BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171004081444... ·...

28
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1210, 2014 KEMEN KKP. Tunjangan Kinerja. Pembayaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/PERMEN-KP/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib administrasi pelaksanaan pembayaran Tunjangan Kinerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta melaksanakan ketentuan Pasal 17 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30/PERMEN-KP/2013 tentang Pemberian, Penambahan, dan Pengurangan Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, perlu suatu pedoman agar terdapat keseragaman dalam pelaksanaannya; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; www.peraturan.go.id

Transcript of BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171004081444... ·...

BERITA NEGARAREPUBLIK INDONESIA

No.1210, 2014 KEMEN KKP. Tunjangan Kinerja. Pembayaran.Tata Cara.

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 37/PERMEN-KP/2014

TENTANG

TATA CARA PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DILINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib administrasipelaksanaan pembayaran Tunjangan Kinerja dilingkungan Kementerian Kelautan dan Perikananserta melaksanakan ketentuan Pasal 17 PeraturanMenteri Kelautan dan Perikanan Nomor30/PERMEN-KP/2013 tentang Pemberian,Penambahan, dan Pengurangan TunjanganKinerja Bagi Pegawai di Lingkungan KementerianKelautan dan Perikanan, perlu suatu pedomanagar terdapat keseragaman dalampelaksanaannya;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, perlu menetapkanPeraturan Menteri Kelautan dan Perikanantentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerjabagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Kelautandan Perikanan;

www.peraturan.go.id

2014, No.1210 2

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentangKementerian Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 166, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor4916);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013Tentang Tata Cara Pelaksanaan AnggaranPendapatan dan Belanja Negara (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103);

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentangPembentukan dan Organisasi Kementerian Negarasebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhirdengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 24);

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentangKedudukan, Tugas, dan Fungsi KementerianNegara serta Susunan Organisasi, Tugas, danFungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimanatelah beberapa kali diubah, terakhir denganPeraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 25);

5. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2013 tentangTunjangan Kinerja Pegawai di lingkunganKementerian Kelautan dan Perikanan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor199);

6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009,sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhirdengan Keputusan Presiden Nomor 54/P Tahun2014;

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran DalamRangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan danBelanja Negara (Berita Negara Republik IndonesiaTahun 2012 Nomor 1191);

8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan NomorPER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan TataKerja Kementerian Kelautan dan Perikanan;

www.peraturan.go.id

2014, No.12103

9. Peraturan Menteri Pendayagunaan AparaturNegara dan Reformasi Birokrasi Nomor 63 Tahun2011 tentang Pedoman Penataan SistemTunjangan Kinerja Pegawai Negeri;

10 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan NomorPER.25/MEN/2012 tentang PembentukanPeraturan Perundang-Undangan di LingkunganKementerian Kelautan dan Perikanan (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1);

11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor30/PERMEN-KP/2013 tentang Pemberian,Penambahan, dan Pengurangan TunjanganKinerja Bagi Pegawai di Lingkungan KementerianKelautan dan Perikanan (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2013 Nomor 1500);

Memperhatikan :1. Keputusan Menteri Kelautan dan PerikananNomor 56/KEPMEN-KP/2013 tentang KelasJabatan Pegawai Negeri Sipil di LingkunganKementerian Kelautan dan Perikanan;

2. Peraturan Direktur Jenderal PerbendaharaanNomor PER-53/PB/2013 tentang PetunjukPelaksanaan Pembayaran Tunjangan KinerjaPegawai Pada 27 (Dua Puluh Tujuh) KementerianNegara/Lembaga;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANANTENTANG TATA CARA PEMBAYARAN TUNJANGANKINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGANKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Tunjangan Kinerja adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawaiyang besarannya didasarkan pada capaian kinerja, jam kerja, nilaijabatan, dan kelas jabatan.

2. Pegawai di Lingkungan Kementerian yang selanjutnya disebut Pegawaiadalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Calon Pegawai Negeri Sipil(CPNS) yang berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang diangkatdalam suatu jabatan atau ditugaskan dan bekerja secara penuh pada

www.peraturan.go.id

2014, No.1210 4

satuan organisasi di lingkungan Kementerian.

3. Prestasi kerja Pegawai adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiapPegawai pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawaidan perilaku kerja.

4. Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalahrencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang Pegawaidisusun dan disepakati bersama antara pegawai dengan pejabatatasan yang bersangkutan.

5. Nilai Jabatan adalah nilai kumulatif dari faktor jabatan yangmempengaruhi tinggi rendahnya jenjang jabatan berdasarkaninformasi jabatan.

6. Kelas Jabatan adalah tingkatan jabatan struktural maupun jabatanfungsional dalam satuan organisasi yang digunakan sebagai dasarpemberian besaran tunjangan kinerja.

7. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah Pejabatpemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian.

8. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalahpejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakansebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaranpada Kementerian Negara yang bersangkutan.

9. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalahpejabat yang melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambilkeputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkanpengeluaran atas beban APBN.

10. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnyadisebut PPSPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPAuntuk melakukan pengujian atas permintaan pembayaran danmenerbitkan perintah pembayaran.

11. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasilini Kementerian yang melaksanakan kegiatan Kementerian danmemiliki kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran.

12. Satker Pembayar adalah Satker yang mendapatkan alokasi anggaranTunjangan Kinerja dan bertanggung jawab terhadappendistribusiannya kepada Unit Kerja di bawahnya yaitu Biro Umumuntuk lingkup Sekretariat Jenderal, Sekretaris Inspektorat Jenderaluntuk lingkup Sekretariat Inspektorat Jenderal, dan SekretarisDirektorat Jenderal atau Sekretaris Badan untuk lingkup DirektoratJenderal atau Badan.

13. Unit Kerja adalah unit organisasi yang melaksanakan satu ataubeberapa program Kementerian.

www.peraturan.go.id

2014, No.12105

14. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkatKPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaanyang memperoleh kuasa dari BUN untukmelaksanakan sebagianfungsi Kuasa BUN.

15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkatAPBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yangdisetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

16. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima,menyimpan, membayarkan, menatausahakan, danmempertanggungjawabkan uang untuk keperluan Belanja Negaradalam pelaksanaan APBN padakantor/Satker Kementerian.

17. Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai yang selanjutnyadisingkat PPABP adalah pembantu KPA yang diberi tugas dantanggung jawab untuk mengelolapelaksanaan belanja pegawai.

18. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalahdokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaanpembayaran tagihan kepada negara.

19. Surat Permintaan Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebutSPP-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, dalam rangkapembayaran tagihan kepada penerima hak/ Bendahara Pengeluaran.

20. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalahdokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yangbersumber dari DIPA.

21. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut SPM-LSadalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkandana yang bersumber dari DIPA dalam rangka pembayaran tagihankepada penerimahak/Bendahara Pengeluaran.

22. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak yang selanjutnya disebutSPTJM adalah surat keterangan yang menyatakan bahwa segalaakibat dari tindakan pejabat/seseorang yang dapat mengakibatkankerugian negara menjadi tanggung jawab sepenuhnya daripejabat/seseorang yang mengambil tindakan dimaksud.

23. Kinerja Pegawai adalah prestasi/kemampuan kerja yang diperlihatkanoleh seorang Pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

24. Bulan Kinerja adalah bulan kalender.

25. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan di bidangKelautan dan Perikanan.

26. Kementerian adalah Kementerian yang menyelenggarakan urusan dibidang Kelautan dan Perikanan.

www.peraturan.go.id

2014, No.1210 6

Pasal 2

Tata cara pembayaran tunjangan kinerjabagiPegawai di lingkunganKementerian meliputi:

a. tata cara perhitungan besaran tunjangan kinerja yaitu serangkaianproses verifikasi yang cermat dari pejabat kepegawaian atas capaiankinerja dan tingkat kehadiran pegawai negeri sipil lingkupwewenangnya untuk dilakukan perhitungan tunjangan kinerja sesuainilai jabatan dan kelas jabatan; dan

b. tata cara pembayaran tunjangan kinerja yaitu proses pengajuanperintah pembayaran oleh pejabat perbendaharaan ke kas negaraserta pendistribusian kepada pegawai yang berhak.

BAB II

JENIS-JENIS TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI

Pasal 3

(1) Tunjangan Kinerja rutin/bulanan merupakan Tunjangan Kinerja yangdibayarkan kepada Pegawai Kementerian setiap bulan kinerjadan/atau kebijakan bulan lainnya.

(2) Tunjangan Kinerja rapel/susulan merupakan Tunjangan Kinerja yangdibayarkan kepada Pegawai Kementerian karena adanya perubahanstatus kepegawaian/kelas jabatan, yang mengakibatkan terjadinyakekurangan bayar atas tunjangan kinerja yang menjadi hak pegawaibersangkutan.

Pasal 4

(1) Pembayaran Tunjangan Kinerja rutin/bulanan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3ayat (1)dapat dibayarkan paling lambattanggal 15 bulan berikutnya.

(2) Pembayaran Tunjangan Kinerja rapel sebagaimana dimaksud dalamPasal 3ayat (2) dibuat dalam daftar pembayaran tersendiri denganlampiran surat keputusan sebagai dasar pembayaran.

BAB III

TATA CARA PENGAJUAN PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI

Pasal 5

(1) Pejabat yang bertanggung jawab di bidang kepegawaian paling lambattanggal 3 tiap awal bulan menyusun perhitungan besarnya TunjanganKinerja yang menjadi hak masing-masing Pegawai dan membuatdaftar nominatif Tunjangan Kinerja Pegawai bulanan denganmenggunakanForm A sebagaimana tersebut dalam Lampiran Iyang

www.peraturan.go.id

2014, No.12107

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(2) Perhitungan besaran Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud padaayat (1) didasarkan pada:

a. penilaian capaian Prestasi Kerja Pegawai berdasarkan SKP;

b. rekapitulasi kehadiran dari presensi elektronik atau rekapitulasikehadiran secara manualdengan menggunakanFormBsebagaimana tersebut dalam Lampiran IIyang merupakan bagiantidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;dan

c. penetapan Nilai Jabatan dan Kelas Jabatan.

(3) Dokumen pendukung penilaian SKP sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf a adalah SKP masing-masing Pegawai.

(4) Dokumen pendukung rekapitulasi kehadiran yang telah divalidasi olehpejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf badalah:

a. Surat Perintah/Surat Tugas/Disposisi/Undangan;

b. Surat Keputusan Tugas Belajar yang masih berlaku;

c. Surat Keputusan Penjatuhan Hukuman Disiplin;

d. Surat Izin Cuti;

e. Surat Izin Sakit; dan/atau

f. Surat Izin tidak masuk kerja karena alasan lain.

(5) Dokumen pendukung penetapan Nilai Jabatan dan Kelas Jabatansebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c adalah:

a. Keputusan Menteri tentang Nilai Jabatan dan Kelas JabatanPegawai yang telah ditetapkan posisi per tanggal 1 bulan kinerja;dan

b. Surat Keputusan Calon Pegawai Negeri Sipil dan/atauPengangkatan Pegawai Negeri Sipil posisi pertanggal 1 bulankinerja.

Pasal 6

Perhitungan besarnya Tunjangan Kinerja disampaikan kepada Kepala UnitKerja.

Pasal 7

(1) Kepala Unit Kerja/Pejabat lain yang ditunjuk mengajukan permintaandana Tunjangan Kinerja secara berjenjang paling lambat 2 (dua) harikerja setelah dilakukan perhitungan besarnya Tunjangan Kinerja padaawal bulan berkenaan untuk pembayaran Tunjangan Kinerjaperiodebulan sebelumnya.

www.peraturan.go.id

2014, No.1210 8

(2) Pengajuan permintaan dana Tunjangan Kinerja sebagaimanadimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada KPA Satker Pembayardengan melampirkan:

a. surat permohonan pembayaran Tunjangan Kinerja yangditandatangani Kepala Satker, dengan menggunakanFormCsebagaimana tersebut dalam Lampiran III yang merupakan bagiantidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; dan

b. SPTJM yang ditandatangani Kepala Unit Kerja di atas materaidengan menggunakanFormD sebagaimana tersebut dalamLampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Menteri ini.

Pasal 8

(1) Satker Pembayar mengoordinasikan permintaan dana TunjanganKinerjapada Unit Kerja di lingkup Unit Eselon I yang bersangkutan.

(2) Berdasarkan daftar nominatif pembayaran Tunjangan Kinerja danSPTJM dari Unit Kerja, PPK Satker Pembayar membuat DaftarRekapitulasi Tunjangan Kinerja dengan menggunakanFormEsebagaimana tersebut dalam Lampiran V yang merupakan bagiantidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(3) PPK Satker Pembayar mengajukan SPP-LS Pembayaran TunjanganKinerja kepadaPPSPM Satker Pembayar, dengan melampirkan:

a. daftar rekapitulasi pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai denganmenggunakanFormF sebagaimana tersebut dalam Lampiran VIyang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteriini;

b. daftar rekapitulasi pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai denganmenggunakanFormG sebagaimana tersebut dalam Lampiran VIIyang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteriini, dalam hal terjadi keterlambatan pembayaran TunjanganKinerja; dan

c. SPTJM yang ditandatangani PPK Satker Pembayar di atas materaidengan menggunakanForm H sebagaimana tersebut dalamLampiran VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Menteri ini.

Pasal 9

(1) PPSPM Satker Pembayar memeriksa dan menguji kelengkapan berkasserta ketersediaan pagu anggaran dalam Daftar Isian PelaksanaanAnggaran setelah menerima pengajuan SPP-LS pembayaranTunjangan Kinerja, untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihantidak melampaui batas pagu anggaran.

www.peraturan.go.id

2014, No.12109

(2) Setelah didapati kebenaran dan keyakinan terhadap data yangterdapat dalam SPP-LS, PPSPM Satker Pembayar menerbitkan SPM-LSPembayaran Tunjangan Kinerja bulan sebelumnya kemudianmengajukan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara palinglambat tanggal 5 (lima) hari kerja setelah menerima SuratPermohonan Pembayaran Tunjangan Kinerja dari Satker di UnitKerjanya.

(3) Dalam hal terjadi keterlambatan pembayaran Tunjangan Kinerja,SPM-LS dapat diajukan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negarauntuk beberapa bulan sekaligus.

(4) Bukti-bukti penunjang pembayaran tunjangan kinerjadiadministrasikan oleh Petugas Pengelola Administrasi BelanjaPegawai.

BAB IV

TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENDISTRIBUSIAN TUNJANGANKINERJA

Pasal 10

(1) Transfer Tunjangan Kinerja untuk masing-masing Unit Kerjaditujukan kepada Rekening Bendahara Pengeluaran UnitKerja/rekening masing-masing Pegawai.

(2) Bendahara Pengeluaran Unit Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat(1) wajib memeriksa pemasukan uang transfer di rekeningnya untukmemastikan kesesuaian jumlah dana yang masuk dengan jumlahtotal tagihan Tunjangan Kinerja sesuai rekapitulasi daftarpembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai yang diajukan.

(3) Setelah didapati kesesuaian tranfer dana Tunjangan Kinerja yangditerima, Bendahara Pengeluaran Unit Kerja wajib mentransfer danaTunjangan Kinerja ke masing-masing rekening pegawai sesuai dengandaftar rekapitulasi Tunjangan Kinerja paling lambat 3 (tiga) hari kerja.

(4) KPA wajib menyampaikan pemberitahuan kepada Kepala Unit Kerjadi lingkungan Unit Kerja masing-masing setelah dilakukan transferdana Tunjangan Kinerja kepada Bendahara Pengeluaran Unit Kerja.

Pasal 11

Biaya transfer yang mungkin terjadi dibebankan pada APBN.

Pasal 12

Apabila terjadi kelebihan dan/atau kekurangan pembayaran TunjanganKinerja Pegawai sebagai akibat kesalahan dalam penghitungan, maka akandiperhitungkan pada pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai berikutnya.

www.peraturan.go.id

2014, No.1210 10

Pasal 13

Pembayaran Tunjangan Kinerja di bulan Desember diusulkan sepenuhnyamengikuti ketentuan tentang Langkah-Langkah Menghadapi Akhir Tahun.

BAB V

TATA CARA PERTANGGUNGJAWABAN TUNJANGAN KINERJA

Pasal 14

(1) Setelah tunjangan kinerja dibayarkan, masing-masing BendaharaPengeluaran Unit Kerja wajib membuat laporan pertanggungjawabanTunjanganKinerja.

(2) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disampaikan kepada Kepala Unit Kerja paling lambat 10 (sepuluh)hari setelah pencairan Tunjangan Kinerja, dengan melampirkan:

a. daftar nominatif Tunjangan Kinerja Pegawai bulanan;

b. salinan (copy) kuitansi/bukti setoran pengembalian; dan

c. bukti transfer pembayaran Tunjangan Kinerjadari Bank.

Pasal 15

Apabila ada kesalahan pembayaran atas perhitungan lebih dari BendaharaPengeluaran Unit Kerja, maka Bendahara Pengeluaran Unit Kerjaberkewajiban secepatnya menyetorkan kelebihan atas perhitunganpermintaan dana Tunjangan Kinerja tersebut ke Kas Negara.

Pasal 16

Apabila terdapat temuan aparat pengawas internal dan/atau aparatpengawas eksternal sehingga perlu dilakukan penyetoran ke Kas Negara,Setoran dilakukan dengan menggunakan mekanisme yang berlaku.

Pasal 17

(1) Laporan Pertanggungjawaban Tunjangan Kinerjasebagaimanadimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) merupakan syarat pengajuanpembayaran Tunjangan Kinerja berikutnya.

(2) Apabila syarat pengajuan pembayaran Tunjangan Kinerjasebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dipenuhi, makapengajuan tunjangan kinerja berikutnya tidak dapat diproses.

Pasal 18

(1) Tata Cara Pengajuan Pembayaran Tunjangan Kinerja pada UnitKerjasesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang tercantumdalam Lampiran IXyang merupakan bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Menteri ini.

www.peraturan.go.id

2014, No.121011

(2) Tata Cara Pengajuan Pembayaran Tunjangan Kinerja pada SatkerPembayarsesuai dengan Standar Operasional Prosedur yangtercantum dalam Lampiran Xyang merupakan bagian tidakterpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(3) Tata Cara Pembayaran dan Pendistribusian Tunjangan Kinerja sesuaidengan Standar Operasional Prosedur yang tercantum dalamLampiran XI dan XII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Menteri ini.

(4) Tata Cara Pertanggungjawaban Tunjangan Kinerja sesuai denganStandar Operasional Prosedur yang tercantum dalam Lampiran XIIIyang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 19

Pelaksanaan pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai sejak bulan Januaritahun 2014 dilakukan secara rapel.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 20

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

www.peraturan.go.id

2014, No.1210 12

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 28 Agustus 2014

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA,

SHARIF C. SUTARDJO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 28 Agustus 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

www.peraturan.go.id

2014, No.121013

www.peraturan.go.id

2014, No.1210 14

www.peraturan.go.id

2014, No.121015

www.peraturan.go.id

2014, No.1210 16

www.peraturan.go.id

2014, No.121017

www.peraturan.go.id

2014, No.1210 18

www.peraturan.go.id

2014, No.121019

www.peraturan.go.id

2014, No.1210 20

www.peraturan.go.id

2014, No.121021

www.peraturan.go.id

2014, No.1210 22

www.peraturan.go.id

2014, No.121023

www.peraturan.go.id

2014, No.1210 24

www.peraturan.go.id

2014, No.121025

www.peraturan.go.id

2014, No.1210 26

www.peraturan.go.id

2014, No.121027

www.peraturan.go.id

2014, No.1210 28

www.peraturan.go.id