Bisnis Syariah Sebagai Pekerjaan Mulia

24
Bisnis Syariah sebagai Pekerjaan Mulia Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata bisnis dari bahasa inggris (business), dengan kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dengan arti lain, bisnis itu identik dengan ’sibuk’ mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Secara terminologi, menurut Skinner, bisnis adalah pertukaran barang, jasa atau uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat. Sedangkan, Straub & Attner mendefenisikan bisnis sebagai suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang dan jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk mendapatkan profit. Dalam Islam, secara etimologi kata bisnis berarti identik dengan al-tijarah, al-bai’, tadayantum, dan isytara. Tetapi yang seringkali digunakan yaitu al-tijarah dan dalam bahasa arab tijaraha, berawal dari kata dasar t-j-r, tajara, tajran wa tijarata, yang bermakna berdagang atau berniaga. At-tijaratun walmutjar yaitu perdagangan, perniagaan. Menurut ar-Raghib al-Asfahan at-tijarah bermakna pengelolaan harta benda untuk mencari keuntungan. Secara terminologi, menurut Yusanto & Wijaya Kusuma bisnis Islami adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan pendayagunaan hartanya disebabkan aturan halal dan haram. Berbisnis atau melakukan aktivitas bisnis merupakan suatu jalan ’halal’ yang dapat dilakukan seorang muslim untuk memperoleh rezeki guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Bisnis termasuk dalam golongan muamalah dalam Islam. Ketika membahas tentang muamalah, maka tidak akan terlepas dari kaidah-kaidah syara’ yang telah ditetapkan ulama terdahulu. Para ulama dan fuqaha, dalam menetapkan hukum menyangkut masalah-masalah muamalah, selalu mendasarkan ketetapannya dengan suatu prinsip pokok bahwa ’ segala sesuatu asalnya mubah (boleh). Suatu aktivitas muamalah akan menjadi haram dilakukan jika terdapat dasar dalil yang mengharamkan aktifitas tersebut.

Transcript of Bisnis Syariah Sebagai Pekerjaan Mulia

Page 1: Bisnis Syariah Sebagai Pekerjaan Mulia

Bisnis Syariah sebagai Pekerjaan Mulia

      Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata bisnis dari bahasa inggris (business), dengan kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dengan arti lain, bisnis itu identik dengan ’sibuk’ mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Secara terminologi, menurut Skinner, bisnis adalah pertukaran barang, jasa atau uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat. Sedangkan, Straub & Attner mendefenisikan bisnis sebagai suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang dan jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk mendapatkan profit.      Dalam Islam, secara etimologi kata bisnis berarti identik dengan al-tijarah, al-bai’, tadayantum, dan isytara. Tetapi yang seringkali digunakan yaitu al-tijarah dan dalam bahasa arab tijaraha, berawal dari kata dasar t-j-r, tajara, tajran wa tijarata, yang bermakna berdagang atau berniaga. At-tijaratun walmutjar yaitu perdagangan, perniagaan. Menurut ar-Raghib al-Asfahan at-tijarah bermakna pengelolaan harta benda untuk mencari keuntungan. Secara terminologi, menurut Yusanto & Wijaya Kusuma bisnis Islami adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan pendayagunaan hartanya disebabkan aturan halal dan haram.      Berbisnis atau melakukan aktivitas bisnis merupakan suatu jalan ’halal’ yang dapat dilakukan seorang muslim untuk memperoleh rezeki guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Bisnis termasuk dalam golongan muamalah dalam Islam. Ketika membahas tentang muamalah, maka tidak akan terlepas dari kaidah-kaidah syara’ yang telah ditetapkan ulama terdahulu. Para ulama dan fuqaha, dalam menetapkan hukum menyangkut masalah-masalah muamalah, selalu mendasarkan ketetapannya dengan suatu prinsip pokok bahwa ’ segala sesuatu asalnya mubah (boleh). Suatu aktivitas muamalah akan menjadi haram dilakukan jika terdapat dasar dalil yang mengharamkan aktifitas tersebut.      Pandangan lain adalah paradigma bisnis dalam Islam bahwa Allah SWT adalah pemilik segala sumber daya yang ada di dunia, sedangkan manusia (sebagai pelaku bisnis) berkedudukan sebagai pemegang amanah yang diberikan oleh Allah SWT untuk mengelola sumber daya. Tugas pengembanan  amanah ini termasuk tugas ibadah kepada Allah dalam bentuk pelaksanaan kegiatan bisnis. Oleh karena itu, tujuan yang dikandung di dalam menjalankan bisnis di dunia adalah dalam rangka mencapai tujuan jangka panjang yaitu kehidupan yang abadi di akherat. Artinya, bahwa hal yang melatarbelakangi berjalannya suatu bisnis adalah karena niat beribadah muamalah, berlandaskan tauhid dan pengabdian kepada allah melalui usaha memberikan manfaat positif bagi kemaslahatan manusia.       Terdapat 3 (tiga) hal yang harus dipertimbangkan dalam menjalankan bisnis syariah, yaitu :2.1.1  Bisnis dilakukan tidak hanya sekedar mencari untung sendirian, tetapi bisnis juga mencari dan menginginkan tercapainya tujuan lain yang secara teori dibutuhkan dalam rangka kelangsungan dan eksistensi secara berkelanjutan atau untuk waktu yang panjang. Hal yang berorientasi pada tujuan untuk menjawab persoalan-persoalan umat manusia pada umumnya, yaitu mencapai tujuan kesejahteraan hidup secara ekonomi dan sosial.2.1.2  Mendirikan bisnis sebagai lahan beribadah mu’amalah mencari ridha Allah SWT yang sesuai dengan amanah yang diemban manusia untuk memelihara bumi.

Page 2: Bisnis Syariah Sebagai Pekerjaan Mulia

2.1.3  Fokus pada tujuan optimal. Orientasi tujuan keuntungan optimal adalah tujuan jangka panjang dan dilakukan dengan cara penggunaan sumber daya ekonomi yang benar dan logis setelah memenuhi kebutuhan dan keinginan pihak Stakeholder. Stake holder utama dalam bisnis Islam adalah Allah. Stake holder lain : pemilik modal, pemilik SDM Pemilik sumber daya, pemerintah, lembaga sosial, konsumen dll. Mereka ini amat layak menerima alokasi sumber daya secara optimal dari sistem bisnis yang melakukan tranformasi dan pembentukan nilai tambah dalam proses bisnis. Pendukung tercapainya keuntungan optimal, yaitu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat yang sebenarnya. Hal ini sangat penting karena majunya bisnis ditentukan oleh masyarakat, khususnya masyarakat konsumen.               Berdasarkan ketiga hal tersebut arah dan tujuan bisnis syariah adalah :  i), Untuk ibadah : pengelolaan bisnis diniatkan sebagai ibadah mu’amalah,   ii) Kemaslahatan umat & Ikut serta memecahkan masalah sosial,  iii) Mendapat profit yang layak, iv) Menjaga kelangsungan usaha,   v) Pertumbuhan ; artinya perkembangan aset di masa mendatang, serta vi) Membangun citra yang baik di masyarakat dengan Menciptakan nilai tambah, manfaat dan kesejahteraan.http://muhammaddwimulia.blogspot.com/2013/05/bisnis-syariah-sebagai-pekerjaan-mulia.html

http://adzaniahdinda.wordpress.com/2013/04/07/bisnis-syariah-sebagai-pekerjaan-mulia/

http://intansaridewi14.blogspot.com/2013/05/bisnis-syariah-sebagai-pekerjaan-mulia.html

http://liameirani.blogspot.com/2013/07/bisnis-syariah-adalah-pekerjaan-mulia.html

bisnis syariah sebagai pekerjaan mulia

Banyak orang mengatakan, pasar syariah adalah pasar yang emosional (emotional market), sedangkan pasar konvensional adalah pasar yang rasional (rational market).Selain itu, dalam syariah marketing, bisnis yang disertai keikhlasan semata-mata hanya untuk mencari keridhaan Allah, maka seluruh bentuk transaksinya insya Allah menjadi ibadah di hadapan Allah SWT. Ini akan menjadi bibit dan modal besar baginya untuk menjadi bisnis yang besar, yang memiliki spiritual brand, yang memiliki karisma, keunggulan, dan keunikan yang tak tertandingi. Seperti kata Al-Quran, “Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu akan menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.” Spiritual Marketing sebagai Jiwa BisnisKita memerlukan kepemimpinan spiritual dalam mengelola suatu bisnis, terlepas dari mana sumber spiritual tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Jonathan L. Parapak, “Apabila kita dalami elemen-elemen pokok dari kepemimpinan, maka semua harus diwarnai, dicerahi, dan dilandasi oleh ajaran, nilai, dan prinsip-prinsip Agama (Kristen bagi penganut Kristen). Visinya adalah visi penyelamat, visi transformasi, visi pemeliharaan, visi kasih, visi pemberdayaan, dan visi kekekalan. Strateginya adalah strategi pemberdayaan, penyelamatan, dan pembaruan. System nilai, ajaran,

Page 3: Bisnis Syariah Sebagai Pekerjaan Mulia

dan prinsip-prinsip Kristiani menjadi pegangan, landasan, acuan, dan arahan utama dalam memilih pola komunikasi, skenario yang akan digelar.”Sebenarnya, spiritual marketing ini dapat kita laksanakan dengan optimal jika dalam segala aktivitas sehari-hari kita menempatkan Tuhan sebagai Stakeholder utama. Ini perbedaan pokok antara pemasaran biasa dan spiritual marketing. Kita menempatkan Tuhan sebagai satu-satunya pemilik kepentingan (the ultimate stakeholder). Akuntabilitas dan responsibilitas diterjemahkan sebagai pertanggungjawaban di Padang Mahsyar (yaumul hisab) kelak, yang merupakan pengadilan abadi terhadap sepak-terjang manusia (termasuk para pelaku bisnis), baik yang tersurat maupun yang tersirat. Allah SWT berfirman, “Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?” (QS Al-Qiyamah [75]:36).Karakteristik Syariah MarketingKata “syariah” (al-syari’ah) telah ada dalam bahasa Arab sebelum turunnya Al-Quran. Kata yang semakna dengannya juga ada dalam Taurat dan Injil. Kata syari’at dalam bahasa Ibrani disebutkan sebanyak 200 kali, yang selalu mengisyaratkan pada makna “kehendak Tuhan yang diwahyukan sebagai wujud kekuasaan-Nya atas segala perbuatan manusia.”

bisnis syariah sebagai pekerjaan mulia

Banyak orang mengatakan, pasar syariah adalah pasar yang emosional (emotional market), sedangkan pasar konvensional adalah pasar yang rasional (rational market).Selain itu, dalam syariah marketing, bisnis yang disertai keikhlasan semata-mata hanya untuk mencari keridhaan Allah, maka seluruh bentuk transaksinya insya Allah menjadi ibadah di hadapan Allah SWT. Ini akan menjadi bibit dan modal besar baginya untuk menjadi bisnis yang besar, yang memiliki spiritual brand, yang memiliki karisma, keunggulan, dan keunikan yang tak tertandingi. Seperti kata Al-Quran, “Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu akan menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.” Spiritual Marketing sebagai Jiwa BisnisKita memerlukan kepemimpinan spiritual dalam mengelola suatu bisnis, terlepas dari mana sumber spiritual tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Jonathan L. Parapak, “Apabila kita dalami elemen-elemen pokok dari kepemimpinan, maka semua harus diwarnai, dicerahi, dan dilandasi oleh ajaran, nilai, dan prinsip-prinsip Agama (Kristen bagi penganut Kristen). Visinya adalah visi penyelamat, visi transformasi, visi pemeliharaan, visi kasih, visi pemberdayaan, dan visi kekekalan. Strateginya adalah strategi pemberdayaan, penyelamatan, dan pembaruan. System nilai, ajaran, dan prinsip-prinsip Kristiani menjadi pegangan, landasan, acuan, dan arahan utama dalam memilih pola komunikasi, skenario yang akan digelar.”Sebenarnya, spiritual marketing ini dapat kita laksanakan dengan optimal jika dalam segala aktivitas sehari-hari kita menempatkan Tuhan sebagai Stakeholder utama. Ini perbedaan pokok antara pemasaran biasa dan spiritual marketing. Kita menempatkan Tuhan sebagai satu-satunya pemilik kepentingan (the ultimate stakeholder). Akuntabilitas dan responsibilitas diterjemahkan sebagai

Page 4: Bisnis Syariah Sebagai Pekerjaan Mulia

pertanggungjawaban di Padang Mahsyar (yaumul hisab) kelak, yang merupakan pengadilan abadi terhadap sepak-terjang manusia (termasuk para pelaku bisnis), baik yang tersurat maupun yang tersirat. Allah SWT berfirman, “Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?” (QS Al-Qiyamah [75]:36).Karakteristik Syariah MarketingKata “syariah” (al-syari’ah) telah ada dalam bahasa Arab sebelum turunnya Al-Quran. Kata yang semakna dengannya juga ada dalam Taurat dan Injil. Kata syari’at dalam bahasa Ibrani disebutkan sebanyak 200 kali, yang selalu mengisyaratkan pada makna “kehendak Tuhan yang diwahyukan sebagai wujud kekuasaan-Nya atas segala perbuatan manusia.

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

PENDAHULUANDAN CARILAH APA YANG TELAH DIANUGRAHKAN ALLAH KEPADAMU (KEBAHAGIAAN NEGERI AKHIRAT), NAMUN JANGANLAH KAMU MELUPAKAN KEBAHAGIAAN DARI KENIKMATAN DUNIA DAN BERBUAT BAIKLAH KEPADA ORANG LAIN, SEBAGAIMANA ALLAH TELAH BERBUAT BAIK KEPADAMU, DAN JANGANLAH MEMBUAT KERUSAKAN DIMUKA BUMI. SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MENYUKAI ORANG YANG BERBUAT KERUSAKAN. (QS AL-QASHAS,28:77)

PERKEMBANGAN EKONOMI DAN BISNIS SYARIAHBank Indonesia menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking system dan mendorong pangsa pasar bank-bank syariah yang lebih luas sesuai cetak biru perbankan syariah (BI, 2002).

Depkeu melalui Bapepam-LK telah mengakui keberadaan lembaga keuangan syariah non banking seperti asuransi dan pasar modal syariah.

Departemen Agama telah mengeluarkan akreditasi bagi organisasi pengelola zakat baik dipusat maupun daerah.

Tahun 1990 MUI memprakarsai Lokakarya Ekonomi Syariah dan Tanggal 10-2-1999 MUI membentuk Dewan Syariah Nasional (DSN)ANEKA RAGAM BISNIS SYARIAH BAB IA.    PERBANKAN SYARIAH    Pengertian Bank Syariah menurut para ahli :    1. Menurut Schaik (2001:45-52), bank syariah adalah sebuah bentuk dari bank modern yang didasarkan pada hukum islam yang sah, dikembangkan pada abad pertama islam, menggunakan konsep berbagi risiko sebagai metode utama, dan meniadakan keuangan berdasarkan kepastian serta keuntungan yang ditentukan sebelumnya.

Page 5: Bisnis Syariah Sebagai Pekerjaan Mulia

    2. Menurut Muhammad (Donna, 2006), adalah lembaga keuangan yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu-lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya sesuai dengan prinsip syariat islam.PRINSIP-PRINSIP DALAM PERBANKAN SYARIAHPrinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadiah)    Al-Wadiah sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki (Syafi’I Antonio, 2001).     a. Wadiah Yad Al-Amanah b. Wadiah Yad adh-Dhamanah

    Tatacara pembagian hasil usaha :    a. Al-Mudharabah adalah suatu perkongsian antara dua pihak shahib al-mal menyediakan dana dan pihak mudharib bertanggung jawab atas pengelolaan usaha.    b. Al-Musyakarah adalah perkongsian antara dua pihak atau lebih dalam satu proyek dimana masing pihak berhak atas segala keuntungan dan bertanggung jawab akan segala kerugian yang terjadi sesuai dengan penyertaannya masing-masing   

Prinsip Jual Beli (Al-Tijaraah)    Merupakan tata cara jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank akan menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin).        a. Al-Murabahah adalah akad jual beli barang dengan         menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang         disepakati oleh penjual dan pembeli    b. Salam adalah akad jual beli barang pesanan dengan         penangguhan pengiriman oleh penjual dan pelunasannya         dilakukan segera oleh pembeli sebelum pesanan tersebut         diterima sesuai syarat-syarat tertentu.    c. Istishna’ adalah akad jual beli antara pembeli dan produsen         yang juga bertindak sebagai penjual. Cara pembayarannya         dapat berupa pembayaran dimuka, cicilan, atau ditangguhkan         sampai jangka waktu tertentu.

3.    Prinsip Sewa (Al-Ijarah)    Al-Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa , melalui pembayaran  upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak kepemilikan atas barang itu sendiri.    a. Ijarah, sewa murni     b. Ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan penggabungan sewa           dan beli.

4. Prinsip Jasa     Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank.    a. Al-Wakalah, nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk          mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti          transfer

Page 6: Bisnis Syariah Sebagai Pekerjaan Mulia

    b. Al-Kafalah, merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung         kepada pihak ketiga untuk memenuhi pihak kedua atau yang         ditanggung.

        c. Al-Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang                  berutang kepada orang lain yang wajib menangungnya,             dimana bank bertindak sebagai juru tagih tanpa                 membayarkan dulu piutang tersebut.        d. Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik si                   peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.        e. Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang                 dapat ditagih atau diminta atau dengan kata lain                  meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.

Bagi Hasil (syirkah)    a. Musyarakah merupakan transaksi bagi hasil yang dilandasi keinginan para pihak  yang bekerja sama untuk  meningkatkan nilai aset secara bersama-sama.    b. Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atu lebih pihak di mana pemilik modal (shahibul mal) mempercayakan sejumlah uang kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan.

PERBEDAAN BANK SYARIAH DENGAN KONVENSIONALTerdapat perbedaan dalam berbagai aspek.Akad dan aspek legal memiliki konsekuensi dunia akhirat.Lembaga penyelesaian sengketa dilakukan di Badan Arbitrase Muamalah Indonesia (BAMUI) yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Agung RI dan MUI.Struktur organisasi bank syariah harus ada Dewan Pengawas Syariah.Bisnis dan usaha yang dibiayai tidak lepas dari kreteria syariah.Lingkungan dan budaya kerja yang sesuai dengan syariah.

Baitul Mal Wat Tamwil (BMT)    Pengertian BMT, dilihat secara konseptual memiliki dua fungsi yaitu pertama Baitul maal  menyangkut kegiatan dalam menerima titipan dana zakat, infaq, dan shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya. dan kedua Baitul tamwil dengan melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi.

    Menurut Hosen dan Hasan Ali (PKES, 2008), BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan pada sistem ekonomi yang salaam : keselamatan (berintikan keadilan), kedamaian, dan kesejahteraan.

Prinsip-Prinsip dalam BMTPrinsip bagi hasil hal ini maksudnya, ada pembagian hasil dari pemberi pinjaman dengan BMT, yakni dengan konsep Al-Mudharabah, Al-Musyarakah, Al-Muzara’ah, dan Al-

Page 7: Bisnis Syariah Sebagai Pekerjaan Mulia

Musaqah.Sistem balas jasa merupakan cara jual-beli yang dalam pelaksanaannya BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang diberi kuasa melakukan pembelibarang atas nama BMT, dan kemudian bertindak sebagai penjual, dengan menjual barang yang telah dibelinya dengan ditambah mark up. Keuntungan BMT nantinya akan dibagi kepada penyedia dana.Sistem profit, disebut juga sebagai pembiayaan  kebajikan yang bersifat sosial dan non-komersial. Nasabah cukup mengembalikan pokok pinjamannya saja.Akad bersyarikat, adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih dan masing-masing pihak mengikutsertakan modal dengan perjanjian pembagian keuntungan/kerugian yang disepakati.Produk pembiayaan. Persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam diantara BMT dengan pihak lain.

Kegiatan Operasional BMT :Terdapat 2 tugas penting BMTPengumpulan Dana BMT yang bersumber dari dana masyarakat, simpanan biasa, simpanan berjangka atau deposito, serta melalui kerjasama antar institusi.u anggota     a. Simpanan Wadiah ( wadhi’ah amanah dan wadhi’ah                yadhomanah) – setiap waktu dapat ditarik pemilik atau anggota    b. Simpanan mudharabah – dana yang penyetoran dan                penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan perjanjian.

2.    Penyaluran Dana BMT    Dalam bentuk pinjaman atau disebut juga pembiayaan yaitu suatu fasilitas yang diberikan BMT kepada anggota yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang telah dikumpulkan BMT dari anggota yang surplus dana.    a. Akad Tijarah (jual beli)    b. Akad syirkah (penyertaan dan bagi hasil) – Musyarakah yaitu                keuntungan dsan kerugian ditanggung bersama, Mudharabah yaitu                BMT menyediakan dana dan peminjam berupaya mengelola dana                tersebut untuk pengembangan usaha. 

Modal Pendirian BMT    Modal awal sebesar Rp.20 juta berasal dari beberapa tokoh masyarakat, yayasan, kas mesjid atau BAZIS. Namun pendirian harus dilakukan antara 20 sampai 44 orang.

Badan Hukum BMT    BMT dapat didirikan dalam bentuk kelompok swafdaya masyarakat atau koperasi.

C. PEGADAIAN SYARIAH    Pengertian Pegadaian Syariah dalam fiqih islam mengenal perjanjian gadai atau Rahn yaitu perjanjian menahan sesuatu barang sebagai tanggungan hutang.

Rukun dan syarat transaksi gadai :Shigat adalah ucapan berupa ijab dan qabulOrang yang berakad Harta atau barang (marhun)Hutang (marhun bih)

Page 8: Bisnis Syariah Sebagai Pekerjaan Mulia

Syarat sah gadai :Shigat, syarat shigat tidak boleh terikat dengan syarat tertentu  dan dengan masa yang akan datang.Orang yang berakad, baik yang menggadaikan (rahin) maupun yang menerima gadai (murtahin) harus cakap dalam melakukan tindakan hukum, baligh, dan berakal sehat, serta mampu melakukan akad.

Marhun bih, harus merupakan hak yang wajib dikembalikan kepada murtahin; merupakan barang yang dapat dimanfaatkan; dapat dihitung jumlahnya.

Marhun, harus merupakan harta yang bisa dijual dan nilainya seimbang dengan marhun bih.

Asuransi Syariah (takaful).    Pengertian asuransi syariah menurut fatwa Dewan Asuransi Syariah Nasional MUI adalah usaha saling melindungi dan tolong –menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad atau perikatan yang sesuai dengan syariah.

    Menurut Hosen dan Hasan Ali (PKES, 2008:8-9), asuransi syriah mempunyai ciri-ciri :    1.    Menggunakan akad tolong-menolong    2.    Dana yang terkumpul dari peserta asuransi akan tetap menjadi         milik peserta asuransi bukan menjadi milik perusahaan (hanya         sebagai pengelola).    3.    Pembayaran klaim peserta menggunakan dana kebajikan         (tabarru’) bukan dana milik perusahaan asuransi.    4. Terdapat Dewan Pengawas Syariah.

E. Pasar Modal Syariah    Defenisi pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorithies maupun perusahaan swasta.    Menurut UU RI (1995 : No.8) tentang pasar modal disebutkan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek.

    Kegiatan operasional pasar modal syariah    Fatwa DSN No.40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal menentukan kriteria produk investasi :    1. Jenis usaha tidak termasuk yang dilarang    2. Jenis transaksi menganut prinsip kehati-hatian dan tidak          spekulatif.

    Berdasarkan ketentuan tersebut produk investasi sesuai syariah dapat berupa :    1. Saham sudah sesuai dengan ajaran islam (syirkah dan

Page 9: Bisnis Syariah Sebagai Pekerjaan Mulia

         musyarakah).    2. Obligasi syariah (sukuk) dengan mewajibkan emiten untuk           membayar  pendapatan kepada pemegang obligasi syariah          berupa bagi hasil  atau margin atau fee serta membayar kembali          dana obligasi pada saat jatuh tempo.    3. Reksadana Syariah, merupakan wadah untuk menghimpun dana          dari masyarakat pemodal kemudian diinvestasikan dalam          portofolio efek oleh manajer investasi yang beroperasi menurut          ketentuan dan prinsip syariah islam.

LANDASAN POKOK MANAJEMEN BISNIS SYARIAH BAB II    Terdapat tiga komponen pokok yang terstruktur  dalam manajemen bisnis syariah :    1. Aqidah atau iman yang bermakna ikatan keyakinan:        a. Tiada kekuatan lain diluar Allah SWT.        b. Selalu bicara tentang kebenaran, selalu lurus, dan                   konsusten dalam perilakunya.        c. Rasa optimis menjalani kehidupan, tidak gelisah dan putus                  asa.    2. Syariah.        Merupakan aturan Allah tentang pelaksanaan dari penyerahan              diri secara total melalui proses ibadah baik dalam arti khusus              (mahdah) dan dalam arti umum (ghair mahdah).

    3. Akhlaq yaitu pelaksanaan ibadah kepada Allah SWT dan          bermuamalah dengan penuh keikhlasan.

    TIDAKKAH KAMU PERHATIKAN BAGAIMANA ALLAH TELAH MEMBUAT PERUMPAMAAN KALIMAT YANG BAIK SEPERTI POHON YANG BAIK, AKARNYA TEGUH DAN CABANGNYA MENJULANG KELANGIT. POHON ITU MEMBERIKAN BUAHNYA PADA TIAP MUSIM DENGAN SEIZIN TUHANNYA. ALLAH MEMBUAT PERUMPAMAAN ITU UNTUK MANUSIA SUPAYA MEREKA SELALU INGAT. (QS IBRAHIM. 24-25)

    DAN JANGANLAH KAMU MERUGIKAN MANUSIA TERHADAP HAK-HAK MEREKA DAN JANGANLAH KAMU MEMBUAT KEJAHATAN DIMUKA BUMI DENGAN MEMBUAT KERUSAKAN (QS HUD 11:85)

    TIDAK HALAL BAGI SEORANG MUSLIM MENJUAL SATU KOMODITI YANG MEMILIKI CACAT, KECUALI CACAT TERSEBUT DIPERLIHATKAN KEPADA PEMBELI (HR BUKHARI).

Beberapa konsep ajaran islam :Kepemimpinan Rasullullah SAW yang sudah sangat terkenal    1. Siddiq yaitu benar, nilai dasarnya adanya integritas dalam              pribadi, selalu berkata benar, pikiran jernih.        Nilai bisnisnya : Jujur, ikhlas, keseimbangan emosi, berusaha

Page 10: Bisnis Syariah Sebagai Pekerjaan Mulia

             secara halal.    2. Amanah yaitu terpecaya, bisa memegang amanah.        Nilai bisnisnya :Adanya kepercayaan , bertanggung jawab,              tepat waktu, memberikan yang terbaik.    3. Fathanah yaitu memiliki pengetahuan luas, cekatan, terampil,              memiliki strategi yang jitu.        Nilai bisnisnya : Memiliki visi misi, cerdas, pengetahuan              tentang produk    4. Tabligh yaitu komunikatif, menjadi pelayan bagi publik,              delegasi wewenang dengan baik.             Nilai bisnisnya : Supel, deskripsi tugas, bisa bekerja dengan              tim, koordinasi ada kendali dan supervisi.    5. Saja’ah yaitu berani.        Nilai bisnisnya : Mampu mengambil keputusan, menganalisis              data, tepat dalam mengambil keputusan, dan responsif.

Rukun Iman sebagai landasan kepercayaan muslim    a. Iman kepada Allah SWT    b. Iman kepada Malaikat    c. Iman kepada Kitab-Kitab Allah    d. Iman kepada Rasul Allah    e. Iman kepada hari akhir    f. Iman kepada Qada dan QadarShalat untuk membangun karakter    a. Disiplin    b. Perjalanan rohani    c. Latihan psikis dan emosional    d. Kesadaran diri    e. Kesucian dan keikhlasanPuasa Ramadhan sebagai pendidikan rohani.Zakat Haji   

    BELANJAKANLAH SEBAGAIN DARI APA YANG TELAH KAMI BERIKAN KEPADAMU SEBELUM DATANG KEMATIAN KEPADA SALAH SEORANG DI ANTARA KAMU, LALU IA BERKATA : “ YA TUHANKU, MENGAPA ENGKAU TIDAK MENAGGUHKAN KEMATIANKU SAMPAI WAKTU TERTENTU, SEHINGGA MEMUNGKINKAN AKU DAPAT BERSEDEKAH DAN AKU TERMASUK ORANG-ORANG YANG SOLEH (AL-MUNFIQIN : 10)

    TIADA SESUATU YANG LEBIH BERAT DALAM TIMBANGAN  SESEORANG MUKMIN DI HARI KIAMAT, SELAIN DARI KEINDAHAN AKHLAQ. DAN ALLAH BENCI KEPADA ORANG YANG KEJI MULUT DAN BURUK KELAKUAN. YANG BANYAK MEMASUKKAN ORANG KEDALAM SORGA IALAH TAQWA DAN KEINDAHAN AKHLAQ DAN SEBALIKNYA YANG BANYAK MEMASUKKAN ORANG KE NERAKA IALAH KEJAHATAN MULUT DAN KEMALUAN (HR TIRMIZI)

Page 11: Bisnis Syariah Sebagai Pekerjaan Mulia

Landasan Pokok Manusia Pembangunan :Tauhid Uluhiyah, merupakan keyakainan bahwa Allah SWT-lah yang berkuasa atas segala-galanya. Manusia hanya menerima titipan dalam pengelolaan harta.Tauhid Rububiyah, merupakan keyakinan bahwa yang mengatur dan memberi rezeki ilah Allah SWT. Oleh sebab itu, sebagai manusia harus berusaha dan berdoa seoptimal mungkin.Khilafah, bahwa manusia ditempatkan di muka bumi memiliki tugas dan tanggung jawab dalam memakmurkannya.Tazkiyah, bahwa manusia harus mensucikan harta yang dimilikinya dengan berzakat, infak dan sadaqah. Pengelolaan harta mesti dengan cara-cara yang baik dan bersumber dari kehalalan.Al-Falah, bermaksud bahwa sukses yang diraih hendaknya menjadi pembuka dan melapangkan jalannya ke akhirat.

Penggunaan Harta    Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah Ayat 261 – 274 mengenai tuntunan islam terhadap penggunaan harta. Bahwa orang muslim menggunakan hartanya untuk :    1. Memperkuat ketaqwaan kepada Allah SWT    2. Memperkuat hubungan silaturrahmi sesama manusia.    3. Berbuat amal baik dan benar    4. Menafkahkan harta pada sesama.RUANG LINGKUP BISNIS SYARIAH BAB III    Pengertian bisnis menurut Hughes dan Kapoor ialah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

    Usaha Perusahaan     Rumah tangga perusahaan sebagai suatu bentuk bagian dari bisnis berada di tengah masyarakat, dan harus menjaga hubungaqn baik, dengan lembaga, organisasi dan dengan individu-individu sebagai anggota masyarakat. Dengan relasi yang baik, terjaminlah hubungan antar sesama manusia, yang akan mempunyai efek kumulatif meningkatkan ketaqwaan Muslim pengelola bisnis.

    Keberhasilan mencari rezeki dijanjikan oleh Allah SWT, seperti hadist berikut :    Andaikan kamu tawakkal kepada Allah dengan sungguh-sungguh, niscaya akan memberi rezeki kepadamu, sebagaimana Dia memeberi rezeki kepada burung, yang keluar sangkar di pagi hari dengan perut kosong, dan pulang di senja hari dengan perut kenyang, (HR.Tirmidzi)

    Terdapat lima jenis rumah tangga perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa :    1. Agraris    2. Ekstraktif atau Pertambangan    3. Industri    4. Perdagangan    5. Jasa

    Dalam melaksanakan kegiatan bisnis tidak mementingkan diri sendiri, harus memelihara ekosistem, menjaga keseimbangan lingkungan alam menjaga kehidupan dan memberi hak hidup kepada makhluk Allah SWT yang lain selain manusia.

Page 12: Bisnis Syariah Sebagai Pekerjaan Mulia

    Apakah engkau hendak matikan binatang ternak itu beberapa kali ? Adakah engkau tajamkan pisaumu sebelum kau membaringkannya untuk disembelih ? (HR. Al-Hakim)

    Peluang-peluang yang disediakan bisnis :    Bisnis menyediakan lapangan pekerjaan dari berbagai tingkatan dan lapangan mulai jadi pekerja sampai menjadi pengusaha.Dunia bisnis sangat tanggap akan kekurangan barang di pasar guna memenuhi kebutuhan manusia sepanjang masa.

    Motif pembelian :    1. Matif rasional    2. Motif selektif    3. Motif emosional    Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Furqan Ayat 67 berikut :    Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) ditengah-tengah antara yang demikian.

    Untuk lebih memahami dengan baik, mari kita perhatikan hadis berikut ini :1.    Tidak akan melaratlah siapa saja yang berlaku sedang (dalam berbelanja). (HR. Ahmad dan Thabrani).Ada tiga hal yang dapat menyelamatkan yaitu takut kepada Allah SWT baik secara rahasia atau terang-terangan, berlaku sederhana di waktu kaya dan miskin, serta berlaku adil baik ketika rela atau marah. (HR. Bazzar, Thabrani, Abu Naim, dan Baihaqi)

    Selanjutnya motif rasional ialah sebelum berbelanja seorang individu memikirkan secara matang apa yang akan dibelinya, misalnya seorang merasa lapar, maka secara rasional ia akan mencari nasi. Jika nanti ia memilih restoran tertentu atau memilih makanan tertentu maka ia sudah menggunakan motif selektif. Sedangkan motif emosional ialah motif yang muncul seketika yang mendorong seseorang berbelanja.

    Binis dan Dinamika Masyarakat    Melalui bisnis kita dapat memperoleh penghasilan, memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa. Dunia bisnis bersifat dinamis, kreatif dan menantang. Mobilitas tinggi mereka bergerak dari satu daerah ke daerah lain. Sesuai musim, situasi, dan waktu yang tepat di satu daerah dan daerah lain di mana orang membutuhkan barang (daerah minus).

    QS Al-Mulk Ayat 15 berikut ini :    Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya, dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.        QS Nuh Ayat 19-20 :    Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan (Ayat 19), Supaya kami menjalani jalan-jalan yang Luas di bumi itu (Ayat 20).

    Perjalanan ini banyak dilakukan oleh orang-orang yang bergerak di bidang bisnis, dibandingkan dengan orang yang bekerja di kantor.    Orang yang bergerak dalam bidang bisnis akan mampu memberi sumbangan untuk pembangunan ekonomi, melalui etos kerja, mengembangkan sikap jujur dalam bisnis, orientasi dan perilaku yang merangsang dan mendorong pembangunan, mampu

Page 13: Bisnis Syariah Sebagai Pekerjaan Mulia

menggerakkan masyarakat sekitarnya, menyerap tenaga kerja, dan mendidik tenaga kerja untuk gairah bekerja dan taat melaksanakan perintah agama, membantu masyarakat sekitar dengan sedekah dan zakat perdagangan dan zakat mal.

    Kewirausahaan :    Peluang membuka wirausaha masih sangat besar. Beberapa faktor yang turut mendorong berwirausaha.Personal – menyangkut aspek kepribadian ; rajin, mau kerja keras, percaya diri, bisa dipercaya, bisa bergaul dengan orang lain.Sociological --- partisipasi dari keluarga, famili , mereka mau membantu.Environmental--- Lingkungan yang kondusif dapat dicontoh

   

Siapa yang dikatakan Wirausaha ?Bygrave menyatakan bahwa wirausaha ilah orang yang bisa melihat peluang, dan mengatur langkah-langkah atau strategi untuk mengisi peluang peluang tersebut, sehingga menguntungkan.

Peter Drucker menyatakan wirausaha ialah seseorang yang mampu memanfaatkan peluang.

David Mc Clelland menyatakan seorang wirausaha ialah seorang yang energik dan gandrung akan prestasi.

Schumpeter menyatakan bahwa wirausaha ialah orang menemukan teknik-teknik produksi baru, membuat barang baru, atau yang dapat mengolah bahan baku tertentu menjadi barang baru.PERILAKU DAN TUJUAN BERBISNIS BAB IVBerdagang adalah Hobby :Berdagang adalah hobby kebanyakan dianut oleh pedagang cina, mereka memang menekuni dunia perdagangan dalam keseharian mereka.Berdagang adalah Ibadah :Bagi orang muslim, kegiatan berdagang sebenarnya lebih tinggi derajatnya, yaitu dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.Fatabiqul Khairat :-    Banyak berbuat kebaikan, akan sangat menyenangkan bagi si pelaku dan juga bagi orang yang melihatnya. Selalu berbuat baik dan selalu membantu meringankan penderitaan orangh lain, otaknya senang, dan tubuhnya akan lebih kebal terhadap penyakit.

    Terdapat hubungan antara berbuat baik, dengan kesehatan badan, hal ini diungkapkan dalam buku The Healing Brain  (otak yang menyembuhkan) yang dituis oleh Robert Ornstein dan dokter David Sobel, dan telah memenangkan American Health Award (Majalah Tempo, 25 JUNi 1998). Diungkapkan bahwa fungsi otak yang utama bukan untuk berpikir, tapi untuk mengendalikan sistem kesehatan tubuh. Menurutnya, vitalitas otak dalam menjaga kesehatan ternyata banyak bergantung pada frekuensi perbuatan baik. Manusia adalah makhluk sosial, bergaul, bermuamalah, kerjasama, tolong menolong, dan kegiatan komunikasi dengan orang lain adalah sebuah aspek kerja otak yang paling utama.

Page 14: Bisnis Syariah Sebagai Pekerjaan Mulia

    Berbuat baik adalah keadaan yang paling intens dalam berhubungan dengan orang lain, terbukti efektif dalam keseimbangan otak. Keadaan seimbang ini diperlukan untuk mengontrol kesehatan tubuh.BISNIS SYARIAH SEBAGAI PEKERJAAN MULIA BAB VPerdagangan dalam syariah    Nabi Muhammad SAW pernah ditanya :    Mata pencaharian apakah yang paling baik, Ya Rasulullah ? Jawab beliau : Ialah seseorang yang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih (HR. Al-Bazzar).    Dan Allah SWT telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS-Al Baqarah: 275Berdagang di Masjid    Melakukan perdagangan di lingkungan masjid tidak dilarang. Pelarangan terjadi jika melakukan perdagangan di dalam masjid, sebagaimana hasidt berikut :    Rasullullah SAW telah melarang berjual beli di dalam mesjid (HR Akhmad, Abu Daud, Nasai, Thirmizi dan Ibnu Majah)

Wajib mengetahui hukum jual beli     Dalam pelaksanaan jual-beli ada rukunnya yang disebut dengan ijab dan kabul. Ijab adalah ungkapan yang keluar lebih dahulu dari dan ke salah satu pihak dan kabul adalah jawabannya.     Dalam istilah, ijab dan kabul tidak ada kewajiban menggunakan kata-kata khusus karena ketentuan hukumnya ada pada tujuan dan maknanya bukan kata-katanya. Yang diperlukan disini ialah menyatakan kerelaan yang direalisasikan dalam bentuk mengambil dan memberi sehingga merubah kepemilikan benda.    Ijab kabul ini diucapkan dengan lisan dan bisa juga berbentuk tertulis.

Promosi dalam perdagangan.    Dilakukan dengan 5 (lima) cara :    1. Personal selling dilakukan melalui para penjual disebut juga wira niaga atau sales yang mendatangi calon pembeli ke rumah-rumah, yang berhadapan langsung  dan mempengaruhi calon pembeli dengan segala cara berkomunikasi.

    2. Advertising, yaitu memasang reklame, iklan, brosur, leaflet dan berbagai bentuk lainnya. Tujuannya ialah untuk menarik calon pembeli  dengan menonjolkan keunggulan barang yang dijual. Selalu menekankan plus point, berupa kelebihan atau keistimewaan barang dagangannya. Dalam ilmu marketing terdapat prinsip truth in advertising artinya iklan, reklame, pujian terhadap barang sendiri, tidak boleh berlebihan dan membohongi calon pembeli.

    Rasullullah SAW melarang banyak sumpah dalam jual beli, ditegaskan dalam riwayat Muslim:    Jauhkanlahbanyak sumpah dalam jual beli, karena sesungguhnya hal itu betul melariskan dagangan, akan tetapi menghapuskan keberkahan. Rasulullah SAW sangat tidak menyenangi perkataan yang banyak menggunakan sumpah ini karena mereka bersumpah, setelah itu mereka banyak berbuat dosa, mereka bersumpah setelah itu mereka berbohong.

3. Publicity, yaitu berupa pemuatan berita disurat kabar, radio, atau televisi. Biasanya para pengusaha mengadakan temu wicara, atau press release dengan para wartawan kemudian beritanya dimuat di media masa.

Page 15: Bisnis Syariah Sebagai Pekerjaan Mulia

4. Sales Promotion, artinya usaha promosi yang dilakukan dengan harapan meningkatkan penjualan dalam jangka pendek. Misalnya dengan penjualan obral, memberikan discount khusus, seperti :    - Banting harga, jual obral, korting besar, cuci gudang.    - Memberikan hadiah langsung atau berupa undian.    - Mengadakan show (pertunjukan).    - Mengadakan fair, pasar malam, festival, bazar.5. Public relation, yaitu suatu usaha menjaga hubungan baik dengan masyarakat, dengan selalu menginformasikan apa yang telah dilakukan oleh lembaga, dan rencana apa yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang.

Perilaku Terpuji dalam Perdagangan    Menurut Imam Al-Ghazali ada enam sifat perilaku terpuji dilakukan dalam perdagangan yaitu :    1. Tidak mengambil laba lebih banyak.    2. Membayar harga agak lebih mahal kepada penjual yang miskin.    3.  Memurahkan harga atau memberi korting kepada pembeli yang           miskin.    4. Bila membayar hutang, pembayarannya dipercepat dari waktu          yang telah ditentukan.    5. Membatalkan jual beli, jika pihak pembeli menginginkannya.    6. Bila menjual bahan pangan kepada orang miskisn secara cicilan,          maka jangan ditagih bila orang miskin itu tidak mampu membayar          dan membebaskan mereka dari hutang jika meninggal dunia.SUMBER DAYA INSANI DAN ETOS KERJA DALAM BISNIS SYARIAHMengandung unsur-unsur sebagai  berikut :Usaha Kerja kerasMotivasi dan Perintah Berusaha sebagaimana forman Alah SWT dalam QS Al-Qashas ayat 77, dan Hadis riwayat Thabrani : Sesungguhnya Allah SWT telah mewajibkan kalian berusaha, maka oleh sebab itu hendaklah kalian berusaha.Berjalanlah di muka bumi. Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu di alam raya ini untuk manusia, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Lukman Ayat 20.Usaha Mencapai Sukses, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al-Jumu’ah Ayat 10. Produktivitas Kerja, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS At-Taubah Ayat 109.Memacu Perubahan Sosial, sebagaimana Allah SWT telah berfirman dalam QS Al-Anbiyaa’ Ayat 107.TANGGUNG JAWAB SOSIAL BISNIS SYARIAHDefinisi Corporate Social Responsibility (CSR)    Dalam buku CSR oleh Yusuf Wibisono, 2007 : The World Business Council For Sustainable Development (WBCSD) mendefinisikan CSR sebagai komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkaan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.

Tanggung jawab sosial dipengaruhi oleh :EtikaPeraturanAksi Konsumen

Page 16: Bisnis Syariah Sebagai Pekerjaan Mulia

SISTEM BISNIS (Buchari Alma, 2009)REPUTASI PERUSAHAAN (Fombrun, 1996)ETIKA BISNIS SYARIAHDefinisi Etika Bisnis oleh Linda Klebe Trevino, 1995 : Business ethics is about building of trust between people and organizations, and absolutely essential ingredient to conducting business successfully especially in the long term.

Beberapa dasar etika bisnis syariah :Janji, “tepatilah janji, karena sesungguhnya janji itu akan diminta pertanggung jawabannya”, (HR. Baihaqi).Utang-PiutangTidak boleh menghadang orang desa di perbatasan kotaJual beli harus jujur dan ada hak khiyarUkuran takaran dan timbanganTidak menjual barang haram Berperilaku hematMasalah upah.

REFERENSI-----------Buchari Alma dan  Donni Juni Priansa. 2009 , MANAJEMEN             BISNBIS SYARIAH, Alfabeta, Jakarta.

-----------Muhammad Yusuf dan  Wiroso 2011 ,  BISNBIS SYARIAH,                Mitra Wacana Media, Jakarta.

-----------Ahmad Ibrahim Abu Sinn. 2012 , MANAJEMEN SYARIAH,               Raja Grafindo Persada, Jakarta.

-----------Veithzal Rivai, Amiur Nuruddin, dan Faisar Ananda Arfa. 2012,                 ISLAMIC BUSINESS AND ECONOMIC ETHICS, Bumi Aksara,             Jakarta.

 -----------Muhammad Sharif Chaudhry. 2012 , SISTEM EKONOMI ISLAM, Kencana,               Jakarta

-----------Agus Ali Marzuki.2007, FIQIH BISNIS, Lajnah Ta’lif Wan Nasyr              Pondok Pesantren Langitan, Tuban