Be Griff

15
PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA JERMAN Tri Prasetyawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN JURUSAN BAHASA ASING

description

sodgpj

Transcript of Be Griff

PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA JERMANTri Prasetyawati

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

JURUSAN BAHASA ASING

FAKULTAS BAHASA DAN SENIUNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

30 NOVEMBER 2008

Pengantar

Pengajaran menulis masih belum berhasil menjadikan pembelajarnya terampil dan senang terhadap kegiatan ini. Kemampuan pembelajar masih kurang bahkan kadang menjadi keluhan.

Kurang berkembangnya kemampuan ini kadang menjadi keluhan berbagai pihak, khususnya pengajar yang ingin melihat keberhasilan pembelajar.

Tulisan ini akan mencoba mengupas keterampilan menulis secara sederhana, yang diawali dengan pengertiannya secara umum, menelaah mengapa menulis sulit dan kemungkinan teknik penyajiannya dalam proses belajar mengajar.

Pembahasan

Pengajaran Menulis

Pengajaran menulis yang dilaksanakan sekarang ini tampaknya lebih dititikberatkan kepada hasil daripada proses. Hal ini ditandai dengan kenyataan dimana hasil menulis berupa karangan yang ditulis oleh pembelajar dianalisis dan diberi nilai oleh guru. Penilaian didasarkan kepada tulisan itu sendiri sementara bagaimana pembelajar menulis dalam kenyataan yang sesungguhnya atau bagaimana pembelajar menjalani proses menulis tidak menjadi bahagian perhatian guru.

Pengajaran yang berorientasi pada hasil cenderung melakukan aktivitas menulis pada saat akan ada penilaian. Sebelum aktivitas menulis itu dilakukan, pembelajar terlebih dahulu menerima pelajaran tentang komponen-komponen menulis, seperti struktur atau tata bahasa, penalaran, dan tata teknis menulis lainnya. Oleh karena itu guru tidak memiliki kesempatan untuk mengamati dan memerikan bagaimana tingkah laku pembelajar ketika menulis. Akibatnya mereka tidak mengetahui dan memahami kesulitan-kesulitan yang dialami oleh pembelajar dalam menulis.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan menulis, ditemukan tingkah laku pembelajar yang dapat diartikan sebagai kebingungan, seperti misalnya menggigit pensil, menggoyang-goyangkan kaki, gelisah, atau marah. Diantara mereka ada pula yang bertanya tentang berapa banyak yang harus ditulis. Ada pula yang melihat kamus sepintas lalu, menlis kalimat, membacanya berulang-ulang, mencoret suatu kata dan menggantinya dengan kata lain yang kemudian dinyatakan salah pula.

Selain mencatat tingkah laku pembelajar yang aneh-aneh tersebut, dapat juga dibaca hasil tulisan mereka. Ada beberapa hal yang dapat diperoleh dari pembacaan itu, diantaranya isi tulisan pembelajar kering dan datar, proses tulisannya bersifat mekanis dan penuh dengan perampatan (generalisasi) yang kurang terdukung, konsep atau pengetahuan yang tertera pada tulisan bersifat verbal dan berbagai kekurangan lainnya.Pada saat ditanya kesulitan mereka pada saat menulis, terungkap berbagai jawaban, seperti : saya tidak tahu apa yang mau ditulis, saya takut pada tata bahasa, saya tidak tahu kata-kata yang benar, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pengajaran menulis berdasarkan hasil tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran itu sendiri, yaitu membuat pembelajar terampil menulis. Sebagai reaksi atas pengajaran semacam ini muncul pengajaran menulis berdasarkan proses. Selain lebih sesuai dengan tuntutan pembelajaran menulis, pengajaran ini juga memberikan pengalaman menulis secara langsung bagi pembelajar. Pengajaran Menulis berdasarkan proses

Pengajaran menulis berdasarkan proses pada hakekatnya merupakan suatu upaya mengembangkan potensi pembelajar sendiri. Koch & Brazil (1975 p.x) mengatakan bahwa pembelajar pada dasarnya memiliki potensi untuk menulis seperti potensi kemampuan bahasa, gagasan dan pengalaman. Potensi ini merupakan sumber menulis yang baik yang dapat mengetuk mereka untuk menulis. Selain itu penulis ini juga berpendapat bahwa para pembelajar memiliki pendapat, wawasan dan pengalaman tentang bagaimana menulis.

Apabila pengajaran menulis berdasarkan proses ini diamati secara cermat, ada beberapa kelebihan yang terkandung di dalamnya. Salah satu yang terpenting adalag pengajaran ini tidak bersifat linear, atau dengan kata lain tidak dikembangkan engan bahan ajar tertentu saja.

Kompleksitas pengajaran menulis ditandai dengan keterlibatan sejumlah unsur tertentu, yaitu latihan mengembangkan tugas berpikir, latihan mengembangkan konteks sosial dan latihan mengembangkan kemampuan berbahasa. Myres (1983) membuat pemetaan teori pengajaran menulis yang mencakup ketiga hal di atas sebagai berikut:(a) processing , yakni dengan memfokuskan kepada urutan langkah atau tingkatan dalam pikiran pembelajar. Hal yang diperlukan di sini antara lain kecepatan, batas

penyimpanan dan prinsip penataan pikiran(b) distancing, yakni dengan memfokuskan hubungan antara penulis dengan subyek,

dan antara penulis dengan pembaca. Hal yang perlu dikembangkan dalam hal ini ada lah konteks sosial menulis sebagai sebuah tindakan komunikasi dengan memberikan

perhatian kepada tingkat perkembangan kepekaan sosial pembelajar, dan memperkenalkan aturan-aturan sosial dan peran-peran partisipan dalam tindak komunikasi.

(c) modeling, yakni dengan memfokuskan kepada peniruan-peniruan teks-teks tertulis. Hal yang diberi perhatian di sini adalah pola-pola bahasa, baik sebagai urutan stimulus respon maupun sebagai pola teks dan pembuatan kalimat.

Teori yang dikemukan di atas dianggap relevan sebagai bahan ajar menulis, karena mencakup tiga hal penting dalam menulis, yaitu proses mental, konteks sosial dan pola-pola kebahasaan. Ketiga hal di atas bukan dijadikan sebagai isi pelajaran tetapi sebagai kegiatan pembelajaran dan penekanannua bergantung kepada hal yang paling dibutuhkan pembelajar. Dengan demikian pengajaran berdasarkan proses ini tidak bertujuan untuk menghafal aturan-aturan tetapi lebih merupakan proses latihan. Termasuk diantaranya adalah latihan memikirkan suatu topik, latihan menulis topik dalam suatu konteks, dan latihan pengalimatannya. Pada pengajaran berdasarkan proses ini kalimat dilihat bukan sebagai struktur tetapi sebagai salah satu piranti yang membangun wacana berdasarkan jalinan kalimat-kalimat yang bertautan dan saling mendukung terhadap keutuhan gagasan.Fungsi pengajaran menulis menurut Hairston (1986) terhadap pembelajaran menulis yaitu

1. menjelaskan dan mengapresiasi tulisan yang baik

2. mengerti proses menulis

3. belajar bagaimana memulai menulis

4. belajar bagaimana menata tulisan

5. belajar bagaimana membuat tulisan utuh.

Sedangkan menurut Ahmadi (1990) tugas pengajaran menulis adalah : (1) membuat suatu transisi dari ucapan lisan ke teks ,dari maksud pembicara dan penulis ke makna eksplisit atau makna literal (harfiah) , (2) memperkuat perkembangan berpikir logis anak.

Bentuk-bentuk latihan pengajaran menulis

Penggunaan pengajaran menulis berdasarkan proses lebih menitikberatkan pada proses menulis yang dialami oleh siswa. Oleh karenanya berdampak pada tahap latihan dan bentuk latihan yang diberikan pada siswa guna mencapai keterampilan menulis yang diharapkan. Piepho (1979) mengemas latihan menjadi empat tahap, yaitu:

1. bungen, die Kommunikation vorbereiten

- Assoziogramme und cluster

- Wortschatzerweiterungen

- Konnektorenbungen

- Referenzen

2. bungen, die Kommunikation aufbauen

- Satzkonstruktionsbungen

- Sentence-combining

- Textsalat

- Substitutionstabellen

- Satzerweiterungen

- Mehrsatzbungen

-Paralleltextbungen

- Perspektivenwechsel

3. bungen, die Kommunikation strukturieren

- Schreiben anhand von Vorgaben

- Schreibtauftrge

- Bildgeschichten/Illustrationen/Redemittelangebote

4. bungen, die Kommunikation simulieren

- Stichwortskizzen fr ein Interview, einen Vortrag usw

- Ausarbeitungen fur ein Rollenspiel, Szenen, Simulationen

- Kurznotizen anfertigen

- formelle und informelle BriefeTahap-tahap latihan dan bentuk latihan ini diharapkan dapat memberi kesempatan pada pembelajar untuk ikut dalam proses menulis, hingga tercapai kompetensi yang diharapkan.

Kesimpulan

Pengajaran menulis merupakan sebuah pengajaran yang bersifat kompleks dan pengajaran menulis sendiri memiliki prinsip yang berorientasi pada pembelajaran itu sendiri. Adapun prinsip itu adalah melatih pembelajar melihat bahwa kegiatan menulis merupakan akumulasi berbagai teori yang berkaitan dan kegiatan yang paling sesuai adalah pelatihan langsung yang bertujuan untuk mengembangkan berbagai kemampuan menulis.

Selain itu tiga hal penting yang perlu ditanamkan pengajaran menulis kepada pembelajar,

1. sebagai penulis mereka perlu memahami lebih mendalam siapa yang menjadi pembaca atau mitra komunikasinya. Sesuai dengan tuntutan komunikasi mereka harus berusaha menjadikan calon pembacanya sejajar dengan dirinya.

2. maksud/tujuan menulis itu sendiri tidak semata-mata menjadi pengetahuan pembelajar saja, karena hal yang mereka tulis itu bisa saja sudah menjadi bagian pengetahuan pembaca. Oleh karena itu bila pembelajar hendak menulis tentang sesuatu mereka harus mempertimbangkan dulu makna apa yang hendak disampaikan. Untuk itu mereka perlu menyadari bahwa maksud yang hendak disampaikannya kepada orang lain harus bermakna bagi dirinya dan bersifat informatif bagi penerima

3. sebagai penulis mereka dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam menata tulisan, memilih kata dan menyusun kalimat, serta mengorganisasikannya kepada bentuk yang sesuai dengan makna yang hendak dikomunikasikan itu.Daftar PustakaAhmadi, Muchsin. 1990. Dasar-dasar Komposisi bahasa Indonesia. Malang: Yayasan Asih Asuh

Hairston, Maxine. 1986. Contemporary Composition. Boston: Houghton Mifflin Co.

Koch, Carl & Brazil, James M. 1978. Strategis for teaching the composition process. Illinois: National Council of Teachers of Englisch.McMahan, Elizabeth & Day,Susan. 1984. The Writers rhetoric and Handbook. New York: Mc Grew Hill Book Company.

Myres, Miles & Gray, James (ed.). 1983. Theory and practice in the teaching of

composition: Processing, distancing and modeling. Illinois: National Council of

Teachers of EnglishPiepho, Hans Eberhard. 1979. Systematische Lehrwerkanalyse als Grundlage einer lernergerechten Unterrichtsplannung. Mnchen: LangenscheidtFremdsprachliches Schreiben ist ein Skill, der in der kommunikativen Realit produktorientiert, addresaten- und zielsituationsbezogen ist.

einem Ansatz nicht das Produkt, sondern der Vorgang des Schreibens und der Tahapan dalam proses menulis menurut Koch dan Brazil (1978) dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

(a) tahap sebelum menulis

(b) tahap menulis

(c) tahap sesudah menulis. Sedangkan tugas berpikir dalam menulis diperlukan untuk memecahkan berbagai masalah menurut McMahan dan Day (1984) seperti :

(a) apa yang akan kita tulis

(b) untuk siapa kita menulis

(c) mengapa kita menulisFremdsprachliches Schreiben ist ein Skill, der in der kommunikativen Realit produktorientiert, addresaten- und zielsituationsbezogen ist.

einem Ansatz nicht das Produkt, sondern der Vorgang des Schreibens und der schreibende Schlers. Das hat Konsequenzen fr das bungsgeschehen.

bungsformen - bungstypen

Piepho, 1979 hat ein Einteilung der bungen in vier Gruppen vorgeschlagen:

1. bungen, die Kommunikation vorbereiten

- Assoziogramme und cluster

- Wortschatzerweiterungen

- Konnektorenbungen

- Referenzen

2. bungen, die Kommunikation aufbauen

- Satzkonstruktionsbungen

- Sentence-combining

- Textsalat

- Substitutionstabellen

- Satzerweiterungen

- Mehrsatzbungen

-Paralleltextbungen

- Perspektivenwechsel

3. bungen, die Kommunikation strukturieren

- Schreiben anhand von Vorgaben

- Schreibtauftrge

- Bildgeschichten/Illustrationen/Redemittelangebote

4. bungen, die Kommunikation simulieren

- Stichwortskizzen fr ein Interview, einen Vortrag usw

- Ausarbeitungen fur ein Rollenspiel, Szenen, Simulationen

- Kurznotizen anfertigen

- formelle und informelle BriefeContoh: Mein Alltaga. Vorbereitende bungen

Assoziogramm : siswa menuliskan kegiatan mereka

b. Aufbaubung

Guru menyiapkan materi berupa lembar kertas, yang bertuliskan kalimat lengkap.

Kalimat tersebut memuat keterangan waktu, nama hari dan kata ganti orang.

Der Alltag meines Bruders/meiner Schwester. Unser/Euer Alltag. Mein Bruder ist Schler. Meine Schwester ist Schlerin. Wir sind Schler. Ihr seid Schler.Kalimat tersebut disusun hingga menjadi wacana yang utuh.

c. StrukturieZum Schreiben veranlassen kann grundstzlich etwa das Bedrfnis nach Kontaktaufnahme und Informations-, Erfahrungs-, Ideenbermittlung und austausch.

Konzept, das es ermglicht, den Schler in vielfltige Schreibsituationen zu versetzen, und zwar durch folgende Aufgabentypen:

die textverarbeitende Aufgabe

die informationsverarbeitende Aufgabe

die ideenentwickelnde Aufgabe

die kreative Aufgabe

Der Autor verfolgt die Frage, in welchem Mae die derzeit praktizierten Schreibbungen im Deutschunterricht an Schule auf sptere Schreibanforderungen auerhalb des Ausbildungsbereiche vorbereitet. -> die am hufigsten gebte Schreibform, die Textanalyse, bercksichtigt nur unzureichend die funktionale Vielfalt der zu erwartendenKesimpulanTiga hal penting yang perlu ditanamkan pengajaran menulis kepada pembelajar,

1. sebagai penulis mereka perlu memahami lebih mendalam siapa yang menjadi pembaca atau mitra komunikasinya. Sesuai dengan tuntutan komunikasi mereka harus berusaha menjadikan calon pembacanya sejajar dengan dirinya.

2. maksud/tujuan menulis itu sendiri tidak semata-mata menjadi pengetahuan pembelajar saja, karena hal yang mereka tulis itu bisa saja sudah menjadi bagian pengetahuan pembaca. Oleh karena itu bila pembelajar hendak menulis tentang sesuatu mereka harus mempertimbangkan dulu makna apa yang hendak disampaikan. Untuk itu mereka perlu menyadari bahwa maksud yang hendak disampaikannya kepada orang lain harus bermakna bagi dirinya dan bersifat informatif bagi penerima3. sebagai penulis mereka dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam menata tulisan, memilih kata dan menyusun kalimat, serta mengorganisasikannya kepada bentuk yang sesuai dengan makna yang hendak dikomunikasikan itu.Fremdsprachliches Schreiben ist ein Skill, der in der kommunikativen Realit produktorientiert, addresaten- und zielsituationsbezogen ist.einem Ansatz nicht das Produkt, sondern der Vorgang des Schreibens und der schreibende Schlers. Das hat Konsequenzen fr das bungsgeschehen.bungsformen - bungstypen

Piepho, 1979 hat ein Einteilung der bungen in vier Gruppen vorgeschlagen:

1. bungen, die Kommunikation vorbereiten

- Assoziogramme und cluster

- Wortschatzerweiterungen

- Konnektorenbungen

- Referenzen

2. bungen, die Kommunikation aufbauen

- Satzkonstruktionsbungen

- Sentence-combining

- Textsalat

- Substitutionstabellen

- Satzerweiterungen

- Mehrsatzbungen

-Paralleltextbungen

- Perspektivenwechsel

3. bungen, die Kommunikation strukturieren

- Schreiben anhand von Vorgaben

- Schreibtauftrge

- Bildgeschichten/Illustrationen/Redemittelangebote

4. bungen, die Kommunikation simulieren

- Stichwortskizzen fr ein Interview, einen Vortrag usw

- Ausarbeitungen fur ein Rollenspiel, Szenen, Simulationen

- Kurznotizen anfertigen

- formelle und informelle Briefe(1) Dazu zhlen wir:

- Alle bungen, die mit der Ausbildung in der Fremdsprache zu tun haben: bungen zum Wortschatz, zur Grammatik

- Schreiben nur die Hlfte schriftlicher Kommunikation darstellt, ist die

Ausbildung im Lesen eine notwendige Ergnzung- eine direkte Vorbereitung fr Kommunikation leistet das Sammeln eines Grundwortschatzes zu einem Thema

- die Vermittlung von Redemittel fr bestimmte Sprechabsichten (2) Zum Schreiben veranlassen kann grundstzlich etwa das Bedrfnis nach Kontaktaufnahme und Informations-, Erfahrungs-, Ideenbermittlung und austausch.

Konzept, das es ermglicht, den Schler in vielfltige Schreibsituationen zu versetzen, und zwar durch folgende Aufgabentypen:

die textverarbeitende Aufgabe

die informationsverarbeitende Aufgabe die ideenentwickelnde Aufgabe

die kreative Aufgabe

Der Autor verfolgt die Frage, in welchem Mae die derzeit praktizierten Schreibbungen im Deutschunterricht an Schule auf sptere Schreibanforderungen auerhalb des Ausbildungsbereiche vorbereitet. -> die am hufigsten gebte Schreibform, die Textanalyse, bercksichtigt nur unzureichend die funktionale Vielfalt der zu erwartenden Schreibsituationen die besser durch die Vermittlung anderer Grundschreibtformen( Textverarbeitung, Informationsverarbeitung, Ideenentwicklung, Kreativitsentwicklung)Tahapan dalam proses menulis menurut Koch dan Brazil (1978) dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

(a) tahap sebelum menulis

(b) tahap menulis

(c) tahap sesudah menulis.

Sedangkan tugas berpikir dalam menulis diperlukan untuk memecahkan berbagai masalah menurut McMahan dan Day (1984) seperti :

(a) apa yang akan kita tulis

(b) untuk siapa kita menulis

(c) mengapa kita menulis