berita lagi

8
Tipikor Ragukan Kemampuan BPK terkait Audit Dana Siluman Rp 71 M Basyarun 24 Agustus 2015 20:10 256 Views Kompol Dolfi Kumaseh KENDARINEWS.COM, KENDARI — Meski penyidik Tipikor Polda Sultra belum mengirim surat permintaan audit pada Badan Pemerikasa Keuangan (BPK) RI perwakilan Sultra. Namun, penyidik sudah duluan ragu dengan komitmen dan kemampuan lembaga audit tersebut, dalam menelusuri dan mengungkap jumlah kerugian negara terkait kasus dugaan APBD siluman senilai Rp 71 miliar di Pemkab Konsel, serta proyek siluman yang disahkan tanpa melewati proses penetapan anggaran di DPRD Konsel. Penyidik Tipikor melalui Kasubbid PID Polda Sultra Kompol Dolfi Kumaseh menjelaskan, rencana audit kasus APBD siluman akan dikerjakan oleh BPK RI wilayah Sultra. Saat ini pihaknya sementara melakukan penyelidikan dan dalam waktu dekat, akan melaksanakan gelar perkara terlebih dahulu.

description

ju

Transcript of berita lagi

Page 1: berita lagi

Tipikor Ragukan Kemampuan BPK terkait Audit Dana Siluman Rp 71 MBasyarun 24 Agustus 2015 20:10 256 Views

Kompol Dolfi Kumaseh

KENDARINEWS.COM, KENDARI — Meski penyidik Tipikor Polda Sultra belum

mengirim surat permintaan audit pada Badan Pemerikasa Keuangan (BPK) RI

perwakilan Sultra. Namun, penyidik sudah duluan ragu dengan komitmen dan

kemampuan lembaga audit tersebut, dalam menelusuri dan mengungkap jumlah

kerugian negara terkait kasus dugaan APBD siluman senilai Rp 71 miliar di Pemkab

Konsel, serta proyek siluman yang disahkan tanpa melewati proses penetapan

anggaran di DPRD Konsel.

Penyidik Tipikor melalui Kasubbid PID Polda Sultra Kompol Dolfi Kumaseh

menjelaskan, rencana audit kasus APBD siluman akan dikerjakan oleh BPK RI wilayah

Sultra. Saat ini pihaknya sementara melakukan penyelidikan dan dalam waktu dekat,

akan melaksanakan gelar perkara terlebih dahulu.

“Soal tersangka tunggu dulu. Kami masih mau melakukan pemeriksaan. Setelah itu,

kami akan meminta BPK melakukan audit. Sekarang pertanyaannya apakah BPK itu

berani mengeluarkan hasil audit secara faktual bahwa proyek siluman dan APBD

siluman itu adalah kerugian negara?,” begitu kata penyidik tipikor melalui Kompol Dolfi

kepada kendariNesw.com, Senin (24/8).

Page 2: berita lagi

Ungkapan itu seakan memperjelas adabya keseriusan dalan dugaan kasus di Pemkab

dan DPRD. Hanya saja Dolfi belum bisa menegaskan hal itu. Akan tetapi kata mantan

Kapolsek Moramo ini, jika BPK menganggap dalam hasil auditnya kasus dugaan APBD

siluman dan proyek siluman di Konsel, masuk dalam kerugian negara, maka

secepatnya akan dinaikan statusnya dari penyelidikan ke penyidikan.

“Diketahui, anggaran itu tidak melalui proses dan mekanisme penetapan anggaran.

Tapi kalau iya saya tingkatkan kasusnya. Jadi kita tunggu hasil auditnya dulu. Negara

dirugikan atau tidak. Siapa sebenarnya yang beratanggung jawab dalam kasus ini.

Nanti setelah itu baru kita sampaikan lagi. Yang pasti kita akan gelar dulu baru setelah

itu kita mengajukan permintaan audit,” kata perwira polisi ini.

Dolfi menjanjikan bahwa hari Rabu (26/8) mendatang penyidik akan melakukan gelar

perkara. Gelar tersebut demi memperjelas hasil penyelidikan sementara yang dilakukan

penyidik Tipikor. “Gelarnya nanti untuk mempelajari kebali dan didiskusikan secara

bersama apa ada bukti-bukti yang ditemukan oleh penyidik untuk menaikan status kasu

tersebut,” ujarnya. (Egy/b)

Page 3: berita lagi

Penuntasan Dugaan Korupsi LPMP, Tersendat pada Audit BPKPBasyarun 7 September 2015 19:47 158 Views

KENDARINEWS.COM, KENDARI — Penuntasan kasus dugaan korupsi pada

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Tenggara dalam pengelolaan

kegiatan pelatihan peningkatan mutu tahun 2013, tampaknya bakal molor. Pasalnya,

hingga kini ternyata Badan Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sultra

belum juga melakukan proses audit terhadap dugaan kerugian negara dalam perkara

tersebut.

Korwas Bidang Investigasi Purwo Utomo mengungkapkan, sampai sekarang belum ada

hasil audit kerugian negara dari kasus LPMP Sultra. BPKP baru akan melakukan audit,

dengan alasan perkara yang ditangani BPKP menumpuk dan tim auditor sangat kurang.

Sehingga beberapa kasus termasuk LPMP belum keluar hasilnya, jika tak ada halangan

dalam waktu dekat ini akan dilakukan audit secepatnya.

“Auditnya belum dimulai kalau tidak ada halangan satu atau dua pekan ke depan, kami

akan lakukan audit pada kasus LPMP Sultra itu,” janji Purwo Utomo kepada

kendariNews.com, Senin (7/9). Lebih lanjut mengaku, pihak BPKP bukannya lamban

dalam menanggani kasus itu, tetapi cenderung pada persoalan waktu saja.

Page 4: berita lagi

Sementara Auditor Natsir yang menanggani perkara LPMP, mengaku pihaknya bukan

segaja memperlambat hasil audit tetapi karena tim yang dimiliki BPKP Sultra sangat

sedikit. Dugaan korupsi LPMP dinilai bukan perkara kecil, sehingga butuh pemikiran

dan waktu untuk melakukan proses audit. Belum lagi kasus lain yang  sedang diaudit

BPKP pada 17 kabupaten/kota se Sulawesi Tenggara.

“Penangganan audit kasus itu normalnya lima belas hari sudah bisa tuntas, namun

kembali lagi pada masalah dokumen dan data. Jika dokumen dan data yang diserahkan

tidak lengkap secara otomatis. Semua membutuhkan waktu untuk melengkapinya.

Apalagi jika perkara korupsi BPKP harus ekstra hati-hati dalam menangganinya,” kata

Natsir.

Kasus LPMP Sultra ini, ditangani Kejari Kendari dan pihaknya sudah menetapkan tiga

tersangka, yakni pejabat pembuat komitmen AL (43), ketua panitia lelang LG (51) dan

Kasubag Umum PR (49). Dugaan korupsi yang dilakukan, yakni LPMP Sultra

mengelolah kegiatan pelatihan peningkatan mutu tahun anggaran 2013, namun

direalisasikan nanti tahun 2014 dengan anggaran sebesar Rp 23 miliar.

Peserta adalah guru SD, SMP, SMA dan pengawas yang jumlahnya mencapai ribuan

orang. Komponen kegiatan yang dananya bersumber dari APBN tersebut adalah

pengadaan konsumsi, surat perintah perjalanan dinas, bahan cetak modul dan alat tulis

kantor. Modusnya para tersangka meminjam perusahaan kemudian mengelolah sendiri

kegiatan proyek. Juga diduga kuat melakukan pemotongan honor, mengurangi volume

pengadaan barang dan penggelembungan harga. (Heris/b)

Page 5: berita lagi

Satu Lagi Pegawai BPK jadi TersangkaKasus Suap Audit Keuangan Pemkot Bekasi

BERITA TERKAIT

0share

0tweet

0+1

0komentar

JAKARTA - Tersangka kasus suap oleh pejabat Pemerintah Kota

(Pemkot) Bekasi terhadap pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Perwakilan Jawa Barat pejabat bertambah lagi. Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) telah menetapkan pegawai BPK bernama Enang Hermawan

sebagai tersangka.

Enang sepanjang Rabu (30/6) menjalani pemeriksaan di KPK. Selama 12

jam sejak pukul 10.00 pagi, Enang dicecar penyidik KPK hingga akhirnya

ditetapkan sebagai tersangka. Enang yang sehari-harinya adalah auditor

BPK perwakilan Jawa Barat wilayah III, langsung ditahan dan dititipkan di

Rumah Tahanan Polda Metro Jaya. 

Namun Enang memilih tutup mulut soal penetapan tersangka dan

penahannya itu. Saat hendak dibawa ke Rutan Polda Metro Jaya dari KPK,

Enang justru menutupi mukanya dengan jaket sembari bergegas

memasuki mobil tahanan KPK bernomor polisi B 2040 BQ.

Juru bicara KPK, Johan Budi, mengungkapkan, Enang diduga ikut

menikmati uang suap dari pejabat di Pemkot Bekasi yang sebelumnya juga

sudah ditetapkan sebagai tersangka yaitu Heri Lukman dan Herry

Suparjan. Atas perbuatannya itu, Enang dijerat dengan Pasal 12 huruf a,

Page 6: berita lagi

Pasal 5 ayat 1, Pasal 5 ayat 2 dan Pasal 11 UU Nomir 31 Tahun 1999

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Senin (21/6) pekan lalu KPK menangkap

basah Kasubdit Auditoriat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) wilayah

Jawa Barat III, Suharto karena menerima uang yang diduga sebagai suap

dari Herry Suparjan. Keduanya diciduk di rumah Suharto di Kawasan

Lapangan Tembak, Bandung, JAwa Barat.

Herry Suparjan adalah Kabid Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Bekasi. Sedangkan Heri Lukman adalah

Inspektorat Wilayah Kota Bekasi. Suharto diduga menerima suap sebesar

Rp 272 juta dari Herry Suparjan, dengan maksud agar laporan keuangan

pemkot Bekasi dinyatakan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh BPK. 

Sementara dari pemeriksaan KPK terhadap Ketua Komite Olahraga

Nasional Indonesia (KONI) Kota Bekasi, Edi Prihadi, sedikit terkuak bahwa

asal uang untuk menyuap auditor BPK Jawa Barat itu dari dana KONI Kota

Bekasi. Kepada wartawan usai diperiksa KPK, kemarin, Edi memang

menduga uang untuk menyuap itu memang uang KONI.

Hanya Edi mengaku tidak tahu persis hingga uang KONI itu bisa sampai

digunakan Kabid Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah (DPPKAD) Kota Bekasi Herry Suparjan dan Pejabat Inspektorat

Wilayah Kota Bekasi Hery Lukman untuk menyuap pegawai BPK

perwakilan Jawa Barat.

Edi menegaskan, dana KONI Bekasi dari APBD Kota Bekasi sebesar Rp

19,4 miliar hanya diperuntukan bagi kegiatan cabang olahraga yang ada di

bawah naungan KONI kota Bekasi.(rnl/ara/jpnn)