Bela Negara Di Era Globalisasi

4
Bela Negara di Era Globalisasi “ Tidak akan menang tanpa adanya kekuatan, tidak akan ada kekuatan tanpa adanya persatuan” _Panglima Sudirman_ Begitulah cara Panglima Sudirman membela negara Indonesia dulu, dengan memakai senjata para pahlawan membela negara ini dari belenggu penjajah. Mengorbankan jiwa raga demi sebuah kata yang dulu kita sangat impikan pada masa penjajahan yaitu “proklamasi”. Namun setelah proklamasi,di era globalisasi sekarang bukan lagi dengan hanya senjata kita bisa membela negara. Tapi rasa nasionalisme lah yang dijadikan senjata untuk menghadapi perubahan ini. Karena rasa nasionalisme adalah segala jiwa kita untuk mengabdi secara total kepada negara. Dewasa ini banyak sekali kita lihat perpecahan di dalam negara kita, entah itu di dalam bidang politik,ekonomi,sosial budaya dan lainnya. Oleh karena itu setiap warga negara Indonesia diwajibkan untuk membela negara tercinta. Apa itu bela negara? Mungkin dari kalian banyak yang bertanya apa sebenarnya yang dimaksud bela negara, di refleksi kali ini saya akan menjelaskan tentang bagaimana pentingnya membela negara. Bela negara adalah sikap warga negara yang dijiwai oleh rasa kecintaannya terhadap negara Indonesia dan merupakan hak dan kewajiban mereka untuk membangun negara Indonesia dengan semangat untuk kesejahteraan negara tersebut. Nilai dasar dari bela negara tersebut adalah berkomitmen untuk memiliki rasa kebangsaan dalam setiap pekerjaan yang kita kerjakan. Misalnya dengan kita bekerja, sekolah atau melalukan pekerjaan lainnya harus dengan rasa kebangsaan yang melekat pada diri kita, agar memberikan yang terbaik untuk kepentingan bersama, namun semua itu harus berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar1945. Di dalam bela negara, pastinya harus ada kesadaran di dalam diri pada setiap warga negaranya. Kesadaran bela negara perlu ditingkatkan melalui pendidikan kesadaran bela negara. Perlunya kesadaran membela negara adalah untuk membangun

description

Kwn

Transcript of Bela Negara Di Era Globalisasi

Page 1: Bela Negara Di Era Globalisasi

Bela Negara di Era Globalisasi

“ Tidak akan menang tanpa adanya kekuatan, tidak akan ada kekuatan tanpa adanya persatuan”

                                                                                    _Panglima Sudirman_

Begitulah cara Panglima Sudirman membela negara Indonesia dulu, dengan memakai senjata para pahlawan membela negara ini dari belenggu penjajah. Mengorbankan jiwa raga demi sebuah kata yang dulu kita sangat impikan pada masa penjajahan yaitu “proklamasi”. Namun setelah proklamasi,di era globalisasi sekarang bukan lagi dengan hanya senjata kita bisa membela negara. Tapi rasa nasionalisme lah yang dijadikan senjata untuk menghadapi perubahan ini. Karena rasa nasionalisme adalah segala jiwa kita untuk mengabdi secara total kepada negara.

Dewasa ini  banyak sekali kita lihat perpecahan di dalam negara kita, entah itu di dalam bidang politik,ekonomi,sosial budaya dan lainnya. Oleh karena itu setiap warga negara Indonesia diwajibkan untuk membela negara tercinta.

Apa itu bela negara?

Mungkin dari kalian banyak yang bertanya apa sebenarnya yang dimaksud bela negara, di refleksi kali ini saya akan menjelaskan tentang bagaimana pentingnya membela negara.

Bela negara adalah sikap warga negara yang dijiwai oleh rasa kecintaannya terhadap negara Indonesia dan merupakan hak dan kewajiban mereka untuk membangun negara Indonesia dengan semangat untuk kesejahteraan negara tersebut. Nilai dasar dari bela negara tersebut adalah berkomitmen untuk memiliki rasa kebangsaan dalam setiap pekerjaan yang kita kerjakan. Misalnya dengan kita bekerja, sekolah atau melalukan pekerjaan lainnya harus dengan rasa kebangsaan yang melekat pada diri kita, agar memberikan yang terbaik untuk kepentingan bersama, namun semua itu harus berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar1945. Di dalam bela negara, pastinya harus ada kesadaran di dalam diri pada setiap warga negaranya. Kesadaran bela negara perlu ditingkatkan melalui pendidikan kesadaran bela negara. Perlunya kesadaran membela negara adalah untuk membangun kekuatan bukan hanya kekuatan militer tetapi juga kekuatan non-militer.

Sekarang ini, di era globalisasi banyak sekali ancaman-ancaman dari luar yang kadang kala kita sepelekan, contohnya saja pada kasus di jaman sekarang ini adalah budaya kita yang sudah kebarat-baratan. Dari berbagai aspek seperti bahasa, cara berpakaian, makanan, minuman dan lain-lain. Seperti yang kita ketahui budaya kita sudah sangat bercampur dengan budaya luar, contohnya seperti gaya berpakaian dan budaya sex bebas dari barat yang sekarang mulai mempengaruhi budaya kita. Kita lihat cara berpakaian remaja-remaja jaman sekarang, betapa seronoknya mereka memakai pakaian yang tidak sopan, kadang kala bagian tubuh mereka terlihat yang kadang-kadang mengundang tindak kejahatan. Bagaimana tidak, yang tadinya orang tidak berniat jahat tiba-tiba melihat wanita berpakaian sexy akhirnya berniat jahat dan ingin memperkosanya. Begitu juga dengan pergaulan bebas jaman sekarang, banyak anak muda yang mengikuti cara hidup orang barat yang bebas dan meninggalkan budaya-budaya Indonesia. Dan kita sebagai pelajar harus membela ancaman dari luar tersebut dengan cara mencintai budaya sendiri dan selalu berpegang teguh dengan nilai pancasila dan selalu mengamalkannya di kehidupan sehari-hari.

Page 2: Bela Negara Di Era Globalisasi

Kesadara bela negara dibangun sebagai bagian dari sitem pertahanan negara. Upaya mempertahankan negara dilakukan dengn cara membangun kekuatan pertahanan berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia, lingkungan hidup, taat pada hukum nasional dan internasional. Di era reformasi kita mengalami banyak perubahan, dan penuh ketidakpastian. Dalam hal ini pembelaan negara dilakukan melalui kegiatan terpadu dan setiap warga negara wajib berperan serta dalam pertahanan dan keamanan baik dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan ideologi. Sedangkan di era globalisasi ini tantangan bangsa Indonesia semakin berat, rasa nasionalisme dan rasa cinta tanah air semakin berkurang. Munculnya pengaruh dari luar menyebabkan lunturnya budaya kita, contohnya saja dengan cara berpakaian, banyak anak muda jaman sekarang memakai produk dari luar padahal produk kita sama bagusnya dengan produk luar. Hal ini menyebabkan krisis identitas akibat pengaruh negative yang di datangkan dari budaya luar. Akibatnya produk dalam negeripun akhirnya diakui oleh negara tetangga, contohnya seperti batik, ketika kita berlomba-lomba dalam menunjukan produk dari luar produk dalam negeri pun akhirnya terlantar dan ketika terlantar Malaysia pun akhirnya mengaku bahwa batik punya negara mereka. Ketika kekayaan sudah mulai direbut,warga Indonesia baru memakai batik dan mengaku punya kita dan mencaci maki negara tetangga. “apa yang salah dalam negara ini?” ketika kekayaan ini diambil barulah sadar, dan seharusnya kita bercermin bukan sepenuhnya salah negara Malaysia yang mengaku batik punya mereka. Tapi memang itu kesalahan kita juga,karna dulu kita selalu mengabaikan kekayaan budaya kita dan akibatnya direbut oleh orang. Maka dari itu kita harus belajar untuk mencintai dan bangga akan negara Indonesia.

Menurut saya pentingnya membela negara sama pentingnya dengan membela harga diri kita. Kita sebagai warga yang baik sudah sepantasnya turut serta dalam bela negara dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dari dalam maupun dari luar. Berdasarkan amandemen UUD 45 Pasal 30 dan pasal 27 ayat 3. 7. Undang-undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus dikomando dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Membela negara tidak harus dalam wujud perang tetapi juga bisa denga cara lain seperti :

         Mengikuti siskamling         Membantu korban bencana alam         Mengikuti  kegiatan pramuka atau PMR         Belajar dengan tekun

Selain itu banyak poin-poin bela negara yang harus di kembangkan seperti cinta tanah air,mencintai wilayah nasional, melestarikan dan mencintai lingkungan hidup, memberikan kontribusi pada kemajuan bangsa dan negara serta bangga sebagai bangsa Indonesia dengan cara membela tanah air terhadap ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa dari manapun. Poin yang kedua adalah yakin terhadap pancasila sebagai ideology bangsa, yaitu dengan cara memahami hakekat atau nilai dalam pancasila,melaksanakan dalam kehiduoan sehari-hari, menjadikan pancasila sebagai pemersatu bangsa serta yakin akan kebenarannya. Poin yang ke tiga adalah sadar akan berbangsa dan bernegara, dengan membina kerukunan, menjaga persatuan dan kesatuan dari lingkungan terkecil seperti keluarga,lingkungan masyarakat,lingkungan pendidikan dan lingkungan kerja, mencintai budaya bangsa mencintai produksi dalam negeri dan menjalankan hak dan kewajiban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi. Poin yang ke empat adalah memiliki kemampuan bela negara baik psikis maupun fisik. Contoh kemampuan psikis antara lain sikap perilaku disiplin, ulet, bekerja keras, dan pantang menyerah dalam segala hal. Contoh kemampuan fisik adalah

Page 3: Bela Negara Di Era Globalisasi

badan yang sehat, tangkas, postur tubuh dan proporsional. Poin yang ke lima adalah rela berkorban untuk bangsa dan negara, sikap dan perilaku ini dapat tercermin dari kerelaan warganegara untuk mendahulukan kepentingan umum, kerelaan mengorbankan waktu, harta, raga maupun jiwanya untuk kepentingan bangsa dan senantiasa mengabdi pada kepentingan bangsa