BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan

15
Penjelasan BI Rate sebagai Suku Bunga Acuan Definisi BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Fungsi BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management ) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight(PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan. Penetapan BI Rate Jadwal Penetapan dan Penentuan Penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap bulan melalui mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan materi bulanan. Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampai dengan RDG berikutnya

Transcript of BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan

Page 1: BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan

Penjelasan BI Rate sebagai Suku Bunga Acuan

Definisi

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.

Fungsi

BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.

Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight(PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.

Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.

Penetapan BI Rate

Jadwal Penetapan dan Penentuan

Penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap bulan melalui mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan materi bulanan.

Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampai dengan RDG berikutnya Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukan dengan memperhatikan efek

tunda kebijakan moneter (lag of monetary policy) dalam memengaruhi inflasi. Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan stance Kebijakan

Moneter dapat dilakukan sebelum RDG Bulanan melalui RDG Mingguan.

Besar Perubahan BI Rate

Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BI Rate (secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25basis poin (bps). Dalam kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesia yang lebih besar terhadap pencapaian sasaran inflasi, maka perubahan BI Rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25 bps.

Page 2: BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan

BI Rate(Berdasarkan hasil dari Rapat Dewan Gubernur)

Tanggal BI Rate Siaran Pers

12 Feb 2013 5.75% Pranala siaran pers

10 Jan 2013 5.75% Pranala siaran pers

11 Des 2012 5.75% Pranala siaran pers

8 Nov 2012 5.75% Pranala siaran pers

11 Okt 2012 5.75% Pranala siaran pers

13 Sept 2012 5.75% Pranala siaran pers

9 Agust 2012 5.75% Pranala siaran pers

12 Juli 2012 5.75% Pranala siaran pers

12 Juni 2012 5.75% Pranala siaran pers

10 Mei 2012 5.75% Pranala siaran pers

12 April 2012 5.75% Pranala siaran pers

8 Maret 2012 5.75% Pranala siaran pers

9 Feb 2012 5.75% Pranala siaran pers

12 Jan 2012 6.00% Pranala siaran pers

8 Des 2011 6.00% Pranala siaran pers

10 Nov 2011 6.00% Pranala siaran pers

11 Okt 2011 6.50% Pranala siaran pers

8 Sept 2011 6.75% Pranala siaran pers

Page 3: BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan

9 Agust 2011 6.75% Pranala siaran pers

12 Juli 2011 6.75% Pranala siaran pers

9 Juni 2011 6.75% Pranala siaran pers

12 Mei 2011 6.75% Pranala siaran pers

12 April 2011 6.75% Pranala siaran pers

4 Maret 2011 6.75% Pranala siaran pers

4 Feb 2011 6.75% Pranala siaran pers

5 Jan 2011 6.50% Pranala siaran pers

3 Des 2010 6.50% Pranala siaran pers

4 Nov 2010 6.50% Pranala siaran pers

5 Okt 2010 6.50% Pranala siaran pers

3 Sept 2010 6.50% Pranala siaran pers

4 Agust 2010 6.50% Pranala siaran pers

5 Juli 2010 6.50% Pranala siaran pers

3 Juni 2010 6.50% Pranala siaran pers

5 Mei 2010 6.50% Pranala siaran pers

6 April 2010 6.50% Pranala siaran pers

4 Maret 2010 6.50% Pranala siaran pers

4 Feb 2010 6.50% Pranala siaran pers

6 Jan 2010 6.50% Pranala siaran pers

Page 4: BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan

3 Des 2009 6.50% Pranala siaran pers

4 Nov 2009 6.50% Pranala siaran pers

5 Okt 2009 6.50% Pranala siaran pers

3 Sept 2009 6.50% Pranala siaran pers

5 Agust 2009 6.50% Pranala siaran pers

3 Juli 2009 6.75% Pranala siaran pers

3 Juni 2009 7.00% Pranala siaran pers

5 Mei 2009 7.25% Pranala siaran pers

3 April 2009 7.50% Pranala siaran pers

4 Maret 2009 7.75% Pranala siaran pers

4 Feb 2009 8.25% Pranala siaran pers

7 Jan 2009 8.75% Pranala siaran pers

4 Des 2008 9.25% Pranala siaran pers

6 Nov 2008 9.50% Pranala siaran pers

7 Okt 2008 9.50% Pranala siaran pers

4 Sept 2008 9.25% Pranala siaran pers

5 Agust 2008 9.00% Pranala siaran pers

3 Juli 2008 8.75% Pranala siaran pers

5 Juni 2008 8.50% Pranala siaran pers

6 Mei 2008 8.25% Pranala siaran pers

Page 5: BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan

3 April 2008 8.00% Pranala siaran pers

6 Maret 2008 8.00% Pranala siaran pers

6 Feb 2008 8.00% Pranala siaran pers

8 Jan 2008 8.00% Pranala siaran pers

6 Des 2007 8.00% Pranala siaran pers

6 Nov 2007 8.25% Pranala siaran pers

8 Okt 2007 8.25% Pranala siaran pers

6 Sept 2007 8.25% Pranala siaran pers

7 Agust 2007 8.25% Pranala siaran pers

5 Juli 2007 8.25% Pranala siaran pers

7 Juni 2007 8.50% Pranala siaran pers

8 Mei 2007 8.75% Pranala siaran pers

5 April 2007 9.00% Pranala siaran pers

6 Maret 2007 9.00% Pranala siaran pers

6 Feb 2007 9.25% Pranala siaran pers

4 Jan 2007 9.50% Pranala siaran pers

7 Des 2006 9.75% Pranala siaran pers

7 Nov 2006 10.25% Pranala siaran pers

5 Okt 2006 10.75% Pranala siaran pers

5 Sept 2006 11.25% Pranala siaran pers

Page 6: BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan

8 Agust 2006 11.75% Pranala siaran pers

6 Juli 2006 12.25% Pranala siaran pers

6 Juni 2006 12.50% Pranala siaran pers

9 Mei 2006 12.50% Pranala siaran pers

5 April 2006 12.75% Pranala siaran pers

7 Maret 2006 12.75% Pranala siaran pers

7 Feb 2006 12.75% Pranala siaran pers

9 Jan 2006 12.75% Pranala siaran pers

6 Des 2005 12.75% Pranala siaran pers

1 Nov 2005 12.25% Pranala siaran pers

4 Okt 2005 11.00% Pranala siaran pers

6 Sept 2005 10.00% Pranala siaran pers

9 Agust 2005 8.75% Pranala siaran pers

5 Juli 2005 8.50% Pranala siaran pers

Judul BI Rate Tetap 5,75%

Sumber Data Grup Hubungan Masyarakat Tanggal 12-02-2013 Hits 1807

ContactGrup Humas, Telp :   (62-21) 381-7317 Fax : (62-21) 350-1867, E-mail : [email protected]

Lampiran

No. 15/3A/PSHM/Humas

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 12 Februari 2013 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate

pada level 5,75%. Tingkat BI Rate tersebut dinilai masih konsisten dengan tekanan inflasi yang terkendali sesuai dengan

sasaran inflasi tahun 2013 dan 2014, sebesar 4,5% ± 1%. Bank Indonesia menilai bahwa perekonomian Indonesia masih

Page 7: BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan

menunjukkan kinerja yang kuat, namun tetap mewaspadai masih tingginya tekanan terhadap keseimbangan eksternal

sejalan dengan masih kuatnya impor di tengah pelemahan ekonomi global. Ke depan, Bank Indonesia akan memperkuat

bauran kebijakan untuk mendorong penyesuaian keseimbangan eksternal sehingga defisit transaksi berjalan berada pada

tingkat yang sustainable. Bank Indonesia akan tetap menjaga stabilitas nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya dan

mendorong terciptanya pasar valas yang lebih efisien. Selain itu, Bank Indonesia akan memperkuat koordinasi kebijakan

dengan Pemerintah dalam mengelola permintaan domestik, dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi makro dan

kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional.

Perekonomian Indonesia tumbuh cukup kuat ditopang permintaan domestik, meskipun sedikit melambat

dibandingkan periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2012 mencapai 6,11%, sementara untuk

keseluruhan tahun 2012 mencapai 6,23%. Konsumsi dan investasi pada triwulan IV-2012 masih tumbuh cukup kuat,

meskipun sedikit termoderasi dibandingkan triwulan sebelumnya. Di sisi lain, ekspor mulai membaik seiring dengan

membaiknya perekonomian di beberapa negara mitra dagang utama seperti China. Namun, pertumbuhan impor masih

cukup tinggi seiring dengan kuatnya permintaan domestik. Pada triwulan I-2013, pertumbuhan ekonomi diprakirakan

mencapai 6,2%, terutama ditopang permintaan domestik. Untuk keseluruhan tahun 2013, setelah memperhitungkan

aktivitas ekonomi pada triwulan III dan IV-2013 termasuk pengeluaran untuk persiapan Pemilihan Umum (Pemilu) maka

pertumbuhan ekonomi diprakirakan akan mencapai kisaran 6,3%-6,8%.

Di sisi eksternal, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2012 membaik tercermin dari meningkatnya

surplus meskipun defisit transaksi berjalan lebih tinggi dari prakiraan semula. Perbaikan NPI tersebut terutama

disebabkan oleh kinerja transaksi modal dan finansial yang didukung oleh likuiditas pasar keuangan global. Sementara itu,

meningkatnya defisit transaksi berjalan terjadi terutama akibat menurunnya surplus neraca perdagangan non-migas dan

meningkatnya defisit neraca perdagangan migas. Ke depan, transaksi berjalan pada triwulan I-2013 diprakirakan

mengalami perbaikan, terutama disebabkan oleh membaiknya kinerja ekspor sejalan dengan pemulihan ekonomi negara-

negara mitra dagang utama seperti China dan AS. Cadangan devisa sampai dengan akhir Januari 2013 mencapai 108,78

miliar dolar AS atau setara dengan 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, di atas standar

kecukupan internasional.

Pada bulan Januari 2013, rupiah secara rata-rata melemah sebesar 0,22% (mtm) ke level Rp9.654 per dolar AS dengan

volatilitas yang tetap terjaga. Ke depan, Bank Indonesia terus menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai dengan kondisi

fundamental perekonomian. Selain itu, Bank Indonesia akan mendorong pembentukan referensi nilai tukar Rupiah di pasar

spot domestik. Adanya referensi ini diharapkan dapat mendorong likuiditas dan efisiensi pasar valas sehingga

memperdalam pasar keuangan domestik.

Inflasi IHK pada Januari 2013 meningkat, namun diprakirakan akan tetap terkendali pada kisaran sasarannya. Inflasi

IHK Januari mencapai 1,03% (mtm) atau 4,57% (yoy) akibat tingginya curah hujan yang menimbulkan gangguan distribusi

dan produksi. Pasokan yang terganggu mendorong inflasi bahan pangan (volatile food) meningkat cukup tinggi

dibandingkan periode sebelumnya. Sementara itu, inflasi inti masih tetap stabil (4,32%, yoy) didukung ekspektasi inflasi

yang relatif terkendali, terkelolanya permintaan yang masih sesuai dengan kapasitas produksi, serta terjaganya nilai tukar

Rupiah. Ke depan, terdapat sejumlah faktor risiko yang perlu dicermati yang dapat meningkatkan tekanan inflasi, antara lain

faktor cuaca yang dapat mengganggu produksi dan distribusi pangan dan kenaikan beberapa administered prices.

Stabilitas sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan tetap terjaga dengan baik. Kinerja industri perbankan

yang solid tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas

minimum 8% dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5%. Sementara itu,

pertumbuhan kredit hingga akhir Desember 2012 mencapai 23,1% (yoy), meningkat dari 22,3% (yoy) pada bulan

Page 8: BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan

sebelumnya. Kredit modal kerja tumbuh cukup tinggi sebesar 23,2% (yoy) dan kredit investasi tumbuh stabil pada level

yang tinggi sebesar 27,4% (yoy), dan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas perekonomian nasional. Sementara itu,

kredit konsumsi tumbuh sebesar 20,0% (yoy). Ke depan, Bank Indonesia meyakini stabilitas sistem keuangan akan tetap

terjaga dengan fungsi intermediasi perbankan yang akan meningkat seiring dengan peningkatan kinerja perekonomian

nasional.

Laporan lengkap mengenai pembahasan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Februari 2013 yang memuat perkembangan

ekonomi makro dan kebijakan moneter dapat dilihat dalam Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) di Website Bank Indonesia.

Jakarta, 12 Februari 2012

Kepala Grup Hubungan Masyarakat

Difi A. Johansyah

Direktur

http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate

5 Mar 2013

Suku Bunga Deposito RupiahBANK 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan

BANK BUKOPIN 0,05% 0,05% 0,06% 0,06%

BANK CENTRAL ASIA Tbk 0,03% 0,04% 0,04% 0,04%

Page 9: BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan

BANK CIMB NIAGA 0,05% 0,06% 0,06% 0,06%

BANK COMMONWEALTH 0,05% 0,05% 0,05% 0,05%

BANK DANAMON INDONESIA 0,05% 0,05% 0,05% 0,05%

BANK DBS INDONESIA 0,05% 0,05% 0,05% 0,05%

BANK HSBC 0,05% 0,06% 0,04% 0,03%

BANK INTERNASIONAL INDONESIA 0,06% 0,06% 0,05% 0,05%

BANK MANDIRI 0,04% 0,05% 0,05% 0,05%

BANK MAYORA 0,06% 0,07% 0,06% 0,06%

BANK MEGA 0,05% 0,05% 0,05% 0,06%

BANK NEGARA INDONESIA 1946 0,04% 0,05% 0,05% 0,05%

BANK OCBC NISP Tbk 0,05% 0,05% 0,05% 0,05%

BANK PANIN INDONESIA 0,06% 0,06% 0,06% 0,06%

BANK PERMATA Tbk 0,06% 0,06% 0,05% 0,05%

BANK RAKYAT INDONESIA 0,04% 0,05% 0,05% 0,05%

BANK TABUNGAN NEGARA 0,05% 0,05% 0,05% 0,05%

BANK UOB INDONESIA 0,00% 0,00% 0,00% 0,04%

CITIBANK 0,04% 0,04% 0,05% 0,05%

DEUTSCHE BANK AG 0,03% 0,03% 0,05% 0,00%

KESELURUHAN 0,05% 0,05% 0,05% 0,05%

STANDARD CHARTERED BANK 0,03% 0,04% 0,04% 0,04%

http://www.seputarforex.com/data/suku_bunga_deposito/

Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) 

Data Posisi Akhir Januari 2013

Page 10: BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan

 Nama Bank

Suku Bunga Dasar Kredit (%)Kredit Kredit Kredit Konsumsi

Korporasi Ritel KPR Non KPRPT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk 10.00 12.00 10.75 12.00PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. 9.75 11.50 10.00 12.00PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. 9.00 10.50 9.50 8.18PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO),Tbk 10.00 11.60 10.65 12.25PT BANK CIMB NIAGA, TBK 10.05 10.75 10.80 10.70PT PAN INDONESIA BANK, Tbk 10.36 10.36 10.86 10.86PT BANK PERMATA Tbk (d/h PT. BANK BALI ) 10.25 10.25 11.50 10.25PT BANK DANAMON INDONESIA Tbk 10.50 12.50 11.75 12.49PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO),TBK 10.00 10.25 10.45 11.00PT BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk 10.09 10.53 10.02 10.27PT BANK OCBC NISP, TBK 9.50 10.50 11.50 11.50PT BPD JAWA BARAT DAN BANTEN 7.95 11.84 8.72 11.19PT BANK MEGA, Tbk 11.25 17.25 12.50 12.50THE HONGKONG & SHANGHAI B.C. 8.75 8.75 8.50 -PT BANK BUKOPIN 10.68 12.51 12.23 12.86CITIBANK N.A. 8.25 8.25 - 11.50THE BANK OF TOKYO-MITSUBISHI UFJ LTD. 5.71 - - -PT BANK UOB INDONESIA 9.24 10.87 9.44 -PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL - 17.22 - 18.15STANDARD CHARTERED BANK 8.08 8.24 7.96 -PT BANK DBS INDONESIA 9.46 10.18 - -PT BANK SUMITOMO MITSUI INDONESIA 6.39 - - -BPD KALIMANTAN TIMUR 9.68 9.68 9.68 9.68PT. BPD JAWA TIMUR 7.53 9.31 7.53 9.31PT ANZ PANIN BANK 7.44 7.68 8.95 8.95PT. BPD DKI 9.75 11.35 10.30 11.10PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH 6.80 7.16 6.66 11.67PT BANK MIZUHO INDONESIA 5.79 - - -PT BANK EKONOMI RAHARJA TBK 10.08 10.08 10.08 -PT. BANK ICBC INDONESIA 9.50 10.50 9.00 11.50DEUTSCHE BANK AG. 8.20 - - -PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL TBK 8.71 9.21 8.71 10.21PT. BPD SUMATERA UTARA 7.53 8.25 8.20 12.15PT BPD RIAU KEPRI 10.00 10.48 10.02 10.04PT BANK MAYAPADA INTERNATIONAL 10.73 11.40 10.64 11.74PT BPD SUMATERA SELATAN BANGKA BELITUNG 10.11 11.39 10.44 11.51PT BANK MUTIARA TBK. 11.00 11.50 11.00 11.50PT. BANK SINARMAS 9.15 9.15 - 9.15PT. BPD PAPUA 10.78 11.15 11.76 12.44BPD SUMATERA BARAT 9.59 10.59 11.59 11.09PT BANK COMMONWEALTH 10.00 10.50 11.50 12.50BANK OF CHINA 7.25 7.25 - -PT BANK RABOBANK (MERG HG & HGKT 07.08) 10.50 11.25 11.25 12.00PT. BANK BPD ACEH 10.38 11.08 10.78 11.53PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL 10.47 10.93 9.65 11.02PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI 9.74 10.43 9.62 11.28PT BANK RESONA PERDANIA 7.12 - - -JP. MORGAN CHASE BANK 5.95 - - -PD BPD KALIMANTAN SELATAN 7.83 8.33 10.33 10.83PT.BPD SULAWESI SELATAN DAN BARAT 12.65 13.89 11.65 14.79

Page 11: BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan

http://www.bi.go.id/web/id/Perbankan/Suku+Bunga+Dasar+Kredit/

KREDIT INVESTASI

Kredit Investasi adalah kredit jangka menengah atau jangka panjang untuk pembelian barang-barang modal beserta jasa yang diperlukan untuk pendirian proyek baru, rehabilitasi, modernisasi, ekspansi , relokasi proyek yang sudah ada atau refinancing atas obyek yang telah dibiayai terlebih dahulu

Manfaat

Page 12: BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan

Memberikan kemudahan kepada  calon debitur/debitur untuk pembelian barang-barang modal beserta jasa

Adanya Grace Period (Masa Tenggang) yaitu masa penundaan pembayaran angsuran pokok yang diberikan kepada debitur selama pembangunan sampai dengan dimulainya produksi secara komersial.

Jangka waktu s.d. 12 tahun  Self Financing (dana yang disedaikan sendiri) minimal sebesar 20 % dari total kebutuhan. Sistem perhitungan suku bunga menggunakan efektif per tahun.

Persyaratan

Kelengkapan Legalitas usaha yang masih berlaku sesuai dengan bidang usahanya Usaha telah berjalan minimal 2 (dua) tahun (untuk segmen menengah minimal 3 tahun) Tidak tercatat sebagai debitur atau nasabah bermasalah Menyampaikan fotokopi rekening bank selama 6 (enam) bulan terakhir.

Jaminan

Kelayakan Usaha Jaminan tambahan sesuai ketentuan Bank.

kredit Investasi merupakan kredit yang berupa pinjaman dari suatu lembaga yakni bank

sebagai media investasi untuk digunakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang bersifat

jangka panjang. Kredit Investsi ini biasanya dikeluarkan untuk membantu dalam membuka

sebuah usaha atau menjalankan sebuah bisnis. Dalam kredit bisnis ini, seorang pengusaha

harus menyediahkan rencana bisnis / usaha yang lengkap.

Dalam sebuah Kredit investasi ada ciri-ciri spesifik dapat terlihat oleh pihak lembaga

keuangan dalam hal ini bank sebagai peminjam kredit investasi. Adapun ciri-ciri kredit

investasi seperti berikut :

Page 13: BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan

Memiliki rencana yang terarah dan matang.

Waktu penyelesaian kredit yaitu berjangka menengah atau berjangka panjang.

Dibutuhkan buat penanaman modal.

Adapun manfaat kredit investasi yaitu seperti berikut :

1. Untuk menambah daya fungsi dari modal / uang.

2. Untuk menstabilkan perekonomian perusahaan.

3. Untuk menyebabkan kegairahan didalam berupaya atau beroptimis untuk

mengembangkan perusahaan.

4. Untuk menambah peredaran-peredaran uang dalam perusahaan.

5. Untuk menambah daya fungsi satu barang.

Kredit yang diberikan bagi debitur yang tujuan penggunaanya bagi investasi modal kerja

jangka waktunya ditentukan sesuai jangka waktu investasinya. Kredit Investasi ini berjangka

lebih dari 1 tahun kepada nasabah debitur yang penarikannya dapat dilakukan secara

sekaligus atau bertahap sesuai dengan perjanjian yang ditetapkan dimuka. Pembayaran

dapat dilakukan dengan cara angsuran bulanan atau bertahap.

Bunga kredit investasi diperhitungkan setiap triwulan secara tunggal dalam triwulan

tersebut dan dibayar pada akhir triwulan yang bersangkutan. Apabila dalam masa tenggang

ditetapkan penangguhan pembayaran bunga, maka bunga yang timbul selama masa

tenggang tersebut dikapitalisasi atau ditambahkan ke dalam hutang pokok. Untuk

kelambatan atau tunggakan pembayaran bunga maupun angsuran dikenakan penalti

sebesar 3% per tahun dari jumlah tertunggak disamping suku bunga yang berlaku.