BLUE+PRINT+UJI+KOMPETENSI+25+Maret+2013+++cover

44

description

BLUE+PRINT+UJI+KOMPETENS

Transcript of BLUE+PRINT+UJI+KOMPETENSI+25+Maret+2013+++cover

  • ii

    BLUE PRINT UJI KOMPETENSI PERAWAT INDONESIA

    JAKARTA

    MARET 2013

  • iii

    Penyusun:

    1. PPNI

    2. MTKI

    3. AIPNI

    4. AIPDiKI

    5. PERSI

    6. ARSADA

    7. Dinas Kesehatan Jawa Barat

    8. Dinas Kesehatan DKI Jakarta

    9. Dinas Kesehatan Jawa Timur

    10. Direktorat Keperawatan Kem. Kes

    11. Kolegium Ners

    12. Kolegium Onkology

    Tim Editor

    1. I Made Kariasa

    2. Masfuri

    3. Pramita Iriana

    4. Tuti Herawati

    5. Imam Subiyanto

    6. Ai Mardhiyah

    7. Kanti Winarsih

    8. Stefanus Andang Ides

    9. Kristianawati

    10. Yupi Supartini

    11. Khudazi Aulawi

    12. I Ketut Suardana

    13. Saefudin Zukhri

    1. Kolegium Nefrology

    2. Kolegium Kardiovaskuler

    3. Kolegium Keperawatan Jiwa

    4. Kolegium Keperawatan Anak

    5. Kolegium Keperawatan Kritis

    6. Kolegium Keperawatan Gerontik

    7. Kolegium Keperawatan Keluarga

    8. Kelegium Keperawatan Maternitas

    9. Kolegium Keperawatan Komunitas

    10. Kolegium Manejemen Keperawatan

    11. Kolegium Keperawatan Medikal Bedah

  • iv

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ............................................................................................................ i

    Penyusun dan Tim Editor ................................................................................................ ii

    Daftar isi ........................................................................................................................ iii

    Kata Pengantar ................................................................................................................ v

    BAB I Pendahuluan ........................................................................................................ 1

    A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

    B. Tujuan Penyusunan Blue Print ................................................................................... 2

    C. Manfaat Penyusunan Blue Print .................................................................................. 3

    BAB II Perawat dan ruang lingkup praktik keperawatan ................................................ 4

    A. Perawat ............................................................................................................... 4

    B. Praktek Keperawatan ........................................................................................... 4

    BAB III Kompetensi ...................................................................................................... 7

    A. Kompetensi Perawat ............................................................................................ 7

    B. Langkah-langkah pengembangan ......................................................................... 8

    C. Asumsi Dasar ..................................................................................................... 8

    D. Kerangka Kompetensi Perawat ........................................................................... 9

    BAB IV Tinjauan .......................................................................................................... 11

    A. Area Kompetensi ............................................................................................... 11

    B. Domain Kompetensi .......................................................................................... 12

    C. Keilmuan ........................................................................................................... 13

    D. Proses Keperawatan ........................................................................................... 14

    E. Upaya Kesehatan ............................................................................................... 16

    F. Kebutuhan Dasar ............................................................................................... 17

    G. Sistem ............................................................................................................... 19

    BAB V Uji kompetensi ................................................................................................ 22

    A. Pengertian dan Tujuan Uji Kompetensi .............................................................. 22

  • v

    B. Ketentuan dalam Pengembangan Uji Kompetensi ............................................... 22

    BAB VI Penutup ......................................................................................................... 25

    REFERENSI ................................................................................................................ 26

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Kompetensi perawat vokasi dan ners, Summary Chart Guidelines

    2. Summary Chart Blue Print Perawat 2013

    3. Terminologi

  • vi

    KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas ridho-Nya akhirnya Blue Print ini dapat diselesaikan. Semoga Blue Print ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas tenaga keperawatan di Indonesia. Kami menyadari bahwa Blue Print ini jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran dari seluruh stakeholders sangat diharapkan demi pengembangan penyesuaian, dan perbaikan Blue Print perawat ini selanjutnya. Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dalam sistem kesehatan di Indonesia. Efektifitas dan efisiensi pelayanan kesehatan akan dapat ditingkatkan melalui penyediaan perawat yang kompeten dan berdedikasi. Untuk meningkatkan standarisasi kompetensi perawat baru lulus (entry level practice) diperlukan uji kompetensi yang bersifat nasional. Uji kompetensi yang bersifat nasional, diharapkan dapat menjadi alat untuk memberi umpan balik pada mutu penyelenggaraan pendidikan keperawatan. Agar alat uji kompetensi tersebut sesuai dengan standar keperawatan diperlukan seperangkat rambu-rambu instrument pengembangan alat uji yang disebut Cetak Biru Uji atau Blue Print. Kompetensi Perawat Indonesia Blue Print uji kompetensi perawat Indonesia dikembangkan oleh Komponen 2 HPEQ Project melalui serangkaian kegiatan bersama stakeholders yang terdiri dari unsur pemerintah (Departemen Kesehatan, MTKI, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit), unsur pengguna lulusan (PERSI dan ARSADA), unsur organisasi profesi (PPNI), dan unsur asosiasi pendidikan keperawatan (AIPNI dan AIPDIKI). Pengambangan Blue Print mengacu pada standar profesi perawat Indonesia yang telah ditetapkan, proses pembelajaran untuk mencapai kompotensi dan karakteristik peran perawat baru lulus (entry level practice) bagi lulusan Diploma III keperawatan dan lulusan Ners Blue Print ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kerangka pengembangan soal dan metode uji kompetensi nasional bagi calon peserta ujian dan institusi pendidikan keperawatan. Di samping itu, Blue Print ini juga digunakan sebagai sumber informasi untuk mengembangkan peran yang tepat bagi perawat dan instrument penilaian kinerja yang harus bisa ditampilkan oleh perawat baru lulus di tatanan pelayanan kesehatan. Sebagai upaya untuk meningkatkan validitas uji kompetensi, diharapkan dapat dilakukan peninjauan Blue Print secara berkala sesuai dengan kompetensi yang diharapkan stakeholders terhadap perawat baru lulus dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang Kesehatan dan keperawatan pada khususnya. Sebagai akhir kata, kami atas nama tim penyusun mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam proses pengembangan dan penyusunan Blue Print ini. Semoga jerih payah dan sumbang pikiran serta

  • vii

    peran serta semua pihak mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita sebagai perawat Indonesia harus berbangga dan bahagia karena telah dapat menghasilkan tonggak baru yaitu menyelesaikan Blue Print sebagai panduan dalam uji kompetensi nasional sehingga lulusan perawat Indonesia di masa depan semakin kompeten.

    Penyusun

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Era globalisasi, kemajuan IPTEK kesehatan yang sangat pesat dan tuntutan kebutuhan

    masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas menuntut mutu pelayanan kesehatan

    khususnya keperawatan semakin meningkat. Kondisi ini menguatkan upaya profesi keperawatan

    untuk menyiapkan tenaga perawat baik secara kuantitas maupun kualitas.

    Tenaga perawat bertugas memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan yang berkualitas,

    sesuai dengan bidang keahlian dan atau kewenangannya dari berbagai level pendidikan.

    Pelayanan keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian

    integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada

    individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh

    proses kehidupan manusia. Sedangkan asuhan keperawatan adalah rangkaian kegiatan yang

    bersifat humanistik dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dalam rangka

    membantu menyelesaikan masalah kesehatan/ keperawatan baik aktual maupun potensial.

    Pelayanan dan asuhan keperawatan tersebut diatas diberikan oleh perawat yang memiliki

    kemampuan beradaptasi, bertindak cerdas, penuh tanggung jawab dan berdaya saing tinggi

    terhadap tuntutan perubahan yang ada. Kemampuan tersebut dapat dimiliki oleh perawat melalui

    pendidikan baik secara formal maupun non formal sebagai suatu upaya untuk mencapai dan

    menjaga kompetensinya tetap up to date.

    Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki

    seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas

    tugas dibidang pekerjaan tertentu (Kepmendikbud No 045/U/2003). Standar kompetensi perawat

    Indonesia mengacu pada Standar Kompetensi Perawat Indonesia yang dikeluarkan oleh

    Persatuan Perawat Nasional Indonesia, melalui Surat Keputusan Ketua Umum nomor

    024/PP.PPNI/SK/K/XII/2009, tentang Standar Kompetensi Perawat Indonesia.

  • 2

    Untuk menjamin setiap perawat memiliki kompetensi yang dipersyaratkan sebelum

    melaksanakan praktik pelayanan keperawatan, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri

    Kesehatan Nomor 1796 tahun 2011 tentang registrasi tenaga kesehatan. Dalam peraturan menteri

    tersebut dijelaskan bahwa seluruh tenaga kesehatan termasuk perawat harus mengikuti uji

    kompetensi sebagai syarat untuk memperoleh surat tanda registrasi (STR). Uji kompetensi

    merupakan suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan

    standar profesi guna memberikan jaminan bahwa mereka mampu melaksanakan peran profesinya

    secara aman dan efektif di masyarakat.

    Untuk menjamin pelaksanaan uji kompetensi yang berkualitas, perlu dilakukan berbagai

    persiapan seperti pengembangan dan penetapan Blue Print. Blue Print atau cetak biru adalah

    kerangka dasar yang merupakan pedoman yang digunakan untuk merancang pengembangan soal

    ujian yang dapat menjamin asuhan keperawatan yang diberikan aman dan efektif dan

    menggambarkan karakter utama perawat yang diharapkan pengguna. Blue Print terdiri dari 7

    (tujuh) tinjauan yaitu area kompetensi; domain; bidang keilmuan; proses keperawatan; upaya

    kesehatan; kebutuhan dasar manusia dan sistem tubuh. Masing masing tinjauan menggambarkan

    prosentase, kedalaman, jenis, kompleksitas dan karakteristiknya sesuai dengan kompetensi yang

    diharapkan pada perawat baru lulus (entry level for practice). Selain itu, Blue Print juga

    menggambarkan level kompetensi yang akan diukur untuk lulusan Ners sebagai perawat

    profesional dan Diploma III Keperawatan sebagai perawat vokasional.

    B. Tujuan

    Penyusunan Blue Print ini bertujuan untuk memberikan panduan dalam pengembangan materi

    uji yang benar secara proporsional dari pencapaian kompetensi, materi yang sesuai dan dengan

    instrumen yang tepat. Dengan pola pengembangan Blue Print ini akan menghasilkan butir soal

    yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

  • 3

    C. Manfaat penyusunan Blue Print

    Manfaat dari penyusunan Blue Print Uji Kompetensi perawat ini sebagai berikut :

    1. Bagi calon peserta uji diharapkan dapat memberikan informasi terhadap area dan kedalaman

    materi yang dujikan; gambaran tentang metode uji yang akan digunakan dan acuan persiapan

    diri yang harus dilakukan.

    2. Bagi lembaga pendidikan diharapkan dapat memberikan informasi dan acuan pengembangan

    program dan kurikulum pendidikan; acuan pengembangan mekanisme dan standar penilaian

    pengetahuan, ketrampilan dan sikap mahasiswa.

    3. Bagi pengguna lulusan perawat diharapkan dapat menjadi acuan dalam penilaian unjuk kerja

    dan penetapan uraian tugas bagi perawat baru (fresh graduate) serta pengembangan program

    pelatihan spesifik sesuai kebutuhan institusi

    4. Bagi pengelola ujian diharapkan dapat menjadi acuan pengembangan dan penentuan proporsi

    soal; merumuskan paket-paket booklet atau set soal uji; standar pelaksanaan uji serta acuan

    penilaian batas lulus (standard setting)

  • 4

    BAB II

    PERAWAT DAN RUANG LINGKUP PRAKTIK KEPERAWATAN

    A. Perawat

    Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan baik di

    dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia, teregister dan

    diberi kewenangan untuk melaksanakan praktik keperawatan sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan (PPNI, 2009). Adapun kategori tenaga perawat di Indonesia sebagai

    berikut:

    1.Perawat vokasional adalah seseorang yang mempunyai kewenangan untuk melakukan praktik

    dengan batasan tertentu dibawah supervisi langsung maupun tidak langsung oleh Perawat

    Profesional dengan sebutan Licensed Vocational Nurse (LVN). Pendidikan Vokasi adalah jenis

    pendidikan diploma sesuai jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan yang

    diakui oleh pemerintah Republik Indonesia.

    2.Perawat professional adalah tenaga professional yang mandiri, bekerja secara otonom dan

    berkolaborasi dengan yang lain dan telah menyelesaikan program pendidikan profesi

    keperawatan, terdiri dari ners generalis, ners spesialis dan ners konsultan. Jika telah lulus uji

    kompetensi yang dilakukan oleh badan regulatori yang bersifat otonom, selanjutnya disebut

    Registered Nurse (RN). Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program

    sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan

    keahlian khusus.

    B. Praktik Keperawatan Perawat dalam melakukan praktik keperawatan berperan sebagai pelaksana keperawatan

    (provider), pengelola keperawatan dan atau kesehatan, pendidik dan peneliti. Dalam

    melaksanakan tugasnya dapat berfungsi secara mandiri dan bekerjasama (kolaborasi) dengan

    profesi lain.

  • 5

    Praktik keperawatan diberikan melalui asuhan keperawatan untuk klien baik individu, keluarga,

    kelompok, komunitas dan populasi dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana dan

    kompleks. Asuhan keperawatan dapat dilakukan melalui tindakan keperawatan mandiri dan atau

    kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Praktik keperawatan dapat diberikan di sarana kesehatan

    dan praktik mandiri keperawatan. Tindakan mandiri keperawatan antara lain adalah tindakan

    keperawatan langsung (direct care), observasi keperawatan, terapi komplementer, pendidikan

    dan konseling kesehatan serta advokasi dalam rangka penyelesaian masalah kesehatan melalui

    pemenuhan kebutuhan dasar manusia sebagai upaya untuk memandirikan klien sehingga tercapai

    derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan program pemerintah.

    Tindakan kolaborasi keperawatan dengan tim kesehatan atau dengan sektor terkait lainnya

    adalah pengembangan dan pelaksanaan program kesehatan lintas sektoral untuk peningkatan

    kesehatan individu, keluarga dan masyarakat, perencanaan terhadap upaya penyembuhan dan

    pemulihan kesehatan klien bersama dengan tenaga profesi kesehatan lain.

    Praktik keperawatan diselenggarakan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan

    yang dinamis dan siklik meliputi pengkajian, perumusan masalah/diagnosa keperawatan,

    perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada klien dengan berbagai kondisi, baik sehat maupun

    sakit serta lingkungan yang mempengaruhinya.

    Pengkajian keperawatan dilakukan secara komprehensif ditujukan untuk mengenali masalah

    kesehatan yang dihadapi klien dan penyebab timbulnya masalah tersebut. Dikenalinya masalah

    dan penyebabnya dengan tepat akan mendasari penyusunan rencana penanggulangannya agar

    efektif dan efisien. Rencana tindakan keperawatan dibuat berdasarkan kebutuhan klien.

    Pelaksanaan praktik keperawatan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disepakati bersama

    antara klien dan keluarganya dengan perawat. Pelaksanaan praktik keperawatan dilakukan oleh

    perawat/ners dengan tingkat kewenangan yang sesuai, serta harus berpedoman pada standar

    profesi yang meliputi; standar kompetensi, praktik, pendidikan dan etik.

  • 6

    Baik proses maupun hasil asuhan keperawatan harus selalu di evaluasi dan dimonitor secara

    terus menerus dan berkesinambungan, kemudian diadakan perbaikan dan modifikasi sesuai

    dengan hasil evaluasi dan monitoring serta tujuan yang telah ditetapkan bersama klien. Tujuan

    yang telah ditetapkan dapat berupa hilangnya gejala, menurunnya resiko, tercegahnya

    komplikasi, meningkatnya pengetahuan dan atau keterampilan kesehatan serta meninggalnya

    klien dengan damai dan bermartabat.

    Praktik keperawatan yang memenuhi kebutuhan dan harapan dapat diselenggarakan pada semua

    sarana/tatanan pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit umum maupun khusus, Puskesmas,

    praktik keperawatan di rumah (home care), praktik keperawatan berkelompok/bersama (nursing

    home, klinik bersama), dan praktik keperawatan perorangan, serta praktik keperawatan yang

    mobile/ambulatory. Praktik keperawatan diselenggarakan dengan memperhatikan

    keterjangkauan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan/asuhan keperawatan dalam konteks

    pelayanan kesehatan.

    Praktik keperawatan profesional mencakup kegiatan-kegiatan mulai dari yang sangat sederhana

    hingga kompleks. Praktik keperawatan dilakukan dengan mengutamakan kualitas namun tetap

    memperhatikan effektifitas dan efisiensi, agar tetap terjangkau oleh masyarakat. Oleh karena itu

    pelayanan keperawatan dilakukan oleh tim secara utuh meliputi perawat spesialis, profesi dan

    vokasi. Sedangkan untuk kegiatan sederhana dan tidak beresiko, misalnya; membersihkan tempat

    tidur dan memandikan pasen yang tidak berisiko, membantu Buang Air (BAB dan BAK)

    dilakukan oleh pembantu perawat yang berada dibawah pengawasan perawat vokasi.

  • 7

    BAB III

    KOMPETENSI

    A. Pengertian Kompetensi

    Kompetensi merupakan pernyataan komprehensif tentang kemampuan teruji yang akan diukur.

    Berikut ini beberapa pengertian Kompetensi dari berbagai references:

    PPNI (2009) mengartikan kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang dapat diobservasi

    yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau

    tugas dengan standar kinerja performance yang ditetapkan. Kompetensi juga mempersyaratkan

    kemampuan pengambilan keputusan dan penampilan perawat dalam melakukan praktik

    keperawatan secara aman dan etis.

    A competency describe the integrate knowledge, skills, judgment and attributes required of a

    registered nurse to practice safely and ethically in a designated role and setting. (Attributes

    include, but are not limited to, attitudes, values and beliefs) (ICN, 2005).

    Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki

    seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas

    tugas dibidang pekerjaan tertentu (Kepmendikbud No 045/U/2003).

    Kompetensi yang terdapat dalam Blue Print ini adalah sebagian dari kompetensi perawat praktisi

    seperti yang telah ditetapkan PPNI. Kompetensi yang dimaksud dalam Blue Print ini mempunyai

    fungsi utama untuk menentukan domain isi dari uji kompetensi, tergambar pada skema dibawah

    ini.

  • 8

    Gambar 3.1 Lingkup Kompetensi yang Ddiujikan

    B. Langkah langkah pengembangan kompetensi sebagai berikut :

    1. Pengembangan awal standar kompetensi

    2. Telaah kompetensi nasional

    3. Validasi kompetensi melalui survei

    4. Menetapkan kompetensi yang akan diujikan

    C. Asumsi asumsi yang mendasari penyusunan kompetensi Penyusunan kompetensi dalam blue-print ini didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut :

    1. Kompetensi menunjukkan kombinasi dari pengetahuan, ketrampilan, perilaku, sikap,

    kemampuan berfikir kritis dan pengambilan keputusan klinik keperawatan yang harus

    dimiliki oleh lulusan pendidikan keperawatan di Indonesia.

    2. Dasar praktik keperawatan ditentukan oleh peraturan perundangan, lingkup praktik,

    standar praktik, kode etik, dan kompetensi lulusan baru Diploma III Keperawatan dan

    Ners.

    3. Perawat praktisi bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas keputusan dan

    tindakannya.

    4. Perawat praktisi memberikan, memfasilitasi dan meningkatkan keamanan berdasarkan

    pada kompetensi dan standar etik dalam asuhan keperawatan.

    5. Perawat menunjukan sikap kepemimpinan selama memberikan asuhan keperawatan.

    Kompetensi perawat berpengalaman

    Kompetensi lulusan perawat

    Kompetensi diujikan

    di

  • 9

    6. Perawat harus memperhatikan dan menghargai keberagaman klien.

    7. Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada klien sepanjang rentang kehidupan,

    8. Perawat harus menggunakan pendekatan yang logik dan sistematis dalam menerapkan

    proses keperawatan.

    9. Program pendidikan mempersiapkan lulusan untuk bekerja di tatanan pelayanan yang

    luas (general).

    10. Perawat melaksanakan praktik dengan cara berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain ,

    dan menghargai keunikan kompetensi masing-masing anggota tim kesehatan.

    11. Perawat membela dan memfasilitasi perubahan yang menggambarkan praktik yang

    berbasis informasi.

    12. Perawat harus mengetahui trend dan isu yang mempengaruhi klien dan tim kesehatan.

    13. Perawat harus aktif berpartisipasi dalam upaya promosi, prevensi, dan melaksanakan

    manajemen risiko.

    14. Perawat harus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya melalui pendidikan

    berkelanjutan.

    D. Kerangka Kompetensi Kerangka kompetensi disusun untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi kompetensi yang

    akan di ukur. Kerangka Kompetensi Perawat Indonesia mengacu pada Standar Kompetensi

    Perawat Indonesia (PPNI, 2009) sebagai berikut:

    1. Praktik professional, etis, legal dan peka budaya

    Perawat melaksanakan praktik secara aman, kompeten, etis dan sesuai dengan

    peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Kode etik keperawatan dijadikan

    sebagai pedoman dalam praktik. Perawat mempertahankan otonomi dan secara legal.

    Perawat mempertahankan otonomi dan secara legal bertanggung jawab terhadap

    klien dan profesi.

    2. Pemberian asuhan dan manajemen asuhan keperawatan

    Sebagai angggota tim tenaga kesehatan, perawat harus memiliki kemampuan

    melaksanakan pengkajian, perencanaan, implemnetasi dan evaluasi asuhan

  • 10

    keperawatan. Perawat harus memiliki ketrampilan dalam melaksanakan tindakan

    keperawatan secara aman, efektif dan etis.

    Perawat harus mendukung dan menjadi advocate pasien untuk menentukan secara

    mandiri tindakan untuk meningkatkan kesehatannya. Perawat harus memilki

    kemampuan komunikasi terapeutik yang memadai dan mampu berkolaborasi dengan

    tenaga kesehatan lain. Perawat menerapkan kemampuan berfikir kritis untuk

    mengatasi masalah klinik.

    3. Pengembangan professional

    Perawat secara terus menerus meningkatkan kompetensi melalui pendidikan dan

    pelatihan secara berkelanjutan, baik secara formal maupun non formal. Perawat

    meningkatkan pengetahuannya melalui seminar, pelatihan, membaca dan

    memanfaatkan jurnal, pendidikan lanjut.

  • 11

    BAB IV

    TINJAUAN

    Tinjauan yang dikembangkan dalam Blue Print ini terdiri dari tujuh tinjauan meliputi:

    kompetensi, domain, bidang keilmuan, proses keperawatan, upaya kesehatan, kebutuhan dasar ,

    dan sistem tubuh.

    A. Area Kompetensi Area Kompetensi perawat dikelompokkan menjadi 3 sub tinjauan, yaitu:

    1. Praktik Professional, etis, legal dan peka budaya Pada sub kompetensi ini meliputi; bertanggung gugat terhadap praktik profesional;

    melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik; dan melaksanakan praktik

    secara legal.

    2. Pemberian asuhan dan manajemen asuhan keperawatan. Pada sub tinjauan ini meliputi: menerapkan prinsip-prinsip pokok dalam pemberian dan

    manajemen asuhan keperawatan; melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam

    pelayanan keperawatan; melakukan pengkajian keperawatan; menetapkan diagnosa/

    masalah keperawatan, menyusun rencana keperawatan; melaksanakan tindakan

    keperawatan sesuai rencana; mengevaluasi asuhan tindakan keperawatan; menggunakan

    komunikasi terapeutik dan hubungan interpersonal dalam pemberian pelayanan;

    menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman; menggunakan hubungan

    interprofesional dalam pelayanan keperawatan/ pelayanan kesehatan; dan menggunakan

    delegasi dan supervisi dalam pelayanan asuhan keperawatan

    3. Pengembangan professional Pada sub tinjauan ini meliputi: melaksanakan peningkatan professional dalam praktik

    keperawatan; melaksanakan peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan asuhan

    keperawatan; dan mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung jawab

    profesi

  • 12

    Tabel 3.1. Proporsi Soal Berdasarkan Area Kompetensi

    Area Kompetensi Proporsi

    Praktik professional, etis, legal dan peka budaya 15-25%

    Asuhan dan manajemen asuhan keperawatan 65-75%

    Pengembangan professional 5-15%

    B. Domain Kompetensi Merupakan ranah yang mengukur tingkat pengetahuan peserta dari aspek cognitive

    (knowledge), skill (psychomotor) dan affective (attitude).

    Sub Tinjauan

    a. Cognitive (knowledge) meliputi pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual.

    Dalam uji kompetensi ini akan diujikan tingkat kognitif yang bervariasi dari pemahaman,

    aplikasi dan berfikir kritis.

    b. Pengetahuan Prosedur (procedural knowledge) menggambarkan kemampuan dalam

    melakukan tindakan keperawatan.

    c. Pengetahun afektif (konatif) menggambarkan bagaimana cara seseorang bersikap yang

    melibatkan emosi dan kemampuan empati untuk mengapilkasikan nilai-nilai profesional

    dalam praktik keperawatan.

    Tabel 3.2 Proporsi Soal Berdasarkan Domain Kompetensi

    Domain Kompetensi Proporsi Ners Proporsi DIII

    Kognitif 65-75% 40-50%

    Prosedural Knowledge 20 - 25% 45-55%

    Afektif knowledge 5-10% 5-10%

  • 13

    C. Keilmuan Merupakan bidang kajian dalam keperawatan mulai dari tingkat individu sampai pada tingkat

    masyarakat dalam seluruh siklus kehidupan, yang mencerminkan pemenuhan kebutuhan

    dasar pada tingkat sistem organ fungsional yang terdiri atas keperawatan medikal bedah,

    anak, maternitas, jiwa, komunitas, keluarga, gerontik, gawat darurat dan manajemen.

    Sub Tinjauan:

    a. Keperawatan Medikal Bedah adalah asuhan keperawatan pada klien dewasa yang

    sedang atau cenderung mengalami perubahan fisiologis atau struktur baik aktual atau

    risiko pada tatanan pelayanan kesehatan.

    b. Keperawatan Anak adalah asuhan keperawatan yang diberikan kepada anak dimulai

    dari tahapan usia neonatus (khususnya neonatus risiko tinggi) sampai remaja (usia 18

    tahun) dengan memandang anak sebagai individu yang unik dan holistik, berfokus

    kepada anak dan keluarga dengan memperhatikan tumbuh kembang anak serta

    menerapkan prinsip atraumatic care dan konsep bermain sebagai pendekatan dalam

    memberikan asuhan. Fokus pelayanan yang diberikan adalah pelaynan pada anak yang

    mengalami perubahan fisiologis atau struktur baik aktual maupun risiko, terutama kasus

    kongenital, imunisasi, masalah gizi dan masalah MDGs yang berkaitan dengan upaya

    menurunkan angka kematian anak, dan masalah penyebaran penyakit infeksi yang khas

    terjadi pada semua tahapan perkembangan anak sejak neonatus sampai remaja.

    c. Keperawatan Maternitas adalah asuhan keperawatan pada ibu atau wanita pada masa

    reproduktif (wanita usia subur, pasangan usia subur, wanita pada masa kehamilan,

    persalinan, nifas, keluarganya dan bayinya sampai 28 hari) pada tatanan pelayanan

    kesehatan.

    d. Keperawatan Jiwa adalah asuhan keperawatan pada manusia sepanjang siklus

    kehidupan dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan

    bio-psiko-sosial baik pada tatanan pelayanan kesehatan atau masyarakat.

    e. Keperawatan Keluarga adalah asuhan keperawatan yang merupakan gabungan

    ketrampilan dari berbagai area keperawatan yang diberikan pada individu pada rentang

    sehat sakit dalam konteks keluarga.

  • 14

    f. Keperawatan Komunitas adalah asuhan keperawatan yang ditujukan untuk individu,

    keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam konteks komunitas.

    g. Keperawatan Gerontik adalah asuhan keperawatan individu pada klien lanjut usia (60

    tahun ke atas) pada kondisi sehat atau sakit yang difokuskan pada upaya-upaya mengatasi

    masalah akibat proses penuaan.

    h. Manajemen Keperawatan adalah pengelolaan pelayanan keperawatan dan asuhan

    keperawatan yang menerapkan pendekatan fungsi-fungsi manajemen.

    i. Keperawatan Gawat Darurat adalah asuhan keperawatan yang diberikan pada individu

    yang mengancam kehidupan, terjadi secara mendadak dan pada kondisi lingkungan yang

    tidak dapat dikendalikan (bencana).

    Tabel 3.3 Proporsi Soal Berdasarkan Kelompok Keilmuan

    Keilmuan Proporsi

    Keperawatan medikal Bedah (KMB) 25-37%

    Keperawatan Anak 8-14%

    Keperawatan Maternitas 8-14%

    Keperawatan Jiwa 8-14%

    Keperawatan Keluarga 8-14%

    Keperawatan Gerontik 3-9%

    Keperawatan Komunitas 3-9%

    Manajemen Keperawatan 3-9%

    Keperawatan Gawat Darurat 3-9%

    D. Proses Keperawatan Proses Keperawatan adalah metode ilmiah keperawatan yang sistematis dan terorganisir untuk

    menyelesaikan masalah individu, keluarga kelompok dan masyarakat. Proses keperawatan

    meliputi pengkajian, perumusan masalah atau diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan

    keperawatan, implementasi dan evaluasi.

  • 15

    Sub Tinjauan

    1. Pengkajian Keperawatan Adalah aktifitas pengumpulan data tentang status kesehatan klien secara sistematis,

    menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan.

    2. Diagnosis Keperawatan Adalah aktifitas menganalisis data pengkajian untuk merumuskan masalah atau diagnosa

    keperawatan.

    3. Perencanaan Adalah aktifitas menentukan tujuan dan rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi

    masalah kesehatan dan meningkatkan kesehatan klien. Karakteristik rencana tindakan

    berfokus pada apa tindakan yang akan dilakukan.

    4. Pelaksanaan Tindakan (implementasi) Adalah aktifitas mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana

    asuhan keperawatan. Karakteristik implementasi berfokus pada bagaimana suatu

    tindakan dilakukan.

    5. Evaluasi Adalah aktifitas mengevaluasi perkembangan kesehatan klien terhadap tindakan dalam

    pencapaian tujuan, sesuai rencana yang telah ditetapkan dan merevisi data dasar dan

    perencanaan.

    Tabel 3. 4 Proporsi Soal Berdasarkan Proses Keperawatan

    Proses keperawatan Proporsi Ners Proporsi DIII

    Pengkajian 20-30% 10-20%

    Penentuan diagnosa 20-30% 5-10%

    Perencanaan 15-25% 15-25%

    Implementasi 15-25% 45-55%

    Evaluasi 5-15% 5-15%

  • 16

    E. Upaya Kesehatan upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara

    terpadu, terintegrasi, dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat

    kesehatan klien dalam bentuk peningkatan kesehatan(promotif), pencegahan (preventif),

    mengatasi gangguan pemenuhan kebutuhan klien (kuratif) dan pemulihan kesehatan

    (rehabilitatif).

    Sub Tinjauan

    1. Promotif Adalah upaya untuk meningkatkan status kesehatan klien yang dapat berupa kegiatan

    pemberian informasi, mengidentifikasi faktor resiko dan mengkaji status kesehatan,

    perubahan gaya hidup dan perilaku dan program pengendalian lingkungan. Atau upaya

    yang berorientasi pada klien yang belum berisiko secara spesifik.

    2. Preventif Adalah suatu kegiatan atau tindakan yang hasil akhirnya berorientasi pada pencegahan

    timbulnya masalah kesehatan dan atau keperawatan. Misalnya: imunisasi, deteksi dini,

    penyuluhan terhadap risiko penyakit tertentu.

    3. Kuratif Adalah suatu kegiatan untuk mengatasi gangguan pemenuhan kebutuhan klien melalui

    tindakan mandiri dan kolaborasi.

    4. Rehabilitatif Adalah suatu kegiatan untuk mengembalikan fungsi fisiologis dan psikososial agar dapat

    berfungsi secara optimal baik dalam menjalankan peran individu, keluarga dan

    masyarakat.

    Tabel 3.5. Proporsi Soal Berdasarkan Upaya Kesehatan

    Upaya kesehatan Proporsi

    Promotif 15-25%

    Preventif 15-25%

    Kuratif 35-45%

    Rehabilitatif 15-25%

  • 17

    F. Kebutuhan Dasar Tinjauan kebutuhan adalah kebutuhan dasar manusia yang meliputi oksigenasi, nutrisi, cairan

    elektrolit, aman nyaman, eliminasi, aktivitas dan istirahat, psikososial, komunikasi, belajar,

    seksualitas, nilai dan keyakinan. Tinjauan ini merupakan modifikasi kebutuhan dasar

    berdasarkan teori Henderson.

    Berdasarkan modifikasi tersebut maka tinjauan kebutuhan meliputi 11 bentuk kebutuhan. Hal

    ini didasari pada bidang garap perawat yang melihat kebutuhan berdasarkan respon klien

    terhadap masalah kesehatan. pemenuhan kebutuhan klien menggunakan pendekatan proses

    keperawatan.

    Sub Tinjauan

    1. Oksigenasi Lingkup oksigenasi meliputi pemenuhan kebutuhan oksigenasi untuk membantu klien

    yang mengalami gangguan pemenuhan oksigen akibat gangguan ventilasi, difusi, perfusi

    dan transportasi.

    2. Cairan dan elektrolit Lingkup cairan dan elektrolit meliputi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit untuk

    membantu klien yang mengalami gangguan pengaturan dan pemenuhan kebutuhan

    cairan , elektrolit dan keseimbangan asam basa.

    3. Nutrisi Lingkup nutrisi meliputi pemenuhan kebutuhan nutrisi mulai dari asupan makanan,

    pencernaan, penyerapan dan metabolisme.

    4. Aman dan nyaman Lingkup gangguan aman dan nyaman meliputi infeksi, cedera fisik, perilaku kekerasan,

    ketidakamanan lingkungan, proses pertahanan tubuh (alergi), dan termoregulasi, nyeri,

    polusi, isolasi sosial.

  • 18

    5. Eliminasi Lingkup eliminasi (urin dan fekal) meliputi proses sekresi dan ekskresi sisa metabolisme

    tubuh.

    6. Aktivitas dan istirahat Lingkup aktifitas dan istirahat meliputi gangguan mobilisasi fisik, keterbatasan energi,

    tidur, istirahat dan relaksasi.

    7. Psikososial Lingkup gangguan psikososial meliputi gangguan perilaku, koping, emosional, peran dan

    hubungan, serta persepsi diri.

    8. Komunikasi Lingkup komunikasi meliputi penerapan teknik komunikasi dan gangguan penerimaan,

    interpretasi, serta ekspresi.

    9. Belajar Lingkup belajar meliputi pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan informasi dan

    pengetahuan untuk meningkatkan, mempertahankan serta memulihkan status kesehatan.

    10. Seksualitas Lingkup seksualitas meliputi identitas seksual, fungsi seksual dan reproduksi.

    11. Nilai dan keyakinan Lingkup nilai dan keyakinan meliputi spiritual, nilai, keyakinan, pola aktivitas ritual dan

    latar belakang budaya yang mempengaruhi kesehatan.

  • 19

    Tabel 3.6. Proporsi Soal Berdasarkan Kebutuhan Dasar

    Kebutuhan Dasar Proporsi

    Oksigenasi 10-14%

    Cairan dan elektrolit 10-14%

    Nutrisi 10-14%

    Aman dan nyaman 10-14%

    Eliminasi 7-11%

    Aktivitas dan istirahat 7-11%

    Psikososial 7-11%

    Komunikasi 7-11%

    Belajar 3-7%

    Seksual 3-7%

    Nilai dan keyakinan 3-7%

    G. Sistem Tinjauan sistem merupakan kajian terhadap system tubuh dan sistem lain yang terkait dalam

    pengaturan kesehatan dan kebugaran tubuh. Sistem tubuh meliputi sistem : pernafasan,

    jantung pembuluh darah system limpatik, pencernaan hepatobilier, saraf dan perilaku, ginjal

    dan saluran kemih, endokrin dan metabolism, persepsi dan sensori, reproduksi, darah dan

    system kekebalan tubuh, musculoskeletal dan integument. Sistem lain yang terkait meliputi

    kesehatan mental dan pelayanan kesehatan.

    Sub Tinjauan

    a. Sistem pernafasan Lingkup sistem pernafasan meliputi organ organ sistem pernafasan.

    b. Sistem kardiovaskuler dan limfatik Sistem ini meliputi organ jantung, pembuluh darah dan limfatik.

  • 20

    c. Sistem Pencernaan dan hepatobilier Sistem ini meliputi organ saluran pencernaan, hati, pankreas dan empedu.

    d. Sistem Saraf dan perilaku Sistem saraf meliputi susunan saraf pusat, susunan saraf tepi dan sistem saraf otonom

    yang berfungsi untuk koordinasi sistem tubuh, baik aktivitas fisik dan perilaku.

    Gangguan perilaku yang terjadi dapat disebabkan oleh gangguan organik.

    e. Sistem perkemihan Sistem ini meliputi organ ginjal dan saluran kemih.

    f. Sistem endokrin Sistem organ yang meliputi hipofisis, thyroid, parathyroid, pankreas, kelenjar adrenal.

    g. Reproduksi Sistem organ yang meliputi genetalia eksterna dan interna (wanita dan pria).

    h. Penginderaan Sistem organ yang meliputi mata, lidah, telinga, hidung.

    i. Darah dan system kekebalan tubuh Sistem yang meliputi komponen darah dan organ-organ yang menghasilkan zat kekebalan

    tubuh.

    j. Muskuloskeletal Sistem organ yang meliputi otot, tulang dan sendi.

    k. Integument Sistem organ yang terdiri dari kulit dan kelenjar kulit.

  • 21

    l. Kesehatan mental : Sistem pengelolaan respon individu untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri,

    orang lain dan masyarakat serta lingkungan. Konsep ini mencakup teori stres adaptasi,

    konsep diri, kehilangan, hubungan dengan orang lain dan lingkungan sosial.

    m. Pelayanan kesehatan : Sistem pengelolaan asuhan (manajemen keperawatan dan sistem pelayanan kesehatan di

    keluarga dan komunitas). Kemampuan perawat berperan serta dalam merencanakan,

    mengorganisasikan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi pelayanan keperawatan

    di bangsal perawatan dan program kesehatan masyarakat.

    Tabel 3.7. Proporsi Soal Berdasarkan Sistem

    Sistem Proporsi

    Pernafasan 8-12%

    Jantung pembuluh darah dan sistem limfatik 8-12%

    Pencernaan dan hepatobilier 8-12%

    Saraf dan perilaku 8-12%

    Endokrin dan metabolisme 6-10%

    Muskulo skleletal 6-10%

    Ginjal dan saluran kemih 6-10%

    Reproduksi 8-12%

    Integumen 3-7%

    Darah dan sistem kekebalan imun 3-7 %

    Penginderaan 2-4 %

    Kesehatan mental 24 %

    Pelayanan kesehatan 6-10%

  • 22

    BAB V

    UJI KOMPETENSI

    A. Pengertian dan Tujuan Uji Kompetensi Uji kompetensi merupakan suatu proses penapisan untuk menjamin perawat yang terdaftar

    (registered) memiliki kompetensi yang dipersyaratkan.

    Tujuan dilakukannya uji kompetensi terhadap lulusan baru secara nasional (entry level

    national examination) mencakup:

    1. Menegakkan akuntabilitas professional perawat dalam menjalankan peran profesinya.

    2. Menegakkan standar dan etik prosesi dalam praktek.

    3. Cross check terhadap kompetensi lulusan suatu institusi pendidikan.

    4. Melindungi kepercayaan masyarakat terhadap profesi perawat.

    B. Ketentuan dalam pengembangan uji kompetensi

    1. Metode ujian

    Metode ujian yang akan digunakan adalah paper based test dan computer based test.

    Penetapan metode yang digunakan akan dilakukan oleh penyelenggara pusat sesuai dengan

    kelayakan tempat ujian.

    Paper based test adalah metode ujian dimana soal-soal ujian dibukukan dalam bentuk booklet

    yang berisi, peraturan dan soal-soal. Lembar jawaban dibuat dan diberikan secara terpisah.

    Booklet memiliki segel pengaman, bila dibuka segel pengaman akan robek. Keutuhan segel

    pengamanan dianggap sebagai jaminan kerahasiaan soal. Pengerjaan soal ujian menggunakan

    pensil 2B dengan cara mengisi lingkaran sesuai dengan pilihan jawaban.

    Computer based test adalah metode ujian yang menggunakan komputer menggunakan

    jaringan intranet dan soal-soal disiapkan dalam hard disk portable. Peserta akan diberikan log

    in account. Jawaban peserta akan tersimpan dalam hard disk yang kemudian akan disegel dan

    diserahkan ke penyelenggara pusat.

  • 23

    2. Penetapan standar kelulusan

    Standar kelulusan ditetapkan bersama oleh tim yang dibentuk oleh kelompok ahli dalam

    bidang keperawatan dari unsur-unsur MTKI, LPUK, PPNI, AIPNI dan AIPDiKI melalui

    diskusi dan analisis terhadap tingkat kesulitan soal. Metoda yang disepakati adalah modified

    angoff technic. Metoda ini akan menjamin bahwa standar kelulusan didapatkan secara valid

    dan fair.

    3. Jumlah dan Tipe Soal

    Jumlah soal yang digunakan dalam uji kompetensi adalah 180 soal dan disediakan waktu 3

    jam. Tipe soal yang digunakan adalah soal pilihan ganda (MCQ type A question/dengan 5

    alternatif jawaban (A, B, C, D, E)) dengan memilih satu jawaban yang paling tepat (one best

    answer). Jumlah soal tersebut dipertimbangkan dapat mengukur kompetensi lulusan baru

    dengan akurat (memenuhi reliabilitas soal). Soal yang di gunakan juga telah melalui proses uji

    validitas.

    4. Struktur Soal Setiap soal terdiri dari vignette (kasus), lead in (pertanyaan) dan options (pilihan jawaban).

    Vignette menggambarkan situasi di klinik, keluarga dan komunitas yang disajikan secara

    fokus, logis dan sistematik. Satu vignette untuk satu soal.

    5. Kesetaraan Set Soal Setiap set soal yang disusun memiliki bobot yang sama.

    6. Kaidah pembuatan soal

    Dalam penulisan soal, soal yang disajikan berupa soal penalaran yang mampu mengukur

    kognitif, psikomotor atau afektif. Soal tersebut juga bukan soal ingatan (recall).

    Acuan yang digunakan dalam pembuatan soal:

    a. Fokus pada pertanyaan.

    Pertanyaan diarahkan pada kompetensi yang akan diukur.

  • 24

    b. Menganalisa argumentasi.

    Jika diberikan sebuah situasi, peserta dapat memberikan alasan yang mendukung

    argumentasi yang disajikan.

    c. Menentukan kesimpulan.

    Jika diberikan sebuah pernyataan, peserta dapat menyimpulkan yang benar

    tentang pernyataan.

    d. Menilai.

    Jika diberikan pernyataan masalah, peserta dapat memecahkan masalah yang

    disajikan dengan alasan yang benar.

    e. Mendefinisikan konsep atau asumsi.

    Jika diberikan sebuah argumentasi, peserta dapat menentukan pilihan teori atau

    asumsi yang tepat.

    f. Mendeskripsikan situasi klinis.

    Jika disajikan sebuah situasi, peserta dapat mendeskripsikan pernyataan atau data

    klinis yang dihilangkan dengan tepat.

    g. Menyelesaikan masalah secara terencana.

    Jika disajikan pernyataan, peserta dapat merencanakan pemecahan masalah secara

    sistematis.

    h. Mengevalusi strategi.

    Jika diberikan sebuah pernyataan masalah atau strategi, peserta dapat

    mengevaluasi strategi atau prosedur yang disajikan.

  • 25

    BAB VI

    PENUTUP

    Blue Print atau cetak biru adalah kerangka dasar yang merupakan pedoman yang digunakan

    untuk merancang pengembangan soal uji kompetensi perawat. Blue Print ini menunjukan

    proporsi dari seluruh bidang asuhan keperawatan secara konsisten dan merupakan upaya untuk

    menjamin bahwa perawat yang telah lulus uji kompetensi akan memberikan asuhan keperawatan

    yang aman dan efektif. Dengan demikian, perawat yang memberikan pelayanan sesuai dengan

    kompetensinya dan menggambarkan karakter utama perawat yang diharapkan pengguna.

    Disadari sepenuhnya bahwa praktik keperawatan akan mengalami perubahan dan perkembangan

    secara terus menerus seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang

    keperawatan serta harapan masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukan peninjauan Blue Print

    secara berkala dan berkesinambungan.

  • 26

    Referensi

    Bulecheck, G.M. & Dochterman, J.M. (2005). Nursing Intervention Classification (NIC) 4th ed. Mosby. Canadas Testing Company, Assessment Strategies Inc (2012)Canadian Practical Nurse Registration Examination Blueprint. Canada Herdman, T.H.(2012) (Ed.). NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions & Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell. Nies, M.A. & McEwen, M. (2007). Community/ Public Health Nursing: Promoting the Health of Populations. 4th ed., Saunders Elsevier, St Louis. Permenkes nomor 1796 tahun 2011 tentang registrasi tenaga kesehatan PPNI (2009) Standar Profesi Perawat Indonesia. Jakarta Undang-undang RI No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Wiliknson, J.M. (2005). Prenticehall Nursing Diagnosis Handbook with NIC Interventions and NOC Outcomes. 8th ed. New jersey: Pearson Prentice Hall. Willis, M.C. (2008) Medical Terminology: A Programmed Learning Approach to the Language of Health Care, 2nd ed. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia. Wong, D.L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., Winkelstein, M.L. & Schwartz, P. (2001) Wongs Essentials of Pediatric Nursing, 6th ed. Mosby, St Louis.

  • 27

    Lampiran 1:

    Kompetensi Perawat Vokasi dan Ners (Summary Chart Guidelines)

    Matrik Rentang Asuhan Keperawatan dan Kompetensi

    Ranah 1 : Praktik Professional, Legal dan Etis

    1.1 Akuntabilitas

    No. Vokasi (D3) Profesi (Ners)

    1 Menerima tanggung gugat terhadap

    keputusan dan tindakan professional sesuai

    dengan lingkup praktik, dan

    hukum/peraturan perundangan

    Menerima tanggung gugat terhadap

    keputusan, tindakan profesional, hasil

    asuhan dan kompetensi lanjutan sesuai

    dengan lingkup praktik, tanggung jawab

    yang lebih besar, dan hukum/peraturan

    perundangan

    2 Menerapkan prinsip etik dalam

    keperawatan sesuai dengan Kode Etik

    Perawat Indonesia

    Menerapkan prinsip etik dalam

    keperawatan sesuai dengan Kode Etik

    Perawat Indonesia

    3 Menerapkan sikap menghormati hak privasi

    dan martabat klien

    Menerapkan sikap menghormati hak privasi

    dan martabat klien

    4 Menerapkan sikap menghormati hak klien

    untuk memilih dan menentukan sendiri

    asuhan keperawatan & kesehatan yang

    diberikan

    Menerapkan sikap menghormati hak klien

    untuk memperoleh informasi, memilih dan

    menentukan sendiri asuhan keperawatan &

    kesehatan yang diberikan

    5 Menjaga kerahasiaan dan keamanan

    informasi tertulis, verbal dan elektronik

    yang diperoleh dalam kapasitas sebagai

    seorang profesional

    Menjaga kerahasiaan dan keamanan

    informasi tertulis, verbal dan elektronik

    yang diperoleh dalam kapasitas sebagai

    seorang profesional

    6 Melakukan praktik keperawatan profesional

    sesuai dengan peraturan perundangan

    Melakukan praktik keperawatan profesional

    sesuai dengan peraturan perundangan

  • 28

    Ranah 2 : Pemberian Asuhan & Manajemen

    2.1 Prinsip Pemberian Asuhan

    No. Vokasi Profesi

    7 Menggunakan keterampilan penyelesaian

    masalah untuk memandu praktik

    Menerapkan keterampilan berpikir kritis

    dan pendekatan sistem untuk penyelesaian

    masalah serta pembuatan keputusan

    keperawatan dalam konteks pemberian

    asuhan keperawatan profesional

    8 Berperan serta dalam promosi kesehatan

    bersama perawat profesional, profesional

    lain dan kelompok komunitas/ masyarakat

    dalam kegiatan yang ditujukan untuk

    mengurangi rasa sakit dan meningkatkan

    gaya hidup dan lingkungan yang sehat

    Mengelola promosi kesehatan melalui

    kerjasama dengan sesama perawat,

    profesional lain serta kelompok masyarakat

    untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan

    gaya hidup dan lingkungan yang sehat

    2.2.2 Pengkajian

    No. Vokasi Profesi 9 Melaksanakan pengumpulan data kesehatan

    sesuai aspek yang didelegasikan, kemudian mengkontribusikan data dan informasi tersebut untuk pengkajian yang dibuat oleh Perawat Teregistrasi

    Melakukan pengkajian melalui pengumpulkan data obyektif dan subyektif yang akurat dan relevan melalui pengkajian kesehatan dan keperawatan yang sistematik

    10 Mengidentifikasi masalah kesehatan yang umum, aktual dan potensial serta mencatat temuan yang meyimpang

    Mengorganisasikan, mensintesis, menganalisis, menerjemahkan data dari berbagai sumber untuk menegakkan diagnosis keperawatan dan menetapkan rencana asuhan

    11 Melaporkan dan menjaga keakuratan, mencatat temuan tepat waktu sesuai dengan standar profesi dan kebijakan organisasi

    Berbagi temuan dan mendokumentasikan-nya secara akurat dan tepat waktu sesuai dengan standar profesi dan kebijakan organisasi

    12 Membantu Perawat Teregistrasi dalam merencanakan asuhan klien berdasarkan hasil pengkajian

    Merumuskan rencana asuhan yang komprehensif dengan hasil asuhan yang teridentifikasi berdasarkan diagnosis keperawatan, hasil pengkajian keperawatan dan kesehatan, masukan dari anggota tim

  • 29

    kesehatan lain, dan standar praktik keperawatan

    13 Menetapkan prioritas asuhan yang diberikan bersama perawat supervisor

    Menetapkan prioritas asuhan melalui kolaborasi dengan pemberi asuhan lain dan klien.

    14 Memberikan informasi yang akurat kepada klien tentang aspek rencana asuhan yang menjadi tanggung jawabnya

    Melibatkan klien apabila memungkinkan, dalam rencana asuhan untuk menjamin klien mendapatkan informasi akurat, dapat dimengerti, sebagai dasar persetujuan asuhan yang diberikan

    16 Berkoordinasi dengan Perawat

    Teregisterasi, mengkaji kembali dan merevisi rencana asuhan secara regular

    Mengkaji kembali dan merevisi rencana asuhan secara reguler, apabila memungkinkan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan klien

    17 Menjaga kelangsungan rencana asuhan yang terkiri, akurat dan catatan terkait dibawah supervisi Perawat Teregistrasi

    Menjaga kelangsungan rencana asuhan yang terkini, akurat dan catatan terkait

    2.2.4 Implementasi

    18 Melaksanakan intervensi keperawatan yang

    direncanakan sesuai dengan standar praktik keperawatan dibawah pengawasan perawat teregistrasi

    Melaksanakan serangkaian prosedur, treatment dan intervensi yang berada dalam lingkup praktik keperawatan bagi perawat teregistrasi dan sesuai standar praktik keperawatan

    19 Mendokumentasikan intervensi dan respon klien secara akurat dan tepat waktu

    Mendokumentasikan intervensi dan respon klien secara akurat dan tepat waktu

    20 Mengidentifikasi dan melaporkan situasi perubahan yang tidak diharapkan

    Merespon situasi perubahan yang cepat atau yang tidak diharapkan secara cepat dan tepat

    21 Meminta bantuan cepat dan tepat dalam situasi gawat darurat/ bencana Menerapkan ketrampilan bantuan hidup dasar sampai bantuan tiba

    Merespon situasi gawat darurat/ bencana secara cepat dan tepat, termasuk melakukan prosedur bantuan hidup jika diperlukan, dan prosedur gawat darurat/ bencana lainnya

    22 Memonitor dan mendokumentasikan kemajuan hasil asuhan yang diharapkan secara akurat dan lengkap

    Memonitor dan mendokumentasikan kemajuan hasil asuhan yang diharapkan secara akurat dan lengkap

    23 Memberikan kontribusi kepada tim dalam evaluasi kemajuan terhadap hasil/pencapaian yang ditargetkan

    Mengevaluasi kemajuan hasil asuhan terhadap pencapaian yang ditargetkan, dengan melibatkan klien, keluarga dan/atau

  • 30

    pemberi pelayanan, serta anggota tim kesehatan lain

    24 Memberikan kontribusi data evaluasi dan saran perbaikan terhadap rencana asuhan kepada perawat teregistrasi

    Menggunakan data evaluasi untuk memodifikasi rencana asuhan

    25 Mengkomunikasikan secara jelas, konsisten dan akurat informasi baik verbal, tertulis maupun elektronik, sesuai tanggung jawab profesionalnya

    Mengkomunikasikan secara jelas, konsisten dan akurat informasi baik verbal, tertulis maupun elektronik, sesuai tanggung jawab profesionalnya

    26 Berinteraksi dengan cara menghargai dan menghormati budaya klien, keluarga, dan/atau pemberi pelayanan dari berbagai latar belakang budaya

    Berinteraksi dengan cara menghargai dan menghormati budaya klien, keluarga, dan/atau pemberi pelayanan dari berbagai latar belakang budaya

    27 Mengkomunikasikan dan berbagi informasi yang relevan, mencakup pandangan klien, keluarga dan/atau pemberi pelayanan dengan anggota tim kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian pelayanan kesehatan.

    Mengkomunikasikan dan berbagi informasi yang relevan, mencakup pandangan klien, keluarga dan/atau pemberi pelayanan dengan anggota tim kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian pelayanan kesehatan.

    2.3 Kepemimpinan & Manajemen 28 Memberikan advokasi dan berkontribusi .

    untuk menciptakan lingkungan keja yang positif

    Memberikan advokasi dan berbertindak dalam rentang kendalinya untuk menciptakan lingkungan keja yang positif

    29 Memahami kebutuhan pendekatan dan berbagai gaya kepemimpinan dalam situasi yang berbeda

    Menyesuaikan pendekatan dan gaya kepemimpinan dalam situasi yang berbeda

    30 Mengenali konflik dan menggunakan ketrampilan interpersonal serta mekanisme organisasi yang ada untuk mencapai solusi

    Menghadapi konflik dengan cara yang bijaksana, menggunakan ketrampilan komunikasi yang efektif dan mekanisma yang ada untuk mencapai solusi

    31 Mendukung pemimpin dengan cara konsisten untuk meningkatkan rasa saling menghargai hormat dan percaya diri diantara anggota tim

    Memberikan kontribusi untuk kepemimpinan tim dengan memperkuat tujuan sehingga dapat meningkatkan sikap saling menghargai dan percaya diri diantara anggota tim

    32 Mengekpresikan pemikiran kepemimpinannya secara jelas dan mendukung harapan anggota tim lainnya

    33 Memprioritaskan beban kerja dan mengelola waktu secara efektif

    Memprioritaskan beban kerja dan mengelola waktu secara efektif

  • 31

    34 Memahami bagaimana kebijakan dan prosedur dikembangkan serta memberikan kontribusi untuk umpan balik komite review.

    Memberikan kontribusi pada hasil review dan modifikasi kebijakan dan prosedure organisasi terbaru.

    35 Berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran berbasis unit

    Memberikan kontribusi terhadap pendidikan dan pengembangan profesional mahasiswa dan sejawat di tempat kerja

    36 Memberikan umpan balik dan saran untuk perubahan di lingkungan praktiknya sendiri secara efektif

    Memberikan umpan balik, saran perubahan di lingkungan praktiknya sendiri atau organisasinya, secara effektif

    37 Memahami dan menghargai peran, pengetahuan dan ketrampilan anggota tim kesehatan yang berkaitan dengan tanggung jawabnya.

    Memahami dan menghargai peran, pengetahuan dan ketrampilan anggota tim kesehatan yang berkaitan dengan tanggung jawabnya

    38 Bekerjasama untuk mempertahankan kerja tim multi dispilin secara efektif.

    Berkolaborasi dengan professional kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan keperawatan dan kesehatan yang dapat dijangkau oleh klien

    39 Menggunakan pengetahuan tentang praktik kerja inter dan intra profesional yang efektif

    Menggunakan pengetahuan tentang praktik kerja inter dan intra profesional yang efektif

    40 Menyampaikan pandangan pasien/klien dan/atau pemberi pelayanan untuk membantu pembuatan keputusan oleh tim inter-profesional

    Memaparkan dan mendukung pandangan klien, keluarga, dan/atau pemberi pelayanan selama pembuatan keputusan oleh tim inter profesional

    41 Merujuk klien kepada Perawat Teregister untuk menjamin klien mendapatkan intervensi terbaik yang tersedia.

    Merujuk untuk memastikan klien mendapatkan intervensi terbaik yang tersedia.

    43 Menerima kegiatan yang didelegasikan sesuai dengan tingkat keahlian dan lingkup praktik legal

    Mendelegasikan kepada orang lain, kegiatan sesuai dengan kemampuan, tingkat persiapan, keahlian dan lingkup praktik legal

    Menerima kegiatan yang didelegasikan sesuai dengan tingkat keahliannya dan lingkup praktik legal

    44 Memberikan umpan balik kepada orang yang mendelegasikan/ menugaskan kegiatan dan mengawasi kerjanya.

    Memonitor dan menggunakan serangkaian strategi pendukung termasuk precepting ketika pengawasan dan/atau monitoring asuhan didelegasikan

    45. Mempertahankan akontabilitas terhadap hasil kegiatan yang didelegasikan

    Mempertahankan akontabilitas dan tanggung jawab saat mendelegasikan aspek asuhan kepada orang lain

  • 32

    46. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan panduan dan kebijakan yang berkaitan dengan pendelegasian tanggung jawab klinik.

    47 Mengidentifikasi dan melaporkan situasi yang dapat membahayakan keselamatan klien atau staf.

    Menggunakan alat pengkajian yang tepat untuk mengidentifikasi risiko actual dan potensial terhadap keselamatan dan melaporkan kepada pihak yang berwenang.

    48 Mempertahankan lingkungan asuhan yang aman melalui tindakan tepat waktu, mengikuti peraturan nasional dan persyaratan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja, kebijakan dan prosedur.

    Mengambil tindakan segera dengan menggunakan strategi manajemen risiko peningkatan kualitas untuk menciptakan dan menjaga lingkungan asuhan yang aman dan memenuhi peraturan nasional, persyaratan keselamatan dan kesehatan tempat kerja, serta kebijakan dan prosedur.

    49

    Menyimpan bahan-bahan pengobatan dengan memperhatikan kemananan dan keselamatan.

    Menjamin keamanan dan ketepatan penyimpanan, pemberian dan pencatatan bahan-bahan pengobatan.

    50 Memberikan dan mencatat obat dibawah pengawasan seorang Perawat Teregistrasi bila secara hukum diijinkan.

    Memberikan obat, mencatat, mengkaji efek samping dan mengukur dosis yang sesuai dengan resep yang ditetapkan.

    51 Memenuhi prosedur pencegahan infeksi Memenuhi prosedur pencegahan infeksi dan mencegah terjadinya pelanggaran dalam praktik yang dilakukan para praktisi lain.

    52 Mengetahui tindakan yang dilakukan pada saat dinyatakan terjadi bencana

    Mengetahui tanggung jawab dan prosedur yang harus diikuti pada saat dinyatakan terjadi bencana.

  • 33

    Ranah 3 : Pengembangan Professional, Personal & Kualitas 3.1 Pengembangan Profesi 53 Mengetahui dan mengikuti standar profesi

    dan praktik terbaik yang diterapkan sebagai tanggung jawab profesi

    Meningkatkan deseminasi, penggunaan, monitoring dan penelaahan standar profesi serta pedoman praktik terbaik

    54 Meningkatkan dan mempertahankan citra keperawatan yang positif

    Meningkatkan dan mempertahankan citra keperawatan yang positif

    55 Bertindak sebagai model peran yang efektif bagi mahasiswa keperawatan (enrolled nurse students) dan staf pendukung

    Bertindak sebagai model peran yang efektif bagi mahasiswa dan dalam tim pemberi asuhan

    56 Bertindak sebagai nara sumber baagi mahasiswa keperawatan (enrolled nurse students) dan staf pendukung

    Bertindak sebagai nara sumber bagi mahasiswa, anggota tim kesehatan lain dan masyarakat

    57 Menghargai penelitian dalam memberikan kontribusi pada pengembangan keperawatan dan menggunakan hasil penelitian sebagai alat untuk meningkatkan standar asuhan

    59 Mencermati lingkungan praktik dan literatur keperawatan untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) dan issu yang muncul

    60 Ikut serta dalam kegiatan advokasi melalui organisasi profesi untuk mempengaruhi kebijakan pelayanan kesehatan dan sosial serta masuk ke dalam pelayanan

    Ikut serta dalam kegiatan advokasi melalui organisasi profesi untuk mempengaruhi kebijakan pelayanan kesehatan dan sosial serta masuk ke dalam pelayanan

    3.2 Peningkatan Kualitas 61 Melaksanakan tugas sesuai arahan dan

    sesuai dengan kebijakan, ketentuan, tolok ukur kualitas dan juga sesuai dengan tingkat pelatihan yang diikutinya.

    Mengikuti pedoman praktik terbaik dan berdasarkan pembuktian (evidence-based ) dalam melakukan praktik keperawatan.

    62 Berperan serta dalam peningkatan kualitas dan prosedur jaminan mutu

    Bepartisipasi dalam kegiatan peningkatan kualitas dan penjaminan mutu.

    63 Melakukan kajian secara teratur tentang praktik yang dilaksanakannya dengan cara refleksi dan peer review

    Melakukan kajian secara teratur tentang praktik yang dilaksanakannya dengan cara refleksi, telaah kritis, dan evaluasi serta peer review

    64. Bertanggung jawab untuk belajar seumur hidup, pengembangan profesional dan mempertahankan kompetensi yang dimilikinya

    Bertanggung jawab untuk belajar seumur hidup, pengembangan profesional dan mempertahankan kompetensi yang dimilikinya

    65 Menyempatkan diri untuk belajar bersama orang lain untuk memberikan kontribusi terhadap asuhan kesehatan

    Menyempatkan diri untuk belajar bersama orang lain untuk memberikan kontribusi terhadap asuhan kesehatan

  • 34

  • 35

    Lampiran 2 : Summary Chart Blue Print Perawat

    1 2 3 4 5 6 7 Area

    Kompetensi % Domain

    Kompetensi Ners (%)

    D3 (%) Keilmuan

    Proses keperawatan

    ners (%) D3 (%) Upaya % Kebutuhan % Sistem %

    Praktik professional, etis, legal dan peka budaya

    15-25%

    Kognitif 65-75%

    40-50%

    KMB 25-

    37%

    Pengkajian 20-30%

    15-25%

    promotif

    15-25%

    Oksigenasi 10-14%

    Pernafasan 8-

    12%

    Asuhan dan manajemen asuhan keperawatan

    65-75%

    Prosedural Knowledge 20 -

    25% 45-

    55%

    Maternitas 8-

    14%

    penentuan diagnosa 20-

    30% 5-10%

    preventif

    15-25%

    Cairan dan elektrolit 10-

    14%

    Jantung Pembuluh darah dan sistem limfatik

    8-12%

    Pengembangan professional

    5-15%

    Afektif knowledge

    5-10%

    5-10%

    Anak 8-14%

    perencanaan 15-25% 10-20% kuratif 35-45%

    Nutrisi 10-14%

    Pencernaan dan hepatobilier

    8-12%

    Jiwa 8-14% implementasi 15-

    25% 45-55% rehabilitatif 15-25% Aman dan Nyaman

    10-14%

    Saraf dan perilaku 8-12%

    Keluarga 8-14%

    Evaluasi 5-15% 5-15%

    Eliminasi 7-11% Endokrin dan metabolisme

    6-10%

    Gerontik 3-9% Aktivitas dan istirahat 7-11%

    Muskulo skleletal 6-10%

    Manajemen 3-9% Psikososial 7-11% Ginjal dan saluran kemih 6-

    10% Gadar 3-9% komunikasi 7-11% Reproduksi

    8-12%

    Komunitas 3-9% seksual 3-7% Integumen 3-

    7% nilai dan keyakinan 3-7%

    darah dan sistem kekebalan imun

    3-7 %

    belajar 3-7% Penginderaan 2-4 %

    kesehatan mental 2-4 %

    pelayanan kesehatan

    6-10%

  • 36

    Lampiran 3

    TERMINOLOGI Merupakan istilah baku yang digunakan dalam uji kompetensi Perawat Indonesia No Istilah yang ada Istilah dalam Uji Kompetensi Perawat Indonesia

    1 Wanita / Ibu / Ny / Nn Perempuan

    2 Pria / Bapak / Tn Laki-laki

    3 Umur Usia

    4 Anak 0-1 / neonatus / bayi / infant Bayi ....laki-laki / perempuan

    5 Anak Usia 1- 3 tahun / toddler Batita laki-laki / perempuan

    6 Anak usia 1-5 tahun Balita .. ....laki-laki /perempuan

    7 Hemoglobin Hb.... gr/dL

    8 Rumah Sakit RS

    9 Puskesmas Pembantu Pustu

    10 Unit Gawat Darurat UGD

    11 Diagnose Diagnosis

    12 Prognosa Prognosis

    13 Thorax / Dada Toraks

    14 Tekanan Darah / Tensi / T TD ....mm/Hg

    15 Ronchi Ronkhi

    16 Kata dalam bahasa asing / nama latin Ditulis italic

    17 Hematocrit Ht ......%

    18 Leukosit Leukosit ...... / mm3

    19 Thrombosit Trombosit ........ / mm3

    20 Urine / urin / air seni / air kencing Urine

    21 Buang air besar/ Berak / Fekal BAB

    22 Buang air kecil / kencing BAK

    23 Anamnesa Anamnesis

    24 Denyut nadi / Pulse / N Frekuensi nadi ..... x/menit

    25 Kecepatan nafas / RR / P Frekuensi napas ......x/menit

  • 37

    26 Suhu / temperatur/ temp/ T Suhu ........ C

    27 Oksigen O2

    28 CO2/ karbon dioksida CO2

    29 Composmentis/ cm/ sadar penuh Compos mentis

    30 X ray/ rontgen/foto/ronsen X- ray

    31 Ca / carcinoma/ kanker Karsinoma

    32 Cholesterol Kolesterol

    33 Tachycardia Takikardi

    34 Tachipnea/pernafasan cepat Takipnea

    35 Penderita/pasien/ klien/ OS Pasien (Untuk RS) Klien (Komunitas)

    36 Tinggi Fundus Uteri TFU ...cm

    37 Rumah Sakit Jiwa RSJ

    38 Tinggi Badan (Anak/Dewasa) TB ...cm

    39 Panjang Badan (Bayi) PB ...cm

    40 Berat Badan (3 bulan lebih) BB ...Kg

    41 Berat Badan (Neonatus-3 bulan) BB ..gram

    42 Usia Lanjut/ Usila Lansia