biokimia

download biokimia

of 13

Transcript of biokimia

LAPORAN PRATIKUM PENILAIAN STATUS GIZI PENGUKURAN BIOKIMA

Disusun oleh : Nama NIM Shift Tanggal Asisten : Eka Roshifita Rizqi : 09/280872/KU/13112 :2 : 8 Oktober 2010 : 1. Ditta Cempaka Pane 2. Levi Annisa S. R. 3. Nindyta Puspa N. A.

Kelompok : 6

PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urin, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Penilaian status gizi dengan cara ini merupakan penilaian secara langsung. Hasilnya dapat memberikan indikasi perubahan status gizi seseorang pada tahap awal atau dini. Selain itu dapat memberikan gambaran tentang kadar zat gizi dalam darah, urin dan organ lain, perubahan metabolik tubuh akibat kurangnya konsumsi zat gizi tertentu dalam waktu lama serta cadangan zat gizi dalam tubuh. Pemeriksaan biokimia bila dibandingkan dengan pemeriksaan lain dalam penentuan status gizi memiliki keunggulan-keunggulan antara lain: dapat mendeteksi defisiensi zat gizi lebih dini; hasilnya lebih objektif, karena menggunakan peralatan yang selalu ditera dan pada pelaksanaannya dilakukan oleh tenaga ahli; serta dapat menunjang hasil pemeriksaan metode lain dalam penilaian status gizi. Selain memiliki beberapa keunggulan, pemeriksaan biokimia ini memiliki beberapa kelemahan antara lain: hanya bisa dilakukan setelah timbulnya gangguan metabolisme; butuh biaya cukup mahal; perlu tenaga ahli; kurang praktis dilakukan di lapangan, karena pada umumnya pemeriksaan laboratorium memerlukan peralatan yang tidak mudah dibawa kemana-mana; pada pemeriksaan tertentu spesimen sulit untuk diperoleh, misalnya penderita tidak mau diambil darahnya; butuh peralatan dan bahan yang lebih banyak dibanding pemeriksaan lain; belum ada keseragaman dalam memilih reference (nilai normal); dan dalam beberapa penentuan pemeriksaan laboratorium memerlukan peralatan laboratorium

yang terdapat di laboratorium pusat, sehingga di daerah tidak dapat dilakukan (Supariasa, 2002). Penilaian status gizi dengan cara biokimia akan semakin diperlukan dengan semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat, seiring dengan kasus-kasus gizi kurang sub klinis yang semakin banyak. Oleh karena itu penting bagi calon ahli gizi untuk mengetahui cara penilaian status gizi secara biokimia dengan baik, melalui pratikum ini. Tujuan Mahasiswa mampu menilai status gizi dengan parameter biokimiawi Mahasiswa mampu melakukan pengukuran parameter biokimiawi dengan tes kit darah komersial

3

BAB II ISIPenilaian Kadar Glukosa Darah Dalam pratikum ini alat yang digunakan adalah lancet, pen, kapas, alkohol 70%, test kit, chip dan strip glukosa berwarna hijau. Pertama-tama lancet dimasukkan ke dalam pen. Lalu chip dan strip dimasukkan ke test kit glukosa. Ujung jari probandus dibersihkan menggunakan kapas alkohol 70%, didorong dan ditekan-tekan jarinya ke arah distal sehingga darah berkumpul di ujung jari. Ujung pen ditempelkan ke ujung jari kemudian tekan tombol pen sehingga lancet menusuk ujung jari dan darah keluar. Darah yang pertama kali keluar dibuang karena konsentrasinya biasanya lebih kental. Yang digunakan adalah darah yang keluar kemudian. Darah yang keluar pada test strip dikumpulkan dan hasilnya dicatat. Bersihkan luka tadi dengan kapas alkohol 70%. Setelah kadar glukosa darah didapatkan, hasilnya dibandingkan dengan referensi tabel berikut: Kategori Normoglikemik Toleransi glukosa puasa terganggu Toleransi glukosa terganggu Diabetes Mellitus Gula darah puasa < 100 mg/dL 100-125 mg/dL 140-199 mg/dL 126 mg/dL 200 mg/dL Gula darah 2 jam postprandial < 140 mg/dL

Hasil kadar glukosa darah yang didapatkan dari probandus adalah 105 mg/dL. Selain itu juga diperoleh informasi bahwa sebelum pemeriksaan berlangsung, probandus telah makan pagi. Jadi kadar yang digunakan untuk dibandingkan dalam hal ini adalah kadar normoglikemik 2 jam postprandial. Bila dibandingkan dengan kadar normoglikemik gula darah 2 jam postprandial yang