blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2013/03/TUGAS-M-1-STELA.docx · Web viewTugas M-1 Survey Tanah...

20
Tugas M-1 Survey Tanah dan Evaluasi Lahan (STELA) 2013 NAMA : ANNISAA RAH MAWATI NIM : 115040201111063 KELAS : C – AGROEKOTEKNOLOGI 1. Peta skala besar dan skala kecil? Beri contoh masing-masing? Apa saja yang berbeda? Jawab: Peta Skala Besar adalah peta yang berskala antara 1:5.000 sampai dengan 1:250.000. Peta ini berfungsi untuk menggambar wilayah yang relatif sempit seperti kelurahan, kecamatan dan seterusnya. Peta skala besar memiliki tingkat detail yang lebih tinggi dibandingkan dengan peta skala kecil. Peta Skala besar merujuk kepada nisbah yang digunakan untuk jarak atau keluasan yang kecil, supaya objek kelihatan lebih besar. Peta skala besar dapat dilihat dari semakin kecil angka pembandingnya, maka akan semakin besar skala petanya. Misalnya: percobaan pertanian, untuk mempelajari variabilitas respon tanaman terhadap pemupukan atau perlakuan tertentu dan pengamatannya > 2 per ha. Contoh peta skala besar: Peta Tanah Semi Detail : skala 1:50.000

Transcript of blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2013/03/TUGAS-M-1-STELA.docx · Web viewTugas M-1 Survey Tanah...

Tugas M-1 Survey Tanah dan Evaluasi Lahan (STELA) 2013

NAMA : ANNISAA RAH MAWATI

NIM: 115040201111063

KELAS: C – AGROEKOTEKNOLOGI

1. Peta skala besar dan skala kecil?

· Beri contoh masing-masing?

· Apa saja yang berbeda?

Jawab:

· Peta Skala Besar adalah peta yang berskala antara 1:5.000 sampai dengan  1:250.000. Peta ini berfungsi untuk menggambar wilayah yang relatif sempit  seperti kelurahan, kecamatan dan seterusnya. Peta skala besar memiliki tingkat detail yang lebih tinggi dibandingkan dengan peta skala kecil. Peta Skala besar merujuk kepada nisbah yang digunakan untuk jarak atau keluasan yang kecil, supaya objek kelihatan lebih besar. Peta skala besar dapat dilihat dari semakin kecil angka pembandingnya, maka akan semakin besar skala petanya. Misalnya: percobaan pertanian, untuk mempelajari variabilitas respon tanaman terhadap pemupukan atau perlakuan tertentu dan pengamatannya > 2 per ha. Contoh peta skala besar:

Peta Tanah Semi Detail : skala 1:50.000

· Peta Skala Kecil adalah peta yang berskala antara 1:500.000 sampai dengan 1:1000.000. Salah satu peta skala kecil adalah peta tanah eksplorasi yang bertujuan untuk menggambarkan sebaran tanah secara umum untuk penyusunan atlas nasional, dan tidak untuk keperluan praktis,karna informasi tentang sifat-sifat tanah sangat minim.Peta ini di buat dengan survei sepanjang jalan menggunakan helikopter pada tempat-tempat tertentu yang di duga tanahnya berbeda, dilakukan dengan bantuan IFU atau citra satelit dengan insensitas pengamatan di lapangan sangat rendah. Peta skala kecil pula digunakan untuk merujuk kepada nisbah yang digunakan untuk kawasan yang luas. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif luas, misalnya peta negara, benua bahkan dunia. Peta ini dapat dilihat dari semakin besar pembandingnya, maka akan semakin kecil skala petanya. Contoh Peta Skala Kecil :

· Perbedaan antara peta skala besar dan peta skala kecil adalah penyajian, tujuan (intensitas pengamatan) dan teknik pelaksanaanya. Selain itu, peta skala besar mencakup daerah yang terbatas namun jarak antar titik di peta lebih lebar. Informasi yang diberikan lebih detail. Angka pembanding pada skalanya kecil. Simbol pada peta skala besar juga lebih jelas dan beragam sesuai dengan ragam informasi yang disajikan. Sedangkan peta skala kecil mencakup daerah yang lebih luas namun jarak antar titik di peta pendek dan informasi yang diberikan hanya secara umum, tidak mendetail.

2. Survei Tanah Bertujuan UMUM dan KHUSUS?

· Beri Contoh masing-masing

· Apa kelebihan dan kekurangan masing-masing

Jawab:

· Survei tanah bertujuan Umum berfungsi untuk memberikan data sebagai dasar interprestasi untuk berbagai penggunaan yang berbeda. Contohnya yaitu : pembuatan peta pedologi yang menyajikan sebaran satuan-satuan tanah yang ditentukan menurut morfologi serta data sifat fisik, kimia, dan biologi yang dikumpulkan di lapangan dan laboratorium dan sebagai dasar untuk melakukan riset yang berkaitan dengan hubungan tanah tanaman.

Kelebihan dan kelemahan dari survei tanah tujuan umum

· Kelebihan dari survei tanah tujuan umum ini sangat bermanfaat untuk di terapkan pada wilayah-wilayah yang masih belum berkembang, yang faktor fisik lingkungannya (potensi penggunaan lahannya ) belum banyak di ketahui. Selain itu kisaran penggunaan lahan yang di gunakan sangat luas, meliputi penggunaan untuk pertanian dan non pertanian

· Kelemahan survei tanah tujuan umum ini yaitu pada kisaran penggunaan lahan yang di gunakan sangat luas, meliputi penggunaan untuk pertanian dan non pertanian sehingga informasi dasar tentang tanah harus di kumpulkan sebelum di lakukan pengambilan keputusan penggunaan lahan yang menguntungkan.

· Survei tanah untuk tujuan khusus, survei tanah ini dilakukan apabila tujuannya telah diketahui sebelumnya dan bersifat spesifik, misalnya untuk irigasi reklamasi lahan atau penanaman jenis tanaman tertentu. Survei tanah tujuan khusus dapat dilakukan asalkan penggunaanya dikemukakan secara jelas. Contoh survei tanah untuk tujuan khusus yaitu sebagai pengembangan irigasi, sebagai analisis contoh tanah, sebagai pengingat sifat-sifat tanah yang terkait telah diketahui serta nilai-nilai pembatas masing-masing faktor yang akan digunakan telah ditentukan.

Kelebihan dan kelemahan dari survei tanah tujuan khusus

· Kelebihan dari survei tanah tujuan khusus sangat bermanfaat apabila mencantumkan informasi tentang daerah tersebut berikut dengan penggunaan lahan yang berpotensi untuk dikembangkan telah di ketahui, sehingga penggunaan khusus dapat digunakan.

· Kelemahan dari survei tanah tujuan khusus ketidakmampuannya dalam memenuhi semua tujuan atau keperluan,tidak seperti yng berlaku pada survei bertujuan umum.

3. Siapa saja pengguna survei tanah? Jelaskan secara detil apa yang dimaksud. Misalnya mengapa petani bisa memutuskan apa yang sebaiknya dilakukan atas tanahnya menggunakan hasil survei tanah. dstnya

Jawab:

· Pengelola Lahan, yaitu petani, peternak, pengelola hutan dan pengelola perkebunan.Kelompok ini akan memutuskan apa yang sebaiknya di lakukan untuk lahannya, misalnya untuk apa dan bagaimana sistem penggelolaanya yang tepat.

· Penyuluh lapangan, kelompok ini bertugas memberikan penyuluhan kepada pengelolaan yang lahan.

· Industri jasa yang berhubungan dengan penggunaan lahan, misalnya lembaga pemberi kredit,bank,dan kelompok investor. Kelompok ini memfasilitasi penggunaan lahan dan membutuhkan informasi apakah lahan tersebut akan menghasilkan dan menguntungkan secara ekonomi.

· Perencana penggunaan lahan pedesaan lahan pedesaan dan perkotaan. Kelompok perencana ini merekomendasikan atau memfasilitasi jenis-jenis penggunaa lahan tertentu di daerah lahan yang berbeda.

· Lembaga pengendali penggunaan lahan, merupakan kelompok perencana penggunaan lahan dengan kewenangan khusus untuk mengatur penggunaan lahan. Sebagi contoh, di Belanda jumlah pupuk kandang yang boleh di berikan setiap hektar di tentukan oleh jenis tanah untuk menghindari polusi air tanah.

· Badan otoritas pajak, di beberapa negara,pajak atas lahan di dasarkan pada produksi potensi lahan. Semakin subur tanah semakin tinggi pajak yang harus di bayar oleh pemilik lahan tersebut.

· Pakar dalam bidang rekayasa, ahli-ahli dalam bidang rekayasa memerulkan hasil surevei tanah untuk menentukan apa yang harus di perhatikan dalam pembangunan gedung, jalan maupun pipa-pipa saluran minyak dan gas bumi agar tidak mudah mengalami korosi.

· Pengelola lingkungan yang menggunakan tanah sebagai unsur ekologi landskap. Hasil survei tanah dapat menunjukan lokasi-lokasi dalam suatu daerah yang memiliki resiko tinggi jika di gunakan untuk kepentingan tertentu.

· Peneliti, mengkaji tanggapan lahan terhadap pengguna lahan dan strategis pengelolaannya.Termasuk dalam kelompok ini adalah peneliti pada plot percobaan yang berharap bahwa satuan tanah yang berbeda akan memberikan tanggapan ( respon ) yang berbeda pula terhadap macam penggeloalaan yang di terapkan.

4. Pertanyaan apa saja yaang bisa dijawab dari hasil survei tanah?

Jawab:

a. Menyimpulkan keseluruhan daerah kajian.

- Apa kelas (taksa) tanah yang di jumpai di daerah yang di kaji?

- Bagaimana propinsi masing-masing kelas yang ada di daerah tersebut?

- Berapa persen dari daerah tersebut yang di duduki oleh tanah dengan sifat-sifat tertentu? (misalnya tanah yang berbatu pada kedalaman <50 cm).Kelompok pertanyaan pertama ini hanya memerlukan prosedur pengambilan contoh secara statistik dan memerlukan peta. Pertanyaan ini hanya bermanfaat untuk memberikan informasi di tingkat nasional.

Pada lokasi tertentu pada suatu daerah yang di pilih.

- Apa kelas (taksa) tanah pada lokasi tersebut ?- Bagaimana sifat tanah pada lokasi tersebut?- Bagaimana pola spesial dari kelas tanah pada dan di sekitar lokasi tersebut?- Bagaimana pola spesial dari sifat-sifat tanah pada atau di sekitar lokasi tersebut? Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus diajukan oleh pihak penggelola lahan yang sudah memeiliki atau yang sedang mengelola daerah tertentu serta pihak perencana yang telah mengidentifikasi daerah tertentu yng akan di rancang penggunaan lahannya.

c. Memilih lokasi daerah yang diinginkan.

- Dimana lokasi kelas-kelas ( taksa ) tanah tertentu misalnya Mollisol di daerah tersebut dapat dijumpai ?

- Dimana lokasi tanah-tanah yang memiliki sifat-sifat tertentu misalnya yang berdrainasi baik, KB > 50%, tidak berkrikil dan lain-lain, yang berdekatan dengan tanah yang memiliki drainase buruk, KB > 50%, dekat sumber air dan lain-lain dapat dijumpai?Kelompok pertanyaan di atas harus di jawab oleh pihak perencanaan atau pengguna lahan yang akan mencari dan menggunakan lahan sesuai dengan kebutuhan mereka. Lahan tersebut dapat berupa lahan yang sudah dimiliki atas telah dikelola atau bisa juga berupa lahan yang dicari untuk dikelola.

5. Ada Berapa kategori dalam Soil Taxonomy. Apa kaitannya dengan Peta Tanah?

Dalam sistem Taksonomi Tanah USDA, terdapat 6 kategori yang tersusun secara berhiraki yaitu:

· Ordo : Proses pembentukan tanah seperti yang ditunjukkan oleh ada tidaknya horizon penciri serta jenis horizon penciri yang ada (12 taksa).

· Sub-ordo : keseragaman genetik, misalnya ada tidaknya sifat-sifat tanah yang berhubungan dengan pengaruh air,rezim lengas tanah, bahan induk utama, pengaruh vegetasi, tingkat dekomposisi bahan organik (64 taksa)

· Group : kesamaan jenis, susunan dan perkembangan horizon, kejenuhan basa, suhu lengas, tanah ada tidaknya lapisan-lapisan penciri lain seperti fragipan, duripan.

· Sub-group : 1. Sifat-sifat inti dari gorup; 2. Sifat-sifat tanah peralihan; 3. Sifat-sifat tanah peralihan ke bukan tanah.

· Famili : Sifat-sifat penting untuk pertanian atau bidang rekayasa. Sifat yang sering digunakan sebagai pembeda antara lain adalah : sebaran besar butir, susunan mineral liat, kelas aktivitas tukar kation, rezim suhu tanah.

· Seri : Jenis dan susunan horizon, warna, tekstur, struktur, konsistensi, reaksi tanah, sifat-sifat kimia dan mineralogi masing-masing horizon.

· Kaitan antara kategori dalam taksonomi tanah dengan peta tanah adalah untuk membantu mendeskripsi dan mengklasifikasikan profil-profil tanah pada lokasi di daerah survei, dan mempermudah dalam pembuatan peta tanah.

6. Cari contoh peta Tanah dan Peta Evaluasi Lahan dari Internet. Apa yg berbeda. Mana yg lebih bermanfaat bagi:(a) petani,(b) peneliti(c) konsultan perkebunan,(d) mahasiswa

a. Peta Tanah

Peta tanah adalah peta yang dibuat untuk memperlihatkan sebaran taksa tanah dalam hubungannya dengan kenampakan fisik dan budaya dari permukaan bumi. Peta ini dilengkapi dengan legenda yang secara singkat menerangkan sifat-sifat tanah dari masing-masing satuan peta. Peta tanah biasanya disertai dengan “Laporan Pemetaan Tanah” yang menerangkan lebih lanjut sifat-sifat kemampuan tanah yang digambarkan dalam peta tanah tersebut.

Jenis-jenis peta tanah

1. Peta Tanah Bagan

Peta tanah bagan (Skala 1 : 2.500.000 Atau Lebih Kecil); fungsi dari peta ini untuk memberikan petunjuk kasar mengenai penyebaran jenis-jenis tanah.

2. Pata Tanah Eksplorasi (Skala 1 : 1.000.000 – 1 : 2.500.000); peta tanah eksplorasi berfungsi untuk memberikan gambar kemungkinan penelitian terarah, menunjukkan potensi sumberdaya alam (tanah), adanya problem area suatu daerah serta kemungkinan pengembangan daerah.

3. Peta Tanah Tinjau (Skala 1 : 100.000 – 1 : 250.000); peta tanah tanah tinjau berfungsi memberikan keterangan lebih lanjut tentang jenis tanah suatu wilayah untuk keperluan tertentu.

4. Peta Tanah Semi Detil (Skala 1 : 25.000 – 1 : 100.000); peta tanah semi detil berfungsi untuk pelaksanaan-pelaksanaan tertentu dari suatu wilayah yang luasnya dibatasi pada maksud tersebut. Peta ini dapat menggambarkan lebih jelas legi mengnai hal-hal yang dalam peta tanah eksplorasi atau peta tinjau belum disajikan (jelaskan).

5. Peta Tanah Detil (Skala 1 : 5.000 – 1 : 25.000); peta tanah detil berfungsi untuk proyek-proyek khusus misalnya proyek trasmigrasi, rencana pengairan, kebun percobaan dan sebagainya.

b. Peta evaluasi lahan.

Peta tematik adalah peta yang menggambarkan tujuan yang diinginkan dari awal pembuatan peta. Fungsinya memberi gambaran yang jelas terhadap tujuan yang khusus. Seperti peta budaya yang hanya menggambarkan lokasi-lokasi tertentu yang erat kaitannya dengan sejarah masa lalu. Contoh peta tematik adalah peta tata guna lahan, peta batas wilayah, dan sebagainya.

· Perbedaan peta tanah dan peta evaluasi lahan

Peta Tanah

a. Memperlihatkan distribusi taksa tanah

b. Berhubungan dengan kenampakan fisik dan budaya dari permukaan bumi

Peta evaluasi lahan

a.Memperlihatkan peta tata guna lahan

b. Berkaitan dengan peta batas wilayah dan peta tata guna lahan

Apa yang bermanfaat peta tanah dan peta evaluasi lahan bagi:

a) Petani : peta evaluasi lahan

Para petani sangat membutuhkan peta evaluasi lahan memperlihatkan tata guna lahan yang sangat berkaitan dengan kesesuaian tanah terhadap komoditas pertanian yang ditanam.

b) Peneliti : peta tanah dan peta evaluasi lahan

Para peneliti, terutama peneliti tanah sangat membutuhkan kedua jenis peta tersebut. Hal ini sangat membantu dalam penelitian yang dilakukan, yang dimana peneliti tersebut tidak hanya membutuhkan peta tanah saja atau peta evaluasi lahan saja. Kedua jenis peta ini akan sangat membantu peneliti dalam mengembangkan hasil penelitiannya serta dapat membantu dalam penelitian yang dilakukan.

c) Konsultan perkebunan : peta tanah

Konsultan perkebunan sangat memerlukan peta tanah yang sangat membantu mengetahui sejauh mana perkebunan tersebut dapat ditanami jenis tanaman perkebunan sesuai dengan jenis tanahnya.

d) Mahasiswa.: peta tanah dan peta evaluasi lahan.

Karena mahasiswa, terutama mahasiswa pertanian sangat membutuhkan peta tanah dan peta evaluasi lahan. Kedua peta ini dapat sangat membantu dalam mengembangkan studi mengenai tanah, dimana sangat erat kaitannya dalam menentukan kesesuaian komoditi yang akan ditanam dengan jenis tanah yang tersedia serta mencocokkan cara pengolahan lahan terhadap tanah.

7. Cari contoh deskripsi profil tanah (dr Internet), yang lengkap dengan data hasil analisis tanahnya (data laboratorium). Tiap kelompok beda Ordo Tanah : (Kel: 1. Inceptisol, 2, Vertisol, 3. Mollisol, 4. Alfisol, 5. Andisol, 6. Ultisol, 7. Oxisol, 8. Spososol, 9. Histosol, 10. Entisol.

KELOMPOK 10:APRI ADITYA DANANG 115040201111052

ALDITA ADIN NUGRAHA115040201111058

ANNISAA RAHMAWATI115040201111063

ANUFA I. K115040201111274

ORDO TANAH : ENTISOL

(ENTISOLS)

A. Karakteristik Tanah Entisol

Secara umum jenis tanah entisol merupakan tanah yang masih sangat muda yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tanah ini dulu disebut dengan tanah Aluvial atau Regosol. Tanah entisol dicirikan oleh kenampakan yang kurang muda dan tanpa horison genetik alamiah, atau juga mereka hanya mempunyai horison-horison permulaan. Pengertian Entisol adalah tanah-tanah dengan regolit dalam atau bumi tidak dengan horison, kecuali mungkin lapis bajak. Beberapa Entisol, meskipun begitu mempunyai horison plaggen, agrik atau horizon E (albik), beberapa mempunyai batuan beku yang keras dekat permukaan

Entisol dicirikan oleh bahan mineral tanah yang belum membentuk horizon pedogenik yang nyata, karena pelapukan baru diawali, atau hasil bahan induk yang sukar lapuk seperti pasir kuarsa, atau terbentuk dari batuan keras yang larutnya lambat seperti batu gamping, atau topografi sangat miring sehingga kecepatan erosi melebihi pembentukan horizon pedogenik, atau pencampuran horizon oleh pengolahan tanah atau hewan. Profil tanahnya tidak memperlihatkan translokasi bahan (Darmawijaya, 1990). Entisol mempunyai kadar lempung dan bahan organik rendah, sehingga daya menahan airnya rendah, struktur remah sampai berbutir dan sangat sarang, hal ini menyebabkan tanah tersebut mudah melewatkan air dan air mudah hilang karena perkolasi.

Di Indonesia tanah Entisol banyak diusahakan untuk areal persawahan baik sawah teknis maupun tadah hujan pada daerah dataran rendah. Tanah ini mempunyai konsistensi lepas-lepas, tingkat agregasi rendah, peka terhadap erosi dan kandungan hara tersediakan rendah. Potensi tanah yang berasal dari abu vulkan ini kaya akan hara tetapi belum tersedia, pelapukan akan dipercepat bila terdapat cukup aktivitas bahan organik sebagai penyedia asam-asam organik.

Entisol mempunyai kejenuhan basa yang bervariasi, pH dari asam, netral sampai alkalin, KTK juga bervariasi baik untuk horison A maupun C, mempunyai nisbah C/N < 20% di mana tanah yang mempunyai tekstur kasar berkadar bahan organik dan nitrogen lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang bertekstur lebih halus. Hal ini disebabkan oleh kadar air yang lebih rendah dan kemungkinan oksidasi yang lebih baik dalam tanah yang bertekstur kasar juga penambahan alamiah dari sisa bahan organik kurang daripada tanah yang lebih halus. Meskipun tidak ada pencucian hara tanaman dan relatip subur, untuk mendapatkan hasil tanaman yang tinggi biasanya membutuhkan pupuk N, P dan K (Munir, 1996).

Entisol dapat juga dibagi berdasarkan great groupnya, beberapa diantaranya adalah Hydraquent, Tropaquent dan Fluvaquents. Ketiga great group ini merupakan subordo Aquent yaitu Entisol yang mempunyai bahan sulfidik pada kedalaman ≤ 50 cm dari permukaan tanah mineral atau selalu jenuh air dan pada semua horizon dibawah 25 cm terdapat hue dominan netral atau biru dari 10 Y dan warna-warna yang berubah karena teroksidasi oleh udara. Jenuh air selama beberapa waktu setiap tahun atau didrainase secara buatan (Hardjowigeno, 1993).

Hydraquent adalah great group dari ordo tanah Entisol dengan subordo Aquent yang pada seluruh horison di antara kedalaman 20 cm dan 50 cm di bawah permukaan tanah mineral, mempunyai nilai-n sebesar lebih dari 0,7 dan mengandung liat sebesar 8 persen atau lebih pada fraksi tanah halus (Soil survey staff, 1998).

Tropaquent adalah great group dari ordo tanah Entisol dengan subordo Aquent. Tanah ini dibedakan karena memiliki regim suhu tanah iso (perbedaan suhu musim panas dan dingin kurang dari 50 C. Tanah ini terbentuk karena selalu basah atau basah pada musim tertentu. Jika dilakukan perbaikan drainase akan berwarna kelabu kebiruan (gley) atau banyak ditemukan karatan (Hardjowigeno, 1993).

Fluvaquents adalah great group dari ordo tanah Entisol dengan subordo Aquent yang mengandung karbon organik berumur Holosen sebesar 0,2 persen atau lebih pada kedalaman 125 cm di bawah permukaan tanah mineral, atau memiliki penurunan kandungan karbon organik secara tidak teratur dari kedalaman 25 cm sampai 125 cm atau mencapai kontak densik, litik, atau paralitik apabila lebih dangkal (Soil survey staff, 1998).

B. Pembentukan Tanah Entisol

Tahap I : Pelapukan dari batuan induk,

Tahap II : batuan yang lapuk akan menjadi lebih lunak. Kemudian rekahan-rekahan yang terbentuk pada batuan akan menjadi jalur masuknya air dan sirkulasi udara. Sehingga, dengan proses-proses yang sama, terjadilah pelapukan pada lapisan batuan yang lebih dalam.Tahap III : lapisan tanah bagian atas mulai muncul tumbuh-tumbuhan perintis. Akar tumbuhan ini membentuk rekahan pada lapisan-lapisan batuan yang ditumbuhinya (mulai terjadi pelapukan Biologis). Sehingga rekahan ini menjadi celah/ jalan untuk masuknya air dan sirkulasi udaraTahap IV : Pada tahapan ini lapisan humus dan akumulasi asam organik lainnya semakin meningkat. Seperti proses yang dijelaskan pada tahap-tahap sebelumnya, keadaan ini mempercepat terjadinya proses pelapukan yang terjadi pada lapisan batuan yang lebih dalam lagi.

C. Proses pembentukan tanah Entisol dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

1. Iklim yang sangat kering, sehingga pelapukan dan reaksi-reaksi kimia berjalan sangat lambat.

2. Erosi yang kuat, dapat menyebabkan bahan-bahan yang dierosikan lebih banyak dari yang dibentuk melalui proses pembentukan tanah. Banyak terdapat dilereng-lereng yang curam.

3. Pengenndapan terus menerus,menyebabkan pemebentukan horizon lebih lambat dari pengendapan. Terdapat misalnya di daerah dataran banjir di sekitar sungai, delta, lembah-lembah, daerah sekitar gunung berapi,bukit-bukit pasir pantai.

4. Bahan induk yang sangat sukar dilapuk (inert), atau tidak permeable, sehingga air sukar meresapdan reaksi-reaksi tidak berjalan.

5. Bahan induk yang tidak subur atau mengandung unsure-unsur beracun bagi tanaman atau organisme lain. Diferensiasi oleh bahan organik tidak dapat terjadi.

6. Selalu jenuh air atau bergenang, menghambat perkembangan horizon.

7. Waktu yang singkat, belum memungkinkan perkembangan tanah.

8. Perubahan yang dratis dari vegetasi. Kalau pohon-pohon cemara yang mempengaruhi pembentukan tanah Spodosol (Podsol) diganti dengan tumbuhan berdaun lebar, maka profil Spodsol dapat berubah menjadi Entisol dalam waktu kurang dari satu abad (Hole, 1976) Beberapa macam proses pembentukan tanah mungkin mulai berjalan, tetapi belum dapat menghasilkan horizon penciri horizon tertentu yang dapat digolongkan ke dalam ordo tanah lain selain Entisol.

D. Pengelolaan Tanah

· PotensiBanyak tanah entisol yang digunakan untuk usaha pertanian, misalkan didasrah endapan sungai atau daerah rawa-rawa pantai. Tanah entisol berasal dari bahan alluvium umumnya merupakan tanah subur. Digunakan pula sebagai areal persawahan. Memelihara tambak perikanan, bandeng, gurame cukup memberikan produksi.

· PermasalahanPengawasan tata air termasuk perlindungan terhadap banjir, drainase dan irigasi. Tekstur tanahnya sangat variebel, baik vertical maupun horisontal, jika banyak mengandung lempung tanahnya sukar diolah dan menghambat drainase. Perbaikan drainase didaerah rawa-rawa menyebabkan munculnya cat clay yang sangat masam akibat oksidasi sulfida menjadi sulfat. Tanah yang berasal dari Bengawan Solo dan sungai berasal dari pegunungan karst (gunung sewu) umumnya kekurangan unsur phosfor dan Kalium.

· PerbaikanEntisol didaerah basah yang mendapatkan bahan alluvium dimanfaatkan secara intensif oleh masyarakat sebagai kawasan budidaya padi sawah. Intensitas pengelolaan termasuk tinggi, karena hampir setiap tahun dimanfaatkan untuk budidaya pertanian dengan pola tanam. Padi-padi atau padi – palawija – bero. Dan dapat pula digunakan untuk tambak.

E. Uji Laboratorium Tanah Entisol

Referensi ENTISOL :

Anonymous. 2013. Tanah Entisol (Online) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30 184/4/Chapter%2520II.pdf. Diakses pada 25 Februari 2013.

Arifin, Zainal. 2006. Analisi Nilai Indeks Kualitas Tanah Entisol pada Penggunaan Lahan yang Berbeda. (Online)http://fp.unram.ac.id/data/2012/04/21-1_06-Zaenal-_Rev-Prof-Suwardji_.pdf

Darmawijaya, I. 1990. Klasifikasi Tanah, Dasar–dasar Teori Bagi Penelitian Tanah dan Pelaksanaan Penelitian. Yogyakarta: UGM Press

Hardjowigeno, Sarwono. 1983. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta: Akademika Pressindo

Munir. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya

Soil Survey Staff. 1998. Keys to Soil Taxonomy. United State Departement of Agriculture.