Biaya Hidup di Jakarta Hasil Survey BPS

6
Berita Resmi Statistik No. 09/01/Th. XVII, 2 Januari 2014 1 ; Dari 82 kota Survei Biaya Hidup (SBH) 2012, Jakarta merupakan kota dengan biaya hidup (nilai konsumsi rumah tangga) tertinggi, yakni Rp7.500.726 per bulan dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga 4,1. Sedangkan Banyuwangi merupakan kota dengan biaya hidup terendah, yakni Rp3.029.367 per rumah tangga dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga 3,6. ; Secara nasional, rata-rata biaya hidup sebesar Rp5.580.037 per bulan. ; Proporsi biaya hidup makanan dan nonmakanan masing-masing sebesar 35,04 persen dan 64,96 persen, sedangkan hasil SBH 2007 menunjukkan bahwa proporsi biaya hidup makanan dan non makanan masing- masing sebesar 36,12 persen dan 63,88 persen. ; Kota Meulaboh merupakan kota dengan proporsi biaya hidup makanan tertinggi sedangkan Jakarta merupakan kota dengan proporsi biaya hidup makanan terendah. ; Dibandingkan dengan hasil SBH 2007, terjadi penurunan persentase biaya hidup kelompok bahan makanan dari 19,57 persen menjadi 18,85 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dari 16,55 persen menjadi 16,19 persen; serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar dari 25,41 persen menjadi 25,37 persen. No. 09/01/Th. XVII, 2 Januari 2014 HASIL SURVEI BIAYA HIDUP 2012 RATA-RATA BIAYA HIDUP (NILAI KONSUMSI RUMAH TANGGA) PER BULAN DI JAKARTA SEBESAR Rp7.500.726 Pada Februari 2014 akan dilakukan rilis pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan tahun dasar baru yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK) 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai paket komoditas, diagram timbang, dan cakupan kota. Perubahan-perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. SBH dilaksanakan secara rutin setiap 5 tahun sekali. SBH 2012 menghasilkan paket komoditas dan diagram timbang terbaru dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya (tahun 2007). Survei ini dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel rumah tangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan kota IHK lama dan 16 merupakan kota baru. Adapun 16 kota baru tersebut adalah: Meulaboh, Bukittinggi, Tembilahan, Bungo, Lubuk Linggau, Metro, Tanjung Pandan, Cilacap, Kudus, Banyuwangi, Singaraja, Tanjung, Bulukumba, Bau- bau, Tual, dan Merauke. BADAN PUSAT STATISTIK

description

Menarik untuk disimak hasil survey BPS (Badan Pusat Statistik) tentang biaya hidup keluarga di Jakarta rata rata perbulan pada 2012 sebesar Rp.7.500.726,- Informasi ini dimuat di situs resmi BPS. Diunggah oleh admin RajaSEO.net di Slideshare yang sedang melakukan optimasi pada situs sejenis yang banyak menyajikan angka angka statistik di Internet. Melihat nilai rupiah diatas, sulit membayangkan bagaimana satu keluarga bisa bertahan hidup sejahtera dengan biaya yang relatif kecil tersebut.

Transcript of Biaya Hidup di Jakarta Hasil Survey BPS

Page 1: Biaya Hidup di Jakarta Hasil Survey BPS

Berita Resmi Statistik No. 09/01/Th. XVII, 2 Januari 2014 1

Dari 82 kota Survei Biaya Hidup (SBH) 2012, Jakarta merupakan kota dengan biaya hidup (nilai konsumsi rumah tangga) tertinggi, yakni Rp7.500.726 per bulan dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga 4,1. Sedangkan Banyuwangi merupakan kota dengan biaya hidup terendah, yakni Rp3.029.367 per rumah tangga dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga 3,6.

Secara nasional, rata-rata biaya hidup sebesar Rp5.580.037 per bulan.

Proporsi biaya hidup makanan dan nonmakanan masing-masing sebesar 35,04 persen dan 64,96 persen, sedangkan hasil SBH 2007 menunjukkan bahwa proporsi biaya hidup makanan dan non makanan masing-masing sebesar 36,12 persen dan 63,88 persen.

Kota Meulaboh merupakan kota dengan proporsi biaya hidup makanan tertinggi sedangkan Jakarta merupakan kota dengan proporsi biaya hidup makanan terendah.

Dibandingkan dengan hasil SBH 2007, terjadi penurunan persentase biaya hidup kelompok bahan makanan dari 19,57 persen menjadi 18,85 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dari 16,55 persen menjadi 16,19 persen; serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar dari 25,41 persen menjadi 25,37 persen.

No. 09/01/Th. XVII, 2 Januari 2014

HASIL SURVEI BIAYA HIDUP 2012 RATA-RATA BIAYA HIDUP (NILAI KONSUMSI RUMAH TANGGA) PER BULAN DI JAKARTA SEBESAR Rp7.500.726

Pada Februari 2014 akan dilakukan rilis pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan tahun dasar baru yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK) 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar

dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai

paket komoditas, diagram timbang, dan cakupan kota. Perubahan-perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan

IHK. SBH dilaksanakan secara rutin setiap 5 tahun sekali. SBH 2012 menghasilkan paket komoditas

dan diagram timbang terbaru dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya (tahun

2007). Survei ini dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel rumah tangga

sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan

49 kota lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan kota IHK lama dan 16 merupakan kota

baru. Adapun 16 kota baru tersebut adalah: Meulaboh, Bukittinggi, Tembilahan, Bungo, Lubuk Linggau, Metro, Tanjung Pandan, Cilacap, Kudus, Banyuwangi, Singaraja, Tanjung, Bulukumba, Bau-

bau, Tual, dan Merauke.

BADAN PUSAT STATISTIK

Page 2: Biaya Hidup di Jakarta Hasil Survey BPS

Berita Resmi Statistik No. 09/01/Th. XVII, 2 Januari 2014 2 

Selain data biaya hidup (pengeluaran konsumsi), cakupan materi yang tersaji dalam SBH 2012

juga meliputi: pengeluaran nonkonsumsi; pengeluaran untuk barang-barang modal usaha, seperti

pembelian ternak, bibit tanaman, dan kendaraan untuk usaha; pendapatan/penerimaan rumah tangga, keterangan sosial demografi, antara lain jenis kelamin, umur, pendidikan, kegiatan ekonomi, dan

status pekerjaan; keterangan tentang kondisi bangunan dan fasilitas tempat tinggal yang dikaitkan

dengan pengeluaran rumah tangga untuk keperluan perumahan/tempat tinggal.

1. Biaya Hidup 82 Kota Hasil SBH 2012

Hasil SBH 2012 menunjukkan bahwa dari 82 kota, Jakarta merupakan kota dengan biaya hidup

tertinggi yakni Rp7.500.726 per bulan dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga 4,1, sedangkan

Banyuwangi merupakan kota dengan biaya hidup terendah yakni Rp3.029.367 per bulan dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga 3,6 (lihat Tabel 1). Secara nasional, rata-rata biaya hidup adalah

sebesar Rp5.580.037 per bulan.

Ditinjau dari sisi 66 kota IHK lama, biaya hidup tertinggi terjadi di Kota Jakarta, sedangkan

biaya hidup terendah terjadi di Kota Probolinggo. Sementara itu, dari 16 kota baru, biaya hidup tertinggi terjadi di Kota Bukittinggi, sedangkan biaya hidup terendah terjadi di Kota Banyuwangi.

Biaya hidup setiap kota juga mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil SBH 2007.

Peningkatan biaya hidup tertinggi terjadi di Kota Purwokerto, dari Rp2.082.585 menjadi Rp4.089.099 per bulan atau naik sebesar 96,35 persen, sedangkan peningkatan biaya hidup yang terendah terjadi di

Kota Banda Aceh, dari Rp4.406.079 menjadi Rp6.169.359 per bulan atau naik sebesar 40,02 persen

(lihat Tabel 2 dan 3).

Secara nasional, ada sebanyak 859 komoditas meliputi berbagai jenis barang dan jasa yang dominan dikonsumsi masyarakat serta sejalan dengan pola konsumsi masyarakat terkini. Cakupan

komoditas ini bervariasi antarkota dengan jumlah komoditas tertinggi di Jakarta (462 komoditas) dan

jumlah komoditas terendah di Singaraja (225 komoditas). Cakupan komoditas ini nantinya akan dipantau harganya secara rutin.

Tabel 1

Biaya Hidup (Nilai Konsumsi Rumah Tangga) 82 Kota Hasil SBH 2012

No. Kota Biaya Hidup (Rp) Peringkat

Rata-Rata Anggota Rumah Tangga

No. Kota Biaya Hidup (Rp) Peringkat

Rata-Rata Anggota Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) (1) (2) (3) (4) (5) 1. Meulaboh 4 355 450 52 4,3 42. Kediri 3 577 559 70 3,8 2. Banda Aceh 6 169 359 7 4,3 43. Malang 5 075 853 24 4,0 3. Lhokseumawe 4 200 307 57 4,5 44. Probolinggo 3 295 045 78 4,0 4. Sibolga 3 724 565 65 4,5 45. Madiun 3 423 535 74 3,8 5. Pematang Siantar 3 903 482 60 4,2 46. Surabaya 6 059 488 8 4,1 6. Medan 5 015 549 26 4,4 47. Tangerang 4 698 564 41 4,1 7. Padangsidimpuan 4 049 861 59 4,6 48. Cilegon 4 513 147 45 4,3 8. Padang 4 752 304 37 4,5 49. Serang 4 951 204 28 4,5 9. Bukittinggi 4 727 125 38 4,3 50. Singaraja 3 113 745 80 4,0 10. Tembilahan 3 822 371 63 4,3 51. Denpasar 5 336 109 18 3,9 11. Pekanbaru 5 808 376 9 4,4 52. Mataram 4 274 526 55 4,1 12. Dumai 5 174 106 22 4,4 53. Bima 3 882 791 61 4,2 13. Bungo 4 298 793 54 4,3 54. Maumere 3 803 344 64 4,8 14. Jambi 4 441 954 48 4,4 55. Kupang 4 785 043 36 5,1 15. Palembang 5 360 422 17 4,6 56. Pontianak 5 263 192 20 4,5 16. Lubuk Linggau 3 700 528 66 4,3 57. Singkawang 4 432 167 49 4,5 17. Bengkulu 4 584 590 44 4,3 58. Sampit 4 726 489 39 4,0

Page 3: Biaya Hidup di Jakarta Hasil Survey BPS

Berita Resmi Statistik No. 09/01/Th. XVII, 2 Januari 2014 3

No. Kota Biaya Hidup (Rp) Peringkat

Rata-Rata Anggota Rumah Tangga

No. Kota Biaya Hidup (Rp) Peringkat

Rata-Rata Anggota Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) (1) (2) (3) (4) (5) 18. Bandar Lampung 4 606 636 43 4,4 59. Palangkaraya 5 221 136 21 4,1 19. Metro 3 117 533 79 4,2 60. Tanjung 4 628 512 42 3,8 20. Tanjung Pandan 4 317 895 53 4,0 61. Banjarmasin 4 819 850 32 3,9 21. Pangkal Pinang 4 999 659 27 4,1 62. Balikpapan 5 505 871 16 4,1 22. Batam 6 307 136 5 4,0 63. Samarinda 5 668 102 13 4,2 23. Tanjung Pinang 5 721 444 12 4,1 64. Tarakan 4 853 740 30 4,3 24. Jakarta 7 500 726 1 4,1 65. Manado 5 045 867 25 4,0 25. Bogor 4 472 462 47 4,1 66. Palu 4 792 614 35 4,6 26. Sukabumi 3 838 217 62 4,1 67. Bulukumba 3 636 529 67 4,4 27. Bandung 5 630 382 15 4,0 68. Watampone 4 699 540 40 4,7 28. Cirebon 3 606 736 69 4,0 69. Makassar 5 774 957 10 4,6 29. Bekasi 5 770 710 11 4,0 70. Pare-pare 4 382 654 51 4,6 30. Depok 6 330 690 4 4,1 71. Palopo 4 858 405 29 4,8 31. Tasikmalaya 3 632 249 68 4,0 72. Kendari 5 081 044 23 4,7 32. Cilacap 3 390 307 75 4,0 73. Bau-bau 4 204 150 56 4,6 33. Purwokerto 4 089 099 58 4,2 74. Gorontalo 4 406 566 50 4,2 34. Kudus 3 079 786 81 4,2 75. Mamuju 4 808 421 33 4,8 35. Surakarta 3 481 174 72 3,9 76. Ambon 5 633 018 14 4,8 36. Semarang 4 829 461 31 4,0 77. Tual 3 508 823 71 5,2 37. Tegal 3 314 997 77 3,8 78. Ternate 6 427 357 3 4,8 38. Yogyakarta 4 803 345 34 3,9 79. Manokwari 6 269 296 6 5,2 39. Jember 3 480 924 73 4,0 80. Sorong 5 329 629 19 4,7 40. Banyuwangi 3 029 367 82 3,6 81. Merauke 4 477 174 46 4,6 41. Sumenep 3 356 485 76 4,0 82. Jayapura 6 939 057 2 4,5

 Tabel 2

Kota dengan Perubahan Biaya Hidup Tertinggi 2007 dan 2012

No. Kota Biaya Hidup (Rp) Persentase Perubahan Biaya

Hidup 2007 2012 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Purwokerto 2.082.585 4.089.099 96,35 2. Banjarmasin 2.462.287 4.819.850 95,75 3. Gorontalo 2.261.220 4.406.566 94,88 4. Semarang 2.605.161 4.829.461 85,38 5. Bekasi 3.162.931 5.770.710 82,45 6. Palangkaraya 2.874.643 5.221.136 81,63 7. Bandung 3.160.267 5.630.382 78,16 8. Watampone 2.638.353 4.699.540 78,12 9. Tarakan 2.729.186 4.853.740 77,85 10. Bogor 2.519.124 4.472.464 77,54

Page 4: Biaya Hidup di Jakarta Hasil Survey BPS

Berita Resmi Statistik No. 09/01/Th. XVII, 2 Januari 2014 4 

Tabel 3 Kota dengan Perubahan Biaya Hidup Terendah 2007 dan 2012

No. Kota Biaya Hidup (Rp) Persentase Perubahan Biaya

Hidup 2007 2012 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Banda Aceh 4.406.079 6.169.359 40,02 2. Dumai 3.652.619 5.174.106 41,65 3. Batam 4.401.119 6.307.136 43,31 4. Sukabumi 2.642.850 3.838.217 45,23 5. Lhokseumawe 2.878.414 4.200.307 45,92 6. Pekanbaru 3.917.807 5.808.377 48,26 7. Jakarta 5.051.251 7.500.726 48,49 8. Padangsidempuan 2.657.364 4.049.861 52,40 9. Sumenep 2.178.271 3.356.485 54,09 10. Medan 3.236.834 5.015.549 54,95

2. Perbandingan Proporsi Biaya Hidup Untuk Makanan dan Nonmakanan

Berdasarkan hasil SBH 2012, proporsi biaya hidup makanan dan nonmakanan masing-masing

sebesar 35,04 persen dan 64,96 persen, sedangkan hasil SBH 2007 menunjukkan bahwa proporsi biaya hidup untuk makanan dan nonmakanan masing-masing sebesar 36,12 persen dan 63,88 persen.

Pengamatan terhadap 82 kota SBH menunjukkan bahwa sebagian besar kota-kota yang masuk

dalam kategori kota dengan proporsi biaya hidup makanan tertinggi adalah kota-kota baru yaitu

Meulaboh, Tual, Merauke, Tanjung Pandan, Lubuk Linggau, Tanjung, dan Bungo; sedangkan kota-kota lama yang masuk dalam kategori kota dengan proporsi biaya hidup makanan tertinggi adalah

Sibolga, Maumere, dan Sorong.

Tabel 4

Kota dengan Proporsi Biaya Hidup Makanan Tertinggi, 2012 (persen)

No. Kota Makanan Nonmakanan

(1) (2) (3) (4)

1. Meulaboh 50,25 49,75 2. Tual 49,12 50,88 3. Merauke 48,28 51,72 4. Sibolga 47,96 52,04 5. Tanjung Pandan 47,82 52,18 6. Maumere 47,10 52,90 7. Lubuk Linggau 46,96 53,04 8. Tanjung 46,83 53,17 9. Bungo 46,77 53,23 10. Sorong 46,53 53,47

NASIONAL 35,04 64,96 Di sisi lain, Jakarta menempati urutan pertama kota dengan proporsi biaya hidup makanan

terendah, yakni sebesar 28,43 persen, sedangkan proporsi biaya hidup non makanannya sebesar 71,57

persen. Secara berturut-turut, Kota Depok dan Ambon menempati urutan selanjutnya dengan

proporsi pengeluaran konsumsi makanannya masing-masing sebesar 32,88 persen dan 32,91 persen.

Page 5: Biaya Hidup di Jakarta Hasil Survey BPS

Berita Resmi Statistik No. 09/01/Th. XVII, 2 Januari 2014 5

Tabel 5 Kota dengan Proporsi Biaya Hidup Makanan Terendah, 2012

(persen)

No. Kota Makanan Non Makanan

(1) (2) (3) (4)

1. Jakarta 28,43 71,57 2. Depok 32,88 67,12 3. Ambon 32,91 67,09 4. Kendari 32,94 67,06 5. Bau-bau 33,49 66,51 6. Bandung 33,70 66,30 7. Denpasar 33,73 66,27 8. Malang 34,39 65,61 9. Surabaya 34,61 65,39 10. Semarang 34,99 65,01

NASIONAL 35,04 64,96

3. Proporsi Biaya Hidup Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah tangga

Secara nasional, hasil SBH 2012 menunjukkan bahwa biaya hidup untuk kelompok pengeluaran

perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar menempati urutan pertama proporsi terbesar yakni 25,37 persen dari total pengeluaran. Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan menempati urutan

kedua yakni sebesar 19,15 persen; dan kelompok bahan makanan menempati urutan selanjutnya yakni

sebesar 18,85 persen. Berbeda dengan pola konsumsi hasil SBH 2007, biaya hidup untuk kelompok pengeluran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar menempati urutan pertama yakni sebesar

25,41 persen;, sedangkan kelompok bahan makanan dan transpor, komunikasi, dan jasa keuangan

menempati urutan selanjutnya masing-masing sebesar 19,57 persen dan 19,12 persen. Sementara itu,

pola konsumsi masyarakat saat ini berbeda jauh jika dibandingkan dengan hasil SBH 2002; biaya hidup untuk kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, kelompok bahan makanan serta

kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau menempati posisi tertinggi; masing-masing

sebesar 25,59 persen, 25,50 persen, dan 17,88 persen. Secara umum, dibandingkan dengan hasil SBH 2007, penurunan persentase biaya hidup terjadi

pada kelompok bahan makanan dari 19,57 persen tahun 2007 menjadi 18,85 persen tahun 2012;

kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dari 16,55 persen menjadi 16,19 persen; serta

kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar dari 25,41 persen menjadi 25,37 persen; sedangkan untuk kelompok pengeluaran lainnya, persentase biaya hidupnya meningkat.

Page 6: Biaya Hidup di Jakarta Hasil Survey BPS

Berita Resmi Statistik No. 09/01/Th. XVII, 2 Januari 2014 6 

Tabel 6 Proporsi Biaya Hidup Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga

2002, 2007, dan 2012 (persen)

Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga 2002 2007 2012

(1) (2) (3) (4) TOTAL 100,00 100,00 100,00 1. Bahan Makanan 25,50 19,57 18,85 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 17,88 16,55 16,19 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 25,59 25,41 25,37 4. Sandang 6,41 7,09 7,25 5. Kesehatan 4,31 4,45 4,73 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 6,04 7,81 8,46 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 14,27 19,12 19,15