Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga...

41
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Operasi Menurut Robbins dan Coulter (2005:8), manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Definisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik, dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Selanjutnya Alam S. (2007:127), mengatakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian kegiatan anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dari batasan pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen merupakan ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Menurut Heizer dan Render (2009:4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan 6

Transcript of Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga...

Page 1: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Manajemen Operasi

Menurut Robbins dan Coulter (2005:8), manajemen adalah proses

pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut

terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Definisi lain

juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas

(termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian,

kepemimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya

organisasi (manusia, finansial, fisik, dan informasi) dengan maksud untuk mencapai

tujuan organisasi secara efisien dan efektif.

Selanjutnya Alam S. (2007:127), mengatakan bahwa manajemen adalah

proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian kegiatan

anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Dari batasan pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen

merupakan ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya

yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Menurut Heizer dan Render (2009:4), manajemen operasi adalah serangkaian

aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah

input menjadi output. Sedangkan menurut Herjanto (2008:2), manajemen operasi

merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa, atau

kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumberdaya produksi menjadi

keluaran yang diinginkan.

Dan Chase, Aquilano, dan Jacobs (2006:6) menyatakan: “Operation

management is defined as the design, operation, and improvement of the system that

create and deliver the firm’s primary products and services”.

Dari ketiga pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen

operasi adalah serangkaian kegiatan untuk mengubah input menjadi output melalui

proses transformasi.

Semua manajer yang baik melaksanakan fungsi-fungsi dasar proses

manajemen. Proses manajemen (management process) terdiri dari perencanaan,

6

Page 2: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

pengorganisasian, pengaturan pekerja, pengarahan, dan pengendalian. Manajer

operasi menerapkan proses manajemen ini pada pengambilan keputusan dalam

fungsi manajemen operasi.

Menurut Melnyk (2002:6), manajemen operasional terintegrasi pada 3

komponen utama yang mendukung dalam proses organisasi, diantaranya :

Customer (Pelanggan)

Customer merupakan seseorang yang selalu mengkonsumsi kebutuhan pada

sistem manajemen operasional. Customer merupakan orang yang memiliki peran

khusus dimana selalu memberikan saran serta pendapat di awal dan di akhir

sistem manajemen operasional paling tidak, perusahaan dengan jelas dapat

diidentifikasikan pada segmen pasar dan pada segmen customer itu sendiri.

Keefektifitas serta keefisienan fungsi manajemen operasional tidak dapat

terstruktur.

Process (Proses)

Sebuah proses dalam perusahaan merupakan hubungan dari semua aktifitas yang

diperlukan untuk mengubah input menjadi output (hasil). Proses

menggambarkan keseluruhan input, aktifitas perubahan, dan output pada

keseluruhan sistem. Hal itu menandakan hal-hal yang dibutuhkan dalam sebuah

kegiatan serta menspesifikasikan bahan apa yang dibutuhkan dan seberapa besar

jumlahnya. Proses juga menggambarkan kegiatan yang diperlukan untuk

mengubah input mejadi output. Pada akhirnya seluruh kegiatan pemeriksaan

dilakukan untuk memastikan bahwa semua memenuhi standar kualitas,

kuantitas, lead time, atau pembagian waktu. Proses manajemen operasional

dapat melibatkan produksi pada sebuah produk atau jasa.

Capacity (Kapasitas)

Saat proses menjelaskan bagaimana sistem manajemen operasional bekerja,

kapasitas mendeterminasikan seberapa besar sistem produksi. Untuk kebanyakan

orang, kapasitas mengartikan seberapa besar dari hasil yang diproduksi

perusahaan, bahkan membatasi hasil per unit dalam satuan waktu.

Menurut Heizer dan Render (2009:56-57), diferensiasi, biaya rendah dan

respons yang cepat dapat dicapai saat manajer membuat keputusan efektif dalam

sepuluh wilayah manajemen operasional. Keputusan ini dikenal sebagai keputusan

7

Page 3: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

operasi (operations decisions). Berikut sepuluh keputusan manajemen operasional

yang mendukung misi dan menerapkan strategi:

1. Perancangan barang dan jasa. Perancangan barang dan jasa menetapkan

sebagian besar proses transformasi yang akan dilakukan. Keputusan biaya,

kualitas dan sumber daya manusia bergantung pada keputusan perancangan.

2. Kualitas. Ekspektasi pelanggan terhadap kualitas harus ditetapkan, peraturan

dan prosedur dibakukan untuk mengidentifikasi serta mencapai standar

kualitas tersebut.

3. Perancangan proses dan kapasitas. Keputusan proses yang diambil membuat

manajemen mengambil komitmen dalam hal teknologi, kualitas, penggunaan

sumber daya manusia dan pemeliharaan yang spesifik. Komitmen

pengeluaran dan modal ini akan menentukan struktur biaya dasar suatu

perusahaan.

4. Pemilihan lokasi. Keputusan lokasi organisasi manufaktur dan jasa

menentukan kesuksesan perusahaan.

5. Perancangan tata letak. Aliran bahan baku, kapasitas yang dibutuhkan,

tingkat karyawan, keputusan teknologi dan kebutuhan persediaan

mempengaruhi tata letak.

6. Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan. Manusia merupakan bagian

yang integral dan mahal dari keseluruhan rancang sistem. Karenanya, kualitas

lingkungan kerja diberikan, bakat dan keahlian yang dibutuhan, dan upah

yang harus ditentukan dengan jelas.

7. Manajemen rantai pasokan. Keputusan ini menjelaskan apa yang harus dibuat

dan apa yang harus dibeli.

8. Persediaan. Keputusan persediaan dapat dioptimalkan hanya jika kepuasan

pelanggan, pemasok, perencanaan produksi dan sumber daya manusia

dipertimbangkan.

9. Penjadwalan. Jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan efisien harus

dikembangkan.

10. Pemeliharaan. Keputusan harus dibuat pada tingkat kehandalan dan stabilitas

yang diinginkan.

Menurut Heizer dan Render (2009:51), perusahaan mencapai misi mereka

melalui tiga cara yakni:

8

Page 4: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

1. Bersaing dalam diferensiasi.

Diferensiasi berhubungan dengan penyajian sesuatu keunikan. Diferensiasi

harus diartikan melampaui ciri fisik dan atribut jasa yang mencakup segala

sesuatu mengenai produk atau jasa yang mempengaruhi nilai.

2. Bersaing dalam biaya.

Kepemimpinan biaya rendah berarti mencapai nilai maksimum sebagaimana

yang diinginkan pelanggan. Hal ini membutuhkan pengujian sepuluh

keputusan manajemen operasi dengan usaha yang keras untuk menurunkan

biaya dan tetap memenuhi nilai harapan pelanggan. Strategi biaya rendah

tidak berarti nilai atau kualitas barang menjadi rendah.

3. Bersaing dalam respons.

Keseluruhan nilai yang terkait dengan pengembangan dan pengantaran

barang yang tepat waktu, penjadwalan yang dapat diandalkan dan kinerja

yang fleksibel. Respons yang fleksibel dapat dianggap sebagai kemampuan

memenuhi perubahan yang terjadi di pasar dimana terjadi pembaruan

rancangan dan fluktuasi volume.

Tiga strategi yang ada masing-masing memberikan peluang bagi para

manajer operasi untuk meraih keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing berarti

menciptakan sistem yang mempunyai keunggulan unik atas pesaing lain. Idenya

adalah menciptakan nilai pelanggan (customer value) dengan cara efisien dan efektif.

Secara umum, kegiatan operasi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan

dengan penciptaan, atau pembuatan barang, jasa atau kombinasinya melalui proses

transformasi dari masukan sumber daya produk menjadi keluaran yang diinginkan.

Umpan balik dari konsumen dan informasi mengenai performa produk dan jasa

tersebut digunakan untuk melakukan penyesuaian yang berkelanjutan terhadap input,

proses transformasi dan output, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1.

9

Page 5: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

Gambar 2.1. Proses Transformasi Input Menjadi Output

Sumber : Reid (2009:3)

Organisasi dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu organisasi

manufaktur dan jasa, masing-masing memiliki tantangan unik pada fungsi

operasinya. Terdapat dua perbedaan utama antara kategori ini. Pertama, organisasi

manufaktur memproduksi barang berwujud yang dapat disimpan sebelum

dibutuhkan. Sedangkan, organisasi jasa tidak dapat memproduksi sebelum

dibutuhkan, karena sifat jasa adalah tidak dapat disimpan. Kedua, dalam organisasi

manufaktur kebanyakan konsumen tidak memiliki kontak langsung dengan kegiatan

operasi, kontak konsumen terjadi lewat distributor dan pedagang eceran, sedangkan

pada organisasi jasa konsumen harus ada ketika jasa tersebut diproduksi.

Namun banyak produk terbentuk dari kombinasi antara barang dan jasa.

Organisasi manufaktur juga menyediakan jasa sebagai bagian dari penawaran mereka

terhadap konsumen, atau juga mengkonsumsi jasa ketika proses distribusi barang,

begitu pula pada organisasi jasa.

Perbedaan antara barang dan jasa ditunjukkan pada gambar 2.2., yang mana

berfokus pada dimensi wujud produk dan tingkat atas kontak dengan konsumen.

10

Page 6: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

Gambar 2.2. Karakteristik Organisasi Manufaktur dan Jasa

Sumber : Reid (2009:6)

2.2. Produksi

Produksi adalah berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya (masukan)

dipergunakan untuk menghasilkan produk (keluaran). Menurut Joesron dan

Fathorrozi (2003), produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi

dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Lebih lanjut Putong (2002)

mengatakan produksi atau memproduksi menambah kegunaan (nilai guna) suatu

barang. Kegunaan suatau barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau

lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi produksi adalah kegiatan perusahaan

dengan mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output dengan biaya

yang minimum.

Menurut Nicholson (2003:50) menyatakan produksi merupakan hasil akhir

dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau

input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi mengandung

hubungan antar tingkat penggunaan faktor-faktor produksi dengan produk atau hasil

yang akan diperoleh. Sehingga produksi merupakan hasil akhir dari proses atau

aktivitas dengan memanfaatkan beberapa masukan alat input. Dengan pengertian ini

dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasikan berbagai input

atau masukan untuk menghasilkan output.

Dari kedua uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa produksi adalah kegiatan

mengubah bahan mentah menjadi barang jadi dengan menciptakan nilai guna pada

11

Page 7: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

produk tersebut. Dalam penelitian ini, produksi akan difokuskan pada biaya

produksi.

Adapun tujuan produksi adalah produktivitas, sedangkan tujuan manajemen

produksi adalah pencapaian produktivitas secara efisien dan efektif (Sukanto

Reksohadiprodjo, 2003:3). Untuk melaksanakan fungsi-fungsi produksi dengan baik,

maka diperlukan rangkaian kegiatan yang akan membentuk suatu sistem produksi.

Sistem produksi merupakan kumpulan dari sub sistem-sub sistem yang saling

berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output produksi

(Arman dan Yudha, 2008:1-2). Jadi tujuan produksi itu sendiri adalah barang dengan

spesifikasi tertentu memenuhi permintaan pelanggan.

Menurut Sofjan Assauri (2004:22) secara umum fungsi produksi terkait

dengan pertanggungjawaban dalam kegiatan mentransformasikan masukan (input)

menjadi keluaran (output) berupa barang atau jasa yang akan memberikan hasil

pendapatan bagi perusahaan. Untuk melakukan fungsi tersebut diperlukan

serangkaian kegiatan yang merupakan keterkaitan dan menyatu serta menyeluruh

sebagai suatu sistem. Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan fungsi produksi dan

operasi ini dilaksanakan oleh beberapa bagian yang terdapat dalam suatu perusahaan,

baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil.

Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi menurut

Mahanam P. Tampubolon, (2004:3) adalah:

1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk

pengolahan masukan (input).

2. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian

yang perlu untuk penetapan dan metode yang akan dijalankan, sehingga

proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

3. Perencanaan, merupakan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan

produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau

periode tertentu.

4. Pengendalian dan pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin

terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga

maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (input)

pada kenyataannya dapat dilaksanakan.

2.2.1. Proses Produksi

12

Page 8: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana

sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada

diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan

atau menambah kegunaan barang atau jasa.

Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana

produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan

menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002:35)

proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah kegunaan suatu

barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.

Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses

produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu

barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja,

mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

Proses produksi pada hakekatnya merupakan proses perubahan (transformasi)

dari bahan/komponen (input) menjadi produk yang lain yang mempunyai nilai.

Proses produksi saat ini berkembang pesat karena kemajuan teknologi dan didorong

oleh usaha untuk meningkatkan kualitas produktivitas dan fleksibilitas produk.

Proses produksi dapat dibedakan baik atas dasar karakterisktik aliran

prosesnya maupun tipe pesanan langganan. Dapat diklasifikasikan ke dalam 5

kategori:

a. Aliran Garis (Line Flow Process)

Aliran garis yaitu penyusunan stasiun kerja berdasarkan urutan operasi

pembuatan produk menurut langkah – langkah standar dalam proses

produksi. Pola Aliran Garis tidak begitu fleksibel dalam memenuhi

perubahan desain dan volume produk. Tapi persediaan diminimalkan,

skeduling tidak ada masalah dan pengendalian kualitas mudah karena hanya

mengikuti arus produk. Pola aliran garis merupakan suatu proses dari bahan

mentah sampai menjadi produk akhir dan urutan operasi – operasi yang

digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa selalu tetap. Line Flow

Process dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu :

Produksi Massa (Mass Production)

Produksi Terus – menerus (Continuous Production)

b. Aliran Intermitern (Job Shop atau Jumbled Flow Process)

13

Page 9: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

Aliran Intermitern adalah suatu proses produksi di mana produk dibuat

menurut aliran terputus – putus atau tidak kontinu. Peralatan dan tenaga kerja

dilekelompokkan dalam pusat kerja menurut jenis pekerjaan. Operasinya

sangat fleksibel terhadap perubahan dalam perubahan volume atau produk,

karena operasi – operasinya menggunakan peralatan serba – guna dan tenaga

kerja berketrampilan tinggi. Namun fleksibilitas ini sering menimbulkan

masalah dalam pengendalian persediaan, penjadwalan dan pengendalian

kualitas serta tidak efisien.

c. Proyek (Project)

Proyek merupakan suatu proses produksi di mana tidak ada aliran produk tapi

setiap proyek mempunyai urutan tertentu dalam proses operasinya. Biasanya

material, peralatan & tenaga kerja dibawa ke lokasi proyek. Serta memiliki

kegiatan awal & akhir dengan batas waktu penyelesaian. Bentuk ini tidak

cocok untuk proses manufacturing karena proyek hanya dikerjakan sekali

saja. Bentuk operasi – operasi proyek digunakan bila ada kebutuhan akan

kreativitas dan kekhususan dalam pembuatan suatu produk.

d. Sistem Manufaktur Fleksibel (Flexible Manufacturing System)

Sistem manufaktur fleksibel merupakan autamated cell untuk menghasilkan

sekelompok komponen, dimana semua komponen butuh proses

manufacturing serupa tapi urutan dari operasi tidak selalu sama. Sistem ini

membutuhkan investasi awal yang besar serta bertujuan untuk memberi

respon secara tepat terhadap keinginan pelanggan terutama terkait dengan

perubahan dalam desain, jumlah dan pelayanan produk.

e. Sistem Manufaktur Tangkas (Agile Manufacture System)

Sistem manufaktur tangkas merupakan suatu sistem yang mengkombinasikan

visi kompetitif dengan kreatifitas dan aplikasi teknologi. Dimana ada 4

dimensi antara lain:

Memperkaya nilai kepada pelanggan,

Bekerjasama dalam meningkatkan daya saing perusahaan,

Mengoperasikan perubahan dan ketidakpastian, dan

Menelaah pengaruh dari informasi.

2.2.2. Biaya Produksi

14

Page 10: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

Menurut Hansen dan Mowen (2002:24), biaya produksi adalah biaya yang

bekaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Sedangkan menurut

Sutrsisno (2001:3), biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah

bahan baku menjadi produk selesai. Biaya ini dikeluarkan oleh departemen produksi

yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik.

Klasifikasi biaya produksi adalah proses pengelompokan secara sistematis

atas keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih

ringkas untuk dapat memberi informasi yang lebih penting. Adapun klasifikasi atau

penggolongan biaya produksi adalah sebagai berikut :

1. Penggolongan biaya menurut obyek pengeluaran

Penggolongan biaya yang paling sederhana adalah penggolongan atas dasar

obyek pengeluaran, yaitu berupa penjelasan mengenai obyek suatu

pengeluaran. Dalam perusahaan manufaktur dapat dibagi menjadi tiga

golongan biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya

overhead pabrik.

2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan

Biaya dapat digolongkan berdasarkan fungsi-fungsi dimana biaya tersebut

terjadi. Pada perusahaan manufaktur terdapat beberapa fungsi, yaitu fungsi

produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan umum, sehingga biaya-

biaya yang terjadi bila dikaitkan dengan fungsi pokok perusahaan manufaktur

tersebut dapat digolongkan menjadi :

Biaya Produksi

Biaya produksi yaitu biaya-biaya yang terjadi untuk pengolahan bahan

baku menjadi produk jadi. Biaya produksi ini terdiri dari biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

Biaya Administrasi dan Umum

Biaya administrasi dan umum yaitu biaya-biaya yang terjadi berkaitan

dengan penyusunan kebijaksanaan dan pengarahan perusahaan secara

keseluruhan atau biaya-biaya yang terjadi untuk mengkoordinasi kegiatan

produksi dan pemasaran produk.

Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan

pemasaran produk. Biaya ini berhubungan dengan usaha untuk

15

Page 11: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

memperoleh pesanan. Untuk memperoleh pesanan, perusahaan

mengeluarkan biaya, seperti biaya iklan, biaya promosi dan biaya gaji

karyawan yang melaksanakankegiatan pemasaran. Sedangkan untuk

memenuhi pesanan, perusahaan mengeluarkan biaya angkutan dari

gudang perusahaan ke gudang pembeli.

3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

Biaya dapat dihubungkan dengan sesuatu yang dibiayai maka biaya-biaya

dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

a. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi dan penyebab satu-satunya

adalah sesuatu yang dibiayai.

b. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan

oleh sesuatu yang dibiayai.

Perbedaan biaya langsung maupun tidak langsung dikaitkan dengan

produk sangat diperlukan bila perusahaan menghasilkan lebih dari satu

macam produk dan manajemen menghendaki penentuan harga pokok per

jenis produk tersebut. Dalam hubungannya dengan produk, biaya

produksi dibagi menjadi tiga unsur, yaitu bahan langsung, biaya tenaga

kerja langsung, dan biaya overhead pabrik ( biaya produksi tidak

langsung ).

4. Penggolongan biaya menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan

volume kegiatan

Di dalam pengendalian biaya dan pengambilan keputusan, biaya ini

digolongkan sebagai :

a. Biaya tetap, yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap tidak terpengaruh

adanya perubahan volume kegiatan dalam batas-batas tertentu.

b. Biaya variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah-ubah sebanding

dengan perubahan volume kegiatan.

c. Biaya semivariabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah tidak

sesuai dengan perubahan volume kegiatan.

5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya

Biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengeluaran modal dan pengeluaran

pendapatan. Pengeluaran modal merupakan biaya yang mempunyai manfaat

lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu

tahun kalender). Sedangkan pengeluaran pendapatan merupakan biaya yang

16

Page 12: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran

tersebut.

Tujuan dalam penentuan biaya produksi, yaitu :

1. Untuk menetapkan jumlah biaya produksi secara tepat.

Bukti-bukti transaksi untuk mendukung adanya pengeluaran biaya

dikumpulkan dan digunakan sebagai dasar pencatatan atas terjadinya biaya.

Jumlah yang berhubungan dengan biaya produksi dikumpulkan dan dicatat

tersendiri sebagai dasar penentuan biaya produksi. Pengumpulan bukti,

pencatatan dan penentuan atas terjadinya biaya produksi yang tepat akan

menghasilkan penetapan biaya produksi yang tepat pula.

2. Membantu manajemen mengadakan pengendalian biaya yang tepat.

Adanya pengumpulan bukti transaksi, pencatatan dan penentuan biaya

produksi yang tepat dapat membantu manajemen mengadakan pengawasan

atas pengeluaran biaya tersebut. Pengawasan tersebut dengan

membandingkan antara biaya yang sesungguhnya dan biaya yang ditentukan

di muka atau standar yang kemudian dapat diambil kebijaksanaan tindakan

apabila timbul penyimpangan dari standarnya.

3. Membantu manajemen dalam pengambilan keputusan jangka pendek.

Perhitungan biaya produksi pada perusahaan yang semakin kompleks,

menjadi alat yang tidak dapat ditinggalkan oleh manajemen. Harga pokok

dinilai sebagai suatu ukuran efisiensi dari kegiatan produksi perusahaan.

Tujuan penetapan biaya produksi yang lain bagi perusahaan yaitu untuk

membantu pengambilan keputusan baik dalam hal pembelian bahan baku,

pembelian mesin dan alat perlengkapan baru perusahaan, serta menentukan

harga jual dan untuk menentukan dasar-dasar keuntungan yang dicapai

perusahaan.

2.3. Permintaan

Pada umumnya kebutuhan manusia mempunyai sifat yang tidak terbatas,

sedangkan alat pemuas kebutuhan itu sifatnya terbatas. Jadi tidak semua kebutuhan

akan terpenuhi. Kebutuhan seseorang dikatakan terpenuhi apabila ia dapat

mengkonsumsi barang/jasa yang ia butuhkan. Sementara itu, yang dimaksud dengan

17

Page 13: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan

mengkonsumsikan barang dan jasa.

Menurut Suhartati dan Fathurrozi (2002) juga memaparkan pengertian

permintaan dari kacamata ilmu ekonomi yaitu berbagai jumlah barang dan jasa yang

diminta pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Definisi ini

menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga,

artinya dalam berbagai tingkat harga terdapat sejumlah barang yang diminta.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa permintaan

adalah jumlah barang yang diminta konsumen pada suatu waktu, yang didukung oleh

daya beli. Daya beli adalah kemampuan konsumen untuk membeli sejumlah barang

yang diinginkan, biasanya dinyatakan dalam bentuk uang. Namun demikian daya

beli tersebut juga relatif terbatas seperti halnya sumber-sumber ekonomi lainnya.

Pada perusahaan-perusahaan yang berproduksi dengan sistem make to order,

beberapa aktivitas seperti perakitan akhir dan pembuatan komponen memang dapat

ditunda sampai ada permintaan definitif, namun tetap sebagian aktivitas seperti

penyediaan bahan baku dan kapasitas dilakukan atas dasar perkiraan atau peramalan.

Dengan demikian, dapat dikatakan tidak ada perusahaan yang dapat menghindar dari

kegiatan memperkirakan atau meramalkan permintaan untuk keperluan perencanaan

aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan sebelum permintaan definitif datang dari

pelanggan.

Pada banyak kasus, pola permintaan tidak mudah dipenuhi secara efektif oleh

perusahaan. Sebagai contoh, permintaan yang sifatnya musiman menyebabkan

sebagian dari permintaan tersebut terpaksa tidak dapat terpenuhi atau dapat dipenuhi

dengan biaya-biaya yang lebih tinggi. Oleh karena itu perusahaan harus sesering

mungkin secara proaktif mengelola permintaan sehingga menjadi lebih mudah

dipenuhi.

Permintaan pasar terhadap suatu produk ditentukan oleh banyak faktor.

Menurut Rahardja dan Manurung (2004) terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi permintaan suatu barang, yaitu:

1. Harga Barang Itu Sendiri

Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan konsumen

terhadap barang itu akan bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika harga suatu

barang semakin mahal, maka permintaan konsumen terhadap barang itu akan

menurun. Hal ini membawa kita ke hukum permintaan, yang menyatakan

18

Page 14: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

“Bila harga suatu barang naik, cateris paribus, maka jumlah barang yang

diminta akan berkurang, dan sebaliknya”.

2. Harga Barang Lain Yang Terkait

Harga barang lain juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, tetapi

kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua

macam barang dapat bersifat substitusi (pengganti) dan bersifat komplemen

(pelengkap).

3. Tingkat Pendapatan Per Kapita

Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi

tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap

suatu barang meningkat.

4. Selera atau Kebiasaan Konsumen

Selera atau kebiasaan konsumen juga dapat mempengaruhi permintaan suatu

barang. Selera konsumen dapat disebabkan oleh perubahan umur, perubahan

pendapatan, perubahan lingkungan, dan sebagainya.

5. Jumlah Penduduk

Permintaan suatu barang berhubungan positif dengan jumlah penduduk.

Semakin banyak jumlah penduduk, maka kebutuhan akan bertambah,

sehingga permintaan terhadap barang akan meningkat.

6. Perkiraan Harga di Masa Mendatang

Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik di masa

mendatang, maka sebaiknya kita membeli barang itu sekarang, sehingga

mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat

belanja di masa mendatang.

7. Distribusi Pendapatan

Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah,

sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.

8. Usaha-Usaha Produsen Meningkatkan Penjualan

Dalam perekonomian yang modern, bujukan para penjual untuk membeli

barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Seperti

halnya iklan, memungkinkan masyarakat untuk mengenal suatu barang baru

atau menimbulkan permintaan terhadap barang tersebut. Untuk barang-

barang yang sudah lama, pengiklanan akan mengingatkan orang tentang

adanya barang tersebut dan menarik minat untuk membeli. Promosi penjualan

19

Page 15: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

lainnya, seperti pemberian hadiah kepada pembeli dan potongan harga

apabila membeli suatu barang.

2.4. Peramalan

Menurut Heizer dan Render (2009:162), peramalan (forecasting) adalah seni

atau ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan

dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa

mendatang dengan suatu bentuk model matematis. Hal ini bisa juga merupakan

prediksi intuisi yang bersifat subjektif. Hal ini pun dapat dilakukan dengan

menggunakan kombinasi model matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan

yang baik dari seorang manajer.

Selanjutnya Schroeder (2007:214), mengatakan bahwa “Forecasting is the

art and science of predicting future events. Until the last decade, forecasting was

largely an art, but it has now become a science as well.” Yang artinya, peramalan

merupakan suatu seni dan ilmu untuk memprediksi masa yang akan datang. Sampai

masa sepuluh tahun terakhir, sebagian besar dari peramalan adalah sebuah seni,

namun saat ini peramalan juga menjadi sebuah ilmu.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa peramalan berkaitan dengan

upaya untuk memperkirakan apa yang terjadi dimasa depan, berbasis pada metode

ilmiah (ilmu dan teknologi) serta dilakukan secara sistematis. Serta peramalan itu

adalah kegiatan yang bersifat teratur, berupa memprediksi masa depan dengan

menggunakan tidak hanya metode ilmiah namun juga mempertimbangkan hal-hal

yang bersifat kualitatif (perasaan, pengalaman dan lain-lain).

Berikut adalah penjelasan mengenai peramalan yang diklasifikasikan

berdasarkan horizon waktu masa depan yang dilingkupinya menurut Render (2009),

yaitu:

1. Peramalan jangka pendek,

Peramalan ini meliputi jangka waktu hingga satu tahun, tetapi umumnya

kurang dari tiga bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan

pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja, dan

tingkat produksi.

2. Peramalan jangka menengah,

Peramalan jangka menengah atau intermediate umumnya mencakup hitungan

bulan hingga tiga tahun. Peramalan ini bermanfaat untuk merencanakan

20

Page 16: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas, serta

menganalisis bermacam-macam rencana operasi.

3. Peramalan jangka panjang.

Peramalan ini umumnya untuk perencanaan masa tiga tahun atau lebih.

Peramalan jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk baru,

pembelanjaan modal, lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan

pengembangan (litbang).

Terdapat dua pendekatan umum untuk peramalan sebagaimana ada dua cara

mengatasi semua model keputusan. Pendekatan yang satu adalah analisis kuantitatif

dan pendekatan lain adalah analisis kualitiatif.

1. Peramalan kuantitatif (quantitative forecast) menggunakan model matematis

yang beragam dengan data masa lalu dan variabel sebab akibat untuk

meramalkan permintaan.

2. Peramalan subjektif atau kualitatif (qualitative forecast) menggabungkan

faktor, seperti intuisi, emosi, pengalaman pribadi, dan sistem nilai pengambil

keputusan untuk meramal.

Menurut Heizer dan Render (2009:164), organisasi pada umumnya

menggunakan tiga tipe peramalan yang utama dalam perencanaan organisasi di masa

depan:

1. Peramalan ekonomi (economic forecast), menjelaskan siklus bisnis dengan

memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk

membangun perumahan, dan indikator perencanaan lainnya.

2. Peramalan teknologi (technological forecast), memperhatikan tingkat

kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik,

yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.

3. Peramalan permintaan (demand forecast), merupakan proyeksi permintaan

suatu produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga

peramalan penjualan, yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem

penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan

sumber daya manusia.

21

Page 17: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

Menurut Heizer dan Render (2009:168), peramalan memiliki dua model yang

terdiri dari masing-masing metode yaitu:

1. Model deret waktu

Model deret waktu membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan

merupakan fungsi dari masa lalu. Dengan kata lain, mereka melihat apa yang

terjadi selama kurun waktu tertentu dan menggunakan data masa lalu tersebut

untuk melakukan peramalan.

2. Model asosiatif

Model asosiatif (hubungan sebab akibat), seperti regresi linier,

menggabungkan banyak variabel atau faktor yang mungkin mempengaruhi

kuantitas yang sedang diramalkan.

2.5. Perencanaan Kapasitas

Menurut Chase dan Jacobs (2005:430), kapasitas adalah kemampuan untuk

menampung, menerima, menyimpan, atau mengakomodasi. Dalam pandangan bisnis

secara umum, kapasitas sering dilihat sebagai jumlah output yang dapat dicapai

sebuah sistem selama periode waktu tertentu. Dalam industri manufaktur, kapasitas

diartikan sebagai jumlah yang dapat diproduksi oleh mesin dalam suatu ukuran

waktu.

Berikut adalah jenis perencanaan menurut horizon waktu, seperti yang

terlihat pada gambar 2.3. berikut ini.

Gambar 2.3. Dimensi Waktu Strategi Perencanaan Kapasitas

Sumber: Brown (2001:184)

22

Page 18: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

Keputusan yang diambil oleh seorang manajemen operasi dalam

merencanakan kapasitas akan memberikan beberapa pengaruh yang berbeda terhadap

kinerja. Menurut Pycraft (2000:379), pengaruh-pengaruh tersebut antara lain adalah

biaya, pendapatan, modal kerja, kualitas, dan kecepatan dalam merespon kebutuhan

pasar. Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan melaksanakan

perencanaan kapasitas harus mempertimbangkan pengaruhnya pada keempat aspek

tersebut.

Menurut Greasley (2008:67), terdapat 3 strategi utama dalam perencanaan

kapasitas yaitu:

Level capacity

Chase capacity

Demand management

Kedua strategi utama yaitu level capacity dan chase capacity adalah

menekankan pada penyesuaian kapasitas terhadap permintaan, jadi variabel yang

diubah-ubah adalah kapasitas, sedangkan pada strategi demand management,

variabel yang diubah adalah permintaan, jadi perusahaan melakukan penyesuaian

permintaan terhadap kapasitas yang dimiliki salah satu caranya dengan menerapkan

marketing mix.

2.6. Perencanaan Agregat

Perencanaan agregat dibutuhkan oleh para manajer operasional untuk

menentukan jalan terbaik dalam meningkatkan kapasitas dan memenuhi permintaan

yang diperoleh dari peramalan dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga

kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan variabel lain

yang dapat dikendalikan dengan tujuan untuk meminimalkan total biaya produksi

(Heizer dan Render, 2009:148). Jadi konsep dari perencanaan agregat menurut

Brown (2000:171) adalah untuk memilih strategi yang dapat menyerap fluktuasi

permintaan secara ekonomis.

Menurut Heizer dan Render (2009:149) input dari perencanaan agregat terdiri

dari 4 hal utama, yaitu sumber daya, peramalan permintaan, kebijakan perusahaan,

dan biaya. Berikut akan dijelaskan masing-masing dari 4 hal tersebut.

Sumber daya, terdiri dari sumber daya manusia dan fasilitas yang dimiliki

perusahaan.

23

Page 19: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

Peramalan permintaan yang diperoleh dari data historis permintaan masa lalu,

yang digunakan untuk memprediksi jumlah permintaan di masa depan.

Kebijakan perusahaan, di dalamnya misalnya adalah subkontrak dengan

perusahaan lain. Kebijakan mengenai tingkat persediaan, pemesanan kembali,

dan melakukan lembur.

Biaya, yang termasuk dalam biaya adalah penyimpanan persediaan, biaya

pemesanan, biaya yang muncul bila melakukan subkontrak, dan biaya lembur

serta biaya bila terdapat perubahan persediaan.

Sedangkan output atau hasil yang diinginkan dari perencanaan agregat adalah:

Meminimalkan besarnya biaya total yang harus dikeluarkan atas perencanaan

yang dibuat.

Proyeksi atas tingkat persediaan, yang termasuk didalamnya adalah

persediaan, output, pekerja, subkontrak, dan pemesanan kembali.

Memaksimalkan tingkat pelayanan konsumen.

Meminimalisir perubahan pada tingkat angkatan kerja dan tingkat produksi.

Memaksimalkan penggunaan atas unit-unit produksi dan perlengkapan

produksi.

Menurut Heizer dan Render (2009:148), perencanaan agregat (aggregate

planning) merupakan suatu pendekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu

produksi pada jangka menengah (biasanya 3 hingga 18 bulan ke depan). Sedangkan

menurut Herjanto (2008:193), perencanaan agregat merupakan jantung dari

perencanaan menengah yang bertujuan untuk mengembangkan suatu rencana

produksi secara menyeluruh yang fisibel dan optimal.

Sedangkan Schroeder (2007:233) mendefinisikan: “Concerned with matching

supply and demand of output over medium time range, up to approximately 12

months into future.” Yang artinya memfokuskan untuk melakukan penyesuaian

antara tingkat produksi yang ditawarkan dengan tingkat permintaan untuk 12 bulan

mendatang.

Selanjutnya Panneerselvam (2012:322) mengatakan aggregate planning is a

process that follows capacity planning, and it uses medium range forecast. The plans

do not necessarily have to be so detailed as to provide spesific instructions for daily

or weekly operations such as loading, sequencing, expediting, and dispatching.

Pengertian tersebut berarti perencanaan agregat merupakan suatu proses yang

24

Page 20: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

mengikuti perencanaan kapasitas, dan menggunakan perkiraan jangka menengah.

Perencanaan ini tidak harus selalu terperinci dalam memberikan instruksi yang

spesifik untuk kegiatan operasi harian atau mingguan seperti memuat, mengurutkan,

ekspedisi, dan pengiriman.

Dari batasan pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa

perencanaan agregat merupakan suatu perencanaan jangka menengah (3 hingga 18

bulan ke depan) yang bertujuan untuk menentukan kegiatan operasi harian atau

mingguan.

Mengapa perencanaan agregat perlu dilakukan? Terdapat 4 poin alasan

pentingnya dilakukan perencanaan agregat, yaitu:

Untuk memaksimalkan penggunaan fasilitas dan meminimalkan resiko

kelebihan penggunaan atas fasilitas dan fasilitas yang menganggur.

Memastikan ketersediaan kapasitas yang cukup untuk memuaskan

permintaan yang diharapkan.

Merencanakan perubahan pada kapasitas produksi yang sistematik untuk

mencapai puncak dan lembah pada kurva permintaan pelanggan.

Memperoleh keluaran yang paling optimum dari sumber daya yang

tersedia.

Menurut Nasution (2003:255) fungsi perencanaan agregat adalah

menyesuaikan kemampuan produksi dalam menghadapi permintaan pasar yang tidak

pasti dengan mengoptimumkan penggunaan tenaga kerja dan peralatan produksi

yang tersedia sehingga total biaya produksi dapat ditekan seminim mungkin. Dan

pendapat tersebut juga didukung oleh Chase (2005:516) yang menyatakan bahwa

fungsi dari perencanaan agregat adalah menentukan kombinasi yang optimal dari

tingkat produksi, jumlah tenaga kerja, dan tingkat persediaan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi dari perencanaan agregat adalah

untuk menentukan perencanaan operasional jangka menengah guna mengoptimalkan

kombinasi penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi

permintaan pasar yang tidak menentu dengan tetap mempertimbangkan efisiensi

biaya.

2.6.1. Pilihan Perencanaan (Planning Options)

Permasalahan perencanaan agregat dapat diselesaikan dengan

mempertimbangkan berbagai keputusan pilihan yang tersedia. Pilihan perencanaan

25

Page 21: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

menurut Heizer dan Render (2009:150) dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu dengan

memodifikasi permintaan dan pilihan kedua adalah memodifikasi kapasitas, berikut

penjelasannya.

a. Pilihan Kapasitas (Capacity Option)

Pilihan kapasitas merupakan pilihan yang tidak berusaha mengubah

permintaan tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam permintaan dengan

mengubah kapasitas yang tersedia. Pilihan kapasitas terdiri dari 5 pilihan,

yaitu:

Mengubah tingkat persediaan.

Dengan cara meningkatkan persediaan selama periode permintaan

rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi di masa mendatang.

Konsekuensinya muncul biaya yang berkaitan dengan penyimpanan.

Meragamkan jumlah tenaga kerja dengan merekrut (hire) atau

memberhentikan (layoff).

Dimana jumlah karyawan disesuaikan dengan tingkat produksi yang

diinginkan. Konsekuensinya adalah moral pekerja dan produktivitas

yang terpengaruh, serta munculnya biaya pelatihan dan perekrutan.

Meragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu kosong.

Dalam pilihan ini jumlah tenaga kerja dijaga tetap konstan, namun

waktu kerja yang diragamkan dengan mengurangi jam kerja ketika

permintaan rendah, dan melakukan lembur ketika permintaan tinggi.

Konsekuensinya muncul upah lembur yang lebih tinggi daripada upah

reguler.

Subkontrak.

Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara dengan

melakukan subkontrak selama periode permintaan tinggi. Pengertian

subkontrak dalam bidang manufaktur adalah melakukan realokasi

kebutuhan produksi antar perusahaan agar memperlancar proses

produksi. konsekuensinya adalah harga yang mahal ataupun kualitas

dari pemasok subkontrak yang tidak sesuai.

Penggunaan karyawan paruh waktu.

Umumnya di sektor jasa dan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja

yang tidak terampil.

b. Pilihan Permintaan (Demand Option)

26

Page 22: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

Pilihan permintaan merupakan pilihan yang berusaha untuk mengurangi

perubahan pola permintaan selam periode perencanaan. Pilihan permintaan

terdiri dari 3 pilihan, yaitu:

Mempengaruhi permintaan.

Kegiatan promosi, iklan, dan diskon digunakan ketika permintaan

sedang rendah. Bagaimanapun iklan khusus, promosi, penjualan, dan

penetapan harga tidak selalu mampu menyeimbangkan permintaan

dengan kapasitas produksi.

Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi.

Tunggakan pesanan adalah pesanan barang atau jasa yang diterima

perusahaan tetapi tidak mampu (secara sengaja atau kebetulan) untuk

dipenuhi pada saat itu. pilihan ini digunakan ketika pelanggan

berkenan menunggu tanpa kehilangan kehendak atas pesanannya.

Namun konsekuensinya adalah bisa berakibat kehilangan penjualan.

Perpaduan produk dan jasa yang counterseasonal (dengan musim

yang berbeda).

Perusahaan mengembangkan produk yang merupakan perpaduan dari

barang counterseasonal. Contohnya perusahaan yang membuat

pemanas dan pendingin ruangan, perusahaan yang menerapkan

pendekatan ini mungkin akan menghadapi produk atau jasa di luar

area keahlian atau di luar target pasar mereka.

2.6.2. Strategi Perencanaan Agregat

Menurut Heizer dan Render (2009:157) perencanaan agregat dapat dilakukan

dengan melakukan pilihan atas 2 strategi, yaitu strategi Chase dan strategi

Penjadwalan Bertingkat (Level Scheduling Strategy). Berikut penjelasan dari masing-

masing strategi.

1. Chase Strategy

Chase Strategy merupakan strategi perencanaan yang menetapkan produksi

sama dengan prediksi permintaan (produksinya disesuaikan dengan

permintaan). Strategi ini mencoba untuk mencapai tingkat output untuk setiap

periode yang memenuhi prediksi permintaan untuk periode tersebut. Sebagai

contoh, manajer operasi dapat mengubah-ubah tingkat tenaga kerja dengan

merekrut atau memberhentikan karyawan, atau dapat mengubah-ubah jumlah

27

Page 23: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

produksi dengan waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh waktu, atau

subkontrak. Banyak organisasi jasa menyukai strategi perburuan ini karena

pilihan persediaan sangatlah sulit atau mustahil untuk diadopsi. Industri yang

telah beralih ke strategi perburuan meliputi sektor pendidikan, perhotelan,

dan konstruksi. Kelebihan dan kekurangan dari Chase Strategy adalah

sebagai berikut:

Kelebihan Chase Strategy:

Investasi pada persediaan rendah

Tingkat penggunaan tenaga kerja yang tinggi (high labor utilization)

Kekurangan Chase Strategy:

Terdapat biaya untuk memperbaiki tingkat keluaran dan/atau tingkat

angkatan kerja

2. Level Scheduling Strategy

Strategi penjadwalan tingkat (level scheduling strategy) adalah rencana

agregat di mana tingkat produksi tetap sama dari periode ke periode

(produksinya konstan). Penjadwalan tingkat mempertahankan tingkat output,

tingkat produksi, atau tingkat tenaga kerja yang konstan pada horizon

perencanaan. Perusahaan seperti Toyota dan Nissan mempertahankan tingkat

produksi mereka pada tingkat yang seragam dan memungkinkan untuk

membiarkan persediaan produk mereka naik atau turun untuk menopang

perbedaan antara jumlah permintaan dan produksi atau menemukan pekerjaan

alternatif bagi karyawan. Filosofi mereka adalah tenaga kerja yang stabil

menciptakan produk dengan kualitas lebih baik, lebih sedikit perputaran

karyawan dan ketidakhadiran, serta karyawan yang lebih berkomitmen

terhadap tujuan perusahaan. Penghematan lain mencakup karyawan yang

lebih berpengalaman, penjadwalan dan pengawasan yang lebih mudah, serta

lebih sedikit pembukaan dan penutupan usaha yang dramatis. Penjadwalan

bertingkat akan bekerja dengan baik ketika permintaan cukup stabil.

Kelebihan dan kekurangan strategi level adalah sebagai berikut:

28

Page 24: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

Kelebihan Level Scheduling Strategy:

Tingkat keluaran dan angkatan kerja yang stabil

Kekurangan Level Scheduling Strategy:

Biaya persediaan yang tinggi

Meningkatkan overtime dan idle time

Utilisasi sumber daya bervariasi dari waktu ke waktu

29

Page 25: Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2013-1... · Web viewDefinisi lain juga diberikan oleh Griffin (2004:27), manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk

2.7. Kerangka Pemikiran

Berikut adalah kerangka pemikiran dalam penelitian ini.

Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran

Sumber : Penelitian

30

Perbandingan jam kerja untuk mendapatkan biaya terendah

Simpulan dan SaranLemburJam kerja regulerSubkontrak

PT. ERIJO BERSAUDARA TEKNIK

Peramalan perkiraan permintaanData historis permintaan

Metode Forecasting

MAD, MSE, dan MAPE untuk mengetahui metode peramalan

terbaik

Pembuatan model perencanaan agregat

Kapasitas produksi

Kapasitas jam kerja

Kapasitas gudang

Perencanaanproduksi agregat

MetodeGrafik

Perbandingan jam kerja untuk mendapatkan biaya terendah

Simpulan dan Saran

Lembur

Reguler

Subkontrak