BK FIX(1)

38
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembelajaran tak jarang banyak siswa yang belum memahami materi ataupun konsep yang telah diajarkan oleh guru, sehingga ketika diadakan ujian atau tes tulis khususnya, mereka akan memperoleh nilai yang belum mencapai standar. Untuk itu, perlu diadakan remidial. Pembelajaran remedial merupakan suatu kegiatan penting dalam keseluruhan belajar mengajar. Melalui pembelajaran remedial guru berusaha membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Dengan adanya pembeljaran remidial, maka guru dapat mengamati perkembangan masing-masing siswa melalui proses belajarnya. Selain pembelajaran remidial, guru sebaiknya memberikan pembelajaran pengayaan. Pembelajaran pengayaan dimaksudkan agar siswa yang cepat menangkap materi atau cepat dalam proses belajarnya memiliki wawasan dan pengetahuan lebih tentang materi pembelajaranyang telah diajarkan sebelumnya. Jadi pada dasarnya, baik pembelajaran remidial maupun pembelajaran pengayaan dimaksudkan agar dapat membantu siswa dalam proses belajarnya, sehingga perlu dilakukan oleh para guru. 1.2. Tujuan

description

tugasa

Transcript of BK FIX(1)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam pembelajaran tak jarang banyak siswa yang belum memahami materi ataupun konsep yang telah diajarkan oleh guru, sehingga ketika diadakan ujian atau tes tulis khususnya, mereka akan memperoleh nilai yang belum mencapai standar. Untuk itu, perlu diadakan remidial. Pembelajaran remedial merupakan suatu kegiatan penting dalam keseluruhan belajar mengajar. Melalui pembelajaran remedial guru berusaha membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Dengan adanya pembeljaran remidial, maka guru dapat mengamati perkembangan masing-masing siswa melalui proses belajarnya. Selain pembelajaran remidial, guru sebaiknya memberikan pembelajaran pengayaan. Pembelajaran pengayaan dimaksudkan agar siswa yang cepat menangkap materi atau cepat dalam proses belajarnya memiliki wawasan dan pengetahuan lebih tentang materi pembelajaranyang telah diajarkan sebelumnya. Jadi pada dasarnya, baik pembelajaran remidial maupun pembelajaran pengayaan dimaksudkan agar dapat membantu siswa dalam proses belajarnya, sehingga perlu dilakukan oleh para guru.

1.2. Tujuan1. Mengetahui pengertian, dasar, tujuan, dan fungsi pembelajaran remidial dan pengayaan.

2. Memahami pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran remidial.

3. Mengerti prosedur yang sebaiknya digunakan dalam pembelajaran remidial dan pembelajaran pengayaan.

1.3. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran remedial dan program pengayaan?

2. Apakah yang menjadi dasar , tujuan, dan fungsi pembelajaran remedial dan program pengayaan?

3. Pendekatan apa saja yang digunakan dalam pembelajaran remidial?

4. Bagaimana prosedur pembelajaran remedial dan program pengayaan?BAB 2. PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PROGRAM PENGAYAAN.1. Remidial

Remediasi mempunyai padanan remediation dalam bahasa Inggris. Kata ini berakar kata toremedy yang bermakna menyembuhkan. Remediasi merujuk pada proes penyembuahan. Remedial merupakan kata sifat. Karena itu dalam bahasa Inggris selalu bersama dengan kata benda, misalnya remedial work, yaitu pekerjaan penyembuhan, remeial teaching pengajaran penyembuhan.

Di Indonesia, istilah remedial sering ditulis berdiri sendiri sebagai kata benda. Mestinya dituliskan menjadi pengajaran remedial, atau kegiatan remedial. Dalam bagian ini istilah remediasi dan remedial digunakan bersama-sama, yang merujuk pada suatu proses membantu siswa mengatasi kesulitan belajar terutama mengatasi miskonsepsimiskonsepsi yang dimiliki.

Dalam random House Websters College Dictionary (1991), remediasi diartikan sebagai intended to improve poor skill in specified field. Remediasi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk membetulkan kekeliruan yang dilakukan siswa. Kalau dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan remediasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil. Kekurangberhasilan pembelajaran ini biasanya ditunjukkan oleh ketidakberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran.

Pembelajaran remedial adalah suatu bentuk pembelajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan atau membuat menjadi baik. Jadi pembelajaran remedial ini merupakan bentuk khusus pembelajaran yang bermaksud untuk menyembuhkan gangguan atau hambatan yang terjadi dalam proses belajar mengajar.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat kami simpulkan bahwa pembelajaran remidial merupakan pembelajaran khusus yang dimaksudkan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dengan memperbaiki kekeliruan yang dilakukan siswa yang belum sesuai dengan standar yang diharapkan.2. Pengayaan

Pengayaan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan mengayakan, memperkaya, memperbanyak. Sehingga dalam pelaksanaannya, program pengayaan adalah kegiatan tambahan yang diberikan kepada siswa yang telah mencapai ketentuan dalam belajar yang dimaksudkan untuk menambah wawasan atau memeperluas pengetahuannya dalam materi pelajaran yang telah dipelajarinya.

Selain itu bahwa kegiatan pengayaan merupakan kegiatan yang relatif bebas, karena bersifat memperluas, memperdalam dan menunjang satuan pelajaran yang diterapkan kepada semua siswa yang sudah tuntas dalam belajar. Kegiatan pengayaan ini bukanlah merupakan suatu kasus yang dialami oleh siswa-siswa yang belum tuntas yang disebabkan oleh kelambatan, kesulitan atau kegagalan dalam belajar.

Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Mereka memerlukan tugas tugas tambahan yang berencana untuk menambah memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya. Siswa siswi seperti ini sering muncul dalam kegiatan pelajaran dengan menggunakan system pengajaran yang terencana secara baik. Misalnya, system pengajaran dengan modul, paket belajar, dan pengajaran yang berprogram lainnya. Siswa yang amat cepat belajar hampir selalu dapat mengerjakan tugas-tugas lebih cepat dari rekan-rekan mereka dalam waktu yang ditetapkan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pengayaan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang khusus diadakan bagi siswa-siswa yang cepat dalam proses belajarnya guna menambah wawasan dan pengetahuan mengenai materi atau pembelajaran yang telah diajarkan sebelumnya.

B. DASAR, TUJUAN, DAN FUNGSI PEMBELAJARAN REMIDIAL DAN PEMBELAJARAN PENGAYAANa) Pembelajaran Remedial

Dasar Pembelajaran Remidial

Dari pengertian tersebut diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai kegiatan remediasi apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Guru melaksanakan perubahan dalam kegiatan pembelajarannya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi para siswa.

Sifat pokok kegiatan pembelajaran remedial ada tiga yaitu:

(1) menyederhanakan konsep yang komplek

(2) menjelaskan konsep yang kabur

(3) memperbaiki konsep yang salah tafsir.

Beberapa perlakuan yang dapat diberikan terhadap sifat pokok remedial tersebut antara lain berupa: penjelasan oleh guru, pemberian rangkuman, dan advance organizer, pemberian tugas dan lain-lain.

Pokok bahasan yang belum dapat dikuasai peserta didik merupakan kesulitan belajar untuk mempelajari pokok bahasan berikutnya. Kenyataan ini akan diperburuk kalau pokok bahasan yang baru yang akan dipelajari memerlukan keterampilan prasyarat, disisi lain pokok bahasan yang menjadi prasyarat belum tuntas. Kesulitan lain untuk mencapai tingkat ketuntasan belajar anatara lain: perbedaan individual diantara peserta didik dalam kelas dengan sistem pembelajaran klasikal.

Di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru dihadapkan pada kenyataan adanya keanekaragaman individu siswa. Keanekaragaman kemampuan ini akan membuat tingkat penguasaan belajar yang berbeda antara siswa satu dengan siswa yang lain, sehingga ada siswa yang berhasil mencapai prestasi baik dalam arti menguasai seluruh bahan belajar. Tetapi ada pula siswa yang tidak mampu mencapai prestassi seperti yang diharapkan dalam arti tidak mampu menguasai bahan belajar secara tuntas. Apabila siswa yang tidak menguasai bahan belajar secara tuntas ini dibiarkan, akan mempengaruhi penguasaan bahan pada pembelajaran berikutnya, sehingga bahan belajar yang belum dikuasai semakin menumpuk atau semakin luas. Hal tersebut oleh Suharsimi Arikunto (1986) digambarkan dengan sebuah diagram seperti di bawah ini:

Pelajaran IPelajaran IIPelajaran III

= pelajaran yang dikuasai

= bahan yang belum dikuasai

Diagram di atas menunjukkan bahwa yang belum dikuasai dari pelajaran I akan mempunyai akibat berganda bagi pelajaran II dan III apabila bahan tersebut merupakan bahan prasyarat. Lebih lanjut dikatakan bahwa anak yang tergolong tidak mampu bukan karena mereka itu bodoh, akan tetapi mungkin mereka mempunyai kebiasaan belajar yang salah atau bakat belajar lebih lambat dari kawan-kawannya, atau adanya kelalaian tubuh dan sebagainya.

Asumsi yang mendasari pertimbangan metode pembelajaran remedial dengan pendekatan secara individual terhadap peserta didik yang mengalami kesulita belajar dengan pemberian rangkuman dan advance organizer adalah:

(1) belajar hakekatnya adalah individual

(2) pembelajaran klasikal akan selalu dihadapkan dengan ketidak tuntasan belajar

(3) kalau peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan diberikan pembelajaran kembali secara klasikal seperti pembelajaran utama, peserta didik akan mengalami kesulitan yang serupa

(4) rangkuman dan advance organizer merupakan strategi pembelajaran untuk memudahkan pemahaman materi.

Tujuan Pembelajaran Remedial

Secara umum pembelajaran remedial bertujuan membantu siswa mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Jadi tujuan umum pembelajaran remedial sama dengan tujuan pembelajaran regular. Secara khusus tujuan pembelajaran remedial adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar agar mencapai prestasi yang diharapkan melalui proses penyembuhan dalam aspek kepribadian atau dalam proses belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran remedial siswa dibantu untuk memahami kesulitan belajar yang dihadapinya. Kemudian dibantu untuk mengatasi kesulitan tersebut dengan memperbaiki cara belajar dan sikap belajar yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar secara optimal serta mampu melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan oleh guru.

Fungsi Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial memiliki fungsi korektif (suatu usaha membetulkan atau memperbaiki, meninjau kembali sesuatu yang dianggap keliru) karena dalam pembelajaran remedial dilakukan pembetulan terhadap proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar menyangkut berbagai aspek mulai dari perumusan tujusn penggunaan metode mengajar, materi, alat pelajaran, cara belajar, evaluasi, dan kondisi pribadi siswa. Oleh karena itu dalam pembelajaran remedial setiap aspek proses belajar mengajar perlu ditinjau untuk diadakan pembetulan atau perbaikan agar membantu tercapainya hasil belajar mengajar yang optimal. Dalam pelaksanaannya tidak semua aspek tersebut diperbaiki, hal ini tergantung pada jenis dan sifat kesulitan yang dialami siswa. Misalnya seorang siswa mengalami kesulitan belajar, setelah dianalisis ternyata siswa tersebut tidak dapat mengikuti cara mengajar guru sehingga tidak pernah mengerti materi yang disajikan guru. Oleh karena itu yang harus dilakukan guru adalah:

a. Merumuskan tujuan pengajaran yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswaberdasarkan kesulitan yang dialami,

b. Menyederhanakan materi pengajaran,

c. Menyediakan alat pelajaran yang bisa memperjelas materi pengajaran,

d. Memilih metode mengajar yang dipandang tepat, dan sebagainya.

Beberapa fungsi remidial antara lain:

1) Fungsi Menyesuaikan

Dalam pembelajaran remedial, siswa dibantu untuk belajar sesuai dengan keadaan dan kemampuan yang dimilikinya sehingga hal ini tidak merupakan beban bagi siswa. Penyesuaian beban belajar memberikan peluang kepada siswa untuk memperoleh prestasi belajar yang baik. Selanjutnya hal ini akan menjadikan pendorong untuk belajar lebih giat karena merasa mampu menyelesaikan tugas yang dibebankan.

2) Fungsi Akselerasi

Yang dimaksud akselerasi adalah suatu usaha mempercepat pelaksanaan proses belajar mengajar dalam arti menambah waktu dan materi pengajaran untuk mengejar kekurangan yang dialami siswa. Jadi dalam pengajaran remedial guru mempercepat pengajaran dengan menambah frekuensi pertemuan dan materi pengajaran.

3) Fungsi Tarapeutik

Pembelajaran remedial mengandung unsur tarapeutik karena secara langsung atau tidak langsung berusaha menyembuhkan beberapa gangguan atau hambatan kepribadian siswa. Siswa yang mengalami kesulitan belajar kemungkinan dapat mengalami hambatan kepribadian dan sebaliknya.

b) Pembelajaran Pengayaan

Dasar Pembelajaran Pengayaan

Setiap siswa pada prinsispnya berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Namun kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan, dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya. (Syah 2010:169)

Kemampuan siswa dalam menangkap respon yang diberikan guru tidak semuanya sama karena berbagai faktor yang di atas disebutkan, berbeda kepala berbeda pemikiran dan pemahaman. Sehingga hasil belajar pun tidak akan sama.

Dari hasil belajar yang diperoleh, setelah dilakukan evaluasi pembelajaran yang dilakukan pendidik, maka akan diketahui siswa yang mempunyai wawasan baik dan siswa yang mempunyai wawasan kurang terhadap materi yang telah diberikan. Sehingga pendidik akan mengetahui siswa yang pantas diberikan pengayaan sesuai hakekat pengayaan yang ada.

Tujuan Pembelajaran Pengayaan

Adapun tujuan pengayaan selain untuk meningkatakan pemahaman dan wawasan tehadap materi yang sedang atau telah dipelajarinya juga agar siswa dapat belajar secara optimal baik dalam hal pendaya gunaan kemampuannya maupun perolehan dari hasil belajar.

Fungsi Pembelajaran Pengayaan

Dalam pembelajaran pengayaan, guru berusaha membantu siswa mengatasi kesulitan belajar dengan menyediakan atau menambah berbagai materi pengajaran yang tidak atau belum disampaikan dalam pengajaran biasa. Disamping itu penggunaan metode mengajar serta alat pelajaran pun dikembangkan agar siswa memperoleh hasil yang lebih mendalam tentang bahan pengajaran tersebut. Hal ini merupakan suatu pengayaan dalam proses belajar mengajar.

C. PENDEKATAN PEMBELAJARAN REMEDIALDalamKamus Besar Bahasa Indonesia,pendekatanberarti:

1. Proses, cara, perbuatan mendekati (hendak berdamai, bersahabat, dan sebagainya).

2. Usaha dalam rangka aktifitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode untuk mencapai pengertian tentang masalah; acangan.

Pembelajaran(masih menurut KBBI) adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan kataremedialberarti berhubungan dengan perbaikan: pengajaran, pengajaran ulang bagi siswa yang hasil belajarnya jelek; atau bersifat menyembuhkan.

Berdasarkan arti kata (menurut KBBI) di atas, dapat disimpulkan bahwapendekatan pembelajaran remedialdalam kaitannya dengan proses pembelajaran adalah cara mengajar/tindakan yang dipilih guru dalam rangka membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar atau yang belum berhasil dalam menguasai suatu kemampuan/kompetensi yang diharapkan.

Menurut Warkitri dkk. (dalam Julaiha, 2007) terdapat tigapendekatan dalam pembelajaran remedial, yaitu pendekatan yang bersifat preventif, kuratif, dan pengembangan. Berikut pembahasannya.

a. Pendekatan yang bersifat preventif

Pendekatan ini ditujukan kepada siswa yang diduga (diperkirakan) akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu program studi tertentu yang akan ditempuhnya. Perkiraan ini digolongkan menjadi :

1. Siswa yang akan lebih cepat dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan sesuai waktu yang tersedia.

2. Siswa yang akan mampu menguasai kompetensi yang telah ditetapkan sesuai dengan waktu yang disediakan (normal).

3. Siswa yang lambat atau tidak mampu menguasai kompetensi yang telah ditetapkan dengan batas waktu yang tersedia.

Berdasarkan perkiraan tersebut, makapendekatan pembelajaran remedialdapat dilakukan dalam bentuk:

Kelompok belajar homogen.

Individual.

Kelompok dengan kelas remedial.

Cara untuk mengetahui dugaan/perkiranan tersebut adalah dengan melakukan evaluasi sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan (pretes), kemudian mengelompokkannya sesuai dengan kemampuan siswa.

b. Pendekatan yang bersifat kuratif

Masih menurut Warkitri, pembelajaran remedial dikatakan bersifat kuratif jika pelaksanaannya ditujukan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa setelah proses pembelajaranbiasa berlangsung. Guru dapat mengetahui dan menentukan siswa yang memerlukan bantuan (remedial) setelah melakukan ujian formatif.Pendekatan yang bersifat kuratif ini dapat dilakukan dengan cara:1. Pengulangan. Pengulangan bisa dilakukan setelah akhir pertemuan atau akhir unit pelajaran (beberapa KD). Pelaksanaannya dapat dilakukan secara:

Individual jika yang mengalami kesulitan belajar jumlahnya sedikit (beberapa siswa).

Kelompok jika yang mengalami kesulitan belajar jumlahnya banyak (lebih dari 8 siswa)

2. Pengayaan/Pengukuhan. Pengayaan dilakukan jika siswa kurang mampu tetapi secara akademik termasuk berbakat. Caranya antara lain:

Pemberian tugas/PR (pekerjaan rumah).

Pemberian tugas yang dikerjakan di kelas.c.Pendekatan yang bersifat pengembangan

Pembelajaran remedialdisebut bersifat pengembangan jika pembelajarannya dilaksanakan saat kegiatan pembelajaran biasa berlangsung atau dengan kata lain pendekatan ini dipandang bersifat pengembangan jika dilakukan guru selama proses belajar mengajar biasa berlangsung. Pendekatan ini merupakan bantuan yang diberikan guru secara bertahap kepada siswa, agar segera dapat mengatasi kesulitan yang yang mungkin dialami selama proses belajar mengajar berlangsung (untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan). Oleh karena itu,diperlukan peranan bimbingan dan penyuluhan agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan berhasil.D. PROSEDUR PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PROGRAM PENGAYAAN.Prosedur Remedial

Sebagaimanapembelajaranpada kelas biasa, maka dalam pembelajaran remedialpun terdapat beberapa langkah kegiatan yang harus ditempuh oleh guru. Langkah tersebut mulai dari mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar, mencari dan menemukan penyebab kesulitan yang dialami siswa, merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan, dan terakhir menilai keberhasilan kegiatan yang dilaksanakan.

Untuk lebih jelasnya, prosuder pengajaran remedial adalah sebagai berikut :

1. Analisis Hasil Diagnosis

Seperti yang telah diketahui, diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses pemeriksaan terhadap siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar. Melalui kegiatan diagnosis guru akan mengetahui para siswa yang perlu mendapatkan bantuan. Untuk keperluan kegiatan remedial, tentu yang menjadi fokus perhatian adalah siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar yang ditunjukkan dengan tidak tercapainya kriteria keberhasilan belajar, misalnya dengan menentukan standar KKM.

`2. Menemukan Penyebab Kesulitan

Sebelum Anda merancang kegiatan remedial, guru harus terlebih dahulu mengetahui mengapa siswa mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. Perlu diingat bahwa kesulitan sama yang dialami masing-masing siswa bisa disebabkan oleh faktor yang berbeda.

Selain faktor yang berasal dari diri siswa, faktor penyebab kesulitan lain yang sangat mungkin adalah dari guru sendiri. Dalam hal ini guru perlu melakukan refleksi dan introspeksi diri dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran. Dengan mengetahui penyebab kesulitan yang dialami siswa secara pasti maka guru akan dengan mudah merencanakan kegiatan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran secara tepat.

Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang perhatian di saat mengikuti pembelajaran. Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dsb. Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netratuna daksa, dsb. Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara, pengamatan, dsb.3. Menyusun Rencana Kegiatan Remedial

Setelah diketahui siswa-siswa yang perlu mendapatkan remedial, topik yang belum dikuasai setiap siswa, serta faktor penyebab kesulitan, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pembelajaran remedial. Sama halnya pada pembelajaran pada umumnya, komponen-komponen yang harus direncanakan dalam melaksanakan kegiatan remedial adalah sebagai berikut;

a. Merumuskan indikator hasil belajar

b. Menentukan materi yang sesuai dengan indikator hasil belajar

c. Memilih strategi dan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa

d. Merencanakan waktu yang diperlukan

e. Menentukan jenis, prosedur dan alat penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa.

4. Melaksanakan Kegiatan Remedial

Setelah kegiatan perencanaan remedial disusun,langkah berikutnya adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran remedial. Sebaiknya pelaksanaan kegiatan remedial dilakukan sesegera mungkin, karena semakin cepat siswa dibantu mengatasi kesulitan yang dihadapinya, semakin besar kemungkinan siswa tersebut berhasil dalam belajarnya.

Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:

Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.

Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.

Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.

Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.

5. Menilai Kegiatan Remedial

Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, harus dilakukan penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji kemajuan belajar siswa.Apabila siswa mengalami kemauan belajar sesuai yang diharapkan, berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan cukup efektif membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak mengalami kemajuan dalam belajarnya berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan kurang efektif. Untuk itu guru harus menganalisis setiap komponen pembelajaran.Berikut adalah kriteria-kriteria keberhasilan pengajaran remedial yaitu:

1. Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh peserta didik berkaitan dengan masalah yang dibahas

2. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan, dan

3. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peserta didik sesudah pelaksanaan remedial dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah belajar yang dialaminya.

Sementara itu, Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan beberapa kriteria dari keberhasilan dan efektivitas remedial yang telah diberikan, yaitu apabila:

1. Peserta didik telah menyadari (to be aware of) atas adanya masalah yang dihadapi.

2. Peserta didik telah memahami (self insight) permasalahan yang dihadapi.

3. Peserta didik telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima kenyataan diri dan masalahnya secara obyektif (self acceptance).

4. Peserta didik telah menurun ketegangan emosinya (emotion stress release).

5. Peserta didik telah menurun penentangan terhadap lingkungannya

6. Peserta didik mulai menunjukkan kemampuannya dalam mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan mengambil keputusan secara sehat dan rasional.

7. Peserta didik telah menunjukkan kemampuan melakukan usahausaha perbaikan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sesuai dengan dasar pertimbangan dan keputusan yang telah diambilnya.

PENGAYAAN

Terdapat tiga jenis pembelajaran pengayaan, yaitu:

1. Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dsb, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.

2. Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.

3. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah.

Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan

Pemberian pembelajaran pengayaan pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan lebih, baik dalam kecepatan maupun kualitas belajarnya. Agar pemberian pengayaan tepat sasaran maka perlu ditempuh langkah-langkah sistematis, yaitu (1) mengidentifikasi kelebihan kemampuan peserta didik, dan (2) memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran pengayaan.

Identifikasi Kelebihan Kemampuan Belajar

a. TujuanIdentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik. Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain meliputi :

1. Belajar lebih cepat. Peserta didik yang memiliki kecepatan belajar tinggi ditandai dengan cepatnya penguasaan kompetensi (SK/KD) mata pelajaran tertentu.

2. Menyimpan informasi lebih mudah Peserta didik yang memiliki kemampuan menyimpan informasi lebih mudah, akan memiliki banyak informasi yang tersimpan dalam memori/ ingatannya dan mudah diakses untuk digunakan.

3. Keingintahuan yang tinggi. Banyak bertanya dan menyelidiki merupakan tanda bahwa seorang peserta didik memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi.

4. Berpikir mandiri. Peserta didik dengan kemampuan berpikir mandiri umumnya lebih menyukai tugas mandiri serta mempunyai kapasitas sebagai pemimpin.

5. Superior dalam berpikir abstrak. Peserta didik yang superior dalam berpikir abstrak umumnya menyukai kegiatan pemecahan masalah.

6. Memiliki banyak minat. Mudah termotivasi untuk meminati masalah baru dan berpartisipasi dalam banyak kegiatan.

b. TeknikTeknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui : tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dsb.

1. Tes IQ (Intelligence Quotient) adalah tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik. Dari tes ini dapat diketahui tingkat kemampuan spasial, interpersonal, musikal, intrapersonal, verbal, logik/matematik, kinestetik, naturalistik, dsb.

2. Tes inventori. Tes inventori digunakan untuk menemukan dan mengumpulkan data mengenai bakat, minat, hobi, kebiasaan belajar, dsb.

3. Wawancara. Wanwancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai program pengayaan yang diminati peserta didik.

4. Pengamatan (observasi). Pengamatan dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun tingkat pengayaan yang perlu diprogramkan untuk peserta didik.

Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan

Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lai melalui:

1. Belajar Kelompok. Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan.

2. Belajar mandiri. Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.

3. Pembelajaran berbasis tema. Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.

4. Pemadatan kurikulum. Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.

Perlu diperhatikan bahwa penyelenggaraan pembelajaran pengayaan ini terutama terkait dengan kegiatan tatap muka untuk jam-jam pelajaran sekolah biasa. Namun demikian kegiatan pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

Sekolah dapat juga memfasilitasi peserta didik dengan kelebihan kecerdasan dalam bentuk kegiatan pengembangan diri dengan spesifikasi pengayaan kompetensi tertentu, misalnya untuk bidang sains. Pembelajaran seperti ini diselenggarakan untuk membantu peserta didik mempersiapkan diri mengikuti kompetisi tingkat nasional maupun internasional seperti olimpiade internasional fisika, kimia dan biologi.

Sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran, kegiatan pengayaan tidak lepas kaitannya dengan penilaian. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal.Berikut ini merupakan contoh form penilaian pembelajaran remidial dan pengayaan:1. Program Remidial

CONTOH PROGRAM REMIDIALSekolah : SMP Negeri ............Kelas / Semester : VIII (Delapan) / GenapMata Pelajaran :MatematikaUlangan Harian ke : 2

Tanggal Ulangan Harian: 1 Maret 2011

Bentuk Soal UH : Uraian

Materi UH (KD/Indikator): 4.2 Menghitung keliling dan luas lingkaran1.Menghitung keliling lingkaran2.Menghitung luas lingkaran.3.Menggunakan rumus keliling dan luas lingkaran dalam memecahkan soal yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.Rencana Ulangan Rem : 8 Maret 2011KKM :70No.Nama SiswaNilai UlanganIndikator yang tidak dikuasaiBentuk Pelaksanaan Pembelajaran RemidialNomor Soal yang dikerjakan dalam TesRemidialNilai Tes RemKet.( 1 )( 2 )( 3 )( 4 )( 5 )( 6 )(7)(8)1.

Aco

65

2, 3

Diberikan Bimbingan Khusus dan tugas Individu

1, 2, 3, 4

85

Tuntas

2.

Besse

68

3

Diberikan Tugas khusus

3, 4

98

Tuntas

3.

Dst

Sengkang, 2011

Guru Mata Pelajaran

UMAR MUHADI

NIP.

Keterangan :Pada kolom ( 6 ), masing-masing indikator dibuatkan 1 atau 2 nomor soal dengan tingkat kesukaran berbeda-beda

Misalnya : Indikator 2 menjadi 2 soal yaitu nomor 1, 2

Indikator 3 menjadi 2 soal yaitu nomor 3, 4

Pada kolom ( 7), nilai yang diperoleh hanya digunakan untuk menentukan tuntas atau tidak tuntasnya dari siswa yang telah ikut remidial, karena nilai yang akan diolah adalah nilai batas ketuntasan. Artinya bahwa Aco dan Besse memperoleh nilai setelah remidial masing-masing 70 (batas ketuntasan).

Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial1. Cara yang dapat ditempuha. Pemberian bimbingan secara khusus dan perorangan bagi peserta didik yang belum atau mengalami kesulitan dalam penguasaan KD tertentu.b. Pemberian tugas-tugas atau perlakuan (treatment) secara khusus, yang sifatnya penyederhanaan dari pelaksanaan pembelajaran regular.Bentuk penyederhanaan itu dapat dilakukan guru antara lain melalui:a. Penyederhanaan strategi pembelajaran untuk KD tertentub. Penyederhanaan cara penyajian (misalnya: menggunakan gambar, model, skema, grafik, memberikan rangkuman yang sederhana, dll.)c. Penyederhanaan soal/pertanyaan yang diberikan.2. Materi dan waktu pelaksanaan program remediala. Program remedial diberikan hanya pada KD atau indikator yang belum tuntas.b. Program remedial dilaksanakan setelah mengikutites/ulangan KD tertentu atau sejumlah KD dalam satu kesatuan.

Teknik pelaksanaan penugasan/pembelajaran remedial: Penugasan individu diakhiri dengan tes (lisan/tertulis) bila jumlah peserta didik yang mengikuti remedial maksimal20%. Penugasan kelompok diakhiri dengan tes individual (lisan/tertulis) bila jumlah peserta didik yang mengikuti remedi lebih dari 20% tetapi kurang dari 50%. Pembelajaran ulang diakhiri dengan tes individual (tertulis) bila jumlah peserta didik yang mengikuti remedi lebih dari 50 %.

2. Program Pengayaan

CONTOH PROGRAM PENGAYAANSekolah : SMP Negeri ...............Kelas / Semester : VIII (Delapan) / GenapMata Pelajaran : MatematikaKKM Mata Pelajaran : 70

Materi (KD/Indikator) : 4.2 Menghitung keliling dan luas lingkaran1. Menghitung keliling lingkaran2. Menghitung luas lingkaran.3. Menggunakan rumus keliling dan luas lingkaran dalam memecahkan soal yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.No.

Nama SiswaNilai UlanganBentuk Pengayaan1.

Condeng

90

Contoh:

1.Memberikan soal-soal pemecahan masalah, misalnya soal-soal Olimpiade yang terkait dengan materi lingkaran.

2.Memanfaatkan Condeng dan Dandang untuk menjadi Tutor Sebaya

2.

Dandang

100

Dst ..

Sengkang, 2011

Guru Mata Pelajaran

UMAR MUHADI

NIP.

1. Cara yang dapat ditempuh:a. Pemberian bacaan tambahan atau berdiskusi yang bertujuan memperluas wawasan bagi KD tertentub. Pemberian tugas untuk melakukan analisis gambar, model, grafik, bacaan/paragraf, dll.c. Memberikan soal-soal latihan tambahan yang bersifat pengayaan

d. Membantu guru dalam membimbing teman-temannya yang belum mencapai ketuntasan.

2. Materi dan waktu pelaksanaan program pengayaan

a. Materi Program pengayaan diberikan sesuai dengan KD-KD atau indikator yang dipelajari , bisa berupa penguatan materi yang dipelajari maupun berupa pengembangan materi

b. Waktu pelaksanaan program pengayaan adalah:

setelah mengikutites/ulangan KD tertentu atau kesatuan KD tertentu, dan atau pada saat pembelajaran dimana siswa yang lebih cepat tuntas dibanding dengan teman lainnya maka dilayani dengan program pengayaanSebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran, kegiatan pengayaan tidak lepas kaitannya dengan penilaian. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal.BAB 3. PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran Remidial merupakan pembelajaran remidial merupakan pembelajaran khusus yang dimaksudkan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dengan memperbaiki kekeliruan yang dilakukan siswa yang belum sesuai dengan standar yang diharapkan, sedangkan pembelajaran pengayaan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang khusus diadakan bagi siswa-siswa yang cepat dalam proses belajarnya guna menambah wawasan dan pengetahuan mengenai materi atau pembelajaran yang telah diajarkan sebelumnya.

2. Dasar pembelajaran remidial dan pembelajaran pengayaan yaitu:

a. Pembelajaran Remidial

Guru harus mampu melaksanakan perubahan dalam kegiatan pembelajarannya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi para siswa.

b. Pembelajaran PengayaanSetiap siswa pada prinsispnya berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan.3. Tujuan dan Fungsi pembelajaran remidial dan pembelajaran pengayaan

a. Pembelajaran remidial

Tujuannya: membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar agar mencapai prestasi yang diharapkan melalui proses penyembuhan dalam aspek kepribadian atau dalam proses belajar mengajar.Fungsi: pembelajaran remedial memiliki fungsi korektif (suatu usaha membetulkan atau memperbaiki, meninjau kembali sesuatu yang dianggap keliru) karena dalam pembelajaran remedial dilakukan pembetulan terhadap proses belajar mengajar.b. Pembelajaran pengayaanTujuan: untuk meningkatakan pemahaman dan wawasan tehadap materi yang sedang atau telah dipelajarinya juga agar siswa dapat belajar secara optimal baik dalam hal pendaya gunaan kemampuannya maupun perolehan dari hasil belajar.

Fungsi: mengatasi kesulitan belajar dengan menyediakan atau menambah berbagai materi pengajaran yang tidak atau belum disampaikan dalam pengajaran biasa.4. Pendekatan pembelajaran remedialPendekatan pembelajaran remedialdalam kaitannya dengan proses pembelajaran adalah cara mengajar/tindakan yang dipilih guru dalam rangka membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar atau yang belum berhasil dalam menguasai suatu kemampuan/kompetensi yang diharapkan.

Menurut Warkitri mengemukakan bahwa terdapat tigapendekatan dalam pembelajaran remedial, yaitu pendekatan yang bersifat preventif, kuratif, dan pengembangan.5. Prosedur pembelajaran remedial dan program pengayaan.

Prosedur dalam pembelajaran remedial

1. Analisis Hasil Diagnosis

`2. Menemukan Penyebab Kesulitan

3. Menyusun Rencana Kegiatan Remedial

4. Melaksanakan Kegiatan Remedial

5. Menilai Kegiatan Remedial

Prosedur dalam pembelajaran pengayaan

Pemberian pembelajaran pengayaan pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan lebih, baik dalam kecepatan maupun kualitas belajarnya. Agar pemberian pengayaan tepat sasaran maka perlu ditempuh langkah-langkah sistematis, yaitu (1) mengidentifikasi kelebihan kemampuan peserta didik, dan (2) memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran pengayaan.

3.2. SARANDalam pelaksanaan pembelajaran, baik pembelajaran remidial maupun pembelajaran pengayaan sebaiknya guru lebih memperhatikan lagi bagaimana proses perkembangan belajar siswa, agar obyek atau sasaran dari pembelajaran remidial maupun pembelajaran pengayaan ini tepat sasaran.