Blok19_Skenario3_B2

23
Infark Miokard Akut dengan Elevasi ST (STEMI) B2

description

19

Transcript of Blok19_Skenario3_B2

Infark Miokard Akut dengan Elevasi ST (STEMI)

B2

Skenario 3

Nn. B, 50 tahun datang diantar keponakannya ke UGD RS UKRIDA dengan keluhan nyeri pada dada kiri menjalar ke lengan kiri yang muncul tiba-tiba 3jam yang lalu, nyeri sedikit berkurang saat istirahat namun terus menerus muncul kembali dan semakin memberat. Pasien sebelumnya juga pernah merasakan nyeri dada kiri namun tidak terlalu sakit dan hanya sekitar 5menit saja. Pasien tidak demam dan tidak batuk.

Istilah Asing

-

Rumusan Masalah

Nn. B, 50 tahun datang diantar dengan keluhan nyeri pada dada kiri menjalar ke lengan kiri yang muncul tiba-tiba 3jam yang lalu, nyeri sedikit berkurang saat istirahat namun terus menerus muncul kembali dan semakin memberat.

Mind Map

Nn. B, 50 tahun datang dengan keluhan nyeri pada dada kiri menjalar ke lengan kiri yang muncul tiba-tiba 3jam yang lalu, nyeri sedikit berkurang saat istirahat namun terus menerus muncul kembali dan semakin memberat.

ANAMNESIS

Px FISIK

Px PENUNJANG

WD : STEMI

EPIDEMIOLOGI

ETIOLOGIGEJALA KLINIS PATOFISIOLOGI

PENATALAKSANAAN

KOMPLIKASI

PROGNOSIS

PENCEGAHANDD : - NSTEMI

- UAP-Perikarditis

Hipotesis

Nn. B menderita ST elevasi miocard infark.

Anamnesis

Identitas Pasien Keluhan Utama RPS RPD RPKeluarga Obat-obatan yang

pernah dikonsumsi?

Dari anamnesis diketahui ayah pasien meninggal pada umur 40 tahun akibat serangan jantung

Pemeriksaan Fisik

KU : tampak sakit berat

Mata tidak anemis Tekanan darah :

110/90 mmHg Frekuensi nafas: 20

kali/menit

Suhu: 36,3 ⁰C Bunyi Jantung : ½

murni regular. Murmur (-) Gallop (-)

Elevasi ST V1-V6 Pulmo : suara

vesikuler , Ronki (-), Wheezing (-)

Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium

EKG Echocardiogram RO thoraks

Enzim ( CKMB, Troponin I dan T)

kolesterol HDL LDL trigliserida Pemeriksaan gula

darah

Aktivitas yang berat dan stress emosional dapat merangsang timbulnya STEMI.

Accelerating angina dan rest angina 2 bentuk UAP STEMI

Periodisitas sirkadian pada pagi hari pe an katekolamin, kortisol dan juga agregasi platelet

Working diagnosisSTEMI

Gejala klinis

- Nyeri dada- Terasa panas- Lamanya nyeri

dada :>30 menit- Sesak nafas

Epidemiologi

USAinfark miokard adalah penyebab morbiditas dan mortalitas terbanyak

600 kasus/100.000 penduduk dalam 1 tahun Kematian terseringdisritmia ventrikular

maligna Indonesiakelompok umur 45 – 54 tahun Penyakit jantung iskemik menduduki urutan

ketiga (8,7%)

Etiologi

Faktor Resikoa. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi:1. Umur2. Jenis kelamin3. Suku bangsa

4. Warna kulit5  Genetik

b. Faktor yang dapat dimodifikasi:1.Hipertensi2.Hiperlipidemia3.Merokok4.Diabetes mellitus5.Kegemukan6.Kurang olahraga

Patofisiologi

Makanan

Akitfitas berat

Iskemia miokard

hipoksia

O₂

Gangguan fungsi

ventrikel kiri

Cardiac output

Gangguan hemodinami

ka

Perubahan EKG

Angina pectoris

cholesterol

Infark miokardiu

m

Spasm arteri

coronaryIskemiaPadawaktu>30-45min

Tabel Risk Score untuk Infark Miokard dengan Elevasi ST (STEMI)

Faktor Risiko (Bobot) Skor Risiko/Mortalitas 30

hari(%)

Usia 65-74 tahun (2 poin) 0 (0,8)

Usia > 75 tahun (3 poin) 1 (1,6)

Diabetes mellitus/hipertensi atau angina (1 poin) 2 (2,2)

Tekanan darah sistolik < 100 mmHg (3 poin) 3 (4,4)

Frekuensi jantung > 100 mmHg (2 poin) 4 (7,3)

Klasifikasi Killip II-IV (2 poin) 5 (12,4)

Berat < 67 kg (1 poin) 6 (16,1)

Elevasi ST anterior atau LBBB (1 poin) 7 (23,4)

Waktu ke perfusi > 4 jam (1 poin) 8 (26,8)

Skor risiko = total poin ( 0-14 ) >8 (35,9)

Differential Diagnosis

NSTEMI Gejalanya adalah

sama seperti STEMI yaitu nyerinya lebih berat dan bisa bertahan lama (>30 menit).

Pada NSTEMI, gelombang EKG nya dengan UAP hampir sama yaitu ia dapat terjadi depresi segmen ST dan inversi T cuma gelombang P nya itu masih bisa kita kenal pasti.

UAP Bisa dirasakan pada

saat beraktivitas berat/ringan maupun pada istirahat.

Pada EKG, UAP sangat khas karena ia tidak dapat ditemukan gelombang P dan depresi segmen ST serta inversi gelombang T

Tidak ditemukan adanya peningkatan enzim baik CKMB atau troponin

PERICARDITISNyeri prekordial atau

retrosternal Nyeri ini umumnya terasa tajam atau seperti terpotong dan menjalar ke bahu dan leher. Tanda dan gejala penyertanya antara lain pericardial friction rub, demam, takikardia, dan dispnea.

Perikarditis biasanya terjadi setelah infeksi virus.

Pada perikarditis, inversi gelombang T biasanya hanya terjadi setelah segmen ST kembali ke garis dasar. Tidak terjadi pembentukan gelombang Q dan kadang interval PR mengalami depresi

Penatalaksanaan

Awal : morphin, oksigen, nitrat, aspirin

Mencegah angina dan iskemia Antitrombolitik – hambatobstruksikoroner Beta-Blocker- Penggunaan memperbaiki

keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen miokard, mengurangi nyeri

Inhibitor ACE- Pencegahan gagal jantung dan infark miokard rekuren

Penatalaksanaan

Non – medikamentosa:

Tirah baring (bed rest total)

Revaskularisasi bedah (CABG ; coronary artery bypass surgery) – stenosis a. koronaria

Komplikasi

Disfungsi ventrikuler Gangguan hemodinamik Fibrilasi atrium

Pencegahan

Batasi konsumsi makanan berlemak Berhenti merokok Berolahraga secara rutin Jauhkan diri dari alkohol Menjaga gaya hidup yang sehat

Prognosis

Prognosis lebih baik pada penderita yang baru pertama kali terkena infark miokard, daripada yang pernah mengalami sebelumnya.

Kesimpulan

Hipotesisnya diterima, Nn. B menderita ST elevasi miocard infark.