b.laporan Vii
-
Upload
jim-colins -
Category
Documents
-
view
18 -
download
1
description
Transcript of b.laporan Vii
LAPORAN VII
Judul : Argentometri
Tujuan : Penentuan Kadar NaCl dalam Garam Dapur
Dasar teori
Argentometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi pengendapan. Titrasi ini
terbatas pada reaksi antara ion Ag+ dengan anion-anion X- yaitu : halida, tiosianat dan
sianida. Pada titrasi ini AgNO3 digunakan sebagai larutan standar.
Ag+ + X- AgX(p)
Suatu reaksi pengendapn berkesudahan bila endapan yang terbentuk mempunyai
kelarutan yang cukup kecil. Di dekat titik ekivalennya akan terjadi perubahan besar dari
konsentrasi ion-ion yang dititrasi. Untuk menunjukan berakhirnya suatu reaksi
pengendapan dipergunakan suatu indikator yang baru menghasilkan suatu endapan bila
reaksi dipergunakan dengan berhasil baik untuk titirasi pengendapan ini.
Dalam titrasi pengendapan dikenal tiga metode yaitu
(1) Metode Mohr, Yang didsarkan pada pembentukan endapan yang berwarna.
Metode Mohr cukup akurat jika digunakan pada konsentrasi klorida rendah. Pada
titrasi ini, endapan indicator berwarna harus lebih larut dibanding endapan utama yang
terbentuk selama titrasi. Akan tetapi tidak boleh terlalu banyak laru, karena akan
diperlukan lebih banyak pereaksi dari yang seharusnya.
(2) metode Volhard, yang didasarkan pada pembentukan larutan senyawa kompleks
Volhard menggunakan NH4SCN atau KSCN sebagai titran dan Fe3+ sebagai
indicator. Sampai dengan titik ekivalen harus terjadi reaksi antara titran dan Ag,
membentuk endapan
Ag+ + SCN- AgSCN
Karena titrannya SCN dan reaksinya berlangsung dengan Ag+, maka dengan cara
Volhard, titrasi langsung hanya dapat digunakan untuk penentuan Ag atau SCN -, sedang
untuk anion-anion lain harus ditempuh cara titrasi kembali.
(3) Metode Fajans yang didasarkan pada penyerapan indikator berwarna oleh endapan
pada titik ekivalen.
Metode Fajans menggunakan senyawa organik yang dapat diserap (adsorpsi) pada
permukaan endapan yang terbentuk selama titrasi argentometri berlangsung. Zat yang
diserap pada permukaan menyebabkan timbulnya warna. Penyerapan ini dapat diatur agar
terjadi pada titik ekivalen, antara lain dengan memilih macam indikator yang dipakai.
Suatu kesulitan dalam menggunakan indicator adsorpsi adalah banyak diantara zat warna
tersebut membuat endapan perak menjadi peka terhadap cahaya dan menyebabkan
endapan terurai. Titrasi menggunakan indicator adsorpsi biasanya cepat, akurat dan
terpercaya. Sebaliknya penerapan agak terbatas karena memerlukan endapan berbentuk
koloid dan juga harus terbentuk dengan cepat.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendeteksian titik akhir titrasi. Titik
akhir titrasi akan mudah teramati bila penambahan sedikit titran menyebabkan perubahan
besar pAg. Oleh karena itu diperhatikan varibel-variabel yang dapat menyebabkan
perubahan besar pAg.
konsentrasi. Semakin kecil konsentrasi analit dan titran, semakin kecil pula
rentang penurunan pAg pada titik ekivalen.
kelarutan. Semakin kecil harga Ksp, semakin besar rentang perubahan pAg dekat
titik ekivalen. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu :
temperatur. Kelarutan bertambah dengan naiknya temperatur, kadangkala
endapan yang baik terbentuk pada larutan panas. Tetapi jangan dilakukan
penyaringan terhadap larutan panas karena pengendapan dipengaruhi oleh
temperatur.
Sifat pelarut. Garam-garam anorganik lebih larut dalam air, berkurangnya
kelarutan dalam pelarut organik dapat digunakan sebagai dasar pemisahan dua
zat.
Efek ion sejenis. Kelarutan endapan dalam air berkurang jika larutan tersebut
mengandung satu dari ion-ion penyusun endapan, sebab pembatasan Ksp. Baik
kation atau anion yang ditambahkan, mengurangi konsentrasi ion penyusun
endapan sehingga endapan garam bertambah.
Efek ion-ion lain. Beberapa endapan bertambah kelarutannya bila dalam larutan
terdapat garam-garam yang berbeda dengan endapan. Hal ini disebut sebagai
efek garam betral atau efek aktivitas. Semakin kecil efek aktivitas dari dua buah
ion, semakin besar hasil kali konsentrasi molar ion-ion yang dihasilkan.
Pengaruh hidrolisis. Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air, akan
menghasilkan perubahan (H+). Kation dari spesies garam mengalami hidrolisis
sehingga menambah kelarutannya.
Pengaruh kompleks. Kelarutan garam yang sedikit merupakan fungsi
konsentrasi zat lain yang membentuk kompleks dengan kation garam tersebut.
Reaksi yang menghasilkan endapan dapat dimanfaatkan untuk analisis secara titrasi
jika reksinya berlangsung cepat, dan kuntitatif serta titk akhir dapat terdeteksi. Beberapa
reksi pengendapan berlangsung lambat dan mengalami keadaan lewat jenuh. Tidak
seperti gravimetri, titrasi argentometri tidak dapat menunggu sampai pengendapan
berlangsung sempurna. Hal yang penting juga adalah hasil kali kelarutan harus cukup
kecil sehingga pengendapan bersifat kuantitatif dalam batas kesalahan eksperimen, reaksi
samping tidak boleh terjadi, demikian juga kopresipitasi.
Titrasi argentometri dapat digunakan untuk analisis ion klorida dalam air minum.
Untuk analisis klorida dalam air minum, pertama adalah mengukur 100 ml air minum
dengan gelas ukur dan pindahkan kedalam labu Erlenmeyer 250 ml. pH diatur dengan
menggunakan universal indicator hingga pH 7-10. larutan K2CrO4 10% aduk dengan
baik, kemudian titrasi dengan larutan standar AgNO3 hingga terbentuk warna merah
cokelat yang tetap.
Hal ini penting diketahui, karena kadar atau kensentrasi ion klorida dalam air minum
harus memenuhi persyaratan kesehatan yang dikeluarkan Departemen Kesehatan RI. Air
minum yang baik harus mengandung ion klorida tidak lebih dari 250 ppm. Bila air
minum mengandung lebih dari batas yang telah ditentukan, selain air berasa asin juga
akan menyebabkan karat pada pipa besi. Untuk mengetahui apakah air layak dikonsumsi,
titrasi argentometri dapat membantu kita. Hal inilah yang mendasari kenapa titrasi
argentometri penting.
Alat dan bahan
a. Alat
Gelas kimia erlenmeyer pipet tetes statif dan klem corong
Buret Neraca aalitik gelas ukur
Labu takar Spatula batang pengaduk
b. Bahan
Prosedur Kerja
1) penetapan NaCl dalam garam dapur dengan cara Mohr
- menimbang 1 gram
- melarutkan dengan air suling dan
dimasukkandalam labu takar 100 ml
- Pipet 25 ml larutan contoh dan dimasukkan
dalam Erlenmeyer
- menambahkan indikator K2CrO4 5% 3 tetes
- Titrasi dengan larutan AgNO3
- Titrasi dilanjutkan
Larutan warna kuning
Garam dapur
Larutan warna kuning dengan endapan merah
Larutan warna kuning dengan endapan putih
pada volume 2,0 ml
2) penetapan NaCl dalam garam dapur
- menimbang 1 gram
- melarutkan dengan air suling, dimasukkan
dalam labu takar 100 ml dan impitkan
sampai tanda batas
- pipet 25 ml larutan contoh dan dimasukkan
ke dalam labu takar 100 ml
- menambahkan 50 ml AgNO3 0,1 M
encerkan sampai tanda batas
- mengocok sampai homogen dan disaring
- pipet air saringan 50 ml, dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer
- membubuhi 10 ml HNO3 4 ml dan 5 ml
indikator Fe3+
- kelebihan AgNO3 dititar dengan larutan
standar KSCN 0,1 M
Hasil Pengamatan Dan Perhitungan
Garam dapur
Larutan warna merah dengan endapan putih pada volume 2,5 ml
Pembahasan
Titrasi argentometri adalah golongan titrasi dimana hasil reaksi titrasinya
merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya adalah reaksi
pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran. Tidak
ada pengotor yang mengganggu dan diperlukan indicator untuk melihat titik akhir titrasi.
Hanya reaksi pengendapan yang digunakan pada titrasi. Akan tetapi metode tua seperti
penentuan Cl-, Br-, I- dengan Ag(I) adalah sangat penting. Alasan utama kurang
digunakannya metode tersebut adalah sulitnya memperoleh indikator yang sesuai untuk
menentukan titik akhir pengendapan serta komposisi endapan tidak selalu diketahui.
Setiap rekasi pengendapan berlangsung cepat, tersedianya indicator merupakan
dasar titrasi pengendapan. Akan tetapi hanya sedikit reaksi pengendapan yang
berlangsung cepat juga sedikit indikator yang memenuhi syarat untuk titrasi
pengendapan. Suatu reaksi pengendapan berlangsung berkesudahan bila endapan yang
terbentuk mempuyai kelarutan yang kecil.
Ada tiga metode yang dikenal dalam titrasi argentometri yakni metode Mohr,
Volhard dan metode Fajans. Namun, dalam percobaan ini hanya digunakan dua metode
yaitu metode Mohr dan metode Fajans.
1). penetapan NaCl dalam garam dapur dengan metode Mohr
Metode Mohr didasarkan pada pembentukan endapan yang berwarna
Titrasi ini berdasarkan atas reaksi :
Ag+ + Cl- AgCl
Jika membandingkan hasil kali kelarutan AgCl dan Ag2CrO4, maka AgCl akan
mengendap terlabih dulu.
Ksp AgCl = 1,8 x 10-10
Ksp Ag2CrO4 = 1,9 x 10-12
Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini ialah menimbang garam
dapur sebanyak 1 gram, kemudian dilarutkan dengan air suling lalu dimasukkan kedalam
labu takar 100 ml. setelah itu, pipet 25 ml larutan contoh dan dimasukkan kedalam
Erlenmeyer lalu tambahkan indicator K2Cr2O4 5% kemudian dititrasi dengan larutan
AgNO3 yang sudah diketahui molaritasnya. Titrasi sampai terjadi perubahan warna dari
endapan merah sampai terbentuk endapan putih.
Ketika melakukan titrasi asam-basa, digunakan indicator untuk mendeteksi titik
akhir titrasi, Begitu pula dengan titrasi argentometri. Pada titrasi ini, digunakan kromat
sebagai indicator sebab bila dibandingkan dengan AgCl maka yang mengendap terlebih
dulu adalah AgCl. Titk akhir titrasi ditandai dengan endapan putih dari perak kromat
(Ag2CrO4) dengan pH 7-10. Kelarutan perak kromat beberapa kali lebih besar dari pada
kelarutan perak klorida. Akibatnya, endapan perak terbentuk lebih dulu daripada endapan
perak kromat. Dengan mengatur ion kromat sebagai indicator, pembentukan perak
kromat dapat ditangguhkan hingga semua ion klorida terendapkan sebagai perak klorida
atau hingga konsentrasi ion mencapai titik ekivalen.
Untuk memperoleh hasil yang maksimal, titrasi dilakukan sebanyak dua kali
(titrasi duplo). Pada titirasi pertama endapan putih terbentuk pada saat volume mencapai
4 ml. kemudian dilanjutkan titrasi hingga endapan berwarna merah. Volume sampai
terbentuk endapa merah yaitu 40 ml. setelah itu, dihitung kadar NaCl dalam garam dapur
dan diperoleh kadarnya sebesar
2). Penetapan NaCl dalam garam dapur dengan metode Volhard
Metode Volhard didasarkan pada pembentukan larutan senyawa kompleks
berwarna. Berbeda dengan metode Mohr, metode Volhard harus dilakukan dalam suasana
asam untuk mencegah pengendapan besi (III) hidroksida. Ion besi (III) bertindak sebagai
indicator yang menyebabkan larutan berwarna merah dan sedikit kelebihan ion tiosianat :
Fe3+ + SCN- AgSCN2+
Metode Volhard menggunakan larutan standar ion tiosianat untuk menitrasi ion perak.
Ag+ (aq) + SCN-(aq) AgSCN(s)
Aplikasi metode Volhard yang sangat penting adalah penentuan ion hqlidq secara
tak langsung. Dibandingkan dengan perak halide lainnya, perak klorida lebih mudah larut
daripada perak tiosianat. Akibatnya, dalam penentuan ion klorida, reaksinya :
AgCl(s) + SCN AgSCn(s) + Cl-
Dalm percobaan ini, langkah awal yang dilakukan adalah menimbang garam
dapur 1 gram lalu dilarutkan dengan air suling dan dimasukkan kedalam labu takar 100
ml dan diimpitkan sampai tanda batas. Setelah itu, diambil 256 ml larutan contoh dan
dimasukkan kedalam labu takar 100 ml, ditambahkan 50 ml AgNO3 0,1 M
mengencerkannya sampai tanda batas. Larutan itu dikocok sampai homogen kemudian
disaring dengan kertas saring berlipat (karena dalam percobaan ini kertas saring tidak
tersedia maka digunakan tisu untuk penyeringan). Penyaringan dilakukan untuk
memperkecil kesalahan akibat kelebihan penggunaan ion tiosianat sebelum titrasi-
kembali dilakukan.
Setelah disaring, pipet air saringan 50 ml, dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan
bubuhi 10 ml HNO3 4 M dan 5 ml indicator Fe3+(tujuan penambahan asam agar Fe3+ tidak
mengendap). Kelebihan AgNO3 dititar dengan larutan standar KSCN 0,1 M. pada
percobaan ini, juga dilakukan sebanyak dua kali. Pada titrasi pertama volume KSCN 2,5
ml dan 3 ml volumenya pada saat titrasi kedua. Setelah itu dihitung kadar NaCl dalam
garam dapur dan diperoleh kadarnya sebesar
Kesimpulan
1) Argentometri merupakan metode volumetri yang didasarkan pada reaksi
pengendapan
2) Metode Mohr didasarkan pada pembentukan endapan yang berwarna, sedangkan
metode Volhard didasarkan pada pembentukan larutan senyawa kompleks
berwarna.
3) Kadar NaCl dalam garam dapur dengn metode Mohr sebesar ,sedangkan kadar
NaCl dengan metode Volhard sebesar
Kemungkinan kesalahan
1) kurang teliti dalam menimbang garam dapur
2) penambahan indicator baik K2CrO4 maupun Fe3+ yang terlalu banyak
3) kurang hati-hati dalam menyaring endapan
Daftar Pustaka
Team teaching. 2008. Penuntun Praktikum DDKA. UNG.
Lukum, P, Astin. 2008. Bahan Ajar DDKA. UNG : jurusan pendidikan kimia.
Khopkar. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI.
Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia
Sukarti, Tati. 2008. Kimia Analitik. Jatinangor : Widya Padjajaran.
Day, JR dan Underwood. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta
ttp://118.98.216.59/subdom/modul/bahan/smp_kimia_pengenalan-bahan-kimia_2008