Biji Durian
-
Upload
jamald-siodme-dziecko -
Category
Documents
-
view
487 -
download
0
Transcript of Biji Durian
![Page 1: Biji Durian](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/55721248497959fc0b905b9a/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Durian
Durian (Durio zibethinus Murr) merupakan salah satu tanaman hasil
perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya
dimanfaatkan sebagai buah saja. Sebagian sumber literatur menyebutkan tanaman
durian adalah salah satu jenis buah tropis asli Indonesia (Rukmana, 1996).
Sebelumnya durian hanya tanaman liar dan terpencar-pencar di hutan raya
"Malesia", yang sekarang ini meliputi daerah Malaysia, Sumatera dan Kalimantan.
Para ahli menafsirkan, dari daerah asal tersebut durian menyebar hingga ke seluruh
Indonesia, kemudian melalui Muangthai menyebar ke Birma, India dan Pakistan.
Adanya penyebaran sampai sejauh itu karena pola kehidupan masyarakat saat itu
tidak menetap. Hingga pada akhirnya para ahli menyebarluaskan tanaman durian ini
kepada masyarakat yang sudah hidup secara menetap (Setiadi, 1999).
Tanaman durian di habitat aslinya tumbuh di hutan belantara yang beriklim
panas (tropis). Pengembangan budidaya tanaman durian yang paling baik adalah di
daerah dataran rendah sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut dan
keadaan iklim basah, suhu udara antara 250-320C, kelembaban udara (rH) sekitar 50-
80%, dan intensitas cahaya matahari 45-50% (Rukmana, 1996). Klasifikasi ilmiah
tanaman durian dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
![Page 2: Biji Durian](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/55721248497959fc0b905b9a/html5/thumbnails/2.jpg)
Tabel 2.1. Klasifikasi Ilmiah Tanaman Durian
Klasifikasi Ilmiah Kingdom Plantae (tumbuhan) Divisi Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Sub Divisi Angiospermae (berbiji tertutup) Kelas Dicotyledonae (berkeping dua) Ordo Malvaceae Famili Bombacaceae Genus Durio Spesies Durio zibethinus Murr
Sumber: Rukmana (1996)
Buah khas daerah tropis ini termasuk ordo Malvaceae, family Bombacaceae,
dan genus Durio. Prof. Dr. A.J.G.H. Kostermans mencatat ada 27 spesies durian.
Sejumlah 19 spesies ditemukan di Kalimantan, 11 di Semenanjung Malaka, 7 di
Sumatera dan 1 di Myanmar. Dari sekian banyak spesies itu, yang bisa dimakan
hanya tujuh. Spesies lain tidak bisa dikonsumsi karena berbagai sebab; misalnya: rasa
tidak enak, buah terlalu kecil, atau daging buah tidak ada. Tujuh spesies durian yang
bisa dimakan itu terdiri dari: Durio zibethinus (durian), Durio kutejensis (lai), Durio
oxleyanus (kerantongan), Durio dulcis (lahong), Durio graveolens (labelak), Durio
grandiflorus (durian monyet), serta Durio testudinarium (durian kura-kura). Dari
ketujuh spesies itu hanya Durio zibethinus yang paling banyak dibudidayakan karena
buahnya enak (Untung, 2008).
Di Indonesia, ada 21 kultivar durian unggul yang dirilis oleh Dinas Pertanian,
yaitu: petruk, sukun, sitokong, kani, otong, simas, sunan, sihijau, sijapang, siriwig,
bokor, perwira, sidodol, bantal mas, hepe, matahari, aspar, sawah mas, raja mabah,
kalapet, dan lai mansau (Untung, 2008).
Universitas Sumatera Utara
![Page 3: Biji Durian](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/55721248497959fc0b905b9a/html5/thumbnails/3.jpg)
Buah durian berbentuk bulat, bulat panjang, atau variasi dari kedua bentuk itu.
Buah yang sudah matang panjangnya sekitar 30-45 cm dengan lebar 20-25 cm,
beratnya sebagian besar berkisar antara 1,5-2,5 kg. Setiap buah berisi 5 juring yang
didalamnya terletak 1-5 biji yang diselimuti daging buah berwarna putih, krem,
kuning, atau kuning tua. Besar kecilnya ukuran biji, rasa, tekstur dan ketebalan
daging buah tergantung varietas (Untung, 2008).
Daging buah strukturnya tipis sampai tebal, berwarna putih, kuning atau
kemerah-merahan atau juga merah tembaga. Buah durian berwarna hijau sampai
kecoklatan, tertutup oleh duri-duri yang berbentuk piramid lebar, tajam dan panjang 1
cm. Tiap pohon durian dapat menghasilkan buah antara 80-100 butir, bahkan hingga
200 buah, terutama pada pohon durian berumur tua (Rukmana, 1996).
2.2. Manfaat dan Kandungan Gizi Durian
2.2.1. Manfaat Tanaman Durian
Manfaat tanaman durian selain buahnya sebagai makanan buah segar dan
olahan lainnya, juga terdapat manfaat dari bagian lainnya (AAK, 1997), yaitu:
1. Tanamannya sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring.
2. Batangnya untuk bahan bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu durian
setaraf dengan kayu sengon sebab kayunya cenderung lurus.
3. Bijinya yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai
alternatif pengganti makanan.
4. Kulit dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan cara dijemur
sampai kering dan dibakar sampai hancur, dapat juga digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
![Page 4: Biji Durian](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/55721248497959fc0b905b9a/html5/thumbnails/4.jpg)
campuran media tanaman di dalam pot, serta sebagai campuran bahan baku
papan olahan serta produk lainnya.
5. Bunga dan buah mentahnya dapat dijadikan makanan, antara lain dibuat
sayur.
2.2.2. Kandungan Gizi Daging Buah Durian
Bagian utama dari tanaman durian yang mempunyai nilai ekonomi dan sosial
cukup tinggi adalah buahnya. Buah yang telah matang selain enak dikonsumsi segar,
juga dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai jenis makanan maupun pencampur
minuman seperti dibuat kolak, bubur, keripik, dodol, tempoyak, atau penambah cita
rasa ice cream. Disamping itu, buah durian mengandung gizi cukup tinggi dan
komposisinya lengkap, seperti disajikan pada tabel berikut (Rukmana, 1996).
Tabel 2.2. Kandungan Gizi Buah Durian Per 100 gr Bahan
Kandungan Gizi Satuan Jumlah Energi kal 134,0 Protein gr 2,4 Lemak gr 3,0 Karbohidrat gr 28,0 Kalsium mgr 7,4 Fosfor mgr 44,0 Zat Besi (Fe) mgr 1,3 Vitamin A SI 175,0 Vitamin B1 mgr 0,1 Vitamin C mgr 53,0 Air gr 65,0 Bagian dapat dimakan % 22,0
Sumber: Direktorat Gizi Depkes RI (1996)
Universitas Sumatera Utara
![Page 5: Biji Durian](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/55721248497959fc0b905b9a/html5/thumbnails/5.jpg)
2.2.3. Kandungan Gizi Biji Durian
Biji durian berbentuk bulat-telur, berkeping dua, berwarna putih kekuning-
kuningan atau coklat muda. Tiap rongga terdapat 2-6 biji atau lebih. Biji durian
merupakan alat atau bahan perbanyakkan tanaman secara generatif, terutama untuk
batang bawah pada penyambungan (Rukmana, 1996).
Biji durian dapat diperoleh pada beberapa daerah yang mempunyai potensi
akan adanya buah durian dimana biji durian tersebut menjadi salah satu limbah yang
terbengkalai atau tidak dimanfaatkan, yang sebenarnya banyak mengandung nilai
tambah. Agar limbah ini dapat dimanfaatkan sebagaimana sifat bahan tersebut dan
digunakan dalam waktu yang relatif lama, perlu diproses lebih lanjut, menjadi
beberapa hasil yang bervariasi.
Di Indonesia biji durian memang belum memasyarakat untuk digunakan
sebagai bahan makanan. Biasanya biji durian hanya dikonsumsi sebagian kecil
masyarakat setelah direbus atau dibakar (Rukmana, 1996), padahal biji durian dapat
diolah menjadi makanan lain yang lebih menarik dan enak. Produk pengolahan biji
durian antara lain keripik biji durian, bubur biji durian dan tepung biji durian.
Biji durian memiliki kandungan pati yang cukup tinggi sehingga berpotensi
sebagai alternatif pengganti bahan makanan atau bahan baku pengisi farmasetik,
contohnya pati biji durian diketahui dapat digunakan sebagai bahan pengikat dalam
formulasi tablet ketoprofen (Jufri, 2006). Winarti (2006), menyebutkan bahwa biji
durian, bila ditinjau dari komposisi kimianya, cukup berpotensi sebagai sumber gizi,
yaitu mengandung protein 9,79%, karbohidrat 30%, kalsium 0,27% dan fosfor 0,9%
(Wahyono, 2009).
Universitas Sumatera Utara
![Page 6: Biji Durian](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/55721248497959fc0b905b9a/html5/thumbnails/6.jpg)
Menurut Genisa dan Rasyid (1994) dalam Muhamad Afif (2007), komposisi
kimia biji durian hampir sama dengan biji-biji yang termasuk famili Bombacaceae
yang lain, komposisi kandungan yang terdapat pada biji durian yang dimasak kadar
airnya 51,1 gram, kadar lemak 0,2 gram, kadar protein 1,5 gram, dan kadar
karbohidrat 46,2 gram. Biji dari tanaman yang famili Bombacaceae kaya akan
karbohidrat terutama patinya yang cukup tinggi sekitar 42,1% dibanding dengan ubi
jalar 27,9% atau singkong 34,7% (Afif, 2007).
2.2.4. Kandungan Oksalat pada Biji Durian
Asam oksalat dalam keadaan murni berupa senyawa kristal, larut dalam air
(8% pada 10oC) dan larut dalam alkohol. Asam oksalat membentuk garam netral
dengan logam alkali (NaK), yang larut dalam air (5-25%), sementara itu dengan
logam dari alkali tanah, termasuk magnesium (Mg) atau dengan logam berat,
mempunyai kelarutan yang sangat kecil dalam air. Jadi kalsium oksalat secara praktis
tidak larut dalam air. Berdasarkan sifat tersebut asam oksalat digunakan untuk
menentukan jumlah kalsium. Asam oksalat ini terionisasi dalam media asam kuat
(Sutrisno, 2007).
Asam oksalat bersama-sama dengan kalsium dalam tubuh manusia
membentuk senyawa yang tak larut dan tak dapat diserap tubuh, hal ini tak hanya
mencegah penggunaan kalsium yang juga terdapat dalam produk-produk yang
mengandung oksalat, tetapi menurunkan CDU dari kalsium yang diberikan oleh
bahan pangan lain. Hal tersebut menekan mineralisasi kerangka dan mengurangi
pertambahan berat badan (Sutrisno, 2007).
Universitas Sumatera Utara
![Page 7: Biji Durian](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/55721248497959fc0b905b9a/html5/thumbnails/7.jpg)
Asam oksalat dan garamnya yang larut air dapat membahayakan, karena
senyawa tersebut bersifat toksis. Pada dosis 4-5 gram asam oksalat atau kalium
oksalat dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa, tetapi biasanya jumlah
yang menyebabkan pengaruh fatal adalah antara 10 dan 15 gram. Gejala pada
pencernaan (pyrosis, abdominal kram, dan muntah-muntah) dengan cepat diikuti
kegagalan peredaran darah dan pecahnya pembuluh darah inilah yang dapat
menyebabkan kematian (Sutrisno, 2007).
Karena pengaruh distropik oleh oksalat tergantung pada ratio molar antara
asam oksalat dan kalsium, hal itu dapat dicegah melalui cara, yaitu (Sutrisno, 2007):
1. Menghilangkan oksalat dengan membatasi konsumsi bahan makanan yang
banyak mengandung oksalat yang larut, yaitu dengan menghindari makan
dalam jumlah besar atau juga menghindari makan dalam jumlah kecil tetapi
berulang-ulang. Mengkombinasikan beberapa makanan yang banyak
mengandung oksalat perlu juga dihindari.
2. Dengan cara menaikkan suplai kalsium yang akan dapat menetralkan
pengaruh dari oksalat.
3. Memasak bahan makanan yang mengandung asam oksalat hingga mendidih
dan membuang airnya sehingga dapat memperkecil proporsi asam oksalat
dalam bahan makanan.
Universitas Sumatera Utara
![Page 8: Biji Durian](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/55721248497959fc0b905b9a/html5/thumbnails/8.jpg)
Keberadaan senyawa oksalat dapat diidentifikasikan melalui beberapa uji
reaksi berikut ini (Vogel, 1985):
1. Larutan perak nitrat: endapan oksalat yang putih dan seperti dadih susu, yang
sangat sedikit larut dalam air; larut dalam larutan amonia dan dalam asam
nitrat encer.
2. Larutan kalsium klorida: endapan putih kristalin, kalsium oksalat, dari
larutan-larutan netral, yang tak larut dalam asam asetat encer, asam oksalat
dan dalam larutan amonia oksalat, tetapi larut dalam asam klorida encer dan
dalam asam nitrat encer.
3. Larutan kalium permanganat: warnanya menjadi hilang bila dipanaskan dalam
larutan asam sampai 600-700. Penghilangan warna larutan permanganat ini
juga ditimbulkan oleh banyak senyawa organik lainnya, tetapi jika seterusnya
karbon dioksida yang dilepaskan itu diuji dengan reaksi air kapur, uji ini
menjadi spesifik bagi oksalat.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan untuk identifikasi
oksalat pada biji durian, adapun kesimpulan yang dapat diambil yaitu bahwa pada biji
durian terdapat senyawa oksalat dengan keterangan hasil uji berikut ini:
1. Uji dengan larutan perak nitrat
Filtrat biji durian ditambah larutan perak nitrat terbentuk endapan putih,
kemudian ditambah asam nitrat encer, endapan putih menjadi hilang, dan
sampel menjadi jernih.
Universitas Sumatera Utara
![Page 9: Biji Durian](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/55721248497959fc0b905b9a/html5/thumbnails/9.jpg)
2. Uji dengan larutan Pb asetat
Filtrat biji durian ditambah Pb asetat terbentuk endapan putih seperti dadih
susu yang terpisah didasarnya.
3. Uji dengan kalium permanganat
Filtrat biji durian ditambah kalium permanganat menjadi warna ungu,
kemudian ditambah asam klorida menjadi warna kuning, dan setelah
dipanaskan sampel menjadi berwarna putih jernih.
4. Uji dengan larutan kalsium klorida
Filtrat biji durian ditambah larutan kalsium klorida tidak menunjukkan adanya
perubahan, setelah ditambahkan asam asetat sampel menjadi lebih jernih dan
setelah dibiarkan beberapa lama kemudian terbentuk endapan putih di
dasarnya.
2.3. Tepung Biji Durian dan Manfaatnya
Tepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat halus.
Tepung bisa berasal dari bahan nabati misalnya tepung terigu dari gandum, tapioka
dari singkong, maizena dari jagung, atau hewani misalnya tepung tulang dan tepung
ikan (Wikipedia, 2009). Tepung biji durian adalah tepung yang berasal dari biji
durian melalui proses penyortiran, pencucian, pengupasan, pemblansingan,
perendaman, pengirisan, pengeringan, dan penepungan.
Berdasarkan komposisinya, tepung digolongkan menjadi dua, yaitu tepung
tunggal adalah tepung yang dibuat dari satu jenis bahan pangan, misalnya tepung
beras, tepung tapioka, tepung ubi jalar dan sebagainya, dan tepung komposit yaitu
Universitas Sumatera Utara
![Page 10: Biji Durian](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/55721248497959fc0b905b9a/html5/thumbnails/10.jpg)
tepung yang dibuat dari dua atau lebih bahan pangan. Misalnya tepung komposit
kasava-terigu-kedelai, tepung komposit jagung-beras, atau tepung komposit kasava-
terigu-pisang (Widowati, 2009).
Pada pembuatan tepung, seluruh komponen yang terkandung di dalam bahan
pangan dipertahankan keberadaannya, kecuali air. Teknologi tepung merupakan salah
satu proses alternatif produk setengah jadi yang dianjurkan, karena lebih tahan
disimpan, mudah dicampur (dibuat komposit), diperkaya zat gizi (difortifikasi),
dibentuk, dan lebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang ingin serba
praktis (Widowati, 2009).
Dengan biji durian yang diolah menjadi tepung, dapat diolah lebih lanjut
menjadi makanan seperti dodol, kue telur blanak, wajik, kue kering, dan berbagai
produk lainnya dimana bahan tepungnya dapat disubstitusi dengan tepung biji durian.
2.4. Proses Pengolahan Tepung Biji Durian
Pengubahan bentuk biji durian menjadi tepung akan mempermudah
pemanfaatan biji durian menjadi bahan setengah jadi yang fleksibel, karena selain
tahan lama daya simpannya juga dapat dipakai sebagai penganeragaman pengolahan
bahan makanan.
1. Penyortiran
Pemilihan biji durian yang baik yang diambil dari buah durian yang dalam
keadaan baik, tidak terserang hama maupun penyakit. Biji durian berukuran besar
atau setidaknya beratnya minimal 35 gr sehingga apabila dikupas daging bijinya
banyak.
Universitas Sumatera Utara
![Page 11: Biji Durian](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/55721248497959fc0b905b9a/html5/thumbnails/11.jpg)
2. Pencucian
Biji durian yang sudah disortir kemudian dicuci berulang kali sampai bersih,
setiap kali cuci airnya diganti. Pencucian ini berfungsi untuk melepaskan segala
kotoran yang melekat pada biji durian, terutama untuk menghilangkan daging buah
durian yang masih melekat pada bijinya (Afif, 2006).
3. Pengupasan
Pengupasan yaitu proses pemisahan biji durian dari kulit arinya dengan
menggunakan pisau, karena biasanya kulit bahan memiliki karakteristik yang berbeda
dengan isi bahan (Sulistyowati, 2001).
4. Pemblansingan
Blansing adalah proses pencelupan pada air panas atau pengukusan selama
beberapa menit. Tujuannya untuk inaktivasi enzim-enzim yang dapat menyebabkan
degradasi warna, penghasil getah dan pengempukkan tekstur pangan. Fungsi lain dari
blansing untuk mengurangi gas-gas terlarut dan memperbaiki tekstur (Jarod, 2007).
5. Perendaman
Kapur yang digunakan dalam membuat air kapur yang digunakan dalam
proses perendaman pada tahap pembuatan tepung biji durian disebut juga kapur sirih,
kapur tohor, kapur mati, dan lain-lain. Sesuai dengan rumus kimia dan nama unsur
penyusunnya, kapur ini dikenal dengan nama kalsium hidroksida.
Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2.
Kalsium hidroksida dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida (CaO) dengan air
(H2O). Kapur tohor Ca(OH)2 atau kalsium hidroksida merupakan zat padat yang
berwarna putih dan amorf. Kapur tohor (quick lime) dihasilkan dari batu gamping
Universitas Sumatera Utara
![Page 12: Biji Durian](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/55721248497959fc0b905b9a/html5/thumbnails/12.jpg)
yang dikalsinasikan, yaitu dipanaskan pada suhu 6000C-9000C. Kapur tohor ini
apabila disiram dengan air secukupnya akan menghasilkan kapur padam
(hydrated/slaked quicklime) dengan mengeluarkan panas (Sukandarrumidi, 1999).
Perendaman dalam air kapur dalam pengolahan tepung biji durian diharapkan
dapat mengurangi getah atau lendir, membuat tahan lama, mencegah timbulnya
warna atau pencoklatan. Perendaman dalam larutan kapur sirih dapat berfungsi
sebagai pengeras atau memberi tekstur, mengurangi rasa yang menyimpang: sepet,
gatal, getir dan citarasa menyimpang (Jarod, 2007) dan juga menurunkan senyawa
oksalat yang ada pada biji durian yang tidak baik untuk tubuh kita (Sutrisno, 2007).
Alasan lainnya digunakan air kapur dalam proses pembuatan tepung biji durian ini
adalah harganya yang murah dan terjangkau serta mudah didapatkan, juga sifatnya
yang mudah larut dalam air.
Biji durian direndam dalam air kapur 5%, 10%, dan 15% selama 1 jam.
Konsentrasi air kapur 5% berarti didalam 100 ml air kapur terdapat 5 gram kapur.
6. Pengirisan
Biji durian yang telah direndam dalam air kapur dicuci kembali dengan air
bersih, kemudian diiris tipis dengan menggunakan pisau atau alat pengiris. Tujuan
pengirisan ini adalah untuk mempercepat proses pengeringan (Afif, 2007).
7. Pengeringan
Pengeringan dilakukan secara langsung dengan menggunakan tenaga
matahari, proses penjemuran dilakukan sampai kering. Karena dengan daging biji
yang kering tersebut guna mempermudah dalam proses penepungan pada biji durian
(Afif, 2006).
Universitas Sumatera Utara
![Page 13: Biji Durian](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/55721248497959fc0b905b9a/html5/thumbnails/13.jpg)
Tujuan pengeringan adalah menghilangkan atau mengurangi kadar air bahan
agar mikroba penyebab penyakit tidak bisa hidup, sehingga bahan pangan menjadi
awet dan tahan lama. Pengurangan air menurunkan bobot dan memperkecil volume
pangan sehingga mengurangi biaya pengangkutan dan penyimpanan.
Selama pengeringan terjadi perubahan fisik dan kimiawi yang tidak semuanya
diinginkan. Selain penyusutan volume, pangan dapat mengalami perubahan warna
yang tidak disukai seperti pencoklatan, dapat pula terjadi penurunan nilai gizi, aroma
dan rasa, dan kemampuan menyerap air (WHO, 1991).
8. Penepungan
Irisan biji durian yang sudah kering ditumbuk atau dihaluskan untuk
memperkecil ukuran partikel, hingga menjadi bubuk halus/tepung. Kemudian diayak
sehingga diperoleh hasil berupa tepung yang halus dan homogen (Rukmana, 1996).
9. Penyimpanan
Tepung biji durian agar tahan lama dalam penyimpanannya disimpan dalam
tempat yang rapat, tidak lembab suhunya. Apabila suhunya lembab dan tidak rapat
akan mengakibatkan kerusakan pada tepung seperti ditumbuhi jamur atau kutu.
Sehingga penyimpanannya dapat dilakukan dalam kantong plastik, karung kain,
kantong besar, dan lain-lain (Afif, 2007).
Universitas Sumatera Utara
![Page 14: Biji Durian](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/55721248497959fc0b905b9a/html5/thumbnails/14.jpg)
2.5. Syarat Mutu Tepung
Di bawah ini merupakan beberapa syarat mutu dari beberapa jenis tepung
menurut Standar Nasional Indonesia, di antaranya syarat mutu tepung terigu menurut
SNI 01‐3751‐2000, syarat mutu tepung jagung menurut SNI 01-3727-1995, dan
syarat mutu tepung sagu menurut SNI 01-3729-1995.
Universitas Sumatera Utara
![Page 15: Biji Durian](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/55721248497959fc0b905b9a/html5/thumbnails/15.jpg)
Tabel 2.3. Perbandingan Syarat Mutu Tepung Terigu, Tepung Jagung dan Tepung Sagu
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan T. Terigu T. Jagung T. Sagu
1. Keadaan 1.1. Bentuk - Normal - - 1.2. Bau - Normal Normal Normal 1.3. Rasa - Normal Normal Normal 1.4. Warna - - Normal Normal 2. Benda asing - Tidak boleh
ada Tidak boleh
ada Tidak boleh
ada 3. Serangga (dalam segala
bentuk stadia dan potongan‐potongannya)
- Tidak boleh ada
Tidak boleh ada
Tidak boleh ada
4. Jenis pati lain - - Tidak boleh ada
Tidak boleh ada
5. Kehalusan 5.1. Lolos ayakan 60 mesh %(b/b) - Min. 99 - 5.2. Lolos ayakan 80 mesh %(b/b) - Min. 70 - 5.3. Lolos ayakan 100 mesh %(b/b) Min. 95 - Min. 95 6. Kadar air %(b/b) Maks. 14.5 Maks. 10 Maks. 13 7. Kadar abu %(b/b) Maks. 0.6 Maks. 1,5 Maks. 0,5 8. Serat kasar %(b/b) - Maks. 1,5 Maks. 0,1 9. Derajat asam ml.N.NaO/
100 gr Maks.
50/100g contoh
Maks. 4,0 Maks. 4,0
10. Cemaran logam 10.1. Timbal (Pb) mg/kg Maks. 1.10 Maks. 1,0 Maks. 1,0 10.2. Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 10.0 Maks. 10,0 Maks. 10,0 10.3. Seng (Zn) mg/kg - Maks. 40,0 Maks. 40,0 10.4. Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0.05 Maks. 0,05 Maks. 0,05 11. Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks. 0.5 Maks. 0,5 Maks. 0,5 12. Cemaran mikroba 12.1. Angka lempeng total Koloni/gr Maks. 106 Maks. 5x106 Maks. 106 12.2. E. Coli APM/gr Maks. 10 Maks. 10 Maks. 10 12.3. Kapang Koloni/gr Maks. 104 Maks. 104 Maks. 104
Sumber: Standar Nasional Indonesia
Universitas Sumatera Utara
![Page 16: Biji Durian](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/55721248497959fc0b905b9a/html5/thumbnails/16.jpg)
2.6. Uji Organoleptik
Uji organoleptik merupakan penilaian secara indrawi dan bersifat subyektif
terhadap karakteristik suatu sampel. Penilaian subyektif merupakan cara penilaian
terhadap mutu atau sifat-sifat suatu komoditi dengan menggunakan panelis sebagai
instrumen atau alat (Soekarto, 1985).
Tidak ada keharusan untuk menggunakan panelis terlatih untuk mengevaluasi
daya terima suatu sampel, sebab masalah daya terima bersifat subyektif saja (Rahayu,
2001).
Syarat-syarat panelis sebagai instrumen alat ukur adalah (Ningsih, 2005):
1. Sehat lahir dan batin (terutama organ/indra untuk menguji)
2. Emosi dalam keadaan normal atau stabil
3. Kepekaan panca indra normal.
4. Tidak lelah, lapar, kenyang, terlalu gembira, terlalu sedih.
5. Tidak perokok.
6. Tidak pemabuk.
7. Tidak pecandu narkoba.
8. Mau bekerja sama.
Waktu pengujian yang tepat yaitu sekitar jam 09.00 – 15.00 WIB karena
(Ningsih, 2005):
1. Kondisi tubuh fit (segar)
2. Tidak terlalu kenyang dan tidak terlalu lapar
Universitas Sumatera Utara
![Page 17: Biji Durian](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/55721248497959fc0b905b9a/html5/thumbnails/17.jpg)
Penilaian organoleptik terhadap warna dan aroma tepung biji durian yang
dilakukan panelis memakai skala hedonik sembilan titik (Rahayu, 2001), yaitu:
1. Amat suka
2. Sangat suka
3. Suka
4. Agak suka
5. Biasa (bukan “tidak suka” dan bukan “suka”)
6. Agak tidak suka
7. Tidak suka
8. Sangat tidak suka
9. Amat sangat tidak suka
Universitas Sumatera Utara
![Page 18: Biji Durian](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/55721248497959fc0b905b9a/html5/thumbnails/18.jpg)
2.7. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 2.1.
Kerangka Konsep Penelitian
Dalam proses pengolahan biji durian menjadi tepung biji durian dilakukan
perlakuan variasi konsentrasi air kapur pada proses perendaman dalam air kapur
dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15%, kemudian dilakukan uji kandungan gizi yaitu
kadar air, abu, lemak, protein dan karbohidrat serta uji organoleptik yaitu warna dan
aroma dari tepung biji durian yang dihasilkan.
Biji Durian
Perendaman dalam Air Kapur:
- M5 = konsentrasi air kapur 5% - M10 = konsentrasi air kapur 10% - M15 = konsentrasi air kapur 15%
Kandungan Gizi:
- Air - Abu - Lemak - Protein - Karbohidrat
Tepung Biji Durian
Organoleptik:
- Warna - Aroma
Universitas Sumatera Utara
![Page 19: Biji Durian](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/55721248497959fc0b905b9a/html5/thumbnails/19.jpg)
2.8. Hipotesa Penelitian
Ho: Tidak ada perbedaan mutu tepung biji durian yang dihasilkan dari setiap
variasi perendaman dalam air kapur dilihat dari kandungan gizi dan
organoleptiknya.
Ha: Ada perbedaan mutu tepung biji durian yang dihasilkan dari setiap
variasi perendaman dalam air kapur dilihat dari kandungan gizi dan
organoleptiknya.
Universitas Sumatera Utara