Bioenergik

49
BIOENERGIK (metabolisme energi & pengaturan suhu) 1

Transcript of Bioenergik

Page 1: Bioenergik

BIOENERGIK(metabolisme energi & pengaturan suhu)

1

Page 2: Bioenergik

Hukum Termodinamika I :“Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan” , tapi dapat diubah dari bentuk yang satu ke bentuk lain.

Sumber energi : energi kimia (makanan)(energi input)

Pemakaian : energi kimia, mekanik, (energi output) listrik, osmotik, panas

2

Page 3: Bioenergik

Sumber energi : KH, Protein & Lemak

Bahan baku tubuh berasal dari bahan makanan

Bahan makanan penghancuran secara kimiaoleh ENZIM

Mikromolekul pembentuk karbohidrat,lipid & protein

3

Page 4: Bioenergik

Sumber energi : KH, Protein & Lemak

ProteinTelur → asam amino → sintesa albumin(mengandung albumin) serum

KarbohidratNasi → glukosa → sintesa glikogen otot(mengandung pati)

4

Page 5: Bioenergik

Sumber energi : KH, Protein & Lemak

Lemak / lipidMentega → asam lemak → lemak tubuh

gliserol

5

Page 6: Bioenergik

METABOLISME = ‘perubahan’Semua transformasi kimiawi dan energi yang

terjadi di dalam tubuh

KATABOLISME = pelepasan energi, untuk dimanfaatkan

ANABOLISME = pengambilan / penyimpanan energi

6

Page 7: Bioenergik

Metabolik interaksi “Fed State” atau metabolisme absorptif :

proses-proses anabolik Jalur reversibel condong ke proses anabolik Energi KH disintesis dan disimpan Asam amino membentuk protein,

kelebihannya disimpan

“Fasted state” or metabolisme post-absorptif : proses-proses katabolik

• Jalur condong untuk menyediakan energi bagi metabolisme

• cadangan glukosa darah organ yang membutuhkan.

“Fed State” atau metabolisme absorptif : proses-proses anabolik

Jalur reversibel condong ke proses anabolik Energi KH disintesis dan disimpan Asam amino membentuk protein,

kelebihannya disimpan

“Fasted state” or metabolisme post-absorptif : proses-proses katabolik

• Jalur condong untuk menyediakan energi bagi metabolisme

• cadangan glukosa darah organ yang membutuhkan.

7

Page 8: Bioenergik

8

Page 9: Bioenergik

Regulasi Insulin Regulasi Insulin

9

Page 10: Bioenergik

Regulasi GlukagonRegulasi Glukagon

10

Page 11: Bioenergik

Energi Aerobik & Anaerobik

Simpanan energi : glikogen, lemak & protein

Aerobik : fosforilasi oksidatif Anaerobik :

ATP ‘ready to use’ fosfokreatin glikolisis

11

Page 12: Bioenergik

Ringkasan konversi metabolik antar nutrienRingkasan konversi metabolik antar nutrien

12

Page 13: Bioenergik

13

Energi input Energi output

Food energy Metabolic pool in body

Internal work

External work

Thermal energy(heat)

Energy storage 25 %

75 %

Laju metabolik (matabolic rate) : kecepatan pemakaian energi oleh tubuh (kerja eksternal & internal), per satuan waktu.► kecepatan produksi panas► kilokalori / jam (kalori / jam)

Kalori : jumlah panas yg diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg H2O sebesar 1oC dari suhu 15oC ke 16oC.

Page 14: Bioenergik

Cara pengukuran laju metabolisme

1. Langsung : prinsip seperti kalorimeter bom. Objek dimasukkan ke ruang tertutup. Dihitung kenaikan temperatur yang dihasilkan.

2. Tidak langsung : kalori dihitung dengan mengetahui jumlah O2 yg digunakan, CO2 yg dihasilkan.

14

Page 15: Bioenergik

15

Bomb calorimeter= direct calorimetry

Page 16: Bioenergik

16

Nilai kalori bahan makanan

Bomb calorimeter (kalori potensial)

Coefficient of digestibility

Adjustment for -NH2

Nilai kalori fisiologis

Kcal/gram % Kcal/gram

CHO =4.10 97 4.0

PROT =5.65 92 -1.3 kcal/gram 4.0

FAT =9.45 92 9.0

ALCOHOL =7.0

100 7.0

Page 17: Bioenergik

Tujuan pengukuran laju metabolisme :

1. Menentukan keperluan kalori pada keadaan basal, dan selama melakukan pelbagai kerja tertentu.

2. Menyusun diit yang sesuai dengan kebutuhan kalori seeorang.

3. Membantu menegakkan diagnosa berbagai gangguan metabolisme.

17

Page 18: Bioenergik

Jumlah pemakaian energi (BB = 70 kg) selama melakukan berbagai aktivitas :

Aktivitas Energi (Kkal/jam)

Tidur DudukMengetik Jalan santaiBerenang Menaiki tangga

65100140200500

1,100

18

Page 19: Bioenergik

19

Penggunaan energi harian

1.Basal Metabolic Rate (BMR) - 60-75%

2.pencernaan & penyimpanan makanan – 10%

3. Aktivitas fisik – 15-30%

Page 20: Bioenergik

20

1.BMR (Tingkat Metabolik Dasar)

Berupa jumlah terkecil pemakaian energi internal dalam keadaan terjaga.

Untuk mempertahankan kehidupan dalam keadaan minimal (aktivitas metabolik dasar)

mencakup :- pertumbuhan, perbaikan, maintenance sel. -transmisi saraf -metabolisme otot dalam keadaan istirahat.

Nilai normal : berkisar 900 – 1900 kkal.

Page 21: Bioenergik

Kondisi pengukuran BMR :

1. Istirahat fisik, minimal 30 menit.2. Istirahat mental (untuk memperkecil :

tonus otot rangka & sekresi epinefrin)3. Suhu ruangan nyaman (tidak kepanasan

& tidak kedinginan)4. Tidak makan dalam 12 jam terakhir

21

Page 22: Bioenergik

2222

BMR tinggi pada :BMR tinggi pada :Usia mudaUsia mudaPermukaan tubuh luasPermukaan tubuh luasStress, demamStress, demamHyperthyroidismHyperthyroidismKehamilan Kehamilan

BMR rendah pada :BMR rendah pada :Pertambahan usiaPertambahan usiapuasapuasamalnutrisimalnutrisi

Page 23: Bioenergik

2. Aktivitas fisik (Kerja otot)Besarnya bergantung pada :

Jumlah otot yang terlibat Berat yang dipindahkan Masa / lamanya aktivitas

Kerja otot yang ringan ; duduk, berdiri, mengenakan pakaian akan menaikkan metabolisme 25-60 % di atas taraf basal.

Kerja mental yang berat; pemecahan soal matematik hanya menaikkan 3-4 % (Benedict). 23

Page 24: Bioenergik

3. Pemasukan makanan

Peningkatan produksi panas akibat pemasukan makanan disebut sebagai Specifik Dynamic Action (SDA) .

Kenaikan panas dimulai 1 jam setelah masuk makanan, maksimum pada jam ketiga, dan dipertahankan di atas taraf basal selama 6 jam / lebih.

SDA paling tinggi disebabkan protein (30 %). Karbohidrat 6 % dan lemak 4 %. SDA makanan campuran rata-rata ± 10 %.

24

Page 25: Bioenergik

Pengaruh Suhu lingkungan & suhu tubuh

Batas nyaman suhu “comfort zone” : pria 28-31oC, wanita 27-33oC. Dalam batas ini tidak ada pengeluaran keringat ataupun menggigil.

Suhu lingkungan rendah merangsang produksi panas tubuh.

Kenaikan suhu tubuh akan menaikkan taraf metabolisme. Kenaikan suhu tubuh 1oC akan meningkatkan taraf basal sebesar 13-14 %.

25

Page 26: Bioenergik

Pengaruh hormon

Berbagai hormon dapat mempengaruhi metabolisme energi

Penting : katekolamin- epinefrin & norepinefrin dan tiroksin.

Sekresi maksimal katekolamin dapat meningkatkan metabolisme 30-80 % (efek terhadap lemak & karbohidrat)

Tiroksin mempengaruhi oksidasi seluler. Pada hipotiroid BMR 25-40 % dibawah normal, hipertiroid BMR 40-80 di atas normal.

26

Page 27: Bioenergik

3 status keseimbangan energi

Balanced energy intake: not losing or gaining weight

Negative energy balance (weight loss): energy intake < energy expended

Positive energy balance (weight gain): energy intake > energy expended

27

Page 28: Bioenergik

SUHU TUBUH

28

Page 29: Bioenergik

29

Kenapa menjaga keseimbangan ST menjadi PENTING ?

Laju aktifitas ENZIM dipengaruhi oleh Laju aktifitas ENZIM dipengaruhi oleh Temperatur/SuhuTemperatur/Suhu

TemperatureTemperature

ActivitActivityy ReversiblReversibl

eeNon-Non-ReversibleReversible

37°C37°C43°C43°C

55°C55°C

Page 30: Bioenergik

30

Manusia adalah homeothermic. ST internal (core) : 36.1 - 37.80C.

Page 31: Bioenergik

Suhu normal → metabolisme sel stabil

↑ suhu tubuh (41oC) → kejang (gangguan fungsi saraf)(43oC) → denaturasi

protein irreversibel → kematian

↓ suhu tubuh → ↓ aktivitas metab. ↓ Kebutuhan O2

31

Page 32: Bioenergik

32

Termoregulatorik

Suhu inti (central core)SSPThoraks, abdomen, otot-otot rangka

Suhu lapisan pembungkus (outer shell)Kulit & jaringan subkutis

Range : oral → 36,1 – 37,2 oC

rektal → 36,1 – 37,8 oC

Page 33: Bioenergik

33

Body Temperatures: Core and Skin

COLD HOT

Skin temperature tends to be colder than core temperature at a normal state

Normal33-34o C

27o C 47o C37o C

27o C 47o C37o C

Normal37o C

Core Temperature

Skin Temperature

Page 34: Bioenergik

34

Variasi suhu tubuh :

Biological clock (jam biologis)↓ Morning ( 6-7 am ), ↑ evening ( 5-7 pm)

Menstrual cycleovulation – menstruation : ↑ 0,5oC

Exercise Suhu lingkungan yg ekstrim

Page 35: Bioenergik

keseimbangan ST menyerupai keseimbangan ENERGY

35

Heat Gain (HG) = Pembentukan Panas

Heat Loss (HL) = Pembuangan Panas

HG >> HL = + ST meningkat

HG << HL = - ST menurun

HG = HL = 0 ST tidak berubah

Page 36: Bioenergik

Regulation of Body Temperature

36Figure 24.25

Page 37: Bioenergik

Faktor pembentuk panas (HG):

BMR Aktivitas otot Hormon : tiroksin, katekolamin

(adrenalin, noradrenalin) SDA makanan

Lingkungan (radiasi, konduksi) menggigil

37

Page 38: Bioenergik

Faktor pengeluaran panas (HL): Radiasi Konduksi terpenting Konveksi evaporasi Urine & Feces

38

Page 39: Bioenergik

39

HIPOTALAMUS ; sensitivitas 0,01oC

TERMORESEPTOR

REGIO POSTERIOR REGIO ANTERIOR

↑ HEAT GAIN↓ HEAT LOSS

↓ HEAT GAIN↑ HEAT LOSS

Suhu dingin Suhu panasmengaktifkan

Page 40: Bioenergik

Respon tubuh terhadap perubahan suhu

Somatik Otonomik Hormonal Perilaku

40

Page 41: Bioenergik

41

Respon terhadap suhu panas

Respon somatik : berkipas, mencari tempat teduh

Respon otonom : vasodilatasi pembuluh kulit, berkeringat.

Respon hormonal : -

Respon perilaku: apatis, malas bergerak, minum, pakaian tipis.

Page 42: Bioenergik

42

Respon terhadap suhu dingin

Respon somatik : menggigil, berolahraga

Respon otonom : vasokonstriksi, piloereksi

Respon hormonal (humoral) : sekresi epinefrin

Respon perilaku (behavior) : mengenakan pakaian tebal, curling up, makan.

Page 43: Bioenergik

Various Sites to Measure Skin Temperature

43

Page 44: Bioenergik

Istilah

Afibril: suhu tubuh normal Pireksia: suhu di atas normal Hiperpireksia: demam tinggi

(>41oC) Hipotermia: suhu tubuh dibawah

normal.

44

Page 45: Bioenergik

DEMAM

45

Page 46: Bioenergik

DEMAM Demam – peningkatan suhu tubuh

akibat adanya peningkatan suhu set point di hipotalamus.

Hipertermia – peningkatan suhu tubuh akibat ketidakseimbangan antara pembentukan dan pembuangan panas.

46

Page 47: Bioenergik

47

Virus, bakteria

Kompleks imunSel tumor

Pirogen endogen : Cytokines

Menaikkan set point di hipotalamus

Prostaglandin

HYPOTHALAMUS

antipiretik

Page 48: Bioenergik

Patofisiologi demam

48

- menggigil

- merinding

- vasokonstriksi

- Merasa ‘kedinginan’

Page 49: Bioenergik

49

Patofisiologi demam

bila “thermostat” hipotalamus kembali normal (karena diberi antipiretik atau penyakit sembuh), suhu kembali turun ke nilai normal:

•berkeringat

•Vasodilatasi

•Merasa ‘kepanasan’