BMS2 - KFI1 - K5 - Penalaran Dalam Penulisan Karya Ilmiah

35
PENALARAN DALAM PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH A. Ridwan Siregar

description

filsafat

Transcript of BMS2 - KFI1 - K5 - Penalaran Dalam Penulisan Karya Ilmiah

PENALARAN DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH

PENALARAN DALAM PENULISAN KARYA TULIS ILMIAHA. Ridwan SiregarPENGERTIAN DAN JENIS PENALARANPenalaran (reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas), atau petunjuk menuju suatu kesimpulanDengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematis dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan

JENIS PENALARANPenalaran induktif Suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu yang umumPenalaran deduktif Suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum (prinsip, hukum, teori atau keyakinan) menuju hal-hal khusus PENALARAN INDUKTIFDilakukan dengan 3 cara: GeneralisasiAnalogi Hubungan Kausal (Sebab Akibat)

GENERALISASIGeneralisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa ituGeneralisasi diturunkan dari gejala-gejala khusus yang diperoleh melalui pengalaman, observasi, wawancara, atau studi dokumentasi

GENERALISASISumbernya dapat berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat ahli, peristiwa-peristiwa politik, sosial ekonomi atau hukumDari berbagai gejala atau peristiwa khusus itu, orang membentuk opini, sikap, penilaian, keyakinan atau perasaan tertentu

Contoh Penalaran Induktif dengan Cara GeneralisasiBerdasarkan pengalaman, seorang ibu dapat membedakan atau menyimpulkan arti tangisan bayinya, sebagai ungkapan rasa lapar atau haus, sakit atau tidak nyamanBerdasarkan pengamatannya, seorang ilmuwan menemukan bahwa kambing, sapi, onta, kerbau, kucing, harimau, gajah, rusa, kera adalah binatang menyusui. Hewan-hewan itu menghasilkan turunannya melalui kelahiran. Dari temuannya itu, ia membuat generalisasi bahwa semua binatang menyusui mereproduksi turunannya melalui kelahiran

ANALOGIAnalogi adalah suatu proses yag bertolak dari peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah kesimpulanKarena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan karakteristik di antara dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan Apa yang berlaku pada satu hal, akan pula berlaku untuk hal lainnyaDengan demikian, dasar kesimpulan yang digunakan merupakan ciri pokok atau esensial dari dua hal yang dianalogikan

Contoh Penalaran Induktif dengan Cara AnalogiDalam riset medis, para peneliti mengamati berbagai efek dari bermacam bahan melalui eksperimen binatang seperti tikus dan kera, yang dalam beberapa hal memiliki kesamaan karakter anatomis dengan manusia. Dari kajian itu, akan ditarik kesimpulan bahwa efek bahan-bahan uji coba yang ditemukan pada binatang juga akan terjadi pada manusia

Contoh Penalaran Induktif dengan Cara AnalogiDr. Maria C. Diamond, seorang profesor anatomi dari Univ. of California tertarik untuk meneliti pengaruh pil kontrasepsi terhadap pertumbuhan cerebral cortex wanita, sebuah bagian otak yang mengatur kecerdasanDia menginjeksi sejumlah tikus betina dengan sebuah hormon yang isinya serupa dengan pilHasilnya tikus-tikus itu memperlihatkan pertumbuhan yang sangat rendah dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak diberi hormon ituBerdasarkan studi itu, Dr. Diamond menyimpulkan bahwa pil kontrasepsi dapat menghambat perkembangan otak penggunanyaDalam contoh penelitian tersebut, Dr. Diamond menganalogikan anatomi tikus dengan manusiaJadi apa yang terjadi pada tikus, akan terjadi pula pada manusia.

HUBUNGAN KAUSAL (SEBAB AKIBAT)Penalaran induktif dengan melalui hubungan kausal (sebab akibat) merupakan penalaran yang bertolak dari hukum kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjadi dalam rangkaian sebab akibatTak ada suatu gejala atau kejadian pun yang muncul tanpa penyebabCara berpikir seperti itu sebenarnya lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya dalam dunia ilmu pengetahuan

Contoh Contoh Penalaran Induktif dengan Cara KausalKetika seorang ibu melihat awan tebal menggantung, dia segera memunguti pakaian yang sedang dijemurnya. Tindakannya itu terdorong oleh pengalamannya bahwa mendung tebal (sebab) adalah pertanda akan turun hujan (akibat)Seorang petani menanam berbagai jenis pohon dipekarangannya, tanaman tersebut dia sirami, dia rawat dan dia beri pupuk. Anehnya, tanaman itu bukannya semakin segar, melainkan layu bahkan mati. Tanaman yang mati dia cabuti. Ia melihat ternyata akar-akarnya rusak da dipenuhi rayap. Berdasarkan temuannya itu, petani tersebut menyimpulkan bahwa biang keladi rusaknya tanaman (akibat) adalah rayap (sebab).

PENALARAN DEDUKTIFDilakukan dengan dua cara:SilogismeEntinemSILOGISMESilogisme (syllogism) adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketigaProposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya.SILOGISMEDari pengertian di atas, silogisme terdiri atas tiga bagian yakni: premis mayor, premis minor, dan kesimpulanYang dimaksud dengan premis adalah proposisi yang menjadi dasar bagi argumentasiPremis mayor mengandung term mayor dari silogisme, merupakan geeralisasi atau proposisi yang dianggap benar bagi semua unsur atau anggota kelas tertentuPremis minor mengandung term minor atau tengah dari silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menuntun sebuah kasus atau peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas ituKesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa yang berlaku bagi seluruh kelas, akan berlaku pula bagi anggota-anggotanyaContoh SilogismePremis mayor: Semua cendekiawan adalah pemikirPremis minor: Habibie adalah cendekiawanKesimpulan: Jadi, Habibie adalah pemikir

ENTIMEMEntimem (enthymeme, Greek) adalah suatu proses penalaran dengan menghilangkan bagian silogisme yang dianggap telah dipahami

Contoh EntimemEntimem:Socrates adalah makhluk hidup karena dia adalah manusiaSilogisme lengkap:Semua manusia adalah makhluk hidup (premis mayor asumsi)Socrates adalah manusia (premis minor pernyataan)Oleh karena itu, Socrates adalah makhluk hidup (kesimpuan pernyataan)Contoh EntimemSilogisme lengkap:Premis mayor: Semua renternir adalah penghisap darah dari orang yang sedang kesusahanPremis minor: Pak Sastro adalah renternirKesimpulan: Jadi, Pak Sastro adalah peghisap darah orang yang kesusahanEntimem: Pak Sastro adalah renternir, yang menghisap darah orang yang sedang kesusahan.

KARYA ILMIAH DAN PENALARANKarya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh pengamatan, peninjauan atau penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannyaKARYA ILMIAH DAN PENALARANAtas dasar itu, sebuah karya tulis ilmiah harus memenuhi tiga syarat:Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiahLangkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiahSosok tampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuanKARYA ILMIAH DAN PENALARANDari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa penalaran menjadi bagian penting dalam proses melahirkan sebuah karya ilmiahPenalaran dimaksud adalah penalaran logis yang mengesampingkan unsur emosi, sentimen pribadi atau sentimen kelompokOleh karena itu, dalam menyusun karya ilmiah metode berpikir keilmuan yang menggabungkan cara berpikir/penalaran induktif dan deduktif, sama sekali tidak dapat ditinggalkanKARYA ILMIAH DAN PENALARANMetode berpikir keilmuan sendiri selalu ditandai dengan adanya:Argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevanDukungan fakta empirikAnalisis kajian yang mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji

SALAH NALARSalah nalar (reasioning or logical fallacy) adalah kekeliruan dalam proses berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik kesimpulanKekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan atau ketidak-tahuan

SALAH NALARContoh sederhana:Seseorang mengatakan, Di sekolah, Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang terpenting. Tanpa menguasai Bahasa Indonesia seorang siswa tidak mungkin dapat memahami mata pelajaran lainnya dengan baik.Pernyataan tersebut tidaklah tepat. Bahwa Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran penting, memang benar. Tetapi kalau dikatakan terpenting, tampaknya perlu dipertanyakan. Salah tafsir dapat terjadi karena kekeliruan induktif, deduktif, penafsiran relevansi dan peggunaan otoritas yang berlebihan.

EMPAT MACAM SALAH NALARGeneralisasi yang terlalu luasGeneralisasi sepintas (Hasty or sweeping generalization)Generalisasi aprioriKerancuan analogiKekeliruan kasualitas (sebab akibat)Kesalahan relevansi

GENERALISASI YANG TERLALU LUASSalah nalar ini terjadi karena kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap menggampangkan, malas mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yang terbatasGENERALISASI SEPINTAS (HASTY OR SWEEPING GENERALIZATION)Kesalahan terjadi karena penulis membuat generalisasi berdasarkan data atau evidensi yang sangat sedikitContoh: Semua anak yang jenius akan sukses dalam belajarPernyataan tersebut tidaklah benar, karena kejeniusan atau tingkat intelegensi yang tinggi bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan belajar anakKarena masih banyak faktor penentu lain yang teribat seperti: motivasi belajar, sarana prasarana belajar, keadaan lingkungan belajar, dan sebagainya

GENERALISASI APRIORISalah nalar ini terjadi ketika seorang penulis melakukan generalisasi atas gejala atau peristiwa yang belum diuji kebenaran atau kesalahannyaKesalahan corak penalaran ini sering ditimbulkan oleh prasangkaKarena suatu anggota dari suatu suatu kelompok, keluarga, ras atau suku, agama, negara, organisasi, dan pekerjaan atau profesi, melakukan satu atau beberapa kesalahan, maka semua anggota kelompok itu disimpulkan samaContoh: Semua pejabat pemerintah korup; Para remaja sekarang rusak moralnya; Zaman sekarang, tidak ada orang berbuat tanpa pamrih; dan sebagainya

KERANCUAN ANALOGIKerancuan analogi disebabkan karena penggunaan analogi yang tidak tepatDua hal yang diperbandingkan tidak memiliki kesamaan esensial (pokok)Contoh:Negara adalah kapal yang berlayar menuju tanah harapan. Jika nahkoda setiap kali harus meminta anak buahnya dalam menentukan arah berlayar, maka kapal itu tidak akan kunjung sampai. Karena itu demokrasi pemerintahan tidak diperlukan, karena menghambatKEKELIRUAN KASUALITAS (SEBAB AKIBAT)Kekeliruan kasualitas terjadi karena kekeliruan menentukan sebabContoh:Saya tidak bisa berenang, karena tidak ada satu pun keluarga saya yang dapat berenangSaya tidak dapat mengerjakan ujian karena lupa tidak sarapan

KESALAHAN RELEVANSIKesalahan relevansi akan terjadi apabila bukti yang diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang sebuah kesimpulanCorak kesalahan ini dapat dirinci menjadi 3 (tiga) macam:

a. Pengabaian persoalan (ignoring the question)Contoh:Korupsi di Indonesia tidak bisa diberantas, karena pemerintah tidak memiliki undang-undang khusus tentang hal itu

KESALAHAN RELEVANSIb. Penyembunyian persoalan (biding the question)Contoh:Tidak ada jalan lain untuk memberantas korupsi kecuali pemerintah menaikkan gaji pegawai negeri

c. Kurang memahami persoalanSalah nalar ini terjadi karena penulis mengemukakan pendapat tanpa memahami persoalan yang dihadapi dengan baik. Sehingga pendapat yang disampaikan tidak mengena atau berputar-putar dan tidak menjawab secara benar atau persoalan yang terjadi.

PENYANDARAN TERHADAP PRESTISE SESEORANGSalah nalar disini terjadi karena penulis menyandarkan pada pendapat seseorang yang hanya karena orang tersebut terkenal atau sebagai tokoh masyarakat namun bukan ahlinyaAgar tidak terjadi salah nalar karena faktor penyebab ini, maka perlu di patuhi rambu-rambu sebagai berikut:Orang itu diakui keahliannya oleh orang lainPernyataan yang dibuat berkenaan dengan keahliannya, dan relevan dengan persoalan yang dibahasHasil pemikirannya dapat diuji kebenarannyaHal tersebut mengindikasikan kita sebagai penulis tidak boleh asal mengutip semata-mata karena orang tersebut merupakan orang terpandang, terkenal atau kaya raya dan baik status sosial ekonominya

TERIMA KASIH