Bedah

34
Bedah Bedah atau pembedahan (Bahasa Inggris: surgery, Bahasa Yunani: cheirourgia "pekerjaan tangan") adalah spesialisasi dalam kedokteran yang mengobati penyakit atau luka dengan operasi manual dan instrumen. Ahli bedah (surgeon) dapat merupakan dokter, dokter gigi, atau dokter hewanyang memiliki spesialisasi dalam bidang ilmu bedah. Bedah umum General Surgery Beranda Repair Volvulus 28 November 2010bedahumum Tinggalkan Komentar Repair Volvulus adalah suatu tindakan pembedahan untuk mereposisi usus yang mengalami puntiran (volvulus). Volvulus adalah suatu keadaan gawat abdomen ditandai dengan nyeri perut yang bersifat kolik dimana antara serangan kolik terdapat nyeri perut menetap, perut kembung karena distensi abdomen sering disertai mual dan muntah. Terdapat gambaran foto roentgen yang khas yaitu gambaran ban mobil dengan belokan besar dan apabila dilakukan pemeriksaan foto roentgen menggunakan bubur barium maka terlihat gambaran paruh burung. Indikasi operasi Strangulasi Kontra indikasi operasi Keadaan umum penderita jelek Diagnosis banding Karsinoma kolon Divertikulitis Striktur rectum

Transcript of Bedah

Page 1: Bedah

Bedah

Bedah atau pembedahan (Bahasa Inggris: surgery, Bahasa

Yunani: cheirourgia "pekerjaan tangan") adalah spesialisasi

dalam kedokteran yang mengobati penyakit atau luka dengan operasi

manual dan instrumen. Ahli bedah (surgeon) dapat

merupakan dokter, dokter gigi, atau dokter hewanyang memiliki spesialisasi

dalam bidang ilmu bedah.

Bedah umumGeneral Surgery

Beranda

Repair Volvulus

28 November 2010bedahumum Tinggalkan Komentar

Repair Volvulus adalah suatu tindakan pembedahan untuk mereposisi usus yang mengalami puntiran (volvulus).Volvulus adalah suatu keadaan gawat abdomen ditandai dengan nyeri perut yang bersifat kolik dimana antara serangan kolik terdapat nyeri perut menetap, perut kembung karena distensi abdomen sering disertai mual dan muntah.Terdapat gambaran foto roentgen yang khas  yaitu gambaran ban mobil dengan belokan besar dan apabila dilakukan pemeriksaan foto roentgen menggunakan bubur barium maka terlihat gambaran paruh burung.Indikasi operasi

StrangulasiKontra indikasi operasi

Keadaan umum penderita jelekDiagnosis banding

Karsinoma kolon Divertikulitis Striktur rectum Penyakit Hirschprung

Pemeriksaan penunjang Foto polos perut Foto barium

Teknik OperasiPenatalaksanaanPada prinsipnya ada 2 penatalaksanaan volvulus, yaitu :I.   Operasi

Page 2: Bedah

Teknik operasi tergantung dari macam volvulus :1. Volvulus sekumDilakukan reseksi ileosekal dengan ileokolostomi terminolateral2. Volvulus sigmoidSecara umum dilakukan sigmoidektomi dengan anastomosis termino-terminal tetapi bila keadaan umum tidak mengizinkan untuk melakukan anastomosis primer dapat dilakukan prosedur Hartmann ( reseksi sigmoid dengan kolokutoneostomi ujung kolon oral dan penutupan ujung kolon anal ). Setelah keadaan umum mengizinkan baru dilakukan anastomosis kolokolostomi dengan meniadakan kolokutoneostomi. Bila keadaan umum tidak mengizinkan cukup dilakukan detorsi,kemudian fiksasi sigmoid (sigmoidopeksi).II.  Non operasiDilakukan tindakan dekompresi dengan rektoskop, kolonoskop atau pipa fleksibel.Komplikasi operasiTindakan fiksasi sigmoid(sigmoidopeksi) menimbulkan kekambuhan 90% juga pada tindakan dekompresi dengan rektoskop, kolonoskop atau pipa fleksibel menimbulkan kekambuhan 40-70%.MortalitasTindakan dekompresi dengan rektoskop, kolonoskop atau pipa fleksibel mempunyai mortalitas rate yang rendah yaitu 5-8% sedangkan tindakan reseksi/ kolopeksi mempunyai mortalitas rate yang tinggi yaitu 0-22%.Perawatan Pasca Bedah

Pertahankan nosogastric 1 – 3 hari Diet peroral diberikan setelah saluran pencernakan berfungsi  dimulai dengan diet cair yang

secara bertahap diberikan makanan lunak dan padat Realisasi sedini mungkinFollow-upTindakan operasi definitif, dilakukan setelah kondisi pasien cukup baik pasca tindakanCategories:Bedah DigestiTag:anastomosis, detorsi, reseksi, Volvulus

Penutupan Stoma (Tutup Kolostomi / Ileostomi)

16 Juni 2010bedahumum Tinggalkan Komentar

a. Definisi

Suatu tindakan pembedahan yang dilakukan untuk menutup colostomi atau ileostomi

b. Ruang lingkup

- Usus halus

- Kolon

c. Indikasi operasi

Penderita dengan colostomy/ileostomi yang telah memungkinkan untuk di tutup.

d. Kontra indikasi operasi

-    Umum

-    Khusus (tidak ada)

Page 3: Bedah

e.  Pemeriksaan penunjang

-    Loopagrafi untuk evaluasi bagian proksimal dan distal dari stomp

Tekhnik OperasiSebelum dilakukan operasi penderita harus disiapkan dulu untuk menjalani operasi penutupan stoma, yaitu dengan mengatur diet yang rendah residu dan antibiotik oral dan usus harus dibuat sekosong atau sebersih mungkin sebelum operasi. Selama 24 jam sebelum operasi  harus dilakukan irigasi pada kedua arah stoma.

Penderita dalam posisi terlentang

Dapat dilakukan spinal atau general anesthesia

Penutupan dimulai dengan membuat incisi circumferential disekeliling stoma, termasuk sebagian kecil dari kulit. Incisi circumferential diperdalam hingga menembus peritoneum dan colon/intestine  dan omentum disekitarnya dapat dipisahkan dari dinding abdomen. Kemudian stoma ditarik keluar melalui incisi tadi dan bagian serosanya harus tampak jelas seluruhnya.Hal ini memerlukan reseksi omentum dan jaringan ikat serta lemak disekeliling serosa tadi. Setelah hal ini dapat dilakukan maka penutupan stoma dapat segera dilakukan. Penutupan stoma yang sudah disiapkan tadi dapat dilakukan dengan :

linier stapling device

1. Hand suture closure2. end to end anastomosis

Komplikasi operasiPerdarahanKebocoran anastomosis atau stenosis

Mortalitas (tidak ada)Perawatan Pasca BedahCairan parenteral dan antibiotik diberikan untuk beberapa hari, kemudian dilanjutkan dengan diet cair untuk beberapa hari. Kemudian diikuti dengan diet  rendah residu. Diet reguler/biasa dapat dilakukan jika fungsi usus telah baik.

Follow – UpSesuai dengan penyakit yang mendasari dilakukan kolostomi ileostomi

Categories:Bedah DigestiTag:Ileostomi, kolostomi, tutup ileostomi, tutup kolostomi

Teknik Amputasi Ekstrimitas

12 April 2010bedahumum Tinggalkan Komentar

a. Prinsip dasar amputasi

Dengan kemajuan dibidang prostesis maka pemilihan tempat amputasi dengan tujuan untuk mempertahankan ekstremitas sedistal mungkin tidak sepenuhnya benar. Hal ini berlaku pada amputasi ekstremitas superior. Aturan yang menyatakan untuk mempretahankan ekstremitas sedistal mungkin tidak dapat diterapkan pada amputasi ekstremitas inferior. Meskipun begitu sedapat mungkin lutut harus diselamatkan, karena lutut sangat berguna secara fungsional. Masalah weight bearing dan menyisakan soft tissue untuk menutupi stump sangat mempengaruhi

Page 4: Bedah

pemilihan tempat amputasi pada ekstremias inferior. Pada amputasi below knee stump yang terlalu panjang tidak disarankan karena akan mempersulit penggunaan prostesa. Batas anterior tibia harus di bevel dan harus tersedia soft tissue yang cukup untuk menutupinya dengan cara membuat flap diposterior lebih panjang. Amputasi setinggi pergelangan kaki mempunyai indikasi yang cukup jarang, umumnya pada trauma. Amputasi Syme bermanfaat untuk end weight bearing prosthesis. Untuk amputasi telapak kaki kesepakatan umum yang dipakai adalah trans metatarsal (level amputasi lihat gambar skematis).

Lokasi untuk melakukan amputasi:

 

 b. Indikasi Operasi

Page 5: Bedah

Trauma Dead limb karena ganggan suplai vaskuler Malignant neoplasma Osteomyelitis kronis Infeksi yang mengancam nyawa Deformitas tungkai kongenital yang inoperable

c. Kontra indikasi operasi: keadaan umum yang jelek

Teknik OperasiPenatalaksanaan Amputasi Ekstremitas

AnesthesiaAnestesia spinal umum digunakan untuk amputasi ekstremitas bawah, anstesia umum untuk amputasi ekstremitas atas. Bisa juga digunakan anestesia blok leksus. Untuk amputasi jari bisa digunakan infiltrasi lokal anestesia.

Teknik operasiAmputasi atas-lututTempat terbaik untuk membagi femur adalah 8-10 cm ( selebar satu tangan). Gunakan spidol kulit untuk merencanakan insisi, yang harus membuat flap anterior maupun flap posterior memiliki panjang sama atau yang anterior sedikit lebih panjang. Bagi kulit dan jaringan subkutan sepanjang garis yang direncanakan. Hemostasis biasanya tidak sukar pada anggota gerak yang iskemik namun bisa terjadi perdarahan hebat pada anggota gerak yang septik. Ikat semua vena dengan menggunakan jarum serap 2/0. Perdalam insisi anterior sampai tulang, sambil memotong tendon quadriceps femoris. Vasa femoralis bersama-sama nervus poplitea media dan lateral dijumpai pada posisi posteromedial. Ikat rangkap pembuluh darah dengan benang serap. Sebelum memotong saraf, beri tegangan pada saraf sehingga saraf tertarik ke dalam puntung pada amputasi. Jika amputasi dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi, nervus sciaticus bisa dijumpai. Nervus sciaticus diikuti oleh arteri yang harus didiseksi secara terpisah dan diikat sebelum saraf dipotong.  Setelah memotong semua otot di sekeliling femur, ikat pembuluh yang tinggal dan hindari pemakaian diatermi. Periksa titik amputasi yang tepat dari femur dan kerok periosteum dari tulang di daerah ini. Otot-otot paha harus diretraksi ke arah proksimal untuk memberikan cukup ruang dalam menggunakan gergaji. Ini bisa dilakukan dengan bantuan beberapa pembalut abdomen atau retraktor khusus. Setelah memotong femur dan melepas tungkai  bawah, tempatkan handuk bersih di bawah puntung dan istirahatkan puntung pada mangkok yang dibalik. Gunakan kikir untuk menghaluskan pinggir femur, kemudian bawa otot-otot depan dan belakang bersamaan menutup tulang dengan jahitan terputus benang serap ukuran 1. Pasang suction drain Insisi kulit Titik pemotongan tulang di bawah lapisan otot. Tempatkan jahitan lapis kedua yang lebih superfisial dalam otot dan jaringan subkutan karena ini akan membantu mendekatkan flap kulit. Jahit pinggir kulit dengan beberapa jahitan putus dengan benang non serap 2/0. Hindari memetik pinggir kulit dengan forsep bergigi. Tutup puntung dengan kasa dan kapas dan balut dengan crepe bandage.

Amputasi bawah-lututTitik optimum untuk amputasi adalah 14 cm dari tibial plateau, fibula dipotong 2 cm proksimal dari ini. Beri tanda insisi, dengan flap anterior berakhir tepat distal dari garis pemotongan tulang pada tibia dan flap posterior meluas ke bawah sampai tendon Achilles. Buat insisi sepanjang garis yang telah diberi tanda. Di posterior potong tendon Achilles dan perdalam insisi untuk

Page 6: Bedah

memotong sisa otot dan tendon sampai tulang. Potong otot ke dalam sampai melintasi bagian depan. Fibula dipotong miring dengan gergaji Gigli, kemudian belah tibia 2 cm distal dari ini. Bersihkan otot dari tulang dengan elevator periosteum. Potong bevel anterior pertama kali dengan gergaji diagonal kemudian potong tegak lurus tibia. Bentuk sudut pada ujung bawah tibia ke arah atas dan pisahkan massa otot dari aspek posteriornya. Ikat rangkap semua pembuluh darah dan potong setiap saraf yang tegang. Lepas tungkai bagian distal. Flap posterior ditarik ke atas membungkus puntung tulang dan dijahit ke flap anterior. Flap posterior mungkin perlu dikurangi dengan eksisi jaringan otot. Tempatkan benang serap di antara otot di bagian posterior dan jaringan subkutan di anterior dan meninggalkan suction drain di bawah otot. Satukan pinggir kulit dengan jahitan putus benang non-serap 2/0. Pangkas sudut-sudut flap posterior jika perlu agar bentuknya rapi. Tutup puntung dengan katun dan balut ketat dengan crepe bandage.

Komplikasi operasi Perdarahan Infeksi

MortalitasTergantung etiologinya

Perawatan Pascabedah dan Follow up Perawatan luka pada umumnya Rehabilitasi dengan pembuatan prostesis yang sesuai

Categories:Bedah OrthopediTag:Above Knee, amputasi, Amputasi atas lutut, Amputasi bawah lutut, Below Knee, ekstremias inferior,ekstremitas superior, Osteomyelitis

Ileostomi

21 Maret 2010bedahumum Tinggalkan Komentar

Introduksia. Definisi

Tindakan bedah membuat suatu opening antara usus halus dengan dinding abdomen yang biasanya berasal dari ileum distal atau bahkan lebih proximal dari usus halus.b. Ruang lingkup

Usus halus

c. Indikasi ileostomi

-     Cancer colon atau rectum

-     Inflamatory disease seperti ulcerative colitis

-     Familial adenomatous polyposis coli

-     Trauma abdomen

-     Intestinal obstruksi

-     Sigmoid volvulus

d. Kontra indikasi operasi (tidak ada)

Page 7: Bedah

e. Diagnosis banding (tidak ada)

f. Pemeriksaan Penunjang

-     Foto polos abdomen 3 posisi

-     Colonoscopy

-     Foto Follow through

Tehnik operasiSecara singkat tehnik dari ileostomi dapat dijelaskan sebagai berikut. Setelah penderita diberi narkose dengan endotracheal penderita diletakkan dalam posisi supine.Desinfeksi lapangan operasi dengan larutan antiseptik kemudian dipersempit dengan linen steril.Penempatan stoma adalah hal yang sangat penting. Quadrant kanan dan kiri bawah abdomen merupakan tempat yang dianggap ideal untuk stoma. Alternatif lain dapat dipergunakan quadrant atas , umbilicus atau midline.

Beberapa type dari ileostomi :

1. End ileostomy2. Loop ileostomy3. Loop – end ileostomy4. Continent ileostomy

Diawali dengan incisi mediana laparotomi hingga membuka peritoneum , untuk mempertahankan konfigurasi dinding perut dibawah stoma dilakukan traksi menggunakan Kocher clamps pada dermis , fascia dan peritonium. Kurang lebih diameter 2 – 3 cm lateral dari incisi mediana kulit dan lemak dilakukan incisi longitudinal kurang lebih 3 – 4 cm disepanjang lapisan dengan menggunakan 2 – 3 retraktor setiap lapisan. Hal ini dilakukan bersamaan dengan menekan ke atas dengan satu jari dari dalam dinding abdomen dan jari lain mempertahankan kocher clamps. Musculus rectus kemudian disisihkan secara vertical dengan arteri clamps dan perdarahan dirawat. Kemudian fascia posterior dan peritonium dipotong dengan melindungi bagian bawah abdomen.Kemudian 2 jari dimasukkan dari bawah untuk memastikan opening cukup untuk mengakomodasi ileum.Jari tengah harus dapat keluar masuk sampai interphalang dan ujung jari tengah dapat terlihat. Hal ini untuk mencegah terjadinya komplikasi opening yang terlalu besar yaitu hernia atau prolaps atau terlalu kecil dengan obstruksi simtom.Ileum kemudian dibawa ke dinding abdomen dengan babcock clamp secara lurus dan diamati jangan sampai mesentrium terpelintir. Tepi mesenterium kemudian dijahit anterior dinding abdomen dengan interrupted atau continous suture.Penjahitan dimulai dari tepi stoma dengan meninggalkan 2,5 cm gap sampai ke ligament falciforme jangan sampai merusak vascularisasi mesentrium. Penjahitan stabilisasi dilakukan dengan 3.0 absorbable pada lapisan seromuscular ileum dan peritoniumdisekeliling internal aperture.

Maturasi dari stoma dilakukan setelah dinding abdomen ditutup dan ujung stoma ditutup untuk mengurangi kontaminasi.Apabila diragukan suplai pembuluh darah ileum dapat direseksi kembali.Protusi dan eversi dari stoma dilakukan dengan menggunakan benang chromic 3.0 melalui full thickness dari ileum dengan lapisan subcutis. Terdapat delapan titik suture pada stoma dan dilakukan secara vertical untuk mencegah ischemi.Melengkapi pembentukan akhir dari ileostomi dipasang kantong ileostomi bag.

Yang harus diperhatikan dari stoma adalah warna stoma , swelling operasi dari mucocutan.

Page 8: Bedah

Komplikasi operasiKomplikasi operasi pada ileostomi dapat berupa hernia atau prolaps dari ileostomi atau terjadinya obstruksi.

MortalitasTergantung penyakit yang mendasari dilakukannya operasi ileostomi.

Perawatan Pasca BedahYang harus diperhatikan sesudah operasi adalah warna stoma , swelling dari operasi dan kelancaran dari ileostomi serta pemasangan bag yang benar.

Follow-upPenderita pasca ileostomi harus diperhatikan intake dari cairan dan kalori agar tidak terjadi malnutrisi. Reanastomose dapat dilakukan 3 – 6 minggu pasca operasi.

Categories:Bedah DigestiTag:Ileostomi, inflamatory bowel diseases, Kanker, kolon, rektum

Orchidopexi/Orchidotomi Pada Undescencus Testis (UDT)

6 Januari 2010bedahumum 1 komentar

a. Definisi

Suatu tindakan pembedahan  yang berupa peletakkan testis pada tempat yang semestinya

b. Ruang lingkup

UDT merupakan suatu keadaan dimana testis tidak berada pada tempatnya sesuai jalur inguinal. Tanda tanda UDT berupa tidak terabanya testis pada skrotum, testis teraba pada daerah ingunal.

c. Indikasi operasi

UDT

d. Kontra indikasi operasi:

Umum

Khusus (inoperable)

e. Diagnosis Banding (tidak ada)

f. Pemeriksaan Penunjang

USG abdomen

Tehnik OperasiPada stadium anastesi, posisi supine, daerah lipat paha dan skrotum dibersihkan dengan antiseptic solution. Insisi dilakukan pada lipat paha  pada daerah yang mengalami UDT. Kemidian apponerosis MOE dibuka hingga tampak funikulus spermatikus testis diidentifikasi kemudian gubernakulum dipotong, procecus vaginalis peritonii ditordir dan diikat seproksimal mungkin. Testis dibebaskan dari jaringan ikat sekitarnya perhatikan panjang testicle cort hingga dapat mencapai skrotum dengan bantuan jari mendorong tunika dartos mencapai skrotum. Kemudian testis dimasukkan ke tunika dartos dan difiksasi di kulit skrotum.  Luka operasi ditutup lapis demi lapis.

Page 9: Bedah

Komplikasi operasiPerdarahan, hal ini untuk saat ini jarang terjadi.

MortalitasKurang dari 1%

Perawatan PascabedahPasca bedah penderita dirawat selama 1 hari, diobservasi kemungkinan komplikasi yang membahayakan jiwa penderita seperti perdarahan.Pemberian antibiotik dan analgetik

Follow-upTidak terdapat follow up khusus pada penderita pasca orchidopeksi

Categories:Bedah AnakTag:Orchidopexi, orchidotomi, UDT

Penanganan Konservatif dan Operatif Fraktur Humerus 1/3 Tengah

2 Desember 2009bedahumum Tinggalkan Komentar

a.  Definisi Fraktur HumerusDiskontinuitas yang terjadi pada diafisis shaft tulang humerus karena rudapaksa / trauma

Klasifikasi fraktur humerus1. Fraktur proksimal humerus-          One part fractures (minimally displaced)

-          Two part fractures

Fraktur tuberositas minor Fraktur tuberositas mayor Surgical neck fracture

-          Three part fractures ( caput humeri, shaft humeri dan salah satu dari tuberositas)

-          Four part fractures

-          Fraktur dislokasi

-          Head splitting and articular impression fractures

1. 2. Fraktur Shaft Humerus ( 1/3 tengah )-      Tipe A ( simple/non cominuted )

-      Tipe B ( Butterfly fractures )

-      Tipe C ( comminuted fractures )

1. 3. Fraktur Distal Humerus ( Kondilus Humeri )-      T or Y fracture

-      Sideswipe fracture

-      Comminuted fracture of the articular surface

-      Anterior shearing fracture of capitulum

b.  Ruang lingkup

Page 10: Bedah

Penanganan Fraktur Humerus

Fraktur proksimal humerus

- Reduksi tertutup, jika fraktur stabil ( one part fractures )

- ORIF  atau pemakaian prostese jika fraktur tidak stabil

Fraktur shaft Humerus- Reduksi tertutup

Hanging arm cast Shoulder spica cast Velpeau dressing Coaptatioin splint Functional brace

- Operatif Plate Osteosintesis Rigid Intramedullary Nail Fixation Flexible Intramedullary Nail Fixation Fiksasi eksternal

Fraktur distal humerusReduksi tertutup pada fraktur distal humerus tidak memberikan hasil yang memuaskan. Terapi operatif merupakan pilihan utama sebaiknya kasus ini dirujuk.

c.  Indikasi Operasi Fraktur segmental Multipel trauma Fraktur terbuka Trauma vaskuler Fraktur shaft humeri bilateral Floating elbow injury Fraktur patologis Reduksi tertutup yang sukar dipertahankan Radial nerve palsy setelah reduksi tertutup Pada penderita Parkinson Lesi plexus brachial ipsilateral

d.  Kontra indikasi OperasiKeadaan Umumnya jelek

e.  Diagnosis Banding  -Tidak ada

f.  Pemeriksaan Penunjang X-Ray, dengan 2 atau 3 proyeksi CT-Scan

Tehnik operasiEksposur dapat menggunakan cara anterolateral  atau midline posterior untuk fraktur 1/3 distal shaft humerus. Gunakan  insisi yang baik, hindari retraksi soft tissue yang berlebihan dengan cara diseksi soft tissue yang seksama dan teknik bone handling yang baik. Identifikasi dan

Page 11: Bedah

lindungi nervus radialis. Plate dapat ditempatkan di permukaan  posterior atau anterolateral tulang.Reduksi fraktur sebaik mungkin dan gunakan lag screw untuk kompresi interfragmental jika memungkinkan ( pada fraktur oblique atau spiral). Kemudian letakkan plate yang sesuai pada sisi kompresi jika memungkinkan. Minimal gunakan 6 screw pada fragmen utama, beberapa penulis merekomendasikan 8 sampai 10 screw.  Padan fraktur transversal dan oblique yang pendek compression plate sangat bermanfaat.Komplikasi Operasi

Nonunion Malunion Avascular nekrosis ( fraktur pada caput humerus ) Arthrodesis Osteomyelitis ( pada fraktur terbuka ) Trauma vaskuler Lesi N.radialis

MortalitasUmumnya rendah

Perawatan Pasca Bedah Perawatan luka operasi pada umumnya Pasien diinstruksikan untuk mulai latihan ROM ringan beberapa hari setelah operasi dengan

penekanan untuk menggerakkan jari-jari, pergelangan tangan dan siku untuk mencegah kekakuan sendi. Tambahkan latihan gerakan pendulum pada sendi bahu sesegera mungkin dimulai minggu-minggu awal post operatif.

Disarankan pasien untuk memakai sling sampai fungsi otot kembali secara penuh.Latihan keras dihindari sampai 12 minggu atau sampai fraktur sembuh

Categories:Bedah OrthopediTag:fraktur, Fraktur Shaft Humerus, terapi konservatif, terapi operatif

Selioplasti

29 November 2009bedahumum Tinggalkan Komentar

a. Definisi

Selioplasti adalah suatu tindakan pembedahan dengan cara menutup defect pada dinding abdomen tempat keluarnya organ abdomen

b. Ruang lingkup

Selioplasti merupakan tindakan pembedahan yang dilakukan untuk menutup defect pada dinding abdomen baik secara langsung maupun dengan menggunakan prosthetic.

Dalam kaitan operasi selioplasti diperlukan beberapa disiplin ilmu yang terkait antara lain : Anatomi, Fisiologi, dan Radiologi

c. Indikasi operasi

– Omphalokel pecah

– Gastroschisis

Page 12: Bedah

d. Kontra indikasi operasi:

Umum

Khusus (inoperable)

e. Diagnosis Banding (tidak ada)

f. Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan Darah, Urine dan Elektrolit. Gas darah

- Thoraks Foto

Tehnik OperasiSecara singkat tehnik dari selioplasti dapat dijelaskan sebagai berikut :

Setelah penderita diberi narkose dengan endotrakeal, penderita diletakkan dalam posisi supine. Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik, kemudian ditutup dengan kain steril kecuali lapangan operasi.

Dilakukan irisan vertikal pada ujung-ujung kedua defect sekitar 2 cm. Kemudian irisan diperdalam sampai peritonium. Kemudian dilakukan undermaining, kulit dibebaskan dari facia sejauh mungkin hingga mencapai lumborum di sekitar defect secukupnya. Kemudian kulit ditutup tanpa menjahit facia dilakukan penjahitan secara simple all layer untuk menutup defect. Kalau defect tidak dapat ditutup dengan kulit maka dinding perut ditutup dengan menggunakan bahan prostesis.

Komplikasi operasiInfeksi Luka Operasi atau Rejeck Prosthetik.

Distres respiration

Edema and Cyanosis of lower extremities and perineum because flap closure leads to pressure on inferior vena cava

Obstruction intestinal

MortalitasKurang dari 2%

Perawatan Pascabedah- Perawatan Luka Operasi

- Monitoring 3 tanda vital

Categories:Bedah AnakTag:Gastroschisis, Omphalokel, Selioplasti

Bedah umum

Blog pada WordPress.com. Tema: INove.

Penanganan konservatif dan operatif fraktur clavicula 1/3 Tengah

24 November 2009bedahumum Tinggalkan Komentar

Page 13: Bedah

Klasifikasi fraktur klavikula1. Fraktur mid klavikula ( Fraktur 1/3 tengah klavikula)paling banyak ditemui

terjadi medial ligament korako-klavikula ( antara medial dan 1/3 lateral)

mekanisme trauma berupa trauma langsung atau tak langsung ( dari lateral bahu)

2. Fraktur 1/3 lateral klavikulafraktur klavikula lateral dan ligament korako-kiavikula, yang dapat dibagi:

type 1: undisplaced jika ligament intak type 2 displaced jika ligamen korako-kiavikula rupture. type 3 : fraktur yang mengenai sendi akromioklavikularis.

Mekanisme trauma pada type 3 biasanya karena kompresi dari bahu.

3. Fraktur 1/3 medial klavikulaInsiden jarang, hanya 5% dan seluruh fraktur klavikula.

Mekanisme trauma dapat berupa trauma langsung dan trauma tak langsung pada bagian lateral bahu yang dapat menekan klavikula ke sternum . Jatuh dengan tangan terkadang dalam posisi abduksi.

Pemeriksaan KlinisFraktur klavikula sering terjadi pada anak-anak. Biasanya penderita datang dengan keluhan jatuh dan tempat tidur atau trauma lain dan menangis saat menggerakkan lengan. Kadangkala penderita datang dengan pembengkakan pada daerah klavikula yang terjadi beberapa hari setelah trauma dan kadang-kadang fragmen yang tajam mengancam kulit. Ditemukan adanya nyeri tekan pada daerah klavikula.

Pemeriksaan RadiologisPemeriksaan rontgen anteroposterior dan klavikula biasanya dapat membantu menegakkan diagnosis dan fraktur. Fraktur biasanya terjadi pada 1/3 tengah dan fragmen luar terletak dibawah fragmen dalam. Fraktur pada 1/3 lateral klavikula dapat terlewat atau tingkat pergeseran salah dikira kecil, kecuali kalau diperoleh foto tambahan pada bahu.

Indikasi Operasi Fraktur terbuka. Fraktur dengan gangguan vaskularisasi Fraktur dengan “scapulothorcic dissociation” (floating shoulder) Fraktur dengan displaced glenoid neck fraktur.

PatofisiologiPada fraktur sepertiga tengah klavikula otot stemokleidomastoideus akan menarik fragmen ragmen medial keatas sedangkan beban lengannya akan menarik fragmen lateral ke bawah. Jika fraktur terdapat pada ligament korako-klavikula maka ujung medial klavikula sedikit bergeser karena ditahan ligament ini.

Fraktur yang terjadi kearah medial terhadap fragment maka ujung luar mungkin tampak bergeser kearah belakang dan atas, sehingg membentuk benjolan dibawah kulit.

Teknik penanganan terapi konserfatif dan operasi

Page 14: Bedah

Penatalaksanaan Fraktur Klavikula

Fraktur 1/3 tengah

Undisplaced fraktur dan minimal displaced fraktur diterapi dengan menggunakan sling, yang dapat mengurangi nyeri.

Displaced fraktur fraktur dengan gangguan kosmetik diterapi dengan menggunakan commersial strap yang berbentuk angka 8, untuk menarik bahu sehingga dapat mempertahankan alignment dan fraktur. Strap harus dijaga supaya tidak terlalu ketat karena dapat mengganggu sirkulasi dan persyarafan. Suatu bantal dapat diletakkan di antara scapula untuk menjaga tarikan dan kenyamanan. Jika commersial strap tidak dapat digunakan balutan dapat dibuat dari “tubular stockinet”, ini biasanya digunakan untuk anak yang berusia <10 tahun.

Pemakaian strap yang baik:1. menarik kedua bahu, melawan tekanan dipusat, dan daerah interscapula selama penarikan

fraktur.2. tidak menutupi aksila, untik kenyamanan dan hygiene.3. menggunakan bantalan yang bagus.4. tidak mengganggu sirkulasi dan persyarafan kedua lengan.

Plating ClavikulaGunakan insisi sesuai garis Langer untuk mengekspos permukaan superior clavikula. Hindari flap kulit undermining dan kerusakan saraf supraklavikula. Hindari juga diseksi subperiosteal pada fracture site.

Lakukan reduksi fragmen fraktur jika memungkinkan  pasang lag screw melintasi fraktur. Plate diletakkan di sisi superior clavikula dengan 3 screw pada masing-masing sisi fraktur untuk mencapai fiksasi yang solid.

Jika diperlukan diletakan subkutaneus drain, luka operasi ditutup dengan jahitan subcuticular.

Fraktur lateralUndisplaced fraktur dapat diterapi dengan sling.

Displaced fraktur dapat diterapi dengan sling atau dengan open reduction dan internal fiksasi. Jika pergeseran lebih dan setengah diameter klavikula harus direduksi dan internal fiksasi. Bila dibiarkan tanpa terapi akan terjadi deformitas dan dalam beberapa kasus rasa tidak enak dan kelemahan pada bahu karena itu terapi diindikasikan melalui insisi supraklavikular, fragmen diaposisi dan dipertahankan dengan pen yang halus, yang menembus kearah lateral melalui fragmen sebelah luar dan akromion dan kemudian kembali ke batang klavikula. Lengan ditahan dengan kain gendongan selama 6 minggu dan sesudah itu dianjurkan melakukan pergerakan penuh.

Komplikasi operasiKomplikasi dini

kerusakan pada pembuluh darah atau saraf ( jarang terjadi)Komplikasi lanjut

non-union : jarang terjadi dapat diterapi dengan fiksasi interna dan pencangkokan tulang yang   aman.

mal-union :1. meninggalkan suatu benjolan, yang biasanya hilang pada waktunya.

Page 15: Bedah

2. untuk memperoleh basil kosmetik yang baik dan cepat dapat menjalani terapi yang lebih drastis yaitu fraktur direduksi dibawah anastesi dan dipertahankan reduksinya dengan menggunakan gips yang mengelilingi dada ( wirass)

kekakuan bahu sering ditemukan, hanya sementara, akibat rasa takut untuk menggerakkan fraktur. Jari juga akan kaku dan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk memperoleh kembali gerakan, kecuali kalau dilatih.MortalitasPada umumnya kecil

Perawatan PascabedahRehabilitasiCommersial strap yang berbentuk angka 8, harus di follow up apakah sudah cukup kencang. Strap ini harus dikencangkan secara teratur. Anak anak <10 tahun menggunakan strap atau splint selama 3-4 minggu sampai bebas nyeri, sedangkan orang dewasa biasanya membutuhkan waktu 4-6 minggu.

Pasien dianjurkan untuk melakukan pergerakan seperti biasa begitu nyeri berkurang (strap/splint/sling sudah dilepas).

Categories:Bedah OrthopediTag:Fraktur Klavicula, Plating Clavikula, terapi konservatif, terapi operatif

Reposisi (Milking) Invaginasi Saluran Pencernaan

12 November 2009bedahumum Tinggalkan Komentar

a. Definisi

Suatu tindakan pembedahan dengan cara melakukan massage manual dengan mendorong inavaginatum secara perlahan dan terus menerus tanpa tarikan dari distal usus yang mengalami invaginasi ke arah proksimal sampai terjadinya reduksi ke posisi normalnya.b. Ruang lingkup

Invaginasi adalah masuknya usus bagian proksimal (intussuseptum) ke usus bagian distal (intussupien). > 80% kasus invaginasi adalah ileocolica. Selebihnya adalah ileoileal, cecocolic, colocolic, dan jejunojejunal.  Identifikasi lesi dapat ditentukan dengan adanya suatu lead point, gambaran peristaltik usus proksimal ke dalam usus distal.  Pada hampir setiap pasien yang diperiksa saat operasi, dijumpai hipertrofi jaringan limfoid dari dinding ileum yang masuk sebagai intussuseptum.  Penderita datang dengan keluhan nyeri perut yang mulanya akut dengan tanda-tanda sangat tidak nyaman pada perut bayi yang pada mulanya tidak ada kelainan.  Saat serangan anak mengangkat kedua tungkainya sampai ke abdomen, disertai hiperextensi dan penderita menahan nafasnya yang dapat disertai dengan muntah. Pada mulanya muntah yang keluar adalah makanan yang belum di absorbsi dan akhirnya muntah bilious.c. Indikasi Operasi

-      Perdarahan.

-      Nyeri

-      Obstruksi

-      Strangulasi

Page 16: Bedah

-      Kegagalan reduksi secara hidrostatik

d. Kontra indikasi operasi

-      Umum

-      Khusus

e. Diagnosis Banding

-      Prolaps rektum

-      Meckel’s diverticulum

-      Polip pada ileum dan colon

-      Benign hamartoma

-      Submucosal hematoma

-      Inverted appendiceal stumpf. Pemeriksaan Penunjang

-      Radiographic diagnostic : Supine and upright abdominal film

Barium contrast enema

-      USG

-      CT scan

Tehnik OperasiInvaginasi bila mungkin di reduksi intraabdominal dengan melakukan milking mulai dari usus distal sampai ke usus bagian proksimal.  Milking dilakukan secara perlahan terutama pada bagian proksimal usus yang invaginasi.Bila reposisi berhasil, lakukan pemeriksaan viabilitas usus yang mengalami invaginasi, perubahan warna dan edema usus yang mengalami invaginasi pada mulanya dapat tidak tampak, basahi usus tersebut dengan   NaCl 0,9 % hangat sehingga gambaran usus lebih jelas.

Bila usus tampak nekrotik, biarkan sejenak dan lakukan penilaian ulang untuk menghindari dilakukannya reseksi usus yang mungkin tidak perlu dilakukan.  Hal ini dapat terjadi pada < 5% kasus. Faktor etiologi seperti divertikel Meckel atau polip intestinal dapat terjadi pada 3-4% kasus invaginasi pada anak.

Bila invaginasi tidak dapat di reduksi secara sempurna, segmen yang tidak dapat di reduksi dapat di reseksi dan dilakukan end-to-end anastomosis.  Reseksi juga dilakukan pada usus yang nekrosis.Komplikasi OperasiInvaginasi berulang

Ileus berkepanjanganMortalitasAngka kematian pada invaginasi adalah sekitar 1% walaupun dengan kemajuan pengobatan dan meningkatnya kewaspadaan terhadap penyakit ini dapat menurunkan angka kematian.Perawatan Pasca Bedah

Page 17: Bedah

Pasang nasogastric tube sampai ada peristaltik usus atau sampai penderita buang air besar.

Pemberian antibiotik dan koloid tidak diperlukan pada invaginasi tanpa komplikasi, kecuali pada kasus-kasus yang dilakukan reseksi usus.Pada reseksi usus invaginasi gangrenosa dapat dipertimbangkan pemberian koloid 5 mg/kg atau larutan albumin 25% setiap hari.Follow-upPasca pembedahan harus dilakukan pemeriksaan klinis dan penunjang untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya invaginasi berulangCategories:Bedah DigestiTag:Invaginasi, milking, viabel

Anoplasti Sederhana ( Cut Back )

3 November 2009bedahumum Tinggalkan Komentar

FISTULEKTOMIa. Definisi

Suatu tindakan pembedahan untuk membuat lubang anus pada anus malformasi fistel rendah misalnya pada anocutan fistel, anus vestibular yang tidak adekuat dan pada anus membranisius

b. Ruang lingkup

Bayi dengan fistel rendah disekitar anus atau di vestibulum serta anus membranisius. Dalam kaitan penegakan diagnosis cukup dengan inspeksi yang akurat dan pengobatan, diperlukan beberapa disiplin ilmu yang terkait anatara lain: Bedah Anak, radiologi dan ahli kesehatan anak

c. Indikasi operasi

Gejala Klinis :keluar cairan meconium dari lubang di sekitar vestibulum dan kulit scrotum

radiologi : tidak perlu dilakukan permeriksaan radiologi

d. Kontra indikasi operasi:

Kondisi umum Jelek

e. Diagnosis Banding (tidak ada)

f. Pemeriksaan Penunjang

Fistulografi, sondase

Tehnik OperasiSecara singkat tehnik operasi; posisi pasien litotomi,  toilet medan operasi dengan povidon iodine 10%, persempit medan operasi dengan kain steril. Anal dimpel diinfiltrasi lokal anesthesi. Kemudian lubang fistula dimasukkan sonde untuk guiding mencapai anal dimpel, kemudian llakukan irisan ke posterior ke arah anal dimpel. Kemudian mukosa anus dijahit kekulit anal dimpel serapat mungkin. Kontrol perdarahan dengan elektrokauter. Kemudian Pasang tampon dengan tule. Luka bekas fistula dibiarkan terbuka.

Komplikasi operasiSaat operasiPerdarahan

Page 18: Bedah

Perdarahan saat operasi, umumnya bila menciderai pembuluh darah segera lakukan kontrol perdarahan dengan elektrokauter.

Komplikai pasca operasi- infeksi

- stenosis

MortalitasSangat rendah

Perawatan PascabedahLuka operasi dibersihkan / spooling dengan povidon iodine 10% . rendam duduk setiap hari dimulai pada hari ke 3. Minggu ke II mulai dilakukan businasi hingga wound healing selesai.

Follow-upDengan  menilai adakah tanda-tanda infeski dan stenosis.

Categories:Bedah AnakTag:Anoplasti, atresia ani, Fistula anovestibular

EKSKOKLEASI KISTA RAHANG

10 Juni 2009bedahumum Tinggalkan Komentar

a. DefinisiSuatu tindakan pengerokan mukosa dinding kista disertai pencabutan gigi yang bersangkutan, pembuangan dinding kista yang menonjol.

b. Ruang lingkupKista odontogenik adalah kista non neoplastik pada mandibula atau maksila, yaitu kista radikuler  bila akar gigi menghadap kista, dan kista folikuler bila mahkota gigi menghadap kista

c. Indikasi operasiSemua kista folikuler dan radikuler

d.  Kontra indikasi OperasiKo morbiditas berat

e.  Diagnosis BandingAmeblastoma unilokuler

f.   Pemeriksaan penunjangFoto mandibula (Eisler, Panoramik, Hap ) foto maksila ( Waters, Hap) tergantung lokasi

Teknik OperasiMenjelang operasi:Penjelasan kepada penderita dan keluarganya mengenai penyakitnya, tindakan operasi serta resiko komplikasi disertai dengan tandatangan persetujuan dan permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi.(informed consent).Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan operasi termasuk benang, drain Redon dilakukan sehari sebelum operasi.

Penderita puasa minimal 6 jam sebelum operasi .

Page 19: Bedah

Penderita mandi, cuci rambut dan membersihkan badan menggunakan obat antiseptik terutama daerah wajah dan rambut dekat lapangan operasi, cukur rambut dekat lapangan operasi, cambang- kumis .

Antibiotika profilaksis Cefazolin atau Clindamycin kombinasi dengan Garamycin, dosis menyesuaikan untuk profilaksis.

Tahapan operasi :Narkose, intubasi nasotrakheal, selang intubasi  difiksasi  ke dahi penderita.

Posisi pasien terlentang, dengan bantalan donat di kepala.

Insisi bukogingival daerah kista pada daerah prominen.

Insisi diperdalam sampai mencapai dinding kista dibuat flap mukosa secukupnya, sebagian dinding kista dieksisi bentuk elips. Mukosa yang melapisi permukaan dalam kista dikerok bersih dan dibuang.

Lakukan ekstraksi gigi yang menempel atau masuk dalam kista.

Pasang tampon dengan pita kasa kedalam rongga kista, tampon difiksasi pada mukosa menggunakan sutera 3.0, selanjutnya luka operasi mukosa dijahit dengan dexon atau vicryl 3.0 secara simpul.

Komplikasi OperasiKomplikasi dini paska operasiHematoma, akan meningkatkan resiko terjadinya infeksi dan dehisensi luka. Kontrol perdarahan yang  baik dan pemasangan tampon akan mengurangi resiko terjadinya hematoma

Infeksi, diminimalkan dengan menghindari penumpukan cairan, dengan pemasangan tampon. Perencanaan operasi dan teknik pembedahan yang baik juga memegang peranan dalam mengontrol infeksi di samping penggunaan antibiotika profilaksis.

MortalitasMortalitas rendah

Perawatan Paska bedah Pemberian cairan intravena adekuat. Antibiotik profilaksis diteruskan sampai 3 hari pasca bedah Puasa 2 hari. Kumur dengan larutan antiseptik. Tampon dilepas hari ke 3

Follow-UpKontrol tiap 3 bulan selama 1 tahun

Categories:Bedah Kepala dan LeherTag:ekskokleasi, Kista odontogenik

PENANGANAN NON-OPERATIF DISLOKASI PANGGUL AKUT

5 Juni 2009bedahumum Tinggalkan Komentar

a. Definisi Dislokasi Panggul Akut

Page 20: Bedah

Bergesernya caput femur dari sendi panggul, berada di posterior dan atas acetabulum (dislokasi posterior), di anterior acetabulum (dislokasi anterior), dan caput femur menembus acetabulum (dislokasi sentra)

b. Ruang Lingkup

Terapi non-operatif dislokasi panggul anterior, posterior dan sentral.

c. Indikasi operasi

gagal reposisi tertutup kedudukan caput femur tidak stabil terjadi fraktur koolum femoris adanya lesi N. Ischiadikus

d. Kontra Indikasi reduksi tertutup (tidak ada)

e. Diagnosis Banding

fraktur acetabulum fraktur collum femur

f. Pemeriksaan Penunjang

X-ray dan CT-scan

Tehnik ReduksiKlasifikasi

Dislokasi posterior Dislokasi anterior Dislokasi sentral Patofisiologi

Dislokasi posteriorDislokasi posterior terjadi patah trauma saat panggul fleksi dan adduksi. Arah trauma dan lutut ditransmisikan sepanjang batang femur dan mendorong caput femur ke belakang (Dashboard injury) atau jatuh dengan posisi kaki fleksi dan lutut tertumpu

Dislokasi anteriorDislokasi anterior ter adi pada trauma jika tungkai terkangkang, lutut lurus, punggung bongkok arah ke depan dan ada puntiranke balakang.

Dislokasi sentralDislokasi sentral terjadi kalau trauma datang dan arah samping sehingga trauma ditransmisikan lewat trokanter mayor mendesak terjadi fraktur acetabulum sehingga caput femors masuk ke rongga pelvis.

Gejala MinisDislokasi posterior

Sendi panggul dalam posisi fleksi, adduksi dan internal rotasi Tungkai tampak lebih pendek Teraba caput femur pada panggul

Dislokasi anterior Sendi panggul dalam posisi eksorotasi, ekstensi dan abduksi

Page 21: Bedah

Tak ada pemendekan tungkai Benjolan di depan daerah inguinal dimana kaput femur dapat diraba dengan mudah Sendi panggul sulit digerakkan

Dislokasi Sentral Posisi panggul tampak normal, hanya sedikit lecet di bagian lateral Gerakan sendi panggul terbatas

Pemeriksaan penunjang (radiologis)Dislokasi posteriorCaput femur berada di luar dan di atas acetabulum Femur adduksi dan internal rotasi

Dislokasi anteriorCaput femur terlihat di depan acetabulum

Dislokasi sentralTerlihat pergeseran dan caput femur menembus panggul

PengobatanDislokasi posteriorDislokasi harus direposisi secepatnya dengan pembiusan umum dengan disertai relaksasi yang cukup.

Penderita dibaringkan di 1antai dan pembantu menahan panggul. Sendi panggul difleksikan 90° dan kemudian dilakukan tarikan pada pada secara vertikal

Sesudah reposisi dilakukan traksi kulit 3-4 minggu disertai exercise Weight bearing dilakukan minimal sesudah 12 minggu.

Dislokasi anteriorDilakukan reposisi seperti dislokasi posterior, kecuali pada saat fleksi dan tarikan pada dislokasi posterior dilakukan adduksi pada dislokasi anterior

Dislokasi sentralDilakukan reposisi dengan skietal traksi sehingga self reposisi pada fraktur acetabulum tanpa penonjolan kaput femur ke dalam panggul dilakukan terapi konservatif dengan traksi tulang 4-6 minggu

Komplikasi dislokasi panggulKomplikasi dini

Kelumpuhan N.ischiadikus Biasa terjadi pada dislokasi posterior karena internal rotasi yang hebat atau tekanan langsung

oleh fragmen fraktur acetabulum. Kerusakan pembuluh darah (A.Glutea superior) Biasanya terjadi pada dislokasi anterior Kerusakan kaput femur

Komplikasi lanjut Nekrosis avaskular Miositis ossifikans Rekurent dislokasi Osteoarthritis

Mortalitas (tidak ada)

Page 22: Bedah

Perawatan Pasca ReduksiPasien tirah baring dan diimobilisasi dengan skin traksi selama 2 minggu, kemudian mobilisasi non weight bearing selama 3 bulan atau tirah baring hingga nyeri sendi panggul menghilang, kemudian segera mobilisasi partial weight bearing.

Follow upPengawasan posisi ekstremitas bawah dalam posisi netral bila diimobilisasi dengan traksi kulit. Latihan isometrik segera dilakukan dan latihan isotonik setelah 2 minggu. Atau pemantauan hilangnya nyeri sendi panggul dan segera mobilisasi partial weight bearing.

Categories:Bedah OrthopediTag:dislokasi panggul, reduksi tertutup

EKSKOKLEASI EPULIS

24 Mei 2009bedahumum 1 komentar

a. Definisi Ekskokleasi Epulis

Ekskochleasi epulis ialah pengangkatan jaringan patologis dari gingiva, pencabutan gigi yang terlibat serta pengerokan sisa jaringan pada bekas akar gigi.b. Ruang lingkup

Epulis   granulomatosa   :  tumor jinak jaringan lunak  pada ginggiva  kemerahan, batas tidak jelas, mudah berdarah pada waktu dipalpasi oleh karena kaya pembuluh darah . Pada pemeriksaan histopatologi tampak gambaran proses inflamasi.

Epulis Telangiectatica (gingival pyogenic granuloma) :  Pembengkakan lunak pada ginggiva, yang karakteristik jaringan granulasi merah pucat. Mudah berdarah oleh karena dilatasi pembuluh darah kapiler. Mudah berdarah, pertumbuhan yang cepat, resorbsi tulang, rekurensi bila operasinya inkomplit menyebabkan secara klinis mirip suatu neoplasma. Gambaran histopatologis juga suatu proses inflamasi.Epulis gravidarum   (Granuloma telengiectaticum ingraviditate) :   Epulis telengiectatica yang terjadi pada kehamilan . Pada umumnya akan menghilang spontan setelah melahirkan dan beberapa juga rekurens bila hamil lagi gan pada tempat yang sama.Giant-cell  epulis (Epulis Gigantocellularis) :  tumor jinak jaringan lunak pada ginggiva, elastis, merah pucat, dengan dungkul putih pucat, berukuran antara 1- 3cm. Sering terjadi resorbsi tulang. Pada operasi yang tidak bersih sering rekuren.c. Indikasi operasi

Epulis kecuali epulis gravidarum

d.  Kontra indikasi Operasi

Ko. morbiditas berat

e.  Diagnosis Banding

Karsinoma gingiva

f.  Pemeriksaan Penunjang

FNA

Page 23: Bedah

Teknik OperasiMenjelang operasi:Penjelasan kepada penderita dan keluarganya mengenai tindakan operasi yang akan dijalani serta resiko komplikasi disertai dengan tandatangan persetujuan dan permohonan dari penderita untuk dilakukan operasi. (Informed consent).Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan operasi.

Penderita puasa minimal 6 jam sebelum operasi.

Antibiotika profilaksis, Cefazolin atau Clindamycin kombinasi dengan Garamycin, dosis menyesuaikan untuk profilaksis.

Tahapan operasi:Dilakukan dalam kamar operasi, penderita dalam narkose umum dengan intubasi nasotrakheal kontralateral dari lesi, atau kalau kesulitan bisa orotrakeal yang diletakkan pada sudut mulut serta fiksasinya kesisi kontralateral, sehingga lapangan operasi bisa bebas. Posisi penderita telentang  sedikit “head-up”(20-25 0 ), ekstensi (perubahan posisi kepala setelah didesinfeksi).Desinfensi intraoral dengan Hibicet setelah dipasang tampon steril di orofaring.

Desinfeksi lapangan operasi luar dengan Hibitane-alkohol 70%  1:1000.

Posisikan penderita tengadah dengan mengganjal  bantal  pundaknya.

Dengan menggunakan mouth spreader mulut dibuka sehingga lapangan operasi lebih jelas.  Insisi  dilakukan diluar tepi lesi pada jaringan yang sehat dengan menggunakan couter-coagulation, lakukan rawat perdarahan, lakukan pembersihan lebih lanjut dengan jalan mencabut gigi yang terlibat serta lakukan kerokan pada sisa sekitar tumor.Surat pengantar PA diberi keterangan klinis yang jelas.

Komplikasi operasi Perdarahan Infeksi Residif

MortalitasSangat rendahPerawatan PascabedahInfus Ringer Lactate dan Dextrose 5% dengan perbandingan 1 : 4 (sehari). Antibiotik profilaksis diteruskan 1 hari.

Setelah sadar betul bisa dicoba minum sedikit-sedikit, setelah 6jam tidak mual bisa diberi makan.

Pada penderita yang dipasang kasa verband tampon steril pada saat operasi  untuk menghentikan perdarahan pada bekas akar gigi , bisa dilepas setelah 1 jam dari  operasi atau ancaman perdarahan sudah berhenti.

Kumur-kumur/Oral hygiene penderita di teruskan terutama sebelum dan sesudah  minum/makan.

Penderita boleh pulang  sehari kemudian.

Follow-UpTiap minggu sampai luka operasi sembuhCategories:Bedah Kepala dan LeherTag:eksisi, ekskokleasi, Epulis

Page 24: Bedah

BYPASS ENTERO ENTEROSTOMI

13 Mei 2009bedahumum Tinggalkan Komentar

a. Definisi Bypass Entero Enterostomi

Suatu tindakan pembedahan yang dilakukan pada usus halus atau kolon dengan melakukan anastomosis pada usus halus  proximal dengan usus halus atau usus besar distal dari pada obstruksi.

b. Ruang lingkup

Adanya tumor di usus halus dan kolon  bersifat unresectable yang menyebabkan obstruksi. Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan beberapa disiplin ilmu yang terkait, antara lain : Patologi Anatomi, Radiologi.

c.  Indikasi operasi

-         Tumor pada usus halus dan kolon yang unresectable yang menimbulkan obstruksi.

d.  Kontra indikasi operasi

-         Umum

-         Khusus

e.  Diagnosis Banding

-         Tumor intra abdomen yang ekstraluminer

f.  Pemeriksaan Penunjang

-         Ba enema, Foto thorak, kolonoskopi-biopsi, USG abdomen

Tehnik OperasiTehnik  pintas entero-enterostomi dapat dilakukan  sebagai berikut.

-      Penderita dipersiapkan dengan narkosa umum

-      Desinfeksi dan tindakan asepsis dan antisepsis pada lapangan operasi

-      Lapangan operasi ditutup dengan linen/ doek steril

-      Insisi midline supra sampai infra umbilikal yang dapat diperluas sesuai temuan.  Insisi diperdalam lapis demi lapis linea alba dibuka secara tajam sampai mendapatkan peritoneum.

-      Peritoneum dibuka secara tajam dan dilakukan eksplorasi kelainan intra abdominal yang terjadi. Bila didapatkan tumor maka dilakukan staging intra operasi.

-      Dipilih segmen proksimal dan distal dari kelainan usus yang terjadi. Dipilih 2 loop usus yang akan dilakukan enterostomi. Usus dipegang dengan  Babcock dan klem usus untuk menghindari kontaminasi dan perdarahan.

-      Jahitan traksi dilakukan pada sisi antemesenterik diluar dari kedua ujung usus yang akan dianastomosis.

Page 25: Bedah

-      Dilakukan insisi dinding usus sepanjang batas antemesenterik pada masing-masing loop usus.

-      Dilakukan penjahitan anastomosis pada dinding posterior dan anterior  pada kedua loop ileum.

-      Kontrol patensi anastomosis dan kontrol perdarahan.

-      Tutup luka laparotomi lapis demi lapis.

Komplikasi operasi-    Perdarahan

-    Kebocoran anostomosis

-    Peritonitis

-    Sepsis

MortalitasTergantung dari keadaan penyakit yang mendasari (underlying disease) dan kondisi penderita.

Perawatan Pasca Bedah-       Pemasangan pipa lambung untuk beberapa hari

-       Transfusi post operatif, bila ada indikasi

-       Antibiotika yang tepat

-       Kontrol dari cairan dan elektrolit tubuh.

-       Mobilisasi dini

-       Bila saluran pencernaan telah berfungsi, segera diberikan diet cair dan secara bertahap menjadi diet padat

Follow-Up-    Diteruskan dengan terapi  terhadap penyaki dasarnya.

-    Perhatian nutrisi untuk penderita dengan sindroma ’short bowel’

Categories:Bedah DigestiTag:by pass entero, enterostomy, Tumor kolon, Tumor usus halus unresectable, unresectable

umpan RSS