Kemiskinan BPS (Susenas)

20
PENDAHULUAN Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yg menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun Salah satu aspek penting untuk mendukung Strategi Penanggulangan Kemiskinan adalah tersedianya data kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran Pengukuran kemiskinan yang dapat dipercaya dapat menjadi instrumen tangguh bagi pengambil kebijakan dalam memfokuskan perhatian pada kondisi hidup orang miskin

description

Kemiskinan BPS

Transcript of Kemiskinan BPS (Susenas)

Page 1: Kemiskinan BPS (Susenas)

PENDAHULUAN

Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yg menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun

Salah satu aspek penting untuk mendukung Strategi Penanggulangan Kemiskinan adalah tersedianya data kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran

Pengukuran kemiskinan yang dapat dipercaya dapat menjadi instrumen tangguh bagi pengambil kebijakan dalam memfokuskan perhatian pada kondisi hidup orang miskin

Page 2: Kemiskinan BPS (Susenas)

PENDAHULUAN

Mengapa Mengukur Kemiskinan?

Mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan

Membandingkan kemiskinan antar waktu, antar daerah

Menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki posisi mereka

Page 3: Kemiskinan BPS (Susenas)

SEJARAH PENGHITUNGAN KEMISKINAN BPS

a. Badan Pusat Statistik (BPS) pertama kali melakukan penghitungan jumlah dan persentase penduduk miskin pada tahun 1984:

Periode penelitian: 1976-1981. Sumber data: Survei Sosial Ekonomi Nasional

(Susenas) Modul Konsumsi.

b. Sejak 1984, setiap 3 tahun sekali BPS secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk miskin yang disajikan menurut daerah perkotaan dan perdesaan.

c. Tahun 1998 dilakukan penyempurnaan metode yg meliputi:

perluasan cakupan komoditi keterbandingan antar daerah

Page 4: Kemiskinan BPS (Susenas)

SEJARAH PENGHITUNGAN KEMISKINAN BPS

d. Sejak tahun 2003, BPS secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk miskin setiap tahun → data Susenas Panel Modul Konsumsi setiap bulan Februari atau Maret.

e. Metode yang dipakai BPS untuk menghitung kemiskinan adalah kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach).

f. Metode ini dipakai sejak tahun 1998 sampai sekarang. Tidak dilakukan perubahan metode supaya data kemiskinan terbanding dari waktu ke waktu.

g. Mengapa BPS menggunakan Basic Needs Approach?

Page 5: Kemiskinan BPS (Susenas)

DEFINISI UMUM KEMISKINAN

• Kondisi seseorang atau sekelompok orang, tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

• Hak-hak dasar antara lain:

terpenuhinya kebutuhan pangan,

kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup,

rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan

hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik

Page 6: Kemiskinan BPS (Susenas)

Kemiskinan sebagai “Kekurangan”

1. Apa yang dimaksud dengan “kekurangan”? Kekurangan Material? Pendapatan rendah,

Ketidakcukupan pengeluaran/ belanja

Kekurangan Non-Material? Kesehatan yang rendah, Pendidikan rendah atau buta huruf, Terisolir secara sosial, rasa tidak aman, kurangnya kebebasan dan beraspirasi, ketidakberdayaan

2. Seberapa besar ukuran “kekurangan”?

3. Periode mana yang dipakai: statis (satu waktu tertentu) atau dinamis (antar waktu)?

4. Pada level mana harus diukur? Nasional, prov, kab/kota, kec, desa, rumahtangga, individu?

Page 7: Kemiskinan BPS (Susenas)

UKURAN KEMISKINAN (1)

I. PENDEKATAN KUANTITATIF:

1. Kemiskinan Absolut ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum (pangan, sandang, kesehatan, perumahan, pendidikan)

FGT (Foster-Greer-Thorbecke): Po (Poverty Head Count), Poverty Gap (P1), Poverty Severity (P2) digunakan BPS

2. Kemiskinan Relatif membandingkan dengan distribusi pendapatan

60% median income

20% atau 40% lapisan terendah penduduk

Page 8: Kemiskinan BPS (Susenas)

UKURAN KEMISKINAN (2)

II. PENDEKATAN KUALITATIF:

Indikator individu? (Angka kematian bayi, partisipasi sekolah, harapan hidup)

Indikator rumah tangga? (Kondisi rumah, proporsi pengeluaran rumah tangga untuk makanan)

Social exclusion? (unemployment, lack of social insurance, lack of housing, low monetary income)

Participatory approaches? (Chambers)

METODE MANA YANG PALING IDEAL UNTUK MENGUKUR KEMISKINAN DI INDONESIA? BPS memilih untuk menggunakan ukuran kemiskinan absolut (Basic Needs Approach)

Page 9: Kemiskinan BPS (Susenas)

BPS MEMILIH BASIC NEEDS APPROACH

……..

Definisi kemiskinan yang aplikatif Kurangnya penguasaan atas komoditi

Indikator kuantitatif Pengukuran objektif Pengukuran per kapita

didasarkan data survei rumah tangga

Data tersedia

Berapa jumlah dan persentase penduduk miskin di suatu wilayah?

Bagaimana perkembangannya dari waktu ke waktu?

Bagaimana tingkat kedalaman dan keparahannya?

Kemiskinan merupakan masalah multi-dimensional sehingga tidak mudah untuk mengukurnya. Diperlukan sebuah pendekatan untuk mengukur kemiskinan dengan menggunakan:

… menuju indikator kemiskinan, seperti:

Page 10: Kemiskinan BPS (Susenas)

BASIC NEEDS APPROACHBASIC NEEDS APPROACH

Konsep yang dipakai BPS dan juga beberapa negara lain adalah kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach)

“ Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan (diukur dari sisi pengeluaran)”

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah Garis Kemiskinan.

BASIC NEEDS APPROACHBASIC NEEDS APPROACH

Konsep yang dipakai BPS dan juga beberapa negara lain adalah kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach)

“ Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan (diukur dari sisi pengeluaran)”

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah Garis Kemiskinan.

Page 11: Kemiskinan BPS (Susenas)

Garis Kemiskinan: Visual

Tidak Miskin

Miskin

GARIS KEMISKINAN: Rp.,- per kapita per bulan

Hampir Miskin

Sangat Miskin (Kronis)0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

●●●

●●●●

●●

●●

Page 12: Kemiskinan BPS (Susenas)

SUMBER DATA

Sumber data utama: SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Modul Konsumsi. Panel: 1.824 RT mulai Maret 2007, Modul: 9.056 RT mulai Juli 2008.

Sebagai informasi tambahan, digunakan hasil survei SPKKD (Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar), yang dipakai untuk memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-masing komoditi pokok non-makanan. Jumlah sampel terbatas di 7 provinsi.

Page 13: Kemiskinan BPS (Susenas)

PENGHITUNGAN GARIS KEMISKINAN

1. Komponen Garis Kemiskinan:

GK = GKM + GKNM

dimana:

GK = Garis Kemiskinan

GKM = Garis Kemiskinan Makanan

GKNM = Garis Kemiskinan Non Makanan

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah garis kemiskinan.

Page 14: Kemiskinan BPS (Susenas)

PENGHITUNGAN GARIS KEMISKINAN

2. Penghitungan GKMa. GKM adalah jumlah nilai pengeluaran

dari 52 komoditi dasar makanan yang riil dikonsumsi penduduk referensi yang kemudian disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari

b. Penyetaraan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan dilakukan dengan menghitung harga rata-rata kalori dari ke-52 komoditi tersebut.

2. Penghitungan GKMa. GKM adalah jumlah nilai pengeluaran

dari 52 komoditi dasar makanan yang riil dikonsumsi penduduk referensi yang kemudian disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari

b. Penyetaraan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan dilakukan dengan menghitung harga rata-rata kalori dari ke-52 komoditi tersebut.

Page 15: Kemiskinan BPS (Susenas)

PENGHITUNGAN GARIS KEMISKINAN

c. Hitung GKM (belum setara 2100 kalori) dengan rumus:

d. Hitung harga per kalori:

e. Hitung GKM (setara 2100 kalori):

c. Hitung GKM (belum setara 2100 kalori) dengan rumus:

d. Hitung harga per kalori:

e. Hitung GKM (setara 2100 kalori):

jkjkjkj VQPGKM

jk

jkj K

VKH

2100 jj KHF

adalah nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan enerji minimal 2100 kilo kalori per kapita per hari

Page 16: Kemiskinan BPS (Susenas)

PENGHITUNGAN GARIS KEMISKINAN

3. Penghitungan GKNM

GKNM adalah merupakan penjumlahan nilai kebutuhan minimum dari komoditi-komoditi non-makanan terpilih yang meliputi perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan

r = ratio pengeluaran barang non makanan terhadap sub-kelompok pengeluaran

V= nilai pengeluaran per komoditi non-makanan

3. Penghitungan GKNM

GKNM adalah merupakan penjumlahan nilai kebutuhan minimum dari komoditi-komoditi non-makanan terpilih yang meliputi perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan

r = ratio pengeluaran barang non makanan terhadap sub-kelompok pengeluaran

V= nilai pengeluaran per komoditi non-makanan

iij VrGKNM

Page 17: Kemiskinan BPS (Susenas)

PENGHITUNGAN GARIS KEMISKINAN

4. Kebutuhan dasar makanan => setara dengan pemenuhan kebutuhan kalori 2100 kkal per kapita perhari

Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi

5. Kebutuhan dasar non makanan => kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan, Paket komoditi kebutuhan dasar bukan

makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan

Page 18: Kemiskinan BPS (Susenas)

INDIKATOR KEMISKINAN

1. Headcount Index: mengukur persentase penduduk miskin terhadap total penduduk

2. Indeks Kedalaman Kemiskinan/ Poverty Gap Index: merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin thd garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.

3. Indeks Keparahan Kemiskinan/ Poverty Severity Index: semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin

Ukuran tingkat kemiskinan: Formula Foster –Greer- Thorbecke [FGT]

Page 19: Kemiskinan BPS (Susenas)

Formula Foster- Greer- Thorbecke [FGT]Formula Foster- Greer- Thorbecke [FGT]

Z = Garis kemiskinan

yi = rata-rata pengeluaran per kap sebulan yg berada dibawah garis kemiskinan

q = jumlah penduduk hidup di bawah garis kemiskinan

n = jumlah penduduk

= 0, head count index, % penduduk miskin

= 1, poverty gap, defisit penduduk miskin thd GK,

= 2, poverty severity index, indeks keparahan kemiskinan

Z = Garis kemiskinan

yi = rata-rata pengeluaran per kap sebulan yg berada dibawah garis kemiskinan

q = jumlah penduduk hidup di bawah garis kemiskinan

n = jumlah penduduk

= 0, head count index, % penduduk miskin

= 1, poverty gap, defisit penduduk miskin thd GK,

= 2, poverty severity index, indeks keparahan kemiskinan

q

i

i

z

yz

nP

1

1

Page 20: Kemiskinan BPS (Susenas)

Terimakasih Atas Perhatiannya