Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561...

103
Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561/Ekonomi Pembangunan LAPORAN TAHUNAN/AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI NEGERI The Learning University JUDUL : Analisis Peran Pendidikan Perpajakan Terhadap Pengetahuan Pajak Dan Dampaknya Terhadap Rasa Keadilan Serta Kepatuhan Pajak Pelaku Usaha Sektor UMKM Berorientasi Ekspor Bidang Kerajinan Tangan di Jawa Timur Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun TIM PENGUSUL : Ketua : Dr. Imam Mukhlis, SE,Msi/0009037205 Anggota : Dr. Sugeng Hadi Utomo, ME.c/0013076006 Yuli Soesetyo, SE, MM/0003077504 Universitas Negeri Malang Nopember, 2015

Transcript of Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561...

Page 1: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

Bidang Unggulan : Ekonomi

Kode/Nama Rumpun Ilmu :561/Ekonomi Pembangunan

LAPORAN TAHUNAN/AKHIR

PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI NEGERI

The Learning University

JUDUL :

Analisis Peran Pendidikan Perpajakan Terhadap Pengetahuan Pajak Dan

Dampaknya Terhadap Rasa Keadilan Serta Kepatuhan Pajak Pelaku Usaha

Sektor UMKM Berorientasi Ekspor Bidang Kerajinan Tangan

di Jawa Timur

Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun

TIM PENGUSUL :

Ketua :

Dr. Imam Mukhlis, SE,Msi/0009037205

Anggota :

Dr. Sugeng Hadi Utomo, ME.c/0013076006

Yuli Soesetyo, SE, MM/0003077504

Universitas Negeri Malang

Nopember, 2015

Page 2: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

i

Page 3: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

ii

RINGKASAN

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang bersumber dari

kemampuan ekonomi suatu negara. Sebagai salah satu instrumen fiskal, pajak dapat berperan

dalam menjaga stabilitas perekonomian suatu negara melalui fungsi-fungsi yang melekat

pada pajak. Besar kecilnya penerimaan pajak negara akan sangat dipengaruhi oleh tingkat

kepatuhan pajak masyarakat. Dalam hal ini berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa

tingkat kepatuhan pajak di Indonesia masih rendah. Rendahnya tax compliance ini dapat

berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber dari pajak.

Sektor UMKM yang berorientasi ekspor bidang kerajinan tangan merupakan

salah satu sektor usaha yang tidak luput dari kewajiban pajak. Sektor usaha ini mampu

menjadi menjadi stimulan dalam perkembangan perekonomian daerah. Keluarnya Undang-

undang No. 28 Tahun 2008 mengenai perpajakan bagi UMKM diharapkan dapat

memperbanyak para wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya. Namun

demikian, implementasi dari undang-undang tersebut masih jauh dari harapan. Kondisi ini

tentunya menimbulkan masalah yang cukup serius di tengah upaya pemerintah untuk

melakukan revitalisasi penerimaan negara yang bersumber dari kemandirian perekonomian

daerah. Persoalan penolakan sebagaian pelaku usaha sektor UMKM mencerminkan adanya

keterbatasan pemahaman dan pengetahuan tentang pajak dalam pembangunan negara. Dalam

hal ini pelaku usaha sektor UMKM masih belum sepenuhnya menerima asas keadilan yang

terkandung dalam pemungutan pajak oleh fiskus. Oleh karena itulah diperlukan sebuah

upaya yang sistematis dalam membangun kesadaran perpajakan masyarakat melalui

peningkatan peran pendidikan perpajakan khususnya bagi pelaku usaha di sektor UMKM.

Keberadaan sektor usaha UMKM khususnya bidang kerajinan tangan berperan

penting dalam pengembangan ekonomi daerah di kabupaten/kota di Jawa Timur dan juga

perekonomian nasional. Selain itu pula sektor UMKM juga dapat berperan penting dalam

meningkatkan penerimaan pajak. Semakin berkembangnya sektor usaha UMKM dapat

berkontribusi dalam meningkatkan penerimaan pajak Negara. Dalam kaitannya dengan

penerimaan pajak tersebut, faktor kepatuhan pajak berperan penting dalam meningkatkan

penerimaan pajak. Berdasarkan pada observasi awal yang dilakukan bahwa dari 200

kuesioner yang disampaikan ke responden yang tersebar di 26 kabupaten/kota di Jawa Timur,

hanya kembali sebanyak 183 responden pelaku usaha sektor UMKM bidang kerajinan tangan

yang berorientasi ekspor. Diantara responden tersebut, terbesar berasal dari daerah Kabupaten

Malang sebesar 13,7%. Sedangkan responden terkecil dari Kabupaten Madiun, Magetan dan

Kota Batu, masing-masing hanya berkontribusi 0,5% responden. Berdasarkan pengolahan

data yang dilakukan terhadap 183 pelaku usaha sektor UMKM bidang kerajinan tangan di

kabupaten/kota di Jawa Timur, memberikan kesimpulan bahwa pendidikan perpajakan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengetahaun pajak, pengetahuan pajak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keadilan pajak, keadilan pajak berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepatuhan pajak, dan pengetahuan pajak berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kepatuhan pajak. Berdasarkan pada hasil tersebut, maka penguatan

pada pendidikan pajak sangat penting dalam membentuk pengetahuan pajak, sehingga hal

tersebut dapat meningkatkan kepatuhan pajak. Dalam hal ini upaya sosialisasi pajak dapat

dilakukan melalui penyebaran berbagai informasi tentang jenis pajak, tarif pajak, mekanisme

pembayaran pajak dan manfaat pajak.

Kata Kunci : Tax Knowledge, Tax Compliance, Partial Least Square, dan Sektor UMKM

Page 4: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

iii

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Y.M.E atas segala limpahan karunia-Nya sehingga

penelitian ini dapat berjalan dengan baik hingga saat ini. Penelitian bertujuan untuk

menganalisis keterkaitan antara pendidikan perpajakan, pengetahuan perpajakan dan keadilan

pajak dengan kepatuhan pajak pelaku usaha sektor UMKM bidang kerajinan tangan yang

beroreintasi ekspor di kabupaten/kota di Jawa Timur. Sebagaimana diketahui perkembangan

UMKM bidang kerajinan tangan di Propinsi Jawa Timur dapat berperan penting dalam

meningkatkan kinerja perekonomian daerah. Hal ini tentunya memberikan potensi dan

peluang dalam rangka peningkatan penerimaan pajak untuk pembiayaan pembangunan

nasional

Implementasi Peraturan Pemerintah No.46 tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan Atas

Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki

Peredaran Bruto Tertentu dalam kenyataannya masih belum mampu mendorong kenaikan

penerimaan pajak secara signifikan. Hal ini terjadi karena pelaku UMKM yang menjadi

subyek pajak belum sepenuhnya memahami pengenaan pajak yang dimaksud. Obyek pajak

penghasilan yang menjadi domain dalam Peraturan Pemerintah tersebut masih dipandang

memberatkan oleh sebagian pelaku usaha UMKM. Dalam hal ini kepatuhan pajak pelaku

usaha UMKM masih belum optimal dalam mendukung kinerja penerimaan pajak negara.

Dalam perkembangannya, penelitian ini terus terlaksana hingga akhir periode

penelitian tahun 2015. Penelitian ini dapat berjalan dengan baik berkat kerjasama dan

dukungan yang baik dari berbagai stakeholders. Dalam hal ini dukungan dari Rektor

Universitas Negeri Malang, Ketua LP2M Universitas Negeri Malang, Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Malang dan segenap staf baik di tingkat LPM Universitas

Negeri Malang dan di tingkat Fakultas sangat berarti dalam proses penyelesaian penelitian

ini. Begitu pula dengan fihak Kantor Pajak, Pemda Tingkat II di Jawa Timur, dan komunitas

pelaku usaha sektor UMKM bidang kerajinan tangan di Jawa Timur. Kepada anggota tim

peneliti dan para mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan penelitian diucapkan banyak terima

kasih atas kontribusinya.

Malang, 24 Nopember 2015

Hormat Kami

Peneliti

Page 5: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

iv

DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................................................... i

Halaman Pengesahan ..................................................................................................... i

Ringkasan ....................................................................................................................... ii

Prakata ........................................................................................................................... . iii

Daftar Isi ......................................................................................................................... iv

Daftar Tabel .................................................................................................................... vi

Daftar Gambar ............................................................................................................... vii

Daftar Lampiran ............................................................................................................ viii

Bab I Pendahuluan ........................................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 11

1.3. Tujuan Penelitian ………………………………………………………………... ... 12

1.4. Manfaat Penelitian ………………………………………………………………. ... 12

Bab II Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 13

2.1 Penelitian Relevan .................................................................................................. 13

2.2 Tax Compliance ...................................................................................................... 16

2.3 Pengembangan Teori Kepatuhan Pajak ………………………………………….. 22

2.4 Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) ........................................................ 26

2.5 Penerapan Pajak Pada Sektor UMKM ................................................................... 31

Bab III Metode Penelitian ............................................................................................. 36

3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................................... 36

3.2 Pendekatan Penelitian .............................................................................................. 36

3.3 Obyek Penelitian .................................................................................................... 36

3.4 Lokasi Penelitian .................................................................................................... 36

3.5 Jenis dan Sumber Data ........................................................................................... 36

3.6 Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 37

3.7 Metode Analisis Data .............................................................................................. 39

3.8 Hipotesis Penelitian ................................................................................................. 41

3.9 Kerangka Konseptual Penelitian ............................................................................ 41

3.10 Jabaran Variabel Penelitian .................................................................................... 44

Bab IV Hasil Analisis Data dan Pembahasan .............................................................. 47

4.1 Deskripsi Data Penelitian ............................................................................................ 47

4.2 Hasil Analisis Data ...................................................................................................... 54

4.3 Pembahasan …………………………………………………………………………. 61

4.3.1 Pengaruh Pendidikan Pajak Terhadap Pengetahuan Pajak ………………………… 61

4.3.2 Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Keadilan Pajak …………………………… 62

4.3.3 Pengaruh Keadilan Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak ……………………………... 63

4.3.4 Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak …………………………. 65

Bab V Penutup ........................................................................................... .................... 67

5.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 67

5.2 Saran .............................................................................................................................. 67

Page 6: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

v

Daftar Pustaka .. ............................................................................................................. 69

Lampiran ......................................................................................................................... 73

Draft Artikel Jurnal Ilmiah

Submission of international jurnal

Submission of national call for paper

Page 7: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

1

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

2.1 Justifikasi Keadilan Pajak 21

2.2 Inisiasi Kebijakan Untuk UKM di Indonesia 31

5.1 Hasil Identifikasi Data Penelitian 47

5.2 Sebaran responden Penelitian Berdasarkan Wilayah di Jawa Timur 53

Page 8: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

2

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tax Compliance 33

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian 42

4.1 Diagram Path Koefisien Jalur 55

4.2 Diagram Path Koefisien Jalur 56

Page 9: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

3

DAFTAR LAMPIRAN

Draft Artikel Jurnal International

Invitation letter to submit International Journal Of Financial Research

Invitation as presentor at call for paper UNISBANK Semarang, August 6th

, 2015

Page 10: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan ekonomi suatu negara akan ditentukan oleh kemampuannya dalam

melakukan pembangunan di bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi menunjukkan sebuah

proses pemanfaatan sumber daya ekonomi dalam menghasilkan output yang dibutuhkan oleh

masyarakat. Ddalam hal ini pembangunan ekonomi suatu negara akan ditentukan oleh

seberapa kemampuan keuangan negara. Dengan kata lain, kemampuan keuangan Negara

(tercermin dalam APBN) akan menentukan besarnya kapasitas Negara dalam membiayai

pengeluaran pembangunan, baik pembiayaan modal maupun pembiayaan rutin. Akumulasi

dari pengeluaran dalam keuangan Negara akan dapat menentukan kapasitas dan kapabilitas

suatu Negara dalam menjalankan amant konstitusinya.

Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang yang masuk dalam kategori

emerging market, melakukan terobosan penting dalam kaitannya dengan maksimisasi

pencapaian kemakmurran rakyat. Amanat konstitusi seperti tercermin dalam pembukaan

UUD 1945 secara tegas dirumuskan tujuan berdirinya Negara Republik Indonesia, yakni

kemakmuran social dan keadilan sosial. Terobosan penting yang dilakukan oleh Indonesia

adalah melakukan perubahan terhadap Undang-undang yang terkait dengan pemerintah

daerah dan keuangan daerah. Keluarnya Undang-undangn No 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintah Daerah dan Undang-undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

Pusat dan Daerah merupakan cerminkan akan demokrasi dalam penyelengaaran

pemerintahan dan pengelolaan keuangan dalam pemerintahan pusat dan daerah. Kedua

Undang-undang tersebut kemudian dilakukan perbaikan lagi menjadi Undang-undang No 32

Tahun 2004 dan Undang-undang No 33 Tahun 2004. Perubahan Undang-undang ini

Page 11: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

5

mencerminkan akan komitmen dari pemerintah pusat untuk memberdayakan potensi

pembangunan yang tersebar di berbagai daerah baik dalam aspek institusional maupun non

institusional. Inilah yang menjadi tonggak keberlakukan otonomi daerah dan desentralisasi

fiskal dalam sejarah pembangunan nasional. Berdasarkan Undang-udang tersebut pola

hubungan pemerintah pusat dan daerah diatur sedemikian rupa sehingga terdapat unsur

pemberdayaan dan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan nasional.

Implementasi Undang-undang tentang Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal

membawa konsekuensi pada pengelolaan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah

di Indonesia. Melalui transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan, maka

keuangan pemerintah daerah akan mendapatkan dana yang besar dari keuangan pemerintah

pusat. Alokasi dana ini mencerminkan adanya desentralisasi fiskal dalam pengelolaan

keuangan. Salah satu komponen penting dalam pengelolaan keuangan tersebut adalah

tersedianya penerimaan pajak yang mencukupi kebutuhan keuangan pusat dan daerah. Dalam

hal ini penerimaan pajak merupakan salah satu bagian terpenting dari komponen penerimaan

Negara. Besarnya penerimaan pajak akan menentukan besarnya dana perimbangan yang

dapat dialokasikan pada keuangan daerah. Secara otomatis peneriman pajak yang besar akan

dapat menopang pembiayaan infrstruktur pembangunan di suatu Negara. Oleh karena itulah

pengumpulan pajak perlu untuk didorong supaya lebih efisien sehingga menghasilkan

keuangan Negara yang dapat menyediakan infrastruktur publik (Fuest and Riedel, 2009 ).

Besar kecilnya penerimaan pajak suatu Negara akan ditentukan oleh kesediaan

masyarakat untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Semakin besar kesediaan masyarakat

dalam pemenuhan kewajiban pajaknya, maka hal tersebut akan dapat memperluas ruang

perpajakan yang dapat digali oleh aparatur pajak. Kesediaan masyarakat dalam hal

perpajakan tersebut mencerminkan tingkat kepatuhan pajak masyarakat. Dalam hal ini tingkat

kepatuhan pajak wajib pajak akan dapat memiliki pengaruh terhadap penerimaan pajak dan

Page 12: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

6

sekaligus pengeluaran pemerintah. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Xie, dkk (1999)

yang memberikan kesimpulan bahwa tingkat kepatuhan pajak berkorelasi dengan state

government spending share dan local government spending share di USA.

Besar kecilnya penerimaan pajak akan sangat dipengaruhi oleh sejauh mana

kesadaran masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Berbagai faktor

ekonomi makro, perdagangan, iklim dunia bisnis dan usaha dapat mempengaruhi penerimaan

pajak. Namun sebagaimana dinyatakan oleh Trivedi, dkk (2003) bahwa kepastian adanya

kepatuhan pajak ( tax compliance) adalah tujuan utama yang sangat penting bagi pemerintah

dalam upaya pendanaan untuk membiayai pengeluaran publik dan pembangunan untuk

mencapai kesejahteraan masyarakat. Kasadaran masyarakat yang tinggi akan mendorong

semakin banyak masyarakat memenuhi kewajibannya untuk mendaftarkan diri sebagai wajib

pajak, melaporkan dan membayar pajaknya dengan benar sebagai wujud tanggung jawab

berbangsa dan bernegara. Menurut Nobes (1997:137) semakin besar tingkat kepatuhan

masyarakat membayar pajak maka penerimaan pajak akan semakin meningkat.

Teori kepatuhan pajak modern dibangun atas dasar pemikiran Allingham dan Sandmo

(1972) tentang declared income. Menurutnya kepatuhan pajak yang diwujudkan dalam

bentuk declared income dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik bersifat ekonomi dan

bukan ekonomi. Berdasarkan pada teori Allingham dan Sandmo tersebut kemudian

berkembang menjadi sebuah kajian empirical study untuk menguji dan menganalisis berbagai

faktor yang mempengaruhi kepatuhan pajak (tax complinace).

Berbagai studi terkini menunjukkan adanya sebuah upaya untuk membangun tax

compliance model baik dalam skala makro maupun dalam skala mikro. Dalam hal ini

penelitian yang dilakukan oleh oleh Marti dan Wanjohi (2010) di Kenya yang

mengisyaratkan perlunya sebuah sistem pajak yang adil sehingga menjamin orang untuk

melaksanakan kewajiban perpajakannya secara sukarela (voluntary). Studi lain yang

Page 13: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

7

dilakukan oleh Palil dan Mustopha (2011) serta Saad (2011) menghasilkan kesimpulan

tentangnya pendidikan perpajakan dalam membangun pengetahuan pajak dan persepsi

keadilan masyarakat di Malaysia dan New Zealand. Hal ini penting karena melalui keadilan

tersebut masyarakat akan dapat tergerak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Begitu

pula menurut (Kołodziej, 2011) bahwa pendidikan perpajakan merupakan faktor penting

yang dapat mempengaruhi perilaku wajib pajak. Dalam hal ini pendidikan perpajakan dapat

dipengaruhi oleh seberapa besar pengetahuan masyarakat tentang pajak (tax knowledge).

Atawodi dan Ojeka (2012) dalam perspektif mikro menemukan adanya persoalan tarif

tinggi dan administrasi perpajakan yang rumit sehingga pelaku UMKM di Nigeria tidak taat

pajak. Hasil penelitian lain oleh Mukhlis, dkk (2013) menemukan berbagai faktor dominan

yang dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan pajak. Dalam penelitian tersebut dihasilkan

kesimpulan bahwa pada dasarnya pelaku usaha bersedia untuk memenuhi kewajiban

perpajakannya asalkan adanya keadilan dan manfaat dari pajak yang dibayarkannya.

Sedangkan dalam perspektif makro, penelitian oleh Simanjutak dan Mukhlis (2012)

menemukan sebuah hubungan antara kepatuhan pajak dengan kesejahterhaan hidup

masyarakat melalui mekanisme keuangan negara (APBN dan APBD) di Jawa Timur.

Berdasarkan pada hasil-hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa kepatuhan pajak

dapat dibangun atas berbagai faktor, baik faktor ekonomi dan faktor bukan ekonomi. Namun

demikian pada berbagai penelitian yang ada belum secara eksplisit mengelaborasikan

berbagai faktor-faktor tersebut menjadi sebuah model kepatuhan pajak pada pelaku sektor

UMKM pada bidang tertentu. Sesuai dengan karakteristik UMKM, kondisi UMKM di

berbagai negara menunjukkan ciri yang berbeda-beda sehingga memunculkan perilaku

kepatuhan pajak yang berbeda-beda pula. Penelitian ini didesain secara bertahap

menganalisis berbagai faktor kepatuhan, kemudian hasilnya akan digunakan untuk

membangun model kepatuhan dan pada akhirnya hasil dari model tersebut dapat digunakan

Page 14: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

8

untuk kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk sosialisasi dan edukasi perpajakan bagi

pelaku usaha di sektor UMKM bidang kerajinan tangan.

Dalam hal ini pajak pada dasarnya merupakan salah satu instumen fiskal yang

diharapkan dalam meningkatkan penerimaan negara yang bersumber dari kemandirian

perekonominan negara. Melalui pajak, keuangan negara dapat memiliki fleksibilitas dalam

rangka membiayai proses birokrasi dan juga proses pembangunan nasional yang setiap tahun

menuntut adanya kenaikan baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Dalam hal ini seiring

dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk semakin menuntut adanya kenaikan dalam

hal public good provision. Namun demikia gambaran di Indonesia menunjukkan bahwa

tingkat kepatuhan pajak di Indonesia masih relatif kecil. Sebagai gambaran tahun 2011

jumlah Wajib Pajak (WP) yang menyerahkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak

Orang Pribadi yang hanya 8,5 juta WP dari yang aktif (seharusnya) kerja tercatat 110 juta

orang. Dengan demikian rasio SPT tercatat hanya 7,7 persen atau dengan kata lain tingkat

kepatuhan wajib pajak masih belum memadai. Sedangkan untuk WP badan usaha yang

menyerahkan SPT Tahunan hanya 466 ribu badan usaha. Sedangkan jumlah badan usaha

yang tercatat WP adalah 12 juta lebih. Itu artinya WP badan hanya 3,6 persen dari badan

yang memenuhi kewajibannya (Tribunnews.com, Jakarta, 30 September 2011).

Perkembangan tahun 2012 menunjukkan bahwa persentase tingkat kepatuhan wajib

pajak masih tergolong sangat rendah. Menurut Menteri Keuangan RI Agus Martowardojo,

Orang pribadi yang seharusnya membayar pajak atau yang mempunyai penghasilan diatas

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebanyak 60 juta orang, tetapi jumlah yang

mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak hanya 20 juta orang dan yang membayar

pajaknya/melapor Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 8,8 juta orang

dengan rasio SPT sekitar 14,7 persen. Sementara badan usaha yang terdaftar sebanyak 5 juta,

yang mau mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak hanya 1,9 juta dan yang membayar

Page 15: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

9

pajak/melapor Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 520 ribu badan usaha

dengan rasio SPT sekitar 10,4 persen (Manurung, 2013).

Dalam konteks peran sektor UMKM dalam perekonomian nasional, maka sektor

usaha UMKM merupakan salah satu pilar perekonomian yang dapat menampung melubernya

penawaran tenaga kerja yang muncul dari perkembangan angkatan kerja yang ada. Sektor

UMKM memiliki karakteristik resisten terhadap gejolak perekonomian disektor riil, sehingga

dapat dijadikan sebagai sektor pengaman dalam situasi krisis ekonomi yang terjadi. Sektor

UMKM dengan segala kesederhanannya mampu melibatkan masyarakat sekitar sebagai

agent of change dalam membangun peradaban perekononomian modern yang berbasis pada

partisipasi aktif masyarakat dalam perekonomian daerah (lokal). Berbagai peran sektor

UMKM tersebut dapat secara jelas tergambar dalam sebuah fakta dalam situasi krisis

ekonomi yang melanda perekonomian nasional tahun 1997. Dalam kondisi perekonomian

yang mengalami depresi, sektor UMKM dapat menjadi katup dan sekaligus stimulan bagi

berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat yang dijalankan secara mandiri dan otonom.

Keberadaan UMKM telah menyebar di berbagai daerah di Indonesia. Arus

pergerakan usaha UMKM ini sangat cepat dan lincah, sehingga memiliki kemampuan

bertahan dalam persaingan yang ada. Salah satu usaha sektor UMKM adalah usaha di

kerajinan tangan. Bidang usaha ini memiliki keunikan dibandingkan dengan bidang usaha

lainnya. Dalam bidang usaha kerajinan tangan dibutuhkan keahlian dan spirit seni yang tinggi

sehingga menghasilkan produk yang berdaya saing di pasar internasional. Semakin

berkembangnya perekonomian daerah dan sekaligus semakin terintegrasinya dengan

perekonomian nasional dan global, maka sektor UMKM bidang kerajinan tangan ini memiliki

potensi dan peluang untuk terus berkembang kapasitas produksi, skala usaha dan market

share nya.

Page 16: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

10

Kepatuhan pajak merupakan faktor penting yang menentukan besarnya penerimaan

pajak negara. Dalam perkembangan perekonomian yang semakin mengglobal, kebutuhan

dalam pembiayaan pembangunan yang bersumber dari pajak semakin besar. Oleh karena itu

perlu digali sumber-sumber penerimaan negara dari berbagai pelaku ekonomi. Pelaku usaha

dalam kategori UMKM berperan penting dalam menopang penerimaan pajak negara.

Keberadaannya menyebar di berbagai daerah dengan karakter usaha yang berbeda-beda.

Penyebaran kegiatan sektor UMKM ini dapat memperkuat fondasi perekonomian suatu

negara melalui perannya dalam penyerapan tenaga kerja, pencipta daya beli masyarakat,

pendorong berkembangnya jenis usaha yang bervariasi dalam perekonomian. Sedangkan

peran lain yang sangat penting adalah kontribusinya dalam menopang penerimaan pajak bagi

negara. Kontribusi pajak dari sektor UMKM ini dapat tercipta melalui pajak penghasilan,

pajak pertambahan nilai dan pajak UMKM.

Penerapan pajak bagi sektor UMKM dimaksudkan untuk memenuhi prinsip keadilan

dalam pengenaan pajak bagi seluruh lapisan masyarakat. Adanya kegiatan ekonomi yang

berkembang secara dinamis, tentunya merupakan sebuah potensi pajak yang dapat digali baik

secara ekstensifikasi maupun secara intensifikasi. Sesuai dengan peraturan perpajakan yang

akan diterapkan, maka pajak sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dikenakan

sebesar 0,5% dari omzet untuk pelaku usaha dengan nilai penjualan hingga maksimal Rp300

juta serta 2% untuk penjualan antara Rp300 juta hingga Rp4,8 miliar. Namun demikian

keputusan pengenaan pajak penghasilan (PPh) bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah

(UKM) sampai saat ini masih diperdebatkan dan belum final.

Kondisi UMKM di Indonesia menunjukkan bahwa berdasarkan publikasi

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, jumlah pelaku UKM

sebanyak 51,3 juta unit usaha atau 99,91 persen dari seluruh jumlah pelaku usaha di

Indonesia. Jumlah tenaga kerjanya mencapai 90,9 juta pekerja atau sebanding dengan 97,1

Page 17: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

11

persen dari seluruh tenaga kerja Indonesia. Nilai investasi UKM mencapai Rp. 640,4 triliun

atau 52,9 persen dari total investasi. Menghasilkan devisa sebesar Rp. 183,8 triliun atau

20,2% dari jumlah devisa Indonesia (Suhanto, 2011).

Perkembangan sektor UMKM di Jawa Timur pada tahun 2012 menunjukkan angka

sebesar 1.483 unit usaha. Diantara jenis UMKM yang ada sebesar 283 unit usaha merupakan

UMKM pelaku ekspor dan sebesar 1.388 merupakan UMKM perintis ekspor. Jumlah

UMKM tersebut tersebut tersebar pada daerah sebanyak 38 kabupaten/kotamadya di Jawa

Timur. Sedangkan sebaran jenis usahanya meliputi usaha makanan minuman, kerajinan

tangan (handycraft), industri, pertanian dan pengolahan. Dalam hal ini Pemerintah Provinsi

Jawa Timur mencatat kontribusi sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang

berjumlah 4,21 juta unit terhadap Produk Domestik Regional Bruto mencapai 54% pada

tahun 2012. Nominal PDRB Jatim sendiri tahun 2011 mencapai Rp884,14 triliun dengan

tingkat pertumbuhan ekonomi 7,22%. Hal ini berarti bahwa sekitar Rp464 triliun yang

equivalent 54% dari struktur PDRB Jatim itu merupakan sumbangan sektor UMKM. Dari

total 4,21 juta unit UMKM itu sekitar 3,5 juta atau sekitar 83,33% merupakan sektor usaha

mikro dan kecil (http://www.bisnis.com/articles).

Potensi penerimaan negara dari pajak yang cukup besar dari sektor UMKM,

memberikan peluang bagi negara untuk mengenakan pajak pada sektor UMKM. Dalam hal

ini Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak mengenakan pajak penghasilan (PPh) final secara rata

1% kepada UKM dengan omzet Rp 0 hingga Rp 4,8 miliar per tahun. Namun hal tersebut

menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat, karena dianggap bertentangan dengan

semangat untuk mendukung pertumbuhan usaha mikro dan kecil sebagaimana diamanatkan

dalam UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Bahkan Kementerian Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah (UKM) meminta batasan pelaku UKM yang kena pajak bila beromzet

Page 18: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

12

melebihi Rp 200 juta. Jika omzetnya dibawah Rp 200 juta, Kementerian Negara Koperasi dan

UKM khawatir akan mematikan pengusaha kecil.

Adanya penolakan dari sebagian pelaku usaha di sektor UMKM dalam pengenaan

pajak usaha ini menunjukkan adanya asymetris information yang terjadi. Asymetris

information ini terjadi antara agent dan principle dalam bidang perpajakan. Secara teoretis

munculnya asymetris information ini dapat terjadi dalam sebuah peristiwa ekonomi, karena

masing-masing fihak memiliki informasi yang berbeda-beda dalam menanggapi sebuah

peristiwa ekonomi yang sama. Sebagai akibatnya muncul berbagai persepsi yang pada

akhirnya dapat menimbulkan adanya tidak adanya contract nyata diantara pelaku ekonomi

yang ada. Asymetris information ini dapat menimbulkan adanya transactional cost yang dapat

menimbulkan adanya high cost economy dalam transaksi ekonomi yan terjadi. Dampak inilah

yang kemudian dijadikan alasan kuat bagi pelaku usaha UMKM untuk menolak pengenaan

pajak terhadap sektor usaha UMKM.

Berdasarkan pada polemik yang terjadi pada pengenaan pajak di sektor UMKM, pada

dasarnya dapat diidentifikasikan 2 hal yakni ; faktor keadilan dan faktor keberlanjutan. Faktor

keadilan menunjuk pada distribusi manfaat pajak yang diterima masyarakat dan beban pajak

yang diterimakan kepada para wajib pajak. Dalam hal ini pengenaan pajak di sektor UMKM

pada dasarnya merepresentasikan dari kewajiban yang sama bagi seluruh masyarakat dalam

memenuhi kewajiban perpajakannya. Sehinga dengan adanya pajak UMKM tersebut faktor

keadilan dalam pengenaan pajak dapat diterapkan dalam sistem perpajakan di Indonesia.

Namun demikian juga patut dicermati, bahwa pengenaan pajak pada sektor usaha

dalam skala kecil, mikro dan menengah memiliki potensi untuk menggerus usaha ini. Hal ini

dapat terjadi karena bagi sebagian masyarakat masih menganggap bahwa pengenaan pajak

akan menambah beban biaya pengeluaran dalam bidang usaha yang digelutinya. Hal ini

tentunya akan berdampak pada kenaikan harga pada berbagai barang yang dijualnya.

Page 19: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

13

Kenaikan harga ini dapat dikawatirkan menurunkan daya saing barang sehingga dapat

mengurangi omzet usaha.

Berbagai perbedaan pendapat yang ada mengenai pemberlakuan ketentuan

perpajakan pada sektor UMKM menunjukkan masih adanya ketidaksepahaman dalam

pemenuhan kewajiban perpajakan bagi sektor UMKM. Dalam hal ini tingkat kepatuhan pajak

para pelaku usaha sektor UMKM dapat memberikan andil yang cukup besar dalam

meningkatkan penerimaan pajak negara. Berdasarkan perspektif teoretis yang ada

menunjukkan bahwa kepatuhan pajak dapat dibangun atas faktor ekonomi, faktor pendidikan

dan faktor psikologi. Hal ini memberikan bukti bahwa tingkat kepatuhan pajak tidak dapat

dibiarkan begitu saja dalam kegiatan usaha pembayar pajak. Adanya sanksi dan penalty dari

fiskus terkait dengan ketidakpatuhan pajak diharapkan dapat memberikan peningkatan

kesadaran wajib pajak terhadap kewajiban pajak sebagaimana mestinya. Melalui kegiatan

penelitian ini dapat dilakukan sebuah proses ekplorasi mengenai perilaku masyarakat dengan

sebuah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Tidak hanya itu perspektif yang dibangun dalam

penelitian ini adalah kemandirian penerimaan pajak dapat ditopang oleh penerimaan pajak

yang bersumber dari pelaku ekonomi riil yang dijalankan secara swadaya dan mandiri oleh

masyarakat. Inovasi inilah yang coba dikembangkan dalam penelitian ini sehingga dapat

memberikan kemanfaatan lebih besar kepada stakeholders dalam meningkatkan

kesejahteraan hidup masyarakat.

Dalam perkembangannya, pengetahuan perpajakan bagi pelaku usaha sektor UMKM

bidang kerajinan tangan yang berorientasi ekspor di Jawa Timur masih belum seragam.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di berbagai kota di Jawa Timur, seperti

Kabupaten Malang, Kota Kediri dan Kabupaten Blitar menunjukkan bahwa pemahaman

pelaku usaha terhadap pajak di sektor UMKM ini masih belum maksimal. Pelaku usaha

UMKM banyak yang belum mengetahui berbagai jenis pajak yang menjadi kewajiban

Page 20: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

14

perpajakannya. Selama ini mereka hanya mengenal pajak, seperti Pajak Bumi dan Bangunan

dan Pajak Kendaraan Bermotor. Padahal masih banyak jenis pajak lainnya seperti Pajak

pertambahan Nilai, Pajak Penghasilan dan Pajak Sektor UMKM.

Kondisi ini tentunya menjadi tantangan besar bagi kita semua untuk memberikan

kontribusi dalam upaya membantu pemerintah dalam meningkatkan kepatuhan pajak pelaku

usaha di sektor UMKM melalui peningkatan peran pendidikan perpajakan dan pembentukan

rasa keadilan pajak bagi masyarakat. Hal ini dimaksudkan sebagai ikhtiar dalam upaya untuk

memberikan pemahaman yang benar tentang pajak sektor UMKM, sehingga dapat merubah

mainstream berpikir dalam kaitannya dengan perpajakan. Bentuk riil dalam penguatan

kapasitas pendidikan perpajakan ini dapat berupa buklet pendidikan perpajakan untuk pelaku

usaha sektor UMKM, Modul/bahan ajar pendidikan perpajakan, Materi pembelajaran

perpajakan di sektor UMKM dan disain model kepatuhan pajak di sektor UMKM di Jawa

Timur.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

meliputi :

a. Seberapa besar pengaruh pendidikan perpajakan terhadap pengetahuan perpajakan pelaku

usaha sektor UMKM

b. Seberapa besar pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap rasa keadilan pajak pelaku

usaha sektor UMKM

c. Seberapa besar pengaruh rasa keadilan pajak terhadap kepatuhan pajak pelaku usaha

sektor UMKM

d. Seberapa besar pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan pajak pelaku usaha sektor

UMKM

Page 21: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

15

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat disusun tujuan penelitian sebagai

berikut:

a. Menguji dan menganalisis besarnya pengaruh pendidikan perpajakan terhadap

pengetahuan perpajakan pelaku usaha sektor UMKM

b. Menguji dan menganalisis besarnya pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap rasa

keadilan pajak pelaku usaha sektor UMKM

c. Menguji dan menganalisis besarnya pengaruh rasa keadilan pajak terhadap kepatuhan

pajak pelaku usaha sektor UMKM

d. Menguji dan menganalisis besarnya pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan

pajak pelaku usaha sektor UMKM

1.3 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

a. Bagi Dirjen Pajak, dapat digunakan untuk merumuskan kebijakan dalam rangka sosialiasi

dan edukasi perpajakan guna meningkatkan kepatuhan pajak masyarakat

b. Bagi Dinas Perindustrian Perdagangan UMKM dan Koperasi, dapat dijadikan sebagai

masukan dalam penyusunan masterplan pengembangan UMKM yang berdaya saing

ekspor

c. Bagi Peneliti lain, dapat dijadikan sebagai sumber rujukan dalam penelitian mengenai

kepatuhan pajak pelaku usaha sektor UMKM

d. Bagi Universitas Negeri Malang, dapat dijadikan sebagai bahan ajar dalam pengembangan

kurikulum dan perkuliahan pada bidang ekonomi perpajakan

e. Bagi pelaku usaha UMKM, dapat dijadikan sebagai sumber informasi mengenai aspek

kepatuhan pajak dalam kegiatan usaha sektor UMKM kerajinan tangan.

Page 22: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Kasipillai (2003) bertujuan untuk mengevaluasi

pengaruh pendidikan terhadap kepatuhan pajak pada siswa di Malaysia. Hasil penelitiannya

memberikan kesimpulan adanya hubungan antara pendidikan dan kepatuhan pajak.

Penelitian lain oleh Azmi dan Perumal (2008) bertujuan untuk mengekplorasi dimensi

keadilan pajak di negara-negar Asia. Hasil penelitiannya memberkan kesimpulan bahwa

terdapat 3 dimensi utama dalam keadilan pajak khususnya di Malaysia. Ketiga dimensi

tersebut adalah general fairness, tax structure dan self interest. Dalam hal ini perbedaan

pendidikan dan budaya di Malaysia apabila dibandingkan dengan negara-negara Eropa dapat

menjelaskan perbedaan dimensi pajak di negara-negara tersebut.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Mukasa (2011) bertujuan untuk menganalisis

pengaruh pengetahuan pajak, rasa keadilan terhadap kepatuhan pajak sektor UMKM di

Uganda. Hasil penelitiannya memberikan kesimpulan bahwa pengetahuan pajak dan

dirasakan keadilan pajak memiliki hubungan kausal dengan kepatuhan pajak. Pengetahuan

pajak ditemukan memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kepatuhan pajak

serta dirasakan keadilan pajak lakukan dengan kepatuhan pajak. Namun, hubungan antara

pengetahuan pajak dan dirasakan keadilan pajak ditemukan lemah. Temuan ini menyiratkan

akan pentingnya perbaikan dalam pengetahuan pajak dan persepsi keadilan pembayar pajak

tentang pajak dalam meningkatkan kepatuhan pajak ditingkatkan.

Penelitian oleh Saad (2011) bertujuan untuk menganalisis perilaku kepatuhan pajak

para pembayar pajak individu di negara Malaysia dan Zew Zeland. Metode analisis yang

digunakan adalah Partial Least Square (PLS). Hasil penelitiannya memberikan kesimpulan

Page 23: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

17

bahwa tingkat kepatuhan pajak individu pembayar pajak di Malaysia dan New Zeland

dipengaruhi oleh perilaku terhadap kepatuhan yang diikuti dengan norma subyektif. Dalam

hal ini pengetahuan perpajakan individu dapat dipengaruhi oleh persepsi keadilan dan

komplekstias sistem perpajakan yang berlaku.

Penelitian oleh Palil dan Mustopha (2011) bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi kepatuhan pajak di Malaysia. Metode analisis yang digubakan adalah

Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitiannya memberikan kesimpulan bahwa

pengetahuan pajak memberikan dampak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

memenuhi kewajiban perpajakannya. Selain itu pula dalam penelitian ini juga memberikan

kesimpulan bahwa kemungkinan untuk diaudit, persepsi terhadap pengeluaran pemerintah,

penalties, personal financial constraints, and the influence of referent groups.

Hasil penelitian oleh Benk, dkk (2012) dalam penelitiannya di Turkey memberikan

kesimpulan adanya enam dimensi dalam keadilan pajak. Kelima dimensi tersebut meliputi :

General fairness, Middle income earners tax share/burden, Tax rate structure, Special

provisions, dan Tax system equality/inequality. Diantara kelima dimensi tersebut keadilan

pajak dapat dibentuk oleh indikator keadilan umum yang diterima/dirasakan oleh wajib pajak

di Turkey.

Penelitian oleh Atawodi dan Ojeka (2012) menganalisis faktor-faktor dominan yang

mempengaruhi kepatuhan pajak pada pelaku usaha sektor UMKM di North Central Nigeria.

Metode analisis yang digunakan adalah metode statistik dengan menggunakan uji Z. Hasil

penelitiannya memberikan kesimpulan bahwa tarif pajak yang tinggi dan prosedur

administrasi perpajakan yang berbelit merupakan faktor utama yang menyebabkan pelaku

usaha di sektor UMKM tidak taat pajak (non compliance of tax) di Negeria.

Hasil penelitian oleh Simanjutak dan Mukhlis (2012) memberikan hasil akan

pentingnya kepatuhan pajak dalam meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat Jawa

Page 24: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

18

Timur. Dalam hal ini kepatuhan pajak diukur dari indikator dalam pemenuhan kewajiban

wajib pajak dalam bentuk kebenaran dalam jumlah pembayaran angsuran PPh, ketepatan

pelaporan SPT dan pembayaran tunggakan sebelum jatuh tempo. Ukuran-ukuran tersebut

dapat diperoleh dari data administrasi perpajakan pada setiap kantor pelayanan pajak.

Penelitian yang oleh Mukhlis, dkk (2013) bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi kepatuhan pajak pelaku usaha sektor UMKM bidang kerajinan

tangan di Kabupaten/kota di Jawa Timur. Metode analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitiannya memberikan

kesimpulan bahwa pada dasarnya pelaku usaha sektor UMKM dapat memahami kewajiban

perpajakannya manakala ada aspek keadilan dan kemanfaatan pajak yang dapat diterima

secara riil oleh pelaku usaha di sektor UMKM.

Penelitian Oleh Maseko (2014) menganalisis keterkaitan antara pengetahuan

perpajakan dan biaya kepatuhan dengan tingkat kepatuhan pajak pelaku usaha sektor UMKM

di Zimbabwe. Metode penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan face to face

dalam melakukan indept interview dalam pengumpulan data primer. Sedangkan obyek yang

diteliti adalah sebanyak 13 pembayar pajak sektor UMKM di wilayah Harare, Chitungwiza

dan Bindura. Hasil penelitiannya memberikan kesimpulan bahwa persepsi pelaku usaha

sektor UMKM mengenai tax fairness, kualitas layanan pajak dan pengeluaran pemerintah

dapat mempengaruhi keputusan dalam kepatuhan pajak pelaku usaha. Selain itu pula pelaku

pajak sektor UMKM juga memiliki pengetahuan pajak yang terbatas mengenai tax

requirements dalam kegiatan usahanya.

Berdasarkan pada berbagai hasil-hasil penelitian di atas memberikan kesimpulan

bahwa kepatuhan pajak dapat dipengaruhi oleh pengetahuan pajak, keadilan pajak dan

besarnya pengeluaran negara dalam pembiayaan public goods. Dalam konteks implikasi

perpajakan di negara sedang berkembang, ketiga faktor tersebut merupakan faktor kunci

Page 25: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

19

dalam persoalan kepatuahn pajak masyarakatnya. Dalam kaitannya dengan tingkat

pengetahuan pajak tersebut, maka unsur pendidikan perpajakan yang sudah terlaksana

dewasa ini menjadi penting untuk terus ditingkatkan intensitasnya. Dalam hal ini intensitas

pendidikan perpajakan sangat terkait dengan kemampuan keuangan negara dalam

pembiayaan berbagai program pendidikan dalam konteks public good provision.

2.2 Tax Compliance

Kepatuhan pajak (tax compliance) merupakan sebuah perilaku yang menyangkut

kesadaran wajib pajak terhadap kewajiban perpajakannya. Perilaku tersebut dapat saja

menyangkut motivasi individu dan motivasi kelompok (Alm, 2013). Kedua motivasi tersebut

dapat menjadi sebuah tantangan dalam upaya membangun kesadaran wajib pajak. Berbagai

teori telah diungkapkan dalam menjelaskan kepatuhan pajak. Diantara berbagai teori yang

ada, teori oleh Allingham dan Sandmo (1972) memberikan sebuah penjelasan secara teorietis

mengenai kepatuhan pajak. Menurutnya kepatuhan pajak merupakan sebuah declared income

seseorang yang memiliki kewajiban perpajakan. Declared income tersebut dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor, seperti besarnya pendapatan, tarif pajak, kemungkinan untuk dilakukan

audit dan adanya penalty rate. Faktor-faktor yang mempengaruhi declared income tersebut

dapat dituliskan secara fungsional menjadi, D = f (I, t, p, f), dimana : D adalah declared

income, I adalah pendapatan tetap, t adalah tarif pajak, p adalah probabilitas untuk dilakukan

audit, dan f adalah besarnya penalty rate. Keempat faktor tersebut merupakan sebuah faktor

penentu yang dapat mempengaruhi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Dalam model Sandmo (1972) tersebut, keputusan pembayar pajak dapat dituliskan

sebagai berikut (Das-Gupta, 2014):

Max E(U) = (1-p)U(YN) + pU(Yc),

YN= Y – txY

YC= Y - txY – (1+π )(1-x)tY

Page 26: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

20

Dimana :

Y = income to declare to tax authorities to maximize her expected utility of income.

T(Y) = income tax function,

π = the penalty rate on detected but underpaid taxes,

p = and the probability of tax audit and detection,

x = the fraction of income reported voluntarily to tax authorities (or the level of compliance)

Dalam pandangan lain James and Alley (1999) menyimpulkan bahwa kepatuhan

pajak dalam konteks ini akan muncul untuk menunjukkan kepatuhan terhadap kebijakan

pemerintah dalam arti yang lebih luas, bukan hanya sesuai dengan undang-undang pajak, dan

karena itu apa yang bisa diharapkan dari seorang warga negara yang bertanggung jawab..

Sedangkan menurut Marti (2010) kepatuhan pajak merupakan sebuah istilah yang kompleks

untuk dijelaskan. Secara sederhana kepatuhan pajak dapat didefinisikan sebagai pemenuhan

semua kewajiban pajak sebagaimana ditentukan oleh hukum yang berlaku. Pandangan lain

yang senada disampaikan oleh Braithwaite (2009) yakni tax compliance didefinisikan sebagai

full payment terhadap seluruh kewajiban perpajakan. Adanya full payment tersebut

mengindikasikan bahwa sebenarnya pajak merupakan kewajiban yang secara totalitas musti

harus dipenuhi oleh wajib pajak.

Berdasarkan pada berbagai pandangan tersebut, kepatuhan pajak pada dasarnya

mencerminkan kesediaan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya.

Kesediaan wajib pajak tersebut dilandasi oleh suatu tanggung jawab sebagai warga negara

yang telah diatur dengan peraturan yang berlaku. Pemenuhan kewajiban wajib pajak tersebut

akan semakin efektif manakala pemerintah dapat memiliki kewenangan yang besar dalam

melakukan penagihan dan juga sanksi kepada wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban

perpajakannya.

Page 27: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

21

Dalam perkembangannya secara teoretis, teori tentang kepatuhan pajak dapat

dikelompokkan menjadi dua, yakni teori yang berbasis ekonomi dan teori yang berbasis

psikologi (Atawodi dan Ojeka (2012). Pengelompokan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk

memahami kepatuhan pajak secara lebih detail. Hal ini karena dalam teori kepatuhan pajak

menyangkut baik aspek ekonomi maupun aspek psikologi. Dalam banyak hal, kedua aspek

tersebut begitu dominan dalam mempengaruhi keputusan wajib pajak untuk patuh dan tidak

patuh terhadap kewajiban perpajakannya.

Dalam Teori Kepatuhan Pajak berbasis ekonomi dinyatakan bahwa pembayaran pajak

akan merupakan amoral utility maximizers. Dalam hal ini pembayar pajak dipengaruhi oleh

motivasi ekonomi seperti maksimisasi profit dan probabilitas untuk diawasi. Menurut

Trivedi, dkk (2005) proses ini disebut sebagai “playing the audit lottery”. Oleh karena itu

menurut teori ini, untuk meningkatkan kepatuhan, maka penerapan audit dan penalti dapat

dikenakan pada pembayar pajak yang tidak taat pajak. Sedangkan dalam perspetif teori

psikologi, kepatuhan pajak dipengaruhi oleh moral dan etika. Hal ini mengandung arti bahwa

besarnya tingkat kepatuhan pajak masyarakat lebih disebabkan karena adanya dinamika

perkembangan moral dan etika yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Otomotis

masyarakat akan memiliki moral dan etika yang semakin baik manakala lingkungan

kehidupannya kondusif bagi berkembangnya moral dan etika. Kesadaran moral dan etika

yang diterapkan masyarakat dalam kehidupannya akan dapat membangkitkan kemauan

masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Dalam pandangan lain menurut Misu (2011) kepatuhan pajak dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Dari hasil kajian empiris yang dilakukannya, faktor-faktor tersebut secara

garis besar meliputi faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor ekonomi dari kepatuhan

pajak meliputi : tingkat pendapatan aktual, tingkat pajak, kemungkinan diaudit, keutungan

pajak, audit pajak, adanya sanksi (penalties), dan adanya denda. Sedangkan faktor non

Page 28: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

22

ekonomi meliputi :perilaku terhadap pajak, norma-norma sosial dan personal yang ada dalam

kehidupan bangsa, sistem perpajakan yang dirasakan adil.

Dalam perspektif lain dapat dijelaskan bahwa tingkat kepatuhan pajak masyarakat

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, dan persepsi keadilan pajak

masyarakat. Dalam hal ini menurut Hofmann, dkk (2008) dan Mohd (2005) faktor penting

yang mempengaruhi kepatuhan pajak adalah pengetahuan pajak (knowledge of taxation).

Pengetahuan pajak tersebut terkait dengan tax law. Sebagaimana diketahui dalam pengenaaan

pajak sangat terkait dengan berbagai peraturan pajak, jenis pajak, obyek pajak, tarif, sanksi,

denda yang semuanya dapat berimplikasi pada ranah hukum. Dalam hal ini hukum pajak

dapat mengatur berbagai yang menjadi dasar legal formal dalam pengenaan pajak. Dalam hal

ini pengetahuan yang buruk mengenai pajak dapat menimbulkan ketidakpercayaan dan sikap

negatif terhadap pajak, sedangkan pengetahuan pajak yang baik berkorelasi dengan sikap

positif terhadap pajak (Niemirowski, dkk, 2002). Dalam hal ini menurut Eriksen and Fallan

(1996) apabila tingkat pengetahuan pajak meningkat maka tingkat penghindaran pajak

menurun dan tingkat kepatuhan pajak menjadi jauh lebih tinggi.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan pajak adalah keadilan pajak yang

dirasakan oleh masyarakat. Dalam hal ini menurut Hofmann, dkk (2008) keadilan

berhubungan dengan keseimbangan yang dirasakan dari pajak yang dibayar dan barang

publik yang diterima, dan keadilan yang dirasakan dari prosedur dan konsekuensi dari

pelanggaran norma. Dalam kaitannya dengan perilaku pajak Wenzel (2003) menjustifikasi

keadilan pajak meliputi : distributive justice, procedural justice, dan retributive justice.

Secara lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 29: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

23

Tabel 2.1 :

Justifikasi Keadilan Pajak

Level of analysis Societal level Group level Individual level

Distributive justice in tax research

Tax burdens tax level; distribution;

progressivity

in-group's tax

burden; compared to

other groups; other

times; its relative

income

personal tax burden;

compared to others;

other times; one's

relative income

Tax based benefits level of spending;

efficiency;

distribution over

different policies

in-group's benefits;

compared to other

groups; other times;

its relative income

personal benefits

compared to others;

other times; one's

relative taxes

Avoidance/evasion

opportunities

level; distribution of

opportunities

in-group's options

relative to other

groups

personal options

compared to others;

other times

Procedural justice in tax research

Interactional

treatment

rights for taxpayers

and service standards

respect for the in-

group; consistency

relative to other

groups

respect for the

individual;

consistency relative

to other individuals

Process and decision

control

consultation of

taxpayers in general;

democratic structures

voice; control,

consultation and

representation of in-

group

voice; control;

consultation of

individual

Information and

explanation

transparency;

presentation in media

explanation and

justifications for

decisions affecting

the in-group

explanations and

justifications for

decisions affecting

the individual

Compliance costs administration and

compliance costs;

complexity of the tax

system

efficiency; service

versus costs for the

group

efficiency; service

versus costs for the

individual

Retributive justice in tax research

Penalties severity of penalties;

distribution penalties

for different offences;

quality of penalties

appropriateness of

penalty for in-group

(relative to the

offence, others)

appropriateness of

penalty for individual

(relative to the

offence, others)

Audits rigidity or

inconsiderateness of

audits in general

rigidity or

inconsiderateness of

audit for in-group

rigidity or

inconsiderateness of

audit for individual

Page 30: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

24

Level of analysis Societal level Group level Individual level

Distributive justice in tax research

case case

Sumber : Wenzel (2003:49ff)

Ketiga jenis keadilan tersebut merupakan satu kesatuan perilaku yang dapat

mempengaruhi kepatuhan pajak masyarakat. Ketiga aspek tersebut dapat membentuk sebuah

perilaku baik yang tercermin secara individu maupun tercermin secara kelompok. Dalam hal

ini distributive justice menyangkut pertukaran sumber daya yang adil, manfaat dan biaya.

Procedural justice berkenaan dengan proses distribusi sumber daya. Sedangkan retributive

justice menyangkut keadilan yang dirasakan dari norma-norma yang ada, seperti adanya audit

dan punishment (Hofmann, dkk, 2008).

Dalam hal ini meskipun hubungan antara persepsi keadilan dan perilaku pajak sangat

kompleks, namun pada umumnya diasumsikan bahwa persepsi keadilan berhubungan positif

dengan kepatuhan pajak (Erich, dkk, 2006). Kompleksitas tersebut terjadi karena dimensi

keadilan pada setiap individu memiliki aspek yang berbeda-beda. Pada saat yang sama negara

membutuhkana banyak penerimaan dari pajak. Oleh karena secara umum dapat dipahami

bahwa semakin tinggi rasa keadilan yang dirasakan oleh masyarakat, maka hal tersebut dapat

membangun sebuah kepercayaan masyarakat kepada negara dalam bentuk kepatuhan

pajaknya.

Dalam kaitannya dengan faktor keadilan tersebut, maka Braithwaite (2008)

menegaskan pentingnya mutual trust dan kerjasama antara tax payers dan tax authority guna

mencapai kondisi voluntary compliance. Begitu pendapat Kirchler and Hoelzl (2006) yang

menekankan akan pentingnya fair treatment terhadap pembayar pajak dan adanya

trustworthiness dari tax authorities guna mendorong adanya voluntary compliance

masyarakat.

Page 31: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

25

Pandangan lain dijelaskan oleh Noguera, dkk (2014) yakni kepatuhan pajak terkait

dengan kondisi sosial masyarakat. Dalam hal ini terdapat berbagai mekanisme yang mungkin

dapat menciptakan dampak interaksi sosial dalam konteks perilaku membayar pajak.

Mekanisme tersebut meliputi ; social norms, social contagion or conformity, strategic

interaction, rational imitation, learning, fairness effects. Berbagai norma-norma yang ada

tersebut dapat mempengaruhi keputusan sesorang untuk bertindah menghindari dari pajak

(tax evasion). Dalam hal ini tax evasion dapat didefinisikan sebagai ...tax evasion, usually

defined as the voluntary reduction of the tax burden by illegal means (Elffers, dkk,

1987). Tax evasion ini merupakan persoalan besar dalam kaitannya dengan penerimaan pajak

suatu negara. Hal ini karena :

a. tax evasion mengurangi volume sumber daya yang tersedia untuk sektor publik.

b. apabila perilaku tax evasion tidak terdistribusikan secara merata diantara pembayar pajak.

Maka hal tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip seperti ; fairness, equality, dan

progressivity yang seharusnya dipenuhi dalam sistem pajak (IEF 2004; Murphy and

Nagel, 2002).

2.3 Pengembangan Teori Kepatuhan Pajak

Secara teoretis Teori Kepatuhan Pajak dapat dijelaskan melalui dua pendekatan

(approach), yakni ; economic deterrence approach dan behavioural approach. Berkaitan

dengan pendekatan pencegahan ekonomi tersebut, terdapat beberapa factor yang dibahasa

dalam pendekatan tersebut, yakni :

Kompleksitas sistem pajak

Tingkat layanan terhadap informasi penerimaan

Pemotongan dan informasi pelaporan

Mempersiapkan tanggungjawab dan sanksi

Kemungkinan menerima cakupan audit

Page 32: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

26

Progresif dan tingkat yang actual pada tariff pajak

Sanksi untuk ketidakpatuhan pajak

Pengertian ekonomi dari pembayar pajak yang patuh melihat pembayar pajak sebagai

moral yang sempurna, netral terhadap resiko atau penghindaran resiko individu yang

berupaya untuk memaksimalkan kepuasannya dan memilih untuk menghindari pajak kapan

saja keuntungan yang diharapkan lebih besar dari biaya. Oleh karena kepatuhan pajak dalam

pendekatan ekonomi senantiasa terkait dengan pendekatan biaya manfaat (cost benefit

approach) bagi keputusan individu untuk patuh atau tidak patuh terhadap kewajiban

perpajakannya.

Sedangkan pendekatan perilaku terkait dengan aspek psikologi pembayar pajak.

Dalam model ini, kepatuhan pajak dijelaskan melalui interaksi dan respon pembayar pajak

terkiat dengan pemenuhan kewajiban pajaknya.Termasuk dalam kategori pendekatan ini

seperti moral, nilai, keadilan sistem pajak dan otoritas pajak. Interaksi dan respon pembayar

pajak ini dapat bermacam-macam bentuknya. Namun secara ekstrim perbedaan perilaku

tersebut dapat dikategorikan sebagai perilaku patuh pajak dan perilaku tidak patuh pajak.

Dalam perkembanganya Teori Kepatuhan pajak mengalami perkembangan sebagai

respon terhadap dinamika yang terjadi dalam perekonomian. Menurut Alm, dkk (2013)

individu tidak selalu memiliki perilaku sebagai alasan rasional (selfish rational) dan

kepentingan diri individu yang dipotret dalam paradigm neoklasik yang standar. Akan tetapi

tingkat kepatuhan invidu akan dimotivasi oleh berbagai faktor yang ada dalam kehidupannya,

seperti ; norma sosial, moral, altruism, keadilan atau kesukaan. Dalam hal ini analisi

kepatuhan pajak individu dapat dikembangkan lagi dengan memasukkan berbagai cara

penting dimana keputusan individu dibentuk oleh motivasi kelompok. Bahkan menurut Alm,

dkk tersebut, persoalan kepatuhan pajak masyarakat diibaratkan terjadinya teka-teki (puzzle

of tax compliance).

Page 33: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

27

Dalam kaitannya dengan motivasi kelompok terdapat beberapa aktor yang terlibat

didalamnya, yakni : pembayar pajak (taxpayers), pemerintah (elected government officials or

government), otoritas pajak (tax authorities or the tax administration), dan akuntan pajak (tax

accountants). Dalam hal keputusan individu untuk patuh pajak dipengaruhi oleh lingkungan

social. Artinya keputusan individu terhadap kepatuhan pajak tidak hanya dipengaruhi oleh

kepentingan pribadi saja akan tetapi juga dipengaruhi oleh factor norma social, modal sosial,

social customs, jaringan sosial, keadilan, kepercayaan, reciprocity, motivasi intrinsic, dan

moral pajak. Dalam jangka pendek individu tidak selalu rasional, outcome oriented, self-

controlled, selfish, dan egoistic consumers envisioned. Menurut Alm, dkk (2013) perilaku

ekonomi dalam kepatuahn pajak ini disebut sebagai social interactions theory.

Kepatuhan pajak yang disebabkan oleh faktor group motivations dapat dijelaskan

melalui dua aspek, yakni (Alm, dkk, 2013) :

a.Via Public Good Provisions

Dalam hal ini model standard portofolio dari perilaku individu mengabaikan

penggunaan pembayaran pajak yang dipungut. Meskipun demikian pajak digunakan untuk

membiayai layanan publik yang diberikan oleh pemerintah, seperti pertahanan nasional,

taman, dan infrastruktur. Dalam hal ini ekonom berpendapat bahwa penyediaan swasta dari

barang publik menjadi tidak efisien rendah karena setiap individu akan memiliki insentif

untuk bertindak free rider terhadap pembelian barang privat yang lainnya. Karena barang

public termasuk dalam kategori non exclusive, setiap individu yang tidak berkontribusi

terhadap layanan barang public tidak dapat dikeluarkan dari penggunaannya. Hal ini karena

seluruh individu memiliki insentif yang sama, individu tidak akan secara sukarela

berkontribusi terhadap penyediaan barang publik. Dengan kata lain, barang public

menciptakan sebuah social contribution dilemma dimana keuntungan individu bertentangan

dengan barang kolektif (Daves, 1980). Dalam hal ini individu bersedia membayar pajak

Page 34: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

28

karena mereka menilai barang yang disediakan oleh pemerintah dan mereka menyadari

bahwa pembayarannya dibutuhkan untuk mendapatkan lainnya untuk berkontribusi.

b.Via Behavioral Economics

Penjelasan perilaku ini pada dasarnya social interactions theory terkait dengan

perilaku dalam membayar pajak karena factor motivasi kelompok. Dalam hal ini psikologi

perpajakan dapat menjelaskan sebuah social norm of tax compliance (Kirchler, 2007;Elster,

1989). Social norm menunjukkan sebuah pola perilaku yang pola perilaku yang dinilai

dengan cara yang sama oleh orang lain dan itu adalah ditopang sebagian oleh persetujuan

atau ketidaksetujuan sosial. Apabila seseorang bertingkah sesuai dengan norma sosial yang

ada maka orang lain akan juga bertindah sesuai norma yang berlaku, begitu pula sebaliknya.

Adanya norma social juga konsisten dengan pendekatan lainnya yang memasukkan gagasan

yang sama. Faktor ini menunjukkan bahwa seorang individu akan mematuhi selama ia

percaya bahwa kepatuhan adalah norma sosial. Sebaliknya ketidakpatuhan menjadi meluas,

maka norma social dari kepatuhan akan menghilang. Lebih luas lagi, factor ini menunjukkan

bahwa sifat interaksi sosial seseorang dengan orang lain mempengaruhi keputusan kepatuhan

sendiri.

Berdasarkan pada pendapat Alm, dkk (2013) di atas, dapat disimpulkan beberapa hal

penting, yakni :

Individu dipengaruhi oleh definisi pertimbangan keuangan yang sempit, yakni oleh

keterbatasan kognitif yang dimiliki, dan oleh norma sosial dari perilaku, namun

didefinisikan dan ditentukan, yaitu individu dipengaruhi oleh motivasi individu dan

kelompok

Individu tidak dapat diwakili oleh agen perwakilan tunggal, tetapi harus

dianggap koleksi dari berbagai segmen yang berbeda

Page 35: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

29

Pemerintah bersepakat dengan individu melalui kegiatan penegakan, kemampuannya

untuk memastikan individu percaya tindakannya, dan penyediaan barang dan jasa kepada

individu.

2.4 Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM)

Usaha kecil dan menengah Menurut Organisation for Economic Co-operation and

Development (2004:10) dalam Kamleitner, dkk (2012) ciri utama dari kegiatan sektor usaha

kecil (small businesses) adalah : .......any for-profit commercial entity other than those that

exceed a given (high) asset threshold. Small businesses include sole proprietor, partnership

and corporate forms of organisation. They also include individual return filers who have

income from self-employment, even if self-employment income is not their primary source of

income . Sedangkan UNCTAD (2000) mendifinisikan Usaha Kecil Menengah (Small &

Medium Enterprises) sebagai ....a business involving one to five persons, with simple enough

activities to be managed directly on a person-to-person basis.

Dalam Undang-undang No.20 Tahun 2008 Tentang Usaha Kecil, Mikro dan

Menengah (UMKM) dijelaskan bahwa :

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi

kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

Page 36: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

30

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

ini.

Dalam Undang-undang tersebut juga dijelaskan mengenai asas-asas dan tujuan dari

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Adapun asanya meliputi :

a. kekeluargaan;

b. demokrasi ekonomi;

c. kebersamaan;

d. efisiensi berkeadilan;

e. berkelanjutan;

f. berwawasan lingkungan;

g. kemandirian;

h. keseimbangan kemajuan; dan

i. kesatuan ekonomi nasional.

Sedangkan tujuannya adalah menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam

rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang

berkeadilan.

Adapun kriteria dari UMKM berdasarkan Undang-undang tersebut adalah sebagai

berikut ini :

(1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

Page 37: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

31

b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta

rupiah).

(2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus

juta rupiah).

(3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh

milyar rupiah).

Dalam perkembangannya, keberadaan UMKM sangat penting dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi daerah. Apabila dikaitkan keunggulan komptetif dengan UMKM,

maka menurut Hatten (1999), terdapat dua keunggulan kompetetif UMKM dibandingkan

dengan organisasi bisnis lainnya, yakni adanya unsur fleksibilitas dan inovasi dari UMKM itu

sendiri. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Kriteria Usaha

Mikro adalah sebagai berikut:

Page 38: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

32

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha, atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang Perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun Tidak

langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM .

Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50 juta sampai dengan paling banyak Rp 500 juta

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta sampai dengan paling banyak Rp

2,5 miliar.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan

atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau

hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008

Tentang UMKM. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta sampai dengan paling banyak Rp 10

miliar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2, 5 miliar sampai dengan paling banyak

Rp 50 miliar.

Perlakuan Khusus Perpajakan untuk UMKM : Atas penghasilan berupa bunga

simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi yang

Page 39: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

33

besarnya tidak melebihi dari Rp. 240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan

dikenakan tarif PPh atau 0% (nol persen) dan bersifat final. Sedangkan penghasilan berupa

bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi yang

besarnya melebihi dari Rp. 240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan

dikenakan tarif PPh sebesar 10% (sepuluh persen) dan bersifat final (Pasal 4 ayat (2) jo. PP

No.15 Tahun 2009) ( klinik-pajak.com).

Berdasarkan pengembangan kebijakan UMKM itu sendiri, pemerintah bersama

dengan jajaran menterinya berupaya untuk membawa UMKM ke arah fungsi dan

kemanfaatan yang lebih meluas kepada masyarakat. Menurut Hall (2002) terdapat beberapa

area kebijakan untuk UMKM, yaitu :

a. Akses informasi dan kesenjangan digital, keuangan,tekhnologi dan transfer tekhnologi,

seumber daya manusia dan pelatiham

b. Akes pasar

c. Peranan wanita dan kebijakan mendorong bisnis yang dilakukan oleh etnis minortias

d. Beban administrasi yang ditanggung oleh UMKM akibat kebijakan pemerintah

e. Kebijakan umum tentang UMKM

f. Iklim bisnis

Dalam kaitannya dengan pengembangan UMKM di Indonesia, secara eksplisit sudah

ditegaskan dalam dokumen resmi pemerintah, seperti termaktub dalam GBHN dan Propenas.

Adapun inisiasi kebijakan yang pernah dikeluarkan oleh pemerintah dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Page 40: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

34

Tabel 2.2:

Inisiasi Kebijakan Untuk UKM di Indonesia

Keputusan Presiden Nomor 56 tahun 2002 Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah

Keputusan Presiden Nomr 127 Tahun 2001 Bidang/Jenis Usaha yang dicadangkan untuk usaha

kecil dan bidang/jenis usahan yang terbuka untuk

usha menengah atau besar dengan syarat kemitraan

Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 1999 Pemberdayaan usaha menengah

Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1998 Pembinaan dan pengembangan usaha kecil

Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1997 Kemitraan

Peraturan Pmerintah Nomor 16 tahun 1997 Waralaba

Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1995 Usaha kecil

Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM,Republik Indonesia, 2011

Salah satu terobosan penting dalam pengembangan UMKM di Propinsi Jawa Timur

adalah pembentukan kluster UMKM. Menurut Berry, dkk (2001) strategi kluster adalah salah

satu sumber utama produktifitas. Mekanisme hubungan antara kluster dengan produktifitas

dan inovasi adalah melalui fasilitas penyediaan tenaga kerja dengan spesialisasi keahlian

khusus, transaksi nontraded input, dan akses mengenai infornasi (Krugman,1991).

2.5 Penerapan Pajak Pada Sektor UMKM

Pajak merupakan salah satu instrumen negara yang ditujukan untuk meningkatkan

penerimaan negara dalam pembiayaan pembangunan. Selain itu pula pajak juga merupakan

implementasi dari kebijakan fiskal dalam rangka menjaga stabilitas perekonomian dan

mendorong perekonomian pada tingkat pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Oleh

karena itu pengenaan pajak sifatnya mengikat (wajib) pada masyarakat yang sesuai ketentuan

perundangan yang berlaku disebut sebagai pembayar pajak (taxpayer). Dalam hal ini seiring

dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian, maka tuntutan untuk meningkatkan

penerimaan pajak semakin besar.

Page 41: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

35

Salah satu obyek pajak yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih luas lagi

cakupan pajaknya adalah sektor UMKM. Sektor ini merupakan tulang punggung

perekonomian manakala terjadi krisis ekonomi. Karena sifat fleksibilitas usaha dan financial

stress yang rendah, menyebabkan sektor ini tahan terhadap tekanan ekonomi yang

berkembang. Subyek pajak pada sektor ini adalah pelaku usaha di bidang UMKM. Pelaku

disini memiliki pengertian sebagai pemilik usaha dan bukan pekerja/buruh yang bekerja pada

sektor UMKM.

Dalam hal ini pengenaan pajak pada sektor UMKM harus memperhatikan aspek

keadilan pada berbagai kelompok masyarakat yang ada dan meminimalkan terjadinya

dampak distorsi alokasi sumber daya yang ada (Bolnick, 2004). Kebijakan pajak harus

didesain sedemikian rupa sehingga pelaku usaha sektor UMKM dapat dapat melakukan

kewajiban pajaknya (patuh pajak) secara sukarela. Selain itu pula kebijakan pajak tersebut

dapat meningkatkan pertumbuhan usaha di sektor UMKM itu sendiri. Dalam hal ini menurut

Yaobin (2007) regim pajak khusus untuk UMKM seharusnya dapat dicukupi dengan

instrumen kebijakan untuk meminimalkan biaya pengumpulan. Dalam hal ini intervensi

pemerintah dapat dilakukan guna mengeksploitasi social benefit dari persaingan yang lebih

besar kewirausahaan (International Tax Dialogue, 2007).

Dalam kaitannya dengan penerapan pajak di sektor UMKM tersebut menurut

Kamleitner, dkk (2012) memberikan kesimpulan bahwa terdapat tiga aspek utama yang

membedakan persepsi pelaku usaha terhadap situasi pajaknya. Pertama, pemilik usaha kecil

cenderung melihat lebih banyak kesempatan untuk tidak mematuhi daripada pembayar pajak

yang bekerja, mereka lebih mungkin mengalami kurangnya pengetahuan perpajakan

bermakna, mereka lebih mungkin untuk menghadapi frame keputusan yang membuat pajak

sebagai kerugian yang menyakitkan. Secara konseptual dapat dipaparkan sebagai berikut ini :

Page 42: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

36

Gambar 2.1:

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tax Compliance

Hasil kajian yang dilakukan oleh Weichenrieder (2007) memberikan kesimpulan

bahwa penerapan pajak pada sektor usaha UMKM menghadapi persoalan-persoalan seperti :

a.Biaya kepatuhan (compliance cost)

b.Biaya penerimaan (revenue cost)

c.Tax evasion

Ketiga persoalan tersebut dapat menjelma menjadi sebuah persoalan besar yang pada

akhirnya dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak pelaku usaha di sektor UMKM.

Tax Compliance

Perceived

Opportunity

Knowledge

Requirements

Decision Frames

Specific Tax Situation

e.g:specific of industry, business size, jurisdictions, group norms

Person :

e.g:gender,age,personality, fairness perceptions, cultural differences

Page 43: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

37

Berkaiatan dengan biaya kepatuhan pajak, maka dapat dirumuskan sebagai berikut ini

(United Nations, 2014):

CC = IC + EC

dimana :

CC adalah compliance cost

IC adalah internal cost

EC adalah eksternal cost

Dalam hal ini biaya kepatuhan pajak merupakan akumulasi dari biaya internal dan biaya

eksternal yang dialami oleh pelaku usaha. Biaya internal meliputi biaya tenaga kerja dan

biaya non tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan kegiatan produksi. Sedangkan

biaya eksternal meliputi segala sesuatu yang dibayarkan pelaku usaha ke fihak ketiga.

Secara lebih detail IC = TA * VA + AS

IC = internal costs

TA = time

VA = value of time

AS = administrative spending

Dalam kaitannya dengan penerapan pajak bagi usaha kecil tersebut pemerintah

mengeluarkan PP No.46 tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha

Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Atas

penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran

bruto tertentu, dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final. Wajib Pajak yang memiliki

peredaran bruto tertentu tersebut adalah wajib pajak yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Wajib Pajak orang pribadi atau Wajib Pajak badan tidak termasuk bentuk usaha tetap; dan

Page 44: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

38

b. menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan

pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat

miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak.

Tidak termasuk Wajib Pajak orang pribadi adalah Wajib Pajak orang pribadi yang

melakukan kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yang dalam usahanya:

a. menggunakan sarana atau prasarana yang dapat dibongkar pasang, baik yang menetap

maupuntidak menetap; dan

b. menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum yang tidak

diperuntukkanbagi tempat usaha atau berjualan.

Tidak termasuk Wajib Pajak badan adalah:

a. Wajib Pajak badan yang belum beroperasi secara komersial; atau

b. Wajib Pajak badan yang dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah beroperasi secara

komersial memperoleh peredaran bruto melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar

delapan ratus juta rupiah).

Dalam hal ini besarnya tarif Pajak Penghasilan yang bersifat final adalah 1% (satu

persen). Pengenaan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud didasarkan pada peredaran

bruto dari usaha dalam 1 (satu) tahun dari Tahun Pajak terakhir sebelum Tahun Pajak yang

bersangkutan. Dalam hal peredaran bruto kumulatif Wajib Pajak pada suatu bulan telah

melebihi jumlah Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam suatu

Tahun Pajak, Wajib Pajak tetap dikenai tarif Pajak Penghasilan yang telah ditentukan

berdasarkan ketentuan sampai dengan akhir Tahun Pajak yang bersangkutan. Dalam hal

peredaran bruto Wajib Pajak telah melebihi jumlah Rp4.800.000.000,00 (empat miliar

delapan ratus juta rupiah) pada suatu Tahun Pajak, atas penghasilan yang diterima atau

diperoleh Wajib Pajak pada Tahun Pajak berikutnya dikenai tarif Pajak Penghasilan

berdasarkan ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Page 45: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

39

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori, yakni sebuah metode penelitian

yang bertujuan untuk melakukan kajian dan analisis mengenai keterkaitan hubungan antar

varaibel yang diamati.

3.2. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan cakupan masalah yang dibahas, penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan untuk menggambarkan fenomena secara

kuantitatif sehingga dapat dijabarkan berbagai indikator dan klasifikasi dari obyek.

3.3 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah pelaku usaha sektor UMKM bidang kerajinan tangan

berorientasi ekspor di Jawa Timur. Adapun populasi penelitiannya adalah pelaku usaha sektor

UMKM bidang kerajinan tangan berorientasi ekspor di Jawa Timur dan sampel yang diambil

dengan menggunakan teknik multistage sampling.

3.4 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sentra-sentra UMKM bidang kerajinan tangan berorientasi

ekspor yang ada di kab/kota di Jawa Timur.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer meliputi :

persepsi pelaku usaha (sektor UMKM kerajinan tangan) tentang pajak, pendidikan

perpajakan, pengetahuan pajak, rasa keadilan pajak dan kepatuhan pajak. Sedangkan data

sekunder meliputi ; penerimaan pajak, jumlah wajib pajak, jumlah UMKM kerajinan tangan

dan besarnya kepatuhan pajak. Adapun sumber datanya meliputi ; Publikasi pajak dari Dirjen

Page 46: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

40

Pajak, Dinas UMKM dan Koperasi Jawa Timur, Kantor Pelayanan Pajak, Kanwil Pajak dan

BPS Jawa Timur

3.6 Metode Pengumpulan Data

Obyek dalam penelitian ini meliputi pelaku usaha sektor UMKM yang tersebar di

berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur. Oleh karena besarnya jumlah sampel dan populasi

penelitian, maka perlu dipilih teknik pengambilan sampel yang relevan. Dalam hal ini

menentukan jumlah sampel yang tepat sehingga bisa mewakili populasi yang ditargetkan

dapat dilakukan dengan beberapa macam cara. Dalam penelitian ini teknik yang dipilih

adalah dengan multistage sampling (Iyoke, 2006). Teknik ini dipilih karena besarnya obyek

penelitian, sehingga membutuhkan metode pengambilan sampel yang bersifat efisien dan

representatif. Pelaksanaan teknik ini dilakukan dengan cara :

a. tahap pertama pengambilan sampel (first stage sampling) dilakukan dengan metode

purposive sampling. Cara ini dilakukan dengan menentukan daerah kabupaten/kota di

Jawa Timur yang dianggap merepresentasikan keberadaan UMKM kerajinan tangan di

Jawa Timur. Adapun kriteria sampel yang diambil secara purposive ini adalah : memiliki

keterwakilan tempat/wilayah kabupaten/kota, memiliki potensi untuk ekspor ke luar

negeri, usaha dikembangkan dalam skala kecil, mikro dan menengah.

b. tahap kedua pengambilan sampel (second stage sampling) dilakukan dengan metode

simple random sampling. Cara ini dilakukan dengan mengambil secara acak pelaku usaha

UMKM kerajinan tangan di berbagai kabupaten/kota yang sudah ditentukan.

Sedangkan data dalam penelitian dapat dikumulkan dengan cara seperti ; indepth

interview, analisis dokumen, observasi, penyebaran angket/kuesioner dan focus group

discussion. Data dalam penelitian ini diambil sebanyak 200 pelaku usaha. Secara lebih rinci

dapat dijelaskan sebagai berikut ini :

Page 47: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

41

a. Wawancara

Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung melalui tanya

jawab berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Selain itu pula wawancara juga

dilakukan secara terstruktur kepada pihak-pihak terkait untuk memperoleh data dan informasi

terkait dengan pengetahuan perpajakan dan kepatuhan pajak pelaku usaha sektor UMKM

bidang kerajinan tangan.

b. Analisis Dokumen

Teknik ini dilakukan denga cara melakukan kajian terhadap data-data yang

terkumpul. Selain itu pula dalam teknik ini juga dapat dilakukan dengan cara melakukan

tabulasi data, pengelompokan data dan pengkategorian data.

d. Observasi lapang

Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan observasi secara langsung ke lapangan

untuk mendapatkan gambaran riil mengenai obyek yang diamati. Observasi dalam penelitian

ini dapat dilakukan di Kantor Pajak, Dinas UMKM dan Koperasi kab/kota di Jawa Timur,

dan kegiatan usaha sektor UMKM bidang kerajinan tangan.

e. Kuesioner

Teknik ini dapat dilakukan dengan membuat sebuah daftar pertanyaan baik yang

disusun secara closed question ataupun open question terkait dengan permasalahan

penelitian. Berdasarkan jawaban pertanyaan dari responden/informan, maka akan dilakukan

penilaian terhadap jawaban tersebut. Jawaban responden untuk jenis pertanyaan closed

question dapat dikategorikan dalam skala likert.

f. Focus group discussion (FGD)

Teknik ini dapat dilakukan dengan melakukan diskusi dengan berbagai narasumber

yang relevan.

Page 48: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

42

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik

Partial Least Square (PLS). Sebagaimana diketahui teknik Partial Least Square (PLS) dapat

digunakan untuk menguji hubungan secara terstruktur antar variabel yang diteliti. Variabel

yang diteliti tersebut sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian. Metode

PLS ini dikenal sangat luas dalam penggunaannya dalam penelitian yang bersifat

korelasional. Dalam hal ini penggunaan metode PLS dalam analisis koeralisasional

mempertimbangkan beberapa alasan, diantaranya adalah :

1. Model analisisnya berjenjang dan model persamaan struktural memenuhi sifat model

rekursif.

2. Variabel yang terdapat di dalam model ada yang bersifat laten, dengan model indikator

refleksif dan formatif, sehingga tidak bias menggunakan SEM.

Dalam hal penerapan metode PLS dikenal adanya beberapa langkah-langkah

sistematis. Adapun langkah-langkah di dalam analisis dengan PLS adalah sebagai berikut

(Solimun, 2002;Hair,dkk, 2010):

1. Langkah Pertama: Merancang Model Struktural (inner model)

Perancangan model struktural hubungan antar variabel laten pada PLS didasarkan

pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian

2. Langkah Kedua: Merancang Model Pengukuran (outer model)

Outer model di dalam penelitian ini dengan merujuk pada definisi operasional

variabel, didapatkan ada yang bersifat refleksif dan ada yang bersifat formatif. Model

indikator untuk variabel pendidikan perpajakan dan pengetahuan pajak bersifat formatif.

Sedangkan variabel keadilan pajak dan kepatuhan pajak bersifat refleksif.

Page 49: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

43

3. Langkah Ketiga: Mengkonstruksi diagram Jalur

Hasil perancangan inner model dan outer model tersebut, selanjutnya dinyatakan

dalam bentuk diagram jalur, agar lebih mudah dipahami

4. Langkah Keempat: Konversi diagram Jalur ke dalam Sistem Persamaan

a. Outer model, yaitu spesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikatornya,

disebut juga dengan outer relation atau measurement model. Sesuai dengan definisi

operasional variabel, maka diperoleh model pengukuran sebagai berikut:

Variabel latent Pendidikan Perpajakan (X1), bersifat formatif

X11 = 1 1 + 1

X12 = 2 1 + 2

X13 = 3 1 + 3

X14 = 4 1 + 4

X15 = 5 1 + 5

Variabel latent Pengetahun Perpajakan (Y1), bersifat formatif

2 = 6Y11 + 7Y12 +8Y13 + 9Y14 +10Y15+1

Variabel latent Rasa Keadilan (Y2), bersifat reflektif

3 = 11Y21 + 12Y22 +13Y23 + 14Y24 +15Y25+2

Variabel latent Kepatuhan Pajak (Y3), bersifat reflektif

4 = 16Y31 + 17Y32+ 18Y33+3

b. Inner model, yaitu spesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model), disebut

juga dengan inner relation, menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan

teori substansif penelitian. Berdasarkan kerangka konseptual dan hipótesis penelitian,

maka inner model dalam bentuk persamaan diberikan sebagai berikut:

1 = 11+ 1

Page 50: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

44

2 = 11+ 2

3 = 21+ 21 + 32 + 3

5. Langkah Kelima: Estimasi

Metode pendugaan parameter (estimasi) di dalam PLS adalah metode kuadrat terkecil

(least square methods). Proses perhitungan dilakukan dengan cara iterasi, dimana iterasi

akan berhenti jika telah tercapai kondisi konvergen.

6. Langkah Keenam: Goodness of Fit

Model struktural atau inner model dievaluasi dengan melihat persentase varian yang

dijelaskan, yaitu dengan melihat R2 untuk konstruk laten dependen, kemudian dihitung nilai

Stone-Geisser Q Square test dengan rumus:

Q2 = 1 – ( 1 – R1

2) ( 1 – R2

2 ) ... ( 1- Rp

2 )

7. Langkah Ketujuh: Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis (β, γ, dan λ) dilakukan dengan metode resampling Bootstrap yang

dikembangkan oleh Geisser & Stone.

3.8 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang rumusan masalah, tujuan studi dan kerangka

konseptual maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut ini :

1. Pendidikan perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap pengetahuan perpajakan

2. Pengetahuan perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap rasa keadilan pajak

3. Rasa keadilan pajak berpengaruh positif signifikan terhadap Kepatuhan Pajak

4. Pengetahuan pajak berpengaruh positif signifikan terhadap Kepatuhan Pajak

3.9 Kerangka Konseptual Penelitian

Disain penelitian ini mengembangkan model sebuah model kepatuhan yang diadopsi

dari berbagai penelitian yang ada. Dalam hal keadilan pajak, indikator yang digunakan dalam

penelitian ini mengembangkan model keadilan pajak yang dikembangkan oleh Gerbing

(1988), Azmi dan Perumal (2008), Benk, dkk (2012). Pendidikan perpajakan dalam

Page 51: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

45

penelitian ini mengembangkan penelitiannya Richardson dan Sawyer (2001). Pengetahuan

perpajakan mengembangkan penelitiannya Eriksen dan Fallan (1996). Sedangkan tingkat

kepatuhan pajak mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Simanjutak dan Mukhlis

(2012).

Adapun kerangka penelitian yang digunakan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 4.1 :

Kerangka Konseptual Penelitian

Keterangan

Variabel Nama Variabel Skala

Pengukuran

X1 : Pendidikan Perpajakan Ordinal

X11 : Sosialisasi tentang hak dan kewajiban perpajakan Ordinal

X12 : Sosialisasi tentang manfaat dan sanksi pajak Ordinal

X13 : Sosilisasi tentang jenis dan tarif pajak Ordinal

X14 : Sosialisasi tentang mekanisme pelaporan dan pembayaran pajak

Ordinal

Pendidikan

Perpajakan

(X1)

H1 H2

Pengetahuan

Pajak (Y1)

H4

X11 X12 X13 X14 X15

Y11 Y12 Y13 Y14 Y15

Rasa Keadilan

(Y2)

Kepatuhan

Pajak (Y3)

Y22 Y23 Y24 Y21

H3

Y32 Y33 Y31

Y25

Page 52: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

46

X15 : Sosialisasi tentang perhitungan perpajakan Ordinal

Y1 : Pengetahuan Perpajakan Ordinal

Y11 : Pengetahuan tentang hak dan kewajiban perpajakan Ordinal

Y12 : Pengetahuan tentang manfaat dan sanksi pajak Ordinal

Y13 : Pengetahuan tentang jenis dan tarif pajak Ordinal

Y14 : Pengetahuan tentang mekanisme pembayaran pajak Ordinal

Y15 : Pengetahuan tentang perhitungan perpajakan Ordinal

Y2 : Keadilan Pajak Ordinal

Y21 : Keadilan Umum Ordinal

Y22 : Kepentingan Pribadi Ordinal

Y23 : Ketentuan-ketentuan Khusus terhadap Kekayaan Ordinal

Y24 : Tarif Pajak Ordinal

Y25 : Timbal Balik Pemerintah Ordinal

Y3 : Kepatuhan Pajak Ordinal

Y31 : Ketepatan waktu pembayaran pajak Ordinal

Y32 : Kesediaan dalam membayar pajak Ordinal

Y33 : Ketapatan waktu dalam penyampaian SPT Ordinal

Berdasarkan pada keterangan di atas, maka dapat diidentifikasikan lagi variabel-

variabel penelitian ini meliputi :

a. Variabel Independen:

Pendidikan Perpajakan (X1), dengan indikator:

X11 : Sosialisasi tentang hak dan kewajiban perpajakan

X12 : Sosialisasi tentang manfaat dan sanksi pajak

X13 : Sosilisasi tentang jenis dan tarif pajak

X14 : Sosialisasi tentang mekanisme pembayaran pajak

X15 : Sosialisasi tentang perhitungan perpajakan

b.Variabel Intervening:

Pengetahuan Perpajakan (Y1), dengan indikator:

Y11 : Pengetahuan tentang hak dan kewajiban perpajakan

Y12 : Pengetahuan tentang manfaat dan sanksi pajak

Y13 : Pengetahuan tentang jenis dan tarif pajak

Y14 : Pengetahuan tentang mekanisme pembayaran pajak

Y15 : Pengetahuan tentang perhitungan perpajakan

Keadilan Pajak (Y2), dengan indikator :

Y21 : Keadilan Umum

Y22 : Kepentingan Pribadi

Y23 : Ketentuan-ketentuan Khusus terhadap Kekayaan

Y24 : Tarif Pajak

Y25 : Timbal Balik Pemerintah

Page 53: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

47

c.Variabel Dependen:

Kepatuhan Pajak (Y3), dengan indikator :

Y31 : Ketepatan waktu pembayaran pajak

Y32 : Kesediaan dalam membayar pajak

Y33 : Ketapatan waktu dalam penyampaian SPT

Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelakan bahwa tingkat kepatuhan pajak dapat

dipengaruhi oleh pendidikan perpajakan. Melalui pendidikan perpajakan dapat dibangun

sebuah pengetahuan pajak yang dimiliki oleh pelaku usaha sektor UMKM bidang kerajinan

tangan di Jawa Timur. Dalam hal ini tingkat pengetahuan pajak yang semakin tinggi dapat

meningkatkan rasa keadilan pajak bagi pelaku usaha sektor UMKM tersebut. Dalam hal ini

apabila para wajib pajak sektor UMKM tersebut dapat merasakan tingkat keadilan

perpajakan, maka hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan pajak pelaku usaha.

3.10. Jabaran Variabel Penelitian

Berdasarkan pada kerangka konseptual penelitian di atas, maka variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi :

No Variabel Indikator Skala Pengukuran Teknik Pengumpulan Data

1 Pendidikan Pajak

(X1)

Sosialisasi tentang

hak dan kewajiban

perpajakan (X11)

Sosialisasi tentang

manfaat dan sanksi

pajak (X12)

Sosilisasi tentang

jenis dan tarif pajak

(X13)

Sosialisasi tentang

mekanisme

pembayaran pajak

(X14)

Sosialisasi tentang

Likert :

4 Selalu

3 Sering

2 Jarang

1 Tidak Pernah

Kuesionet

Page 54: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

48

perhitungan

perpajakan (X15)

2 Pengetahuan

Perpajakan (Y1)

Pengetahuan tentang

hak dan kewajiban

perpajakan (Y11)

Pengetahuan tentang

manfaat dan sanksi

pajak (Y12)

Pengetahuan tentang

jenis dan tarif pajak

(Y13)

Pengetahuan tentang

mekanisme pelaporan

dan pembayaran pajak

(Y14)

Pengetahuan tentang

perhitungan

perpajakan (Y15)

Likert :

4 Sangat

memahami

3 Cukup

memahami

2 Kurang

memahami

1 Tidak memahami

Kuesionet

3 Keadilan Pajak

(Y2)

Keadilan Umum

(Y21)

Kepentingan Pribadi

(Y22)

Ketentuan-ketentuan

Khusus terhadap

Kekayaan (Y23)

Tarif Pajak (Y24)

Timbal Balik

Pemerintah (Y25)

Likert :

4 Sangat

merasakan

3 Cukup merasakan

2 Kurang

merasakan

1 Tidak merasakan

Kuesionet

4 Kepatuhan Pajak

(Y3)

Ketepatan waktu

pembayaran pajak

(Y31)

Kesediaan dalam

membayar pajak

Likert :

4 Selalu

3 Sering

2 Jarang

1 Tidak pernah

Kuesionet

Page 55: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

49

(Y32)

Ketapatan waktu

dalam penyampaian

SPT (Y33)

Page 56: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

50

BAB IV

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Penelitian

Berdasarkan pada hasil observasi dan pengumpulan data yang dilakukan dapat

dipaparkan data masing-masing variabel penelitian berikut ini :

Tabel 4.1 :

Hasil Identifikasi Data Penelitian

Resp

Pendidikan Pajak

(X1)

Pengetahuan Pajak

(Y1)

Keadilan Pajak

(Y2)

Kepatuhan

Pajak (Y3)

X11 x12 x13 x14 x15 y11 y12 y13 y14 y15 y21 y22 y23 y24 y25 y31 y32 y33

1 1 1 1 1 1 3 3 2 3 1 1 1 1 1 3 1 2 1

2 2 2 1 2 1 3 3 1 3 1 3 4 3 2 3 1 3 3

3 1 1 2 1 2 2 3 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1

4 2 2 1 2 2 4 3 2 3 2 3 1 1 3 3 4 4 2

5 1 1 1 2 1 3 3 2 2 1 3 2 3 3 4 3 3 3

6 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4

7 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 3

8 2 2 1 2 2 3 3 1 3 1 4 3 3 3 4 3 3 3

9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

10 2 2 3 2 2 3 1 1 2 3 2 4 4 4 2 1 4 2

11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2

12 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 4 4 4

13 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

14 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

18 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 3 2 2 1

19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 3 2 2 1

Page 57: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

51

20 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2

21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 4

22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1

23 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1

24 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 1 1 1

25 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 1 1 1

26 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 3 4

27 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

28 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

29 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4

30 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 3 3 2 1 2 1

31 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 3 3 2 1 2 1

32 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1

33 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1

34 2 1 2 2 1 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 4 3 3

35 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3

36 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2

37 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1

38 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1

39 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 4 1 1 2 1 1 1

40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

42 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

43 2 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3

44 1 1 1 1 1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2

45 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1

46 2 2 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2

47 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 4

48 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 4 3

49 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2

50 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2

51 1 1 1 1 1 3 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Page 58: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

52

52 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 2 4 2

53 1 1 1 1 1 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2

54 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 4

55 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1

56 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3

57 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 4 1 4 2 1 1 1

58 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1

59 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1

60 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 1 3 3 3

61 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1

62 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 1 3 4 2 4 4 3

63 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

64 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 2 2 4

65 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 3 1 3 3 2 1 2 1

66 1 2 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

67 2 2 2 2 1 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4

68 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3

69 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3

70 4 2 1 2 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

71 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 4 2 2 3 3 3

72 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 3 1 3 3 1 1 1

73 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

74 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 4 2 2 4 3 3

75 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4

76 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2

77 2 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4

78 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 4 4 4

79 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 2

80 1 3 1 1 2 2 1 1 1 1 2 3 3 3 2 4 4 2

81 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1

82 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1

83 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3

Page 59: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

53

84 1 1 1 1 1 2 3 2 1 2 2 3 2 3 2 1 1 1

85 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3

86 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2

87 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

88 2 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2

89 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3

90 2 1 1 1 1 3 4 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2

91 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 4 3 3 2 4 1 1

92 2 2 2 2 2 4 3 3 3 2 2 4 2 4 3 4 3 4

93 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 3

94 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1

95 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1

96 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2

97 1 1 1 1 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1

98 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 3 3 3 3 1 1 1

99 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

100 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 2 3

101 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 1 4 4 4 4

102 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 4 4 4

103 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

104 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

105 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4

106 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 4 4 4

107 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3

108 2 1 2 1 2 3 3 3 3 1 3 1 1 3 1 4 4 4

109 1 1 1 1 3 3 3 4 3 2 2 1 1 3 2 4 4 3

110 1 1 1 2 1 3 3 2 1 1 3 3 3 3 3 1 1 1

111 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

112 2 2 1 2 1 3 2 2 1 2 2 1 1 3 2 4 3 3

113 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2

114 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3

115 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 2 3 3 3

Page 60: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

54

116 2 2 2 1 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2

117 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1

118 1 1 1 1 1 3 2 2 3 1 3 3 2 2 3 4 4 4

119 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 3 4 3 3 4 4 4

120 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1

121 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2

122 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 3 2 3 3 2 2 2

123 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 1

124 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1

125 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1

126 1 1 1 1 1 3 3 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2

127 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2

128 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 3 3 2 1 1

129 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 4 1 3 4 3 3 4 2

130 2 3 2 3 1 2 3 1 3 1 3 2 1 2 3 3 2 4

131 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1

132 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 3 1 1 3 1 1 1

133 1 1 1 1 1 3 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1

134 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3

135 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 2 3 3 3

136 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 3 1 2 1

137 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 1 2 1

138 1 2 2 1 1 4 3 3 3 2 1 3 3 3 2 1 1 1

139 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 4 4

140 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4

141 1 1 1 1 1 2 2 1 3 1 1 4 1 4 4 1 1 1

142 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1

143 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1

144 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 1 1 2 2 3 2 2 2

145 1 1 2 1 1 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3

146 2 1 1 2 1 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4

147 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1

Page 61: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

55

148 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2

149 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 1 1 1

150 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1

151 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2

152 1 1 1 1 1 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 1 2 1

153 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2

154 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 4 2 3 4 4 4 4

155 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1

156 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

157 4 4 2 2 2 4 4 2 3 1 2 3 3 3 3 2 2 2

158 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2

159 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1

160 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 3 1 3 1

161 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 2 4 2 1 3 1

162 2 1 1 2 4 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 1 2 1

163 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3

164 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 4 4 4

165 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2

166 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

167 1 1 1 1 1 2 2 3 3 3 2 2 1 1 1 1 1 1

168 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2 2

169 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1

170 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1

171 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 4 1 1 1 3 3 2

172 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 3 1 1 1 2 2 2

173 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2

174 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

175 2 2 1 2 1 3 3 2 1 1 3 4 3 3 1 1 1 1

176 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2

177 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1

178 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

179 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 3 1 1 1

Page 62: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

56

180 1 2 1 1 1 3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1

181 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1

182 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1

183 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan dapat dijelaskan bahwa dari sekian

banyak responden yang dikirimi lembar kuesioner yang mengembalikan sebanyak 200 unit

kuesioner. Dari 200 kuesioner tersebut yang layak untuk dijadikan sampel penelitian

sebanyak 183 kuesioner yang diisi oleh responden pelaku usaha UMKM bidang kerajinan

tangan yang masih beroperasi dalam menghasilkan output. Responden tersebut tersebar pada

26 daerah kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Adapun sebaran

responden penelitian berdasarkan wilayah kabupaten/kota sebagai berikut :

Tabel 5. 2:

Sebaran Responden Penelitian Berdasarkan Wilayah Kabupaten/Kota

di Provinsi Jawa Timur

No Kabupaten/

Kota

Jumlah

Responden (orang)

Persentase

(%)

1 Kota Malang 22 12.0

2 Kabupaten Bojonegoro 6 3.3

3 Kota Kediri 9 4.9

4 Kabupaten Probolinggo 7 3.8

5 Kabupaten Tulungagung 9 4.9

6 Kabupaten Kediri 15 8.2

7 Kabupaten Bondowoso 4 2.2

8 Kabupaten Trenggalek 2 1.1

9 Kabupaten Jombang 5 2.2

10 Kabupaten Malang 25 13.7

11 Kabupaten Mojokerto 8 4.4

12 Kabupaten Lumajang 4 2.2

13 Kabupaten Banyuwangi 8 4.4

14 Kota Probolinggo 6 3.3

15 Kabupaten Ponorogo 8 4.4

16 Kabupaten Nganjuk 6 3.3

17 Kabupaten Pasuruan 15 8.2

18 Kabupaten Sidoarjo 4 2.2

19 Kota Surabaya 4 2.2

20 Kota Batu 1 0.5

21 Kabupaten Lamongan 4 2.2

Page 63: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

57

22 Kabupaten Tuban 4 2.2

23 Kota Pasuruan 3 1.6

24 Kabupaten Blitar 2 1.1

25 Kabupaten Magetan 1 0.5

26 Kabupaten Madiun 1 0.5

Jumlah 183 100

Sumber data : primer, diolah

Berdasarkan pada hasil observasi dan pengumpulan data di lapangan menunjukkan

bahwa Kabupaten Malang memiliki jumlah responden terbesar yakni 25 responden (13.7%)

pelaku usaha sektor UMKM bidang kerajinan tangan. Jumlah responden yang banyak juga

terdapat di Kota Malang yang mencapai 22 pelaku usaha (12%). Sedangkan jumlah

responden terkecil masing-masing sebanyak 1 responden (0.5%) meliputi daerah kabupaten

Magetan, Kabupaten Madiun dan Kota Batu. Secara rata-rata berdasarkan cakupan daerah

tersebut rata-rata responden setiap wilayah sebanyak 7 pelaku usaha sektor UMKM (3.8%).

Daerah-daerah yang menjadi sampel penelitian di atas merepresentasikan area Propinsi Jawa

Timur yang terdiri atas daerah industri, pertanian, perkebunan, kehutanan, dan kelautan.

Daerah-daerah yang menjadi lokasi penelitian tersebut merupakan penyangga perekonomian

Jawa Timur dalam konstelasi perekonomian nasional maupun perekonomian internasional

4.2 Hasil Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis persamaan

struktural dengan menggunakan Partial Least Square. Adapun hasil dari pengolahan data

dengan menggunakan Smart PLS Vers 2 diperoleh diagram Path koefisien sebagai berikut

ini:

Page 64: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

58

Gambar 4.1

Diagram Path Koefisien Jalur

Sedangkan Path Diagram signifikansi hubungan antara variabel sebagai berikut ini

Page 65: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

59

Gambar 4.2

Diagram Path Signifikansi Jalur

Hasil lainnya dapat ditampilkan pada bagian berikut ini :

Inner Model T-Statistic

Keadilan Kepatuhan Pendidikan Pengetahuan

Keadilan 5,446954

Kepatuhan

Pendidikan 11,392681

Pengetahuan 10,813205 3,206695

Page 66: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

60

Outer Model T-Statistic

Keadilan Kepatuhan Pendidikan Pengetahuan

X

11 38,680277

x

12 28,002499

x

13 29,084284

x

14 53,111772

x

15 23,898159

y

11 40,012223

y

12 24,883073

y

13 35,055890

y

14 54,520454

y

15 25,102572

y

21 29,215769

y

22 9,421267

y

23 37,310689

y

24 30,908530

y

25 16,821962

y

31 75,832216

y

32 93,218465

y

33 82,570188

Page 67: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

61

Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)

Original

Sample (O) Sample Mean (M)

Standard Deviation

(STDEV)

Standard Error

(STERR)

Keadilan ->

Kepatuhan 0,417789 0,415460 0,076701 0,076701

Pendidikan -

>

Pengetahuan

0,592058 0,593317 0,051968 0,051968

Pengetahuan

-> Keadilan 0,579555 0,585177 0,053597 0,053597

Pengetahuan

-> Kepatuhan 0,262217 0,262747 0,081772 0,081772

T Statistics (|O/STERR|)

Keadilan -> Kepatuhan 5,446954

Pendidikan -> Pengetahuan 11,392681

Pengetahuan -> Keadilan 10,813205

Pengetahuan -> Kepatuhan 3,206695

Page 68: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

62

Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values)

Original

Sample (O)

Sample Mean

(M)

Standard Deviation

(STDEV)

Standard Error

(STERR)

X11 <- Pendidikan 0,235456 0,234954 0,015144 0,015144

x12 <- Pendidikan 0,217489 0,217762 0,015693 0,015693

x13 <- Pendidikan 0,222682 0,220410 0,015422 0,015422

x14 <- Pendidikan 0,244260 0,243612 0,012597 0,012597

x15 <- Pendidikan 0,233249 0,233525 0,016020 0,016020

y11 <- Pengetahuan 0,238113 0,236554 0,015125 0,015125

y12 <- Pengetahuan 0,210111 0,209015 0,015303 0,015303

y13 <- Pengetahuan 0,223963 0,224354 0,014314 0,014314

y14 <- Pengetahuan 0,272290 0,273900 0,013576 0,013576

y15 <- Pengetahuan 0,236766 0,238402 0,016078 0,016078

y21 <- Keadilan 0,309828 0,308637 0,029922 0,029922

y22 <- Keadilan 0,168845 0,169123 0,028789 0,028789

y23 <- Keadilan 0,276238 0,276126 0,018350 0,018350

y24 <- Keadilan 0,284095 0,281503 0,020798 0,020798

y25 <- Keadilan 0,225579 0,225122 0,021308 0,021308

y31<- Kepatuhan 0,337460 0,338125 0,009609 0,009609

y32 <- Kepatuhan 0,372946 0,372547 0,016058 0,016058

y33 <- Kepatuhan 0,342841 0,342622 0,010965 0,010965

Page 69: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

63

T Statistics (|O/STERR|)

X11 <- Pendidikan 15,548128

x12 <- Pendidikan 13,859302

x13 <- Pendidikan 14,439253

x14 <- Pendidikan 19,390302

x15 <- Pendidikan 14,559803

y11 <- Pengetahuan 15,743096

y12 <- Pengetahuan 13,729647

y13 <- Pengetahuan 15,646127

y14 <- Pengetahuan 20,057394

y15 <- Pengetahuan 14,726234

y21 <- Keadilan 10,354432

y22 <- Keadilan 5,864812

y23 <- Keadilan 15,053512

y24 <- Keadilan 13,659808

y25 <- Keadilan 10,586579

y31 <- Kepatuhan 35,119256

y32 <- Kepatuhan 23,225391

y33 <- Kepatuhan 31,267027

Page 70: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

64

4.3.Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Pendidikan Pajak Terhadap Pengetahuan Pajak

Pendidikan pajak diartikan sebagai pembentukan pemahaman bagi masyarakat terkait

dengan berbagai aspek dalam perpajakan. Dalam hal ini telah banyak dilakukan berbagai

upaya oleh pemerintah dalam melakukan edukasi dan sosialisasi pajak kepada masyarakat

wajib pajak. Upaya-upaya tersebut dimaksudkan agar informasi mengenai pajak dapat

dipahami masyarakat. Upaya pendidikan pajak tersebut dapat dilakukan baik melalui cara

formal maupun cara informal. Sedangkan berbagai media yang digunakan seperti ; media

elektronik, cetak maupun berbasis internet. Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal

Pajak dapat meningkatkan intensitas dalam pendidikan perpajakan ini dengan melibatkan

berbagai fihak yang terkait. Hal ini penting karena persoalan pajak menyangkut hajat hidup

orang banyak dan terkait langsung dengan penerimaan Negara dalam APBN.

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, hasil penelitian ini mempertegas akan

pentingnya peran pendidikan pajak dalam membentuk pengetahuan yang meningkat

kaitannya dengan membangun pemahaman yang benar mengenai pajak. Dalam hal ini pelaku

usaha sektor UMKM merupakan wajib pajak yang tersebar di seluruh pelosok negeri dengan

berbagai macam produk dan omzet usaha. Hasil pengolahan data dengan menggunakan Smart

PLS Vers 2 diperoleh koefisien hubungan antara pendidikan pajak dengan pengetahuan pajak

sebesar 0,351. Sedangkan nilai uji t (t statistic) hubungan kedua variabel ini sebesar 11,392,

dimana nilai t hitung tersebut lebih besar dari t tabel pada tingkat 95%. Hal ini berarti bahwa

terdapat hubungan antara pendidikan perpajakan dengan pengetahuan tentang pajak bagi

pelaku usaha sektor UMKM kabupaten/kota di Jawa Timur.

Pendidikan pajak yang memadai bagi seluruh komponen masyarakat akan dapat

menciptakan sebuah kekuatan yang nyata dalam membangun kesadaran wajib pajak. Dalam

hal ini pendidikan pajak tersebut akan dapat membentuk sebuah sikap yang timbul sebagai

Page 71: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

65

respon dari pendidikan perpajakan dalam hal pemenuhan kewajiban pajak. Pengetahuan

pajak yang diperoleh dari proses pendidikan tentunya membutuhkan waktu, tenaga dan biaya.

Proses pendidikan tersebut meliputi pengenalan terhadap pengertian, manfaat, jenis, prosedur

pemungutan pajak, tarif, sanksi, hak dan kewajiban pajak. Setelah proses tahu tersebut

dilalui, maka proses internalisasi nilai yang ada dapat membangun sebuah pengetahuan baru

mengenai perpajakan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitiannya Kasipillai (2003). Hasil

penelitian tersebut menemukan sebuah arti pentingnya pendidikan perpajakan dalam

meningkatkan kepatuhan pajak para wajib pajak. Pendidikan pepajakan yang semakin bagus

akan dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan pengetahuan tentang pajak bagi

masyarakat.

4.3.2 Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Keadilan Pajak

Pengetahuan perpajakan menyangkut pemahaman wajib pajak terhadap kewajiban

perpajakannya. Pemenuhan kewajiban pajak tersebut terkait juga dengan pengetahuan

seseorang mengenai aspek-aspek perpajakan yang diatur dalam berbagai peraturan.

Pangetahuan pajak yang semakin baik, akan dapat mendorong wajib pajak untuk bertindak

sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Negara. Dalam kaitannya dengan kepatuahn pajak,

maka pada dasarnya keadilan pajak merupakan faktor penting. Keadilan pajak tersebut dapat

tercipta manakala pengetahun tentang pajak dapat dirasakan oleh masyarakat.

Hasil penelitian ini memberikan hasil bahwa pengetahun pajak berhubungan dengan

keadilan pajak dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,580. Berdasarkan uji statistic yang

dilakukan menunjukkan bahwa pengetahuan pajak berpengaruh secara signifikan terhadap

rasa keadilan masyarakat dalam hal pajak (nilai t hitung 10,813 lebih besar dari t tabel pada

tingkat keyakinan 95%).

Page 72: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

66

Dalam hal ini menurut pendapat Hofmann, dkk (2008) bahwa keadilan berhubungan

dengan keseimbangan yang dirasakan dari pajak yang dibayar dan barang publik yang

diterima. Selain itu pula, keadilan yang dirasakan dari prosedur dan konsekuensi dari

pelanggaran norma juga merupakan faktor penting dalam membangun rasa keadilan wajib

pajak.

Terkait dengan keadilan pajak tersebut, Wenzel (2003) menjustifikasi keadilan pajak

meliputi : distributive justice, procedural justice, dan retributive justice. Ketiga aspek

keadilan pajak tersebut berperan penting dalam mendorong seseorang untuk mematuhi dan

sekaligus bersedia dalam membayar pajak. Pendapat Wnzel tersebut sangat penting manakala

dikaitkan dengan indikator dalam pengetahuan pajak. Sebagaimana diketahui pengetahuan

pajak terkait dengan seberapa luas dan dalam wajib pajak dapat memahami dimensi dalam

kepatuhan pajaknya. Apabila pengetahuan pajak dapat dikontruksi secara benar dimensi-

dimensi yang ada, maka keadilan pajak dapat dibangun secara benar melalui sinergi antar

unsur dalam variabel pengetahuan pajak dan keadilan pajak.

4.3.3 Pengaruh Keadilan Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak

Keadilan pajak merupakan faktor yang senantiasa menjadi tolak ukur dalam menilai

kesadaran wajib pajak masyarakat. Semakin tinggi rasa keadilan masyarakat dalam hal pajak,

maka hal tersebut dapat mendorong wajib untuk semakin dewasa dan secara sukarela

memenuhi kewajiban perpajakannya. Keadilan pajak akan menjadi sebuah kekuatan yang

dapat mendorong kesadaran wajib pajak masyarakat.

Hasil penelitian ini memberikan sebuah informasi penting mengenai pengaruh

keadilan pajak terhadap kepatuhan pajak pelaku usaha sektor UMKM bidang kerajinan

tangan di Jawa Timur. Nilai signifikansi hubungan antara kedua variable tersebut sebesar

0,418. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa keadilan pajak berpengaruh secara signifikan

Page 73: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

67

terhadap kepatuhan pajak (nilai t hitung 5,447 lebih besar dari t tabel pada tingkat keyakinan

95%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitiannya Mukasa (2011) di Uganda

yakni faktor penting yang mempengaruhi kepatuhan pajak adalah terciptanya rasa keadilan

pajak yang dirasakan oleh pembayara pajak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mukhlis,

dkk (2013) juga sejalan dengan hasil kajain empiris ini. Namun demikian menurut Erich, dkk

(2006) hubungan antara persepsi keadilan dan perilaku pajak sangat kompleks walaupun pada

umumnya diasumsikan bahwa persepsi keadilan berhubungan positif dengan kepatuhan pajak

Kompleksitas tersebut terjadi karena dimensi keadilan pada setiap individu memiliki aspek

yang berbeda-beda. Belum lagi unsur budaya, norma, adat dan kebiasaan masyarakat akan

menentukan derajat keadilan yang diinginkan dan dirasakan oleh wajib pajak. Indonesia

dengan ragam budaya, adat dan kebiayaan yang berbeda-beda membutuhkan penanganan

yang serius dalam membangun rasa keadilan dalam hal pajak.

Hasil kajian empiris ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saad

(2011). Hasil penelitiannya memberikan kesimpulan bahwa tingkat kepatuhan pajak individu

pembayar pajak di Malaysia dan New Zeland dipengaruhi oleh perilaku terhadap kepatuhan

yang diikuti dengan norma subyektif. Dalam hal ini pengetahuan perpajakan individu dapat

dipengaruhi oleh persepsi keadilan dan komplekstias sistem perpajakan yang berlaku.

Dalam kaitannya dengan kondisi empirisi yang berkembang di Indonesia dewasa ini

aspek keadilan pajak yang memiliki kontribusi penting dalam membangun kesadaran pajak

masyarakat. Berbagai peristiwa mengenai pajak senantiasa terkait dengan masalah korupsi

yang terjadi di sektor perpajakan. Kondisi ini tentunya dapat menimbulkan rasa ketidakadilan

pajak bagi masyarakat yang membayar pajak. Namun demikian melalui upaya yang

dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan meluruskan apa yang terjadi, maka lambat laun

dapat dibangun sebuah trust bagi wajib pajak.

Page 74: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

68

4.3.4 Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak

Sebagaimana dijelaskan di atas pengetahuan pajak merupakan faktor penting dalam

mendorong kesadaran wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Pengetahuan

pajak yang baik akan dapat menimbulkan kesadaran masyarakat akan manfaat pajak untuk

pembangunan bangsa. Dalam hal ini menurut Mohd (2005) dan Hofmann, dkk (2008) faktor

penting yang mempengaruhi kepatuhan pajak adalah pengetahuan pajak (knowledge of

taxation). Pengetahuan tersebut dapat terkait dengan hukum perpajakan, norma pajak,

manfaat pajak dan administrasi perpajakan.

Hasil penelitian ini memberikan hasil adanya pengaruh antara pengetahuan pajak

terhadap kepatuhan pajak dengan nilai signifikansi sebesar 0,262. Sedangkan berdasarkan uji

hipotesis yang ada menunjukkan adanya pengaruh antara pengetahuan pajak terhadap

kepatuhan pajak (nilai t hitung 3,227 lebih besar dari nilai t tabel dengan signifikansi 95%).

Hasil penelitian ini mempertegas akan pentingnya membangun pengetahuan yang baik bagi

pelaku usaha sektor UMKM di kab/kota di Jawa Timur.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Palil dan

Mustopha (2011) yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

kepatuhan pajak di Malaysia. Hasil penelitiannya memberikan kesimpulan bahwa

pengetahuan pajak memberikan dampak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

memenuhi kewajiban perpajakannya. Selain itu pula hasil penelitian ini juga sejalan dengan

pendapat oleh Richardson (2006) dan Kirchler, dkk (2008) yang menyatakan bahwa

pengetahuan pajak berperan penting dalam meningkatkan kepatuhan pajak.

Pengetahuan pajak merupakan faktor penting yang dapat membangun persepsi

masyarakat dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Pengetahuan pajak tersebut meliputi

berbagai pemahaman yang dimiliki oleh masyarakat terkait dengan aspek-aspek dalam dalam

perpajakan. Aspek-aspek tersebut seperti ; peraturan, hak dan kewajiban, tarif, manfaat,

Page 75: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

69

sanksi dan mekanisme pembayaran pajak. Pengetahuan tersebut dapat ditingkatkan

derajatnya seiring dengan kompleksitas permasalahan yang dihadapi dalam perpajakan.

Bagi pelaku usaha kecil UMKM di daerah, pemahaman tentang pajak membutuhkan

upaya yang lebih keras lagi. Sebagaimana diketahui pelaku usaha di sektor UMKM ini

biasanya ditandai dengan masih rendahnya kualitas SDM. Tingkat pendidikan yang masih

rendah yang dimiliki pelaku usaha UMKM dapat mempengaruhi pemahaman tentang hak dan

kewajiban perpajakan bagi pelaku usaha UMKM. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan

pajak bagi pelaku usahan UMKM ini dapat dilakukan melalui kegiatan formal maupun

informa, seperti sosialisasi pajak, pelatihan pajak dan workshop perpajakan dalam pengisian

SPT dan penghitungan besarnya pajak terutang. Walaupun kegiatan ini sudah dilaksanakan

oleh aparat pajak, namun masih perlu untuk ditingkatkan kualitas dan kuantitas kegiatannya

supaya tingkat kepatuhan pajak dapat meningkat terus.

Page 76: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

70

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dari

penelitian ini adalah :

a. Pendidikan perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap pengetahuan pajak pelaku

usaha sektor UMKM bidang kerajinan tangan di kabupaten/kota di Jawa Timur

b. Pengetahuan perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap keadilan pajak pelaku

usaha sektor UMKM bidang kerajinan tangan di kabupaten/kota di Jawa Timur

c. Keadilan pajak berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan pajak pelaku usaha

sektor UMKM bidang kerajinan tangan di kabupaten/kota di Jawa Timur

d. Pengetahuan perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan pajak pelaku

usaha sektor UMKM bidang kerajinan tangan di kabupaten/kota di Jawa Timur

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan terkait dengan kesimpulan penelitian adalah :

a. Bagi Dirjen Pajak, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan

pemetaan terhadap kepatuhan pajak pelaku UMKM. Pemetaan tersebut dapat digunakan

sebagai dasar dalam merumuskan kebijakan dalam rangka sosialiasi dan edukasi

perpajakan guna meningkatkan kepatuhan pajak masyarakat

b. Bagi Dinas Perindustrian Perdagangan UMKM dan Koperasi, hasil penelitian ini

memberikan informasi penting mengenai kapasitas produksi dan kemampuan pajak pelaku

UMKM di daerah. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh Dinas Perindustrian

Perdagangan UMKM dan Koperasi di Jawa Timur dalam menentukan kebijakan

pengembangan UMKM di daerah

Page 77: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

71

c. Bagi Peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi dalam

pemilihan judul dan metode penelitian mengenai kepatuhan pajak pelaku usaha sektor

UMKM. Bagi peneliti lain dapat mengembangan metode kualitatif dalam menganalisis

perilaku kepatuhan pajak pelaku usaha UMKM

d. Bagi Universitas Negeri Malang, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber

belajar perpajakan baik di Fakultas Ilmu Sosial maupun di Fakultas Ekonomi. Sumber

belajar tersebut dapat juga dikemas dalam bentuk bahan ajar ekonomi perpajakan yang

dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat

e. Bagi pelaku usaha UMKM, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam

pengembangan usaha yang berorientasi ekspor. Pengembangan usaha tersebut dengan

memperhatikan aspek omzet usaha dan kemampuan membayar pajak.

f. Kegiatas sosialisasi mengenai pajak yang dilakukan oleh instansi pajak perlu melibatkan

institusi pendidikan tinggi dalam upaya untuk meningkatkan kepatuhan pajak masyarakat.

Upaya ini dapat dilakukan secara formal (melalui kurikulum) maupun informal (kegiatan

insindental) dalam upaya untuk melakukan edukasi pajak kepada masyarakat, sehingga tax

literacy masyarakat dapat meningkat terus.

Page 78: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

72

DAFTAR PUSTAKA

Alm, James, 2013. Expanding the Theory of Tax Compliance from Individual to Group

Motivations, Tulane Economics Working Paper Series, Department of Economics,

Tulane University, New Orleans, LA

Allingham, Michael G. and Agnar Sandmo, 1972. “Income Tax Evasion: A Theoritical

Analysis”, Journal of Public Economics, 1: 323-338

Atawodi,Ojochogwu Winnie dan Stephen Aanu Ojeka, 2012. “Factors That Affect Tax

Compliance among Small and Medium Enterprises (SMEs) in North Central

Nigeria”, International Journal of Business and Management, Vol 7, No 12,87-96

Azmi, Anna A. Che and Kamala A. Perumal. 2008. “TaxFairness Dimensions in an Asian

Context: The Malaysian Perspective”, International Review of Business Research

Papers,Vol. 4 No.5 October-November 2008 :11-19, diakses tanggal 10 Aril 2014

dari http://google.co.id/

Braithwaite, V. ,2008,. Tax Evasion. In M. Tonry (ed.). Handbook on Crime and Public

Policy, Oxford: Oxford University Press.

--------------,2009,”Defiance in Taxation and Governance. Resisting and Dismissing

Authority in a Democracy”, Edward Elgar, Cheltenham

Benk, Serkan, Tamer Budak, Ahmet Ferda Cakmak,2012.”Tax Profesionals Perceptions of

Tax Fairness:Survey Evidence in Turkey”, International Journal of Business and

Social Science, Vol. 3 No. 2,Special Issue – January:112-117

Berry,A.,E,Rodriguez & H.Sandee,2001.”Small and Medium Enterprise Dynaimcs in

Indonesia”,Bulletin of Indonesian Economic Study, 37:363-384

Bolnick, B. 2004. Effectiveness and Economic Impact of Tax Incentives in the SADC Region.

Arlington,Virginia: Nathan Associates Inc.

Braun, V., & Clarke, V. 2006. “Using Thematic Analysis in Psychology”. Qualitative

Research in Psychology, 3, 77-101.

Dawes, R. M. 1980. Social dilemmas. Annual Review of Psychology, 31 (2), 169-193.

Das-Gupta, Arindam, 2014. “The Economic Theory of Tax Compliance with Special

Reference to Tax Compliance Costs”, didownload dari

http://www.nipfp.org.in/media/medialibrary/2013/04/wp04_nipfp_013.pdf , 18 April

2015

Elffers, H., Weigel, R. H., and Hessing, D. J., 1987. “ The consequences of different

strategies for measuring tax evasion behaviour,” Journal of Economic Psychology,

8: 311-337

Elster, J. 1989. The Cement of Society – A Study of Social Order. Cambridge, UK: Cambridge

University Press.

Eriksen, K., & Fallan, L.,1996. Tax Knowledge and attitudes Towards Taxation; A Report on

a Quasi- experiment. Journal of Economic Psychology, 17, 387-402.

Erich, K., Apolonia, N., & Alexander, W.,2006. “Shared Subjective Views, Intent to

Cooperate and Tax Compliance:Similarities between Australian Taxpayer and Tax

officers”. Journal of Economic Psychology 26 , 502 - 517

Fuest, C. and Riedel, N.,2009, “Tax evasion, tax avoidance and tax expenditures in

developing countries: A review of the literature”, UK Department for International

Development (DFID), Oxford University Centre for Business Taxation, Version:

June 19th.

Page 79: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

73

Gerbing, M.D. 1988, “An Empirical Study of Taxpayer Perceptions of Fairness”,

Unpublished PhD Thesis, University of Texas.

Hair, Jr., J.F., R.E Anderson, R.L. Tatham and W.C. Black. 2010. Multivariate Data Analysis

with Reading. New York : Macmillan Pub. Company

Hall,C,2002.”Profile of SMEs and SMEs issues in APEC:1990-2000”,Paper, APEC

Secretariat.

Hofmann, Eva, Erik Hoelzl, and Erich Kirchler, 2008. “Preconditions of Voluntary Tax

Compliance: Knowledge and Evaluation of Taxation, Norms, Fairness, and

Motivation to Cooperate”, Z Psychol, 216 (4): 209–217

IEF, 2004. - Ética fiscal, Doc. nº10/04, Technical report, IEF (Instituto de Estudios

Fiscales), Madrid.

International Tax Dialogue. 2007. Taxation of Small and Medium Enterprises. Background

paper for the International Tax Dialogue Conference, Bueons Aires

Irawan, Andi,2007.Mengapa Membangun (Kewirausahaan) UKM itu Penting, dalam

Kewirausahaan UKM:Pemikiran dan Pengalaman, Karya Bersama FE-UBAYA dan

Forum Daerah UKM Jawa Timur, Yogyakarta:Graha Ilmu

Iyoke, C.a et al. ,2006. “Teachers’ Attitude is Not an Impediment to Adolescent Sexuality

Education in Enugu, Nigeria.” African Journal of Reproductive Health/La Revue

Africaine de la Santé Reproductive 10 (1): 81-90

James, Simon and Clinton Alley. 1999. “Tax Compliance, Self Assessment and Tax

Administration”. Journal of Finance and Management in Public Service Volume 2

Number 2: 27-42

Kamleitner, Bernadette, Christian Korunka and Erich Kirchler, 2012. “Tax Compliance of

Small Business Owners : A Review”, International Journal of Entrepreneurial

Behaviour & Research Vol. 18 No. 3, : 330-351

Kasipillai, Jeyapalan; Aripin, Norhani; Amran, Noor Afza, 2003."The Influence of Education

on Tax Avoidance and Tax Evasion", eJournal of Tax Research 134

Kirchler, E. 2007. The Economic Psychology of Tax Behavior. Cambridge, UK: Cambridge

University Press.

Kirchler, E., Hoelzl, E.,2006. Modelling Taxpayers Behaviour as a Function of Internaction

Between Tax Authorities and Taxpayers. In H. Elffers, P. Verboon and W. Huisman

(Ed). Managing and maintaining compliance. Boom Legal Publishers, The Hague.

Kirchler,, E., Hoelzl, E., and Wahl., 2008.” Enforced Versus Voluntary Tax Compliance:the

“Slippery Slope” Framework”. Journal of Economic Psychology 29, 210-225

Kołodziej, Sabina, 2011. “The Role of Education in Forming Voluntary Tax Compliance”,

General and Professional Education 1, diakses dari

http://genproedu.com/paper/2011-01/full_022-025.pdf, tanggal 12 April 2014 :22-25

Manurung, Surya, 2013. “Kompleksitas Kepatuhan Pajak”,diakses dari

http://www.pajak.go.id/content/article/kompleksitas-kepatuhan-pajak

Marti, L. O. 2010. “Taxpayers’ Attitudes and Tax Compliance Behaviour in Kenya”. African

Journal of Business & Management, 1,112-122.

Marti , Lumumba Omweri dan Migwi S. Wanjohi, 2011, “Taxpayers Attitudes and Tax

Compliance Behaviour in Kenya, How the Taxpayers’ Attitudes Influence

Compliance Behavior among SMEs Business Income Earners in Kerugoya Town,

Kirinyaga District”, African Journal of Business & Management (AJBUMA) Vol. 1

(2010), 112-122, diakses dari laman http://www.aibuma.org/journal/index.htm

Maseko, Nelson, 2014. “The Impact of Personal Tax Knowledge and Compliancecosts on

Tax Compliance Behaviour of SMEs in Zimbabwe”, Journal of Accounting and

Business Management Vol. 2(3), July:26 – 37

Page 80: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

74

Mohd, R. P.,2005. “Does Tax Knowledge Matters In Self-Assessment Systems? Evidence

from Malaysian Tax Administrative”. Journal of American Academy of Business ,

80-84

MIŞU Nicoleta BĂRBUŢĂ, 2011. A Review of Factors for Tax Compliance, paper. Annals

of “Dunarea de Jos” University of Galati Fascicle I. Economics and Applied

Informatics Years XVII – no 1, diakses dari www.ann.ugal.ro/eco, tanggal 2

Feburari 2015

Mukasa, Joseph, 20011. Tax Knowledge, Perceived Tax Fairness And Tax Compliance In

Uganda The Case Of Small And Medium Income Taxpayers In Kampala Central

Division, Disertation, Makerere University, Uganda

Mukhlis, Imam, Sugeng Hadi Utomo, Yuli Soesetyo, 2013. “Increasing Tax Compliance

Through Strengtheing Capacity of Education Sector for Export Oriented SMEs

Handicarft Field in East Java Indonesia”, European Scientific Journal, Vol.10 No.7,

March:170-184.

Murphy, L. and Nagel, T., 2002.- The Myth of Ownership: Taxes and Justice, New York,

Oxford University Press

Niemirowski P, Wearing AJ, Baldwin S, Leonard B, Mobbs C, 2002. “The influence of tax

related behaviours, beliefs, attitudes and values on Australian taxpayer compliance.

Is tax avoidance intentional and how serious an offence is it?”, University of New

South Wales, Sydney

Nobes, James 1997. The Economics of Taxation, Principle, Policy and Practice, Europe:

Prentice Hall.

Noguera, José A, F. J. Miguel, Eduardo Tapia, and, 2014.Toni Llàcer Tax Compliance,

Rational Choice, And Social Influence:An Agent-Based Model, didownload dari

http://www.fes-web.org/uploads/files/modules/congress/11/papers/211.pdf tanggal

18 April 2015

Organisation for Economic Co-operation and Development (2004),”Compliance Risk

Managment: Managing and Improving Tax Compliance”, Centre for Tax Policy and

Administration, Organisation for Economic Co-operation and Development, Paris

Palil , Mohd Rizal dan Ahmad Fariq Mustapha, 2011.”Determinants of Tax Compliance in

Asia: A case of Malaysia”, European Journal of Social Sciences – Volume 24,

Number 1, 7-32

Razak, Abubakari Abdul and Christopher Jwayire Adafula,2013. Evaluating taxpayers’

attitude and its influence on tax compliance decisions in Tamale, Ghana, Journal of

Accounting and Taxation, Vol 5(3):48-57

Richardson, Grant. 2006. “The Impact of Tax Fairness Dimensions on Tax Compliance

Behavior in an Asian Jurisdiction: The Case of Hong Kong”, International Tax

Journal

------------, 2006. “Determinants of Tax Evasion: A Cross Country Investigation”.Journal of

International Accounting, Auditing & Taxation 15 . 150-169

Richardson, S., dan Sawyer, A.2001. “A Taxonomy of The Tax Compliance Literature:

Further findings, Problems and Prospects.” Australian Tax Forum, 16 : 137 - 320.

Saad, Natrah, 2011.”Fairness Perceptions and Compliance Behaviour: Taxpayers Judgments

in Self-Assessment Environments”, A thesis submitted in fulfilment of the

requirements for the Degree of Doctor of Philosophy in Taxation in the University

of Canterbury

Simanjutak, Timbul H, Imam Mukhlis, 2012. “Analysis of Tax Compliance and Impacts on

Regional Budgeting and Public Welfare”, International Journal of Administrative

Science & Organization, Vol.19,No.3, September :194-205

Page 81: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

75

Solimun. 2002. Multivariate Analysis: Structural Equation Modeling (SEM)<

Malang:Penerbit Universitas Negeri Malang

Suhanto, 2011.” UMKM : Pilar Fundamental Perekonomian Nasional”, Paper, diunggah dari

http://ditjenpdn.kemendag.go.id/index.php/public/information/articles-detail/kolom-

anda/50, diunggah 24 Nop 2012-11-24.

Terkper, S.,2003. Managing Small and Medium-Size Taxpayers in Developing Economies,

Tax Notes International 13 January 2003.

Trivedi, Viswanath Umashanker, Mohamed Shehata and Bernadette Lynn, 2003. “Impact of

Personal and Situasional Factors on Taxpayer Compliance: An Experimental

Analysis”, Journal of Business Ethics 47:175-197

Umar, Husein. 2010. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada

United Nations, 2014.Measuring Tax Transaxtions Costs in Small and Medium Entreprises,

United Nations and CIAT, New York

Wenzel M, 2003.”Tax compliance and the psychology of justice: Mapping the field”, dalam :

Braithwaite V, editor. Taxing Democracy: Understanding tax avoidance and

evasion. Ashgate; Hants, UK: 41–69

Weichenrieder, Alfons, J. 2007.Survey On The Taxation Of Small And Medium-Sized

Enterprises, Draft Report On Responses To The Questionnaire,OECD Report,

September

Xie, Danyang, Heng-fu Zou and Hamid Davoodi, 1999. “Fiscal Decentralization and

Economic Growth in the United States”, Journal of Urban Economics, 45,228-239

www.unctad.org

Page 82: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

76

Lampiran-Lampiran

Artikel Jurnal Internasional di Internatioanl Journal of Financial Research

The Role of Taxation Education on Taxation Knowledge and its

Effect on Tax Fairness as well as Tax Compliance on Handicraft SMEs

Sectors in Indonesia

Imam Mukhlis1, Sugeng Hadi Utomo

2 & Yuli Soesetio

3

1.Faculty of Economics, State University of Malang, Indonesia

2.Faculty of Economics, State University of Malang, Indonesia

3.Faculty of Economics, State University of Malang, Indonesia

Correspondence: Imam Mukhlis, Faculty of Economics, State University of Malang,

Malang, East Java, Indonesia. Tel: 062-0341-552888. E-mail: [email protected]

Abstract

This study aims to analyze the role of taxation education on the tax knowledge and its impact

on tax fairness and tax compliance of handicraft SME sector in Indonesia. The unit of

analysis is handicraft SMEs businessman located in the district / city in the province of East

Java, Indonesia. The type of data is primary data obtained through a questionnaire technique.

Samples were obtained from a population sample that is taken with a multistage method with

simple random sampling technique. While the data analysis method used is the analysis of

Structural Equation Modeling by using Partial Least Square.

The study provides conclusions, namely; tax education has a positive and significant

impact on tax knowledge, tax knowledge has a significant and positive effect on tax fairness,

tax fairness has a significant positive effect on tax compliance and tax knowledge has a

significant and positive effect on tax compliance. Based on these results, the strengthening of

the tax education is very important in shaping the tax knowledge, so that it can increase tax

compliance. In this case the tax socialization efforts can be done through the dissemination of

information about the types of taxes, tax rates, and tax payment mechanisms.

Keywords: Tax Knowledge, Tax Compliance, Partial Least Square, and SMEs

1. Introduction

The existence of the SME sector has an important role in promoting economic growth

and equitable distribution of economic activities. The role can be seen from the ability in

employment, purchasing power of creation, processing local raw material, and an increase in

tax revenue. In Indonesia, until the year of 2012 there were 56,534,592 of SME business

units. This amount of SME could absorb 107,657,509 labor (www.depkop.go.id). The spread

of SMEs in Indonesia is speeded out in various regions with a variety of products that has

been produced. This SMEs business sectors consists of; food and beverages, handicrafts,

household appliances, and textiles.

One of the provinces in Indonesia which has a pretty good development of SMEs is

the province of East Java. As known, East Java is one of the provinces that have economic

growth above-average growth of the national economy. In connection with the development

Page 83: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

77

of the SME sector in East Java in 2012 amounted to 4.2 million units

(ekonomibisnis.suarasurabaya.net). The amount is spread over 38 districts / municipalities.

Meanwhile, the type of businesses consists of food and beverage businesses, crafts, industry,

agriculture and processing.

The continued development of SME sector in the regional economy can be a source of

tax revenue for financing national development. In this case, the potential revenue of

substantial tax from the SME sector, providing an opportunity for the state to impose a tax on

the SME sector. In connection with this, the Government of Indonesia issued Government

Regulation No.46 Year 2013 regarding Income Tax on Business Income from Received or

Retrieved Taxpayers Who Have Specific Gross Circulation. On income from businesses

received or earned taxpayer who has a certain gross income, subject to final income tax. The

amount of income tax rate that is final is 1% (one percent) of SMEs with a turnover of Rp 0

to Rp 4.8 billion per year.

Implementation of government regulation that has caused controversy among the

public, because it is contrary to the spirit of supporting the growth of micro and small

businesses, as mandated in Law No. 20 Year 2008 concerning the SMEs. Even the Ministry

of Cooperatives and Small and Medium Enterprises (SMEs) ask for restrictions SMEs are

taxable if turnover exceeds USD 200 million. If the turnover is below Rp200 million, the

Ministry of Cooperatives and SMEs worry will turn off the small entrepreneurs.

The resistance of businessmen linked to the imposition of SMEs final income tax of

1% of the show is the asymmetric information. This can happen because tida the same

understanding of the imposition of income tax on small businesses with a turnover of

between Rp.0 value up to Rp. 4.8 billion per year. It happen asymmetric information between

agent and principle in the field of taxation. On the one hand, the government is oriented

towards the increase in state tax revenue and on the other hand small businesses oriented to

operations and business continuity. In this case both parties have different views and interests

in relation to the taxation of such income.

Based on the above conditions, taxation always raises the pros and cons. This can

happen because it involves aspects of justice and tax knowledge, thus affecting the level of

tax compliance of taxpayers. In this case the level of tax compliance entrepreneurs SME

sector can contribute quite a large increase in state tax revenue. Based on a theoretical

perspective suggests that tax compliance can be built on economic factors, educational

factors and psychological factors. This provides evidence that the level of tax compliance can

not be left alone in the business activities of the taxpayer. The existence of sanctions and

penalties from tax authorities relating to tax non-compliance is expected to provide increased

awareness of the taxpayer against the tax liability accordingly. However, it is important for

all parties to pay attention to aspects of tax and tax justice felt by taxpayers. Both aspects are

believed to play an important role in influencing the level of tax compliance businesses SME

sector.

In relation to the factors that affect tax compliance, tax fairness and tax knowledge

has an important role. In relation to tax fairness, according to Benk et al (2012) there are five

dimensions in tax fairness, namely: general fairness, middle income tax earners share/burden,

tax rate structure, special provisions, and tax system of equality/inequality. Among the five

dimensions of tax fairness can be formed by the generally accepted indicator

justice/perceived by the taxpayer. Meawhile, the tax knowledge with regard to the public's

understanding of the tax and several matters relating to the taxation system applied. In this

case the tax knowledge is strongly influenced by the education level of taxation that is

perceived by the public. In his research Mukhlis et al (2013) concluded that basically the

Page 84: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

78

SME sector businesses can understand their tax obligations when there is the aspect of justice

and tax benefit can be received in real terms by businesses in the SME sector in East Java.

Therefore, the research results done by Mukasa (2011) gave the result that the tax knowledge

and perceived fairness taxes have a causal relationship with tax compliance. Therefore, it is

important to analyze the role of education as far as the role of the tax, the tax knowledge and

a sense of justice taxpayer to tax compliance businesses, especially SMEs crafts field in East

Java.

2.Formulation of the Problem

Based on the above explanation, the formulation of the problem is:

(1) How big does the effect of the taxation education on taxation knowledge for SME

businesses sector?

(2) How big does the effect of tax knowledge of the sense of tax fairness for the SME

businesses sector?

(3) How big does the effect of the tax fairness on tax compliance for the SME businesses

sector?

(4) How big does the effect of tax knowledge on tax compliance for the SME businesses

sector?

3. Theoretical Framework

Theory of tax compliance by Allingham and Sandmo (1972) was originally declared

as a person who has a declared income tax obligations. In this case, the declared income can

be affected by the amount of income, tax rate, the possibility to do the audit and the penalty

rate. Based on the model, a decision the taxpayer can be written as follows (Das-Gupta,

2014):

Max E (U) = (1-p) U (YN) + PU (Yc),

YN = Y – TXY

YC = Y - TXY - (1 + π) (1-x) tY

In which:

Y = income to declare to the tax authorities to maximize her expected utility of

income.

T (Y) = income tax function,

π = the penalty rate on detected but underpaid taxes,

p = and the probability of tax audits and detection,

x = the fraction of income reported voluntarily to the tax authorities (or the level of

compliance)

In applying the tax for the SMEs businessmen, according to Kamleitner et al (2012)

there are three main aspects that affect tax compliance business, namely; perceived

opportunity, knowledge requirements, and decisions frames. These three factors are also

associated with private businesses as concerning aspects; gender, age, personality, fairness

perceptions, and cultural differences. Beside that is also influenced by environmental

growing industries, such as: Specific of industry, business size, jurisdictions, and group

norms.

Various studies have been conducted to estimate the factors that influence tax

compliance. Results of research conducted by the Marti and Wanjohi (2010) in Kenya

Page 85: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

79

provided conclusions about the need for a fair tax system that ensures people to carry out the

voluntary tax obligations. Palil and Mustopha (2011) as well as Saad (2011) led to the

conclusion about the tax education in building knowledge and perceptions of fairness of tax

community in Malaysia and New Zealand. This is important because it is through the justice

community will be able to be moved in meeting their tax obligations. Kołodziej (2011) in his

study also concluded that the tax education is an important factor that can influence the

behavior of taxpayers. In this case the tax education can be affected by how much knowledge

the public about taxes (tax knowledge). Atawodi and Ojeka (2012) in their research

concluded that the problem of high rates and complex tax administration so that SMEs in

Nigeria disobedient taxes. While research by Mukhlis, et al (2013) study concluded that

basically businessmen are willing to fulfill their tax obligations and benefits as long as the

justice of the taxes that have been paid.

4. Research Method

This type of research is explanatory to explain the relationship between variables. The

data used in this research is primary data obtained through the questionnaire technique. The

research activities carried out in March-June 2015. The population in this study is the

entrepreneurs in SME sector in the field of handicrafts districts/cities in East Java.

Furthermore, the unit of analysis in this study is the handicraft entrepreneurs in SME sector.

The technique of sampling was done by multistage sampling (Iyoke, 2006). Techniques have

been due to the large object, thus requiring sampling methods that are efficient and

representative. This technique is done by through phasing in the sampling. The first stage of

sampling (first stage sampling) is done by purposive sampling method. How this is done by

determining district/city in East Java, which is considered to represent the presence of SMEs

in East Java crafts. The criteria for purposive samples taken are: to have a

representation/district/city, has the potential to export abroad, the business developed on a

small scale, micro and medium. The second sampling stage was done with a simple random

sampling method. This method was taken through taking random SMEs handicraft businesses

in various districts/cities that have been determined.

To answer the problem of study formulation, the data analysis method used in this

research is the Structural Equation Models analysis by using Partial Least Square (PLS)

approach. This analysis is used to examine relationships between variables studied structured

in accordance with the formulation of research problems. Whereas in the processing data

using Smart PLS program version 2.

In order to facilitate the problem solving of this research, it is necessary to develop a

research design. In this case the design of the study describes the patterns of relationships

between variables, the direction of the relationship between variables and variable types. In

this research, design research to develop a model of a model adopted compliance of various

existing studies. In terms of tax fairness, the indicators used in this study developed a model

of tax fairness developed by Gerbing (1988), Azmi and Perumal (2008), and Benk, et al

(2012). Tax education in this study is to develop research done by Richardson and Sawyer

(2001). Tax knowledge is to develop research done by Eriksen and Fallan (1996).

Meanwhile, the level of tax compliance that has been developed in this research was

conducted by Simanjutak and Mukhlis (2012).

The description of the variables used in this study is:

Page 86: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

80

Table 1. Research Variable Description

Variabel Variable/Indicator Variable Type

X1 : Taxation Education

Independent

X11 : Socialization on right and obligation of tax

X12 : Socialization on the tax function and penalty

X13 : Socialization on tax type and tariff

X14 : Socialization on tax mechanism and payment

X15 : Socialization on tax measurement

Y1 : Taxation Knowledge

Intervening

Y11 : Knowledge on right and obligation of tax

Y12 : Knowledge on the tax function and penalty

Y13 : Knowledge on tax type and tariff

Y14 : Knowledge on tax mechanism and payment

Y15 : Knowledge on tax measurement

Y2 : Tax Justice Intervening

Y21 : General Justice Umum

Y22 : Personal Interest

Y23 : Specific Rules on Wealth

Y24 : Tax Tariff

Y25 : Government Feedback

Page 87: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

81

Y3 : Tax Compliment Dependent

Y31 : Timeliness for tax payment

Y32 : Obedience in tax payment

Y33 : Timeliness in delivering SPT

5.Analysis Results

Based on the results of data processing, it can be explained that many respondents

were sent a questionnaire that returns as much as 200 units of the questionnaire. Out of those

200 questionnaires, there were 183 eligible questionnaires which can be used as samples and

ere filled out by the respondent who are the SMEs handicraft businesses who are still

operating in generating output. The respondents are spread in 26 districts / cities in East Java

province, Indonesia. The distribution of survey respondents by district / city as follows:

Table 2. Research respondents based on area in regency/city in East Java, Indonesia in 2015

No Regency /

City

Number of

Respondent

(person)

Percentage

(%)

1 Malang City 22 12.0

2 Regency

Bojonegoro

6

3.3

3 Kediri City 9 4.9

4 Probolinggo

Regency

7

3.8

5 Tulungagung

Regency

9

4.9

6 Kediri Regency 15 8.2

7 Bondowoso

Regency

4

2.2

8 Trenggalek

Regency

2

1.1

9 Jombang Regency 5 2.2

10 Malang Regency 25 13.7

11 Mojokerto Regency 8 4.4

12 Lumajang Regency 4 2.2

13 Banyuwangi

Regency

8

4.4

14 Probolinggo City 6 3.3

15 Ponorogo Regency 8 4.4

16 Nganjuk Regency 6 3.3

17 Pasuruan Regency 15 8.2

Page 88: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

82

18 Sidoarjo Regency 4 2.2

19 Surabaya City 4 2.2

20 Batu City 1 0.5

21 Lamongan Regency 4 2.2

22 Tuban Regency 4 2.2

23 Pasuruan City 3 1.6

24 Blitar Regency 2 1.1

25 Magetan Regency 1 0.5

26 Madiun Regency 1 0.5

Total 183 100

Data Source : Primary, Processed

Based on the observations and data collection, it showed that Malang has the largest

number of respondents which are 25 respondents (13.7%) of handicraft entrepreneurs on

SME sector. The biggest number of respondents is also in Malang, which reached 22

businesses (12%). Meanwhile, the smallest number of respondents is 1 respondent (0.5%)

including in Magetan Regency, Madiun Regency and in Batu City. The average, based on the

scope of the area average respondent every region of 7 businesses SME sector (3.8%). Area

that has the research samples above represents the area of East Java Province which consists

of industry areas, agriculture, farming, forestry, and marine. Areas such as research areas are

buffers East Java economy in the constellation of national economy and the international

economy.

To answer the problem of this formulation of this study, we analyze the structural

equation modeling (Structural Equation Model) by using Partial Least Square. The results of

data processing can be seen in the following tables and figures:

Table 1. Inner model t-statistic

Justice Compliance Education Knowledge

Justice 5.446954

Compliance

Education 11.392681

Knowledge 10.813205 3.206695

Source : Processed Data

Table 2.Outer model t-statistic

Justice Compliance Education Knowledge

X11 38.680277

x12 28.002499

Page 89: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

83

x13 29.084284

x14 53.111772

x15 23.898159

y11 40.012223

y12 24.883073

y13 35.055890

y14 54.520454

y15 25.102572

y21 29.215769

y22 9.421267

y23 37.310689

y24 30.908530

y25 16.821962

y31 75.832216

y32 93.218465

y33 82.570188

Source: Processed Data

Table 3. The value of t-Statistic

Hypothesis Correlation between variables t Statistics (|O/STERR|)

H1 Justice -> Compliance 5.446954

H2 Education -> Knowledge 11.392681

H3 Knowledge -> Justice 10.813205

H4 Knowledge -> Compliance 3.206695

Source : Processed Data

Based on the data processing, it shows the result of the T-test is high. This high value

has meaning tendency of its significance from various variables that are measured through

the existing indicators which have correlation from each variable. Therefore, the path analysis

result can be seen on this following path diagram:

Page 90: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

84

Description:

The number inside the bracket shows the coefficient value between variable

Figure 1. Path Analisis Diagram for Tax Compliance of SME Business

Based on the above data processing results, it indicated that there is a relationship

between the variables studied. In this case, the tax education has a positive and significant

impact on the tax knowledge with a coefficient value of 0.592, tax knowledge has a

significant and positive effect on tax justice with coefficient of 0.580, tax fairness positive

and significant impact on tax compliance with coefficient value of 0.418, and the knowledge

tax and significant positive effect on tax compliance with coefficient of 0.262. These

results provide confirmation of the importance of tax education in an effort to improve tax

compliance. Tax education will both be able to build a good foundation of knowledge

taxation also to society. The higher the tax knowledge of the society, the higher it will be able

to have a significant influence on the achievement of a sense of tax justice for the

community. The higher sense of justice taxes received by the community, then it will be able

to increase tax compliance community. Similarly, the level of knowledge of the higher taxes,

then it will be able to make people aware of their tax obligations. Taxation knowledge can be

built from the tax education received by the community.

In this case, according to Hofmann, et al (2008) and Mohd (2005), an important factor

affecting tax compliance is tax knowledge. Tax knowledge is related to the tax law. As

known that tax is highly associated with various tax rules, types of taxes, the object of

taxation, tariffs, penalties, fines, all of which may be implicated in the realm of law. In this

Taxat

ion

Education

(X1)

H

1

H

2

Taxa

tion

Knowledge

(Y1)

(0.

262)

X

11

X

12

X

13

X

14

X

15

Y

11

Y

12

Y

13

Y

14

Y

15

Taxation

Justice (Y2)

Taxation

Compliance

(Y3)

Y

22

Y

23

Y

24

Y

21

H

3

Y

32

Y

33

Y

31

Y

25

(0.

592)

(0.

580)

H

4

(0

.418)

Page 91: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

85

case the tax law can set various things into formal legal basis in taxation. Poor knowledge

about taxes can lead to distrust and negative attitudes towards taxes. While the knowledge of

good tax correlated with a positive attitude towards tax (Niemirowski, et al, 2002). In this

case, according to Eriksen and Fallan (1996) when the level of knowledge of the tax

increases, the rate of decline of tax evasion and tax compliance levels to be much higher.

Other factors that could affect tax compliance are a tax justice perceived by the

public. In this case, according to Hofmann, et al (2008) justice related to the perceived

balance of taxes paid and received public goods, and the perceived fairness of the procedure

and the consequences of violation of norms. In relation to tax behavior Wenzel (2003)

justifies includes tax justice: distributive justice, procedural justice and retributive justice.

For SME sector businesses, especially in the field of handicrafts in East Java will face

the challenges and opportunities in business development in this era of ASEAN Economic

Community in 2015. The high level of competition commodities produced in various

countries of ASEAN has consequences on the endurance capacity of handicraft businesses to

continue producing. The existence of the tax on business activities in the SME sector, it

should be understood as part of the challenges and opportunities for the SME sector in

winning the competition. On the other hand, SMEs businesses deposited as good citizens

have an obligation in the fulfillment of tax obligations in accordance with applicable

regulations. However, on the other hand, the tax paid by businesses in the SME sector should

be re-restored in the form of physical infrastructure that can facilitate business and reduce

economic costs. Therefore, tax compliance businesses SME sector in the field of handicrafts

in districts / cities in East Java is basically an important factor that can push the level of

business success in the era of global economic in ASEAN.

5. Conclusion and Recommendations

The existence of SME business sector, particularly in the field of handicrafts plays an

important role in regional economic development in the district / city in East Java and also

the national economy. Beside that, SME sector can also play an important role in increasing

tax revenue. The continued development of SME sector can contribute in increasing the state

tax revenue. In relation to the tax revenue, tax compliance factors play an important role in

increasing tax revenue. Results of a study of 183 businesses SME sector in the field of

handicrafts in districts / cities in East Java gives the conclusion that tax education has a

positive and significant effect on tax knowledge, tax knowledge has a significant and positive

effect on tax justice, tax justice has a significant and positive effect on tax compliance and tax

knowledge and has a significant positive effect on tax compliance. Based on these results,

strengthening of the tax education is very important in shaping the tax knowledge, so that it

can increase tax compliance. In this case, the tax socialization efforts can be done through the

dissemination of information about the types of taxes, tax rates, tax payment mechanisms and

tax benefits.

References

Allingham, Michael G., & Agnar Sandmo. (1972). Income Tax Evasion: A Theoritical

Analysis. Journal of Public Economics, 1,323-338

Atawodi, Ojochogwu Winnie & Stephen Aanu Ojeka. (2012). Factors That Affect Tax

Compliance among Small and Medium Enterprises (SMEs) in North Central

Nigeria.International Journal of Business and Management, Vol 7, No 12,87-96

Azmi, Anna A. Che & Kamala A., Perumal. (2008). TaxFairness Dimensions in an Asian

Context: The Malaysian Perspective.International Review of Business Research

Papers,Vol. 4, No.5 October-November 2008,11-19, download at April,10 th

, 2014

from http://google.co.id/

Page 92: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

86

Benk, Serkan, Tamer Budak & Ahmet Ferda Cakmak.(2012).Tax Profesionals Perceptions of

Tax Fairness:Survey Evidence in Turkey.International Journal of Business and

Social Science, Vol. 3, No. 2,Special Issue – January,112-117

Das-Gupta, Arindam. (2014).The Economic Theory of Tax Compliance with Special

Reference to Tax Compliance Cost, download from

http://www.nipfp.org.in/media/medialibrary/2013/04/wp04_nipfp_013.pdf , 18 April

2015

Eriksen, K., & Fallan, L.(1996). Tax Knowledge and attitudes Towards Taxation; A Report

on a Quasi- experiment. Journal of Economic Psychology, 17, 387-402.

Gerbing, M.D. (1988). An Empirical Study of Taxpayer Perceptions of Fairness.

Unpublished PhD Thesis, University of Texas.

Hofmann, Eva, Erik Hoelzl, & Erich Kirchler. (2008). Preconditions of Voluntary Tax

Compliance: Knowledge and Evaluation of Taxation, Norms, Fairness, and

Motivation to Cooperate. Z Psychol, 216 (4): 209–217

Iyoke, C.a et al. (2006). Teachers’ Attitude is Not an Impediment to Adolescent Sexuality

Education in Enugu, Nigeria. African Journal of Reproductive Health/La Revue

Africaine de la Santé Reproductive 10 (1), 81-90

Kamleitner, Bernadette, Christian Korunka & Erich Kirchler. (2012). Tax Compliance of

Small Business Owners : A Review. International Journal of Entrepreneurial

Behaviour & Research,Vol. 18, No. 3, 330-351

Kołodziej, Sabina. (2011). The Role of Education in Forming Voluntary Tax Compliance.

General and Professional Education 1,22-25, download from

http://genproedu.com/paper/2011-01/full_022-025.pdf, tanggal 12 April 2014

Marti, Lumumba Omweri & Migwi S., Wanjohi.(2011). Taxpayers Attitudes and Tax

Compliance Behaviour in Kenya, How the Taxpayers’ Attitudes Influence

Compliance Behavior among SMEs Business Income Earners in Kerugoya Town,

Kirinyaga District. African Journal of Business & Management (AJBUMA) Vol. 1

(2010), 112-122, download from http://www.aibuma.org/journal/index.htm

Mohd, R. P.(2005). Does Tax Knowledge Matters In Self-Assessment Systems? Evidence

from Malaysian Tax Administrative. Journal of American Academy of Business,80-

84

Mukasa, Joseph. (20011). Tax Knowledge, Perceived Tax Fairness And Tax Compliance In

Uganda The Case Of Small And Medium Income Taxpayers In Kampala Central

Division, Dissertation, Makerere University, Uganda

Mukhlis, Imam, Sugeng Hadi Utomo & Yuli Soesetyo. (2013). Increasing Tax Compliance

Through Strengtheing Capacity of Education Sector for Export Oriented SMEs

Handicarft Field in East Java Indonesia. European Scientific Journal, Vol.10, No.7,

March,170-184

Niemirowski P., Wearing AJ., Baldwin S., Leonard B., & Mobbs C. (2002). The influence of

tax Related Behaviours, Beliefs, Attitudes and Values on Australian Taxpayer

Compliance. Is Tax Avoidance Intentional and How Serious an Offence is it?.

University of New South Wales, Sydney

Palil, Mohd Rizal & Ahmad Fariq Mustapha. (2011).Determinants of Tax Compliance in

Asia: A case of Malaysia. European Journal of Social Sciences – Volume 24,

Number 1,7-32

Richardson, S., & Sawyer, A.(2001). A Taxonomy of The Tax Compliance Literature:

Further findings, Problems and Prospects. Australian Tax Forum, 16,137 - 320.

Saad, Natrah. (2011).Fairness Perceptions and Compliance Behaviour: Taxpayers Judgments

in Self-Assessment Environments. A thesis submitted in fulfilment of the

Page 93: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

87

Requirements for the Degree of Doctor of Philosophy in Taxation in the University

of Canterbury

Simanjutak, Timbul H., & Imam Mukhlis. (2012). Analysis of Tax Compliance and Impacts

on Regional Budgeting and Public Welfare. International Journal of Administrative

Science & Organization, Vol.19,No.3, September,194-205

Wenzel M.(2003).Tax Compliance and the Psychology of Justice: Mapping the Field”, in :

Braithwaite V, editor. Taxing democracy: Understanding tax avoidance and evasion.

Ashgate; Hants, UK,41–69

Page 94: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

88

Accepted Letter From Internation

May 19, 2015

Dear Imam Mukhlis,

We have had the opportunity to read your publication “Empirical Study about The Interaction

Between Equalization Funds, Regional Financial and Human Development Index in Regional

Economic” published in International Journal of Economics and Finance and are impressed

at its content. We come to know you are expert in the general area of Economics and/or

Finance.

This is Gina, Editorial Assistant of International Journal of Financial Research (ISSN:

1923-4023; E-ISSN: 1923-4031). It is an open-access and peer-reviewed journal published by

Sciedu Press in Canada. This journal is published quarterly (January, April, July and

October) in both print and online versions. The journal publishes original and leading

research across all the major fields of financial research, ranging from institutional &

corporate finance, accounting, insurance & risk management, monetary banking, stock

exchange, to business economics, development economics, capital markets and more. The

journal has been listed and included in the following indexes:

ABI/INFORM Complete

Cabell's Directory

CNKI SCHOLAR

DOAJ

EBSCOhost

ECONIS

EconLit (The American Economic Association)

EconPapers (RePEc)

Google Scholar

IDEAS (RePEc)

IndexCopernicus International

JEL

Lockss

NewJour

PKP Open Archives Harvester

ProQuest

RePEc

Scirus

SHERPA/RoMEO

Page 95: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

89

The Standard Periodical Directory

Worldcat

ZBW – German National Library of Economics

The journal is dedicated to rapid review and dissemination of articles submitted. It’s our great

honor to invite you to contribute new manuscripts that have not been published elsewhere.

There are no deadlines for open submissions. Please find the journal’s profile at:

http://ijfr.sciedupress.com and submit your manuscripts online. Manuscripts submitted in

response to this invitation will be processed with high priority. If you have any question,

please do not hesitate to contact us via [email protected]

In addition, we welcome proposals for special issues with any topic in the field of finance and

economics.

It is appreciated if you could share this information with your colleagues and associates.

Thank you.

Best Regards,

Gina Perry

Editorial Assistant, International Journal of Financial Research

Sciedu Press

*************************************

1120 Finch Avenue West, Suite 701-309, Toronto, ON., M3J 3H7, Canada

Tel: 1-416-479-0028 ext.216

Fax: 1-416-642-8548

E-mail: [email protected]

Website: http://ijfr.sciedupress.com

Reply, Reply All or Forward | More

imam mukhlis

To

International Journal of Financial Research

May 19, 2015

Thank you for your attention and your appreciation of the my article...we interest to your

journal publication...we are now being completed my article with the topic of tax

Page 96: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

90

compliance businesses SME sector at east java province, indonesia..We hope you can pay

attention to the may article..

How much it costs scientific publications in your journal....

best regards

imam mukhlis

Faculty of economics, state university of malang, east java province, indonesia

imam mukhlis

To

International Journal of Financial Research

May 19, 2015

Thank you for your attention and your appreciation of the my article...we interest to your

journal publication...we are now being completed my article with the topic of tax

compliance businesses SME sector at east java province, indonesia..We hope you can pay

attention to the may article..

How much it costs scientific publications in your journal....

best regards

imam mukhlis

Faculty of economics, state university of malang, east java province, indonesia

Reply, Reply All or Forward | More

International Journal of Financial Research

To

Page 97: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

91

imam mukhlis

May 20, 2015

Dear Imam Mukhlis,

Thanks for your interest in our journal.

Yes, the topic of your paper falls exactly within the scope of the journal. Looking forward to

your submission of the paper soon.

If an article is accepted for publication, a publication fee of 300USD is required, including

two hard copies and postage of the copies. As we are an open access journal, which means all

articles published in the journal are free to download for subscribers, we have to charge a

publication fee of 300USD to the authors to cover the high cost in printing, postage of hard

copies and other costs in managing and operating a journal.

For any other question you still have, please do not hesitate to let us know.

Best Regards,

Gina Perry

Editorial Assistant, International Journal of Financial Research

Sciedu Press

*************************************

1120 Finch Avenue West, Suite 701-309, Toronto, ON., M3J 3H7, Canada

Tel: 1-416-479-0028 ext.216

Fax: 1-416-642-8548

E-mail: [email protected]

Website: http://ijfr.sciedupress.com

Best Regards,

Gina Perry

Editorial Assistant, International Journal of Financial Research

Sciedu Press

Page 98: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

92

Acccepted Paper, Call Paper UNISBANK Semarang

[email protected]

To

[email protected] [email protected] [email protected]

[email protected] [email protected] and 158 more...

Jun 29 at 7:33 PM

Kepada:

yth. Bapak/ibu peserta call papers Multi Disiplin Ilmu Universitas

Stikubank (SENDI_U)

di tempat

salam hormat

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu yang telah mengirimkan

full paper pada kegiatan ilmiah di tempat kami.

Bersama ini kami beritahukan bahwa pengumuman full paper diterima, yang

seharusnya diumumkan tanggal 29 Juni 2015 diundur sampai dengan tanggal

2 Juli 2015. Demikian juga dengan batas akhir pembayaran yang seharusnya

paling lambat tanggal 3 Juli 2015 diundur sampai dengan tanggal 7 Juli

2015.

Demikian pemberitahuan kami atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan

terima kasih

Semarang, 30 Juni 2015

ttd

Panitia Semnas

Page 99: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

93

[email protected]

To

[email protected] [email protected] [email protected]

[email protected] [email protected] and 158 more...

Jul 2 at 1:02 AM

Kepada:

Yth. Bapak/Ibu Peserta Seminar Nasional dan Call for Papers Multi

Disiplin Ilmu Universitas Stikubank (SENDI_U)

di tempat

Salam Hoarmat,

Kami panitia Seminar Nasional dan Call for Papers Multi Disiplin Ilmu

(SENDI_U)mengucapkan terima kasih

atas keikut sertaan Bapak/Ibu dalam kegiatan ilmiah di tempat kami.

Bersama ini kami lampirkan peserta yang dinyatakan lolos full paper dan

layak untuk dipresentasikan

dalam kegiatan ilmiah di tempat kami tanggal 6 Agustus 2015. Kami mohon

kepada Bapak/Ibu memeriksa kembali apakah topik yang

Bapak/Ibu tulis sudah sesuai dengan kelompok yang kami berikan, apabila

ada yang belum sesuai mohon konfirmasi melalui email ini.

Untuk kelancaran dan kemudahan dalam administrasi peserta, kami mohon

bantuan Bapak/Ibu untuk mengirimkan kembali Bukti bayar dengan memberi

nama file sesuai nomor urut kepersertaan Bapak/Ibu (contoh 01-bukti

bayar) berarti nama file tersebut adalah bukti bayar milik peserta nomor

satu. Demikian juga kami mohon Bapak/Ibu mengirimkan soft capi yang akan

digunakan dalam presentasi dalam bentuk power point maksimal 10 slide,

dengan format nama file kepersertaan bapak/Ibu contoh (01-presentasi).

Demikian pemberitahuan kami atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan

terima kasih.

Semarang, 2 Juli 2015

Ketua Panitia

ttd

Dr. Endang Tjahjaningsih, SE., M.Kom

Page 100: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

94

DAFTAR ABSTRAK LOLOS SELEKSI DAN PRESENTASI CALL PAPER UNISBANK

SEMARANG

Seminar Nasional dan Call for Papers Multi Disiplin Ilmu Universitas Stikubank Semarang

(SENDI_U), 6 Agustus 2015

NO JUDUL PENULIS ASAL INSTITUSI

1 Penerapan Praktek-Praktek Manjemen Modern dan Kinerja Perusahaan Lena Ellitan

Fakultas Bisnis Unika Widya Mandala Surabaya

2 Sustainability Peran Pemimpin Strategi SDM Dalam Perspektif Persaingan Bisnis Modern

P. Julius F. Nagel Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Indonesia

3 Identifikasi Kinerja Keuangan Perbankan Terbaik di Asean (Studi Komparatif: Indonesia,

Thailand, Philipine)

Susanto Wibowo Univ. Buddhi Dharma Tangerang

4 Pengaruh Citra Perusahaan dan Kepuasan Terhadap Kepercayaan dan Dampaknya pada

Loyalitas (Studi Pada Klien Asuransi Prudential Pru Vision Kabupaten Pati)

Ah. Fayumi

Endang Tjahjaningsih

UNISBANK Universitas Stikubank Semarang

5 Aplikasi Rantai Pasok: Pengadaan Material Konstruksi Antar Pulau

Moh Nur Sholeh, M.

Agung Wibowo

UNDIP

6 Penentuan Model Pendekatan Nilai Tukar Rupiah dengan Menggunakan Konsep

Equilibrium dan Disekuilibrium

Agus Budi Santosa Universitas Stikubank Semarang

7 Analisis Relevansi Pendidikan Pajak dan Rasa Keadilan Terhadap Pembentukan Kepatuhan

Pajak Pelaku Usaha Sektor UMKM

Imam Mukhlis,

Sugeng Hadi Utomo,

Yuli Soesetyo

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang

Page 101: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

95

International Journal of Financial Research <[email protected]>

To

imam mukhlis

Aug 23 at 7:27 PM

Dear Imam Mukhlis,

Thank you for your submission of "The Role of Taxation Education on Taxation Knowledge

and its Effect on Tax Fairness as well as Tax Compliance on Handicraft SMEs Sectors in

Indonesia".

The paper will be assigned for peer review. We use double-blind system for peer-review. The

paper will be peer-reviewed by three experts; one is an editorial staff and the other two are

external reviewers. The review process may take 2-3 weeks. After review, we will inform

you the result and comments as soon as possible.

Best Regards,

Gina Perry

Editorial Assistant, International Journal of Financial Research

Sciedu Press

*************************************

1120 Finch Avenue West, Suite 701-309, Toronto, ON., M3J 3H7, Canada

Tel: 1-416-479-0028 ext.216

Fax: 1-416-642-8548

E-mail: [email protected]

Website: http://ijfr.sciedupress.com

-------------Original Text------------------------------

Sender:imam mukhlis

Date:2015-08-23 21:54:21

Receiver:International Journal of Financial Research

CC:

Subject:Re: paper submitted

we send the article to the international journal of financial reserach

best regards

imam mukhlis

Page 102: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

96

On Sunday, August 23, 2015 7:22 PM, International Journal of Financial Research

<[email protected]> wrote:

Dear Imam Mukhlis,

Thanks for your interest.

You can submit the paper online through the submission system:

http://www.sciedu.ca/journal/index.php/ijfr/index

Or you can submit your paper directly via this email as an attachment.

Looking forward to your submission of the paper soon.

Best Regards,

Gina Perry

Editorial Assistant, International Journal of Financial Research

Sciedu Press

*************************************

1120 Finch Avenue West, Suite 701-309, Toronto, ON., M3J 3H7, Canada

Tel: 1-416-479-0028 ext.216

Fax: 1-416-642-8548

E-mail: [email protected]

Website: http://ijfr.sciedupress.com

Page 103: Bidang Unggulan : Ekonomi Kode/Nama Rumpun Ilmu :561 ...lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/laporanAkhir_Dr.-IMAM...berdampak pada menurunnya penerimaan negara yang bersumber

97