Berita terkait halaman 18 Insentif BI Hambat Pertumbuhan fileKecelakaan Laut dan Udara Meningkat...

1
E KO NOMI | SELASA, 20 DESEMBER 2011 | HALAMAN 17 Kecelakaan Laut dan Udara Meningkat EKONOMIKA Insentif BI Hambat Pertumbuhan INDONESIA MENABUNG: Perencana Keuangan Independen Ligwina Hananto (kanan), Pokja Edukasi Masyarakat bidang Perbankan dari Bank UOB Buana Fera Indratie Prajitno (kedua dari kanan), dan peneliti utama Bank Indonesia Suhaedi (kedua dari kiri) menjadi pembicara dialog dengan tema Indonesia menabung yang dimoderatori Askadiv Pemberitaan Bidang Ekonomi Media Indonesia Ade Siregar di Bistro Boulevard, Menteng, Jakarta Pusat, kemarin. Berita terkait halaman 18 MI/ROMMY PUJIANTO AYOMI AMINDONI K OMITE Ekonomi Na- sional (KEN) meng- kritik lambatnya pe- nyerapan anggaran pemerintah karena adanya sis- tem insentif BI yang memberi- kan bunga sekitar 60% dari BI rate (sekitar 3,6% dengan posisi BI rate 6%) untuk dana pemerin- tah di BI. Apalagi, di sisi lain, BI juga mendapatkan penghasilan tambahan bunga dari dana pe- merintah tersebut. Demikian dikatakan Ketua KEN Chairul Tanjung dalam seminar Prospek Ekonomi Indo- nesia 2012 di Jakarta, kemarin. “Semakin banyak uang pe- merintah di BI, berarti semakin banyak proyek pembangunan yang tidak dijalankan. Dengan kata lain, pemerintah dan BI telah membuat sistem insentif yang secara tidak sengaja telah memperlambat pertumbuhan ekonomi kita,” katanya. Ia memaparkan, sampai Okto- ber 2011 dana rekening pemerin- tah di BI mencapai Rp243 triliun. Angka ini merupakan indikasi awal bahwa pada 2011 penye- rapan anggaran mungkin tidak akan sebaik yang diharapkan, bahkan cenderung menurun kualitasnya jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain di BI, lanjutnya, jum- lah dana pemerintah di sistem perbankan sampai dengan Sep- tember 2011 mencapai Rp58,5 triliun. Artinya, cukup banyak juga dana pemerintah untuk proyek pembangunan yang be- lum digunakan secara optimal. Dalam sebelas bulan pertama 2011 rata-rata jumlah uang pe- merintah di sistem perbankan di luar BI berjumlah sekitar Rp54 triliun. “Bila pada akhir tahun ini dana pemerintah yang ada di BI tersisa sebesar Rp100 triliun, Indonesia akan kehilangan po- tensi pertumbuhan sekitar 0,7%. Ini adalah dampak langsung, belum menghitung multiplier effect-nya,” jelasnya. Chairul mengakui, pada ha- kikatnya meningkatnya uang pemerintah di BI sama dengan BI melakukan penyerapan li- kuiditas dari sistem nansial. Atau BI melakukan pengetatan kebijakan moneter dengan biaya lebih murah. Pemerintah juga diuntungkan karena uang pe- merintah menjadi lebih banyak di BI. Tapi akibatnya, yang menjadi korban adalah pereko- nomian dan masyarakat secara keseluruhan. Di tempat yang sama, ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa menga- takan paradigma insentif antara BI dan pemerintah itu harus diubah agar tidak berdampak negatif pada perekonomian. “Paradigma itu harus diubah. BI pasti diam saja karena dapat uang murah, pemerintah da- pat bunga. Desain sistem ini berdampak negatif, sedangkan mereka tidak tahu dampaknya pada perekonomian,” ujarnya. Perbaikan perencanaan Pada kesempatan terpisah, Menteri Keuangan Agus Mar- towardojo mengakui penye- rapan anggaran belanja modal dalam APBN Perubahan hingga Desember 2011 masih pada kisaran sekitar 53% atau senilai Rp72,3 triliun dari pagu Rp141 triliun. Penyerapan anggaran belanja pemerintah juga terke- san lambat karena kontraktor proyek belum menagih hasil kerja kepada Ditjen Perbendaha- raan Kementerian Keuangan. Untuk itu, Menkeu mendo- rong proses persiapan dan pe- rencanaan Kementerian Lem- baga untuk menyusun program dalam APBN harus lebih maksi- mal agar pelaksanaan penyerap- an belanja negara lebih baik. “Kata kunci proses pelak- sanaan program dimulai dari persiapan perencanaan yang memadai. Tanpa itu, jangan berharap proses pelaksanaan berjalan baik juga, karena APBN perlu persiapan eksekusi yang matang,” ujarnya dalam work- shop persiapan pelaksanaan APBN 2012 di Jakarta, kemarin. (ML/Ant/E-4) [email protected] Rencana anggaran belanja yang tidak tersusun rapi membuat pelaksanaan proyek pemerintah terhambat. PIP Beri Pinjaman PT Inka PUSAT Investasi Pemerintah (PIP) memberikan pinjaman modal kerja untuk pengadaan 1.200 unit gerbong tipe PPCW (gerbong tanpa atap dan din- ding) PT Industri Kereta Api (Inka). Pemberian pinjaman modal kerja dilakukan dengan penandatanganan perjanjian investasi bersama antara PIP dan Inka di Madiun, Jawa Ti- mur, kemarin. “Setelah melalui kajian dan analisis kelayakan, jumlah dana investasi yang disediakan Pusat Investasi Pemerintah sebagai pinjaman modal kerja kepada PT Inka adalah Rp118,5 miliar,” kata Manajer Komunikasi Pe- rusahaan PIP Anne Handayani melalui siaran persnya. Inka sebelumnya memenangi proyek pengadaan unit gerbong dari PT Kereta Api Indone- sia (KAI). Namun, untuk me- menuhi proyek tersebut, Inka membutuhkan pinjaman modal kerja untuk menutup kekurang- an pembiayaan proyek 1.200 unit gerbong PPCW. Pinjaman investasi dalam bentuk pinjam- an modal kerja itu berjangka waktu 20 bulan terhitung sejak 19 Desember 2011 sampai 30 Juli 2013 dengan tingkat bunga 9,75%. (ML/E-4) Peringkat Utang 8 Bank Naik SETELAH menaikkan peringkat utang negara, kemarin, lembaga pemeringkat Fitch menaikkan peringkat utang delapan bank Indonesia masuk ke posisi invest- ment grade. Seluruh outlook utang bank tersebut dinyatakan stable. Adapun delapan bank ter- sebut ialah PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, Lembaga Pembiayaan Export- Import Indonesia (Indoexim), PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank Internasional Indonesia Tbk, dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan naiknya peringkat perbankan nasional memang sudah secara otomatis seiring dengan kenaikan peringkat utang Indonesia. Dirut BNI Gatot M Suwondo dan Pre- siden Direktur BCA Jahja Setia- atmadja mengatakan pihaknya belum berencana memanfaatkan kenaikan peringkat untuk mener- bitkan surat utang perusahaan baru. (GA/WR/E-4) PEMERINTAH berencana mem- berikan insentif kepada per- usahaan swasta dan badan usaha milik negara (BUMN) dalam proyek pembangunan infrastruktur. Hal itu diharap- kan dapat memberi stimulus atas peran keduanya dalam akselerasi pembangunan in- frastruktur. Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan insentif tersebut akan diberikan sekali- gus dalam rangka mendorong peningkatan perdagangan da- lam negeri. Tujuannya ialah mengantisipasi menurunnya ki- nerja ekspor pada 2012 sebagai dampak krisis ekonomi di Eropa dan Afrika. “Macam-macam skemanya nanti. Misalkan untuk sesuatu yang secara komersial belum memungkinkan sehingga tidak mengundang minat swasta, pemerintah masuk. Sehingga menjadi proyek yang baik, itu yang saya katakan insentif,” ujar Hatta Rajasa seusai acara pema- paran Prospek Ekonomi Indone- sia 2012 oleh Komite Ekonomi Nasional di Hotel Crowne Plaza, Jakarta, kemarin. Ia mencontohkan pemba- ngunan infrastruktur konektivi- tas antardaerah. Untuk daerah yang belum memiliki pelabuhan dengan dermaga, pemerintah yang membangun dermaga. Adapun pengadaan kapal diberikan kepada pemerintah daerah. “Sehingga ada kapal reguler untuk mengangkut komoditas bagi daerah-daerah tertentu,” ujar Hatta. Pada kesempatan terpisah, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto meresmikan enam proyek infrastruktur bidang cipta karya senilai total Rp27,38 miliar di Semarang, Jawa Te- ngah, kemarin. Keenam proyek infrastruk- tur yang diresmikan meliputi sistem penyediaan air minum (SPAM) di Jebres dan Surakarta serta penyediaan infrastruktur pengembangan kawasan mina- politan di Cilacap. Kemudian, revitalisasi kawa- san Simpang Lima Semarang dan dukungan prasarana dasar tradisional/bersejarah Kabupa- ten Blora. Menurut Djoko, pendanaan keenam proyek diperoleh dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, serta kabupaten/kota se-Jawa Tengah. (AI/HT/E-1) Pemerintah Beri Iming-Iming Stimulus KEMENTERIAN Perhubungan mencatat terjadinya kenaikan angka kecelakaan moda trans- portasi laut dan udara pada tahun ini. Berdasarkan data kemente- rian, terdapat 27 kasus di sektor transportasi udara selama pe- riode Januari sampai September 2011. Rinciannya, 11 kecelakaan (accident) dan 16 insiden serius. Adapun jumlah korban menca- pai 66 orang, dengan 63 korban meninggal dan 3 luka-luka (injured). Di sisi lain, jumlah kasus pada 2010 adalah 8 kecelakaan dan 9 insiden serius, atau total 17 kasus. Pada periode itu, jum- lah korban mencapai 26 orang, dengan 22 injured, dan 4 me- ninggal. Di sektor perhubungan laut, jumlah kecelakaan selama Ja- nuari-Oktober 2011 mencapai 139 peristiwa. Kasus kapal teng- gelam mendominasi dengan 45 kasus, kapal hanyut atau kandas mencapai 29 kasus, kebakaran 22 kasus, tabrakan 10 kasus, dan lain-lain, seperti kerusakan mesin, 33 kasus. Adapun jumlah korban meninggal akibat kecela- kaan transportasi laut mencapai 150 orang. Sama seperti sektor transpor- tasi udara, jumlah kecelakaan maupun korban di sektor laut sepanjang tahun ini juga naik ketimbang 2010. Pada 2010, Kemenhub mencatat jumlah ke- celakaan 109 kasus dan korban meninggal 65 jiwa. Wakil Ketua Komisi V DPR Muhidin Muhammad Said beranggapan meningkatnya kecelakaan mengindikasikan lemahnya implementasi aturan keselamatan dan keamanan transportasi. “Sudah ada UU Pe- nerbangan maupun Pelayaran. Saya kira itu sudah lengkap, tapi yang sekarang diperlukan adalah ketegasan dan kepastian hukum,” ujarnya. Ia mengingatkan agar Kemen- hub punya langkah konkret un- tuk menekan angka kecelakaan. “Tidak boleh lagi ada toleransi, harus ada sanksi tegas bila me- langgar, misalnya cabut izin pela- yaran atau penerbangannya.” Di lain hal, pengamat trans- portasi Danang Parikesit menilai kenaikan angka kecelakaan dise- babkan minimnya sumber daya manusia (SDM) dan rendahnya pengembangan infrastruktur. “Pertumbuhan terus meningkat, tapi tidak diikuti kemampuan yang mumpuni, seperti masalah kelayakan ataupun pemerik- saan,” ucapnya. Adapun Menteri Perhubung- an EE Mangindaan mengatakan angka kecelakaan justru relatif menurun ketimbang 2010. Pasal- nya, frekuensi transportasi juga mengalami kenaikan. “Kalau kita lihat antara jumlah kecela- kaan dengan arus lalu lintas, justru grafiknya ke bawah,” paparnya. (*/E-2) KM MARINA TERBAKAR: KM Marina Nusantara, yang mengangkut 443 penumpang asal Surabaya tujuan Banjarmasin, terbakar setelah bertabrakan dengan kapal tongkang pengangkut batu bara di perairan Sungai Barito, Kalimantan Selatan, September lalu. MI/DENNY SAPUTRA

Transcript of Berita terkait halaman 18 Insentif BI Hambat Pertumbuhan fileKecelakaan Laut dan Udara Meningkat...

Page 1: Berita terkait halaman 18 Insentif BI Hambat Pertumbuhan fileKecelakaan Laut dan Udara Meningkat EKONOMIKA Insentif BI Hambat Pertumbuhan INDONESIA MENABUNG: Perencana Keuangan Independen

EKONOMI| SELASA, 20 DESEMBER 2011 | HALAMAN 17

Kecelakaan Laut dan Udara Meningkat

EKONOMIKA

Insentif BI Hambat Pertumbuhan

INDONESIA MENABUNG: Perencana Keuangan Independen Ligwina Hananto (kanan), Pokja Edukasi Masyarakat bidang Perbankan dari Bank UOB Buana Fera Indratie Prajitno (kedua dari kanan), dan peneliti utama Bank Indonesia Suhaedi (kedua dari kiri) menjadi pembicara dialog dengan tema Indonesia menabung yang dimoderatori Askadiv Pemberitaan Bidang Ekonomi Media Indonesia Ade Siregar di Bistro Boulevard, Menteng, Jakarta Pusat, kemarin. Berita terkait halaman 18

MI/ROMMY PUJIANTO

AYOMI AMINDONI

KOMITE Ekonomi Na-sional (KEN) meng-kritik lambatnya pe-nyerapan anggaran

pemerintah karena adanya sis-tem insentif BI yang memberi-kan bunga sekitar 60% dari BI rate (sekitar 3,6% dengan posisi BI rate 6%) untuk dana pemerin-tah di BI. Apalagi, di sisi lain, BI juga mendapatkan penghasilan tambahan bunga dari dana pe-merintah tersebut.

Demikian dikatakan Ketua KEN Chairul Tanjung dalam seminar Prospek Ekonomi Indo-nesia 2012 di Jakarta, kemarin.

“Semakin banyak uang pe-merintah di BI, berarti semakin

banyak proyek pembangunan yang tidak dijalankan. Dengan kata lain, pemerintah dan BI telah membuat sistem insentif yang secara tidak sengaja telah memperlambat pertumbuhan ekonomi kita,” katanya.

Ia memaparkan, sampai Okto-ber 2011 dana rekening pemerin-tah di BI mencapai Rp243 triliun. Angka ini merupakan indikasi awal bahwa pada 2011 penye-rapan anggaran mungkin tidak akan sebaik yang diharapkan, bahkan cenderung menurun kualitasnya jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Selain di BI, lanjutnya, jum-lah dana pemerintah di sistem perbankan sampai dengan Sep-tember 2011 mencapai Rp58,5

triliun. Artinya, cukup banyak juga dana pemerintah untuk proyek pembangunan yang be-lum digunakan secara optimal. Dalam sebelas bulan pertama 2011 rata-rata jumlah uang pe-merintah di sistem perbankan di luar BI berjumlah sekitar Rp54 triliun.

“Bila pada akhir tahun ini dana pemerintah yang ada di BI tersisa sebesar Rp100 triliun, Indonesia akan kehilangan po-tensi pertumbuhan sekitar 0,7%. Ini adalah dampak langsung, belum menghitung multiplier effect-nya,” jelasnya.

Chairul mengakui, pada ha-kikatnya meningkatnya uang pemerintah di BI sama dengan BI melakukan penyerapan li-kuiditas dari sistem fi nansial. Atau BI melakukan pengetatan kebijakan moneter dengan biaya lebih murah. Pemerintah juga diuntungkan karena uang pe-merintah menjadi lebih banyak

di BI. Tapi akibatnya, yang menjadi korban adalah pereko-nomian dan masyarakat secara keseluruhan.

Di tempat yang sama, ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa menga-takan paradigma insentif antara BI dan pemerintah itu harus diubah agar tidak berdampak negatif pada perekonomian.

“Paradigma itu harus diubah. BI pasti diam saja karena dapat uang murah, pemerintah da-pat bunga. Desain sistem ini berdampak negatif, sedangkan mereka tidak tahu dampaknya pada perekonomian,” ujarnya.

Perbaikan perencanaanPada kesempatan terpisah,

Menteri Keuangan Agus Mar-towardojo mengakui penye-rapan anggaran belanja modal dalam APBN Perubahan hingga Desember 2011 masih pada kisaran sekitar 53% atau senilai

Rp72,3 triliun dari pagu Rp141 triliun. Penyerapan anggaran belanja pemerintah juga terke-san lambat karena kontraktor proyek belum menagih hasil kerja kepada Ditjen Perbendaha-raan Kementerian Keuangan.

Untuk itu, Menkeu mendo-rong proses persiapan dan pe-ren canaan Kementerian Lem-baga untuk menyusun program dalam APBN harus lebih maksi-mal agar pelaksanaan penyerap-an belanja negara lebih baik.

“Kata kunci proses pelak-sanaan program dimulai dari persiapan perencanaan yang memadai. Tanpa itu, jangan berharap proses pelaksanaan berjalan baik juga, karena APBN perlu persiapan eksekusi yang matang,” ujarnya dalam work-shop persiapan pelaksanaan APBN 2012 di Jakarta, kemarin. (ML/Ant/E-4)

[email protected]

Rencana anggaran belanja yang tidak tersusun rapi membuat pelaksanaan proyek pemerintah terhambat.

PIP Beri Pinjaman PT InkaPUSAT Investasi Pemerintah (PIP) memberikan pinjaman modal kerja untuk pengadaan 1.200 unit gerbong tipe PPCW (gerbong tanpa atap dan din-ding) PT Industri Kereta Api (Inka). Pemberian pinjaman modal kerja dilakukan dengan penandatanganan perjanjian investasi bersama antara PIP dan Inka di Madiun, Jawa Ti-mur, kemarin.

“Setelah melalui kajian dan analisis kelayakan, jumlah dana investasi yang disediakan Pusat Investasi Pemerintah sebagai pinjaman modal kerja kepada PT Inka adalah Rp118,5 miliar,” kata Manajer Komunikasi Pe-rusahaan PIP Anne Handayani melalui siaran persnya.

Inka sebelumnya memenangi proyek pengadaan unit gerbong dari PT Kereta Api Indone-sia (KAI). Namun, untuk me-menuhi proyek tersebut, Inka membutuhkan pinjaman modal kerja untuk menutup kekurang-an pembiayaan proyek 1.200 unit gerbong PPCW. Pinjaman investasi dalam bentuk pinjam-an modal kerja itu berjangka waktu 20 bulan terhitung sejak 19 Desember 2011 sampai 30 Juli 2013 dengan tingkat bunga 9,75%. (ML/E-4)

Peringkat Utang 8 Bank NaikSETELAH menaikkan peringkat utang negara, kemarin, lembaga pemeringkat Fitch menaikkan peringkat utang delapan bank Indonesia masuk ke posisi invest-ment grade. Seluruh outlook utang bank tersebut dinyatakan stable.

Adapun delapan bank ter-sebut ialah PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, Lembaga Pembiayaan Export-Import Indonesia (Indoexim), PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank Internasional Indonesia Tbk, dan PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan naiknya peringkat perbankan nasional memang sudah secara otomatis seiring dengan kenaik an peringkat utang Indonesia. Dirut BNI Gatot M Suwondo dan Pre-siden Direktur BCA Jahja Setia-atmadja mengatakan pihaknya belum berencana memanfaatkan kenaikan pering kat untuk mener-bitkan su rat utang perusahaan baru. (GA/WR/E-4)

PEMERINTAH berencana mem-berikan insentif kepada per-usahaan swasta dan badan usaha milik negara (BUMN) dalam proyek pembangunan infrastruktur. Hal itu diharap-kan dapat memberi stimulus atas peran keduanya dalam akselerasi pembangunan in-frastruktur.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan insentif tersebut akan diberikan sekali-gus dalam rangka mendorong peningkatan perdagangan da-lam negeri. Tujuannya ialah mengantisipasi menurunnya ki-nerja ekspor pada 2012 sebagai dampak krisis ekonomi di Eropa dan Afrika.

“Macam-macam skemanya nanti. Misalkan untuk sesuatu yang secara komersial belum memungkinkan sehingga tidak mengundang minat swasta, pemerintah masuk. Sehingga menjadi proyek yang baik, itu yang saya katakan insentif,” ujar Hatta Rajasa seusai acara pema-paran Prospek Ekonomi Indone-sia 2012 oleh Komite Ekonomi Nasional di Hotel Crowne Plaza, Jakarta, kemarin.

Ia mencontohkan pemba-ngunan infrastruktur konektivi-

tas antardaerah. Untuk daerah yang belum memiliki pelabuhan dengan dermaga, pemerintah yang membangun dermaga.

Adapun pengadaan kapal diberikan kepada pemerintah daerah.

“Sehingga ada kapal reguler untuk mengangkut komoditas bagi daerah-daerah tertentu,” ujar Hatta.

Pada kesempatan terpisah, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto meresmikan enam proyek infrastruktur bidang cipta karya senilai total Rp27,38 miliar di Semarang, Jawa Te-ngah, kemarin.

Keenam proyek infrastruk-tur yang diresmikan meliputi sistem penyediaan air minum (SPAM) di Jebres dan Surakarta serta penyediaan infrastruktur pengembangan kawasan mina-politan di Cilacap.

Kemudian, revitalisasi kawa-san Simpang Lima Semarang dan dukungan prasarana dasar tradisional/bersejarah Kabupa-ten Blora.

Menurut Djoko, pendanaan keenam proyek diperoleh dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, serta kabupaten/kota se-Jawa Tengah. (AI/HT/E-1)

Pemerintah Beri Iming-Iming

Stimulus

KEMENTERIAN Perhubungan mencatat terjadinya kenaikan angka kecelakaan moda trans-portasi laut dan udara pada tahun ini.

Berdasarkan data kemente-rian, terdapat 27 kasus di sektor transportasi udara selama pe-riode Januari sampai September 2011. Rinciannya, 11 kecelakaan (accident) dan 16 insiden serius. Adapun jumlah korban menca-pai 66 orang, dengan 63 korban meninggal dan 3 luka-luka (injured).

Di sisi lain, jumlah kasus pa da 2010 adalah 8 kecelakaan dan 9 insiden serius, atau total 17 kasus. Pada periode itu, jum-lah korban mencapai 26 orang, dengan 22 injured, dan 4 me-ninggal.

Di sektor perhubungan laut, jumlah kecelakaan selama Ja-nuari-Oktober 2011 mencapai 139 peristiwa. Kasus kapal teng-gelam mendominasi dengan 45 kasus, kapal hanyut atau kandas mencapai 29 kasus, kebakaran 22 kasus, tabrakan 10 kasus, dan lain-lain, seperti kerusakan mesin, 33 kasus. Adapun jumlah korban meninggal akibat kecela-kaan transportasi laut mencapai 150 orang.

Sama seperti sektor transpor-tasi udara, jumlah kecelakaan maupun korban di sektor laut sepanjang tahun ini juga naik ketimbang 2010. Pada 2010, Ke menhub mencatat jumlah ke-

celakaan 109 kasus dan korban meninggal 65 jiwa.

Wakil Ketua Komisi V DPR Muhidin Muhammad Said beranggapan meningkatnya kecelakaan mengindikasikan lemahnya implementasi aturan keselamatan dan keamanan transportasi. “Sudah ada UU Pe-nerbangan maupun Pelayaran. Saya kira itu sudah lengkap, tapi yang sekarang diperlukan adalah ketegasan dan kepastian hukum,” ujarnya.

Ia mengingatkan agar Kemen-hub punya langkah konkret un-tuk menekan angka kecelakaan. “Tidak boleh lagi ada toleransi, harus ada sanksi tegas bila me-langgar, misalnya cabut izin pela-yaran atau penerbangannya.”

Di lain hal, pengamat trans-portasi Danang Parikesit menilai kenaikan angka kecelakaan dise-babkan minimnya sumber daya manusia (SDM) dan rendahnya pengembangan infrastruktur. “Pertumbuhan terus meningkat,

tapi tidak diikuti kemampuan yang mumpuni, seperti masalah kelayakan ataupun pemerik-saan,” ucapnya.

Adapun Menteri Perhubung-an EE Mangindaan mengatakan angka kecelakaan justru relatif menurun ketimbang 2010. Pasal-nya, frekuensi transportasi juga mengalami kenaikan. “Kalau kita lihat antara jumlah kecela-kaan dengan arus lalu lintas, justru grafiknya ke bawah,” paparnya. (*/E-2)

KM MARINA TERBAKAR: KM Marina Nusantara, yang mengangkut 443 penumpang asal Surabaya tujuan Banjarmasin, terbakar setelah bertabrakan dengan kapal tongkang pengangkut batu bara di perairan Sungai Barito, Kalimantan Selatan, September lalu.

MI/DENNY SAPUTRA