E magz Annisaa Kamifa Edisi 1
-
Upload
nofiyani-safitri -
Category
Documents
-
view
238 -
download
0
description
Transcript of E magz Annisaa Kamifa Edisi 1
Assalamu’alaikum Warahmatullaah Wabarakatuh..
Puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena berkat rahmat-Nya lah
Annisaa’ e-magz edisi Ramadhan sudah dapat dipublish dan dinikmati para muslimah
Kamifa khususnya. Shalawat dan salam tak lupa mari kita haturkan pada junjunan kita
Nabi besar Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam. Alhamdulillaah Ramadhan
1433 H saat ini sudah berjalan. Kami dari Annisaa/ keputrian Kamifa mengucapkan
selamat berpuasa, selamat berkarya, selamat beribadah, dan selamat memperindah
hari-hari Ramadhan muslimah semuanya yaa :)
Semoga e-magz ini dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi muslimah yang
membacanya, semoga juga menjadi amal shalih baik bagi yang menyusun maupun
yang membacanya. Kami yakin, E-magz ini masih belum sempurna, untuk itu, kami
segenap redaksi Annisaa’ Kamifa memohon maaf apabila ada kesalahan dalam
penyusunan maupun publikasi bulletin ini. Kami sangat terbuka menerima kritik dan
saran untuk perbaikan E-magz ini selanjutnya. Silahkan kirim kritik dan saran
muslimah ke 0857 357 838 09
Selamat membaca ya muslimah :) Semoga menjadi inspirasi di bulan penuh inspirasi
ini. Mari kita tunjukkan bahwa muslimah Kamifa tak hanya ‘beauty’ tetapi juga
cerdas, shalihah, dan inspiratif.
“Beauty inside inspiring outside, Annisaa’ Kamifa menunggu cerita Ramadhan-mu
yaaa :) “
Wassalamu’alaikum Warahmatullaah Wabarakatuh
Tim Redaksi: Annisaa’ Kamifa
10
14
engapa ada yang
memilih shalat tarawih
delapan raka’at dan ada
yang memilih dua puluh raka’at.
Mana yang benar? Kenapa nggak
semua muslim mengerjakan shalat
dengan jumlah raka’at yang sama?
Nah, sahabat muslimah, Nabi
Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam
mengajarkan, “Shalatlah kalian
sebagaimana kalian lihat aku shalat”.
Namun, nyatanya di kalangan umat
islam telah terjadi pengkotak-kotakan
hanya gara-gara berbeda raka’at
dalam menunaikan shalat sunnah.
Kalangan awam dalam hal ini
terkadang bingung ketika mendengar
jawaban yang berbeda untuk
pertanyaan atau masalah yang sama,
sehingga tak tahu memilih yang
M
1
mana. Yang pasti, Allah Maha Kuasa.
Apa saja yang dikehendaki-Nya, dapat
dilakukan-Nya, termasuk mencipta-
kan syari’at dan cara beribadah yang
pasti, bersifat baku, mapan, tuntas,
dan sama sekali tidak membutuhkan
penafsiran atau ijtihad para fakar.
Misalnya qiyamu Ramadan (shalat
tarawih) jumlah raka’atnya
ditentukan, tak boleh diubah-ubah,
misalnya 20 atau 8 raka’at. Kalau
Allah menghendaki, bisa saja
dijelaskan secara tegas, baku, dan
pasti. Kemudian bisa saja Allah
menegaskan bahwa ketentuan
tersebut mutlak. Siapa pun yang tak
memperdulikan atau mengubahnya
pasti akan dihukum di akhirat.
Dengan demikian ulama / fuqaha
(para pakar Islam) tidak perlu
berijtihad dan perbedaan pendapat
tak perlu ada.
Tetapi nyatanya sunnatullah tidak
demikian. Allah tidak mau
menurunkan ketentuan baku dan
kaku serta mutlak seperti itu. Tentu
ada hikmah tersendiri di baliknya.
Seakan-akan perbedaan pendapat
dalam hal jumlah raka’at qiyamu
Ramadan itu disengaja Allah. Begitu
juga perbedaan pendapat dalam
masalah lainnya. Mungkin Allah ingin
menguji iman hamba-Nya. Siapa yang
bersikap tasamuh (lapang dada)
terhadap perbedaan ini dan tak
menjadikannya menjadi penyebab
perpecahan, ia-lah mukmin yang
hanif. Sebaliknya, perbedaan ini juga
bisa dijadikan sebagai alat untuk
saling berpecah belah.
2
Sayangnya, umat islam yang
awam pada umumnya tak siap
berbeda. Bahkan perbedaan sering
disambut dengan sikap yang negatif
seperti perpecahan. Berbeda pada
kalangan yang mampu dan dapat
memberdayakan kemampuan akal,
mereka tak bingung dengan
pebedaan tersebut. Bagi mereka,
perbedaan sepanjang masih ada
dalam koridor islam, merupakan
suatu keniscayaan, andaikata
pemerintahan Islam telah berhasil
ditegakkan, pendapat-pendapat yang
berbeda ini belum tentu dapat
diseragamkan. Sebelum menciptakan
agama Islam, Allah tentu tahu bahwa
pada saatnya, umat Nabi Muhammad
Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam
(sebagian) ada yang retak ukhuwah
hanya karena perbedaan shalat
tarawih.
Sebaiknya kita berbaik sangka
saja pada saudara kita seaqidah. Yang
penting niat dan motivasi kita
menunaikan shalat tarawih ini karena
Allah dan atas dorongan serta
keinginan mencari ridha Allah, seperti
sabda nabi Shallallaahu ‘Alaihi wa
Sallam, “Siapa menunaikan shalat
malam bulan Ramadan karena iman
dan mencari ridha Allah, maka Allah
akan mengampuni dosanya yang
telah lalu’ (HR. Bukhari Muslim)
Dalam hubungan ini, walaupun
Aisyah Radhiallaahu ‘Anha pernah
mengatakan, “Rasulullah Shallallaahu
‘Alaihi wa Sallam tidak pernah shalat
malam lebih dari sebelas raka’at baik
pada bulan Ramadan maupun pada
bulan lainnya”. namun, sebagian
ulama tertentu berpendapat bahwa
shalat tarawih boleh dilakukan 20, 36,
11, 13 raka’at, maka semuanya baik.
Banyak atau sedikitnya raka’at
tergantung pada panjang atau
pendeknya bacaan ayat. Kalangan
yang memilih delapan mengatakan,
“Kalau karena memilih 20, shalat
dilakukan secara tergesa-gesa, lebih
baik memilih delapan asal tidak
3
terkesan mengejar target dan
tergesa-gesa.”
Nah, para muslimah yang
shalihah, pada zaman Abu Bakar ash-
shiddieq Radhiallaahu ‘Anhu, shalat
tarawih dengan satu imam tidak
dilakukan (melainkan dilakukan
sendirian). Pada zaman Umar bin
Khattab Radhiallaahu ‘Anhu, Abdul
Rahman bin Abdul Qarai
memberitakan, “Saya pernah keluar
bersama Umar bin Khattab pada
suatu malam bulan Ramadan ke
masjid (Madinah). Didapati dalam
masjid orang-orang menunaikan
shalat tarawih bercerai-cerai, (tidak
disatukan di bawah kepemimpinan
imam shalat), ada yang shalat
sendirian, ada pula yang shalat
dengan beberapa orang di
belakangnya (makmum). Maka
Sayyidina Umar Radhiallaahu ‘Anha
berkata, “Aku akan mempersatukan
orang-orang ini. Kalau disatukan
dengan dipimpin seorang iman
sesungguhnya lebih baik, lebih serupa
dengan shalat Rasulullah”. Maka
orang-orang yang bercerai berai itu
disatukan di belakang seorang imam
bernama Ubai bin Ka’ab. Kemudian
pada suatu malam yang lain, kami
datang lagi ke masjid, lantas kami
melihat orang-orang shalat
berjamaah di belakang seorang
imam. Umar Radhiallaahu ‘Anha
berkata, “Ini adalah bid’ah yang baik”
(Diriwayatkan Imam Bukhari).
Termaktub dalam kitab Al-Muwatta
Imam Malik ; “Dari Malik dan Yazid
bin Ruman, ia berkata : “Manusia
mendirikan shalat tarawih 20 rakaat”.
Nampaknya sahabat-sahabat Nabi
telah diperintahkan oleh Umar untuk
menunaikan shalat tarawih 23 raka’at
(3 rakaat sebagai witir). Dalam pada
itu, ulama-ulama dalam mahzab
Imam Syafi’i, seluruhnya
menfatwakan bahwa rakaat shalat
tarawih adalah 20 raka’at sesuai
dengan fatwa Umar bin Khatab. Imam
Nawawi, Imam Syarbini Al-Khattab
juga memfatwakan hal yang sama,
4
yakni sahabat-sahabat nabi
mendirikan shalat tarawih pada masa
Umar sebanyak 20 raka’at. Inilah
antara lain alasan dipilihnya 20
raka’at. Harus kami kemukakan
bahwa shalat tarawih 8 raka’at,
rujukannya (dasarnya) jelas yakni
hadis Aisyah Radhiallaahu ‘Anha.
yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari
dan Muslim, Abu Awanah, Abu
Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Malik,
Ahmad dan Baihaqi. Akurasi dan
validitas hadis tersebut sangat
meyakinkan. Antara lain tidak
terdapat dalam sanadnya perawi
yang lemah.
Lalu bagaimana sikap kita?
Tentu kembali kepada tuntunan
Allah, Q.S Al-Ahzab : 21, yang
berbunyi yang artinya, “Sungguh
pada diri Rasulullah kamu dapatkan
uswah (suri tauladan) yang indah,
(yaitu) bagi orang-orang yang
mengharap (rahmat) dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut nama Allah.“
Namun andaikata masih ragu
juga (karena hal ini masalah
khilafiyah), beristikharahlah kepada
Allah, setelah melakukan pengajian
semampu kita. Kalau misalnya Allah
memberi kecenderungan 8 raka’at,
laksanakanlah tanpa banyak gugatan,
dan jangan mencela saudara kita
yang memilih 20. Yang penting shalat
itu ikhlas sebagaimana perintah Allah
Subhanahu wa Ta’ala dalam Q.S. Al-
Bayyinah: 5, yang artinya, “Tidaklah
mereka diperintahkan kecuali untuk
mengibadahi Allah dengan
mengikhlaskan agama untuk-Nya.”
Lalu bagaimana dengan sikap
umat Islam yang raka’at shalat
tarawihnya memilih 8 dan memilih
20? Andaikata ada hikmah tersendiri,
apa? bukankah kenyataannya malah
memunculkan perpecahan?
Kita wajib berbaik sangka pada
Allah, bahwa pasti ada hikmah di
balik takdir dari Allah ini. dalam
hubungan ini, Abu Salamah bin Abdur
Rahman pernah bertanya kepada
5
Aisyah, “Bagaimana shalat malam
Rasulullah di bulan Ramadan?”,
Aisyah menjawab, “Rasulullah
Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam tidak
pernah shalat malam lebih dari 11
raka’at baik pada Bulan Ramadan
maupun pada bulan lainnya. Beliau
shalat empat raka’at (tetapi) jangan
tanya baik dan panjangnya,
kemudian shalat lagi empat raka’at
jangan tanya baik dan panjangnya,
kemudian shalat lagi tiga rakaat... “
(HR. Bukhari Muslim).
Dalam hadis ini diketahui
bahwa Nabi shalat tarawih tidak lebih
dari 11 raka’at. Tetapi kalangan yang
memilih ini, jangan dulu bangga dan
merasa tarawihnya lebih baik dari
yang 20 raka’at ya. Sebab Aisyah
Radhiallaahu ‘Anha dalam hal ini
mengatakan ‘jangan tanya baik dan
panjangnya’. Artinya orang yang
memilih 8, yang dicontohnya hanya
sekedar jumlah raka’atnya belum
tentu cara atau kualitas tarawih Nabi
Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam.
Sebaliknya, yang memilih 20, jangan
juga merasa lebih unggul dari yang 8,
karena jumlah raka’atnya lebih
banyak. Kecuali, kalau memang ada
nash dalam Al-Qur’an yang
memastikan bahwa nilai qiyamu
ramadan tergantung pada jumlah
raka’atnya, di mana semakin banyak
raka’at, akan semakin banyak pahala.
Hanya Allah saja yang pasti tahu
secara mutlak ibadah siapa yang lebih
baik. Oleh karena itu, tidak perlu
mengklaim pilihannya lebih baik dan
jangan pula mencela golongan lain
yang berbeda dengan kita. Nah,
muslimah yuk kita gali lagi ilmu fiqih,
agar kita menilai sesuatu dari sudut
pandang yang benar dan luas. Agar
kelak kita bisa mengajarkan kepada
anak-anak kita tentang fenomena
yang ada di sekeliling kita dengan
ilmu dan kebijaksanaan. :)
Disadur dari buku ‘Himpunan Tanya Jawab tentang Ramadhan’ oleh KH. Ali Ya’kub (Abu Luaiy)
dan MH. Maksum Lubis. Penerbit: Pustaka Tarbiatuna, Jakarta, 2004
6
Ramadhan memang Bulan yang penuh Berkah, tapi gimana dong untuk
wanita yang lagi "dapet"? Temen-temen muslimah jangan sedih ya karena ga
bisa ngelakuin ibadah-ibadah wajib kaya puasa dan solat, untuk mengisi
kekosongan ibadah wajib, kita bisa ngelakuin hal-hal lain yang ga kalah
bermanfaat dan Insya Allah pahalanya juga besar! Nah Annissaa punya beberapa
kegiatan yang bisa dilakukan para akhwat yang lagi "dapet" biar tetap bisa dapet
pahala yang banyak juga ;) kegiatan-kegiatan itu adalah:
1. Menyenangkan hati orang yang berpuasa
Nah pas lagi bulan puasa kan biasanya mba yang ngurusin pekerjaan rumah
pulang kampung, terus orang-orang di rumah yang puasa pada lemes tuh,
kita yang ga lagi puasa bisa memanfaatkan kebugaran tubuh yang kita miliki
untuk membantu meningkatkan semangat mereka dengan melakukan
pekerjaan rumah seperti mencuci baju, ngepel rumah, bahkan sampai
7
nyiram tanaman. Kalo suasana rumah rapi anggota keluarga
kita yang puasa kan jadi senang dan ga ruwet liat rumah
berantakan, jadi kita bisa memberi mereka semangat agar
mereka bisa mengisi harinya tidak dengan tidur saja tapi juga
melakukan aktivitas ibadah yang lain secara bersama-sama di
tengah rumah, seperti ngaji bareng atau saling muroj'ah
(mengulang hafalan Qur’an), atau mendengarkan murrotal
Qur’an. Seperti disebutkan dalam ayat ini, Q.S Al-An’am [6]:
60 “Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya
(pahala) sepuluh kali lipat amalnya”
2. Membuat makanan untuk buka orang yang berpuasa
Orang yang memberikan makanan untuk orang yang berbuka
puasa insya Allah akan mendapatkan pahala seperti orang
yang ia beri makan berbuka alias berpuasa sehari penuh
tanpa mengurangi pahala puasa orang tersebut. Waah
lumayan juga kan kita yang ga puasa tapi bisa mendapatkan
pahala seperti pahala orang yang berpuasa seharian penuh :)
Allah kan Maha Adil, paling tau yang kita butuhkan hehe
3. Saatnya berbakti pada orang tua
Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda
bahwa Ridho-nya Allah adalah Ridho-nya orang tua. Orang
tua adalah orang yang paling berhak mendapatkan kebaikan
dari kita, Saat bulan puasa biasanya sebagian besar akhwat SF
pada pulang kampung. Nah dirumah, pada saat orang tua kita
sedang berpuasa kita bisa melakukan hal-hal yang dapat
membuat mereka bahagia dan ridho kepada kita,
seperti misalnya membantu pekerjaan rumah, mengajarkan
adik-adik kita ilmu agama, juga melayani segala kebutuhan
mereka yang pasti masih dalam batas kemampuan kita.
Q.S Al-Isra 17: 23-24 “.. hendaklah berbuat baik kepada kedua
orang tuanya dengan sebaik-baiknya...”
8
4. Memperbanyak ilmu agama
Saat orang lain sedang melaksanakan ibadah-ibadah yang kita
tidak bisa kerjakan, kita punya waktu untuk memperbanyak
wawasan kita mengenai ilmu agama, seperti membaca buku-
buku yang berkaitan dengan ilmu fiqih, atau pun buku-buku
yang dapat menambah keimanan dan keyakinan kita
terhadap Allah SWT, dan juga bisa loh denger radio-radio
islami yang menyuguhkan program-program keilmuan.
HR. Ibnu Majah “Menuntut ilmu itu adalah wajib bagi setiap
Muslim (orang Islam)”
5. Perbanyak Sedekah
Setiap amalan yang dilakukan pada bulan Ramadhan
pahalanya akan digandakan hingga beberapa kali lipat
daripada pahala saat dilakukan diluar bulan Ramadhan. Nah
sedekah adalah salah satu amalan yang dapat dilakukan
kapan saja tanpa terhalang apakah kita sedang "dapet" atau
tidak, nah dengan bersedakah kita dapat membantu saudara
kita yang kurang mampu juga bisa mendapatkan pahala
sedekah yang berkali-kali lipat daripada hari biasanya.
Q.S Al-Baqarah [2]: 261 “Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya
dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran).”
HR. Tirmidzi “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah pada
bulan Ramadhan.”
Referensi : Berbagai Sumber
9
erdasarkan Riwayat Bukhari yang dikisahkan Siti Aisyah Radhiallaahu
‘Anha, Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam membagi bulan
Ramadhan menjadi dua fase, yaitu dua puluh hari pertama dan sepuluh
hari terakhir. Di penghabisan bulan Ramadhan, Rasulullah Shallallaahu
‘Alaihi wa Sallam akan meningkatkan ibadahnya. Dua puluh hari pertama ibadah
intensif dan sepuluh hari terakhir Rosulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam
“tancap gas” dalam beribadah.
Nah, sebenernya ada apa sih di
10 hari terkhir Ramadhan? Apa
spesial karena kita lebih menghayati
saat-saat perpisahan dengan bulan
yang penuh berkah ini? Ya, tentu.
Tapi.. bukan hanya hal itu aja. Di 10
malam terakhir ini, ada malam
Lailatul Qadar. Udah nggak asing
lagi kan dengan istilah ini?
Para muslimah yang cantik nan
shalihah pada sepuluh hari
terakhir ini memang dianjurkan
untuk meningkatkan ibadah karena
selain menjelang penghabisan bulan
B
10
9
10
Ramadhan, di sepuluh hari terakhir
juga ada peristiwa yang begitu luar
biasa yaitu Lailatul Qodar. Pada saat
ini, pahala amalan bagi mereka yang
beribadah akan sangat luar biasa
yaitu sama dengan beribadah
selama 1000 bulan.
Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa
Sallam menjelaskan keutamaan
lailatul qodar dalam beberapa
haditsnya. Lailatul Qadar itu terjadi
pada sepuluh malam terakhir di
bulan Ramadhan, sebagaimana
sabda Nabi Shallallaahu ‘Alaihi wa
Sallam, “Carilah lailatul qadar pada
sepuluh malam terakhir dari bulan
Ramadhan” (HR. Bukhari).
Dalam hadits lain disebutkan,
Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda, “Di bulan
Ramadhan ini terdapat lailatul
qadar yang lebih baik dari 1000
bulan. Barangsiapa diharamkan dari
memperoleh kebaikan di dalamnya,
maka dia akan luput.”
Allah Ta'ala berfirman :
"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan" (QS. Al
Qadar: 3) Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda : "Barangsiapa melaksanakan
shalat pada lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni."(HR. Bukhari no. 1901), dan
"Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan". (HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169)
Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil lebih memungkinkan daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
"Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan." (HR. Bukhari no. 2017)
Jadi selama bulan Ramadhan
ini Rosulullah Shallallaahu ’Alaihi wa
Sallam semakin giat melaksanakan
ibadah dan lebih giat lagi menjelang
10 hari terakhir. Para sahabat pun
turut meneladaninya. Mereka
ramai-ramai memakmurkan masjid
terutama pada sepuluh hari
11
terakhir. Lalu bagaimana dengan
kita?
Sepuluh hari terakhir
Ramadhan adalah saat-saat paling
heboh pergi beli baju lebaran dan
segala pernak perniknya.
Nah, yang tak kalah hebohnya
adalah kesibukan membuat kue
lebaran. Tak jarang bikin kue
lebaran itu dilakukan dari pagi,
siang, sore, hingga malam. Tilawah
pun perlahan-lahan ditinggalkan
atau setidaknya berkurang. Malam-
malam yang mestinya digunakan
untuk i’tikaf atau ibadah lainnya jadi
tercuri oleh setoples kue kering
lebaran. Lalu, bagaimana cara
menyikapinya?
Menyiapkan jamuan untuk
keluarga tentu saja hal yang sangat
baik apalagi menyambut hari Raya
Idul Fithri di mana semua keluarga
berkumpul. Agar kita bisa
memaksimalkan bulan Ramadhan
khususnya 10 hari terakhir, kita bisa
menyiapkan segala keperluannya
jauh sebelum Ramadhan tiba atau
beberapa pekan sebelum Ramadhan
tiba. Ada keuntungan tersendiri
menyiapkan keperluan ini jauh-jauh
hari karena biasanya harga bahan
pokok akan melonjak drastis di
bulan Ramadhan. Ini bisa dilakukan
untuk makanan kue kering yang
biasanya tahan lebih lama.
Bagaimana kalau tidak sempat
membuat kue sebelum Ramadhan
atau kita akan membuat kue bolu
yang cepat waktu kadaluarsanya?
Kalaulah kita terpaksa harus
membuat kue di bulan Ramadhan
12
khususnya di 10 hari terakhir kita bisa mensiasatinya dengan beberapa cara
berikut:
1. Jangan memforsir diri. Membuat kue pada rentang pagi hingga sore hari saja
rasanya sudah cukup, jangan sampai kita terlalu lelah agar kita bisa tetap
beribadah juga di malam harinya dan bisa beri’tikaf atau memperbanyak ibadah
dalam menjemput malam Lailatul Qadar.
2. Jadikan saat-saat membuat kue menjadi lebih bermakna. Membuat kue tidak
hanya sekedar membuat kue, kita bisa melakukan beberapa pekerjaan sekaligus
yang bernilai ibadah seperti: berdzikir di dalam hati, mengulang-ulang hafalan
Qur’an sambil nunggu mixer mengaduk adonan misalnya, juga tilawah saat
menunggu kue di oven. Atau sambil mencetak kue, kita bisa mendengarkan
murrotal Qur’an. Yang terpenting,, niatkan segala aktivitas sebagai ibadah yang
ber-nilai di sisi-Nya.
3. Lakukan sesingkat mungkin namun bertahap. Kalaulah kita bisa membuat
kue dalam waktu beberapa jam saja, maka usahakan hal itu. Jangan sampai
waktu membuatnya menjadi lebih lama karena sibuk mengobrol apalagi
menggosip. Membuat kue bisa dilakukan berselang tidak perlu beberapa hari
berturut-turut agar tubuh tetap fit.
4. Membeli kue jadi di swalayan mungkin bisa menjadi pilihan lain agar kita
bisa tetap fokus ibadah. Pilih kue yang terjamin aman dan tentunya halal.
Banyak yang bisa didapatkan dengan harga murah.
So, Sobat muslimah, jangan sampai kita kehilangan keutamaan Lailatul Qadar
hanya karena kesibukan membuat kue ya. Tentu saja yang utama adalah
menyiapkan segalanya sebelum Ramadhan tiba, tapi bila memang kita baru
senggang dan harus membuatnya sendiri di bulan suci ini jangan lupa mengisinya
dengan ibadah-ibadah yang bisa kita lakukan bersamaan dan tetaplah fokus
dengan Ramadhan kita. Wallaahu A’lam bishshawab Referensi : Berbagai sumber
13
Selama bulan suci Ramadhan, kita – umat muslim, diwajibkan
untuk berpuasa tidak makan dan minum dari terbit fajar sampai tenggelam
matahari. Banyak yang menggunakan alasan tubuh lemas karena kurang makan,
sehingga berakibat terhadap menurunnya produktivitas kerja sehari-hari.
Dengan alasan tersebut, kemudian timbul perilaku tidak sehat yang dilakukan
tanpa sadar dan menjadi kebiasaan selama berpuasa. Agar tidak lemas, timbul
kebiasaan makan sahur yang banyak dilanjutkan dengan makan berlebihan saat
berbuka, kurangnya konsumsi buah-buahan dan sayuran, tidur seharian sampai
tidak berolahraga. Akibatnya, tanpa disadari berat badan terus meningkat dan
kondisi tubuh menjadi kurang fit. Wah, masa sih? Hayoo ngaku..
Nggak mau seperti itu kan, super muslimah? Eh, tapi ada tips-tips supaya tetep
bugar selama berpuasa lhoo. Mau tau? Okay, keep reading it! :D
14
Perhatikan Asupan Pola
Makanmu!....
Ahli Gizi Klinis, dr Samuel Oetoro,
SpGK, menjelaskan bahwa selama
berpuasa, kadar energi/ gula darah
dalam tubuh rendah karena tidak ada
asupan sumber energi, yakni
karbohidrat. Bagi kamu, super
muslimah yang berpuasa dan tetap
menjalankan aktivitas tinggi,
cadangan energi yang cukup pastinya
sangat dibutuhkan. Kuncinya,
menjaga kadar karbohidrat dalam
darah tetap stabil dan tidak menurun
drastis.
Meskipun saat berpuasa gula darah
cenderung akan turun, namun
dengan mengatur makan dan minum
saat sahur dan berbuka puasa,
sumber energi bisa tersimpan dengan
baik dalam tubuh. Pengaruhnya,
aktivitas sepanjang hari tidak
terganggu karena cadangan energi
masih membuat tubuh segar hingga
berbuka.
Puasa sebenarnya cuma
memindahkan waktu makan kok.
Bener kan? dari sarapan-makan
siang-makan malam, menjadi sahur-
buka puasa. Pembagian makan
selama puasa adalah 50 persen saat
berbuka dan sesudah salat magrib, 10
persen setelah salat tarawih, dan 40
persen pada waktu sahur.
Pedoman minum minimal 8 gelas
sehari juga berlaku saat kita berpuasa
lhoo. Minumlah 3 gelas di waktu
sahur dan 5 gelas lagi saat berbuka
15
sampai sebelum tidur. Bila perlu,
minum minuman isotonik bervitamin
di antara waktu-waktu itu.
Saat Sahur:
Jangan tinggalkan makan sahur
karena sahur yang baik membuat
puasa tidak terasa berat. Saat
menunaikan ibadah sahur,
sahurlah dengan makanan yang
berimbang gizinya. Penuhi
kebutuhan sesuai aktivitas kamu,
tapi nggak berlebihan. Makanlah
makanan yang mengandung
sumber karbohidrat kompleks (50-
60%), protein (10-20%), dan lemak
sehat (20-25%), ditambah vitamin
dan mineral dari sayur dan buah,
bila perlu konsumsi suplemen
vitamin.
Mengonsumsi karbohidrat
kompleks membuat penyerapan di
saluran cerna lebih lambat
sehingga tak mudah lapar. Sumber
karbohidrat kompleks bisa
didapatkan dari nasi merah,
kentang yang dimakan dengan
kulitnya, atau roti gandum.
Hindari karbohidrat simpleks
seperti tepung dan gula –
termasuk teh manis. Jika banyak
makan manis, kadar gula darah
memang akan melonjak naik
namun akan cepat turun kembali,
sehingga siang menjelang sore
tubuh sudah mulai lemas.
Sedangkan makanan dengan kadar
protein tinggi akan tinggal di
lambung lebih lama. Makanan
berprotein tinggi perlu proses
pencernaan dan penyerapan yang
lebih lama bila dibandingkan
dengan makanan berkarbohidrat
tinggi, sehingga kita tidak cepat
merasa lapar.
Hindari konsumsi lemak jenuh
(kolesterol tinggi), seperti: kuning
telur, cumi, udang, kepiting, atau
jeroan. Hindari pula gorengan
karena akan membuat cepat haus.
Vitamin yang penting dikonsumsi
setiap hari adalah vitamin A, B,
dan C. Tapi kalau kamu sudah
makan buah berwarna kuning atau
merah, sayur berwarna hijau tua,
kacang-kacangan, maka tak perlu
khawatir kekurangan vitamin
tersebut. Selain vitamin dan
mineral, serat yang terkandung
dalam buah dan sayuran
bermanfaat memperlancar buang
air besar (BAB). Keluhan susah
BAB sering terdengar di awal-awal
puasa.
Saat Sahur:....
16
Tak hanya vitamin, kalsium juga
merupakan nutrisi penting yang
harus diperhatikan saat puasa.
Kekurangan kalsium menyebabkan
lesu dan menurunkan daya tahan
tubuh. Kebutuhan kalsium orang
usia 19-50 tahun adalah 1000
miligram per hari. Namun
kenyataannya, asupan kalsium
orang Indonesia hanya sekitar
260-300 miligram per hari. Asupan
minim itu pastinya akan lebih
minim lagi pada saat puasa. Oleh
karena itu, minum susu tinggi
kalsium sangat dianjurkan untuk
kebutuhan tubuhmu, terutama
saat menjalani ibadah puasa.
Menjelang imsak, tambah lagi
asupan sumber energi karbohidrat
kompleks dari buah berserat
tinggi, seperti apel atau pir. Buah
ini bisa dimakan langsung atau
diblender (sari buah diminum
bersama ampasnya) bersama
kulitnya agar penyerapan oleh
tubuh berlangsung perlahan dan
menstabilkan gula darah. Pilihan
buah lain bisa juga diganti dengan
pisang atau jeruk dengan dimakan
langsung, sangat bermanfaat pada
saat kamu buru-buru sahur
menjelang imsak.
Jangan lupa minum air
secukupnya untuk mencegah
dehidrasi tubuh selama aktivitas
seharian. Minumlah air putih tiga
hingga empat gelas hingga waktu
imsak.
Bagi penderita sakit lambung
makanan yang sebaiknya dihindari
adalah ketan, mie, daging
berlemak, ikan dan daging yang
diawetkan, sayuran mentah,
sayuran berserat, minuman yang
mengandung soda, dan bumbu
yang tajam (cuka, cabai, asam).
Jenis makanan tersebut bisa
17
menimbulkan gas yang
berpengaruh meningkatkan
produksi asam lambung.
Saat Berbuka:....
Saat datang waktu berbuka, kadar
gula darah semakin rendah.
Sebaiknya segera berbuka untuk
meningkatkan kembali energi agar
tubuh tidak lemas. Kamu masih
ingin menjalankan ibadah shalat
tarawih dengan tubuh segar,
bukan?
Jangan langsung minum air dingin
atau es, sebaliknya biasakanlah
berbuka dengan minuman yang
hangat. Perut yang kosong bisa
menjadi kembung bila kamu
langsung berbuka puasa dengan
air dingin, karena asam lambung
dalam tubuh kita akan terbentuk
semakin banyak.
Berbukalah secukupnya. Jangan
menjadikan berbuka sebagai ajang
balas dendam setelah berpuasa.
Jika berbuka puasa berlebihan
akan menyebabkan kekenyangan
dan malas melakukan ibadah lain
di bulan puasa, yakni Shalat
Tarawih. Nggak dapat pahala deh..
Selain itu makan berlebih juga
tidak baik untuk kesehatan. Nabi
Muhammad saja mencontohkan
berbuka dengan 3 biji kurma dan
segelas air putih.
Makan dan minum yang manis
saat berbuka sangat dianjurkan,
namun pilih makanan dan
minuman yang sehat. Kamu bisa
mengganti teh manis atau kolak
dengan jus buah (sari buah). Pilih
buah tanpa serat karena tubuh
butuh penyerapan yang cepat
untuk menaikkan kadar gula
darah, yakni buah yang banyak
airnya seperti jeruk, melon, dan
semangka.
18
Berbuka puasa hendaknya
dilakukan secara bertahap dan
tidak terburu-buru agar lambung
tidak terlampau berat karena
lambung membutuhkan ruangan
kosong untuk mencerna makanan.
Beristirahatlah kurang lebih satu
jam (shalat maghrib) sebelum
menyantap hidangan berbuka
yang telah dihidangkan Untuk
meringankan kerja pencernaan,
kunyah makanan dengan baik.
Selain lebih banyak mengkonsumsi
sayur, buah, dan daging tanpa
lemak, pengolahan makanannya
pun sebaiknya jangan digoreng.
Ingat, jangan mengkonsumsi
makanan berlebihan dan makanan
asinan.
Buat yang hobi ngemil, bisa
menyiapkan camilan berupa buah-
buahan atau roti yang dimakan
setelah salat tarawih. Konsumsi
buah dan sayur yang mengandung
karbohidrat kompleks dengan
dimakan langsung atau diblender
besama kulitnya (bukan dijus),
seperti saat sahur.
Jangan lupa minum empat sampai
lima gelas air putih saat berbuka
hingga menjelang tidur.
Bagi mereka yang berat badannya
melebihi berat badan ideal,
sebaiknya selama berpuasa pun
tetap menghindari makanan yang
tinggi kolesterolnya, misalnya
lemak hewan, margarin, mentega.
Selain itu, sebaiknya kamu
menghindari makanan yang
manis-manis, seperti dodol, sirup,
cokelat, kue tar, es krim.
19
Sedang bagi mereka yang terlalu
kurus, selama berpuasa sebaiknya
menambah porsi susunya dan
menghindari makanan yang sulit
dicerna seperti sayuran berserat
kasar (daun singkong, daun
pepaya).
Bagi mereka yang berusia lanjut,
aturlah pola makan saat berbuka
puasa juga secara bertahap.
Makanlah jumlah yang lebih
sedikit, namun dilakukan
beberapa kali.
Perhatikan Pola Aktivitasmu!....
Lho, kok melakukan aktivitas? Kita
kan sedang puasa..
Hey, puasa bukan ajang untuk
bermalas-malasan. Seharusnya
puasa menjadi upaya memperoleh
kesehatan baik jasmani maupun
rohani, serta untuk peningkatan
ibadah bagi umat Islam. So, tetap
lakukan aktivitas, hanya dikurangi
sedikit beban kerjanya akan
membuat kita lebih sehat.
Pada bulan puasa, waktu tidur
berubah menjadi cenderung tidak
teratur, karena kita tersugesti
tidak makan dan minum seharian.
Kita merasa lemas dan tak ada
gairah untuk melakukan aktivitas.
Ditambah dengan waktu tidur
yang terpotong kala sahur,
membuat kita merasa butuh
tidur? Ya. Dan boleh-boleh saja
tidur siang. Lagi pula saat puasa,
tidur merupakan ibadah, bukan?
Namun terlalu banyak tidur pun
tak baik, karena justru akan
membuat tubuh lemas. Jadi, tidur
siang cukup untuk mengganti
waktu tidur saat terpotong untuk
sahur, jangan terlalu lama, apalagi
sepanjang hari.
Setelah makan sahur maupun
berbuka puasa jangan langsung
tidur karena tubuh memerlukan
waktu untuk mencerna makanan.
Sebaiknya, sahur dilakukan
berdekatan waktu imsak, setelah
itu langsung sholat Subuh. Selesai
itu, kamu bisa menyiapkan busana
kuliah yang akan kamu pakai hari
20
itu. Segera pula siapkan
perlengkapan dan aksesorisnya,
hoho B)
Senam ringan selama 15 menit
setelah sahur juga membantu
membangunkan saraf tubuh agar
tidak kembali mengantuk.
Saat minggu pertama puasa tubuh
akan bereaksi (terjadi stres fisik),
karena jika kita tidak
membiasakan diri puasa di hari
selain bulan ramadhan akan
membuat tubuh kita cepet merasa
lelah, lesu, pusing, dan
mengantuk. Kalau hal ini
menimpamu, sebaiknya jangan
dipaksakan meneruskan
pekerjaan, istirahatlah sejenak.
Aturlah kegiatan dan pekerjaan
sesuai kemampuan saat berpuasa
karena tubuh harus melakukan
penyesuaian atau adaptasi. Jangan
memaksakan diri, tapi jangan pula
puasa dijadikan alasan tidak bisa
berpikir dan menurunkan
produktivitas.
Meskipun saat puasa asupan
energi yang masuk ke tubuhmu
berkurang, bukan berarti kamu
harus mengurangi aktivitasmu
dengan drastis pula. Karena
dengan tidak melakukan apa-apa
sepanjang hari justru membuat
puasamu semakin terasa berat.
Tetap lakukan rutinitas seperti
biasa, kurangi aktivitas beratnya
saja.
Jika kamu biasanya rutin
berolahraga, jangan tinggalkan.
Tetap lakukan berolahraga, karena
justru akan menambah kebugaran
saat puasa. Baiknya olahraga
dilakukan beberapa jam sebelum
berbuka, dengan durasi yang
singkat dan beban yang ringan
saja.
Ngabuburit atau bahasa bekennya
mengisi waktu luang saat
berpuasa. Cari cara ngabuburit
yang bermanfaat, misalnya
bersepeda keliling kota. Asyik,
sehat dan menyenangkan deh :D
Bila menderita sakit dan puasa
akan memberikan dampak buruk
pada kesehatan tubuh,
konsultasilah dengan dokter
apakah boleh berpuasa atau tidak.
Ada keringanan bagi mereka yang
tidak bisa berpuasa dengan
melakukan fidyah atau amalan
lainnya pada saat bulan Ramadan.
Satu lagi, perbanyak shalat sunnah
(duha, rowatib, tahiatul masjid,
21
dll) di bulan puasa, karena shalat
dapat menenangkan jiwa kita, dan
air wudhu akan membuat kita
segar dan merelaksasi syaraf.
Perhatikan Tampilan Wajahmu!....
Rahasia wajah tetap segar adalah
rajin membersihkan wajah.
Apalagi setelah seharian
beraktivitas, debu dan kuman
pasti ‘menempel’ di wajah. Agar
kamu terjauh dari wajah kusam
dan muka berjerawat, biasakan
membersihkan wajah. Memakai
toner mengurangi dehidrasi,
begitu pula dengan memakai
pelembab yang banyak
mengandung air. Hitung-hitung
pengganti ‘minuman’ kulit.
Pakailah bedak dasar tipis-tipis
dan merata ke seluruh wajah.
Diamkan beberapa menit, setelah
itu baru bubuhkan bedak. Dasar
make-up ini menjadi kunci
penampilanmu agar tetap segar
dan tahan lama sekaligus
membuat wajahmu tidak terlihat
cepat kuyu.
Sebagian besar dari wanita
percaya bahwa maskara mampu
membuka sinar mata dan
membuat mata kelihatan ‘hidup’.
Maskara juga bisa ’menipu’ agar
mata terlihat tetap cerah.
Selama puasa, bibirmu jadi mudah
kering dan pecah-pecah, pakailah
lipgloss karena vitamin di
dalamnya bikin bibir tetap
lembab. Tentunya asal tidak bolak-
balik dijilat :P
Tidak ada alasan untuk tidak
tersenyum selama puasa karena
rasa lemasmu. Senyum diyakini
bisa menarik/ meregangkan otot-
otot wajah (senam wajah ringan),
sehingga penampilanmu dapat
selalu memancarkan kesegaran.
Keep smiling!
22
Perhatikan Kesegaran Mulutmu!....
Bau mulut sering menjadi keluhan
saat menjalani ibadah puasa. Bau ini
sebenarnya terjadi karena mulut
mengalami kekeringan akibat air liur
berkurang atau kurang melakukan
aktivitas berkunyah selama 14 jam,
sehingga bau mulut akan menjadi
tidak segar. Artinya, bau mulut yang
ditimbulkan bukan akibat bau mulut
yang disebabkan oleh adanya
kelainan organ.
Bau mulut akibat kelainan organ,
umumnya terjadi akibat kelainan
pada rongga mulut, Telinga Hidung
dan Tenggorokan (THT), saluran
pernafasan atau saluran pencernaan.
Tapi sebagian besar penyebab bau
mulut, sebenarnya akibat kelainan
pada rongga mulut.
Bau mulut sebenarnya dapat
diminimalkan selama berpuasa
dengan tetap memperhatikan
kebersihan mulut dan mengkonsumsi
makanan, minuman dan buah-
buahan yang baik untuk kebersihan
mulut. Jika ada masalah dengan
kesehatan mulut segera
konsultasikan dengan dokter gigi
sehingga keadaan bau mulut tidak
berlanjut. Untuk menjaga mulut tetap
sehat selama berpuasa, berikut
beberapa tips kesehatan mulut yang
harus selalu di perhatikan:
1. Pelihara kebersihan mulut dengan
menggosok gigi dan lidah setelah
sahur dan berbuka. Jangan
menunda gosok gigi untuk tidur
terlebih dahulu setelah sahur.
2. Gunakan benang gigi (dental floss)
untuk membersihkan sela-sela gigi
yang tidak terjangkau dengan sikat
gigi.
3. Minum air putih sebanyak 8-10
gelas selama saat berbuka dan
saat sahur.
4. Konsumsi sayur-sayuran dan
buah-buahan selama berbuka dan
sahur terutama yang banyak
mengandung air.
5. Nggak ngerokok kan?... Bener
banget, mau puasa atau nggak
puasa memang nggak boleh
ngerokok Selain memperburuk
kebersihan mulut, rokok juga
menimbulkan aroma yang tidak
sedap.
23
6. Jika ada masalah dengan gigi selama berpuasa, segera kontrol kepada dokter
gigi agar perawatan gigi dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
7. Hindari makanan yang berorama tajam seperti bawang, petai, jengkol dan
durian.
8. Hindari makanan yang lengket di gigi seperti coklat, es krim, biskuit dan kue
basah lainnya. Jika tetap ingin mengkonsumsi makanan tersebut, segera
berkumur atau dibersihkan agar makanan tersebut tidak menempel pada gigi
dalam waktu yang lama.
Berpuasa menyehatkan, apalagi dengan asupan
yang sehat. Selamat berpuasa
Sampai Jumpa di Buletin
Annisaa Kamifa edisi
berikutnya yaaa . .
24