PENGARUH FEDERAL FUND RATE TERHADAP BI RATE ...repository.ub.ac.id/5306/1/Richard,...
Transcript of PENGARUH FEDERAL FUND RATE TERHADAP BI RATE ...repository.ub.ac.id/5306/1/Richard,...
-
PENGARUH FEDERAL FUND RATE TERHADAP BI RATE DAN NILAI TUKAR
RUPIAH
(Studi Pada Bank Indonesia Periode Tahun 2007-2016)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
CHRISTIAN RICHARD NIM. 135030307111015
UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
MINAT KHUSUS BISNIS INTERNASIONAL MALANG
2017
-
i
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI
Telah dipertahankan di depan majelis penguji skripsi, Fakultas Ilmu
Administrasi, Universitas Brawijaya, pada:
Hari : Selasa Tanggal : 8 Agustus 2017 Jam : 08.00 Skripsi atas nama : Christian Richard Judul : Pengaruh Federal Fund Rate Terhadap BI Rate dan Nilai
Tukar Rupiah (Studi Pada Bank Indonesia Periode Tahun 2007-2016)
dan dinyatakan
LULUS
MAJELIS PENGUJI
Ketua,
Anggota, Anggota,
Sri Sulasmiyati, S.Sos, MAP NIP. 19770420 20050 2 001
Dr. Drs. Muhammad Saifi, M.Si NIP. 19570712 198503 1 001
Dr. Saparila Worokinasih, S.Sos, M.Si NIP. 19750305 200604 2 001
-
ii
IDENTITAS TIM PENGUJI
Skripsi ini telah diuji oleh majelis penguji pada tanggal 8 Agustus 2017
dengan daftar penguji sebagai berikut:
No Nama Jabatan Penguji 1. Sri Sulasmiyati, S.Sos, MAP Ketua Majelis Penguji 2. Dr. Drs. Muhammad Saifi, M.Si Anggota Majelis Penguji I 3. Dr. Saparila Worokinasih, S.Sos, M.Si Anggota Majelis Penguji II
-
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan
saya, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan
oleh pihak lain untuk mendapatkan karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini
dan disebut dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur jiplakan, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang
saya peroleh (S-1) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (UU) No. 20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
Malang, 20 Juni 2017 Mahasiswa
Nama : Christian Richard
NIM : 135030307111015
-
iv
Curriculum Vitae
Nama :ChristianRichard TTL :Serang,11Desember1994 Alamat :Jl.Flamboyanno.35PalmHills,Cilegon, Banten.
PendidikanFormal2001-2007 • SDMARDIYUANACILEGON2007-2010 • SMPMEARDIYUANACILEGON2010-2013 • SMAN1CILEGON2013-2017 • UNIVERSITASBRAWIJAYA,ADMINISTRASIBISNIS
(MINATBISNISINTERNASIONAL) GPA:3.38
Pengalaman
2016Jun • INTERNSHIPATPTCHANDRAASRIPETROCHEMICAL2014Mei • DELEGATIONOFIMABINATIONALCONFERENCE
Organisasi
HIMPUNANMAHASISWAADMINISTRASIBISNIS(HIMABIS) 2014Jan-Des • EXTERNALPUBLICRELATIONSTAFF2015Jan-Des • HEADOFINTERNALPUBLICRELATIONDEPT.2016Jan-Des • VICECHAIRMANOFHIMABIS
-
v
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Federal Fund Rate berpengaruh secara signifikan terhadap BI Rate dan Nilai Tukar Rupiah. BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data time series kuartal dari tahun 2007 hingga tahun 2016 dengan jumlah sampel sebanyak 40. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 23. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Federal Fund Rate berpengaruh secara signifikan negatif terhadap BI Rate. Perubahan BI Rate sebagai transmisi kebijakan moneter BI didаsаri oleh beberаpа fаktor pertumbuhаn ekonomi globаl khususnyа Аmerikа Serikat yаng jugа ditrаnsmisikаn melаlui Federаl Fund Rаte, pertumbuhаn ekonomi domestik, nerаcа perdаgаngаn, nilаi tukаr dаn tingkаt inflаsi dаn fаktor eksternаl lаinnyа. 2) Federаl Fund Rаte berpengаruh negatif secаrа signifikаn terhаdаp Nilаi Tukаr Rupiаh, dipicu oleh semаkin membаiknyа ekonomi АS yаng ditаndаi oleh dilаkukаnnyа tаpering off, menurunnyа tingkаt pengаnggurаn, dаn meningkаtnyа inflаsi yаng ditrаnsmisikаn melаlui Federаl Fund Rаte sehinggа memicu permintааn Dollаr АS. Kаtа Kunci: Federаl Fund Rаte, BI Rаte, Nilаi Tukаr Rupiаh
-
vi
ABSTRACT
This study aims to test whether the Federal Fund Rate significantly influences the BI Rate and the Rupiah Exchange Rate. The BI Rate is the policy rate reflecting the stance or stance of monetary policy stipulated by the Indonesian bank and announced to the public. This type of research is an explanative research with quantitative approach. This study uses quarter time series data from 2007 until 2016 with the number of samples of 40. Data analysis in this study using SPSS 23. Data analysis techniques used in this study using simple linear regression analysis. The results of this study indicate that: 1) Federal Fund Rate significantly negative influence BI Rate. The change in BI Rate as a monetary policy transmission of BI is based on several factors of global economic growth, especially United State which is also transmitted through Federal Fund Rate, domestic economic growth, trade balance, exchange rate and inflation rate and other external factors 2) The Federal Fund Rate negative significantly influences the Rupiah Exchange Rate, by the improving US economy marked by tapering off, declining unemployment, and rising inflation transmitted through the Federal Fund Rate, be affected demand for the US dollar. Keywords: Federal Fund Rate, BI Rate, The Rupiah Exchange Rate
-
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan kasihNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Pengaruh Federal Fund Rate Terhadap BI Rate dan Nilai Tukar Rupiah.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Peneliti menyadari bahwa
penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS. Selaku Dekan Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya.
2. Ibu Prof. Dr. Endang Siti Astuti M.Si, selaku Ketua Jurusan Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
3. Ibu Sri Sulasmiyati, S.Sos. MAP selaku dosen pembimbing yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
4. Papa, Mama dan Adik-adik yang tidak pernah berhenti mendoakan hingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsinya.
5. Teman-teman Himabis yang memberikan dukungan dalam penulisan
skripsi ini, khususnya angkatan 2013 yang sudah saling membantu dalam
menuntaskan kewajibannya.
-
viii
6. Teman-teman jurusan Ilmu Administrai Bisnis khususnya Minat Bisnis
Internasional Angkatan 2013 yang telah banyak membantu memberikan
masukan dalam penyusunan skripsi.
7. Semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu per satu yang telah
memberikan bantuan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
kekurangan, maka saran dan kritik untuk melengkapi tulisan ini akan diterima.
Semoga karya skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca.
Malang, Agustus 2017
-
ix
DAFTAR ISI
MOTTO .......................................................................................................... i TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................... ii PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................................ iv RINGKASAN ................................................................................................ v SUMMARY .................................................................................................. vi KATA PENGANTAR ................................................................................. vii DAFTAR ISI ................................................................................................. ix DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv BAB I ............................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8 D. Kontribusi Penelitian .............................................................................. 8 E. Sistematika Pembahasan ......................................................................... 9
BAB II .......................................................................................................... 12 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 12
A. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 12 1. Sandra (2006) ...................................................................................... 12 2. Andrian dan Lestari (2013) ................................................................. 13 3. Siahaan dan Hidayat (2015) ................................................................ 14 4. Ogawa dan Wang (2015) .................................................................... 14
B. Landasan Teori ...................................................................................... 18 1. Teori Suku Bunga (Interest Rate) ....................................................... 18
a. Pengertian Suku Bunga .................................................................. 18 b. Teori Klasik dan Keynes ................................................................ 19 c. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga ......................... 20 d. International Fisher Effect ............................................................. 21
2. Federal Funds Rate ............................................................................ 22 3. BI Rate ................................................................................................ 22 4. Nilai Tukar ......................................................................................... 24
a. Definisi Nilai Tukar ....................................................................... 24 b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar ......................... 24 c. Jenis – Jenis Sistem Nilai Tukar .................................................... 25 d. Paritas Daya Beli ............................................................................ 26
5. Hubungan antar Variabel .................................................................... 27 a. Hubungan Federal Fund Rate dan BI Rate ..................................... 27 b. Hubungan Federal Fund Rate dan Nilai Tukar Rupiah .................. 28
-
x
C. Model Konsep dan Hipotesis .................................................................. 29 BAB III ....................................................................................................... 31 METODE PENELITIAN ............................................................................ 31
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 31 B. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 31 C. Variabel dan Pengukuran ........................................................................ 32
1. Identifikasi Variabel ........................................................................... 32 a. Variabel Independen ...................................................................... 32 b. Variabel Dependen ......................................................................... 33
2. Definisi Oprasional ............................................................................. 33 D. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 35
1. Populasi ............................................................................................... 35 2. Sampel ..................................................................................................... 35 E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 36
1. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 36 2. Sumber dan Jenis Data ............................................................................ 37 F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 37 1. Statistik Deskriptif ................................................................................... 38
2. Statistik Inferensial ............................................................................. 38 a. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 39 b. Analisis Regresi Linier Sederhana ................................................. 42 c. Uji Koefisien Determinasi .............................................................. 42 d. Uji Parsial (Uji t) ............................................................................ 43
BAB IV ......................................................................................................... 45 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 45
A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ................................................ 45 1. Bank Indonesia ................................................................................... 45 2. The Federal Reserve ........................................................................... 46
B. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................... 47 1. Federal Fund Rate ............................................................................... 47 2. BI Rate ................................................................................................ 49 3. Nilai Tukar Rupiah ............................................................................. 52
C. Analisis Inferensial ................................................................................. 54 1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 54
a. Uji Autokorelasi ............................................................................. 54 b. Uji Normalitas ..................................................................................... 56
c. Uji Heterokedastisitas .................................................................... 56 2. Analisis Regresi Linier Sederhana ...................................................... 58 3. Koefisien Determinasi ........................................................................ 59
a. Hasil Koefisien Determinasi BI Rate ............................................. 60 b. Hasil Koefisien Determinasi Nilai Tukar Rupiah ............................... 60 4. Uji Parsial (t) ....................................................................................... 61
a. BI Rate ............................................................................................ 61 b. Nilai Tukar Rupiah ......................................................................... 61
D. Interpretasi Hasil Penelitian .................................................................... 62
-
xi
1. Pengaruh Federal Fund Rate Terhadap BI Rate ................................. 62 2. Pengaruh Federal Fund Rate Terhadap Nilai Tukar Rupiah ............... 64
BAB V .......................................................................................................... 66 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 66
A. Kesimpulan ............................................................................................. 66 B. Saran ....................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 68 LAMPIRAN .................................................................................................. 71
-
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Mapping Penelitian Terdahulu ......................................................... 16 Tabel 2 Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................... 34 Tabel 3 Federal Fund Rate Periode 2007 hingga 2016 ................................. 46 Tabel 4 BI Rate Periode 2007 hingga 2016 ................................................... 49 Tabel 5 Nilai Tukar Rupiah Periode 2007 hingga 2016 ............................... 51 Tabel 6 Durbin Watson BI Rate ..................................................................... 54 Tabel 7 Durbin Watson Nilai Tukar Rupiah ................................................. 54 Tabel 8 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ......................................... 55 Tabel 9 Hasil Regresi Linier Sederhana BI Rate ........................................... 57 Tabel 10 Hasil Regresi Linier Sederhana Nilai Tukar Rupiah ...................... 57 Tabel 11 Hasil Koefisien Determinasi BI Rate .............................................. 59 Tabel 12 Hasil Koefisien Determinasi Nilai Tukar Rupiah ........................... 59
-
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Model Konsep .............................................................................. 29 Gambar 2 Model Hipotesis ........................................................................... 30 Gambar 3 Federal Fund Rate ........................................................................ 48 Gambar 4 BI Rate ......................................................................................... 50 Gambar 5 Nilai Tukar Rupiah ....................................................................... 53 Gambar 6 Pengaruh Federal Fund Rate Terhadap BI Rate ............................ 56 Gambar 7 Pengaruh Federal Fund Rate Terhadap Nilai Tukar Rupiah ....... 56
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar bebas menjadi salah satu instrumen penting yang menentukan
kestabilan iklim investasi disuatu negara pada era globalisasi. Perdagangan bebas
menjadi faktor utama bagi seluruh negara untuk melakukan transaksi internasional,
sehingga menimbulkan dampak ketergantungan antara negara satu dengan negara
lainnya. Globalisasi ekonomi ditandai dengan makin menipisnya batas-batas
investasi atau pasar secara nasional, regional ataupun internasional. (Halwani,
2005: 194). Seiring dengan perkembangan ekonomi global pada tahun 2013 telah
terjadi pergeseran pada arus modal dunia di pasar keuangan global, fenomena ini
dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter bank sentral AS.
Menurut Mishkin (2011:29) kebijakan moneter digunakan untuk
mempengaruhi jumlah uang beredar. Pada dasarnya kebijakan moneter ditetapkan
dan dilakukan bank sentral demi mencapai tujuan moneter suatu negara. Suku
bunga merupakan salah satu acuan dalam sebuah kebijakan moneter yang
ditetapkan oleh bank sentral. Kebijakan moneter Amerika Serikat (AS)
mendapatkan perhatian khusus para pelaku ekonomi dunia termasuk juga bank
sentral yang ada di negara lain. Adanya perubahan kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah dan bank sentral dalam usahanya menstabilkan ekonomi tidak terlepas
dari perubahan tingkat suku bunga. Semakin murah biaya peminjaman uang,
semakin banyak uang yang diminta oleh rumah tangga dan dunia usaha. Semakin
-
2
tinggi tingkat bunga semakin besar persediaan dana yang dapat dipinjamkan.
Tingkat keseimbangan dari bunga ditentukan oleh perpotongan dari permintaan dan
penawaran dana yang dapat dipinjamkan.
Informasi yang dijadikan pertimbangan investor untuk berinvestasi dipasar
domestik salah satunya adalah perubahan suku bunga yang ditentukan oleh bank
sentral, selain suku bunga para calon investor juga harus melihat kondisi nilai tukar.
Kondisi tersebut dapat mempengaruhi harga produk yang akan dikirim dan produk
luar negeri yang dibeli di dalam negeri. Menurut Mishkin (2011:111) bahwa ketika
mata uang suatu negara terapresiasi, barang yang dihasilkan oleh negara tersebut di
luar negeri menjadi lebih mahal dan barang-barang luar negeri di negara tersebut
menjadi lebih murah. Sebaliknya jika mata uang negara terdepresiasi, barang-
barang negara tersebut di luar negeri menjadi lebih murah dan barang-barang luar
negeri di negara tersebut menjadi lebih mahal.
Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun 2008 AS mencoba untuk
merangsang ekonomi AS dengan mengeluarkan uang untuk membeli obligasi
jangka panjang, baik surat hutang AS dan obligasi kredit perumahan. Kebijakan
pembelian obligasi tersebut dinamakan Quantitative Easing. Terkait dengan
rencana penurunan stimulus moneter berupa pengurangan pembelian obligasi
secara bertahap itulah yang kemudian dikenal dengan Tapering Off kebijakan
tersebut dipicu oleh sudah membaiknya ekonomi AS, kemudian muncul
ketidakpastian dan sentiment negatif di pasar keuangan internasional,
ketidakpastian ini menyebabkan pengalihan modal dari negara-negara emerging
market. (Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2013).
-
3
Emerging Market Economy/EME didefinisikan sebagai negara dengan
ekonomi rendah menuju ke level menengah pendapatan per kapita. Negara tersebut
80% dari populasi global, dan mewakili sekitar 20% dari ekonomi dunia. Istilah ini
diciptakan pada 1981 oleh Antoine W. Van Agtmael dari International Finance
Corporation dari Bank Dunia. MSCI (Morgan Stanley Capital International)
markets index yang pada tahun 1988 menyebutkan Indonesia sebagai salah satu dari
23 (dua puluh tiga) negara yang ditetapkan sebagai emerging markets. (Bisnis
Indonesia, diakses pada 7 Januari 2017).
Arah kebijakan AS dapat menentukan arah perkembangan ekonomi global,
dengan beberapa alasan; AS merupakan salah satu negara dengan GDP tertinggi di
dunia dengan perolehan 18.036.648.00 USD Trillion pada tahun 2015 (World Bank,
diakses pada 8 Mei 2017). Mata uang AS yaitu Dollar AS (USD) merupakan mata
uang global dan digunakan dalam cadangan devisa diberbagai negara (Bisnis
Indonesia, diakses pada 21 Desember 2016), dan bank sentral AS merupakan bank
sentral paling berpengaruh di dalam perumusan kebijakan moneter di forum
internasional seperti forum Bank for International Settlements (BIS), Internasional
Monetary Fund (IMF), Forum Stability Finance (FSF), Asia-Pacific Economic
Coorporation (APEC), dan Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD), di Indonesia AS berperan sebagai negara tujuan ekspor non
migas terbesar pertama dengan presentase 11.64% berdasarkan data statistik BPS
yang dikelola Kementrian Perdagangan tahun 2016. (Kementrian Perdagangan,
diakses pada 8 Mei 2017).
-
4
The Federal Fund Rate (FFR) adalah suku bunga yang terjadi dari aktivitas
perdagangan dana pemerintah federal AS di pasar uang. The Fed melalui Federal
Open Market Committee (FOMC) hanya menentukan target dari The Fed Rate.
Kebijakan moneter the Fed dilakukan dengan cara menaikkan dan menurunkan
target The Fed Rate. Target The Fed Rate digunakan sebagai indikator untuk
mencerminkan arah kebijakan moneter The Fed (The Federal Reserve System,
diakses pada 20 Desember 2016). The Fed menggunakan Federal Fund Rate
sebagai instrumen untuk mengendalikan inflasi dan mengendalikan pertumbuhan
ekonomi AS semakin rendah Federal Fund Rate, begitu pula akan semakin longgar
likuiditas, diharapkan pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat dengan
rendahnya tingkat suku bunga.
Federal Fund Rate digunakan sebagai acuan semua suku bunga jangka
pendek sektor perbankan Amerika, sehingga Federal Fund Rate juga
mempengaruhi semua jenis bunga perbankan di Amerika termasuk tingkat bunga
deposito, kartu kredit, kredit, dan suku bunga hipotek. Semakin murah biaya
peminjaman uang, semakin banyak uang yang diminta oleh rumah tangga dan dunia
usaha. Semakin tinggi tingkat bunga semakin besar persediaan dana yang dapat
dipinjamkan. Tingkat keseimbangan dari bunga ditentukan oleh perpotongan dari
permintaan dan penawaran dana yang dapat dipinjamkan. Terjadinya krisis global
The Fed yang saat itu dibawah kendali Ben Bernanke sebagai gubernur The Fed
menetapkan kebijkan suku bunga yang semula masih diatas 4 persen menjadi 0,5
persen sampai 0,25 persen bahkan FFR mencatatkan titik terendah pasca krisis
2008. Pelemahan ekonomi Amerika terjadi karena krisis ekonomi pada tahun 2008
-
5
yang disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari defisit anggaran keuangan AS,
Subprime Mortage pada sektor properti di AS, dan gaya hidup yang bergantung
pada kredit yang melebihi batas. (Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2009).
Kebijakan moneter Indonesia melalui Bank Indonesia menganut sebuah
kerangka kerja yang dinamakan Inflation Targeting Framework (ITF). Bank
Indonesia secara eksplisit mengumumkan target inflasi kepada publik dan
kebijakan moneter diarahkan untuk mencapai target inflasi yang ditetapkan
pemerintah. Kebijakan moneter dilakukan secara forward looking, artinya
perubahan arah kebijakan moneter dilakukan melalui evaluasi apakah
perkembangan inflasi masih sesuai dengan target. Arah kebijakan moneter
dicerminkan oleh penetapan suku bunga kebijakan (BI Rate) yang diharapkan akan
memengaruhi suku bunga pasar uang dan suku bunga deposito dan suku bunga
kredit perbankan. (Bank Indonesia, diakses pada 7 Januari 2017)
Bank Indonesia sebagai instrumen pengendali kebijakan moneter Indonesia
melalui BI Rate yang mencerminkan sikap dan kebijakan BI yang kemudian
dipublikasikan. Pengendalian suku bunga menjadi kebijakan moneter BI yang
ditetapkan dan dilaksanakan sejak Juli 2005. BI Rate diumumkan oleh Dewan
Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan
diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui
pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan
moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan
suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan disuku
bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga
-
6
deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan, Bank Indonesia pada
umumnya akan menaikan BI Rate apabila inflasi kedepan diperkirakan melampaui
sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya BI akan menurunkan BI Rate apabila
inflasi kedepan diperkirakan berada dibawah sasaran yang telah ditetapkan. Tujuan
BI menurut UU-BI pasal 7 adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah,
dalam memelihara kestabilan rupiah khususnya terhadap barang dan jasa hal ini
dapat tercermin pada pergerakan inflasi dan menjaga kestabilan terhadap mata uang
asing dengan perkembangan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
Nilai tukar mata uang suatu negara pada umumnya dapat dipengaruhi
beberapa faktor salah satunya tingkat suku bunga. Hubungan antara nilai tukar dan
suku bunga menurut Madura (2012:106), “perubahan dalam suku bunga relatif
mempengaruhi investasi dalam sekuritas-sekuritas asing, yang selanjutnya akan
mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing, dan nilai tukar.” Mata uang
dapat diperdagangkan dalam pasar valuta asing, didalam transaksinya suatu mata
uang dapat dipertukarkan dengan setiap mata uang lainnya. Menurut survey BIS
(Bank International for Settlement) yang merupakan bank sentral dunia, nilai
transaksi pasar valuta asing mencapai lebih dari USD 1,4 Triliun perharinya pada
akhir 2004. Menurut Madura (2012:106) perubahan dalam suku bunga relatif
mempengaruhi investasi dalam sekuritas-sekuritas asing, yang selanjutnya akan
mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing, dan nilai tukar. Perubahan
suku bunga disetiap kebijakan bank sentral berbeda maka ada ketidakpastian
terhadap fluktuasi nilai tukar yang dipengaruhi oleh suku bunga, para investor
mungkin akan tertarik kepada suku bunga yang lebih tinggi. Perlambatan ekonomi
-
7
Indonesia pada tahun 2015 disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan investasi
dan konsumsi pemerintah serta masih lemahnya kinerja ekspor. Perlambatan
tersebut diakibatkan karena ketidakpastian kenaikan suku bunga The Fed Rate di
A.S yang masih terus berlanjut dan ekonomi Tiongkok yang masih melambat yang
akhirnya berdampak pula pada nilai tukar rupiah mengalami depresiasi (Bank
Indonesia, 2015).
Penelitian Siahaan dan Hidayat (2015) menyatakan bahwa tingkat suku bunga
Bank Amerika Serikat (The Fed) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) pada periode Januari 2008 – November 2013.
Sedangkan menurut Andrian dan Lestari (2013 dampak kebijakan moneter the Fed
(target the Fed rate) terhadap kebijakan moneter BI yang ditransmisikan melalui
saluran capital flow direspon positif oleh BI Rate. Selain itu berdasarkan penelitian
Sandra (2008) selisih tingkat suku bunga The Fed dengan BI Rate dan jumlah uang
beredar berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah. Hal senada juga
dikemukakan oleh Ogawa dan Wang (2015) dalam penelitiannya, kenaikan suku
bunga Federal Reserve akan mempengaruhi suku bunga, nilai tukar, dan arus modal
dari negara-negara Asia Timur.
Penelitian ini akan menggunakan data time series kuartal yang dihimpun
melalui Bank Indonesia selama rentang periode 2007 – 2016. Tujuan pemilihan
tahun penelitian tersebut disebabkan oleh ketersediaan data dan telah terjadi krisis
yang terjadi pada tahun 2008 yang berdampak pada kondisi ekonomi global yang
menyebabkan resesi di Amerika Serikat, disisi lain kondisi ekonomi Indonesia yang
cenderung meningkat. Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas fokus
-
8
penelitian ini secara spesifik untuk mencari tahu “Pengaruh Federal Fund Rate
terhadap BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah (Studi Pada Bank Indonesia Tahun
2007 – 2016)”
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah Federal Fund Rate berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
BI Rate?
2. Apakah Federal Fund Rate berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
nilai tukar rupiah?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui signifikansi perngaruh secara parsial dari Federal Fund Rate
terhadap BI Rate.
2. Mengetahui signifikansi pengaruh secara parsial dari Federal Fund Rate
Nilai Tukar Rupiah.
D. Kontribusi Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memiliki kontribusi diantaranya:
1. Kontribusi Akademik
a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan dan perbandingan untuk penelitian yang lebih baik
kedepannya dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama
di bangku perkuliahan.
-
9
b. Bagi pihak lain, menambah wawasan yang dapat memberikan
sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan dan menambah daftar
rferensi, serta pengetahuan kepada masyarakat yang ingin mengetahui
lebih spesifik dalam menganalisis pengaruh federal fund rate terhadap
suku bunga Bank Indonesia dan nilai tukar rupiah.
2. Kontribusi Praktis
d. Bagi Bank Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan
dan sumber informasi tambahan tentang kajian makro ekonomi
Indonesia.
e. Bagi pembaca dan peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi
referensi tambahan bagi pembaca yang ingin mempelajari dan
mengetahui bagaimana mekanisme transmisi kebijakan moneter yang
dilakukan bank sentral Indonesia. Adapun model penelitan ini
digambarkan melalui pengaruh Federal Fund Rate terhadap suku
bunga BI dan nilai tukar rupiah. Penelitian ini dapat menjadi referensi
bagi peneliti yang terfokus pada bidang yang sama di masa yang akan
datang.
E. Sistematika Pembahasan
Sistematika dalam penelitian ini dibagi kedalam beberapa bab dan sub-bab.
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang,
rumusan masalah yang menjelaskan alasan – alasan yang
-
10
mendukung permasalahan yang diangkat dari penelitian,
perumusan masalah - masalah yang akan dicari jawabannya
melalui analisis data, pada bab ini menjelaskan mengenai
tujuan, manfaat penelitian yang menjelaskan manfaat yang
dapat diperoleh dari penelitian ini dan sistematika penulisan
skripsi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang bahan pustaka tentang uraian teori-
teori yang mendasari penelitian ini berdasarkan pada
penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan
penelitian saat ini. Selanjutnya merupakan teori – teori yang
berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti,
kerangka pemikiran sebagai penjelasan hubungan antara
variabel yang akan diteliti, dan kerangka hipotesis dalam
penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang uaraian prosedur dan cara menjawab
permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini dengan
menggunakan langkah – langkah sistematis. Adapun hal –
hal yang berkaitan dengan prosedur penelitian ini terdiri
atas; ruang lingkup penelitian, lokasi penelitian, jenis
penelitian, populasi, sampel, metode pengumpulan data,
identifikasi variabel, definisi operasional, pengukuran
-
11
variabel, dan teknik pengumpulan data, serta teknik analisis
yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian deskripsi statistik variabel bebas dan
variabel terikat yang digunakan. Uraian selanjunya adalah
pengujian berbagai asumsi klasik harus dipenuhi dan
penjelasan hasil analisis data. Bab ini juga menjelaskan
penafsiran hasil dari penelitian yang berisi jawaban atas
rumusan masalah, dan berbagai keterbatasan dalam
penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini memaparkan kesimpulan dan saran dalam penelitian.
Kesimpulan diambil dan ditujukan sebagai penafsiran dari
seluruh hasil penelitian. Saran ditujukan oleh peneliti bagi
pihak-pihak yang tertarik dengan penelitian ini.
-
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai referensi penelitian ini, yaitu:
1. Sandra (2006)
Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Selisih Tingkat Suku Bunga
The Fed dengan BI Rate dan Jumlah Uang beredar Terhadap Nilai Tukar
Rupiah”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauh mana
pengaruh selisih tingkat bunga The Fed (Amerika Serikat), dimana sampai
saat ini masih terjadi pace setter bagi tingkat suku bunga bank-bank sentral
di beberapa negara, dengan BI Rate (Indonesia) dan jumlah uang beredar
terhadap nilai tukar rupiah. Jenis penelitian yang digunakan adalah filed
reaserch dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data
sekunder, yaitu data time series yaitu tahun 1991 sampai dengan 2005 yang
diperoleh dari laporan tahunan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan
menggunakan E-Views 4.1.
Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa selisih suku bunga The Fed
dengan BI Rate dan Jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap
nilai tukar rupiah, koefisien selisih tingkat suku bunga dan jumlah uang
beredar juga berpengaruh positif, sedangkan berdasarkan uji F selisih
tingkat suku bunga The Fed dengan BI Rate den jumlah uang beredar secara
bersama-sama berpengaruh nyata terhadap nilai tukar rupiah.
-
13
2. Andrian dan Lestari (2013)
Penelitian ini berjudul “Analisis Dampak Target The Fed Rate
Terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia”. Kebijakan suku bunga
merupakan instrumen yang telah banyak digunakan oleh bank-bank sentral
di dunia untuk mencerminkan arah kebijakan moneter. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis dampak dari target The Fed Rate terhadap
kebijakan moneter Bank Indonesia (BI Rate) melalui saluran transmisi
keuangan selama periode 2005-07 sampai dengan 2013-12. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Vector Error Correction Model
(VECM). Variabel yang digunakan meliputi BI Rate, tingkat sasaran The
Fed, arus modal (proksi Investment Portfolio Asing), premi risiko (proksi
oleh tingkat suku bunga antar bank overnight) dan kurs tengah IRD / USD.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: tidak ada kausalitas antara
variabel dalam transmising dampak sasaran The Fed tarif target kebijakan
moneter Bank Indonesia (BI tarif), sasaran tarif The Fed, arus modal, nilai
tukar rupiah / USD dan premi risiko mempengaruhi tingkat BI, pergerakan
harga sasaran Fed ditransmisikan melalui sektor keuangan telah direspon
secara positif oleh tingkat BI,dan dampak tarif sasaran Fed ditularkan
melalui sektor keuangan untuk dinamika suku bunga BI sebagian besar
dijelaskan oleh target Fed rate, BI Rate, dan nilai tukar rupiah / USD.
3. Siahaan dan Hidayat (2015)
Penelitian ini berjudul “Analisis Kausalitas dan Kointegrasi antara
Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) dengan Suku Bunga Bank
-
14
Amerika Serikat (The Fed)”. bertujuan untuk menganalisis Kausalitas dan
Kointegrasi antara Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) dan suku bunga
AS (The Fed), menggunakan data time series, yang merupakan data kuartal
selama periode waktu Januari 2008 sampai November 2013. Metode
digunakan untuk menguji kausalitas adalah metode kausalitas Granger, dan
metode yang digunakan untuk menguji kointegrasi adalah Johansen
multivariat Uji kointegrasi.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada kointegrasi antara Suku
Bunga Bank Indonesia (BI Rate) dan AS Suku Bunga (The Fed). Ini berarti
bahwa antara Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) dan AS Suku Bunga
(The Fed) memiliki hubungan keseimbangan jangka panjang. Sedangkan
hasil uji Kausalitas Granger menemukan hubungan langsung. Ini berarti
bahwa hanya variabel AS Suku Bunga (The Fed) mempengaruhi Suku
Bunga Bank Indonesia (BI Rate), sedangkan Suku Bunga Bank Indonesia
(BI Rate) tidak mempengaruhi Suku Bunga AS (The Fed).
4. Ogawa dan Wang (2015)
Penelitian ini berjudul “Effect of Quantitative Easing Monetary Policy
Exit Strategy On East Asian Currencies”. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana efek dari perubahan kebijakan moneter,
terutama efek dari kenaikan suku bunga di Amerika Serikat yang
mempengaruhi suku bunga, mata uang dam arus modal di pasar berkembang
Asia Timur. Penelitian ini menggunakan metode VAR (Vector
Autoregressive) dengan menggunakan analisis empiris menggunakan data
-
15
sekunder yaitu, time series dari tahun 2000 sampai dengan 2013. Data pada
suku bunga Treasury bills (364 hari) digunakan sebagai suku bunga di
Filipina. Data harian dari nilai tukar antara mata uang Asia Timur dan Dollar
AS dan Euro, serta suku bunga diperoleh dari Datastream. Data pada nilai
tukar baik dari Asian Monetary Unit dan Asian Monetary Unit Deviation
Indicators diunduh dari situs Research Institute of Economy, Trade and
Industry (RIETI). Data pada portofolio dan investasi lainnya di rekening
keuangan diperoleh dari IMF Statistik Neraca Pembayaran.
Hasil empiris menunjukkan bahwa jika Federal Reserve Board’s
menaikkan suku bunga, itu akan membuat tekanan ke atas pada tingkat suku
bunga di beberapa negara Asia Timur baik modal maupun kontrol valuta
asing. Selain itu, negara-negara Asia Timur akan menghadapi aliran modal
masuk dan arus modal modal yang berhenti, menyebabkan mata uang
mereka terdepresiasi. Peningkatan suku bunga FRB ini akan memiliki
sedikit efek pada negara-negara seperti Cina, dengan modal dan kontrol
valuta asing.
-
16
Tabel 1. Mapping Penelitian Terdahulu Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian Variabel Penelitian
Metode Analisis Hasil Penelitian Persamaan Penelitian
Perbedaan Penelitian
Sandra (2008)
Analisis Pengaruh Selisih
Tingkat Suku Bunga The Fed dengan BI Rate
dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Nilai Tukar Rupiah
Selisih Suku Bunga The Fed dengan BI Rate
(X1), Jumlah Uang Beredar (X2), dan Nilai Tukar Rupiah
(Y1)
Regresi Linear Berganda
Koefisien variabel selisih tingkat
suku bunga The Fed dengan BI
Rate berpengaruh signifikan positf
terhadap nilai tukar.
Penggunaan Suku Bunga The
Fed (X1) dan Nilai Tukar Rupiah (Y2)
1. Perbedaan teknik penelitian
2. Variabel BI Rate sebagai variabel terikat dalam penelitian tersebut
Andrian dan
Lestari (2013)
Analisis Dampak Target The Fed Rate
Terhadap Kebijakan
Moneter Bank Indonesia
Semua variabel adalah variabel endogen atau
independen (X)
Vector Autoregressive (VAR) dengan model alternatif
Vector Error Correction
Model (VECM)
Dampak kebijakan moneter the Fed
(target the Fed rate) terhadap kebijakan moneter BI yang ditransmisikan melalui saluran
capital flow direspon positif oleh
BI rate.
Penggunaan Target Suku
Bunga The Fed (X1)
1. Perbedaan teknik penelitian
2. Variabel Kebijkan Moneter Bank Indonesia sebagai variabel terikat dalam penelitian tersebut
3. Variabel Nilai Tukar Rupiah tidak termasuk dalam penelitian tersebut
-
17
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian Variabel Penelitian
Metode Analisis Hasil Penelitian Persamaan Penelitian
Perbedaan Penelitian
Siahaan dan Hidayat (2014)
Analisis Kausalitas dan
Kointegrasi Antara Tingkat
Suku Bunga Bank Indonesia Dengan Suku Bunga Bank
Amerika Serikat (The Fed)
Tingkat Suku Bunga The Fed (X1), Tingkat Suku Bunga
Bank Indonesia (Y1)
Penelitian ini menggunakan Unit Root Test, Kointegrasi dan
Kausalitas
Adanya hubungan yang searah dengan suku
bunga The Fed mempengaruhi BI
Rate yang berkesinambungan
jangka panjang.
Pengunaan Tingkat Suku
Bunga The Fed (X1), Tingkat Suku Bunga
Bank Indonesia (Y1)
1. Perbedaan teknik penelitian
2. Tidak ada variabel Nilai Tukar Rupiah dalam penelitian tersebut
Ogawa dan Wang (2015)
Effect of Quantitative
Easing Monetary Policy Exit Strategy On
East Asian Currencies
Semua variabel adalah variabel endogen atau
independen (X)
Vector Autoregressive
(VAR)
Berdasarkan hasil empiris, ketika menaikan suku bunga Federal Reserve akan
mempengaruhi suku bunga, nilai tukar, dan arus
modal dari negara-negara Asia
Timur.
Quantitative Easing
Monetary Policy yang merupakan
kebijakan stimulus suku bunga Federal Reserve (X1)
1. Perbedaan teknik penelitian
2. Variabel Kebijkan Moneter Bank Indonesia sebagai variabel terikat dalam penelitian tersebut
Sumber : Diolah Oleh Peneliti, 2017
Tabel 1. Lanjutan
-
18
B. Landasan Teori
1. Teori Suku Bunga (Interest Rate)
a. Pengertian Suku Bunga
Menurut Hasibuan (2009:18), mendefinisikan bunga adalah balas
jasa atas pinjaman uang atau barang yang dibayarkan oleh debitur
kepada kreditor. Menurut pendapat seorang pakar (Edmister, RO, 1986:
75 – 76) dalam Puspopranoto (2004:70) yang mengemukakan tiga
istilah yang berkaitan dengan suku bunga, yaitu stated rate, annual
percentage rate, dan yield, yang masing-masing didefinisikan sebagai
berikut:
a) Stated rate adalah tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah pokok pinjaman untuk menghitung beban bunga.
b) Annual percentage rate adalah tingkat bunga disetahunkan dengan menyesuaikan stated rate untuk jumlah periode per tahun dan jumlah pokok yang benar – benar dipinjam.
c) Yield adalah tingkat bunga yang ekuivalen dengan satu kontrak yang memenuhi tiga syarat: (1) jumlah seluruhnya yang benar – benar dipinjam (dipinjamkan), (2) pada awal tahun, (3) kemudian dibayar kembali pada akhir tahun beserta bunga.
Pada pengertiannya yang pertama, stated rate menjadikan tingkat
bunga sebagai dasar pada jangka waktu kontrak. Pengertian kedua,
annual percentage rate, perhitungan ekuivalen tingkat bunga
disesuaikan dengan jangka waktu kontrak. Pengertian ketiga, yield
membuat penyesuaian untuk menghitung tingkat bunga dengan satu
standar perbandingan yang jelas. Standar perbandingan adalah tingkat
bunga sederhana. Tingkat bunga sederhana adalah bunga yang
dibebankan bagi pengguna uang untuk jangka waktu tepat satu tahun
-
19
dan dibayar pada akhir tahu. Tingkat bunga pada hakikatnya adalah
harga, Puspopranoto (2004:71).
Secara umum suku bunga dibagi menjadi dua, yaitu suku bunga riil
dan nominal, perbedaan antara keduanya adalah suku bunga nominal
merupakan suku bunga yang tidak memperhitungkan inflasi yang dapat
diartikan sebagai suku bunga sebelum dikurangi inflasi sedangkan suku
bunga rill merupakan suku bunga nominal yang telah dikurangi inflasi
di suatu negara dengan kata lain suku bunga riil lebih akurat karena
memperhitungkan inflasi sebagai cermin biaya transaksi.
b. Teori Klasik dan Keynes
Para ekonom klasik berpendapat bahwa uang akan lebih
bermanfaat jika digunakan untuk kegiatan investasi, dangan harapan
hasilnya akan lebih besar dari modal/bunganya. Faktanya masyarakat
ekonomi harus ada interaksi antara dua kelompok yang saling
melengkapi. Kelompok pertama merupakan mereka yang memiliki
surplus spending unit atau yang dikenal dengan si penabung, dan
kelompok kedua adalah mereka yang deficit spending unit, biasanya
mereka yang membutuhkan modal untuk usahanya. Kedua kelompok
ini akan saling berinteraksi untuk mencari kesepakatan harga di pasar
investasi. Kesepakatan harga yang merupakan hasil dari interaksi kedua
kelompok ini disebut dengan bunga. Menurut padandangan klasik,
bunga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran dalam
pasar dana investasi antara pemilik/pengelola (penabung) dana
-
20
investasi yang tersedia untuk dipinjamkan dengan para (investor)
pengguna dana investasi, Judisseno (2005:50).
Berdasarkan pandangan Keynessian uang dapat lebih bermanfaat
jika digunakan untuk kegiatan spekulasi. Keynes berpendapat bahwa
tingkat bunga tidak menentukan besar kecilnya investasi maupun
tabungan masyarakat. Menurut Keynes tabungan atau investasi
dipengaruhi langsung oleh tingkat pendapatan masyarakat, orang akan
cenderung menabung jika mereka memiliki marginal propensity to
save atau pendapatannya melebihi jumlah kebutuhan konsumsinya,
begitu juga halnya dengan investasi, tingkat investasi menurutnya lebih
dipengaruhi oleh spekulasi, yang mana dorongan untuk berspekulasi
timbul karena uang tersebut dapat ditukarkan/dibelikan surat – surat
berharga yang pada masa yang akan datang akan memperoleh
pendapatan yang lebih besar. Niat para spekulan yang besar membuat
mereka berani membayar harga penggunaan dana dari pihak yang mau
meminjamkannya, bagi spekulan berapapun harganya tidak menjadi
masalah selama harga tersebut masih dibawah expected income. Harga
yang dimaksud disini adalah tingkat bunga dalam perekonomian,
Judisseno (2005:74).
c. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga
Keseimbangan suku bunga suatu negara tentu dapat berubah
seiring dengan berjalannya waktu yang dipengaruhi kekuatan ekonomi
yang didasari oleh supply and demand dana yang dapat dipinjamkan.
-
21
Madura (2008:36) mengatakan faktor – faktor berikut mempengaruhi
supply and demand dengan demikian mempengaruhi tingkat suku
bunga:
a) Tingkat pertumbuhan ekonomi dalam negeri (Economic Growth).
b) Tingkat inflasi dalam negeri (Inflation). c) Kebijakan moneter dalam negeri (Monetary Policy). d) Defisit anggaran dalam negeri (Budget Deficit). e) Aliran dana luar negeri (Foreign Flow of Funds).
d. International Fisher Effect
Menurut Madura (2012:250) teori Internasional Fisher Effect
(IFE) menggunakan suku bunga, bukan selisih laju inflasi, untuk
menjelaskan mengapa nilai tukar berubah sepanjang waktu.
International Fisher Effect berhubungan erat dengan paritas daya beli
(Purchasing Power Parity) karena suku bunga sering berkorelasi
dengan laju inflasi. Investor dari seluruh negara mengharapkan tingkat
pengembalian riil yang sama, perbedaan suku bunga antar negara
mungkin ditimbulkan oleh perbedaan dalam ekspektasi inflasi.
Berdasarkan PPP bahwa pergerakan nilai tukar didasari oleh perbedaan
laju inflasi. Ketika seluruh negara memiliki suku bunga rill yang sama,
maka perbedaan suku bunga nominal yang ditimbulkan berasal dari
perbedaan ekspektasi inflasi. Menurut teori IFE ketika valuta – valuta
asing yang memiliki suku bunga relatif tinggi akan mengalami
depresiasi karena suku bunga nominal yang tinggi mencerminkan
ekspektasi inflasi yang tinggi pula. (Madura, 2012:252).
-
22
2. Federal Funds Rate
Menurut The Fed (2016) Federal Funds Rate (FFR) adalah besarnya
tingkat suku bunga antarbank sebagai suku bunga acuan biaya pinjam-
meminjam cadangan bank (bank reserves) yang ditempatkan oleh
perbankan umum pada bank sentral Amerika dalam durasi semalam atau
lebih dikenal dengan PUAB O/N di Indonesia. Biasanya, lembaga keuangan
dengan saldo berlebih (surplus) meminjamkan saldo rekening mereka
kepada lembaga yang kekurangan (deficit).
Tidak hanya di Amerika FFR juga menjadi acuan yang penting bagi
para pelaku pasar finansial. The Fed menggunakan FFR demi mengurangi
jumlah pengangguran, mengendalikan inflasi dan juga sebagai instrumen
untuk mengendalikan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya kebijakan
tersebut jika FFR semakin rendah maka liquiditas akan semakin longgar
pula, sehingga diharapkan pertumbuhan ekonomi dapat berakselerasi
dengan kebijakan FFR. Sektor perbankan Amerika menggunakan FFR
sebagai suku bunga acuan jangka pendek, jika FFR makin rendah maka
makin rendah pula seluruh jenis bunga perbankan, makin tinggi FFR maka
seluruh jenis bunga perbankan tersebut akan semakin tinggi.
3. BI Rate
Menurut Bank Indonesia (2016) BI Rate adalah suku bunga kebijakan
yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan
oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate diumumkan
pada setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan oleh Dewan Gubernur Bank
-
23
Indonesia lalu mengimplementasikannya pada operasi moneter Bank
Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar
uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran
operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku
bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku
bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga
deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan
mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank
Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan
diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank
Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan
berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.
Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter
dengan memperkenalkan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan baru
yaitu BI 7-Day Repo Rate, yang akan berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016.
Selain BI Rate yang digunakan saat ini, perkenalan suku bunga kebijakan
yang baru ini tidak mengubah stance kebijakan moneter yang sedang
diterapkan.
4. Nilai Tukar
a. Definisi Nilai Tukar
Nilai tukar adalah nilai mata uang asing yang dihitung berdasarkan
nilai mata uang dalam negeri, Salvatore (2014:35). Menurut Madura,
(2012:99) penurunan nilai mata uang yang sering disebut sebagai
-
24
depresiasi. Peningkatan nilai mata uang sering disebut sebagai
apresiasi. Mata uang masing – masing negara dinilai dari mata uang
lainnya melalui penggunaan nilai tukar, sehingga mata uang dapat
ditukar untuk memfasilitasi transaksi internasional (Madura, 2012:42).
Ketika mata uang suatu negara terapresiasi (nilainya naik secara
relatif kepada mata uang lainnya) barang yang dihasilkan di negara –
negara tersebut di luar negeri menjadi mahal dan barang – barang luar
negeri di negara tersebut menjadi lebih murah (asumsi harga domestik
konstan di kedua negara). Sebaliknya, ketika mata uang negara
terdepresiasi, barang – barang luar negeri menjadi lebih murah dan
barang – barang luar negeri di negara tersebut menjadi lebih mahal
(Mishkin, 2011:110).
b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar
Permintaan dan penawaran suatu mata uang akan terus terjadi,
sehingga akan berpengaruh kepada nilai mata uang tersebut. Madura
(2012:103) mengatakan terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi
nilai tukar:
a) Perubahan inflasi dalam negeri terhadap inflasi negara lain. b) Perubahan tingkat suku bunga (interest rate) dalam negeri
terhadap suku bunga negara lain. c) Perubahan pendapatan dalam negeri. d) Perubahan kebijakan pemerintah (government control). e) Perubahan ekspektasi nilai tukar di masa depan.
-
25
c. Jenis – Jenis Sistem Nilai Tukar
Peran pemerintah dalam menentukan kebijakan guna
mempengaruhi nilai tukar memiliki peranan penting dalam
menciptakan perekonomian yang kondusif. Peran tersebut tidak
dilakukan secara langsung, Madura (2012:177) mengkategorikan
sistem nilai tukar beserta tingkat pengawasan pemerintah, yang
dikategorikan sebagai berikut:
a) Sistem Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate System) Dalam kurs nilai tukar tetap diizinkan berfluktuasi hanya
dalam batas-batas yang sangat sempit. Sebuah sistem nilai tukar tetap membutuhkan banyak intervensi bank sentral untuk menjaga nilai mata uang dalam batas-batas yang sempit. Dalam beberapa situasi, bank sentral dapat me-reset nilai tukar tetap. Artinya, itu akan merendahkan atau mengurangi nilai mata uangnya terhadap mata uang lainnya. Tindakan sebuah bank sentral mendevaluasi mata uang dalam sistem nilai tukar tetap disebut sebagai devaluasi, dalam sistem nilai tukar tetap, bank sentral juga dapat menilai kembali (meningkatkan nilai) mata uangnya terhadap mata uang lainnya. Revaluasi mengacu pada penyesuaian atas nilai tukar oleh bank sentral. b) Sistem Kurs Mengambang Bebas (Freely Floating Exchange
Rate) Nilai tukar ditentukan oleh kekuatan pasar tanpa campur
tangan pemerintah. Sedangkan sistem nilai tukar tetap memungkinkan ada fleksibilitas untuk pergerakan nilai tukar, sistem nilai tukar mengambang bebas memungkinkan fleksibilitas lengkap. Nilai tukar mengambang bebas menyesuaikan secara terus menerus dalam menanggapi kondisi permintaan dan penawaran untuk mata uang itu. c) Sistem Kurs Mengambang Terkendali (Managed Float
Exchange Rate System) Sistem ini berada diantara sistem tetap dan mengambang,
karena diizinkan berfluktuasi setiap hari dan tidak ada batasan, namun pemerintah akan mengintervensi nilai tukar ketika bergerak terlalu jauh dari batas batas yang ditetapkan. Sistem kurs ini juga dikenal sebagai sistem dirty float. d) Sistem Mata Uang Terpatok (Pegged Exchange Rate System).
Beberapa negara menggunakan pengaturan nilai tukar terpatok, di mana nilai mata uang domestik mereka dipatok untuk
-
26
satu mata uang asing atau indeks mata uang. Sementara nilai mata uang lokal adalah tetap dalam hal mata uang asing untuk yang dipatok, bergerak sejalan dengan mata uang yang terhadap mata uang lainnya. Beberapa pemerintah mematok nilai mata uang mereka dengan sebuah mata uang yang stabil, seperti dolar, karena yang memaksa nilai mata uang mereka untuk menjadi stabil. Pertama, ini memaksa nilai tukar mata uang mereka dengan dolar untuk diperbaiki. Kedua, mata uang mereka akan bergerak terhadap mata uang non-dolar dengan tingkat yang sama seperti dolar.
d. Paritas Daya Beli
Mishkin (2011b:112) menyatakan kurs antara dua mata uang akan
melakukan penyesuaian yang mencerminkan perubahan tingkat harga
dari kedua negara. Paritas daya beli (Purchasing Power Parity-PPP)
merupakan aplikasi hukum satu harga secara keseluruhan, bukan harga
dari satu barang. Nilai tukar equilibrium akan menyesuaikan diri
dengan selisih inflasi antara dua negara. Ada 2 (dua) bentuk paritas
daya beli menurut Madura (2012:241), yaitu:
a) Bentuk Absolut Juga dinamakan “hukum satu harga”, harga dari produk-
produk yang sama dikedua negara yang berbeda seharusnya sama jika diukur dengan menggunakan valuta yang sama. Jika terdapat perbedaan harga setelah diukur memakai valuta yang sama, maka akan terjadi perubahan permintaan sehingga harga yang satu akan mendekati harga yang lain. b) Bentuk Relatif
Merupakan sebuah versi alternatif yang memperhitungkan keberadaan ketidak sempurnaan pasar seperti biaya transportasi, tariff, dan kuota. Versi ini mengakui bahwa karena keberadaan ketidaksempurnaan pasar ini, harga produk yang sama di negara berbeda bisa jadi tidak sama jika diukur menggunakan valuta yang sama.
-
27
5. Hubungan antar Variabel
a. Hubungan Federal Fund Rate dan BI Rate
Dampak dari pergerakan suku bunga Amerika Serikat
berhubungan dengan suku bunga Indonesia dan emerging market
lainnya. Naiknya The Fed Fund Rate dapat direspon negatif oleh
Indonesia, karena dikhawatirkan akan terjadi penarikan arus modal
keluar. Investor cenderung akan mengambil momentum tersebut untuk
membeli aset – aset di Amerika sehingga kemungkinan akan
melepaskan aset – aset di Indonesia. Selama ini Amerika
memberlakukan kebijakan suku bunga yang rendah untuk
melonggarkan likuiditas. Menurut teori klasik dalam Nopirin
(2012:167) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat bunga maka
semakin tinggi keinginan masyarakat untuk menabung, namun semakin
sedikit keinginan masyarakat untuk investasi. Berdasarkan pernyataan
diatas kita dapat mengambil kesimpulan ketika FFR naik maka pasar
akan cepat merespon dengan menarik semua modalnya untuk dialihkan
ke deposito tabungan di Amerika Serikat.
Untuk mencegah kemungkin – kemungkinan terburuk BI berupaya
menjaga kondisi pasar, jika dalam satu periode diperkirakan The Fed
tidak menaikan suku bunganya maka BI akan menurunkan BI Rate agar
dapat terus mendorong kredit dengan menurunnya beban pinjaman
modal tersebut diharapkan mampu meningkatkan sektor investasi.
Madura (2008:69) menyatakan bahwa tingkat bunga masing-masing
-
28
negara didasarkan pada kondisi supply and demand. Pergerakan suku
bunga di negara-negara cenderung berkorelasi positif sebagai akibat
dari pasar keuangan yang terintegrasi secara internasional.
b. Hubungan Federal Fund Rate dan Nilai Tukar Rupiah
Berdasarkan pemaparan sebelumnya, terdapat korelasi antara
pergerakan suku bunga luar negeri dengan nilai tukar. Pernyataan ini
didukung oleh Mishkin (2011b:121) yang menyatakan bahwa jika suku
bunga domestik lebih tinggi artinya ada apresiasi positif dari mata uang
asing yang akan memberikan kompensasi penurunan suku bunga luar
negeri lebih rendah. Ketika bank sentral suatu negara menaikan suku
bunga khususnya AS maka para investor biasanya akan menarik
investasinya dengan melepas mata uang negara domestik dan membeli
dollar untuk kemudian didepositokan ke AS. Madura (2012:105)
menyatakan bahwa perubahan tingkat suku bunga relatif
mempengaruhi investasi di sekuritas asing, yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran mata uang dan oleh karena itu
mempengaruhi kurs ekuilibrium. Kembalinya dollar AS menyebabkan
pergeseran kurva supply and demand, sehingga membuat permintaan
dollar meningkat dan akan melemahkan mata uang domestik dalam hal
ini nilai rupiah.
C. Model Konsep dan Hipotesis
Menurut EQ (2013:3) Konsep didefinisikan sebagai abstraksi atau ide yang
diperoleh dari hasil rangkuman dan pengorganisasian pengetahuan (pengamatan)
-
29
atas suatu fakta atau realitas yang dinyatakan dalam kata (term) yang berlaku umum
dan bersifat khas. Model konsep digunakan untuk mengidentifikasi masalah,
sebagai kumpulan variabel penelitian. Berikut merupakan model konsep dalam
penelitian ini:
Gambar 1 : Model Konsep Sumber : diolah oleh peneliti, 2017
Sugiyono (2012:96) mengatakan “Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.”. Model hipotesis menunjukan
adanya hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y1). Pada
penelitian ini model hipotesis diuji secara parsial, dalam penelitian ini Federal Fund
Rate menjadi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat dalam penelitian ini yaitu
BI Rate (Y1) dan Nilai Tukar Rupiah (Y2). Berdasarkan latar belakang, rumusan
masalah, dan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis
yang terdapat dalam penelitian ini, yakni:
Nilai Tukar
Rupiah
Federal Fund Rate
BI Rate
-
30
H1 : Federal Fund Rate berpengaruh signifikan secara parsial terhadap BI Rate.
H2 : Federal Fund Rate berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Nilai
Tukar.
Gambar 2 : Model Hipotesis Sumber : Diolah oleh peneliti, 2017
Federal Fund Rate
(X)
Nilai Tukar Rupiah
(Y2)
BI Rate
(Y1)
-
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian penjelasan
atau explanatory research, yakni tentang suatu kejadian mengenai hubungan sebab
akibat. Menurut Siregar (2014:9) penelitian menurut eksplanasi (penjelas) adalah
penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel – variabel yang diteliti
serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Penelitian ini
menggunakan satu variabel bebas (X) yaitu; Federal Fund Rate dengan dua
variabel terikat (Y) yaitu; BI Rate dan Nilai Tukar rupiah. Pada penelitian ini
peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan maksud untuk menemukan
pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Pemilihan jenis penelitian
explanatory dengan alasan utama, peneliti ingin mengetahui pengaruh Federal
Fund Rate terhadap BI Rate dan nilai tukar rupiah. Penggunaan analisis statistik
guna menarik kesimpulan dan mencocokan dengan teori.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Bank Indonesia (www.bi.go.id) untuk
memperoleh data BI Rate dan Nilai Tukar Rupiah, sedangkan data Federal Fund
Rate didapatkan dari The Federal Reserve (www.federalreserve.gov). Dasar dari
pemilihan lokasi ini dikarenakan Bank Indonesia merupakan Bank Sentral
berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 1999, Pasal 4,
Ayat 4, sebagai lembaga negara yang independen dalam menjalankan tugas dan
-
32
wewenangnya, tujuan tunggal Bank Indonesia adalah menjaga kestabilan rupiah
yang memiliki dua aspek yaitu; kestabilan mata uang terhadap barang dan jasa dan
terhadap mata uang negara lain. Tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah sebagaimana tercantum dalam UU No.3 Tahun 2004 pasal 7 tentang
Bank Indonesia. Kewenangan Bank Indonesia dalam menentukan kebijakan
moneter seperti uang beredar dan suku bunga dengan tujuan utama menjaga sasaran
laju inflasi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan begitu ketersediaan
akses yang diberikan Bank Indonesia yang menyajikan data secara aktual dan
relevan dapat digunakan dalam penelitian ini.
C. Variabel dan Pengukuran
1. Identifikasi Variabel
Penelitian pada umumnya memiliki objek yang diteliti, objek penelitian
tersebut dapat dikonotasikan sebagai variabel dalam penelitian. Selanjutnya
(Kidder, 1981 dalam Sugiyono, 2012:61) mengatakan bahwa variabel
adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik
kesimpulan darinya. Dalam penelitian ini menggunakan satu variabel
independen (bebas) dan dua variabel dependen (terikat).
a. Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2012:61) variabel ini sering disebut sebagai
variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia
sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen
-
33
disimbolkan dengan tanda X, dalam penelitian ini Federal Fund Rate
merupakan variabel independen (X).
b. Variabel Dependen
Sugiyono (2012:61) menyatakan variabel dependen sering disebut
dengan variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia
sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Variabel dependen disimbolkan dengan tanda Y,
variabel dependen dalam penelitian ini adalah BI Rate (Y1) dan nilai
tukar rupiah (Y2).
2. Definisi Operasional
Pendefinisian variabel secara operasional bertujuan untuk memberikan
gambaran bagaimana suatu variabel dapat diukur, jadi variabel harus
memiliki pengertian yang spesifik dan terukur, EQ (2013:40). Definisi
operasional bertujuan sebagai petunjuk dalam pengambilan data, pada
penelitian ini definisi operasional adalah sebagai berikut:
a. Federal Fund Rate
Penelitian ini menggunakan laju data FFR yang dipublikasikan
oleh Federal Reserve setiap bulan. Berdasarkan data pergerakan suku
bunga kuartal (www.federalreserve.gov) selama rentang waktu kuartal
satu 2007 hingga kuartal empat Desember 2016.
-
34
b. BI Rate
Pada penelitian ini data Bank Indonesia Rate yang dipublikasikan
oleh Bank Indonesia setiap bulan. Berdasarkan data pergerakan suku
bunga kuartal (www.bi.go.id) selama rentang waktu kuartal satu 2007
hingga kuartal empat Desember 2016.
Nilai Tukar Rupiah
Pada penelitian ini menggunakan laju pergerakan nilai tukar
Rupiah terhadap Dollar AS. Data nilai tukar yang digunakan
berdasarkan data pergerakan kuartal yang merujuk pada transaksi titik
tengah nilai tukar berdasarkan data bulan ketiga tiap kuartal yang
diperoleh dari Bank Indonesia (www.bi.go.id) selama rentang waktu
kuartal satu tahun 2007 hingga kuartal empat tahun 2016 dengan satuan
Rupiah per satu Dollar AS.
Tabel 2. Operasionalisasi Variabel Penelitian No. Variabel Sumber Data Definisi Operasional Skala 1. Federal Fund
Rate (X) www.federalres
erve.gov FFR sebagai suku bunga acuan Amerika Serikat yang merupakan tolak ukur pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat
Rasio
2. BI Rate (Y1) www.bi.go.id BI Rate sebagai suku bunga acuan Indonesia dalam menetapkan kebijakan moneter yang didasari pada tingkat inflasi dan kondisi ekonomi internasional
Rasio
-
35
3. Nilai Tukar Rupiah (Y2)
www.bi.go.id Nilai Tukar Rupiah yang diukur diukur berdasarkan kurs tengah terhadap USD Amerika Serikat
Interval
Sumber : Diolah Oleh Peneliti, 2017
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Sugiyono (2012:117) mengatakan Populasi merupakan wilayah secara
keseluruhan yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian menarik kesimpulan. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti
sejauh mana pengaruh Federal Rund Rate terhadap BI Rate dan nilai tukar
rupiah. Dalam penelitian ini digunakan data time series kuartal pada kuartal
1 (satu) 2007 sampai dengan kuartal 4 (empat) 2016 atau 40 bulan (empat
dikali sepuluh).
2. Sampel
Sugiyono (2012:118) mengatakan sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Besarnya sampel
yang diambil harus dapat merepresentasikan populasi agar kesimpulan yang
diperoleh dapat diberlakukan pada populasi. Sampel sendiri merupakan
suatu dugaan terhadap populasi. Sugiyono (2012:118) menyatakan bahwa
teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Pada dasarnya
teknik sampling dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu; probability
sampling dan nonprobability sampling. Penelitian ini memakai pendekatan
Tabel 2. Lanjutan
-
36
nonprobability sampling digunakan pada penarikan sampel dengan
menggunakan sampling jenuh. Sugiyono (2012: 124) mengatakan
“Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil”. Istilah lainnya sampel
jenuh juga disebut dengan sensus, dimana yang dijadikan sampel
merupakan keseluruhan anggota populasi. Berdasarkan dengan metode
sampeling jenuh maka diperoleh jumlah sampel (n) sebanyak 40 bulan data
time series kuartal selama rentang waktu kuartal satu 2007 sampai dengan
kuartal empat 2016.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2012:308) mengatakan teknik pengumpulan data merupakan
langkah utama dalam suatu penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Namun, teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi dan
gabungan dari keempatnya. Pada penelitian ini teknik yang digunakan
adalah menggunakan dokumentasi yang diperoleh dari hasil publikasi oleh
Bank Indonesia.
2. Sumber dan Jenis Data
Sumber data dalam sebuah penelitian dibedakan menjadi dua, Sugiyono
(2012:308) mengemukakan data primer merupakan sumber data yang
-
37
langsung memberikan data dari sumbernya kepada pengumpul data. Data
sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung
kepada pengumpul data, seperti lewat orang lain atau dokumen. Penelitian
ini menggunakan data sekunder berupa time series, yang dimaksud data
sekunder dalam penelitian ini adalah Federal Fund Rate, BI Rate, dan nilai
tukar rupiah yang kemudian diukur berdasarkan data kuartal, dalam rentang
waktu kuartal satu 2007 hingga kuartal empat 2016. Data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh melalui situs Bank Indonesia (www.bi.go.id) dan
studi pustaka Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia melalui perpustakaan
Bank Indonesia, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu.
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini dalam menganalisis data menggunakan bantuan software
Stistical Package for Social Sciences (SPSS 23.0). Analisis data tersebut bertujuan
untuk menjawab rumusan masalah yang ada, dalam teknik estimasi variabel
dependen hal yang melandasi sebuah analisis regresi biasa disebut dengan Ordinary
Least Squares atau (pangkat kuadrat terkecil biasa). Metode ini pertama kali
diperkenalkan oleh Carl Friedrich Gauss yang merupakan seorang ahil matematika
yang berasal dari Jerman. Ghozali (2016:94) menyatakan inti dari metode OLS
adalah untuk mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah
dari kuadrat kesalahan pada setiap obeservasi terhadap garis tersebut. Menurut
(Tabachnick, 1996 dalam Ghozali, 2016: 93) Hasil analisis regresi merupakan
koefisien untuk setiap variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan
memperkirakan nilai variabel dependen dengan suatu persamaan.
-
38
1. Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2015:207) statistik deskriptif digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penyajian data
melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus,
median, mean, perhitungan desil, presentil, perhitungan penyebaran data
melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase.
Statistik deskriptif merupakan gambaran atau deskripsi.
2. Statistik Inferensial
Sugiyono (2015:209) mengatakan bahwa statistik inferensial
merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan
hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini cocok digunakan bila
sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel
dari populasi itu dilakukan secara random. Statistik ini disebut statistik
probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi
berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability).
Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi
itu mempuanyai peluang kesalahan dan kebenaran dinyatakan dalam
prosentase. Peluang kesalahan dan kebenaran ini disebut dengan taraf
signifikansi.
-
39
a. Uji Asumsi Klasik
Menurut Ghozali (2016:167) penelitian dengan menggunakan
metode estimasi Ordinary Least Squares (OLS) akan memberikan hasil
yang baik jika uji asumsi klasik terpenuhi dan model regresi dapat
dikatakan BLUE (Best Linear Unbiased Estimation). Penggunaan uji
asumsi klasik adalah untuk memastikan apakah model regresi yang
digunakan sudah valid sebagai alat peramalan. Uji Multikolonieritas
tidak digunakan karena dalam penelitian ini hanya menggunakan satu
variabel independen sehingga uji asumsi klasik penelitian ini meliputi:
uji autokorelasi, uji normalitas, uji heterokedastisitas.
1) Uji Autokorelasi
Tujuan dari uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode (t) dengan kesalahan pengganggu pada
periode sebelumnya (t-1). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
problem autokorelasi. Untuk menguji apakah terdapat masalah
autokorelasi, maka dilakukan pendeteksian dengan Durbin Watson
(DW test) sebagai berikut:
H0 : Tidak ada autokorelasi
HA : Ada autokorelasi
Ghozali (2016:108) menyatakan pengujian Durbin Watson
dilaksanakan dengan membandingkan nilai batas bawah (du) dan
batas atas (dL). Metode DW ini menghasilkan nilai 0 sampai 4,
-
40
pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai
berikut:
0 < d < dL :H0 ditolak (tidak ada autokorelasi
positif
dL ≤ d ≤ du :H0 tidak dapat disimpulkan (tidak ada
autokorelasi positif
4 – dL < d < 4 :H0 ditolak (autokorelasi negatif)
4 – du ≤ d ≤ 4 – dL :H0 tidak dapat disimpulkan (tidak ada
autokorelasi negatif)
du < d < 4 – du :H0 tidak ditolak (tidak ada
autokorelasi, positif atau negatif)
2) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Menurut Ghozali (2016:154) seperti yang
diketahui dalam uji t dan F mengartikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Jika asumsi tersebut dilanggar maka
uji statistik menjadi tidak valid dalam jumlah sampel kecil. Untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
terdapat dua cara yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
Uji Kolmogorov-Smirnov dalam penelitian ini untuk menguji
apakah residual terdistribusi secara normal dengan uji normalitas
pada variabel dependen dengan mengkomparasikan antara
-
41
distribusi data yang akan diuji dengan distribusi normal yang
berlaku. Dasar dari analisis pengambilan keputusan berdasarkan
uji Kolmogrov-Smirnov, sebagai berikut:
a) Jika nilai test signifikansi < intensitas nyata (0.05) maka
distribusi data dapat dinyatakan tidak normal.
b) Jika nilai test signifikansi > intensitas nyata (0.05) maka
distribusi data dapat dinyatakan normal.
3) Uji Heterokedastisitas
Tujuan dari uji heterokedastisitas adalah untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ghozali
(2016:134) menyatakan jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan liannya bersifat tetap, maka disebut
Homokedastisitas namun jika berbeda disebut dengan
Heterokedastisitas, Dasar analisis menurut Ghozali (2016:134):
a) Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
b. Analisis Regresi Linier Sederhana
Ghozali (2016:94) mengatakan dalam analisis regresi, selain untuk
mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, namun
juga untuk menunjukan bagaimana hubungan antara variabel dependen
-
42
dengan variabel independen. Menurut Ghozali (2016:8) regresi
sederhana untuk menguji pengaruh satu variabel bebas terhadap satu
variabel terikat. Berdasarkan pemaparan tersebut, dengan maksud dan
tujuan untuk mengetahui pengaruh antara Federal Fund Rate (X)
terhadap BI Rate (Y1) dan nilai tukar rupiah (Y2). Maka, dasar utama
dalam model regresi linear sederhana dengan dinyatakan dalam model
OLS sebagai berikut:
Y1 = a + b1X Y2 = a + b1X
Keterangan: Y1 : BI Rate Y2 : Nilai Tukar Rupiah a : Konstanta X : Variabel Bebas (Federal Fund Rate) b1 : Koefisien Variabel Bebas
c. Koefisien Determinasi
Menurut Ghozali (2016:95) koefisien determinasi (R2) pada
prinsipnya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu. Nilai R2 yang kecil berarti menjelaskan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel amat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
informasi yang mendekati keseluruhan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
d. Uji Parsial (Uji t)
Menurut Ghozali (2016:97), uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
-
43
penjelas/independen secara individu dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1) Variabel X terhadap Y1
H0 : b1 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial
antara variabel Federal Fund Rate terhadap BI Rate.
H1 : b1 ≠ 0 ; Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara
variabel Federal Fund Rate terhadap BI Rate.
2) Variabel X terhadap Y2
H0 : b2 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial
antara variabel Federal Fund Rate terhadap nilai tukar Rupiah.
H2 : b2 ≠ 0 ; Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara
variabel Federal Fund Rate terhadap nilai tukar Rupiah.
Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan menggunakan
taraf signifikan yaitu :
i. Apabila taraf signifikansi hasil > taraf signifikan yang
disyaratkan (α=5%), maka Ho diterima dan H1 ditolak.
ii. Apabila taraf signifikansi hasil < taraf signifikan yang
disyaratkan (α=5%), maka Ho ditolak dan H1 diterima.
-
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian
1. Bank Indonesia
Sejarah Bank Indonesia (BI) erat hubungannya dengan sejarah
pendudukan kolonial di Nusantara. Abad ke 17, VOC mendirikan De Bank
van Leening pada tahun 1746 kemudian menjadi De Bank Courant en Bank
van Leening pada tahun 1752. Bank tersebut merupakan bank pertama yang
berdiri di Nusantara dan merupakan cikal bakal dari dunia perbankan pada
masa mendatang. Pemerinta Hindia Belanda kemudian mendirikan sebuah
bank sirkulasi pada 24 Januari 1828 dengan nama De Javasche Bank. Bank
tersebut beroperasi dan berkembang dengan hak yang diberikan pemerintah
Kerajaan Belanda kepada VOC untuk menjalankan kekuasaan di Indonesia,
hingga akhirnya diundangkan De Javasche Bank Weet pada 31 Maret 1922.
Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) pada
Desember 1949. Sesuai dengan keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB),
De Javasche Bank dipercayakan sebagai bank sentral. Pemerintahan RIS
dibubarkan pada 17 Agustus 1950 dan menjadi Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), dengan berakhirnya kesepakatan KMB memicu gerakan
nasionalisasi perekonomian Indonesia. Nasionalisasi pertama dilakukan
pada De Javasche Bank yang merupakan bank sirkulasi yang memiliki
peranan penting dalam penggerak perekonomi Indonesia, tanggal 1 Juli
-
45
1953 Undang-Undang Pokok Bank Indonesia berlaku dan De Javasche
Bank berganti nama menjadi Bank Indonesia.
2. The Federal Reserve
The First Bank of United State merupakan bank Amerika Serikat
pertama yang didirikan pada tahun 1791. Piagamnya ditandatangani oleh
presiden George Washington. Piagam tersebut berakhir 20 tahun kemudian
dan selama beberapa tahun Amerika Serikat tidak memiliki bank sentral
sehingga terjadi inflasi. James Madison menandatangani The Second Bank
of United State pada tahun 1816, kemudian pada tahun 1833 Presiden
Jackson menghapus dana pemerintah sebagai bagian dari perang bank
sebelum piagam tersebut berakhir. Amerika Serikat berjalan tanpa bank
sentral selama 40 tahun. Terjadi krisis keuangan pada tahun 1907 yang
dikenal sebagai Panic of 1907. Mencegah semakin parahnya resesi, JP
Morgan menetapkan dirinya sebagai pemberi pinjaman kepada bank-bank
bermasalah sebagai upaya terakhir dengan uang pribadi, upaya tersebut
berhasil menghentikan krisis.
Federal Reserve Act didirikan pada 23 Desember 1913 dengan
menciptakan Federal Reserve System sebagai tanggapan dari resesi tahun
1907. The Reserve Bank Organization Committe mengumumkan
keputusannya pada tanggal 2 April 1914, dengan berdirinya dua belas bank
Federal Reserve untuk mencakup berbagai distrik diseluruh negeri. The Fed
merupakan lembaga keuangan independen yang dibentuk di Amerika
Serikat, yang bekerja secara terpisah dari cabang eksekutif atau yudikatif
-
46
pemerintahan. Federal Reserve System dianggap sebagai lembaga
independen yang berada di luar kabinet eksekutif dan kekuatannya berasal
dari kongres.
B. Analisis Statistik Deskriptif
Periode data dalam penelitian ini berupa data kuartal, yakni pada kuartal
satu tahun 2007 hingga kuartal empat tahun 2016. Hasil perhitungan statistik
deskriptif data penelitian di mana periode pengamatan yang berkelanjutan (time
series) kuartal selama 10 tahun yaitu pada kuartal satu tahun 2007 sampai dengan
kuartal 4 tahun 2016.
1. Federal Fund Rate
Federal Fund Rate sebagai variabel X berdasarkan data yang
ditunjukan pada tabel 3 dan gambar 3. Data tersebut merupakan akumulasi
Federal Fund Rate pada kuartal pertama tahun 2007 hingg