BIOAN Genotoksik jadi

download BIOAN Genotoksik jadi

of 10

Transcript of BIOAN Genotoksik jadi

  • 5/24/2018 BIOAN Genotoksik jadi

    1/10

    Uji Aktivitas Ekstrak Etanolik Daun Dandelion ...1

    A. JUDULUji Aktivitas Ekstrak Etanolik Daun Dandelion (Taraxacum officinale Weber)

    sebagai Pencegah Kerusakan DNA pada Mencit Jantan Galur Balb-cyang Diinduksi

    Siklofosfamid Melalui MNPCE Assay

    B. LATAR BELAKANGAkhir-akhir ini prevalensi kanker semakin tinggi di seluruh dunia. Secara tidak

    langsung banyaknya perubahan-perubahan pada kehidupan sosial seperti banyaknya

    pabrik dan kendaraan bermotor dapat menimbulkan polusi yang akan berdampak pada

    keseimbangan kehidupan alam. Salah satu dampak yang dapat ditimbulkan oleh

    polusi adalah mutasi karena polusi dapat bersifat karsinogenik. Efek yang ditimbulkan

    dapat bermacam-macam sesuai dengan tingkat polusinya, seperti timbulnya berbagai

    kelainan termasuk kanker.Kanker merupakan suatu penyakit yang ditakuti oleh mayarakat karena pada

    dasarmya penderita kanker akan sulit diobati dan kecenderungan untuk mengalami

    kematian tinggi. Menurut data yang ada kanker merupakan penyebab kematian utama

    kedua yang memberikan konstribusi 13% kematian dari 22% kematian akibat

    penyakit tidak menular utama di dunia (Shibuya et al., 2000). Masalah penyakit

    kanker di Indonesia antara lain hampir 70% penderita penyakit ini ditemukan dalam

    keadaan stadium yang sudah lanjut (Asmino, et al., 1985).

    Menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar

    penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang

    digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma. Salah satu fitur mendefinisikan, kanker

    adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melalui batas normal,

    dan kemudian dapat menyerang bagian sebelah tubuh dan menyebar ke organ lain.

    Proses ini disebut metastasis. Metastasis merupakan penyebab utama kematian pada

    kanker. (WHO, 2013).

    Salah satu penyebab kanker dikarenakan adanya mutasi, baik mutasi kecil

    (perubahan pada susunan molekul DNA) maupun mutasi besar (perubahan pada

    struktur dan susunan kromosom). Istilah khusus untuk mutasi kromosom adalah

    aberasi (Yatim, 1986 : 263).

    Untuk melihat perubahan materi genetik yang diakibatkan oleh mutagen padakanker salah satunya dengan melakukan uji genotoksik, seperti uji mikronukleus. Uji

    mikronukleus berkembang sejalan dengan pengujian aberasi kromosom. Uji

    mikronukleus dikembangkan oleh Schamid (1975) dan Heddle (1973) merupakan

    suatu metode pemeriksaan yang secara luas digunakan untuk mendeteksi efek

    genotoksik dalam waktu singkat secara in vivo dan in vitro (Saleh, 2010).

    Mikronuleus yaitu badan-badan kromatin halus yang terbentuk di sitoplasma karena

    terjadinya kondensasi pada fragmen kromosom asentrik atau seluruh kromosom

    (Shahrim, et al., 2006). Kemunculan mikronukleus adalah indikator yang baik pada

    efek sitogenik akibat pemaparan bahan kimia dan indikator terjadinya mutasi(Maluszynska & Juchimiuk, 2005; Scmid 1975).

  • 5/24/2018 BIOAN Genotoksik jadi

    2/10

    Uji Aktivitas Ekstrak Etanolik Daun Dandelion ...2

    Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai agen anti genotoksik

    adalah dandelion (Taraxacum mongolicum Hand-Mazz). Tumbuhan ini memiliki

    kandungan kimia, seperti taraxsterol, choline, inulin, pektin, dan coumestrol. Akarnya

    banyak mengandung taraxol, taraxerol, taraxasterol, beta-amyrin, stigmasterol, beta-sitosterol, choline, glukosa, dan fruktosa. Daun mengandung lutein, violaxanthin,

    plastaquinone, vitamin C, dan vitamin D. Bunga banyak mengandung arnidiol dan

    flavoxanthin. Polen banyak mengandung beta-sitosterol, 5 alpha-stigmast-7-en-3

    betaol, asam folat, dan vitamin C. Tanaman ini dapat menyembuhkan penyakit radang

    kantong empedu, radang (abses) payudara, bisul, luka bakar dan tersiram air panas,

    sakit maag kronis, tumor pada sistem pencernaan (esophagus, lambung, usus, hati,

    pankreas), kanker payudara, paru-paru, cervix uteri dan gusi, memperbanyak ASI dan

    memperbaiki pencernaan (Permadi, 2008).

    Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan pengujian efekantigenotoksik daun dandelion pada mencit. Penelitian dilakukan secara in vivo pada

    mencit jantan dengan menggunakan metode uji mikronuleus. Sebagai mutagen

    digunakan bahan kimia siklofosfamid. Metode ini dilakukan karena prosesnya mudah

    dan tidak memerlukan alat dan biaya yang terlalu mahal dan metode ini paling umum

    digunakan oleh peneliti untuk melihat efek genotoksik untuk senyawa tertentu.

    C. PERUMUSAN MASALAHApakah ekstrak etanolik daun dandelion (Taraxacum officinale Weber) memiliki

    aktivitas sebagai pencegah kerusakan DNA pada mencit yang diinduksi

    siklofosfamid?

    D. TUJUANa. Tujuan Umum

    Mengetahui aktivitas daun dandelion sebagai agen pencegah kerusakan DNA.

    b. Tujuan KhususMengetahui efektivitas daun dandelion sebagai pencegah kerusakan DNA

    melalui mekanisme antigenotoksis.

    E. LUARAN YANG DIHARAPKANPenelitian ini diharapkan dapat dipublikasikan ke dalam jurnal ilmiah sebagai

    sumber informasi ilmiah dan dapat menjadi sumber data yang dapat dimanfaatkan

    sebagai sumber penelitian yang selanjutnya.

    F. KEGUNAAN1. Bagi Mahasiswa Pelaksana Penelitian

    Penelitian ini akan membantu mahasiswa dalam mengasah kreativitas, ide

    inovatif, dan keterampilan dalam melakukan penelitian.

    2.

    Bagi Industri

  • 5/24/2018 BIOAN Genotoksik jadi

    3/10

    Uji Aktivitas Ekstrak Etanolik Daun Dandelion ...3

    Hasil penelitian dapat dikembangkan suatu produk kesehatan yang dapat mengatasi

    masalah kesehatan akibat kerusakan DNA akibat efek samping pada kemoterapi

    dengan siklofosfamid

    3. Bagi Perekonomian NegaraKeberhasilan penelitian ini dapat memberikan nilai ekonomi tambahan untuk tanaman

    dandelion, sehingga hasil penelitian ini dapat meningkatkan pendapatan petani

    dandelion secara khususnya dan pendapatan negara secara umumnya.

    4. Bagi Masyarakat UmumKeberhasilan penelitian ini akan memberikan informasi kepada masyarakat tentang

    khasiat bahan alam sebagai alternatif untuk mengatasi efek samping kemoterapi yaitu

    kerusakan DNA

    G.TINJAUAN PUSTAKAa. MNPCE Assay

    Micronucleus assay merupakan sebuah uji sitogenetik yang dapat

    mendeteksi kemungkinan terjadinya kerusakan kromosom pada sel yang

    sebelumnya telah dipejani suatu agen kimia (dapat berupa obat). Micronucleus

    assay didasarkan pada evaluasi kenaikan frekuensi polychromatic erythrocytes

    dengan mikromuklei (Krishna dan Hayashi, 2000). Micronucleus pada eritrosit

    yang masih muda berasal dari fragmen kromosom atau sisa kromosom yang tidak

    menyatu dengan nukleus anakan pada saat pembelahan sel di erythropoietic blast

    cell. Micronucleus ini dapat berubah menjadi MNPCEs dan akan digambarkan

    sebagai kerusakan kromosom (Aardema, et al, 2001;Hayashi, 1994). Evaluasi

    untuk mengetahui sitotoksisitas eritropietic merupakan suatu metode yang mudah

    dilakukan untuk memantau eritropoiesis. Kejadian dari sedikitnya jumlah PCE

    dibandingkan dengan NCE merupakan indikator yang dapat menggambarkan

    sitotoksisitas yang diinduksi karena terjadinya mutagen (Suzuki,et al, 1989).

    b. SiklofosfamidSiklofosfamid (SIF) merupakan agen sitotoksik pengalkil yang sering

    digunakan sebagai agen antineoplastik pada treatment beberapa tumor seperti

    sarkoma dan karsinoma paru-paru dan kelenjar mammae (Withrow, et al, 2001).

    Dalam penggunaannya, SIF ternyata dapat memberikan efek samping yangserius, antara lain dapat menginduksi terjadinya efek genotoksik, serta terjadinya

    kerusakan pada ginjal (Kopecna, 2001) dan hepar (Gustafsson, et al, 1996). Efek

    sitotoksik dapat dihasilkan dari reaksi metabolit yang mengalkilasi DNA dan

    membentuk berbagai macam DNA yang dapat mengganggu struktur atau fungsi

    DNA (Hales, 1982), serta menyebabkan kerusakan kromosom dan mikronuklei

    (Madle,1982;Moore,1995). Penggunaan antioksidan dapat mengurangi terjadinya

    efek samping yang berkaitan dengan treatment siklofosfamid. Selain itu, terapi

    yang dilaksanakan dapat lebih efisien serta nyaman.

    Siklofosfamid sudah digunakan secara klinik untuk mengobati penyakitganas selama lebih dari 30 tahun. Merupakan agen antikanker yang paling

  • 5/24/2018 BIOAN Genotoksik jadi

    4/10

    Uji Aktivitas Ekstrak Etanolik Daun Dandelion ...4

    bermanfaat dan digunakan secara luas sebagai imunosupressan. Siklofosfamid

    awalnya dalam bentuk inaktif sampai dimetabolisme oleh hati menjadi metabolit

    4-hidroksisiklofosfamid dan kemudian pecah membentuk senyawa pengalkil

    yaitu fosforamid mustard (MJ, 1991). Efek dari siklofosfamid dan ketigametabolitnya yaitu nitrogen mustard, acrolein, dan selain nitrogen mustard (nor-

    nitrogen mustard) pada pemutusan kromosom dan SCE (sister chromatid

    exchange) dianalisis secara invitro dengan dan tanpa adanya sistem metabolit

    teraktivasi (liver S9), dan ternyata metabolit dari siklofosfamid lebih aktif dalam

    menginduksi SCE. Selain itu, acrolein merupakan metabolit siklofosfamid

    memiliki toksisitas yang paling tinggi dalam proses proliferasi sel dan juga lebih

    aktif dalam menginduksi pemutusan kromosom (W, et al., 1980).

    c. Dandelion (Taraxacum offi cinaleWeber)(Taraxacum officinale) adalah herba asli dari Eropa yang tanamannya

    tetap menghijau di musim apapun. Herba ini sudah tersebar di lebih dari 60

    negara di seluruh dunia (Holm et al., 1997). Kandungan alami pada dandelion

    yaitu beberapa senyawa flavonoid, termasuk di dalamnya adalah asam kafeat,

    asam klorogenat, luteolin, dan luteoin 7-glikosida yang berhasil diisolasi

    (Williams et al., 1996). Asam fenolat dan flavonoids dapat diekstraksi dari akar

    dandelion maupun dari ramuan jus dan dideteksi dengan menggunakan HPLC/

    spektrometri massa. Dari 43 senyawa yang dideteksi, diantaranya adalah asam 5

    mono- dicaffeoylquinic, 5 derivat asam tartrat, 8 flavon and 8 flavonol glycoside

    yang dikarakterisasi berdasarkan spectrum UV dan reaksi fragmentasinya, namun

    senyawa yang paling mendominasi adalah asam chicorat (asam dicaffeoyltartrat)

    (Katrin et al., 2004). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Williams dkk

    (1996), ditemukan adanya senyawa flavonoid, termasuk di dalamnya adalah asam

    kafeat, asam klorogenat, luteoin, dan luteoin 7-glikosida yang berhasil diisolasi

    dari dandelion. Penelitian yang lain menemukan adanya kandungan asam

    kumarat dan flavonoid yang diidentifikasi dari bunga dandelion.

    Kandungan flavonoid pada dandelion dapat berfungsi sebagai

    antioksidan. Williams dkk (1996) dalam paper nya mengemukakan dandelion

    dapat berfungsi sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan pada dandelion sudah

    didemonstrasikan secara in vitro oleh Hu dan Kits (2005) maupun secara in vivooleh Cho dkk (2003). Kandungan flavonoid pada ekstrak bunga dandelion

    (Dandelion Flower Extract) terbukti dapat menekan superoksida dan hidroksi

    radikal yang selanjutnya diketahui dapat menghambat hidroksi radikal secara

    spesifik maupun nonspesifik. DFE juga dapat mengurangi produksi nitrit oksida

    dari lipopolisakarida bakteri yang menstimulasi makrofag RAW264 milik tikus.

    Hal ini disimpulkan bahwa DFE memiliki efek antioksidan baik secara biologis

    maupun kimiawi. Efikasi penghambatan oksigen reaktif dan nitrit oksida

    dipengaruhi oleh kandungan fenolik yang terdapat di dalam DFE (Hu dan Kitts,

    2003).

  • 5/24/2018 BIOAN Genotoksik jadi

    5/10

    Uji Aktivitas Ekstrak Etanolik Daun Dandelion ...5

    Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ung-kyu Choi dkk (2009) diperoleh

    hasil bahwa daun dandelion terbukti dapat mencegah perkembangan dari MDA

    (Malonedialdehyde; produk peroksidasi lipid) yaitu indeks yang menyatakan

    level radikal bebas oksigen dan diperoleh hasil yang signifikan bahwa daundandelion dapat menurunkan kandungan MDA pada liver. Hasil penelitian yang

    dikemukakan oleh Liu dkk (2008) dibuktikan bahwa ekstrak dandelion tidak

    hanya meningkatkan ADH (alcohol dehidrogenase) dan aktivitas enzim

    antioksidan, namun juga mampu mereduksi peroksidasi lipid. Aktivitas enzim

    CYP 2E1 yang menurun karena konsumsi alcohol menjadi meningkat setelah

    diberi ekstrak dandelion, sehingga disimpulkan bahwa ekstrak dandelion dapat

    melindungi liver dengan mengatenuasi oxidative stress dan respon inflamasi.

    H.METODE PELAKSANAAN1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

    a. Waktu penelitian: bulan Maret-April 2013b. Tempat penelitian:

    i. Laboratorium Analisis Klinik Fakultas Farmasi UGMii. Laboratorium Imunologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM

    iii. Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi UGM2. Definisi Variabel Operasional

    a. Variabel bebas : berbagai konsentrasi ekstrak etanolik daun dandelion.b. Variabel tergantung : jumlah MNPCE yang teramati.c. Variabel terkendali : galur, jenis kelamin, dan berat badan hewan uji,

    lingkungan hidup, perlakuan terhadap hewan uji, waktu pemanenan tumbuhan,

    cara pembuatan ekstrak.

    3. Bahan Penelitiana. Bahan uji dan bahan ekstraksi

    Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari koleksi CCRC

    Farmasi UGM melalui proses maserasi menggunakan pelarut etanol 70%.

    b. Subyek ujiHewan uji yang digunakan adalah mencit albino (Mus musculus) jantan galur

    Balb-c berumur 8-10 minggu dengan berat badan sekitar 25-30 gram dari UnitPengembangan Hewan Percobaan UGM yang kemudian dipelihara dalam

    kandang plastik dengan alas sekam di Laboratorium Farmakologi dan

    Toksikologi Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta.

    c. Bahan perlakuan subyek ujiBahan yang digunakan untuk perlakuan hewan uji adalah CMC Na (E. Merck)

    sebagai bahan pensuspensi ekstrak simplisia, akuades, dan agen kemoterapi

    siklofosfamid.

    d. Bahan untuk penetapan MNPCEBahan yang digunakan untuk pemeriksaan MNPCE adalah reagen Giemsa,

    Phosphate Buffer saline (PBS) (Sigma), NaCl fisiologis.

  • 5/24/2018 BIOAN Genotoksik jadi

    6/10

    Uji Aktivitas Ekstrak Etanolik Daun Dandelion ...6

    4. Alata. Perlakuan subyek uji : kandang tikus, sarung tangan, masker, cassetteuntuk

    memproses jaringan, bedding, kertas saring, kapas, staining jars, spuit injeksi

    oral 1 mL dan 3 mL (Terumo, Japan), blender, corong kaca, labu erlenmeyer,labu takar, pipet tetes, timbangan analitik (Chyo Jupiter C3, 100MD), neraca

    elektrik (Shimazu, type LS-6DT).

    b. Penetapan MNPCE: alat bedah, slide mikroskop, mikroskop5. Prosedur Pelaksanaan

    a. Perlakuan terhadap hewan uji (Penanggung jawab: Anggit dan Prisnu)ii.Tikus jantan galur Swiss umur 10 minggu, berat badan sekitar 25-30 gram

    ditempatkan dalam kandang terpisah dengan suhu 28-32C, kelembaban nisbi98% dan cahaya diatur dengan 12 jam terang dan 12 jam gelap dalam

    ruangan berventilasi cukup. Pakan tikus berupa pellet dan minum dari airledeng yang masing-masing diberikan secara ad libitum. Tikus diadaptasikan

    di kandang percobaan selama satu minggu sebelum diberi perlakuan. Berat

    badan tikus ditimbang secara setiap hari selama percobaan berlangsung.

    iii.Hewan uji dikelompokkan menjadi 6 kelompok (Gambar 3), yaitu kelompoktanpa perlakuan, kelompok perlakuan ekstrak dosis I, kelompok perlakuan

    ekstrak dosis II, kelompok perlakuan siklofosfamid, kelompok perlakuan

    ekstrak dosis I yang diikuti pemberian siklofosfamid, dan kelompok

    perlakuan ekstrak dosis II yang diikuti pemberian siklofosfamid. Jumlah

    masing-masing tikus pada tiap kelompok adalah 3 ekor.

    a)Kelompok Isebagai kelompok tanpa perlakuan.b)Kelompok II sebagai kelompok perlakuan ekstrak dosis I, diberikan

    ekstrak etanolik daun dandelion dengan dosis 75 mg/kgBB dalam pelarut

    CMC-Na 0,5% secara peroral selama 7 hari.

    c)Kelompok III sebagai kelompok perlakuan ekstrak dosis II, diberikanekstrak etanolik daun dandelion dengan dosis 150 mg/kgBB dalam pelarut

    CMC-Na 0,5% secara peroral selama 7 hari.

    d)Kelompok IV sebagai kelompok perlakuan siklofosfamid, diberikanlarutan siklofosfamid dengan dosis 40 mg/kgBB secara intraperitoneal 2

    hari terakhir sebelum mencit dikorbankan, yaitu pada hari ke-6 dan ke-7.e)Kelompok V diberikan ekstrak etanolik daun dandelion dosis 75

    mg/kgBB selama 7 hari yang diikuti pemberian siklofosfamid pada 2 hari

    terakhir sebelum mencit dikorbankan, yaitu pada hari ke-6 dan ke-7

    dengan selang waktu pemberian 1,5 jam setelah diberi ekstrak daun

    dandelion.

    f) Kelompok VI diberikan ekstrak etanolik daun dandelion dosis 150mg/kgBB selama 7 hari yang diikuti pemberian siklofosfamid pada 2 hari

    terakhir sebelum mencit dikorbankan, yaitu pada hari ke-6 dan ke-7

    dengan selang waktu pemberian 1,5 jam setelah diberi ekstrak daundandelion.

  • 5/24/2018 BIOAN Genotoksik jadi

    7/10

    Uji Aktivitas Ekstrak Etanolik Daun Dandelion ...7

    Tiap mencit diberi perlakuan setiap hari sesuai dengan Gambar 3 selama 7

    hari. Pada hari ke-7 diambil sampel darah tepi (dari ekor mencit). Pada

    hari ke-8 dilakukan pembedahan untuk mengambil bone marrow mencit

    kemudian ditetapkan jumlah MNPCE-nya dengan reagen Giemsa

    Keterangan : Ekstrak daun dandelion 75mg/kgBB p.o

    Ekstrak daun dandelion 150mg/kgBB p.o

    Siklofosfamid 40mg/kgBB i.p

    Gambar 3. Desain Perlakuan

    b. Penetapan jumlah MNPCE pada darah tepi dan bone marrowPada hari kedelapan, semua mencit dibunuh dengan cara dislokasi leher,

    kemudian dibedah untuk diambil kedua tulang pahanya. Sumsum tulang diambil

    dengan menggunakan spet yang berisi 1 ml NaCl fisiologis kemudian

    disentrifugasi pada kecepatan 1000 rpm selama 10 menit. Supernatan yang

    dihasilkan dibuang dengan menggunakan pipet tetes, sedangkan endapannya

    digunakan sebagai sediaan sel. Sediaan sel kemudian dibuat preparat apus pada

    gelas objek, dengan cara meneteskan sediaan sel pada gelas objek kemudian

    diratakan dengan desckglasser pada derajat kemiringan 45o. Selanjutnya

    preparat apus dikeringkan pada suhu kamar dan difiksasi dengan metanol

    absolut selama 10 menit. Setelah kering kemudian dicelupkan dalam larutan

    pewarna Giemsa 20% selama 30 menit.

    6. Analisis Hasil (Penanggung jawab: Desi dan Fajar)Preparat apus setelah terwarnai, kemudian diamati jumlah sel eritrosit polikromatik

    bermikronukleus (MNPCE) di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000 kali untuksetiap 1000 sel eritrosit polikromatik (PCE). Apabila hasil yang diperoleh dari

    Hari Ke-

    1 2 3 4 5 6 7

    Kel. I

    Kel. II

    Kel. III

    Kel. IV

    Kel. V

    Kel. VI

  • 5/24/2018 BIOAN Genotoksik jadi

    8/10

    Uji Aktivitas Ekstrak Etanolik Daun Dandelion ...8

    pengamatan mikroskopik preparat apus kurang jelas, maka preparat difiksasi kembali

    menggunakan etanol 30, 50, 70 dan 80% serta etanol absolut secara bertingkat

    masing-masing selama 10 menit. Pada setiap akhir proses fiksasi menggunakan etanol

    preparat dicuci dengan air mengalir. Sebagai langkah terakhir preparat difiksasidengan menggunakan xylol selama 10 menit. Kemudian preparat dicuci dengan air

    mengalir dan dikeringka kembali pada suhu kamar. Preparat kemudian diamati

    kembali di bawah mikroskup dengan perbesaran 1000 kali untuk setiap 1000 sel

    eritrosit polikromatik (PCE).

    7. Skema Pelaksanaan Kegiatan

    8. Jadwal Pelaksanaan KegiatanTahap Kegiatan

    Bulan Maret Bulan April

    I II III IV I II III IV

    Tahap Persiapan

    Pengumpulan Alat dan Bahan Tahap Pelaksanaan

    Preparasi Hewan Uji

    Perlakuan Hewan Uji

    Perhitungan MNPCE

    Tahap Penyelesaian

    Pengumpulan Data

    Analisis Hasil UjiPenyelesaian dan Pengumpulan Laporan Akhir

    I. DAFTAR ALAT DAN BAHAN YANG DIBUTUHKANNama Alat/Bahan Sudah Tersedia Belum Tersedia

    Alat

    kandang tikus

    sarung tangan

    masker

    spuit injeksi oral 1mL & 3mL

    corong kacalabu erlenmeyer

    Pre arasi Alat dan Bahan Pre arasi Hewan U i

    Perlakuan Hewan Ujiden an Ekstrak

    Perhitun an MNPCE

    Analisis Data

  • 5/24/2018 BIOAN Genotoksik jadi

    9/10

    Uji Aktivitas Ekstrak Etanolik Daun Dandelion ...9

    labu takar

    pipet tetes

    timbangan analitik

    neraca elektrikalat bedah

    slide mikroskop

    mikroskop

    Bahan

    CMC Na

    Akuades

    siklofosfamid.

    reagen Giemsa

    Phosphate Buffer saline (PBS)

    NaCl fisiologis

    J. DAFTAR PUSTAKAAardema, M.J, Kirsch-Volders, M. 2001. The In Vitro Micronucleus Assay. In: Choy,

    W.N., Ed.Genetic Toxicology and Cancer Risk Assessment. Informa

    Healthcare, New York. Hlm.163-186.

    Asmino, Diponegoro, M.H., Soendoko, R. 1985. Masalah Kanker di Indonesia.

    Yayasan kanker wisnu wardhana.

    Gustafsson, L.L, et al. 1996. Cyclophosphamide-induced Acute Liver Failure

    Requiring Transplantation in A Patient with Genetically Deficient

    Debrisoquine Metabolism: A Casual Relationship?. J. Intern. Med. 240:311-

    314.

    Hales, B.F. 1982. Comparison of The Mutagenecity and Teratogenecity of

    Cyclophosphamide and Its Active Metabolite, 4-Hidroxycyclophosphamide,

    Phosphoramide Mustard and Acrolein. Cancer Res. 42:3016-3021.

    Hayashi, M., et al. 1994. In Vivo Rodent Erytrocyte Micronucleus Assay. Mutat. Res.

    312:293-304.

    Hu, et al. 2005. Dandelion (Taraxacum officinale) flower extract suppresses both

    reactive oxygen species and nitric oxide and prevents lipid oxidation in vitro.

    ELSEVIER. 12(8):588-597.Juchlmluk J, Maluszynka J. 2005. Transformed Roots of Crepis Capilallaris- a

    Sensitive System for The Evaluation of The Dastogenicity of Abiotic Agents.

    Mutat Res. 566:129-138.

    Kopecna, L. 2001. Late Effects of Anticancer Therapy on Kidney Function in

    Children with Acute Lymphoblastic Leukemia. Bratisl.Lek.Listy. 102:357-

    360.

    Krishna, G., Hayashi, M. 2000. In Vivo Rodent Micronucleus Assay: Protocol,

    Conduct, and Data Interpretation.Mutat. Res. 9:527-549.

  • 5/24/2018 BIOAN Genotoksik jadi

    10/10

    Uji Aktivitas Ekstrak Etanolik Daun Dandelion ...10

    Liu, et al. 2008. Protective Effect of Dandelion Extracts on Ethanol-Induced Acute

    Hepatotoxicity in C57BL/6 Mice. Journal of Food and Nutrition. 13(4):269-

    275.

    Madle, E., et al. 1986. Species Difference in Mutagenecity Testing II SisterChromatid Exchange and Micronucleus Induction In Rats, Mice, and

    Chinesse Hamster Treated with Cyclophosphamide.Mutagenesis. 1:419-422.

    Moore, F.R, et al. 1995. An In Vivo/ In Vitro Method for Assesing Micronucleus and

    Chromosome Abberation Induction in Rat Bone Marrow and Spleen 1.

    Studies with Cyclophosphamide.Mutat. Res. 335:191-199.

    MJ. 1991. Clinical Pharamacokinetics of Cyclophosphamide. Clinical

    Pharmacokinetics. 20(3):194-208.

    Permadi, Adi. 2008.Membuat Kebun Tanaman Obat. Pustaka Bunda. Jakarta.

    Saleh J., Ahmad K. (2010). Clastogenic Studies on Tandaha Dam Water in Asser. J.Black Sea/ Mediterranean Environment. 16(1):33.

    Schmid, W. 1975 . The micronucleus Test.Mutation Res. 31:9-15.

    Schtz, et al. 2004. Characterization of Phenolic Acids and Flavonoids in Dandelion

    (Taraxacum officinale WEB. ex WIGG.) Root and Herb by High-

    Performance Liquid Chromatography/Electrospray Ionization Mass

    Spectrometry.Rapid Communications in Mass Spectrometry. 19(2):179-186.

    Shahrim, Z., et al. 2006. The In Vivo Rodent Micronucleus Assay of Kacip Fatimah

    (Labisia Punila) Extract. Tropical Biomedicine. 23(2):214.

    Shibuya, K. et al. 2000. Global and Regional Estimates of Cancer Mortality and

    Incidence by Site: II. Results for The Global Burden of Disease.BMC

    Cancer.2:37-62.SJ, et al. 2003. Effect of Dandelion (Taraxacum officinale) Leaf Extracts on Hepatic

    Antioxidative System in Rats Fed High Cholesterol Diet. Journal of the

    Korean Society of Food Science and Nutrition. 32(3):458-463.

    Suzuki, Y., et al. 1989. The Micronucleus Test And Erythropoiesis. Effect of

    Erythropoietin and A Mutagen on The Rasio of Polychromatid to

    Normochromatic Erythocytes (P/N Ratio).Mutagenesis. 4:420-424.

    W, et al. 1980. Cytogenetic toxicity of cyclophosphamide and its metabolites in vitro.

    Cytogenet Cell Genet. 24(2-4):108116.WHO. 2013. Cancer. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs297/en/. Diakses

    pada tanggal 26 Februari 2013.

    Withrow, S.J., et al. 2001. Small Animal Clinical Oncology. 3rdEdn. W.B. Saunders,

    Philadelphia. USA.

    Yatim, W. 1986. Genetika. Penerbit Tarsito. Bandung.

    You, et al. 2010. In vitro and in vivo Hepatoprotective Effects of the Aqueous Extract

    from Taraxacum officinale (dandelion) Root Against Alcohol-induced

    Oxidative Stress.ELSEVIER. 48(6):1632-1637

    Zhang, et al. 2008. Pancreatic Lipase Inhibitory Activity of Taraxacum officinale In

    vitro and In Vivo.Nutrition Research and Practice. 2(4):200-203.

    http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs297/en/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs297/en/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs297/en/