Belajar Dari Kepemimpinan Susi Pudjiastuti

Click here to load reader

description

Belajar Kepemimpinan Susi Pudjiastuti

Transcript of Belajar Dari Kepemimpinan Susi Pudjiastuti

Kepemimpinan Dalam Bisnis

2

Tugas Ujian Akhir Semester Kepemimpinan Dalam BisnisBelajar Dari Kepemimpinan Susi Pudjiastuti

Johannes Richard Liamri3121004

FAKULTAS BISNIS & EKONOMIKA UNIVERSITAS SURABAYA2014/2015

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKepemimpinan merupakan sebuah topik bahasan yang sudah sangat klasik, namun masih tetap menarik untuk dibicarakan hingga saat ini. Kepemimpinan menjadi faktor penentu apakah sebuah perusahaan atau organisasi dapat berjalan dengan baik dan efektif. Kepemimpinan tidak lepas dari yang namanya tanggung jawab, sehingga seorang pemimpin yang baik salah satu cirinya adalah bertanggung jawab.

Pada jaman sekarang ini, moral dan mental seseorang sudah semakin buruk adanya. Dibutuhkan seseorang yang memiliki karakter, kepribadian, moral serta mental yang baik untuk membawa perubahan. Pemimpin yang berkarakter, bertanggung jawab dan memiliki kepedulian yang dapat membawa perubahan terhadap dunia ini. Salah satu contoh pemimpin tersebut adalah Ibu Susi Pudjiastuti, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja 2014-2019 di Indonesia.

Sepak terjang Ibu Susi Pudjiastuti sangatlah fenomenal di Indonesia. Ibu Susi menerima banyak penghargaan selama hidupnya dan juga tidak jarang menuai kritik yang pedas dari masyarakat Indonesia. Penghargaan yang diterima mulai dari Pelopor Wisata tahun 2004; Young Entrepreneur of the Year 2005; Inspiring Woman 2005; Metro TV Award for Economics pada tahun 2006; Tokoh Wanita Inspiratif Penggerak Pembangunan pada tahun 2008; dan Award for Innovative Achievements, Extraordinary Leadership and Significant Contributions to the Economy (APEC) pada tahun 2011. 1.2 Rumusan Masalah1. Deskripsikan latar belakang karier Susi Pudjiastuti! Apa yang menjadi poin kritis dalam kariernya?2. Apa karakteristik kepemimpinan Susi Pudjiastuti?3. Apa kekuatan dan kelemahan Susi Pudjiastuti di dalam menyelesaikan masalah? 4. Refleksikan kekuatan dan kelemahan Susi Pudjiastuti terhadap dirimu! Apakah pelajaran yang yang dapat dipelajari dari dia? Perbaikan seperti apa yang harus dilakukan pada dirimu?5. Deskripsikan rencana pengembangan diri untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif!

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1 Definisi KepemimpinanBerikut adalah definisi kepemimpinan berdasarkan pendapat dari beberapa ahli :1. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.2. Ordway Tead (1929)Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.3. William G. Scott (1962)Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.4. Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977)Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.

Masih banyak definisi kepemimpinan lainnya menurut masing-masing ahli, namun dari semua definisi itu, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah sebuah kemampuan untuk memimpin serta memberikan pengaruh kepada orang-orang yang dipimpin untuk dapat mengikuti tujuan, visi ataupun misi dari seorang pemimpin.

2.2 Tipe KekuasaanMenurut Yukl, ada 5 tipe kekuasaan yang mungkin dimiliki oleh seorang pemimpin, antara lain :1. Reward PowerReward Power adalah suatu kekuasaan yang didapatkan dari pemberian pujian, pendapatan, dan bentuk penghargaan lainnya dari pemimpin kepada bawahan. Pemimpin memiliki kekuasaan karena dapat memberikan penghargaaan kepada bawahannya.2. Coercive PowerCoercive Power adalah suatu kekuasaan yang didapatkan karena adanya tekanan dan pemaksaan dari pemimpin kepada bawahannya. Di sini pemimpin memiliki kekuasaan karena bawahan merasa takut akan menerima hukuman apabila tidak melaksanakan perintah pemimpin.3. Legitimate Power Legitimate Power adalah suatu kekuasaan yang didapatkan karena pemimpin memang secara sah memiliki hak untuk memimpin secara hierarki organisasi.4. Expert PowerExpert Power adalah suatu kekuasaan yang didapatkan karena pemimpin dipercaya oleh para bawahan memiliki keahilan dan pengetahuan yang relevan. Di sini pemimpin mendapatkan kekuasaan karena kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang dimilikinya. 5. Referent PowerReferent Power adalah suatu kekuasaan yang didapatkan karena bawahan merasa mencitai dan kagum pada pemimpin sehingga mereka dengan rela mengikuti pemimpin tersebut. Jenis kekuasaan ini biasanya dimiliki oleh pemimpin yang karismatik.

2.3 Taktik MempengaruhiYukl (2001) membedakan taktik mempengaruhi menjadi dua kategori yaitu primary influence dan secondary influence. Penggunaan taktik ini dapat disesuaikan berdasarkan daya terima bawahan dan kemampuan pemimpin itu sendiri.1. Rational : menggunakan pendapat yang logis dan rasional untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.2. Inspirational : meminta ide yang dapat membangkitkan antusiasme orang yang ingin dipengaruhi dengan berdasarkan pada nilai yang mereka percayai.3. Consultation : meminta orang yang dituju untuk berpartisipasi aktif dalam aktivitas atau hal lain yang kita inginkan, misalnya meminta saran atau ide. Di sini pemimpin bersikap sebagai seorang mentor.4. Personal : berusaha mempengaruhi orang yang dituju dengan adanya landasan kesamaan tertentu. 5. Coalition : berusaha mempengaruhi orang yang dituju karena adanya kesamaan tujuan.6. Apprising : mempengaruhi dengan menjelaskan manfaat-manfaat yang akan diterima oleh orang yang dituju.7. Exchange : memberikan penawaran yang dirasa akan menarik bagi orang yang dituju agar bertindak sesuai dengan keinginan.8. Ingratiation : memberikan pengaruh melalui pujian-pujian kepada orang yang dituju.9. Legitimating : memberikan pengaruh melalui kekuasaan legitimasi yang dimiliki.10. Pressure : mempengaruhi dengan menunjukkan hukuman atau akibat yang dapat diterima jika tidak berlaku dengan keinginan pemimpin.

2.4 Tipe Kepemimpinan1. Ethical Ethical merupakan tipe kepemimpinan di mana pemimpin dapat bersikap etis dengan menghargai hak dan kepentingan orang lain. Hal ini juga berhubungan dengan bagaimana pemimpin dapat mempengaruhi bawahan dan orang lain agar berperilaku etis juga (mempengaruhi perilaku etis orang lain).2. Servant Servant membantu bawahan untuk mencapai tujuan bersama dengan memfasilitasi pengembangan individu, pemberdayaan dan kerjasama bawahan.3. Spiritual Spiritual merupakan tipe kepemimpinan di mana pemimpin membangun kesadaran dari bawahan mengenai pentingnya arti spiritual dalam pekerjaan. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan motivasi intrinsik yang dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan itu sendiri dan komitmen dalam organisasi.4. AuthenticAuthentic merupakan tipe kepemimpinan yang digambarkan sebagai pemimpin yang ideal di mana pemimpin memiliki nilai-nilai yang dianut dan dapat konsisten dalam memegang dan mengamalkan nilai-nilai tersebut. Hal ini akan menimbulkan kepercayaan dari para bawahan bahwa pemimpin terus teguh memegang nilai tersebut bersama dengan mereka.

2.5 Gaya Kepemimpinan Robinss (2006) mengidentfikasi empat jenis gaya kepemimpinan antara lain :1. Gaya Kepemimpinan Kharismatik Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik atau yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka. Terdapat lima karakteristik pokok pemimpin kharismatik :a. Visi dan artikulasiDia memiliki visi yang ditujukan dengan sasaran ideal yang berharap masa depan lebih baik daripada status quo, dan mampu mengklarifikasi pentingnya visi yang dapat dipahami orang lain.b. Rasio PersonalPemimpin kharismatik bersedia menempuh risiko personal tinggi, menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam pengorbanan diri untuk meraih visi.c. Peka terhadap lingkungan Mereka mampu menilai secara realistis kendala lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat perubahan.d. Kepekaan terhadap kebutuhan pengikutPemimpin kharismatik perseptif (sangat pengertian) terhadap kemampuan orang lain dan responsif terhadap kebutuhan dan perasaan mereka.e. Perilaku tidak konvensional Pemimpin kharismatik terlibat dalam perilaku yang dianggap baru dan berlawanan dengan norma.

2. Gaya Kepemimpinan TransaksionalPemimpin transaksional merupakan pemimpin yang memandu atau memotivasi para pengikut mereka menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas. Gaya kepemimpinan transaksional lebih berfokus pada hubungan pemimpin-bawahan tanpa adanya usaha untuk menciptakan perubahan bagi bawahannya. Terdapat empat karakteristik pemimpin transaksional:a. Imbalan kontingen, kontrak pertukaran imbalan atas upaya yang dilakukan, menjanjikan imbalan atas kinerja baik, mengakui pencapaian.b. Manajemen berdasar pengecualian (aktif), melihat dan mencari penyimpangan dari aturan dan standar, menempuh tindakan perbaikan.c. Manajemen berdasar pengecualian (pasif), mengintervensi hanya jika standar tidak dipenuhi.d. Laissez-Faire, melepas tanggung jawab, menghindari pembuatan keputusan.

3. Gaya Kepemimpinan Transformasional Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal dan kebutuhan pengembangan dari masing-masing pengikut. Pemimpin transformasional mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai sasaran kelompok. Terdapat empat karakteristik pemimpin transformasional :a. Kharisma, memberikan visi dan rasa atas misi, menanamkan kebanggaan, meraih penghormatan dan kepercayaan.b. Inspirasi, mengkomunikasikan harapan tinggi, menggunakan simbol untuk memfokuskan pada usaha, menggambarkan maksud penting secara sederhana.c. Stimulasi intelektual, mendorong intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara hati-hati.d. Pertimbangan individual, memberikan perhatian pribadi, melayani karyawan secara pribadi, melatih dan menasehati.

4. Gaya Kepemimpinan VisionerKemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel, dan menarik mengenai masa depan organisasi atau unit organisasi yang tengah tumbuh dan membaik dibanding saat ini. Visi ini jika diseleksi dan diimplementasikan secara tepat, mempunyai kekuatan besar sehingga bisa mengakibatkan terjadinya lompatan awal ke masa depan dengan membangkitkan keterampilan, bakat, dan sumber daya untuk mewujudkannya.

2.6 Pengembangan Kepemimpinan Meningkatkan kompetisi bisnis membuat para pemimpin perlu menyadari akan pentingnya pengembangan kepemimpinan. Dengan semakin kompetitifnya persaingan bisnis, pemimpin akan memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang diasah secara berkelanjutan sehingga dapat terus bersaing dan memiliki nilai tambah. Kompetensi kepemimpinan dapat dikembangkan dengan berbagai cara, antara lain:1. Pelatihan Formal Pelatihan yang biasanya dilakukan dalam periode tertentu ini dilakukan dengan bantuan professional, misalnya lokakarya, seminar, atau kursus.2. Kegiatan Pengembangan Biasanya ditanamkan melalui tugas operasional yang memberikan tantangan baru dan menciptakan kesempatan untuk mempelajari keterampilan.3. Kegiatan Self-help Dilakukan secara individu dengan membaca buku, melihat video, dan hal lain yang dirasa dapat menambah kompetensinya.

BAB 3PEMBAHASAN3.1 Latar Belakang Karier Susi PudjiastutiIbu Susi Pudjiastuti dilahirkan di Pangandaran, Jawa Barat pada tanggal 15 Januari 1965 dari pasangan Haji Ahmad Karlan dan Hajjah Suwuh Lasminah. Orang tua ibu Susi berasal dari Jawa Tengah, namun sudah menetap di Pangandaran. Ketika selesai menyelesaikan bangku SMP, beliau meneruskan pendidikan ke SMAN 1 Yogyakarta, namun ketika kelas 2, beliau dikeluarkan dari sekolah karena aktif dalam gerakan golput pada masa itu.

Setelah tidak bersekolah lagi, ia mencoba untuk berbisnis dengan menjual perhiasan dengan hanya bermodalkan Rp 750.000. Pada tahun 1983, Susi memulai profesi sebagai pengepul ikan di Pangandaran. Pada tahun 1996 dia mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster dengan merek Susi Brand. Ketika bisnis pengolahan ikannya meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika, Susi memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut lobster, ikan, dan hasil laut lain kepada pembeli dalam keadaan masih segar.

Pada tahun 2004 ia mendirikan Susi Air. Ia membeli sebuah pesawat Cessna Caravan seharga Rp 20 miliar menggunakan pinjaman bank. Susi Air awalnya didirikan untuk mengantarkan muatan perikanan PT ASI Pudjiastuti, namun ketika terjadi bencana tsunami yang menimpa Aceh pada 26 Desember 2004, Cessna Susi menjadi pesawat pertama yang berhasil mencapai lokasi bencana untuk mendistribusikan bantuan kepada korban bencana itu. Peristiwa ini mengubah pandangan serta arah bisnis Ibu Susi. Ibu Susi menggunakan pesawat-pesawatnya untuk misi kemanusiaan.

Susi Pudjiastuti diangkat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla pada 26 Oktober 2014. Susi lantas melepaskan semua posisi di perusahaan untuk lebih fokus di tugas barunya dan menghindari konflik kepentingan antara fungsi regulator dan pelaku bisnis. Ibu Susi akan bekerja maksimal membantu Jokowi dan Jusuf Kalla dalam menjalankan pemerintahan. Secara khusus di bidang kelautan dan perikanan yang dipercayakan pada Ibu Susi.

3.2 Poin Penting atau Poin Kritis dalam KarierYang menjadi poin penting atau poin kritis dalam kariernya adalah ketika dia dikeluarkan dari sekolahnya, dikarenakan beliau aktif dalam gerakan golput yang saat itu dilarang. Itu bukanlah akhir dari kehidupan Ibu Susi, melainkan beliau tetap berjuang dengan mencoba berbagai usaha. Ibu Susi tidak terpuruk, melainkan dapat bangkit. Ibu Susi mencoba melakukan berbagai bisnis mulai dari menjual perhiasan, menjadi pengepul ikan, hingga membuka sebuah jasa penerbangan Susi Air yang berdampak banyak bagi negara.

Poin penting kedua adalah ketika Ibu Susi telah memiliki Susi Air dengan tujuan untuk mengangkut hasil olahan ikan miliknya dan dikirim ke berbagai daerah maupun negara, namun ketika terjadi bencana alam tsunami yang menimpa Aceh, pesawat Ibu Susi adalah pesawat pertama yang mengirimkan bantuan kepada korban bencana di Aceh tersebut. Sejak peristiwa itu terjadi, arah serta pandangan bisnis dari Ibu Susi mulai berubah, dari tujuan semula untuk menggunakan pesawat sebagai alat transportasi untuk mengangkut hasil olahan ikannya, berubah menjadi misi kemanusiaan untuk menolong orang-orang yang membutuhkan.

Kemudian, poin penting ketiga adalah ketika Ibu Susi dipilih menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan dalam pemerintahan Jokowi. Ibu Susi bersedia melepas semua jabatan yang selama ini dipegangnya di sejumlah perusahaan miliknya. Bukanlah sebuah hal yang mudah untuk melepas jabatan yang dimiliki, apalagi dengan jabatan yang sudah sangat tinggi dan memiliki kenyamanan dalam bekerja. Dapat kita lihat pengorbanan yang dilakukan oleh Ibu Susi, dengan tujuan untuk dapat bekerja secara maksimal di pemerintahan Jokowi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Ibu Susi tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi ia rela berkorban dan menjalankan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan padanya.

3.3 Karakteristik Kepemimpinan Susi PudjiastutiGayanya yang eksentrik, bicaranya yang ceplas-ceplos serta nada suara yang berat menjadi ciri khas dari Ibu Susi Pudjiastuti. Ia telah melewati jalur hidup yang cukup keras melihat dari gambar tato di beberapa bagian serta kerut di wajah Ibu Susi. Jalur hidup yang keras dan penuh liku itu membentuk Ibu Susi menjadi seorang pribadi yang tangguh dan membuatnya menjadi seorang pemimpin. Dari jejak karier Ibu Susi, ia adalah seorang pekerja keras yang tangguh karena ia memulai dan merintis usahanya dari nol. Ibu Susi adalah seorang pemimpin yang transformasional. Hal itu dibuktikan ketika Ibu Susi mengubah arah dan pandangan bisnisnya menjadi misi kemanusiaan. Ia menjadikan tujuan bisnisnya untuk menolong orang yang membutuhkan dan tidak hanya profit-oriented.

Ibu Susi juga adalah seorang pemimpin yang transaksional, terbukti ketika menghadapi kasus penangkapan ikan ilegal oleh negara-negara asing. Ibu Susi mengatakan bahwa dia akan memberikan imbalan bagi siapa saja yang menangkap nelayan asing yang tidak memiliki ijin. Ada reward yang akan diberikan oleh Ibu Susi kepada orang yang berhasil melakukan apa yang ia inginkan. Selain reward, tentu saja ada punishment yang akan diberikan kepada siapa saja yang melanggar, seperti pada kasus penangkapan ikan ilegal yang terjadi di Indonesia, di mana Ibu Susi memberikan punishment dengan menenggelamkan kapal milik asing tersebut. Jika dilihat dari sisi gender, maka Ibu Susi dapat dikatakan sebagai seorang pemimpin yang sangat dominan maskulin. Hal ini dapat dilihat dari cara Ibu Susi dalam membuat keputusan. Ia adalah orang yang sangat tegas. Sebagai contoh, ketika terjadi penangkapan ikan ilegal, Ibu Susi dengan tegas melakukan penenggelaman kapal asing yang menangkap ikan di Indonesia secara ilegal, untuk menimbulkan efek jera kepada pelaku.

3.4 Kekuatan dan Kelemahan Susi PudjiastutiKepemimpinan Ibu Susi merupakan teladan yang luar biasa. Dalam menghadapi kasus atau permasalahan, Ibu Susi memiliki kekuatan ketika membuat suatu keputusan atau tindakan, namun tidak lepas dari yang namanya kelemahan. Tidak jarang Ibu Susi menuai kritik yang pedas dari setiap keputusan dan tindakan yang ia lakukan.

Beberapa waktu yang lalu Ibu Susi menghadapi sebuah kasus yang cukup rumit. Ibu Susi mengalami perseteruan sengit dengan Pemilik Kapal MV Hai Fa yang bahkan sudah menyeret Menteri Susi ke ranah hukum. Semua berawal dari aksi nyentrik Ibu Susi membuat terobosan menenggelamkan kapal asing yang tertangkap mencuri ikan. Ibu Susi melakukan tindakan itu karena ia mengikuti perintah dari Presiden Joko Widodo, yaitu kapal asing yang ditangkap untuk segera ditenggelamkan.

Ibu Susi tidak sekedar berbicara saja, tetapi ia membuktikan ucapannya dengan menangkap 22 kapal China yang berlayar ilegal di laut Arafuru. Tak hanya itu, Ibu Susi juga berusaha mengungkapkan modus yang dilakukan oleh kapal MV Hai Fa berbendera Panama yang ditangkap di pelabuhan Wanam, Kabupaten Merauke. Awalnya MV Hai Fa tersebut berbendera China (Tiongkok), namun setelah melakukan pelayaran ke perairan Indonesia menggunakan bendera Merah Putih. Setelah menggerus hasil alam laut Indonesia, kapal tersebut kemudian mengganti benderanya kembali menjadi bendera Panama.

Dengan bermodal bukti tersebut, Ibu Susi mulai mengincar perusahaan pemilik Kapal MV Hai Fa tersebut. Kapal tidak layak operasi ini telah berhasil mengangkut ikan sebesar 900,7 ton yang terdiri dari berbagai jenis biota laut. Terdiri dari ikan beku dan udang beku. Di mana ikan beku sebanyak 800.658 kg dan udang beku sebanyak 100.044 kg. Ibu Susi menyebutkan bahwa pencurian tersebut menyebabkan negara rugi kira-kira sebesar Rp 70 miliar. Peristiwa terus bergulir hingga akhirnya MV Hai Fa dituntut Pengadilan Negeri Ambon denda sebesar Rp 200 juta, namun bagi Ibu Susi hukuman ini tidak setimpal dengan kerugian yang diderita negara.

Ibu Susi merasa kecewa dengan hasil tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) dengan memberikan denda sebesar Rp 200 juta kepada Kapal MV Hai Fa. Menurut Ibu Susi, dengan adanya tuntutan JPU yang tidak sesuai, maka sama halnya seperti menganggap kedaulatan bangsa sebagai hal yang kecil dan tidak penting. Belum berhenti sampai di situ. Pada 9 April 2015 pemilik kapal MV Hai Fa, Chankid, didampingi kuasa hukumnya Made Rahman Marasebis melaporkan Menteri Susi ke Bareskrim Mabes Polri. Susi Pudjiastuti dilaporkan terkait dugaan pencemaran nama baik karena menuding Kapal MV Hai Fa ilegal dan mencuri ikan dari perairan wilayah Indonesia dengan hasil curian mencapai bobot sebesar 900,702 ton.

Dari kasus yang terjadi, dapat dianalisa kekuatan dan kelemahan dari Ibu Susi, yaitu sebagai berikut :KekuatanKelemahan

Ibu Susi adalah seorang yang tegasKurang mendapat dukungan dari lembaga hukum Indonesia

Memiliki integritas

Berani mengambil risiko

Menjunjung tinggi kedaulatan negara

Sedikit berbicara, banyak kerja

Taat pada peraturan atau kebijakan

Bertanggung jawab

3.5 Refleksi dan PembelajaranSetelah melihat sosok dan teladan yang ditunjukkan oleh Ibu Susi Pudjiastuti, banyak hal yang dapat saya pelajari dan refleksikan terhadap diri saya. Ibu Susi merupakan sosok pemimpin yang memiliki ketegasan yang sangat tinggi, sedangkan saya adalah seorang pemuda yang cukup fleksibel, sehingga ketika teman atau kerabat saya melakukan sebuah kesalahan, saya lebih sering untuk bertoleransi dengan kesalahan mereka. Di sini saya belajar untuk menjadi seorang yang meskipun masih muda untuk memiliki ketegasan terhadap hal-hal yang memang salah dan perlu dilakukan pembenaran.

Kemudian, yang dapat saya pelajari adalah Ibu Susi adalah sosok pemimpin yang berani mengambil risiko. Saya belajar bahwa seorang pemimpin memang seharusnya memiliki karakter seperti ini, tetapi tentunya mengambil risiko dengan pertimbangan yang matang sebelumnya. Saya merefleksikan ke diri saya sendiri, dan saya menyadari bahwa saya bukanlah seorang pribadi yang berani mengambil risiko seperti Ibu Susi, saya adalah pribadi yang suka bermain aman. Melalui keteladanan Ibu Susi, saya belajar bahwa saya tidak selamanya boleh bermain aman, di suatu kondisi saya harus belajar untuk mengambil risiko dengan mempertimbangkan secara matang sebelumnya untuk dapat maju dan berkembang.

Ibu Susi juga adalah seorang yang sedikit berbicara, tetapi banyak bekerja. Hal ini yang saya akan tanamkan juga ke dalam diri saya. Saya termasuk orang yang tidak banyak bicara, tetapi banyak bekerja. Saya termasuk ke dalam golongan orang yang memiliki komitmen tinggi dalam bekerja, dan ini yang akan terus saya pegang sebagai prinsip saya ketika bekerja atau berorganisasi. Selain itu Ibu Susi adalah pemimpin yang memiliki integritas yang artinya bahwa apa yang diucapkan oleh Ibu Susi, hal itu jugalah yang dilakukannya. Saya termasuk orang yang memiliki integritas. Saya menyadari bahwa apa yang saya katakan, harus sejalan dengan tindakan saya, agar orang dapat percaya atas apa yang kita ucapkan.

Selain itu, Ibu Susi juga adalah seorang pemimpin yang bertanggung jawab dan sangat taat pada peraturan, terbukti ketika ia melaksanakan tugasnya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan di mana ia mengikuti kebijakan yang mengharuskan dia menghukum para pelaku illegal fishing. Saya merefleksikan hal tersebut ke diri saya sendiri, dan saya mendapati bahwa saya masih kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab saya secara khusus sebagai seorang mahasiswa. Ketika di dalam kelas di mana saya seharusnya belajar dengan sungguh-sungguh, terkadang saya merasa malas dan hanya melakukannya sebagai rutinitas saja.

Kemudian, saya merefleksikan diri saya mengenai ketaatan pada peraturan, saya mendapati bahwa saya masih kurang taat. Sebagai contoh, ketika saya seharusnya masuk kelas pukul 13.00, saya terkadang mengalami keterlambatan, yang berarti saya sudah melanggar peraturan yang ada. Melalui keteladanan Ibu Susi, saya belajar untuk menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab ketika melakukan tugas dan menjadi pribadi yang lebih taat pada peraturan di lingkungan tempat saya berada.

3.6 Rencana Pengembangan Diri Melalui proses pembelajaran selama satu semester ini, banyak hal yang bisa saya dapat dan bisa saya terapkan dalam kehidupan saya sehari-hari. Secara khusus, melalui mata kuliah kepemimpinan dalam bisnis saya banyak belajar dan mengubah cara pandang serta pola pikir saya dalam melihat segala sesuatu. Saya dituntut untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, dan mencoba menggali suatu hal secara lebih mendalam. Saya diajar untuk menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab dan mampu menjadi integritas di dalam kehidupan sehari-hari saya.

Saya menyadari bahwa ke depannya akan semakin banyak tantangan-tantangan yang berat secara khusus dalam lingkungan pekerjaan. Setelah lulus dari Universitas Surabaya, saya ingin bekerja dan mencari pengalaman terlebih dahulu selama 3-5 tahun, kemudian saya memiliki rencana untuk membuka usaha sendiri di bidang desain visual dan fotografi. Oleh karena itu, mulai sejak dini saya ingin membuat perencanaan untuk mengembangkan diri saya secara pribadi maupun secara kelompok dengan komunitas di mana saya berada yang saya cantumkan dalam bentuk tabel di bawah ini.

Pengembangan PribadiPengembangan Kelompok

Mengikuti pelatihan LeadershipMelatih diri di dalam kepanitiaan/organisasi

Melatih diri untuk berbicara di depan umumBelajar bekerja sama dalam sebuah kelompok (kampus)

Tetap menjaga integritas dan tanggung jawabMengikuti KTB (Kelompok Tumbuh Bersama) di gereja

Mengasah softskill di bidang musikBelajar menjadi seorang koordinator dari sebuah kepanitiaan

Melatih diri untuk disiplin dengan cara membuat time tableMengikuti training secara kelompok dalam bidang desain

Melatih diri untuk menjadi pribadi yang memiliki inisiatif

Menjaga sikap jujur dan tegas

Menghargai pola pikir serta pandangan yang berbeda dari orang lain

Melatih softskill di bidang desain visual dan fotografi

Seluruh perencanaan pengembangan diri ini adalah rencana manusia yang belum tentu sesuai dengan kehendak Tuhan, oleh karena itu saya menyerahkan seluruh perencanaan saya ini ke dalam tangan Tuhan Yang Maha Esa, dan saya akan berusaha untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan apa yang saya telah rencanakan. Berikut adalah Time Schedule dari pengembangan diri saya :

RencanaUsia

22232425262728

Lulus sarjana Strata 1

Bekerja di perusahaan

Membuka usaha sendiri

BAB 4KESIMPULANDari hasil pembahasan dan analisa di atas, dapat disimpulkan karakteristik kepemimpinan dari Ibu Susi Pudjiastuti, yaitu sebagai berikut :1. Gaya kepemimpinan Ibu Susi adalah transaksional dan transformasional2. Ibu Susi adalah seorang pemimpin yang rela berkorban3. Ibu Susi merupakan sosok pemimpin yang sedikit berbicara, tetapi banyak bekerja4. Dari sisi gender, Ibu Susi termasuk ke dalam golongan pemimpin yang maskulin5. Ibu Susi adalah seorang pemimpin yang tegas, bertanggung jawab, dan taat pada peraturan6. Ibu Susi memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap kondisi dan situasi yang terjadi di sekitarnya7. Ibu Susi adalah pemimpin yang berani mengambil risiko dalam setiap pengambilan keputusannyaIbu Susi adalah sosok pemimpin yang luar biasa dan sangat berdampak bagi Indonesia, namun Ibu Susi juga tidak lepas dari yang namanya kekurangan. Ibu Susi tidak menunjukkan etika yang baik dalam beberapa hal. Pertama adalah Ibu Susi adalah seorang perokok yang memberikan kesan yang buruk kepadanya. Ibu Susi juga memiliki tato di badannya yang juga memberikan kesan yang kurang baik. Tetapi, Ibu Susi tetap menjadi dirinya sendiri, apa adanya, tetapi tetap melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKAYukl, Gary A. 2002. Leadership in Organizations 5th edition. Upper SaddleRiver, NJ: Prentice-Hall.

WDI. 2014. Susi Pudjiastutihttp://news.okezone.com/read/2014/12/09/17/1076725/susi-pudjiastuti

Widianto, Willy. 2014. Profil Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastutihttp://www.tribunnews.com/nasional/2014/10/26/profil-menteri-kelautan-dan-perikanan-susi-pudjiastuti

Malau, Srihandriatmo. 2014. Susi Pudjiastuti Langsung Lengser Dari Jabatan Dirut Susi Airhttp://www.tribunnews.com/nasional/2014/10/26/susi-pudjiastuti-langsung-lengser-dari-jabatan-dirut-susi-air

Gunawan, Hendra. 2014. Gaya Eksentrik Susi Pudjiastuti dan Bisnisnyahttp://www.tribunnews.com/bisnis/2014/10/27/gaya-eksentrik-susi-pudjiastuti-dan-bisnisnya

LAMPIRAN