Blok30-skenario6-d4

25
Hubungan Dokter Pasien Yang Baik Kelompok D4 Inne Ikke Citami Putri - 102011034 Yosi Erlin Aprilina - 102011078 Nelson Peter Nikiulu! - 102011127 "o#ie "osep$ine - 10201118% C$ristian &asi$olan ' - 102011237 (aria (ar)aret$a - 1020112%3 I *#e A)un) +ama#ana - 1020113%4 ,li ia C$rist. Kai$atu - 102011370

description

BLOK 30

Transcript of Blok30-skenario6-d4

Hubungan Dokter Pasien Yang Baik

Hubungan Dokter Pasien Yang BaikKelompok D4

Inne Ikke Citami Putri - 102011034Yosi Erlin Aprilina - 102011078Nelson Peter Nikijuluw - 102011127Jodie Josephine - 102011186Christian Hasiholan T - 102011237Maria Margaretha - 102011263I Gde Agung Ramadana - 102011364Olivia Christy Kaihatu - 102011370

Skenario 6Seorang pasien laki-laki datang ke praktek dokter. Pasien ini dan keluarganya adalah pasien lama dokter tersebut, dan sangat akrab serta selalu mendiskusikan kesehatan keluarganya dengan dokter tersebut. Kali ini pasien laki-laki ini datang sendirian dan mengaku telah melakukan hubungan dengan wanita lain seminggu yang lalu. Sesudah itu ia masih tetap berhubungan dengan istrinya. Dua hari terakhir ia mengeluh bahwa alat kemaluannya mengeluarkan nanah dan terasa nyeri. Setelah diperiksa ternyata ia menderita GO. Pasien tidak ingin diketahui istrinya, karena bisa terjadi pertengkaran diantara keduanya. Dokter tahu bahwa mengobati penyakit tersebut pada pasien tidaklah sulit, tetapi oleh karena ia berhubungan juga dengan istrinya maka mungkin istrinya sudah tertular. Istrinya juga harus diobati.

Identifikasi Istilah-Rumusan Masalahpasien laki-laki mengaku telah melakukan hubungan dengan wanita lain seminggu yang lalu. Sesudah itu ia masih tetap berhubungan dengan istrinya. Dua hari terakhir ia mengeluh bahwa alat kemaluannya mengeluarkan nanah dan terasa nyeri. Setelah diperiksa ternyata ia menderita GOkarena ia berhubungan juga dengan istrinya maka mungkin istrinya sudah tertular. Istrinya juga harus diobatiMind Map5Hubungan Dokter-PasienRahasia KedokteranRekam MedisPengungkapan Informasi KesehatanInformed Consent

Rahasia KedokteranHipocrates What I may see or hear in the course of the treatment or even outside of the treatment in regard to the life of men, which on no account one must spread abroad, I will keep to myself hording such things shameful to be spoken about. All that may come to my knowledge in the exercise of my profession or not in connection with it, or in daily commerce with men, which ought not be spoken abroad, I will not divulge abroad and will never reveal.Kode Etik Kedokteran Internasional A doctor shall preserve absolute secrecy on all he knows about his patients because of the confidence entrusted in himSumpah dokter Indonesia Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena keprofesian sayaKode Etik Kedokteran Indonesia Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien meninggal duniaPP No. 10 tahun 1966, Tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran mewajibkan seluruh tenaga kesehatan untuk menyimpan segala sesuatu yang diketahuinya selama melakukan pekerjaan dibidang kedokteran sebagai rahasia Kecuali Ps. 2 : apabila terdapat peraturan perundang-undangan yang sederajat (PP) atau lebih tinggi (UU) yang mengaturnya lain.

Rahasia KedokteranPengungkapan informasi kesehatan secara terbatasUU Praktik Kedokteran Ps. 48 ayat (2) : Untuk kepentingan kesehatan pasienUntuk memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukumPermintaan pasien sendiriBerdasarkan ketentuan undang-undangKUHP Ps. 50 seseorang tidak akan dipidana oleh karena melakukan suatu perbuatan untuk menjalankan undang-undang

Rahasia KedokteranMembuka rahasia kedokteran, diperbolehkan jika:Ijin atau persetujuan atau kuasa dari pasien itu sendiriPerintah jabatan (pasal 51 KUHP)Daya paksa (pasal 48 KUHP)Membela diri (pasal 49 KUHP)Kepentingan konsultasi profesional, pendidikan dan penelitian (etika kedokteran)

Rekam MedisPermenkes No. 749a tahun 1989 Lamanya retensi rekam medis setidaknya 5 tahun sejak kunjungan pasien terakhir, sedangkan untuk hal-hal yang bersifat khusus dapat ditetapkan tersendiriUU Praktik Kedokteran pasal 47 ayat (2), PP No. 10 tahun 1966 ps. 11, tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana kesehatanPP No. 10 tahun 1966 ps.1 yang dimaksud dengan rahasia kedokteran adalah segala sesuatu yang diketahui oleh orang-orang dalam pasal (3) pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran

Rekam MedisUU Praktik Kedokteran pasal 48 ayat (2) pengungkapan informasi kesehatan secara terbatas :Untuk kepentingan kesehatan pasienUntuk memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukumPermintaan pasien sendiriBerdasarkan ketentuan undang-undang

Permenkes 749a, ps 12 :Pemaparan isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter yang merawat pasien dengan ijin tertulis pasienPemimpin sarana pelayanan kesehatan dapat memaparkan isi rekam medis tanpa seijin pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan

Permenkes No 749a/MENKES/PER/XII/1989, pasal 13 Pimpinan sarana kesehatan bertanggung jawab atas:hilangnya, rusaknya, atau pemalsuan rekam medis,penggunaan oleh orang / badan yang tidak berhak.

Rekam MedisUU Praktik Kedokteran maupun Permenkes No 749a/MENKES/PER/XII/1989 berkas rekam medis adalah milik sarana kesehatan sedangkan isi rekam medis milik pasienUU Praktik Kedokteran memperoleh isi rekam medis adalah salah satu hak pasien.

Tata cara penyerahan informasi dikenal terdapat dua pendapat, yaitu :Pasien menerima surat keterangan yang berisikan informasi kesehatannya. Apabila pendapat ini yang dilaksanakan maka sarana kesehatan harus dapat memastikan bahwa informasi kesehatan yang diberikan sudah cukup lengkap akurat.Pasien menerima fotokopi rekam medisnya. Apabila pendapat ini yang dilaksanakan maka sarana kesehatan harus membubuhkan stempel, paraf dan tanggal di setiap lembar fotokopi tersebut.

Pengungkapan Informasi KesehatanHanya dapat dilakukan apabila:Dengan persetujuan atau otorisasi pasien, misalnya informasi kesehatan untuk kepentingan asuransi kesehatan, perusahaan, pemberi kerja, dll. Dalam hal ini harus diingat prinsip minimal, relevan, dan cukup yaitu bahwa informasi kesehatan yang diberikan harus minimal tetapi harus relevan dengan yang dibutuhkan serta cukup dalam menjawab pertanyaan.Dengan perintah undang-undangUntuk kepentingan pasien, misalnya pada waktu konsultasi medis antar tenaga kesehatan / medis terutama dalam hal pasien berada dalam keadaan darurat dan tidak bisa memberikan consent.

Masalah dapat saja timbul pada saat keluarga pasien meminta informasi kesehatan pasien, namun menjadi tidak berlaku apabila pasien secara eksplisit melarangnya.

Pengungkapan Informasi KesehatanPengecualian:Informasi tentang psikoterapiInformasi yang dikumpulkan dalam rangka kepentingan penyidikan / pengadilanInformasi yang dapat membahayakan jiwa atau fisik pasien atau orang lainInformed ConsentSuatu proses yang menunjukan komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien dan bertemunya pemikiran tentang apa yang akan dan apa yang tidak dilakukan terhadap pasien. Informed consent memiliki 3 elemen

151. Threshold elements.Elemen ini sebenarnya tidak dapat dianggap sebagai elemen, oleh karena sifatnya lebih ke arah syarat, yaitu pemberi consent haruslah seseorang yang kompeten.Kompeten disini diartikan sebagai kapasitas untuk membuat keputusan (medis).

162. Information elements.Terdiri dari 2 bagian : disclosure (pengungkapan) dan understanding (pemahaman).informasi harus diberikan kepada pasien, dapat dilihat dari 3 standar, yaitu:Standar Praktek profesi (mengacu kepada nilai-nilai yang ada didalam komunitas kedokteran )Standar Subyektif (didasarkan atas nilai-nilai yang dianut oleh pasien secara pribadi, sehingga informasi yang diberikan harus memadai untuk pasien tersebut dalam membuat keputusan.) Standar pada reasonable person ( hasil kompromi dari kedua standar )

17183. Consent elements.Terdiri dari 2 bagian : voluntariness (kesukarelaan, kebebasan) dan authorization (persetujuan).Consent dapat diberikan:a. Dinyatakan : lisan maupun tulisan b. Tidak dinyatakan : paling banyak dilakukan dalam praktek sehari-hari.

Keluhan pasien tentang informed consent :Bahasa yang digunakan terlalu teknis.Perilaku dokter yang terlihat terburu-buru atau tidak perhatianPasien sedang stres emosional sehingga tidak mampu mencerna informasi.Pasien dalam keadaan tidak sadar atau mengantuk.Keluhan dokter tentang informed consent :Pasien tidak mau diberitahu.Pasien tidak mampu memahami.Resiko terlalu umum atau terlalu jarang terjadi.Situasi gawat darurat atau waktu yang sempit.

19Etika Profesi Dokterkesadaran dan pedoman yang mengatur prinsip-prinsip moral dan etik dalam melaksanakan kegiatan profesi kedokteran, sehingga mutu dan kualitas profesi kedokteran tetap terjaga dengan cara yang terhormat. Etika profsi kedokteran merupakan seperangkat perilaku dokter dalam hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat, dan mitra kerja.4 Kaidah Dasar MoralPrinsip Otonomi menghormati hak otonomi pasien melahirkan doktrin informed consentPrinsip Beneficence perbuatan yang sisi baik > burukPrinsip Non-maleficence melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasienPrinsip Justice mementingkan fairness dan keadlian dalam bersikap4 Topik Esential Pelayanan KlinikMedical indication semua prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai (kaidah beneficence dan non-maleficence)Patient preferences memperhatikan penilaian pasien tentang manfaat dan beban (kaidah otonomi)Quality of life aktualisasi tujuan kedokteran yaitu memperbaiki, menjaga dan meningkatkan kualitas hidupContextual Features aspek non medis seperti keluarga, ekonomi, agama, budaya dllPeraturan Perundang-undanganPasal 1 Permenkes No.585/MenKes/Per/IX/1989 informed consentPasal 4Permenkes No.585/MenKes/Per/IX/1989 Memberikan informasi selengkap-lengkapnyaPasal 13 Permenkes No.585/MenKes/Per/IX/1989 tindakan medis tanpa persetujuan dapat dikenakan sanksi administrativeTindakan DokterPersolannya menjadi mudah jika pasangannya telah mengetahui pasien menderita PMS. Bila belum mengetahui, harapan dokter pada pasien adalah agar ia tidak menularkan penyakitnya pada pasangannya, sementara penyakitnya diobati. Bila dokter menduga pasangannya telah tertular tanpa disadari, sebaiknya dokter mengobati pasien tanpa harus menyatakan ia telah tertular, kecuali terpaksa bila pasien mau tahu tentang penyakitnya. Membuka rahasia pasien kepada orang lain biarpun dalam ikatan suami isteri harus dihindari dokter