PENGARUH FEDERAL FUND RATE TERHADAP BI RATE ...repository.ub.ac.id/5306/1/Richard,...

83
PENGARUH FEDERAL FUND RATE TERHADAP BI RATE DAN NILAI TUKAR RUPIAH (Studi Pada Bank Indonesia Periode Tahun 2007-2016) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya CHRISTIAN RICHARD NIM. 135030307111015 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS MINAT KHUSUS BISNIS INTERNASIONAL MALANG 2017

Transcript of PENGARUH FEDERAL FUND RATE TERHADAP BI RATE ...repository.ub.ac.id/5306/1/Richard,...

  • PENGARUH FEDERAL FUND RATE TERHADAP BI RATE DAN NILAI TUKAR

    RUPIAH

    (Studi Pada Bank Indonesia Periode Tahun 2007-2016)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

    CHRISTIAN RICHARD NIM. 135030307111015

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

    MINAT KHUSUS BISNIS INTERNASIONAL MALANG

    2017

  • i

    TANDA PENGESAHAN SKRIPSI

    Telah dipertahankan di depan majelis penguji skripsi, Fakultas Ilmu

    Administrasi, Universitas Brawijaya, pada:

    Hari : Selasa Tanggal : 8 Agustus 2017 Jam : 08.00 Skripsi atas nama : Christian Richard Judul : Pengaruh Federal Fund Rate Terhadap BI Rate dan Nilai

    Tukar Rupiah (Studi Pada Bank Indonesia Periode Tahun 2007-2016)

    dan dinyatakan

    LULUS

    MAJELIS PENGUJI

    Ketua,

    Anggota, Anggota,

    Sri Sulasmiyati, S.Sos, MAP NIP. 19770420 20050 2 001

    Dr. Drs. Muhammad Saifi, M.Si NIP. 19570712 198503 1 001

    Dr. Saparila Worokinasih, S.Sos, M.Si NIP. 19750305 200604 2 001

  • ii

    IDENTITAS TIM PENGUJI

    Skripsi ini telah diuji oleh majelis penguji pada tanggal 8 Agustus 2017

    dengan daftar penguji sebagai berikut:

    No Nama Jabatan Penguji 1. Sri Sulasmiyati, S.Sos, MAP Ketua Majelis Penguji 2. Dr. Drs. Muhammad Saifi, M.Si Anggota Majelis Penguji I 3. Dr. Saparila Worokinasih, S.Sos, M.Si Anggota Majelis Penguji II

  • iii

    PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

    Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan

    saya, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan

    oleh pihak lain untuk mendapatkan karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

    diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini

    dan disebut dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

    Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat

    unsur-unsur jiplakan, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang

    saya peroleh (S-1) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku (UU) No. 20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

    Malang, 20 Juni 2017 Mahasiswa

    Nama : Christian Richard

    NIM : 135030307111015

  • iv

    Curriculum Vitae

    Nama :ChristianRichard TTL :Serang,11Desember1994 Alamat :Jl.Flamboyanno.35PalmHills,Cilegon, Banten.

    PendidikanFormal2001-2007 • SDMARDIYUANACILEGON2007-2010 • SMPMEARDIYUANACILEGON2010-2013 • SMAN1CILEGON2013-2017 • UNIVERSITASBRAWIJAYA,ADMINISTRASIBISNIS

    (MINATBISNISINTERNASIONAL) GPA:3.38

    Pengalaman

    2016Jun • INTERNSHIPATPTCHANDRAASRIPETROCHEMICAL2014Mei • DELEGATIONOFIMABINATIONALCONFERENCE

    Organisasi

    HIMPUNANMAHASISWAADMINISTRASIBISNIS(HIMABIS) 2014Jan-Des • EXTERNALPUBLICRELATIONSTAFF2015Jan-Des • HEADOFINTERNALPUBLICRELATIONDEPT.2016Jan-Des • VICECHAIRMANOFHIMABIS

  • v

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Federal Fund Rate berpengaruh secara signifikan terhadap BI Rate dan Nilai Tukar Rupiah. BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data time series kuartal dari tahun 2007 hingga tahun 2016 dengan jumlah sampel sebanyak 40. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 23. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Federal Fund Rate berpengaruh secara signifikan negatif terhadap BI Rate. Perubahan BI Rate sebagai transmisi kebijakan moneter BI didаsаri oleh beberаpа fаktor pertumbuhаn ekonomi globаl khususnyа Аmerikа Serikat yаng jugа ditrаnsmisikаn melаlui Federаl Fund Rаte, pertumbuhаn ekonomi domestik, nerаcа perdаgаngаn, nilаi tukаr dаn tingkаt inflаsi dаn fаktor eksternаl lаinnyа. 2) Federаl Fund Rаte berpengаruh negatif secаrа signifikаn terhаdаp Nilаi Tukаr Rupiаh, dipicu oleh semаkin membаiknyа ekonomi АS yаng ditаndаi oleh dilаkukаnnyа tаpering off, menurunnyа tingkаt pengаnggurаn, dаn meningkаtnyа inflаsi yаng ditrаnsmisikаn melаlui Federаl Fund Rаte sehinggа memicu permintааn Dollаr АS. Kаtа Kunci: Federаl Fund Rаte, BI Rаte, Nilаi Tukаr Rupiаh

  • vi

    ABSTRACT

    This study aims to test whether the Federal Fund Rate significantly influences the BI Rate and the Rupiah Exchange Rate. The BI Rate is the policy rate reflecting the stance or stance of monetary policy stipulated by the Indonesian bank and announced to the public. This type of research is an explanative research with quantitative approach. This study uses quarter time series data from 2007 until 2016 with the number of samples of 40. Data analysis in this study using SPSS 23. Data analysis techniques used in this study using simple linear regression analysis. The results of this study indicate that: 1) Federal Fund Rate significantly negative influence BI Rate. The change in BI Rate as a monetary policy transmission of BI is based on several factors of global economic growth, especially United State which is also transmitted through Federal Fund Rate, domestic economic growth, trade balance, exchange rate and inflation rate and other external factors 2) The Federal Fund Rate negative significantly influences the Rupiah Exchange Rate, by the improving US economy marked by tapering off, declining unemployment, and rising inflation transmitted through the Federal Fund Rate, be affected demand for the US dollar. Keywords: Federal Fund Rate, BI Rate, The Rupiah Exchange Rate

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

    berkat dan kasihNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

    Pengaruh Federal Fund Rate Terhadap BI Rate dan Nilai Tukar Rupiah.

    Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

    dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu

    Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Peneliti menyadari bahwa

    penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari

    berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan

    ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

    1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS. Selaku Dekan Fakultas Ilmu

    Administrasi Universitas Brawijaya.

    2. Ibu Prof. Dr. Endang Siti Astuti M.Si, selaku Ketua Jurusan Administrasi

    Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

    3. Ibu Sri Sulasmiyati, S.Sos. MAP selaku dosen pembimbing yang telah

    membantu dalam penyusunan skripsi ini.

    4. Papa, Mama dan Adik-adik yang tidak pernah berhenti mendoakan hingga

    peneliti dapat menyelesaikan skripsinya.

    5. Teman-teman Himabis yang memberikan dukungan dalam penulisan

    skripsi ini, khususnya angkatan 2013 yang sudah saling membantu dalam

    menuntaskan kewajibannya.

  • viii

    6. Teman-teman jurusan Ilmu Administrai Bisnis khususnya Minat Bisnis

    Internasional Angkatan 2013 yang telah banyak membantu memberikan

    masukan dalam penyusunan skripsi.

    7. Semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu per satu yang telah

    memberikan bantuan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

    kekurangan, maka saran dan kritik untuk melengkapi tulisan ini akan diterima.

    Semoga karya skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca.

    Malang, Agustus 2017

  • ix

    DAFTAR ISI

    MOTTO .......................................................................................................... i TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................... ii PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................................ iv RINGKASAN ................................................................................................ v SUMMARY .................................................................................................. vi KATA PENGANTAR ................................................................................. vii DAFTAR ISI ................................................................................................. ix DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv BAB I ............................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8 D. Kontribusi Penelitian .............................................................................. 8 E. Sistematika Pembahasan ......................................................................... 9

    BAB II .......................................................................................................... 12 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 12

    A. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 12 1. Sandra (2006) ...................................................................................... 12 2. Andrian dan Lestari (2013) ................................................................. 13 3. Siahaan dan Hidayat (2015) ................................................................ 14 4. Ogawa dan Wang (2015) .................................................................... 14

    B. Landasan Teori ...................................................................................... 18 1. Teori Suku Bunga (Interest Rate) ....................................................... 18

    a. Pengertian Suku Bunga .................................................................. 18 b. Teori Klasik dan Keynes ................................................................ 19 c. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga ......................... 20 d. International Fisher Effect ............................................................. 21

    2. Federal Funds Rate ............................................................................ 22 3. BI Rate ................................................................................................ 22 4. Nilai Tukar ......................................................................................... 24

    a. Definisi Nilai Tukar ....................................................................... 24 b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar ......................... 24 c. Jenis – Jenis Sistem Nilai Tukar .................................................... 25 d. Paritas Daya Beli ............................................................................ 26

    5. Hubungan antar Variabel .................................................................... 27 a. Hubungan Federal Fund Rate dan BI Rate ..................................... 27 b. Hubungan Federal Fund Rate dan Nilai Tukar Rupiah .................. 28

  • x

    C. Model Konsep dan Hipotesis .................................................................. 29 BAB III ....................................................................................................... 31 METODE PENELITIAN ............................................................................ 31

    A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 31 B. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 31 C. Variabel dan Pengukuran ........................................................................ 32

    1. Identifikasi Variabel ........................................................................... 32 a. Variabel Independen ...................................................................... 32 b. Variabel Dependen ......................................................................... 33

    2. Definisi Oprasional ............................................................................. 33 D. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 35

    1. Populasi ............................................................................................... 35 2. Sampel ..................................................................................................... 35 E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 36

    1. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 36 2. Sumber dan Jenis Data ............................................................................ 37 F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 37 1. Statistik Deskriptif ................................................................................... 38

    2. Statistik Inferensial ............................................................................. 38 a. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 39 b. Analisis Regresi Linier Sederhana ................................................. 42 c. Uji Koefisien Determinasi .............................................................. 42 d. Uji Parsial (Uji t) ............................................................................ 43

    BAB IV ......................................................................................................... 45 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 45

    A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ................................................ 45 1. Bank Indonesia ................................................................................... 45 2. The Federal Reserve ........................................................................... 46

    B. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................... 47 1. Federal Fund Rate ............................................................................... 47 2. BI Rate ................................................................................................ 49 3. Nilai Tukar Rupiah ............................................................................. 52

    C. Analisis Inferensial ................................................................................. 54 1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 54

    a. Uji Autokorelasi ............................................................................. 54 b. Uji Normalitas ..................................................................................... 56

    c. Uji Heterokedastisitas .................................................................... 56 2. Analisis Regresi Linier Sederhana ...................................................... 58 3. Koefisien Determinasi ........................................................................ 59

    a. Hasil Koefisien Determinasi BI Rate ............................................. 60 b. Hasil Koefisien Determinasi Nilai Tukar Rupiah ............................... 60 4. Uji Parsial (t) ....................................................................................... 61

    a. BI Rate ............................................................................................ 61 b. Nilai Tukar Rupiah ......................................................................... 61

    D. Interpretasi Hasil Penelitian .................................................................... 62

  • xi

    1. Pengaruh Federal Fund Rate Terhadap BI Rate ................................. 62 2. Pengaruh Federal Fund Rate Terhadap Nilai Tukar Rupiah ............... 64

    BAB V .......................................................................................................... 66 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 66

    A. Kesimpulan ............................................................................................. 66 B. Saran ....................................................................................................... 67

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 68 LAMPIRAN .................................................................................................. 71

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Mapping Penelitian Terdahulu ......................................................... 16 Tabel 2 Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................... 34 Tabel 3 Federal Fund Rate Periode 2007 hingga 2016 ................................. 46 Tabel 4 BI Rate Periode 2007 hingga 2016 ................................................... 49 Tabel 5 Nilai Tukar Rupiah Periode 2007 hingga 2016 ............................... 51 Tabel 6 Durbin Watson BI Rate ..................................................................... 54 Tabel 7 Durbin Watson Nilai Tukar Rupiah ................................................. 54 Tabel 8 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ......................................... 55 Tabel 9 Hasil Regresi Linier Sederhana BI Rate ........................................... 57 Tabel 10 Hasil Regresi Linier Sederhana Nilai Tukar Rupiah ...................... 57 Tabel 11 Hasil Koefisien Determinasi BI Rate .............................................. 59 Tabel 12 Hasil Koefisien Determinasi Nilai Tukar Rupiah ........................... 59

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Model Konsep .............................................................................. 29 Gambar 2 Model Hipotesis ........................................................................... 30 Gambar 3 Federal Fund Rate ........................................................................ 48 Gambar 4 BI Rate ......................................................................................... 50 Gambar 5 Nilai Tukar Rupiah ....................................................................... 53 Gambar 6 Pengaruh Federal Fund Rate Terhadap BI Rate ............................ 56 Gambar 7 Pengaruh Federal Fund Rate Terhadap Nilai Tukar Rupiah ....... 56

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pasar bebas menjadi salah satu instrumen penting yang menentukan

    kestabilan iklim investasi disuatu negara pada era globalisasi. Perdagangan bebas

    menjadi faktor utama bagi seluruh negara untuk melakukan transaksi internasional,

    sehingga menimbulkan dampak ketergantungan antara negara satu dengan negara

    lainnya. Globalisasi ekonomi ditandai dengan makin menipisnya batas-batas

    investasi atau pasar secara nasional, regional ataupun internasional. (Halwani,

    2005: 194). Seiring dengan perkembangan ekonomi global pada tahun 2013 telah

    terjadi pergeseran pada arus modal dunia di pasar keuangan global, fenomena ini

    dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter bank sentral AS.

    Menurut Mishkin (2011:29) kebijakan moneter digunakan untuk

    mempengaruhi jumlah uang beredar. Pada dasarnya kebijakan moneter ditetapkan

    dan dilakukan bank sentral demi mencapai tujuan moneter suatu negara. Suku

    bunga merupakan salah satu acuan dalam sebuah kebijakan moneter yang

    ditetapkan oleh bank sentral. Kebijakan moneter Amerika Serikat (AS)

    mendapatkan perhatian khusus para pelaku ekonomi dunia termasuk juga bank

    sentral yang ada di negara lain. Adanya perubahan kebijakan yang dilakukan oleh

    pemerintah dan bank sentral dalam usahanya menstabilkan ekonomi tidak terlepas

    dari perubahan tingkat suku bunga. Semakin murah biaya peminjaman uang,

    semakin banyak uang yang diminta oleh rumah tangga dan dunia usaha. Semakin

  • 2

    tinggi tingkat bunga semakin besar persediaan dana yang dapat dipinjamkan.

    Tingkat keseimbangan dari bunga ditentukan oleh perpotongan dari permintaan dan

    penawaran dana yang dapat dipinjamkan.

    Informasi yang dijadikan pertimbangan investor untuk berinvestasi dipasar

    domestik salah satunya adalah perubahan suku bunga yang ditentukan oleh bank

    sentral, selain suku bunga para calon investor juga harus melihat kondisi nilai tukar.

    Kondisi tersebut dapat mempengaruhi harga produk yang akan dikirim dan produk

    luar negeri yang dibeli di dalam negeri. Menurut Mishkin (2011:111) bahwa ketika

    mata uang suatu negara terapresiasi, barang yang dihasilkan oleh negara tersebut di

    luar negeri menjadi lebih mahal dan barang-barang luar negeri di negara tersebut

    menjadi lebih murah. Sebaliknya jika mata uang negara terdepresiasi, barang-

    barang negara tersebut di luar negeri menjadi lebih murah dan barang-barang luar

    negeri di negara tersebut menjadi lebih mahal.

    Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun 2008 AS mencoba untuk

    merangsang ekonomi AS dengan mengeluarkan uang untuk membeli obligasi

    jangka panjang, baik surat hutang AS dan obligasi kredit perumahan. Kebijakan

    pembelian obligasi tersebut dinamakan Quantitative Easing. Terkait dengan

    rencana penurunan stimulus moneter berupa pengurangan pembelian obligasi

    secara bertahap itulah yang kemudian dikenal dengan Tapering Off kebijakan

    tersebut dipicu oleh sudah membaiknya ekonomi AS, kemudian muncul

    ketidakpastian dan sentiment negatif di pasar keuangan internasional,

    ketidakpastian ini menyebabkan pengalihan modal dari negara-negara emerging

    market. (Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2013).

  • 3

    Emerging Market Economy/EME didefinisikan sebagai negara dengan

    ekonomi rendah menuju ke level menengah pendapatan per kapita. Negara tersebut

    80% dari populasi global, dan mewakili sekitar 20% dari ekonomi dunia. Istilah ini

    diciptakan pada 1981 oleh Antoine W. Van Agtmael dari International Finance

    Corporation dari Bank Dunia. MSCI (Morgan Stanley Capital International)

    markets index yang pada tahun 1988 menyebutkan Indonesia sebagai salah satu dari

    23 (dua puluh tiga) negara yang ditetapkan sebagai emerging markets. (Bisnis

    Indonesia, diakses pada 7 Januari 2017).

    Arah kebijakan AS dapat menentukan arah perkembangan ekonomi global,

    dengan beberapa alasan; AS merupakan salah satu negara dengan GDP tertinggi di

    dunia dengan perolehan 18.036.648.00 USD Trillion pada tahun 2015 (World Bank,

    diakses pada 8 Mei 2017). Mata uang AS yaitu Dollar AS (USD) merupakan mata

    uang global dan digunakan dalam cadangan devisa diberbagai negara (Bisnis

    Indonesia, diakses pada 21 Desember 2016), dan bank sentral AS merupakan bank

    sentral paling berpengaruh di dalam perumusan kebijakan moneter di forum

    internasional seperti forum Bank for International Settlements (BIS), Internasional

    Monetary Fund (IMF), Forum Stability Finance (FSF), Asia-Pacific Economic

    Coorporation (APEC), dan Organization for Economic Cooperation and

    Development (OECD), di Indonesia AS berperan sebagai negara tujuan ekspor non

    migas terbesar pertama dengan presentase 11.64% berdasarkan data statistik BPS

    yang dikelola Kementrian Perdagangan tahun 2016. (Kementrian Perdagangan,

    diakses pada 8 Mei 2017).

  • 4

    The Federal Fund Rate (FFR) adalah suku bunga yang terjadi dari aktivitas

    perdagangan dana pemerintah federal AS di pasar uang. The Fed melalui Federal

    Open Market Committee (FOMC) hanya menentukan target dari The Fed Rate.

    Kebijakan moneter the Fed dilakukan dengan cara menaikkan dan menurunkan

    target The Fed Rate. Target The Fed Rate digunakan sebagai indikator untuk

    mencerminkan arah kebijakan moneter The Fed (The Federal Reserve System,

    diakses pada 20 Desember 2016). The Fed menggunakan Federal Fund Rate

    sebagai instrumen untuk mengendalikan inflasi dan mengendalikan pertumbuhan

    ekonomi AS semakin rendah Federal Fund Rate, begitu pula akan semakin longgar

    likuiditas, diharapkan pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat dengan

    rendahnya tingkat suku bunga.

    Federal Fund Rate digunakan sebagai acuan semua suku bunga jangka

    pendek sektor perbankan Amerika, sehingga Federal Fund Rate juga

    mempengaruhi semua jenis bunga perbankan di Amerika termasuk tingkat bunga

    deposito, kartu kredit, kredit, dan suku bunga hipotek. Semakin murah biaya

    peminjaman uang, semakin banyak uang yang diminta oleh rumah tangga dan dunia

    usaha. Semakin tinggi tingkat bunga semakin besar persediaan dana yang dapat

    dipinjamkan. Tingkat keseimbangan dari bunga ditentukan oleh perpotongan dari

    permintaan dan penawaran dana yang dapat dipinjamkan. Terjadinya krisis global

    The Fed yang saat itu dibawah kendali Ben Bernanke sebagai gubernur The Fed

    menetapkan kebijkan suku bunga yang semula masih diatas 4 persen menjadi 0,5

    persen sampai 0,25 persen bahkan FFR mencatatkan titik terendah pasca krisis

    2008. Pelemahan ekonomi Amerika terjadi karena krisis ekonomi pada tahun 2008

  • 5

    yang disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari defisit anggaran keuangan AS,

    Subprime Mortage pada sektor properti di AS, dan gaya hidup yang bergantung

    pada kredit yang melebihi batas. (Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2009).

    Kebijakan moneter Indonesia melalui Bank Indonesia menganut sebuah

    kerangka kerja yang dinamakan Inflation Targeting Framework (ITF). Bank

    Indonesia secara eksplisit mengumumkan target inflasi kepada publik dan

    kebijakan moneter diarahkan untuk mencapai target inflasi yang ditetapkan

    pemerintah. Kebijakan moneter dilakukan secara forward looking, artinya

    perubahan arah kebijakan moneter dilakukan melalui evaluasi apakah

    perkembangan inflasi masih sesuai dengan target. Arah kebijakan moneter

    dicerminkan oleh penetapan suku bunga kebijakan (BI Rate) yang diharapkan akan

    memengaruhi suku bunga pasar uang dan suku bunga deposito dan suku bunga

    kredit perbankan. (Bank Indonesia, diakses pada 7 Januari 2017)

    Bank Indonesia sebagai instrumen pengendali kebijakan moneter Indonesia

    melalui BI Rate yang mencerminkan sikap dan kebijakan BI yang kemudian

    dipublikasikan. Pengendalian suku bunga menjadi kebijakan moneter BI yang

    ditetapkan dan dilaksanakan sejak Juli 2005. BI Rate diumumkan oleh Dewan

    Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan

    diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui

    pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan

    moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan

    suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan disuku

    bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga

  • 6

    deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan, Bank Indonesia pada

    umumnya akan menaikan BI Rate apabila inflasi kedepan diperkirakan melampaui

    sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya BI akan menurunkan BI Rate apabila

    inflasi kedepan diperkirakan berada dibawah sasaran yang telah ditetapkan. Tujuan

    BI menurut UU-BI pasal 7 adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah,

    dalam memelihara kestabilan rupiah khususnya terhadap barang dan jasa hal ini

    dapat tercermin pada pergerakan inflasi dan menjaga kestabilan terhadap mata uang

    asing dengan perkembangan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

    Nilai tukar mata uang suatu negara pada umumnya dapat dipengaruhi

    beberapa faktor salah satunya tingkat suku bunga. Hubungan antara nilai tukar dan

    suku bunga menurut Madura (2012:106), “perubahan dalam suku bunga relatif

    mempengaruhi investasi dalam sekuritas-sekuritas asing, yang selanjutnya akan

    mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing, dan nilai tukar.” Mata uang

    dapat diperdagangkan dalam pasar valuta asing, didalam transaksinya suatu mata

    uang dapat dipertukarkan dengan setiap mata uang lainnya. Menurut survey BIS

    (Bank International for Settlement) yang merupakan bank sentral dunia, nilai

    transaksi pasar valuta asing mencapai lebih dari USD 1,4 Triliun perharinya pada

    akhir 2004. Menurut Madura (2012:106) perubahan dalam suku bunga relatif

    mempengaruhi investasi dalam sekuritas-sekuritas asing, yang selanjutnya akan

    mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing, dan nilai tukar. Perubahan

    suku bunga disetiap kebijakan bank sentral berbeda maka ada ketidakpastian

    terhadap fluktuasi nilai tukar yang dipengaruhi oleh suku bunga, para investor

    mungkin akan tertarik kepada suku bunga yang lebih tinggi. Perlambatan ekonomi

  • 7

    Indonesia pada tahun 2015 disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan investasi

    dan konsumsi pemerintah serta masih lemahnya kinerja ekspor. Perlambatan

    tersebut diakibatkan karena ketidakpastian kenaikan suku bunga The Fed Rate di

    A.S yang masih terus berlanjut dan ekonomi Tiongkok yang masih melambat yang

    akhirnya berdampak pula pada nilai tukar rupiah mengalami depresiasi (Bank

    Indonesia, 2015).

    Penelitian Siahaan dan Hidayat (2015) menyatakan bahwa tingkat suku bunga

    Bank Amerika Serikat (The Fed) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

    suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) pada periode Januari 2008 – November 2013.

    Sedangkan menurut Andrian dan Lestari (2013 dampak kebijakan moneter the Fed

    (target the Fed rate) terhadap kebijakan moneter BI yang ditransmisikan melalui

    saluran capital flow direspon positif oleh BI Rate. Selain itu berdasarkan penelitian

    Sandra (2008) selisih tingkat suku bunga The Fed dengan BI Rate dan jumlah uang

    beredar berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah. Hal senada juga

    dikemukakan oleh Ogawa dan Wang (2015) dalam penelitiannya, kenaikan suku

    bunga Federal Reserve akan mempengaruhi suku bunga, nilai tukar, dan arus modal

    dari negara-negara Asia Timur.

    Penelitian ini akan menggunakan data time series kuartal yang dihimpun

    melalui Bank Indonesia selama rentang periode 2007 – 2016. Tujuan pemilihan

    tahun penelitian tersebut disebabkan oleh ketersediaan data dan telah terjadi krisis

    yang terjadi pada tahun 2008 yang berdampak pada kondisi ekonomi global yang

    menyebabkan resesi di Amerika Serikat, disisi lain kondisi ekonomi Indonesia yang

    cenderung meningkat. Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas fokus

  • 8

    penelitian ini secara spesifik untuk mencari tahu “Pengaruh Federal Fund Rate

    terhadap BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah (Studi Pada Bank Indonesia Tahun

    2007 – 2016)”

    B. Rumusan Masalah

    Merujuk pada uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

    penelitian ini adalah:

    1. Apakah Federal Fund Rate berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

    BI Rate?

    2. Apakah Federal Fund Rate berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

    nilai tukar rupiah?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Mengetahui signifikansi perngaruh secara parsial dari Federal Fund Rate

    terhadap BI Rate.

    2. Mengetahui signifikansi pengaruh secara parsial dari Federal Fund Rate

    Nilai Tukar Rupiah.

    D. Kontribusi Penelitian

    Penelitian ini diharapkan akan memiliki kontribusi diantaranya:

    1. Kontribusi Akademik

    a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

    masukan dan perbandingan untuk penelitian yang lebih baik

    kedepannya dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama

    di bangku perkuliahan.

  • 9

    b. Bagi pihak lain, menambah wawasan yang dapat memberikan

    sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan dan menambah daftar

    rferensi, serta pengetahuan kepada masyarakat yang ingin mengetahui

    lebih spesifik dalam menganalisis pengaruh federal fund rate terhadap

    suku bunga Bank Indonesia dan nilai tukar rupiah.

    2. Kontribusi Praktis

    d. Bagi Bank Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan

    dan sumber informasi tambahan tentang kajian makro ekonomi

    Indonesia.

    e. Bagi pembaca dan peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi

    referensi tambahan bagi pembaca yang ingin mempelajari dan

    mengetahui bagaimana mekanisme transmisi kebijakan moneter yang

    dilakukan bank sentral Indonesia. Adapun model penelitan ini

    digambarkan melalui pengaruh Federal Fund Rate terhadap suku

    bunga BI dan nilai tukar rupiah. Penelitian ini dapat menjadi referensi

    bagi peneliti yang terfokus pada bidang yang sama di masa yang akan

    datang.

    E. Sistematika Pembahasan

    Sistematika dalam penelitian ini dibagi kedalam beberapa bab dan sub-bab.

    Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah:

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang,

    rumusan masalah yang menjelaskan alasan – alasan yang

  • 10

    mendukung permasalahan yang diangkat dari penelitian,

    perumusan masalah - masalah yang akan dicari jawabannya

    melalui analisis data, pada bab ini menjelaskan mengenai

    tujuan, manfaat penelitian yang menjelaskan manfaat yang

    dapat diperoleh dari penelitian ini dan sistematika penulisan

    skripsi.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini berisi tentang bahan pustaka tentang uraian teori-

    teori yang mendasari penelitian ini berdasarkan pada

    penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan

    penelitian saat ini. Selanjutnya merupakan teori – teori yang

    berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti,

    kerangka pemikiran sebagai penjelasan hubungan antara

    variabel yang akan diteliti, dan kerangka hipotesis dalam

    penelitian ini.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Bab ini berisi tentang uaraian prosedur dan cara menjawab

    permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini dengan

    menggunakan langkah – langkah sistematis. Adapun hal –

    hal yang berkaitan dengan prosedur penelitian ini terdiri

    atas; ruang lingkup penelitian, lokasi penelitian, jenis

    penelitian, populasi, sampel, metode pengumpulan data,

    identifikasi variabel, definisi operasional, pengukuran

  • 11

    variabel, dan teknik pengumpulan data, serta teknik analisis

    yang digunakan dalam penelitian ini.

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Bab ini berisi uraian deskripsi statistik variabel bebas dan

    variabel terikat yang digunakan. Uraian selanjunya adalah

    pengujian berbagai asumsi klasik harus dipenuhi dan

    penjelasan hasil analisis data. Bab ini juga menjelaskan

    penafsiran hasil dari penelitian yang berisi jawaban atas

    rumusan masalah, dan berbagai keterbatasan dalam

    penelitian.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini memaparkan kesimpulan dan saran dalam penelitian.

    Kesimpulan diambil dan ditujukan sebagai penafsiran dari

    seluruh hasil penelitian. Saran ditujukan oleh peneliti bagi

    pihak-pihak yang tertarik dengan penelitian ini.

  • 12

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Penelitian Terdahulu

    Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai referensi penelitian ini, yaitu:

    1. Sandra (2006)

    Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Selisih Tingkat Suku Bunga

    The Fed dengan BI Rate dan Jumlah Uang beredar Terhadap Nilai Tukar

    Rupiah”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauh mana

    pengaruh selisih tingkat bunga The Fed (Amerika Serikat), dimana sampai

    saat ini masih terjadi pace setter bagi tingkat suku bunga bank-bank sentral

    di beberapa negara, dengan BI Rate (Indonesia) dan jumlah uang beredar

    terhadap nilai tukar rupiah. Jenis penelitian yang digunakan adalah filed

    reaserch dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data

    sekunder, yaitu data time series yaitu tahun 1991 sampai dengan 2005 yang

    diperoleh dari laporan tahunan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

    Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan

    menggunakan E-Views 4.1.

    Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa selisih suku bunga The Fed

    dengan BI Rate dan Jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap

    nilai tukar rupiah, koefisien selisih tingkat suku bunga dan jumlah uang

    beredar juga berpengaruh positif, sedangkan berdasarkan uji F selisih

    tingkat suku bunga The Fed dengan BI Rate den jumlah uang beredar secara

    bersama-sama berpengaruh nyata terhadap nilai tukar rupiah.

  • 13

    2. Andrian dan Lestari (2013)

    Penelitian ini berjudul “Analisis Dampak Target The Fed Rate

    Terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia”. Kebijakan suku bunga

    merupakan instrumen yang telah banyak digunakan oleh bank-bank sentral

    di dunia untuk mencerminkan arah kebijakan moneter. Tujuan penelitian ini

    adalah untuk menganalisis dampak dari target The Fed Rate terhadap

    kebijakan moneter Bank Indonesia (BI Rate) melalui saluran transmisi

    keuangan selama periode 2005-07 sampai dengan 2013-12. Metode yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah Vector Error Correction Model

    (VECM). Variabel yang digunakan meliputi BI Rate, tingkat sasaran The

    Fed, arus modal (proksi Investment Portfolio Asing), premi risiko (proksi

    oleh tingkat suku bunga antar bank overnight) dan kurs tengah IRD / USD.

    Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: tidak ada kausalitas antara

    variabel dalam transmising dampak sasaran The Fed tarif target kebijakan

    moneter Bank Indonesia (BI tarif), sasaran tarif The Fed, arus modal, nilai

    tukar rupiah / USD dan premi risiko mempengaruhi tingkat BI, pergerakan

    harga sasaran Fed ditransmisikan melalui sektor keuangan telah direspon

    secara positif oleh tingkat BI,dan dampak tarif sasaran Fed ditularkan

    melalui sektor keuangan untuk dinamika suku bunga BI sebagian besar

    dijelaskan oleh target Fed rate, BI Rate, dan nilai tukar rupiah / USD.

    3. Siahaan dan Hidayat (2015)

    Penelitian ini berjudul “Analisis Kausalitas dan Kointegrasi antara

    Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) dengan Suku Bunga Bank

  • 14

    Amerika Serikat (The Fed)”. bertujuan untuk menganalisis Kausalitas dan

    Kointegrasi antara Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) dan suku bunga

    AS (The Fed), menggunakan data time series, yang merupakan data kuartal

    selama periode waktu Januari 2008 sampai November 2013. Metode

    digunakan untuk menguji kausalitas adalah metode kausalitas Granger, dan

    metode yang digunakan untuk menguji kointegrasi adalah Johansen

    multivariat Uji kointegrasi.

    Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada kointegrasi antara Suku

    Bunga Bank Indonesia (BI Rate) dan AS Suku Bunga (The Fed). Ini berarti

    bahwa antara Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) dan AS Suku Bunga

    (The Fed) memiliki hubungan keseimbangan jangka panjang. Sedangkan

    hasil uji Kausalitas Granger menemukan hubungan langsung. Ini berarti

    bahwa hanya variabel AS Suku Bunga (The Fed) mempengaruhi Suku

    Bunga Bank Indonesia (BI Rate), sedangkan Suku Bunga Bank Indonesia

    (BI Rate) tidak mempengaruhi Suku Bunga AS (The Fed).

    4. Ogawa dan Wang (2015)

    Penelitian ini berjudul “Effect of Quantitative Easing Monetary Policy

    Exit Strategy On East Asian Currencies”. Tujuan dari penelitian ini adalah

    untuk mengetahui bagaimana efek dari perubahan kebijakan moneter,

    terutama efek dari kenaikan suku bunga di Amerika Serikat yang

    mempengaruhi suku bunga, mata uang dam arus modal di pasar berkembang

    Asia Timur. Penelitian ini menggunakan metode VAR (Vector

    Autoregressive) dengan menggunakan analisis empiris menggunakan data

  • 15

    sekunder yaitu, time series dari tahun 2000 sampai dengan 2013. Data pada

    suku bunga Treasury bills (364 hari) digunakan sebagai suku bunga di

    Filipina. Data harian dari nilai tukar antara mata uang Asia Timur dan Dollar

    AS dan Euro, serta suku bunga diperoleh dari Datastream. Data pada nilai

    tukar baik dari Asian Monetary Unit dan Asian Monetary Unit Deviation

    Indicators diunduh dari situs Research Institute of Economy, Trade and

    Industry (RIETI). Data pada portofolio dan investasi lainnya di rekening

    keuangan diperoleh dari IMF Statistik Neraca Pembayaran.

    Hasil empiris menunjukkan bahwa jika Federal Reserve Board’s

    menaikkan suku bunga, itu akan membuat tekanan ke atas pada tingkat suku

    bunga di beberapa negara Asia Timur baik modal maupun kontrol valuta

    asing. Selain itu, negara-negara Asia Timur akan menghadapi aliran modal

    masuk dan arus modal modal yang berhenti, menyebabkan mata uang

    mereka terdepresiasi. Peningkatan suku bunga FRB ini akan memiliki

    sedikit efek pada negara-negara seperti Cina, dengan modal dan kontrol

    valuta asing.

  • 16

    Tabel 1. Mapping Penelitian Terdahulu Peneliti (Tahun)

    Judul Penelitian Variabel Penelitian

    Metode Analisis Hasil Penelitian Persamaan Penelitian

    Perbedaan Penelitian

    Sandra (2008)

    Analisis Pengaruh Selisih

    Tingkat Suku Bunga The Fed dengan BI Rate

    dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Nilai Tukar Rupiah

    Selisih Suku Bunga The Fed dengan BI Rate

    (X1), Jumlah Uang Beredar (X2), dan Nilai Tukar Rupiah

    (Y1)

    Regresi Linear Berganda

    Koefisien variabel selisih tingkat

    suku bunga The Fed dengan BI

    Rate berpengaruh signifikan positf

    terhadap nilai tukar.

    Penggunaan Suku Bunga The

    Fed (X1) dan Nilai Tukar Rupiah (Y2)

    1. Perbedaan teknik penelitian

    2. Variabel BI Rate sebagai variabel terikat dalam penelitian tersebut

    Andrian dan

    Lestari (2013)

    Analisis Dampak Target The Fed Rate

    Terhadap Kebijakan

    Moneter Bank Indonesia

    Semua variabel adalah variabel endogen atau

    independen (X)

    Vector Autoregressive (VAR) dengan model alternatif

    Vector Error Correction

    Model (VECM)

    Dampak kebijakan moneter the Fed

    (target the Fed rate) terhadap kebijakan moneter BI yang ditransmisikan melalui saluran

    capital flow direspon positif oleh

    BI rate.

    Penggunaan Target Suku

    Bunga The Fed (X1)

    1. Perbedaan teknik penelitian

    2. Variabel Kebijkan Moneter Bank Indonesia sebagai variabel terikat dalam penelitian tersebut

    3. Variabel Nilai Tukar Rupiah tidak termasuk dalam penelitian tersebut

  • 17

    Peneliti (Tahun)

    Judul Penelitian Variabel Penelitian

    Metode Analisis Hasil Penelitian Persamaan Penelitian

    Perbedaan Penelitian

    Siahaan dan Hidayat (2014)

    Analisis Kausalitas dan

    Kointegrasi Antara Tingkat

    Suku Bunga Bank Indonesia Dengan Suku Bunga Bank

    Amerika Serikat (The Fed)

    Tingkat Suku Bunga The Fed (X1), Tingkat Suku Bunga

    Bank Indonesia (Y1)

    Penelitian ini menggunakan Unit Root Test, Kointegrasi dan

    Kausalitas

    Adanya hubungan yang searah dengan suku

    bunga The Fed mempengaruhi BI

    Rate yang berkesinambungan

    jangka panjang.

    Pengunaan Tingkat Suku

    Bunga The Fed (X1), Tingkat Suku Bunga

    Bank Indonesia (Y1)

    1. Perbedaan teknik penelitian

    2. Tidak ada variabel Nilai Tukar Rupiah dalam penelitian tersebut

    Ogawa dan Wang (2015)

    Effect of Quantitative

    Easing Monetary Policy Exit Strategy On

    East Asian Currencies

    Semua variabel adalah variabel endogen atau

    independen (X)

    Vector Autoregressive

    (VAR)

    Berdasarkan hasil empiris, ketika menaikan suku bunga Federal Reserve akan

    mempengaruhi suku bunga, nilai tukar, dan arus

    modal dari negara-negara Asia

    Timur.

    Quantitative Easing

    Monetary Policy yang merupakan

    kebijakan stimulus suku bunga Federal Reserve (X1)

    1. Perbedaan teknik penelitian

    2. Variabel Kebijkan Moneter Bank Indonesia sebagai variabel terikat dalam penelitian tersebut

    Sumber : Diolah Oleh Peneliti, 2017

    Tabel 1. Lanjutan

  • 18

    B. Landasan Teori

    1. Teori Suku Bunga (Interest Rate)

    a. Pengertian Suku Bunga

    Menurut Hasibuan (2009:18), mendefinisikan bunga adalah balas

    jasa atas pinjaman uang atau barang yang dibayarkan oleh debitur

    kepada kreditor. Menurut pendapat seorang pakar (Edmister, RO, 1986:

    75 – 76) dalam Puspopranoto (2004:70) yang mengemukakan tiga

    istilah yang berkaitan dengan suku bunga, yaitu stated rate, annual

    percentage rate, dan yield, yang masing-masing didefinisikan sebagai

    berikut:

    a) Stated rate adalah tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah pokok pinjaman untuk menghitung beban bunga.

    b) Annual percentage rate adalah tingkat bunga disetahunkan dengan menyesuaikan stated rate untuk jumlah periode per tahun dan jumlah pokok yang benar – benar dipinjam.

    c) Yield adalah tingkat bunga yang ekuivalen dengan satu kontrak yang memenuhi tiga syarat: (1) jumlah seluruhnya yang benar – benar dipinjam (dipinjamkan), (2) pada awal tahun, (3) kemudian dibayar kembali pada akhir tahun beserta bunga.

    Pada pengertiannya yang pertama, stated rate menjadikan tingkat

    bunga sebagai dasar pada jangka waktu kontrak. Pengertian kedua,

    annual percentage rate, perhitungan ekuivalen tingkat bunga

    disesuaikan dengan jangka waktu kontrak. Pengertian ketiga, yield

    membuat penyesuaian untuk menghitung tingkat bunga dengan satu

    standar perbandingan yang jelas. Standar perbandingan adalah tingkat

    bunga sederhana. Tingkat bunga sederhana adalah bunga yang

    dibebankan bagi pengguna uang untuk jangka waktu tepat satu tahun

  • 19

    dan dibayar pada akhir tahu. Tingkat bunga pada hakikatnya adalah

    harga, Puspopranoto (2004:71).

    Secara umum suku bunga dibagi menjadi dua, yaitu suku bunga riil

    dan nominal, perbedaan antara keduanya adalah suku bunga nominal

    merupakan suku bunga yang tidak memperhitungkan inflasi yang dapat

    diartikan sebagai suku bunga sebelum dikurangi inflasi sedangkan suku

    bunga rill merupakan suku bunga nominal yang telah dikurangi inflasi

    di suatu negara dengan kata lain suku bunga riil lebih akurat karena

    memperhitungkan inflasi sebagai cermin biaya transaksi.

    b. Teori Klasik dan Keynes

    Para ekonom klasik berpendapat bahwa uang akan lebih

    bermanfaat jika digunakan untuk kegiatan investasi, dangan harapan

    hasilnya akan lebih besar dari modal/bunganya. Faktanya masyarakat

    ekonomi harus ada interaksi antara dua kelompok yang saling

    melengkapi. Kelompok pertama merupakan mereka yang memiliki

    surplus spending unit atau yang dikenal dengan si penabung, dan

    kelompok kedua adalah mereka yang deficit spending unit, biasanya

    mereka yang membutuhkan modal untuk usahanya. Kedua kelompok

    ini akan saling berinteraksi untuk mencari kesepakatan harga di pasar

    investasi. Kesepakatan harga yang merupakan hasil dari interaksi kedua

    kelompok ini disebut dengan bunga. Menurut padandangan klasik,

    bunga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran dalam

    pasar dana investasi antara pemilik/pengelola (penabung) dana

  • 20

    investasi yang tersedia untuk dipinjamkan dengan para (investor)

    pengguna dana investasi, Judisseno (2005:50).

    Berdasarkan pandangan Keynessian uang dapat lebih bermanfaat

    jika digunakan untuk kegiatan spekulasi. Keynes berpendapat bahwa

    tingkat bunga tidak menentukan besar kecilnya investasi maupun

    tabungan masyarakat. Menurut Keynes tabungan atau investasi

    dipengaruhi langsung oleh tingkat pendapatan masyarakat, orang akan

    cenderung menabung jika mereka memiliki marginal propensity to

    save atau pendapatannya melebihi jumlah kebutuhan konsumsinya,

    begitu juga halnya dengan investasi, tingkat investasi menurutnya lebih

    dipengaruhi oleh spekulasi, yang mana dorongan untuk berspekulasi

    timbul karena uang tersebut dapat ditukarkan/dibelikan surat – surat

    berharga yang pada masa yang akan datang akan memperoleh

    pendapatan yang lebih besar. Niat para spekulan yang besar membuat

    mereka berani membayar harga penggunaan dana dari pihak yang mau

    meminjamkannya, bagi spekulan berapapun harganya tidak menjadi

    masalah selama harga tersebut masih dibawah expected income. Harga

    yang dimaksud disini adalah tingkat bunga dalam perekonomian,

    Judisseno (2005:74).

    c. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga

    Keseimbangan suku bunga suatu negara tentu dapat berubah

    seiring dengan berjalannya waktu yang dipengaruhi kekuatan ekonomi

    yang didasari oleh supply and demand dana yang dapat dipinjamkan.

  • 21

    Madura (2008:36) mengatakan faktor – faktor berikut mempengaruhi

    supply and demand dengan demikian mempengaruhi tingkat suku

    bunga:

    a) Tingkat pertumbuhan ekonomi dalam negeri (Economic Growth).

    b) Tingkat inflasi dalam negeri (Inflation). c) Kebijakan moneter dalam negeri (Monetary Policy). d) Defisit anggaran dalam negeri (Budget Deficit). e) Aliran dana luar negeri (Foreign Flow of Funds).

    d. International Fisher Effect

    Menurut Madura (2012:250) teori Internasional Fisher Effect

    (IFE) menggunakan suku bunga, bukan selisih laju inflasi, untuk

    menjelaskan mengapa nilai tukar berubah sepanjang waktu.

    International Fisher Effect berhubungan erat dengan paritas daya beli

    (Purchasing Power Parity) karena suku bunga sering berkorelasi

    dengan laju inflasi. Investor dari seluruh negara mengharapkan tingkat

    pengembalian riil yang sama, perbedaan suku bunga antar negara

    mungkin ditimbulkan oleh perbedaan dalam ekspektasi inflasi.

    Berdasarkan PPP bahwa pergerakan nilai tukar didasari oleh perbedaan

    laju inflasi. Ketika seluruh negara memiliki suku bunga rill yang sama,

    maka perbedaan suku bunga nominal yang ditimbulkan berasal dari

    perbedaan ekspektasi inflasi. Menurut teori IFE ketika valuta – valuta

    asing yang memiliki suku bunga relatif tinggi akan mengalami

    depresiasi karena suku bunga nominal yang tinggi mencerminkan

    ekspektasi inflasi yang tinggi pula. (Madura, 2012:252).

  • 22

    2. Federal Funds Rate

    Menurut The Fed (2016) Federal Funds Rate (FFR) adalah besarnya

    tingkat suku bunga antarbank sebagai suku bunga acuan biaya pinjam-

    meminjam cadangan bank (bank reserves) yang ditempatkan oleh

    perbankan umum pada bank sentral Amerika dalam durasi semalam atau

    lebih dikenal dengan PUAB O/N di Indonesia. Biasanya, lembaga keuangan

    dengan saldo berlebih (surplus) meminjamkan saldo rekening mereka

    kepada lembaga yang kekurangan (deficit).

    Tidak hanya di Amerika FFR juga menjadi acuan yang penting bagi

    para pelaku pasar finansial. The Fed menggunakan FFR demi mengurangi

    jumlah pengangguran, mengendalikan inflasi dan juga sebagai instrumen

    untuk mengendalikan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya kebijakan

    tersebut jika FFR semakin rendah maka liquiditas akan semakin longgar

    pula, sehingga diharapkan pertumbuhan ekonomi dapat berakselerasi

    dengan kebijakan FFR. Sektor perbankan Amerika menggunakan FFR

    sebagai suku bunga acuan jangka pendek, jika FFR makin rendah maka

    makin rendah pula seluruh jenis bunga perbankan, makin tinggi FFR maka

    seluruh jenis bunga perbankan tersebut akan semakin tinggi.

    3. BI Rate

    Menurut Bank Indonesia (2016) BI Rate adalah suku bunga kebijakan

    yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan

    oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate diumumkan

    pada setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan oleh Dewan Gubernur Bank

  • 23

    Indonesia lalu mengimplementasikannya pada operasi moneter Bank

    Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar

    uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran

    operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku

    bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku

    bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga

    deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan

    mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank

    Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan

    diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank

    Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan

    berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.

    Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter

    dengan memperkenalkan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan baru

    yaitu BI 7-Day Repo Rate, yang akan berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016.

    Selain BI Rate yang digunakan saat ini, perkenalan suku bunga kebijakan

    yang baru ini tidak mengubah stance kebijakan moneter yang sedang

    diterapkan.

    4. Nilai Tukar

    a. Definisi Nilai Tukar

    Nilai tukar adalah nilai mata uang asing yang dihitung berdasarkan

    nilai mata uang dalam negeri, Salvatore (2014:35). Menurut Madura,

    (2012:99) penurunan nilai mata uang yang sering disebut sebagai

  • 24

    depresiasi. Peningkatan nilai mata uang sering disebut sebagai

    apresiasi. Mata uang masing – masing negara dinilai dari mata uang

    lainnya melalui penggunaan nilai tukar, sehingga mata uang dapat

    ditukar untuk memfasilitasi transaksi internasional (Madura, 2012:42).

    Ketika mata uang suatu negara terapresiasi (nilainya naik secara

    relatif kepada mata uang lainnya) barang yang dihasilkan di negara –

    negara tersebut di luar negeri menjadi mahal dan barang – barang luar

    negeri di negara tersebut menjadi lebih murah (asumsi harga domestik

    konstan di kedua negara). Sebaliknya, ketika mata uang negara

    terdepresiasi, barang – barang luar negeri menjadi lebih murah dan

    barang – barang luar negeri di negara tersebut menjadi lebih mahal

    (Mishkin, 2011:110).

    b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar

    Permintaan dan penawaran suatu mata uang akan terus terjadi,

    sehingga akan berpengaruh kepada nilai mata uang tersebut. Madura

    (2012:103) mengatakan terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi

    nilai tukar:

    a) Perubahan inflasi dalam negeri terhadap inflasi negara lain. b) Perubahan tingkat suku bunga (interest rate) dalam negeri

    terhadap suku bunga negara lain. c) Perubahan pendapatan dalam negeri. d) Perubahan kebijakan pemerintah (government control). e) Perubahan ekspektasi nilai tukar di masa depan.

  • 25

    c. Jenis – Jenis Sistem Nilai Tukar

    Peran pemerintah dalam menentukan kebijakan guna

    mempengaruhi nilai tukar memiliki peranan penting dalam

    menciptakan perekonomian yang kondusif. Peran tersebut tidak

    dilakukan secara langsung, Madura (2012:177) mengkategorikan

    sistem nilai tukar beserta tingkat pengawasan pemerintah, yang

    dikategorikan sebagai berikut:

    a) Sistem Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate System) Dalam kurs nilai tukar tetap diizinkan berfluktuasi hanya

    dalam batas-batas yang sangat sempit. Sebuah sistem nilai tukar tetap membutuhkan banyak intervensi bank sentral untuk menjaga nilai mata uang dalam batas-batas yang sempit. Dalam beberapa situasi, bank sentral dapat me-reset nilai tukar tetap. Artinya, itu akan merendahkan atau mengurangi nilai mata uangnya terhadap mata uang lainnya. Tindakan sebuah bank sentral mendevaluasi mata uang dalam sistem nilai tukar tetap disebut sebagai devaluasi, dalam sistem nilai tukar tetap, bank sentral juga dapat menilai kembali (meningkatkan nilai) mata uangnya terhadap mata uang lainnya. Revaluasi mengacu pada penyesuaian atas nilai tukar oleh bank sentral. b) Sistem Kurs Mengambang Bebas (Freely Floating Exchange

    Rate) Nilai tukar ditentukan oleh kekuatan pasar tanpa campur

    tangan pemerintah. Sedangkan sistem nilai tukar tetap memungkinkan ada fleksibilitas untuk pergerakan nilai tukar, sistem nilai tukar mengambang bebas memungkinkan fleksibilitas lengkap. Nilai tukar mengambang bebas menyesuaikan secara terus menerus dalam menanggapi kondisi permintaan dan penawaran untuk mata uang itu. c) Sistem Kurs Mengambang Terkendali (Managed Float

    Exchange Rate System) Sistem ini berada diantara sistem tetap dan mengambang,

    karena diizinkan berfluktuasi setiap hari dan tidak ada batasan, namun pemerintah akan mengintervensi nilai tukar ketika bergerak terlalu jauh dari batas batas yang ditetapkan. Sistem kurs ini juga dikenal sebagai sistem dirty float. d) Sistem Mata Uang Terpatok (Pegged Exchange Rate System).

    Beberapa negara menggunakan pengaturan nilai tukar terpatok, di mana nilai mata uang domestik mereka dipatok untuk

  • 26

    satu mata uang asing atau indeks mata uang. Sementara nilai mata uang lokal adalah tetap dalam hal mata uang asing untuk yang dipatok, bergerak sejalan dengan mata uang yang terhadap mata uang lainnya. Beberapa pemerintah mematok nilai mata uang mereka dengan sebuah mata uang yang stabil, seperti dolar, karena yang memaksa nilai mata uang mereka untuk menjadi stabil. Pertama, ini memaksa nilai tukar mata uang mereka dengan dolar untuk diperbaiki. Kedua, mata uang mereka akan bergerak terhadap mata uang non-dolar dengan tingkat yang sama seperti dolar.

    d. Paritas Daya Beli

    Mishkin (2011b:112) menyatakan kurs antara dua mata uang akan

    melakukan penyesuaian yang mencerminkan perubahan tingkat harga

    dari kedua negara. Paritas daya beli (Purchasing Power Parity-PPP)

    merupakan aplikasi hukum satu harga secara keseluruhan, bukan harga

    dari satu barang. Nilai tukar equilibrium akan menyesuaikan diri

    dengan selisih inflasi antara dua negara. Ada 2 (dua) bentuk paritas

    daya beli menurut Madura (2012:241), yaitu:

    a) Bentuk Absolut Juga dinamakan “hukum satu harga”, harga dari produk-

    produk yang sama dikedua negara yang berbeda seharusnya sama jika diukur dengan menggunakan valuta yang sama. Jika terdapat perbedaan harga setelah diukur memakai valuta yang sama, maka akan terjadi perubahan permintaan sehingga harga yang satu akan mendekati harga yang lain. b) Bentuk Relatif

    Merupakan sebuah versi alternatif yang memperhitungkan keberadaan ketidak sempurnaan pasar seperti biaya transportasi, tariff, dan kuota. Versi ini mengakui bahwa karena keberadaan ketidaksempurnaan pasar ini, harga produk yang sama di negara berbeda bisa jadi tidak sama jika diukur menggunakan valuta yang sama.

  • 27

    5. Hubungan antar Variabel

    a. Hubungan Federal Fund Rate dan BI Rate

    Dampak dari pergerakan suku bunga Amerika Serikat

    berhubungan dengan suku bunga Indonesia dan emerging market

    lainnya. Naiknya The Fed Fund Rate dapat direspon negatif oleh

    Indonesia, karena dikhawatirkan akan terjadi penarikan arus modal

    keluar. Investor cenderung akan mengambil momentum tersebut untuk

    membeli aset – aset di Amerika sehingga kemungkinan akan

    melepaskan aset – aset di Indonesia. Selama ini Amerika

    memberlakukan kebijakan suku bunga yang rendah untuk

    melonggarkan likuiditas. Menurut teori klasik dalam Nopirin

    (2012:167) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat bunga maka

    semakin tinggi keinginan masyarakat untuk menabung, namun semakin

    sedikit keinginan masyarakat untuk investasi. Berdasarkan pernyataan

    diatas kita dapat mengambil kesimpulan ketika FFR naik maka pasar

    akan cepat merespon dengan menarik semua modalnya untuk dialihkan

    ke deposito tabungan di Amerika Serikat.

    Untuk mencegah kemungkin – kemungkinan terburuk BI berupaya

    menjaga kondisi pasar, jika dalam satu periode diperkirakan The Fed

    tidak menaikan suku bunganya maka BI akan menurunkan BI Rate agar

    dapat terus mendorong kredit dengan menurunnya beban pinjaman

    modal tersebut diharapkan mampu meningkatkan sektor investasi.

    Madura (2008:69) menyatakan bahwa tingkat bunga masing-masing

  • 28

    negara didasarkan pada kondisi supply and demand. Pergerakan suku

    bunga di negara-negara cenderung berkorelasi positif sebagai akibat

    dari pasar keuangan yang terintegrasi secara internasional.

    b. Hubungan Federal Fund Rate dan Nilai Tukar Rupiah

    Berdasarkan pemaparan sebelumnya, terdapat korelasi antara

    pergerakan suku bunga luar negeri dengan nilai tukar. Pernyataan ini

    didukung oleh Mishkin (2011b:121) yang menyatakan bahwa jika suku

    bunga domestik lebih tinggi artinya ada apresiasi positif dari mata uang

    asing yang akan memberikan kompensasi penurunan suku bunga luar

    negeri lebih rendah. Ketika bank sentral suatu negara menaikan suku

    bunga khususnya AS maka para investor biasanya akan menarik

    investasinya dengan melepas mata uang negara domestik dan membeli

    dollar untuk kemudian didepositokan ke AS. Madura (2012:105)

    menyatakan bahwa perubahan tingkat suku bunga relatif

    mempengaruhi investasi di sekuritas asing, yang mempengaruhi

    permintaan dan penawaran mata uang dan oleh karena itu

    mempengaruhi kurs ekuilibrium. Kembalinya dollar AS menyebabkan

    pergeseran kurva supply and demand, sehingga membuat permintaan

    dollar meningkat dan akan melemahkan mata uang domestik dalam hal

    ini nilai rupiah.

    C. Model Konsep dan Hipotesis

    Menurut EQ (2013:3) Konsep didefinisikan sebagai abstraksi atau ide yang

    diperoleh dari hasil rangkuman dan pengorganisasian pengetahuan (pengamatan)

  • 29

    atas suatu fakta atau realitas yang dinyatakan dalam kata (term) yang berlaku umum

    dan bersifat khas. Model konsep digunakan untuk mengidentifikasi masalah,

    sebagai kumpulan variabel penelitian. Berikut merupakan model konsep dalam

    penelitian ini:

    Gambar 1 : Model Konsep Sumber : diolah oleh peneliti, 2017

    Sugiyono (2012:96) mengatakan “Hipotesis merupakan jawaban sementara

    terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah

    dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.”. Model hipotesis menunjukan

    adanya hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y1). Pada

    penelitian ini model hipotesis diuji secara parsial, dalam penelitian ini Federal Fund

    Rate menjadi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat dalam penelitian ini yaitu

    BI Rate (Y1) dan Nilai Tukar Rupiah (Y2). Berdasarkan latar belakang, rumusan

    masalah, dan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis

    yang terdapat dalam penelitian ini, yakni:

    Nilai Tukar

    Rupiah

    Federal Fund Rate

    BI Rate

  • 30

    H1 : Federal Fund Rate berpengaruh signifikan secara parsial terhadap BI Rate.

    H2 : Federal Fund Rate berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Nilai

    Tukar.

    Gambar 2 : Model Hipotesis Sumber : Diolah oleh peneliti, 2017

    Federal Fund Rate

    (X)

    Nilai Tukar Rupiah

    (Y2)

    BI Rate

    (Y1)

  • 31

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian penjelasan

    atau explanatory research, yakni tentang suatu kejadian mengenai hubungan sebab

    akibat. Menurut Siregar (2014:9) penelitian menurut eksplanasi (penjelas) adalah

    penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel – variabel yang diteliti

    serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Penelitian ini

    menggunakan satu variabel bebas (X) yaitu; Federal Fund Rate dengan dua

    variabel terikat (Y) yaitu; BI Rate dan Nilai Tukar rupiah. Pada penelitian ini

    peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan maksud untuk menemukan

    pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Pemilihan jenis penelitian

    explanatory dengan alasan utama, peneliti ingin mengetahui pengaruh Federal

    Fund Rate terhadap BI Rate dan nilai tukar rupiah. Penggunaan analisis statistik

    guna menarik kesimpulan dan mencocokan dengan teori.

    B. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan di Bank Indonesia (www.bi.go.id) untuk

    memperoleh data BI Rate dan Nilai Tukar Rupiah, sedangkan data Federal Fund

    Rate didapatkan dari The Federal Reserve (www.federalreserve.gov). Dasar dari

    pemilihan lokasi ini dikarenakan Bank Indonesia merupakan Bank Sentral

    berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 1999, Pasal 4,

    Ayat 4, sebagai lembaga negara yang independen dalam menjalankan tugas dan

  • 32

    wewenangnya, tujuan tunggal Bank Indonesia adalah menjaga kestabilan rupiah

    yang memiliki dua aspek yaitu; kestabilan mata uang terhadap barang dan jasa dan

    terhadap mata uang negara lain. Tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan

    nilai rupiah sebagaimana tercantum dalam UU No.3 Tahun 2004 pasal 7 tentang

    Bank Indonesia. Kewenangan Bank Indonesia dalam menentukan kebijakan

    moneter seperti uang beredar dan suku bunga dengan tujuan utama menjaga sasaran

    laju inflasi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan begitu ketersediaan

    akses yang diberikan Bank Indonesia yang menyajikan data secara aktual dan

    relevan dapat digunakan dalam penelitian ini.

    C. Variabel dan Pengukuran

    1. Identifikasi Variabel

    Penelitian pada umumnya memiliki objek yang diteliti, objek penelitian

    tersebut dapat dikonotasikan sebagai variabel dalam penelitian. Selanjutnya

    (Kidder, 1981 dalam Sugiyono, 2012:61) mengatakan bahwa variabel

    adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik

    kesimpulan darinya. Dalam penelitian ini menggunakan satu variabel

    independen (bebas) dan dua variabel dependen (terikat).

    a. Variabel Independen

    Menurut Sugiyono (2012:61) variabel ini sering disebut sebagai

    variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia

    sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah

    merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

    perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen

  • 33

    disimbolkan dengan tanda X, dalam penelitian ini Federal Fund Rate

    merupakan variabel independen (X).

    b. Variabel Dependen

    Sugiyono (2012:61) menyatakan variabel dependen sering disebut

    dengan variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia

    sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan

    variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

    variabel bebas. Variabel dependen disimbolkan dengan tanda Y,

    variabel dependen dalam penelitian ini adalah BI Rate (Y1) dan nilai

    tukar rupiah (Y2).

    2. Definisi Operasional

    Pendefinisian variabel secara operasional bertujuan untuk memberikan

    gambaran bagaimana suatu variabel dapat diukur, jadi variabel harus

    memiliki pengertian yang spesifik dan terukur, EQ (2013:40). Definisi

    operasional bertujuan sebagai petunjuk dalam pengambilan data, pada

    penelitian ini definisi operasional adalah sebagai berikut:

    a. Federal Fund Rate

    Penelitian ini menggunakan laju data FFR yang dipublikasikan

    oleh Federal Reserve setiap bulan. Berdasarkan data pergerakan suku

    bunga kuartal (www.federalreserve.gov) selama rentang waktu kuartal

    satu 2007 hingga kuartal empat Desember 2016.

  • 34

    b. BI Rate

    Pada penelitian ini data Bank Indonesia Rate yang dipublikasikan

    oleh Bank Indonesia setiap bulan. Berdasarkan data pergerakan suku

    bunga kuartal (www.bi.go.id) selama rentang waktu kuartal satu 2007

    hingga kuartal empat Desember 2016.

    Nilai Tukar Rupiah

    Pada penelitian ini menggunakan laju pergerakan nilai tukar

    Rupiah terhadap Dollar AS. Data nilai tukar yang digunakan

    berdasarkan data pergerakan kuartal yang merujuk pada transaksi titik

    tengah nilai tukar berdasarkan data bulan ketiga tiap kuartal yang

    diperoleh dari Bank Indonesia (www.bi.go.id) selama rentang waktu

    kuartal satu tahun 2007 hingga kuartal empat tahun 2016 dengan satuan

    Rupiah per satu Dollar AS.

    Tabel 2. Operasionalisasi Variabel Penelitian No. Variabel Sumber Data Definisi Operasional Skala 1. Federal Fund

    Rate (X) www.federalres

    erve.gov FFR sebagai suku bunga acuan Amerika Serikat yang merupakan tolak ukur pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat

    Rasio

    2. BI Rate (Y1) www.bi.go.id BI Rate sebagai suku bunga acuan Indonesia dalam menetapkan kebijakan moneter yang didasari pada tingkat inflasi dan kondisi ekonomi internasional

    Rasio

  • 35

    3. Nilai Tukar Rupiah (Y2)

    www.bi.go.id Nilai Tukar Rupiah yang diukur diukur berdasarkan kurs tengah terhadap USD Amerika Serikat

    Interval

    Sumber : Diolah Oleh Peneliti, 2017

    D. Populasi dan Sampel Penelitian

    1. Populasi

    Sugiyono (2012:117) mengatakan Populasi merupakan wilayah secara

    keseluruhan yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

    karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

    kemudian menarik kesimpulan. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti

    sejauh mana pengaruh Federal Rund Rate terhadap BI Rate dan nilai tukar

    rupiah. Dalam penelitian ini digunakan data time series kuartal pada kuartal

    1 (satu) 2007 sampai dengan kuartal 4 (empat) 2016 atau 40 bulan (empat

    dikali sepuluh).

    2. Sampel

    Sugiyono (2012:118) mengatakan sampel adalah bagian dari jumlah

    dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Besarnya sampel

    yang diambil harus dapat merepresentasikan populasi agar kesimpulan yang

    diperoleh dapat diberlakukan pada populasi. Sampel sendiri merupakan

    suatu dugaan terhadap populasi. Sugiyono (2012:118) menyatakan bahwa

    teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Pada dasarnya

    teknik sampling dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu; probability

    sampling dan nonprobability sampling. Penelitian ini memakai pendekatan

    Tabel 2. Lanjutan

  • 36

    nonprobability sampling digunakan pada penarikan sampel dengan

    menggunakan sampling jenuh. Sugiyono (2012: 124) mengatakan

    “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

    populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah

    populasi relatif kecil, kurang dari 30, atau penelitian yang ingin membuat

    generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil”. Istilah lainnya sampel

    jenuh juga disebut dengan sensus, dimana yang dijadikan sampel

    merupakan keseluruhan anggota populasi. Berdasarkan dengan metode

    sampeling jenuh maka diperoleh jumlah sampel (n) sebanyak 40 bulan data

    time series kuartal selama rentang waktu kuartal satu 2007 sampai dengan

    kuartal empat 2016.

    E. Teknik Pengumpulan Data

    1. Teknik Pengumpulan Data

    Sugiyono (2012:308) mengatakan teknik pengumpulan data merupakan

    langkah utama dalam suatu penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

    adalah mendapatkan data. Namun, teknik pengumpulan data dapat

    dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi dan

    gabungan dari keempatnya. Pada penelitian ini teknik yang digunakan

    adalah menggunakan dokumentasi yang diperoleh dari hasil publikasi oleh

    Bank Indonesia.

    2. Sumber dan Jenis Data

    Sumber data dalam sebuah penelitian dibedakan menjadi dua, Sugiyono

    (2012:308) mengemukakan data primer merupakan sumber data yang

  • 37

    langsung memberikan data dari sumbernya kepada pengumpul data. Data

    sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung

    kepada pengumpul data, seperti lewat orang lain atau dokumen. Penelitian

    ini menggunakan data sekunder berupa time series, yang dimaksud data

    sekunder dalam penelitian ini adalah Federal Fund Rate, BI Rate, dan nilai

    tukar rupiah yang kemudian diukur berdasarkan data kuartal, dalam rentang

    waktu kuartal satu 2007 hingga kuartal empat 2016. Data sekunder dalam

    penelitian ini diperoleh melalui situs Bank Indonesia (www.bi.go.id) dan

    studi pustaka Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia melalui perpustakaan

    Bank Indonesia, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu.

    F. Teknik Analisis Data

    Penelitian ini dalam menganalisis data menggunakan bantuan software

    Stistical Package for Social Sciences (SPSS 23.0). Analisis data tersebut bertujuan

    untuk menjawab rumusan masalah yang ada, dalam teknik estimasi variabel

    dependen hal yang melandasi sebuah analisis regresi biasa disebut dengan Ordinary

    Least Squares atau (pangkat kuadrat terkecil biasa). Metode ini pertama kali

    diperkenalkan oleh Carl Friedrich Gauss yang merupakan seorang ahil matematika

    yang berasal dari Jerman. Ghozali (2016:94) menyatakan inti dari metode OLS

    adalah untuk mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah

    dari kuadrat kesalahan pada setiap obeservasi terhadap garis tersebut. Menurut

    (Tabachnick, 1996 dalam Ghozali, 2016: 93) Hasil analisis regresi merupakan

    koefisien untuk setiap variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan

    memperkirakan nilai variabel dependen dengan suatu persamaan.

  • 38

    1. Statistik Deskriptif

    Menurut Sugiyono (2015:207) statistik deskriptif digunakan untuk

    menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

    yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

    kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penyajian data

    melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus,

    median, mean, perhitungan desil, presentil, perhitungan penyebaran data

    melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase.

    Statistik deskriptif merupakan gambaran atau deskripsi.

    2. Statistik Inferensial

    Sugiyono (2015:209) mengatakan bahwa statistik inferensial

    merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan

    hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini cocok digunakan bila

    sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel

    dari populasi itu dilakukan secara random. Statistik ini disebut statistik

    probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi

    berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability).

    Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi

    itu mempuanyai peluang kesalahan dan kebenaran dinyatakan dalam

    prosentase. Peluang kesalahan dan kebenaran ini disebut dengan taraf

    signifikansi.

  • 39

    a. Uji Asumsi Klasik

    Menurut Ghozali (2016:167) penelitian dengan menggunakan

    metode estimasi Ordinary Least Squares (OLS) akan memberikan hasil

    yang baik jika uji asumsi klasik terpenuhi dan model regresi dapat

    dikatakan BLUE (Best Linear Unbiased Estimation). Penggunaan uji

    asumsi klasik adalah untuk memastikan apakah model regresi yang

    digunakan sudah valid sebagai alat peramalan. Uji Multikolonieritas

    tidak digunakan karena dalam penelitian ini hanya menggunakan satu

    variabel independen sehingga uji asumsi klasik penelitian ini meliputi:

    uji autokorelasi, uji normalitas, uji heterokedastisitas.

    1) Uji Autokorelasi

    Tujuan dari uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah

    dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan

    pengganggu pada periode (t) dengan kesalahan pengganggu pada

    periode sebelumnya (t-1). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

    problem autokorelasi. Untuk menguji apakah terdapat masalah

    autokorelasi, maka dilakukan pendeteksian dengan Durbin Watson

    (DW test) sebagai berikut:

    H0 : Tidak ada autokorelasi

    HA : Ada autokorelasi

    Ghozali (2016:108) menyatakan pengujian Durbin Watson

    dilaksanakan dengan membandingkan nilai batas bawah (du) dan

    batas atas (dL). Metode DW ini menghasilkan nilai 0 sampai 4,

  • 40

    pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai

    berikut:

    0 < d < dL :H0 ditolak (tidak ada autokorelasi

    positif

    dL ≤ d ≤ du :H0 tidak dapat disimpulkan (tidak ada

    autokorelasi positif

    4 – dL < d < 4 :H0 ditolak (autokorelasi negatif)

    4 – du ≤ d ≤ 4 – dL :H0 tidak dapat disimpulkan (tidak ada

    autokorelasi negatif)

    du < d < 4 – du :H0 tidak ditolak (tidak ada

    autokorelasi, positif atau negatif)

    2) Uji Normalitas

    Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam

    model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

    distribusi normal. Menurut Ghozali (2016:154) seperti yang

    diketahui dalam uji t dan F mengartikan bahwa nilai residual

    mengikuti distribusi normal. Jika asumsi tersebut dilanggar maka

    uji statistik menjadi tidak valid dalam jumlah sampel kecil. Untuk

    mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak

    terdapat dua cara yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

    Uji Kolmogorov-Smirnov dalam penelitian ini untuk menguji

    apakah residual terdistribusi secara normal dengan uji normalitas

    pada variabel dependen dengan mengkomparasikan antara

  • 41

    distribusi data yang akan diuji dengan distribusi normal yang

    berlaku. Dasar dari analisis pengambilan keputusan berdasarkan

    uji Kolmogrov-Smirnov, sebagai berikut:

    a) Jika nilai test signifikansi < intensitas nyata (0.05) maka

    distribusi data dapat dinyatakan tidak normal.

    b) Jika nilai test signifikansi > intensitas nyata (0.05) maka

    distribusi data dapat dinyatakan normal.

    3) Uji Heterokedastisitas

    Tujuan dari uji heterokedastisitas adalah untuk menguji

    apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

    residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ghozali

    (2016:134) menyatakan jika variance dari residual satu

    pengamatan ke pengamatan liannya bersifat tetap, maka disebut

    Homokedastisitas namun jika berbeda disebut dengan

    Heterokedastisitas, Dasar analisis menurut Ghozali (2016:134):

    a) Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

    b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

    b. Analisis Regresi Linier Sederhana

    Ghozali (2016:94) mengatakan dalam analisis regresi, selain untuk

    mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, namun

    juga untuk menunjukan bagaimana hubungan antara variabel dependen

  • 42

    dengan variabel independen. Menurut Ghozali (2016:8) regresi

    sederhana untuk menguji pengaruh satu variabel bebas terhadap satu

    variabel terikat. Berdasarkan pemaparan tersebut, dengan maksud dan

    tujuan untuk mengetahui pengaruh antara Federal Fund Rate (X)

    terhadap BI Rate (Y1) dan nilai tukar rupiah (Y2). Maka, dasar utama

    dalam model regresi linear sederhana dengan dinyatakan dalam model

    OLS sebagai berikut:

    Y1 = a + b1X Y2 = a + b1X

    Keterangan: Y1 : BI Rate Y2 : Nilai Tukar Rupiah a : Konstanta X : Variabel Bebas (Federal Fund Rate) b1 : Koefisien Variabel Bebas

    c. Koefisien Determinasi

    Menurut Ghozali (2016:95) koefisien determinasi (R2) pada

    prinsipnya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

    menerangkan variasi. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan

    satu. Nilai R2 yang kecil berarti menjelaskan variabel-variabel

    independen dalam menjelaskan variasi variabel amat terbatas. Nilai

    yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

    informasi yang mendekati keseluruhan untuk memprediksi variasi

    variabel dependen.

    d. Uji Parsial (Uji t)

    Menurut Ghozali (2016:97), uji statistik t pada dasarnya

    menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

  • 43

    penjelas/independen secara individu dalam menerangkan variasi

    variabel dependen. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah:

    1) Variabel X terhadap Y1

    H0 : b1 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial

    antara variabel Federal Fund Rate terhadap BI Rate.

    H1 : b1 ≠ 0 ; Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara

    variabel Federal Fund Rate terhadap BI Rate.

    2) Variabel X terhadap Y2

    H0 : b2 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial

    antara variabel Federal Fund Rate terhadap nilai tukar Rupiah.

    H2 : b2 ≠ 0 ; Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara

    variabel Federal Fund Rate terhadap nilai tukar Rupiah.

    Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan menggunakan

    taraf signifikan yaitu :

    i. Apabila taraf signifikansi hasil > taraf signifikan yang

    disyaratkan (α=5%), maka Ho diterima dan H1 ditolak.

    ii. Apabila taraf signifikansi hasil < taraf signifikan yang

    disyaratkan (α=5%), maka Ho ditolak dan H1 diterima.

  • 44

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian

    1. Bank Indonesia

    Sejarah Bank Indonesia (BI) erat hubungannya dengan sejarah

    pendudukan kolonial di Nusantara. Abad ke 17, VOC mendirikan De Bank

    van Leening pada tahun 1746 kemudian menjadi De Bank Courant en Bank

    van Leening pada tahun 1752. Bank tersebut merupakan bank pertama yang

    berdiri di Nusantara dan merupakan cikal bakal dari dunia perbankan pada

    masa mendatang. Pemerinta Hindia Belanda kemudian mendirikan sebuah

    bank sirkulasi pada 24 Januari 1828 dengan nama De Javasche Bank. Bank

    tersebut beroperasi dan berkembang dengan hak yang diberikan pemerintah

    Kerajaan Belanda kepada VOC untuk menjalankan kekuasaan di Indonesia,

    hingga akhirnya diundangkan De Javasche Bank Weet pada 31 Maret 1922.

    Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) pada

    Desember 1949. Sesuai dengan keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB),

    De Javasche Bank dipercayakan sebagai bank sentral. Pemerintahan RIS

    dibubarkan pada 17 Agustus 1950 dan menjadi Negara Kesatuan Republik

    Indonesia (NKRI), dengan berakhirnya kesepakatan KMB memicu gerakan

    nasionalisasi perekonomian Indonesia. Nasionalisasi pertama dilakukan

    pada De Javasche Bank yang merupakan bank sirkulasi yang memiliki

    peranan penting dalam penggerak perekonomi Indonesia, tanggal 1 Juli

  • 45

    1953 Undang-Undang Pokok Bank Indonesia berlaku dan De Javasche

    Bank berganti nama menjadi Bank Indonesia.

    2. The Federal Reserve

    The First Bank of United State merupakan bank Amerika Serikat

    pertama yang didirikan pada tahun 1791. Piagamnya ditandatangani oleh

    presiden George Washington. Piagam tersebut berakhir 20 tahun kemudian

    dan selama beberapa tahun Amerika Serikat tidak memiliki bank sentral

    sehingga terjadi inflasi. James Madison menandatangani The Second Bank

    of United State pada tahun 1816, kemudian pada tahun 1833 Presiden

    Jackson menghapus dana pemerintah sebagai bagian dari perang bank

    sebelum piagam tersebut berakhir. Amerika Serikat berjalan tanpa bank

    sentral selama 40 tahun. Terjadi krisis keuangan pada tahun 1907 yang

    dikenal sebagai Panic of 1907. Mencegah semakin parahnya resesi, JP

    Morgan menetapkan dirinya sebagai pemberi pinjaman kepada bank-bank

    bermasalah sebagai upaya terakhir dengan uang pribadi, upaya tersebut

    berhasil menghentikan krisis.

    Federal Reserve Act didirikan pada 23 Desember 1913 dengan

    menciptakan Federal Reserve System sebagai tanggapan dari resesi tahun

    1907. The Reserve Bank Organization Committe mengumumkan

    keputusannya pada tanggal 2 April 1914, dengan berdirinya dua belas bank

    Federal Reserve untuk mencakup berbagai distrik diseluruh negeri. The Fed

    merupakan lembaga keuangan independen yang dibentuk di Amerika

    Serikat, yang bekerja secara terpisah dari cabang eksekutif atau yudikatif

  • 46

    pemerintahan. Federal Reserve System dianggap sebagai lembaga

    independen yang berada di luar kabinet eksekutif dan kekuatannya berasal

    dari kongres.

    B. Analisis Statistik Deskriptif

    Periode data dalam penelitian ini berupa data kuartal, yakni pada kuartal

    satu tahun 2007 hingga kuartal empat tahun 2016. Hasil perhitungan statistik

    deskriptif data penelitian di mana periode pengamatan yang berkelanjutan (time

    series) kuartal selama 10 tahun yaitu pada kuartal satu tahun 2007 sampai dengan

    kuartal 4 tahun 2016.

    1. Federal Fund Rate

    Federal Fund Rate sebagai variabel X berdasarkan data yang

    ditunjukan pada tabel 3 dan gambar 3. Data tersebut merupakan akumulasi

    Federal Fund Rate pada kuartal pertama tahun 2007 hingg