Beberapa Jenis Trauma Ekstremitas Dengan Potensi Mengancam Nyawa

6
Beberapa jenis trauma ekstremitas dengan potensi mengancam nyawa, di antaranya: a. Kerusakan pelvis berat dan perdarahan. Fraktur pelvis (panggul) seringkali disertai perdarahan yang berat, oleh karena adanya gaya yang membuka rongga pelvis menyebabkan kerusakan kompleks ligament dan merobek fleksus vena di pelvis dan kadang merobek arteri iliaka interna. Mekanisme trauma pelvis sering terjadi pada tabrakan sepeda motor, pejalan kaki yang ditabrak kendaraan, benturan langsung pada pelvis atau jatuh dari ketinggian. Bila perdarahan pelvis banyak maa akan terjadi cepat penurunan tekanan darah ditandai dengan lemas, kehilangan kesadaran secara perlahan, kadang gelisah. Tanda yang penting adalah pembengkakan atau hematoma yang progesif daerah panggul skrotum dan perianal. Stabilitas tulang panggul si periksa dengan memanipulasi manual dari pelvis. Prosedur ini dilakukan satu kali dalam pemeriksaan fisik, karena pemeriksaan berulang dapat menyebabkan perdarahan bertambah. Petunjuk awal adanya ketidakstabilan pevis adalah ditemukannya perbedaan panjang tungkai atau rotasi kaki kearah luar. Selain itu juga mungkin ditemukan kelainan neurologis atau luka terbuka didaerah punggung, perineum, rectum. Foto rontgen akan menunjang pemeriksaan klinis. Pengelolaan awal yang dilakukan pada disrupsi pelvis yang berat adalah hentikan perdarahan dan resusitasi cairan. Penghentian perdarahan dilakukan dengan stabilisasi mekanik dari pelvic ring dengan external counter pressure (pneumatic anti shock garment=PSAG). Teknik sederhana dapat dikerjakan untuk stabilisasi pelvis antara l;ain traksi kulit longitudinal atau traksi skeletal. Prosedur ini dapat ditambah dengan memberi bantuan support dengan memasang kain pembungkus di sekitar pelvis

Transcript of Beberapa Jenis Trauma Ekstremitas Dengan Potensi Mengancam Nyawa

Page 1: Beberapa Jenis Trauma Ekstremitas Dengan Potensi Mengancam Nyawa

Beberapa jenis trauma ekstremitas dengan potensi mengancam nyawa, di antaranya:

a. Kerusakan pelvis berat dan perdarahan.

Fraktur pelvis (panggul) seringkali disertai perdarahan yang berat, oleh karena adanya gaya yang membuka rongga pelvis menyebabkan kerusakan kompleks ligament dan merobek fleksus vena di pelvis dan kadang merobek arteri iliaka interna. Mekanisme trauma pelvis sering terjadi pada tabrakan sepeda motor, pejalan kaki yang ditabrak kendaraan, benturan langsung pada pelvis atau jatuh dari ketinggian.

Bila perdarahan pelvis banyak maa akan terjadi cepat penurunan tekanan darah ditandai dengan lemas, kehilangan kesadaran secara perlahan, kadang gelisah. Tanda yang penting adalah pembengkakan atau hematoma yang progesif daerah panggul skrotum dan perianal. Stabilitas tulang panggul si periksa dengan memanipulasi manual dari pelvis. Prosedur ini dilakukan satu kali dalam pemeriksaan fisik, karena pemeriksaan berulang dapat menyebabkan perdarahan bertambah. Petunjuk awal adanya ketidakstabilan pevis adalah ditemukannya perbedaan panjang tungkai atau rotasi kaki kearah luar. Selain itu juga mungkin ditemukan kelainan neurologis atau luka terbuka didaerah punggung, perineum, rectum. Foto rontgen akan menunjang pemeriksaan klinis.

Pengelolaan awal yang dilakukan pada disrupsi pelvis yang berat adalah hentikan perdarahan dan resusitasi cairan. Penghentian perdarahan dilakukan dengan stabilisasi mekanik dari pelvic ring dengan external counter pressure (pneumatic anti shock garment=PSAG). Teknik sederhana dapat dikerjakan untuk stabilisasi pelvis antara l;ain traksi kulit longitudinal atau traksi skeletal. Prosedur ini dapat ditambah dengan memberi bantuan support dengan memasang kain pembungkus di sekitar pelvis (atau dapat digunakan striples). Cara-cara ini di awal dapat membantu mempertahankan stabilitas dan kemudian dilanjutkan dengan penanganan hemodinamik penderita.

b. Perdarahan pembuluh darah besar.

Luka tajam diekstremitas dapat menimbulkan trauma arteri (pembuluh darah). Trauma tumpul yang menyebabkan fraktur (patah) atau dislokasi sendi dekat arteri juga dapat merobek arteri. Cedera ini menimbulkan perdarahan besar pada luka terbuka atau perdarahan dalam jaringan lunak. Maka pada trauma ekstremitas harus secara rutin diperiksa adanya perdarahan luar, hilangnya pulsasi nadi yang sebelumnya masih teraba, perubahan kualitas nadi, dan perubahan pada pemeriksaan Doppler (ankle/brachial index). Ekstremitas yang dingin, pucat, dan pulsasi tidak ada menunjukkan gangguan aliran darah arteri.hematoma yang membesar dengan cepat menunjukkan adanya trauma vaskuler.

Page 2: Beberapa Jenis Trauma Ekstremitas Dengan Potensi Mengancam Nyawa

Jika dicurigai atau ditemukan trauma arteri besar maka dapat dilakukan tekanan langsung pada tempat perdarahan dan permberian cairan intravena. Penggunaan tourniquet pneumatic secara bijaksana mungkin akan menolong menyelamatkan nyawa penderita. Jika fraktur yang disertai dengan luka terbuka yang berdarah aktif, harus segera diluruskan dan dipasang bidai serta balut tekan di atas luka. Dislokasi sendi sebaiknya langsung dibidai, karena usaha untuk melakukan reposisi bisa sangat sulit. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan setelah penderita teresusitasi dengan baik.

c. Crush syndrome (rabdomiolisis traumatika)

Crush syndrome adalah keadaan klinis yang disebabkan pelepasan zat berbahaya sebagai hasil dari kerusakan otot, yang jika tidak ditangani akan menyebabkan kegagalan ginjal. Keadaan ini terjadi pada keadaan dimana terdapatnya kerusakan otot yang luas atau penekanan yang lama pada otot, sering terjadi pada paha dan betis. Hal ini terjadi akibat gangguan perfusi otot, iskemia, pelepasan mioglobin dan zat toksisk lainnya yang disebut dengan rabdomiolisis.

Mioglobin menimbulkan urine yang berwana gelap yang akan positif bila diperiksa untuk adanya hemoglobin. Pemeriksaan khusus untuk mioglobin sangat perlu untuk menunjang diagnosis. Rabdomiolisis dapat menimbilkan komplikasi yang berat seperti asidosis metabolic, hiperkalemia, hipokalsemia, hipovolemia dan DIC (disseminated Intravascular Coagulation).

Pemberian cairan intravena sangat penting untuk melindungi ginjal dari kegagalan fungsinya. Gagal ginjal dapat diakibatkan oleh mioglobin dapat dicegah dengan dieresis(obat yang merangsang penderita untuk kencing). Tujuannya adalah untuk meningkatkan isi aliran urines sehingga mengurangi pengendapan mioglobin diintratubulus ginjal. Pada kebanyakan penderita diusahakan terjadinya alkalinisasi urin dengan pemberian natrium bikarbonat untuk mengurangi pengendapan mioglobin diginjal.

Trauma mengancam ektremitas:

a. Patah tulang terbuka dan trauma sendiPatah tulang terbuka terdapat hubungan antara tulang denngan dunia luar. Otot dan kulit mengalami cidera dan beratnya kerusakan jaringan lunak akan brbanding lurus dengan energi yang menimpanya. Kerusaka ini disertai dengan kontaminasi bakteri menyebbakan patah tulang terbuka mengalami masalah infeksi.Pemeriksaan :

Page 3: Beberapa Jenis Trauma Ekstremitas Dengan Potensi Mengancam Nyawa

Berdasarkan riwayat traumaPemeriksaan fisik ekstremitas yang menemukan fraktur dengan luka terbuka, dengan atau tanpa kerusakan luas otot serta kontaminasi.Pengelolaan didasarkan atas riwayat lengkap kejadian dan pemeriksaan trauma.Jika terdapat patah tulang dan luka disegmen yang sama, maka dianggap sebagai patah terbuka.Jika terdapat luka terbuka disekitar sendi harus dianggap luka ini berhubungan ndengan atau masuk ke dalam sendi, cara membuktikan nya eksplorasi bedah dan pemebrsihan luka.Pengelolaan :Setelah diskripsi atau trauma jaringan lunak serta menentukan ada/tidaknya gangguan sirkulasi atau trauma saaraf maka segera dilakukan imobilisasi .Segera konsultasi bedah.Resustasi secara adekuat dan hemodinmuik sedapat mungkin stabil.Profilaksis tetanus segera diberikan antibiotik diberikan setelah konsultasi dengan dokter bedah.b. Trauma vaskuler, termasuk traumatik amputasitrauma vaskuler har8us dicurigai jika terdapat insufisiensi vaskuler yang menyertai trauma tumpul remuk (crushing), puntiran atau trauma tembus ekstremitas.Penilaian :Pada mulanya ekstremitas mungkin masih tampak ‘hidup’ (viable) karena sirkulasi kolateral yang mencukupi aliran secara retrograde. Trauma vaskuler parsial menyebabkan ekstremitas bagian distal dingin., pengisian kapiler lambat, pulsasi melemah, dan ankle/blachial index abnormal. Aliran yang terputus menyebabkan ekstremitas dingin, pusat dan nadi tak teraba.Pengelolaan :Ekstremitas yang avaskular secara kuat harus segera dapat dikenal dan ditangani. Pemasangan turniket harus lebih tinggi dari tekanan arteri, karena bila hanya lebih tinggi dari tekanan vena akan menambah perdarahan . resiko pemakaian turniket berbanding lurus dengan waktu. Lama, dokter harus sadar bahwa ini menggangu ekstremitas.Otot tidak mampu hidup tanpa aliran darah lebih dari 6 jam dan nekrosis segera terjadi. Saraf juga sangat sensitif terhadap keadaan tanpa oksigen.Operasi revaskularisasi segera dilakukan untuk mengembalikan aliran darah pada ekstremitas distal yang terganggu. Jika gangguan vaskularisasi disertai fraktur harus dikoreksi segera dengan meluruskan dan memasang bidai.Jika trauma arteri disertai dislokasi sendi, dokter yang terlatih boleh melakukan reduksi dengan hati-hati. Atau pasang bidai dan segera konsultasi beddah. Arteriografi tidak boleh memperlambat tindakan/ konsultasi bedah. CT angiografi dapat dipakai bila angiografi tidak tersedia.

Page 4: Beberapa Jenis Trauma Ekstremitas Dengan Potensi Mengancam Nyawa

Gangguan vaskuler bisa terjadipada ekstremitas setelah dipasangbidai atau gips dengan tanda-tanda hilangnya atau melemahnya pulsasi. Bidai, gips dan balutan yang menjerat harus dilepaskan dan vaskularisasi dievaluasi.Amputasi merupakankejadian yang traumatik bagi pasien secara fisik maupun emosional. Traumatik amputasi merupakan bentuk terberat dari fraktur terbuka yang menimbulkan kehilangan ekstremitas dan memerlukan konsultasi dan intervensi bedah.Patah tulang terbuka dengan iskemia berkepanjangan, trauma saraf dan kerusakan otot mungkin memerlukan amputasi. Amputasi pada trauma ekstremitas dapat menyelamatkan nyawa pasien , yang mengalami gangguan hemodinamik dan sulit dilakukan resustasi.Walaupun kemungkinan reimplatasi adam, harus dipertimbangkan cedera-cedera lain yang ada. pasien dengan multi trauma yang memerlukan resustasi intesif dan operasi gawat darurat bukan kandidat untuk reimplamtansi.Reimplantasi biasanya dikerjakan untuk trauma tunggal ekstremitas distal, dibawah lutut atau siku , bersih dan akibat traumatajam. Prosedur dilakukan oleh tim bedah yang terlatih dalam menentukan dan menangani prosedur reimplantasi.Anggota yang teramputasi di cuci dengan larutan isotonic dan dibungkus dengan kasa steril dan dibasahi larutan penisilin(100.000) unit dalam50ml ringan laktat). Setelah dibungkus dalam kasa steril yang lembab diletakkan dalam kantung plastik. Kantong plastik ini dimasukkan dalam termos berisi pecahan es, lalu dik