Bencana Alam Dalam Islam Dan Budha

25
PENDAHULUAN 1. Pengantar Dunia ini tidak selamanya aman, tentram, dan sejahtera, Akan tetapi selalu ada gejala–gejala alam yang terjadi. Gejala–gejala alam tersebut dinamakan dengan bencana alam yang disebabkan oleh beberapa faktor, bencana alam merupakan harga yang harus dibayar atas keindahan yang terhampar. Pemakalah disini akan mencoba menjelaskan bagaimana bencana alam dapat terjadi, apakah ada perbedaan dan persamaan pandangan tentang bencana alam menurut tiga agama, bagaimanakah pandangan para tokoh menurut pandangan islam, kristen, dan budha. Bencana alam memiliki arti bencana yang disebabkan oleh serangkaian peristiwa–peristiwa alam, seperti tanah longsor, gunung meletus, banjir, angin topan, tsunami, gempa bumi, dll. Bencana alam menurut pandangan agama islam, budha, dan kristen tidak terlalu jauh berbeda dalam pengertiannya. Kenyataan sejarah menunjukkan, eksistensi agama sama sekali memang tidak dapat steril dari berbagai hasrat dan kepentingan manusia, sehingga dalam titik- titik tertentu agama kerap kali mengorbankan manusia itu sendiri dengan cara mengatasnamakan agama (Tuhan). Menyadari hal itu semua, agama selain diyakini sebagai

Transcript of Bencana Alam Dalam Islam Dan Budha

Page 1: Bencana Alam Dalam Islam Dan Budha

PENDAHULUAN

1. Pengantar

Dunia ini tidak selamanya aman, tentram, dan sejahtera, Akan tetapi selalu

ada gejala–gejala alam yang terjadi. Gejala–gejala alam tersebut dinamakan

dengan bencana alam yang disebabkan oleh beberapa faktor, bencana alam

merupakan harga yang harus dibayar atas keindahan yang terhampar. Pemakalah

disini akan mencoba menjelaskan bagaimana bencana alam dapat terjadi, apakah

ada perbedaan dan persamaan pandangan tentang bencana alam menurut tiga

agama, bagaimanakah pandangan para tokoh menurut pandangan islam, kristen,

dan budha.

Bencana alam memiliki arti bencana yang disebabkan oleh serangkaian

peristiwa–peristiwa alam, seperti tanah longsor, gunung meletus, banjir, angin

topan, tsunami, gempa bumi, dll. Bencana alam menurut pandangan agama islam,

budha, dan kristen tidak terlalu jauh berbeda dalam pengertiannya.

Kenyataan sejarah menunjukkan, eksistensi agama sama sekali memang

tidak dapat steril dari berbagai hasrat dan kepentingan manusia, sehingga dalam

titik-titik tertentu agama kerap kali mengorbankan manusia itu sendiri dengan cara

mengatasnamakan agama (Tuhan). Menyadari hal itu semua, agama selain

diyakini sebagai media integratif, tetapi juga rentan mendorong terjadinya

disintegratif bagi umat manusia. Sehingga jati diri agama sepertinya terkesan

paradoks. Karena agama, manusia bisa saling berlomba-lomba berbuat kebajikan,

saling mencintai dan menolong satu sama lain. Tetapi, atas nama agama pula,

manusia bisa saling berperang, menghancurkan dan bahkan membunuh sesama

manusia sendiri.

II. Rumusan Masalah

a. Pengertian Bencana Alam Dalam Pandangan Islam.

b. Bencana Dalam Perspektit Agama Budha

c. Bencana Dalam Perspektit Agama Kristen

Page 2: Bencana Alam Dalam Islam Dan Budha

POKOK BAHASAN

BENCANA ALAM DALAM PERSPEKTIF AGAMA ISLAM

A. Pengertian Bencana Alam Dalam Pandangan Islam.

Allah menciptakan alam semesta, sebenarnya sangat menyayangi makhluknya

dengan mengaruniakan Kekayaan alam yang sangat berlimpah di laut maupun di

darat. Akan tetapi allah memberikan itu semua tentu saja supaya di mamfaatkan

sebaik mungkin. Bukan untuk menimbulkan kemubazdiran dan kemudharatan,

karena perbuatan demikian tidak di sukai oleh Allah.

Menurut M . Quraish Shihab, dosa dan pelanggaran yang dilakukan manusia

mengakibatkan gangguan keseimbangan didarat , dilaut dan diudara . Ketiadaan

keseimbangan mengakibatkan bencana bagi makhluk hidup termasuk manusia .

Semakin banyak pengrusakan terhadap lingkungan , semakin besar pula dampak

buruknya .Semakin banyak dan beraneka ragam dosa manusia , semakin parah

pula kerusakan lingkungan . Hakikat ini merupakan kenyataan yang tidak dapat

dipungkiri lebih – lebih dewasa ini . Demikian Allah swt menciptakan semua

makhluk , saling kait berkait .Dalam keterkaitan yang harmonis , lahir keserasian

dan keseimbangan dari yang terkecil hingga yang terbesar , dan semua tunduk

dalam pengaturan Allah yang maha besar . 1

Manusia yang menyimpang dari jalan lurus yang telah ditetapkan Allah ,

menjadikan keadaan sekelilingnya , termasuk hukum sebab akibat yang berkaitan

dengan alam raya dan yang mempengaruhi manusia ikut pula terganggu dan pada

akhirnya menimbulkan dampak negatif, seperti krisis moral , ketiadaan kasih

sayang dan kekejaman . Bahkan lebih dari itu, akan bertumpuk musibah dan

bencana alam seperti “keenggangan langit menurunkan hujan atau bumi

menumbuhkan tanaman” , juga terjadinya gempa bumi serta bencana lainnya .2

1 M.Quraish Shihab, Dia dimana – mana : Tangan Tuhan Dibalik Fenomena, hal 1012 Ibid hal 102

Page 3: Bencana Alam Dalam Islam Dan Budha

Segala bencana tidak terlepas dari perbuatan manusia. Allah menunjukkan

kepada manusia, begitulah akibatnya jika melakukan kerusakan dan kejahatan.

Supaya segera kembali ke jalan yang benar . Maka dari itu manusia tidak

diperbolehkan semena – mena di dunia ini karena dunia ini milik Allah swt jadi

pantaslah jika Allah menurunkan musibah kepada manusia berupa bencana alam

karena perbuatan manusia sendiri . Dalam hal ini Allah swt tidak sayang terhadap

manusia akan tetapi hanya memberi peringatan terhadap manusia agar menjaga

alam dan seisinya , dan mengikuti perintah Allah swt .

Bagi umat muslim terjadi bencana tidak ada kebetulan . semua rincian tumbuh

mengembangnya alam semesta dalam kegelapan bumi ada dalam catatannya.

Setiap muslim selalu memandang segala sesuatu yang dialami dalam kehidupan,

selalu berperan dalam bingkai “pergaulan” aktif antara dirinya dan dirinya .3

Seperti apa yang telah ditulis oleh M. Quraish Shihab “tangan” Tuhan ada dibalik

setiap fenomena ; bahwa Allah hadir dimana – mana, setiap saat dan di semua

tempat .

Sebagaimana konsep takdir . Allah menjadi sentral dari seluruh kejadian yang

terkait dengan musibah , bencana dan kebaikan adalah kehendak Allah. Bencana

dan rahmat adalah salah satu cara Allah menyampaikan pesan kepada manusia

bahwa Allah adalah Tuhan dan penguasa alam semesta. Tidak ada yang bisa

melawan keperkasaannya . Akan tetapi Allah bukan dzat yang sewenang –

wenang , dia maha Penyayang . 4

Berbicara dalam hal takdir , secara umum konsep ini ada perdebatan diantara 3

kutub , yaitu jabbariyah , mu’tazilah dan khodariyah . Menurut dari kubu

jabbariyah takdir adalah kewenangan mutlak sang khalik , manusia sedikit pun

tidak memiliki kewenagan tentang takdir , ketetapan Allah sudah ditetapkan

sebelum manusia diciptakan . Sedangkan menurut mu’tazilah dan qadariyah ,

Allah tidak campur tangan dengan urusan manusia , karena Allah telah

menyerahkan kehendak dan kekuasaannya kepada manusia , maka manusia bisa

3 Ronny Astrada, Mengkaji Hikmah Bencana,(Jakarta:Elex Media Komputindo,2010), hal . 54 Agus Mustofa, Mengubah Takdir, (Surabaya:Fatma Press,2008), hal. 193

Page 4: Bencana Alam Dalam Islam Dan Budha

berkehendak sebebas – bebasnya, dengan segala konsekuensi . 5 Dalam mu’tazilah

Allah memerintahkan apa yang dikehendakinya dan melarang apa yang

diperintahkannya untuk tidak dikerjakan . Manusia dengan qodrat ( kekuasaan ) .

Yang dijanjikan Allah pada dirinya , dapat mengerjakan yang baik , maka bila ia

mengerjakan yang buruk berarti ia sendirilah yang menghendakinya .6 Tuhan

bersifat bijaksana dan adil , ia tidak dapat berbuat jahat dan dzalim . Tuhan tidak

memiliki sifat dalam arti sifat memiliki wujud diluar dzat Tuhan ; dan wa’idiah

karena ancaman – ancaman Tuhan terhadap orang – orang yang tidak patuh , pasti

dan tidak boleh dan tidak akan menimpa diri mereka . Tuhan tidak mungkin

menghendaki supaya manusia berbuat hal – hal yang bertentangan dengan

perintahnya , dengan demikian manusia sendirilah yang sebenarnya menunjukkan

perbuatan baik dan perbuatan jahatnya, iman dan khufurnya , kepatuhan dan tidak

kepatuhannya atas perbuatannya sendiri manusia memperoleh balasan . Hal ini

disebut paham qodari’ah 7 .

Ketetapan Allah yang dikenal sebagai takdir digambarkan oleh 2 kata : Qada

dan Qadar . Kedua – duanya bermakna ketetapan , tetapi memiliki nuansa yang

berbeda . Qadar memberikan makna : ketetapan yang sepenuhnya ditentukan oleh

Allah tanpa bisa diganggu gugat . Sedangkan Qada adalah ketetapan Allah yang

ditentukan berdasarkan usaha tertentu.8

Menurut Dr . H . Arif Sumantri , SKM., M.Kes . Ada dua pandangan utama

yang berkembang dalam masyarakat dalam melihat berbagai bencana yang sering

melanda . Pertama , bencana adalah sebagai akibat dari perbuatan dosa dan

pelanggaran terhadap aturan Tuhan yang semakin tidak terkendali , bencana

dianggap sebagai adzab Tuhan . Kedua bencana adalah murni fenomena alam dan

tidak ada dengan urusan agama , berupa dosa atau maksiat yang telah dilakukan

oleh manusia9 .

5 Ibid. Hal 686 Yusron Asmuni, Dirasah Islamiyah 11,(Jakarta : Raja Grafindo Persada,1996), hal. 797 Harun Nasution,Teologi Islam, (Jakarta:Universitas Indonesia , 1972), hal. 42,438 Agus Mustofa, Mengubah Takdir, hal. 1079 Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan Dan Perspektif Islam, (Jakarta:Kencana,2010), hal. 256

Page 5: Bencana Alam Dalam Islam Dan Budha

Agus Mustofa tidak jauh berbeda dalam memaknai bencana menurutnya ,

bahwa ada dua jenis bencana yang dapat melanda manusia . Pertama , bencana

yang bersifat alamiah . Kedua , bencana yang disebabkan oleh manusia dalam

mengolah alam .

Bencana yang bersifat alamiah adalah bencana yang sudah memang menjadi

bawaan alam . Bahwa alam semesta ini memang telah menuju pada kerusakan

yang semakin hari semakin parah . Bencana yang kedua adalah bencana yang

semata – mata disebabkan oleh manusia . Misalnya banjir , tanah longsor ,

kebakaran hutan 10 .

B. Sebab – Sebab Terjadinya Bencana Alam Pandangan Islam

Setelah mengetahui makna dan arti bencana alam dalam perspektif islam ,

sekiranya perlu diketahui apa sebab – sebab terjadinya bencana alam secara teori

maupun non teori . Beberapa sebab – sebab terjadinya bencana alam menurut

Agus Mustofa , antara lain :

1 . Bencana dari angkasa luar

Bencana dari angkasa luar adalah bencana yang berpotensi menghancurkan

bumi dengan kekuatan yang sangat dahsyat . beberapa ancaman bencana dari

angkasa luar adalah bebatuan – bebatuan yang berbentuk komet dan meteor , sinar

matahari , sinar ultraviolet .

Panas matahari sangat berbahaya untuk makhluk hidup , termasuk manusia .

Karena didalam sinar matahari terkandung energi yang sangat besar . berupa

panas , ultraviolet , maupun gelombang elektromagnetik . Akan tetapi ada

beberapa faktor yang menyelamatkan bumi dari matahari . Yaitu faktor jarak ,

sangat bermanfaat untuk menurunkan suhu , selain itu ada perputaran bumi, hal

ini juga menyebabkan tidak terjadinya pemanasan secara berlebihan di permukaan

bumi .

10 Agus Mustofa, Salah Kaprah, (Surabaya:Padma Press.2011), hal. 159

Page 6: Bencana Alam Dalam Islam Dan Budha

Ancaman lain yang menyebabkan bencana adalah sinar ultraviolet , ultraviolet

sangat berguna juga untuk kehidupan manusia karena mengandung vitamin D .

Akan tetapi jika berlebihan justru akan membahayakan . Dapat memicu timbulnya

kanker kulit pada manusia .

Allah mengatur kadar ultraviolet ini lewat lapisan atsmosfer atas , yang

disebut ozonosfer . Lapisan inilah yang berfungsi memfilter kadar ultraviolet agar

sesuai dengan kebutuhan manusia . Jika lapisan ini terlalu tebal maka suhu bumi

akan lebih rendah dari sekarang dan jika lebih tipis , maka suhu bumi akan lebih

tinggi . Lapisan ozon ini diciptakan oleh Allah dengan seimbang .

2 . Bencana dari perut bumi .

Bumi menyimpan potensi bencana didalam perutnya sendiri . Runtuhnya

lempengan – lempengan bumi bisa menyebabkan getaran dahsyat yang disebut

dengan gempa tektonik . Karena kerak bumi bersifat brittle maka getaran itu

sering kali menyebabkan retakan – retakan dan patahan yang sangat

membahayakan kehidupan diatasnya . Gedung dan bangunan bisa ambruk karena

retakan tersebut apalagi ketika getaran yang muncul sedemikian dahsyat ,

misalnya sampai mencapai 8 skala richter .

Bencana yang berasal dari luar perut bumi salah satunya adalah angin . Angin

ada yang membawa manfaat dan ada juga yang membawa bencana , manusia pun

ada juga yang demikian , yang kafir dengan perusakannya mengakibatkan

bencana , sedangkan yang mukmin dengan amal sholehnya mengundang manfaat .

Jelaslah kehidupan dimuka bumi ini memang butuh angin . Akan tetapi sekali

waktu akan diporat porandakan oleh angin sendiri . Yaitu ada angin badai , angin

topan , puting beliung , angin panas dan dingin , angin berdebu dan berbatu .

Bumi senantiasa diincar oleh bencana angin 11 .

Menurut Agus Mustofa , 85% bencana di Indonesia disebabkan oleh arus ,

korupsi , keserakahan , dan perusakan lingkungan . Menurutnya , di abad modern

ini kerusakan lingkungan hidup bakal menjerumuskan kita semua kepada

11 Agus Mustofa,Menghindari Abad Bencana, hal 78

Page 7: Bencana Alam Dalam Islam Dan Budha

bencana yang paling parah adalah perusakan hutan habis – habisan . Kedua ,

penambangan liar dan lepas kontrol . Ketiga , polusi atau pencemaran , baik di

perairan , daratan maupun udara . Keempat adalah tata guna dan tata kelola ruang

perkotaan atau pedesaan .12

Bencana Terjadi disebabkan oleh keserakahan manusia dalam menggunakan

alam , manusia tamak , dan mengeksploitasi alam tanpa batas , hal ini terjadi

karena krisis ekologi , mereka hanya melihat alam sebagai eksploitasi dan pemuas

kebutuhan hidup manusia .13

Manusia melakukan kerusakan di dunia tanpa memikirkan terlebih dahulu apa

akibat dari buah yang dilakukannya . Allah sudah memberi akal sehat kepada

manusia , akan tetapi manusia lalai akan rahmat yang diberi olehnya sehingga

manusia tidak panjang lebar untuk melakukan kedzaliman di dunia ini .14

Meskipun manusia melakukan shalat tetapi tidak diimbangi dengan perbuatan

– perbuatan baik , ditambah dengan perilaku maksiat . Karena , setiap perbuatan

yang baik atau setiap mengerjakan amal ibadah yang baik dalam pandangan Allah

dan manusia , maka hal itu akan mendatangkan hal yang baik pula . Sebaliknya ,

jika melakukan perbuatan buruk maka akan mendapatkan balasannya yang

sepadan sesuai dengan perbuatan buruk yang telah dilakukan .15

Misalnya , perbuatan – perbuatan anmoral yang dalam ajaran islam dikatakan

sebagai perbuatan maksiat sekarang ini sudah merajalela , kehidupan seks bebas ,

hamil pra-nikah , korupsi , mabuk – mabukan dan lainnya telah menjadi bumbu

hidup . Meskipun manusia menyadari bahwa hal itu adalah perbuatan maksiat

akan tetapi manusia tetap melakukannya , maka dari itu akan mendapatkan

akibatnya kelak baik langsung maupun tidak langsung .

B. BENCANA ALAM DALAM PERSPEKTIF AGAMA BUDHA

12 Ibid . hal 16213 Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan Dan Perspektif Islam , hal . 25314 Agus Mustofa ,Menghindari Abad Bencana, hal 216 .15 Qoirul Umam, Shalat oke,maksiat jalan terus, hal 69

Page 8: Bencana Alam Dalam Islam Dan Budha

A. Pengertian Bencana Alam

Di Indonesia yang terdiridarikeberagaman agama yaknisebanyak 6

agama memiliki pandangan dan intepretasi yang beragam juga dalam

penafsiran suatu fenomena ,maka dalam kasus ini pemakalah mencoba

menafsirkan fenomena bencana alam dalam pandangan agama Budha .

Dalam Agama Budha apabila kita belajar sekilas tentang agama

Budha kita akan mengenal apa yang disebut dengan “karma” yakni

dimana seluruh kejadian yang ada di alam semesta ini terjadi karena akibat

dari tingkah laku manusia tersebut . Memang dalam agama selain Agama

Budha sering menafsirkan seperti itu bahwa menurut Budha semua yang

terjadi di alam semesta akibat dari karma manusia tersebut , akan tetapi

disini Agama Budha tidak menafsir kan atau mengintepretasikan

fenomena bencana alam dalam satu sudut pandang melainkan karena

beberapa faktor .

Agama Budha sendiri ada istilah yang dinamakan dengan

pancaniyama ,panca niyama ini merupakan system kerja alam semesta

yang bekerja dalam satu kesatuan dan bekerja saling ketergantungan satu

sama lain di alam semesta . Istilah niyama ini hanya untuk memudahkan

manusia dalam memahami system kerja alam semesta ,pancaniyama

tersebut adalah: 16

1. Utu Niyama (hukum musiman)

berhubungan dengan asas anorganik fisik, seperti :fenomena angin,

musim, hujan, sebab-sebab angin dan hujan, sifat panas, sifat

dingin, dan sebagainya .

2. Bija Niyama (hokum biologi)

Berkaitan dengan asas benih dan biji (aturan dengan segala sesuatu

yang bersifat hidup), misalnya padi dihasilkan dari biji padi , rasa

manis dihasilkan oleh tebu , madu , dan cirri khusus yang

16Dhammapada Atthakata, Kisah-kisah Dhammapada. Diterjemahkan Oleh Tim Penerjemah Vidya sena / Jotidhammo (ed), (Yogyakarta: Vidya sena, 1999),hal. 432

Page 9: Bencana Alam Dalam Islam Dan Budha

dihasilkan buah – buahan . Teori ilmiah tentang seldan plasma

pembawa sifat dan kesamaan jasmani pada anak kembar termasuk

dalam kelompo kini .

3. Kamma Niyama (hukum kamma)

berkaitan dengan kausal moral / sebab akibat .Seperti contohnya air

akan selalu mencari permukaannya sendiri ,begitu juga dengan

kamma memberikan kesempatan untuk menghasilkan sebuah hasil

yang tidak dapat dielakkan , bukan sebuah hadiah ataupun

hukuman akan tetapi merupakan rangkaian kejadian yang wajar .

Jadi karma merupakan Rangkaian kejadian yang menghasilkan

kejadian yang wajar dan merupakan prinsip pembalasan .

4. Dhamma Niyama (fenomena alami)

Berkaitan dengan daya listrik ,gerak gelombang , gerak angin , dan

sebagainya .

5. Citta Niyama (Hukum Psikologis)

Berkaitan dengan pengaturan proses kesadaran , pengaruh telepati ,

kekuatan kebatinan , membawa pikiran , dan perwujudan kekuatan

batin lain yang tidak dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan pada

masa kini .

Dari lima niyama diatas dapat kita tarik dengan suatu fenomena di

Indonesia , seperti contohnya yang masih tidak dapat diatasi yakni bencana

alam lumpur lapindo di Sidoarjo . Kejadian dimana utu niyama dan

kamma niyama sangat berperan .Kamma niyama disini yakni peran

manusia dimana dengan keserakahan manusia untuk terus menggali bawah

tanah untuk mencari minyak , sehingga manusia terus menggalinya dengan

tidak mengukur keadaan tanah yang akan digali akibatnya keluarlah sifat

panas yang ada di dalam perut bumi dimana utu niyama disini berperan

yakni sifat panas dan kerusakan alam terjadi karena ulah dari manusia

sendiri .

Page 10: Bencana Alam Dalam Islam Dan Budha

Jadi bencana alam dalam agama Budha adalah kerusakan alam

semesta dimana ketidak seimbangan system kerja lima niyama tersebut ,

ketidak seimbangan ini dikarenakan manusia tidak dapat menjaga

kestabilan alam semesta sehingga mengakibatkan karma yang terjadi .

B. Sebab – Sebab Terjadinya Bencana Alam

Sebab – sebab bencana alam dalam perspektif agama Budha tidak

lepas dari akibat ulah tangan makhluk yang tinggal di alam semesta .

Dalam agama Budha juga mengenal hubungan interaksi antara makhluk

dengan alam semesta ,seperti contohnya ketika manusia dengan sifat nya

yang terlalu serakah terhadap alam semesta ini dengan menebang hutan

secara berlebihan dapat mengakibatkan banjir dan tanah longsor sehingga

terjadilah ketidak seimbangan alam semesta . Cermin keadilan dan

kebenaran dari interaksi antar manusia , dapat juga terlihat dari hubungan

manusia dengan alam .17

Ketidak seimbangan pada alam hingga menyebabkan bencana alam

terjadi , karena kesewenang – wenangan makhluk , dalam hal ini manusia

keterkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang di dasari oleh

keserakahan , kebencian , kebodohan batin .18 Semua itu berasal dari

makhluk yakni manusia dimana ketika manusia berfikirakan kejahatan

maka secara tidak langsung ucapan dan tindakannya akan menuju ke

kejahatan karena semuanya itu berpusat dari fikiran jahat kita yang dapat

mengakibatkan kerusakan alam semesta . Penderitaan akan mengikuti

manusia bagaikan roda peti mengikuti jejak lembu yang menariknya 19

apabila manusia tersebut terus berfikiran kejahatan terutama kejahatan

terhadap alam semesta .

Fenomena alam semesta menurut agama Budha akan terus selalu

terjadi dikarenakan di alam semesta masih terdapat kehidupan , fenomena

17Krishnanda Wijaya Mukti, Wacana Budha-Dhamma, (Jakarta: Dharma Pembangunan, 2003), 27818Sumedha Widya dharma, Dhamma-Sari, (Taiwan: The Corporate Body of The Budha Educational Foundation,2007 ), 10819Dhammapada Atthakata dan Budhist Legends: Yamaka Vagga - Apamada Vaga, Citta Vagga. Diterjemahkan oleh Bhikku Aggabalo,(Jakarta: Perpustakaan Narada, 2007) 31

Page 11: Bencana Alam Dalam Islam Dan Budha

– fenomena alam semesta dapat berhenti apabila tidak ada kehidupan di

alam semesta . Kemunculan bencana alam tidak akan muncul jika tidak

ada yang mendukungnya , begitu sebaliknya fenomena alam akan terus

ada apabila ada yang menyokongnya .20

Jadi sudah jelas dari penyebab – penyebab bencana alam yang

terjadi di alam semesta ini ,semua itu merupakan ulah dari perbuatan

manusia yang menyebabkan ketidak seimbangan alam semesta sehingga

menyebabkan bencana alam yang dahsyat . Bencana alam merupakan

karma kita dimana apabila manusia berbuat kejahatan maka yang di dapat

adalah keburukan juga , begitu sebaliknya apabila di alam semesta ini

manusia melakukan kebaikan maka yang didapat kebaikan juga .

C. BENCANA ALAM DALAM PERSPEKTIF AGAMA KRISTEN

20 Sri Dhammananda, Keyakinan Umat Buddha, (Bandung: Karaniya,2004) 157

Page 12: Bencana Alam Dalam Islam Dan Budha

Bencana Alam Menurut Pandangan Kristen

Sedangkan menurut agama kristen bencana alam dapat terjadi karena

penyebab dari manusia itu sendiri yang tidak dapat menjaga hawa nafsunya,

seperti manusia itu melakukan dosa dan dosa itu terhadap alam contohnya

membuang sampah sembarangan yang mengakibatkan dosa, maka dari itu Allah

mengijinkan terjadinya bencana alam.

Bencana alam yang banyak terjadi di masa kini nampaknya menimbulkan

pertanyaan tersendiri bagi umat Kristen. Pada umumnya, yang menjadi pertanyaan

adalah bahwa apakah bencana ini menimpa manusia merupakan rencana Allah?

Dan apakah bencana yang terjadi ini adalah sebagai bentuk hukuman atas dosa-

dosa korban bencana atau ada maksud lain dari Allah melalui bencana alam yang

terjadi ini?

Iman kristen yang umumnya memandang Tuhan sebagai pribadi yang

Maha Kasih nampaknya secara tidak langsung menolak pemahaman bahwa Tuhan

menghendaki penderitaan melaui bencana agar dialami oleh umatnya sebagai

wujud dari penghukumannya atas dosa-dosa yang diperbuatnya. pemahaman ini

patutlah direnungkan lebih jauh sebab konsep Tuhan Yang Maha Kasih baiknya

juga harus disandingkan dengan konsep Tuhan Yang Maha Adil. Kedua konsep

doktrin tentang Allah ini harusnya memberi kesadaran kepada manusia bahwa ada

2 dimensi yang muncul dalam kasus bencana alam dalam kehidupan manusia,

yaitu bahwa bencana adalah sebagai saah satu bentuk penghukuman atau

peringatan atas dosa manusia21, namun dalam hal tersebut Allah juga tetap

menunjukkan kasih-Nya kepada manusia.

Yewangoe (2005) dalam seminar tentang teologi bencana di Makassar

mengatakan bahwa “berbahaya jika bencana selalu di identikkan sebagai hukuman

Allah sebab selanjutnya yang terjadi adalah mencari kambing hitam akan

penyebab terjadinya bencana ini”. Agaknya hal ini memang lebih obyektif, sebab 21 [21] yang dimaksud sebagai dosa manusia yaitu dosa yang dilakukan manusia secara universal, tidak hanya penghukuman atau peringatan terhadap manusia yang menjadi korban bencana alam saja.

Page 13: Bencana Alam Dalam Islam Dan Budha

Alkitab juga tidak selalu mengaitkan bencana sebagai penghukuman Allah.

Namun yang lebih penting lagi ialah bahwa pencarian kambing hitam dalam kasus

ini malah akan memperburuk hubungan manusia kepada Allah dan hubungan

manusia kepada manusia lainnya22. Bencana alam bisa jadi memang adalah

peringatan Allah terhadap dosa-dosa yang dilakukan oleh manusia namun bencana

tersebut belum tentu selalu sebagai wujud penghukuman bagi korbannya.

Nampaknya, ilmu sains yang bergelut tentang bencana alam yang banyak

melanda sampai saat ini juga belum bisa menyimpulkan apakah bencana itu

merupakan fenomena alam semata, ulah manusia, ataukah merupakan kehendak

Allah. Manusia selain dimandatkan Allah sebagai penakhluk alam semesta, juga

ditugaskan sebagai pemelihara bahkan dikatakan sebagai gembala terhadap alam

semesta23. Konsep creatio continuata nampaknya bisa menjadi salah satu

alternatif pengajaran yang harus diberitakan, yaitu dengan terjadinya bencana

maka Allah sedang mengadakan pemulihan dan penciptaan bagi situasi dan

kondisi yang baru bagi seluruh ciptaan meskipun dilakukan melalui hal yang

kurang enak bagi manusia.

Daniel J. Adams (2006: xv) mengatakan bahwa pada umumnya orang asia

punya pandangan yang dikatakan sebagai “baik-ini-maupun-itu” dalam melihat

hubungan-hubungan yang berlawanan dalam konteks kehidupannya. Penulis

merasa bahwa pandangan inilah yang paling cocok sebagai jalan tengah bagi

permasalahan tentang teologi bencana yang dihadapi manusia, sebab bencana

yang terjadi tidak semata-mata hanya sebagai hukuman (peringatan) Allah atas

dosa manusia semata melainkan juga sebagai cara Allah untuk membangun

solidaritas antar Allah – manusia24 dan juga manusia – manusia.

22 [22] Dalam makalah yang sama, Yewangoe (2005) juga melihat kecenderungan korban bencana untuk membandingkan dosa-dosa mereka dengan dosa manusia lainnya yang tidak mengalami bencana.

23 [23] Disampaikan Dr. Agus Santoso dalam kelas Teologia Perjanjial Lama yang diikuti penulis pada tahun 2010.

24[24] Yewangoe (2005:5) mengatakan “Dalam banyak pandangan teolog-teolog Asia, seperti Kazoh Kitamori, Kosuke Koyama, Choan Seng Song, kita mendapatkan penekanan-penekananan betapa Allah turut menderita bersama manusia.”

Page 14: Bencana Alam Dalam Islam Dan Budha

Alkitab menyatakan bahwa Yesus Kristus menyatukan seluruh alam

semesta (Kolose 1:16-17). Dapatkah Allah mencegah bencana alam? Sudah tentu!

Apakah kadang-kadang Allah mempengaruhi cuaca? Ya, lihat Ulangan 11:17 dan

Yakobus 5:17. Apakah kadang-kadang Allah menggunakan bencana alam sebagai

hukuman atas dosa? Ya, lihat Bilangan 16:30-34. Kitab Wahyu menggambarkan

banyak peristiwa yang jelas-jelas dapat digambarkan sebagai bencana alam

(Wahyu 6, 8 dan 16). Apakah setiap bencana alam merupakan hukuman Allah.

Sama sekali tidak25

DAFTAR PUSTAKA

Refrensi :

Al-kitab.25 Baca lebih lanjut: http://www.gotquestions.org/Indonesia/Allah-bencana-alam.html#ixzz2XEyVYdMn

Page 15: Bencana Alam Dalam Islam Dan Budha

Sri Dhammananda, Keyakinan Umat Buddha, (Bandung: Karaniya,2004)

Krishnanda Wijaya Mukti, Wacana Budha-Dhamma, (Jakarta: Dharma

Pembangunan, 2003), 278

Sumedha Widya dharma, Dhamma-Sari, (Taiwan: The Corporate Body of

The Budha Educational Foundation,2007 ), 108

Dhammapada Atthakata, Kisah-kisah Dhammapada. Diterjemahkan Oleh

Tim Penerjemah Vidya sena / Jotidhammo (ed), (Yogyakarta: Vidya sena,

1999),hal. 432a, 2007)

Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan Dan Perspektif Islam , hal . 253

Qoirul Umam, Shalat oke,maksiat jalan terus, hal 69

Yusron Asmuni, Dirasah Islamiyah 11,(Jakarta : Raja Grafindo Persada,1996),

hal. 79

Harun Nasution,Teologi Islam, (Jakarta:Universitas Indonesia , 1972),

Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan Dan Perspektif Islam,

(Jakarta:Kencana,2010), hal. 256

Agus Mustofa,Menghindari Abad Bencana, hal 78

M.Quraish Shihab, Dia dimana – mana : Tangan Tuhan Dibalik

Fenomena, hal 101

Ronny Astrada, Mengkaji Hikmah Bencana,(Jakarta:Elex Media

Komputindo,2010), hal . 5

Agus Mustofa, Mengubah Takdir, (Surabaya:Fatma Press,2008), hal. 193

http://www.gotquestions.org/Indonesia/Allah-bencana-

alam.html#ixzz2XEyVYdMn

‘’Bencana Alam Menurut Agama

Islam, Buddha dan Kristen’’

MAKALAH

Page 16: Bencana Alam Dalam Islam Dan Budha

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

AGAMA BUDHA

Dosen Pengampu:

Nasruddin, S.Pd, MA

(197308032009011005)

Oleh :

Ahmad Zubaidi (E02211013)

Angga Andar Saputra (E02211014)

M. Nasrul Muttaqin (E82211020)

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERISUNAN AMPEL

SURABAYA

2013