BIMA2 Untuk Case

21
LUKA BAKAR Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter. Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi. Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tidak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api, misalnya tersiram air panas, banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga. Beratnya luka bakar Luka bakar biasanya dinyatakan dengan derajat yang ditentukan oleh kedalaman luka bakar. Walaupun demi-kian, beratnya luka bergantung pada dalam, luas, dan letak luka. Umur dan keadaan kesehatan penderita sebelumnya akan sangat memengaruhi prognosis. Derajat luka bakar Kedalaman luka bakar ditentukan oleh tingginya suhu dan lamanya pajanan suhu tinggi. Selain api yang langsung menjilat tubuh, baju yang ikut terbakar juga memperdalam luka bakar. Bahan baju yang paling aman adalah yang terbuat dari bulu domba (wol). Bahan sintetis, seperti nilon dan

description

luka bakar

Transcript of BIMA2 Untuk Case

Page 1: BIMA2 Untuk Case

LUKA BAKAR

Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter. Jenis yang

berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibanding dengan

cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi.

Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tidak langsung, juga

pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia. Luka bakar karena api

atau akibat tidak langsung dari api, misalnya tersiram air panas, banyak terjadi pada

kecelakaan rumah tangga.

Beratnya luka bakar

Luka bakar biasanya dinyatakan dengan derajat yang ditentukan oleh kedalaman

luka bakar. Walaupun demi-kian, beratnya luka bergantung pada dalam, luas, dan letak

luka. Umur dan keadaan kesehatan penderita sebelumnya akan sangat memengaruhi

prognosis.

Derajat luka bakar

Kedalaman luka bakar ditentukan oleh tingginya suhu dan lamanya pajanan suhu

tinggi. Selain api yang langsung menjilat tubuh, baju yang ikut terbakar juga

memperdalam luka bakar. Bahan baju yang paling aman adalah yang terbuat dari bulu

domba (wol). Bahan sintetis, seperti nilon dan dakron, selain mudah terbakar juga mudah

lumer oleh suhu tinggi, lalu menjadi lengket sehingga memperberat kedalaman luka

bakar. Luka bakar derajat dua dan derajat tiga kadang sukar dibedakan

Luka bakar derajat satu hanya mengenai epidermis dan biasanya sembuh dalam 5-

7 hari; misalnya tersengat matahari. Luka tampak sebagal eritema dengan keluhan rasa

nyeri atau hipersensitivitas setempat.

Luka bakar derajat dua mencapai kedalaman dermis, tetapi masih ada elemen

epitel sehat yang tersisa. Elemen epitel tersebut, misalnya sel epitel basal, kelenjar

sebasea, kelenjar keringat, dan pangkal rambut. Dengan adanya sisa sel epitel ini, luka

dapat sembuh sendiri dalam dua sampai tiga minggu. Gejala yang timbul adalah nyeri,

Page 2: BIMA2 Untuk Case

gelembung, atau bula berisi calran eksudat yang keluar dari pembuluh karena

permeabilitas dindingnya meninggi.

Luka bakar derajat tiga meliputi seluruh kedalaman kulit dan mungkin subkutis,

atau organ yang lebih dalam. Tidak ada lagi elemen epitel hidup yang tersisa yang

memungkinkan penyembuhan dari dasar luka. Oleh karena itu, untuk mendapatkan

kesembuhan harus dilakukan cangkok kulit. Kulit tampak pucat abu-abu gelap atau

hitam, dengan permukaan lebih rendah dari jaringan sekeliling yang masih sehat. Tidak

ada bula dan tidak terasa nyeri.

Diagnosis banding ditentukan dengan uji tusuk jarum. Uji dilakukan dengan

menusukkan jarum untuk menentu-kan apakah daerah luka bakar masih memiliki daya

rasa. Bila tusukan itu masih terasa, artinya sensorisnya masih berfungsi dan dermis masih

vital, luka itu bukan derajat tiga.

Dalamnya luka bakar:

Pada derajat satu, luka akan sembuh tanpa bekas. Pada derajat dua, masih

terdapat epitel vital yang menjadi dasar regenerasi dan epitelisasi. Pada

derajat tiga, epitelisasi hanya mungkin dari pinggir atau melalui cangkok

kulit.

I Sebagian epidermis hangus sebagian lagi masih vital

II Hanya elemen epitel, misalnya kelenjar keringat, yang masih vital

Page 3: BIMA2 Untuk Case

III Tidak ada elemen epitel yang vital. Jaringan lemak, otot, bahkan tulang pun mungkin

hangus.

Luas luka bakar

Luas luka bakar dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh. Pada orang

dewasa digunakan "rumus 9", yaitu luas kepala dan leher, dada, punggung, perut;

pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstre-mitas atas kiri, paha kanan, paha

kiri, tungkai dan kaki kanan, serta tungkal dan kakl kiri maslng-masing 9%, sisanya 1%

adalah daerah genltalia. Rumus inl mem-bantu untuk menaksir luasnya permukaan tubuh

yang terbakar pada orang dewasa.

Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatlf permukaan kepala

anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Karena per-bandingan

luas permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi dan rumus

10-15-20 untuk anak.

Untuk anak, kepala dan leher 15%, badan depan dan belakang masing-masing

20%, ekstremitas atas kanan dan kiri masing-masing 10%, ekstremitas bawah kanan dan

kiri masing-masing 15%.

Selain dalam dan luasnya permukaan, prognosis dan penanganan ditentukan oleh

letak daerah yang terbakar, usia, dan keadaan kesehatan penderita. Daerah perineum,

ketiak, leher, dan tangan sulit perawatannya, antara lain karena mudah mengalami

kontraktur.

Karena bayi dan orang usia lanjut daya kompensasinya lebih rendah maka bilfe

terbakar, digolongkan dalam golongan berat.

Luasnya luka bakar:

Page 4: BIMA2 Untuk Case

A. Rumus 10 untuk bayi

B. Rumus 10-15-20 untuk anak

C. Rumus 9 untuk orang dewasa

Patofisiologi

Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh

kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada

di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas

menyebabkan udem dan menimbulkan bula yang mengandung banyak elektrolit. Hal itu

menyebabkan berkurangnya volume cairan intra-vaskuler. Kerusakan kulit akibat luka

bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan, masuknya

cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat dua, dan pengeluaran cairan dari

keropeng luka bakar derajat tiga.

Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya meka-nisme kompensasi tubuh

masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20%, akan terjadi syok hipovolemik

dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, ber-keringat, nadi kecil dan cepat,

tekanan darah menurun, dan produksi urin berkurang. Pembengkakan terjadi pelan-pelan,

maksimal terjadi setelah delapan jam.

Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi

kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang terisap. Udem laring

yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas dengan gejala sesak

napas, takipnea, stridor, suara serak, dan dahak berwarna gelap akibat jelaga.

Dapat juga terjadi keracunan gas CO atau gas beracun lainnya. Karbon monoksid

akan mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lag! mengikat

oksigen. Tanda keracunan ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual, dan muntah. Pada

keracunan yang berat terjadi koma. Bila lebih dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita

dapat meninggal.

Setelah 12-24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan terjadi mobilisasi

serta penyerapan kembali cairan edema ke pembuluh darah. Ini ditandai tiengan

meningkatnya diuresis.

Page 5: BIMA2 Untuk Case

Luka bakar sering tidak steril. Kontaminasi pada kulit mati, yang merupakan

medium yang baik untuk per-tumbuhan kuman, akan mempermudah infeksi. Infeksi ini

sulit diatasi karena daerahnya tidak tercapai oleh pembuluh kapiler yang mengalami

trombosis. Padahal, pembuluh ini membawa sistem pertahanan tubuh atau antibiotik.

Kuman penyebab infeksi pada luka bakar, selain berasal dari kulit penderita sendiri, juga

dari kontaminasi kuman saluran napas atas dan kontaminasi kuman di lingkungan rumah

sakit. Infeksi nosokomial ini biasanya sangat berbahaya karena kumannya banyak yang

sudah resisten terhadap berbagai antibiotik. Perubahan luka bakar derajat dua menjadi

derajat tiga akibat infeksi dapat dicegah

Pada awalnya, infeksi biasanya disebabkan oleh kokus Gram positif yang berasal

dari kulit sendiri atau dari saluran napas, tetapi kemudian dapat terjadi invasi kuman

Gram negatif. Pseudomonas oeruginosayang dapat menghasilkan eksotoksin protease

dari toksin lain yang berbahaya, terkenal sangat agresif dalam invasinya pada luka bakar.

Infeksi pseudomonas dapat dilihat dari warna hijau pada kasa penutup luka bakar. Kuman

memproduksi enzim penghancur keropeng yang bersama dengan eksudasi oleh jaringan

granulasi membentuk nanah.

Indikasi rawat inap

Penderita syok atau terancam syok

- anak : luasnya luka >10%

- dewasa : luasnya luka >15%

Letak luka memungkinkan penderita terancam cacat berat

- wajah, mata

- tangan dan kaki

- perineum

Terancam oedema laring

- terhirup asap atau udara hangat

Penanganan dan prognosis ditentukan oleh:

- derajat luka bakar

- luas permulaan

- daerah

Page 6: BIMA2 Untuk Case

- usia.

- keadaan kesehatan

Infeksi ringan dan noninvasif (tidak dalam) ditandai dengan keropeng yang

mudah terlepas dengan nanah yang banyak. Infeksi yang invasif ditandai dengan

keropeng yang kering dengan perubahan jaringan di tepi keropeng yang mula-mula sehat

menjadi nekrotik; akibatnya, luka bakar yang mula-mula derajat dua menjadi derajat tiga.

Infeksi kuman menimbulkan vaskulitis pada pembuluh kapiler di jaringan yang terbakar

dan menimbulkan trombosis sehingga jaringan yang didarahinya nanti.

Bila luka bakar dibiopsi dan eksudatnya dibiak, biasanya ditemukan kuman dan

terlihal invasi kuman tersebut ke jaringan sekelilingnya. Luka bakar demiklan disebut

luka bakar septik. Bila penyebabnya kuman Gram positif, seperti stafilokokus atau basil

Gram negatif lainnya, dapat terjadi penyebaran kuman lewat darah (bakteremia) yang

dapat menimbulkan fokus infeksi di usus. Syok septik dan kematian dapat terjadi karena

toksin kuman yang menyebar di darah.

Bila penderita dapat mengatasi infeksi, luka bakar derajat dua dapat sembuh

dengan meninggalkan cacat berupa parut. Penyembuhan ini dimulai dari sisa elemen

epitel yang masih vital, misalnya sel kelenjar sebasea, sel basal, sel kelenjar keringat,

atau sel pangkal rambut. Luka bakar derajat dua yang dalam mungkin meninggalkan

parut hipertrofik yang nyeri, gatal, kaku, dan secara estetik sangat jelek.

Luka bakar derajat tiga yang dibiarkan sembuh sendiri akan mengalami

kontraktur. Bila ini terjadi di persendian, fungsi sendi dapat berkurang atau hilang.

Pada iuka bakar berat dapat ditemukan ileus para-litik. Pada fase akut, peristalsis

usus menurun atau ber-henti karena syok, sedangkan pada fase mobilisasi, peri-

stalsis dapat menurun karena kekurangan ion kalium.

Stres atau beban faali yang terjadi pada penderita luka bakar berat dapat

menyebabkan terjadinya tukak di mukosa lambung atau duodenum dengan gejala

yang sama dengan gejala tukak peptik. Kelainan ini dikenal sebagai tukak Curling*.

Yang dikhawatirkan pada tukak curling ini adalah penyulit perdarahan yang tampil

sebagai hematemesis dan/atau melena (lihatBab 31).

Fase permulaan luka bakar merupakan fase kata-bolisme sehingga keseimbangan

protein menjadi negatif. Protein tubuh banyak hilang karena eksudasi, meta-bolisme

Page 7: BIMA2 Untuk Case

tinggi, dan infeksi. Penguapan berlebihan dart kulit yang rusak juga memerlukan kalori

tambahan. Tenaga yang diperlukan tubuh pada fase ini terutama didapat dari pembakaran

protein dari otot skelet. Oleh karena itu, penderita menjadi sangat kurus, otot mengecil,

dan berat badan menurun. Dengan demikian, korban luka bakar menderita penyakit berat

yang disebut penyakit luka bakar. Bila luka bakar menyebabkan cacat, terutama bila

luka mengenai wajah sehingga rusak berat, penderita mungkin mengalami beban

kejiwaan berat. Jadi, prognosis luka bakar terutama ditentukan oleh luasnya luka

bakar.

Infeksi yang mengakibatkan sepsis, biasanya berasal dari:

- luka bakar

- jalan napas

- tempat masuk perangkat infus

- kateter saluran kemih

Terapi

Upaya pertama saat terbakar adalah mematikan api pada tubuh, misalnya dengan

menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan oksigen

pada api yang menyala. Korban dapat mengusahakannya dengan cepat menjatuhkan diri

dan berguling agar bagian pakaian yang terbakar tidak meluas. Kontak dengan bahan

yang panas juga harus cepat diakhiri, misalnya dengan mencelupkan bagian yang

terbakar atau mencebur-kan diri ke air dingin, atau melepaskan baju yang tersiram air

panas.

Pertolongan pertama setelah sumber panas dihilang-kan adalah merendam daerah

luka bakar dalam air atau menyiraminya dengan air mengalir selama sekurahg-kurangnya

lima belas menit. Proses koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu tinggi

berlangsung terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas. Proses ini

dapat dihentikan dengan mendingin-kan daerah yang terbakar dan mempertahankan suhu

dingin ini pada jam pertama. Oleh karena itu, merendam bagian yang terbakar selama

lima belas menit pertama dalam air sangat bermanfaat untuk menurunkan suhu jaringan

sehingga kerusakan lebih dangkal dan diperkecil. Dengan demikian, luka yang

sebenarnya menuju derajat dua dapat berhenti pada derajat satu, atau luka yang akan

menjadi tingkat tiga dihentikan pada tingkat dua atau satu. Pencelupan atau penyiraman

Page 8: BIMA2 Untuk Case

dapat dilakukan dengan air apa saja yang dingin, tidak usah steril. Pendinginan luka

bakar harus dilakukan se-segera mungkin. dan cukup lama

Pada luka bakar ringan, prinsip penanganan utama adalah mendinginkan daerah

yang terbakar dengan air, mencegah infeksi dan memberi kesempatan sisa-sisa sel epitel

untuk berproliferasi, dan menutup permukaan luka. Luka dapat dirawat secara tertutup

atau terbuka.

Pada luka bakar berat, selain penanganan umum seperti pada luka bakar ringan,

kalau perlu, dilakukan resusitasi segera bila penderita menunjukkan gejala syok. Bila

penderita menunjukkan gejala terbakarnya jalan napas, diberikan campuran udara lembab

dan oksigen. Kalau terjadi udem laring, dipasang pipa endotrakea atau dibuat

trakeostomi. Trakeostomi berfungsi untuk membebaskan jalan napas, mengurangi

ruangmati, dan memudahkan pembersihan jalan napas dari lendir atau kotoran. Bila ada

dugaan keracunan CO, diberikan oksigen murni.

Perawatan lokal adalah mengoleskan luka dengan antiseptik dan membiarkannya

terbuka untuk perawatan terbuka atau menutupnya dengan pembalut steril untuk

perawatan tertutup. Kalau perlu, penderita dimandikan dahulu. Selanjutnya, diberikan

pencegahan tetanus berupa ATS dan/atau toksoid. Analgesik diberikan bila penderita

kesakitan. Penanganan luka bakar dengan antiseptik topikal dianjurkan.

PEMBERIAN CAIRAN INTRAVENA. Sebelum infus diberikan, luas dan dalamnya

luka bakar harus ditentukan secara teliti. Kemudian, jumlah cairan infus yang akan

diberikan dihitung. Ada beberapa cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini.

Cara Evans adalah sebagai berikut: 1) luas luka dalam persen x berat badan

dalam kg menjadi ml NaCl per 24 jam; 2) Luas luka dalam persen x berat badan

dalam kg menjadi ml plasma per 24 jam. Keduanya merupakan pengganti cairan

yang hilang akibat udem. Plasma diperlukan untuk mengganti plasma yang keluar

dari pembuluh dan meninggikan tekanan osmosis hingga mengurangi perembesan

keluar dan me-narik kembali cairan yang telah keluar, 3) Sebagai pengganti cairan

yang hilang akibat penguapan, diberikan 2.000 cc glukosa 5% per 24 jam.

Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan

dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama.

Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua. Penderita mula-mula

Page 9: BIMA2 Untuk Case

dipuasakan karena peristalsis usus terhambat pada keadaan prasyok, dan mulai

diberikan minum segera setelah fungsi usus normal kembali. Kalau diuresis pada hari

ketiga me-muaskan dan penderita dapat minum tanpa kesulitan, infus dapat dikurangi,

bahkan dihentikan.

Cara lain yang banyak dipakal dan lebih sederhana adalah menggunakan rumus

baxter, yaltu

% x BB x 4 ml

Separuh dart jumlah cairan in! diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan

dalam 16 jam. Hari pertama terutama diberikan elektrolit, yaitu larutan ringer—laktat

karena terjadi deflsit ion Na. Hari kedua diberikan setengah cairan hari pertama.

Contoh: seorang dewasa dengan berat badan 50 kg dan luka bakar seluas 20%

permukaan kulit akan diberikan 50 x 20 ml = 1000 ml larutan NaCl 0,9% dan juga 1000

ml plasma sebagai cairan tambahan, disertai 2000 cc larutan glukosa 5% sebagai

kebutuhan dasar. Jumlah cairan pada 8 jam pertama sama dengan jumlah untuk 16 jam

yang berikut, yaitu masing-masing 2.000 ml; 24 jam berikutnya = 2.000 ml.

Menurut rumus baxter, diberikan jumlah banyak cairan yang sama pada penderita

yang sama, yaitu 20 x 50 ml x 4 = 4.000 ml pada hari pertama, dan 2.000 ml pada hari

kedua.

Pemberian cairan dapat ditambah, jika perlu, umpamanya bila penderita dalam

keadaan syok, atau jika diuresis kurang.

OBAT-OBATAN. Antibiotik sistemik spektrum luas diberikan untuk mencegah

infeksi. Yang banyak dipakai adalah golongan aminoglikosida yang efektif terhadap

pseudomonas. Bila ada infeksi, antibiotik diberikan berdasarkan hasil biakan dan uji

kepekaan kuman. Obat suportif yang tercantum pada bagan 3-10 diberikan secara rutin.

Antasida diberikan untuk pencegahan tukak beban (tukak stres) dan antipiretik

diberikan bila suhu tinggi.

Nutrisi harus diberikan cukup untuk menutup kebutuhan kalori dan keseimbangan

nitrogen yang negatif pada fase katabolisme, yaitu sebanyak 2.500-3.000 kalori sehari

dengan kadar protein tinggi. Kalau perlu, makanan . diberikan melalui pipa lambung atau

ditambah dengan nutrisi parenteral.

Page 10: BIMA2 Untuk Case

Penderita yang sudah mulai stabil keadaannya perlu flsioterapi untuk

memperlancar peredaran darah dan mencegah kekakuan sendi. Kalau perlu, sendi

diistirahat-kan dalam posisi fungsional dengan bidai.

Penderita luka bakar luas harus dipantau terus-menerus. Keberhasilan

pemberian cairan dapat dilihat dari diuresis normal yaitu sekurang-kurangnya 1

ml/ kgBB/jam. Yang penting juga adalah pengamatan apakah sirkulasi normal atau

tidak. Diuresis penderita luka bakar harus sekurang- kurangnya 1 ml/kgBB/jam.

Kekurangan ion Na akibat masuknya Na ke dalam sel menimbulkan gejala

keracunan air dengan udem otak yang bertanda kejang-kejang. Kekurangan ion K dapat

diketahui dari EKG yang menunjukkan depresi segmen ST. Kekurangan ini harus segera

dikoreksi.

Kebutuhan nutrisi penderita luka bakar:

Minuman diberikan pada penderita luka bakar:

- segera setelah peristalsis menjadl normal

- sebanyak 25 ml/kgBB/hari •-,-.-

- sampai diuresis sekurang-kurangnya mencapai 30 ml/jam

Makanan diberikan oral pada penderita luka bakar:

- segera setelah dapat minum tanpa kesulitan

- sedapat mungkin 2500 kalori/hari

- sedapat mungkin mengandung 100-150 grprotein/hari

Sebagai tambahan diberikan setiap hari:

- vitamin A, B, dan D

- vitamin C 500 mg

- Fe sulfat 500 mg

- antasida

Pengobatan lokal

Luka bakar derajat satu dan dua yang menyisakan elemen epitel berupa kelenjar

sebasea, kelenjar keringat, atau pangkal rambut, dapat diharapkan sembuh sendiri, asal

dijaga supaya elemen epitel tersebut tidak hancur atau rusak karena infeksi. Oleh karena

itu, perlu dilakukan pencegahan infeksi. Pada luka lebih dalam perlu di-usahakan secepat

Page 11: BIMA2 Untuk Case

mungkin membuangjaringan kulit yang mati dan memberi obat topikal yang daya

tembusnya tinggi sampai mencapai dasar jaringan mati. Perawatan setempat dapat

dilakukan secara terbuka atau tertutup. "Sekadar pembalut" tidak memenuhi syarat

"perawatan tertutup" pada penderita luka bakar.

Keuntungan perawatan terbuka adalah mudah dan murah. Permukaan luka yang

selalu terbuka menjadi dingin dan kering sehingga kuman sulit berkembang.

Kerugiannya, bila digunakan obat tertentu, misalnya nitras-argenti, alas tidur menjadi

kotor. Penderita dan keluarga pun merasa kurang enak karena melihat luka yang tampak

kotor. Sedapat mungkin luka dibiarkan terbuka setelah diolesi obat.

Pemantauan penderita luka bakar :

- Pengukuran tensi, nadi, dan frekuensi napas

- Pemasangan kateter buli-buli untuk mengukur produksi urin per jam

- Pemasangan kateter pengukur tekanan vena

- Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit

- Analisis kadar elektrolit

Perawatan tertutup dilakukan dengan memberikan balutan yang dimaksudkan

untuk menutup luka dart kemungkinan kontaminasi, tetapi tutupnya sedemikian rupa

sehingga luka masih cukup longgar untuk ber-langsungnya penguapan. Keuntungan

perawatan tertutup adalah luka tampak rapi, terlindung, dan enak bagi penderita. Hanya,

diperlukan tenaga dan dana lebih banyak karena dipakainya banyak pembalut dan anti-

septik. Kadang suasana luka yang lempab dan hangat memungkinkan kuman untuk

berkembang biak. Oleh karena itu, bila pembalut melekat pada luka, tetapi tidak berbau,

sebaiknya jangan dilepaskan, tetapi ditunggu sampai terlepas sendiri. Sedapat mungkln

luka ditutup kasa penjerap setelah dibubuhi dan dikompres dengan antiseptik.

Obat topikal yang dipakai dapat berbentuk larutan, salep, atau krim. Antibiotik

dapat diberikan dalam bentuk sediaan kasa (tulle). Antiseptik yang dipakai adalah

yodium povidon atau nitras-argenti 0,5%. Kompres nitras-argenti yang selalu dibasahi

tiap 2 jam efektif sebagai bakteriostatik untuk semua kuman. Obat ini mengendap sebagai

garam sulfida atau klorida yang member! warna hitam sehingga mengotori semua kain.

Obat lain yang banyak dipakai adalah zilversulfadiazin, dalam bentuk krim 1%. Krim ini

sangat berguna karena.bersifat bakteriostatik, mempunyai daya tembus yang cukup,

Page 12: BIMA2 Untuk Case

efektif terhadap semua kuman, tidak menimbulkan resistensi, dan aman. Krim ini

dioleskan tanpa pembalut, dan dapat dibersihkan dan diganti setiap hari. Penanganan

dengan antiseptik topical dianjurkan pada luka bakar

Pada luka bakar derajat dua sebaiknya keropeng dibiarkan menjadi kering.

Keropeng ini akan terlepas sendiri seperti kulit ular setelah 7-12 hari. Pada waktu itu,

kulit di bawahnya sudah sembuh.

Perkembangan kontraktur pada luka bakar dicegah pada tahap dini:

- Destruksi eritrosit di bagian yang terbakar

- Depresi sumsum tulang karena sepsis

- Perdarahan pada luka saat penggantian pembalut

Pada luka bakar derajat tiga sebaiknya keropeng dibiarkan menjadi kering selama

10-18 hari. Kemudian, keropeng dapat dilepaskan dan dilakukan cangkok kulit.

Keuntungan perawatan terbuka:

- luka tetap dingin dan kering

- Inspeksi dan pemeriksaan selalu dapat dilakukan

- Cocok sekali untuk daerah yang sukar dibalut (wajah, perineum, bokong)

- Murah

Perawatan luka:

- Balut tekan cocok untuk ekstremitas; tebal sekurang-lurangnya 2 cm; jari

Kelihatan.

- Cara terbuka; bila terdapat banyak serangga dapat dipakai kelambu.

Tindak bedah

Pengangkatan keropeng atau eskarotomi dilakukan juga pada luka bakar derajat

tiga yang melingkar pada ekstremitas atau tubuh karena pengerutan keropeng dan

pembengkakan yang terus berlangsung dapat mengakibat-kan penjepitan yang

membahayakan sirkulasi sehingga bagian distal mati. Tanda dini penjepitan adalah nyeri,

kemudian kehilangan daya rasa sampai kebas pada ujung-ujung distal. Keadaan ini harus

cepat ditolong dengan membuat irisan memanjang yang membuka keropeng sampai

penjepitan bebas. Pemberian antibiotik topikal pada luka bakar tidak dianjurkan .

Page 13: BIMA2 Untuk Case

Debrideman diusahakan sedini mungkin untuk mem-buang jaringan mati dengan

jalan eksisi tangensial. Tindakan ini dilakukan setelah keadaan penderita menjadi stabil

karena ini merupakan tindakan yang cukup berat. Luka bakar yang peka terhadap

pemeriksaan tusuk jarum tidak usah dicangkok kulit

Penutupan luka bakar dengan bahan biologis seperti kulit mayat atau kulit

binatang atau amnion manusia dianjurkan jika transplantasi dengan kulit penderita

menemui kesulitan. Bahan tersebut berfungsi sebagai pencegah infeksi, penghalang

penguapan berlebihan, dan mengurangi nyeri.

Luka bakar yang telah dibersihkan atau luka granu-lasi dapat ditutup dengan

cangkok kulit yang umumnya diambil dari kulit penderita sendiri. Bila dipakai kulit dari

mayat atau binatang karena keadaan penderita terlalu payah sehingga tidak

memungkinkan memakai cangkok kulit sendiri, sedikit demi sedikit penutup sementara

ini harus diganti dengan kulit penderita sendiri sebagai penutup permanen.

Permasalahan pasca luka bakar

Setelah sembuh dari luka, masalah berikutnya adalah akibat jaringan parut yang

dapat berkembang menjadi cacat berat. Kontraktur kulit dapat mengganggu fungsi

dan menyebabkan kekakuan sendi, atau menfmbulkan cacat estetis yang jelek sekali,

terutama bila parut tersebut berupa keloid. Kekakuan sendi memerlukan program

fisioterapi intensif dan kontraktur yang memerlukan tindakan bedah.

Pada cacat estetik yang berat mungkin diperlukan ahli ilmu jiwa untuk

mengembalikan rasa percaya diri penderita, dan diperlukan pertolongan ahli bedah

rekonstruksi, terutama jika cacat mengenai wajah atau tangan.

Bila luka bakar merusak jalan napas akibat inhalasi, dapat terjadi atelektasis, pneumonia,

atau insufisiensi fungsi paru pascatrauma.

Penyulit yang ditakuti pada penderita luka bakar:

- Infeksi dan sepsis

- Oliguria dan anuria

- Udem paru

- Anemia

- Kontraktur