Biografi Tjokorda Raka Sukawati

12
Biografi Tjokorda Raka Sukawati - Penemu Jalan Layang Ir. Tjokorda Raka Sukawati lahir di Ubud, Bali pada 3 Mei 1931 adalah seorang insinyur Indonesia yang menemukankonstruksi Sosrobahu atau jalan layang, yang memudahkan pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas pada saat pembangunannya, Tjokorda meraih gelar Insinyur bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung 1962, dan memperoleh gelar Doktor dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada tahun 1996. Beliau meniti karier di PT. Hutama Karya yang bergerak dibidang jasa konstruksi dan infrasruktur, merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Departemen Pekerjaan Umum (PU). Ketika menggarap proyek jalan layang antara Cawang dengan Tanjung Priok di Jakarta itulah teknologi Sosrobahu ditemukan. Sebenarnya temuannya belum diuji secara khusus di laboratorium saat dipraktekkan. Namun ia merasa yakin temuannya bisa bekerja sesuai rumusan ilmiah yang ada. Bahkan sebelum temuannya dipraktekkan, beliau yang menganut agama Hindu yang taat itu menyempatkan diri bersembahyang di atas konstruksi itu. Ia terbilang nekad saat itu, dengan mengatakan bahwa ia bersedia mundur dari direktur PT. Hutama Karya kepada menteri Pekerjaan Umum saat itu, bila temuannya itu ternyata tidak bisa bekerja. Namun ternyata temuan Sosrobahu itu dapat bekerja sebagaimana mestinya tanpa kurang suatu apa pun. Dia mengatakan bahwa temuan itu 80% atas kehendak Tuhan yang Maha Kuasa. Bahkan angka tekanan 78 kg/cm² yang ditetapkan dalam teknologi temuannya itu, sebenarnya angka misterius bagi beliau, entah dari mana saat itu beliau menetapkan angka wangsit itu, tetapi berhasil bahkan para insinyur Amerika Serikat yang mengerjakan jalan layang di Seattle begitu taat dengan ketetapan 78 kg/cm² itu. Belakangan, setelah diketahui di laboratorium yang kemudian dibangunnya sendiri itu, didapatkan hasil perhitungan berupa ketetapan sebesar 78,05 kg/cm². Persis sama dengan ketetapan angka wangsit tadi. Di ujung kariernya di PT. Hutama Karya, Tjokorda terseret persoalan Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) yang menimpa perusahaan konstruksi itu. Tjokorda harus berurusan dengan masalah commercial paper, hal yang asing bagi seorang insinyur seperti dirinya. Ia sempat berurusan dengan pengadilan. Kasus ini terkuat menyusul krisis finansial Asia yang membuat banyak perusahaan konstruksi terkena masalah. Tjokorda Raka Sukawati, yang juga pendiri Fakultas Teknik Universitas

description

Biografi Tjokorda Raka Sukawati

Transcript of Biografi Tjokorda Raka Sukawati

Page 1: Biografi Tjokorda Raka Sukawati

Biografi Tjokorda Raka Sukawati - Penemu Jalan Layang

Ir. Tjokorda Raka Sukawati lahir di Ubud, Bali pada 3 Mei 1931 adalah seorang insinyur Indonesia yang menemukankonstruksi Sosrobahu atau jalan layang, yang memudahkan pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas pada saat pembangunannya, Tjokorda meraih gelar Insinyur bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung 1962, dan memperoleh gelar Doktor dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada tahun 1996. Beliau meniti karier di PT. Hutama Karya yang bergerak dibidang jasa konstruksi dan infrasruktur, merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Departemen Pekerjaan Umum (PU). Ketika menggarap proyek jalan layang antara Cawang dengan Tanjung Priok di Jakarta itulah teknologi Sosrobahu ditemukan.

Sebenarnya temuannya belum diuji secara khusus di laboratorium saat dipraktekkan. Namun ia merasa yakin temuannya bisa bekerja sesuai rumusan ilmiah yang ada. Bahkan sebelum temuannya dipraktekkan, beliau yang menganut agama Hindu yang taat itu menyempatkan diri bersembahyang di atas konstruksi itu. Ia terbilang nekad saat itu, dengan mengatakan bahwa ia bersedia mundur dari direktur PT. Hutama Karya kepada menteri Pekerjaan Umum saat itu, bila temuannya itu ternyata tidak bisa bekerja. Namun ternyata temuan Sosrobahu itu dapat bekerja sebagaimana mestinya tanpa kurang suatu apa pun.

Dia mengatakan bahwa temuan itu 80% atas kehendak Tuhan yang Maha Kuasa. Bahkan angka tekanan 78 kg/cm² yang ditetapkan dalam teknologi temuannya itu, sebenarnya angka misterius bagi beliau, entah dari mana saat itu beliau menetapkan angka wangsit itu, tetapi berhasil bahkan para insinyur Amerika Serikat yang mengerjakan jalan layang di Seattle begitu taat dengan ketetapan 78 kg/cm² itu. Belakangan, setelah diketahui di laboratorium yang kemudian dibangunnya sendiri itu, didapatkan hasilperhitungan berupa ketetapan sebesar 78,05 kg/cm². Persis sama dengan ketetapan angka wangsit tadi.

Di ujung kariernya di PT. Hutama Karya, Tjokorda terseret persoalan Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) yang menimpa perusahaan konstruksi itu. Tjokorda harus berurusan dengan masalah commercial paper, hal yang asing bagi seorang insinyur seperti dirinya. Ia sempat berurusan dengan pengadilan. Kasus ini terkuat menyusul krisis finansial Asia yang membuat banyak perusahaan konstruksi terkena masalah.

Tjokorda Raka Sukawati, yang juga pendiri Fakultas Teknik Universitas Udayana, telah pensiun dari PT. Hutama Karya, namun masih tetap berkarya bahkan menghasilkan teknologi sosrobahu versi kedua yang lebih unggul soal kepraktisan dibandingkan versi sebelumnya. Kini beliau tinggal di kampung halamannya di Ubud, Bali dengan mengajar di jenjang Pascasarjana Bidang Teknik Sipil Universitas Udayana.

Jalan Tol Serangan – Tanjung Benoa

Jalan Tol layang (penghubung Tanjung Benoa – Pulau Serangan) yang diwacanakan sejak dulu, di tahun ini akan segera terwujud. Seperti yang kami kutip dari berita online Media Indonesia dibawah ini:

DENPASAR–MICOM: Rencana pembangunan jalan tol layang yang akan menghubungkan Tanjung Benoa Bali dengan Serangan di Bali diharapkan dapat menjadi jawaban untuk mengatasi masalah infrastruktur di pulau itu.

Page 2: Biografi Tjokorda Raka Sukawati

Hal itu dikemukakan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman, saat melakukan peninjauan rencana pembangunan jalan tersebut, dengan menyusuri Teluk Benoa, Jumat (30/9).

“Sebagai tulang punggung pariwisata nasional, pertumbuhan di Bali sangat luar biasa dan di luar perkiraan. Kendala utama di Bali adalah infrastrukturnya. Walaupun sudah agak terlambat, pembangunan jalan tol ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk memperbaikinya,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Eddy Bambang dari Divisi Teknik PT Jasa Marga menerangkan, jalan tol sepanjang sekitar 10 kilometer tersebut akan mulai dikerjakan pada Nopember 2011. Pembangunan jalan tol yang sebagian besar berada di atas laut dan hutan mangrove tersebut ditargetkan dapat rampung pada semester awal tahun 2013.

“Kami menargetkan pembangunan dapat selesai pada semester pertama 2013, yakni sebelum pelaksanaan pertemuan APEC di Bali pada semester kedua 2013,” tuturnya.

Dia menambahkan, pembiayaan pembangunan jalan tol tersebut sekitar Rp2,4 triliun, dengan dibiayai oleh konsorsium tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Selain Jasa Marga, enam BUMN lainnya adalah PT Pelabuhan Indonesia III, PT Angkasa Pura I, Bali Tourism Development Centre (BTDC), PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya, serta PT Adhi Karya.

Irman mengusulkan agar jalan tol layang tersebut dibangun dengan membubuhkan nilai-nilai seni dan kebudayaan Bali. Hal ini penting, agar jalan layang tersebut dapat menjadi ikon dan menambah objek wisata bagi para pelancong baik domestik maupun asing.

“Kalau bisa jalan tol layang ini memilliki multifungsi, sehingga bisa menjadi ikon baru Bali. Jadi bukan sekedar untuk transportasi, tetapi juga untuk pariwisata,” jelasnya.

Bahkan ia mengusulkan agar pada ruas jalan tol sepanjang 10 kilometer itu juga dibangun jalan khusus bagi pengguna sepeda motor, pengguna sepeda dan juga jogging track untuk pejalan kaki.

“Saya mengusulkan agar disediakan ruas jalan untuk pengendara sepeda serta jogging track untuk pejalan kaki,” kata Irman. (Wta/OL/OL-3)

Menteri PU Dukung Jalan Layang Atas Sawah di Bali

Denpasar – Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, mendukung wacana pembangunan jalan layang di atas sawah di Bali. Jalan layang di atas sawah merupakan solusi untuk mengatasi problem kemacetan tanpa harus mengorbankan lahan pertanian di Bali.

“Kalau terpaksa, itu mungkin saja. Ini tidak hanya di Bali, dimana saja bisa seperti itu,” ujar Joko Kirmanto, saat meninjau proyek jalan tol di atas perairan (JDP) Benoa-Nusa Dua, Kamis (27/9/2012).

Kirmanto menyatakan, jalan layang di atas sawah bisa dilakukan apabila proyek jalan itu memerlukan lahan yang cukup besar, dan lahan yang akan dipakai ada di jalur pertanian yang masih produktif. “Kalau kita perlu jalan raya yang memerlukan pembebasan tanah yang besar padahal tanahnya sangat diperlukan untuk pertanian, ya salah satu jalan keluarnya ya buat jalan layang di atas sawah itu, seperti jembatan panjang, bisa saja terjadi, tapi nanti kita hitung-hitung dulu,” imbuh Kirmanto.

Page 3: Biografi Tjokorda Raka Sukawati

Ide awal jalan layang di atas sawah ini, sebelumnya disampaikan oleh Kasubdit Wilayah 2 C (Bali, NTB, NTT) Dirjen Binamarga, Ir Susalit Alius, CES, di Kuta, (24/9/2012). Menurut Susalit, ada dua jalan layang di atas sawah yang saat ini sedang dalam tahap pengkajian.

Pertama adalah jalan layang yang menghubungkan Kuta-Tanah Lot-Soka (perpanjangan jalan sunset road Kuta) dan jalan layang di atas sawah yang menghubungkan Beringkit-Batuan-Purnama. Lebar jalan layang di atas sawah ini mencapai 30 meter dan terdiri dari 4 lajur. Jalan layang ini dibuat lebih rendah dari tinggi pohon kelapa mengikuti kearifan lokal masyarakat Bali.

Saat ini, kata Susalit, pihaknya baru akan membuat kajian yang diperkirakan akan memakan waktu 3 hingga 6 bulan. Kajian ini mencakup kajian RTRW dan kajian Perpres tentang tata ruang Sarbagita. Rencana pembangunan jalan layang di atas sawah ini juga sudah disampaikan kepada pihak Pemkab Badung dan DPRD Badung.

“Jalan layang di atas sawah ini nantinya semata-mata hanya untuk jalan, tidak untuk apapun atau kepentingan lainnya. Oleh karena itu, jalan layang ini perlu dikunci oleh sebuah Perda dan aturan tata ruang supaya tidak ada pembangunan apapun di sekitarnya selama 25 hingga 30 tahun ke depan,” kata Susalit.

Menurut Susalit, bentuk jalan layang nantinya kira-kira seperti jalan yang mau menuju ke Bandara Sukarno Hatta Jakarta, ada tiang pancangnya. Di jalan layang di atas sawah ini, orang atau petani tetap bisa bertani di bawahnya. Dalam pembangunan jalan layang di atas sawah ini, tidak akan ada alih fungsi lahan dan juga akan bisa mengurangi dampak alih fungsi lahan sehingga hanya menambah jaringan jalan.

Bagi Susalit tujuan yang ingin dicapai dari pembangunan jalan layang di atas sawah ini adalah bagaimana agar terwujud jaringan jalan baru di Bali yang tidak merusak lingkungan. Sawah tetap ada dan bisa menjadi daya tarik wisata tersendiri. “Rencana jalan layang di atas sawah ini mendukung program pro green dan wisata hijau. Satu-satunya daerah metro di Indonesia yang ada sawahnya cuma ada di Bali. Jadi mari kita jaga agar metro Bali selalu hijau,” jelas Susalit mengakhiri.[..]

Bali Wacanakan Jalan Layang di Atas Sawah

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah terus berupaya memperbaiki jaringan jalan sekaligus mengatasi masalah kemacetan lalu lintas di Bali. Kini muncul wacana untuk membuat jalan layang di atas sawah.

"Setelah jalan tol di atas perairan (JDP) Benoa-Nusa Dua dan jalan underpass (bawah tanah) Dewa Ruci, perlu ide jalan di atas sawah," kata Kepala Sub Direktorat Wilayah 2 C (Bali, NTB dan NTT) Dirjen Binamarga, Ir Susalit Alius, di Kuta, Bali, Senin.

Menurut Susalit, ada dua jalan layang di atas sawah yang saat ini sedang dalam tahap pengkajian. Pertama adalah jalan layang yang menghubungkan Kuta-Tanah Lot-Soka (perpanjangan jalan sunset road Kuta). Satu lagi adalah jalan layang di atas sawah yang menghubungkan Beringkit-Batuan-Purnama.

Lebar jalan layang di atas sawah ini mencapai 30 meter dan terdiri dari empat lajur. Jalan layang ini dibuat lebih rendah dari tinggi pohon kelapa mengikuti kearifan lokal masyarakat Bali.

"Bentuknya nanti kira-kira seperti jalan yang mau menuju ke Bandara Soekarno Hatta Jakarta, ada tiang pancangnya. Di jalan layang di atas sawah ini, orang atau petani tetap bisa bertani di bawahnya,'' katanya.

Page 4: Biografi Tjokorda Raka Sukawati

''Dalam pembangunan jalan layang di atas sawah ini, tidak akan ada alih fungsi lahan dan juga akan bisa mengurangi dampak alih fungsi lahan. Yang ada hanya menambah jaringan jalan."

Bali Wacanakan Jalan Layang di Atas Sawah

DENPASAR

Masalah kemacetan di Bali terus menjadi keluhan banyak sehingga salah satu solusinya lewat jalan tol di atas perairan (JDP) Benoa-Nusa Dua dan jalan underpass (bawah tanah) Dewa Ruci. Kini, wacana pembuatan jalan layang di atas sawah juga mulai digulirkan guna mengatasi probel kemacetan di Pulau Dewata.

Kasubdit Wilayah 2 C (Bali, NTB, NTT) Dirjen  Binamarga, Susalit Alius,  mengungkapkan wacana jalan layang di atas  sawah terus dimatangkan dan kini telah masuk tahap pengkajian.

Ada dua jalan layang di atas sawah yang tengah dikaji. Pertama yang menghubungkan Kuta-Tanah Lot-Soka (perpanjangan jalan sunset road Kuta) dan  jalan yang menghubungkan Beringkit-Batuan-Purnama.

Hanya saja, saat ini, pihaknya baru sebatas membuat kajian diperkirakan memakan waktu 3 hingga 6 bulan. Kajian meliputi RTRW dan kajian Perpres tentang tata ruang Sarbagita.

Rencana pembangunan jalan layang di atas sawah ini juga sudah disampaikan ke Pemkab Badung dan DPRD Badung.

Ide  jalan lyang tersebut semata-mata diperuntukkan untuk dan bukan untuk kepentingan lainnya.

Karenanya guna mencegah penyimpangan, diperlukan payung hukum perda dan aturan tata ruang sehingga ada jaminan tidak ada pembangunan apapun di sekitarnya selama 25 hingga 30 tahun ke depan.

Tujuan pembangunan jalan layang di atas sawah, tak lain demi terwujudnya jaringan jalan baru di Bali yang tidak merusak lingkungan.

Selain itu, kata dia, sawah tetap ada dan bisa menjadi daya tarik wisata tersendiri.

Jika mendapat dukungan semua pihak maka, jalan tersebut akan mendukung program pro green  dan wisata hijau.

“Satu-satunya daerah perkotaan di Indonesia yang ada sawahnya cuma ada di Bali, makanya mari dijaga selalu hijau,” katanya

Sesuai kajiannya, direncanakan lebar jalan layang di atas sawah mencapai 30 meter dan terdiri dari 4 lajur.

Untuk menghormati kearifan lokal, kata dia, jalan layang tersebut juga dibuat lebih rendah dari tinggi pohon kelapa.

Nantinya, akan mengikuti model jalan layang menuju ke Bandara Sukarno Hatta, Tangerang, Banten dengan tiyang pancang yang berdiri di tengah sawah.

Page 5: Biografi Tjokorda Raka Sukawati

Dalam pembangunan jalan layang di atas sawah ini, diklaim tidak akan ada alih fungsi lahan dan juga akan bisa mengurangi dampak alih fungsi lahan. Yang ada hanya menambah jaringan jalan,” papar Susalit. (R)

Jalan Layang Bali di Atas Sawah Masih Dikaji

Pembangunan jalan layang ini akan mengurai kemacetan di kawasan wisata di Bali. 

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) masih mengkaji rencana pembangunan jalan layang di atas sawah di Bali yang menghubungkan Kuta-Tanah Lot-Soka.  "Masih ada beberapa studi untuk melihat jaringannya, kalau mau bangun infrastruktur harus melihat kelayakanannya," kata Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak di sela-sela Pertemuan Regional dan Konsultasi Agenda Pembangunan Pasca-2015 yang digelar Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (13/12).  Menurut dia, kajian tersebut untuk menentukan bentuk jalan yang akan dibangun baik jalan arteri ataupun jalan tol. "Kajian juga menentukan jaringan jalan yang akan dibangun," kata dia.Sayangnya Wamen PU tidak menjelaskan secara detil batas waktu kajian tersebut. Dia hanya mengungkapkan, pembangunan jalan layang ini akan mengurai kemacetan di kawasan wisata di Bali.   Selain jalan yang merupakan terusan Jalan Sunset Road Kuta, Kabupaten Badung, menuju Tanah Lot hingga Soka, Kabupaten Tabanan, pemerintah sebelumnya telah mengkaji jalan layang yang menghubungkan Beringkit-Batuan-Purnama, Kabupaten Tabanan.  Apabila terwujud maka jalan tol itu akan menjadi jalan layang kedua yang akan dibangun setelah proyek jalan tol di atas laut yang menghubungkan Benoa-Ngurah Rai-Nusa Dua.  Pembangunan jalan tol di atas perairan laut sepanjang sekitar 12 kilometer itu ditargetkan rampung Juni 2013.  Kepala Sub-Direktorat Wilayah II-C (Bali, NTB, dan NTT) Dirjen Binamarga Susalit Alius sebelumnya menyatakan lebar jalan layang tersebut mencapai 30 meter yang terdiri dari empat lajur.  Jalan layang itu rencananya dibuat lebih rendah dari tinggi pohon kelapa sebagai bentuk penghormatan kearifan lokal masyarakat Bali.  "Bentuknya nanti kira-kira seperti jalan yang mau menuju ke Bandara Soekarno Hatta Jakarta, ada tiang pancangnya. Di jalan layang ini, mereka tetap bisa bertani dibawahnya," katanya.Dalam pembangunan jalan layang di atas sawah ini, tidak terjadi alih fungsi lahan. "Yang ada hanya menambah jaringan jalan," kata Susalit beberapa waktu lalu. 

Bali akan Bangun Jalan Layang di Atas Sawah

NUSA DUA--MICOM: Kementerian Pekerjaan Umum hingga saat ini mengkaji rencana pembangunan jalan layang di atas sawah di Bali yang menghubungkan Kuta-Tanah Lot-Soka.

"Masih ada beberapa study untuk melihat jaringannya, kalau mau bangun infrastruktur harus melihat feasibility study-nya," kata Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak di sela-sela Pertemuan Regional dan Konsultasi Agenda Pembangunan Pasca-2015 yang digelar Unit Kerja Presiden

Page 6: Biografi Tjokorda Raka Sukawati

Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (13/12).

Menurut dia, kajian tersebut untuk menentukan bentuk jalan yang akan dibangun, baik jalan arteri ataupun tol, serta menentukan jaringan jalan yang akan dibangun.

Namun Hermanto tidak menyebutkan secara detail sampai kapan kajian tersebut akan selesai dilaksanakan. Wacana pembangunan jalan layang di atas sawah itu untuk mengurai kemacetan di kawasan wisata di Bali.

Selain jalan yang merupakan terusan Jalan Sunset Road Kuta, Kabupaten Badung, menuju Tanah Lot hingga Soka, Kabupaten Tabanan, pemerintah sebelumnya telah mengkaji jalan layang yang menghubungkan Beringkit-Batuan-Purnama, Kabupaten Tabanan.

Apabila terwujud, tol itu akan menjadi jalan layang kedua yang akan dibangun setelah proyek tol di atas laut yang menghubungkan Benoa-Ngurah Rai-Nusa Dua yang masih dalam tahap pengerjaan. (Ant/OL-9)

Muncul Wacana Jalan Layang Lintasi Sawah di Bali

Jakarta - Setelah proyek jalan tol di atas perairan berjalan, kini muncul wacana baru untuk membuat jalan di atas areal persawahan di Bali. Rencana jalan layang ini guna mendukung program pro green dan wisata hijau. Rencana pembuatan jalan layang di atas area persawahan kini sedang dalam pengkajian. Jika terealisasi, maka akan ada dua jalan layang yang bakal dibangun.Pertama adalah jalan layang yang menghubungkan Kuta-Tanah Lot-Soka, kemudian kedua jalan layang yang menghubungkan Beringkit-Batuan-Purnama. “Lebar jalan layang di atas sawah ini mencapai 30 meter dan terdiri dari 4 lajur, tapi akan dibuat lebih rendah dari tinggi pohon kelapa sebagaimana aturan kearifan lokal masyarakat Bali,” kata Kasubdit Wilayah 2 C (Bali, NTB, NTT) Dirjen Binamarga, Susalit Alius, kepada wartawan di Batubelig, Kerobokan, Badung, Selasa (25/9/2012). Dia mencontohkan konsep jalan diatas sawah ini menyerupai jalan menuju ke Bandara Sukarno Hatta Jakarta yang dilengkapi dengan tiang pancang.“Jadi meski ada jalan layang di atas sawah, petani tetap bisa bertani di bawahnya,” imbuh Alius. Selain murni untuk mengatasi kemacetan, pembangunan jalan layang di atas sawah ini juga untuk membendung upaya alih fungsi lahan yang terjadi di Bali. ”Sekarang akan dibuat kajian yang diperkirakan akan memakan waktu 3 hingga 6 bulan. Kajian ini mencakup kajian RTRW dan kajian Perpres tentang tata ruang,” jelas dia.Rencana ini juga sudah disampaikan dengan Pemkab Badung selaku pemilik lahan dan DPRD Badung.

Page 7: Biografi Tjokorda Raka Sukawati

Solusi Kemacetan

Anggota dewan walk out dalam pembahasan jalan layang, menurut saya selaku masyarakat tidak saatnya walk out. Karena masyarakat menginginkan ada jalan keluar secepatnya untuk mengatasi kemacetan khususnya di simpang Dewa Ruci ke selatan. Entah dibangun jalan layang, entah jalan melingkar, yang diinginkan masyarakat adalah solusi terbaik.

Edi, Denpasar

Rusak Parah

Saya seorang sopir truk dan sering lewat di lokasi galian C Selat. Sekali lewat saya harus membayar portal Rp 35 ribu. Tetapi jalannya rusak parah dan tidak diperbaiki. Saya merasa rugi membayar mahal tetapi jalan yang saya lalui tidak nyaman. Mohon pihak terkait meninjau jalan dari Nongan ke timur hingga ke Pura Pasar Agung yang kondisinya rusak parah.

Wayan Gunawan, Payangan

Bangun Sekolah

Masukan untuk Bupati Karangasem, sudah saatnya Karangasem mencetak SDM andal berkualitas dan siap pakai. Melihat dari banyaknya warga Karangasem yang keluar mencari kerja, saya usulkan agar Pemda Karangasem membangun sekolah seperti SMIP, SMK dengan berbagai jurusan yang tamatannya nanti bisa langsung siap pakai.

Santa, Payangan Gianyar

Pikirkan Pro Kontra

Pro kontra terhadap rencana pembuatan jalan layang di Denpasar pasti ada dan hal itu wajar-wajar saja. Jika memang rencana tersebut terealisasi, sebaiknya pemerintah memikirkan pro kontra ini dan mencari jalan keluar yang terbaik agar di kemudian hari tidak menimbulkan masalah baru. Saya setuju dengan dibangunnya jalan layang, jika pembangunan tersebut benar-benar dapat memecahkan masalah kemacetan. Saya ada usul setidaknya jembatan layang tersebut dibuat bercirikan arsitektur Bali.

Darmayoga, Denpasar

Terlalu banyak

Demo sopir taksi beberapa waktu lalu, mereka menuntut agar taksi-taksi bodong ditertibkan karena taksi sudah terlalu banyak dan mengurangi pemasukan taksi legal. Kaitannya dengan jalan yang selalu macet mereka menginginkan adanya jalur alternatif, seperti jalan layang. Sebenarnya kemacetan terjadi bukan karena masalah jalan tetapi volume kendaraan yang terlalu banyak. Jika proyek jalan layang dilaksanakan, akan banyak dampak yang ditimbulkan. Investor dari luar, tenaga kerja dari luar, dan ini

Page 8: Biografi Tjokorda Raka Sukawati

akan menambah krodit serta Bali kian penuh sesak.

Jodog, Denpasar

Rakyat Berharap

Pemerintah sekarang ini sudah tidak bisa menanggulangi kenaikan harga sembako. Kepada siapa lagi rakyat harus berharap? Pan Godeg, Ababi Karangasem

Bisa Dihemat

Kenapa Puspem Badung pada malam hari seperti hotel saja? Jika itu bisa dihemat pasti dananya bisa untuk orang yang tidak mampu.

Made Purnawa, Denpasar

Jaga Kebersihan

Pemkab Buleleng agar memberi pengertian secara bertahap kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing. Di mana ada bak sampah di sana ada sampah berserakan dan di saat musim hujan sampah dari selokan meluap sampai ke jalan.

Pekak Lingsir, Yeh Taluh Singaraja

Jalan Rusak

Jalan dari Desa Sinabun-Menasa-Sangsit kondisinya sudah rusak berat. Mohon bantuan dari pihak pemerintah daerah untuk memperbaiki jalan tersebut.

Somenada, Sinabun Buleleng

Sudah Diperbaiki

Ucapan terima kasih kepada pihak terkait yang sudah memperbaiki traffic light di simpang lima Kalibukbuk. Kalau bisa agar ditempatkan petugas jaga di tempat tersebut karena sering terjadi pelanggaran.

Molog, Lovina Singaraja

Jalan Semrawut

Kawasan Jalan Diponegoro Singaraja sangat semrawut dan kadang macet. Namun, ketika ada kunjungan pejabat dari pusat jalan tersebut lancar dan tertib. Mohon bantuan Polantas yang setiap hari ada di pos jaga untuk ikut menertibkan.

Page 9: Biografi Tjokorda Raka Sukawati

Mang Ebi, Lovina Singaraja

Hanya Janji

Tahun 2011 DPRD Buleleng akan membangun kekurangan gedung untuk kelengkapan Dewan. Tetapi, janji untuk perluasan gedung SMPN 1 Singaraja di sebelah selatan sekolah hanya tinggal janji dan di sisi lain pemkab meminjamkan gedung ke pihak lain. Sepertinya tidak ada upaya untuk memajukan pendidikan di Buleleng.

Nang Kocong, Mayor Metra Singaraja