Bj rj
description
Transcript of Bj rj
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Salah satu sifat fisika obat yang mempengaruhi bioavaibilitas dari
sediaan farmasi adalah bobot jenis dan rapat jenis, dimana bobot jenis suatu
zat berbeda dengan bobot jenis zat yang lainnya.
Bobot jenis merupakan besaran yang menyatakan perbandingan
antara massa (g) dengan volume (ml), jadi satuan bobot jenis adalah g/ml.
Sedangkan rapat jenis adalah perbandingan antara bobot jenis sampel
dengan bobot jenis air suling, jadi rapat jenis tidak memiliki satuan.
Dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka kita dapat
melakukan pemeriksaan identitas, konsentrasi dan kemurnian senyawa aktif.
Di samping itu dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka akan
mempermudah dalam memformulasi obat juga dapat menentukan apakah
suatu zat dapat bercampur atau tidak dengan zat lainnya. Dengan
mengetahui banyaknya manfaat dari penentuan bobot jenis maka
dilakukanlah percobaan ini.
I.2. Maksud dan Tujuan
I.2.1. Maksud percobaan
Mengetahui dan memahami cara penentapan bobot jenis
dan rapat jenis suatu zat cair dengan metode tertentu.
I.2.2. Tujuan Percobaan
Menentukan bobot jenis dan rapat jenis dari aquadest,
bensin, minyak tanah, dan minyak kelapa dengan menggunakan
piknometer dan hidrometer.
I.3. Prinsip Percobaan
A. Penentuan bobot jenis dengan Piknometer
Penentuan bobot jenis suatu zat cair (air suling, bensin, minyak tanah,
minyak kelapa) dengan metode piknometer, dimana ditimbang lebih
dahulu berat piknometer kosong dan piknometer berisi zat cair yang
diuji. Selisih dari penimbangan adalah massa zat cair tersebut pada
pengukuran suhu kamar (250C) dan dalam volume konstan, tertera pada
piknometer. Maka bobot jenis zat cair tersebut adalah massanya sendiri
dibagi dengan volume piknometer, dengan satuan g/mL.
B. Penentuan rapat jenis dengan Piknometer
Penentuan rapat jenis suatu zat cair (air suling, bensin, minyak tanah,
minyak kelapa) dengan metode piknometer, dimana rapat jenis zat cair
tersebut adalah bobot jenisnya sendiri yang diperoeleh dari pengukuran
sebelumnya dengan piknometer, dibagi dengan bobot jenis air suling
pada suhu 250C, tanpa menggunakan satuan.
C. Penentuan rapat jenis dan bobot jenis dengan metode Hidrometer
Penentuan bobot jenis dan rapat jenis suatu zat cair (air suling, bensin,
minyak tanah, minyak kelapa) dengan memasukkan zat cair ke dalam
gelas ukur 500 ml, lalu dimasukkan hidrometer dimana angka yang
terbaca pada permukaan zat cair menunjukkan bobot jenis zat cair
tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Teori Umum
Bobot jenis adalah konstanta atau ketetapan bahan yang tergantung
pada suhu yang padat, cair, dan bentuk gas yang homogen. (1)
Rapat jenis adalah perbandingan antara bobot zat berbanding
dengan volum zat pada suhu tertentu. Untuk bidang farmasi biasanya 25o C.
(2)
Berbeda dengan kerapatan bobot jenis adalah bilangan murni atau
tanpa dimensi, yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan
rumus yang cocok. Bobot jenis untuk penggunaan praktis lebih sering
didefinisikan sebagai perbandingan massa dari suatu zat terhadap jumlah
volume air pada suhu 4oC atau temperatur lain yang etlah ditentukan. (3)
Seperti titk lebur, titik didih atau indeks bias (bilangan bias),
kerapatan relatif merupakan besaran spesifik zat. Besaran ini dapat
digunakan untuk pemeriksaan konsentrasi dan kemurnian senyawa aktif,
senyawa bantu dan sediaan farmasi. (4)
Cara pengukuran bobot jenis ada beberapa cara antara lain : (2)
1. Piknometer (biasanya terbuat dari kaca bentuk erlenmeyer kecil dengan
kapasitas antara 10 ml sampai 50 ml).
2. Hidrometer berupa pipa kaca yang ujungnya tertutup dan bagian
bawahnya tertutup dan diberi pemberat pada bagian bawah. Bila lat ini
dicelupkan dalam cairan yang akan diperiksa maka angka menunjukkan
bobot jenisnya.
3. Mohr-Westphal Balane. Alat ini hampir sama dengan neraca lengan kiri
berisi tabung kaca dengan pemnberatnya (sehingga bila dicelupkan
dalam cairan yang akan diperiksa akan tenggelam). Selanjutnya lengan
sebelah kanan berisi pemberat yang dapat ditambahkan dan dapat
dikurangi. Jumlah pemberat yang berada dalam keadaan kesetimbangan
dengan gaya tolak cairan menunjukkan bobot cairan yang dipindahkan
sejumlah volume tabung tersebut. Prinsip penentuan ini sebenarnya
berdasar prinsip hukum Archimedes. Bila benda dicelupkaqn dalam air
maka benda tersebut akan mendapat perlawanan (gaya ke atas) sebesar
jumlah air yang dipindahkan.
Kecuali dinyatakan lain masing-masing monografi, penetapan
bobot jenis digunakan hanya untuk cairan dan kecuali dinyatakan lain,
didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25o C terhadap
bobot air dengan volum dan suhu yang sama. Bila suhu ditetapkan dengan
monografi, bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu
yang telah ditetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang
sama. Bila pada suhu 25o C zat tersebut berbentuk padat, tetapkan bobot
jenis pada suhu yang ada atau tertera pada masing-masing monografi, dan
mengacu pada air dengahn suhu 25o C. (3)
II.3. Prosedur Kerja (2)
A. Mengukur bobot jenis menggunakan piknometer
1. Bersihkan piknometer hingga tidak meninggalkan bekas tetesan air
dengan cara setelah dibersihkan dengan aquadest bilas dengan
pelarut aseton atau alkohol pekat.
2. Piknometer panaskan pada suhu 1000C selama 1 jam, kemudian
masukkan ke dalam eksikator sampai dingin. Timbang dalam neraca
analitik (bobot a gram)
3. Isikan air suling yang akan diukur ke dalam piknometer hingga
penuh
4. Seluruh piknometer dengan isinya didinginkan dalam es hingga suhu
air dalam piknometer mencapai 250C menggunakan termometer
5. Setelah suhu mencapai tepat 250C segera ditutup dan lap dengan kain
bersih. Biarkan pada suhu kamar dan ditimbang secara teliti
menggunakan neraca analitik (bobot b gram).
Hitung bobot jenis (b-a) gram/volume ml =………… g/ml.
B. Mengukur bobot jenis dengan hidrometer
Ambil gelas ukur volume 500 ml, selanjutnya masukkan cairan
yang akan diukur. Hidrometer bersihkan dahulu dan masukkan ke dalam
gelas ukur yang telah berisi cairan yang akan diperiksa. Catat angka
yang tertanda tepat dipermukaan cairan. Angka tersebut menunjukkan
bobot jenisnya.
BAB III
METODE KERJA
III.1. Alat dan Bahan
III.1.1. Alat-alat yang digunakan
Baskom
Botol semprot
Gelas ukur 500 ml
Hidrometer
Lap kasar
Lap halus
Oven
Piknometer 25 ml
Pipet tetes
Timbangan analitik
Termometer
III.1.2. Bahan-bahan yang digunakan
Air suling
Alkohol
Bensin
Es batu
Minyak kelapa
Minyak tanah
Tissue roll
III.2. Cara Kerja
A. Pengukuran Bobot Jenis dengan Piknometer
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Piknometer dibersihkan dengan air suling, kemudian dibilas
dengan alkohol
3. Piknometer dikeringkan dalam oven pada suhu 1000C selama 60
menit, lalu didinginkan pada suhu kamar
4. Dikeluarkan piknometer setelah pengeringan selama 1 jam,
kemudian ditimbang bobotnya dalam keadaan kosong pada
timbangan analitik, hasilnya dicatat. Penimbangan dilakukan 3
kali.
5. Dimasukkan dalam baskom berisi es/air dingin piknometer kosong
tadi, sampai mencapai 250C dan ditimbang dengan timbangan
analitik (secara triplo) dan dicatat hasilnya.
6. Aquadest dikeluarkan dari piknometer lalu dibilas dengan alkohol
70% lalu dikeringkan
7. Diisikan piknometer kosong dengan sampel lain yaitu minyak
tanah dan bensin dengan volume sesuai yang tertera pada
piknometer (perlakuan dilakukan secara triplo) dengan prosedur
yang sama.
8. Dihitung bobot jenis masing-masing sampel termasuk aquadest,
dengan cara menghitung selish dari penimbangan piknometer
berisi sampel dengan piknometer kosong
B. Pengukuran Bobot Jenis Dengan Metode Hidrometer
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Kedalam gelas ukur 500 ml (4 buah), dimasukkan air suling untuk
menghilangkan kotoran. Kemudian dibilas dengan alkohol untuk
menguapkan kotoran dan lemak yang melekat.
3. Gelas ukur diisi masing-masing 500 ml aquadest, minyak tanah,
minyak kelapa dan bensin sampai batas tanda.
4. Dimasukkan hidrometer ke dalam gelas ukur tadi, dan diamati
skalanya pada permukaan zat cair yang menunjukkan bobot jenis
zat cair tersebut.
5. Dicatat hasilnya masing-masing.
BAB V
PEMBAHASAN
Bobot jenis adalah perbandingan antara bobot suatu zat disbanding
dengan volume zat tersebut pada suhu tertentu (25o C). Sedangkan rapat jenis
adalah perabndingan antara bobot jenis suatu zat dengan bobot jenis zat
pembanding pada suhu tertentu.
Dalam percobaan ini akan dilakukan penentuan bobot jenis dan rapat
jenis dari sampel cairan (aquadest, minyak tanah, dan bensin) dengan
menggunakan 2 jenis alat yaitu hidrometer dan piknometer. Dimana dari hasil
pengukuran kedua macam alat tersebut akan dibandingkan hasil yang diperoleh
dengan yang ada ppada literature.
Piknometer merupakan lat yang terbuat dari kaca denganb erbentuk
Erlenmeyer kecil dsengan volume hingga 80 ml. Alat ini sering digunkan untuk
penentuan bobot jenis karena prinsip kerjanya cukup mudah dan sederhana.
Sedangkan hydrometer secara teoritis lebih teliti dalam pengukuran bobot jenis
dan lebih praktis karena bobot jenisnya langsung dapat diketahui ntanpa melalui
perhitungan.
Sebelum memulai percobaan, terlebih dahulu piknometer dibersihkan
dengan menggunakan aquadest, kemudian dibilas dengan alkohol untuk
mempercepat pengeringan piknometer kosong tadi. Selain itu karena sifat alcohol
yang mudah menguap, dan dapat melarutkan lemak yang masih tertinggal pada
dinding pikno. Pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa dari
permbersihan, karena biasanya pencucian meninggalkan tetesan pada dinding alat
yang dibersihkan, sehinggga dapat mempengaruhi hasil penimbangan piknometer
kosong, yang akhirnya juga mempengaruhi nilai bobot jenis sampel. Pemakaian
alkohol sebagai pembilas memiliki sifat-sifat yang baik seperti mudah mengalir,
mudah menguap dan bersifat antiseptikum. Jadi sisa-sisa yang tidak diinginkan
dapat hilang dengan baik, baik yang ada di luar, maupun yang ada di dalam
piknometer itu sendiri.
Setelah pembersihan, piknometer kemudian dikeringkan di dalam oven
dengan suhu 1000C selama 1 jam. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengembalikan piknometer pada bobot sesungguhnya atau paling tidak
mendekati bobot dari piknometer itu. Adapun penyimpanan piknometer dalam
ruangan laboratorium mempengaruhi piknometer dalam hal berat piknometer.
Setelah pengeringan, piknometer dikeluarkan dari dalam oven, untuk
kemudian didiamkan sampai dingin dalam baskom berisi air es. Pendinginan ini
dimaksudkan untuk mempercepat pengembalian ukuran dari piknometer yang
memuai saat pengeringan dalam oven daripada dibiarkan dingin di udara terbuka
(suhu kamar). Setelah itu barulah piknometer ditimbang pada timbangan analitik
dalam keadaan kosong tentunya, tanpa pemasukan sampel.
Dari hasil penimbangan ini dapat dicari bobot jenis sampel nantinya, yakni
dengan menimbang piknometer berisi sampel terlebih dahulu, kemudian bobot
jenis diperoleh dengan memperkurangkannya dengan berat piknometer kosong
tadi.
Setelah ditimbang kosong, piknometer lalu diisikan dengan aquadest,
sebagai pembanding kemudian dengan sampel yang lain (minyak tanah, minyak
kelapa, dan bensin). Pengisian dari masing-masing sampel ke dalam piknometer
harus dilakukan dengan hati-hati karena pemasukannya melalui mulut piknometer
yang tidak lebar. Pengisiannya pun harus pelan-pelan, yakni diisikan melalui
bagian dinding dalam dari piknometer. Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya gelembung udara di dalam piknometer yang ditimbulkan dari pengisian
sampel ke dalam piknometer yang salah prosedurnya. Dengan adanya gelembung
udara di dalam piknometer, dapat mempengaruhi penimbangan nantinya.
Pada proses pemindahan piknometer, diusahakan piknometer tidak
bersentuhan dengan tangan untuk menghindari menempelnya lemak yang
mungkin terdapat di tangan yang nantinya akan mengganggu hasil penimbangan.
Jadi piknometer di pegang dengan bantuan tissue.
Sedangkan hydrometer prinsip kerjanya berdasarkan pada hokum
Archimedes tentang gaya apung, bahwa apabila suatu benda dimasukkan dalam
zat cair, maka benda tersebut akan mendapat gaya ke atas sebesar jumlah zat cair
yang dipindahkan. Pada metode ini mempunyai keuntungas yaitu penggunaan alat
pada saat pengukuran lebih praktis yaitu tinggal dicelupkan ke dalam larutan uji,
sedangkan kerugiannya yaitu larutan uji yang digunakan sangat banyak yaitu 500
ml sampai 1000 ml.
Adapun keuntungan dari penentuan bobot jenis dengan menggunakan
piknometer adalah mudah dalam pengerjaan. Sedangkan kerugiannya yaitu
berkaitan dengan ketelitian dalam penimbangan. Jika proses penimbangan tidak
teliti maka hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan hasil yang ditetapkan
literatur. Disamping itu penentuan bobot jenis dengan menggunakan piknometer
memerlukan waktu yang lama.
Perbedaaan percobaan Bj /Rj ini dengan viskositas yaitu percobaan ini
bertujuan untuk menentukan bobot jenis dan rapat jenis yang dihitung untuk
mengetahui koefisien viskositanya. Akan tetapi bila dilihat dari rumus penentuan
bobot jenis, baik percobaan penentuan Bj maupun viskositas adalah sama.
Dalam bidang farmasi, penentuan bobot jenis dapat digunakan untuk
identifikasi suatu senyawa yang tidak diketahui dan untuk menentukan kemurnian
suatu senyawa.
BAB VI
PENUTUP
VI.1. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Bobot jenis dengan piknometer
- Aquadest : 0,9905 g/ml
- Bensin : 0,7715 g/ml
- Minyak tanah : 0,7855 g/ml
- Solar : 0,842 g/ml
2. Rapat jenis dengan hydrometer
- Aquadest : 1
- Bensin : 0,746
- Minyak tanah : 0,818
- Solar : 0,850
VI.2. Saran
Sebaiknya digunakan sampel yang lain agar hasilnya lebih bervariasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Voight, R., (1994), “BUku Pelajaran Teknologi Farmasi”, UGM Press,
Yogyakarta
2. Effendi, M. I., (2003), “Penuntun Praktikum Farmasi Fisika”, Jurusan
Farmasi, Unhas, Makassar
3. Roth, Herman J dan Gottfried B., (1988), “Analisis Farmasi”, UGM Press,
Yogyakarta
4. United States Pharmacopeaia, (1975), The United States Pharmacopeia”,
19th, Twinbrook Parkway, Rockville
5. Ditjen POM, (1979), “Farmakope Indonesia Edisi III”, Depkes RI, Jakarta