Bertemakan Cinta Di Masa

4
Bertemakan cinta di masa-masa SMA, Ada Apa dengan Cinta menampilkan Cinta (Dian Sastrowardoyo) sebagai seorang pelajar SMA yang langganan juara lomba puisi di sekolahnya. Cerita berawal dari Alya (Ladya Cherill) yang tubuhnya memar karena kerap dipukuli sang ayah yang kerap cek-cok dengan ibunya. Alya adalah sahabat karib Cinta dengan teman-temannya yang lain. Seperti Carmen (Adinia Wirasti), Maura (Titi Kamal), dan Milly (Sissy Priscillia). Di sekolah, juara lomba puisi tahun ini akan diumumkan. Seluruh siswa yakin Cinta yang akan menjadi juara. Namun yang jadi pemenangnya tahun ini adalah Rangga (Nicholas Saputra). Karena Cinta dan teman-temannya adalah pengurus mading sekolah, ia akan mewawancarai Rangga. Namun Rangga adalah tipe laki-laki pendiam, penyendiri dan "dingin." Pada awalnya Cinta begitu membenci Rangga. Tapi seperti biasanya, bumbu-bumbu cinta muncul di antara mereka. Hingga suatu saat ketika Rangga dan Cinta kencan di sebuah kafe, Alya mencoba bunuh diri. Cinta ditekan di antara pilihan antara sahabatnya atau cintanya dengan Rangga. Review Kayaknya udah lama banget semenjak saya nonton Ada Apa dengan Cinta? terakhir kalinya. Seingat saya, saya nonton ini kelas 2 SD, dan beberapa tahun kemudian (masih SD) saya beli VCD film ini di Disctarra. Entah

description

claojcoa

Transcript of Bertemakan Cinta Di Masa

Page 1: Bertemakan Cinta Di Masa

Bertemakan cinta di masa-masa SMA, Ada Apa dengan Cinta menampilkan Cinta (Dian Sastrowardoyo) sebagai seorang pelajar SMA yang langganan juara lomba puisi di sekolahnya. Cerita berawal dari Alya (Ladya Cherill) yang tubuhnya memar karena kerap dipukuli sang ayah yang kerap cek-cok dengan ibunya. Alya adalah sahabat karib Cinta dengan teman-temannya yang lain. Seperti Carmen (Adinia Wirasti), Maura (Titi Kamal), dan Milly (Sissy Priscillia).

Di sekolah, juara lomba puisi tahun ini akan diumumkan. Seluruh siswa yakin Cinta yang akan menjadi juara. Namun yang jadi pemenangnya tahun ini adalah Rangga (Nicholas Saputra). Karena Cinta dan teman-temannya adalah pengurus mading sekolah, ia akan mewawancarai Rangga. Namun Rangga adalah tipe laki-laki pendiam, penyendiri dan "dingin." Pada awalnya Cinta begitu membenci Rangga.

Tapi seperti biasanya, bumbu-bumbu cinta muncul di antara mereka. Hingga suatu saat ketika Rangga dan Cinta kencan di sebuah kafe, Alya mencoba bunuh diri. Cinta ditekan di antara pilihan antara sahabatnya atau cintanya dengan Rangga.

Review

Kayaknya udah lama banget semenjak saya nonton Ada Apa dengan Cinta? terakhir kalinya. Seingat saya, saya nonton ini kelas 2 SD, dan beberapa tahun kemudian (masih SD) saya beli VCD film ini di Disctarra. Entah kenapa kemaren bongkar koleksi DVD dan ketemulah dua keping VCD Ada Apa Dengan Cinta?

Ada Apa Dengan Cinta rilis di Jepang dengan judul Ganbare Ai

It brings up so many memorries... keren banget! Nggak nyangka film Indonesia bisa sekeren ini. (Menurut saya) film ini benar-benar

Page 2: Bertemakan Cinta Di Masa

memvisualisasikan kehidupan remaja dengan sangat jujur. Biasanya film remaja Indonesia cenderung memiliki pemeran utama wanita yang sangat kaya (lihat Eiffel... I'm in Love atau Dealova). Yang saking kayanya dapat dipertanyakan. Tapi film ini berbeda dan keluar "jalur" dari konteks tersebut. Cinta, seorang remaja biasa menjalani kehidupan remaja biasa pada umumnya.

Cinta, adalah salah satu karakter yang menyenangkan. Karakternya supel, unik, dan percaya diri. Dalam sisi character development, Cinta di sini mengalami beberapa metamorfosa dalam karakternya. Hingga pada akhir cerita bisa dibilang dia tidak lagi mendengarkan kata-kata orang lain tetapi lebih pada isi hatinya.

Akting Dian Sastrowardoyo di film keduanya setelah Bintang Jatuh bisa dibilang sangat bagus, beda dari akting-akting kelas average aktor-aktor muda kita. Dia mampu membawa emosi penonton masuk. Dia sepertinya sangat mengerti siapa Cinta dan bagaimana dia. Begitu pula dengan Nicholas Saputra, dia mampu menjadi seorang karakter yang dingin tapi pada akhirnya juga mau menerima Cinta. Aset paling berharga dari dirinya adalah kedua matanya yang bisa menatap setajam duri. Titi Kamal, Ladya Cheryl, Sissy Priscilla, dan Adinia Wirasti yang bisa dibilang baru dalam dunia perfilman pada masa itu, juga mampu menyamai kedua pemainnya.

Yang paling saya sukai dari film ini adalah soundtracknya, sayup-sayup di otak saya masih terus terdengar suara piano "Suara Hati Seorang Kekasih" yang menjadi background di beberapa scene. Melly Goeslow dan Anto Hoed sebagai komposer mampu menciptakan musik yang sangat indah sekaligus sangat enak didengar. Memorable, fresh dan sangat cocok untuk film ini.

Dari sisi editing, film ini termasuk biasa-biasa saja. Tidak bagus tapi tidak jelek. Perpindahan dari satu scene, ke scene lain bisa dibilang cukup menarik, misal; bola basket yang memantul dan jatuh menjadi masakan Rangga, atau intercut antara Cinta di kafe dan Alya di kamar mandi.

Page 3: Bertemakan Cinta Di Masa

Untuk cerita, saya tak mampu berkata apa-apa. Brilian! Kita disuguhi masalah-masalah remaja pada umumnya, tentang pilihan antara cinta atau persahabatan, perasaan yang harus dikorbankan, dan lain-lain yang terjadi pada kehidupan gadis usia belasan. Dibawa dengan pace dan tempo yang tepat sampai ke klimaks yang sangat seru dan anti-klimaks yang membuat kita bernapas lega. Ketika Rangga bilang; "aku harus pergi," saya bertepuk tangan. Ternyata sineas kita mampu membuat ending yang lebih baik dari film Hollywood kebanyakan. Biasanya dalam film-film remaja di sana, remaja-remaja itu mengorbankan sesuatu yang jauh lebih penting untuk perasaan mereka.

Kondisi politik Indonesia pun disinggung di sini. Seperti kondisi Ayahnya Rangga yang harus meninggalkan negeri, juga disinggung pula konflik upper dan middle class di Jakarta yang disinggung dengan percakapan Cinta dan Rangga di dapur walaupun memakai lingo remaja. Saya dengan bangga mengatakan, "This is not just a teen flick!" Jadi overall, rating yang saya berikan untuk film ini adalah; 9 out of 10. Dikemas sedemikian rupa film ini menjadi tontonan yang sangat menarik bagi para remaja. Ceritanya yang bagus dibalut dengan akting yang luar biasa membuat dua jempol saya naik. Sebuah klasik.