berjalan sesuai rencana. Kemampuan ini memperlihatkan kematangan seorang supervisor saat menghadapi masalah yang membutuhkan penanganan segera. Kemampuan ini juga membedakan antara supervisor biasa-biasa saja dengan supervisor yang unggul. It seems to me that everything that happens to us is a disconcerting mix of choice and contingency.

B. DecisivenessKemampuan mengambil tindakan dengan perhitungan yang matang tanpa ketergantungan pada prosedur dan instruksi atasan, menyatakan pendapat, dan berkomitmen menjalankan keputusan adalah kemampuan decisiveness. Seorang supervisor, selain mampu mengambil keputusan juga harus memiliki ketahanan fisik dan mental saat menghadapi situasi menekan dan kurang menguntungkan.

6. Make decisionsKeputusan apapun lebih baik daripada tidak ada keputusan sama sekali. Membiarkan situasi tanpa kepastian hanya membuat kredibilitas menurun. Pemimpin harus selalu berani dan siap menghadapi perubahan saat hal-hal yang tidak pasti semakin sering dihadapi, maka mengambil keputusan dan segera bertindak akan lebih memberi kepastian dripada menunda tanpa kejelasan. In any moment of decision, the best thing you can do is the right thing, the next best thing is the wrong thing and the worst thing you can do is nothing.

7. Take appropriate actionsTidak mudah memahami momen yang tepat untuk mengambil tindakan yang tepat, bahkan saat momen terjadi dengan segala kompleksitasnya. Mengambil tindakan yang tepat dimomen yang pas membutuhkan latihan dan jam terbang. Semakin mengenali pekerjaan dan melakukan sepenuh hati, akan merasakan saat dituntut untuk mengambil tindakan. Leadership is a potent combination of strategy and character. But if you must be without one, be without strategy.

8. Be firm and consistentPemimpin yang desicive mampu memberikan kejelasan sejak awal. Bersikap tegas dan konsisten memiliki tantangan tersendiri, terlebih jika baru memasuki lingkungan atau tugas baru yang menginginkan agar diterima orang lain dan memiliki citra positif. Mengambil tindakan pro-kontra secara hati-hati, namun tetap mengambil keputusan terbaik bagi tim. Bersikap tegas dan konsisten bukan berarti tidak fleksibel. Fleksibel untuk melihat keunikan anggota tim, namun mngarah pada satu penyataan yang konsisten. The fishermen know that the sea is dangerous and the storm terrible, but theyve never found these dangers sufficient reason for remaning ashore.

9. Be sensitive to crisisFocus pada manfaat dan hal-hal yang akan berhasil tanpa menampik potensi risiko yang ada. Dalam kondisi normal, perlu memiliki data selengkap mungkin sebelum mengambil tindakan, namun ada situasi dimana perlu mengambil risiko. Bertindak sigap berbeda dengak reaktif, karena tindakan ini tetaplah terukur dan memiliki tingkat urgensi yang tinggi. Beranikan untuk mengambil risiko dan bertanggungjawablah atas hal tersebut. The percentage of mistake in quick decisions is no greater than in long-drawn-out vacillation and the effect of decisiveness itself makes things go and creates confidence.

C. DelegationDelegasi adalah kemampuan membagi tanggung jawab dan mengalokasikan sumber daya kepada orang lain atau unit kerja lain secara tepat. Selain harus mampu menjabarkan tugas secara spesifik kepada bawahan, seorang supervisor harus mampu menelusuri dan memonitor kemajuan pelaksanaan tugas yang diberikan kepada bawahannya,

10. Match individual competencies and tasksAbad 21 memiliki tantangan sendiri yaitu kompleksitas yang semakin tinggi dan munculnya generasi kerja baru dengan karakteristik unik yakni generasi Y atau Me. Riset Twenge dan Campbell abad 21 akan memguntungkan dunia bisnis yang dapat memanfaatkan generasi Y atau Me atau millennial yang dicirikan sebagai continous learner, pemain tim, kolaborator, variatif, optimis, berorientasi prestasi, memiliki kesadaran social yang tinggi dan berpendidikan tinggi. Sebagai supervisor, mengenali kekuatan setiap bawahan dan menempatkannya pada tugas yang tepat. If you pick the right people and give them the opportunity to spread their wings and put compensation as a carrier behind it you almost do have to manage them.

11. Delegate in smarter wayDelegasi adalah salah satu kunci kepemimpinan karena tergantung banyak hal seperti kepercayaan, apresiasi komunikasi dan pengembangan anak buah. Pendelegasian tugas sebaiknya secara S.M.A.R.T.E.R.: specific, measureable, attainable, relevant, time-dependent, evaluate, re-evaluate. Surround yourself with the best people you can find, delegate, authority, and dont interfere.

12. Develop others through delegationMemberikan atau membagikan tugas pada anak buah hanyalah langkah awal dalam pendelegasian. Dengan pendelagasian, dapat melipatgandakan manfaat yaitu mempercepat pencapaian target dalam proses kerja dan mengembangkan anak buah. Sebagai pemimpin, salah satu keberhasilan adalah ketika mengembangkan tim, baik secara keseluruhan maupun individual. You dont develop courage by being happy in your relationships everyday. You develop by surviving difficult times and challenging adversity.

13. Make expectations clearPemimpin yang sukses adalah komunikator yang hebat. Kreatiflah dalam menyampaikan ekspektasi karena orientasi tiap individu beragam, terjemahkanlah dalam visual, audio hingga contoh atau tindakan yang konkret. Leadership is influence.

14. Appreciate team membersTidak perlu diragukan lagi bahwa setiap individu ingin dihargai dan ingin dipandang penting atau dianggap berjasa dan berkontribsi. Orang yang merasa dihargai akan memberikan timbal balik yang serupa dan pada akhirnya akan meningkatkan performance pencapaian tim. Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang memiliki aspirasi untuk mengembangkan setiap bawahan. I am a member of a team, and I rely on the team, I defer to it and sacrifice for it, because the team, not the individual is the ultimate championship.

D. Impact & InfluenceIalah kemampuan mempersuasi, meyakinkan, mempengaruhi dan membangun impresi kepada orang lain agar mendukung gagasan atau tujuan yang ingin dicapainya. Seorang supervisor perlu mengenali karakteristik bawahan dan mampu menggunakan cara-cara efektif untuk memengaruhi bawahannya melalui teknik-teknik tertentu.

15. Act with integrityIntegritas seseorang dinilai dari kesesuaian antara pandangan, hal-hal yang diyakini dan yang diucapkan dengan tindakan. Tidak bisa mengharapkan bawahan mengikuti supervisor tanpa adanya contoh nyata. Menegakkan prinsip salah satu mendapatkan kredibilitas yang merupakan modal penting dalam memimpin suatu tim

16. Be considerateFokus pada hasil sekaligus peka dengan sisi psikologis manusia adalah tantangan yang dihadapi pemimpin di level pertama. Bisa jadi, performa buruk seorang bawahan bukan karena kapasitas yang terbatas, tetapi karena merasa tidak dihargai sebagai individu. Tugas menyadarkan dan mendorong orang berperilaku positif inilah tugas seorang coach atau pemimpin yang mampu berperan sebagai coach.

17. Inspire othersMeyakinkan orang lain hanya bisa dilakukan bila kita yakin dengan diri kita dan apa yang kita omongkan. Menginspirasi bawahan adalah tugas yang tidak mudah, tetapi menjadi lebih mudah saat melakukannya mhlai dari sendiri. Pemimpin yang berhasil mencapai tujuan sekaligus menciptakan kader pemimpin yang hebat adalah pemimpin hebat. Salah satu usahanya adalah mentoring. Believe in yourself! Have a faith in ur abilities! Without a humble but reasonable confidence in ur own powers you can't be successful and happy.18. Stay Calm!Memimpin seringkali dipandang pekerjaan 'enak' karena hanya memerintah meskipun secara objektif staf mengetahui adanya tanggung jawab yang lebih besar tetapi kesan ini tidak dapat dipungkiri ada dibenak staff. Ketenangan seorang pemimpin dapat mempengaruhi etos kerja dan struktur organisasi. Era yang serba cepat ini, perubahan pun bisa terjadi secara dramatis dan penuh risiko sehingga mudah membuat orang panik. Kemampuan bersikap tenang menjadi kekuatan yang menyimbangkan perasaan memiliki kendali, fokus dan menyadari bagaimana kita mengelola pikiran serta dampak keputusan yang diambil terhadap orang lain secara individu, organisasi maupun layanan (tindakan).

E. Customer Focus19. Create satisfaction: be concrete! Kemampuan membangun hubungan secara proaktif dengan pelanggan dengan berupaya memahami kebutuhannya, mengantisipasi permasalahan, dan menyediakan solusi yang mengutamakan kepuasan pelanggan. Tanggung jawab supervisor selain memenuhi kebutuhan pelanggan (internal/eksternal) dengan pelayanan yang memuaskan, ia juga harus mampu memastikan bahwa produk/jasa yang dihasilkannya memenuhi harapan pelanggan.

20. Handle complaint wiselyTidak mudah memang memberikan respons yang tepat. Salah sikap atau kata bisa bisa membuat konsumen semakin kecewa. Kemampuan mengelola keluhan konsumen secara efektif dapat memberikan manfaat yang besar, salah satunya menekan biaya yang tak perlu yaitu publikasi iklan guna menarik konsumen lain sebagai pengganti konsumen yang kecewa dari publikasi negatif dari mulut ke mulut.

21. Engage with customersKeyakinan merefleksikan bahwa perusahaan dapat dipercaya, kapan pun dan dimanapun. Ikatan emosional dengan klien/customer penting dijadikan tujuan bersama karena setiap langkah akan bermakna jika orang lain akan mendapatkan manfaat dari segala aktivitas. Penting bagi para pemimpin untuk mengingatkan staf yang ada di jajaran paling depan untuk lebih waspada guna mendapat kepercayaan konsumen.

22. Make extra effortsMemuaskan atasan yang memiliki standar tinggi adalah hal yang susah-susah gampang. Perlu upaya keras untuk memuaskan atasan. Penelitian psikologi menunjukkan bahwa sesuatu yang menyentuh hati berdampak positif terhadap penilaian performa kerja. Hati adalah bagian yang harus disentuh dengan cara-cara yang tepat.

F. Effective CommunicationKemampuan mendengarkan secara aktif, mengekspresikan idea tau gagasan, dan memudahkan lawan bicara untuk menangkap inti pembicaraan, baik secara lisan maupun tulisan. Seorang supervisor, yang mampu menangkap kata di balik kata untuk menyimpulkan inti pembicaraan akan lebih mampu mamahami sudut pandang orang lain. Hal ini penting dikembangkan agar mampu menggerakkan orang mencapai tujuan.

23. Listen without judgingMendengarkan bawahan secara aktif, berarti mendengarkan apa yang ada di balik setiap kata-kata yang keluar dan bukan sekedar mendengarkan apa yang diucapkan. Riset menunjukkan bahwa atasan yang memiliki kemampuan mendengarkan secara aktif, mengembangkan karier lebih maju dibandingkan atasan yang hanya mementingkan penyelesaian tugas saja. Pendengar-pendengar yang baik tidak menghakimi. Bukan sekedar memberikan tugas untuk diselesaikan, mendengarkan bawahan dengan baik dapat bisa memberikan feedback yang konstruktif dan menyelesaikan pekerjaan. Listening is a such simple act. You have learned a great deal from listening carefully. Most people never listen.

24. Pay attention to non verbal communicationSebagai supervisor, diperlukan pemikiran konteks nonverbal dalam proses komunikasi dengan tim maupun atasan. Supervisor merupakan jembatan yang bertugas mengantarkan tim agar mencapai tujuan. Komunikasi nonverbal merefleksikan, menguatkan, dan menjelaskan pesan verbal, dengan begitu dapat memahami orang lain. The most important thing in communication is hearing what isn't said.

25. Give feedback instead of criticsPekalah dalam memberikan kritik. Tidak bisa di ingkari bahwa kecenderungan orang menanggapi kritik dengan hal yang negatif. Berbeda halnya dengan memberikan umpan balik, staff merasa ada harapan untuk diberikan apresiasi sehingga membuat seseorang mau membuka diri. Feedback is the breakfast of champions.

26. Explain ideas in a simple wayCara menjelaskan pemikiran merupakan pintu pertama untuk menunjukkan bagaimana efektivitas memimpin tim. Saat bawahan dengan mudah menangkap maksud anda, separuh pekerjaan sudah terselesaikan. Karena perlu bagi seorang supervisor untuk menyederhanakan sebuah ide yang komplems menjadi jelas dengan pendekatan yang simpel. Salah satu cara adalah menggunakan metafora, atau pengalaman pribadi. Pada dasarnya manusia adalah makhluk social yang berinteraksi melalui cerita (story telling) dan otak menjadi lebih mudah mengingat dan memahami sebuah maksud saat disampaikan melalui story telling atau metafora. Your purpose is to make your audience see what you saw, hear what you heard, feel what you felt.27. Learn by asking questionsMenjalani peran sebagai supervisor adalah saat yang tepat untuk melihat permasalahan melalui kacamata yang berbeda-beda, caranya adalah berani mengajukan pertanyaan yang tidak mudah dijawab (chalelenging questions) baik kepada diri sendiri maupun kepada bawahan. Mengajukan pertanyaan yang tepat akan memungkinkan diri sendiri mengakses pengetahuan yang kita sendiri tidak tahu bahwa kita miliki. Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow. The important things is not to stop questioning.

G. Relationship buildingKemampuan membangun dan mengembangkan hubungan dengan individu lain secara hangat dan bersifat jangka panjang, termasuk juga mengelola jejaring untuk mencapai tujuan kerja. Menjalin relasi dengan pihak eksternal dan internal penting yang harus didapatkan adalah kepercayaan dan dukungan bawahan.

28. Build valuable relationshipLangkah awal dalam memulai interaksi dan membangun hubungan berkualitas dengan orang lain di tempat kerja adalah memahami diri sendiri untuk dapat membawa diri ke berbagai interaksi. Pemahaman tentang diri sendiri, terkait bagaimana pola ternyaman dalam berinteraksi dengan orang lain yang membantu menyesuaikan diri ketika berada di Bergama lingkungan professional. Tiap orang juga memiliki titik buta pada dirinya sendiri. Adanya titik buta dalam mengenali diri sendiri berdampak negative seperti pengambilan keputusan yang buruk, maasalah emosi interpersonal dan kepuasan hidup yang rendah.

29. Encourages subordinates to growTantangan supervisor dalam memimpin tim adalah bagaimana ia bisa mengenali seiap anggota timnya sebagai seorang individu dan berusaha mengembangkan individu sesuai dengan kapasitas yang ada pada diri individu tersebut. Sebagai supervisor, mendorong bawahan untuk terus berkembang akan menjadikan diri sendiri juga berkembang karena proses ini akan terbangun kepercayaam dan saling berbagi. Saling memberi adalah jauh lebih baik daripada saling berkompetisi. The biggest mistake that you can make is to believe that you are working for somebody else. The driving force of a career must come from the individual. Remember this: jobs are owned by the company, your own your career.

30. Be a supporterPersepsi adanya dukungan organisasi yang melandasi interaksi menghasilkan manfaat yaitu rasa percaya, loyalitas dan tingginya performa kerja. Saat anggota tim merasa mendapatkan penghargaan atas kinerja mereka, maka motivasi mendapatkan penghargaan pun meningkat, begitu pun performa kerja.

31. Manage conflicts fairlyInteraksi social menyimpan banyak potensi positif tetapi tidak lepas pula dari gesekan yang berpotensi menjadi konflik antar pribadi maupun kelompok. Riset menunjukkan sekitar 15% pekerja mengalami permasalahan interpersonal terkait gaya manajemen yang kasar dari atasan mereka. Konflik interpersonal lebih membahayakan fungsi organisasi daripada konflik tugas. Konflik berdampak negative pada perilaku organizational citizenship (performa di luar peran yang mendukung efektivitas lingkungan social dan psikologis di tempat kerja) dan meningkatkan perilaku kerja yang kontraproduktif.

32. Have a sense of humorPosisi manager/supervisor selalu berisiko mengintimidasi bawahan dan seringkali gagal dalam mengelola humor secara sungguh-sungguh atau tidak menyadari beragam manfaatnya. Humor tidak hanya konsep lucu, namun dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Melalui sebuah studi analisis ditemukan bahwa supervisor yang mampu menggunakan humor mampu meningkatkan performa kerja dan kepuasan bawahan, juga berkorelasi positi dengan persepsi terhadap performa supervisor, kedekatan dalam tim dan berkurangnya penarikan diri dalam kerja. A sense of humor is a part of the art of leadership, of getting along with people, of getting things done.

33. Dont hesitate to apologizeBerani meminta maaf menunjukkan kepedulian dan bertindak lebih baik dengan usaha yang lebih keras dan pada saat yang sama mengakui dirinya bukan seorang yang sempurna. Mengakui kesalahan dan meminta maaf adalah suatu langkah yang perlu dilakukan dengan wajar dan tanpa mendramatisir. Kredibilitas membutuhkan permintaan maaf yang tulus langsung, dan spesifik atas kesalahan atau kekeliruan yang terjadi termasuk pihak yang dirugikan atau yang disakiti. Membuat kesalahan tidak pernah menyenangkan, terlebih jika seseorang berada di bawah sorotan seperti supervisor. Jangan perburuk dengan sikap defensive atau seakan tidak terjadi apa-apa. Kredibilitas sangatlah mahal harganya. Never ruin an apology with an excuse.

34. Have a concern for subordinates developmentMembangun tim tidak lain dan tidak bukan adalah membangun kapasitas masing-masing individu yang ada didalamnya sehingga mampu melakukan tugas dengan lebih baik dan siap menghadapi tantangan. Semakin atasan memperhatikan kebutuhan pengembangan kapasitas bawahan, semakin dipandang sebagai pemimpin yang memberdayakan dan menginspirasi. Surround yourself with good people. Whether they are the best or not. People are capable of learning if they have got good hearts and they are good souls.

35. Include subordinates in your networkingOrang-orang sukses adalah mereka yang mampu memahami dan menginternalisasikan esensi jejaring kerja. Keuntungan dari melibatkan bawahan dalam suatu jejaring kerja adalah bawahan menjadi bertambah pengalaman, tahu bagaimana cara bersikap dan berinteraksi. The currency of real networking is not greed but generosity.36. Build a fruitful networkingMembangun jejaring yang relevan akan membantu berkembang dengan lebih baik. Milikilah lebih banyak pengetahuan dengan meluaskan jejaring kerja sehingga saat dibutuhkan mempunyai banyak alternative dan solusi aplikatif. Personal relationships are always the key to good business. You can buy networking. You cant buy friendships.

H. Team workKemampuan bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama, bangga menjadi bagian dari tim dengan menunjukkan kinerja yang sama efektifnya, baik individual maupun tim. Supervisor yang mampu mengembangkan pendekatan yang tepat dengan setiap anggota tim, mau memfasilitasi berbagai pendapat, akan lebih mampu membangun pola kebiasaan yang tepat untuk lainnya agar mau bergerak cepat mencapai tujuan.

37. Give positive feedbackMemberikan feedback positif secara periodic kepada bawahan akan membangkitkan kepercayaan bawahan untuk bekerja lebih baik dan meningkatkan level kerja sama. Proses feedback yang baik berbentuk coaching yang intinya membuat orang lain menyadari apa tujuan yang ingin dicapainya dan bagaimana ia sendiri mengarahkan dan mengembangkan diri sendiri untuk membuat perubahan. Everyone has a story that makes me stronger. I know that the work I do is important and I enjoy it, but it is nice to hear the feedback of what we do to inspire others.

38. Recognize subordinates hopes and fearsSupervisor harus mampu mengenali emosi-emosi terdalam bawahannya seperti harapan dan ketakutan bawahan sehingga lebih bisa mendorong bawahan untuk berkembang dan membangun system yang membuat suatu tim maju berbasiskan kapasitas setiap individu. Atasan yang dapat mengembangkan kemampuan coaching memiliki kapasitas lebih besar untuk menjadi pemimpin andal dan disegani. Too often we underestimate the power of a touch, a smile, a kind word, a listening ear, an honest compliment, or the smallest act of caring, all of which have the potential to turn a life around.

39. Understand diversity and inclusivenessPerbedaan dalam tim memiliki potensi untuk terciptanya sinergi positif dalam organisasi, namun juga potensi masalah dalam koordinasi, tekanan, dan konflik dalam/antar kelompok. Supervisor memegang peranan penting untuk mendorong keunikan anggota tim menjadi kekuatan bagi organisasi. Pekalah dengan keunikan kultur dan kembangkan empati social di tengah dinamika kerja yang kompetitif. Diversity is the art of thinking independently together.

40. Acknowledge others interestsPeran pemimpin berubah total dibanding dulu. Pemimpin saat ini harus tahu bagaimana caranya bertanya (how to ask) yang akan meningkatkan kerja sama di anatara tim karena bertanya mendorong orang dalam tim untuk berpikir dan memberikan sumbang saran/kontribusi untuk keberhasilan tim. Tugas sebagai supervisor tidak semata mengembangkan bawahan saja, tetapi juga mengembangkan hubungan yang bermakna dengan setiap orang yang ada dalam organisasi. Communication cant always follow the top-down model. With the fluidity of information in business today, leaders need to be masterful listeners. They need to be able to receive as well as send.

41. Maintain integrityMenjadi supervisor tidak sekadar memimpin tim tetapi juga bertemu lebih sering dengan pimpinan dari divisi lain. Situasi seperti ini mengharuskan seorang supervisor untuk menghadirkan diri secara otentik dengan tetap menunjukkan respek pada orang lain. Integritas adalah kunci untuk membangun hubungan jangka panjang yang menumbuhkan.

1