Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

34
 PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) A. JUDUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS : IMPLEMENTAS I PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA (SAINS) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 PEJARAKAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 B. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Penga jaran merupakan suatu prose s yang dinamis untuk mencap ai tujuan yang telah dirumuskan. Kriteria untuk menetapkan apakah pengajaran itu berhasil atau tidak secara umum dapat dilihat dari dua segi, yakni kriteria ditinjau dari sudut proses pengajaran itu sendiri dan kriteria yang ditinjau dari sudut hasil atau  produk belajar yang dicapai siswa. Hasi l observas i pa da proses pe mbela jaran di kelas IV SD Negeri 3 Pejarakan menunj ukkan bahwa interaks i pembel aj ara n da lam ke las masi h  berlangsung satu arah. Pembelajaran masih berpusat pada guru, siswa menerima  begi tu saja informasi yang diberi kan oleh guru. Selama proses pembe lajaran ,  parti sipas i siswa hanya mencat at dan mend engark an penje lasan guru. Sedik it sekali siswa yang mengajukan pertanyaan maupun yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, bahkan tidak jarang siswa bermain-main sendiri saat guru sedang menerangkan pelajaran. Media yang digunakan oleh guru kurang  bervariasi, guru kurang memberikan contoh yang nyata kepada siswa, bahkan 1

Transcript of Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

Page 1: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 1/34

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

A. JUDUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS :

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CTL) UNTUK 

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA (SAINS)

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 PEJARAKAN TAHUN

PELAJARAN 2010/2011 

B. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pengajaran merupakan suatu proses yang dinamis untuk mencapai tujuan

yang telah dirumuskan. Kriteria untuk menetapkan apakah pengajaran itu berhasil

atau tidak secara umum dapat dilihat dari dua segi, yakni kriteria ditinjau dari

sudut proses pengajaran itu sendiri dan kriteria yang ditinjau dari sudut hasil atau

 produk belajar yang dicapai siswa.

Hasil observasi pada proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri 3

Pejarakan menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran dalam kelas masih

 berlangsung satu arah. Pembelajaran masih berpusat pada guru, siswa menerima

  begitu saja informasi yang diberikan oleh guru. Selama proses pembelajaran,

  partisipasi siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru. Sedikit

sekali siswa yang mengajukan pertanyaan maupun yang menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh guru, bahkan tidak jarang siswa bermain-main sendiri saat

guru sedang menerangkan pelajaran. Media yang digunakan oleh guru kurang

 bervariasi, guru kurang memberikan contoh yang nyata kepada siswa, bahkan

1

Page 2: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 2/34

lebih sering menggambar di papan tulis untuk memvisualisasikan materi yang

diajarkan. Guru hanya memberikan informasi dan mengharapkan siswa untuk 

menghafal dan mengingatnya.

Berdasarkan hasil pencatatan dokumen kelas IV di SD Negeri 3 Pejarakan

diperoleh data bahwa nilai untuk mata pelajaran IPA relatif selalu rendah. Hal ini

dapat dilihat dari nilai ulangan harian untuk tahun ajaran 2010/2011, nilai rata-rata

siswa kelas IV pada pelajaran IPA yaitu 50.00 dengan ketuntasan klasikal 50%.

Hasil belajar ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa masih perlu ditingkatkan.

Dari hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 4 September 2010

dengan guru kelas IV SD Negeri 3 Pejarakan dinyatakan bahwa selama ini guru

 belum menemukan metode dan pendekatan yang tepat agar hasil belajar siswa

meningkat. Berkaitan dengan itu dalam pembelajaran perlu pendekatan yang tidak 

mengharuskan siswa untuk menghafal fakta-fakta tetapi sebuah strategi

 pendekatan yang mendorong siswa untuk belajar menemukan konsep. Pengajaran

yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau

melakukan aktivitas sendiri. Siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka

memperoleh pengetahuan, pemahaman dan aspek-aspek tingkah laku lainnya.

Pendekatan kontekstual dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan

aktivitas belajar dan pemahaman siswa sehingga pembelajaran yang berlangsung

menjadi lebih bermakna.

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual mengarah pada strategi

 pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kontekstual

mengikutsertakan siswa dalam aktivitas-aktivitas penting yang membantu mereka

menghubungkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Dalam

2

Page 3: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 3/34

  pembelajaran kontekstual guru bisa menggunakan berbagai macam metode

mengajar misalnya diskusi, tanya jawab, ceramah dan yang tidak kalah penting

yakni metode inkuiri atau penemuan. Dalam penelitian ini metode penemuan yang

digunakan adalah bentuk penemuan terbimbing. Hal ini dilakukan mengingat anak 

usia SD masih memerlukan bimbingan dari guru untuk mengetahui bagaimana

cara belajar yang efektif dan untuk dapat menemukan sendiri konsep-konsep IPA.

Pembelajaran dengan menggunakan banyak metode akan menunjang pencapaian

tujuan pembelajaran yang lebih bermakna.

Berkaitan dengan ini maka pendekatan kontekstual diduga dapat

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV

SD Negeri 3 Pejarakan.

2. Identifikasi Masalah

Masalah-masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran yang

 berlangsung di kelas IV SD Negeri 3 Pejarakan adalah:

1. Pembelajaran yang terjadi bersifat hafalan. Guru hanya memberikan

informasi yang berasal dari buku kepada siswa, dan siswa menerima

 begitu saja informasi yang diberikan oleh guru.

2. Pembelajaran masih berlangsung satu arah dalam hal ini masih

didominasi oleh guru.

3. Metode dan pendekatan yang digunakan oleh guru kurang mendorong

siswa untuk belajar yang kondusif.

4. Kurang bervariasinya media yang digunakan guru. Guru kurang

memberikan contoh yang nyata kepada siswa.

3

Page 4: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 4/34

5. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA selalu rendah. Nilai rata-

rata ulangan harian mata pelajaran IPA pada tahun ajaran 2010/2011

sebesar 50.00.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam

 penelitian ini adalah:

1. Apakah pendekatan konstektual dapat meningkatkan keaktifan

 belajar IPA (SAINS) pada siswa kelas IV di SD Negeri 3 Pejarakan

tahun pelajaran 2010/2011?

2. Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keberhasilan

IPA (SAINS) pada siswa kelas IV di SD Negeri 3 Pejarakan tahun

 pelajaran 2010/2011?

4. Cara Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka upaya untuk mengatasi masalah

tersebut adalah diterapkannya pendekatan kontekstual pada pembelajaran untuk 

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa di kelas IV SD Negeri 3

Pejarakan.

Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata

siswa. Pendekatan kontekstual mendorong siswa membuat hubungan antara

 pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari mereka

sebagai anggota keluarga maupun masyarakat.

4

Page 5: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 5/34

Dalam pendekatan ini proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam

 bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami sendiri, bukan transfer pengetahuan

dari guru ke siswa. Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi,

saling mengoreksi.

5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan keaktifan belajar IPA (SAINS) pada siswa kelas IV

di SD Negeri 3 Pejarakan tahun pelajaran 2010/2011.

2. Untuk meningktkan hasil belajar IPA (SAINS) pada siswa kelas IV di SD

 Negeri 3 Pejarakan tahun pelajaran 2010/2011.

6. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan teori

 pendidikan khususnya tentang strategi pembelajaran mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam.

2. Mengarahkan strategi pembelajaran guru dalam materi yang tepat, sehingga

siswa lebih aktif dan kreatif mengembangkan potensi dirinya.

 b. Secara Praktis

1. Bagi siswa

Dari penelitian ini siswa memperoleh pengalaman yang lebih bermakna

sehingga siswa menjadi lebih menguasai dan terampil dalam proses

  pembelajar pemecahan masalah dan lebih lanjut hasil belajar siswa

menjadi lebih meningkat dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

5

Page 6: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 6/34

2. Bagi Guru

Manfaat dilihat dari guru adalah model pembelajaran ini merupakan model

 baru yang inovatif dan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengajar 

untuk dapat mencapai target pembelajaran yang lebih efektif dan efisien,

serta dapat dijadikan tambahan informasi dan sebagai acuan dalam usaha

meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan situasi dan kondisi

lingkungan setempat.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi

kepala sekolah untuk mengambil suatu kebijakan yang paling tepat dalam

kaitan dengan upaya strategi pembelajaran yang efektif dan efisien bagi

guru di sekolah.

C. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

1. Deskripsi Teoritis

a. Belajar dan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

“Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada

diri seseorang, sebagai hasil proses belajar yang meliputi perubahan

  pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan,

kecakapan, dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan aspek 

lainnya yang ada pada individu” (Sudjana, 2005:28). Menurut Kamus umum

Bahasa Indonesia (dalam Fajar, 2004:10) menyatakan “belajar adalah berusaha

(berlatih dan sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian”. “Belajar adalah

  perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari pada pengalaman”

6

Page 7: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 7/34

(Nurkancana, 2007:37). Dari pengertian di atas , maka dapat disimpulkan bahwa

 belajar adalah suatu proses perubahan pada setiap individu sebagai hasil dari

 proses pembelajaran yang meliputi kognitif, efektif, dan psikomotor.

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian

rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih. Menurut teori

kognitif pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari.

Tujuan pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh berbagai

  pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah baik 

kuantitas maupun kualitasnya. Pada hakekatnya IPA dapat dipandang dari segi

 proses, produk, dan pengembangan sikap.

a. IPA sebagai proses

Proses di sini diartikan sebagai proses untuk mendapatkan IPA. IPA

didapat melalui metode ilmiah. Jadi proses IPA itu tidak lain adalah metode

ilmiah. Untuk anak usia SD, metode ilmiah dikembangkan secara bertahap dan

 berkesinambungan, dengan harapan bahwa pada akhirnya akan terbentuk suatu

 paduan yang lebih utuh sehingga anak SD dapat melakukan penelitian sederhana.

 b. IPA sebagai produk 

IPA dipandang sebagai produk dari upaya manusia untuk memahami

 berbagai gejala alam. Produk ini berupa prinsip, teori, hukum, konsep, maupun

fakta yang kesemuanya itu ditujukan untuk menjelaskan tentang berbagai gejala

alam.

7

Page 8: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 8/34

c. IPA sebagai pengembangan ilmu

Ada sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak-anak 

usia Sekolah Dasar, yaitu:

1) Sikap ingin tahu (curiousily)

2) Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality)

3) Sikap kerja sama (cooperation)

4) Sikap tidak putus asa ( perseverence)

5) Sikap tidak purbasangka (open-mindedness)

6) Sikap mawas diri ( self-criticism)

7) Sikap bertanggungjawab (responsibility)

8) Sikap berpikir bebas (independence in thinking )

9) Sikap kedisiplinan diri ( self discipline)

b. Keaktifan

1). Pengertian Keaktifan Belajar

Aktif belajar menurut konsep modern adalah proses perubahan

tingkah laku dalam arti seluas-luasnya, yaitu meliputi pegamatan,

  pengertian, pengetahuan, perbuatan, ketrampilan, perasaan, minat,

 penghargaan sikap. Belajar tidak berkaitan dengan bidang intelektual saja,

melainkan mengenai seluruh aspek kepribadian (Tabrani, 1993:9).

Keaktifan belajar adalah bentuk-bentuk kegiatan yang muncul dalam suatu

 proses pembelajaran, baik kegiatan fisik yang sudah diamati maupun kegiatan

  phisikis yang sulit diambil. Kegiatan pisik diantaranya meliputi membaca,

mendengar, menulis, meragakan dan mengukur. Sedangkan phisikis seperti

8

Page 9: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 9/34

mengingat kembali isi pelajaran, menyimpulkan hasil eksperimen,

membandingkan suatu konsep yang lain dan sebagainya (Moedjiono dan Dimyati,

1994:106).

Keaktifan belajar adalah suatu proses kegiatan belajar di mana siswa

tersebut aktif secara intelektual dan emosional, sehingga siswa tampak betul-betul

 berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan, dorongan untuk 

 berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri (Moedjiono dan

Dimyati, 1994:42).

Bertolak dari beberapa pendapat tentang keaktifan belajar di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar merupakan bentuk segala kegiatan

yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, baik secara fisik serta mental

dan kegiatan yang mudah diamati maupun sulit diamati.

2). Ciri-ciri Keaktifan Belajar

Menurut pendapat Nana Sudjana dan Ahmad Rifai (dalam Agung, 2010:

86) menyatakan bahwa:

ciri proses pembelajaran yang bermakna cara belajar siswa aktif adalah:

(1) siswa tidak hanya menerima informasi, tetapi juga banyak mencari dan

memberi informasi; (2) siswa banyak mengajukan pertanyaan, baik kepada

guru maupun kepada siswa lainnya; (3) siswa lebih banyak mengajukan

 pertanyaan atau pendapat terhadap informasi yang belajar diajukan ataumurid; (4) siswa memberikan respon nyata terhadap stimulus yang

diberikan guru; (5) siswa berkesempatan melakukan penilaian sendiri

terhadap hasil pekerjaan serta membuat sendiri simpulan pelajaran dengan

 bahasanya sendiri.

Selanjutnya, pendapat Semiawan (dalam Agung, 2010: 86) menyatakan bahwa:

ciri-ciri keaktifan belajar yang dapat ditunjukkan oleh siswa dalam

keaktifan belajar adalah dorongan ingin tahu yang besar, sering

mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan, dan usul

suatu masalah bebas mengatakan pendapat, mempunyai pendapat sendiri

9

Page 10: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 10/34

dan dapat mengungkapkan, dapat bekerja sendiri dan senang mencoba hal-

hal yang baru

Berdasarkan beberapa pendapat tentang ciri-ciri keaktifan belajar 

tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa siswa aktif dalam belajar, apabila

ciri-ciri tersebut tampak dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam dengan penerapan pembelajaran kontekstual, siswa

dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran di kelas.

3). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar

Menurut pendapat Nana Sudjana dan Ahmad Rifai (dalam Agung, 2010:

87)) bahwa “ada lima hal yang mempengaruhi keaktifan belajar antara lain: 1)

stimulus belajar, 2) perhatian dan motivasi, 3) respon yang dipelajari, 4)

 penguasaan, 5) pemakaian dan penindakan”. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada

faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa adalah ada dari luar 

siswa maupun dari dalam diri siswa. Faktor internal tersebut terdiri atas: faktor 

fisiologi psikologis. Sedangkan faktor eksternal terdiri atas faktor lingkungan

(fisik dan sosial) dan faktor instrumental (kurikulum, sarana- prasarana, guru,

metode dan media serta manajemen).

c. Hasil Belajar

1) Pengertian Hasil Belajar

“Hasil belajar adalah hasil yang dicapai seorang guru mengalami suatu

  proses belajar atau diajarkan suatu pengetahuan” (Nurkancana dan Sunartana,

1992: 2). Pendapat ini menyatakan bahwa hasil dari proses belajar adalah hasil

yang dicapai seseorang dari usaha belajarnya yang dilakukan dalam periode

tertentu.

10

Page 11: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 11/34

Hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah berakhirnya

 proses pembelajaran. Tujuan dari hasil belajar ini bagi siswa adalah sebagai butir-

  butir otentik, akurat dan konsisten. Tujuan secara umum untuk memberikan

 penghargaan terhadap pencapaian belajar siswa dalam memperbaiki program

kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas siswa dan guru terhadap

 pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.

2). Ciri-ciri hasil belajar

Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditimbulkan dalam berbagai bentuk 

seperti pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, dan kecakapan serta

kemampuan". Selanjutnya Depdikbud (1993:98) mengatakan bahwa ciri-ciri hasil

 belajar adalah :

(1) memahami konsep-konsep ilmu pengetahuan alam dan keterkaitannya

dengan kehidupan sehari-hari, (2) memiliki keterampilan proses untuk 

mengembangkan pengetahuan gagasan tentang alam sekitar, (3)

mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta

kejadian di lingkungan sekitar, (4) bersikap ingin tahu, tekun, terbuka,

kritis, mawas diri, bertanggungjawab, bekerja sama dan mandiri, (5)

mampu menerapkan berbagai konsep ilmu pengetahuan alam, (6) mampu

menggunakan teknologi sederhana, (7) memupuk rasa cinta terhadap alam

sekitar.

Sedangkan Dimyati dan Moedjiono (1994:40), membagi ciri-ciri hasil

 belajar menjadi tiga bagian, yaitu : “(1) hasil belajar memiliki kapasitas berupa

 pengetahuan, kebebasan, keterampilan, sikap dan cita-cita, (2) adanya perubahan

mental dan perubahan jasmani, (3) memiliki dampak pengajaran dan dampak 

 pengiring”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri hasil

  belajar melibatkan perolehan kemampuan-kemampuan yang bukan merupakan

  bawaan sejak lahir. Belajar tergantung pada pengalaman, sebagian dari

11

Page 12: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 12/34

  pengalaman ini merupakan umpan balik dari lingkungan. Belajar berlangsung

karena usaha sengaja untuk memperoleh kecakapan baru dan membawa perbaikan

 pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

3). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor 

yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang

yang belajar maupun dari luar dirinya.

1. Faktor Internal (dari dalam diri)

a) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap

kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat dapat mengakibatkan

tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula jika kesehatan rohani kurang

 baik, dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar.

 b) Intelegensi dan Bakat

Bila seseorang mempunyai intelegensi dan bakatnya ada dalam bidang yang

dipelajari maka proses belajarnya akan lancar dan sukses bila dibandingkan

dengan orang yang memiliki bakat saja tetapi intelegensinya rendah.

Demikian pula jika dibandingkan dengan orang yang intelegensinya tinggi

tetapi bakatnya tidak ada dalam bidang tersebut, orang berbakat lagi

 berintelegensi tinggi biasanya orang yang sukses dalam kariernya.

c) Minat dan Motivasi

Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi,

sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang

12

Page 13: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 13/34

rendah. Seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan

melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh.

d) Cara Belajar 

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya.

Belajar tanpa memperhatikan teknik seperti bagaimana caranya membaca,

mencatat, menggarisbawahi, membuat ringkasan, apa yang harus dicatat dan

sebagainya akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.

2. Faktor Eksternal (dari luar diri)

a) Keluarga

Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi

  penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan anak dalam belajar.

 b) Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan

 belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, keadaan fasilitas di sekolah

turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

c) Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar 

tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang

 berpendidikan, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar.

d) Lingkungan Sekitar 

Keadaan lingkungan yang sepi dengan iklim yang sejuk akan menunjang

 proses belajar.

13

Page 14: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 14/34

d. Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)

1). Pengertian Pemebelajaran Kontekstual

Menurut Nurhadi (2002:13) bahwa, “pembelajaran kontekstual adalah

konsep belajar pada saat guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan

mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari”. Belajar akan lebih

 bermakna jika siswa mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.

Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam

kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal membekali anak memecahkan

 persoalan dalam hidup jangka panjang. Untuk itulah diperlukan pendekatan yang

  bisa menjadi jalan keluar masalah itu. Pengertian Pembelajaran Kontekstual

(CTL) menurut Sugandi (2004:41)

Pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi

dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

  pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan

mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen efektif yaitu 1)

konstruktivisme, 2) bertanya, 3) menemukan, 4) masyarakat belajar, 5)

 pemodelan,6) refleksi dan, 7) penilaian sebenarnya.

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual memungkinkan siswa untuk 

menghubungkan materi akademik dengan situasi sehari-hari mereka untuk 

menemukan pengetahuan.

Dalam hal ini konteks individu diperluas dengan memberikan pengalaman

 baru yang menstimulasi otak untuk membuat hubungan baru untuk menemukan

  pengetahuan baru. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk 

kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke

siswa.

14

Page 15: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 15/34

Ciri pembelajaran kontekstual adalah:

1. Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran

2. Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling

mengoreksi

3. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau masalah

yang disimulasikan

4. Perilaku dibangun atas kesadaran diri

5. Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman

6. Siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh

dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif 

7. Pengetahuan yang dimiliki manusia dikembangkan oleh manusia

itu sendiri

8. Siswa diminta bertanggung jawab memonitor dan mengembangkan

 pembelajaran mereka masing-masing

9. Penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan

10. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara: proses belajar, hasil

karya, penampilan, rekaman, tes

11. Pembelajaran terjadi diberbagai tempat, konteks, dan setting

Pembelajaran kontekstual bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan

secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan lain dan

satu konteks ke konteks yang lainnya.

Tujuan pembelajaran kontekstual antara lain : 1) merangkai pengetahuan

awal siswa pada masalah yang sedang dihadapi bersama, 2) mempelajari apa yang

15

Page 16: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 16/34

terjadi dalam dunia nyata, 3) menggabungkan pemahaman dari sebuah

 permasalahan, 4) menemukan dan menyelidiki fenomena yang sebenarnya.

Suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses

keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari

dan menghubungknanya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

2). Komponen-komponen Contextual Teaching Learning 

CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki tujuh komponen

yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan

 pendekatan CTL. Selanjutnya ketujuh asas ini dijelaskan sebagai berikut.

a). Konstruktivisme (Constructivism)

Depdiknas (2002:10) menyatakan bahwa:

Kontuktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan

kontekstual yaitu pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,

yang hasilnya diperluas melalui knteks yang terbatas (sempit).

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang

siap untuk diambil atau diingat. Manusia harus mengkontruksi

 pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman

Pembelajaran melalui pendekatan kontekstual pada dasarnya mendorong

siswa dapat mengkontruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan

  pengalamannya. Siswa didorong untuk mampu mengkontruksi pengetahuan

sebdiri melalui pengalaman nyata.

 b). Menemukan ( Inquiry)

“Inquiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran kontekstual.

Pengatahuan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat

fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri yang siklusnya observasi,

16

Page 17: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 17/34

 bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data dan penyimpulan” (Depdiknas

2002:12).

Asas menemukan sendiri merupakan asas penting dalam pembelajaran

kontekstual. Dengan proses berpikir yang sistematis ini diharapkan siswa

memiliki sikap ilmiah, rasional, dan logis yang dapat dijadikan dasar 

 pembentukan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

c). Bertanya (Questioning)

Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk 

mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa,

kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran

yang berbasis inquiri, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang

sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum

diketahuinya.

d). Masyarakat belajar ( Learning community)

Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran

diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing

antar teman, antar kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Dalam

kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-

kelompok belajar.

e). Pemodelan (Modelling )

Model yang diintegrasikan dengan tepat dalam pembelajaran akan

membantu visualisasi siswa dalam memahami konsep yang dimodelkan. Model

dapat berupa guru (mendemonstrasikan sesuatu), siswa (berperan sebagai sesuatu)

atau dapat juga unsur dari ahli yang kompeten yang didatangkan sesekali waktu.

17

Page 18: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 18/34

f). Refleksi ( Reflection)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir 

ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Siswa

mengedepankan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang

 baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.

g). Penilaian yang sebenarnya ( Authentic Assessment )

Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Data ini berupa

  proyek/kegiatan dan laporannya, PR, kuis, karya siswa, presentasi siswa,

demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tulis, karya tulis.

3). Sintak/Skenario Pembelajaran Kontekstual

Tabel 1 Sintak/Skenario Pembelajaran Kontekstual

 No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Guru mengarahkan siswa agar mereka  bekerja sendiri dan mengkontrusikan

sendiri pengetahuan dan keterampilan

 barunya.

Siswa bekerja sendiri danmengkontruksikan sendiri

 pengetahuan dan keterampilan

 barunya.

2 Guru memotivasi siswa agar mereka

menemukan sendiri pengetahuan dan

keterampilan barunya,

Siswa menemukan sendiri

 penge tahuan dan

keterampilannya.

3 Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang

  belum dipahami oleh siswa dalam

 pembelajaran.

Siswa bertanya kepada guru

tentang hal-hal yang belum

dipahami dalam pembelajaran.

4 Mengelompokkan siswa dimana masing-

masing kelompok terdiri dari 4-5 orang

yang bersifat heterogen (ditinjau dari jenis

kelamin dan tingkat kemampuan

Siswa membagi diri dan

 bergabung pada masing-masing

kelompok yang telah dibentuk.

18

Page 19: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 19/34

intelektual).

5 Guru menghadirkan model sebagai media

 pembelajaran.

Siswa menunjukan contoh

yang ada di sekitar lingkungan

sekolah6 Guru membimbing siswa untuk melakukan

refleksi terhadap pembelajaran yang telah

dilakukan.

Siswa membuat hubungan

tentang pelajaran yang telah

dilakukan dengan kehidupan

nyata siswa.

7 Gurun melakukan penilaian terhadap hasil

  belajar siswa untuk mengetahui hasil

 belajar masing-masing siswa.

Siswa mengerjakan soal.

2. Kerangka Berpikir

Berdasarkan teori-teori yang diuraikan di atas dapat diungkapkan kerangka

 berpikir sebagai berikut.

a. Hubungan antara Penerapan Kontekstual (CTL) dengan

Keaktifan Belajar Mata Pelajaran IPA

Pembelajaran mata pelarajan IPA di sekolah dasar memerlukan kiat atau

metode tertentu agar materi lebih mudah dipahami siswa. Ini berarti bahwa

apabila mata pelajaran IPA diajarkan dengan cara yang tepat, maka akan menjadi

suatu mata pelajaran yang lebih menarik bagi siswa. Berkaitan dengan metode

 pembelajaran tersebut, Iskandar (1997) menyatakan bahwa anak-anak SD dalam

 belajar mempunyai kecenderungan sebagai berikut: beranjak dari hal-hal kongkrit,

memandang sesuatu yang dipelajarinya sebagai suatu kebutuhan, terpadu, dan

melalui suatu proses manipulatif. Berdasarkan pendapat tersebut, maka

 pengembangan kognitif siswa berdasarkan kejadian yang ada di lingkungannya

19

Page 20: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 20/34

yang merupakan suatu pemenuhan rasa keingintahuan yang tepat melalui suatu

 pengalaman secara langsung.

Strategi meningkatkan keaktifan siswa sering menjadi masalah tersendiri

  bagi para guru karena terdapat banyak faktor-faktor baik internal maupun

eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Guru menerapkan prinsip-

 prinsip keaktifan belajar siswa dalam desain pembelajaran, yaitu ketika memilih

strategi dan metode pembelajaran. Pemilihan strategi dan metode tertentu ini

akan berpengaruh pada keaktifan siswa.

Penerapan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran merupakan

salah satu strategi yang tidak terlalu mahal dan tidak terlalu sulit diterapkan serta

sangat efektif untuk mencapai tujuan belajar.

Penerapan pendekatan kontekstual sebagai salah satu metode pendekatan

dalam pembelajaran akan dapat menggali potensi siswa untuk dapat berpikir 

kritis, bebas mengembangkan gagasan-gagasannya serta memberi pengalaman

langsung sehingga perolehan belajar tidak bersifat verbal semata, melainkan

mampu memberi pengalaman langsung yang bersifat konkret. Dengan demikian,

metode tersebut akan dapat menguatkan ingatan siswa terhadap materi yang

dipelajarinya. Bertitik tolak dari kerangka berpikir demikian, maka dapat

dinyatakan bahwa dengan penerapan metode ceramah dan metode pemecahan

masalah secara efektif akan cenderung dapat meningkatkan aktivitas (keaktifan)

 belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

20

Page 21: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 21/34

b. Hubungan antara Penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) dengan

Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA.

Pembelajaran mata pelajaran IPA SD menekankan pada pemberian

  pengalaman langsung untuk mengembangkan kopetensi agar menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri

dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh

 pemahaman yang lebih mendalam.

Penerapan pendekatan kontekstual (CTL) dalam proses pembelajaran mata

 pelajaran IPA, ternyata lebih memberi peluang kepada siswa untuk berpartisipasi

aktif dalam proses belajar. Pendekatan ini menyebabkan siswa memperoleh

 pengalaman belajar yang lebih bermakna dan lebih kuat melekat dalam pikiran

mereka. Kuatnya berbagai informasi melekat dalam pikiran siswa, maka secara

tidak langsung berdampak pula terhadap perolehan atau hasil belajar siswa. Di

samping itu, dengan penerapan pendekatan kontekstual (CTL) akan menarik 

  perhatian siswa dalam proses belajar, karena siswa mengalami sendiri terlibat

aktif dalam proses belajar. Ini berarti pula dengan penggunaan pendekatan

kontekstual (CTL) tersebut akan memperjelas materi yang disajikan guru dan

dapat mempermudah membatu siswa untuk memahami materi IPA yang

dipelajarinya. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa dengan penerapan

 pendekatan kontekstual (CTL) cengrung akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Melalui penerapan pendekatan kontekstual (CTL) secara efekti efisien

dapat meningktakan Hasil Belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam.

21

Page 22: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 22/34

3. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir yang diuraikan, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut : jika penerapan pendekatan kontekstual

dapat berjalan dengan efektif dan efesien, maka keaktifan dan hasil belajar siswa

kelas IV SD Negeri 3 Pejarakan dalam mata pelajaran IPA meningkat.

D. METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Pejarakan yang berada di

kabupaten Buleleng. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV semester II tahun

ajaran 2010/2011 yang berjumlah 39 orang yang terdiri dari atas 23 orang

 perempuan dan 16 orang laki-laki. Pengambilan subyek penelitian didasarkan dari

hasil observasi awal yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 3 Pejarakan, dimana

 proses belajar yang berlangsung di dalam kelas belum optimal, ditandai dengan

  banyak siswa yang pasif dalam pembelajaran, proses pembelajaran masih

didominasi oleh guru, guru lebih banyak ceramah dalam menyampaikan materi

 pelajaran dan hasil belajar siswa yang rendah.

2.Rancangan Penelitian

a. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel yang menjadi fokus perhatian

yaitu keaktifan dan hasil belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan alam setelah

 penerapan pendekatan kontekstual (CTL).

22

Page 23: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 23/34

b. Definisi Operasional Variabel

Keaktifan belajar IPA merupakan skor yang icapai siswa dalam suatu

aktivitas fisik yang tampak pada siswa saatproses belajar- mengajar IPA

  berlangsung yang tercermin pada tingkah lakunya.adapun indikator keaktifan

 belajar dalam mata pelajaran IPA menggunakan pendekatan kontekstual adalah:

1) keinginan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya, 2)

keberanian bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum dipahami, 3) mampu

 bekerjasama dengan kelompok, 4) dapat membuat hubungan tentang pelajaran

yang telah dilakukan dengan kehidupan nyata, 5) mengerjakan soal-soal yang

relevan. Untuk mengukur keaktifan belajar digunakan metode observasi deengan

instrumen berupa lembar obeservasi. Dalam lembar observasi tersebut setiap

 pernyataan memiliki 5 (lima) alternative dengan kategori sangat aktif, aktif, cukup

aktif, kurang aktif, sangat kurang aktif, dan data yang dihasilkan dari observasi

tersebut bersifat interval (skor).

Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam adalah hasil yang diperoleh setelah

melakukan kegiatan belajar dalam waktu tertentu. Dalam proses belajar Ilmu

Pengetahuan Alam hasil belajar yang ingin dicapai mencakup tiga ranah, meliputi

ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Tetapi dalam penelitian ini

hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang dimaksud dibatasi hanya pada ranah

kognitif saja. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam diukur dengan metode tes dan

instrumen berupa tes objektif pilihan ganda.

23

Page 24: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 24/34

c. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain penelitian

tindakan kelas yang terdiri atas beberapa siklus. Masing-masing siklus terdiri dari

 perencanaan ( planning ), pelaksanaan tindakan (acting ), pengamatan (observing )

dan evaluasi, serta refleksi (reflecting ).

Rancangan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

1). Perencanaan ( planning )

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu:

a. Guru bersama peneliti mengidentifikasi masalah yang muncul saat

 pelaksanaan pembelajaran

 b. Guru bersama peneliti mengalisis penyebab timbulnya masalah yang

muncul saat pembelajaran

c. Guru bersama peneliti merancang pembelajaran kontekstual dan

menyamakan persepsi dengan guru mengenai penerapan pendekatan

kontekstual dalam pembelajaran Sains

d. Guru bersama peneliti membuat rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) untuk pertemuan 1 dan 2, sesuai materi yang sedang diajarkan

dengan menerapkan pendekatan kontekstual

e. Guru bersama peneliti menyusun instrument (LKS, lembar observasi,

tes hasil belajar siswa).

2). Pelaksanaan tindakan (acting )

Dalam kegiatan ini peneliti melaksanakan skenario pembelajaran

kontekstual yang telah dirancang sebelumnya. Pelaksanaan dilakukan sesuai

24

Page 25: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 25/34

 jadwal pelajaran tatap muka yaitu satu kali tatap muka selama 2 x 35 menit (70

menit) tiap minggu. Proses pelaksanaan berdasarkan rencana siklus dan jumlah

siklus tergantung target yang dicapai sesuai dengan tujuan penelitian. Jumlah

tatap muka dalam 1 siklus bisa 3- 4 kali pertemuan.

Pada dasarnya dalam penelitian ini bentuk kegiatannya sama pada tiap-tiap

siklus, tetapi pada siklus dua dan tiga tindakan tersebut dikembangkan dan

disempurnakan.

3).Observasi/ Evaluasi

Observasi adalah suatu cara untuk melakukan penelitian dengan jalan

mengadakan pengamatan secara langsung dan sistimatis. Observer mengamati

 jalannya pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Observasi dilaksanakan

  bersamaan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang

mengacu pada pendekatan CTL. Pedoman observasi keaktifan belajar siswa

terlampir.

Evaluasi dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui pengetahuan dan

 pemahaman mata pelajaran IPA. Evaluasi ini dilakukan pada saat kegiatan belajar 

mengajar berakhir untuk mengetahui hasil belajar siswa.

4). Refleksi (reflecting )

Refleksi ini dilakukan untuk mengkaji hasil tindakan pada siklus I

mengenai hasil belajar ilmu pengetahuan alam. Hasil kajian tindakan siklus I ini

selanjutnya untuk dipikirkan dan dicari serta ditetapkan beberapa alternatif 

tindakan baru yang diduga lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar ilmu

25

Page 26: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 26/34

 pengetahuan alam. Alternatif tindakan ini ditetapkan menjadi tindakan baru pada

siklus selanjutnya.

2. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Sejalan dengan uraian di atas, bahwa penelitian tindakan kelas ini terdiri

dari empat tahapan, yaitu : rencana, tindakan, evaluasi dan refleksi. Desain

 penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

 

Gambar   Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

3. Data dan Cara Pengambilan Data

a. Sumber Data

1). Siswa

b. Jenis Data

Jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif dan kuantitatif, yang

terdiri dari:

26

Perencanaan

SIKLUS I

Observasi/ Evaluasi

Perencanaan

SIKLUS II

Observasi/ Evaluasi

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Refleksi

Selanjutnya

Page 27: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 27/34

1) Hasil observasi terhadap aktivitas siswa pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual

2) Hasil belajar siswa

c. Cara Pengambilan Data

1) Data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran diambil dengan

lembar observasi.

2) Data tentang hasil belajar siswa diambil dengan memberikan evaluasi (tes)

kepada siswa.

d. Metode Analisis Data

Setelah data dalam penelitian ini terkumpul maka langkah selanjutnya

adalah dengan menganalisis data. Dalam analisis data digunakan metode analisis

statistik deskriptif dan statistik kuantitatif.

1). Analisis Data Observasi Keaktifan Siswa

Melakukan analisis hasil observasi keaktifan siswa diperlukan untuk 

mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Rumus yang

digunakan adalah deskriptif persentase yang menggambarkan besarnya persentase

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

27

Page 28: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 28/34

 NP =  x 100%

 NP = Persentase nilai siswa yang diperoleh

 N = Jumlah skor yang diperoleh

P = Jumlah skor maksimal

28

Page 29: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 29/34

Untuk menentukan persentase keaktifan belajar siswa di gunakan rumus sebagai

 berikut:

Keaktifan belajar siswa =

Hasil keaktifan belajar siswa kemudian dikonversikan dengan PAP skala 5 seperti

tampak pada tabel berikut.

Tabel 02. Skala 5

PersentaseKriteria Keaktifan

Belajar IPA

90 – 100

80 – 89

65 – 79

55 – 64

0 – 54

Sangat Aktif 

Aktif 

Cukup aktif 

Kurang aktif 

Sangat kurang aktif 

b). Analisis Data Evaluasi (tes)

Metode analisis statistik deskriptif merupakan cara pengolahan data

dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif (A.A. Gede Agung:

1999, dan Hadi Sutrisno : 1989), yaitu sebagai berikut.

a. Membuat tabel distribusi frekuensi

  b. Mean (rata-rata) dengan rumus

  N 

 FX  M  ∑

=

Keterangan :

M : Rata-rata

∑FX : Jumlah hasil kali frekuensi

29

Page 30: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 30/34

 N : Jumlah Individu

Sedangkan penerapan metode analisis deskriptif kuantitatif digunakan

untuk mencari persentase tingkat hasil belajar siswa yang kemudian

dikonversikan dengan PAP Skala 5. Adapun rumus yng digunakan untuk analisis

ini sebagai berikut.

Rata-rata persen = x 100

Tingkat hasil belajar IPA siswa dapat ditentukan dapat ditentukan dengan

membandingkan rata-rata persen ke dalam PAP skala lima dengan criteria sebagai

 berikut.

Tabel 03. PAP Skala 5

Persentase Kriteria Hasil Belajar IPA

90 – 100

80 – 89

65 – 79

55 – 64

0 – 54

Sangat tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat rendah

30

Page 31: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 31/34

E. WAKTU DAN JADWAL

 N

O

Uraian

Pelaksanaan

Kegiatan

BULAN

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Penyusunan

instrumen

 penelitian

dan rencana

tindakan

2 Pelaksanan

tindakan

siklus I

3 Analisis hasil

refleksi dan

 penetapan

siklus II

4 Pelaksanaan

tindakan

siklus II

5 Analisis hasil

repleksi

rekomendasi

hasil

 penelitian

6 Penyusunan

draf laporan

hasil

 penelitian

31

Page 32: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 32/34

7 Penyusunan

laporan dan

 pengiriman

DAFTAR PUSTAKA

 

Agung, 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu

Pendidikan IKIP Negeri Singaraja.

Arikunto, S. 2002a.  Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta:

Rineka Cipta.

Depdiknas. 2002.  Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning 

(CTL). Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

  Nurhadi, 2002.  Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).Jakarta : Depdiknas.

 Nurkancana dan Sunartana. 1992. Strategi Pembelajaran. Surabaya : Usaha

 Nasional.

  Nurkancana, Wayan. 2007. Psikolodi Pendidikan. Singaraja: Universitas

Pendidikan Ganesha.

Priyanto, E. 2005. “Pembelajaran Sains SD Menurut KBK dengan Pendekatan

 Kontekstual”. Majalah Derap Guru No. 68. 56 57.

Rusyan, Tabrani, 1993.  Proses Belajar Yang Efektif Tingkat Pendidikan Dasar.

Bandung: Bina BUdaya

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta. Kencana Prenada Media

Group

Sudjana, N. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung : PT Sinar Baru Algesindo.

 Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung : PT.

Remaja Rosdikarya.

Sugandi Ahmad. 2006. Teori Belajar . Semarang: Unnes Press.

32

Page 33: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 33/34

Team Penyusun Kamus. 1995.  Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Sinar 

Harapan.

Trianto, 2008.Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Cotextual Teaching And 

 Learning) Di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.

PEDOMAN OBSERVASI

KEAKTIFAN BELAJAR 

MATA PELAJARAN : IPA

KELAS/SEMESTER : VI/II

TAHUN PELAJARAN : 2010/2011

 NO INDIKATOR KEAKTIFAN BELAJAR 

SKOR 

SA A CA KA SKA

5 4 3 2 1

1Keinginan menemukan sendiri pengetahuan dan

keterampilan barunya

2Keberanian bertanya kepada guru tentang hal-

hal yang belum dipahami

3 Mampu bekerjasama dengan kelompok 

4Dapat membuat hubungan tentang pelajaran

yang telah dilakukan dengan kehidupan nyata

5 Mengerjakan soal- soal yang relevan

Keterangan :

SA = Sangat aktif  

A = Aktif  

CA = Cukup aktif  

KA = Kurang aktif  

SKA = Sangat kurang aktif 

33

Page 34: Proposal Ptk -Nyoman Sukawati

5/11/2018 Proposal Ptk -Nyoman Sukawati - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-nyoman-sukawati 34/34

TABEL KEAKTIFAN BELAJAR 

 NO INDIKATOR KEAKTIFAN BELAJAR JUMLAH

SISWA AKTIFPERSENTASE

1Keinginan menemukan sendiri

 pengetahuan dan keterampilan barunya

2Keberanian bertanya kepada guru

tentang hal-hal yang belum dipahami

3 Mampu bekerjasama dengan kelompok 

4

Dapat membuat hubungan tentang

 pelajaran yang telah dilakukan dengan

kehidupan nyata

5 Mengerjakan soal- soal yang relevan

Keaktifan belajar siswa =

34