Proposal Ptk -Nyoman Sukawati
-
Upload
surya-nata -
Category
Documents
-
view
579 -
download
0
Transcript of Proposal Ptk -Nyoman Sukawati
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 1/34
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
A. JUDUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS :
IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CTL) UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA (SAINS)
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 PEJARAKAN TAHUN
PELAJARAN 2010/2011
B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pengajaran merupakan suatu proses yang dinamis untuk mencapai tujuan
yang telah dirumuskan. Kriteria untuk menetapkan apakah pengajaran itu berhasil
atau tidak secara umum dapat dilihat dari dua segi, yakni kriteria ditinjau dari
sudut proses pengajaran itu sendiri dan kriteria yang ditinjau dari sudut hasil atau
produk belajar yang dicapai siswa.
Hasil observasi pada proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri 3
Pejarakan menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran dalam kelas masih
berlangsung satu arah. Pembelajaran masih berpusat pada guru, siswa menerima
begitu saja informasi yang diberikan oleh guru. Selama proses pembelajaran,
partisipasi siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru. Sedikit
sekali siswa yang mengajukan pertanyaan maupun yang menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru, bahkan tidak jarang siswa bermain-main sendiri saat
guru sedang menerangkan pelajaran. Media yang digunakan oleh guru kurang
bervariasi, guru kurang memberikan contoh yang nyata kepada siswa, bahkan
1
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 2/34
lebih sering menggambar di papan tulis untuk memvisualisasikan materi yang
diajarkan. Guru hanya memberikan informasi dan mengharapkan siswa untuk
menghafal dan mengingatnya.
Berdasarkan hasil pencatatan dokumen kelas IV di SD Negeri 3 Pejarakan
diperoleh data bahwa nilai untuk mata pelajaran IPA relatif selalu rendah. Hal ini
dapat dilihat dari nilai ulangan harian untuk tahun ajaran 2010/2011, nilai rata-rata
siswa kelas IV pada pelajaran IPA yaitu 50.00 dengan ketuntasan klasikal 50%.
Hasil belajar ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa masih perlu ditingkatkan.
Dari hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 4 September 2010
dengan guru kelas IV SD Negeri 3 Pejarakan dinyatakan bahwa selama ini guru
belum menemukan metode dan pendekatan yang tepat agar hasil belajar siswa
meningkat. Berkaitan dengan itu dalam pembelajaran perlu pendekatan yang tidak
mengharuskan siswa untuk menghafal fakta-fakta tetapi sebuah strategi
pendekatan yang mendorong siswa untuk belajar menemukan konsep. Pengajaran
yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau
melakukan aktivitas sendiri. Siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka
memperoleh pengetahuan, pemahaman dan aspek-aspek tingkah laku lainnya.
Pendekatan kontekstual dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan
aktivitas belajar dan pemahaman siswa sehingga pembelajaran yang berlangsung
menjadi lebih bermakna.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual mengarah pada strategi
pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kontekstual
mengikutsertakan siswa dalam aktivitas-aktivitas penting yang membantu mereka
menghubungkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Dalam
2
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 3/34
pembelajaran kontekstual guru bisa menggunakan berbagai macam metode
mengajar misalnya diskusi, tanya jawab, ceramah dan yang tidak kalah penting
yakni metode inkuiri atau penemuan. Dalam penelitian ini metode penemuan yang
digunakan adalah bentuk penemuan terbimbing. Hal ini dilakukan mengingat anak
usia SD masih memerlukan bimbingan dari guru untuk mengetahui bagaimana
cara belajar yang efektif dan untuk dapat menemukan sendiri konsep-konsep IPA.
Pembelajaran dengan menggunakan banyak metode akan menunjang pencapaian
tujuan pembelajaran yang lebih bermakna.
Berkaitan dengan ini maka pendekatan kontekstual diduga dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV
SD Negeri 3 Pejarakan.
2. Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran yang
berlangsung di kelas IV SD Negeri 3 Pejarakan adalah:
1. Pembelajaran yang terjadi bersifat hafalan. Guru hanya memberikan
informasi yang berasal dari buku kepada siswa, dan siswa menerima
begitu saja informasi yang diberikan oleh guru.
2. Pembelajaran masih berlangsung satu arah dalam hal ini masih
didominasi oleh guru.
3. Metode dan pendekatan yang digunakan oleh guru kurang mendorong
siswa untuk belajar yang kondusif.
4. Kurang bervariasinya media yang digunakan guru. Guru kurang
memberikan contoh yang nyata kepada siswa.
3
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 4/34
5. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA selalu rendah. Nilai rata-
rata ulangan harian mata pelajaran IPA pada tahun ajaran 2010/2011
sebesar 50.00.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah pendekatan konstektual dapat meningkatkan keaktifan
belajar IPA (SAINS) pada siswa kelas IV di SD Negeri 3 Pejarakan
tahun pelajaran 2010/2011?
2. Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keberhasilan
IPA (SAINS) pada siswa kelas IV di SD Negeri 3 Pejarakan tahun
pelajaran 2010/2011?
4. Cara Pemecahan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka upaya untuk mengatasi masalah
tersebut adalah diterapkannya pendekatan kontekstual pada pembelajaran untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa di kelas IV SD Negeri 3
Pejarakan.
Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa. Pendekatan kontekstual mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari mereka
sebagai anggota keluarga maupun masyarakat.
4
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 5/34
Dalam pendekatan ini proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam
bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami sendiri, bukan transfer pengetahuan
dari guru ke siswa. Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi,
saling mengoreksi.
5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan keaktifan belajar IPA (SAINS) pada siswa kelas IV
di SD Negeri 3 Pejarakan tahun pelajaran 2010/2011.
2. Untuk meningktkan hasil belajar IPA (SAINS) pada siswa kelas IV di SD
Negeri 3 Pejarakan tahun pelajaran 2010/2011.
6. Manfaat Penelitian
a. Secara teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan teori
pendidikan khususnya tentang strategi pembelajaran mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam.
2. Mengarahkan strategi pembelajaran guru dalam materi yang tepat, sehingga
siswa lebih aktif dan kreatif mengembangkan potensi dirinya.
b. Secara Praktis
1. Bagi siswa
Dari penelitian ini siswa memperoleh pengalaman yang lebih bermakna
sehingga siswa menjadi lebih menguasai dan terampil dalam proses
pembelajar pemecahan masalah dan lebih lanjut hasil belajar siswa
menjadi lebih meningkat dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
5
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 6/34
2. Bagi Guru
Manfaat dilihat dari guru adalah model pembelajaran ini merupakan model
baru yang inovatif dan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengajar
untuk dapat mencapai target pembelajaran yang lebih efektif dan efisien,
serta dapat dijadikan tambahan informasi dan sebagai acuan dalam usaha
meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan situasi dan kondisi
lingkungan setempat.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi
kepala sekolah untuk mengambil suatu kebijakan yang paling tepat dalam
kaitan dengan upaya strategi pembelajaran yang efektif dan efisien bagi
guru di sekolah.
C. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
1. Deskripsi Teoritis
a. Belajar dan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
“Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang, sebagai hasil proses belajar yang meliputi perubahan
pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan,
kecakapan, dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan aspek
lainnya yang ada pada individu” (Sudjana, 2005:28). Menurut Kamus umum
Bahasa Indonesia (dalam Fajar, 2004:10) menyatakan “belajar adalah berusaha
(berlatih dan sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian”. “Belajar adalah
perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari pada pengalaman”
6
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 7/34
(Nurkancana, 2007:37). Dari pengertian di atas , maka dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan pada setiap individu sebagai hasil dari
proses pembelajaran yang meliputi kognitif, efektif, dan psikomotor.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian
rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih. Menurut teori
kognitif pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari.
Tujuan pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh berbagai
pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah baik
kuantitas maupun kualitasnya. Pada hakekatnya IPA dapat dipandang dari segi
proses, produk, dan pengembangan sikap.
a. IPA sebagai proses
Proses di sini diartikan sebagai proses untuk mendapatkan IPA. IPA
didapat melalui metode ilmiah. Jadi proses IPA itu tidak lain adalah metode
ilmiah. Untuk anak usia SD, metode ilmiah dikembangkan secara bertahap dan
berkesinambungan, dengan harapan bahwa pada akhirnya akan terbentuk suatu
paduan yang lebih utuh sehingga anak SD dapat melakukan penelitian sederhana.
b. IPA sebagai produk
IPA dipandang sebagai produk dari upaya manusia untuk memahami
berbagai gejala alam. Produk ini berupa prinsip, teori, hukum, konsep, maupun
fakta yang kesemuanya itu ditujukan untuk menjelaskan tentang berbagai gejala
alam.
7
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 8/34
c. IPA sebagai pengembangan ilmu
Ada sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak-anak
usia Sekolah Dasar, yaitu:
1) Sikap ingin tahu (curiousily)
2) Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality)
3) Sikap kerja sama (cooperation)
4) Sikap tidak putus asa ( perseverence)
5) Sikap tidak purbasangka (open-mindedness)
6) Sikap mawas diri ( self-criticism)
7) Sikap bertanggungjawab (responsibility)
8) Sikap berpikir bebas (independence in thinking )
9) Sikap kedisiplinan diri ( self discipline)
b. Keaktifan
1). Pengertian Keaktifan Belajar
Aktif belajar menurut konsep modern adalah proses perubahan
tingkah laku dalam arti seluas-luasnya, yaitu meliputi pegamatan,
pengertian, pengetahuan, perbuatan, ketrampilan, perasaan, minat,
penghargaan sikap. Belajar tidak berkaitan dengan bidang intelektual saja,
melainkan mengenai seluruh aspek kepribadian (Tabrani, 1993:9).
Keaktifan belajar adalah bentuk-bentuk kegiatan yang muncul dalam suatu
proses pembelajaran, baik kegiatan fisik yang sudah diamati maupun kegiatan
phisikis yang sulit diambil. Kegiatan pisik diantaranya meliputi membaca,
mendengar, menulis, meragakan dan mengukur. Sedangkan phisikis seperti
8
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 9/34
mengingat kembali isi pelajaran, menyimpulkan hasil eksperimen,
membandingkan suatu konsep yang lain dan sebagainya (Moedjiono dan Dimyati,
1994:106).
Keaktifan belajar adalah suatu proses kegiatan belajar di mana siswa
tersebut aktif secara intelektual dan emosional, sehingga siswa tampak betul-betul
berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan, dorongan untuk
berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri (Moedjiono dan
Dimyati, 1994:42).
Bertolak dari beberapa pendapat tentang keaktifan belajar di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar merupakan bentuk segala kegiatan
yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, baik secara fisik serta mental
dan kegiatan yang mudah diamati maupun sulit diamati.
2). Ciri-ciri Keaktifan Belajar
Menurut pendapat Nana Sudjana dan Ahmad Rifai (dalam Agung, 2010:
86) menyatakan bahwa:
ciri proses pembelajaran yang bermakna cara belajar siswa aktif adalah:
(1) siswa tidak hanya menerima informasi, tetapi juga banyak mencari dan
memberi informasi; (2) siswa banyak mengajukan pertanyaan, baik kepada
guru maupun kepada siswa lainnya; (3) siswa lebih banyak mengajukan
pertanyaan atau pendapat terhadap informasi yang belajar diajukan ataumurid; (4) siswa memberikan respon nyata terhadap stimulus yang
diberikan guru; (5) siswa berkesempatan melakukan penilaian sendiri
terhadap hasil pekerjaan serta membuat sendiri simpulan pelajaran dengan
bahasanya sendiri.
Selanjutnya, pendapat Semiawan (dalam Agung, 2010: 86) menyatakan bahwa:
ciri-ciri keaktifan belajar yang dapat ditunjukkan oleh siswa dalam
keaktifan belajar adalah dorongan ingin tahu yang besar, sering
mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan, dan usul
suatu masalah bebas mengatakan pendapat, mempunyai pendapat sendiri
9
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 10/34
dan dapat mengungkapkan, dapat bekerja sendiri dan senang mencoba hal-
hal yang baru
Berdasarkan beberapa pendapat tentang ciri-ciri keaktifan belajar
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa siswa aktif dalam belajar, apabila
ciri-ciri tersebut tampak dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dengan penerapan pembelajaran kontekstual, siswa
dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran di kelas.
3). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar
Menurut pendapat Nana Sudjana dan Ahmad Rifai (dalam Agung, 2010:
87)) bahwa “ada lima hal yang mempengaruhi keaktifan belajar antara lain: 1)
stimulus belajar, 2) perhatian dan motivasi, 3) respon yang dipelajari, 4)
penguasaan, 5) pemakaian dan penindakan”. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada
faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa adalah ada dari luar
siswa maupun dari dalam diri siswa. Faktor internal tersebut terdiri atas: faktor
fisiologi psikologis. Sedangkan faktor eksternal terdiri atas faktor lingkungan
(fisik dan sosial) dan faktor instrumental (kurikulum, sarana- prasarana, guru,
metode dan media serta manajemen).
c. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
“Hasil belajar adalah hasil yang dicapai seorang guru mengalami suatu
proses belajar atau diajarkan suatu pengetahuan” (Nurkancana dan Sunartana,
1992: 2). Pendapat ini menyatakan bahwa hasil dari proses belajar adalah hasil
yang dicapai seseorang dari usaha belajarnya yang dilakukan dalam periode
tertentu.
10
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 11/34
Hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah berakhirnya
proses pembelajaran. Tujuan dari hasil belajar ini bagi siswa adalah sebagai butir-
butir otentik, akurat dan konsisten. Tujuan secara umum untuk memberikan
penghargaan terhadap pencapaian belajar siswa dalam memperbaiki program
kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas siswa dan guru terhadap
pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.
2). Ciri-ciri hasil belajar
Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditimbulkan dalam berbagai bentuk
seperti pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, dan kecakapan serta
kemampuan". Selanjutnya Depdikbud (1993:98) mengatakan bahwa ciri-ciri hasil
belajar adalah :
(1) memahami konsep-konsep ilmu pengetahuan alam dan keterkaitannya
dengan kehidupan sehari-hari, (2) memiliki keterampilan proses untuk
mengembangkan pengetahuan gagasan tentang alam sekitar, (3)
mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta
kejadian di lingkungan sekitar, (4) bersikap ingin tahu, tekun, terbuka,
kritis, mawas diri, bertanggungjawab, bekerja sama dan mandiri, (5)
mampu menerapkan berbagai konsep ilmu pengetahuan alam, (6) mampu
menggunakan teknologi sederhana, (7) memupuk rasa cinta terhadap alam
sekitar.
Sedangkan Dimyati dan Moedjiono (1994:40), membagi ciri-ciri hasil
belajar menjadi tiga bagian, yaitu : “(1) hasil belajar memiliki kapasitas berupa
pengetahuan, kebebasan, keterampilan, sikap dan cita-cita, (2) adanya perubahan
mental dan perubahan jasmani, (3) memiliki dampak pengajaran dan dampak
pengiring”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri hasil
belajar melibatkan perolehan kemampuan-kemampuan yang bukan merupakan
bawaan sejak lahir. Belajar tergantung pada pengalaman, sebagian dari
11
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 12/34
pengalaman ini merupakan umpan balik dari lingkungan. Belajar berlangsung
karena usaha sengaja untuk memperoleh kecakapan baru dan membawa perbaikan
pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
3). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor
yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang
yang belajar maupun dari luar dirinya.
1. Faktor Internal (dari dalam diri)
a) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat dapat mengakibatkan
tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula jika kesehatan rohani kurang
baik, dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar.
b) Intelegensi dan Bakat
Bila seseorang mempunyai intelegensi dan bakatnya ada dalam bidang yang
dipelajari maka proses belajarnya akan lancar dan sukses bila dibandingkan
dengan orang yang memiliki bakat saja tetapi intelegensinya rendah.
Demikian pula jika dibandingkan dengan orang yang intelegensinya tinggi
tetapi bakatnya tidak ada dalam bidang tersebut, orang berbakat lagi
berintelegensi tinggi biasanya orang yang sukses dalam kariernya.
c) Minat dan Motivasi
Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi,
sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang
12
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 13/34
rendah. Seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan
melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh.
d) Cara Belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya.
Belajar tanpa memperhatikan teknik seperti bagaimana caranya membaca,
mencatat, menggarisbawahi, membuat ringkasan, apa yang harus dicatat dan
sebagainya akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.
2. Faktor Eksternal (dari luar diri)
a) Keluarga
Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi
penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan anak dalam belajar.
b) Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan
belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, keadaan fasilitas di sekolah
turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
c) Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar
tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang
berpendidikan, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar.
d) Lingkungan Sekitar
Keadaan lingkungan yang sepi dengan iklim yang sejuk akan menunjang
proses belajar.
13
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 14/34
d. Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)
1). Pengertian Pemebelajaran Kontekstual
Menurut Nurhadi (2002:13) bahwa, “pembelajaran kontekstual adalah
konsep belajar pada saat guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan
mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari”. Belajar akan lebih
bermakna jika siswa mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.
Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam
kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal membekali anak memecahkan
persoalan dalam hidup jangka panjang. Untuk itulah diperlukan pendekatan yang
bisa menjadi jalan keluar masalah itu. Pengertian Pembelajaran Kontekstual
(CTL) menurut Sugandi (2004:41)
Pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan
mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen efektif yaitu 1)
konstruktivisme, 2) bertanya, 3) menemukan, 4) masyarakat belajar, 5)
pemodelan,6) refleksi dan, 7) penilaian sebenarnya.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual memungkinkan siswa untuk
menghubungkan materi akademik dengan situasi sehari-hari mereka untuk
menemukan pengetahuan.
Dalam hal ini konteks individu diperluas dengan memberikan pengalaman
baru yang menstimulasi otak untuk membuat hubungan baru untuk menemukan
pengetahuan baru. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke
siswa.
14
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 15/34
Ciri pembelajaran kontekstual adalah:
1. Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran
2. Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling
mengoreksi
3. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau masalah
yang disimulasikan
4. Perilaku dibangun atas kesadaran diri
5. Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman
6. Siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh
dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif
7. Pengetahuan yang dimiliki manusia dikembangkan oleh manusia
itu sendiri
8. Siswa diminta bertanggung jawab memonitor dan mengembangkan
pembelajaran mereka masing-masing
9. Penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan
10. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara: proses belajar, hasil
karya, penampilan, rekaman, tes
11. Pembelajaran terjadi diberbagai tempat, konteks, dan setting
Pembelajaran kontekstual bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan
secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan lain dan
satu konteks ke konteks yang lainnya.
Tujuan pembelajaran kontekstual antara lain : 1) merangkai pengetahuan
awal siswa pada masalah yang sedang dihadapi bersama, 2) mempelajari apa yang
15
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 16/34
terjadi dalam dunia nyata, 3) menggabungkan pemahaman dari sebuah
permasalahan, 4) menemukan dan menyelidiki fenomena yang sebenarnya.
Suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses
keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari
dan menghubungknanya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong
siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
2). Komponen-komponen Contextual Teaching Learning
CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki tujuh komponen
yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan CTL. Selanjutnya ketujuh asas ini dijelaskan sebagai berikut.
a). Konstruktivisme (Constructivism)
Depdiknas (2002:10) menyatakan bahwa:
Kontuktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan
kontekstual yaitu pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,
yang hasilnya diperluas melalui knteks yang terbatas (sempit).
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang
siap untuk diambil atau diingat. Manusia harus mengkontruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman
Pembelajaran melalui pendekatan kontekstual pada dasarnya mendorong
siswa dapat mengkontruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan
pengalamannya. Siswa didorong untuk mampu mengkontruksi pengetahuan
sebdiri melalui pengalaman nyata.
b). Menemukan ( Inquiry)
“Inquiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran kontekstual.
Pengatahuan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat
fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri yang siklusnya observasi,
16
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 17/34
bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data dan penyimpulan” (Depdiknas
2002:12).
Asas menemukan sendiri merupakan asas penting dalam pembelajaran
kontekstual. Dengan proses berpikir yang sistematis ini diharapkan siswa
memiliki sikap ilmiah, rasional, dan logis yang dapat dijadikan dasar
pembentukan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
c). Bertanya (Questioning)
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk
mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa,
kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran
yang berbasis inquiri, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang
sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum
diketahuinya.
d). Masyarakat belajar ( Learning community)
Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing
antar teman, antar kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Dalam
kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-
kelompok belajar.
e). Pemodelan (Modelling )
Model yang diintegrasikan dengan tepat dalam pembelajaran akan
membantu visualisasi siswa dalam memahami konsep yang dimodelkan. Model
dapat berupa guru (mendemonstrasikan sesuatu), siswa (berperan sebagai sesuatu)
atau dapat juga unsur dari ahli yang kompeten yang didatangkan sesekali waktu.
17
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 18/34
f). Refleksi ( Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir
ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Siswa
mengedepankan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang
baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.
g). Penilaian yang sebenarnya ( Authentic Assessment )
Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Data ini berupa
proyek/kegiatan dan laporannya, PR, kuis, karya siswa, presentasi siswa,
demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tulis, karya tulis.
3). Sintak/Skenario Pembelajaran Kontekstual
Tabel 1 Sintak/Skenario Pembelajaran Kontekstual
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Guru mengarahkan siswa agar mereka bekerja sendiri dan mengkontrusikan
sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya.
Siswa bekerja sendiri danmengkontruksikan sendiri
pengetahuan dan keterampilan
barunya.
2 Guru memotivasi siswa agar mereka
menemukan sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya,
Siswa menemukan sendiri
penge tahuan dan
keterampilannya.
3 Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang
belum dipahami oleh siswa dalam
pembelajaran.
Siswa bertanya kepada guru
tentang hal-hal yang belum
dipahami dalam pembelajaran.
4 Mengelompokkan siswa dimana masing-
masing kelompok terdiri dari 4-5 orang
yang bersifat heterogen (ditinjau dari jenis
kelamin dan tingkat kemampuan
Siswa membagi diri dan
bergabung pada masing-masing
kelompok yang telah dibentuk.
18
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 19/34
intelektual).
5 Guru menghadirkan model sebagai media
pembelajaran.
Siswa menunjukan contoh
yang ada di sekitar lingkungan
sekolah6 Guru membimbing siswa untuk melakukan
refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan.
Siswa membuat hubungan
tentang pelajaran yang telah
dilakukan dengan kehidupan
nyata siswa.
7 Gurun melakukan penilaian terhadap hasil
belajar siswa untuk mengetahui hasil
belajar masing-masing siswa.
Siswa mengerjakan soal.
2. Kerangka Berpikir
Berdasarkan teori-teori yang diuraikan di atas dapat diungkapkan kerangka
berpikir sebagai berikut.
a. Hubungan antara Penerapan Kontekstual (CTL) dengan
Keaktifan Belajar Mata Pelajaran IPA
Pembelajaran mata pelarajan IPA di sekolah dasar memerlukan kiat atau
metode tertentu agar materi lebih mudah dipahami siswa. Ini berarti bahwa
apabila mata pelajaran IPA diajarkan dengan cara yang tepat, maka akan menjadi
suatu mata pelajaran yang lebih menarik bagi siswa. Berkaitan dengan metode
pembelajaran tersebut, Iskandar (1997) menyatakan bahwa anak-anak SD dalam
belajar mempunyai kecenderungan sebagai berikut: beranjak dari hal-hal kongkrit,
memandang sesuatu yang dipelajarinya sebagai suatu kebutuhan, terpadu, dan
melalui suatu proses manipulatif. Berdasarkan pendapat tersebut, maka
pengembangan kognitif siswa berdasarkan kejadian yang ada di lingkungannya
19
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 20/34
yang merupakan suatu pemenuhan rasa keingintahuan yang tepat melalui suatu
pengalaman secara langsung.
Strategi meningkatkan keaktifan siswa sering menjadi masalah tersendiri
bagi para guru karena terdapat banyak faktor-faktor baik internal maupun
eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Guru menerapkan prinsip-
prinsip keaktifan belajar siswa dalam desain pembelajaran, yaitu ketika memilih
strategi dan metode pembelajaran. Pemilihan strategi dan metode tertentu ini
akan berpengaruh pada keaktifan siswa.
Penerapan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran merupakan
salah satu strategi yang tidak terlalu mahal dan tidak terlalu sulit diterapkan serta
sangat efektif untuk mencapai tujuan belajar.
Penerapan pendekatan kontekstual sebagai salah satu metode pendekatan
dalam pembelajaran akan dapat menggali potensi siswa untuk dapat berpikir
kritis, bebas mengembangkan gagasan-gagasannya serta memberi pengalaman
langsung sehingga perolehan belajar tidak bersifat verbal semata, melainkan
mampu memberi pengalaman langsung yang bersifat konkret. Dengan demikian,
metode tersebut akan dapat menguatkan ingatan siswa terhadap materi yang
dipelajarinya. Bertitik tolak dari kerangka berpikir demikian, maka dapat
dinyatakan bahwa dengan penerapan metode ceramah dan metode pemecahan
masalah secara efektif akan cenderung dapat meningkatkan aktivitas (keaktifan)
belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
20
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 21/34
b. Hubungan antara Penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) dengan
Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA.
Pembelajaran mata pelajaran IPA SD menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kopetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri
dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam.
Penerapan pendekatan kontekstual (CTL) dalam proses pembelajaran mata
pelajaran IPA, ternyata lebih memberi peluang kepada siswa untuk berpartisipasi
aktif dalam proses belajar. Pendekatan ini menyebabkan siswa memperoleh
pengalaman belajar yang lebih bermakna dan lebih kuat melekat dalam pikiran
mereka. Kuatnya berbagai informasi melekat dalam pikiran siswa, maka secara
tidak langsung berdampak pula terhadap perolehan atau hasil belajar siswa. Di
samping itu, dengan penerapan pendekatan kontekstual (CTL) akan menarik
perhatian siswa dalam proses belajar, karena siswa mengalami sendiri terlibat
aktif dalam proses belajar. Ini berarti pula dengan penggunaan pendekatan
kontekstual (CTL) tersebut akan memperjelas materi yang disajikan guru dan
dapat mempermudah membatu siswa untuk memahami materi IPA yang
dipelajarinya. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa dengan penerapan
pendekatan kontekstual (CTL) cengrung akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Melalui penerapan pendekatan kontekstual (CTL) secara efekti efisien
dapat meningktakan Hasil Belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam.
21
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 22/34
3. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir yang diuraikan, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut : jika penerapan pendekatan kontekstual
dapat berjalan dengan efektif dan efesien, maka keaktifan dan hasil belajar siswa
kelas IV SD Negeri 3 Pejarakan dalam mata pelajaran IPA meningkat.
D. METODE PENELITIAN
1. Tempat dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Pejarakan yang berada di
kabupaten Buleleng. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV semester II tahun
ajaran 2010/2011 yang berjumlah 39 orang yang terdiri dari atas 23 orang
perempuan dan 16 orang laki-laki. Pengambilan subyek penelitian didasarkan dari
hasil observasi awal yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 3 Pejarakan, dimana
proses belajar yang berlangsung di dalam kelas belum optimal, ditandai dengan
banyak siswa yang pasif dalam pembelajaran, proses pembelajaran masih
didominasi oleh guru, guru lebih banyak ceramah dalam menyampaikan materi
pelajaran dan hasil belajar siswa yang rendah.
2.Rancangan Penelitian
a. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel yang menjadi fokus perhatian
yaitu keaktifan dan hasil belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan alam setelah
penerapan pendekatan kontekstual (CTL).
22
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 23/34
b. Definisi Operasional Variabel
Keaktifan belajar IPA merupakan skor yang icapai siswa dalam suatu
aktivitas fisik yang tampak pada siswa saatproses belajar- mengajar IPA
berlangsung yang tercermin pada tingkah lakunya.adapun indikator keaktifan
belajar dalam mata pelajaran IPA menggunakan pendekatan kontekstual adalah:
1) keinginan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya, 2)
keberanian bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami, 3) mampu
bekerjasama dengan kelompok, 4) dapat membuat hubungan tentang pelajaran
yang telah dilakukan dengan kehidupan nyata, 5) mengerjakan soal-soal yang
relevan. Untuk mengukur keaktifan belajar digunakan metode observasi deengan
instrumen berupa lembar obeservasi. Dalam lembar observasi tersebut setiap
pernyataan memiliki 5 (lima) alternative dengan kategori sangat aktif, aktif, cukup
aktif, kurang aktif, sangat kurang aktif, dan data yang dihasilkan dari observasi
tersebut bersifat interval (skor).
Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam adalah hasil yang diperoleh setelah
melakukan kegiatan belajar dalam waktu tertentu. Dalam proses belajar Ilmu
Pengetahuan Alam hasil belajar yang ingin dicapai mencakup tiga ranah, meliputi
ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Tetapi dalam penelitian ini
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang dimaksud dibatasi hanya pada ranah
kognitif saja. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam diukur dengan metode tes dan
instrumen berupa tes objektif pilihan ganda.
23
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 24/34
c. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain penelitian
tindakan kelas yang terdiri atas beberapa siklus. Masing-masing siklus terdiri dari
perencanaan ( planning ), pelaksanaan tindakan (acting ), pengamatan (observing )
dan evaluasi, serta refleksi (reflecting ).
Rancangan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
1). Perencanaan ( planning )
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu:
a. Guru bersama peneliti mengidentifikasi masalah yang muncul saat
pelaksanaan pembelajaran
b. Guru bersama peneliti mengalisis penyebab timbulnya masalah yang
muncul saat pembelajaran
c. Guru bersama peneliti merancang pembelajaran kontekstual dan
menyamakan persepsi dengan guru mengenai penerapan pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran Sains
d. Guru bersama peneliti membuat rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) untuk pertemuan 1 dan 2, sesuai materi yang sedang diajarkan
dengan menerapkan pendekatan kontekstual
e. Guru bersama peneliti menyusun instrument (LKS, lembar observasi,
tes hasil belajar siswa).
2). Pelaksanaan tindakan (acting )
Dalam kegiatan ini peneliti melaksanakan skenario pembelajaran
kontekstual yang telah dirancang sebelumnya. Pelaksanaan dilakukan sesuai
24
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 25/34
jadwal pelajaran tatap muka yaitu satu kali tatap muka selama 2 x 35 menit (70
menit) tiap minggu. Proses pelaksanaan berdasarkan rencana siklus dan jumlah
siklus tergantung target yang dicapai sesuai dengan tujuan penelitian. Jumlah
tatap muka dalam 1 siklus bisa 3- 4 kali pertemuan.
Pada dasarnya dalam penelitian ini bentuk kegiatannya sama pada tiap-tiap
siklus, tetapi pada siklus dua dan tiga tindakan tersebut dikembangkan dan
disempurnakan.
3).Observasi/ Evaluasi
Observasi adalah suatu cara untuk melakukan penelitian dengan jalan
mengadakan pengamatan secara langsung dan sistimatis. Observer mengamati
jalannya pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Observasi dilaksanakan
bersamaan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang
mengacu pada pendekatan CTL. Pedoman observasi keaktifan belajar siswa
terlampir.
Evaluasi dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui pengetahuan dan
pemahaman mata pelajaran IPA. Evaluasi ini dilakukan pada saat kegiatan belajar
mengajar berakhir untuk mengetahui hasil belajar siswa.
4). Refleksi (reflecting )
Refleksi ini dilakukan untuk mengkaji hasil tindakan pada siklus I
mengenai hasil belajar ilmu pengetahuan alam. Hasil kajian tindakan siklus I ini
selanjutnya untuk dipikirkan dan dicari serta ditetapkan beberapa alternatif
tindakan baru yang diduga lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar ilmu
25
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 26/34
pengetahuan alam. Alternatif tindakan ini ditetapkan menjadi tindakan baru pada
siklus selanjutnya.
2. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Sejalan dengan uraian di atas, bahwa penelitian tindakan kelas ini terdiri
dari empat tahapan, yaitu : rencana, tindakan, evaluasi dan refleksi. Desain
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
3. Data dan Cara Pengambilan Data
a. Sumber Data
1). Siswa
b. Jenis Data
Jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif dan kuantitatif, yang
terdiri dari:
26
Perencanaan
SIKLUS I
Observasi/ Evaluasi
Perencanaan
SIKLUS II
Observasi/ Evaluasi
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi
Selanjutnya
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 27/34
1) Hasil observasi terhadap aktivitas siswa pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual
2) Hasil belajar siswa
c. Cara Pengambilan Data
1) Data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran diambil dengan
lembar observasi.
2) Data tentang hasil belajar siswa diambil dengan memberikan evaluasi (tes)
kepada siswa.
d. Metode Analisis Data
Setelah data dalam penelitian ini terkumpul maka langkah selanjutnya
adalah dengan menganalisis data. Dalam analisis data digunakan metode analisis
statistik deskriptif dan statistik kuantitatif.
1). Analisis Data Observasi Keaktifan Siswa
Melakukan analisis hasil observasi keaktifan siswa diperlukan untuk
mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Rumus yang
digunakan adalah deskriptif persentase yang menggambarkan besarnya persentase
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
27
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 28/34
NP = x 100%
NP = Persentase nilai siswa yang diperoleh
N = Jumlah skor yang diperoleh
P = Jumlah skor maksimal
28
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 29/34
Untuk menentukan persentase keaktifan belajar siswa di gunakan rumus sebagai
berikut:
Keaktifan belajar siswa =
Hasil keaktifan belajar siswa kemudian dikonversikan dengan PAP skala 5 seperti
tampak pada tabel berikut.
Tabel 02. Skala 5
PersentaseKriteria Keaktifan
Belajar IPA
90 – 100
80 – 89
65 – 79
55 – 64
0 – 54
Sangat Aktif
Aktif
Cukup aktif
Kurang aktif
Sangat kurang aktif
b). Analisis Data Evaluasi (tes)
Metode analisis statistik deskriptif merupakan cara pengolahan data
dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif (A.A. Gede Agung:
1999, dan Hadi Sutrisno : 1989), yaitu sebagai berikut.
a. Membuat tabel distribusi frekuensi
b. Mean (rata-rata) dengan rumus
N
FX M ∑
=
Keterangan :
M : Rata-rata
∑FX : Jumlah hasil kali frekuensi
29
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 30/34
N : Jumlah Individu
Sedangkan penerapan metode analisis deskriptif kuantitatif digunakan
untuk mencari persentase tingkat hasil belajar siswa yang kemudian
dikonversikan dengan PAP Skala 5. Adapun rumus yng digunakan untuk analisis
ini sebagai berikut.
Rata-rata persen = x 100
Tingkat hasil belajar IPA siswa dapat ditentukan dapat ditentukan dengan
membandingkan rata-rata persen ke dalam PAP skala lima dengan criteria sebagai
berikut.
Tabel 03. PAP Skala 5
Persentase Kriteria Hasil Belajar IPA
90 – 100
80 – 89
65 – 79
55 – 64
0 – 54
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
30
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 31/34
E. WAKTU DAN JADWAL
N
O
Uraian
Pelaksanaan
Kegiatan
BULAN
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Penyusunan
instrumen
penelitian
dan rencana
tindakan
2 Pelaksanan
tindakan
siklus I
3 Analisis hasil
refleksi dan
penetapan
siklus II
4 Pelaksanaan
tindakan
siklus II
5 Analisis hasil
repleksi
rekomendasi
hasil
penelitian
6 Penyusunan
draf laporan
hasil
penelitian
31
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 32/34
7 Penyusunan
laporan dan
pengiriman
DAFTAR PUSTAKA
Agung, 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu
Pendidikan IKIP Negeri Singaraja.
Arikunto, S. 2002a. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta:
Rineka Cipta.
Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning
(CTL). Jakarta: Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.
Nurhadi, 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).Jakarta : Depdiknas.
Nurkancana dan Sunartana. 1992. Strategi Pembelajaran. Surabaya : Usaha
Nasional.
Nurkancana, Wayan. 2007. Psikolodi Pendidikan. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha.
Priyanto, E. 2005. “Pembelajaran Sains SD Menurut KBK dengan Pendekatan
Kontekstual”. Majalah Derap Guru No. 68. 56 57.
Rusyan, Tabrani, 1993. Proses Belajar Yang Efektif Tingkat Pendidikan Dasar.
Bandung: Bina BUdaya
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta. Kencana Prenada Media
Group
Sudjana, N. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung : PT Sinar Baru Algesindo.
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung : PT.
Remaja Rosdikarya.
Sugandi Ahmad. 2006. Teori Belajar . Semarang: Unnes Press.
32
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 33/34
Team Penyusun Kamus. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Sinar
Harapan.
Trianto, 2008.Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Cotextual Teaching And
Learning) Di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.
PEDOMAN OBSERVASI
KEAKTIFAN BELAJAR
MATA PELAJARAN : IPA
KELAS/SEMESTER : VI/II
TAHUN PELAJARAN : 2010/2011
NO INDIKATOR KEAKTIFAN BELAJAR
SKOR
SA A CA KA SKA
5 4 3 2 1
1Keinginan menemukan sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya
2Keberanian bertanya kepada guru tentang hal-
hal yang belum dipahami
3 Mampu bekerjasama dengan kelompok
4Dapat membuat hubungan tentang pelajaran
yang telah dilakukan dengan kehidupan nyata
5 Mengerjakan soal- soal yang relevan
Keterangan :
SA = Sangat aktif
A = Aktif
CA = Cukup aktif
KA = Kurang aktif
SKA = Sangat kurang aktif
33
5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 34/34
TABEL KEAKTIFAN BELAJAR
NO INDIKATOR KEAKTIFAN BELAJAR JUMLAH
SISWA AKTIFPERSENTASE
1Keinginan menemukan sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya
2Keberanian bertanya kepada guru
tentang hal-hal yang belum dipahami
3 Mampu bekerjasama dengan kelompok
4
Dapat membuat hubungan tentang
pelajaran yang telah dilakukan dengan
kehidupan nyata
5 Mengerjakan soal- soal yang relevan
Keaktifan belajar siswa =
34