MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

32
Edisi XXXIX / Juli - September | 2017 MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

Transcript of MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

Page 1: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

Edisi XXXIX / Juli - September | 2017

MENEGAKKAN PERATURANBUKAN HAMBAT INVESTOR

Page 2: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

LAPORAN UTAMAHal. 4 - 5Menegakkan Peraturan Bukan Hambat InvestorHal. 6 - 7Menyelisik Kawasan Strategi Provinsi yang Sahih

PERISTIWAHal. 8 - 9Demokrasi WujudkanJawa Barat Maju dan SejahteraHal. 10Perubahan Membawa KemajuanHal. 11Indeks Kebahagian Pegawai DBMPR TertinggiHal. 12Pelebaran Jalan di Puncak DiprioritaskanHal. 13Keterisolasian Ciletuh Mulai “Terkikis”Hal. 14 - 15Gedung Tumpeng Ikon Seni dan Budaya JabarHal. 18 -19Buru Target Paripurna Pekerja BersertifikasiHal. 20 - 21Naskah Akademik RaperdaKSP BIJB & Kertajati Aerocity Direview

GARDAHal. 22BPJ I - Jembatan CipamingkisDesember 2017 TersambungHal. 23BPJ IV - Hanya Untuk Kendaraan Dibawah 8 Ton

LENSAHal. 16 - 17

SOSOKHal. 24 - 25Agus Hendrarto - Bekerja Harus Memberi ManfaatHal. 25 - 27R. Asep Achmad Muhyidin ST., MT - Bekerja dan Mencintai Pekerjaan

WAWASANHal. 28 - 29Jalan Berliku Si Penggilas Jalan di NusantaraHal. 30Teknologi Aspal Plastik Diujicoba

SEJENAKHal. 31Etika Shalat Malam

Pengarah:Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan RuangDr. Ir. Drs. H. M. Guntoro, MM.

Penanggung jawab:Sekretaris Dinas Bina Marga dan Penataan RuangDrs. Satrio, M.Si.

Pemimpin Redaksi:Sekretaris Dinas Bina Marga dan Penataan RuangDrs. Satrio, M.Si.

Sekretaris:Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan UmumRahayu K. Soewignya, SE

Narasumber:

R. Asep Achmad Muhyidin ST., MT. Ir. Barmansyah Bursjah M.Si.Ir. Gumilang, MT. Drs. Satrio, M.Si.Ir. Agus Hendrarto, MM.Yongga Bhakti, ST., MT.Eryanto ST., MT. Agus Budiono, ST., MM.Agus Salim ST., MT. Bambang Sulistiabudi, ST., MM.Aseng Supriatna, ST., M.Si.Imansyah, ST., MM.

Redaktur Pelaksana:Adnan Guntara, ST., MTM. Aswal, ST., MT.Hendra Wardhana, ST., MT.

Koresponden/Fotografer:Galih, Sukarna, Nanang Santosa

Sirkulasi/Umum:Endang Cahyana, Hari A. Sumirat

Operator Komputer:Andri S.

Alamat Redaksi:Jl. Asia Afrika no. 79 Bandung.Telp. (022) 423 1602 (022) 423 1603

e-mail redaksi majalah Sibima : [email protected]

Redaksi menerima tulisan orisinil (artikel,cerpen, dan lain-lain), hasil liputan atau foto dari semua keluarga besar Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang. Bila diperlukan, redaksi akan melakukan editing/koreksi sesuai kebutuhan dan ketentuan yang ada. Semua artikel dapat dikirimkan ke Redaksi SiBiMa.

INB

OX

Page 3: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

Mulai edisi April 2013, Redaksi akan memberikan honorarium bagi setiap tulisan orisinil (artikel,cerpen, dan lain-lain) dari semua keluarga besar Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang yang dimuat.

Artikel dapat dikirimkan ke Redaksi SiBiMa : [email protected]

MANG BIMA NGAGEUING

DINAS PALING BAHAGIA“Bagja mah memang teu selalu diukur ku dunia alias kakayaan, nya Bim,”Si Abroh muka

obrolan bari diuk dina korsi “O” harepeun kantor Dinas Bina Marga nu can lila meunang ngarenovasi.

“Ke..ini teh apa,” Mang Bima yang lagi memasukan “bala-bala” ke mulutnya kaget.“Ia, kata ibu Netty Prasetyani Heryawan, Istrina Bapak Gubernur Jawa Barat, Kang Aher tea.

Nyebutkan yen pegawai Dinas Marga dan Penataan Ruang, indeks kebahagiaannya paling tinggi,” ceuk Si Abroh.

“Tah..tah..Eta Terangkanlah..eta terangkanlah...apa sebabnya,” Mang Bima keukeuh belum mengerti.

“Ia kata Ibu Netty, aya tilu yang menyebabkannya, satu adanya ruang berkumpul tempat istirahat dan kegiatan bersama, kedua adanya grup band, ketiga rutin melakukan gowes bersama,” tah eta Bim.

“Oh...eta..iya saya juga merasakan apa disebut si Ibu teh bener, ketiga nya menjadi sumber kebahagiaan bagi kita. Da di Dinas lain mah belum tentu ada, paling-paling nu sarua mah gowes eta oge belum tentu sarame di kita ,” ceuk Mang Bima.

“Makanya kita harus bersyukur mendapatkan kesempatan untuk mengabdi di sini teh. Caranya tunjukan saja semangat kerja yang baik, hasil kerja yang bagus, taati aturan,” ceuk Si Abroh.

“Tapi kan tetap perlu ieu...,”ceuk Mang Bima, bari ngagesekeun jempol jeung telunjuk.“Duit ?, eta mah pan geus aya aturan, pasti meunang. Ari kamu hayang boga duit supaya

bahagia. Ayeuna kabahagiaan geus meunang. Naon deui atuh nu teang,” ceuk Si Abroh nerangkeun rada jero.

Ayeuna mah anggur si, hayu urang gawe nu alus. Si Abroh nambahan. Urang terus dukung pemerintahan Provinsi Jawa Barat supaya tetap menjadi provinsi terbaik, terdepan dalam hal pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat dan terdepan dalam prestasi di segala bidang.

“Inget aya kontribusi Dinas Bina dan Penataan Ruang dina raihan prestasi nu geus dimeunangkan ku Provinsi Jawa Barat salama ieu. Tah urang terus memberikan kontribusi terbaik, jangan melempem. Da mun Jabar kahiji mah urang bakal ngilu senang,” Si Abroh ngajelaskeun panjang.

Mang Bima sirahna unggeuk-ungeukan, teu lila nyemburkeun hasep rokok bari nyarita dina hatena. “Ieu ge kabahagiaan komo mun bari ditimpah ku cikopi.”

Page 4: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

4 Juli - September 2017 | SiBiMa

LAP

OR

AN

UTA

MA

MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

Kalangan pengusaha wajib memahami sikap dan posisi pemerintah yang terikat oleh peraturan, artinya secara langsung atau tidak para pengusaha pengembang harus mengikuti

aturan yang ditetapkan pemerintah.

Apalagi terkait dengan pengembangan dan pembangunan berskala besar yang bisa mempengaruhi atau merevisi Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) suatu wilayah. Seperti yang sedang hangat-hangat dibicarakan berbagai kalangan dari masyarakat bawah, pemerintahan hingga tingkat dewan, tak lain mengenai mega proyek pembangunan kota baru di Desa Cibatu Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi.

Konon luasnya mencapai 500 hektar. Dalam kawasan ini akan dibangun 200 menara apartemen. Selain itu juga akan dibangun fasilitas pendukung seperti kawasan komersial, perkantoran, universitas, sarana olahraga dan lainnya.

Namun dalam prosesnya ada kejanggalan yang memicu berbagai tindakan, bahkan Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar menyuarakan agar pembangunan mega proyek tersebut jangan dulu dimulai karena belum mempunyai rekomendasi dari pemerintahan Provinsi Jawa Barat.

Hal ini merunut ke Peraturan Daerah (Perda) nomor 12 tahun 2014 tentang pengelolaan pembangunan dan pengembangan metropolitan dan pusat pertumbuhan di Jawa

Barat, yang menyatakan bahwa jika ada pembangunan dengan skala besar, harus ada rekomendasi Gubernur untuk masuk ke tahap selanjutnya.

“Meminta rekomendasi itu yang belum dilaksanakan oleh pengembang Kota Baru di wilayah Cikarang tersebut,” ujar Deddy Mizwar.

Sementara itu Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi (DBMPR) Jawa Barat M. Guntoro menegaskan bahawa terkait mega proyek di CIkarang tersebut Dinas yang dikepalainya tidak memiliki wewenang untuk mengeluarkan izin rekomendasi karena ada dinas lain yang berhak mengeluarkan.

“Saya menampik berita yang menyatakan rekomendasi pembangunan tersebut dikeluarkan oleh DBMPR. DBMPR hanya memfasilitasi rekomendasi perizinan yang masuk. Bina Marga tidak mengeluarkan izin, yang mengeluarkan izin itu hanya satu atap. Kita tidak pernah mengeluarkan izin untuk siapa pun. Karena ada dinas terkait yang mengeluarkan,” tegasnya.

Di lapangan memang belum ada fisik bangunan yang berdiri. Namun persiapan sudah dimulai, seperti adanya alat

Page 5: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

SiBiMa | Juli - September 2017 5Foto.Wasu/DK

Acuan Kebijakan Metropolitan di Jawa Barat• Penetapan Kawasan Metropolitan dalam Perda No 12 tahun 2014 ttg Pengelolaan Pembangunan

dan Pengembangan Metropolitan dan pusat pertumbuhan di Jabar, meliputi : 1. Bodebekarpur, 2. Bandung Raya, 3. Cirebon Raya.

• Lingkup wilayah Metropolitan Bodebekkarpur (Bogor, Depok, Bekasi, Karawang dan Purwakarta) mencakup 82 Kecamatan, diantaranya 19 Kecamatan di Kabupaten Bekasi termasuk Kecamatan Cikarang Selatan yang menjadi lokasi Proyek Meikarta

• Arah kebijakan pengelolaan pembangunan metropolitan dan pusat pertumbuhan (pasal 10 huruf a, e dan f): a. Pengelolaan pembangunan metropolitan dan pusat pertumbuhan dilakukan secara

bersama-sama oleh pemerintah daerah dan pemerintah kabupaten/kota secara terencana dan terintegrasi dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan.

e. Perizinan pembangunan kabupaten/kota di lingkungan metropolitan dan pusat pertumbuhan dalam rangka pengelolaan pembangunan metropolitan dan pusat pertumbuhan tetap menjadi kewenangan dan tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota.

f. Perizinan pembangunan pada bidang-bidang yang bersifat strategis berskala metropolitan, lintas daerah serta lintas pemerintah dan/atau berimplikasi skala metropolitan menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota setelah mendapat rekomendasi Gubernur.

berat bahkan tiang mulai dipasang di beberapa titik. Anehnya meski pembangunannya belum dimulai akan tetapi promosi di berbagi media tentang Kota Baru di kawasan tersebut sudah di mulai. Dengan menyebut kenyamanan fasilitas dan kemudahan akses dan moda transportasi yang sedang dibangun pemerintah yang terhubung dengan kawasan tersebut, yang sebenarnya sangat jauh dari lokasi kawasan tersebut. Seperti Kereta Api Cepat Bandung-Jakarta, Patimban Deep Seaport, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, dan pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek Elevated Highway.

“Semua pembangunan fasilitas tersebut kan jauh pembangunan Kota Baru tersebut, kecuali Tol Jakarta Cikampek, elevated highway yang relatif dekat dengan kota baru yang akan dibangun tersebut, namun dibangun bukan untuk menunjang fasiltas di kota itu ” ujar Hendra Wardhana, Kepala Seksi Perencanaan Tata Ruang di Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat.

Sebenarnya pemerintah Provinsi Jawa Barat tidak bermaksud menghalangi pembangunan kawasan Kota Baru tersebut dan tidak akan menghambat investasi dari manapun sepanjang koridor aturan dipatuhi, khususnya masalah perizinan tentang pemanfaatan tata ruang.

Dalam UU No. 26 tahun 2007 rencana tata ruang wilayah provinsi menjadi pedoman untuk pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam wilayah provinsi.

RTRW perlu dijabarkan dan ditindaklanjuti dengan melihat potensi wilayah yang dapat mendorong perkembangan wilayah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah tersebut dengan tanpa mengabaikan fungsi kawasan yang secara lingkungan perlu dipertahankan dan dilestarikan.

Untuk itulah dibuat kawasan strategi yang merupakan bagian wilayah kota yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota di bidang ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan atau kawasan ekonomi yang secara potensial memiliki efek ganda (multiplier effect) yang signifikan secara lintas sektoral, lintas spasial (lintas wilayah) dan lintas pelaku.

Provinsi Jawa Barat sendiri telah memilki RTRW untuk seluruh wilayah disebut sebagai Kawasan Strategi Provinsi (KSP) yang saat ini sudah dibagi kedalam 24 KSP. Penetapan KSP dilaksanakan dengan memperhatikan Kawasan Strategis Nasional yang terdapat di Provinsi Jawa Barat.

Kembali ke masalah pembangunan Kota Baru di Cikarang, sesuai dengan rencana KSP, wilayah tersebut masuk kedalam kawasan Metropolitan Bodebekarpur (Bogor-Depok-Bekasi-Karawang dan Purwakarta) dimana Pemprov Jawa Bara mempunyai rencana kawasan tersebut akan dibangun untuk mengimbangi pertumbuhan Jakarta. “Tetapi masih dalam perencanaan, maka ketika ada rencana akan dibangun kota baru bahkan sudah dipasarkan Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar merasa pemerintah provinsi belum mengeluarkan rekomendasi pemanfaatan ruang tersebut karena tidak ada dalam perencanaan,” jelas Hendra.

Proses pemanfaatan ruang suatu wilayah memerlukan proses yang cukup panjang, setelah mendapatkan ijin dari pemerintah kota/kabupaten maka harus terlwbih dahulu mendapatkan rekomendasi dari pemerintahan provinsi.

“Setelah rekomendasi keluar tidak boleh serta merta ada pembangunan apapun di lapangan harus ada Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan ijin lokasi serta IMB ,” ujar Hendra Wardhana.

Selain itu lanjut Hendra, harus ada kajian lainnya seperti kajian daya dukung dan daya tampung lingkungan yang mengkaji sumber pengambilan air baku, listrik, sampah dan banyak lagi.

“Apa pengembang sudah melakukan hal-hal tersebut? Karena semua harus jelas dan prosesnya pun masih sangat panjang,” ujar Hendra.

Meskipun pengembang mengklaim sudah ada 99.300 atau sekitar 200 menara Wagub tak bergeming, pembangunan tidak boleh dilakukan dan promosi dihentikan sebelum ada rekomendasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Sekali lagi ini bukan menghambat investor masuk, akan tetapi demi tegaknya peraturan. (Wasu - Luthfi/DK)

Page 6: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

6 Juli - September 2017 | SiBiMa

LAP

OR

AN

UTA

MA

Penambahan tugas bidang Penataan Ruang pada Dinas Bina Marga yang diikuti dengan perubahan nama menjadi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang

(DBMPR) Provinsi Jawa Barat berdampak pada tugas dan tanggung jawabnya.

Kini DBMPR Provinsi Jawa Barat tak melulu mengurusi pembangunan serta pemeliharaan jalan dan jembatan. Tapi mempunyai tanggung jawab menjadi pelaksana pengaturan dan pemanfaatan tata ruang dan wilayah di Jawa Barat.

Dalam rangka menyosialisasikan hasil kajian pengembangan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategi Provinsi (RTR KSP) untuk revisi RTRW Jawa Barat 2009-2029. DBMPR mengadakan Lokakarya yang diselenggarakan pada, Rabu (6/9) di Gedung Bima Utama DBMPR Jl. Asia Afrika, hadir sebagai nara sumber dosen perencanaan wilayah dan kota ITB Dr. Iwan Kustiwan dan Ridwan Sutriadi, ST., MT., PhD, Ir. Juharman mewakili Ikatan Ahli Perencana (IAP) dan Dr Ari Djatmiko, Ir., MT., konsultan dan undangan antara lain dari Bappeda Provinsi serta perwakilan dari pemerintahan Kabupaten/Kota se Jawa Barat.

Bahan yang menjadi bahan diskusi adalah laporan tahap akhir “Kajian Pengembangan RTR KSP untuk revisi RTRWP

Jawa Barat 2009-2029”. Tahap ini berisikan penentuan KSP berdasarkan analisis beberapa aspek, baik aspek fisik maupun kewenangan dan kebijakan pendukung. “Hasil akhir yang diharapkan di dalam pembahasan laporan akhir ini adalah pemantapan penentuan KSP berdasarkan masukan dari berbagai pihak agar dapat dihasilkannya KSP yang mampu berperan dan berpengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, serta pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi,” ujar Ir. Juharman dari Ikatan Ahli Perencana (IAP).

Penetapan KSP Jawa Barat, lanjut Juharman dilaksanakan dengan memperhatikan KS Nasional (KSN) yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. KSN di Provinsi Jawa Barat ditetapkan berdasarkan berbagai sudut kepentingan dan kriteria tertentu. Sudut kepentingan tersebut Pertahanan, Pertumbuhan Ekonomi, Sosial dan Budaya, Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan/atau Teknologi Tinggi, Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup.

Dari hasil kajian ruang lingkup wilayah KSP Jawa Barat yang dituangkan dalam Peraturan Daerah No. 22 Tahun 2010, terdapat 24 KSP yang dibagi dalam ruang lingkup Kepentingan Hankam (KSP Pulau Nusa Manuk Tasikmalaya), Kepentingan

Lokakarya Kajian Pengembangan RTR KSP

MENYELISIKKAWASAN STRATEGI PROVINSIYANG SAHIH

Page 7: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

SiBiMa | Juli - September 2017 7

Foto.Wasu/DK

Foto.Wasu/DK

Pertumbuhan Ekonomi (KSP Jonggol, KSP Pangandaran dan sekitarnya, KSP Sukabumi Bagian Selatan dan sekitarnya, KSP Koridor Bekasi-Cikampek, KSP Koridor Purwakarta-Padalarang, KSP Pertanian berlahan basah dan beririgasi teknis Pantura Jawa Barat, KSP BIJB dan Kertajati Aerocity, KSP Koridor Bandung-Cirebon, KSP Perbatasan Jawa Barat- Jawa Tengah. Kemudian Kepentingan Sosial Budaya (KSP Pendidikan Jatinangor, KSP Pusat Pemerintahan Gedung Sate) Kepentingan Pendayagunaan SDA dan/atau Teknologi Tinggi (KSP Observatorium Boscha, KSP Panas Bumi Wayang Windu, KSP Panas Bumi Kamojang-Darajat-Papandayan, KSP Panas Bumi dan Pertambangan Mineral Bumi Gunung Salak-Pongkor, KSP Panas Bumi Sangkanhurip, KSP Panas Bumi Gunung Gede-Pangrango). Kepentingan Fungsi & Daya Dukung Lingkungan Hidup (KSP Bandung Utara, KSP Hulu Sungai Citarum, KSP Bogor-Puncak -Cianjur, KSP Garut Selatan dan sekitarnya, KSP Pesisir Pantura).

Setelah 7 tahun sejak RTRW ditetapkan tahun 2010 berbagai hal terkait dengan perkembangan daerah Jawa Barat diperkirakan telah mempengaruhi kondisi ke-24 KSP Jawa Barat, hal tersebut mungkin disebabkan; adanya kebijakan-kebijakan baru, adanya kecenderungan pergeseran orientasi pertumbuhan ekonomi, adanya pembangunan sektoral baru dan lain-lain.

Terkait kondisi tersebut maka akan memunculkan tiga kondisi, pertama ada beberapa KSP yang diperkirakan sudah tidak sesuai lagi dengan kriteria kepentingan KSP, kedua ada beberapa kawasan yang semula dianggap tidak sesuai dengan kriteria kepentingan KSP, menjadi sesuai dengan kriteria kepentingan KSP akibat adanya perkembangan wilayah atau kebijakan pemerintah dan ketiga ada KSP yang tidak terpengaruh atau tetap memenuhi kriteria kepentingan KSP.

Setelah dikaji 24 KSP yang asalnya berdasarkan kriteria ruang lingkup maka selanjutnya kriteria penetapan KSP sesuai dengan tipologi. “Dari 24 KSP setelah dianalisa sesuai dengan kriteria tipologi maka ada yang dipertahankan, dipertahankan dengan catatan dan dihilangkan,” tambah Juharman.

Hasil dari matriks pemilihan KSP dengan bobot masing-masing aspek memiliki pengaruh yang sama besar. Dimana hasil akhir menunjukkan bahwa ada 11 KSP yang memenuhi atau lebih aspek dengan kata lain 11 KSP dari

matriks pemilihan KSP tersebut memenuhi kriteria KSP yang dipertahankan. Namun dalam rangka efisiensi dan efektivitas pembiayaan pembangunan dan mempertimbangkan dinamika arah kebijakan terbaru, maka tim penyusunan mengusulkan 11 KSP tersebut ada beberapa yang digabungkan.

Pada awalnya ada sebelas KSP yang dipertahankan masing-masing KSP Bandung Utara, KSP Hulu Sungai Citarum, KSP Bogor-Puncak Cianjur, KSP Pangandaran dan sekitarnya, KSP Sukabumi Bagian Selatan dan sekitarnya, KSP Koridor –Bekasi-Cikampek, KSP Koridor-Purwakarta-Padalarang, KSP Pertanian Berlahan Basah dan beirigasi Teknis Pantura, KSP BIJB dan Kertajati Aerocity, KSP Koridor Bandung-Cirebon dan KSP Garut Selatan dan sekitarnya.

Sebenarnya dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 22 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029 telah ditetapkan sebanyak 24 KSP di Jawa Barat. Namun 24 KSP ini menunjukkan terjadinya perubahan kondisi yang disebabkan pertama Daya dukung dan daya tampung kawasan, kedua Kewenangan pemerintahan daerah, ketiga Arahan kebijakan terbaru, keempat Dukungan program/kegiatan dari pemerintah Provinsi pada tiap KSP dan kelima Adanya rencana rinci dalam bentuk dokumen teknis dan rancangan peraturan daerah.

Setelah dibahas dan mempertimbangkan masukan-masukan dari para pakar, lokakarya ini akhirnya menetapkan sembilan KSP yang akan diusulkan masing-masing KSP Bandung Utara, KSP Bogor-Puncak Cianjur, KSP Lahan Basah irigasi teknis dan pesisir Pantura (tipologi lingkungan hidup), KSP Pangandaran, KSP Rancabuaya, KSP Bodekpur, KSP BIJB dan Kertajati Aerocity (tipologi ekonomi), KSP Ciletuh-Pelabuhanratu (tipologi SDA dan/atau teknologi tinggi), dan KSP Jatinangor (tipologi seni dan budaya).

Lokakarya juga menghasilkan tiga rekomendasi, pertama agar perlu dibentuk badan pengelola yang khusus menangani KSP kedua Delineasi KSP perlu mendapat persetujuan dari Gubernur dan ketiga perlu adanya penetapan zona inti dan zona penyangga. Sementara final Statement adalah posisi KSP perlu ditegaskan dan outputnya perlu diperjelas. Perlu dipertegas antara kewenangan KSN, KSP dan KSK. (Wasu/DK)

Page 8: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

8 Januari-Maret 2017 | SiBiMa

Demokrasi Wujudkan Jawa Barat Maju dan Sejahtera

HUT RI Ke-72

Kemerdekaan Indonesia diraih dengan pengorbanan yang besar. Untuk itu, semua orang harus bersyukur dan mengisinya dengan pembangunan.

Hal ini menjadi salah satu agenda wajib Pemerintah Provinsi (Pemprov)

Jawa Barat.

Pada momen peringatan kemerdekaan RI ke-72, Pemprov Jawa Barat memaparkan berbagai capaian yang sudah diraih selama ini. Hal ini disampaikan

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan atau Aher pada upacara peringatan HUT RI ke-72 tingkat Provinsi Jawa Barat di lapangan Gasibu, Kamis (17/8). “Kemerdekaan dicapai karena berpadunya heroisme, patriotisme, keikhlasan, keimanan dan ketaqwaan. Maka, kita harus mengisinya sungguh-sungguh dengan sikap nasionalisme yang terus menyala,” papar Aher yang menjadi Inspektur Upacara.

PE

RIS

TIW

A

Foto.Nasa

Page 9: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

SiBiMa | Juli - September 2017 9

Tema kemerdekaan “Indonesia Kerja Bersama”, direpresentasikan di Pemprov Jawa Barat dengan berbagai capaian selama ini. Antara lain peningkatan Indeks Prestasi Manusia (IPM) dari 68,25 poin di tahun 2013 menjadi 70,05 poin di tahun 2016. Kemudian, Indeks Pendidikan Jawa Barat naik dari 58,08 poin menjadi 60,67 poin. Indeks Kesehatan pun meningkat dari 80,14 poin menjadi 80,68 poin, serta Indeks Pengeluaran yang melonjak dari 67,31 menjadi 70,24 poin. Jawa Barat pun berhasil mempertahankan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) pada kisaran 5% dari tahun 2013 sampai triwulan II tahun 2017.

Capaian-capaian Pemprov Jawa Barat, sangat berpengaruh pada pembangunan ekonomi Jawa Barat, termasuk dalam penurunan tingkat pengangguran terbuka dari jumlah 12,08 % pada tahun 2008 menjadi 89% di tahun 2016. Angka kemiskinan berkurang dari 13,01% di tahun 2008 menjadi 87,7% di tahun 2016. Bahkan, Provinsi Jawa Barat diganjar 232 penghargaan tingkat nasional yang terhimpun sejak 2008 hingga bulan Juli 2017. Selain itu, Pemprov Jawa Barat mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK – RI selama 6 tahun berturut-turut, terkait penyelenggaraan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Sebanyak 24 dari 27 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat pun, sudah mendapat opini WTP dari BPK – RI.

Aher mengaku, masih banyak tantangan dalam penyelenggaraan daerah di Jawa Barat. Mulai dari tantangan ekonomi, sosial, politik, budaya, hingga pertahanan dan keamanan. Untuk itu, pihaknya selalu berusaha menghilangkan sumber-sumber konflik horizontal, menghilangkan terorisme, hingga bahaya-bahaya yang merusak seperti narkoba, radikalisme dan lain-lain. Terlebih, posisi Jawa Barat sangat strategis dalam konstelasi nasional

dan menjadi penyangga ibukota. Meski sudah tak ada lagi penjajahan, semangat mengisi kemerdekaan harus tetap terjaga.

“Kita wujudkan dalam bentuk aksi kerja sama yang saling menguatkan dan saling memuliakan, silih asih, silih asah, silih asuh. Kita yakin dengan semangat itu kita mampu mewujudkan tujuan dan cita-cita Proklamasi,” ujarnya.

Menurut Aher, ada kaitan antara semangat kemerdekaan dengan demokrasi. Demokrasi bukan semata-mata wahana mencapai kekuasaan, juga cara mencapai dan mewujudkan harmoni kebangsaan dan memuliakan rakyat. Terkait dengan pemilihan kepala daerah secara serentak, menjadi tugas semua masyarakat untuk melaksanakan dan mengawal seluruh prosesnya, agar berjalan dengan aman, tertib dan lancar.

“Untuk itulah, sosialisasi dan diseminasi informasi secara menyeluruh harus dilakukan, sehingga praktik demokrasi di Jawa Barat berlangsung secara berkualitas. Tolak ukurnya adalah peningkatan partisipasi masyarakat sebagai pemilih dibandingkan dengan pemilihan kepala daerah sebelumnya,” ungkap Aher.

Demokrasi ini, kata Aher, dapat menjadi jalan untuk mewujudkan Jawa Barat yang lebih maju dan sejahtera untuk semua. Terwujudnya komitmen tersebut sekaligus menunjukkan kontribusi nyata antara perangkat daerah dengan masyarakat dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

“Untuk mempertahankan dan meningkatkannya di masa depan, diperlukan komitmen kolektif dan kerja bersama yang kuat dari seluruh perangkat daerah Provinsi, seluruh kabupaten dan kota, termasuk masyarakatnya,” lanjutnya.

Kegiatan upacara peringatan detik-detik proklamasi kali ini, dihadiri unsure TNI/Polri, Aparatur Sipil Negara (ASN), Organisasi Kepemudaan, Pelajar, Pramuka, Satpol PP dan unsur Linmas Kota Bandung. Hadir sebagai undangan, para veteran, mantan Gubernur Jawa Barat seperti, Danny Setiawan dan H.R Nuriana, Pangdam III/Siliwangi, Kapolda Jawa Barat, Danlanal, anggota DPRD Jawa Barat serta pejabat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Jawa Barat. (Wasu/DK)

Foto.Wasu/DK

Page 10: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

10 Juli - September 2017 | SiBiMa

PE

RIS

TIW

A

Perubahan Membawa Kemajuan

Bulan Agustus, sangat istimewa bagi Provinsi Jawa Barat. Pasalnya, selain merayakan Hari Kemerdekaan RI, Jawa Barat pun berulang tahun di bulan yang sama

pada tanggal 19 Agustus. HUT Provinsi Jawa Barat kembali diperingati dengan upacara bendera di Lapangan Gasibu, Sabtu (19/8).

Bertema “Jabar Kahiji, Maju dan Sejahtera”, upacara peringatan Hari jadi Provinsi Jawa Barat ke-72 ini, dipimpin langsung Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan atau Aher. Pada sambutannya, Aher mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) serta masyarakat Jawa Barat yang telah mendukung pembangunan. Berbagai keberhasilan telah diraih Provinsi Jawa Barat berkat kerja sama semua pihak. Jabar ngahiji, Jabar kahiji menjadi landasan arah pembangunan Jawa Barat menuju kemajuan dan menyejahterakan rakyat.

Berkat kerja sama semua pihak, Jawa Barat telah mengalami perubahan yang lebih baik, khususnya dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir. Yakni, naiknya Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan, Indeks daya beli serta angka makro pertumbuhan ekonomi diatas 5% lebih, termasuk angka partisipasi sekolah khususnya SMU/SMK dari 850 ribu siswa kini di angka 2 juta siswa SMU/SMK. Aher menegaskan, pelaksanaan pembangunan yang dilakukannya berhasil menurunkan kemiskinan, pengangguran dan pelestarian lingkungan. “Alhamdulillah angka kemiskinan turun dari 13% menjadi 8%, pengangguran turun dari 12% menjadi 3%,” katanya.

Selain itu, Provinsi Jawa Barat berhasil mempertahankan raihan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama enam tahun berturut-turut sejak tahun 2011. Kemudian penghargaan dalam penyelenggaraan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), penghargaan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dengan prestasi tertinggi “A” serta dinobatkan sebagai Pemerintah Daerah dengan kinerja tertinggi dalam penyelenggaraan Laporan Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah (LPPD).“Kalau prestasi terbaik ini bisa bertahan sampai tahun

depan, maka Jabar akan mendapatkan anugerah Parasamya Purnakarya Nugraha,” sebutnya.

Secara keseluruhan selama kurun waktu sembilan tahun Provinsi Jawa Barat berhasil meraih 232 penghargaan baik tingkat nasional maupun internasional. “Ini merupakan prestasi yang diraih seluruh pihak termasuk masyarakat, Gubernur hanya kebagian populernya saja,” ungkap Aher.

Kontribusi dinas Bina Marga di ulang tahun Jawa Barat sangat banyak karena berhubungan dengan pembangunan, pemeliharaan jalan. Jalan inilah yang berhubungan dengan banyak aspek. Salah satunya membuka jalur wisata. Disamping itu, sebagai salah satu akses bagi perekonomian yang ada di Jawa Barat.

“Kalau berbicara kontribusi, semua dinas memberikan kontribusi. Dinas Bina Marga pun sama berkontribusi berupa infrastruktur. Membuka akses jalan menuju tempat wisata dan perekonomian. Karena pendapatan daerah Jawa Barat khususnya sebagian besar berasal dari tempat-tempat wisata,” ujar kepala DBMPR Provinsi Jawa Barat, Guntoro.

Apresiasi diberikan oleh Gubernur Jawa Barat atas kontribusi yang Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang berikan. Apalagi berkaitan dengan infrastruktur yang dibangun di Jawa Barat cukup pesat. “Gubernur berharap kita tidak berhenti memberikan contoh kepada dinas lain untuk terus memberikan kontribusi nyata terhadap Jawa Barat,” tambahnya.

Pada kesempatan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyerahkan penghargaan pada sejumlah ASN yang berprestasi dan berdedikasi tinggi. Diantaranya, penghargaan inovasi bidang lingkungan hidup, Anugerah Prakarsa Jawa Barat Bidang Kesehatan serta Anugerah Pelopor Pemberdayaan Masyarakat. Masing-masing penerima penghargaan mendapat piagam dan uang kadeudeuh. (Wasu/DK)

Foto.Nasa

Page 11: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

SiBiMa | Juli - September 2017 11

PE

RIS

TIW

A

INDEKS KEBAHAGIANPEGAWAI DBMPR TERTINGGI

Peserta yang tadinya akan lari di lapangan Gasibu hanya berlangsung satu putaran, karena

semua peserta pindah ke Gelora Saparua dan di sana berhasil memboyong Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat, yang juga istri Gubernur Provinsi Jawa Barat, Netty Prasetyani Heryawan ikut gowes menuju Kantor DBMPR di Jl. Asia Afrika.

Sampai finish rombongan semua menuju roof top , yang langsung disambut The Bima Band yang membawakan lagu-lagu kenangan karya Koes Plus. Netty Prasetyani Heryawan dan semua hadirin asyik mendengar sambil menikmati sarapan nasi goreng.

Kepala DBMPR, Muhammad Guntoro dalam sambutan singkatnya mengatakan, bahwa kegiatan Gowes rutin dilaksanakan di lingkungan DBMPR. “Selain supaya badan sehat agar bisa mengerjakan tugas dengan baik, juga untuk menjaga kekompakan dan kebersamaan karena melibatkan semua pegawai,” ujar Guntoro.

Netty yang diminta untuk memberikan mengatakan bahwa para pegawai di setiap organisasi perangkat daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat setiap hari melayani warga. “Pelayanan publik mesti dilakukan dengan cepat dan dalam waktu sesingkat mungkin. Agar bisa memberikan pelayan dan bekerja optimal maka lingkungan kerja harus menyenangkan dan membahagiakan,” Ujarnya.

Bagi Netty Heryawan, yang juga dipanggil Bunda Literasi dan Bunda PAUD, DBMPR adalah salah OPD yang

dinilai memiliki indeks kebahagiaan tertinggi. Ada tiga hal yang membuat

pegawai DBMPR paling bahagia, yaitu memiliki ruang berkumpul keluarga besar instansi. Ruang itu dapat digunakan untuk bersantai dan bergembira bersama.

“Kalau kita periksa di kantor-kantor dinas lain di Jawa Barat, Saya yakin tidak ada yang punya saung-saung seperti ini. Enggak ada aula yang bisa digunakan untuk bersama-sama bergembira,” katanya.

Selanjutnya DBMPR memiliki grup musik sendiri, The Bima Band, yang beranggotakan pegawai DBMPR dan terakhir DBMPR memiliki inisiatif untuk olahraga salah satunya menggelar kegiatan bersepeda bersama seluruh pimpinan dan pegawai.

Dengan olahraga, Netty menjelaskan, tubuh akan menghasilkan hormon endokrin dan oksitosin yang merangsang kebahagiaan, kegembiraan, serta energi positif.

Tetapi Netty mengingatkan bahwa hidup itu tidak akan selalu bahagia, kadang juga ada derita karena itu sudah takdir yang diatas. “Dengan bahagia kita diwajibkan untuk bersyukur dan bila ada cobaan kita diajarkan untuk bersabar,” imbuh Netty.

Usai menyampaikan sambutan, Netty didapuk untuk menyumbangkan beberapa lagu Koes Plus maka mengalirlah 4 buah tembang yang diiringi The Bima Band, dengan Guntoro sebagai penggebug drum usai Netty giliran Kadis menyanyikan beberapa lagu Koes Plus.

Acara di akhir dengan perlombaan khas Agustusan antar ibu-ibu pegawai DBMPR, seperti makan krupuk, pukul balon dan lain-lain. Panitia menyiapkan berbagai hadiah menarik. (Wasu/DK)

Acara Gowes pimpinan dan pegawai Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat, Jum’at

(18/8) lalu, benar-benar bertambah berkah.

Netty Prasetyani Heryawan :

Foto.Nasa

Page 12: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

12 Juli - September 2017 | SiBiMa

PELEBARAN JALANDI PUNCAK DIPRIORITASKAN

Kelanjutan pembangunan Jalur Puncak 2 kemungkinan besar tertunda

karena pemerintah memprioritaskan memperlebar jalur Puncak 1 guna

memapas kemacetan.

Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan berdasarkan telaahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)

pembangunan jalur puncak 2 butuh kajian lebih mendalam.“Kajian lebih mendalam untuk jalur Puncak 2 sangat

penting mengingat ini erat kaitannya dengan masalah lingkungan,” katanya di Bandung,

Menurutnya Presiden Joko Widodo pun sudah dilapori pihak Kementerian terkait persoalan lingkungan di kawasan Bogor-Cianjur. Salah satu yang paling krusial menurut Iwa adalah pembangunan jalur puncak 2 akan memicu banyaknya pemukiman.

“Artinya kondisi resapan air tanah di atas kawasan Puncak diprediksi akan rusak,” paparnya.

Pemerintah lebih mengakomodir usulan dari Gubernur Jabar dan Bupati Bogor untuk memprioritaskan pelebaran jalur Puncak 1. Mengingat hambatan pelebaran ini terletak pada penempatan warung dan pedagang kaki lima di sepanjang ruas itu.

“Apabila jalan puncak 1 dikerjakan, maka Pusat menilai pembangunan puncak 2 tidak perlu dilakukan,” tuturnya.

Dari rapat terakhir pihaknya bersama Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) tergambar jika persoalan penempatan pedagang di kanan-kiri jalur Puncak 1 bisa diselesaikan dengan penyiapan lahan. Pertama, lahan untuk mendukung pelebaran dan penataan jalur Puncak 1.

“Lalu lahan dan pembangunan kantong-kantong untuk memindahkan warung dan pedagang kaki lima,” tambahnya.

Pemprov Jabar awalnya berharap pemerintah bisa segera membangun jalur Puncak 2 mengingat sudah ada lahan yang disiapkan. Namun mengingat daya dukung lingkungan bisa terpengaruh atas proyek tersebut maka prioritas pelebaran jalur Puncak 1 bisa dimaklumi. “Kami masih menunggu informasi dan tindak lanjut rencana ini,” katanya.

Menurutnya studi kelayakan sudah dilakukan pemerintah untuk membangun jalur Puncak II. Kondisi eksisting jalan saat ini di wilayah Cipanas-Ciawi dinilai Iwa bisa menjadi gambaran betapa pentingnya studi lama yang diperbaharui kembali. “Ini paling mungkin mengatasi berbagai persoalan seperti kecelakaan dan kemacetan,” ujarnya.

Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jabar M Guntoro mengatakan rencananya jalur Puncak eksisting saat ini akan dilebarkan untuk langkah awal 4 meter mulai dari kawasan Gadog, Cianjur hingga Cisarua, Bogor. “Rencananya pelebaran akan dilakukan 2018, tapi kami belum mendapat informasi lebih lanjut,” paparnya.

Proses pelebaran secara bertahap nantinya akan dilakukan Pusat menunggu proses penertiban pedagang di kanan kiri jalan selesai. Guntoro memaparkan pelebaran akan dimulai dari 4 meter, 7 meter hingga tuntas mencapai 11 meter. “Pelebaran tidak bisa sekaligus, karena penertiban PKL itu butuh proses,” tuturnya.

Sebelumnya Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengaku dampak lingkungan atas jalur Puncak 2 bisa berakibat panjang ke Jakarta. Di satu sisi masalah kemacetan Puncak bisa teratasi, namun kemungkinan Jakarta terdampak lebih terbuka. “Dampaknya banjir di Jakarta bisa lebih parah karena alih fungsi lahan Puncak 2,” katanya.

Karena itu pihaknya bersama Pemkab Bogor lebih setuju jika penambahan kapasitas jalan Raya Puncak lebih diprioritaskan dibandingkan melakukan pembangunan jalur Puncak 2.

Rencana pelebaran jalan di Puncak merupakan solusi lain untuk mengantisipasi kemacetan, kecelakaan lalu lintas, dan permasalahan yang ada.

”Jalan yang sudah ada dilebarkan sangat bagus, kami dari pemerintah Provinsi Jawa Barat setuju,” cetusnya. (Berbagai Sumber)

PE

RIS

TIW

A

Foto. Ist

Page 13: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

SiBiMa | Juli - September 2017 13

“Untuk Ciletuh kami bersama Kepala Kadis sudah meninjau ke lapangan progresnya cukup baik. Sudah terbuka semua. Saat ini teman-

teman di lapang khususnya BPJ II sedang mengawasi proses pengerasan kondisi jalan dan pembuatan konstruksi jembatan,” ujar Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pembangunan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat Agus Hendrarto di ruang kerjanya didampingi Kepala BPJ II, Eriyanto.

Mengenai panjang jalan yang sedang dibangun totalnya mencapai 66,8 km dan 7 buah jembatan. Saat ini jalan dari Simpang Loji sampai Cisaran sudah selesai sepanjang 26,8 km, tinggal menyelesaikan dari Cisaran sampai Puncak Darma sepanjang 34,8 km sedang dikerjakan. Demikian pula dengan pembangunan jembatan yang sebanyak 7 buah. Saat ini sebanyak 6 jembatan sudah rampung sementara 1 buah jembatan saat ini sedang dalam pembuatan fondasi bawah (boring).

Ditemui di tempat terpisah, Kepala Seksi Pembangunan BPJ II Sukabumi, Ruhiyat menjelaskan, proses pembangunan infrastruktur jalan ke Geo Park Ciletuh bisa

dikatakan berjalan cukup lancar, salah satu penyebabnya adalah tidak perlunya pembebasan tanah.

“Tak ada pembebasan tanah tetapi memberikan kompensasi terhadap tanaman masyarakat yang tumbuh di atas tanah tersebut,” papar Ruhiyat.

Pembangunan jalan tersebut dibagi dalam 3 paket pembangunan, yaitu paket 1 Simpang Loji-Cisaran, paket 2 Cisaran-Puncak Darma dan Paket 3 Pantai Palangpang-Puncak Darma.

Untuk paket 1, jalan yang sudah diaspal sepanjang 6,4 km dan sisanya memakai CTB atau agregat yang diberi semen. Paket 2 Cisaran-Puncak Darma, di ujung sampai Puncak Darma sudah ada yang diaspal sepanjang 3 km yang lainnya dalam proses CTB. Sementara Paket 3 Pantai Palangpang-Puncak Darma sepanjang 5,2 km dalam proses pengerjaan.

Proyek pembangunan jalan ini ditargetkan selesai akhir tahun 2017 dan diharapkan mampu memberikan nilai plus agar Geo Park Ciletuh diakui Unesco. (Wasu/DK)

KETERISOLASIAN CILETUHMULAI “TERKIKIS”

Demi diakui Unesco sebagai warisan dunia, pengembangan dan pembangunan infrastruktur jalan menuju destinasi wisata Geo Park Ciletuh sedang dikebut.

PE

RIS

TIW

A

Foto. Nasa

Page 14: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

14 Juli - September 2017 | SiBiMa

PE

RIS

TIW

A

Prosesnya diawali dengan mengadakan sayembara lomba desain dan arsitektur gedung yang diadakan oleh Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jawa Barat.

Setelah menyeleksi dari puluhan peserta lomba, akhirnya juri independen yang ditunjuk oleh Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, menetapkan Desain karya Satrio Suryo Herlambang dari Lab Works yang berbentuk “Sangu Tumpeng” dinyatakan sebagai pemenang.

Perencanaan dan sosialisasi pembangunan gedung “Sangu Tumpeng “ yang akan bernama West Java and Cultural Centre tersebut terus dikebut, seperti yang dilakukan Kamis (7/9) di Ruang Bima Utama DBMPR Jl. Asia Afrika Bandung. Hadir sebagai undangan dan pembicara, Perwakilan Kepala Dinas Pariwisata dan kebudayaan Jawa Barat, Ketua Komis IV DPRD Provinsi Jawa Barat, Siti Aisyah, Konsultan pembangunan, perwakilan dinas terkait di Kota Bandung, antara lain pemadam kebakaran, dinas perijinan, dinas perhubungan, perwakilan seniman dan lain-lain.

Rencananya gedung ini akan dibangun di atas lahan bekas BPPKTP di Jalan Cikutra Bandung Gedung senilai Rp 600 Miliar. Sebagai anggota dewan yang nantinya akan membahas anggaran pembangunan Gedung ini, Siti Aisyah menyatakan bahwa anggaran sebesar itu memerlukan kajian dan perhitungan yang sangat cermat karena cukup besar. “Kami akan membahasnya di komisi IV dengan anggota yang lainnya. Hasilnya akan disampaikan nanti,” ujarnya.

Tim Konsultan dalam sosialisasi tersebut menjelaskan secara detail mengenai teknis pembangunan gedung ini. Di gedung tersebut akan ada satu Hall Utama dengan kapasitas penonton mencapai 1.250 penonton. Selain itu, akan ada juga empat ruang sebagai area

pertunjukan seni dan budaya bagi komunitas, pelajar, atau mahasiswa dengan kapasitas 200-250 penonton serta ruang pameran berstandar internasional. Area komersial dan mall pun akan terintegrasi dengan gedung kesenian ini. “Gedung Hall Utama seperti gedung opera di luar negeri sehingga akustiknya akan sangat bagus. Untuk menjaga kesakralan dan kualitasnya gedung ini hanya dipakai untuk pertunjukan tertentu yang kolosal dan istimewa,” ujar seorang anggota Konsultan.

Bentuk ruang akustik yang kerucut akan menghasilkan suara yang dapat dipantulkan oleh dinding yang miring dari bagian bawah dan dinding miring kerucut yang langsung mengarah ke penonton. Selain itu, kenyamanan visual akan turut dirasakan. Kenyamanan visual ditunjang dengan skema warna dan tata cahaya yang disesuaikan dengan fungsi dan penggunaan ruangan. Tata cahaya alami, dan tata cahaya khusus akan disiapkan sesuai dengan spesialis acara yang akan dilangsungkan.

GEDUNG TUMPENGIKON SENI DAN BUDAYA JABAR

Seiring dengan bergulirnya pembangunan Masjid Raya Provinsi Jawa Barat di Gede Bage yang sedang berlangsung, kini

pemerintah Provinsi Jabar kembali menyiapkan Ikon baru, yaitu gedung pusat pentas seni dan budaya Jawa Barat.

Foto. Nasa

Page 15: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

SiBiMa | Juli - September 2017 15

Foto. Ist

Selain mengatur teknis ruang pertunjukan tim konsultan pun menjelaskan bahwa gedung ini akan dirancang dengan konsep green building, serta mengikuti aturan bangunan khususnya yang ada di Jawa Barat, seperti Perda No. 5 tahun 2010 tentang bangunan gedung, Perwal No. 1023 tahun 2016 tentang bangunan gedung hijau dan lainnya.

Bangunan ramah lingkungan (green building) adalah bangunan yang menggunakan prinsip lingkungan dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaannya dan aspek penting penanganan dampak perubahan iklim. Konsep dari green building diyakini akan mengurangi penggunaan sumber daya air, energi, dan mineral. Selain itu, yang utama akan mengurangi dampak lingkungan akibat limbah dan pengalihgunaan lahan.

Faktor keselamatan juga menjadi perhatian oleh karena itu gedung ini dirancang tahan terhadap gempa sesuai dengan kode gempa terbaru. “Sistem proteksi kebakaran dalam gedung yang cukup modern akan ada di gedung ini. Akan juga ada fasilitas untuk difabel, penyediaan ramp dan toilet juga akses khusus difabel akan diperhatikan,” ujar tim konsultan.

Ketika dibuka sesi diskusi, banyak masukkan yang disampaikan kepada konsultan. Seperti Kang Iwan dari dinas pariwisata dan kebudayaan yang juga praktisi seni dan budaya, menanyakan secara detail mengenai ruang pertunjukan dari mulai jumlah sampai ruang untuk seniman istirahat, ganti kostum sampai ruang make up. “Jumlah kapasitas 1.250 penonton kurang besar, harusnya 1.500 penonton, terus tempat para seniman ganti kostum harus besar dan sebagainya,” ujar Iwan.

Dinas Pemadam kebakaran meminta sistem pemadam yang otomatis di tiap ruangan. “Dengan dana yang besar untuk pembangunan gedung, saya mengharapkan gedung ini dilengkapi dengan alat pemadam otomatis,” ujar perwakilan dari dinas Pemadam kebakaran kota Bandung.

Dinas perijinan siap membantu mempercepat keluarnya. “Hanya status gedung harus jelas dulu, selain serah terima juga ketika akan dihancurkan karena ini merupakan aset harus jelas dulu perijinannya,” ujarnya.

Banyak masukan dari berbagi Instansi yang disampaikan oleh seluruh undangan peserta diskusi, dan semuanya menjadi catatan Konsultan untuk membuat perbaikan perencanaan sebelum melangkah ke arah realisasi.

Filosofi “Sangu Tumpeng”“Sangu Tumpeng” (Nasi Tumpeng) merupakan bentuk

olahan nasi khas Indonesia, bentuknya kerucut dan berwarna kuning. “Sangu Tumpeng” itulah bentuk desain eksterior gedung seni dan budaya Provinsi Jawa Barat yang akan segera di bangun.

Bentuk “Sangu Tumpeng” yang akan menjadi bentuk gedung sendiri diartikan sebagai cerminan budaya masyarakat yang sarat makna yang akan menjadi ikon baru sehingga diharapkan masyarakat Jawa Barat ingat kembali pada ajaran dan cara hidupnya.

Selain desain interior dan eksterior yang kental akan seni dan budaya khususnya yang ada di Jawa Barat, ornament penghias gedung pun akan menggunakan ciri khas dari Jawa Barat. Ornament batik sepertinya akan kental di dalam gedung ini. Arsitek memilih batik sebagai ciri khas Indonesia. Desain batik megamendung, dan batik rereng akan terpampang ditambah pola ornament kawung, bambu dan rotan.

Gedung yang akan berkonsep interior arsitektur persembahan bumi ini, mengadopsi filosofi memberikan rangkaian pengalaman ruang yang spiritual gotong royong, persembahan-perayaan, dan doa-pesta. Sementara kultur persembahan dan perayaan menggambarkan masyarakat nusantara yang bersifat agraris dengan bentuk monumental, berundak-undak, garis-garis tegas, dan ornament, dipadukan dengan bentuk dan material modern akan menghasilkan konsep interior yang elegan, eksklusif, yang mengangkat kekhasan lokal.

Jika gedung “Tumpeng Sangu” terealisasi, Provinsi Jawa Barat yang kaya akan potensi seni dan budaya termasuk pelakunya bisa menggunakannya untuk memudahkan seniman dan budayawan mempertontonkan karya mereka di gedung yang fasilitasnya representatif. (Wasu - Luthfii/DK)

Page 16: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

16 Juli - September 2017 | SiBiMa

PASUKAN GOWES DBMPR JABAR NGABANDANG IBU GUBERNUR JABAR

Acara Gowes pegawai Dinas Bina Marga dan Penataan

Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat yang dikomandoi Kepala DBMPR Provinsi Jawa Barat M. Guntoro Jumat silam melenceng dari skenario awal. Semestinya rombongan gowes akan jogging di lapangan Gasibu, baru satu putaran seluruh rombongan memutuskan untuk bergeser ke Gelora Saparua.

Tak diduga di Gelora Saparua rombongan gowes malah sukses “ngabandang” seorang tokoh Jawa Barat. Tak lain tak bukan tokoh itu adalah Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat, yang juga istri Gubernur Provinsi Jawa Barat, Netty Prasetyani Heryawan ikut gowes menuju Kantor DBMPR di Jl. Asia Afrika.

“Saya tadi baru selesai lari 20 putaran di Saparua, tapi saya kaget ada polisi lewat. Saya pikir siapa yang dikawal, pagi-pagi sudah memecah keheningan Jumat yang penuh berkah ini, eh ternyata ada Pak Guntoro lagi gowes, ga tanggung-tanggung bawa pasukan, saya jadi langsung ikut,” cerita Netty. (Luthfi/DK)

Foto- foto. Nasa - Wasu/DK

Page 17: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

SiBiMa | Juli - September 2017 17

Faktor paling besar yang mempengaruhi tingkat kebahagiaan adalah aktivitas sehari-

hari. Artinya, setiap orang harus bisa hidup berdampingan dengan orang lain dalam suatu hubungan yang bernilai. Bergaul, berteman, mengunjungi keluarga, silaturahmi, merupakan bentuk kegiatan yang dapat menaikkan tingkat kebahagiaan.

Pegawai Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR) memiliki tingkat kebahagiaan yang tinggi seperti yang dikatakan istri Gubernur Jabar, Netty Prasetyani Heryawan. Salah satu spot atau tempat yang mendongkrak tingkat kebahagiaan adalah roof top Kantor (DBMPR) Provinsi Jawa Barat. Disinilah para pegawai saling bergaul, berteman, bersilaturahmi dan bercengkrama. (Luthfi/DK)

Memakai busana adat Sunda, para pegawai Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat tampil

percaya diri saat mengikuti upacara HUT Jabar ke-72 di Lapangan Gasibu, Sabtu (19/8).

Berpakaian adat Sunda tak hanya sekadar mengikuti acara resmi tapi lebih dari itu, menghargai, menjaga dan melestarikan adat budaya yang sudah mengakar. Seperti menjunjung tinggi sopan santun, ramah-ramah (someah), dan sangat menghormati orang tua. Budaya seperti itu harus tetap tertanam jangan sampai hilang dikikis zaman dan tergerus oleh budaya asing yang menyerbu dari berbagai bidang. (Luthfi/DK)

SPOT PENDONGKRAK TINGKAT KEBAHAGIAAN

PERCAYA DIRI DI HARI JADI

Foto- foto. Nasa - Wasu/DK

Foto- foto. Wasu/DK

Page 18: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

18 Juli - September 2017 | SiBiMa

Upaya Dinas Bina Marga Penataan Ruang (DBMP) Provinsi Jawa Barat menjadi pelopor (trigger) memperkerjakan pekerja bidang jasa konstruksi bersertifikat

akhirnya terealisasi.

Sebanyak 815 pekerja lapangan (operator) dinyatakan lulus oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) setelah mengikuti

serangkaian tes dan uji lapangan dan berhak mendapatkan sertifikat pekerja (operator) jasa Konstruksi level 3.

Maka DBMPR telah melaksanakan amanat UU No. 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi pasal 70 ayat 1 yang berbunyi: “Setiap tenaga kerja konstruksi

yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi wajib memiliki Sertifikasi Kompetensi Kerja” dan pada ayat 2 ditegaskan: “Setiap pengguna Jasa dan / atau Penyedia Jasa wajib mempekerjakan tenaga kerja konstruksi yang memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Menurut Iskandar, jumlah 815 pekerja tersebar merata di 6 BPJ. “Sebenarnya target kami 840, berarti masih

Sertifikasi Jasa Konstruksi

Buru Target Paripurna Pekerja Bersertifikasi

PE

RIS

TIW

A

Foto. Nasa

Page 19: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

SiBiMa | Juli - September 2017 19

25 pekerja, tetapi kami upayakan sekitar 135 pekerja lagi yang mengikuti ujian sertifikasi,” ujar Iskandar.

Sebenarnya masih banyak pekerja yang belum bersertifikat, contohnya di BPJ III Bandung saja ada 650 pekerja sementara yang sudah mengikuti test baru 136 pekerja, belum pekerja di Satuan Kerja Peringkat Dinas (SKPD). “Sekali lagi yang kami lakukan hanya memberi contoh (trigger), selanjutnya diserahkan ke Balai atau inisiatif pekerjanya sendiri,” jelas Iskandar.

Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jawa Barat Guntoro menilai, tenaga ahli maupun tenaga terampil yang diwajibkan UU jasa konstruksi. Apabila tidak, akan mendapat sanksi terhadap tenaga kerja konstruksi maupun penyedianya. “Pasal ini tidak hanya mengatur jasa

konstruksi, tapi hingga industri konstruksi yang melingkupi tidak hanya pengguna dan penyedia jasa saja, tapi juga jasa usaha penyedia bangunan dan rantai pasok bahan industri,” ujarnya.

Mengenai keuntungan setelah pekerja memperoleh sertifikat adalah perusahaan yang mempekerjakan pegawai bersertifikat tidak akan kena sanksi oleh pengawas yang berhak melakukan pengecekan di lapangan . “Jika ditemukan pekerja yang tidak mempunyai sertifikat jika mau, pengawas bisa melakukan tes langsung ke pekerja tersebut, jika yang dipraktikan sesuai SOP bisa diusulkan memperoleh sertifikat dari asosiasi yang berwenang,” jelas Iskandar.

Mengenai lembaga yang mengeluarkan sertifikat sendiri, ujar Iskandar,

sementara ini masih LPJK sesuai dengan UU lama. Sementara jika merujuk UU No. 2 tahun 2017 akan sertifikat kompetensi bisa diberikan oleh asosiasi profesi

Untuk asosiasi profesi sendiri, seperti APJI, ASTI, ASINDO, PII penilaiannya akan dilakukan oleh pemerintah lewat Kementerian PUPR jika Peraturan Pemerintah (PP) nya terbit. “Untuk tingkat provinsi daerah apakah dilakukan oleh pemerintah daerah dalam hal Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang, kami masih menunggu bagaimana aturan yang diatur oleh PP tersebut,” ungkap Iskandar.

Mengenai tujuan dari sertifikasi kompetensi pekerja, menurut Iskandar untuk memotivasi pekerja agar mempunyai semangat untuk lebih maju lagi, jika mereka maju pengetahuan

dan kompetensinya mereka akan dihargai lebih (gajinya meningkat). “Bila sekarang gajinya standar UMR, yang telah mempunyai sertifikasi kompetensi gaji dinilai lebih tinggi dari UMR,” ujar Iskandar.

Jika ingin lebih besar lagi penghasilannya, pekerja bisa mengikuti Sertifikasi kompetensi lanjutan (naik level), jika sekarang level 3, silakan mengikuti ujian sertifikasi kompetensi level 2 terus ke level 1. “Sertifikat akan diuji lagi setiap 3 tahun,” jelas Iskandar.

Selain berkaitan dengan penghasilan, sertifikasi kompetensi juga untuk meningkatkan daya saing dengan pekerja asing di masa perdagangan bebas ini. Karena jika tak bersertifikat akan tersisih, sebaliknya jika bersertifikat bisa bekerja di negara lain. (Wasu - Luthfi/DK - Nasa)

Ikuti Uji Kompetensi Pekerja Jasa Konstruksi.Jadilah Pekerja Bersertifikasi

Foto. Nasa

Foto. NasaFoto. Nasa

Page 20: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

20 Juli - September 2017 | SiBiMa

PE

RIS

TIW

AP

ER

IST

IWA

Saat ini, Provinsi Jawa Barat memiliki 24 Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang tersebar yang sedang menanti untuk proses pengembangan wilayahnya.

Salah satu KSP yang masih dalam tahap pembangunan dan pengembangan adalah, KSP Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) & Kertajati Aerocity.

Pembangunan KSP BIJB & Kertajati Aerocity sendiri sudah berlangsung, yang mengacu pada Rencana Tata Ruang (RTR) Raperda yang dibuat tahun 2013 oleh provinsi. Namun, karena KSP BIJB & Kertajati Aerocity mengalami perluasan wilayah sebanyak 280 Hektar, perlu ada penyesuaian. Mengingat naskah akademik akan menjadi pedoman untuk Raperda KSP BIJB & Kertajati Aerocity. Hal ini diungkapkan dalam kegiatan Review Naskah Akademik Raperda KSP BIJB & Kertajati Aerocity, Selasa (5/9) di Gedung Adi Bima, DBMPR Provinsi Jawa Barat. Sejumlah pakar Tata Ruang pun hadir dalam kegiatan ini. Yakni, dosen Tata Ruang ITB, Ridwan Supriadi dan pengamat Tata Ruang, Ir. Juharman.

“Sebenarnya, untuk RTR KSP BIJB dan Kertajati Aerocity sudah dibuat tahun 2013 lengkap dengan naskah akademiknya. Namun karena ada perluasan wilayah KSP BIJB & Kertajati Aerocity, perubahan kebijakan serta dinamika dalam pengembangan strategisnya, butuh penyesuaian. Karena akan menjadi pedoman untuk Raperda KSP BIJB & Kertajati Aerocity yang akan disusun provinsi pada tahun depan,” ungkap Yanti, salah satu konsultan Bidang Tata Ruang.

NASKAH AKADEMIK RAPERDA

KSP BIJB &KERTAJATIAEROCITYDIREVIEW

Sebagai provinsi dengan penduduk terbanyak kedua, Jawa Barat butuh pengembangan wilayah yang dapat

menunjang pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakatnya.

Salah satu pengembangan wilayah Jawa Barat yang sedang ditingkatkan

adalah Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Bandara Internasional Jawa

Barat (BIJB) & Kertajati Aerocity.

Foto. BIJB

Page 21: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

SiBiMa | Juli - September 2017 21

Proses review naskah akademik meliputi perumusan masalah pengembangan KSP, rumusan masalah yuridis serta ruang lingkup jangkauan dan arahan. Kegiatannya sendiri membandingkan RTR KSP BIJB & Kertajati Aerocity, dengan pedoman penyusunan naskah akademik yang menggunakan UU No. 12 tahun 2011. Setelah itu, review dilanjutkan dengan kajian teoritis dan praktis empiris, evaluasi dan analisis dengan perundang-undangan terkait, landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis, serta jangkauan, sasaran dan arahan serta ruang lingkup Raperda.

Khusus untuk KSP BIJB & Kertajati Aerocity saat ini wilayahnya meliputi 11 kecamatan dimana 9 kecamatan termasuk dalam wilayah Kabupaten Majalengka, Kecamatan Cikedung masuk wilayah Kabupaten Indramayu, serta Kecamatan Ujungjaya di wilayah Kabupaten Sumedang. Pembangunannya saat ini mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) UU No. 22 Tahun 2013 Tentang Pembentukan badan Usaha Milik daerah Pengelola Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan Kertajati Aerocity. Materi teknis yang sudah disusun tahun 2013 harus disesuaikan dan nanti akan diajukan ke DPRD, ada pembahasan, hingga menjadi Perda yang sah untuk pedoman pembangunan.

Foto. Wasu/DK

Beberapa kebijakan yang ikut dikaji dalam review naskah akademik KSP BIJB & Kertajati Aerocity, diantaranya Perda Kab. Majalengka, Perda Kab. Sumedang, Perda Kab. Indramayu, Perkeretaapian, dan lain-lain. Beberapa hal yang disoroti dalam review naskah akademik ini. Pertama, pembangunan harus terintegrasi dengan sistem transportasi tol, kereta api, serta pengembangan sumber daya air. Kedua, KSP BIJB & Kertajati Aerocity memiliki wilayah terdekat dengan Kawasan Cekungan Bandung dan Kawasan Metropolitan Cirebon, serta pusat perkebunan Jawa Barat.

Beberapa analisis kebijakan dari KSP BIJB & Kertajati Aerocity, diantaranya harus tersinkronisasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di masing-masing kabupaten. Kedua, analisis dengan kebijakan KSP sebelumnya. Selanjutnya, secara filosofis peraturan pembangunan ini harus sesuai dengan pandangan hidup masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup. Kemudian, secara sosiologis, peraturan pembangunan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selanjutnya, secara yuridis, peraturan pembangunan ini tidak boleh melanggar aturan-aturan yang sudah ada sebelumnya.

Beberapa permasalahan yang mungkin muncul dari KSP BIJB & Kertajati Aerocity diungkapkan Juharman. Pertama, kemungkinan terjadi eksodus besar-besaran orang ke wilayah ini dan terbentuknya kota-kota baru di sekitar KSP BIJB & Kertajati Aerocity. “Untuk hal ini, perlu dipertimbangkan dan dipikirkan, terutama untuk daerah-daerah penyangga KSP BIJB & Kertajati Aerocity, seperti Majalengka, Cirebon. Karena pasti akan terjadi mobilitas orang maupun komoditas barang di sepanjang Tol Cipali. Bahkan pengembangan kota pun akan terjadi karena sudah banyak pengembang Jakarta yang belanja tanah di sekitar wilayah Indramayu, Subang dan lain-lain. Jadi, harus segera dipikirkan sistem transportasi arteri yang baru supaya tidak menjadi penyebab macet,” papar Juharman.

Pembangunan KSP BIJB & Kertajati Aerocity pun akan menaikkan harga lahan di sekitarnya. Untuk itu, Juharman menegaskan agar dipikirkan supaya warga lokal tetap mampu bersaing dengan para pendatang eksodus yang memiliki penghasilan lebih tinggi. “Jangan sampai warga lokal justru nantinya kesulitan mendapatkan rumah, karena kalah saing dengan warga pendatang. Ini harus diperhitungkan terkait kebutuhan untuk pengadaan rumah bagi warga lokal khususnya,” lanjutnya.

KSP BIJB & Kertajati Aerocity harus menjadi kawasan yang tertib dan tak saling mengganggu antara kawasan aerocity dengan pergerakan orang dan barang dari atau ke bandara. Untuk itu, masterplan KSP ini harus benar-benar mempertimbangkan banyak hal. Selain itu, masalah lingkungan di sekitar KSP perlu diperhatikan, seperti ketersediaan sumber daya air. Terakhir, mengenai ancaman banjir yang selalu menjadi langganan wilayah ini, perlu dipikirkan cara untuk mengatasinya. (Luthfi/DK)

Page 22: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

22 Juli - September 2017 | SiBiMa

Jembatan naas yang berada di Kampung Jagabita, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor itu, amblas akibat tergerus banjir dan air deras bulan April 2017.

Akibatnya, akses jalan antara Jonggol dan Cianjur terputus. Sambungan jembatan itu patah akibat salah satu tiang penyangganya bergeser.

“Mudah-mudahan perbaikan jembatan Cipamingkis ini selesai awal Desember 2017 atau sebelum puncak musim penghujan di wilayah Bogor dan Jawa Barat,” kata Kepala Balai Pengelolaan Jalan Wilayah I Yongga Bhakti .

Yongga menjelaskan, selesai pada Desember dalam artian jembatan Cipamingkis sudah tersambung secara permanen, sudah bisa digunakan dan dilintasi kendaraan kembali. “Jadi bukan asal nyambung saja, tapi tetap ada penanganan di bagian bawah jembatan,” paparnya.

Saat ini perkembangan jembatan sedang mendirikan pilar penyangga jembatan setelah sebelumnya dilakukan pembongkaran lantai bagian atas jembatan yang ambrol. Struktur jembatan pun sedikit berubah awalnya Jembatan yang dibangun pada 1985 itu memiliki panjang sekitar 90 meter dan dibagi menjadi tiga bentang masing-masing sekitar 30 meter. Nantinya jembatan Cipamingkis akan menjadi dua bentang, satu bentang 30 meter yang lama ditambah satu bentang sepanjang 60 meter yang baru dengan material rangka baja.

Pemprov Jabar terus melakukan perbaikan jembatan Cipamingkis, melalui leading sektor infrastruktur Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat dan ditargetkan rampung Desember 2017.

JEMBATAN CIPAMINGKISDESEMBER 2017 TERSAMBUNG

GA

RD

A BPJ I

Foto. Wasu/DK

“Dua bentang jembatan yang amblas ini akan kita gabungkan menjadi satu rangkaian. Sehingga nanti jembatan ini memiliki dua bentang, yakni bentangan pertama 30 meter yang lama, ditambah dengan bentang 60 meter yang baru,” jelasnya.

Perbaikan jembatan yang menjadi urat nadi lalulintas Jonggol Cianjur memakan biaya 7 miliar, diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2017 yang sebenarnya diperuntukkan untuk pengamanan di bagian bawah jembatan agar tidak tergerus air yang meluap akibat banjir.

“Tahun 2017 ini, sebelum terjadinya musibah saya alokasikan 7 miliar untuk pengamanan jembatan di bagian bawah agar tidak tergerus. Tapi musibah tidak bisa ditebak, jembatan keburu ambles, akhirnya saya optimalkan untuk pembangunan jembatan saat ini,” ungkap Yongga.

Idealnya, lanjut Yongga, kalau mau menyelesaikan seluruh jembatan memakan biayanya 20 miliar, maka agar jembatan Cipamingkis kondisinya sempurna akan diajukan anggaran tambahan 13 miliar dalam APBD 2018.

Namun jika berbicara penanganan menyeluruh selain jembatan yang menjadi tanggung jawab DBMPR Provinsi Jawa Barat, sungainya pun harus mendapat perhatian. Sehingga jembatan-jembatan yang terbentang di atas sungai bisa bertahan lama bahkan abadi.

“Saya sudah beberapa kali melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan ternyata mereka sudah siap melakukan tender untuk pembenahan sungai. Alhamdulillah, artinya sudah ada kerja sama antar lembaga yang kondisi di lapangan saling berkaitan,” tutur Yongga. (wasu/DK)

Page 23: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

SiBiMa | Juli - September 2017 23

Balai Pengelolaan Jalan Wilayah Pelayanan IV Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, menyebutkan kendaraan yang bisa melintas di ruas jalan Parakanmuncang-Warung Simpang maksimal dengan sumbu terberat 8 ton. Jika ada yang melebihi beban maksimum sumbu terberat 8 Ton harus ditindak.

BPJ IV

HANYA UNTUK KENDARAAN DIBAWAH 8 TON

Mengingat, jika dibiarkan bisa mempercepat kerusakan jalan karena jalan tidak bisa menahan berat beban.

“Jalan Parakanmuncang-Warung Simpang yang merupakan jalan Provinsi Jawa Barat kini sudah mendapat perbaikan tentunya ada aturan-aturan yang harus dipatuhi agar jalan tersebut tidak cepat rusak,” kata Kepala Balai Pengelolaan Jalan Wilayah Pelayanan IV Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat Bambang Sulistiabudi, melalui stafnya Yayan.

Yayan menambahkan, Sesuai dengan Undang-undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan, untuk jalan kelas II sumbu terberat maksimal 8 Ton.

“Untuk itu jangan segan-segan bagi petugas dari kepolisian untuk mengambil tindakan sesuai aturan apabila ada kendaraan yang melintas di jalan Parakanmuncang-Warung Simpang melebihi batas yang ditentukan,” tuturnya.

Maka aktivitas angkutan tanah yang biasa menggunakan ruas Jalan Raya Parakanmuncang-Warung Simpang kini dihentikan. Pemberhentian itu dilakukan setelah Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dari Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Balai Pengelolaan Jalan Wilayah Pelayanan IV, memberikan surat peringatan kepada pengelola.

Pemberhentian dilakukan karena kendaraan truk pengangkut galian tanah diperkirakan melebihi kapasitasnya. Hal itu pun berakibat mempercepat

kerusakan jalan. “Kami minta kegiatan pengangkutan tanah

urugan dihentikan,” tambahnya.

Menurutnya, kendaraan

Ruas Parakanmuncang-Warung Simpang GA

RD

A

yang bisa melintas dengan sumbu terberat di ruas Jalan Parakanmuncang-Warung Simpang, maksimalnya seberat 8 ton. “Sedangkan angkutan tanah yang biasa lalu lalang diperkirakan melebihi kapasitas sumbu terberat. Akibatnya bisa mempercepat kerusakan jalan karena jalan tidak bisa menahan berat beban yang melebihi sumbu terberat 8 ton,” jelasnya.

Diperkirakan berat truk untuk mengangkut tanah kurang lebih 15 ton ditambah dengan tanah yang diangkut sekitar 20 ton, jadi berat keseluruhan sekitar 35 ton yang tentunya membuat jalan lebih cepat rusak dari umur rencana

Disebutkan, ruas Jalan Parakanmuncang-Warung Simpang ini merupakan ruas jalan provinsi. Sesuai dengan keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 620/Kep.1086-Rek/2016 tanggal 4 November 2016. Tentang penetapan ruas-ruas jalan menurut statusnya sebagai jalan provinsi, sehingga kewenangan penanganannya berada pada Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat.

“Makanya kendaraan yang melintas di Jalan Parakanmuncang-Warung Simpang yang melebihi batas yang ditentukan, dilarang melintas,” tegasnya.

Sementara, salah satu warga Cimanggung Jaelani mengatakan, pengguna jalan harus ikut merawat dan menjaga jalan agar tidak cepat rusak. “Jika terjadi pelanggaran seperti itu siapa yang nantinya harus bertanggungjawab dan siapa yang nantinya harus memberikan sangsi atas pelanggaran tersebut. Tugas yang berwenanglah yang harus memberikan sanksi kepada para pelanggar,” ujarnya. (Wasu/DK)

Foto. Dok. Pr ibadi Foto. Dok. BPJ IV

Foto. Dok. BPJ IV

Page 24: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

24 Juli - September 2017 | SiBiMa

“Dari dulu saya senang bekerja, dan tugas daya kebanyakan di lapangan. Maka saya mengira akan pensiun di lapangan,” ujar

Agus yang pernah menjadi Kepala BPJ V Tasikmalaya dan BPJ III Bandung.

Tak pernah berfikir sedikitpun saya bisa meraih jabatan lebih tinggi, lanjut Agus, karena baginya yang terpenting bisa melaksanakan tugas sebaik mungkin, seperti apa yang dipercayakan. “ Bagi saya jabatan bukan segalanya, dimana

pun saya berada, saya bisa memberikan kontribusi, ada manfaat. Saya bekerja itu adalah ibadah,” tegas Agus.

Mengawali tugas sebagai ASN, Agus yang lulusan Teknis Sipil ITB, diterima di Departemen PU Pusat tahun 1989 dan ditugaskan di Kalimantan. Karena merasa sudah cukup tugas di lapangan tahun 1995 minta ditugaskan di kementerian PU, ternyata ditugaskan di Kanwil PU Provinsi Jawa Barat. “Saat itu ada pilihan ke provinsi lain untuk menduduki kepala di sana, akan tetapi karena saya memang besar di Jawa Barat dan

BEKERJA HARUS MEMBERI MANFAAT

Agus Hendrarto

Hidup itu mengalir saja, demikian pula dalam bekerja, Agus Hendrarto tidak bermimpi sedikitpun menduduki kursi Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan Dinas

Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat.

SOSO

K

Foto. Wasu/DK - Nasa

Page 25: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

SiBiMa | Juli - September 2017 25

sudah seperti rumah sendiri, maka saya memilih tugas di Jawa Barat,” jelas Agus.

Sejak tahun 2013 saya kembali bertugas di lapangan mengawasi proyek yang dibiayai APBN, selanjutnya pindah ke Satuan Kerja dimana karya terakhir jalan lingkar Nagreg. “Selesai tugas di Satuan Kerja, kemudian saya diberi tugas menjadi Kepala BPJ V Tasikmalaya, lalu ke BPJ III dan sekarang oleh Pak Kadis diminta membantu di Kantor Dinas,” ungkap Agus.

Bertugas di lapangan atau Balai, menurut Agus jelas ada perbedaan. Sebagai Kepala Bidang identik dengan perencanaan program, perencanaan teknis, hingga ke pelaksanaan dan monitoring. Kalau di balai memang kewenangannya mengimplementasikan dan melaksanakan semua program yang sudah dirancang oleh DMBPR Jawa Barat.

Kepala dinas di sini sebagai pengguna anggaran sedangkan kepala balai sebagai pelaksana

pengguna anggaran. “Di balai kita sebagai

pelaksana teknis dengan

memiliki wilayah.

Jangan sampai kegiatan kita

di lapangan melenceng jauh

dari apa yang sudah direncanakan. Sedangkan di

bidang ini kita dituntut untuk bisa mengembangkan atau menyempurnakan mekanisme atau sistem apapun yang berkaitan dengan pelaksanaan di lapangan,” ulas Agus.

Melaksanakan suatu kegiatan, ungkap Agus harus mempunyai standar tertentu. Inilah yang menjadi tugasnya untuk menyempurnakan produk-produk acuan standarisasi yang sudah digariskan oleh dinas. “Jangan sampai perencanaan sudah sangat baik tetapi waktu pelaksanaannya jauh dari kata memuaskan,” tegasnya.

Tetapi kami pun harus melihat dan

menyesuaikan dan menyinergikan program yang ada dengan anggaran yang tersedia disitulah ada prioritasisasi. Memilih mana yang lebih penting dilakukan. Di tahun 2017 ini dari sekitar 2360,5 km jalan provinsi program peningkatan ada sekitar 124 km. sisanya hanya dipelihara. “Itulah gunanya kita mempunyai prioritas, memilih mana yang didahulukan dengan anggaran yang tersedia,” jelas Agus.

Untunglah sekarang alokasi dana untuk penanganan bencana sekarang alokasinya lewat badan penanggulangan bencana. Tetapi bukan berarti kalau ada bencana DBMPR diam saja menunggu anggaran, kami tetapi fokus untuk perbaikan jalan apabila terdapat bencana alam. Intinya bagaimana jalan bisa digunakan oleh masyarakat sepanjang hari. Karena jalan merupakan jantung kehidupan masyarakat yang dipakai setiap waktu, setiap hari, setiap minggu “Kami tak bisa lepas dari tanggung jawab itu. Oleh karena itu kami akan melaksanakan apa yang seharusnya kami laksanakan di lapangan. Jika ada gangguan terhadap jalan itulah prioritas perbaikan yang akan dikerjakan,” jelas Agus.

Dengan anggaran yang tersedia, memang hanya cukup untuk memelihara jalan yang ada , sementara pembangunan jalan hanya diprioritaskan untuk tujuan khusus, contohnya dengan tujuan destinasi wisata saat ini menuju Geo Park Ciletuh, ”Pembangunan jalan baru memang cukup mahal, 1 km saja membutuhkan anggaran hampir Rp. 6 Miliar belum termasuk pembebasan tanah,” ujar Agus.

Untuk menambah panjang jalan memang bisa tanpa pembangunan, melalui alih kelola jalan Kota/Kabupaten ke Provinsi dan Provinsi menjadi jalan nasional, dan itu biasanya dilakukan dalam 5 tahun sekali oleh Kementerian PUPR.

Seperti tahun 2015 jalan Nasional di Jawa Barat bertambah dari 1.500 km menjadi sekitar 1.700km. Karena ada beberapa jalan provinsi yang naik statusnya menjadi jalan nasional, antara lain, Jalan Padalarang, Cimareme, Ciwidey lalu Kuningan hingga Ciamis. Sementara jalan Provinsi karena ada jalan Kota/Kabupaten yang naik kelas.

Naik status jalan tidak serta merta begitu saja karena ada syarat khusus, seperti kondisi jalan harus baik tetapi yang lebih penting harus terkoneksi dengan jalan sudah eksisting.

Bertugas di Bandung membuat Agus merasa nyaman, bukan karena jabatannya, bisa lebih dekat dengan keluarga. Dengan karirnya sekarang, ternyata tidak satupun dari anaknya yang mengikuti jejaknya. Anak pertama sudah lulus S2 manajemen keuangan, yang kedua lulusan Hubungan Internasional dan bungsu masih kuliah di Administrasi Bisnis.

Agus tidak memaksa ketiga anaknya untuk mengikuti jejaknya, karena menurut prinsipnya bila orang ingin sukses dalam bekerja harus mempunyai 3 hal, yaitu bila mengerjakan sesuai bakat, ini dari Tuhan, hobi ini kesenangan dan kemampuan diperoleh dengan pendidikan.

Mengenai kesenangan bermain musik, pria yang senang bulu tangkis mengatakan itu hanya hobi karena diperoleh secara otodidak tidak sekolah resmi. (Wasu - Luthfi/DK)

Foto. Wasu/DK - Nasa

Page 26: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

26 Juli - September 2017 | SiBiMa

Jalan panjang meraih kesuksesan ini tidak dengan mudah dilalui. Mempunyai latar belakang pendidikan Jurusan Teknik Sipil ITB, mendukung Asep untuk menjalani hari-

harinya di Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jawa Barat.Mengawali karier di Direktorat Pelayanan Wilayah

Barat Kementerian PUPR pada tahun 1998, Asep mulai menjabat sebagai Kepala Tata Usaha (KTU) pengawas

SOSO

K

R. Asep Achmad Muhyidin

BEKERJA DAN MENCINTAI PEKERJAAN

Fokus, cinta pekerjaan dan ulet dalam mengerjakan sesuatu mengantar R. Asep Achmad Muhyidin menginjakkan kaki

sebagai Kepala Bidang Teknik Dinas Bina Marga dan Penataan

Ruang Provinsi Jawa Barat.

Foto. Luthf i/DK

lapangan di wilayah Sukabumi. Seiring berjalannya waktu, Asep mulai berpindah-pindah tempat tugas karena menjadi penanggung jawab dan pengawas pembangunan jalan mulai setelah dilanjutkan ke Cianjur, Bogor, Tanjung Priok,Bandung dan terakhir sebagai KTU BPJ V Tasikmalaya menjadi bagian perjalanan karier Asep sebelum akhirnya didapuk menjadi Kepala Bidang Teknik DBMP Jawa Barat menggantikan Gumilang yang mendapatkan posisi baru sebagai Kepala Bidang Penataan Ruang.

“Perjalanan panjang saya lalui sebelum mencapai saat ini. Walaupun sering berpindah tempat tugas, dasarnya saya cinta pekerjaan ini sehingga tidak menjadi beban. Malah senang. Banyak belajar dari pengalaman dari satu tempat ke tempat lainnya. Sejak 1998 mengawali karier hingga saat ini merupakan hal yang tidak akan terlupakan,” ujar Asep, bapak berbadan kekar ini.

Tidak ada kesulitan yang amat berarti bagi Asep saat ini. Walaupun berbeda tugas dan pekerjaan, bisa dilalui Asep sejauh ini. Di Bidtek ini tugasnya adalah membuat

Page 27: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

SiBiMa | Juli - September 2017 27

Cita-citanya Memang Jadi Tukang Insinyur

Keluarga Pelepas Dahaga

Bekerja di lapangan yang berhubungan langsung dengan banyak orang tentu banyak suka dan duka yang dirasakan oleh Asep. Ketika pihak pelaksana tidak bisa bekerja dengan maksimal dan tidak sadar akan

tugasnya, menjadi kesedihan bagi Asep. “Saya senang berada di lapangan. Karena di lapangan bisa menikmati udara segar, berhubungan dengan banyak orang, mengunjungi satu daerah ke daerah lainnya. Sambil rekreasi lah,” ujarnya.

Jika melihat begitu semangat dalam pengabdian di bidang urusan jalan dan jembatan sekarang, karena memang cita-cita Asep sejak masa kecil ingin menjadi tukang insinyur. Tetapi siapa sangka, Asep hampir tak jadi tukang insinyur, karena selepas SMA sempat menjalani masa kuliah di STAN jurusan bea cukai selama 4 hari. Tak dinyana dia pun diterima lewat UMPTN di Jurusan teknik sipil ITB.

Dilema pun ia rasakan. Memilih melanjutkan di STAN mengikuti keinginan orang tua dan keluarga karena selain mendapatkan bea siswa ikatan Dinas juga pasti kerja di Departemen Keuangan, atau mengejar cita-citanya. Saya akhirnya lebih memilih kuliah di ITB untuk mengejar cita-citanya menjadi insinyur meski dengan konsekuensinya harus mencari uang kuliah sendiri .

“Saya putuskan untuk mengejar cita-cita. Karena pada dasarnya bekerja dan mencintai pekerjaan apapun itu, akan mempermudah daripada dalam keadaan terpaksa menjalaninya,” Jelas Asep, yang akhirnya bisa menyelesaikan S2 di jurusan yang sama di ITB. (Wasu - Luthfi/DK)

Di sela-sela kesibukannya dalam bekerja, Asep tidak lupa untuk menyempatkan waktu bersama keluarga. Menonton film, olahraga dan makan bersama adalah hal yang biasa

ia lakukan bersama keluarga kecilnya. “Bagaimanapun, waktu bersama keluarga adalah hal terpenting. Apalagi anak saya sudah menginjak bangku SMP. Pasti perlu perhatian lebih. Saya dan istri pasti menyempatkan untuk sekadar hang out,” ujarnya.

Saat ini istrinya bekerja di bank swasta, dan anaknya sudah menginjak kelas 2 SMP di salah satu sekolah favorit di kota Bandung. Bagi Asep, menyempatkan waktu bersama keluarga sebagai pelepas dahaga dan penghibur disela kesibukan yang sedang dijalaninya.

Keluarga Asep saat ini sudah diboyong ke kota Bandung dan menempati rumah di kawasan Padasuka Cicaheum Bandung agar lebih dekat dengannya. Asep yang merupakan asli Tasikmalaya sudah kadung cinta dengan kota Bandung.

“Saya besar di Tasikmalaya dan Jakarta, namun apabila disuruh memilih saya lebih memilih Bandung. Entah kenapa memang nyaman dan cinta dengan kota ini,” ujar pria yang hobi membaca buku.

Anak semata wayang Asep sedang menekuni olahraga renang. Asep bersama istri sangat mendukung kegiatan yang ditekuni anaknya. Baginya, bakat dan minat yang dimiliki oleh sang anak tidak bisa dipaksakan sesuai kehendak orang tuanya. “Tidak ada yang bisa dipaksakan. Karena sesuatu yang dipaksakan pasti akhirnya tidak enak. Apa yang sedang dijalani anak saya, saya bersama istri selalu mendukung. Semoga apa yang sedang dijalaninya bisa membuat bangga kedua orang tua dan bisa mengharumkan nama bangsa,” pungkasnya. (Luthfi/DK)

Foto. Wasu/DK

Foto. Dok. Keluarga

desain dan perencanaan konstruksi dan pendataan riwayat jalan dan monitoring regulasi dan kerja sama bantuan Gubernur.

“Alhamdulillah tidak ada kesulitan berarti yang saya lalui. Yang membedakan hanya tugas dan ruang lingkup yang sangat luas saat ini. Berkat didukung oleh 3 kepala seksi yang kompeten di bidangnya, mempermudah pekerjaan saya. Sering kami berembuk dan musyawarah ketika menghadapi masalah. Memang saling membantu dan mempermudah pekerjaan,” ungkap Asep.

Menempati tempat dan pekerjaan baru membuat Asep terus belajar dan menyesuaikan dengan pekerjaan. Tidak puas dan ingin memberikan yang terbaik adalah tujuan dari Asep. “Saya menempatkan teman-teman yang lain sebagai

mitra kerja. Sharing, pemecahan masalah walaupun akhirnya sebagai pemimpin, sayalah yang memutuskan suatu hal,” ungkapnya.

Saat ini prioritas Asep dengan tim sedang melakukan monitoring bantuan Gubernur 2017, kegiatan perencanaan untuk beberapa paket yang sedang berjalan. Selain itu, sedang mempersiapkan perencanaan desain untuk tahun 2018. Perencanaan desain tersebut digunakan untuk pelelangan paket-paket di tahun 2018.

“Di Bidtek ini murni dibiayai APBD. Monitoring dana Provinsi dan mengelolanya. Terutama mengenai kesesuaiannya. Dana yang diturunkan dan bentuk fisik dari pengadaan barang harus sesuai dan ada bukti fisiknya,” ujar ayah dari satu anak. (Wasu - Luthfi/DK)

Page 28: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

28 Januari-Maret 2017 | SiBiMa

WA

WA

SAN

Maka tak heran jika stoomwals kuno dan antik yang pernah menjadi “raja” penggilas jalan di Indonesia selalu menjadi ikon dinas-dinas yang berkaitan

dengan pembangunan. Seperti Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang dan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman yang menempatkan stoomwals antik menjadi bagian dari lansekap perkantoran.

Di jalan Asia Afrika tepatnya di tugu nol kilometer Bandung stoomwals antik menjadi lansekap Kantor Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat. Kemudian di Jl. Panembahan Senopati, Palbapang, Bantul tepat di depan kantor Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kabupaten Bantul, Yogyakarta dan yang baru saja diresmikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pada Selasa (15/8/2017), stoomwals bertenaga uap keluaran tahun 1928 menjadi ikon baru di lingkungan Kampus Kementerian PUPR. Stoomwals kuno itu pernah digunakan oleh Dinas Pekerjaan Umum

Provinsi Sumatera Selatan di Kota Palembang dan sejak 1985 disimpan di Gudang Peralatan Ditjen Bina Marga, Citeureup, Jawa Barat.

Sayang hingga kini belum ada catatan resmi atau belum diketahui dengan pasti kapan stoomwals- stoomwals kuno ini didatangkan di Indonesia dan kapan pula mulai dioperasikan. Padahal stoomwals memiliki jasa yang tidak kalah dibandingkan dengan kereta api atau pesawat, karena dengan stoomwals pembangunan jalan di Indonesia bisa dilakukan baik saat Indonesia masih “berlabel” Hindia Belanda hingga sekarang.

Stoomwals pada awalnya berbentuk sebuah roller yang digunakan untuk meratakan tanah pertanian, terutama setelah tanah selesai dibajak dengan menggunakan hewan penarik, seperti kuda atau lembu. Ketika memasuki abad ke-19, orang-orang mulai membangun jalan dengan beton, aspal, batu dan tanah liat yang tentunya harus keras dan halus (rata), maka digunakanlah roller untuk mengeraskan dan meratakan jalan.

Mesin penggilas jalan atau bahasa familiarnya stoomwals punya peran sangat penting di hampir semua proses pembangunan, mulai dari bandara, pelabuhan, gedung, stadion sepak bola dan

sebagainya namun yang sangat berkaitan erat adalah pembangunan dan perbaikan jalan.

JALAN BERLIKU SI PENGGILAS JALAN DI NUSANTARA

Foto. Ist

Page 29: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

SiBiMa | Januari-Maret 2017 29

Namun, karena kuda sulit dikontrol dan beratnya terbatas, digantilah dengan roller uap yang diciptakan pertama kali oleh seorang Perancis, Louis Lemoine, pada tahun 1860.

Namun prototipe stoomwals pertama dibuat oleh perusahaan asal Inggris Aveling & Porter pada tahun 1866, setahun kemudian perusahaan ini memulai produksi roller uap praktis pertama - rol atau silinder penggilas baru dipasang di bagian depan dengan berat lebih dari 30 ton. Kemudian diuji di Jalan Militer di Chatham, Star Hill di Rochester dan di Hyde Park, London dan mesin tersebut terbukti sukses besar. Dalam setahun, mereka diekspor ke seluruh dunia, termasuk ke Perancis, India dan Amerika Serikat. Aveling & Porter menyempurnakan produk mereka secara terus menerus selama beberapa dekade berikutnya, memperkenalkan rol depan yang steerable dan mesin uap majemuk di 1881 Royal Agricultural Show.

Ketika teknologi mesin meningkat selama abad ke-20, roller bertenaga minyak tanah, bensin dan diesel secara bertahap menggantikan roller uap. Roller dengan teknologi pembakaran internal pertama sangat mirip dengan roller uap. Roller bertenaga motor pertama dirancang pada awal tahun 1900an. Perusahaan Jerman Hamm AG, yang sekarang merupakan bagian dari Grup WIRTGEN GmbH, memproduksi roller bertenaga diesel pertama pada tahun 1911. Hamm AG didirikan pada tahun 1878 oleh Hamm bersaudara, Anton dan Franz Hamm. Keduanya adalah tukang senapan, tapi mampu membuat peralatan pertanian. Pada tahun 1928 mereka mengambil langkah berani dengan meninggalkan semua lini produk lainnya untuk fokus hanya pada roller.

Kemudian, saat roller bertenaga motor kian banyak digunakan, muncul tantangan baru yaitu bagaimana cara meng-improvenya. Pada 5 November 1948, US paten 2677995 diajukan oleh penemu WW Wood. Paten tersebut menggambarkan penggunaan getaran untuk meningkatkan massa output per meter dari roller yang ada. Tapi, sebuah perusahaan Swedia yang baru dibentuk, AB Vibro-Betung (sekarang dikenal sebagai DYNAPAC dan telah menjadi bagian dari induk perusahaan Atlas Copco sejak tahun 2007), mengambil inisiatif pada tahun 1953 dengan meluncurkan roller getar pertama. Disusul kemudian oleh Bomag, yang meluncurkan roller getar BW60 pada tahun 1957.

Identitas Ikon si Penggilas Jalan NusantaraStoomwals- stoomwals yang menjadi ikon rata-rata

berpenggerak mesin uap yang membutuhkan kayu untuk bahan bakarnya. Namun dari segi desain stoomwals ini sudah mendekati teknologi stoomwals modern karena roda depan sudah roda besi sementara roda belakang berjumlah dua buah dan menyangga tubuh kendaraan bagian belakang.

Kondisi stoomwals yang kini sudah menjadi ikon sebenarnya masih cukup bagus, sebut saja stoomwals yang menjadi ikon Kampus Kementerian PUPR masih laik beroperasi hingga tahun 1985, sementara yang berada di kantor Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman,

Kabupaten Bantul, Yogyakarta masih beroperasi hingga tahun 1990. Karena sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dan kekinian stoomwals ini dijadikan monumen.

Memang untuk mengoperasikan stoomwals uap ini cukup ribet, seperti yang dijelaskan Supandri, salah seorang pejabat di Seksi Peralatan Bidang Jasa Konstruksi di Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman Bantul. Bahwa stoomwals yang menjadi ikon di kantornya dibuat oleh perusahaan mesin Marshall Sons & Co. Ltd., Gainsborough, Lincolnshire, Inggris dan berbahan bakar kayu. Untuk dapat menjalankan stoomwals ini mesin harus dipanasi lebih dulu. Jika stoomwals akan dioperasikan (dijalankan) pada pukul 09.00 pagi maka “daden” atau penyalaan apinya harus dimulai sejak pukul 04.00 pagi. Jadi, dibutuhkan waktu 5 jam untuk membuat mesin stoomwals bisa on.

Stoomwals bermesin uap diperkirakan mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1928 karena pada tahun tersebut merupakan tahun importasi yang dilakukan oleh Maatschappij TVDZ Ruhaak & Co yang berdiri tahun 1898. Ruhaak adalah salah satu perusahaan peralatan terbesar di Hindia Belanda pada waktu itu yang berkantor pusat di Surabaya. Selain berproduksi sendiri, perusahaan ini juga menjadi importir dan agen alat teknik dan mesin.

Urusan onderdil terutama bagian roda, nampaknya ditangani perusahaan pengecoran Belanda yang beroperasi di Hindia Belanda (red: Indonesia) terkait adanya huruf timbul dari bahan logam yang bila dibaca berbunyi “Braat” di bagian roda belakang.

Braat merujuk pada nama perusahaan (pabrik) mesin dan pengecoran logam paling modern dan paling besar saat itu di Surabaya yang bernama NV Machinefabriek Braat. Pabrik ini berdiri di Boomstraat, kawasan industri Gatotan, Surabaya tahun 1901. Perusahaan tersebut semula bernama Braat & Co dan dimiliki oleh De Heet B Braat. Perusahaan ini memiliki kantor cabang di berbagai tempat seperti Rotterdam, New York, Tegal, Medan, dan Yogyakarta. (Berbagai Sumber)

Foto. Ist

Page 30: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

30 Juli - September 2017 | SiBiMa

TEKNOLOGI ASPAL PLASTIK DIUJICOBA

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menerangkan, penelitian pemanfaatan limbah plastik sudah mulai dilakukan sejak 2008 oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan (Balitbang) PUPR. Kemudian atas inisiatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, penelitian terus diintensifkan sejak awal 2017.

Pengelolaan sampah plastik di Indonesia menjadi masalah kronis, bahkan telah menjadi isu global. Berdasarkan data dari Jambeck (2015) diperkirakan 3,32 juta metrik ton limbah plastik di Indonesia belum terkelola baik dimana 0,48-1,29 juta metrik ton masuk ke laut.

Berangkat dari kondisi yang memprihatinkan tersebut, Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan bersama dengan Menteri PUPR bersinergi bersama-sama untuk mencari solusi terhadap persoalan limbah plastik tersebut melalui inovasi teknologi. Jawabannya adalah campuran beraspal menggunakan limbah plastik atau aspal campur plastik hasil penelitian Balitbang PUPR.

“Sampah plastik ini muaranya ke laut, inilah mengapa Menko Kemaritiman yang bergerak. Kalau sampah botol dicari orang, tetapi sampah kantong plastik kresek tidak ada nilai ekonomisnya. Sekarang kita coba agar sampah plastik itu punya nilai ekonomi yang tinggi,” kata Menteri Basuki saat bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan melihat langsung penerapan Teknologi Campuran Beraspal Menggunakan Limbah Plastik di Jalan Sultan Agung, Bekasi.

“Kami sudah melakukan uji coba penerapan hasil penelitian tersebut di jalan dengan volume lalu lintas rendah di Universitas Udayana Bali sepanjang kurang lebih 700 meter

pada 18-19 Juli 2017. Hasilnya ternyata cukup baik. Untuk itu, sekarang kami coba di Jalan Sultan Agung Bekasi sepanjang 2 km dengan kepadatan lalulintas yang tinggi,” katanya.

Menteri Basuki juga menyebut setelah uji coba di Kota Bekasi, teknologi aspal plastik akan diterapkan di beberapa tempat lainnya, seperti Cilincing, Surabaya, Medan dan pada rest area ruas tol Tangerang-Merak.

Untuk itu perlu dukungan dari pemangku kepentingan terkait, seperti Kementerian Perindustrian dan Pemerintah Daerah untuk menyiapkan rantai pasok (supply chain) karena limbah plastik kresek sebagai campuran aspal perlu dicacah terlebih dahulu sehingga untuk pemanfaatan lebih luas perlu ketersediaan pasokan.

“Di bawah koordinasi Menko Kemaritiman, saat ini kami tengah memikirkan bagaimana model bisnis yang tepat untuk mengolah sampah plastik tersebut. Apakah dari bank sampah, pengepul atau pemulung,” lanjut Menteri Basuki.

Sementara itu Menko Maritim Luhut Pandjaitan menyatakan bangga dengan hasil karya anak bangsa dalam penelitian pemanfaatan sampah plastik sebagai campuran aspal jalan, “Saya memberikan apresiasi kepada Kementerian PUPR atas kerja bersama yang konkrit ini,” kata Menteri Luhut. Ia menambahkan bahwa apapun hasil model bisnis yang akan dikembangkan, tentunya harus memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat kecil yang mengumpulkan dan memilah sampah plastik tersebut.

Sementara itu, Kepala Puslitbang Jalan dan Jembatan Deded P. Syamsudin mengatakan, “Hasilnya tampak sangat baik dan sama sekali tidak mengurangi kualitas jalan. Bahkan justru bisa menambah kerekatan jalan. Ketika diukur suhunya masih aman yaitu 150-180 derajat celcius, plastik tidak terdegradasi. Masih jauh dari batas degradasi sampah yaitu 250-280 derajat Celcius, sehingga belum memasuki tahap mengeluarkan racun,” jelasnya.

Untuk rencana ke depan, limbah plastik ini akan dijadikan sebagai bahan campuran aspal dengan komposisi 6 persen yang akan digunakan untuk pemeliharaan jalan. Adapun kebutuhan preservasi jalan nasional mencapai 47 ribu km. Jika satu kilometer jalan butuh 3 ton plastik maka perlu limbah plastik sebanyak 140 ribu ton yang kemudian dicacah menjadi plastik ukuran 5 milimeter.

Berdasarkan hasil uji laboratorium tahun 2017 dan hasil analisisnya, campuran beraspal panas dengan tambahan limbah plastik menunjukkan peningkatan nilai stabilitas Marshall 40 persen dan lebih tahan terhadap deformasi dan retak lelah dibandingkan dengan campuran beraspal panas standar. (Net)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengujicobakan penerapan teknologi campuran aspal dengan limbah plastik di Jalan Sultan

Agung, Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu (16/9/2017).

WA

WA

SAN

Foto. Ist

Page 31: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

SiBiMa | Januari-Maret 2017 31

SEJE

NA

K

ETIKA SHALAT MALAM

Qiyamullail cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah dan sebagai amalan yang akan menjadi pelita dalam kegelapan kubur nanti. Tapi, sebelum

melaksanakan Qiyamullail, ada beberapa etikanya.Pertama, niat yang ikhlas. Qiyamullail adalah ibadah

yang paling disenangi Allah, maka hendaklah seorang muslim mengikhlaskan niatnya, hanya untuk mencari ridha Allah. Dengan qiyamullail dia mendekatkan diri kepada Allah, menyendiri bermunajat di altar rahmat-Nya dan memohon kemuliaan dari – Nya.

Kedua, tidak mengkhususkan malam Jumat. Sebuah hadist menyatakan larangan mengkhususkan malam Jumat saja untuk qiyamullail yakni, “Jangan-lah kamu mengkhususkan malam Jumat dari malam malam yang lain, untuk melakukan ibadah (qiyamullail)“.

Ketiga, menggosok gigi (siwak). Rasulullah SAW bersabda: “Siapapun diantara kamu yang melaksanakan ibadah shalat malam, hendaklah dia (terlebih dahulu) membersihkan gigi (bersiwak), karena saat salah seorang kamu membaca (bacaan shalat) malaikat akan menempelkan mulutnya pada mulutmu, maka setiap (bacaan) yang keluar dari mulutmu akan masuk mulut malaikat tersebut”. Maka, sudah semestinya seorang muslim selalu menjaga kebersihan dalam setiap hal, lahir dan bathinnya.

Keempat, mengajak keluarga. Rasulullah SAW bersabda: “Allah mengasihi seorang laki-laki yang (bangun) melaksanakan shalat malam, kemudian membangunkan istrinya dan (istrinya) juga melaksanakan shalat. Jika istrinya tidak mau, hendaklah dia membasahi (mengusapkan) air pada mukanya. Allah mengasihi seorang perempuan yang (bangun) melaksanakan shalat malam, kemudian membangunkan suaminya dan (suaminya) juga melaksanakan shalat. Jika suaminya tidak mau, hendaklah dia membasahi (mengusapkan) air pada mukanya”.

Kelima, melaksanakan shalat dua rakaat berjamaah dengan keluarga. Rasulullah SAW memberikan arahan dalam hadistnya, “Barang siapa yang bangun pada malam hari kemudian membangunkan istrinya hendaklah mereka shalat berjamaah sebanyak dua rakaat, agar keduanya termasuk dalam kelompok ‘Adz – Dzakirinallaha Wadz Dzakirat‘ yakni kelompok laki-laki yang sering (senantiasa) mengingat Allah dan kelompok perempuan yang sering (senantiasa) mengingat Allah“. Allah SWT menganugrahkan ridha- Nya kepada pasangan suami istri yang melaksanakan qiyamullail dan akan menjadikan rumah tangganya mawadah dan rahmah (kasih dan sayang).

Keenam, memulai dengan dua rakaat yang ringan. Dua rakaat yang ringan sebagai pembuka qiyamullail merupakan

persiapan dan pemanasan untuk ibadah qiyamullail yang panjang, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Ketujuh, melakukannya dua rakaat – dua rakaat. Rasulullah SAW bersabda, “Shalat malam itu dua rakaat – dua rakaat, jika salah seorang kamu khawatir masuknya waktu shubuh, shalatlah satu rakaat sebagai witir dari shalat malam yang telah dilakukannya“.

Kedelapan, memanjangkan shalat. Rasulullah SAW bersabda, “Shalat (malam) yang paling baik adalah yang panjang qunutnya“. Imam Nawawi menyatakan bahwa yang dimaksud dengan qunut dalam hadist ini adalah berdiri.

Kesembilan, menyelingi bacaan jahr (tinggi / nyaring) dan sirr (rendah). Sebuah hadist menerangkan bahwa “jika Nabi membaca bacaan (pada shalat) malam, sekali dengan suara nyaring dan sekali dengan suara rendah”.

Kesepuluh, tidur jika sangat ngantuk. Rasulullah SAW bersabda, “Siapapun diantara kamu yang melaksanakan shalat malam, kemudian tidak jelas baginya bacaan Al-Quran (karena mengantuk) hingga tidak menyadari apa yang dia baca, maka hendaklah dia membaringkan diri (tidur)”.

Kesebelas, mengakhiri dengan shalat witir. Sabda Nabi Muhammad SAW, “Jadikanlah Witir sebagai penutup Shalat Malammu“. Rasulullah SAW pun tidak pernah melewatkan rakaat witir baik dalam perjalanan maupun saat bermukim hingga dalam satu riwayat diterangkan bahwa dia pernah melaksanakan witir di punggung untanya.

Terakhir, tetap membiasakan qiyamullail. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW mengingatkan, Nabi berkata kepada Abdullah Bin Umar, “Wahai Abdullah jangan seperti si Fulan, dulu dia terbiasa melakukan shalat malam tapi kemudian dia tinggalkan“. Seorang muslim hendaklah senantiasa memperhatikan dan menjaga shalat malam dan berusaha untuk membiasakan diri melakukan qiyamullail, tidak sepantasnya dia lalai karena banyak sekali manfaat yang harus dia gapai dalam qiyamullail.

(Sumber: Ensiklopedia Etika Islam Karya: Abdul Aziz Bin Fathi As-Sayyid Nad)

Qiyamullail atau shalat malam adalah ibadah teragung dan mulia serta salah satu kebiasaan yang dilakukan orang-orang shalih.

Page 32: MENEGAKKAN PERATURAN BUKAN HAMBAT INVESTOR

Pekerja jasa konstruksi bersertifikasi menjadi benteng serbuan pekerja

konstruksi asing sekaligus membekali diri agar dapat bersaing dalam

proyek-proyek besar.