Belajar Experd Consultant - EXPERD

2
BELAJAR Eileen Rachman & Emilia Jakob on 21 January 2015, read 425 mes Faham bahwa satu-satunya yang pas adalah perubahan, sudah dipahami semua orang . Situasi inipun pas membawa dampak juga pada proses pembelajaran. Lihat saja betapa , anak berusia prasekolah menguasai komputer. Di perusahaan, kalau dulu orang cukup dikirim untuk kursus, atau bersekolah lebih lanjut, sekarang korporasi sudah membuat universitas, membuat segala macam upaya untuk memasukkan pembelajaran ke para karyawannya. Belum lagi, pengetahuan juga berkembang pesat. Apa yang kita pelajari sekarang, belum tentu valid untuk digunakan di masa mendatang. Karenanya manusia, mau dak mau , harus senan asa belajar terus, meskipun ia sudah dak lagi duduk di bangku sekolah. Kegiatan belajar yang dibangun oleh civitas akademika memang pen ng, namun kegiatan belajar perlu digalakkan ‘on the job’ , berupa ‘life long learning’, dengan metode yang lebih holis k dan terap untuk dimanfaatkan dalam pekerjaannya sehari – hari. Seper yang dinyatakan oleh pakar pendidikan di dunia kerja, Peter Lassey (1998) mereka yang sukses hanyalah mereka yang belajar secara terus menerus. Demikian juga hal-nya dengan organisasi; organisasi yang sukses adalah organisasi pembelajar, karena tanpa belajar dak akan ada perbaikan dan tanpa perbaikan, organisasi akan stagnan. Seorang CEO pernah mengungkapkan , bahwa masalah dalam mempelajari sesuatu adalah bahwa orang sering dak belajar sampai ke ‘marifat’ nya, alias ‘insight’nya, ‘aha’ nya, dan bahkan pencerahan ilmunya. Jaman dahulu belajar memang banyak diasumsikan sebagai pengumpulan fakta-fakta dan penumpukan pengetahuan , sehingga metode pembelajaran banyak diarahkan pada hal ini saja, yakni , satu arah. Belajar sekarang , bukanlah sekedar menghapalkan fakta – fakta dan rumus rumus, melainkan perlu sampai pada penarikan kesimpulan, bahkan imajinasi mengenai implementasinya. Menurut pakar psikologi Edward Thorndike dan B.F. Skinner, gaya pembelajar juga sangat berpengaruh . Sekarang harus ada upaya si pembelajar untuk mengeksplorasi lingkungan dan belajar lewat pengalaman. Koneksi yang dibuat oleh pembelajar dari ide – ide yang ditangkapnya melalui proses ‘belajar melalui pengalaman’ akan membuat pengetahuan menempel lebih lama dan menetap ke mbang bilamana ‘disuapi’ semata oleh pendidik. Belajar, karenanya merupakan proses ‘sense making’ yang berkesinambungan melipu proses berpikir, menganalisa yang melibatkan keseluruhan indera serta memori kita. Belajar sambil berimajinasi Belakangan ini, beragam metode pembelajaran semakin banyak dapat dijadikan sebagai alterna f bagi pilihan masing- masing gaya belajar. Metode – metode tersebut menyasar pada peningkatan rangsang gerak, visual dan audi f. Ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa orang yang belajar dengan hanya melibatkan satu indera saja akan cepat jenuh , sementara dengan mengop malkan keseluruhan indera ditambah dengan pelibatan emosi akan menyentuh minatnya. Di sini, kesempatan untuk mendapatkan pencerahan jadi lebih terbuka. Selain itu suasana belajar yang santai, penuh imajinasi akan memudahkan pencerahan dan cepat memberi logika permasalahan. Kita perlu menemukan cara pela han yang ‘powerful’ , ‘trendy’ efek f dan experien al bagi para pekerja , tapi dak membebaninya . Contoh metode belajar pilot yang menggunakan simulator sebagai alat belajar juga dapat digunakan di organisasi untuk memberi kesempatan bagi si peserta pela han berhadapan dengan kasus – kasus nyata di dunia kerja dengan resiko yang minimal; seper layaknya pilot yang menghadapi beragam situasi sulit dunia penerbangan tanpa perlu membahayakan jiwanya karena menggunakan simulator itu. “Real case’ yang disimulasi dapat membuat peserta berla h bereaksi. Dengan menjalani simulasi , diharapkan pengalaman peserta pela han dak sekedar rasional tetapi juga emosional. Dari sinilah para peserta akan bisa mencerap dak sekedar melaui otaknya tetapi juga perasaannya. Sistem belajar yang mutakhir Produsen pakaian olah raga Adidas sangat meyakini bahwa belajar di perusahaan haruslah : “ light, desirable, and fun.” sehingga pendekatan konvensional dikurangi secara dras s. Sistem pembelajaran harus di ‘ buy in’ oleh puluhan ribu karyawannya. Semua karyawan harus secara entusias dan berkemauan untuk belajar, baik secara formal dan informal. Untuk itu , visi organisasi tentang peningkatan peringkat kecerdasan karyawan harus digambarkan secara kongkrit. Semua karyawan harus tahu bahwa : “Working is learning and learning is working”. Demikian pula , kepemimpinan berar “sharing” antara mengajar dan belajar. Hal yang perlu diyakini se ap karyawan adalah bilamana mereka dak belajar hal baru, mereka akan kehilangan kesempatan untuk berinovasi. Perusahaan juga dak boleh melupakan generasi termuda yang ada di pasaran yang dibesarkan melalui You tube, Instagram dan Pinterest. Pendidikan dalam dunia yang serba instan ini menuntut perubahan yang instan pula. Tidak ada waktu untuk dialog yang mendalam. Jam pela han semakin lama semakin dipersingkat dengan alasan biaya ataupun dak bisanya menarik seseorang dari tugasnya untuk waktu yang panjang. Itulah sebabnya kitapun perlu lebih inova f dalam merancang proses belajar di pekerjaan. Yang jelas , belajar secara formal harus dibarengi dengan kegiatan kegiatan non formal dan informal. Padahal seper yang kita sebutkan di atas, belajar perlu mencapai ngkat pencerahan , agar efek f. Benedict Carey penulis “How We Learn: The Surprising Truth About When, Where, and Why It Happens”, mengatakan The brain wants varia on “It wants to move, it wants to take periodic breaks.” Anak muda di Adidas ditantang : “If You Think You’re So Smart, Why Don’t You Share Your Knowledge?”. Caranya pun bisa dilakukan secara bervariasi, apakah menggunakan video, musik, drama , yang pen ng adalah berbagi ide, komunikasi dan kolaborasi untuk mendapatkan hasil yang op mal. Para profesional Sumber Daya Manusia dan Pembelajaran perlu berfikir ulang dan mengimajinasikan ulang integrasi antara belajar dan kerja. Pemanfaatan sosial media, mencari jalan agar belajar tetap menarik, menembus sekat proses belajar dan bekerja merupakan beragam cara agar pembelajaran yang disasar bisa dicapai dengan efek f. Dimuat di KOMPAS, 17 Januari 2015 Navigation News & Events Ar cles Consulta on Jobs.Experd.com EileenRachman.com Hogan Assessments Our Group Companies In a learning organiza on, when one of us gets smarter, we all can get smarter. - Russ Linden - Newsletter Join our Newsletter to receive EXPERD regular articles. Put Your Email Here Email... Ketikkan kode yang ditampilkan : Home » About Us » Articles Home About Us Solu ons Workshop Clients News Join Us! Contact Experd Consultant - EXPERD http://www.experd.com/index.php?a=articles&articles_id=425 1 of 2 3/5/2015 7:20 PM

description

belajar dgh sh ahjh jyuygsdhg dghghdag dhhgdgakjgdgd gddghdgjkdakjdah

Transcript of Belajar Experd Consultant - EXPERD

  • BELAJAREileen Rachman & Emilia Jakob on 21 January 2015, read 425 mes

    Faham bahwa satu-satunya yang pas adalah perubahan, sudah dipahami semua orang . Situasi inipun pas membawadampak juga pada proses pembelajaran. Lihat saja betapa , anak berusia prasekolah menguasai komputer. Di perusahaan,kalau dulu orang cukup dikirim untuk kursus, atau bersekolah lebih lanjut, sekarang korporasi sudah membuat universitas,membuat segala macam upaya untuk memasukkan pembelajaran ke para karyawannya. Belum lagi, pengetahuan jugaberkembang pesat. Apa yang kita pelajari sekarang, belum tentu valid untuk digunakan di masa mendatang. Karenanyamanusia, mau dak mau , harus senan asa belajar terus, meskipun ia sudah dak lagi duduk di bangku sekolah. Kegiatanbelajar yang dibangun oleh civitas akademika memang pen ng, namun kegiatan belajar perlu digalakkan on the job ,berupa life long learning, dengan metode yang lebih holis k dan terap untuk dimanfaatkan dalam pekerjaannya sehari hari. Seper yang dinyatakan oleh pakar pendidikan di dunia kerja, Peter Lassey (1998) mereka yang sukses hanyalah mereka yang belajar secara terus menerus. Demikian juga hal-nya dengan organisasi; organisasi yang sukses adalahorganisasi pembelajar, karena tanpa belajar dak akan ada perbaikan dan tanpa perbaikan, organisasi akan stagnan.Seorang CEO pernah mengungkapkan , bahwa masalah dalam mempelajari sesuatu adalah bahwa orang sering dakbelajar sampai ke marifat nya, alias insightnya, aha nya, dan bahkan pencerahan ilmunya. Jaman dahulu belajarmemang banyak diasumsikan sebagai pengumpulan fakta-fakta dan penumpukan pengetahuan , sehingga metodepembelajaran banyak diarahkan pada hal ini saja, yakni , satu arah. Belajar sekarang , bukanlah sekedar menghapalkanfakta fakta dan rumus rumus, melainkan perlu sampai pada penarikan kesimpulan, bahkan imajinasi mengenaiimplementasinya. Menurut pakar psikologi Edward Thorndike dan B.F. Skinner, gaya pembelajar juga sangat berpengaruh .Sekarang harus ada upaya si pembelajar untuk mengeksplorasi lingkungan dan belajar lewat pengalaman. Koneksi yangdibuat oleh pembelajar dari ide ide yang ditangkapnya melalui proses belajar melalui pengalaman akan membuatpengetahuan menempel lebih lama dan menetap ke mbang bilamana disuapi semata oleh pendidik. Belajar, karenanyamerupakan proses sense making yang berkesinambungan melipu proses berpikir, menganalisa yang melibatkankeseluruhan indera serta memori kita.

    Belajar sambil berimajinasi

    Belakangan ini, beragam metode pembelajaran semakin banyak dapat dijadikan sebagai alterna f bagi pilihan masing-masing gaya belajar. Metode metode tersebut menyasar pada peningkatan rangsang gerak, visual dan audi f. Inidilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa orang yang belajar dengan hanya melibatkan satu indera saja akan cepat jenuh ,sementara dengan mengop malkan keseluruhan indera ditambah dengan pelibatan emosi akan menyentuh minatnya. Disini, kesempatan untuk mendapatkan pencerahan jadi lebih terbuka. Selain itu suasana belajar yang santai, penuhimajinasi akan memudahkan pencerahan dan cepat memberi logika permasalahan. Kita perlu menemukan cara pela hanyang powerful , trendy efek f dan experien al bagi para pekerja , tapi dak membebaninya . Contoh metode belajarpilot yang menggunakan simulator sebagai alat belajar juga dapat digunakan di organisasi untuk memberi kesempatanbagi si peserta pela han berhadapan dengan kasus kasus nyata di dunia kerja dengan resiko yang minimal; seperlayaknya pilot yang menghadapi beragam situasi sulit dunia penerbangan tanpa perlu membahayakan jiwanya karenamenggunakan simulator itu. Real case yang disimulasi dapat membuat peserta berla h bereaksi. Dengan menjalanisimulasi , diharapkan pengalaman peserta pela han dak sekedar rasional tetapi juga emosional. Dari sinilah para pesertaakan bisa mencerap dak sekedar melaui otaknya tetapi juga perasaannya.

    Sistem belajar yang mutakhir

    Produsen pakaian olah raga Adidas sangat meyakini bahwa belajar di perusahaan haruslah : light, desirable, and fun.sehingga pendekatan konvensional dikurangi secara dras s. Sistem pembelajaran harus di buy in oleh puluhan ribukaryawannya. Semua karyawan harus secara entusias dan berkemauan untuk belajar, baik secara formal dan informal. Untuk itu , visi organisasi tentang peningkatan peringkat kecerdasan karyawan harus digambarkan secara kongkrit. Semuakaryawan harus tahu bahwa : Working is learning and learning is working. Demikian pula , kepemimpinan berarsharing antara mengajar dan belajar. Hal yang perlu diyakini se ap karyawan adalah bilamana mereka dak belajar halbaru, mereka akan kehilangan kesempatan untuk berinovasi. Perusahaan juga dak boleh melupakan generasi termudayang ada di pasaran yang dibesarkan melalui You tube, Instagram dan Pinterest. Pendidikan dalam dunia yang serba instanini menuntut perubahan yang instan pula. Tidak ada waktu untuk dialog yang mendalam. Jam pela han semakin lamasemakin dipersingkat dengan alasan biaya ataupun dak bisanya menarik seseorang dari tugasnya untuk waktu yangpanjang. Itulah sebabnya kitapun perlu lebih inova f dalam merancang proses belajar di pekerjaan. Yang jelas , belajarsecara formal harus dibarengi dengan kegiatan kegiatan non formal dan informal. Padahal seper yang kita sebutkan diatas, belajar perlu mencapai ngkat pencerahan , agar efek f. Benedict Carey penulis How We Learn: The Surprising TruthAbout When, Where, and Why It Happens, mengatakan The brain wants varia on It wants to move, it wants to takeperiodic breaks. Anak muda di Adidas ditantang : If You Think Youre So Smart, Why Dont You Share Your Knowledge?. Caranya pun bisa dilakukan secara bervariasi, apakah menggunakan video, musik, drama , yang pen ng adalah berbagi ide,komunikasi dan kolaborasi untuk mendapatkan hasil yang op mal. Para profesional Sumber Daya Manusia danPembelajaran perlu berfikir ulang dan mengimajinasikan ulang integrasi antara belajar dan kerja. Pemanfaatan sosialmedia, mencari jalan agar belajar tetap menarik, menembus sekat proses belajar dan bekerja merupakan beragam caraagar pembelajaran yang disasar bisa dicapai dengan efek f.

    Dimuat di KOMPAS, 17 Januari 2015

    Navigation

    News & Events

    Ar cles

    Consulta on

    Jobs.Experd.com

    EileenRachman.com

    Hogan Assessments

    Our Group Companies

    In a learning organiza on, when one of usgets smarter, we all can get smarter.

    - Russ Linden -

    NewsletterJoin our Newsletter to receive

    EXPERD regular articles.

    Put Your Email HereEmail...

    Ketikkan kode yang ditampilkan

    :

    Home About Us

    Articles

    Home About Us Solu ons Workshop Clients News Join Us! Contact

    Experd Consultant - EXPERD http://www.experd.com/index.php?a=articles&articles_id=425

    1 of 2 3/5/2015 7:20 PM

  • Other ar cles

    LOBBY

    NYALI

    CUACA

    EKSPEDISI

    DEDIKASI

    TEGUR SAPA

    BELAJAR

    NavigationHome

    Solu ons

    Tes monials

    Who we are

    Get in touch

    Top ClientsBank Mandiri

    Nestle

    Indosat

    Accor Group

    Nokia Siemens Network

    Newest ArticlesLOBBY

    NYALI

    CUACA

    EKSPEDISI

    DEDIKASI

    Copyright 2012 EXPERD

    PT Sarana Exhirindo

    Experd Consultant - EXPERD http://www.experd.com/index.php?a=articles&articles_id=425

    2 of 2 3/5/2015 7:20 PM