Berani Jujur -...

2
Afriki Kepala Sekolah Merupakan harapan dari setiap orang tua agar anak-anaknya dapat bersikap jujur, tidak curang, tidak berbohong, tidak menutupi perbuatan yang tidak baik, atau tidak mencuri. Ada sebagian orang tua yang mungkin beranggapan bahwa sudah merupakan sifat anak kadang-kadang suka berkilah dan suka berbohong, maka tugas orangtua adalah memberikan hukuman atas ketidakjujuran yang terjadi. Bahkan, disadari atau tidak, sikap orang tua kadang-kadang menggiring anak untuk berbohong. Kekeliruan yang sering kita lakukan ketika menemukan anak berbohong adalah memperlakukan mereka dengan sikap yang kurang tepat yaitu dengan langsung menuduh, sambil marah-marah, dan mengancam. Bersikap keras, mengancam, dan menghukum tidak akan menyelesaikan masalah dan bahkan membuat anak merasa takut untuk mengatakan kebenaran. Sebaliknya, jika kita memperlakukan mereka dengan tenang, tidak mengancam, maka mereka akan berusaha untuk jujur. Sangat setuju bahwa kita harus tegas menegakkan kejujuran, namun tetap dilakukan dengan cara yang tepat. (bersambung ke halaman 4) 1 Edisi September 2017 INFO Kumandang Suara Emas Paduan Suara Tara Salvia Berita gembira kembali dikumandangkan oleh Tim Paduan Suara SD Tara Salvia. Perjuangan dalam latihan yang dilakukan selama berbulan-bulan telah membuahkan prestasi terbaik. Mereka membawa pulang medali emas dari International Choir Festival (Sabtu, 9 September 2017) di Penabur. Kompetisi ini diikuti oleh 131 kelompok paduan suara dari Indonesia, Malaysia, dan Filipina dengan menghadirkan juri dari berbagai negara, Suara emas Tim Paduan Suara SD Tara Salvia juga mendapatkan perhatian khusus dari Presiden Joko Widodo, ketika mereka tampil dalam pembukaan Indonesia Business Development Expo pada hari Rabu, 20 September 2017 di Jakarta Convention Center. Sebuah pengalaman berharga yang memberikan kesan mendalam bagi semua anggota tim. Berani Jujur (sambungan halaman 1) Mari kita cermati contoh dua skenario berikut. Misalnya kita menemukan anak kita yang berusia 9 tahun mengambil permen di sebuah toko. Skenario A: Ibu : (Dengan nada tinggi, marah, dan menuduh) Dari mana kamu dapat permen itu? Anak : Saya menemukannya di kantong saya. Ibu : Apakah kamu mencurinya dari toko? Anak : Tidak Ibu : Kamu pasti mencurinya. Kakakmu yang menyampaikan kepada Ibu. Dia melihatmu mengambilnya. Sekarang kamu berbohong kepada Ibu. Anak : Tidak, kakaklah yang berbohong. Saya tidak mengambilnya. Ibu : Baiklah ... kalau begitu, dari mana kamu mendapatkannya? Sekarang kamu dapat hukuman dua kali, pertama karena mencuri dan kedua karena berbohong kepada Ibu. Skenario B: Ibu : Ibu melihatmu mempunyai beberapa permen. Ibu tidak pernah membelikan untukmu, dan kakakmu baru saja menyampaikan kepada Ibu bahwa dia melihatmu mengambilnya dari rak ketika kita berada di toko. Anak : (Menunduk) Ibu : Ibu tidak percaya begitu saja dengan omongan kakakmu. Mengambil milik orang lain itu tidak baik. Itu sama pentingnya bahwa kita tidak saling berbohong satu sama lain. Kamu tahu kita adalah keluarga yang sangat menghargai kejujuran. Kamu percaya Ibu dan Ibu percaya kamu. Anak : Saya tidak bermaksud melakukannya. Hal tersebut terjadi begitu saja. Ibu : Ibu tahu, sayang. Godaan begitu besar. Tapi Ibu bangga denganmu karena telah menyampaikan suatu kebenaran. Itu adalah hal yang sulit dan Ibu sangat menghargainya. Sekarang, mari kita kembali ke toko tersebut. Ibu akan berada di sampingmu pada saat kamu mengembalikan permen tersebut. Pada skenario pertama, dengan nada tinggi dan menuduh Si Ibu memaksa anaknya untuk mengakui kebenaran. Dalam kasus tersebut, kebanyakan anak akan berjuang untuk menutupi, atau menyangkal, atau berbohong karena Ia merasa tidak nyaman dan merasa sangat terancam . Pada skenario kedua, Si Ibu langsung mengangkat isu bahwa dia mengetahui Si Anak mengambil permen tersebut. Ia fokus kepada pentingnya nilai kejujuran, berbicara tentang hal tersebut sebagai nilai keluarga, menunjukkan bahwa Ia memahami dan masih terus berproses mengajarkan tentang kejujuran. Penanaman nilai-nilai inilah menjadi hal yang sangat penting, sehingga anak akan mengingatnya dalam perjalanan hidupnya dan berusaha tidak melakukan lagi untuk masa yang akan datang. [Sumber:Teaching your kids to be honest (www.psychologytoday.com)-dengan beberapa penyesuaian] 4 PTSG Corner ‘Dare to Dream!’Bazaar Kreasi Anak 2017 Bazaar Kreasi Anak 2017 bertajuk ‘Dare to Dream!’ akan diadakan pada hari Minggu, 8 Oktober 2017 pukul 7.30-11.00. Kegiatan ini diisi dengan penjualan berbagai kreasi anak dan hiburan pentas.

Transcript of Berani Jujur -...

Page 1: Berani Jujur - tarasalviaedu.or.idtarasalviaedu.or.id/wp-content/uploads/2019/01/News-SD-September... · Suara SD Tara Salvia. Perjuangan dalam latihan yang dilakukan ... 20 September

Afriki

Kepala Sekolah

Merupakan harapan dari setiap orang tua agar anak-anaknya dapat bersikap jujur, tidak curang, tidak berbohong, tidak menutupi perbuatan yang tidak baik, atau tidak mencuri.

Ada sebagian orang tua yang mungkin b e r a n g g a p a n b a h w a s u d a h merupakan sifat anak kadang-kadang suka berkilah dan suka berbohong, m a k a t u g a s o r a n g t u a a d a l a h m e m b e r i k a n h u k u m a n a t a s ketidakjujuran yang terjadi. Bahkan, disadari atau tidak, sikap orang tua kadang-kadang menggiring anak untuk berbohong.

Kekeliruan yang sering kita lakukan ketika menemukan anak berbohong adalah memperlakukan mereka dengan sikap yang kurang tepat yaitu dengan langsung menuduh, sambil marah-marah, dan mengancam.

Bersikap keras, mengancam, dan menghukum tidak akan menyelesaikan masalah dan bahkan membuat anak merasa taku t un tuk mengatakan kebenaran. Seba l iknya, j i ka k i ta memperlakukan mereka dengan tenang, tidak mengancam, maka mereka akan berusaha untuk jujur. Sangat setuju bahwa kita harus tegas menegakkan kejujuran, namun tetap dilakukan dengan cara yang tepat. (bersambung ke halaman 4)

1

Edisi September 2017

INFO

Kumandang Suara Emas Paduan Suara Tara Salvia

Berita gembira kembali dikumandangkan oleh Tim Paduan Suara SD Tara Salvia. Perjuangan dalam latihan yang dilakukan selama berbulan-bulan telah membuahkan prestasi terbaik. Mereka membawa pulang medali emas dari International Choir Festival (Sabtu, 9 September 2017) di Penabur. Kompetisi ini diikuti oleh 131 kelompok paduan suara dari Indonesia, Malaysia, dan Filipina dengan menghadirkan juri dari berbagai negara,

Suara emas Tim Paduan Suara SD Tara Salvia juga mendapatkan perhatian khusus dari Presiden Joko Widodo, ketika mereka tampil dalam pembukaan Indonesia Business Development Expo pada hari Rabu, 20 September 2017 di Jakarta Convention Center. Sebuah pengalaman berharga yang memberikan kesan mendalam bagi semua anggota tim.

Berani Jujur

(sambungan halaman 1)

Mari kita cermati contoh dua skenario berikut. Misalnya kita menemukan anak kita yang berusia 9 tahun mengambil permen di sebuah toko.

Skenario A:

Ibu : (Dengan nada tinggi, marah, dan menuduh) Dari mana kamu dapat permen itu?

Anak : Saya menemukannya di kantong saya.

Ibu : Apakah kamu mencurinya dari toko?

Anak : Tidak

Ibu : Kamu pasti mencurinya. Kakakmu yang menyampaikan kepada Ibu. Dia melihatmu mengambilnya. Sekarang kamu berbohong kepada Ibu.

Anak : Tidak, kakaklah yang berbohong. Saya tidak mengambilnya.

Ibu : Baiklah ... kalau begitu, dari mana kamu mendapatkannya? Sekarang kamu dapat hukuman dua kali, pertama karena mencuri dan kedua karena berbohong kepada Ibu.

Skenario B:

Ibu : Ibu melihatmu mempunyai beberapa permen. Ibu tidak pernah membelikan untukmu, dan kakakmu baru saja menyampaikan kepada Ibu bahwa dia melihatmu mengambilnya dari rak ketika kita berada di toko.

Anak : (Menunduk)

Ibu : Ibu tidak percaya begitu saja dengan omongan kakakmu. Mengambil milik orang lain itu tidak baik. Itu sama pentingnya bahwa kita tidak saling berbohong satu sama lain. Kamu tahu kita adalah keluarga yang sangat menghargai kejujuran. Kamu percaya Ibu dan Ibu percaya kamu.

Anak : Saya tidak bermaksud melakukannya. Hal tersebut terjadi begitu saja.

Ibu : Ibu tahu, sayang. Godaan begitu besar. Tapi Ibu bangga denganmu karena telah menyampaikan suatu kebenaran. Itu adalah hal yang sulit dan Ibu sangat menghargainya. Sekarang, mari kita kembali ke toko tersebut. Ibu akan berada di sampingmu pada saat kamu mengembalikan permen tersebut.

Pada skenario pertama, dengan nada tinggi dan menuduh Si Ibu memaksa anaknya untuk mengakui kebenaran. Dalam kasus tersebut, kebanyakan anak akan berjuang untuk menutupi, atau menyangkal, atau berbohong karena Ia merasa tidak nyaman dan merasa sangat terancam .

Pada skenario kedua, Si Ibu langsung mengangkat isu bahwa dia mengetahui Si Anak mengambil permen tersebut. Ia fokus kepada pentingnya nilai kejujuran, berbicara tentang hal tersebut sebagai nilai keluarga, menunjukkan bahwa Ia memahami dan masih terus berproses mengajarkan tentang kejujuran. Penanaman nilai-nilai inilah menjadi hal yang sangat pent ing, sehingga anak akan mengingatnya dalam perjalanan hidupnya dan berusaha tidak melakukan lagi untuk masa yang akan datang.

[ S u m b e r : Te a c h i n g y o u r k i d s t o b e h o n e s t (www.psycho logy today.com)-dengan beberapa penyesuaian]

4

PTSG Corner

‘Dare to Dream!’Bazaar Kreasi Anak 2017

Bazaar Kreasi Anak 2017

bertajuk ‘Dare to Dream!’

akan diadakan pada hari

Minggu, 8 Oktober 2017

pukul 7.30-11.00. Kegiatan

ini diisi dengan penjualan berbagai kreasi anak dan

hiburan pentas.

Page 2: Berani Jujur - tarasalviaedu.or.idtarasalviaedu.or.id/wp-content/uploads/2019/01/News-SD-September... · Suara SD Tara Salvia. Perjuangan dalam latihan yang dilakukan ... 20 September

Edisi September 2017

2 3

Pelatihan Matematika untuk Orang Tua

Bagaimana mengajarkan matematika yang bermakna bagi siswa? Bagaimana proses menanamkan

konsep? Bagaimana pula mengembangkan keterampilan proses matematika sehingga siswa mampu mengomunikasikan pemahaman mereka dan mampu memecahkan masalah sehari-hari? Hari Sabtu, 9 September 2017, orang tua siswa kelas 4 mengikuti pelatihan matematika. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberikan wawasan kepada orang tua tentang proses pembelajaran matematika di kelas. Dengan demikian ketika melakukan pendampingan di rumah, pendekatan yang diterapkan sejalan dengan pendekatan di kelas. Orang tua terlibat secara aktif melakukan simulasi dalam pelatihan tersebut.

Perjuangan Demi Meraih Prestasi

Perjalanan untuk meraih suatu prestasi sangat memerlukan disiplin yang tinggi, ketekunan, konsistensi, dan keyakinan diri.

Hal tersebut yang ditunjukkan oleh Larasati Puspita Setyawan, siswa kelas 5 SD Tara Salvia, yang berhasil masuk final dan meraih medali Honorable Mention dalam Olimpiade Sains Kuark Tingkat Nasional 2017.

Selain mampu menguasai konsep dan proses keterampilan sains, sikap belajar yang baik adalah merupakan hal yang sangat penting.

Sebagaimana dikutip dari Harian Kompas, sebanyak 303 siswa dari berbagai provinsi bersaing pada tahap final. Para finalis tersebut terjaring dari 93.156 peserta mulai dari babak penyisihan.

Aku Istimewa 'Show and Tell' merupakan kegiatan puncak dari tema “Aku Istimewa” di kelas 1. Dalam kegiatan ini, siswa kelas 1 menunjukkan dan menceritakan

kepada teman produk yang mereka hasilkan selama belajar 6 pekan di kelas 1. Pemahaman mereka terhadap konsep terlihat ketika mereka menceritakan tentang buku yang mereka buat dengan judul 'Aku Istimewa'. Isi dari buku ini merupakan pengintegrasian dari berbagai mata pelajaran Siswa juga menjelaskan tentang boneka kertas yang mereka buat beserta pola pada pakaian dari boneka tersebut yang juga merupakan rancangan mereka.

Kegiatan Belajar SiswaKeteraturan yang Bermanfaat

Sebagai kegiatan puncak dari tema 'Keteraturan yang Bermanfaat', siswa kelas 5 melakukan serangkaian kegiatan, mulai dari melakukan survei kepada siswa kelas 6 tentang pola hidup sehat, menyajikan data hasil survei, merancang poster, membuat model sistem pernafasan, membuat buku mini, hingga melakukan kampanye kepada siswa kelas 3 dan 4 untuk mengajak menerapkan pola hidup sehat.Kegiatan ini adalah merupakan pengintegrasian dari berbagai mata pelajaran (Matematika, IPA, IPS/PPKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Agama).

Observasi Tanaman

Siswa kelas 3 membawa berbagai jenis tanaman ke sekolah. Selain mengenal tanaman, siswa dilatih mengembangkan keterampilan proses sains, salah satunya keterampilan mengobservasi. Siswa diminta mengobservasi secara cermat & terperinci

menggunakan berbagai panca indera, agar mampu mengidentifikasi berdasarkan warna, tekstur, bentuk, dan lain-lain, sehingga kemudian mereka mampu membedakan dan menggolongkan tanaman. Siswa juga melatih keterampilan dalam mengomunikasikan hasil observasi. Selain itu, siswa juga belajar bagaimana merawat tanaman dengan menyiram secara rutin, menempatkan di area yang tepat, serta membersihkan daun-daun yang kering.

Mengenal Budaya Papua

Siswa kelas 4 Tara Salvia menggelar kegiatan khusus tentang Budaya Papua, di mana dalam kegiatan ini siswa mengenal berbagai aspek tentang budaya Papua, mulai dari adat istiadat, kesenian, pakaian, makanan dan minuman, hingga nilai-nilai luhur masyarakat Papua.Siswa juga terlibat langsung

berinteraksi dengan narasumber yang berasal dari Papua, membuat kolase dengan motif Papua, membuat sirup buah pala, serta membawa makanan khas Papua dari rumah.Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membuka wawasan siswa tentang keberagaman dan menumbuhkan sikap menghargai perbedaan sebagai anugerah Tuhan.'Perbedaan Itu Indah, Perbedaan Itu Anugerah'

Mari Lestarikan Tumbuhan

Sebagai kegiatan puncak dari tema ‘Mari Lestarikan Tumbuhan’, siswa kelas 6 melaksanakan pameran mini dan memberikan penjelasan kepada siswa kelas 5 tentang buku mini yang mereka buat. Buku mini tersebut merupakan pengintegrasian dari

berbagai mata pelajaran, di antaranya: Bahasa Indonesia yang diintegrasikan dengan IPS dan IPA. Siswa menggali informasi tentang provinsi tertentu di Indonesia, termasuk tumbuhan khas di provinsi tersebut, Informasi disajikan dalam bentuk teks eksplanasi yang dilengkapi dengan gambar.

Ayo, Memasak!

Sebagai kegiatan puncak dalam tema ‘Ayo, Memasak!’, siswa kelas 2 Tara Salvia mendemonstrasikan cara membuat resep yang telah mereka buat kepada adik kelas 1. Kegiatan ini merupakan pengintegrasian dari berbagai mata pelajaran, yaitu menulis laporan

tentang perubahan bentuk dan wujud benda yang terjadi selama proses memasak (IPA), menulis cerita ketika praktik memasak dengan orang tua di rumah dalam

bentuk teks narasi (Bahasa Indonesia), membuat tata tertib ketika memasak (IPS/PPKn), menjelaskan nilai tempat dari takaran bahan yang dimasak, misalnya nilai tempat untuk 250 ml susu, dll (Matematika), menggambar bahan dan peralatan yang digunakan untuk memasak (Art).' Siswa mengemas semua produk tersebut dalam satu buku mini yang tematik dan terpadu.