Blok N
-
Upload
anggita-gita -
Category
Documents
-
view
49 -
download
0
Transcript of Blok N
Blok N. Mentasli & Bucalis
Wajah dapat dibagi menjadi beberapa regio:
1. Regio mandibula berhubungan dengan corpus dan ramus mandibulae dan mencakup labium
oris inferius dan bagian bawah pipi
2. Regio auriculotemporale di atas arcus zygomaticus dan dibelakang margo lateralis
3. Regio bagian bawah tengah wajah, termasuk daerah antara labium oris inferius dan margo
infraorbitalis, bagian atas pipi, regio alaris hidung dan tulag pipi
4. Regio orbitocranialis; termasuk orbita, dorsum nasi dan dahi
Persarafan kulit regio mandibula dan aurilotemporale berasal dari N. mandibularis
cabang N. trigeminus (N. mentalis, buccalis, aurilotemporalis). Suplai darahnya berasal dari a.
facialis, mentalis, buccalis, transversa facialis dan ramu temporales superficiales.
Sejumlah arteri kecil kelihatan pada wajah disertai dengan cabang terminal trigeminus.
Arteri ini beranastomosisi dengan cabang a. facialis dan a. transversa facialis pada jaringan yang
menututpi rangka wajah yaitu:1
1. A. lacrimalis, superorbitalis, supratrochlearis, dan infratrochlearis di sekitar tepi orbita.
Arteri-arteri ini adalah cabang dari a. opthalmica
2. A. infraorbitalis, cabang a. maxillaris
3. A. buccalis dan mentalis, cabang a. maxillaris dan a. alveolaris inferior.
Beberapa injeksi blok dari batang saraf dapat digunakan untuk kasus bedah mulut. Sejauh
ini yang paling sering digunakan adalah blok untuk gigi rahang bawah, termasuk juga blok
mentalis, blok untuk gigi posterior rahang atas dan blok infraorbitalis. Palatum yang keras dapat
dianestesi dengan blok palatina mayor dan nasoppalatina dengan perluasan daerah palatinal yang
dikehendaki untuk dianestesi.
ANESTESI BLOK N.MENTALIS
Nervus mentalis merupakan cabang dari N.Alveolaris Inferior yang berupa cabang
sensoris yang berjalan keluar melalui foramen mentale untuk menginervasi kulit dagu, kulit dan
membrana mukosa labium oris inferior.
Lokasi Nervus Mentalis
N.Mentalis menginervasi jaringan halus di sekitar foramen bagian anterior, yang
biasanya terdapat di antara gigi premolar rahang bawah. Teknik ini bermanfaat untuk kuret atau
biopsi.
Blok nervus mentalis diindikasikan untuk jaringan lunak pada bagian anterior sampai
pada foramen mentale. Kontra indikasi dari teknik injeksi ini adalah adanya inflamasi akut dan
infeksi di sekitar derah yang akan diinjeksi. Pada injeksi ini, digunakan jarum yang pendek yang
ukurannnya 25 atau 27 gauge.
Pada injeksi ini, anestesi dideponis dalam canalis mandibularis melalui foramen
mentale.blok sebagian pada mandibula bisa diperoleh dengan cara ini. Injeksi ini dipakai bila
blok lengkap tidak diperlukan atau bila karena alasan tertentu merupakan kontraindikasi.
Teknik Anestesi Blok N.Mentalis
Tentukan letak apeks gigi-gigi premolar bawah. Foramen biasanya terletak di dekat salah
satu apeks akar gigi premolar tersebut.
Ketika blok nervus maxilaris atau alveolaris inferior sukses, maka tidak perlu dilakukan
injeksi. Jarum pendek yang berukuran 25 gauge dimasukkan (setelah jaringan yang akan
dipreparasi diberikan antiseptik) dalam mucobuccal fold di dekat foramen mentale dengan bevel
di arahkan ke tulang. Foramen dapat diraba atau dapat terlihat dengan menggunakan sinar x dan
biasanya berada di antara gigi premolar. Pasien mungkin saja merasakan sakit ketika nervus telah
teraba pada foramen.5 Lakukan penembusan jaringan dengan kedalaman 5 mm, lakukan aspirasi
dan injeksikan anestetikum sebanyak 0,6 cc. Teknik ini menyebabkan efek anestesi pada
jaringan buccal bagian anterior di depan foramen, bibir bagian bawah, dan dagu.
Tariklah pipi ke arah bukal dari gigi premolar. Masukkan jarum ke dalam membrana
mukosa di antara kedua gigi premolar kurang lebih 10 mm eksternal dari permukaan bukal
mandibula. Posisi syringe membentuk sudut 450 terhadap permukaan bukal mandibula,
mengarah ke apeks akar premolar kedua. Tusukkan jarum tersebut sampai menyentuh tulang.
Kurang lebih ½ cc anestetikum dideponir, ditunggu sebentar kemudian ujung jarum digerakkan
tanpa menarik jarum keluar, sampai terasa masuk ke dalam foramen, dan deponirkan kembali ½
cc anestetikum dengan hati-hati.
Selama pencarian foramen dengan jarum, jagalah agar jarum tetap membentuk sudut 45o
terhadap permukaan bukal mandibula untuk menghindari melesetnya jarum ke balik periosteum
dan untuk memperbesar kemungkinan masuknya jarum ke foramen.
Injeksi ini dapat menganestesi gigi premolar dan kaninus untuk prosedur operatif. Untuk
menganestesi gigi insisivus, serabut saraf yang bersitumpang dari sisi yang lain juga harus di
blok. Untuk ekstraksi harus dilakukan injeksi lingual.
Teknik Anestesi Blok N.Mentalis.
INJEKSI N.BUCCALIS
Blok nervus buccal, dikenal juga dengan sebutan long buccal atau blok buccinator,blok
nervus buccal merupakan injeksi tambahan dari injeksi blok nervus alveolaris inferior ketika
menganestesi jaringan pada bagian buccal gigi molar rahang bawah. Tujuan dari blok nervus
buccal ini adalah nervus buccalis yang terdapat pada bagian anterior dari ramus. Kontra indikasi
dari injeksi nervus buccal adalah jika terjadi inflamasi akut dan infeksi di sekitar bagian yang
akan diinjeksi.
Daerah sulcus pada premolar dan molar rahang bawah diinervasi oleh nervus buccalis
dan daerah ini harus diinjeksi secara terpisah.
N.Buccalis Longus keluar tepat di luar foramen ovale. Saraf berjalan di antara kedua
caput m.pterygoideus externus, menyilang ramus untuk kemudian masuk ke pipi melalui
m.buccinator, di sebelah bukal gigi molar ketiga atas. Cabang-cabang terminalnya menuju
membrana mukosa bukal dan mukoperiosteum di sebelah lateral gigi-gigi molar atas dan bawah.
Lokasi Nervus Buccal
Karena jaringan lunak di sebelah bukal gigi molar bawah juga mendapat inervasi dari
n.buccalis longus yang biasanya merupakan cabang dari n.mandibularis sesudah saraf tersebut
meninggalkan foramen ovale, biasanya perlu dilakukan injeksi terpisah untuk menganestesi
jaringan ini. Beberapa ahli anatomi berpendapat bahwa inervasi jaringan ini tidak selalu berasal
dari n.buccalis longus. Juga ada perbedaan pendapat mengenai arah distribusi percabangan pada
waktu saraf menuju daerah yang diinervasinya. Semua itu menyebabkan adanya variasi dalam
teknik injeksi.
Anestesi buccal dapat lebih baik dengan menunggu blok pada rahang bawah menjadi
lebih efektif. Lebih baik daripada single blok diberikan pada pipi sejajar dengan mahkota molar
tiga pada batas anterior ramus mandibula, beberapa operator secara sederhana menginfiltrasi di
sekitar bagian yang dibedah. Misalnya, pada regio sulkus molar tiga dimana impaksi molar tiga
diobati, sejak pemberian anestesi, keseimbangan flap akan membaik.
Teknik Injeksi N.Buccalis
Nervus buccal tidak dapat dianestesi dengan menggunakan teknik anaestesi blok nervus
alveolaris inferior. Nervus buccal menginervasi jaringan dan buccal periosteum sampai ke molar,
jadi jika jaringan halus tersebut diberikan perawatan, maka harus dilakukan injeksi nervus
buccal. Injeksi tambahan tidak perlu dilakukan ketika melakukan pengobatan untuk satu gigi.
Jarum panjang dengan ukuran 25 gauge digunakan (karena injeksi ini biasanya dilakukan
bersamaan dengan injeksi blok nervus alveolaris inferior, jadi jarum yang sama dapat digunakan
setelah anestetikum terisi). Jarum disuntikan pada membran mukosa bagian disto bucal sampai
pada molar terakhir dengan bevel menghadap ke arah tulang setelah jaringan telah diolesi dengan
antiseptik. Jika jaringan tertarik kencang, pasien lebih merasa nyaman. Masukkan jarum 2 atau 4
mm secara perlahan-lahan dan lakukan aspirasi.4 Setelah melakukan aspirasi dan hasilnya
negatif, maka depositkan anestetikum sebanyak 2 cc secara perlahan-lahan.
Masukkan jarum pada lipatan mukosa pada suatu titik tepat di depan gigi molar pertama.
Perlahan-lahan tusukkan jarum sejajar dengan corpus mandibulae, dengan bevel mengarah ke
bawah, ke suatu titik sejauh molar ketiga, anestetikum dideponir perlahan-lahan seperti pada
waktu memasukkan jarum melalui jaringan.
Pasien harus berada dalam posisi semisupine. Operator yang menggunakan tangan kanan
berada dalam posisi searah dengan jarum jam delapan sedangkan operator yang kidal berada
pada posisi searah dengan jarum jam empat.
Injeksi ini menganestesi jaringan bukal pada area molar bawah. Bersama dengan injeksi
lingual, jika diindikasikan, dapat melengkapi blok n.alveolaris inferior untuk ekstraksi semua
gigi pada sisi yang diinjeksi. In jeksi ini tidak selalu diindikasikan dalam pembuatan preparasi
kavitas kecuali jika kavitas bukal dibuat sampai di bawah tepi gingival.
KEGAGALAN ANESTESIA
Banyak kasus kegagalan dalam mendapatkan anestesia yang memadai dengan injeksi
anestetikum lokal. Beberapa mengkin gagal sama sekali, sedangkan lainnya hanya pada injeksi
atau daerah mulut tertentu saja. Memang ada variasi individual dalam menerima efek obat-
obatan tertentu. Pada pasien yang peka terhadap anestetikum lokal, sejumlah kecil anestetikum
saja sudah dapat berdifusi dengan mudah dan memberikan efek anestesia yang kuat pada daerah
yang luas, sedangkan pada pasien yang kurang peka diperlukan larutan yang lebih banyak dan
waktu yang lebih lama.
Rasa takut bisa menyebabkan pasien menjadi gelisah meski sebenarnya ia tidak merasa
takut. Anomali inervasi nervus atau variasi bentuk dan kepadatan tulang juga dapat menghambat
usaha operator untuk mendapat efek anestesi yang layak. Kurangnya pengetahuan mengenai
anatomi bisa mengakibatkan teknik anetesi yang digunakan kurang baik sehingga akhirnya
menimbulkan kegagalan.
Kecerobohan, rasa percaya diri yang berlebihan, keacuhan atau operasi yang dilakukan
sebelum efek anestesi maksimal, merupakan penyebab kegagalan pada beberap kasus. Operasi
yang dilakukan sebelum efek anestesi yang memuaskan diperoleh, akan memberikan hasil akhir
yang meragukan. Jaringan-jaringan yang mengalami peradangan dan infeksi kronis tidak mudah
dianestesi.3
Pada injeksi n.mentalis, kegagalan akan timbul apabila jarum tidak masuk ke dalam
foramen mentale atau jika n.lingualis atau nn.cervicales superficiales tidak teranestesi.
Jika ada feed back (cie bahasanya), mohon dituliskan, hmm jika ada yang mau nambahin
atau koreksi… hmm juga bisa, klo nanya nanti dulu, mari kita bahas bersama…