Bisnis Forecasting

13
UNIVERSITAS MERCU BUANA Mata Kuliah : Bisnis Forecasting Materi Kuliah : Qualitatif Forecasting Prodi : Manajemen/Akuntansi S1 Semester : Ganjil /Genap Modul : Ke II Penyusun : Ir, Zulfitri,MSi.MM FAKULTAS EKONOMI Bisnis Forecasting Ir .Zulfitri., MSi. MM Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana ‘11 1

Transcript of Bisnis Forecasting

Page 1: Bisnis Forecasting

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Mata Kuliah : Bisnis Forecasting

Materi Kuliah : Qualitatif Forecasting

Prodi : Manajemen/Akuntansi S1

Semester : Ganjil /Genap

Modul : Ke II

Penyusun : Ir, Zulfitri,MSi.MM

FAKULTAS EKONOMI

Jakarta

Bisnis ForecastingIr .Zulfitri., MSi. MM

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 1

Page 2: Bisnis Forecasting

Kompetensi : Mampu memahami serta menjelaskan masalah-masalah Bisnis Forecasting ditinjau dari sudut karakteristik Indonesia. Mampu memebedakan metode pada qualitative, mampu membedakan metode pada qualitative forecasting, mampu melakukan pengujian pada data, mampu differencing data, mampu melakukan forecasting dengan menggunkan metode movingaverage, mampu melakukan forecasting dengan menggunakan metode exponential smooting, mampu melakukan forecasting dengan menngunakan metode double exponential smooting, mampu melakukan forecasting dengan menngunakan metode triple exponential smooting , mampu melakukan forecasting dengan menggunakan metode time series decomposition, mampu melakukan forecasting dengan menggunakan metoda arima, mampu melakukan forecasting dengan menngunakan metoda causal forecasting,mampu melakukan forecasting dengan mengunakan trend analysis.

DAFTAR PUSTAKA :

1. Singgih santoso, 2009, Businness Forecasting, Elex Media Kompotindo.Jakarta

2. Soeparno w,2009. Analisis Forecasting dan Keputusan Manajemen, Salemba Empat.Jakarta

Bisnis ForecastingIr .Zulfitri., MSi. MM

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 2

Page 3: Bisnis Forecasting

Qualitative Forecasting

Tidak semua peramalan yang dilakukan harus berdasarkan pada data yang sudah ada. Pada kasus tetentu data periode sebelumnya, seperti data laporan penjualan pada tiap sales area, produksi setiap hari atau data sangat sedikit, sehingga proses peramalan tidak bisa dilakukan.

Pada kasus lain, seperti saat peluncuran produk baru yang belum pernah ada dipasar, tentu tidak ada data penjualan sebelumnya, sehingga peramalan secara quantitative tidak mungkin dilakukan. Alasan lain peengunaan peramalan kualitatif adalah saat situasi bisnis mengalami perubahan yang cukup radikal seperti krisis moneter di Indonesia, kenaikan harga minyak dan listrik atau penemuan teknologi yang mengubah proses produksi atau selera konsumen, data historis yang ada dianggap tidak relevan lagi untuk digunakan sebagai basis peramalan.

Penggunaan peramalan secara kualitatif dilakukan untuk membantu pengambilan keputusan. Walaupun tidak menngunakan angka-angka yang secara matematis lebih mempunyai dasar dalam pengambilan keputusan,dalam praktek peramalan di Indonesia atau ditempat lain, penggunaan peramalan kualitatif popular dilakukan.

Inti peramalan kualitatif adalah expert opinion atau pendapat dari para pakar. Disini para pakar adalah mereka yang mempunyai pengetahuan dibidang tertentu,seperti manajer puncak, Staf ahli, para akademisi; atau para pakar adalah mereka yang telah berpengalaman pada bidang tertentu, seperti para salesman yang telah sekian lama menjadi ujung tombak perusahaan dalam berhubungan dengan konsumen. Para expert inilah yang nantinya mengajukan opini-opini yang akan menjadi masukan dalam pengambilan keputusan sebagai hasil kegiatan peramalan.

Secara ringkas, peramalan secara kualitatif dapat jika data historis tidak tersedia atau sudak tidak relevan lagi dengan situasi ada ,perusahaan lebih mengandalkan intuisi atau pengalaman seseorang daripada data kuantitatif, perusahaan akan memasuki pasar yang baru atau perusahaan akan memasarkan produk baru. Beberapa bentuk peramalan secara kualitatif yang sering ditemui dalam praktek:

Bisnis ForecastingIr .Zulfitri., MSi. MM

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 3

Page 4: Bisnis Forecasting

Metode Delphi Nominal Group Technique Sales Force Opinion Executive Opinions Market research Pada kasus lain, seperti saat peluncuran produk baru yang belum pernah ada

dipasar, tentu tidak ada data penjualan sebelumnya, sehingga peramalan secara quantitative tidak mungkin dilakukan. Alasan lain peengunaan peramalan kualitatif adalah saat situasi bisnis mengalami perubahan yang cukup radikal seperti krisis moneter di Indonesia, kenaikan harga minyak dan listrik atau penemuan teknologi yang mengubah proses produksi atau selera konsumen, data historis yang ada dianggap tidak relevan lagi untuk digunakan sebagai basis peramalan.

Penggunaan peramalan secara kualitatif dilakukan untuk membantu pengambilan keputusan. Walaupun tidak menngunakan angka-angka yang secara matematis lebih mempunyai dasar dalam pengambilan keputusan,dalam praktek peramalan di Indonesia atau ditempat lain, penggunaan peramalan kualitatif popular dilakukan.

Inti peramalan kualitatif adalah expert opinion atau pendapat dari para pakar. Disini para pakar adalah mereka yang mempunyai pengetahuan dibidang tertentu,seperti manajer puncak, Staf ahli, para akademisi; atau para pakar adalah mereka yang telah berpengalaman pada bidang tertentu, seperti para salesman yang telah sekian lama menjadi ujung tombak perusahaan dalam berhubungan dengan konsumen. Para expert inilah yang nantinya mengajukan opini-opini yang akan menjadi masukan dalam pengambilan keputusan sebagai hasil kegiatan peramalan.

Metode Delphi

Diperkenalkan semenjak 1950 –an lewat serangkaian kegiatan yang di sponsori oleh Rand Corporation dengan nama” Project Delphi”. Metode ini salah satu metode popular dalam peramalan kualitatif.

Pada pelaksanaan metode ini ,akan dibentuk sebuah tim untuk memecahkan masalah tertentu yang terdiri dari sekelompok ahli. Namun berbeda dengan kerja sebuah tim pada umumnya, metode Delphi justru tidak mempertemukan anggota-angota tim secara fisik dalam waktu tertentu. Setiap anggota akan diberi bahan yang dapat berupa kuesioner atau permintaan pendapat oleh coordinator. Bahan tersebut dikirim lewat

Bisnis ForecastingIr .Zulfitri., MSi. MM

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 4

Page 5: Bisnis Forecasting

pos, telepon atau e-mail. Ketika para ahli tersebut menyampaikan pendapat atau pengisian kuesioner, mereka dapat melakukan dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh pendapat anggota lain. Inilah inti keunikan metode Delphi, yakni setiap anggota tidak “Kenal” satu dengan yang lain, hanya coordinator yang mengetahui biodata setiap anggota.

Setelah berlangsung satu putaran, yakni semua kuesioner pendapat terkumpul, coordinator akan menyaring, meringkas, dan menyimpulkan pendapat yang ada. Pada umumnya akan ada perbedaan pendapat; untuk itu akan dilakukan putaran kedua. Yakni coordinator akan mengirim ringksan yang ada dan kemudian mengulang proses kuesioner dan pendapat dari yang merevisi atau mengubah pendapat awalnya, Ada pula yang akan tetap bertahan dengan pendapat terdahulunya, Masing-maing akan mengemukakan alasan tersendiri.

Pada umumnya, jumlah putaran dalam sebuah kegiatan yang menggunakan metode Delphi maksimal tiga putaran. Mengingat waktu dan biaya, proses penumpulan pendapat dengan dua putaran dirasa sudah memadai. Proses diatas kemudian berulang lagi sampai beberapa putaran diskusi dan didapat kesimpulan yang dirasa memuaskan oleh coordinator.

Dengan demikian metode ini pada dasarnya mempunyai empat tahapan penting. Tahapan pertama adalah ekplorasi pendapat setiap individu yang terlibat dalam proyek tersebut. Setelah semua pendapat terkumpul, tahap kedua akan membandingkan pendapat tersebut dan mengkomunikasikan perbedaan yang ada pada setiap anggota. Jika pada tahap tersebut terdapat ketidak cocokkan yang nyata diantara satu atau beberapa anngota, proses dilanjutkan pada tahap ketiga, yakni memeberi kesempatan para anggota untuk mengemukakan alasan-alasan terkait dengan perbedaan yang ada. Tahap keempat adalah evaluasi akhir setelah semua pendapat dikumpulkan.

Contoh:

PT Makmur akan meluncurkan produk baru ke empat pasar yang berbeda, yakni DKI Jakarta ,Jawa Barat, Jawa timur dan Jawa tengah. Untuk itu manajer penjualan bermaksud melakukan metode Delphi dengan meminta pendapat empat orang yang dianggap mengetahui dinamika pasar di masing-masing daerah tersebut.

Bisnis ForecastingIr .Zulfitri., MSi. MM

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 5

Page 6: Bisnis Forecasting

Untuk itu, pada keempat orang tersebut ( Si A,B,C dan D) diberikan sejumlah kuesioner yang intinya berisi prediksi mereka sejauh mana pasar merespon produk baru yang akan diluncurkan. Sesuai dengan ciri metode Delphi, keempat orang tersebut saling tidak menegetahui bahwa mereka terpilih dalam proyek ini.

Cara membaca data:

Pakar A Pakar B Pakar C Pakar DDKI Jakarta 10% -25 % 20%-25%Jawa Barat 20 % - 25% 10%-15%Jawa Timur 30% - 65% 40%-75%Jawa Tengah 5 % - 25% 5%- 25% 10% - 20%

Pakar A memprediksi pangsa pasar produk baru tersebut untuk DKI Jakarta antara 10 % sampai 25%; sedangkan pasar jawa tengah diprediksi dapat meraih pangsa pasar antara 5 sampai 25 %. Pakar A tidak mempunyai pendapat untuk pasar Jawa Timur dan Jawa Barat dari sebaran data prediksi yang ada terlihat pangsa pasar terbesar akan diraih di Jawa Timur dan pangsa terkecil ada di Jawa Tengah

Nominal Group Technique

Pada dasarnya kegiatan ini sama dengan metode Delphi. Sekumpulan anggota proyek, yang biasanya adalah para pakar, akan menerima sejumlah pertanyaan tentang topic yang berkaitan dengan peramalan. Kemudian mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Hanya berbeda dengan metode Delphi, di sini para anggota juga diminta mengurutkan item-item persoalan yang ada dengan bobot kepentingan yang berbeda-beda. Jadi mereka memberi bobot tiap-tiap item akan dievaluasi, dan para anggota dapat mencapai kesepakatan pada topic atau isu yang menjadi prioritas.

Sales Force Opinion

Mulai diperkenalkan tahun 1950-an lewat serangkaian kegiatan. Kegiatan ini berasumsi bahwa para salesman yang salama ini langsung bekomunikasi denga konsumen adalah sumber informasi yang relevan dan terpercaya untuk memprediksi permintaan konsumen di masa mendatang. Untuk itu sales manager mengumpulkan pendapat dari para salesman tentang prediksi penjualan dimasa depan kemudian menyatukan pendapat tersebut dalam sebuah prediksi komposit.

Bisnis ForecastingIr .Zulfitri., MSi. MM

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 6

Page 7: Bisnis Forecasting

Namun diperlukan kehati-hatian dalam menggunakan cara ini. Sebab pertama adalah kecendrungan para salesman untuk bersikap optimis, sehingga prediksi yang diberikan berlebihan dan sulit direalisasikan; atau mungkin mereka bersikap pesimis, khususnya saat mereka tahu bahwa prediksi mereka akan digunakan sebagai acuan penentuan target penjualan.Sebab kedua adalah kesulitan para salesman dalam membedakan apa yang konsumen inginkan dengan apa yang konsumen lakukan; saat ditanya, dapat saja konsumen menjawab akan membeli produk lebih banyak, sedang dalam kenyataan mereka tidak pernah melakukan pembelian ulang. Sedangkan sebab ketiga adalah keterbatasan para ujung tombak perusahaan ini untuk memperhatikan banyak factor yang berpengaruh pada item yang akan diprediksi.

Sebagai contoh, seorang salesman pada umumnya jarang mempertimbangkan factor di luar konsumen, seperti situasi perekonomian umum ( tingkat bunga, pendapatan masyarakat, tingkat inflasi dan sebagainya. Munculnya competitor baru, perubahan teknologi, hambatan dalam distribusi barang, atau berubahnya peraturan pemerintah (pepajakan atau undang-undang tertentu) yang berpengaruh pada harga barang. Untuk itulah, banyak perusahaan yang mulai meninggalkan metode ini, atau paling tidak melengkapi ketergantungan pada pendapat para salesman dengan meminta masukan dari para expert yang lain.

Executive Opinion

Metode opini para ekekutif perusahaan, dalam hal ini dapat seorang CEO atau manajer pada jajaran manajer menengah, pada dasarnya sama dengan opini dari para salesman. Hanya saja, mereka mempunyai kelebihan pada pemahaman komprehensip akan akan situasi dunia usaha, baik factor mikro atau factor makro, sehingga pendapat dan kemudian perediksi mereka dapat lebih tajam.

Hanya saja, karena tidak atau jarang berhubungan dengan konsumen serta masalah yang ada di lapangan, mereka dapat saja salah dalam mengambil keputusan. Banyak produk baru yang secara konsep direncanakan hanya di ruang rapat dan terbukti gagal ketika dilempar ke pasar. Untuk itu pada umumnya prediksi mereka akan dibandingkan dengan pendapat para salesman; hanya saja ,masalah akan timbul jika prediksi kedua pihak ini mempunyai perbedaan yang tajam.

Market Research

Metode ini berfokos pada kegiatan survey terhadap konsumen lewat kuesioner atau teknik pengumpulan data lain. Karena berbentuk riset formal, maka akan ada proses pembuatan kuesioner, penentuan sampel (konsumen) yang akan disurvei, jumlah sampel dan teknik pengambilan sampel, serta proses baku lainnya. Tujuan metode ini pada umumnya ingin mengetahui karakteristik dan perilaku beli konsumen, seperti

Bisnis ForecastingIr .Zulfitri., MSi. MM

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 7

Page 8: Bisnis Forecasting

tingkat pengeluaran,usia,tingkat pendapatan,frekuensi pembelian, alasan membeli produk dan sebagainya.

Kegiatan riset pasar sering digunakan perusahaan ketika akan meluncurkan produk baru, untuk mengetahui respon konsumen terhadap produk tersebut. Dalam metode ini , penentuan sampel menjadi hal yang menentukan, karena memilih konsumen yang salah dapat menghasilkan masuka yang tidak tepat pula, dan berujung pada kegagalan saat memasuki pasar.

Life Cicle Analogy

Metode ini relative baru dan belum bayak digunakan dalam praktek. Pada umumnya, metode ini digunakan jika perusahaan akan meluncurkan sebuah produk baru kepasar. Dasar metode ini adalah anggapan bahwa sebuah produk mempunyai siklus hidup tertentu, sehingga sebuah produk baru cenderung mempunyai kesamaan dalam siklus tersebut

Siklus hidup pada umumnya terdiri dari empat tahapan penting, yakni masa perkenalan produk ke pasar, masa pertumbuhan saat produk mulai diterima pasar, masa kejenuhan saat produk sudah dikenal pasar dan banyak pesaing masuk sehingga pertumbuhan penjualan produk makin berkurang, dan masa penurunan ketika produk mulai ditinggalkan konsumen dan penjualan mengalami penurunan.

Sebagai contoh PT makmur akan meluncurkan produk sabun denga aroma baru dengan merk X. selama ini sabun dengan merk A yang sudah lama beredar di pasar, mempunyai data penjualan sebagai berikut;

Masa perkenalan dan pertumbuhan berkisar sampai 15 bulan. Sedangkan masa maturity tampak setelah bulan ke 15 dan mencapai puncak sekitar ke 20. Setelah itu, penjualan mulai merosot dan produk memasuki masa penurunan. Dari grafik sabun merk A di atas, manajer penjualan dapat melakukan prediksi untuk sabun X. Apakah sabun X mempunyai pola masa-masa pertubuhan dapat berlangsung lebih lama, ataukah masa pertumbuhan hanya singkat dan cepat memasuki masa kejenuhan karena pesaing akan segera masuk kepasar. Prediksi tersebut dapat dibantu dengan meminta pendapatpara ahli atau melakukan survey ke sejumlah konsumen untuk memperkuat pengambilan keputusan

Namun diperlukan kehati-hatian dalam menggunakan cara ini. Sebab pertama adalah kecendrungan para salesman untuk bersikap optimis, sehingga prediksi yang diberikan berlebihan dan sulit direalisasikan; atau mungkin mereka bersikap pesimis, khususnya saat mereka tahu bahwa prediksi mereka akan digunakan sebagai acuan penentuan target penjualan.Sebab kedua adalah kesulitan para salesman dalam membedakan apa yang konsumen inginkan dengan apa yang konsumen lakukan; saat ditanya, dapat saja

Bisnis ForecastingIr .Zulfitri., MSi. MM

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 8

Page 9: Bisnis Forecasting

konsumen menjawab akan membeli produk lebih banyak, sedang dalam kenyataan mereka tidak pernah melakukan pembelian ulang. Sedangkan sebab ketiga adalah keterbatasan para ujung tombak perusahaan ini untuk memperhatikan banyak factor yang berpengaruh pada item yang akan diprediksi.

Sebagai contoh, seorang salesman pada umumnya jarang mempertimbangkan factor di luar konsumen, seperti situasi perekonomian umum ( tingkat bunga, pendapatan masyarakat, tingkat inflasi dan sebagainya. Munculnya competitor baru, perubahan teknologi, hambatan dalam distribusi barang, atau berubahnya peraturan pemerintah (pepajakan atau undang-undang tertentu) yang berpengaruh pada harga barang. Untuk itulah, banyak perusahaan yang mulai meninggalkan metode ini, atau paling tidak melengkapi ketergantungan pada pendapat para salesman dengan meminta masukan dari para expert yang lain.

Metode opini para ekekutif perusahaan, dalam hal ini dapat seorang CEO atau manajer pada jajaran manajer menengah, pada dasarnya sama dengan opini dari para salesman. Hanya saja, mereka mempunyai kelebihan pada pemahaman komprehensip akan akan situasi dunia usaha, baik factor mikro atau factor makro, sehingga pendapat dan kemudian perediksi mereka dapat lebih tajam.

Hanya saja, karena tidak atau jarang berhubungan dengan konsumen serta masalah yang ada di lapangan, mereka dapat saja salah dalam mengambil keputusan. Banyak produk baru yang secara konsep direncanakan hanya di ruang rapat dan terbukti gagal ketika dilempar ke pasar. Untuk itu pada umumnya prediksi mereka akan dibandingkan dengan pendapat para salesman; hanya saja ,masalah akan timbul jika prediksi kedua pihak ini mempunyai perbedaan yang tajam.

Metode ini berfokos pada kegiatan survey terhadap konsumen lewat kuesioner atau teknik pengumpulan data lain. Karena berbentuk riset formal, maka akan ada proses pembuatan kuesioner, penentuan sampel (konsumen) yang akan disurvei, jumlah sampel dan teknik pengambilan sampel, serta proses baku lainnya. Tujuan metode ini pada umumnya ingin mengetahui karakteristik dan perilaku beli konsumen, seperti tingkat pengeluaran,usia,tingkat pendapatan,frekuensi pembelian, alasan membeli produk dan sebagainya.

Kegiatan riset pasar sering digunakan perusahaan ketika akan meluncurkan produk baru, untuk mengetahui respon konsumen terhadap produk tersebut. Dalam metode ini , penentuan sampel menjadi hal yang menentukan, karena memilih konsumen yang salah dapat menghasilkan masuka yang tidak tepat pula, dan berujung pada kegagalan saat memasuki pasar.

Metode ini relative baru dan belum bayak digunakan dalam praktek. Pada umumnya, metode ini digunakan jika perusahaan akan meluncurkan sebuah produk baru kepasar.

Bisnis ForecastingIr .Zulfitri., MSi. MM

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 9

Page 10: Bisnis Forecasting

Dasar metode ini adalah anggapan bahwa sebuah produk mempunyai siklus hidup tertentu, sehingga sebuah produk baru cenderung mempunyai kesamaan dalam siklus tersebut

Siklus hidup pada umumnya terdiri dari empat tahapan penting, yakni masa perkenalan produk ke pasar, masa pertumbuhan saat produk mulai diterima pasar, masa kejenuhan saat produk sudah dikenal pasar dan banyak pesaing masuk sehingga pertumbuhan penjualan produk makin berkurang, dan masa penurunan ketika produk mulai ditinggalkan konsumen dan penjualan mengalami penurunan.

Sebagai contoh PT makmur akan meluncurkan produk sabun denga aroma baru dengan merk X. selama ini sabun dengan merk A yang sudah lama beredar di pasar, mempunyai data penjualan sebagai berikut;

Masa perkenalan dan pertumbuhan berkisar sampai 15 bulan. Sedangkan masa maturity tampak setelah bulan ke 15 dan mencapai puncak sekitar ke 20. Setelah itu, penjualan mulai merosot dan produk memasuki masa penurunan. Dari grafik sabun merk A di atas, manajer penjualan dapat melakukan prediksi untuk sabun X. Apakah sabun X mempunyai pola masa-masa pertubuhan dapat berlangsung lebih lama, ataukah masa pertumbuhan hanya singkat dan cepat memasuki masa kejenuhan karena pesaing akan segera masuk kepasar. Prediksi tersebut dapat dibantu dengan meminta pendapatpara ahli atau melakukan survey ke sejumlah konsumen untuk memperkuat pengambilan keputusan

Bisnis ForecastingIr .Zulfitri., MSi. MM

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 10