blog.umy.ac.idblog.umy.ac.id/.../2012/11/Tugas-Manajemen-Pendidikan.docxWeb viewTugas makalah ini...
-
Upload
trinhkhanh -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of blog.umy.ac.idblog.umy.ac.id/.../2012/11/Tugas-Manajemen-Pendidikan.docxWeb viewTugas makalah ini...
MAKALAH MANAJEMEN
“Koordinasi dalam Perspektif Manajemen Pendidikan”
Disusun oleh:
1. Pethit Aryo Wibisono (20100720054)
2. Khoti’atun (20100720060)
3. Evyyana Kurniyandari (20100720062)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2010/2011
KATA PENGANTARAssalammu’alaikum wr.wb
Assholatu wasalamu’ala asrofil anbiyai wal mursalin wa’ala alihi
asahbihi aj’main amma ba’du. Puji syukurkita haturkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kita
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan.Tak lupa
sholawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada Nabi kita
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju
zaman terang benderang.
Tugas makalah ini disusun sebagai tugas kelompok yang diberikan
dari dosen Mata kuliah Manajemen Pendidikan. Semoga makalah kami
dapat menambah ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan, Terutama
manajemen Pendidikan.
Maka dari itu, bila ada kesalahan dalam menjelaskan makalah
ini,Kita mohon maaf sebesar- besarnya.
Wassalammu’alaikum wr.wb
Yogyakarta, 20 oktober 2011
Penyusun
ii
DAFTAR ISIHalaman
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
PEMBAHASAN MATERI............................................................................................2
PENUTUP....................................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN1. Latar Belakang
Saat ini masih banyak orang yang tidak mengetahui betapa
pentingnya peranan koordinasi dalam kelangsungan organisasi. Sehingga
masih banyak kendala – kendala yang timbul akibat ketidak ketahuan
tersebut. Maka kami mencoba untuk menjelaskan pentingnya peranan
koordinasi dalam suatu organisasi, terutama dalam bidang pendidikan.
Karena kita sebagai calon pendidik, Kita besok juga akan berkoordinasi
dalam lingkiup dunia pendidikan.
2. Tujuan
Untuk menjadikan mahasiswa dan mahasiswi mengetahui betapa
pentingnya koordinasi dalam organisasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN MATERI1. Pengertian
Koordinasi adalah salah satu fungsi manajemen menurut Fayol dan Gulic dan
Urwick. Fungsi manajemen menurut Fayol adalah planning, commanding,
coordinate, cortrolling, (PCCC). Fungsi manajemen menurut Gulic dan Urwick
adalah planning,staffing,directing,coordinating,Reporting and Budgetting dengan
akronim POSDCoRB.
Organisasi menurut Gullick (1957) mengandung kau koordinasi,dengan
definisinya,” organisasi ialah alat saling hubungan satuan-satuan kerja yang
memberikan mereka kepada orang-orang yang di tempatkan dalam
struktur,wewenang sehingga pekerjaan dapat di koordinasikan oleh perintah para
atasan kepada para bawahan, yang menjangkau dari puncak sampai kebawah dari
seluruh organisasi.
Koordinasi menurut Chung dan Megginson (1981) dapat di definisikan
sebagai proses motivasi,memimpin,dan mengomunikasikan bawahan untuk
mencapai tujuan organisasi.Menurut Sutisna koordinasi adalah mempersatukan
sumbangan- sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain kea rah
tercapainya maksud maksud yang telah di tetapkan.Sedangkan menurut Anonim
(2003) koordinasi adalah suatu sistem dan proses interaksi untuk mewujudkan
keterpaduan,keserasian,dan kesederhanaan berbagai kegiatan inter dan antar
institusi-institusi di masyarakat melalui komunikasi dan dialog-dialog antar
berbagai individu dengan menggunakan sistem informasi manajemen dan
teknologi informasi.
Kesimpulan dari para pakar mengenai koordinasi adalah proses
mengintegrasikan (memadukan), mentinkronisasikan, dan menyederhanakan
2
pelaksanakan tugas yang terpisah pisah secara terus menerus untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien.
Koordinasi adalah bagian penting diantara anggota-anggota atau unit
organisasi yang pekerjaannya saling bergantung.Semakin banyak pekerjaan
individu - individu atau unit - unit yang berlainan tetapi erat hubungannya,
semakin besar pula kemungkinan terjadinya masalah – masalah
koordinasi.Misalnya,pengadaan perlengkapan sekolah oleh kepala sekolah harus
dikoordinasikan dengan staf disekolah sehingga tidak terjadi tumpang tindih.
Proses pendidikan yang baik dan bermutu tinggi,apabila pengoordinasian
input pendidikan dilakukan secara harmonis sehingga mampu menciptakan
suasana belajar-mengajar yang menyenangkan,mendorong motivasi belajar dan
bekerja,dan memperdayakan sumber daya pendidikan.
2. Tujuan dan Manfaat Koordinasi
Tujuan dan manfaat koordinasi antara lain sebagai berikut :
a. Untuk mewujudkan KISS (koordinasi,integrasi,sinkronisasi, dan
simplifikasi) agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan
efisien.
b. Memecahkan konflik kepentingan berbagai pihak yang terkait.
c. Agar menejer pendidikan mampu mengintegrasikan dan
mensinkronkan pelaksanaan tugas-tugasnya dengan stakeholders
pendidikan yang saling bergantungan, semakin besar
ketergantungan dari unit-unit, semakin besar pula kebutuhan akan
pengoordinasian.
d. Agar manajer pendidikan mampu mengoordinasikan pembangunan
sektor pendidikan dengan pengembangan sektor-sektor lainnya.
e. Agar menejer pendidikan mampu mengintregrasikan kegiatan
fungsional dinas pendidikan dan tujuan-tujuan dari unit organisasi
yang terpisah-pisah untuk mencapai tujuan bersama dengan
sumber daya yang terbatas secara efektif dan efisien.
f. Adanya pembagian kerja dimana semakin besar pembagian
kerja,semakin diperlukan pengoordinasian/penyerasian sehingga
3
tidak terjadi duplikasi atau tumpang-tindih pekerjaan yang
menyebabkan pemborosan.
g. Untuk mengembangkan dan memelihara hubungan yang baik dan
harmonis di antara kegiatan-kegiatan, baik fisik maupun nonfisik
dengan stakeholders.
h. Untuk memperlancar pelaksanaan tugas dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan dengan sumber daya pendidikan yang terbatas.
i. Mencegah terjadinya konflik interal dan eksternal sekolah yang
kontra produktif.
j. Mencegah terjadinya kekosongan ruang dan waktu.
k. Mencegah terjadinya persaingan yang tidak sehat.
3. Macam-macam koordinasi
Terdapat tiga macam keadaan yang saling bergantungan
(interdependence) diantara unit-unit organisasi,yaitu:
a Keadaan saling bergantungan yang disatukan (pooled interdependence) .
b Keadaan saling bergantungan saling berurutan (sequential inderpendence).
c Keadaan saling bergantungan timbale baik (reciprocal independence).
Yang dimaksud dengan keadaan saling bergantungan yang disatukan ialah
apabila individu-individu atau unit-unit organisasi tidak tergantung satu sama
lainnyauntuk melaksanakan tugasnya sehari-hari,tetapi bergantung kepada
pelaksanaan yang memadai dari masing-masing individu atau unit-unit organisasi
untuk kelangsungan hidupnya.Masing-masing bagian memberikan sumbangan
terpisah kepada keseluruhan dan dibantu oleh keseluruhan.
Contoh, kepala sekolah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan.,dan
Dinas Tenaga Kerja dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya siswa
disekolah.Kepala Sekolah akan berfungsi dalam keadaan saling bergantung
secara penuh kepada Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Dinas Tenaga
kerja.Meskipun demikian,pelaksanaan yang baik dari masing-masing dinas
diperlukan untuk kelangsungan hidup semua lembaga tersebut.
4
Yang dimaksud keadaan saling bergantungan berurutan ialah individu atau
suatu unit sekolah harus bertindak sebelum unit sekolah berikutnya atau lainnya
dapat bertindak.Contohnya:Penilaian kerja menanti pelaksanaan kerja
selesai,sedangkan pelaksanaan kerja menanti perencanaan kerja selesai.
Yang dimaksud dengan keadaan saling bergabtungan timbal baik ialah
individu-individu atau unit-unit sekolah saling bergantung dalam menyelesaikan
tugas-tugasnya.Contohnya: Untuk meningkatkan NEM siswa,SMP melaksanakan
PBM dengan sebaik-baiknya,bersamaan dengan itu kepala sekolah melalui bagian
perlengkapan menyediakan sarana-prasarana KBM nya untuk memenuhi guru-
guru dan siswa-siswanya.Dan pengurus BP-3 memotivasi orang tua atau wali siwa
agar mengawasi dan membina anak-anakny agar lebih giat belajar.
Koordinasi dapat dibedakan atas:
a Koordinasi hirarkis(vertical), yang dilakukan oleh pejabat pimpinan atau
suatu instansi terhadap pejabat atau instansinya di bawahnya.
b Koordinasi fungsional, yang dilakukan oleh pejabat atau suatu instansi
terhadap pejabat atau instansi lainny yang tugasnya saling berkaitan berdasarkan
asas fungsionalisasi.
Koordinasi fungsional horizontal dilakukan oleh seorang atau suatu instansi
terhadap pejabat atau instansi lain yang setingkat.Koordinasi fungsional diagonal
dilakukan oleh seorang pejabat atau instansi terhadap pejabat atau instansi lain
yang lebih rendah tingkatannya,tetapi bukan bawahannya.Koordinasi fungsional
territorial dilakukan oleh seorang pejabat atau instansi terhadap pejabat atau
instansi lainnya yang berada dalam suatu wilayah tertentu di mana semua urusan
yang ada dalam wilayah tersebut menjadi tanggung jawabnya.
5
4. Pendekatan Koordinasi
Terdapat tiga pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efektif dan efisien,
yaitu sebagai berikut :
a Menggunakan Teknik Manajemen yang Asasi
Masalah-masalah koordinasi yang sederhana sering dipecahkan
melalui penggunaan mekanisme manajerial yang asasi untuk mencapai
pengordinasian.Mekanisme koordinasi secara singkat diuraikan sebagai
berikut.
Hierarki Manajerial
Rangkaian komando organisasi merangkaikan hubungan-
hubungan di antara individu-individu dan unit-unit yang
diawasi.Dengan cara demikian akan membantu arus informasi dan
pekerjaan di antara unit-unit.
Peraturan dan Prosedur
Peraturan dan prosedur suatu organisasi dibuat untuk menangani
kejadian-kejadian sehari-hari sebelum hal-hal tersebut terjadi.Jika
peraturan dan prosedur tersebut diikiuti secara teratur maka bawahan
akan dapat mengambil tindakan secara tepat dan bebas, memberikan
lebih banyak waktu kepada atasan untuk mencurahkan perhatiannya
kepada kejadian-kejadian baru dan unik.
Rencana dan Tujuan
Rencana dan dan tujuan mencapai koordinasi harus menjamin
bahwa semua individu atau unit-unit mengarahkan dan mengerahkan
upaya-upayanya ke arah sasaran yang luas dan sama.
b Meningkatkan kesanggupan koordinasi
Jika unit lebih banyak dan lebih saling bergantung, maka
diperlukan lebih banyak informasi bagi organisasi untuk mencapai
tujuannya. Dengan demikian, kesang upan berkoordinasi juga harus
ditingkatkan.Apabila teknik-teknik manajemen asasi masih belum
cukup untuk meningkatkan koordinasi maka diperlukan kesanggupan
6
untuk berkoordinasi, baik dengan sistem vertikal maupun horizontal.
Sistem vertical ialah koordinasi yang dilakukan secara
hierarkis,sedangkan sistem horizontal ialah koordinasi yang dilakukan
dengan individu atau unit yang selevel.
c Mengurangi Kebutuhan Berkoordinasi
Cara mengurangi kebutuhan akan berkoordinasi,antara lain:
Menciptakan sumber-sumber tambahan.
Menciptakan unit-unit bebas.
Menciptakan sumber-sumber tambahn,yaitu memberikan
fasilitas kepada individu-individu atau unit-unit dalam memenuhi
kebutuhannya.Contoh : kepala sekolah ingin berkoordinasi dalam
penggunaan OHP yang terbatas bagi sejumlah guru.Dengan
menambah OHP sesuai Kebutuhan guru yang ada maka koordinasi
akan penggunaan OHP dapat dikurangi, bahkan dihilangkan.
Menciptakan unit-unit bebas ialah memberikan kebebasan
kepada individu atau unit-unit untuk berkreasi sehingga tidak perlu
lagi berkoordinasi. Contoh : kepala sekolah dibebaskan dalam
mengajukan proposal sekolah sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan sekolahnya masing-masing sehingga tidak perlu lagi
berkoordinasi dengan stakeholders-nya.
5. JENIS KOORDINASI
a) Koordinasi Vertikal
Koordinasi yang dilakukan oleh kepala sekolah kepada atasannya dan
kepada bawahannya. Contohnya koordinasi kepala sekolah dengan kepala
Dinas Pendidikan dan bawahannya.
b) Koordinasi Fungsional
Koordinasi antar kepala sekolah dengan kepala sekolah lainnya yang
tugasnya saling berkaitan satu sama lain berdasrkan asas fungsional.
Koordinasi fungsional di bagi menjadi 3 macam koordinasi : koordinasi
fungsinoal horizontal, diagonal, dan teritorial.
7
c) Koordinasi Institusional.
Koordinasi ini sering digunakan kepala sekolah dengan beberapa instansi
untuk menangani satu urusan tertentu yang bersangkutan. Contohnya
untuk urusan kepegawaian, kepala sekolah berkoordinasi dengan Kepala
Bidan Kepegawaian Daerah dan Kepala Badan Diklat Daerah.
6. PRINSIP KOORDINASI
Kesamaan : sama dalm visi, misi, dan langkah – langkah untuk
mencapai tujuan bersama (sense of purpose).
Orientasikan : titik pusatnya adalah sekolah sebagai coordinator yang
simpul – simpulnya stakeholders sekolah.
Organisasikan : harus berada dalam satu paying (terorganisasi)
sehingga sikap egosektoral dapat dihindari.
Rumusan : nyatakan secara jelas wewenang, tanggung jawab, dan
tugas masing – masing agar tidak saling tumpang tindih.
Diskusikan : cari cara efektif, efisien, dan komunikatif dalam
berorganisasi.
Informasikan : segala apa yang terjadi dalam organisasi dari diskusi
dan putusan rapat mengalir cepat ke semua pihak dalam jaringan system
koordinasi.
Negoisasikan : merundingkan untuk mencari kesepakatan, dalam hal
ini jangan ada yang di rugikan.
Atur waktu : rencana koordinasi harus di patuhi, agar organisasi
berjalan dengan baik.
Solusikan : masalah yang ada harus segera di selesaikan dan di
pecahkan semua stakeholders.
Insafkan : setiap stakeholders harus memiliki laporan tertulis yang
lengkap.
Dalam hal ini prinsip prinsip koordinasi sering disingkat KOORDINASI.
8
7. KARAKTERISTIK KOORDINASI YANG EFEKTIF.
Tujuan koordinasi berjalan dengan baik dan memuaskan semua pihak
yang terkait di dalamnya.
Koordinator sangat proaktif dan stakeholders kooperatif.
Tidak ada yang mementingkan diri sendiri atau kelompoknya.
Tidak terjadi tumpang tindih dalam menjalankan tugas.
Berkomitmen.
Tidak merugikan pihak yang berkoordinasi.
Pelaksanaan tepat waktu.
Semua masalah terpecahkan.
Tersedia laporan tertulis.
8. KOORDINASI SUMBER DAYA PENDIDIKAN DALAM MENCAPAI
TUJUAN PENDIDIKAN.
A. Koordinasi Proses Belajar Mengajar.
B. Koordinasi Kesiswaan.
C. Koordinasi Ketenagaan.
D. Koordinasi Keuangan.
E. Koordinasi Sarana dan Prasarana.
9. KOORDINASI SEKTOR PENDIDIKAN DENGAN PENGMBANGAN
SEKTOR – SEKTOR LAIN.
a. Kepala Dinas Kesehatan.
b. Dinas Tenaga Kerja.
c. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
d. Kepala Dinas Tenaga Kerja.
e. Kepala Pemberdayaan Masyarakat.
f. Kepala Dinas Pekerjaan Umum.
g. Kepala Dinas Koperasi.
h. Kepala Dinas Lingkungan Hidup.
i. Kepala Kepolisian.
j. Departement Agama.
9
10. PERSIAPAN INPUT MANAJEMEN UNTUK MENGELOLA SUMBER
DAYA PELAKSANA
a. Kebijakan, Tujuan, dan Sasaran Sekolah
b. Rencana kerja
c. Prosedur kerja
d. Rapat
e. Taklimat ( Briefing )
f. Surat Keputusan Bersama/Surat Edaran Bersama
g. Tim, Paqnitia, Satuan Tugas (Satgas), Kelompok Kerja, danGugus
Tugas
h. Komite Sekolah dan Pendidikan.
11. KOORDINASI PERMASLAHAN KETATALAKSANAAN.
Permaslahan ketatalaksanaan yang perlu dikoordinasikan antara lain
permasalahan pembagian pekerjaan.
Ada empat macam diferensiasi yang menjadi masalah dalam
pengoordinasikan, yaitu :
A. Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan.
a. Perbedaan dalam orientasi waktu.
B. Perbedaan dalam orientasi interperosional.
C. Perbedaan dalam formalitas struktur.
Masalah-masalah pengoordinasi dibagi dua,yaitu :
1) Situasi Organisasi
apabila subsistem-subsistem organisasi menyilang batas-
batas bagian.
Apabila kegiatan-kegiatan yang saling bergantungan
mempunyai jadwal waktu yang berlainan.
Apabila jarak geografis diantara bagian-bagian sangat jauh.
10
Faktor Manusia
Persaingan Sumber Daya
Perbedaan dalam Status dan Arus Pekerjaan
Tujuan-Tujuan Bertentangan
Pandangan, Sikap, dan Nilai yang Berbeda
12. PRAKTIK KOORDINASI
Koordinasi adalah sebuah kata yang mudah diucapkan, tetapi suliy
dilaksanakan. Koordinasi di bidang pendidikan terutama penggunaan
fasilitas bersama yang masih belum berjalan baik. Misalnya, setiap jurusan
punya laboratorium komputer. Penggunaannya jarang memperhitungkan
use factor. Ada kecenderungan lebih banyak menganggurnya daripada
dipakai sehingga terjadilah pemborosan. Contohnya, penggunaan fasilitas
bengkel milik pemerintah.
Demikian pula dalam perencanaan ketenagakerjaan, tampaknya
belum ada koordinasi antara kebutuhan tenaga kerja terdidik dari
Departemen Tenaga Kerja, Dinas Tenaga Kerja di daerah, dengan
Departemen Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan di daerah.
Contohnya, tidak ada data yang pasti tentang jumlah sarjana yang
dibutuhkan ( demand ) di Indonesia untuk 5 sampai 10 atau 20 tahun ke
depan dari Departemen Tenaga Kerja dan Dinas Tenaga Kerja di daerah.
Koordinasi data pendidikan juga belum baik, buktinya, data
pendidikan penduduk yang ada di BKKBN berbeda dengan yang ada di
Badan Pusat Statistik, dan keduanya berbeda pula dengan data yang ada di
Depdiknas.
Husaini Usman (1997 : 15) menyatakan bahwa masalah
nrendahnya koordinasi tampak dari adanya gejala bahwa masing-masing
yang terlibat dengan dunia pendidikan masih berjalan sendiri-sendiri.
Koordinasi di bidang pembangunan juga belum baik. Buktinya, jalan yang
baru selesaikan Dinas Pekerjaan umum, dibongkar kembali oleh Telkom
untuk memasang kabel. Maka pada jalan yang sama sampai terjad bongkar
11
pasang. Setiap bongkar dan pasang membutuhkan waktu, tenaga, dana dari
rakyat yang tidak sedikit ( Husaini usman, 1997: 15).
13. Hasil RISET
Suyanto, dkk. (1995:198) menemukan bahwa para pengusahadi
dunia usaha dan industri tidak senang berkoordinasi dengan pihak Kepala
SMK dalam rangka PSG. Untuk mengatasi kurang baiknya koordinasi
antara kepala SMK dengan para pengusaha di dunia usaha dan industri,
penelitian Mutaqin,dkk. (1995: 244) menemukan bahwa para pengusaha di
dunia usaha dan industri dan para kepala SMK mengharapkan adanya
peraturan perundang-undangan yang mengatur koordinasi antara SMK
dengan dunia usaha dan dunia industri. Penelitian Herminarto,dkk.
(1995:201) bahwa secara formal belum ada koordinasi antara para kepala
SMK dengan para pengusaha dunia usaha dan dunia industri.
Sunaryo,dkk. (1996:25) menemukan bahwa para pengusaha di dunia
usaha dan dunia industri kurang senangkoordinasi (PSG) karena merasa
hanya direpotkan dan tidak memberikan keuntungan finansial bagi
perusahaan atau industrinya. Menurut I.W. Djatmiko (1996:15)
menunjukkan bahwa kondisi pengajaran di Sekolah Menengah Kejuruan
dalam melaksanakan P8endidikan Sistem Ganda masih kurang
memuaskan segala pihak yang terkait karena masih kurangnya koordinasi
antara pihak SMK dengan dunia usaha dan dunia industri.
12
BAB III
PENUTUPA. Kesimpulan
Melalui penjabaran diatas kita dapat mengetahui, apakah
koordinasi itu dan peranannya dalam organisasi. Koordinasi mempunyai
peranan yang penting dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Jika
koordinasi antar kelompok atau individu baik maka yang akan didapat
akan baik pula. Jika kurang koordinasinya maka hasilnya kurang
memuaskan.
Kesimpulan dari para pakar mengenai koordinasi adalah proses
mengintegrasikan (memadukan), mentinkronisasikan, dan
menyederhanakan pelaksanakan tugas yang terpisah pisah secara terus
menerus untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Tujuan dan manfaat koordinasi antara lain sebagai berikut:
a) Untuk mewujudkan KISS (koordinasi,integrasi,sinkronisasi, dan simplifikasi)
b) Memecahkan konflik kepentingan berbagai pihak yang terkaitc) Agar menejer pendidikan mampu mengintegrasikan dan
mensinkronkan pelaksanaan tugas-tugasnya d) Agar manajer pendidikan mampu mengoordinasikan pembangunan
sektor pendidikane) Agar menejer pendidikan mampu mengintregrasikan kegiatan
fungsional dinas pendidikan dan tujuan-tujuan dari unit organisasi f) Adanya pembagian kerja dimana semakin besar pembagian
kerja,semakin diperlukan pengoordinasian/penyerasiang) Untuk mengembangkan dan memelihara hubungan yang baik dan
harmonis h) Untuk memperlancar pelaksanaan tugas dalam rangka mencapai tujuan
pendidikani) Mencegah terjadinya konflik interal dan eksternal sekolah yang kontra
produktif.
j) Mencegah terjadinya kekosongan ruang dan waktu.
13
k) Mencegah terjadinya persaingan yang tidak sehat.
Macam-macam koordinasi
a. Keadaan saling bergantungan yang disatukan (pooled interdependence)
b. Keadaan saling bergantungan saling berurutan (sequential
inderpendence).
c. Keadaan saling bergantungan timbale baik (reciprocal independence).
Koordinasi dapat dibedakan atas:
a) Koordinasi hirarkis(vertical),
b) Koordinasi fungsionalJENIS KOORDINASI
a. Koordinasi Vertikal
b. Koordinasi Fungsional
c. Koordinasi Institusional.
PRINSIP KOORDINASIa) Kesamaan
b) Orientasikan
c) Organisasikan
d) Rumusan
e) Diskusikan
f) Informasikan
g) Negoisasikan
h) Atur waktu
i) Insafkan
j) Solusikan
KARAKTERISTIK KOORDINASI YANG EFEKTIF.
Tujuan koordinasi berjalan dengan baik dan memuaskan semua pihak
yang terkait di dalamnya.
Koordinator sangat proaktif dan stakeholders kooperatif.
Tidak ada yang mementingkan diri sendiri atau kelompoknya.
Tidak terjadi tumpang tindih dalam menjalankan tugas.
Berkomitmen.
Tidak merugikan pihak yang berkoordinasi.
14
Pelaksanaan tepat waktu.
Semua masalah terpecahkan.
Tersedia laporan tertulis.
KOORDINASI SUMBER DAYA PENDIDIKAN DALAM
MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN.
a. Koordinasi Proses Belajar Mengajar.
b. Koordinasi Kesiswaan.
c. Koordinasi Ketenagaan.
d. Koordinasi Keuangan.
e. Koordinasi Sarana dan Prasarana
15