Blok N

9
Blok N. Mentasli & Bucalis Wajah dapat dibagi menjadi beberapa regio: 1. Regio mandibula berhubungan dengan corpus dan ramus mandibulae dan mencakup labium oris inferius dan bagian bawah pipi 2. Regio auriculotemporale di atas arcus zygomaticus dan dibelakang margo lateralis 3. Regio bagian bawah tengah wajah, termasuk daerah antara labium oris inferius dan margo infraorbitalis, bagian atas pipi, regio alaris hidung dan tulag pipi 4. Regio orbitocranialis; termasuk orbita, dorsum nasi dan dahi Persarafan kulit regio mandibula dan aurilotemporale berasal dari N. mandibularis cabang N. trigeminus (N. mentalis, buccalis, aurilotemporalis). Suplai darahnya berasal dari a. facialis, mentalis, buccalis, transversa facialis dan ramu temporales superficiales. Sejumlah arteri kecil kelihatan pada wajah disertai dengan cabang terminal trigeminus. Arteri ini beranastomosisi dengan cabang a. facialis dan a. transversa facialis pada jaringan yang menututpi rangka wajah yaitu: 1

Transcript of Blok N

Page 1: Blok N

Blok N. Mentasli &   Bucalis

Wajah dapat dibagi menjadi beberapa regio:

1.      Regio mandibula berhubungan dengan corpus dan ramus mandibulae dan mencakup labium

oris inferius dan bagian bawah pipi

2.      Regio auriculotemporale di atas arcus zygomaticus dan dibelakang margo lateralis

3.      Regio bagian bawah tengah wajah, termasuk daerah antara labium oris inferius dan margo

infraorbitalis, bagian atas pipi, regio alaris hidung dan tulag pipi

4.      Regio orbitocranialis; termasuk orbita, dorsum nasi dan dahi

Persarafan kulit regio mandibula dan aurilotemporale berasal dari N. mandibularis

cabang N. trigeminus (N. mentalis, buccalis, aurilotemporalis). Suplai darahnya berasal dari a.

facialis, mentalis, buccalis, transversa facialis dan ramu temporales superficiales.

Sejumlah arteri kecil kelihatan pada wajah disertai dengan cabang terminal trigeminus.

Arteri ini beranastomosisi dengan cabang a. facialis dan a. transversa facialis pada jaringan yang

menututpi rangka wajah yaitu:1

1.      A. lacrimalis, superorbitalis, supratrochlearis, dan infratrochlearis di sekitar tepi orbita.

Arteri-arteri ini adalah cabang dari a. opthalmica

2.      A. infraorbitalis, cabang a. maxillaris

3.      A. buccalis dan mentalis, cabang a. maxillaris dan a. alveolaris inferior.

Beberapa injeksi blok dari batang saraf dapat digunakan untuk kasus bedah mulut. Sejauh

ini yang paling sering digunakan adalah blok untuk gigi rahang bawah, termasuk juga blok

mentalis, blok untuk gigi posterior rahang atas dan blok infraorbitalis. Palatum yang keras dapat

dianestesi dengan blok palatina mayor dan nasoppalatina dengan perluasan daerah palatinal yang

dikehendaki untuk dianestesi.

Page 2: Blok N

 

ANESTESI BLOK N.MENTALIS

Nervus mentalis merupakan cabang dari N.Alveolaris Inferior yang berupa cabang

sensoris yang berjalan keluar  melalui foramen mentale untuk menginervasi kulit dagu, kulit dan

membrana mukosa labium oris inferior.

 Lokasi Nervus Mentalis

 N.Mentalis menginervasi jaringan halus di sekitar foramen bagian anterior, yang

biasanya terdapat di antara gigi premolar rahang bawah. Teknik ini bermanfaat untuk kuret atau

biopsi.

Blok nervus mentalis diindikasikan untuk jaringan lunak pada bagian anterior  sampai

pada foramen mentale. Kontra indikasi dari teknik injeksi ini adalah adanya inflamasi akut dan

infeksi di sekitar derah yang akan diinjeksi. Pada injeksi ini, digunakan jarum yang pendek yang

ukurannnya 25 atau 27 gauge.

Pada injeksi ini, anestesi dideponis dalam canalis mandibularis melalui foramen

mentale.blok sebagian pada mandibula bisa diperoleh dengan cara ini. Injeksi ini dipakai bila

blok lengkap tidak diperlukan atau bila karena alasan tertentu merupakan kontraindikasi.

Teknik Anestesi Blok N.Mentalis

Tentukan letak apeks gigi-gigi premolar bawah. Foramen biasanya terletak di dekat salah

satu apeks akar gigi premolar tersebut.

Ketika blok nervus maxilaris atau alveolaris inferior sukses, maka tidak perlu dilakukan

injeksi. Jarum pendek yang berukuran 25 gauge dimasukkan (setelah jaringan yang akan

dipreparasi diberikan antiseptik) dalam mucobuccal fold di dekat foramen mentale dengan bevel

di arahkan ke tulang. Foramen dapat diraba atau dapat terlihat dengan menggunakan sinar x dan

biasanya berada di antara gigi premolar. Pasien mungkin saja merasakan sakit ketika nervus telah

teraba pada foramen.5  Lakukan penembusan jaringan dengan kedalaman 5 mm, lakukan aspirasi

Page 3: Blok N

dan injeksikan anestetikum sebanyak 0,6 cc. Teknik ini menyebabkan efek anestesi  pada

jaringan buccal bagian anterior di depan foramen, bibir bagian bawah, dan dagu.

Tariklah pipi ke arah bukal dari gigi premolar. Masukkan jarum ke dalam membrana

mukosa di antara kedua gigi premolar kurang lebih 10 mm eksternal dari permukaan bukal

mandibula. Posisi syringe membentuk sudut 450 terhadap permukaan bukal mandibula,

mengarah ke apeks akar premolar kedua. Tusukkan jarum tersebut sampai menyentuh tulang.

Kurang lebih ½ cc anestetikum dideponir, ditunggu sebentar kemudian ujung jarum digerakkan

tanpa menarik jarum keluar, sampai terasa masuk ke dalam foramen, dan deponirkan kembali ½

cc anestetikum dengan hati-hati.

Selama pencarian foramen dengan jarum, jagalah agar jarum tetap membentuk sudut 45o

terhadap permukaan bukal mandibula untuk menghindari melesetnya jarum ke balik periosteum

dan untuk memperbesar kemungkinan masuknya jarum ke foramen.

Injeksi ini dapat menganestesi gigi premolar dan kaninus untuk prosedur operatif. Untuk

menganestesi gigi insisivus, serabut saraf yang bersitumpang dari sisi yang lain juga harus di

blok. Untuk ekstraksi harus dilakukan injeksi lingual.

Teknik Anestesi Blok N.Mentalis.

 INJEKSI N.BUCCALIS

Blok nervus buccal, dikenal juga dengan sebutan long buccal atau blok buccinator,blok

nervus buccal merupakan injeksi tambahan dari injeksi blok nervus alveolaris inferior ketika

menganestesi jaringan pada bagian buccal gigi molar rahang bawah. Tujuan dari blok nervus

buccal ini adalah nervus buccalis yang terdapat pada bagian anterior dari ramus. Kontra indikasi

dari injeksi nervus buccal adalah jika terjadi inflamasi akut dan infeksi di sekitar bagian yang

akan diinjeksi.

Daerah sulcus pada premolar dan molar rahang bawah diinervasi oleh nervus buccalis

dan daerah ini harus diinjeksi secara terpisah.

Page 4: Blok N

N.Buccalis Longus keluar tepat di luar foramen ovale. Saraf berjalan di antara kedua

caput m.pterygoideus externus, menyilang ramus untuk kemudian masuk ke pipi melalui

m.buccinator, di sebelah bukal gigi molar ketiga atas. Cabang-cabang terminalnya menuju

membrana mukosa bukal dan mukoperiosteum di sebelah lateral gigi-gigi molar atas dan bawah.

 

Lokasi Nervus Buccal

 

Karena jaringan lunak di sebelah bukal gigi molar bawah juga mendapat inervasi dari

n.buccalis longus yang biasanya merupakan cabang dari n.mandibularis sesudah saraf tersebut

meninggalkan foramen ovale, biasanya perlu dilakukan injeksi terpisah untuk menganestesi

jaringan ini. Beberapa ahli anatomi berpendapat bahwa inervasi jaringan ini tidak selalu berasal

dari n.buccalis longus. Juga ada perbedaan pendapat mengenai arah distribusi percabangan pada

waktu saraf menuju daerah yang diinervasinya. Semua itu menyebabkan adanya variasi dalam

teknik injeksi.

Anestesi buccal dapat lebih baik dengan menunggu blok pada rahang bawah menjadi

lebih efektif. Lebih baik daripada single blok diberikan pada pipi sejajar dengan mahkota molar

tiga pada batas anterior ramus mandibula, beberapa operator secara sederhana menginfiltrasi di

sekitar bagian yang dibedah. Misalnya, pada regio sulkus molar tiga dimana impaksi molar tiga

diobati, sejak pemberian anestesi, keseimbangan flap akan membaik.

 Teknik Injeksi N.Buccalis

Nervus buccal tidak dapat dianestesi dengan menggunakan teknik anaestesi blok nervus

alveolaris inferior. Nervus buccal menginervasi jaringan dan buccal periosteum sampai ke molar,

jadi jika jaringan halus tersebut diberikan perawatan, maka harus dilakukan injeksi nervus

buccal. Injeksi tambahan tidak perlu dilakukan ketika melakukan pengobatan untuk satu gigi.

Jarum panjang dengan ukuran 25 gauge digunakan (karena injeksi ini biasanya dilakukan

bersamaan dengan injeksi blok nervus alveolaris inferior, jadi jarum yang sama dapat digunakan

setelah anestetikum terisi). Jarum disuntikan pada membran mukosa bagian disto bucal sampai

Page 5: Blok N

pada molar terakhir dengan bevel menghadap ke arah tulang setelah jaringan telah diolesi dengan

antiseptik. Jika jaringan tertarik kencang, pasien lebih merasa nyaman. Masukkan jarum 2 atau 4

mm secara perlahan-lahan dan lakukan aspirasi.4 Setelah melakukan aspirasi dan hasilnya

negatif, maka depositkan anestetikum sebanyak 2 cc secara perlahan-lahan.

Masukkan jarum pada lipatan mukosa pada suatu titik tepat di depan gigi molar pertama.

Perlahan-lahan tusukkan jarum sejajar dengan corpus mandibulae, dengan bevel mengarah ke

bawah, ke suatu titik sejauh molar ketiga, anestetikum dideponir perlahan-lahan seperti pada

waktu memasukkan jarum melalui jaringan.

Pasien harus berada dalam posisi semisupine. Operator yang menggunakan tangan kanan

berada dalam posisi searah dengan jarum jam delapan sedangkan operator yang kidal berada

pada posisi searah dengan jarum jam empat.

Injeksi ini menganestesi jaringan bukal pada area molar bawah. Bersama dengan injeksi

lingual, jika diindikasikan, dapat melengkapi blok n.alveolaris inferior untuk ekstraksi semua

gigi pada sisi yang diinjeksi. In jeksi ini tidak selalu diindikasikan dalam pembuatan preparasi

kavitas kecuali jika kavitas bukal dibuat sampai di bawah tepi gingival.

 KEGAGALAN ANESTESIA

Banyak kasus kegagalan dalam mendapatkan anestesia yang memadai dengan injeksi

anestetikum lokal. Beberapa mengkin gagal sama sekali, sedangkan lainnya hanya pada injeksi

atau daerah mulut tertentu saja. Memang ada variasi individual dalam menerima efek obat-

obatan tertentu. Pada pasien yang peka terhadap anestetikum lokal, sejumlah kecil anestetikum

saja sudah dapat berdifusi dengan mudah dan memberikan efek anestesia yang kuat pada daerah

yang luas, sedangkan pada pasien yang kurang peka diperlukan larutan yang lebih banyak dan

waktu yang lebih lama.

Rasa takut bisa menyebabkan pasien menjadi gelisah meski sebenarnya ia tidak merasa

takut. Anomali inervasi nervus atau variasi bentuk dan kepadatan tulang juga dapat menghambat

usaha operator untuk mendapat efek anestesi yang layak. Kurangnya pengetahuan mengenai

Page 6: Blok N

anatomi bisa mengakibatkan teknik anetesi yang digunakan kurang baik sehingga akhirnya

menimbulkan kegagalan.

Kecerobohan, rasa percaya diri yang berlebihan, keacuhan atau operasi yang dilakukan

sebelum efek anestesi maksimal, merupakan penyebab kegagalan pada beberap kasus. Operasi

yang dilakukan sebelum efek anestesi yang memuaskan diperoleh, akan memberikan hasil akhir

yang meragukan. Jaringan-jaringan yang mengalami peradangan dan infeksi kronis tidak mudah

dianestesi.3

Pada injeksi n.mentalis, kegagalan akan timbul apabila jarum tidak masuk ke dalam

foramen mentale atau jika n.lingualis atau nn.cervicales superficiales tidak teranestesi.

Jika ada feed back (cie bahasanya), mohon dituliskan, hmm jika ada yang mau nambahin

atau koreksi… hmm juga bisa, klo nanya nanti dulu, mari kita bahas bersama…