BIOMOL tugas bu butet.docx

3
Lisda Andriana C24120098 Slow mitochondrial DNA sequence evolution in the Anthozoa (Cnidaria) Molecular Ecology (2002) 11, 2475Ð2487 Genome mitokondrial yang berasal dari hewan menunjukan beberapa karakteristikyang dapat membuat molekul tersebut cocok untuk genetika populasi dan analisis poligenik. Pertama, tingkat pergantian yang umumnya tinggi, dengan terjadi secara polimorpi seperti pergantian nukleotida pada posisi kodon ke tiga. Pada mamalia, pergantian diakumulasikan lebih cepat 10 kali pada DNA mitokondria (mtDNA) dari pada single-copy DNA nuklea. Tingkat dari evolusi mtDNA, bagaimanapun, telah ditunjukkan bahwa mamalia lebih besar dibandingkan dengan ikan, ampibi dan berbagai invertebrate ( bulu babi, insekta dan nematode), yang terkadang penunjukan tingkat pergantian sangat sama antara mitokondria invetebrata dan genome nuklea. Kedua, genome hewan mitokondria umumnya secara garis besar mewarisi dan tidak disatukan. Oleh karena itu seluruh genom mitokondrial memiliki pola sejarah yang sama pada keturunannya. Selain itu, karena uniparental yang memwarisi dan haploid, mtDNA memiliki empat lipatan kecil dari ukuran populasi efektif jika dibandingkan dengan DNA nuklea, menyebabkan garis keturunan cepat disortir. Meskipun banyak mitokondrial gen yang sangat conserve pada tingkat asam amino, posisi pergantian kodon ke tiga sering diam dan menyelektif secara netral, menghasilkan banyak potensi informasi karakter filogenetik. Dalam kebanyakan organisme yang paling lambat perkembangannya adalah gen mitokondrial yang mengkodekan 2 RNAs

Transcript of BIOMOL tugas bu butet.docx

Lisda AndrianaC24120098

Slow mitochondrial DNA sequence evolution inthe Anthozoa (Cnidaria)Molecular Ecology (2002) 11, 24752487

Genome mitokondrial yang berasal dari hewan menunjukan beberapa karakteristikyang dapat membuat molekul tersebut cocok untuk genetika populasi dan analisis poligenik. Pertama, tingkat pergantian yang umumnya tinggi, dengan terjadi secara polimorpi seperti pergantian nukleotida pada posisi kodon ke tiga. Pada mamalia, pergantian diakumulasikan lebih cepat 10 kali pada DNA mitokondria (mtDNA) dari pada single-copy DNA nuklea. Tingkat dari evolusi mtDNA, bagaimanapun, telah ditunjukkan bahwa mamalia lebih besar dibandingkan dengan ikan, ampibi dan berbagai invertebrate ( bulu babi, insekta dan nematode), yang terkadang penunjukan tingkat pergantian sangat sama antara mitokondria invetebrata dan genome nuklea. Kedua, genome hewan mitokondria umumnya secara garis besar mewarisi dan tidak disatukan. Oleh karena itu seluruh genom mitokondrial memiliki pola sejarah yang sama pada keturunannya. Selain itu, karena uniparental yang memwarisi dan haploid, mtDNA memiliki empat lipatan kecil dari ukuran populasi efektif jika dibandingkan dengan DNA nuklea, menyebabkan garis keturunan cepat disortir. Meskipun banyak mitokondrial gen yang sangat conserve pada tingkat asam amino, posisi pergantian kodon ke tiga sering diam dan menyelektif secara netral, menghasilkan banyak potensi informasi karakter filogenetik. Dalam kebanyakan organisme yang paling lambat perkembangannya adalah gen mitokondrial yang mengkodekan 2 RNAs ribosom dan 22 transfer RNAs, sementara pengkodean gen protein diakumulasikan mengalami perubahan dalam tahap yang sedang. Wilayah yang paling cepat berkembeng pada umumnya diduga diantara bagian kontril, dimana proses translasi dan transkripsi dari genom mitikondria yang diinisiasikan.Sekuensing mitokiondria telah berguna untuk pembelajaran evolusi yang besar bagi cnidarians, meskipun telah di identifikasi bahwa mtDNA dari kelas Anthozoa sering menunjukan secara tidak terduga deiversitas sekuensi yang rendah jika dibandingkan dengan spesies lainnya. Urutan nukleotida mitokondria yang hampir invariant antara individu sejenis, bahkan secara geografis jauh, populasi berpotensi terisolasi hingga 3000 km terpisah adalah invariant. Jika aliran gen dibatasi, diharapkan proses evolusooner yang independen, termasuk genetic dan kekuatan selektif, akan mempromosikan diferensiasi antara populasi. Terutama pada 3 posisi yang sama dari pengkodean gen potein. Sebenarnya tidak ada pergantian yang di amati dia posisi kodon ketiga pada spesies anthozoa. Hal ini sangat kontras terhadap hasil yang sesuai dari invertebrate laut. Sayangnya ukuran sampelnya lebih kecil di bandinkan kebanyakan spesies. Di lain kasus hanya 2 sekuensi yang di bandingkan. Dengan demikian jarak variasi antara spesies tidak dapat di identifikasi secara akurat kecuali Balanophyllia elegans, yang menunjukan tidak adanya variasi antara cytochrome c oxidae sub unit 1 (COI) gen antara 67 dari 18 populasi dari jarak 3000 km. keempat mitokondrial pengkodean gen protein dan satu gen ribosom dari anthozoa yang di analisia sejauh ini menunjukan invariant antara individu yang sejenis, meskipun, tanda yang diberikan di daerah inti merupakan polymorpik dengan spesies yang banyak. Allozyme telah sukses menjelaskan variasi populasi pada spesies anthozoa . Gen mitokondria yang umumnya digunakan untuk analisis filogenesis anadala COI,16srDNA dan cytochrome b dan yang tidak terlalu sering digunakan termasuk 12s rDNA, ATPase6 dan NADH yang digunakan untuh hubungan pilogenesis antara macam-macam variasi anthozoa. Padaanalisis pilogenik, sekuensi mitokondria seingkali tidak dapat menjelaskan hubungan dekat antara spesies. Seperti perbandingan spesies Montastraea annularis spesies yang COI sekuensingnya complek identic. Selain morpologi, fisiologi, reprosuksi dan juga perbedaan protein seperti perbedaan genetic yang limit menggunakan DNA inti sebagai tanda. Hal ini sangat kontras dengan tingkatan COI yang lebih tinggi yang digunakan untuk spesies laut, seperti Scyohozoans, yang jaraknya hanya 13-24% dan copepod dengan perbedaan sampai 20%.