BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI...

136
BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI EMOSI ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK USIA REMAJA DI MAJELIS TAKLIM MASJID JAMI AL-MARHAMAH DESA TONJONG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh: Siti Romlah NIM: 1113052000028 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

Transcript of BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI...

Page 1: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI EMOSI ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK USIA REMAJA DI MAJELIS TAKLIM MASJID JAMI AL-MARHAMAH DESA

TONJONG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

Siti Romlah NIM: 1113052000028

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

i

BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI EMOSI ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK USIA REMAJA DI MAJELIS TAKLIM MASJID JAMI AL-MARHAMAH DESA

TONJONG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

Siti Romlah NIM: 1113052000028

Pembimbing

Artiarini Puspita Arwan M. Psi

NIP. 19861109 201101 2 016

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 3: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

ii

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Siti Romlah

NIM : 1113052000028

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN

REGULASI EMOSI ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK

USIA REMAJA DI MAJELIS TAKLIM MASJID JAMI AL-

MARHAMAH DESA TONJONG adalah benar merupakan karya

asli saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam

penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan

karya tulis ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam

skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi

ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang

lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya

Jakarta, 15 Juli 2020

Siti Romlah

Page 4: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul BIMBINGAN AGAMA DALAM

MENINGKATKAN REGULASI EMOSI ORANG TUA

YANG MEMILIKI ANAK USIA REMAJA DIMAJELIS

TA’LIM MASJID JAMI’ AL-MARHAMAH DESA

TONJONG. telah diujikan munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tanggal .......... Juni 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program Studi

Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

Jakarta, 13 Juli 2020

Sidang Muinaqasyah

Ketua Sidang

Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si NIP. 19650301 199903 1 001

Sekretaris Sidang Artiarini Puspita Arwan, M.Psi

NIP. 19861109 201101 2 016

Penguji I M. Jufri Halim, M.Si. NIP.19730726201411 1 002

Penguji II Abdul Rahman, M.Si. NIP. 19830711 200701 1 001=

Pembimbing

Artiarini Puspita Arwan, M.Psi

NIP. 19861109 201101 2 016

Page 5: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

iv

ABSTRAK

Siti Romlah (1113052000028) Bimbingan Agama dalam Meningkatkan Regulasi Emosi Orang Tua yang Memiliki Anak Usia Remaja di Majelis Taklim Masjid Jami Al-Marhamah Desa Tonjong dibawah bimbingan Artiarini Puspita Arwan M. Psi. Bimbingan agama merupakan suatu upaya untuk memberikan pertolongan kepada seseorang dalam memecahkan segala persoalan, dengan dilandasi nilai-nilai agama untuk memberikan ketenangan batin, agar seseorang dapat hidup sesuai dengan apa yang telah ditetapkan Allah SWT. Secara bahasa majelis ta’lim adalah tempat untuk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama Islam. Seseorang yang memiliki regulasi emosi dapat mempertahankan atau meningkatkan emosi yang dirasakannya baik positif maupun negatif. Selain itu, seseorang juga dapat mengurangi emosinya baik positif maupun negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan agama dalam meningkatkan regulasi emosi Orang tua yang memiliki anak usia remaja (Studi di Majelis Taklim Masjid Jami Al-Marhamah). Data diperoleh dengan cara pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini diketahui bahwa peran bimbingan agama dengan Regulasi yang terjadi pada orang tua yang memiliki anak usia remaja yang aktif mengikuti bimbingan agama di majelis taklim, dapat disajikan dalam bentuk diagram hubungan sebelum mendapatkan bimbingan agama dan setelah mendapatkan bimbingan agama. Kata Kunci : Bimbingan Agama, Majelis Taklim, Regulasi emosi, orang tua.

Page 6: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

v

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحیم

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang

telah memberikan nikmat dan karunia yang tiada terhingga kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial.

Shalawat serta salam semoga selalu tetap tercurah limpahkan

kepada junjungan alam Baginda Rasulullah SAW karena

berkatnyalah kita semua dapat menjalani kehidupan yang lebih

baik dalam dunia yang sangat penuh dengan Ilmu pengetahuan.

Kepada keluarganya, para sahabatnya. Tabi‟ tabiin, dan kepada

kita semua selaku umatnya yang semoga mendapatkan syafaatnya

di yaumul qiyyamah nanti.

Alhamdulillah, penulis telah dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Bimbingan Agama dalam Meningkatkan Regulasi

Emosi Orang Tua yang Memiliki Anak Usia Remaja di Majelis

Ta’lim Masjid Jami Al-Marhamah Desa Tonjong”. Merupakan

sebuah kebahagiaan serta anugerah yang dirasakan oleh penulis

pada akhirnya karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik pada

waktunya.

Tentunya bukan perkara mudah untuk menyelesaikan skripsi

ini tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu

penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih terkhusus kepada

orang tua atas nama Ibu Ida Farida dan Bapak Ust Subki

Page 7: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

vi

Abdurrahman. Dan kepada sauadara-saudari penulis sendiri yang

selalu menyemangati. Selain itu, penulis juga mengucapkan

rasaterimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto,

M.Ed, Ph.D, Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, MSW,

Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. Sihabudin Noor, MA, serta

Wakil Dekan III Bidang Kemahasiwaan Drs. Cecep

Castrawijaya, MA.

2. Artiarini Puspita Arwan, M. Psi selaku dosen pembimbing.

3. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si. selaku Ketua Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

4. Artiarini Puspita Arwan, M. Psi. selaku Sekretaris Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

5. Drs. M. Luthfi, MA, sebagai dosen Pembimbing Akademik

Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam angkatan 2013.

6. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Segenap Pengurus dan Informan Majelis Taklim Masjid Jami

Al-Marhamah yang telah meluangkan waktunya dan

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian pada skripsi

ini.

8. Terkhusus kepada suami tercinta Kakanda Dery Abdullah yang

selalu mendampingi, menyemangati dan membantu dengan

sabar sampai terselesaikannya skripsi ini.

Page 8: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

vii

9. Seluruh Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juli 2020

Siti Romlah

Page 9: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................... i

PERNYATAAN ..........................................................................ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ....................................... iii

ABSTRAK ................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ...............................................................v

DAFTAR ISI ............................................................................viii

DAFTAR TABEL ..................................................................... xi

DAFTAR TABEL .................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................... 1

B. Identifikasi Masalahan Masalah .............................. 5

C. Batasan Masalah ...................................................... 5

D. Rumusan Masalah .................................................. 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................... 6

F. Tinjauan Kajian Terdahulu....................................... 6

G. Metodologi Penelitian ............................................ 8

H. Sistematika Penulisan ............................................. 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................... 20

A. Landasan Teori ...................................................... 20

1. Pengertian Bimbingan ................................. 20

2. Pengertian Pengajian ................................... 21

Page 10: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

ix

3. Pengertian Agama ......................................... 22

4. Bimbingan Agama ....................................... 24

5. Majelis Taklim ............................................ 29

6. Regulasi Emosi ………………………....... 42

7. Implementasi Agama terhadap

Regulasi Emosi Orang Tua …………...…....... 48

8. Pengasuhan Pada Anak Usia Remaja ......... 50

B. Kerangka Befikir ................................................... 53

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN ... 55

A. Majelis Taklim Masjid Jami Al-Marhamah ........... 55

1. Sejarah Berdiri ............................................ 55

2. Program Kerja ............................................. 56

B. Peranan Majelis Taklim Al-Marhamah .................. 57

C. Data dan Agenda Majelis Taklim Al-Marhamah ... 58

1. Data Penceramah ........................................ 58

2. Agenda Pengajian & Bimbingan Agama .... 59

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................ 60

A. Persiapan & Pelaksanaan Penelitian ...................... 60

1. Persiapan Data Partisipan ......................... 60

2. Pelaksanaan Penelitian .............................. 60

3. Data Partisipan .......................................... 61

B. Temuan Penelitian .................................................. 62

Page 11: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

x

BAB V PEMBAHASAN ....................................................... 71

A. Analisis Data Penelitian ......................................... 71

B. Analisis Inter Subject ............................................. 76

C. Analisis Peran Bimbingan Agama dalam

meningkatkan Regulasi Emosi Orang

tua yang memiliki anak usia remaja

di Majelis Taklim Al-Marhamah ..................... 79

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................. 81

A. Kesimpulan ............................................................ 81

B. Saran ....................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 84

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Matrix Analisis Partisipan

Lampiran 2 Dokumentasi

Lampiran 3 Pertanyaan umum

Lampiran A Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara

Lampiran B Pedoman Wawancara

Lampiran C Pedoman Observasi

Page 12: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Waktu & tempat penelitian ………………………… 61

Tabel 2. Data Partisipan ……………………………………….61

Page 13: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Masjid Jami Al-Marhamah ………...…………… 55

Page 14: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Intelektualitas dan moralitas seorang anak akan mudah

dipengaruhi oleh lingkungan terdekatnya yakni dari sebuah

keluarga. Orang tua memiliki peran dan tanggung jawab yang

sangat dominan dalam mendidik anak remaja sebab di tangan

orang tuanyalah baik dan buruknya akhlak remaja. Pendidikan

dan pembinaan akhlak merupakan hal paling penting dan sangat

mendesak untuk dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas

hidup.

Penerapan pendidikan akhlak pada anak sebaiknya dilakukan

sedini mungkin agar kualitas remaja yang berakhlak mulia

sebagai bekal khusus bagi dirinya, umumnya bagi keluarga,

masyarakat, bangsa dan agama. Persoalan remaja bukanlah

merupakan masalah yang baru, namun hingga kini masih aktual.

Kemajuan kebudayaan melalui pengembangan IPTEK oleh

manusia yang tidak seimbang dengan kemajuan moral akhlak,

telah memunculkan gejala baru berupa krisis akhlak terutama

terjadi dikalangan remaja yang memiliki kondisi jiwa yang labil,

penuh gejolak dan gelombang serta emosi yang meledak-ledak ini

cenderung mengalami peningkatan karena mudah dipengaruhi.

Gejala akhlak remaja yang cenderung kurang hormat terhadap

orang tua, melawan orang tua, terjerumus dalam perilaku sex

bebas, kurang disiplin dalam beribadah, mudah terpengaruh

aliran sesat, pendendam, menjadi pemakai obat-obatan, berkata

Page 15: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

2

tidak sopan, pendusta, tidak bertanggung jawab dan perilaku

lainnya yang menyimpang telah melanda sebagian besar kalangan

remaja.

Oleh karena itu peranan orang tua sebagai pendidik pertama

dan utama dalam menanamkan nilai-nilai akhlak karimah

terhadap para remaja yang bersumberkan ajaran agama Islam

sangat penting dilakukan agar para remaja dapat menghiasi

hidupnya dengan akhlak yang baik sehingga para remaja dapat

melaksanakan fungsi sosialnya sesuai dengan norma agama,

norma hukum dan norma kesusilaan.

Fenomena dan penelitian empirik yang terjadi di kehidupan

keluarga menunjukan ibu memiliki peran penting untuk

mewujudkan keluarga yang diidamkan. Keberadaan seorang Ibu

dalam sebuah rumah tangga sangat berpengaruh dalam hal

pendidikan anak di mana tugas seorang Ibu tidak selesai setelah

mengandung dan melahirkan anaknya. Karena seorang Ibu adalah

madrasah pertama bagi anak-anaknya. Oleh karena itu seorang

ulama mengatakan “Seorang Ibu adalah madrasah (sekolah)

pertama bagi anaknya, jika engkau menyiapkannya niscaya

sekolah tersebut akan bercabang dan penuh kebaikan dan

kemuliaan.1 Didalam Al-quran surat Al-Ahqaf (46) : 15-18 juga

diterangkan bagaimana peran Ibu sebagai sosok pendidik nilai-

nilai pendidikan Islam bagi anak.

Salah satu cara yang dapat membantu meningkatkan

kesejahteraan psikologis ibu dalam mendidik anak adalah melalui

1 Mustafa bin Idrus Al-Khirid, Aku mulia menjadi wanita (Batu : Ponpes

Anwarut Taufiq, 2017),hlm 206

Page 16: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

3

bimbingan dan pengajian keagamaan. Alasannya adalah orientasi

keagaamaan diharapkan mampu mengatasi persoalan-persoalan

kehidupan dengan cara yang positif berdasarkan keyakinan dan

pengetahuan terhadap aspek religi.

Saat ini telah berkembang bimbingan keagamaan baik dalam

setting pendidikan maupun dalam setting kemasyarakatan. Dalam

setting kemasyarakatan salah satunya dalam bentuk lembaga

dakwah. Majelis ta’lim adalah salah satu lembaga dakwah yang

berdiri di tengah-tengah masyarakat Indonesia saat ini disamping

lembaga-lembaga dakwah lainnya. Majelis ta’lim adalah

organisasi pendidikan luar sekolah (non formal) yang bercirikan

keagamaan Islam.2 Salah satu hal yang menjadi tujuan Majelis

ta’lim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama,yang akan

mendorong pengamalan ajaran agama yang diwujudkan dengan

melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan, kontak sosial yakni

silaturrahmi, dan meningkatkan kesadaran dalam kesejahteraan

rumah tangga dan lingkungannya.3 Kegiatan ini biasanya diatur

dan dibina lansung oleh pemuka agama setempat yang bekerja

sama dengan takmir masjid dan masyarakat sekitar. Kemudian

kegiatan ini di sebarluaskan kepada masyarakat dan dilakukan

rutin setiap minggunya. Kegiatan ini antara lain pembacaan

Sholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah, dan

istighosah yang mana di lakukan secara bergilir tiap minggu.

2 Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet.

ke-2 h. 76 3 Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Ta’lim,

(Bandung: Mizan,1997), h. 78

Page 17: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

4

Keberadaan Majelis ta’lim tidak hanya terbatas sebagai

tempat pengajian saja, tetapi menjadi lebih maju lagi menjadi

lembaga yang menyelenggarakan pengajaran atau pengajian

agama Islam. Oleh karena itu Majelis ta’lim menjadi sarana

dakwah pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat Islam

sesuai tuntutan ajaran agama.

Salah satu sasaran kegiatan Majelis ta’lim adalah perempuan

sebagai orang tua. Salah satu tujuan para orang tua melakukan

kajian di Majelis ta’lim, yaitu mendapatkan bimbingan agama di

mana diharapkan dapat mengatur emosi dalam menghadapi anak

atau yang sering disebut regulasi emosi.

Regulasi emosi ini penting untuk dilakukan karena

berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi

dengan orang-orang disekitarnya. Regulasi emosi ini berkaitan

dengan kemampuan individu untuk mengeluarkan emosi yang

tepat dan pada saat yang tepat pula.

Dari uraian di atas, Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-

Marhamah yang berlokasi di Kp Duri Desa Tonjong kecamatan

Tajur Halang menjadikan peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian di Majelis ta’lim tersebut. Penelitian ini ditujukan

untuk mengetahui Bimbingan agama di Majelis ta’lim dalam

meningkatkan Regulasi Emosi orang tua yang memiliki anak

dengan usia remaja. Karena yang sering kita ketahui, bimbingan

agama dalam Majelis ta’lim hanya berdampak pada

meningkatnya ilmu kegamaan para Orang Tua, maka dari itu,

perlu di kaji kembali apakah ada keterkaitannya peran bimbingan

Page 18: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

5

agama dalam meningkatkan regulasi emosi para orang tua yang

memiliki anak usia remaja.

Peneliti ingin membahas penelitian tersebut dengan judul

“Bimbingan Agama dalam Meningkatkan Regulasi Emosi

Orang Tua yang Memiliki Anak Usia Remaja di Majelis

Ta’lim Masjid Jami Al-Marhamah Desa Tonjong”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di

atas maka amat menarik bagi peneliti untuk dijadikan bahan

penelitian dengan identifikasi masalah bagaimana Bimbingan

Agama di Majelis ta’lim dalam meningkatkan Regulasi Emosi

orang tua yang memiliki anak usia remaja.

C. Batasan Masalah

Agar pembatasan skripsi ini lebih terarah dan mempermudah

penelitian maka peneliti membatasi penelitian skripsi ini hanya

difokuskan pada :

a. Bimbingan Agama di Majelis ta’lim Masjid Jami Al-

Marhamah.

b. Penelitian hanya difokuskan pada orang tua yang

memiliki anak usia remaja dan mengikuti bimbingan

agama di Majelis ta’lim.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah

penelitian ini adalah Bagaimana pelaksanaan Bimbingan Agama

Page 19: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

6

di Majelis ta’lim dalam dalam meningkatkan regulasi emosi

orang tua sehingga dapat mendidik dan mengarahkan anaknya

yang masih berusia remaja.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui pelaksanaan Bimbingan Agama

dalam Meningkatkan Regulasi Emosi Orang Tua yang

Memiliki Anak Usia Remaja (Studi di Majelis Ta’lim Masjid

Jami Al-Marhamah).

2. Maanfat Penelitian

a. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan

sumbangan keilmuan dan pengetahuan yang meliputi

ilmu bimbingan penyuluhan islam dan keagamaan.

b. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi

positif bagi pengembangan keilmuan dan kurikulum

jurusan bimbingan penyuluhan islam fakultas ilmu

dakwah dan ilmu komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

c. Penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi kontribusi

besar bagi pembimbing agama di Majelis ta’lim

dalam melihat sejauh mana bimbingan agama tersebut

dalam meningkatkan regulasi emosi jamaahnya yaitu

orang tua yang memiliki anak usia remaja .

Page 20: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

7

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Tinjauan pustaka ini merupakan informasi dasar rujukan

yang peneliti gunakan dalam penelitian ini. Setelah peneliti

melakukan survey kepustakaan, peneliti menemukan beberapa

hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan judul yang

peneliti kemukakan, di mana membantu peneliti

mengembangkan pikiran dan bahan untuk menyusun skripsi ini ,

antara lain :

1. Bimbingan Agama dalam meningkatkan regulasi diri

Narapidana di Rumah Tahanan Negara (RUTAN)

kelas II B Menggala Kabupaten Tulang Bawang.

Disusun oleh Melsani, Mahasiswi Jurusan Bimbingan

dan Konseling Islam tahun 2018. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pelaksanaan Bimbingan Agama dalam

meningkatkan regulasi diri narapidana di rumah tahanan

negara (rutan) kelas ii b menggala kabupaten tulang

bawang.

2. Peran Majlis Ta’lim Nurul Iman Dalam

Pembentukan Sikap Keagamaan Masyarakat Di Rt

10/02 Kelurahan Pagar Dewa Kec Selebar Bengkulu.

Disusun oleh Maryam, Mahasiswi IAIN Bengkulu 2018.

Jurnal penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran

Majlis Ta’lim Nurul Iman Dalam Pembentukan Sikap

Keagamaan Masyarakat.

3. Pengaruh Regulasi Emosi terhadap Agresivitas pada

Atlet Sepak Bola Usia Remaja . Disusun oleh Yasinta

Tiwi Carysa, Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas

Page 21: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

8

Sanata Dharma tahun 2019. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh regulasi emosi terhadap

agresivitas pada atlet sepak bola usia remaja.

4. Regulasi Emosi Pada Ibu Bekerja Yang Mengalami

Konflik Peran Ganda. Disusun oleh Angela Bintang

Maharani, Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun

2017. Penelitian ini menjelaskan gambaran regulasi

emosi yang dilakukan Ibu bekerja dalam menangani

emosi negatif yang muncul akibat dari konflik peran

ganda yang dialaminya.

5. Dukungan Sosial dan kemampuan penyesuaian diri

remaja suku baduyluar yang bersekolah di luar

Baduy. Jurnal disusun Oleh Sofwatillah Amin,

Mahasiswi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui dukungan social seperti

apa yang didapat remaja suku badui dan penyesuaian diri

bagaimana ketika bersekolah di luar lebak banten.

Pada penelitian ini, perbedaan peneliti lebih focus pada

Bimbingan Agama Majelis ta’lim dalam meningkatkan

Regulasi Emosi orang tua yang memiliki anak dengan usia

remaja.

G. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Page 22: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

9

Metodologi penelitian adalah salah satu kerja untuk

memahami objek penelitian dalam rangka menemukan,

menguji terhadap suatu kebenaran atau pengetahuan. Dalam

hal ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana yang dikutip oleh

Lexi J Moleong mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati4.

Sedangkan Penelitian kualitatif menurut John A Cress

Well adalah penelitian yang dimulai dengan asumsi dan

penggunaan kerangka penafsiran / teoritis yang membentuk

atau mempengaruhi studi tentang permasalahan riset yang

terkait dengan makna yang dikenakan oleh individu atau

kelompok pada suatu permasalahan sosial atau manusia.5

Rata-rata penelitian kualitatif bersifat deskriptif, yaitu

menggambarkan, mengungkap, dan menjelaskan peristiwa,

sehingga data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau

gambar, dan tidak menekankan pada angka. Data-data

tersebut bisa berasal dari wawancara, catatan lapangan, foto,

videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan

4 Lexy J Meloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT

Remaja Rokdakarya), h.4. 5 Jhon W. Cresswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 59.

Page 23: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

10

dokumen resmi lainnya.6 Pada penelitian agama, penelitian

deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala keagamaan.

Ciri-ciri penelitian kualitatif menurut John W. Creswell

adalah:7

a. Lingkungan alamiah

Para peneliti kualitatif seringkali mengumpulkan

data di lapangan di mana para partisipan mengalami

masalah-masalah yang dikaji dalam penelitian tersebut.

b. Peneliti sebagai instrument penting

Para peneliti kualitatif mengumpulkan data sendiri

dengan mempelajari dokumen-dokumen, mengamati

perilaku, dan wawancara para partisipan.

c. Beragam metode

Para peneliti kualitiatif biasanya mengumpulkan

beragam bentuk data, misalnya wawancara, pengamatan,

dan dokumen, dari pada bersandar pada suatu sumber

data tunggal.

d. Pemikiran yang kompleks melalui logika induktif

dan deduktif.

e. Pemaknaan para partisipan.

Sepanjang proses penelitian kualitatif, para peneliti

menjaga fokusnya pada bagaimana mempelajari

pemaknaan dari para partisipan terhadap permasalahan

atau isu tertentu, bukan pemaknaan yang dibawa oleh

6 Lexy J Meloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT

Remaja Rokdakarya), h.5. 7 Jhon W. Cresswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 104.

Page 24: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

11

para peneliti ke dalam riset tersebut atau yang dibawa

oleh para peneliti lain.

f. Desain baru dan dinamis.

Proses penelitian kualitatif selalu bersifat baru dan

dinamis. Hal ini berarti bahwa perencanaan awal dari

riset tidak dapat ditetapkan secara pasti, dan bahwa

semua tahap dari proses tersebut dapat sewaktu- waktu

berubah atau bergeser setelah peneliti memasuki

lapangan dan mulai mengumpulkan data.

g. Refleksifitas

Para peneliti mengambil suatu posisi dalam studi

kualitatif, melalui penafsiran mereka terhadap informasi

penelitian dan kesimpulan atau hasil apa yang mereka

peroleh dari penelitian tersebut.

h. Pembahasan holistik

Para peneliti kualitatif mencoba mengembangkan

gambaran lengkap tentang permasalahan dalam studi.

Dalam penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan

pendekatan studi fenomenologis yakni mendeskripsikan

pemaknaan umum dari sejumlah individu terhadap

berbagai pengalaman hidup mereka terkait dengan

konsep atau fenomena. Tujuan utama dari fenomenologi

adalah untuk mereduksi pengalaman individu pada

fenomena menjadi deskripsi tentang sebuah esensi.8

8 Jhon W. Cresswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 105.

Page 25: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

12

Adapun alasan peneliti menggunakan pendekatan

fenomenologi adalah hal yang akan diteliti merupakan

sebuah pengalaman individu yang banyak dialami oleh

sebagian besar orang.

2. Subjek dan Objek Penelitian.

a. Subjek Penelitian

Subjek peneliti dalam penelitian ini adalah Ibu usia

dewasa madya yang memiliki anak usia remaja dan aktif

mengikuti kajian Majelis ta’lim.

Pada penelitian fenomenologi, pengumpulan data

akan diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap

individu yang telah mengalami fenomena tersebut.

Selain itu juga melibatkan beragam sumber data lain

seperti pengamatan dan dokumentasi.9 Oleh karenanya,

menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan

informan yang sesuai atau berdasarkan kriteria.

Wawancara akan dilakukan kepada beberapa

informan yang menjadi subjek penelitian, di mana akan

dikelompokkan menjadi dua jenis informan yakni key-

informan dan informan pendukung untuk memudahkan

peneliti dalam mengelompokkan informan kepada

masing-masing latar belakang dan pengalaman

informan.

b. Objek Penelitian

9 Jhon W. Cresswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 109.

Page 26: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

13

Objek peneliti dalam penelitian ini adalah regulasi

emosi Ibu muda yang memiliki anak dan aktif mengikuti

kajian Majelis ta’lim.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian.

Lokasi penelitian ini dilakukan di Majelis ta’lim Al-

Marhamah Bogor, Observasi awal dilakukan pada 10

Februari 2020 – 19 Februari 2020 dengan mendatangi lokasi

penelitian. Sedangkan dari segi waktu penelitian ini

dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2020.

4. Sumber Data

Sumber data adalah salah satu yang paling vital dalam

penelitian. Kesalahan dalam menggunakan sumber data,

maka diperoleh juga meleset dari yang diharapkan. Oleh

karena itu, peneliti harus mampu memahami sumber data

mana yang mesti digunakan dalam penelitiannya itu. Ada

dua jenis sumber data yang biasanya digunakan dalam

penelitian sosial, yaitu sumber data primer dan sumber data

sekunder.

a. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari

sumber data pertama.10 Objek penelitian ini yaitu

Ibu muda yang memiliki anak dan aktif mengikuti

kajian Majelis Ta’lim Al-Marhamah Bogor.

b. Data Sekunder yaitu adalah sumber data kedua

sesudah sumber data primer. Data sekunder yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data-data

10 Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 1987), h.

93.

Page 27: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

14

yang diperoleh dari literature yang berhubungan

dengan tulisan ini.11

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah studi yang disengaja dan

sistematis tentangfenomena sosial dan gejala-gejala

psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.12 Pada

tahap pengumpulan ini peneliti mengumpulkan data dari

beberapa kategori, yaitu data yang berupa verbal, visual

dan teks. Pada tahap ini juga peneliti peneliti

memungkinkan merasakan apa yang subjek penelitian

rasakan. Dalam tahap ini peneliti juga menggunakan

observasi/pengamatan dengan konsep keterlibatan pasif,

yaitu peneliti dalam kegiatan pengamatannya tidak

terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku

yang diamatinya dan dia juga tidak melakukan sesuatu

bentuk interaksi sosial dengan pelaku.

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatau kegiatan tanya jawab

dengan tatap muka (Face to face) antara Pewawancara

(Interviewer) dan yang diwawancarai (Interviewee)

tentang masalah yang diteliti. Dalam tahap ini peneliti

menggunakan metode wawancara mendalam. Dalam

wawancara mendalam berlangsung diskusi terarah antara

11 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi, (Jakarta:

Kencana, 2013). h. 129. 12 Iman Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik,

(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2013), h.143.

Page 28: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

15

peneliti dan informan menyangkut masalah yang diteliti,

oleh karena itu masalah yang dipertanyakan adalah

pertanyaan terbuka yang memungkinkan peneliti

mendapatkan informasi yang lebih banyak dan informan

diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan

secara lebih luas.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang

sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,

atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen

yang berbentuk yang berbentuk tulisan misalnya catatan

harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi,

peraturan dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk

gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-

lain13.

6. Proses Pengumpulan Data

Setelah pedoman wawancara dibuat, maka proses

pengumpulan data yang dilakukan peneliti sebagai

berikut:

1. Menentukan partisipan yang sesuai dengan kriteria

penelitian

2. Peneliti menjelaskan kepada setiap calon partisipan

secara personal mengenai topic & tujuan peneliatian.

13 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014),

h. 82.

Page 29: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

16

3. Peneliti bertanya kepada pastisipan mengenai kesediaan

untuk menjadi partisipan dalam penelitian & memberikan

data yang dibutuhkan oleh peneliti.

4. Peneliti menanyakan kesediaan waktu partisipan untuk

tatap muka selanjutnya & melaksanakan wawancara

5. Ketika wawancara berlangsung, peneliti meminta ijin

kepada partisipan untuk merekam semua jawaban

menggunakan handphone agar mempermudah peneliti

dalam membuat resume.

6. Setelah membuat resume, peneliti lalu mulai

menganalisis data yang ada. Apabila masih terasa kurang,

peneliti akan melakukan wawancara tambahan dengan

partisipan.

7. Hasil analisa yang sudah dibuat oleh peneliti, diberikan

ke pembimbing untuk memperoleh kredibilitas penelitian.

7. Teknis Analisis Data

Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis

deskriptif yaitu suatu analisis yang bertujuan untuk

menggambarkan fakta yang ada di lapangan. Selanjutnya

peneliti menggunakan pola pikir induktif, yakni berangkat

dari satuan analisis yang sempit (seperti pernyataan-

pernyataan penting dari para informan) menuju satuan

yang lebih luas, kemudian menuju deskripsi yang detail

yang merangkum dua unsur, apa yang dialami oleh para

informan, dan bagaimana mereka mengalaminya.

Page 30: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

17

Langkah analisis data fenomenologis secara umum

sama dengan fenomenologi psikologis, maka untuk

menganalisisnya datanya digunakan analisis logika.

Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Inventarisasi data, yaitu penggabungan seluruh data,

baik yang di peroleh dari lapangan atau

kepustakaan, yang berhubungan dengan penyuluhan

agama. Berdasarkan pada data dari pertanyaan riset.

Menyoroti “penyataan penting” dari setiap informan

yang mengalami fenomenna tersebut. Hal tersebut

menurut Moustakas merupakan langkah

Horizonalisasi.

b. Klasifikasi data, data yang di dapat dari hasil

wawancara berupa pernyataan penting ini kemudian

digunakan untuk menulis deskripsi tentang hal yang

dialami oleh para informan. Hal tersebut digunakan

untuk menulis deskripsi tentang hal yang

mempengaruhi informan dalam fenomena tersebut.

Dari deskripsi tersebut, akan dapat ditemui “esensi”

dari fenomena tersebut, mengenai penyuluhan

agama, karena ciri dari pendekatan fenomenologi

adalah esensi dari sebuah fenomena.

c. Display data (penyajian data), yaitu runtutan data

yang telah dikumpulkan dan di klasifikasikan untuk

mempermudah penarikan kesimpulan, dari data-data

yang berupa tabel, lampiran dan lain-lain mengenai

penyuluhan agama.

Page 31: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

18

d. Penarikan kesimpulan dapat berupa desktiptif

sebagai laporan dalam penelitian. Dalam penelitian

kualitatif, penarikan kesimpulan diharapkan dapat

menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan

sejak awal dan mendukung temuan dalam

penelitian.14

H. Sistematika Penelitian

Teknik penelitian skripsi ini, mengacu kepada buku pedoman

akademik Uin Syarif Hidayatullah, Pedoman Penelitian Karya

Ilmiah (Skripsi, Tesis), CEQDA UIN Jakarta, 2013.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, metodologi Penelitian,

Tinjauan Kajian terdahulu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini pembahasan didalamnya adalah tentang

pengertian kajian Majelis ta’lim, kegiatan Majelis

ta’lim, pengertian bimbingan agama, pengertian

regulasi emosi, aspek-aspek regulasi emosi.

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

Bab ini berisi tentang Gambaran Umum Majelis

ta’lim, data-data di lapangan,

14 Jhon W. Cresswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 145.

Page 32: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

19

BAB IV DATA DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil temuan dan

analisa data penelitian, dengan pengurainnya

tentang : Sejauh mana Bimbingan Agama dalam

konsep Majelis ta’lim berperan terhadap regulasi

emosi Ibu-Ibu sehingga dapat mendidik &

mengarahkan anaknya yang masih berusia remaja

dengan Partisispan berupa Ibu-Ibu yang memiliki

anak usia remaja.

BAB V PENUTUP

Bab ini terdiri atas kesimpulan, implikasi dan

saran terhadap pembahasan bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 33: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Bimbingan

Secara etimologi, kata bimbingan merupakan terjemahan

dari bahasa inggris yaitu “guidance” yang berarti menunjukan,

memberi jalan, menuntun, membimbing, membantu,

mengarahkan, pedoman dan petunjuk. Kata dasar atau kata kerja

dari “guidance” adalah “to guide”, yang artinya menunjukan,

menuntun, memberi pedoman, menjadi petunjuk jalan, dan

mengemudikan. 1 Dan arti dari bimbingan, yang paling umum

digunakan adalah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan.

Secara terminologi, bimbingan adalah suatu usaha

membantu orang lain dengan mengungkapkan dan

membangkitkan potensi yang dimilikinya sehingga dengan

potensi itu seseorang akan memiliki kemampuan untuk

mengembangkan dirinya secara wajar dan optimal, yakni dengan

cara memahami dirinya maupun mengambil keputusan untuk

hidupnya. Maka dengan itu ia akan dapat mewujudkan

kehidupan yang baik, berguna dan bermanfaat untuk masa kini

dan masa yang akan datang.2

1 H. M. Arifin, M. Ed, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan

Penyuluhan Agama, (Jakarta : Golden Terayon Press, 1982), Cet. Ke 1, h. 1. 2 M. Lutfi, MA, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan

(Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 6.

Page 34: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

21

Jadi secara singkat bimbingan adalah suatu proses bantuan

kepada seseorang maupun kelompok agar individu memahami

dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan

lingkungannya dan dapat memperbaiki tingkah lakunya pada

masa yang akan datang.

2. Pengertian Pengajian

Secara bahasa kata pengajian berasal dari kata dasar “ kaji”

yang berarti pelajaran (terutama dalam hal agama), selanjutnya

pengajian adalah: (1) ajaran dan pengajaran, (2) pembaca Al-

Qur’an. Kata pengajian itu terbentuk dengan adanya awalan “

pe” dan akhiran “ an” yang memiliki dua pengertian: pertama

sebagai kata kerja yang berarti pengajaran yakni pengajaran

ilmu-ilmu agama Islam, dan kedua sebagai kata benda yang

menyatakan tempat yaitu tempat untuk melaksanakan pengajaran

agama Islam yang dalam pemakaiannya banyak istilah yang

digunaan, seperti pada masyarakat sekarang di kenal dengan

Majelis ta’lim.3

Sedangkan menurut istilah pengajian adalah

penyelenggaraan atau kegiatan belajar agama Islam yang

berlangsung dalam kehidupan masyarakat yang di bimbing atau

diberikan oleh seorang guru ngaji (da’i) terhadap beberapa

orang.4 Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

3 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, ( Jakarta:

Ichtiar Baru Van Hoeven, 1997), h.120

4 Arifin, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohani Manusia, ( Yogyakarta: Bulan

Page 35: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

22

pengajian adalah tempat belajar ilmu atau agama Islam yang di

sampaikan oleh guru atau ustad.

Pengajian menurut para ahli berbeda pendapat dalam

mendefinisikan pengajian ini, diantara pendapat-pendapat

mereka adalah:

a. Menurut Muhzakir mengatakan bahwa pengajian adalah

istilah umum yang digunakan untuk menyebut berbagai

kegiatan belajar dan mengajar agama.5

b. Menurut Sudjoko Prasodjo mengatakan bahwa pengajian

adalah kegiatan yang bersifat pendidikan kepada umum,

adapun pengajian sebagai pengajaran kyai terhadap santri.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengajian

adalah kegiatan belajar agama Islam yang di ajarkan oleh

Kyai atau Ustadz.

Pengajian merupakan salah satu bentuk dakwah dengan

kata lain bila dilihat dari segi metodenya yang efektif guna

menyebarkan agama Islam, maka pengajian merupakan salah

satu metode dakwah. Di samping itu pengajian juga merupakan

unsur pokok dalam syi’ar dan pengembangan agama Islam.

3. Pengertian Agama

Pengertian agama adalah wahyu yang diturunkan

Tuhan untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah

BIntang, 1997), h. 67

5 Pradjarta Dirdjosanjoto, Memilihara Umat ( Kyai Pesantren-Kiai Langgar Jawa), ( Yogyakarta: LKIS, 1999), H.3.

Page 36: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

23

memberikan orientasi, motivasi, dan membantu manusia

untuk mengenal dan menghayati sesuatu yang sakral.6

Adapun Agama menurut para ahli sebagai berikut :7

1. Menurut Harun Nasution, agama adalah suatu

system kepercayaan dan tingkah laku yang berasal

dari suatu kekuatan yang ghaib.

2. Menurut Al-Syahrastani, agama adalah kekuatan

dan kepatuhan yang terkadang biasa diartikan

sebagai pembalasan dan perhitungan (amal

perbuatan diakhirat).

3. Menurut Prof. Dr. Bouquet mendefinisikan agama

adalah hubungan yang tetap antara diri manusia

dengan yang bukan manusia yang bersifat suci dan

supernatur, dan yang bersifat berada dengan

sendirinya dan mempunyai kekuasaan absolute yang

disebut Tuhan.

Sedangkan pengertian bimbingan agama adalah proses

pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup

selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga

dapat mencapai kebahagian hidup di dunia dan akhirat. 8

Bimbingan agama dilaksanakan dalam upaya memberikan

kecerahan batin kepada seseorang dalam menghadapi segala

6 Mastuhu, 2006, Metodologi Penelitian Agama, (Jakarta : Grafindo

Persada), h.1. 7 Jalaludin, Psikologi Agama, 1998, (Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada), Cet, Ke 3, h. 13. 8 Aunur Rahim Faqih, 2001, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam,

(Yogyakarta: UII Press), Cet, ke-2, Hal, 4.

Page 37: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

24

macam persoalan, dan bimbingan agama yang dilakukan

sesuai dengan ajaran Agama individu.9

Dengan demikian, bimbingan agama merupakan suatu

upaya untuk memberikan pertolongan kepada seseorang

dalam memecahkan segala persoalan, dengan dilandasi nilai-

nilai agama untuk memberikan ketenangan batin, agar

seseorang dapat hidup sesuai dengan apa yang telah

ditetapkan Allah SWT.

4. Bimbingan Agama

a. Definisi Bimbingan Agama

Bimbingan agama adalah proses pemberian bantuan

terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan

ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat

mencapai kebahagian hidup di dunia dan akhirat. 10

Bimbingan agama dilaksanakan dalam upaya memberikan

kecerahan batin kepada seseorang dalam menghadapi segala

macam persoalan, dan bimbingan agama yang dilakukan

sesuai dengan ajaran Agama individu.11

Dengan demikian, bimbingan agama merupakan suatu

upaya untuk memberikan pertolongan kepada seseorang

dalam memecahkan segala persoalan, dengan dilandasi nilai-

nilai agama untuk memberikan ketenangan batin, agar

99 H. M. Arifin, 1976, Pokok-Pokok Tentang Bimbingan Penyuluhan

Agama, (Jakarta: Bulan Bintang), Hal, 25. 10 Aunur Rahim Faqih, 2001, Bimbingan dan Konseling Dalam

Islam, (Yogyakarta: UII Press), Cet, ke-2, Hal, 4. 11 11 H. M. Arifin, 1976, Pokok-Pokok Tentang Bimbingan

Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang), Hal, 25.

Page 38: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

25

seseorang dapat hidup sesuai dengan apa yang telah

ditetapkan Allah SWT.

b. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama

1. Tujuan Bimbingan Agama

Tujuan Bimbingan Agama adalah agar individu

mewujudkan jati diri dan pribadinya sebagai manusia

seutuhnya, agar dapat terwujudnya kebahagian hidup di

dunia dan akhirat.

Secara umum dan luas, program bimbingan

dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:12

a. Membantu individu dalam mencapai

kebahagian hidup pribadi.

b. Membantu individu dalam mencapai kehidupan

yang efektif dan produktif dalam masyarakat.

c. Membantu individu dalam mencapai hidup

bersama dengan individu-individu yang lain.

d. Membantu individu dalam mencapai harmoni

antara cita-cita dan kemampuan yang

dimilikinya.

Dengan memperhatikan dan memahami tujuan

diatas, diharapkan bimbingan agama yang telah

direncanakan dan dilaksankan akan dapat membantu

individu dalam memecahkan dan menyelesaikan

dinamika permasalahannya dengan kemampuan serta

potensi yang ada dalam dirinya.

12 Samsul Munir Amin, 2010, Bimbingan dan Konseling Islam,

(Jakarta: Amzah), cet ke-1, hal, 39.

Page 39: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

26

b. Fungsi Bimbingan Agama

Dengan menerapkan bimbingan kepada seorang

individu, bimbingan itu dimaksudkan bukan seorang

konselor yang memberikan pemecahan masalahnya,

akan tetapi memberikan gambaran serta beberapa pilihan

dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah tersebut,

serta memberikan berbagai arahan dan alternatif

pemecahan masalah (Problem solver) agar seseorang

dapat memilih jalan penentuannya untuk menyelesaikan

masalah tersebut.

Adapun fungsi agama menurut Ainur Rahim Faqih,

dapat dirumuskan sebagai berikut:13

a. Fungsi Preventif, yaitu membantu individu

menjaga atau mencegah timbulnya masalah

bagi dirinya.

b. Fungsi Kuratif atau korektif, yaitu membantu

individu memecahkan masalah yang sedang

dihadapi atau dialami.

c. Fungsi Preservatif, yaitu membantu individu

agar situasi yang semula tidak baik, menjadi

lebih baik, dan kebaikan itu bertahan lama.

d. Fungsi Development atau pengembangan, yaitu

membantu individu memelihara dan

mengembangkan situasi dan kondisi yang baik,

13 Aunur Rahim Faqih, 2002, Bimbingan dan Konseling dalam Islam,

(Yogyakarta: VII Press), Hal,36.

Page 40: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

27

sehingga tidak memungkinkannya menjadi

sebab masalah baginya.

Berdasarkan beberapa fungsi yang telah dipaparkan,

dapat di pahami bahwa fungsi Bimbingan Agama

berfungsi mengarahkan individu dan menuntun agar

dapat terhindar dari berbagai dinamika masalah serta

berusaha untuk memulihkan kondisi dan keadaan agar

menjadi lebih baik dari sebelumnya.

c. Metode Bimbingan Agama

Ada beberapa metode yang digunakan dalam bimbingan

agama, maka dalam upaya mengadakan bimbingan agama

menurut Arifin, M. Ed., dapat menggunakan metode-metode

sebagai berikut:14

1. Metode Kelompok

Metode ini menghendaki agar setiap anak bimbing

mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan

sekitarnya baik interaksi dengan teman maupun berbaur

dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi

peningkatan individu masing-masing.

2. Metode Individu

Dalam metode ini, penyuluh berhubungan secara

langsung maupun tidak langsung dengan sasarannya

secara perorangan. Metode perorangan atau personal

approach, sangat efektif digunakan dalam penyuluhan

14 M. Arifin, 1998, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan

Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.Golden Trayon Press), hal, 44-47.

Page 41: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

28

karena sasaran dapat secara langsung memecahkan

masalahnya dengan bimbingan khusus dari penyuluh.

3. Metode ceramah

Metode ceramah merupakan suatu teknik atau

metode dialam bimbingan dengan cara penyajian atau

penyampaian informasi melalui penerangan dan

penuturan secara lisan oleh pembimbing terhadap anak

yang di bimbing, pembimbing juga sering menggunakan

alat bantu seperti: gambar, kitab, dan alat lainnya.

metode pembinaan ini dilakukan secara berkelompok

dan pembimbing melakukan komunikasi secara

langsung.

4. Metode Cerita

Metode cerita adalah suatu cara penyampaian dalam

bentuk cerita. Cerita merupakan media yang efektif

untuk menanamkan nilai-nilai akhlak yang baik.

5. Metode keteladanan

Metode keteladanan merupakan bagian dari

sejumlah metode yang paling ampuh dan efektif dalam

mempersiapkan dan membentuk individual secara

norma, spiritual, dan sosial. Sebab seorang pembimbing

merupakan contoh ideal dalam pandangan seseorang,

yang tingkah lakunya akan di tiru, di sadari atau tidak di

sadari.

6. Metode wawancara

Metode wawancara merupakan salah satu cara

memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang dapat dijadikan

Page 42: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

29

bahan pemetaan tentang bagaimana sebenernya hidup

dan kejiwaan seseorang yang di bimbing pada saat

tertentu yang memerlukan bimbingan.

7. Metode pencerahan (metode edukatif)

Metode pencerahan yaitu cara mengungkapkan

tekanan perasaan yang menghambat perkembangan

belajar dengan mengorek sampai tuntas perasaan atau

sumber ketegangan dengan cara “client centered” yang

diperdalam dengan permintaan atau pertanyaan yang

menyakinkan untuk mengingat-ingat serta mendorong

agar berani mengungkapkan perasaan tertekan, sehingga

pada akhirnya pembimbing memberikan petunjuk

tentang usaha apa saja yang baik bagi yang dibimbing

dengan cara yang tidak bernada wajib, akan tetapi

berupa anjuran yang tidak mengikat.

5. Majelis ta’lim

a. Pengertian Majelis ta’lim

Secara etimologis, perkataan Majelis ta’lim berasal dari

bahasa arab yang terdiri dari dua kata yaitu “Majelis dan

Ta’lim”, majelis artinya tempat duduk, tempat sidang

dewan. Dan ta’lim yang diartikan dengan pengajaran. 15

Dengan demikian secara bahasa Majelis ta’lim adalah

tempat untuk melaksanakan pengajaran atau pengajian

agama islam.

15 Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia,

(Surabaya: Pustaka Progresif, 2002), h. 138

Page 43: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

30

Sedangkan secara terminologi, sebagaimana

dirumuskan pada musyawarah Majelis ta’lim se DKI

Jakarta Tahun 1980, Majelis ta’lim adalah lembaga

pendidikan Islam yang memiliki kurikulum tersendiri,

diselenggarakan secara barkala dan teratur, dan diikuti oleh

jamaah yang relatif banyak, bertujuan untuk membina dan

mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antara

manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan

sesamanya, serta antara manusia dengan lingkungannya

dalam rangka membina masyarakat yang bertakwa kepada

Allah SWT.16

Struktur organisasi Majelis ta’lim merupakan sebuah

organisasi pendidikan luar sekolah (non formal) atau satu

lembaga pendidikan Islam yang bersifat non formal yang

senantiasa menanamkan akhlak yang luhur dan mulia,

meningkatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan

keterampilan jamaahnya, saat memberantas kebodohan

umat islam agar dapat memperoleh kehidupan yang bahagia

dan sejahtera serta di ridhoi oleh Allah SWT.17

Dari pengertian tersebut di atas, tampak bahwa Majelis

ta’lim diselenggarakan berbeda dengan lembaga pendidikan

Islam lainnya, seperti pesantren dan madrasah, baik

menyangkut sistem, materi maupun tujuannya. Pada

16 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada,1996), h. 95 17 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada,1996), h. 96

Page 44: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

31

Majelis ta’lim terdapat hal-hal yang cukup membedakan

dengan yang lain, diantaranya :

a. Majelis ta’lim adalah lembaga pendidikan non

formal Islam.

b. Waktu belajarnya berkala tapi teratur, tidak setiap

hari sebagaimana halnya sekolah atau madrasah.

c. Pengikut atau pesertanya disebut jamaah (orang

banyak), bukan pelajar atau santri. Hal ini

didasarkan kepada kehadiran di Majelis ta’lim

bukan merupakan kewajiban sebagaimana dengan

kewajiban murid menghadiri sekolah atau madrasah.

d. Tujuannya yaitu memasyarakatkan ajaran Islam.18

Pada penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa Majelis

ta’lim adalah salah satu pendidikan Islam non formal yang

ada di Indonesia yang sifatnya tidak terlalu mengikat

dengan aturan yang ketat dan tetap, yang efektif dan efisien,

cepat menghasilkan, dan sangat baik untuk

mengembangkan tenaga kerja atau potensi umat, dan

bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

khususnya ajaran Islam.

b. Keadaan Majelis ta’lim (Jama’ah)

Salah satu keistimewaan dalam cara pendidikan di

dalam Islam adalah sifatnya yang mudah dan elastis, tidak

terikat pada suatu tempat atau keadaan tertentu, dan

18 Ani Susilowati, Pengaruh Pengajian Rutin Majelis Ta’lim Al-

Mua’wwanah Terhadap Akhlak Ibu-Ibu RT Muslim Benowo Surabaya, Skripsi, ( Surabaya: Perpus IAIN Sunan Ampel, 2002), h. 24

Page 45: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

32

penyebaran kebudayaan serta pengajaran dilakukan dalam

kelompok-kelompok ilmiah, di rumah-rumah para ulama,

para kholifah, dimana hadir masyarakat dan mahasiswa

yang haus akan ilmu pengetahuan, apakah kehadiran

mereka sekedar mendengar atau mencatat apa yang

diuraikan muballigh atau ustadz, ataupun ikut andil diskusi

dan tanya jawab dalam sebuah forum.19

Pengelolaan atau keadaan dalam Majelis ta’lim

dibedakan menjadi beberapa bagian antara lain:20

a. Menurut lingkungan jamaah, maka Majelis ta’lim

dapat di klasifikasikan sebagai:

1) Majelis ta’lim daerah pinggiran

2) Majelis ta’lim daerah gedongan

3) Majelis ta’lim daerah komplek perumahan

4) Majelis ta’lim perkantoran dan sebagainya

b. Menurut tempat penyelenggaraan, klasifikasinya

sebagai berikut :

1) Di masjid atau musholla

2) Di madrasah atau ruang khusus semacam itu

3) Di rumah secara tetap atau berpindah-pindah

4) Di ruang atau di aula kantor

c. Menurut organisasi jamaah, maka klasifikasi

Majelis ta’lim antara lain:

19 M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1990), h. 71 20 Tutty Alawiyah As, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis

Ta’lim,(Bandung: Mizan, 1997), h. 77

Page 46: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

33

1) Majelis ta’lim yang dibuka, dipimpin, dan

bertempat khusus yang dibuat oleh pengurus

sendiri atau guru

2) Majelis ta’lim yang didirikan, dikelola, dan

ditempati bersama, mereka mempunyai

pengurus yang dapat diganti kepengurusannya

(di pemukiman atau dikantor)

3) Majelis ta’lim yang mempunyai organisasi

induk seperti Aisyah, muslimat, Al-hidayah,

dan sebagainya.

c. Materi (Isi) dalam Majelis ta’lim

Seperti yang telah terjadi di lapangan, materi (isi)

dari Majelis ta’lim merupakan pelajaran atau ilmu yang

diajarkan dan disampaikan pada saat pengajian itu

dilakukan, dan materi-materi tersebut tidak jauh berbeda

dengan pendidikan agama yang ada disekolah-sekolah

atau madrasah-madrasah, dengan lain kata materi atau isi

tetap mengacu pada ajaran agama Islam.21

Adapun pengklasifikasian materi pada Majelis

ta’lim yang diajarkannya antara lain adalah:

a. Majelis ta’lim yang tidak mengajarkan sesuatu

secara rutin, tetapi hanya sebagai tempat

berkumpul membaca sholawat bersama atau

surat yasin, atau membaca Maulid Nabi dan

21 Harlin, Metode dan Pendekatan Dakwah Majelis Ta’lim Al-

Hidayah Pada Masyarakat Kalijaten, Skripsi, ( Surabaya: Perpustakaan IAIN Sunan Ampel, 2008), h.10

Page 47: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

34

sholat sunnah berjamaah dan sebulan sekali

pengurus Majelis ta’lim mengundang seorang

guru untuk berceramah, dan ceramah inilah

yang merupakan isi ta’lim.

b. Majelis ta’lim yang mengajarkan pengetahuan

dan keterampilan dasar ajaran agama, seperti

belajar membaca al-qur’an atau penerangan

fiqih.

c. Majelis ta’lim yang mengajarkan pengetahuan

agama tentang fiqih, tauhid, atau akhlak yang

diberikan dalam pidato-pidato mubaligh

kadang-kadang dilengkapi juga dengan tanya

jawab.

d. Majelis ta’lim seperti butir ke tiga dengan

menggunakan kitab tertentu sebagai pegangan

di tambah dengan pidato-pidato atau ceramah.

e. Majelis ta’lim dengan pidato-pidato dan bahan

pelajaran pokok yang diberikan teks tertulis.

materi pelajaran disesuaikan dengan situasi

yang hangat berdasarkan ajaran Islam.22

Materi yang dipakai adalah semua yang terkandung

dalam Al-Qur’an yaitu sebagai berikut:

a. Aqidah

Aqidah menurut bahasa berasal dari kata aqada,

ya’qidu, aqdan atau aqidatan yang artinya mengikatkan.

22 Tutty Alawiyah As, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis

Ta’lim,(Bandung: Mizan, 1997), h. 77

Page 48: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

35

Bentuk jama’ dari aqidah adalah aqaid yang berarti

simpulan atau ikatan iman. Dari kata itu muncul pula

kata I’tiqad yang berarti kepercayaan. Sedangkan aqidah

secara etimologis berarti ikatan atau sangkutan. Secara

praktis, aqidah berarti kepercayaan, keyakinan, atau

iman.23

Aqidah menurut Zuhairi adalah bersifat I’tikad

batin, berfungsi mengajarkan ke-Esaan Allah, Esa

sebagai Tuhan yang mencipta, mengatur, dan

meniadakan ala mini. 24 Aqidah dalam Islam adalah

bersifat i’tiqad bathiniyah yang mencakup masalah-

masalah yang erat hubungannya dengan iman kepada:

1. Iman kepada Allah

Kata “iman” berasal dari bahasa Arab yang artinya

percaya. Sedangkan percaya berarti pengakuan

terhadap adanya sesuatu yang bersifat ghaib, atau

sesuatu itu benar. Iman kepada Alah berarti

menyakini bahwa Allah adalah satu-satunya tempat

mengabdi, menghambakan diri, serta mengadu

(tauhid al-ibadah), dan Allah sebagai satu-satunya

pembuat peraturan yang sempurna (tauhid al-tasyri).

2. Iman kepada Malaikat-Nya

Iman kepada malaikat adalah meyakini malaikat

adalah makhluk Allah yang diciptakan dari nur

23 E. Hassan Saleh, Study Islam Diperguruan Tinggi Pembinaan

IMTAQ dan Pengembangan Wawasan, (Jakarta: ISTN, 2000), h. 55 24 Zuhairi, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1983), h. 50

Page 49: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

36

(cahaya) dan bahwa malaikat adalah makhluk yang

paling taat dan tidak sekalipun berbuat maksiat.

3. Iman kepada Kitab-KitabNya

Pengertian kepada kitab-kitab Allah adalah

meyakini bahwa kitab Allah itu benar datang dari

Allah SWT kepada para nabi atau rasul yang berisi

wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh

umat manusia. Salah satu kitab Allah adalah Al-

Qur’an, dengan membaca dan memahami isi Al-

Qur’an, maka manusia akan merasa dekat dengan

Allah dan tenang dalam menghadapi segala hal.

4. Iman kepada Rasul-RasulNya

Iman kepada Rasul adalah percaya dengan

sepenuh hati bahwa Rasul adalah orang-orang yang

telah dipilih oleh Allah SWT untuk menerima

wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh

umat manusia agar menjadi pedoman hidup demi

memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

5. Iman kepada Hari Akhir

Hari akhir adalah meyakini dengan sepenuh

hati bahwa Allah telah menetapkan hari akhir

sebagai tanda akhir dari kehidupan di dunia dan

awal dari kehidupan di akhirat. Karena itu, manusia

janganlah lengah, lupa diri ataupun terpesona

dengan kehidupan di dunia yang sifatnya hanya

sementara.

6. Iman kepada Qadha dan Qadhar

Page 50: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

37

Iman kepada Qadha dan Qadhar artinya

percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa

Allah SWT telah menentukan segala sesuatu bagi

semua makhluk hidup.25

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aqidah

merupakan keimanan seseorang baik dalam sikap,

ucapan maupun tindakannya.

b. Syari’ah

Secara bahasa syari’ah adalah jalan (ke sumber mata

air) yang harus ditempuh (oleh setiap umat Islam).

Sedangkan menurut istilah makna syari’ah adalah sistem

norma (kaidah) yang mengatur hubungan manusia

dengan Allah Swt, hubungan manusia dengan manusia

dalam kehidupan sosial dan hubungan manusia dengan

benda dan alam lingkungan hidupnya.26 Syari’ah terdiri

dari beberapa aspek yaitu:

1. Ibadah

Ibadah (dalam arti sempit) seperti, thaharah,

shalat, zakat, puasa, haji bila mampu. Ibadah

tersebut hukumnya wajib. Ibadah secara umum

memiliki arti mengikuti segala hal yang di cintai

Allah dan di ridhoi-Nya, baik perkataan maupun

perbuatan lahir dan batin.

2. Muamalah

25 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya:

Al-Ikhlas, 1983), h. 60 26 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2000), h. 134

Page 51: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

38

Kata muamalah berasal dari fiil madhi

amala yang berarti bergaul dengannya, berurusan

(dagang). Sedangkan muamalah adalah ketetapan

Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan

sesamanya, dan dengan lingkungannya (alam

sekitar) nya. Muamalah berarti aturan-aturan

(hukum) Allah yang mengatur hubungan manusia

dengan sesama dan lingkungan sekitarnya.

Kaitannya dengan hubungan antar sesama manusia,

maka dalam muamalah ini mengatur hal-hal yang

berkaitan dengan masalah ekonomi, politik, sosial,

hukum, dan kebudayaan.27

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

syari’ah merupakan hukum Allah guna mengatur

hubungan antara manusia dengan Allah dan manusia

dengan manusia lainnya.

c. Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim

mashdar dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai

dengan timbangan tsulasi majid af’ala, yuf’ilu if’alan

yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi’ah

(kelakuan, tabi’at, watak dasar), al-‘adat (kebiasaan,

kelaziman), al-maru’ah (peradaban yang baik), dan al-

din (agama).28

27 Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1992), h. 1 28 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2006), h. 1

Page 52: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

39

Terdapat beberapa pengertian akhlak menurut para

ahli, yaitu:

1. Menurut Ibnu Miskawaih, akhlak adalah sifat

yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya

untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan

pemikiran dan pertimbangan.

2. Menurut Imam Al-Ghazali yang dikenal sebagai

Hujjatul Islam (Pembela Islam) karena

kepiawaianya dalam membela Islam dari

berbagai faham yang dianggap menyesatkan, Ia

mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam

dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam

perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa

memerlukan pemikiran dan pertimbangan.29

3. Menurut Zuhairi, akhlak adalah suatu amalan

yang bersifat pelengkap penyempurna bagi

kedua amal yaitu akidah dan syari’ah dan

mengajarkan tentang cara pergaulan hidup

manusia.30

Dengan demikian, akhlak merupakan sifat jiwa yang

berhubungan dengan niat baik dan buruk yang berada

didalam jiwa manusia tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan sehingga melahirkan suatu perbuatan yang

tanpa di sengaja dan tanpa di buat-buat. Maka dari itu

29 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2006), h. 2 30 Zuhairi, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1983), h. 60

Page 53: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

40

dalam pembinaan agama Islam sangat perlu diadakan

pembinaan akhlak, dimana akan mengarahkan manusia

kearah tujuan hidup yang bahagia dunia dan akhirat.

Macam-macam akhlak menurut Mohammad Ardani

yaitu, sebagai berikut:31

a. Akhlak Al-Karimah

Akhlak Al-karimah atau akhlak yang mulia sangat

amat jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan

manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia,

akhlak yang mulia itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Akhlak terhadap Allah

Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan

kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia

memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung sifat itu,

yang jangankan manusia, malaikatpun tidak akan

menjangkau hakekatnya.

2. Akhlak terhadap diri sendiri

Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat

diartikan menghargai, menghormati, menyayangi

dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya,

karena sadar bahwa dirinya itu sebagai ciptaan dan

amanah Allah yang harus dipertanggung jawabkan

dengan sebaik-baiknya.

3. Akhlak terhadap sesama manusia

31 Mohammad Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Mitra Cahaya

Utama, 2005), Cet ke-2, h. 49

Page 54: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

41

Manusia adalah makhluk sosial yang kelanjutan

eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak

bergantung pada orang lain, untuk itu ia perlu

bekerjasama dan saling tolong-menolong dengan

orang lain. Islam menganjurkan berakhlak yang baik

kepada saudara, karena ia berjasa dalam ikut serta

mendewasakan kita, dan merupakan orang yang

paling dekat dengan kita. Caranya dapat dilakukan

dengan memuliakannya, memberikan bantuan,

pertolongan dan menghargainya.

b. Akhlak Al-Mazmumah

Akhlak Al-mazmumah (akhlak yang tercela) adalah

sebagai lawan atau kebalikan dari akhlak yang baik

seagaimana tersebut di atas. Dalam ajaran Islam tetap

membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar

dapat dipahami dengan benar, dan dapat diketahui cara-

cara menjauhinya.32

Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai

berbagai macam akhlak yang tercela, di antaranya:

1. Berbohong ialah memberikan atau

menyampaikan informasi yang tidak sesuai

dengan yang sebenarnya.

2. Takabur atau sombong ialah merasa atau

mengaku dirinya besar, tinggi, mulia, melebihi

32 Mohammad Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Mitra Cahaya

Utama, 2005), Cet ke-2, h. 49

Page 55: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

42

orang lain. Pendek kata merasa dirinya lebih

hebat.

3. Dengki ialah rasa atau sikap tidak senang atas

kenikmatan yang diperoleh orang lain.

Bakhil atau kikir ialah sukar baginya mengurangi

sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk orang

lain.33

6. Regulasi Emosi

a. Definisi Regulasi Emosi

Menurut Santrock, emosi merupakan perasaan, afek,

yang terjadi ketika seseorang berada dalam sebuah

kondisi atau sebuah interaksi yang penting baginya,

khususnya bagi kesejahteraannya. Emosi ditandai oleh

perilaku yang merefleksikan (mengekspresikan) kondisi

senang atau tidak senang seseorang atau transaksi yang

sedang dialami. emosi juga dapat bersifat lebih spesifik,

tergantung pada bagaimana transaksi mempengaruhi

orang tersebut. Emosi dapat bervariasi dalam

intensitasnya.34

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan

bahwa, emosi merupakan luapan dari perasaan yang

berkembang dan surut dalam waktu singkat. Emosi juga

dapat dikatakan sebagai reaksi atas stimulus yang

33 Ibid., h. 56 34 J Santrock W, Remaja, edisi kesebelas. (Jakarta: Penerbit Erlangga,

2007), h. 53

Page 56: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

43

menyebabkan perubahan pada diri individu, seperti

wajah, penilaian kognitif, perasaan subjektif dan

perilaku. Emosi ditandai oleh perilaku yang

merefleksikan kondisi senang atau tidak senang

seseorang atas interaksi yang sedang dialami.

Seseorang dengan emosi yang berlebihan cenderung

kurang dapat menguasai diri dan tidak memperhatikan

keadaan serta norma sekitar. Menurut Albin, setiap

emosi yang muncul dari dalam diri seseorang mampu

mempengaruhi lingkungan sekitar, sehingga perlu

dikelola sebagai mana mestinya.35

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat

diketahui bahwa emosi merupakan perasaan atau

keadaan individu yang muncul karena adanya stimulus

dari situasi yang dialami.

Regulasi sendiri adalah suatu cara yang digunakan

untuk mengendalikan individu dengan aturan tertentu.

Gross menyatakan regulasi emosi ialah strategi yang

dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar untuk

mempertahankan, memperkuat atau mengurangi satu

atau lebih aspek dari respon emosi yaitu pengalaman

emosi dan perilaku. Seseorang yang memiliki regulasi

emosi dapat mempertahankan atau meningkatkan emosi

yang dirasakannya baik positif maupun negatif. Selain

35 R. S. Albin, Emosi bagaimana mengenal, menerima, dan.

Mengarahkannya. (Yogyakarta: Kanisius, 1986), h. 74

Page 57: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

44

itu, seseorang juga dapat mengurangi emosinya baik

positif maupun negatif.36

Aspek penting dalam regulasi emosi ialah kapasitas

untuk memulihkan kembali keseimbangan emosi

meskipun pada awalnya seseorang kehilangan kontrol

atas emosi yang dirasakannya. Selain itu, seseorang

dalam waktu singkat merasakan emosi yang berlebihan

dan cepat menetralkan kembali pikiran, tingkah laku,

respon fisiologis dan dapat menghindari efek negatif

akibat emosi yang berlebihan.

b. Aspek-Aspek Regulasi Emosi

Menurut Gross, aspek- aspek regulasi emosi dibagi

menjadi empat yaitu :37

1. Strategies to emotion regulation (strategies)

Adalah keyakinan individu untuk dapat

mengatasi suatu masalah, memiliki kemampuan

untuk menemukan suatu cara yang dapat

mengurangi emosi negatif, dapat dengan cepat

menenangkan diri kembali setelah merasakan emosi

yaang berlebihan.

2. Engaging in goal directed behavior (goals)

Adalah kemampuan individu untuk tidak

terpengaruh oleh emosi negarif yang dirasakannya

36 J. J. Gross, Handbook of emotion regulation, (New York: The

Guildford Press. 2007), h. 211 37 Ibid., h. 214

Page 58: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

45

sehingga dapat berfikir dan melakukan sesuatu

dengan baik.

3. Control emotional responses (impulse)

Adalah kemampuan individu untuk dapat

mengontrol emosi yang dirasakan serta respon

emosi yang ditampilkan (respon fisiologis, tingkah

laku dan nada suara), sehingga individu tidak akan

merasakan emosi yang berlebihan dan menunjukkan

emosi yang tepat.

4. Acceptance of emotional response (acceptance)

Adalah kemampuan individu untuk menerima

suatu peristiwa yang menimbulkan emosi negatif

dan tidak merasa malu merasakan emosi tersebut.

c. Ciri-Ciri Regulasi Emosi

Individu dikatakan mampu melakukan regulasi

emosi jika memiliki kendali yang cukup baik terhadap

respon yang muncul. Kemampuan regulasi emosi dapat

dilihat dalam lima kecakapan yang dikemukakan oleh

Goleman, yaitu :

1. Kendali diri, dalam arti mampu mengelola

emosi dan impuls yang merusak dengan efektif.

2. Memiliki hubungan interpersonal yang baik

dengan orang lain.

3. Memiliki sikap hati-hati.

4. Memiliki adaptibilitas, yang artinya luwes

dalam menangani perubahan dan tantangan.

5. Toleransi yang lebih tinggi terhadap frustasi.

Page 59: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

46

6. Memiliki pandangan yang positif terhadap diri

dan lingkungannya.

d. Proses Regulasi Emosi

Menurut Gross, regulasi emosi dapat terjadi baik

saat stimulus itu muncul ataupun setelah stimulus itu

muncul yang meliputi lima hal pokok, yaitu :38

1. Pemilihan Situasi

Kita dapat mendekati atau menghindari orang,

tempat atau objek. Tipe regulasi emosi ini

melibatkan mengambil tindakan yang memperbesar

atau memperkecil kemungkinan bahwa kita akan

sampai pada sebuah situasi perkiraan akan

memunculkan emosi yang diharapkan maupun yang

tidak diharapkan.

2. Perubahan situasi

Perubahan situasi merupakan usaha yang secara

langsung dilakukan untuk memodifikasi situasi agar

efek emosinya teralihkan. Situasi-situasi tersebut

adalah situasi yang berpotensi membangkitkan

emosi. Modifikasi situasi ini dapat dilakukan oleh

pihak eksternal maupun internal. Dari pihak internal

yaitu usaha yang dilakukan oleh diri sendiri,

sedangkan dari pihak eksternal yaitu usaha dari

orang lain untuk menurunkan tekanan emosi. Upaya

38 J. J. Gross, Handbook of emotion regulation, (New York: The

Guildford Press. 2007), h. 220

Page 60: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

47

untuk mengubah situasi secara langsung untuk

mengurangi dampak emosionalnya merupakan salah

satu bentuk regulasi emosi yang kuat.

3. Pengalihan perhatian

Pengalihan perhatian merupakan cara individu

mengarahkan perhatiannya di dalam sebuah situasi

untuk mengatur emosinya. Terdapat dua strategi

pengalihan perhatian yaitu distraksi dan konsentrasi.

Distraksi merupakan cara pengalihan perhatian

dengan memindahkan fokus intrenal dari satu situasi

ke situasi lain. Sedangkan konsentrasi cara

pengalihan perhatian dengan memfokuskan diri

pada ancaman atau kemungkinan terburuk yang

akan terjadi dari sebuah situasi, dengan kata lain

seseorang akan lebih fokus pada rencana untuk

memecahkan masalah.

4. Perubahan kognitif

Perubahan kognitif merupakan cara individu

dalam menilai situasi ketika berada dalam situasi

yang bermasalah untuk mengubah tekanan

emosinya. Perubahan kognitif mengacu pada cara

kita menilai situasi dimana kita terlibat di dalamnya,

dengan mengubah bagaimana kita memikirkan

tentang situasi atau kapasitas menangani resiko dari

emosi tersebut.

5. Perubahan respon

Page 61: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

48

Ini terjadi pada bagian akhir, termasuk disini

penggunaan obat, alkohol, terapi, makanan atau

tekanan. Modifikasi respon mempengaruhi

fisiologis dan pengalaman. Upaya untuk

meregulasi aspek fisologis dan pengalaman emosi

adalah hal yang lazim dilakukan. Obat digunakan

mentarget respon fisiologis, olahraga dan relaksasi

juga digunakan untuk mengurangi aspek fisiologis

dan pengalaman emosi negatif.

7. Implementasi Agama terhadap Regulasi Emosi Orang

Tua

Kesejahteraan psikologis ibu yang rendah dapat

mempengaruhi perannya di dalam keluarga.

Kesejahteraan psikologis yang rendah menurut Ryff

(1989:25) dapat menjadikan seseorang merasa tidak puas

terhadap diri sendiri, kurang percaya terhadap hubungan

dengan orang lain tidak mampu bekerjasama,

kekhawatiran terhadap harapan dan evaluasi dari orang

lain, merasa tidak mampu untuk mengubah dan

meningkatkan situasi karena tidak peduli dengan

kesempatan di lingkungan sekitar karena tidak meyakini

bahwa hidup ini berarti, kurang memiliki keinginan untuk

berkembang dan tumbuh.

Fenomena dan penelitian empirik yang terjadi di

kehidupan keluarga menunjukkan ibu memiliki peran

penting untuk mewujudkan keluarga yang diidamkan.

Page 62: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

49

Salah satu cara yang dapat membantu meningkatkan

kesejahteraan psikologis Ibu adalah melalui bimbingan

dan konseling keagamaan alasannya adalah orientasi

keagamaan diharapkan mampu mengatasi persoalan-

persoalan kehidupannya dengan cara yang positif

berdasarkan keyakinan dan pengetahuan terhadap aspek

religi.

Agama, menurut Oneder (2008:13), memainkan

peran penting dalam kehidupan banyak orang. Bukti

empiris menunjukkan bahwa keyakinan beragama telah

berkontribusi secara positif terhadap kesehatan mental.

Pada saat ini, menurut Carlson, Kikpatrick, hecker &

Killmer (Onedera, 2008:18) menunjukkan peningkatan

dalam literatur terkait dengan pernikahan dan keluarga.

Selanjutnya, Greenfield, Vailland dan Marks

(2009:196) mengemukakan bahwa terdapat beberapa

alasan mengapa keagamaan mungkin akan lebih utama

bagi perempuan daripada pria. Hubungan sosial yang

lebih kuat mempengaruhi kesehatan mental perempuan

daripada laki-laki, pada perempuan aspek relasional

sosial berbeda dengan laki-laki. Hood, Hill Spilka,

Bernard (2009) menjelaskan bahwa Sepanjang Abad 20

perempuan telah menunjukkan perlawanannya disetiap

terkait dengan ikatan psikososialnya. Namun perubahan

besar tersebut menunjukkan bahwa perempuan mulai

mengalami perubahan terhadap kontrol laki-laki di

hampir semua aspek kehidupan mereka peran klasik

Page 63: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

50

perempuan dalam kaitannya dengan agama juga mulai

berubah secara radikal pada 1960-an. Perempuan mulai

mengembangkan cara-cara baru untuk mencapai arah

mereka sendiri. Mereka juga mengambil tanggung jawab

lebih untuk memberikan dukungan sosial dan

mempertahankan hubungan dalam keluarga dan

kelompok sosial lainnya. Levin (Greenvfield, Vailland

dan Mark, 2009:196) menyatakan perempuan lebih kuat

menginternalisasikan sifat-sifat dan perilaku yang lebih

kongruen dengan nilai-nilai agama. Dari hasil penelitian

dari para ahli tersebut, maka peneliti mencoba mencari

tahu implementasi agama dikegiatan Majelis ta’lim

dalam meningkatkan regulasi emosi orangtua khususnya

ibu-ibu yang mengikuti kegiatan Majelis ta’lim tersebut.

8. Pengasuhan Pada Anak Usia Remaja

a. Masa Remaja

Usia remaja merupakan masa transisi dari masa

awal anak-anak hingga masa dewasa. Masa remaja

merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan

masyarakat, masa remaja berlangsung kira-kira dari

usia 13-16 tahun dan akhir masa remaja berlangsung

kira-kira dari usia 17-18 tahun. Masa remaja

merupakan masa yang tumpah tindih dengan masa

pubertas, dimana remaja mengalami ketidaksetabilan

dalam dirinya atas perubahan biologis yang di alami

anak remaja tersebut, usia remaja sering kali mudah

Page 64: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

51

marah,mudah di rasang dan emosinya cenderung

meledak-ledak, serta tidak bisa mengendalikan

perasanya

b. Pola Pengasuhan Anak Usia Remaja

Pola asuh anak usia remaja merupakan proses

membesarkan dan mendukung perkembangan fisik

dan mental yang juga meliputi emosional, social dan

spiritual. Dimana tujuan utama pada pola asuh disini

seharusnya orang tua lebih mendekat atau face to

face pada anak dengan memenuhi segala yang

mereka mau dalam hal positif dan mendukung segala

hal prestasi yang dia harapkan. Orang tua juga perlu

memperhatikan perkembangan fisik yang dihadapi

remaja atau biasa disebut puberitas. Orang tua

sebaiknya tidak terlalu membiarkan kehidupan anak

dalam usia remaja tanpa sepengetahuan kedua orang

tua dan harus lebih intensif dan perhatian tapi dalam

artian tidak perhatian yang berlebihan.

Menjelang masa remaja awal (13- 16 tahun), anak-

anak akan mengalami kondisi di mana kehidupan

terasa bebas, rasa penasaran yang tinggi terhadap

hal-hal baru, meningkatnya fungsi seksualitas dan

dorongan emosi yang tidak stabil. Terhadap hal

tersebut, peran orang tua menjadi sangat penting

terutama sebagai agent of control bagi perilaku

mereka.

Page 65: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

52

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh

orang tua untuk menyikapi anak yang menjelang

masa remaja awal, yaitu:

1. Menjalin komunikasi dua arah

Sebagai orang tua, kita tidak selamanya tahu apa

yang anak inginkan dan lakukan pada pergaulannya.

Apalagi sebagai remaja awal (adolescence) yang

memiliki banyak keinginan. Namun kita tidak usah

hawatir tentang hal tersebut, menjalin komunikasi

dua arah adalah solusi terbaik untuk mengetahui

sebagian besar hal tentang mereka. Berilah

kesempatan buat mereka untuk bercerita dan

mencurahkan isi hatinya, karena remaja cenderung

suka bercerita dibanding mendengarkan. Setelah

mereka bercerita, kita sebagai pendengar bisa

sedikit demi sedikit memberikan masukan dengan

nada bercerita pula. Hal itu agar mereka tidak

merasa seperti dihakimi atau dinasihati.

2. Bekerja sama dengan guru

Bagi orang tua yang mempunyai sedikit waktu

untuk bisa berkomunikasi intensif dengan anak,

guru di sekolahan menjadi solusi. Artinya orang

tua bisa memberikan otoritas kepada sekolah

untuk bisa mendidik dan mengarahkan anaknya

dengan kesepakatan tertentu. Dengan adanya

kesepakatan antara orang tua dan guru, maka pihak

Page 66: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

53

sekolah atau guru akan lebih leluasa untuk mengatur

dan mengontrol perilaku si anak remaja

3. Memperkenalkan anak pada ajaran, norma dan

nilai agama

Memperkenalkan norma dan nilai agama menjadi

hal penting dalam membentengi remaja dari

pergaulan yang melampaui batas. Sebab dalam

agama, ada batasan-batasan yang mengatur

bagaimana etika bergaul dan bersosialisasi dengan

orang lain, terutama lawan jenis. Memperkenalkan

anak pada ajaran agama dapat memberikan

kesibukan positif bagi mereka seperti rajin salat,

mengaji dan berorganisasi sosial keagamaan.

Sedangkan memperkenalkan mereka pada norma dan

nilai agama dapat membatasi mereka dalam

berperilaku.

B. Kerangka Berfikir

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti merancang kerangka

befikir untuk hubungan antara bimbingan agama dengan regulasi

emosi seperti diagram dibawah ini :

Page 67: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

54

Kondisi emosi Kondisi Emosi

Sebelum

mendapat

bimbingan

agama

Regulasi Emosi

Bimbingan

Agama &

Majelis Taklim

Setelah

mendapatkan

bimbingan

agama

Isi, Materi,

Penceramah,

bimbingan

Page 68: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

55

BAB III

GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

A. Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-Marhamah

1. Sejarah Berdiri

Gambar 1. Masjid Jami Al-Marhamah

Di Kampung Duri, Desa Tonjong RT 03 RW 02

kecamatan Tajurhalang, Kab. Bogor berdiri sebuah Masjid yang

bernama Masjid Jami Al-Marhamah yang di dalam organisasi

masjid itu terdapat Majelis ta’lim. Saat ini antusias masyarakat

untuk datang ke masjid tinggi begitu juga pada masyarakat Di

Kampung Duri, Desa Tonjong RT 03 RW 02. Masjid Jami Al-

Marhamah menjadi Masjid RW 02 yang dibangun sekitar tahun

1989 atas tanah wakaf dari Bapak Nairan (Alm) yang sebagai

sesepuh Desa Tonjong dan bangunannya atas subsidi pemerintah

yang dikerjakan oleh anggota TNI Angkatan Darat dari pusat

Jakarta.

Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-Marhamah, ide dan

gagasan mendirikan Majelis ta’lim tersebut didasari atas

Page 69: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

56

kebutuhan masyarakat terhadap ilmu agama Islam serta pada

kondisi bangsa Indonesia yang dianggap mulai meninggalkan

tradisi dan nilai-nilai keagamaan serta merosotkan moralitas

bangsa akibat pengaruh budaya bangsa barat.

Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-Marhamah terbentuk

sekitar tahun 1990 pada awal berdirinya sampai sekarang

dibawah Kepengurusan Keluarga Besar Alm. Bapak Nairan,

dimana saat ini sebagai kepala pengurus Majelis ta’lim nya

adalah Ibu Ustadzah Hj. Cana (putri bapak Nairan alm.). Pada

awalnya jumlah dari Majelis ta’lim itu sangat sedikit dan

khususnya bagi kalangan dewasa dan orang tua. Dan seiring

dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat, maka Majelis

ta’lim tersebut sudah memiliki jamaah kurang lebih 120 orang

yang terdiri dari kaum ibu-ibu muda maupun yang sudah tua

dimana berasal dari beberapa RT dilingkungan Kampung Duri,

Desa Tonjong.

2. Program Kerja

Kepengurusan juga memiliki program kerja sebagai

pedoman kegiatan selanjutnya. Adapun program kerja tersebut

meliputi :

1. Melaksanakan kegiatan pengajian mingguan setiap hari

Selasa dan bulanan setiap minggu pertama di awal bulan.

2. Belajar membaca Al-Qur’an dan mengkaji Isi Al-

Qur’an di pengajian mingguan.

3. Mengundang Ustadz /ustadzah setiap minggunya.

4. Melaksanakan kegiatan acara pada hari besar Islam.

Page 70: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

57

5. Melaksanakan kegiatan wisata religi.

6. Pada bulan puasa memberi ta;zil di Masjid Jami Al-

Marhamah.

7. Pada bulan ramadhan melakukan tadarussan setiap

malam.

8. Berkunjung ke rumah anggota ketika ada musibah.

9. Belajar dan berlatih rebana.

B. Peranan Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-Marhamah

Peranan Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-Marhamah,

antara lain:

1. Memberikan wawasan keagamaan yang luas

kepada para jama'ah. Peran Majelis Ta’lim Masjid Jami

Al-Marhamah dalam pengembangan wawasan keagamaan

para jama ’ahnya, terlihat dari kegiatan- kegiatan yang

dilaksanakan. Dari berbagai kegiatan - kegiatan tersebut

secara langsung para jama ’ah majelis ta’lim tersebut

dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang

wawasan agama Islam dan akhirnya menambah

pengetahuan mereka tentang Islam sebagai agama yang

mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan

hidup sehari - hari.

2. Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim

Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Ta’lim

Masjid Jami Al-Marhamah, tidak hanya untuk menambah

wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi ajang

untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jama ’ah.

Page 71: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

58

3. Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta

memiliki akhlaqul karimah. Peran Majelis Ta’lim Masjid

Jami Al-Marhamah dalam menciptakan masyarakat yang

bertaqwa serta berakhlaqul karimah , dilakukan dengan

cara memberikan pemahaman tentang pentingnya

pengamalan agama dalam kehidupan sehari - hari. Hal ini

yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk

menghadapi kemajuan tekhnologi dan perkembangan

jaman.

4. Melahirkan pribadi- pribadi yang bertanggung

jawab, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, serta

bangsa dan negara. Dengan kegiatan- kegiatan dan

pemahaman tentang agama yang diberikan di Majelis

Ta’lim Masjid Jami Al-Marhamah diharapkan para jama

’ah mampu menerapkan dan mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga,

masyarakat, bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang

bertanggung jawab di berbagai aspek kehidupan.

C. Data dan Agenda Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-

Marhamah

1. Daftar Penceramah

a. Penceramah : Ustad Subki Abdurrahman

Kajian : Ilmu fiqih

Usia : 54 tahun

Profesi : Ketua MUI Desa Tonjong Kec.

Tajurhalang

Page 72: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

59

b. Penceramah : Ustad Abu Abdillah

Kajian : Tafsir Al-Quran dan Hadist

Usia : 49 tahun

Profesi : Ketua MUI Desa Nanggela, Kec.

Tajurhalang

c. Penceramah : Ustadzah Cana

Kajian : Ilmu Tajwid dan Sejarah Pengetahuan

Islam

Usia : 69 tahun

Profesi : Ketua Pengajian Ibu – Ibu Desa Tonjong

2. Agenda Pengajian & Bimbingan Agama

a. Pengajian Mingguan setiap hari Selasa pagi

b. Pengajian Bulanan setiap minggu pertama di awal

bulan

c. Pengajian Anak-anak ba’da Magrib.

Page 73: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

60

BAB IV

DATA & TEMUAN PENELITIAN

A. Persiapan & Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Data Partisipan

Penelitian ini menggunakan partisipan Ibu-Ibu yang

aktif mengikuti pengajian di Majelis Ta’lim Masjid Jami

Al-Marhamah dengan Kriteria Partisipan umur sekitar 30

– 45 Tahun dan memiliki anak usia remaja umur sekitar

12 – 18 tahun. Peneliti melakukan pengamatan terhadap

para jamaah Majelis ta’lim ketika diadakan pengajian

Mingguan di hari Selasa.

Setelah menemukan partisipan yang sesuai dengan

kriteria tersebut maka peneliti melakukan komunikasi

awal dengan menghubungi via telepon atau menemui

langsung setelah acara pengajian selesai untuk

menanyakan kesediaan partisipan dalam penelitian. Jika

bersedia, maka peneliti akan mengatur jadwal pertemuan

untuk wawancara. Panduan wawancara yang di buat

mengacu pada teori yang digunakan peneliti pada

panduan pertanyaan umum.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian melakukan pengambilan data dengan

metode wawancara. Wawancara dilakukan terhadap

sampel 3 orang partisipan.

Page 74: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

61

Berikut ini merupakan waktu & tempat pengambilan data

:

Tabel 1. Waktu & tempat penelitian

No Keterangan Partisipan 1 Partisipan 2 Partisipan 3

1 Wawancara Jumat, 5

Juni 2020 di

Rumah

partisipan

Sabtu, 6 Juni

2020 di

Rumah

partisipan

Minggu, 7

Juni 2020 di

Rumah

partisipan

3. Data Partisipan

Tabel 2. Data Partisipan

No Keterangan Partisipan 1 Partisipan 2 Partisipan 3

1 Nama Inisial Enah Sidik

(ES)

Siti Aisyah

(SA)

Dede Fildah

(DF)

2 Usia 42 42 40

3 Pendidikan

terakhir

SD SMA SD

4 Pekerjaan Kader

Posyandu

Guru PAUD Ibu RT dan

usaha

rumahan

5 Jumlah anak 2 3 3

6 Umur Anak 17 tahun &

23 tahun

14 tahun, 11

tahun dan 5

tahun

22 tahun, 17

tahun dan

11 tahun

Page 75: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

62

B. Temuan Penelitian

Adapun gambaran dari ketiga partisipan tersebut

sebagai berikut:

a. Partisipan 1

ES adalah seorang ibu yang memiliki 2 orang anak

usia 17 tahun & 23 tahun di mana ES sebagai ibu

rumah tangga juga aktif sebagai Kader di Posyandu

RW 02 Desa Tonjong. ES adalah seorang ibu

yang Di kenal ramah di lingkungannya. Ketika

peneliti datang ke rumahnya disambutnya dengan

sangat ramah dan bersedia untuk menjadi salah satu

partisipan dalam penelitian ini. Ketika peneliti

melakukan proses wawancara di rumah ES, Peneliti

juga berjumpa dengan dua anak remajanya, dan saat

Peneliti berkunjung suaminya sedang bekerja.

ES selalu aktif & bisa di bilang tidak pernah absen

mengikuti pengajian di Majelis Ta’lim Masjid Jami

Al-Marhamah. ES sudah mengikuti Majelis ta’lim

selama lebih dari 25 tahun. Sehari-harinya ES

Menjalankan semua aktivitasnya termasuk mengurus

rumah tangga dan usaha juga keaktifannya menjadi

kader posyandu. Itu semua tidak mengurangi

kegiatannya dalam pengajian mingguan ataupun

bulanan di Masjid Jami Al-Marhamah.Dan di dalam

kegiatan pengajian juga sering memberanikan diri

untuk menampilkan kemampuannya seperti menjadi

Page 76: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

63

MC di saat pengajian bulanan di Masjid Jami Al

Marhamah dan ES juga aktif bertanya kepada

penceramah Ustaz maupun ustadzah mengenai ilmu

agama yang tidak dipahaminya nya baik itu tentang

fiqih Tafsir Alquran dan hadis terutama tentang cara

mendidik anak-anak agar menjadi anak-anak yang

saleh dan Salehah.

Hasil wawancara dengan ES, Pendidikan

terakhirnya di jenjang Sekolah Dasar (SD) sungguh

sangat minim akan ilmu-ilmu agama. Bimbingan

Agama di Majelis Ta’lim Al-Marhamah memberikan

pengetahuan & materi yang berhubungan dengan

peran sebagai orang tua.

Di samping itu, support dari suami sebagai kepala

keluarga yang baik & mendukung ES untuk selalu

mengikuti pengajian di Majelis ta’lim, membuat ES

sangat aktif mengikuti pengajian. ES juga

mengungkapkan kepada peneliti bahwa kadang-

kadang hasil atau materi yang didapakat di Majelis

ta’lim langsung disampaikan kepada suami dan

menjadi bahan diskusi di keluarga.

Adapun pengaruhnya dalam regulasi emosi

terhadap ibu ES dalam mendidik anak-anaknya atau

mengatasi kenakalan kenakalan yang terjadi kepada

anaknya itu sangat berpengaruh sekali ajaran ataupun

bimbingan agama yang didapatnya di masjid Ta’lim

Al Marhamah seperti halnya contoh anak pertamanya

Page 77: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

64

yang usia 23 tahun terkadang anak gadis sering lebih

suka berdiam di kamar, tidur larut malam karena

bermain handphone yang mengakibatkan shalat

subuhnya telat. pada saat itu yang pada awalnya ES

suka marah-marah ketika memberitahu anak

gadisnya, sekarang tidak lagi karena ES mengingat

saran ataupun bimbingan agama yang diberikan oleh

penceramah Ustad ataupun Ustadzah di Majelis

Ta’lim Al-Marhamah, salah satunya nya tata cara

yang lemah lembut dalam memberitahu anak

gadisnya agar tidak begadang bermain handphone

supaya tidak telat shalat subuhnya dan bisa membantu

pekerjaan ES salah satunya menjaga toko kuenya

ataupun membantu membersihkan rumah. Dengan

begitu anak gadisnya pun menerima bahwa

perbuatannya itu tidak baik dan tidak benar dan segera

mengikuti saran atas perintah dari ES sebagai

ibunya. Dengan komunikasi & informasi ajaran agama

tersebut maka anak akan nyaman untuk berkomunikasi

dengan orang tua & melaksanakan perintah dari orang

tua. Mengikuti pengajian di Majelis ta’lim Masjid

Jami Al-Marhamah membuat regulasi emosi ES

kearah positif dan merasakan kenyamanan &

ketenangan

b. Partisipan 2

SA adalah seorang Ibu yang memiliki 3 orang

anak usia 14 tahun, 11 Tahun & 5 tahun dimana SA

Page 78: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

65

sebagai Ibu Rumah Tangga yang memiliki profesi

sebagai guru PAUD. Ibu SA menjadi tulang

punggung dalam rumah tangganya dikarenakan

suaminya tidak bekerja bukan karena sakit ataupun

keterbatasan fisik tetapi karena kebiasaan mertuanya

yang sudah memanjakan suaminya sejak kecil. maka

dari itu dalam menjalankan rumah tangga Ibu SA lah

yang berposisi mencari nafkah sekaligus menjadi ibu

rumah tangga, sedangkan suaminya hanya membantu

ibu SA dalam mengurus pekerjaan rumah tangga dan

mengantar jemput ibu SA pulang pergi mengajar di

PAUD SA tergolong aktif dalam mengikuti pengajian

di Majelis ta’lim Masjid Jami Al-Marhamah. Ibu SA

yang sudah mengikuti Majelis ta’lim selama lebih

dari 25 tahun..

Pengajian mingguan yang dilaksanakan setiap hari

selasa pagi, tidak mengganggu aktifitas SA sebagai

Ibu rumah tangga. Terhadap bimbingan agama yang

berkaitan dengan Pengasuhan anak usia remaja, kajian

di pengajian Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-

Marhamah sangat bervariasi seperti kisah-kisah para

Nabi dalam mengajarkan anak, pola pengasuhan anak

di masa jaman sekarang dengan metode bimbingan

agama dan pedoman-pedoman lainnya yang berkaitan

dengan pengasuhan anak di dalam agama Islam

Bagi Ibu SA, Peran dari Majelis Ta’lim Masjid

Jami Al-Marhamah dalam membina sikap keagamaan

Page 79: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

66

para jamaahnya dalam segi ibadah sangatlah

bermanfaat. Berdasarkan ilmu yang mereka dapatkan

dari penceramah dan juga pada awalnya para jamaah

atau anggota belum mengetahui pelaksanaan ibadah

madhah ataupun ibadah ghairo madhah maka dengan

pergi ke majelis ta’lim mereka dapat mengetahui

pentingnya ibadah itu.

Mengikuti pengajian di Majelis Ta’lim Masjid

Jami Al-Marhamah membuat regulasi emosi Ibu SA

kearah positif dan merasakan kenyamanan dan

ketenangan.

Kedatangan peneliti ke rumah Ibu SA disambut

dengan baik namun sangatlah terlihat lelah di wajah

Ibu SA dikarenakan kan memiliki peran ganda.

Ketika peneliti mulai bertanya kepada ibu SA dalam

mengatasi kenakalan anak remajanya dan mendidik

anak remajanya sesuai bimbingan agama

yang dipelajari di Majelis Ta'lim Al Marhamah

sangatlah berpengaruh dalam regulasi emosi Ibu

SA. Seperti contoh ketika anak remajanya yang

berusia 14 tahun seringkali telat pulang sekolah

dikarenakan bermain PS di rumah temannya sebelum

tiba di rumah, itu sangatlah membuat ibu SA sangat

cemas dan khawatir memikirkan anak sulungnya dan

berniat ingin memarahi anaknya ketika tiba di

rumah. Namun ibu SA Teringat Bimbingan agama

Dari para ustadz dan ustadzah di Majelis ta’lim Al-

Page 80: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

67

Marhamah dengan begitu ibu SA segera sadar dan

membatalkan niatnya untuk memarahi anak sulungnya

dan segera menasehati anaknya dengan bimbingan

agama yang didapatnya di Masjid Jami Al-Marhamah.

Adapun Ibu SA dalam mengatasi dan mendidik

anaknya yang berusia 5 tahun. Terkadang ketika ibu

SA baru tiba di rumah setelah pulang mengajar di

PAUD anaknya yang berusia 5 tahun merengek ingin

bermain dengan ibu SA dalam kondisi lelah setelah

pulang mengajar di PAUD sangatlah menguras emosi

namun kembali ibu SA mengingat bimbingan agama

yang dimiliki ibu SA di Masjid Ta'lim Al Marhamah

sehingga Ibu SA tidak marah ataupun merasa kesal

tetapi ibu SA segera membujuk anaknya yang berusia

5 tahun untuk mengerti kondisinya dan mengalihkan

keinginan anaknya dengan memberikan sebuah

makanan ringan, permen, mainan edukasi anak usia

dini seperti buku gambar beserta pensil warna dengan

begitu sang anak bungsu merasa senang tidak lagi

merengek .Dan juga menurut Ibu SA ,ketika

penyampaian bimbingan agama oleh Ibu SA diterima

atau tidak oleh anaknya, SA tetap menjaga ketenangan

& menahan amarah karena sesuai bimbingan agama di

Majelis, sabar menjadi kunci Utama dalam

pengasuhan anak.

Page 81: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

68

c. Partisipan 3

DF adalah seorang Ibu yang memiliki 3 orang

anak usia 22 tahun, 17 Tahun & 11 tahun dimana DF

sebagai Ibu Rumah Tangga memiliki uasaha jualan

sembako di warung milik sendiri di depan rumahnya.

Ibu DF tergolong aktif dalam mengikuti pengajian di

Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-Marhamah dan sudah

mengikuti Majelis ta’lim selama lebih dari 20 tahun.

Pengajian mingguan yang dilaksanakan setiap hari

selasa pagi, tidak mengganggu aktifitas DF sebagai

Ibu rumah tangga dan mengelola warung sembako

miliknya.

Ketika peneliti datang berkunjung kerumah ibu

DF untuk mengajukan pertanyaan mengenai perihal

bimbingan agama yang berpengaruh dalam regulasi

emosi ibu DF dalam mendidik dan mengatasi kendala

atas kenakalan anak remajanya ibu DF sangatlah

antusias menerima dan menjawab pertanyaan peneliti,

adapun pekerjaan suami ibu DF yakni bekerja di

restaurant chines food di jakarta yang pulangnya

seminggu sekali itu sangatlah berpengaruh dalam

kondisi ibu DF dalam mendidik anak-anaknya

sehingga sangatlah berperan bimbingan agama di

Masjid Al- Marhamah yang dimiliki ibu DF.

Bagi Ibu DF, Peran dari Majelis Ta’lim Masjid

Jami Al-Marhamah dalam membina sikap keagamaan

para jamaahnya dalam segi ibadah sangatlah

Page 82: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

69

berpengaruh. Berdasarkan ilmu yang mereka dapatkan

dari penceramah dan juga pada awalnya para jamaah

atau anggota belum mengetahui pelaksanaan ibadah

madhah ataupun ibadah ghairo madhah maka dengan

pergi ke Majelis ta’lim mereka dapat mengetahui

pentingnya ibadah itu. Terhadap bimbingan agama

yang berkaitan dengan Pengasuhan anak usia remaja,

kajian di pengajian Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-

Marhamah sangat bervariasi seperti kisah-kisah para

Nabi dalam mengajarkan anak, pola pengasuhan anak

di masa jaman sekarang dengan metode bimbingan

agama dan pedoman-pedoman lainnya yang berkaitan

dengan pengasuhan anak di dalam agama Islam

Mengikuti pengajian di Majelis Ta’lim Masjid Jami

Al-Marhamah membuat regulasi emosi Ibu DF kearah

positif dan merasakan kenyamanan dan ketenangan.

Bimbingan agama seperti dalam bidang

pengasuhan anak sangat bermanfaat bagi DF dimana

memiliki anak laki-laki usia 17 tahun & 11 tahun. Dua

anak dalam kondisi remaja sangat membutuhkan

pengawasan bagi DF. Ketika penyampaian bimbingan

agama oleh DF diterima atau tidak oleh anaknya, DF

tetap menjaga ketenangan & menahan amarah karena

sesuai bimbingan agama Di Majelis, sabar menjadi

kunci Utama dalam pengasuhan anak. Untuk anak

perempuan, DF mencoba mengajak mereka untuk ikut

ke pengajian dimana DF menjelaskan manfaat

Page 83: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

70

mengikuti majelis ta’lim. Pengajian mingguan yang

dilaksanakan setiap hari selasa pagi, tidak

mengganggu aktifitas DF sebagai Ibu rumah tangga.

Page 84: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

71

BAB V

PEMBAHASAN

A. Analisis Data Penelitian

1. Analisis Partisipan 1

1.1. Bimbingan Agama Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-

Marhamah

ES yang sudah mengikuti Majelis ta’lim selama

lebih dari 25 tahun. Pengajian mingguan yang

dilaksanakan setiap hari selasa pagi, tidak mengganggu

aktifitas ES sebagai Ibu rumah tangga dan juga aktif di

Kader Posyandu.

Bagi ES, Peran dari Majelist Ta’lim Masjid Jami

Al-Marhamah dalam membina sikap keagamaan para

jamaahnya dalam segi ibadah sangatlah berpengaruh

sekali terutama terhadap ibadah yang ES laksanakan

sehari hari misalkan pada awalnya para jamaah atau

anggota anti atau enggan untuk datang ke masjid pada

akhirnya rajin pergi ke masjid untuk melaksanakan

kegiatan baik berupa kegiatan shalat berjamaah terutama

shalat lima waktu, membaca Al-Qur’an, di bulan

ramadhan setiap malam mengadakan tadarusan,

bagaimana cara mendidik anak dengan baik, menjadi istri

yang baik sesuai tuntunan agama Islam, mengetahui

hukum waris itu dikarenakan adanya pemahaman mereka

tentang pentingnya ke masjid berdasarkan ilmu yang

Page 85: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

72

mereka dapatkan dari penceramah dan juga pada awalnya

para jamaah atau anggota belum mengetahui

pelaksanaan ibadah madhah ataupun ibadah ghairo

madhah maka dengan pergi ke majelis ta’lim mereka

dapat mengetahui pentingnya ibadah itu.

Terhadap bimbingan agama yang berkaitan

dengan Pengasuhan anak usia remaja, kajian di pengajian

Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-marhamah sangat

bervariasi seperti kisah-kisah para Nabi dalam

mengajarkan anak, pola pengasuhan anak di masa jaman

sekarang dengan metode bimbingan agama dan

pedoman-pedoman lainnya yang berkaitan dengan

pengasuhan anak di dalam agama Islam.

1.2. Regulasi Emosi

Mengikuti pengajian di Majelis Ta’lim Masjid

Jami Al-Marhamah membuat regulasi emosi ES kearah

positif dan merasakan kenyamanandan ketenangan.

Bimbingan agama seperti dalam bidang pengasuhan anak

sangat bermanfaat untuk di terapkan oleh ES dimana

memiliki anak gadis usia 17 tahun. Seperti contoh dalam

cara menyuruh anak untuk melaksanakan shalat dengan

pola komunikasi dua arah antara Ibu dan anak. Anak

dapat disuruh dengan cara yang halusdan tidak kasar.

Diingatkan akan kewajiban mereka karena telah baliqdan

tanggung jawab amalandan dosa di dapan Allah SWT.

Dengan komunikasidan informasi ajaran agama

tersebut maka anak akan nyaman untuk berkomunikasi

Page 86: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

73

dengan orang tua dan melaksanakan perintah dari orang

tua.

2. Analisis Partisipan 2

2.1. Bimbingan Agama Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-

Marhamah

SA yang sudah mengikuti Majelis ta’lim selama

lebih dari 25 tahun. Pengajian mingguan yang

dilaksanakan setiap hari selasa pagi, tidak mengganggu

aktifitas ES sebagai Ibu rumah tangga.

Bagi SA, Peran dari Majelis Ta’lim Masjid Jami

Al-Marhamah dalam membina sikap keagamaan para

jamaahnya dalam segi ibadah sangatlah bermanfaat.

Berdasarkan ilmu yang mereka dapatkan dari

penceramah dan juga pada awalnya para jamaah atau

anggota belum mengetahui pelaksanaan ibadah madhah

ataupun ibadah ghairo madhah maka dengan pergi ke

majlis ta’lim mereka dapat mengetahui pentingnya

ibadah itu.

Terhadap bimbingan agama yang berkaitan

dengan Pengasuhan anak usia remaja, kajian di pengajian

Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-marhamah sangat

bervariasi seperti kisah-kisah para Nabi dalam

mengajarkan anak, pola pengasuhan anak di masa jaman

sekarang dengan metode bimbingan agama dan

pedoman-pedoman lainnya yang berkaitan dengan

pengasuhan anak di dalam agama Islam.

Page 87: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

74

2.2. Regulasi Emosi

Mengikuti pengajian di Majelis Ta’lim Masjid

Jami Al-Marhamah membuat regulasi emosi ES kearah

positif dan merasakan kenyamanan dan ketenangan.

Bimbingan agama seperti dalam bidang pengasuhan anak

sangat bermanfaat bagi SA dimana memiliki anak laki-

laki usia 14 tahun. Pengasuhan anak laki-laki memang

berbeda dengan perempuan karena pengaruh dunia luar

sangat cepat membawa perubahan kepada sifatdan

emosional anak. Ketika penyampaian bimbingan agama

oleh SA diterima atau tidak oleh anaknya, SA tetap

menjaga ketenangandan menahan amarah karena sesuai

bimbingan agama di Majelis, sabar menjadi kunci Utama

dalam pengasuhan anak.

3. Analisis Partisipan 3

3.1. Bimbingan Agama Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-

Marhamah

DF yang sudah mengikuti Majelis ta’lim selama

lebih dari 20 tahun. Pengajian mingguan yang

dilaksanakan setiap hari selasa pagi, tidak mengganggu

aktifitas DF sebagai Ibu rumah tangga.

Bagi DF, Peran dari Majelis Ta’lim Masjid Jami

Al-Marhamah dalam membina sikap keagamaan para

jamaahnya dalam segi ibadah sangatlah berpengaruh.

Page 88: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

75

Berdasarkan ilmu yang mereka dapatkan dari

penceramah dan juga pada awalnya para jamaah atau

anggota belum mengetahui pelaksanaan ibadah madhah

ataupun ibadah ghairo madhah maka dengan pergi ke

majlis ta’lim mereka dapat mengetahui pentingnya

ibadah itu.

Terhadap bimbingan agama yang berkaitan

dengan Pengasuhan anak usia remaja, kajian di pengajian

Majelis ta’lim Masjid Jami Al-marhamah sangat

bervariasi seperti kisah-kisah para Nabi dalam

mengajarkan anak, pola pengasuhan anak di masa jaman

sekarang dengan metode bimbingan agama dan

pedoman-pedoman lainnya yang berkaitan dengan

pengasuhan anak di dalam agama Islam.

3.2. Regulasi Emosi

Mengikuti pengajian di Majelis Ta’lim Masjid

Jami Al-Marhamah membuat regulasi emosi ES kearah

positif dan merasakan kenyamanandan ketenangan.

Bimbingan agama seperti dalam bidang

pengasuhan anak sangat bermanfaat bagi SA dimana

memiliki anak laki-laki usia 17 tahundan 11 tahun. Dua

anak dalam kondisi remaja sangat membutuhkan

pengawasan bagi DF. Ketika penyampaian bimbingan

agama oleh DF diterima atau tidak oleh anaknya, DF

tetap menjaga ketenangandan menahan amarah karena

sesuai bimbingan agama di Majelis, sabar menjadi kunci

Utama dalam pengasuhan anak. Untuk anak perempuan,

Page 89: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

76

DF mencoba mengajak mereka untuk ikut ke pengajian

dimana DF menjelaskan manfaat mengikuti Majelis

ta’lim.

B. Analisis Inter Subject

1. Bimbingan Agama Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-

Marhamah

Bimbingan agama adalah proses pemberian bantuan

terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan

ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai

kebahagian hidup di dunia dan akhirat.1 Bimbingan agama

dilaksanakan dalam upaya memberikan kecerahan batin

kepada seseorang dalam menghadapi segala macam

persoalan, dan bimbingan agama yang dilakukan sesuai

dengan ajaran Agama individu.2

Secara etimologis, perkataan Majelis ta’lim berasal dari

bahasa arab yang terdiri dari dua kata yaitu “Majelis dan

Ta’lim”, majelis artinya tempat duduk, tempat sidang dewan.

Dan ta’lim yang diartikan dengan pengajaran.3 Dengan

demikian secara bahasa Majelis ta’lim adalah tempat untuk

melaksanakan pengajaran atau pengajian agama Islam.

1 Aunur Rahim Faqih, 2001, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam,

(Yogyakarta: UII Press), Cet, ke-2, Hal, 4. 2 H. M. Arifin, 1976, Pokok-Pokok Tentang Bimbingan Penyuluhan

Agama, (Jakarta: Bulan Bintang), Hal, 25. 3 Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia,

(Surabaya: Pustaka Progresif, 2002), h. 138

Page 90: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

77

Dengan Demikian menurut peneliti, Majelis ta’lim

Masjid Jami Al-Marhamah berarti sebagai tempat

melaksanakan pengajaran atau pengajian agama Islam.

Bimbingan agama di Majelis ta’lim Masjid Jami Al-

Marhamah di artikan sebagai proses pemberian bantuan

terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan

ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai

kebahagian hidup di dunia dan akhirat.

Keberadaan Majelis ta’lim Masjid Jami Al-Marhamah

sangat berperan bagi masyarakat seperti yang di ungkapkan

oleh Ibu ES Partisipan 1 :

“Peran dari Majelist ta’lim Masjid Jami Al-Marhamah

dalam membina sikap keagamaan para jamaahnya dalam

segi ibadah sangatlah berpengaruh sekali terutama terhadap

ibadah yang ES laksanakan sehari hari misalkan pada

awalnya para jamaah atau anggota anti atau enggan untuk

datang ke masjid pada akhirnya rajin pergi ke masjid untuk

melaksanakan kegiatan baik berupa kegiatan shalat

berjamaah terutama shalat lima waktu dan kegiatan

lainnya”.

Demikian pula yang disampaikan oleh Ibu SA Partisipan

2 :

“Dalam membina sikap keagamaan para jamaahnya dalam

segi ibadah sangatlah bermanfaat. Berdasarkan ilmu yang

mereka dapatkan dari penceramah dan juga pada awalnya

para jamaaah atau anggota belum mengetahui pelaksanaan

ibadah madhah ataupun ibadah ghairo madhah maka dengan

Page 91: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

78

pergi ke majelis ta’lim mereka dapat mengetahui pentingnya

ibadah itu”.

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Ibu DF

Partisipan 3 :

“Berdasarkan ilmu yang mereka dapatkan dari penceramah

dan juga pada awalnya para jamaaah atau anggota belum

mengetahui pelaksanaan ibadah madhah ataupun ibadah

ghairo madhah maka dengan pergi ke majlis ta’lim mereka

dapat mengetahui pentingnya ibadah itu”.

Dari kutipan – kutipan di atas memberikan pengertian

kepada peneliti bahwa Majelis ta’lim Masjid Jami Al-

Marhamah memberikan peran sebagai tempat pengajarandan

bimbingan agama terlihat dari pengaruhnya terhadap Jemaah

sikap keagaam para jemaahnyadan ilmu ibadah yang di

dapatkan.

2. Regulasi Emosi

Dari ketiga partisipan yang menjadi sumber data peneliti

menemukan bahwa mengikuti pengajian di Majelis ta’lim

Masjid Jami Al-Marhamah membuat regulasi emosi

partisipan kearah positif dan merasakan kenyamanandan

ketenangan.

Regulasi emosi dalam yang terjadi setelah mengikuti

bimbingan agama di Majelis ta’lim Masjid Jami Al-

Marhamah terlihat ketika Ibu E.S Partisipan 1 yang memiliki

anak usia remaja : dalam cara menyuruh anak untuk

melaksanakan shalat dengan pola komunikasi dua arah

Page 92: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

79

antara Ibudan anak. Anak dapat disuruh dengan cara yang

halusdan tidak kasar. Diingatkan akan kewajiban mereka

karena telah baliqdan tanggung jawab amalandan dosa di

dapan Allah SWT”.

Demikian pula bagi Ibu S.A Partisipan 2 dimana

memiliki anak laki-laki usia 14 tahun. “Pengasuhan anak

laki-laki memang berbeda dengan perempuan karena

pengaruh dunia luar sangat cepat membawa perubahan

kepada sifatdan emosional anak. Ketika penyampaian

bimbingan agama oleh SA diterima atau tidak oleh anaknya,

SA tetap menjaga ketenangandan menahan amarah karena

sesuai bimbingan agama di Majelis, sabar menjadi kunci

Utama dalam pengasuhan anak”.

Bagi Ibu D.F Partisipan 3, regulasi emosi pun di alami

setelah mengikuti bimbingan agama di Majelis ta’lim Masjid

Jami Al-Marhamah. “Ketika penyampaian bimbingan agama

diterima atau tidak oleh anak, tetap jaga ketenangandan

menahan amarah karena sesuai bimbingan agama di Majelis,

sabar menjadi kunci utama dalam pengasuhan anak. Untuk

anak perempuan, cobalah mengajak mereka untuk ikut ke

pengajian dan jelaskan manfaat mengikuti majelis ta’lim.

C. Analisis Peran Bimbingan Agama dalam Meningkatkan

Regulasi Emosi Orang Tua yang Memiliki Anak Usia

Remaja di Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-Marhamah

Dari analisis terhadap Bimbingan agama Majelis Ta’lim

Masjid Jami Al-Marhamah dan analisis Regulasi yang terjadi

Page 93: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

80

pada orang tua yang memiliki anak usia remaja yang aktif

mengikuti bimbingan agama di Majelis ta’lim, maka peneliti

menyajikan Analisis keterkaitan berdasarkan data-data dari

partisipan yang peneliti jadikan sumber data seperti diagram

berikut :

Regulasi Emosi

Sebelum mendapat bimbingan

agama

Bimbingan Agama Majelis

Taklim

Setelah mendapatkan

bimbingan agama

1. Belum bisa mengatur emosi (mudah marah, kecewa)

2. Terkadang masih malas mengikuti kegiatan keagamaan

3. Sering pasrah dengan tingkah laku anak

4. Tidak melibatkan anggota keluarga lain dalam mendukung pendidikan anak

1. materi bimbingan agama kepada anak

2. Ustad Ustadzah pemberi materi

3. Contoh-contoh bimbingan langsung

4. Kewajiban orang tua

terhadap anak

1. Pengaturan emosi lebih terkontrol

2. Rajin mengikuti kegiatan keagamaan untuk bekal diri

3. Sabar & tenang mendidik anak

4. Berdiskusi dengan anggota keluarga untuk cara bimbingan agama kepada anak yang

lebih baik

Page 94: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

81

BAB VI

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-Marhamah sebagai sebuah

lembaga pendidikan non-formal banyak mempunyai peranan

dalam pembentukan sikap, antara lain: meningkatkan pengamalan

ibadah bagi masyarakat atau anggota, memberikan pedoman dan

bimbingan hidup dalam berumah tangga, suami dengan istri,

bapak dengan anak dan ibu dengan anak. Menumbuhkan rasa

sosial yang tinggi. Memberikan wawasan keberagamaan yang

luas. Mempererat tali silaturahim antar sesama muslim.

Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul

karimah. Membentuk pribadi-pribadi yang bertanggung jawab,

baik di lingkungan keluarga, masyarakat, serta bangsa dan

negara.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan aktif mengikuti

pengajian di Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-Marhamah, regulasi

emosi positif yang dihasilkan dari bimbingan agama yang didapat

di Majelis ta’lim sangat berperan bagi ibu-ibu yang memiliki

anak usia remaja dalam pengaturan emosional mereka

membimbing anak dan mengarahkan anak. Penyampaian

bimbingan agama dari ustadz dan ustadzah setiap minggunya

membuat pribadi mereka siap untuk mengajarkan anak mereka

yang sudah di usia remaja.

Hal ini terlihat dari tanggapan 3 simpatisan yang peneliti

wawancarai. Ibu-Ibu yang menjadi simpatisan tersebut merasa

Page 95: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

82

emosional mereka lebih tenang dan lebih terarah ketika

menghadapi tingkah laku anaknya. Ibu-Ibu tersebut lebih sabar

dan tidak mudah emosi walaupun beberapa tanggapan dari anak

mereka yang kadang kala yang kurang mengikuti suruhan dan

arahan dari orang tua.

B. Saran

1. Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-Marhamah

Pada bagian pengorganisasian, agar dibuat struktur

oranisasi yang memudahkan pembagian tugas di Majelis Ta’lim

Masjid Jami Al-Marhamah disesuaikan dengan kemampuan

pengurus. Dalam pembagian tugas dan tanggung jawab

disesuaikan dengan dengan jabatan masing-masing dalam

struktur organisasi.

Pada bagian kegiatan Majelis Ta’lim Masjid Jami Al-

Marhamah, kegiatan yang rutin dilaksanakan adalah pengajian

rutinan setiap hari Selasa pagi dan pengajian bulanan setiap

minggu pertama awal bulan. Acara pengajian tersebut diisi

dengan shalawatan dan penyampaian ceramah. Kegiatan tersebut

sudah cukup baik karena konsistensi diselerenggarakan dan

dihadiri banyak jemaah dari kalangan ibu-ibu. Terjadi perbedaan

jumlah peserta ketika pengajian rutin dengan peringatan PHBI

dimana ketika PHBI memang diikuti pula oleh jemaah bapak-

bapak sehingga jamaah ibu-ibunya mulai berkurang. Butuh

pembinaan dari pengurus kepada jemaah agar sama-sama

mengikuti setiap kegiatan keagaaman baik pengajian rutin dan

peringatan PHBI.

Page 96: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

83

2. Ibu-ibu yang memiliki anak usia remaja

Emosional ibu-ibu yang memiliki anak usia remaja

memang sangat diuji ketika pola pikir anak dan orang tua berbeda

ketika seorang anak memiliki tujuan / keinginan tertentu. Di

sarankan bagi Ibu-ibu ketika mengikuti pengajian di Majelis

ta’lim agar banyak berinteraksi atau tanya jawab dengan

penceramah / ustadz-ustadzah mengenai kondisi-kondisi yang

terjadi dirumah agar didapatkan solusi dalam bimbingan pola

asuh anak dalam ajaran Islam.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Peneliti menyadari adanya kelemahan dalam penelitian ini

yang disebabkan keterbatasan jumlah partisipan. Keterbatasan

jumlah partisipan terjadi karena kriteria dari peneliti yaitu jumlah

Ibu-ibu yang rutin mengikuti pengajian Majelis ta’lim dan juga

yang memiliki anak usia remaja Desa Tonjong RT 03 RW 02

kecamatan TajurHalang, Kab. Bogor. Peneliti selanjutnya

diharapkan dapat mencari Masjid yang memiliki Majelis ta’lim

yang lebih besar, jumlah warga lebih banyak untuk kalangan Ibu-

Ibu yang memiliki anak usia remaja.

Page 97: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

84

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Faqih Ainur Rahim, Bimbingan dan Konseling Dalam

Islam, Yogyakarta: UII Press, 2001.

As Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1992.

Syukir Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam,

Surabaya: Al-Ikhlas, 1983.

Prasetyo Bambang, Jannah Lina Miftahul, Metode

Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasinya, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2006.

Bungin Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif,

Jakarta: Kencana, 2010,

Saleh E. Hassan, Study Islam Diperguruan Tinggi

Pembinaan IMTAQ dan Pengembangan Wawasan, Jakarta: ISTN,

2000.

Perwandari E. Kristi, Pendekatan Kualitatif untuk Perilaku

Manusia, Depok: LPSP3-UI, 2011.

Arifin H.M., Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan

Penyuluhan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1985.

A Hallen, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Quantum

Teaching, 2005.

Ghozali Imam, Aplikasi Analisis Multivarians dengan

Program SPSS, Semarang: UNDIP, 2003.

Page 98: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

85

Farid Imam Sayuti, Pokok-pokok Bahasan tentang

Bimbingan Penyuluhan Agama sebagai Tenik Dakwah, Jakarta:

Bulan Bintang, 2007.

W J Santrock, Remaja, edisi kesebelas, Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2007.

Gross J. J, Handbook of emotion regulation, New York:

The Guildford Press. 2007.

Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2007.

Arifin M, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan

Penyuluhan Agama Jakarta: PT. Golden Terayon Press, 1982.

Arifin M, Pokok-pokok Pikiran Bimbingan dan

Penyuluhan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

Lutfi M, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam,

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2008.

Ardani Mohammad, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Mitra

Cahaya Utama, 2005.

Mallo Monasse, Metode Penelitian Sosial, Jakarta:

Karunika, 1986.

Nazir Muhammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1983.

Ali Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2000.

Sukmadinata Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses

Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.

Page 99: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

86

K Nottingham Elizabeth, Agama dan Masyarakat, Suatu

Pengantar Sosiologi Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1997.

Albin R S, Emosi bagaimana mengenal, menerima, dan.

Mengarahkannya, Yogyakarta: Kanisius, 1986.

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta:

Kalam Mulia, 2005

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D, Bandung: Alfabeta, 2009.

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta,

2012.

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002.

Salam Syamsir, dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian

Sosial, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006.

Umar, Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, Bandung: CV.

Pustaka Setia, 1998.

Gerungan W A, Psikologi Sosial, Bandung: PT Refika

Aditama, 2004.

Darajat Zakiah, Pendidikan Agama dan Pembinaan

Mental, Jakarta: Bulan Bintang, 1982.

Zuhairi, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam,

Surabaya: Usaha Nasional, 1983.

Page 100: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

87

Sumber Jurnal

Melsani, 2018, Bimbingan Agama dalam meningkatkan regulasi

diri Narapidana di Rumah Tahanan Negara (RUTAN) kelas II B

Menggala Kabupaten Tulang Bawang, Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Raden Intan, Bandung.

Maryam, 2018, Peran Majlis Ta’lim Nurul Iman Dalam

Pembentukan Sikap Keagamaan Masyarakat Di Rt 10/02

Kelurahan Pagar Dewa Kec Selebar Bengkulu. Jurnal Penelitian

dan Pengabdian Masyarakat Volume 3, Nomor 2, 2018

Yasinta Tiwi Carysa, 2019, Pengaruh Regulasi Emosi terhadap

Agresivitas pada Atlet Sepak Bola Usia Remaja. Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Angela Bintang Maharani, 2017, Regulasi Emosi Pada Ibu Bekerja

Yang Mengalami Konflik Peran Ganda. Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Sofwatillah Amin, 2016, Dukungan Sosial dan kemampuan

penyesuaian diri remaja suku baduyluar yang bersekolah di luar

Baduy. Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Syarif

Hidayatullah. Jakarta.

Page 101: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

88

Sumber Website

https://www.kompasiana.com/nikmatul/5840072f309373f106c78

bed/pengasuhan-anak-usia-remaja di akses pada hari Senin, 22

Juni 2020.

https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpos

t/xview&id=3554 peran orang tua dalam pendampingan remaja, di

akses pada hari Senin, 22 Juni 2020.

Page 102: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

Lampiran 1

22

TABEL HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN REGULASI EMOSI PARTISIPAN

Bimbingan Agama Majelis Taklim Masjid Jami Al-Marhamah

Partisipan 1

Ibu Enah Sidik (ES)

Partisipan 2

Ibu Siti Aisyah (SA)

Partisipan 3

Ibu Dede Fildah (DF)

Usia dan jumlah anak usia

remaja

Usia Ibu ES 42 tahun

memiliki 2 anak usia

remaja yaitu umur

17 tahun dan 23 tahun

Usia Ibu SA 42 tahun

memiliki 1 anak usia

remaja yaitu umur 14

tahun

Usia Ibu DF 40 tahun

memiliki 1 anak usia

remaja yaitu umur 17

tahun

Keaktifan mengikuti Majelis

Taklim Masjid Jami Al-

Marhamah

ES aktif mengikuti

kegiatan majelis

taklim sekitar 25 tahun

SA aktif mengikuti

kegiatan majelis

taklim sekitar 25 tahun

DF aktif mengikuti

kegiatan majelis

taklim sekitar 20 tahun

kendala dalam mengikuti

Majelis Taklim di hari yang

ES merasa tidak ada

kendala dalam

SA merasa tidak ada

kendala dalam

DF merasa tidak ada

kendala dalam

Page 103: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

23

sudah ditentukan pengurus

Majelis

mengikuti kegiatan

setiap hari selasa pagi

mengikuti kegiatan

setiap hari selasa pag

mengikuti kegiatan

setiap hari selasa pag

perasaan mengikuti kegiatan

Majelis Taklim

ES mendapatkan

pengetahuan & materi

yang berhubungan

dengan peran sebagai

orang tua

Majelis Taklim Masjid

Jami Al-Marhamah

dalam membina sikap

keagamaan para

jamaahnya dalam segi

ibadah sangatlah

bermanfaat.

Majelis Taklim Al-

Marhamah dalam

membina sikap

keagamaan para

jamaahnya dalam segi

ibadah sangatlah

berpengaruh. Awalnya

para jamaaah atau

anggota belum

mengetahui

pelaksanaan ibadah

madhah ataupun

ibadah ghairo madhah

Page 104: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

24

maka dengan pergi ke

majlis ta’lim mereka

dapat mengetahui

pentingnya ibadah itu.

materi bimbingan agama

yang diberikan di Majelis

Taklim yang berhubungan

dengan remaja

bagaimana cara

mendidik anak dengan

baik yang beliau

dapatkan dari

penceramah

pola pengasuhan anak

di masa jaman

sekarang dengan

metode bimbingan

agama dan pedoman-

pedoman lainnya yang

berkaitan dengan

pengasuhan anak di

dalam agama Islam

pengajian Majelis

Taklim Al-Marhamah

sangat bervariasi

seperti kisah-kisah

para Nabi dalam

mengajarkan anak,

pola pengasuhan anak

di masa jaman

sekarang dengan

metode bimbingan

agama dan pedoman-

Page 105: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

25

pedoman lainnya yang

berkaitan dengan

pengasuhan anak di

dalam agama Islam

Manfaat Bimbingan agama

yang diberikan terhadap

kondisi Ibu yang memiliki

anak usia remaja

Bimbingan agama

yang berkaitan dengan

Pengasuhan anak usia

remaja, kajian di

pengajian Majelis

Taklim Masjid Jami

Almarhamah sangat

bervariasi seperti

kisah-kisah para Nabi

dalam mengajarkan

anak, pola pengasuhan

kajian di pengajian

Majelis Taklim Masjid

Jami Almarhamah

sangat bervariasi

seperti kisah-kisah

para Nabi dalam

mengajarkan anak,

pola pengasuhan anak

di masa jaman

sekarang dengan

metode bimbingan

pengajian Majelis

Taklim Al-Marhamah

sangat bervariasi

seperti kisah-kisah

para Nabi dalam

mengajarkan anak,

pola pengasuhan anak

di masa jaman

sekarang dengan

metode bimbingan

agama dan pedoman-

Page 106: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

26

anak di masa jaman

sekarang dengan

metode bimbingan

agama dan pedoman-

pedoman lainnya yang

berkaitan dengan

pengasuhan anak di

dalam agama Islam

agama dan pedoman-

pedoman lainnya yang

berkaitan dengan

pengasuhan anak di

dalam agama Islam

pedoman lainnya yang

berkaitan dengan

pengasuhan anak di

dalam agama Islam

Regulasi Emosi

Partisipan 1

Ibu Enah Sidik (ES)

Partisipan 2

Ibu Siti Aisyah (SA)

Partisipan 3

Ibu Dede Fildah (DF)

Perasaan setelah mengikuti

kegiatan Majelis Taklim

membuat regulasi

emosi Ibu ES kearah

positif dan merasakan

Mengikuti pengajian

di Majelis Taklim

Masjid Jami Al-

pengajian di Majelis

Taklim Masjid Jami

Al-Marhamah

Page 107: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

27

kenyamanan &

ketenangan

Marhamah membuat

regulasi emosi Ibu SA

kearah positif dan

merasakan

kenyamanan dan

ketenangan

membuat regulasi

emosi P1 kearah

positif dan merasakan

kenyamanan dan

ketenangan

bimbingan Agama di

Majelis taklim yang bisa

diterapkan untuk

pengasuhan anak drumah

cara menyuruh anak

untuk melaksanakan

shalat dengan pola

komunikasi dua arah

antara Ibu & anak.

Anak dapat disuruh

dengan cara yang

halus & tidak kasar.

Diingatkan akan

Bimbingan agama

seperti dalam bidang

pengasuhan anak

sangat bermanfaat

bagi Ibu SA dimana

memiliki anak laki-

laki usia 14 tahun.

Bimbingan agama

seperti dalam bidang

pengasuhan anak

sangat bermanfaat

bagi Ibu DF dimana

memiliki anak laki-

laki usia 17 tahun & 11

tahun. Dua anak dalam

kondisi remaja sangat

Page 108: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

28

kewajiban mereka

karena telah baliq &

tanggung jawab

amalan & dosa di

dapan Allah SWT

membutuhkan

pengawasan bagi P3

Bentuk penerimaan anak

ketika diberikan penjelasan

mengenai agama

Dengan komunikasi &

informasi ajaran

agama tersebut maka

anak akan nyaman

untuk berkomunikasi

dengan orang tua &

melaksanakan perintah

dari orang tua

Ibu SA dimana

memiliki anak laki-

laki usia 14 tahun.

Pengasuhan anak laki-

laki memang berbeda

dengan perempuan

karena pengaruh dunia

luar sangat cepat

membawa perubahan

Ketika penyampaian

bimbingan agama oleh

Ibu DF diterima atau

tidak oleh anaknya,

Ibu DF tetap menjaga

ketenangan &

menahan amarah

karena sesuai

bimbingan agama di

Majelis

Page 109: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

29

kepada sifat dan

emosional anak.

Perasaan ketika anak

menerima atau tidak tentang

pengajaran agama yang

diberikan.

Sabar dan tenang

mendidik anak,

berdiskusi dengan

anggota keluarga

untuk cara bimbingan

agama kepada anak

yang lebih baik.

Ketika penyampaian

bimbingan agama oleh

Ibu SA diterima atau

tidak oleh anaknya,

Ibu SA tetap menjaga

ketenangan dan

menahan amarah

karena sesuai

bimbingan agama di

Majelis, sabar menjadi

kunci Utama dalam

pengasuhan anak

sabar menjadi kunci

utama dalam

pengasuhan anak.

Untuk anak

perempuan, Ibu DF

mencoba mengajak

mereka untuk ikut ke

pengajian dimana Ibu

DF menjelaskan

manfaat mengikuti

majelis taklim

Page 110: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

Lampiran 2

DOKUMENTASI FOTO

Gambar 1. Masjid Jami Al-Marhamah Desa Tonjong

Gambar 2. Foto kegiatan Majelis Taklim setiap hari selasa

pagi di Masjid Jami Al-Marhamah Desa Tonjong

Page 111: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

Gambar 3. Peneliti dengan Partisipan 1 Ibu E.S

Gambar 4. Peneliti dengan Partisipan 2 Ibu S.A

Gambar 5. Peneliti dengan Partisipan 3 Ibu D.F

Page 112: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

Lampiran 3

Penulis membuat panduan pertanyaan Umum untuk

menjadikan kerangka berfikir sbb :

Peran Majelis Taklim Masjid Jami Al-Marhamah

1. Sudah berapa lama ibu mengikuti Majelis Taklim Masjid Jami

Al-Marhamah?

2. Berapa usia Ibu & apakah memiliki anak usia remaja?

3. Adakah kendala Ibu dalam mengikuti Majelis Taklim di hari

yang sudah ditentukan pengurus Majelis?

4. Bagaimana perasaan Ibu mengikuti kegiatan Majelis Taklim?

5. Apa saja materi bimbingan agama yang diberikan di Majelis

Taklim yang berhubungan dengan remaja?

6. Apakah Ibu merasa bermanfaat dengan Bimbingan agama

yang diberikan terhadap kondisi Ibu yang memiliki anak usia

remaja?

Regulasi Emosi

7. Apakah Ibu merasa tenang & nyaman mengikuti kegiatan

Majelis Taklim ?

8. Apakah bimbingan Agama di Majelis taklim bisa Ibu terapkan

untuk pengasuhan anak ibu drumah?

9. Bagaimana penerimaan anak ibu ketika ibu berikan

penjelasan mengenai agama?

10. Bagaimana perasaan Ibu ketika anak ibu menerima atau

tidak tentang pengajaran agama yang ibu berikan?

Page 113: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,
Page 114: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

LAMPIRAN B

PEDOMAN WAWANCARA

Tujuan Penelitian :

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan agama dalam

meningkatkan regulasi emosi Orang tua yang memiliki anak usia

remaja di Majelis taklim Masjid jami Al-Marhamah.

Wawancara dengan Partisipan 1 Ibu Enah Sidik

a. Peran Bimbingan Agama majelis taklim

Sudah berapa lama ibu mengikuti Majelis Taklim Masjid Jami

Al-Marhamah? Berapa usia Ibu & apakah memiliki anak usia

remaja?

ES adalah seorang Ibu yang memiliki 2 orang anak

usia 17 tahun & 23 tahun dimana ES sebagai ibu rumah

tangga juga aktif sebagai Kader di Posyandu RW 02

Desa Tonjong. ES selalu aktif & bisa di bilang tidak

pernah absen mengikuti pengajian di Majelis Taklim

Masjid Jami Al-Marhamah. P1 sudah mengikuti

Majelis Taklim selama lebih dari 25 tahun.

Adakah kendala Ibu dalam mengikuti Majelis Taklim di hari

yang sudah ditentukan pengurus Majelis?

Pengajian mingguan yang dilaksanakan setiap hari

selasa pagi, tidak mengganggu aktifitas P1 sebagai Ibu

rumah tangga dan juga aktif di Kader Posyandu.

Page 115: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

Apa saja materi bimbingan agama yang diberikan di Majelis

Taklim yang berhubungan dengan remaja? Apakah Ibu

merasa bermanfaat dengan Bimbingan agama yang diberikan

terhadap kondisi Ibu yang memiliki anak usia remaja?

Hasil wawancara dengan P1, Pendidikan

terakhirnya di jenjang Sekolah Dasar (SD) sungguh

sangat minim akan ilmu-ilmu agama. Bimbingan

Agama di Majelis Taklim Al-Marhamah memberikan

pengetahuan & materi yang berhubungan dengan peran

sebagai orang tua yaitu bagaimana cara mendidik anak

dengan baik, menjadi istri yang baik sesuai tuntunan

agama Islam, mengetahui hukum waris itu dikarenakan

adanya pemahaman beliau tentang pentingnya ke

masjid berdasarkan ilmu yang beliau dapatkan dari

penceramah. Bimbingan agama yang berkaitan dengan

Pengasuhan anak usia remaja, kajian di pengajian

Majelis Taklim Masjid Jami Almarhamah sangat

bervariasi seperti kisah-kisah para Nabi dalam

mengajarkan anak, pola pengasuhan anak di masa

jaman sekarang dengan metode bimbingan agama dan

pedoman-pedoman lainnya yang berkaitan dengan

pengasuhan anak di dalam agama Islam.

Di samping itu, support dari suami sebagai kepala

keluarga yang baik & mendukung P1 untuk selalu

mengikuti pengajian di Majelis Taklim, membuat P1

sangat aktif mengikuti pengajian. P1 juga

mengungkapkan kepada peneliti bahwa kadang-kadang

Page 116: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

hasil atau materi yang didapakat di Majelis Taklim

langsung disampaikan kepada suami dan menjadi

bahan diskusi di keluarga.

b. Regulasi Emosi

Apakah Ibu merasa tenang & nyaman mengikuti kegiatan

Majelis Taklim ?

Mengikuti pengajian di Majelis Taklim Masjid Jami

Al-Marhamah membuat regulasi emosi P1 kearah

positif dan merasakan kenyamanan & ketenangan

Apakah bimbingan Agama di Majelis taklim bisa Ibu terapkan

untuk pengasuhan anak ibu drumah? Bagaimana perasaan Ibu

ketika anak ibu menerima atau tidak tentang pengajaran

agama yang ibu berikan?

pengaruhnya dalam regulasi emosi terhadap ibu

ES dalam mendidik anak-anaknya atau mengatasi

kenakalan kenakalan yang terjadi kepada anaknya itu

sangat berpengaruh sekali ajaran ataupun bimbingan

agama yang didapatnya di masjid Taklim Al Marhamah

seperti halnya contoh anak pertamanya yang usia 23

tahun terkadang anak gadis sering lebih suka berdiam

di kamar, tidur larut malam karena bermain handphone

yang mengakibatkan shalat subuhnya telat. pada saat itu

yang pada awalnya ES suka marah-marah ketika

memberitahu anak gadisnya, sekarang tidak lagi karena

ES mengingat saran ataupun bimbingan agama yang

diberikan oleh penceramah Ustad ataupun Ustadzah di

Majelis Taklim Al-Marhamah, salah satunya nya tata

Page 117: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

cara yang lemah lembut dalam memberitahu anak

gadisnya agar tidak begadang bermain handphone

supaya tidak telat shalat subuhnya dan bisa membantu

pekerjaan ES salah satunya menjaga toko kuenya

ataupun membantu membersihkan rumah. Dengan

begitu anak gadisnya pun menerima bahwa

perbuatannya itu tidak baik dan tidak benar dan segera

mengikuti saran atas perintah dari ES sebagai

ibunya. Dengan komunikasi & informasi ajaran agama

tersebut maka anak akan nyaman untuk berkomunikasi

dengan orang tua & melaksanakan perintah dari orang

tua. Mengikuti pengajian di Majelis Taklim Masjid

Jami Al-Marhamah membuat regulasi emosi ES kearah

positif dan merasakan kenyamanan & ketenangan

Page 118: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

LAMPIRAN C

PEDOMAN OBSERVASI

Hari, Tanggal : 5 Juni 2020

Jam : 12.00 WIB

Tempat : Rumah Ibu Enak Sidik RT 03 RW 02

Catatan Lapangan :

1. Kondisi wawnacara (cuaca, suara, dan kehadiran pihak lain).

Hari Jumat yang cuaca sangat mendukung. hawa panas

karena menemui partisipan di rumah ketika orang melakukan salat

Jumat. suara percakapan kami cukup jelas dan peneliti bisa

memberikan pertanyaan kepada partisipan. hari ini partisipan tidak

kegiatan posyandu karena kondisi lingkungan masih pandemi

COVID 2019 dan baru dua minggu setelah lebaran Idul Fitri.

Bebetulan di rumah partisipan ada dua orang anak beliau namun

mereka k tidak ikut dalam wawancara dan ada di dalam

kamarnya. Suami beliau bekerja sebagai driver di sebuah

perusahaan swasta di bogor. Wawancara dilakukan di ruang tamu

dan berlangsung singkat.

2. Gambaran fisik dan penampilan subyek :

Ibu enah sidik bertubuh tinggi berkulit sawo matang beliau

mengenakan jilbab dan memang terlihat seperti ibu-ibu kader. Saat

wawancara beliau menggunakan jilbab warna pink dan baju blus

berwarna merah lengan panjang.

Page 119: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

3. Ringkasan sifat informan selama jalannya wawancara

Ibu enah sidik Adalah orang yang senang menerima

tamu. beliau sangat santai ketika diwawancarai apalagi beliau tahu

bahwasanya peneliti adalah anak dari ustadzah Pembimbing

agama di majelis taklim. Menurut peneliti Beliau tipe orang yang

antusias dan suka mengikuti kegiatan-kegiatan sosial yang haus

akan ilmu dan senang mendapat bimbingan.

4. Gangguan atau hambatan selama wawancara

Ibu enah Selekali meninggalkan peneliti karena dipanggil

oleh orang tuanya yang rumahnya hanya berjarak 2 meter saja dari

rumah Ibu Enah.

5. Catatan khusus selama wawancara

Berusaha untuk tidak ada yang mendengar selain partisipan

dan keluarganya karena partisipan sudah bersedia mau tanda

tangan Surat pernyataan kesediaan wawancara

Latar belakang pendidikan sangat berpengaruh dalam am

dan penjabaran kalimat atas pertanyaan yang diberikan

peneliti. jawaban bersifat umum dan dibantu oleh peneliti

mengarahkannya.

Page 120: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,
Page 121: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

LAMPIRAN B

PEDOMAN WAWANCARA

Tujuan Penelitian :

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan agama dalam

meningkatkan regulasi emosi Orang tua yang memiliki anak usia

remaja di Majelis taklim Masjid jami Al-Marhamah.

Wawancara dengan Partisipan 2 Ibu Siti Aisyah

a. Peran Bimbingan Agama majelis taklim

Sudah berapa lama ibu mengikuti Majelis Taklim Masjid Jami

Al-Marhamah? Berapa usia Ibu & apakah memiliki anak usia

remaja?

SA adalah seorang Ibu yang memiliki 3 orang anak

usia 14 tahun, 11 Tahun & 5 tahun dimana SA sebagai

Ibu Rumah Tangga. SA tergolong aktif dalam

mengikuti pengajian di Majelis Taklim Masjid Jami Al-

Marhamah. P2 yang sudah mengikuti Majelis Taklim

selama lebih dari 25 tahun..

Adakah kendala Ibu dalam mengikuti Majelis Taklim di hari

yang sudah ditentukan pengurus Majelis?

Pengajian mingguan yang dilaksanakan setiap hari

selasa pagi, tidak mengganggu aktifitas P1 sebagai Ibu

rumah tangga.

Apa saja materi bimbingan agama yang diberikan di Majelis

Taklim yang berhubungan dengan remaja? Apakah Ibu

Page 122: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

merasa bermanfaat dengan Bimbingan agama yang diberikan

terhadap kondisi Ibu yang memiliki anak usia remaja?

Terhadap bimbingan agama yang berkaitan dengan

Pengasuhan anak usia remaja, kajian di pengajian

Majelis Taklim Masjid Jami Almarhamah sangat

bervariasi seperti kisah-kisah para Nabi dalam

mengajarkan anak, pola pengasuhan anak di masa

jaman sekarang dengan metode bimbingan agama dan

pedoman-pedoman lainnya yang berkaitan dengan

pengasuhan anak di dalam agama Islam

Bagi P2, Peran dari Majelis Taklim Masjid Jami Al-

Marhamah dalam membina sikap keagamaan para

jamaahnya dalam segi ibadah sangatlah bermanfaat.

Berdasarkan ilmu yang mereka dapatkan dari

penceramah dan juga pada awalnya para jamaaah atau

anggota belum mengetahui pelaksanaan ibadah madhah

ataupun ibadah ghairo madhah maka dengan pergi ke

majlis ta’lim mereka dapat mengetahui pentingnya

ibadah itu.

b. Regulasi Emosi

Apakah Ibu merasa tenang & nyaman mengikuti kegiatan

Majelis Taklim ?

Mengikuti pengajian di Majelis Taklim Masjid

Jami Al-Marhamah membuat regulasi emosi P2 kearah

positif dan merasakan kenyamanan dan ketenangan.

Page 123: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

Apakah bimbingan Agama di Majelis taklim bisa Ibu terapkan

untuk pengasuhan anak ibu drumah? Bagaimana perasaan Ibu

ketika anak ibu menerima atau tidak tentang pengajaran

agama yang ibu berikan?

Kedatangan peneliti ke rumah Ibu

SA disambut dengan baik namun sangatlah terlihat

lelah di wajah Ibu SA dikarenakan kan memiliki

peran ganda. Ketika peneliti mulai bertanya kepada

ibu SA dalam mengatasi kenakalan anak

remajanya dan mendidik anak remajanya

sesuai bimbingan agama yang dipelajari di masjid

Ta'lim Al Marhamah sangatlah berpengaruh dalam

regulasi emosi Ibu SA. Seperti contoh ketika anak

remajanya yang berusia 14 tahun seringkali telat

pulang sekolah dikarenakan bermain PS di rumah

temannya sebelum tiba di rumah, itu sangatlah

membuat ibu SA sangat cemas dan khawatir

memikirkan anak sulungnya dan berniat ingin

memarahi anaknya ketika tiba di rumah. Namun

ibu SA Teringat Bimbingan agama Dari para ustadz

dan ustadzah di Majelis Taklim Al-

Marhamah dengan begitu ibu SA segera sadar dan

membatalkan niatnya untuk memarahi anak

sulungnya dan segera menasehati anaknya dengan

bimbingan agama yang didapatnya di Masjid Jami

Al-Marhamah. Adapun Ibu SA dalam mengatasi

dan mendidik anaknya yang berusia 5 tahun.

Page 124: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

Terkadang ketika ibu SA baru tiba di rumah setelah

pulang mengajar di PAUD anaknya yang berusia 5

tahun merengek ingin bermain dengan ibu SA

dalam kondisi lelah setelah pulang mengajar di

PAUD sangatlah menguras emosi namun kembali

ibu SA mengingat bimbingan agama yang dimiliki

ibu SA di Masjid Ta'lim Al Marhamah sehingga Ibu

SA tidak marah ataupun merasa kesal tetapi ibu SA

segera membujuk anaknya yang berusia 5

tahun untuk mengerti kondisinya dan mengalihkan

keinginan anaknya dengan memberikan sebuah

makanan ringan, permen, mainan edukasi anak usia

dini seperti buku gambar beserta pensil warna

dengan begitu sang anak bungsu merasa senang

tidak lagi merengek .Dan juga menurut Ibu SA

,ketika penyampaian bimbingan agama oleh Ibu SA

diterima atau tidak oleh anaknya, SA tetap menjaga

ketenangan & menahan amarah karena sesuai

bimbingan agama di Majelis, sabar menjadi kunci

Utama dalam pengasuhan anak.

Page 125: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

LAMPIRAN C

PEDOMAN OBSERVASI

Hari, Tanggal : 6 Juni 2020

Jam : 10.00 WIB

Tempat : Rumah Ibu Siti Aisyah RT 03 RW 02

Catatan Lapangan :

1. Kondisi wawnacara (cuaca, suara, dan kehadiran pihak lain).

Hari Sabtu pagi cuaca verah berawan. Peneliti menemui

Ibu Siti Aisyah di rumah beliau karena karena kondisi COVID

sehingga tidak ada kegiatan PAUD. Suara percakapan kami cukup

jelas dan peneliti bisa memberikan pertanyaan kepada partisipan.

Kedatangan peneliti ke rumah Ibu SA disambut dengan baik

namun sangatlah terlihat lelah di wajah Ibu SA dikarenakan kan

memiliki peran ganda.

2. Gambaran fisik dan penampilan subyek :

Ibu SA bertubuh sedang berkulit putih menggunakan

kacamata sekitar minus 5. Beliau mengenakan jilbab dan memang

baju gamis hitam bercorak.

3. Ringkasan sifat informan selama jalannya wawancara

Ibu SA terlihat santai ketika diwawancarai namun nada

bicara agak pelan karena Ibu Aisyah beserta anak & suami tinggal

di rumah orang tua suaminya.. Pertnyaan dari peneliti dijawab

dengan tenang & bahasa umum tanpa detail.

Page 126: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

Mungkin perang ganda yang dijalani Ibu SA

menggambarkan keadaan lelah di wajahnya. Cerita dari beliau,

terkadang ketika ibu SA baru tiba di rumah setelah pulang

mengajar di PAUD anaknya yang berusia 5 tahun merengek ingin

bermain dengan ibu SA dalam kondisi lelah setelah pulang

mengajar di PAUD sangatlah menguras emosi

4. Gangguan atau hambatan selama wawancara

Anak bungsu dari Ibu SA yang tidak mau lepas dari

pangkuan Ibunya ketika peneliti melakukan wawancara sehingga

sesekali Ibu SA tidak fokus dalam menjawab pertanyaan karena

anaknya yang mengajak bicara.

5. Catatan khusus selama wawancara

Ibu SA sering kali bercerita keadaan ekonomi keluarganya

namun peneliti hanya bisa menjadi pendengar yang baik dan tidak

menanggapi secara dalam karena fokus peneliti mewancarai

partsipan untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan peneliti.

Page 127: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,
Page 128: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

LAMPIRAN B

PEDOMAN WAWANCARA

Tujuan Penelitian :

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan agama dalam

meningkatkan regulasi emosi Orang tua yang memiliki anak usia

remaja di Majelis taklim Masjid jami Al-Marhamah.

Wawancara dengan Partisipan 3 Ibu Dede Fildah

a. Peran Bimbingan Agama majelis taklim

Sudah berapa lama ibu mengikuti Majelis Taklim Masjid Jami

Al-Marhamah? Berapa usia Ibu & apakah memiliki anak usia

remaja?

DF adalah seorang Ibu yang memiliki 3 orang anak

usia 22 tahun, 17 Tahun & 11 tahun dimana DF sebagai

Ibu Rumah Tangga. SA tergolong aktif dalam

mengikuti pengajian di Majelis Taklim Masjid Jami Al-

Marhamah. P3 yang sudah mengikuti Majelis Taklim

selama lebih dari 20 tahun.

Adakah kendala Ibu dalam mengikuti Majelis Taklim di hari

yang sudah ditentukan pengurus Majelis?

Pengajian mingguan yang dilaksanakan setiap hari

selasa pagi, tidak mengganggu aktifitas P3 sebagai Ibu

rumah tangga.

Apa saja materi bimbingan agama yang diberikan di Majelis

Taklim yang berhubungan dengan remaja? Apakah Ibu

Page 129: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

merasa bermanfaat dengan Bimbingan agama yang diberikan

terhadap kondisi Ibu yang memiliki anak usia remaja?

Bagi P3, Peran dari Majelist Taklim Masjid

Jami Al-Marhamah dalam membina sikap keagamaan

para jamaahnya dalam segi ibadah sangatlah

berpengaruh . Berdasarkan ilmu yang mereka dapatkan

dari penceramah dan juga pada awalnya para jamaaah

atau anggota belum mengetahui pelaksanaan ibadah

madhah ataupun ibadah ghairo madhah maka dengan

pergi ke majlis ta’lim mereka dapat mengetahui

pentingnya ibadah itu. Terhadap bimbingan agama

yang berkaitan dengan Pengasuhan anak usia remaja,

kajian di pengajian Majelis Taklim Masjid Jami Al-

Marhamah sangat bervariasi seperti kisah-kisah para

Nabi dalam mengajarkan anak, pola pengasuhan anak

di masa jaman sekarang dengan metode bimbingan

agama dan pedoman-pedoman lainnya yang berkaitan

dengan pengasuhan anak di dalam agama Islam

b. Regulasi Emosi

Apakah Ibu merasa tenang & nyaman mengikuti kegiatan

Majelis Taklim ?

Mengikuti pengajian di Majelis Taklim Masjid Jami

Al-Marhamah membuat regulasi emosi P1 kearah

positif dan merasakan kenyamanan dan ketenangan.

Apakah bimbingan Agama di Majelis taklim bisa Ibu terapkan

untuk pengasuhan anak ibu drumah? Bagaimana perasaan Ibu

Page 130: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

ketika anak ibu menerima atau tidak tentang pengajaran

agama yang ibu berikan?

Bimbingan agama seperti dalam bidang

pengasuhan anak sangat bermanfaat bagi P3 dimana

memiliki anak laki-laki usia 17 tahun & 11 tahun. Dua

anak dalam kondisi remaja sangat membutuhkan

pengawasan bagi P3. Ketika penyampaian bimbingan

agama oleh P3 diterima atau tidak oleh anaknya, P3

tetap menjaga ketenangan & menahan amarah karena

sesuai bimbingan agama di Majelis, sabar menjadi

kunci Utama dalam pengasuhan anak. Untuk anak

perempuan, P3 mencoba mengajak mereka untuk ikut

ke pengajian dimana P3 menjelaskan manfaat

mengikuti majelis taklim. Pengajian mingguan yang

dilaksanakan setiap hari selasa pagi, tidak mengganggu

aktifitas P3 sebagai Ibu rumah tangga.

Page 131: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

LAMPIRAN C

PEDOMAN OBSERVASI

Hari, Tanggal : Minggu, 7 Juni 2020

Jam : 14.00 WIB

Tempat : Rumah Ibu Enak Dede Fildah RT 03 RW 02

Catatan Lapangan :

1. Kondisi wawancara (cuaca, suara, dan kehadiran pihak lain).

Hari Minggu cuaca sangat mendukung. hawa panas karena

menemui partisipan di rumah pada siang hari. Suara percakapan

kami cukup jelas dan peneliti bisa memberikan pertanyaan kepada

partisipan. Wawancara dilakukan di ruang tamu dan berlangsung

singkat.

2. Gambaran fisik dan penampilan subyek :

Ibu Dede Fildah bertubuh agak gemuk berkulit putih beliau

mengenakan jilbab. Saat wawancara beliau menggunakan jilbab

warna pink dan baju gamis lengan panjang.

3. Ringkasan sifat informan selama jalannya wawancara

Ibu Dede Fildah adalah orang yang ceria. Beliau sangat

santai ketika diwawancarai. Ibu Fildah juga tipe orang yang

antusias dan suka mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan.

Adapun pekerjaan suami ibu DF yakni bekerja di restaurant chines

food di jakarta yang pulangnya seminggu sekali

Page 132: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

4. Gangguan atau hambatan selama wawancara

Sesekali wawancara berhenti karena aktifitas partisipan

yang memiliki warung di rumahnya..

5. Catatan khusus selama wawancara

Berusaha untuk tidak ada yang mendengar selain partisipan

dan keluarganya karena partisipan sudah bersedia mau tanda

tangan Surat pernyataan kesediaan wawancara

Latar belakang pendidikan sangat berpengaruh dalam am dan

penjabaran kalimat atas pertanyaan yang diberikan

peneliti. jawaban bersifat umum dan dibantu oleh peneliti

mengarahkannya.

Page 133: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

SURAT PERIJINAN

&

SURAT KETERANGAN

Page 134: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,
Page 135: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,
Page 136: BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN REGULASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51724/1/SITI ROMLAH-FDK.pdfSholawat Nabi (diba’an), yasinan, tahlilan, jamiyah hadrah,

DEWAN KEMAKMURAN MASJID (DKM)

MASJID JAMI AL-MARHAMAH Jl. H. Murhidi Kp. Duri RT 03 RT 02 Desa Tonjong Kec. Tajurhalang, Kab. Bogor, 16320 Telp : 0251 – 5566781

MASJID JAMI AL-MARHAMAH

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ust. Subki Abdurrahman

Jabatan : Ketua DKM Masjid Jami Al-Marhamah

Dengan ini menerangkan bahwa :

No NIM NAMA

1. 1113052000028 Siti Romlah

Telah melaksanakan penelitian di Mesjid Jami Al-Marhamah Tonjong,

mulai dari bulan Februari 2020 sampai Juni 2020. Selama melaksanakan penelitian

tersebut, yang bersangkutan telah menunjukan sikap yang baik.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Tonjong, 15 Juli 2020

Kepala DKM

Masjid Jami Al-marhamah

Ust. Subki Abdurrahman