blok 26

25
Administrasi dan Manajemen Puskesmas Lisa Sari 102012129 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat: Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510 ____________________________________________________________________ ______________ Pendahuluan Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, diselenggarakan upaya-upaya yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut yaitu membentuk Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS). Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas sebagai salah satu organisasi fungsional pusat pengembangan masyarakat yang memberikan pelayanan promotif 1

description

blok 26ukrida

Transcript of blok 26

Page 1: blok 26

Administrasi dan Manajemen Puskesmas

Lisa Sari

102012129

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat: Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510__________________________________________________________________________________

PendahuluanPembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

nasional. Dalam undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dinyatakan bahwa

pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud kesehatan yang optimal

sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional.

Untuk mencapai tujuan tersebut, diselenggarakan upaya-upaya yang bersifat

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Salah satu upaya pemerintah dalam

mewujudkan hal tersebut yaitu membentuk Pusat Kesehatan Masyarakat

(PUSKESMAS). Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan

yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan secara

menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu.

Puskesmas sebagai salah satu organisasi fungsional pusat pengembangan masyarakat

yang memberikan pelayanan promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif

(pengobatan), rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

Peran dan Fungsi PuskesmasPengertian Puskesmas

Suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan

kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan

pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam

bentuk kegiatan pokok. Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung-jawab atas

pemeriharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.

1

Page 2: blok 26

Fungsi Puskesmas :

1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan

kemampuan untuk hidup sehat.

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat

wilayah kerjanya.

Manajemen Puskesmas1. Planning (Perencanaan)

Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang

berdasarkan visi dan misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi

dan misi digunakan sebagia acuan dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas .

Selain itu, kebijakan sistem puskesmas perlu ditinjau setiap akan melakukan perencanaan

program, kebijakan tersebut meliputi kebijakan mandiri dari Puskesmas serta adanaya fungsi

dan upaya puskesmas yang berlandaskan pada UUD 1945 pasal 28, UU No.22 tahun 1999

dan UU No.25 tahun 1999, PP No.25 tahun 2000 serta PP No.48 tahun 2000 dimana tujuan

dari kebijakan tersebut adalah untuk mewujudkan puskesmas yang kuat dari segi kemitraan,

unit kesehatan mandiri, akontabilitas dan teknologi tepat guna.

Biaya dalam perencanaan menejemen keuangan dikelola sendiri oleh puskesmas

sesuai tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, adapun sumber biaya

didapatkan dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau lembaga sosial

masyarakat. Adapun pembiayaan tersebut ditujukan untuk jemis pembiayaan layanan

kesehatan yang mempunyai ciri – ciri barang atau jasa public seperti penyuluhan kesehatan,

perbaikan gizi, dan pelayanan kesehatan yang mempunyai ciri – ciri barang atau jasa swasta

seperti pengobatan individu.

2. Organizing (pengorganisasian)

Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan struktur

organisasi puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat

tingkat I, adapun pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit

fungsional agar tidak terajadi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan

berpengaruh terhadap kualitas program yang ditangani.

Struktur organisasi puskesmas

2

Page 3: blok 26

1. Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas

2. Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha

3. Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.

Tugas pokok :

1. Kepala Puskesmas

Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan puskesmas yang dapat

dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan fungsional.

2. Kepala urusan tata usaha

Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat menyurat serta

pencatatan dan pelaporan.

3. Unit I

Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana dan

perbaikan gizi.

4. Unit II

Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular khususnya

imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.

5. Unit III

Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.

6. Unit IV

Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga,

kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.

7. Unit V

Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat dan

penyuluhankesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat.

8. Unit VI

Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap

9. Unit VII

3

Page 4: blok 26

Melaksanakan kegiatan kefarmasian.

3. Actuating (Penggerakan pelaksanaan)

a. Sistem ketenagaan

Sistem ketenagaan yang ada di puskesmas dilaksanakan sesuai program yang

dikembangkan serta kemampuan dana, kuantitas tenaga didasarkan pada kebutuhan

priorotas layanan kesehatan dan pendayagunaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan

kebutuhan layanan kesehatan dan profesionalisme pekerjaan. Sesuai PP RI No.32

tahun 1996 tentang tenaga kesehatan yang seharusnya ada adalah tenaga medis,

kesehatan masyarakat (penyuluh kesehatan, sanitarian), tenaga gizi, tenaga

keperawatan, farmasi, dan teknisi medis.

b. Pengembangan Staff

Kegiatan pengembangan staff ditujukan untuk meningkatkan produktifitas

organisasi.

Jenis – jenis pengembangan staff :

1. Orientasi

Merupakan pelatihan perseorangan yang dipakai untuk mengakrabkan pegawai baru

dengan tanggungjawab pekerjaan, tempat kerja, dan rekan kerja.

2. Kelanjutan pendidikan

Hal ini termasuk kegiatan pembelajaran yang direncanakan dibalik program

pendidikan dasar keperawatan dan dirancang untuk memberikan pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap bagi peningkatan praktek keperawatan. Keberhasilan usaha

pengembangan staf tergantung pada penataan sumber daya yang sesuai. Sumber –

sumber pendidikan lanjutan untuk pegawai keperwatan dapat brupa pengajar, sumber

daya dari konsorsia kesehatan, afiliasi dengan perguruan tinggi, organisasi

keperawatan professional dan tugas belajar.

c. Motivasi staf

Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, motivasi

yang tepat dapat memajukan dan mengembangkan oraganisasi.Manajer

4

Page 5: blok 26

bertanggungjawab untuk memotivasi orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan

organisasi. 

Ada 3 unsur penting dalam motivasi yaitu antara kebutuhan, dorongan dan tujuan.

Kebutuhan muncul karena ada sesuatu yang kurang dirasakan oleh seseorang, baik

fisiologis maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan

sedangkan tujuan adalah akhir dari suatu siklus motivasi.

d. Komunikasi dalam manajemen

Tahapan komunikasi :

Manajer harus mengerti struktur organisasi agar dapat memahami sasaran dari

pengambilan keputusan 

Komunikasi merupakanbagian proses yang tak terpisahkan dalam kebijakan

organisasi. Manajer harus mempertimbangkan isi komunikasi termasuk dampaknya

terhadap orang yg dipimpinnya.

Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.

Mansajer harus meminta umpan balik agar dapat mengetahui keefektifan dan

keakuratan komunikasi.

Komponen penting lainnya bagi seorang manajer adalah menajdi pendengar yang

baik.

4. Controlling (Pengawasan dan Pengendalian)

Controlling dalam manajemen puskesmas merupakan indikator keberhasilan puskesmas

yang meliputi 2 faktor yaitu menjadi indikator pencapaian sehat meliputi lingkungan,

perilaku masyarakat, layanan kesehatan dan status kesehatan meliputi insiden penyakit yang

berbasis lingkungan dan kesehatna ibu dan anak. Selain itu juga merupakan indicator

penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga.

Pelayanan kesehatan tingkat I meluputi :

a. Evaluasi

Salah satu ukuran pengawasan yang digunakan oleh manajer guna mencapai hasil

organisasi adalah system penilaian kerja karyawan. Melalui evaluasi regular dari setiap

pelaksanaan kerja pegawai manajer dapat mencapai beberapa tujuan. Evaluasi pekerja

5

Page 6: blok 26

sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja, orientasi tingkah laku untuk posisi

yang ditempati.

Terdapat strategi pelaksanaan kerja yang memuaskan dan strategi perbaikan yang

diperlukan. Manajer menjelaskan area mana yang dijadiakn prioritas. Laporan evaluasi

maupun pertemuan tersusun secara rapih sehingga membantu dalam pelaksanaan kerja.

b. Kontrol kualitas

Merupakan suatu upaya organisasi dalam menyediakan pelayanan yang memenuhi

standar professional dan dapat diterima oleh klien. Yakni pelayanan kesehatan yang

bermutu, yang dimaksud dengan pelayananan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan

kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakaian jasa pelayanan kesehatan sesuai

dengan tingkat kepuasan rata – rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai

dengan standar atau kode etik profesi yang telah ditetapkan.1

5 Stars Doctor

Strategi WHO yang dikenal dengan sebutan Five Stars Doctor di mana setiap dokter

diharapkan dapat berperan sebagai health care provider yang bermutu, berkesinambungan

dan komprehensif dengan mempertimbangkan keunikan individu , berdasarkan kepercayaan

dalam jangka panjang. Sebagai decision maker yang mampu memilih teknologi yang tepat

dengan pertimbangan etika dan biaya. Sebagai komunikator yang mampu mempromosikan

gaya hidup sehat melalui komunikasi, informasi dan edukasi serta memberdayakan

masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Sebagai community leader yang mampu memperoleh kepercayaan, membangun

kesepakatan tentang kesehatan serta berinisiatif meningkatkan kesehatan bersama. Sebagai

manager yang mampu menggerakkan individu dan lingkungan demi kesehatan bersama

dengan menggunakan data yang akurat. Melalui pembangunan dokter dan masyarakat secara

individu maupun kolektif seperti di atas, diharapkan akan terbangun sistem pelayanan

kesehatan yang lebih sehat (safer system building), lebih murah serta lebih bermanfaat di

masa datang.2

Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung-jawab atas pemeliharaan kesehatan

masyarakat dalam wilayah kerjanya.

1. Wilayah Puskesmas3

6

Page 7: blok 26

Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor

kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya

merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas.

Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap

Puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu

ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas

Pembantu dan Puskesmas Keliling.

Khusus untuk Kota Besar dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja

Puskesmas bisa meliputi satu Kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah

penduduk 150 000 jiwa atau lebih, merupakan "Puskesmas Pembina" yang berfungsi sebagai pusat

rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.

2. Pelayanan Kesehatan Menyeluruh

Pelayanan Kesehatan yang diberikan di Puskesmas ialah pelayanan kesehatan yang

meliputi pelayanan:

- kuratif (pengobatan)

- preventif (upaya pencegahan)

- promotif (peningkatan kesehatan)

- rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan

golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.

3. Pelayanan Kesehatan Integrasi (terpadu)

Sebelum ada Puskesmas, pelayanan kesehatan di dalam satu Kecamatan terdiri dari Balai

Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Hygiene Sanitasi Lingkungan,

Pemberantasan Penyakit Menular dan lain sebagainya. Usaha-usaha tersebut masing-masing

bekerja sendiri dan langsung melapor kepada Kepala Dinas Kesehatan.

Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas), maka berbagai kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan bersama di bawah satu

koordinasi dan satu pimpinan.

4. Upaya kesehatan puskesmas

7

Page 8: blok 26

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni terwujudnya

Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan

upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau

dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya

kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:

1. Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk

peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus

diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:

a) Upaya Promosi Kesehatan

b) Upaya Kesehatan Lingkungan

c) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

d) Upaya Perbaikan Gizi

e) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

f) Upaya Pengobatan

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan

kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya

kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni:

a) Upaya Kesehatan Sekolah

b) Upaya Kesehatan Olah Raga

c) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

d) Upaya Kesehatan Kerja

e) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

f) Upaya Kesehatan Jiwa

g) Upaya Kesehatan Mata

h) Upaya Kesehatan Usia Lanjut

i) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

8

Page 9: blok 26

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya kesehatan

pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara

optimal, dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.

Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota. Dalam keadaan tertentu, upaya kesehatan pengembangan

puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

5. Azas penyelenggaraan puskesmas

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus

menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan

Puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi Puskesmas. Dasar pemikirannya adalah

pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi Puskesmas dalam menyelenggarakan

setiap upaya Puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan

pengembangan.

Azas penyelenggaraan Puskesmas yang pertama adalah pertanggungjawaban

wilayah. Dalam arti Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus

melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut:

a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga

berwawasan kesehatan

b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya

c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya

d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan

terjangkau di wilayah kerjanya.

Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh Puskesmas Pembantu,

Puskesmas Keliling, Bidan di Desa serta berbagai upaya kesehatan di luar gedung Puskesmas

lainnya (outreach activities) pada dasarnya merupakan realisasi dari pelaksanaan azas

pertanggung-jawaban wilayah.3

Azas penyelenggaraan Puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan masyarakat.

Dalam arti Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar

9

Page 10: blok 26

berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi

masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP).

Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka pemberdayaan

masyarakat antara lain:

a. Upaya Kesehatan lbu dan anak: Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita

(BKB)

b. Upaya Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD),

c. Upaya Perbaikan Gizi: Posyandu, Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi

(Kadarzi)

d. Upaya Kesehatan Sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali

murid, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)

e. Upaya Kesehatan Lingkungan: Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa

Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)

f. Upaya Kesehatan Usia Lanjut: Posyandu Usila, panti wreda

g. Upaya Kesehatan kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)

h. Upaya Kesehatan Jiwa: Posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat

(TPKJM)

i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional: Taman Obat Keluarga (TOGA),

Pembinaan Pengobat Tradisional (Battra)

j. Upaya Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan (inovatif): dana sehat, Tabungan Ibu

Bersalin (Tabulin), mobilisasi dana keagamaan.

Azas penyelenggaraan Puskesmas yang ketiga adalah keterpaduan. Untuk

mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang optimal,

penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika

mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan yang perlu

diperhatikan yakni Keterpaduan Lintas Program dan Keterpaduan Lintas Sektor.

Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyeleng-garaan berbagai

upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas

program antara lain:

1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan P2M,

Gizi, Promosi Kesehatan, Pengobatan,

2) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan lingkungan dengan

Promosi Kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja

10

Page 11: blok 26

dan kesehatan jiwa

3) Puskesmas Keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi, promosi

kesehatan, kesehatan gigi

4) Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, Gizi, P2M, kesehatan jiwa, promosi

kesehatan

Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan upaya

Puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari sektor terkait

tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh

keterpaduan lintas sektor antara lain:

1) Upaya Kesehatan Sekolah: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama

2) Upaya Promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian

3) Upaya Kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK, PLKB

4) Upaya Perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan, agama, koperasi, dunia usaha, PKK,

PLKB

5) Upaya Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan

dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi, dunia usaha,

organisasi kemasyarakatan

6) Upaya Kesehatan kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia usaha.3

Azas penyelenggaraan Puskesmas yang keempat adalah rujukan. Sebagai sarana

pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh Puskesmas terbatas.

Padahal Puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan

kesehatannya. Untuk membantu Puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan

tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya

Puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan.

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit atau

masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal batik, baik secara vertikal dalam arti

dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya,

maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.

11

Page 12: blok 26

Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas ada dua

macam rujukan yang dikenal yakni Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan dan Rujukan

Upaya Kesehatan Masyarakat.

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit. Apabila

suatu Puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka Puskesmas

tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal

maupun vertikal). Sebaliknya pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan

sederhana, dirujuk ke Puskesmas

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan

masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan, dan bencana. Rujukan

pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu Puskesmas tidak mampu

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya

kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu

Puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat dan atau tidak

mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka Puskesmas wajib merujuknya

ke dinas kesehatan kabupaten/kota.3

Problem Solving Cycle4

Siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) :

1. Analisis situasi

Merupakan langkah awal perencanaan yang bertujuan untuk identifikasi masalah dan

factor-faktor yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat tersebut dan potensi

organisasi yang dapat digunakan.

Kegiatan mengumpulkan dan memahami informasi tentang suatu situasi yang berguna

untuk menentapkan masalah.

2. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan prioritasnya

Dengan menggunakan pendekatan epidemiologi dapat diketahui distribusi penyakit

disuatu masalah

Di lapangan petugas kesehatan akan menghadapi berbagai masalah kesehatan

Karena perlu ditetapkan prioritas maslaah kesehatan

3. Menentukan tujuan program

Menentapkan langkah-langkah operasional program

Memantau dan mengevaluasi penatalaksanaan program

12

Page 13: blok 26

4. Mengkaji hambatan dan kelemahan program

Hambatan yang bersumber pada kemampuan organisasi

Hambatan yang terjadi pada lingkungan

5. Menyusun rencana kerja operasionil

Langkah-langkah dalam Problem Solving Cycle:

1. Menentukan prioritas masalah

2. Menentukan prioritas jalan keluar

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu :

a. Melakukan pengumpulan data

- Data umum

Data yang dihimpun meliputi keadaan umum wilayah kerja Puskesmas, misalnya

pembagian administratif, sosial, ekonomi, budaya dan lain sebagainya

- Data wilayah

Data yang dihimpun meliputi peta, luas wilayah, jumlah desa, jumlah RK/RW, jarak

desa ke Puskesmas, sarana komunikasi, dan lain sebagainya.

- Data penduduk

Data yang dihimpun meliputi jumlah seluruh penduduk, distribusi per desa dan per

RK/RW; menurut jenis kelamin dan golongan umur dengan penekanan pada distribusi

yang disesuaikan dengan sasaran program.

- Data sumber daya

b. Pengolahan data

c. Penyajian data

d. Pemilihan prioritas masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan berbagai masalah. Tidak semua masalah dapat

diselesaikan. Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah, dalam arti masalah yang

paling penting untuk diselesaikan. Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu

proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu

untuk menentukan urutasn masalah dari yang paling penting sampai dengan kurang

penting. Penetapan prioritas memerlukan perumusan masalah yang baik, yakni spesifik,

jelas ada kesenjangan yang serta dirumuskan secara sistematif.

13

Page 14: blok 26

Menentukan Prioritas MasalahDengan cara Delbecq masalah tersebut didiskusikan oleh anggota kelompok dengan saran

dari nara sumber. Cara Hanlon lebih sering digunakan, karena lebih sederhana dan setiap

anggota rapat Puskesmas dapat ikut berperan. Semua anggota rapat diminta memberikan nilai

terhadap masalah tersebut, melalui sistem skoring untuk masing- masing kriterianya.4,5

Kriteria yang dipakai untuk masing-masing masalah adalah

(a) Besarnya masalah

Penentuan score untuk besarnya masalah dilaksanakan dengan memberi nilai (0 - 10)

pada faktor-faktornya yaitu:

- persentase penduduk yang terkena

- biaya yang dikeluarkan per orang per bulan karena masalah tersebut

- kerugian yang dialami penduduk

(b) Tingkat kegawatan masalah

Penentuan score untuk kegawatan masalah dilaksanakan dengan memberi nilai (0 -10)

pada faktor-faktornya yaitu:

- tingkat keganasannya

- tingkat urgensinya

- kecenderungannya

(c) Kemudahan penanggulangan masalah

Penentuan kemudahan penanggulangan masalah dilaksanakan dengan memberi nilai (0,5-

1,5)

(d)PEARL factor yaitu untuk menentukan dapat atau tidaknya program tersebut

dilaksanakan.

Penentuan scorenya untuk masing-masing faktor dilaksanakan melalui voting (1 = ya, 0 =

tidak)

- P = Appropriatness (tepat guna)

- E = Economic Feasibility (secara ekonomi murah)

- A = Acceptability (dapat diterima)

- R = Resource Availability (tersedianya sumber)

- L = Legality (legalitas terjamin)

Hasil voting tersebut untuk masing-masing faktor kemudian dkalikan sehingga didapatkan

hasil akhir dari PEARL factor tersebut.

14

Page 15: blok 26

Score untuk masing-masing kriteria, kemudian ditabulasi dan dihitung hasil akhirnya

dengan memperhitungkan pembobotan (bila dirasakan perlu oleh Puskesmas). Dari hasil

perhitungan maka didapatkan peringkat masalah-masalah tersebut, untuk kemudian disusun

secara sistematis.

Evaluasi Program Puskesmas

1. Masukan (input)

Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam system dan terdiri dari untur tenaga

(man), dana (money), sarana (material), dan metoda (method) yang merupakan variable

dalam melaksanakan evaluasi program pemberantasan Demam Berdarah Dengue.

2. Proses (process)

Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam system dan terdiri dari unsure

perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan (activities), dan

pengawasan (controlling) yang merupakan variable dalam melaksanakan evaluasi

program Demam Berdarah Dengue.

3. Keluaran (output)

Kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam system

dari kegiatan pemberantasan DBD.

4. Dampak (impact)

Akibat yang ditimbulkan oleh keluaran dalam pemberantasan DBD, secara individual

maupun masyarakat luas.

5. Umpan Balik (feed back)

Kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari system dan sekaligus

sebagai masukan dalam program pemberantasan DBD

6. Lingkungan (environment)

Dunia luar yang tidak dikelola oleh system tetapi mempunyai pengaruh terhadap system.

15

Page 16: blok 26

Pendekatan sistemDibentuknya suatu sistem pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah

ditetapkan. Untuk terbentuknya sistem tersebut perlu dirangkai berbagai unsur atau elemen

sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara

bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan kesatuan. Apabila prinsip pokok atau cara

kerja sistem ini diterapkan pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi, maka

prinsip pokok atau cara kerja ini dikenal dengan nama pendekatan sistem (system approach).5

Pendekatan sistem adalah penerapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam

merencanakan suatu rangkaian komponen-komponen yang berhubungan sehingga dapat

berfungsi sebagai satu kesatuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari batasan tentang

pendekatan sistem ini, dengan mudah dipahami bahwa prinsip pokok pendekatan sistem

dalam pekerjaan administrasi dapat dimanfaatkan untuk dua tujuan. Pertama, untuk

membentuk sesuatu sebagai hasil dari pekerjaan administrasi. Kedua, untuk menguraikan

sesuatu yang telah ada dalam administrasi. Untuk tujuan yang terakhir ini, biasanya dikaitkan

dengan kehendak untuk menemukan masalah yang dihadapi, untuk kemudian diupayakan

mencari jalan keluarnya yang sesuai.5

Jika pendekatan sistem dapat dilaksanakan, akan diperoleh beberapa keuntungan, antara

lain :5

1. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan, dengan

demikian penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya selalu

terbatas, akan dapat dihindari.

2. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran sehingga dapat

dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.

3. Keluaran yang dilaksanakan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih tepat

dan objektif.

4. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program.

Sekalipun pendekatan sistem dapat menjamin lengkapnya suatu saran pemecahan yang

diajukan, bukan berarti pendekatan sistem tidak memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan

yang dipandang penting ialah dapat terjebak ke dalam perhitungan yang terlalu rinci,

sehingga menyulitkan pengambilan keputusan dan dengan demikian masalah yang dihadapi

tidak akan dapat diselesaikan.5

Kesimpulan

16

Page 17: blok 26

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan strata pertama yg memberi pelayanan

kesehatan dasar pada masyarakat. Puskesmas memiliki program kesehatan yang dimana

apabila program tersebut tidak mencapai target maka harus dilakukan evaluasi program

kesehatan tersebut.

Untuk mengatasi masalah di dalam puskesmas kita perlu memilih prioritas masalah

terlebih dahulu, kemudiaan menganalisanya, menentukan kesenjangan yang terjadi ( input,

proses, keluaran, lingkungan, dan sebagainya) kemudian mencari solusi yang tepat sehingga

masalah cakupan program puskesmas yang tidak terpenuhi dapat terselesaikan.

Daftar Pustaka

1. Kumalla P, Pendit BU. Manajemen pelayanan kesehatan primer. Edisi 2. Jakarta :

Penerbit buku Kedokteran EGC; 1999

2. Entjang, I. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penerbit PT. Citra Aditya Bakti. Bandung; 1997

3. Muninjaya GA. Manajemen kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;

1999

4. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: EGC;2009.h.227-

235.

5. Azwar A. Perencanaan program kesehatan. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi

ke-3. Jakarta. Binarupa Aksara; 1997.hal 200-06.

17