Tuberculosis

30
Dr. Birril Q

description

 

Transcript of Tuberculosis

Page 1: Tuberculosis

Dr. Birril Q

Page 2: Tuberculosis

Kedaruratan Global Tuberkulosis KemiskinanPenatalaksanaan yang buruk

- Deteksi- Diagnosis- Pengobatan

Hancurnya infrastruktur kesehatan- Krisis ekonomi - Kerusuhan

Dampaknya pandemi HIV

Page 3: Tuberculosis

ETIOLOGIMYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS

Berbentuk batang Terdiri dari 4000 gen Ukuran 0,5 – 3 µm Obligat aerob Tidak membentuk spora Bersifat tahan asam Tumbuh lambat Cepat Mati oleh sinar matahari langsung Hidup beberapa jam di tempat gelap dan

lembab Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun

Page 4: Tuberculosis

Basil Tahan Asam ( Acid Fast – Bacilli )

Sifat tahan asam disebabkan oleh dinding basil yang kaya lipid

Permeabilitasnya sangat rendah

Sebagian besar antibiotik tidak efektif

Page 5: Tuberculosis

Dari pemaparan hingga terjadinya infeksi

100.000

3.000

300

Droplet penderita TB paru Saat batuk, bersin atau berbicara

Sebagian kecil terdispersi di udara selama beberapa jam

Terhirup saluran pernapasan

Sebagian besar droplet terperangkap dan dikeluarkan kembali oleh silia sel-sel mukosa saluran pernapasan

Mencapai alveoli

Infeksi

Page 6: Tuberculosis

KumanKuman

Membelah Diri

Membelah Diri

Saluran limfe

Hilus

JML KUMAN

IMUNITAS SELULER

1. INFEKSI BERLANJUT TBC2. INFEKSI STOP3. KUMAN PERSISTER

(DORMANT)

4-6 minggu

Riwayat terjadinya TBC

Alveolus

mukosilier

a. INFEKSI PRIMER

b. Infeksi pasca primersetelah beberapa bulan / tahun sesudah infeksi primer

• Daya tahan tubuh / HIV• Gizi Buruk

kerusakan paru luas dg muncul cavitas atau efusi pleura

Page 7: Tuberculosis

Komplikasi

Hemoptisis beratKolaps lobus akibat retraksi bronkialBronkiektasis (pelebaran bronkus setempat) dan

fibrosis (terbentuk jaringan ikat saat pemulihan atau reaktif)

Pneumotorak spontanPenyebaran infeksi ke organ lain, otak, tulang,

sendi, ginjalInsuficiensi kardio-pulmonal

Page 8: Tuberculosis

Dari pemaparan hingga terjadinya infeksi

Faktor – faktor yang menentukan penularan :

Besarnya kemungkinan kontak dengan penderita TB paru

Eratnya dan lamanya kontak Beratnya infeksi TB paru yang diderita Lingkungan

Resiko terinfeksi TB terutama ditentukan oleh faktor – faktor eksogen

Page 9: Tuberculosis

Dari pemaparan hingga terjadinya infeksi

Faktor – faktor yang menentukan :

Umur : Dewasa, muda Penyakit : HIV, limfoma, leokemia, neoplasma lain,

hemofilia, gagal ginjal, hemodialisis, diabetes melitus.

Malnutritisi Terdapatnya lesi lama TB

Infeksi TBFaktor – faktor endogen :

Kerentanan individual & imunitas selulerPenyakit TB

10 %

Page 10: Tuberculosis

Perjalanan Alamiah TB

Tanpa pengobatan :30 % meninggal dalam 1 tahun50 % meninggal dalam 5 tahun25 % sembuh spontan25 % kasus kronik

Pengobatan adekuat :Sembuh pada hampir seluruh kasus

Pengobatan tidak adekuat : Kasus kronikResistensi

Page 11: Tuberculosis

Patogenesis

Inhalasi M. tuberculosus

Aktivitas makrofagJumlah kuman

Virulensi kuman Respons kerusakan jaringan

Respons aktivitas makrofag Imunitas seluler

Reaktifitas

Mencapai alveoli 10 %

Makrofag alveolar

Multiplikasi kuman

Lesi granulomatosa

Dormant

Page 12: Tuberculosis

Gejala klinik Gejala utama

Batuk berdahak terus menerus selama 3 minggu atau lebih

Gejala tambahan yang sering dijumpai Dahak bercampur darah Batuk darah Susah nafas disertai nyeri dada Lemah badan nafsu makan menurun, beran

badan menurun, malaise, berkeringat malam, demam lama

Page 13: Tuberculosis

Periksa Dahak Sewaktu, Pagi Sewaktu (SPS)

TERSANGKA PENDERITA TBC (SUSPEK TBC)

Hasil BTA+ + ++ + -

Hasil BTA+ + ++ + -

Hasil BTA- - +

Hasil BTA- - +

Hasil BTA- - -

Periksa Rontgent Dada

Hasil mendukung TBC

Hasil tidak mendukung TBC

Beri Antibiotik Sucktrum Luas

Tidak ada perbaikan

Adaperbaikan

Ulangi periksa dahak SPS Penderita TBC

BTA Positif Hasil BTA+ + ++ + -+ - -

Periksa Rontgent Dada

Hasilmendukung TBC

Hasil Rontgen Neg

TBC BTA Neg

Rontgent Pos Bukan TBC

Penyakit Lain

Hasil BTA- - -

Page 14: Tuberculosis

Menegakan diagnosis pada anak :

Kontak erat dengan penderita TB BTA Positif Reaksi kemerahan cepat pada imunisasi BCG Failure to thrive Sakit & Demam lama tanpa sebab yang jelas Batuk – batuk lebih dari minggu Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang spesifik Skrofuloderma Konjungtivitas fliktenularis Tes tuberkulin positif ( > 10 mm ) Gambaran foto rontgen mengarah pada TB

≥ 3 Positif

Membaik

TB

OAT Lanjutan

Beri OATObservasi 2 bulan

Bukan TB

Evaluasi ulang

Tidak ada perbaikan

Page 15: Tuberculosis

JENIS DOSIS OBAT TBC ANAK JENIS OBAT BB

< 10 kg

BB

10 – 20 kg

BB

20 – 33 kg

INH 50 mg 100 mg 200 mg

RIF 75 mg 150 mg 300 mg

PZA 150 mg 300 mg 600 mg

Page 16: Tuberculosis

KlasifikasiBAKTERIOLOGI Lokasi

Penyakit

Riwayat Pengobatan

BTA

Positif

BTA Negatif

PARU

EKSTRA PARU

Beratnya penyakit

KASUS TB

Tidak

Ya

Kasus Baru

Lalai

Kambuh

Gagal

Kronik

Page 17: Tuberculosis

Klasifikasi TB Paru TB paru BTA positifTB paru BTA negatif

- Sakit ringan- Sakit berat

TB Ekstra Paru TB ekstra paru ringan

Kelenjar limfe, efusi pleura unilateral, tulang ( kec. Tulang belakang ), adrenal.

TB ekstra paru beratMeningitis, milier, peritonitis, spondilitis, efusi

pleura bilateral, usus, saluran kencing, alat kelamin

Page 18: Tuberculosis

Pengobatan Tujuan pengobatan :

Menyembuhkan penderita TBMencegah kematian akibat TB & komplikasinya Mencegah kekambuhanMenurunkan tingkat penularanMencegah terjadinya resistensi obat

Page 19: Tuberculosis

Obat Anti Tuberkulosis Isoniazid (H)

Dosis harian 5 (2 – 6) mg/kgBBDosis 3 kali/minggu 10 (8 – 12) mg/kgBB

Rifampisin (R)Dosis harian 10 (8 – 12) mg/kgBBDosis 3 kali/minggu 10 (8 – 12) mg/kgBB

Pyrazinamide (Z)Dosis harian 25 (20 – 30) mg/kgBBDosis 3 kali/minggu 35 (30 – 35) mg/kgBB

Ethambutol (E)Dosis harian 15 (15 – 20) mg/kgBBDosis 3 kali/minggu 30 (20 – 35) mg/kgBB

Streptomisin (S)Dosis harian 15 (12 – 18) mg/kgBBDosis 3 kali/minggu 15 (12 – 18) mg/kgBB

Page 20: Tuberculosis

KATEGORI I (2HRZE/4H3R3) Penderita baru TB paru BTA positif Penderita baru TB paru BTA negatif Penderita baru TB ekstra paru berat Penderita HIV positif

KATEGORI II (2HRZES/HRZE/5H3R3E3) Penderita kambuh Penderita gagal pengobatan Penderita setelah lalai (after default)

Page 21: Tuberculosis

KATEGORI III (2HRZ/4H3R3) • Penderita baru TB paru BTA negatif sakit

ringan• Penderita baru TB ekstra paru ringan

KATEGORI IV (2HRZ/4H3R3) • Penderita baru TB paru kronik & MDR-TB

( Pemeriksaan sputum BTA tetap positif setelah pengobatan ulang dengan pengawasan ketat )

• Pengobatan dengan regimen khusus & bersifat individual dibawah pengawasan unit spesialistik.

Page 22: Tuberculosis

TABEL, TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN ULANG DAHAK

TIPE PENDERITA TBC URAIANHASIL

BTATINDAK LANJUT

Penderita baru BTA positif dengan pengobatan kategori 1

Akhir tahap intensif

Negatif Tahap lanjutan dimulai

Positif

Dilanjutkan dengan OAT sisipan selama 1 bulan. Jika setelah sisipan masih tetap positif, tahap lanjutan tetap diberikan.

Sebulan sesudah akhir pengobatan atau akhir pengobatan (AP)

Negatif keduanya Sembuh

Positif Gagal, ganti dengan OAT kategori 2 mulai dari awal

Penderita baru BTA positif dengan pengobatan ulang kategori 2

Akhir intensif

NegatifTeruskan pengobatan dengan tahap lanjutan

Positif

Beri sisipan selama 1 bulan. Jika setelah sisipan masih tetap positif, terus pengobatan tahap lanjutan. Jika ada fasilitas, rujuk untuk uji kepekaan obat.

Sebulan sesudah akhir pengobatan atau akhir pengobatan

Negatif keduanya Sembuh

Positif

Belum ada pengobatan, disebut kasus kronik. Jika mungkin, rujuk kepada unit pelayanan spesialistik. Bila tidak mungkin. Beri INH seumur hidup.

Penderita BTA (-) & Ro (+) dengan pengobatan ketegori 3 (ringan) atau kategori 1 (berat)

Akhir intensif

Negatif Terus ke tahap lanjutan

Positif Ganti dengan kategori 2 mulai dari awal

Page 23: Tuberculosis

TABEL, PENGOBATAN PENDERITA TBC DENGAN KATEGORI 1 YANG BEROBAT TIDAK TERATUR

Lamanya pengobatan sebelumnya

Lamanya pengobatan terputus

Perlu tidaknya pemeriksaan dahak

Hasil pemeriksaan dahak

Dicatat kembali sebagai Tindakan pengobatan

Kurang dari 1 bulan

< 2 minggu Tidak - - - - - - Lanjutan kat - 1

2 – 8 minggu Tidak - - - - - - Mulai lagi kat – 1 dari awal

< 8 minggu Ya

Positif - - - Mulai lagi kat – 1 dari awal

Negatif - - - Lanjutan kat - 1

1 – 2 bulan

< 2 minggu Tidak - - - - - - Lanjutan kat - 1

2 – 8 minggu Ya

Positif - - - Tambahkan 1 bulan sisipan

Negatif - - - Lanjutan kat - 1

< 8 minggu Ya

Positif Pengobatan setelah default Mulai lagi kat – 1 dari awal

Negatif Pengobatan setelah default Lanjutan kat - 1

2 bulan

< 2 minggu Tidak - - - - - - Lanjutan kat - 1

2 – 8 minggu Ya

Positif - - - Tambahkan 1 bulan sisipan

Negatif - - - Lanjutan kat - 1

< 8 minggu Ya

Positif Pengobatan setelah default Mulai lagi kat – 1 dari awal

Negatif Pengobatan setelah default Lanjutan kat - 1

Page 24: Tuberculosis

TABEL, PENGOBATAN PENDERITA TBC DENGAN KATEGORI 2 YANG BEROBAT TIDAK TERATUR

Lamanya pengobatan sebelumnya

Lamanya pengobatan terputus

Perlu tidaknya pemeriksaan dahak

Hasil pemeriksaan dahak

Dicatat kembali sebagai Tindakan pengobatan

Kurang dari 1 bulan

< 2 minggu Tidak - - - - - - Lanjutan kat - 1

2 – 8 minggu Tidak - - - - - - Mulai lagi kat – 1 dari awal

< 8 minggu Ya

Positif - - - Mulai lagi kat – 1 dari awal

Negatif - - - Lanjutan kat - 1

1 – 2 bulan

< 2 minggu Tidak - - - - - - Lanjutan kat - 1

2 – 8 minggu Ya

Positif - - - Tambahkan 1 bulan sisipan

Negatif - - - Lanjutan kat - 1

< 8 minggu Ya

Positif Pengobatan setelah default Mulai lagi kat – 2 dari awal

Negatif Pengobatan setelah default Lanjutan kat - 2

2 bulan

< 2 minggu Tidak - - - - - - Lanjutan kat - 2

2 – 8 minggu Ya

Positif - - - Mulai lagi kat – 2 dari awal

Negatif - - - Lanjutan kat - 2

< 8 minggu Ya

Positif Pengobatan setelah default Mulai lagi kat – 2 dari awal

Negatif Pengobatan setelah default Lanjutan kat - 2

Page 25: Tuberculosis

TATALAKSANA PADA KEADAAN KHUSUS

IBU HAMIL Hindari penggunaan streptomisin pada ibu

menyusui dan bayinya Semuanya OAT aman untuk ibu menyusui INH

profilaksis untuk bayinya.PENDERITA HIV

Resimen tidak berbeda mungkin memerlukan terapi lebih lama.

PENDERITA HEPATITIS / KELAINAN HATI Tunda OAT Hindari penggunaan pirazinamid Pertimbangan 2RHES/6RH atau 2HES/10HE

Page 26: Tuberculosis

TATALAKSANA PADA KEADAAN KHUSUS PENDERITA GANGGUAN GINJAL

Hindari penggunaan streptomisin & etambutol pertimbangkan 2RHZ/6HR

PENDERITA DMKontrol ketat gula darahHati-hati penggunaan etambutol

PENGGUNA KONTRASEPSIGunakan kontrasepsi non hormonal

INDIKASI KORTIKOSTEROID Miningitis TB Perikarditis TBTB milliar ?Efusi pleura ?

Page 27: Tuberculosis

EFEK SAMPING Ringan lanjutkan OAT, evaluasi dosis obatAnoreksia, mual-mual, nyeri perut

- Pyrazinamide, rifampisin Minum obat dengan sedikit makanan atau minum pada

malam hari sebelum tidur.Nyeri persendian

- PyrazinamideAspirin

Rasa kesemutan atau terbakar pada tungkai - Isoniazid

Beri vitamin B6 100 mg/hariUrine berwarna merah / orange

- RifampisinBeritahu penderita bahwa keadaan tersebut normal

Page 28: Tuberculosis

EFEK SAMPINGBerat Hentikan obat yang diduga penyebab

Gatal-gatal, kemerahan di kulit (skin rash) - Streptomisin, INH, pyrazinamide, rifampisin

Beri antihistamin, lanjutan OAT dengan pengawasan bila timbul kemerahan di kulit Stop OAT

Tuli - Streptomisin

Stop streptomisin, gunakan ethambutol

Gangguan keseimbangan (vertigo, nistagmus) - Streptomisin

Stop streptomisin, gunakan ethambutol

Ikterus - INH, pyrazinamide, rifampisin

Stop OAT Rawat RS

Page 29: Tuberculosis

EFEK SAMPING

BERAT HENTIKAN OBAT YANG DIDUGA PENYEBAB

Gangguan kesadaran, gelisah ( Suspect drug-induced acute liver failure) Hampir semua OAT

Stop OAT Rawat RSGangguan penglihatan

- Ethambutol ethambutol stop

Syok, perdarahan bawah kulit, gagal ginjal - Rifampisin Stop rifampisin Rawat RS

Page 30: Tuberculosis