BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan
-
Upload
silvi-prisilia -
Category
Documents
-
view
98 -
download
1
Transcript of BI Rate Sebagai Suku Bunga Acuan
Penjelasan BI Rate sebagai Suku Bunga Acuan
Definisi
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.
Fungsi
BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight(PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.
Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.
Penetapan BI Rate
Jadwal Penetapan dan Penentuan
Penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap bulan melalui mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan materi bulanan.
Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampai dengan RDG berikutnya Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukan dengan memperhatikan efek
tunda kebijakan moneter (lag of monetary policy) dalam memengaruhi inflasi. Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan stance Kebijakan
Moneter dapat dilakukan sebelum RDG Bulanan melalui RDG Mingguan.
Besar Perubahan BI Rate
Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BI Rate (secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25basis poin (bps). Dalam kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesia yang lebih besar terhadap pencapaian sasaran inflasi, maka perubahan BI Rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25 bps.
BI Rate(Berdasarkan hasil dari Rapat Dewan Gubernur)
Tanggal BI Rate Siaran Pers
12 Feb 2013 5.75% Pranala siaran pers
10 Jan 2013 5.75% Pranala siaran pers
11 Des 2012 5.75% Pranala siaran pers
8 Nov 2012 5.75% Pranala siaran pers
11 Okt 2012 5.75% Pranala siaran pers
13 Sept 2012 5.75% Pranala siaran pers
9 Agust 2012 5.75% Pranala siaran pers
12 Juli 2012 5.75% Pranala siaran pers
12 Juni 2012 5.75% Pranala siaran pers
10 Mei 2012 5.75% Pranala siaran pers
12 April 2012 5.75% Pranala siaran pers
8 Maret 2012 5.75% Pranala siaran pers
9 Feb 2012 5.75% Pranala siaran pers
12 Jan 2012 6.00% Pranala siaran pers
8 Des 2011 6.00% Pranala siaran pers
10 Nov 2011 6.00% Pranala siaran pers
11 Okt 2011 6.50% Pranala siaran pers
8 Sept 2011 6.75% Pranala siaran pers
9 Agust 2011 6.75% Pranala siaran pers
12 Juli 2011 6.75% Pranala siaran pers
9 Juni 2011 6.75% Pranala siaran pers
12 Mei 2011 6.75% Pranala siaran pers
12 April 2011 6.75% Pranala siaran pers
4 Maret 2011 6.75% Pranala siaran pers
4 Feb 2011 6.75% Pranala siaran pers
5 Jan 2011 6.50% Pranala siaran pers
3 Des 2010 6.50% Pranala siaran pers
4 Nov 2010 6.50% Pranala siaran pers
5 Okt 2010 6.50% Pranala siaran pers
3 Sept 2010 6.50% Pranala siaran pers
4 Agust 2010 6.50% Pranala siaran pers
5 Juli 2010 6.50% Pranala siaran pers
3 Juni 2010 6.50% Pranala siaran pers
5 Mei 2010 6.50% Pranala siaran pers
6 April 2010 6.50% Pranala siaran pers
4 Maret 2010 6.50% Pranala siaran pers
4 Feb 2010 6.50% Pranala siaran pers
6 Jan 2010 6.50% Pranala siaran pers
3 Des 2009 6.50% Pranala siaran pers
4 Nov 2009 6.50% Pranala siaran pers
5 Okt 2009 6.50% Pranala siaran pers
3 Sept 2009 6.50% Pranala siaran pers
5 Agust 2009 6.50% Pranala siaran pers
3 Juli 2009 6.75% Pranala siaran pers
3 Juni 2009 7.00% Pranala siaran pers
5 Mei 2009 7.25% Pranala siaran pers
3 April 2009 7.50% Pranala siaran pers
4 Maret 2009 7.75% Pranala siaran pers
4 Feb 2009 8.25% Pranala siaran pers
7 Jan 2009 8.75% Pranala siaran pers
4 Des 2008 9.25% Pranala siaran pers
6 Nov 2008 9.50% Pranala siaran pers
7 Okt 2008 9.50% Pranala siaran pers
4 Sept 2008 9.25% Pranala siaran pers
5 Agust 2008 9.00% Pranala siaran pers
3 Juli 2008 8.75% Pranala siaran pers
5 Juni 2008 8.50% Pranala siaran pers
6 Mei 2008 8.25% Pranala siaran pers
3 April 2008 8.00% Pranala siaran pers
6 Maret 2008 8.00% Pranala siaran pers
6 Feb 2008 8.00% Pranala siaran pers
8 Jan 2008 8.00% Pranala siaran pers
6 Des 2007 8.00% Pranala siaran pers
6 Nov 2007 8.25% Pranala siaran pers
8 Okt 2007 8.25% Pranala siaran pers
6 Sept 2007 8.25% Pranala siaran pers
7 Agust 2007 8.25% Pranala siaran pers
5 Juli 2007 8.25% Pranala siaran pers
7 Juni 2007 8.50% Pranala siaran pers
8 Mei 2007 8.75% Pranala siaran pers
5 April 2007 9.00% Pranala siaran pers
6 Maret 2007 9.00% Pranala siaran pers
6 Feb 2007 9.25% Pranala siaran pers
4 Jan 2007 9.50% Pranala siaran pers
7 Des 2006 9.75% Pranala siaran pers
7 Nov 2006 10.25% Pranala siaran pers
5 Okt 2006 10.75% Pranala siaran pers
5 Sept 2006 11.25% Pranala siaran pers
8 Agust 2006 11.75% Pranala siaran pers
6 Juli 2006 12.25% Pranala siaran pers
6 Juni 2006 12.50% Pranala siaran pers
9 Mei 2006 12.50% Pranala siaran pers
5 April 2006 12.75% Pranala siaran pers
7 Maret 2006 12.75% Pranala siaran pers
7 Feb 2006 12.75% Pranala siaran pers
9 Jan 2006 12.75% Pranala siaran pers
6 Des 2005 12.75% Pranala siaran pers
1 Nov 2005 12.25% Pranala siaran pers
4 Okt 2005 11.00% Pranala siaran pers
6 Sept 2005 10.00% Pranala siaran pers
9 Agust 2005 8.75% Pranala siaran pers
5 Juli 2005 8.50% Pranala siaran pers
Judul BI Rate Tetap 5,75%
Sumber Data Grup Hubungan Masyarakat Tanggal 12-02-2013 Hits 1807
ContactGrup Humas, Telp : (62-21) 381-7317 Fax : (62-21) 350-1867, E-mail : [email protected]
Lampiran
No. 15/3A/PSHM/Humas
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 12 Februari 2013 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate
pada level 5,75%. Tingkat BI Rate tersebut dinilai masih konsisten dengan tekanan inflasi yang terkendali sesuai dengan
sasaran inflasi tahun 2013 dan 2014, sebesar 4,5% ± 1%. Bank Indonesia menilai bahwa perekonomian Indonesia masih
menunjukkan kinerja yang kuat, namun tetap mewaspadai masih tingginya tekanan terhadap keseimbangan eksternal
sejalan dengan masih kuatnya impor di tengah pelemahan ekonomi global. Ke depan, Bank Indonesia akan memperkuat
bauran kebijakan untuk mendorong penyesuaian keseimbangan eksternal sehingga defisit transaksi berjalan berada pada
tingkat yang sustainable. Bank Indonesia akan tetap menjaga stabilitas nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya dan
mendorong terciptanya pasar valas yang lebih efisien. Selain itu, Bank Indonesia akan memperkuat koordinasi kebijakan
dengan Pemerintah dalam mengelola permintaan domestik, dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi makro dan
kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional.
Perekonomian Indonesia tumbuh cukup kuat ditopang permintaan domestik, meskipun sedikit melambat
dibandingkan periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2012 mencapai 6,11%, sementara untuk
keseluruhan tahun 2012 mencapai 6,23%. Konsumsi dan investasi pada triwulan IV-2012 masih tumbuh cukup kuat,
meskipun sedikit termoderasi dibandingkan triwulan sebelumnya. Di sisi lain, ekspor mulai membaik seiring dengan
membaiknya perekonomian di beberapa negara mitra dagang utama seperti China. Namun, pertumbuhan impor masih
cukup tinggi seiring dengan kuatnya permintaan domestik. Pada triwulan I-2013, pertumbuhan ekonomi diprakirakan
mencapai 6,2%, terutama ditopang permintaan domestik. Untuk keseluruhan tahun 2013, setelah memperhitungkan
aktivitas ekonomi pada triwulan III dan IV-2013 termasuk pengeluaran untuk persiapan Pemilihan Umum (Pemilu) maka
pertumbuhan ekonomi diprakirakan akan mencapai kisaran 6,3%-6,8%.
Di sisi eksternal, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2012 membaik tercermin dari meningkatnya
surplus meskipun defisit transaksi berjalan lebih tinggi dari prakiraan semula. Perbaikan NPI tersebut terutama
disebabkan oleh kinerja transaksi modal dan finansial yang didukung oleh likuiditas pasar keuangan global. Sementara itu,
meningkatnya defisit transaksi berjalan terjadi terutama akibat menurunnya surplus neraca perdagangan non-migas dan
meningkatnya defisit neraca perdagangan migas. Ke depan, transaksi berjalan pada triwulan I-2013 diprakirakan
mengalami perbaikan, terutama disebabkan oleh membaiknya kinerja ekspor sejalan dengan pemulihan ekonomi negara-
negara mitra dagang utama seperti China dan AS. Cadangan devisa sampai dengan akhir Januari 2013 mencapai 108,78
miliar dolar AS atau setara dengan 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, di atas standar
kecukupan internasional.
Pada bulan Januari 2013, rupiah secara rata-rata melemah sebesar 0,22% (mtm) ke level Rp9.654 per dolar AS dengan
volatilitas yang tetap terjaga. Ke depan, Bank Indonesia terus menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai dengan kondisi
fundamental perekonomian. Selain itu, Bank Indonesia akan mendorong pembentukan referensi nilai tukar Rupiah di pasar
spot domestik. Adanya referensi ini diharapkan dapat mendorong likuiditas dan efisiensi pasar valas sehingga
memperdalam pasar keuangan domestik.
Inflasi IHK pada Januari 2013 meningkat, namun diprakirakan akan tetap terkendali pada kisaran sasarannya. Inflasi
IHK Januari mencapai 1,03% (mtm) atau 4,57% (yoy) akibat tingginya curah hujan yang menimbulkan gangguan distribusi
dan produksi. Pasokan yang terganggu mendorong inflasi bahan pangan (volatile food) meningkat cukup tinggi
dibandingkan periode sebelumnya. Sementara itu, inflasi inti masih tetap stabil (4,32%, yoy) didukung ekspektasi inflasi
yang relatif terkendali, terkelolanya permintaan yang masih sesuai dengan kapasitas produksi, serta terjaganya nilai tukar
Rupiah. Ke depan, terdapat sejumlah faktor risiko yang perlu dicermati yang dapat meningkatkan tekanan inflasi, antara lain
faktor cuaca yang dapat mengganggu produksi dan distribusi pangan dan kenaikan beberapa administered prices.
Stabilitas sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan tetap terjaga dengan baik. Kinerja industri perbankan
yang solid tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas
minimum 8% dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5%. Sementara itu,
pertumbuhan kredit hingga akhir Desember 2012 mencapai 23,1% (yoy), meningkat dari 22,3% (yoy) pada bulan
sebelumnya. Kredit modal kerja tumbuh cukup tinggi sebesar 23,2% (yoy) dan kredit investasi tumbuh stabil pada level
yang tinggi sebesar 27,4% (yoy), dan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas perekonomian nasional. Sementara itu,
kredit konsumsi tumbuh sebesar 20,0% (yoy). Ke depan, Bank Indonesia meyakini stabilitas sistem keuangan akan tetap
terjaga dengan fungsi intermediasi perbankan yang akan meningkat seiring dengan peningkatan kinerja perekonomian
nasional.
Laporan lengkap mengenai pembahasan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Februari 2013 yang memuat perkembangan
ekonomi makro dan kebijakan moneter dapat dilihat dalam Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) di Website Bank Indonesia.
Jakarta, 12 Februari 2012
Kepala Grup Hubungan Masyarakat
Difi A. Johansyah
Direktur
http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate
5 Mar 2013
Suku Bunga Deposito RupiahBANK 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan
BANK BUKOPIN 0,05% 0,05% 0,06% 0,06%
BANK CENTRAL ASIA Tbk 0,03% 0,04% 0,04% 0,04%
BANK CIMB NIAGA 0,05% 0,06% 0,06% 0,06%
BANK COMMONWEALTH 0,05% 0,05% 0,05% 0,05%
BANK DANAMON INDONESIA 0,05% 0,05% 0,05% 0,05%
BANK DBS INDONESIA 0,05% 0,05% 0,05% 0,05%
BANK HSBC 0,05% 0,06% 0,04% 0,03%
BANK INTERNASIONAL INDONESIA 0,06% 0,06% 0,05% 0,05%
BANK MANDIRI 0,04% 0,05% 0,05% 0,05%
BANK MAYORA 0,06% 0,07% 0,06% 0,06%
BANK MEGA 0,05% 0,05% 0,05% 0,06%
BANK NEGARA INDONESIA 1946 0,04% 0,05% 0,05% 0,05%
BANK OCBC NISP Tbk 0,05% 0,05% 0,05% 0,05%
BANK PANIN INDONESIA 0,06% 0,06% 0,06% 0,06%
BANK PERMATA Tbk 0,06% 0,06% 0,05% 0,05%
BANK RAKYAT INDONESIA 0,04% 0,05% 0,05% 0,05%
BANK TABUNGAN NEGARA 0,05% 0,05% 0,05% 0,05%
BANK UOB INDONESIA 0,00% 0,00% 0,00% 0,04%
CITIBANK 0,04% 0,04% 0,05% 0,05%
DEUTSCHE BANK AG 0,03% 0,03% 0,05% 0,00%
KESELURUHAN 0,05% 0,05% 0,05% 0,05%
STANDARD CHARTERED BANK 0,03% 0,04% 0,04% 0,04%
http://www.seputarforex.com/data/suku_bunga_deposito/
Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)
Data Posisi Akhir Januari 2013
Nama Bank
Suku Bunga Dasar Kredit (%)Kredit Kredit Kredit Konsumsi
Korporasi Ritel KPR Non KPRPT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk 10.00 12.00 10.75 12.00PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. 9.75 11.50 10.00 12.00PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. 9.00 10.50 9.50 8.18PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO),Tbk 10.00 11.60 10.65 12.25PT BANK CIMB NIAGA, TBK 10.05 10.75 10.80 10.70PT PAN INDONESIA BANK, Tbk 10.36 10.36 10.86 10.86PT BANK PERMATA Tbk (d/h PT. BANK BALI ) 10.25 10.25 11.50 10.25PT BANK DANAMON INDONESIA Tbk 10.50 12.50 11.75 12.49PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO),TBK 10.00 10.25 10.45 11.00PT BANK INTERNASIONAL INDONESIA Tbk 10.09 10.53 10.02 10.27PT BANK OCBC NISP, TBK 9.50 10.50 11.50 11.50PT BPD JAWA BARAT DAN BANTEN 7.95 11.84 8.72 11.19PT BANK MEGA, Tbk 11.25 17.25 12.50 12.50THE HONGKONG & SHANGHAI B.C. 8.75 8.75 8.50 -PT BANK BUKOPIN 10.68 12.51 12.23 12.86CITIBANK N.A. 8.25 8.25 - 11.50THE BANK OF TOKYO-MITSUBISHI UFJ LTD. 5.71 - - -PT BANK UOB INDONESIA 9.24 10.87 9.44 -PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL - 17.22 - 18.15STANDARD CHARTERED BANK 8.08 8.24 7.96 -PT BANK DBS INDONESIA 9.46 10.18 - -PT BANK SUMITOMO MITSUI INDONESIA 6.39 - - -BPD KALIMANTAN TIMUR 9.68 9.68 9.68 9.68PT. BPD JAWA TIMUR 7.53 9.31 7.53 9.31PT ANZ PANIN BANK 7.44 7.68 8.95 8.95PT. BPD DKI 9.75 11.35 10.30 11.10PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH 6.80 7.16 6.66 11.67PT BANK MIZUHO INDONESIA 5.79 - - -PT BANK EKONOMI RAHARJA TBK 10.08 10.08 10.08 -PT. BANK ICBC INDONESIA 9.50 10.50 9.00 11.50DEUTSCHE BANK AG. 8.20 - - -PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL TBK 8.71 9.21 8.71 10.21PT. BPD SUMATERA UTARA 7.53 8.25 8.20 12.15PT BPD RIAU KEPRI 10.00 10.48 10.02 10.04PT BANK MAYAPADA INTERNATIONAL 10.73 11.40 10.64 11.74PT BPD SUMATERA SELATAN BANGKA BELITUNG 10.11 11.39 10.44 11.51PT BANK MUTIARA TBK. 11.00 11.50 11.00 11.50PT. BANK SINARMAS 9.15 9.15 - 9.15PT. BPD PAPUA 10.78 11.15 11.76 12.44BPD SUMATERA BARAT 9.59 10.59 11.59 11.09PT BANK COMMONWEALTH 10.00 10.50 11.50 12.50BANK OF CHINA 7.25 7.25 - -PT BANK RABOBANK (MERG HG & HGKT 07.08) 10.50 11.25 11.25 12.00PT. BANK BPD ACEH 10.38 11.08 10.78 11.53PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL 10.47 10.93 9.65 11.02PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI 9.74 10.43 9.62 11.28PT BANK RESONA PERDANIA 7.12 - - -JP. MORGAN CHASE BANK 5.95 - - -PD BPD KALIMANTAN SELATAN 7.83 8.33 10.33 10.83PT.BPD SULAWESI SELATAN DAN BARAT 12.65 13.89 11.65 14.79
http://www.bi.go.id/web/id/Perbankan/Suku+Bunga+Dasar+Kredit/
KREDIT INVESTASI
Kredit Investasi adalah kredit jangka menengah atau jangka panjang untuk pembelian barang-barang modal beserta jasa yang diperlukan untuk pendirian proyek baru, rehabilitasi, modernisasi, ekspansi , relokasi proyek yang sudah ada atau refinancing atas obyek yang telah dibiayai terlebih dahulu
Manfaat
Memberikan kemudahan kepada calon debitur/debitur untuk pembelian barang-barang modal beserta jasa
Adanya Grace Period (Masa Tenggang) yaitu masa penundaan pembayaran angsuran pokok yang diberikan kepada debitur selama pembangunan sampai dengan dimulainya produksi secara komersial.
Jangka waktu s.d. 12 tahun Self Financing (dana yang disedaikan sendiri) minimal sebesar 20 % dari total kebutuhan. Sistem perhitungan suku bunga menggunakan efektif per tahun.
Persyaratan
Kelengkapan Legalitas usaha yang masih berlaku sesuai dengan bidang usahanya Usaha telah berjalan minimal 2 (dua) tahun (untuk segmen menengah minimal 3 tahun) Tidak tercatat sebagai debitur atau nasabah bermasalah Menyampaikan fotokopi rekening bank selama 6 (enam) bulan terakhir.
Jaminan
Kelayakan Usaha Jaminan tambahan sesuai ketentuan Bank.
kredit Investasi merupakan kredit yang berupa pinjaman dari suatu lembaga yakni bank
sebagai media investasi untuk digunakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang bersifat
jangka panjang. Kredit Investsi ini biasanya dikeluarkan untuk membantu dalam membuka
sebuah usaha atau menjalankan sebuah bisnis. Dalam kredit bisnis ini, seorang pengusaha
harus menyediahkan rencana bisnis / usaha yang lengkap.
Dalam sebuah Kredit investasi ada ciri-ciri spesifik dapat terlihat oleh pihak lembaga
keuangan dalam hal ini bank sebagai peminjam kredit investasi. Adapun ciri-ciri kredit
investasi seperti berikut :
Memiliki rencana yang terarah dan matang.
Waktu penyelesaian kredit yaitu berjangka menengah atau berjangka panjang.
Dibutuhkan buat penanaman modal.
Adapun manfaat kredit investasi yaitu seperti berikut :
1. Untuk menambah daya fungsi dari modal / uang.
2. Untuk menstabilkan perekonomian perusahaan.
3. Untuk menyebabkan kegairahan didalam berupaya atau beroptimis untuk
mengembangkan perusahaan.
4. Untuk menambah peredaran-peredaran uang dalam perusahaan.
5. Untuk menambah daya fungsi satu barang.
Kredit yang diberikan bagi debitur yang tujuan penggunaanya bagi investasi modal kerja
jangka waktunya ditentukan sesuai jangka waktu investasinya. Kredit Investasi ini berjangka
lebih dari 1 tahun kepada nasabah debitur yang penarikannya dapat dilakukan secara
sekaligus atau bertahap sesuai dengan perjanjian yang ditetapkan dimuka. Pembayaran
dapat dilakukan dengan cara angsuran bulanan atau bertahap.
Bunga kredit investasi diperhitungkan setiap triwulan secara tunggal dalam triwulan
tersebut dan dibayar pada akhir triwulan yang bersangkutan. Apabila dalam masa tenggang
ditetapkan penangguhan pembayaran bunga, maka bunga yang timbul selama masa
tenggang tersebut dikapitalisasi atau ditambahkan ke dalam hutang pokok. Untuk
kelambatan atau tunggakan pembayaran bunga maupun angsuran dikenakan penalti
sebesar 3% per tahun dari jumlah tertunggak disamping suku bunga yang berlaku.