Biokimia II
-
Upload
dyah-ayu-kusumawarddhani -
Category
Documents
-
view
256 -
download
0
Transcript of Biokimia II
5/11/2018 Biokimia II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/biokimia-ii-55a35b0e14c98 1/11
Biokimia II - Hormon
1 May 2009 — barudakfarmasi
HORMON
Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk kedalam
peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan secara spesifik. Umumnya letak jaringan
penghasil hormon dan jaringan target letaknya berjauhan. Istilah hormon ini pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1904 oleh William Baylissdan Ernest Starling untuk menerangkan
kerja sekretin, suatu molekul yang dihasilkan duodenum yang merangsang keluarnya sel
pankreas.
Dimasa lalu jika kita manusia memerlukan, atau membuat sediaan hormon untuk kasustertentu (misal sediaan untuk pengobatan) maka sumber yang paling praktis adalah dari
ternak seperti sapi, babi, dan biri-biri.
Tetapi beberapa hormon sifatnya sedemikian khas sehingga yang berasal dari binatang itu
tidak efektif pada manusia, misalnya hormon pertumbuhan FSH dan LH (Luteinizing
Hormon). Hormon dari hewan ini sering kali menimbulkan efek imunologis.
Sekarang sudah ada cara baru untuk membuat atau merancang hormon ini, dengan cara
rekayasa genetika. Melalui rekayasa genetika ini, DNA dari mikroba dapat diarahkan untuk
memproduksi rangkaian asam amino yang urutannya sesuai dengan hormon manusia yang
diinginkan. Dengan cara baru ini dapat dibuat hormon alami dalam jumlah besar dan dalamwaktu singkat. Hormon hasil rekayasa genetis ini juga tidak menimbulkan reaksi imunologis
karena sama dengan hormon manusia asli.
Hormon terdiri atas berbagai macam senyawa yang dapat digolongkan dalam tiga kelompok
yaitu:
a. Steroid, yaitu androgen, estrogen, dan andrenokortikoid
b. Derivat asam amino, yaitu epinefrin dan tiroksin
c. Peptida – protein, yaitu insulin, glukagon, parathormon, oksitosin, vasopresin, hormon
yang dikeluarkan oleh mukosa usus dan lain-lainnya.
Mekanisme Kerja
Penelitian tentang mekanisme kerja hormon dimulai pada tahun 1950, pada saat itu Earl
Sutherland meneliti bagaimana epinefrin dan glukagon bekerja pada reaksi pemecahan
glikogen dan pembentukan glukosa oleh hati. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa reaksi
pemecahan glikogen menjadi glukosa dipercepat oleh adanya hormon-hormon tersebut.
5/11/2018 Biokimia II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/biokimia-ii-55a35b0e14c98 2/11
Pada reaksi pemecahan ini epinefrin dan glukagon telah mengakibatkan terbentuknya suatu
zat baru yang tahan panas sebagai zat antara, zat tersebut adalah AMP sklik atau adenosin 3,
5 monofosfat.
AMP (Adenosil Monofosfat)
AMP siklik ini terbentuk dari ATP oleh enzim adenil siklase. Kemudian AMP siklik ini dapat
dihidrolisis oleh enzim fosfodiesterase menjadi AMP.
AMP Siklik menjadi AMP
Jadi kesimpulan dari penelitian Sutherland terhadap mekanisme kerja hormon adalah sebagai
berikut:
Adanya rangsangan dari luar maupun dari dalam menyebabkan kelenjar
endokrinmemproduksi dan mengeluarkan hormon ke dalam plasma darah.
5/11/2018 Biokimia II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/biokimia-ii-55a35b0e14c98 3/11
Setelah sampai pada sel yang menjadi tujuan, hormon bergabung dengan reseptor dan
meningkatkan aktivitas adenil siklase yang terdapat pada membran.
Aktivitas adenil siklase yang meningkat ini menyebabkan peningkatan pembentukan AMP
siklik yang terdapat dalam plasma sel yang dapat mengubah proses di dalam sel tersebut,
misalnya aktivitas enzim, permeabilitas membran dan sebagainya.
Keseluruhan proses yang berubah ini dapat terwujud dalam tindakan sebagai jawaban
fisiologik atau usaha yang dilakukan oleh manusia.
Jadi secara skematis mekanisme kerja hormon dapat dilihat pada gambar berikut:
Mekanisme Kerja Hormon
Hal-hal yang penting diperhatikan dalam mekanisme kerja hormon ini ialah:
1. Sel mengandung reseptor bagi hormon dalam membran plasma.
2. Penggabungan hormon dengan reseptornya dalam membran plasma dapat merangsang
siklase adenil yang juga terdapat dalam membran plasma.
3. Peningkatan aktivitas siklase adenil menyebabkan meningkatnya jumlah AMP siklik
dalam sel.
4. AMP siklik bekerja dalam sel untuk mengubah kecepatan satu atau beberapa proses.
Mekanisme Kerja Hormon Protein.
5/11/2018 Biokimia II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/biokimia-ii-55a35b0e14c98 4/11
Reseptor hormon protein bersifat spesifik dan terdapat pada membran plasma sel target.
Interaksi hormon dengan reseptornya mengakibatkan perangsangan atau penghambatan
enzim adenilsiklase yang terikat pada reseptor tersebut.
Interaksi hormon-reseptor ini mengubah mengubah kecepatan sintesis siklik AMP dari ATP.
Selanjutnya siklik AMP berfungsi sebagai mediator intrasel untuk hormon tersebut danseluruh sistem ini berfungsi sebagai suatu mekanisme spesifik sehingga efek spesifik suatu
hormon dapat terjadi.
Untuk protein ini siklik AMP menyebabkan aktivasi enzim-enzim protein kinase yang terlibat
dalam proses fosforilasi pada sintesis protein dalam sel. Siklik AMP ini mempengaruhi
kecepatan proses ini.
Hormon-hormon yang bekerja dengan cara diatas ialah hormon tropik adenohipofisis
misalnya MSH (melanocyte stimulating hormone), glukagon, hormon paratiroid, dan
gonadropin. Beberapa hormon membutuhkan ion Ca sebagai mediator intraselularnya
(intracellular messenger, second messenger ), molekul lain yang juga dapat bekerja sebagaimediator intrasel adalah GMP, diasilsgliserol, dan inositol trifosfat.
Mekanisme Kerja Hormon Steroid
Hormon steroid melewati membran sel masuk ke dalam sitoplasma setiap sel, baik sel target
hormon steroid maupun sel lainnya. Tetapi reseptor hormon steroid hanya terdapat di dalam
sel target yaitu dalam sitoplasmanya.
Bila hormon steroid berikatan dengan reseptor sitoplasma maka kompleks hormon-reseptor
tersebut dengan atau tanpa modifikasi akan di transportasi ketempat kerjanya (sites of action)di dalam inti sel yaitu pada kromatin. Selanjutnya terjadilah beberapa hal yang berhubungan
dengan peningkatan sintesis protein sesuai dengan fungsi masing-masing sel target.
Jenis-jenis Hormon.
A. Hormon Saluran Pencernaan.
Gastrin
Gastrin diproduksi oleh mukosa pilorik dan terbentuknya hormon ini dirangasang oleh
adanya protein dari makanan atau mungkin juga oleh asam lambung. Rangsangan mekanik
berupa gerakan lambung juga dapat meningkatkan produksi gastrin. Hormon ini dibawa oleh
darah ke sel-sel tujuan dan mengakibatkan sel-sel tersebut mengeluarkan HD lebih banyak.
Molekul gastrin adalah suatu heptapeptida.
Sekretin
Sekretin diproduki oleh mukosa usus, dan diangkut oleh darah ke pankreas. Hormon inimerangsang pankreas untuk mengeluarkan cairan pankreas yang mengandung banyak
5/11/2018 Biokimia II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/biokimia-ii-55a35b0e14c98 5/11
bikarbonat. Sekretin merupakan polipeptida yang kemungkinan juga merangsang aliran
cairan usus dan merupakan salah satu faktor yang meningkatkan sekresi ampedu oleh hati.
Kolesistokinin
Kolesistokinin diproduksi oleh mukosa usus halus. Kolesistokinin merangsang pankreasuntuk mengeluarkan cairan pankreas yang mengandung banyak enzim.
Pankreozimin
Pankreozimin diproduksi oleh mukosa usus halus bagian atas. Pengeluaran hormon
pankreozimin dirangsang oleh adanya beberapa zat antara lain kasein, dekstrin, maltosa,
laktosa, dan lain-lain. Pankreozimin merangsang keluarnya cairan pankreas yang
mengandung banyak bikarbonat maupun enzim tinggi.
Pankreozimin bersifat tahan terhadap panas, tidak dapat dirusak oleh asam, namun tidak
stabil terhadap alkali.
B. Hormon Adenohipofisis
Sekresi hormon hipofisis selian dikontrol oleh hipotalamus, dipengaruhi banyak faktor antara
lain oleh obat hormon alamiah, atau antagonis hormon. Hormon hipofisis mengatur sintesis
dan sekresi hormon serta zat-zat kimia di sel target, sebaliknya hormon yang disekresi
tersebut juga mengatur sekresi hipofisis.
Pada vertebrata dikenal 10 hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis, 6 diantranya sudah
diketahui kegunaannya pada manusia, sisanya belum diketahui peranannya.
Pada saat ini susunan asam amino semua hormon hipofisis telah diketahui dan beberapa telah
dapat disintesis sebagian maupun keseluruhan. Sehingga memudahkan pembuatan hormon
secara masal dalam waktu cepat dengan metode rekayasa genetik.
Proses ini penting sebab pada umumnya hormon hipofisis sangat spesifik untuk tipa spesies,
sehingga sumber untuk penggunaan klinis yang memenuhi syarat hanya mungkin didapat dari
ekstrak hipofisis manusia.
1. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan merupakan polipeptida dengan berat molekul 22.000. atau sekitar 10 %
dari berat kelenjar hipofisis kering. Fungsi hormon pertumbuhan jelas untuk pertumbuhan,
defisiensi hormon ini pada anak-anak menyebabkan kekerdilan (dwarfisme) sedangkan
kelebihan hormon ini menyebabkan gigantisme pada anak atau akromegali pada orang
dewasa.
Hormon pertumbuhan terutama mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan lemak, dengan
mekanisme kerja yang belum jelas. Hormon pertumbuhan memperlihatkan efek antiinsulin
yaitu meninggikan kadar gula darah, tetapi disamping itu juga berefek seperti insulin yaitumenghambat penglepasan asam lemak dan merangsang penyerapan asam amino oleh sel.
5/11/2018 Biokimia II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/biokimia-ii-55a35b0e14c98 6/11
Pada keadaan lapar hormon pertumbuhan menyebabkan mobilisasi lemak dari depot lemak
untuk masuk ke peredaran darah. Hormon ini agaknya mengalihkan sumber energi dari
karbohydrat ke lemak.
Sekresi hormon pertumbuhan secara fisologis diatur oleh hipotalamus. Hipotalamus
menghasilkan faktor penglepas hormon pertumbuhan (GHRF = growth hormonereleasing factor ) yang merangsang sekresi hormon pertumbuhan . selain itu dalam
hipotalamus juga menghasilkan somatostatin (GH-RIH = growth hormone releasing
inhibitory hormone) yang menghambat sekresi beberapa hormon salah satunya hormon
pertumbuhan.
Pada waktu istirahat sebelum makan pagi kadar hormon pertumbuhan sekitar 1-2 ng/ml,
sedangkan pada keadaan puasa meningkat perlahan mencapai 8 ng/ml. Kadar ini meningkat
segera setelah seseorang tertidur. Pada orang dewasa hormon pertumbuhan meningkat hanya
ketika tidur, namun pada anak dan remaja hormon pertumbuhan juga meningkat pada waktu
bangun tidur. Kerja fisik, stress dan rangsangan emosi merupakan stimulus fisiologi untuk
meningkatkan sekresi hormon ini.
Sediaan :
- DOPAMIN = merangsang sekresi hormon pertumbuhan pada orang normal, tetapi
pada kasus akromegali justru menghambat sekresi hormon pertumbuhan tersebut.
- BROMOKRIPTIN = dipakai untuk menekan sekresi hormon pertumbuhan pada
penderita tumor hipofisis, mengendalikan kadar prolaktin.
- SOMATREM (1 mg setara dengan 2,6 IU hormon pertumbuhan) = hormonpertumbuhan hasil rekayasa genetik, mengadung gugus metionin tambahan pada terminal-N.
Pemberian secara IM dan SC.
- SOMATROPIN (1 mg setara dengan 2,6 IU hormon pertumbuhan) = hormon hasil
rekayasa genetik yang secara kimia identik dengan hormon pertumbuhan manusia.
2. Prolaktin
Pada manusia satu-satunya fungsi prolaktin yang jelas adalah untuk masa laktasi. Prolaktin
mempengaruhi fungsi kelenjar susu dalam mempersiapkan, memulai, dan mempertahankan
laktasi. Sekresi Prolaktin adalah hisapan bayi saat menyusui (suckling) sekresi prolaktin
menghambat gonadotropin yang selanjutnya mempengaruhi fungsi ovarium. Itu semua
menjelaskan infertilitas sementara pada ibu menyusui.
Pengaturan sekresi prolaktin diatur oleh hipotalamus. Kadar prolaktin dalam darah 5-10 ng /
ml, pada pria sedikit lebih rendah. Kadar meningkat pada masa hamil, pada saat stress, danhipoglikemia.
5/11/2018 Biokimia II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/biokimia-ii-55a35b0e14c98 7/11
3. Gonadotropin
Hipofisis menghasilkan 2 jenis gonadotropin yang mengatur alat reproduksi, yaitu FSH dan
LH. Keduanya diatur oleh hipotalamus melalui satu hormon pelepas LHRH ( LH releasing
hormone) atau nama lainya GnRH (Gonadotropin releasing hormone).
Pada wanita FSH menyebabkan perkembangan folikel primer menjadi folikel Graaf. Setelah
folikel berkembang maka LH akan merangsang folikel untuk mensekresi estrogen dan
progesteron.
Pada pria FSH berfungsi menjamin terjadinya spermatogenesis, kemudian LH merangsang
sel leydig untuk mensekresi testosteron.
C. Hormon Tiroid dan Antitiroid
1. Hormon Tiroid
Pada orang dewasa, berat kelenjar tiroid kira-kira 25-30g. Kelenjar ini menghasilkan hormon
tiroid, terutama tiroksin (T4) dan triyodotironin (T3), keduanya adalah asam amino yang
mengandung yodium dalam struktur molekulnya. Di dalam kelenjar tiroid, T4 dan T3 terdapat
dalam bentuk ikatan dengan tiroglobulin, yaitu suatu protein dengan berat molekul 670.000,
Hampir semua gangguan fungsi tiroid terjadi karena gangguan sintesis hormon tiroid. Dengan
demikian perlu diketahui biosintesis hormon tersebut. Secara garis besar biosintesis tiroid
terdiri dari 4 tahap yaitu : (1) ambilan (uptake) ion yodida oleh tiroid; (2) oksidasi yodida danyodinasi gugus tirosil; (3) perubahan radikal yodotirosil menjadi radikal yodotironil dalam
triglobulin; dan (4) penglepasan T3 dan T4 kedalam darah (lihat gambar).
Ambilan Yodida
Yodium yang berasal dari makanan mencapai darah dalam bentuk yodida.Mekanisme
transport aktif yodida ke tiroid dihambat oleh sejumlah ion misalnya tiosianat dan perklorat.
Transport aktif yodida sertai transport kalium, karena itu mekanisme transport dihambat oleh
glikosida jantung yang menghambat kumulasi kalium dalam sel. Sistem transport pemekatan
yodida ini dipacu oleh tirotropin (TSH).
Oksidasi dan Yodinasi
Yodida yang diserap tiroid segera dioksidasi menjadi yodium. Yodium yang terbentuk itu
cepat sekali bereaksi dengan gugus tirosil pada tiroglobulin, mula-mula terbentuk
monoyodotirosin (MIT), kemudian diyodotirosin (DIT). Reaksi oksidasi yodida menjadi
yodium adalah reaksi enzimatik, yang menggunakan enzim peroksidase. Reaksi tersebut
dirangsang oleh TSH dan dihambat oleh tiourea, aminobenzen, dan imidazol.
Pembentukan Tiroksin dan Triyodotironin
Yodium yang terdapat dalam tiroid 20-30% berbentuk MIT, 30-45% berbentuk DIT, kira-kira 25% berbentuk T4, dan hanya sedikit berbentuk T3. Perbandingan jumlah T3 dan T4
5/11/2018 Biokimia II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/biokimia-ii-55a35b0e14c98 8/11
tergantung pada berbagai faktor, antara lain perbandingan jumlah MIT dan DIT yang tersedia;
dan ini tergantung dari jumlah yodium yang tersedia dalam tiroid.
Sekresi dan korversi hormon tiroid
Tiroksi dan triyodotironin disintesis dan disimpan sebagai bagian dari molekul tiroglobulin,karena itu untuk sekresinya diperlukan proses proteolisis. Molekul triglobulin dibentuk oleh
300 residu karbohidrat dan 5.500 residu asam amino dan hanya 2-5 diantaranya adalah T4:
dengan demikian untuk melepaskanhormon tiroid, molekul tiroglobulin harus dipecah
menjadi gugus-gugus asam amino. Mekanisme ini dipacu oleh tirotropin.
Jenis protein yang berikatan dengan hormon tiroid dalam plasma adalah : α-globulin, pre-
albumin dan albumin. Kira-kira 85% tiroksin dalam plasma terikat globulin sebagai TBG
(thyroxine -bindinc globulin), sisanya terikat pre-albumin sebagai TBPA (thyroxine-binding
prealbumin) dan hanya kira-kira 1 % dalam bentuk bebas.
Kadar TBG dalam plasma dapat dipengaruhi oleh berbagai keadaan, umpamanya pada kadar
estrogen plasma meninggi (pada kehamilan, terapi estrogen, penggunaan kontrasepsi oral),
kadar TBG meninggi pula. Jadi dalam keadaan tersebut jumlah tiroksin yang terikat sebagai
TBG bertambah. Pengikatan ini dapat dihambat secara kompetitif oleh aspirin, dilantin, atau
steroid anabolic lain.
Fungsi dan mekanisme kerja tiroid
Mekanisme kerja tiroksin belum seluruhnya diketahui. Yang telah diketahui ialah hormone
tiroid secara langsung masuk kedalam nudeus tanpa berikatan dengan reseptor dalam
sitoplasma. Tiroksin berperan penting pada pembentukankalori, Pada metabolisme
karbohidrat, protein dan kolesterol serta pada proses pertumbuhan.
Pembentukan kalori - Tiroksinmeninggikan konsumsi oksigen hampir pada semua jaringan
yang aktif dalam proses metabolisme kecuali pada otak, hipofisis anterior, dan limpa. Dengan
meningkatnya taraf metabolisme oleh tiroksin, maka kebutuhan badan akan semua zatmakanan (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral) juga bertambah. Apabila
kebutuhan ini tidak mencukupi, maka protein dan lemak endogen serta persediaan zat
makanan lain dalam badan akan dimobilisasi. Kadang-kadang proses tersebut begitu hebat
sehingga timbul gejala defisiensi vitamin dan osteoporosis. Tiroksin berperan penting dalam
termogenesis (pengaturan suhu badan) yaitu pada suhu dingin sekresi tiroksin bertambah,
maka pembentukan kalori juga bertambah. Karena tiroksin penting untuk perubahan karoten
menjadi vitamin A di dalam hati maka pada hipotiroidisme sering didapati karotenemia
dengan gejala kulit penderita nampak kekuning-kuningan selain itu, pada penderita tersebut
jugasering terdapat anemia karena metabolisme sumsum tulang berkurangdangangguan
absorpsi beberapa jenis vitamindalam usus, antara lain vitamin B12
5/11/2018 Biokimia II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/biokimia-ii-55a35b0e14c98 9/11
Metabolisme Protein - Tiroksin pada kadar yang sedang, memperlihatkan efek anabolik beru-
pa sintesis RNA dan protein yang bertambah. Pada hewan percobaan terbukti bahwa tiroksin
merangsang semua enzim yang berhubungan dengan proses oksidasi dalam jaringan.
sebaliknya, pada kadar yang tinggi tiroksin justru menghambat sintesis protein sehingga
terjadi imbangan nitrogen negatif.
Metabolisme lemak dan kolesterol – Tiroksin merangsang proses lipolisis dan penglepasan
asam lemak bebas dari jaringan lemak. Tiroksin merangsang sintesis kolesterol, tetapi juga
merangsang hati untuk metabolisme kolesterol. penurunan kadar kolesterol disebabkan
karena proses metabolisme melebihi proses sintesisnya.
Sistem Syaraf - Pada pasien hipotiroidismedewasa kecepatan berfikir lambat sekali dan kadar
protein meninggi dalam cairan serebrospinal, hal ini dapat diperbaiki dengan pemberian
hormon tiroid. Pada hipertiroidisme justru terjadi keadaan yang sebaliknya, penderita selalu
gelisah, mudah tersinggung dan proses berfikirnya cepat sekali.
Gangguan Fungsi
1. Hipotiroidisme.
Gejala klinik yang tampak pada kretinisme berupa gangguan pertumbuhan badan (kretinisme)
yaitu cebol, perkembangan mental terganggu, perut buncit karena tonus otot abdominal
kurang, dan lidah membesar. Biasanya gejala timbul sangat perlahan-lahan dan sukar sekali
dikenal sebelum seluruh gejala timbul. Sering gejalanya belum dikenal sampai anak berumur
2-3 tahun, sedangkan terapi harus dimulai sedini mungkin, segera setelah lahir. Oleh sebab
itu biasanya gejala gangguan mental tidak bisa dihilangkan pada penderita tersebut. Kre-
tinisme dapat disebabkan oleh tidak terbentuknya kelenjar tiroid dan bisa disebabkan olehdefisiensi yodium pada kehamilan.
2. Hipertiroidisme
Dibedakan 2 jenis hipertiroidisme, yaitu penyakit grave (penyakit Basedow) dan penyakit
Plummer. Pada penyakit Grave tiroid membesar secara difus dan sering disertai gejala pada
mata, sedangkan pada penyakit Plummergejala pada mata tidak ada dan biasanya disebabkan
oleh hipersekresi hormon tiroid oleh satu nodulus tiroid saja.
Semua gejala hipertiroidisme terjadi karena pembentukan panas yang terlalu banyak, dan
aktivitas syaraf simpatis yang bertambah. Seperti kulit kemerahan, panas, basah, otot lemah,tremor, nadi cepat dan denyut jantung lebih keras. Semuanya ini mengakibatkan nafsu makan
bertambah, dan bila kebutuhan tersebut tidak dicukupi maka berat badan akan menurun.
Penderita biasanya sukar tidur, sering merasa cemas dan gelisah, tidak tahan hawa panas dan
perutnya sering mulas. Beberapa penderita mungunjukkan gejala payah jantung, osteoporosis,
miopati dan sebagainya.
Sediaan:
Bubuk tiroid (Tiroid USP) mengandung tiroksin dan triyodotironin.
Tablet ekstrak tiroidtersedia sebagai tablet salut enteral atau tablet biasa 6,5 mg, 16 mg, 3255 mg, 195 mg dan 325 mg.
5/11/2018 Biokimia II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/biokimia-ii-55a35b0e14c98 10/11
Tiroglobulin (Proloid) tersedia dalam tablet 16mg, 32 mg, 65 mg, 100 mg. 195 mg dan 325
mg.
Tiroksin dipasarkan sebagai tablet 0,2 mg, mg, 0,8 mg, dan 2 mg.
Natrium levotiroksin terdapat dalam bentuk tablet dan sediaan suntikan (IV).
Natrium liotironin (1-triyodotironin) terdapatdalam bentuk tablet
2. Antitiroid
Ada 4 golongan penghambat sintesis hormon tiroid : (1) antitiroid, yang mengganggu sintesis
hormon secara langsung (2) penghambat ion yang menghalangi mekanisme transport yodida;
(3) yodida yang pada konsentrasi tinggi memiliki efek supresi terhadap kelenjar tiroid dan
(4) yodium radioaktif yang merusak kelenjar dengan radiasi ion.
(a.) Mekanisme kerja Antitiroid yang mengganggu sintesis hormone secara langsung.
Antitiroid menghambat sintesis hormon tiroid dengan jalan menghambat proses pengikatan
ion antitiroid juga menghambat proses penggabungan dari gugus yodotirosil untuk
membentuk yodotironin. Cara kerjanya dapat dijelaskan dengan adanya hambatan terhadapenzim peroksidase sehingga oksidasi ion yodida dan gugus yodotirosil terganggu.
Efek samping
Reaksi yang paling sering timbul adalah demam obat, yang terutama terjadi dalam pengo-
batan. Gejala lain yang jarang sekali timbul adalah nyeri dan kaku sendi, terutama pada
lengan dan pergelangan: nyeri itu dapat pindah ke sendi lain.
Indikasi
Antitiroid digunakan untuk pengobatan hipertiroidisme, baik untuk mengatasi gejala klinik sambil menunggu remisi spontan, maupun sebagai persiapan operasi. Selain itu, obat ini juga
dapat dipakai dalam kombinasi dengan yodium radioaktif, dengan tujuan mempercepat
timbulnya perbaikan klinis sementara menunggu efek terapi yodium radioaktif. Efek terapi
biasanya baru tampak setelah masa laten yang agak panjang, dari beberapa hari sampai 1-2
minggu.
Sediaan:
Propiltiourasiltersedia dalam bentuk tablet 50mg Biasanya diberikan dengan dosis 100 mg
Vetimazol (1-metil-2-merkaptoimidazol) tersedia dalam bentuk tablet 5 mg dan 10 mg
5/11/2018 Biokimia II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/biokimia-ii-55a35b0e14c98 11/11
Karbimazolsuatuderivat metimazol, terdapat dalam bentuk tablet 5 mg dan 10 mg
vetiltiourasilterdapat sebagai tablet 25 mg.
(b.) Mekanisme kerja dengan menghambat ion yodida.
Yang dimaksudkan dengan penghambat ion adalah obat yang dapat menghambat transport
aktif ion yodida ke dalam kelenjar tiroid. contoh obat golongan ini antara lain ialah tiosianat
(SCN), perklorat (D04-), nitrat (NO3,), fluoroborat (BF4), fluosulfonat (SO3F), difluofosfat
(PO2F2).
Mekanisme kerja obat ini mungkin didasarkan atas penghambatan kompetitif terhadap
mekanisme dalam memekatkan ion yodium.
(c.) Penggunaan Yodida.
Yodida terutama digunakan untuk persiapar, operasi tiroid pada hipertiroidisme. Biasanya
yodida tidak diberikan tersendiri, tetapi diberikan setelah gejala hipertiroidisme diatasi
dengan antitiroid, yaitu biasanya diberikan selama 10 hari sebelum oprasi dilakukan.
Sediaannya Natrium yodida dan Kalium yodida tersedia dalam bentuk kapsul, tablet, atau
larutan jenuh dalam air.
(d.) Yodida radioaktif
Pada proses radiasi oleh suatu unsur radioaktif dipancarkan sinar-sinar α (inti helium), sinar
β (elektron) dan sinar γ (gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan sinar X). Sinar α
dan β daya tembusnya kecil, ionisasi terjadi pada daerah yang terbatas dan ion yang terbentuk
di daerah itu banyak sekali, sehingga efeknya dapat dibatasi pada satu organ saja, dan sinar γ
bersifat sebaliknya. Mekanisme kerjanya adalah Sinar yang dipancarkan mempengaruhi
jaringan parenkim sekeliling folikel.
Sediaan yang terutama digunakan pada pengobatan hipertiroidisme, Larutan Natrium
Yodida I131
dapat diberikan oral dan IV sedangkan kapsul Natrium Yodida I131
tersediauntuk pemberian oral.
Tujuan penggunaan penghambat tiroid ialah untuk mengurangi aktivitas kelenjar tiroid pada
penderita hipertiroid. Cara lain yang dapat ditempuh untuk tujuan yang sama adalah radiasi
dan pembedahan. Dalam klinik, pemilihan cara dan obat apa yang akan digunakan untuk
terapi hipertiroidisme tergantung dari penderita dan fasilitas yang tersedia.