Uji Daya Hambat

24
UJI DAYA HAMBAT Paramita Koriston (J111 14 517) 1. Antimikroba dan antibiotika Antimikroba adalah obat yang digunakan untuk memberantas infeksi mikroba pada manusia. Sedang antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme (khususnya dihasilkan oleh fungi) atau dihasilkan secara sintetik yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain. 1 Secara garis besar antimikroba dibagi menjadi dua jenis yaitu yang membunuh kuman (bakterisid) dan yang hanya menghambat pertumbuhan kuman (bakteriostatik). Antibiotik yang termasuk golongan bakterisid antara lain penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol, rifampisin, isoniazid dan lain-lain. Sedangkan antibiotik yang memiliki sifat bakteriostatik, dimana penggunaanya tergantung status imunologi pasien, antara lain sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dan lain- lain. 1 2. Alasan dan indikasi dilakukannya uji daya hambat Uji daya hambat antimikroba seharusnya dilakukan pada isolat bakteri dari sampel klinis apabila isolat dicurigai sebagai penyebab dari infeksi yang dialami pasien dan sensitivitas isolat terhadap agen antimikroba tertentu tidak dapat diprediksikan dengan baik. Uji daya hambat tidak dilakukan pada bakteri yang sudah diketahui sensitivitasnya terhadap suatu agen antimikroba yang sudah umum digunakan untuk merawat infeksi yang disebabkan oleh bakteri tersebut. Group A β-hemolytic streptococcus, contohnya, tidak diuji secara rutin karena secara universal sensitif terhadap penicillin, obat yang umumnya dipilih untuk mengatasi infeksi yang disebakan oleh group A β-hemolytic streptococcus. Sebaliknya, agen yang direkomendasikan untuk merawat infeksi yang disebabkan Staphylococcus aureus adalah oxacillin, tetapi tidak semua S. aureus sensitif terhadap oxacillin. Sehingga, uji daya hambat diperlukan pada isolat S. aureus yang dicurigai sebagai penyebab suatu infeksi. 2 Uji daya hambat mendukung pemilihan obat dan penentuan dosis dan aturan pakai untuk perawatan penyakit menular. Uji daya hambat juga dapat memungkinkan perbaharuan data epidemiologi, terutama pada antimikroba baru atau yang baru disetujui. 3

description

Paper ini membahas mengenai uj daya hambat, indikasi, antibiotika dan antimikroba, fakor-faktor yang mempengaruhi hasil uji, metode yang dapat dipraktekkan, dan medium yang digunakani. Paper ini disertai referensi dan disusun dengan sitasi dan daftar pustaka metode Vancouver. Silahkan digunakan untuk bahan acuan dalam pembuatan laporan, karya tulis dan lain-lain. Semoga bermanfaat. :)

Transcript of Uji Daya Hambat

Page 1: Uji Daya Hambat

UJI DAYA HAMBAT Paramita Koriston

(J111 14 517)

1. Antimikroba dan antibiotika

Antimikroba adalah obat yang digunakan untuk memberantas infeksi mikroba pada

manusia. Sedang antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh

mikroorganisme (khususnya dihasilkan oleh fungi) atau dihasilkan secara sintetik yang

dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain.1

Secara garis besar antimikroba dibagi menjadi dua jenis yaitu yang membunuh

kuman (bakterisid) dan yang hanya menghambat pertumbuhan kuman (bakteriostatik).

Antibiotik yang termasuk golongan bakterisid antara lain penisilin, sefalosporin,

aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol, rifampisin, isoniazid dan lain-lain.

Sedangkan antibiotik yang memiliki sifat bakteriostatik, dimana penggunaanya

tergantung status imunologi pasien, antara lain sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol,

eritromisin, trimetropim, linkomisin, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dan lain-

lain.1

2. Alasan dan indikasi dilakukannya uji daya hambat

Uji daya hambat antimikroba seharusnya dilakukan pada isolat bakteri dari sampel

klinis apabila isolat dicurigai sebagai penyebab dari infeksi yang dialami pasien dan

sensitivitas isolat terhadap agen antimikroba tertentu tidak dapat diprediksikan dengan

baik. Uji daya hambat tidak dilakukan pada bakteri yang sudah diketahui

sensitivitasnya terhadap suatu agen antimikroba yang sudah umum digunakan untuk

merawat infeksi yang disebabkan oleh bakteri tersebut. Group A β-hemolytic

streptococcus, contohnya, tidak diuji secara rutin karena secara universal sensitif

terhadap penicillin, obat yang umumnya dipilih untuk mengatasi infeksi yang

disebakan oleh group A β-hemolytic streptococcus. Sebaliknya, agen yang

direkomendasikan untuk merawat infeksi yang disebabkan Staphylococcus aureus

adalah oxacillin, tetapi tidak semua S. aureus sensitif terhadap oxacillin. Sehingga, uji

daya hambat diperlukan pada isolat S. aureus yang dicurigai sebagai penyebab suatu

infeksi.2

Uji daya hambat mendukung pemilihan obat dan penentuan dosis dan aturan pakai

untuk perawatan penyakit menular. Uji daya hambat juga dapat memungkinkan

perbaharuan data epidemiologi, terutama pada antimikroba baru atau yang baru

disetujui.3

Page 2: Uji Daya Hambat

3. Metode yang umum digunakan

Uji daya hambat menggunakan cakram kertas paling umum digunakan; dilaporkan

dari hasil survei College of American Pathologist yang diikuti oleh sejumlah

laboratorium, 85% dari subjek menggunakan metode difusi untuk uji daya hambat.

Metode difusi dengan cakram kertas ini menarik bagi laboratorium kecil, karena

metode ini dinilai lebih sederhana secara teknis, konsisten, dan biayanya murah.4

Pada metode ini bahan suntikan organisme yang dibakukan ditanam pada piring.

Lempengan kertas filter, masing-masing dipenuhi dengan antibiotik, ditempatkan pada

permukaan agar, dan sesudah 18-24 jam inkubasi, zona hambatan pertumbuhan bakteri

di sekitar setiap lempengan diukur. Diameter zona standar yang menunjukkan

sensitivitas atau resistensi telah ditetapkan sesuai dengan hasil uji sebelumnya, yaitu

mengkolerasikan ukuran zona dengan sensitivitas yang ditentukan oleh inhibisi bakteri

yang ditanamkan ke dalam larutan antibiotik kaldu biakan. Namun, ada beberapa

kelemahan pada metode difusi lempengan ini. Perbedaan kecil dalam diameter zona

mempunyai pengertian yang luas, dan pengendalian ukuran bahan (inokulum),

kecepatan difusi antibiotik, dan pengukuran zona yang tepat adalah penting.5

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil uji

Hasil yang tidak akurat dari uji yang dilakukan biasanya dikarenakan oleh

kegagalan dalam menambahkan antibiotik atau antimikroba yang diujikan dalam

jumlah yang akurat dan tepat, dan dalam mengontrol ukuran dan jumlah inokulum yang

dimasukkan. Faktor lainnya juga dapat mempengaruhi hasil uji, seperti kualitas dari

medium yang digunakan (kelembapan medium, kandungan udara di dalamnya, pH, dan

sebagainya), temperatur saat inkubasi, dan lama inkubasi sebelum hasil dibaca.6

5. MHA (Mueller Hinton Agar)

MHA adalah medium padat standar yang direkomendasikan untuk uji daya hambat

mikroba dengan menggunakan bahan antimikroba atau antibiotik. MHA

direkomendasikan oleh komite NCCLS dan WHO untuk standarisasi uji daya hambat

karena hasilnya yang konsisten. Medium ini berwarna amber muda dan berwarna

sedikit seperti opal pada pH 7.3 +0.1.7

Page 3: Uji Daya Hambat

Daftar Pustaka

1. Eka RU. Antibiotika, resistensi, dan rasionalitas terapi. Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Maliki Malang: 2012 1 (1); P.124-138.

2. Connie RM, Donald CL, George M. Textbook of diagnostic microbiology, 5th ed.

Missouri: Saunders Elsevier; 2015. P.275-276.

3. Shaheen et al. Chengming W, Mark DF, Bernhard K. Veterinary PCR diagnostics.

Denver: Bentham Science Publishers; 2013. P.40.

4. Patrick RM, Jacquelyn RZ. Evaluation of Mueller-Hinton Agar for disk diffusion

susceptibility tests. Journal of Clinical Microbiology: 2009 18 (5); P.1269-1271.

5. Behrman, Kliegman, Arvin. Samik W. Nelson: ilmu kesehatan anak, vol. 2, 15th

ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009. P.166.

6. World Health Organization. Assessing tuberculosis prevalence through

population-based surveys. Manila: WHO; 2007. P.174.

7. Ramnik S. Textbook of medical laboratory technology. New Delhi: Jaypee

Brothers Medical Publishers; 2006. P. 1074.

Page 4: Uji Daya Hambat
Page 5: Uji Daya Hambat
Page 6: Uji Daya Hambat
Page 7: Uji Daya Hambat
Page 8: Uji Daya Hambat
Page 9: Uji Daya Hambat
Page 10: Uji Daya Hambat
Page 11: Uji Daya Hambat
Page 12: Uji Daya Hambat
Page 13: Uji Daya Hambat
Page 14: Uji Daya Hambat
Page 15: Uji Daya Hambat
Page 16: Uji Daya Hambat
Page 17: Uji Daya Hambat
Page 18: Uji Daya Hambat
Page 19: Uji Daya Hambat
Page 20: Uji Daya Hambat
Page 21: Uji Daya Hambat
Page 22: Uji Daya Hambat
Page 23: Uji Daya Hambat
Page 24: Uji Daya Hambat