BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu...

20
TUGAS 2 KELAS MAGISTER MANAGEMENT Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA PENERAPAN ETIKA BISNIS (NILAI ETIKA) di PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk DISUSUN OLEH : BONITA (55116120105) SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MERCUBUANA- JAKARTA TAHUN 2017

Transcript of BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu...

Page 1: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

TUGAS 2 – KELAS MAGISTER MANAGEMENT

Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

PENERAPAN ETIKA BISNIS (NILAI ETIKA)

di PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk

DISUSUN OLEH :

BONITA (55116120105)

SEKOLAH PASCASARJANA

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCUBUANA- JAKARTA

TAHUN 2017

Page 2: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................................ 1

I. Introduction .................................................................................................... 1

II. Literature Review ......................................................................................... 2

2.1. Penjelasan Etika Bisnis ............................................................................... 4

2.2. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 9

III. Methods ...................................................................................................... 9

IV. Result & Discussion ....................................................................................... 9

4.1. Permasalahan ........................................................................................ 10

4.2. Pembahasan Masalah ............................................................................. 11

4.3. Etika Bisnis dalam PT. Indofood Sukses Makmur Tbk ............................ 14

V. Conclusion & Recomendation .......................................................................... 16

5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 16

5.2. Saran ........................................................................................................ 16

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 17

Page 3: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

1

ABSTRAK Etika Bisnis merupakan sesuatu yang harus diperhatikan oleh perusahaan,

karena berkaitan dengan kepuasan konsumen maupun perlindungan konsumen. Etika merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan yang baik dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya. Nilai-nilai dan moral pribadi perorangan dan konteks sosial menentukan apakah suatu perilaku tertentu dianggap sebagai perilaku yang etis atau tidak etis. Dengan memegang teguh etika atau moral bisnis yang ada bisnis kita akan berjalan dengan baik, karena dengan memiliki etika kita dapat bersaing dengan perusahaan lain tanpa menyakiti pihak manapun.

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana etika bisnis pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Karena, dalam berbisnis perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

I. Introduction

Dunia bisnis yang tumbuh dengan pesat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangakan persaingan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Perusahaan yang ingin berkembang dan ingin mendapatkan keunggulan bersaing harus dapat menyedikan produk atau jasa yang berkualitas, harga yang murah dibandingkan pesaing, waktu penyerahan lebih cepat, dan pelayanan yang lebih baik dibandingkan pesaingnya (Margaretha, 2004).

Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie

diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk dari perusahaan milik Sudono Salim ini mulai dibuat pertama kali pada tanggal 9 September 1970 dan dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972, dahulu diproduksi oleh PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd., dan pertama kali hadir dengan rasaAyam dan Udang. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa, hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional . Di Indonesia sendiri, sebutan "Indomie" sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.

Page 4: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

2

Namun pemasaran Indomie ke luar negeri bukannya tanpa masalah, di Taiwan sempat terjadi masalah ketika produk Indomie ditarik dari pasaran, berikut ini penjelasannya “Pihak berwenang Taiwan pada tanggal 7 Oktober 2010 mengumumkan bahwa Indomie yang dijual di negeri mereka mengandung dua bahan pengawet yang terlarang, yaitu natrium benzoat dan metil p-hidroksibenzoat. Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik. Sehingga dilakukan penarikan semua produk mi instan "Indomie" dari pasaran Taiwan. Selain di Taiwan, dua jaringan supermarket terkemuka di Hong Kong untuk sementara waktu juga tidak menjual mi instan Indomie. Menurut Harian Hong Kong, The Standard, dalam pemberitaan Senin, 11 Oktober 2010, harian itu mengungkapkan bahwa dua supermarket terkemuka di Hong Kong, Park n' Shop dan Wellcome, menarik semua produk Indomie dari rak-rak mereka. Selain itu, Pusat Keselamatan Makanan di Hong Kong tengah melakukan pengujian atas Indomie dan akan menindaklanjutinya dengan pihak importir dan dealer.”

Etika bisnis di butuhkan karena untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai yang tinggi,diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.

Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

Tujuan Adapun tujuan penulisan untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Etika

Bisnis dalam membuat jurnal atau tulisan tentang Etika Bisnis. Maksud dari penulisan ini adalah : 1. Untuk mengetahui etika bisnis pada PT Indofood. 2. Untuk mengetahui pelanggaran, faktor penyebab dan cara antisipasi apabila PT

Indofood tidak menggunakan etika bisnis.

II. Literature Review

Etika menjadi persoalan yang penting dalam aktifitas bisnis saat ini, bahkan etika menjadi pusat sorotan bisnis kontemporer (Caza, Barker, dan Cameron, 2004). Menurut Crane dan Matten, etika bisnis saat ini menjadi topik bisnis yang sangat penting untuk diperdebatan dan menimbulkan dilema di sekitarnya. Etika bisnis cenderung untuk menarik sejumlah besar perhatian dari berbagai pihak (dalam Indounas, 2008). Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang

Page 5: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

3

benar dan salah, yang berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasques, 2005). Dalam dunia bisnis etika memiliki peranan yang sangat penting ketika keuntungan bukan lagi menjadi satu-satunya tujuan organisasi. Menurut Kerin et al, etika adalah prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang mengatur tindakan dan keputusan dari seorang individu atau kelompok (dalam Story & Hess, 2010). Hal tersebut membuktikan bahwa pebisnis selaku individu yang berperan penting dalam berbisnis tidak terlepas dari prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang dianut. Perilaku yang tidak etis seperti penyalahgunaan penentuan harga terhadap suatu produk atau jasa yang di tawarkan, tidak adanya kesejahteraan dalam organisasi, perlakuan tidak adil terhadap karyawan, tidak etis saat menajalin kerjasama dengan sesama rekan bisnis, tidak adanya tanggung jawab sosial dan lingkungan, serta berbagai pelanggaraan etika lainnya.

Hal ini dapat menjadi sesuatu yang serius mengingat perilaku yang tidak etis dapat menjurus kearah tindakan kriminal serta perilaku lain yang merugikan perusahaan, baik finansial maupun nonfinansial. Banyak sebab yang menjadikan perilaku yang tidak etis yang muncul. Ini bukan hanya terkait pada individu saja, tetapi juga menyangkut keseluruhan proses dalam organisasi. Manajemen merupakan pendorong organisasi agar mempunyai etika bisnis yang sesuai dengan organisasi, sehingga tindakan kurang etis dapat di cegah.

Menurut Carson dan Ghorpade, komunitas bisnis mengakui adanya pengaruh dari sifat lingkungan kerja (dalam Waples, Antes, Murphy, Connelly, & Mumford, 2009). Pendapat tersebut di dukung dengan pendapat LeClair dan Ferrell, dimana perkembangan zaman sekarang ini secara drastis mempengaruhi perilaku etis ditambah dengan perkembangan teknologi telah membuat perubahan yang serba cepat dan high impact terhadap keputusan yang menjadi bagian dari pekerjaan sehari-hari. (dalam Waples, Antes, Murphy, Connelly, & Mumford, 2009). Pergeseran ini memiliki makna yang penting untuk dibawa kedepan harinya untuk pendidikan etika terhadap dunia pendidikan dan para pelaku professional dalam bisnis.

Dengan adanya fenomena-fenomena yang terjadi, ini membuktikan bahwa bisnis yang dijalankan bertentangan dengan etika bisnis. Etika bisnis memiliki lima prinsip-prinsip yaitu prinsip otonomi, keadilan, kejujuran, saling menguntungkan dan integritas moral (Keraf dalam Sutrisna, 2010). Keraf mengemukakan bahwa prinsip otonomi merupakan kemampuan seseorang bertindak berdasarkan kesadaran dirinya sendiri tanpa adanya pengaruh dari pihak lain. Sedangkan prinsip kejujuran adalah sifat terbuka dan memenuhi syarat-syarat dalam sebuah perjanjian kontrak bisnis. Prinsip keadilan menurut Keraf, menuntut seseorang untuk bersikap sama secara objektif, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan. Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Keraf di perkuat dengan pendapat menurut Gundlach dan Murphy, bahwa dasar-dasar etika terdiri dari: kesetaraan (saling menguntungan), promise principle (tugas untuk menjaga janji/komitmen), dan moralitas terhadap tugas dan tanggung jawab (mengikuti aturan

Page 6: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

4

yang berlaku dan tidak secara sadar melakukan tindakan yang merugikan satu sama lain) (dalam Piercy & Lane, 2007).

Dari kelima prinsip bisnis menurut Keraf tersebut, Adam Smith mengatakan bahwa prinsip yang paling keadilan merupakan prinsip yang paling pokok (dalam Sinuor, 2009). Prinsip keadilan menjadi jiwa bagi aturan bisnis dan semua praktek bisnis yang melanggar prinsip harus dilarang. Praktek bisnis yang melanggar prinsip keadilan antara lain monopoli, kolusi, nepotisme, manipulasim hak istimewa, perlindungan politik, dan lain-lain. Monopoli sendiri memiliki batasan seperti halnya yang terjadi pada PT Aqua Golden Mississippi yang ditulis dalamAntara News, bahwa pangsa pasar PT Aqua Golden Mississippi melebihi 50% di Indonesia yang membuat perusahaan ini terancam karena memonopoli pasar Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) (Ariwibowo, 2011). Selain Aqua, hal ini juga terjadi pada peluang elektronik illegal asal China dan Singapura yang menguasai 40% pasar elektronik di Indonesia yang tertulis pada Indo pos (dalam Sutrisna, 2010).

Hal ini membuktikan bahwa etika bisnis merupakan unsur penting supaya siklus hidup suatu bisnis dapat bertahan lama, atau bahwa etika merupakan prasyarat tumbuhnya sikap-sikap moral, khususnya sikap saling percaya, jujur, adil, dan tanggung jawab. Zaman berubah menuntut individu dan perusahaan berubah pula. Tataan nilai terhadap etika pun ikut mengalami perubahan. Memang benar tidak semua etika yang lama menghilang, namun banyak bermunculan tata nilai etika baru yang dianggap lebih sesuai dengan masa kini.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan merupakan produsen produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka, dengan kegiatan usaha utama antara lain mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus serta minuman. Selain itu, PT Maju Jaya memberikan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan serta supplier (distributor dan pabrik) maupun karyawan dalam kinerjannya selama ini. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk berkomitmen mengutamakan keprofesionalan sebagai salah satu kunci utama dalam kelangsungan bisnisnya.

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka penelitian ini difokuskan kepada PENERAPAN ETIKA BISNIS (NILAI ETIKA) di PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk. Sehingga penulis mengambil judul “Analisis Penerapan Etika Bisnis Pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk”. Maka

perumusan masalah dan tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penerapan etika bisnis apa yang diterapkan di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

1. Penjelasan Etika Bisnis

Etika berasal dari kata Yunani ethos yang menurut Keraf (1998) adalah adat istiadat atau kebiasaan. Perpanjangan dari adat istiadat membangun suatu aturan kuat

Page 7: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

5

di masyarakat, yaitu bagaimana setiap tindak dan tanduk mengikuti aturan-aturan, dan aturan-aturan tersebut ternyata telah membentuk moral masyarakat dalam menghargai adat istiadat yang berlaku. Pengertian moral menurut Velasquez (2005) bahwa moral memang mampu mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan. Sehingga etika dan moralitas berbeda, etika perlu dipahami sebagai sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.

Terdapat banyak versi dari definisi etika bisnis dari berbagai pihak, dan berikut adalah beberapa definisi etika bisnis:

Menurut Laura Nash (1990), etika bisnis sebagai studi mengenai bagaimana norma moral personal diaplikasikan dalam aktivitas dan tujuan perusahaan (dalam Sutrisna, 2010).

Etika bisnis adalah istilah yang biasanya berkaitan dengan perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh manajer atau pemilik suatu organisasi (Griffin & Ebert, 2007).

Menurut Velasques (2005), etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.

Menurut Irham Fahmi (2013), etika bisnis adalah aturan-aturan yang menegaskan suatu bisnis boleh bertindak dan tidak boleh bertindak, dimana aturan-aturan tersebut dapat bersumber dari aturan tertulis maupun aturan yang tidak tertulis. Dan jika suatu bisnis melanggar aturan-aturan tersebut maka sangsi akan diterima. Dimana sangsi tersebut dapat berbentuk langsung maupun tidak langsung.

Etika teleologi menilai suatu tindakan itu baik atau buruk dari sudut tujuan, hasil

sasaran, atau keadaan optimum yang dapat dicapai (Sutrisna, 2010). Suatu tindakan dinilai baik, kalau bertujuan mencapai sesuatu yang baik, atau kalau akibat yang ditimbulkan baik dan berguna (Fahmi, 2013). Dari teori ini berkembangnya teori lain, yaitu: egoism dan utilitiarianisme.

Hedonisme berlaku kaidah, bertindaklah sedemikian rupa sehingga mencapai kenikmatan yang paling besar bagimu atau hindari semua ketidaknikmatan (Sutrisna, 2010). Menurut Sutrisna (2010), etika hedonisme memiliki dorongan untuk mencari kenikmatan, kegembiraan, atau kesenangan dan sebaliknya menauhi serta mencegah rasa sakit atau ketidaksenagan dalam hidup manusia adalah sesuatu yang manusiawi.

Menurut Sutrisna (2010), prinsip pokok yang harus dikedepankan dalam berbuat adalah asas manfaat/keuntungan. Sumber kesenangan diukur menurut intensitas dan lamanya perasaan tersebut, akibatnya, dan lain-lain. Perilaku dan perbuatan manusia dikatakan baik jika mendatangkan keuntungan dan kegunaan (Fahmi, 2013). Menurut Bertens (2013), utilitarianisme adalah perbuatan yang

Page 8: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

6

dikatakan baik jika membawa manfaat, tapi manfaat tersebut harus menyangkut bukan saja satu atau dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.

Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relative (Fahmi, 2013). Menurut Faisal Badroen masalah lain yang timbul dalam praktiknya adalah self-centered (egois), fokus pada diri manusia individu mengabaikan interaksi dengan pihak luar sistem dan pembuat keputusan tidak berfikir panjang, semua bergantung kriterianya sendiri (dalam Fahmi, 2013).

Teori deontologi menurut Keraf, merupakan suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan tersebut, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri (dalam Fahmi, 2013). Atas dasar itu, etika deontologi sangat menekankan motivasi, kemauan baik, dan watak yang kuat dari pelaku (Sutrisna, 2010). Atau sebagaimana dikatakan Immanuel Kant, kemauan baik harus dinilai baik pada dirinya sendiri terlepas dari apapun juga (dalam Sutrisna, 2010). Menurut Sutrisna (2010) Ada tiga prinsip yang harus dipenuhi dalam menerapkan teori deontologi, yaitu:

a. Supaya suatu tindakan punya nilai moral, maka tindakan itu harus dijalankan berdasarkan aturan, prosedur, atau kewajiban.

b. Nilai moral dari suatu tindakan tidak ditentukan oleh tujuan atau hasil yang dicapai, melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakn tersebut.

c. Sebagai konsekuensi dari dua prinsip tersebut, kewajiban adalah hal yang penting dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.

Dalam uraian teori etika bisnis maka, dalam penelitian ini menegaskan

memakai teori deontologi. Hal ini terbukti bahwa deontologi memiliki banyak kelebihan dibandingkan teori-teori etika yang lain. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik. Dalam hal ini, tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik. Misalkan tidak boleh mencuri, berdusta untuk membantu orang lain, mencelakai orang lain melalui perbuatan ataupun ucapan, karena dalam teori deontologi kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan dan memiliki pendirian yang teguh pada prinsip yang taat.

Menurut Keraf (1998), prinsip-prinsip etika yang berlaku dalam bisnis adalah (dalam Sutrisna, 2010): prinsip otonomi, prinsip kejujuran, prinsip keadilan, prinsip saling menguntungkan, dan prinsip integritas moral.

Page 9: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

7

Peranan etika dalam kegiatan bisnis antara lain, sebagai berikut:

Etika harus menjadi pedoman dalam kegiatan masyarakat, dan seharusnya juga menjadi pedoman bagi pebisnis. Mana tindakan yang tepat, benar dan boleh dilakukan dalam bisnis yang diharapkan menguntungkan semua pihak yang terlibat (Satyanugraha, 2003).

Etika berperan sebagai penghubung pelaku bisnis. Pelayanan purna jual tentu merupakan refleksi nilai atau etika bisnis yang diterapkan perusahaan untuk menjaga loyalitas konsumennya (Tjiptono, 2005).

Etika juga berperan sebagai syarat utama untuk kelanggengan atau konsistensi perusahaan. Loyalitas konsumen akan dapat membantu perusahaan agar tetap bisa bertahan (Tjiptono, 2005).

Untuk membangun kultur bisnis yang sehat, idealnya dimulai dari perumusan etika yang akan digunakan sebagai norma perilaku sebelum aturan (hukum) perilaku dibuat dan laksanakan, atau aturan (norma) etika tersebut diwujudkan dalam bentuk aturan hukum (Arman, 2011).

Sebagai kontrol terhadap individu. Pelaku dalam bisnis yaitu melalui penerapan kebiasaan atau budaya moral atas pemahaman dan penghayatan nilai-nilai dalam prinsip moral sebagai inti kekuatan suatu perusahaan dengan mengutamakan kejujuran, bertanggung jawab, disiplin, berperilaku tanpa diskriminasi (Arman, 2011).

Etika bisnis hanya bisa berperan dalam suatu komunitas moral, tidak merupakan komitmen individual saja, tetapi tercantum dalam suatu kerangka sosial (Arman, 2011).

Perubahan yang cepat pada era globalisasi saat ini, menimbulkan masalah-masalah yang berkaitan dengan etika dalam berbisnis dan mengundang pro dan kontra dengan berbagai alasan. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa manfaat etika bisnis menurut Sutrisna (2010) adalah sebagai berikut:

Sebagai moralitas, etika bisnis membimbing tingkah laku manusia agar dapat mengelola kehidupan dan bisnis menjadi lebih baik.

Dapat mendorong dan mengajak orang untuk bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan berdasarkan pendapatnya sendiri, yang dapat dipertanggungjawabkannya.

Dapat mengarahkan masyarakat untuk berkembang menjadi masyarakat yang tertib, teratur, damai, dan sejahtera dengan menaati norma-norma yang berlaku demi mencapai ketertiban dan kesejahteraan sosial.

Sebagai ilmu pengetahuan, etika bisnis memberikan pemenuhan terhadap keingintahuan dan menuntut manusia untuk dapat berperilaku moral secara kritis dan rasional.

Page 10: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

8

Adapun pendapat Sinour (2009) bahwa etika bisnis memberikan keuntungan

dan membantu para pebisnis. Keuntungan yang dimaksud Sinour adalah sebagai berikut:

Etika bisnis menyadarkan para pebisnis tentang adanya dimensi etis yang melekat dalam perusahan yang dibangun.

Etika bisnis memampukan para pebisnis untuk membuat pertimbangan-pertimbangan moral dan pertimbangan-pertimbangan ekonomis secara memadai.

Etika bisnis memberi arah yang tepat bagi para pebisnis ketika akan menerapkan pertimbangan-pertimbangan moral-etis dalam setiap kebijakan dan keputusan bisnis demi tercapainya tujuan yang ditargetkan.

Diperlukan pembanding antara etika bisnis dalam perusahan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Perbandingan tersebut dimaksudkan agar dapat membuktikan apakah hukum di Indonesia telah memenuhi etika yang berlaku di masyarakat dan etika pada hakekatnya lebih tinggi daripada hukum. Hal ini terbukti dengan pendapat dari Arman (2011) bahwa, hukum akan mengkodifikasi harapan dari etika dalam melaksanakan kegiatan bisnis. Meskipun disadari tidak semua harapan etika tersebut dapat dipenuhi oleh hukum. Norma etika memang bersifat dinamis, tetapi begitu etika dituangkan dalam ketentuan hukum sifat dinamisnya menjadi berkurang/bahkan mungkin menjadi statis. Maka, hukum tentunya harus memperhatikan pula apabila adanya perubahan-perubahan.

Menurut Arman (2011) bahwa etika bisnis memiliki peranan yang lebih dibandingkan hukum, sebagai berikut:

Hukum sebagai salah satu sarana/alat pengawasan (social control) yang efektif untuk mengendalikan praktek bisnis yang tidak sehat. Sebab hukum menetapkan secara tegas apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan, serta bentuknya yang tertulis memberi rasa aman bagi para pelaku bisnis, karena apabila terjadi pelanggaran sanksinya jelas.

Bisnis tidak bisa lepas dari faktor hukum, tetapi hukum saja belum cukup untuk mengatur bisnis, dalam hal ini pula didukung faktor lain seperti etika. Bahkan pada taraf normatif, etika mendahului hukum. Mematuhi hukum dalam bisnis adalah suatu keharusan.

Etika bisnis mendasari terbentuknya hukum (substantif) bukan sebaliknya hukum yang membentuk etika bisnis. Etika sebagai bagian/cabang dari filafat (umum) yang mempelajari tentang tingkah laku manusia mengenai baik dan buruknya dalam kehidupan bermasyarakat.

Filsafat hukum mempelajari tentang hakekat hukum, juga merupakan cabang filsafat (khusus). Keduanya (etika dan filsafat) pada dasarnya sama-sama

Page 11: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

9

membahas mengenai aturan tingkah laku manusia dalam kehidupan masyarakat dan dipraktekkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Etika berkaitan dengan tentang apa yang benar dan apa yang salah, sedangkan hukum cenderung dapat ditafsirkan sebagai masalah legal atau ilegal.

Tidak semua etika diatur secara penuh oleh hukum, karena etika terus berkembang dalam kehidupan masyarakat yang mencerminkan pemikiran etis masyarakat dalam membangun etika bisnis, sedangkan hukum bersifat terbatas.

Namun demikian hukum harus dapat mengkodifikasikan harapan dari etika, meskipun disadari bahwa tidak semua harapan etika tersebut dapat dipenuhi seluruhnya oleh hukum.

2. Kerangka Pemikiran

Gambar 1 Kerangka Berpikir Sumber: Diolah oleh Penulis (2017)

III. Methods

Untuk memperoleh data yang digunakan dalam tugas ini, penulis menggunakan Metode pengumpulan data berupa studi kepustakaanan dengan cara mengumpulkan data dari beberapa buku, dan juga melakukan pencarian dan pengumpulan data melalui internet maupun artikel-artikel yang ada di koran atau berita.

IV. Result & Discussion

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (dahulu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri Makmur, dan PT Ciptakemas Abadi) (IDX: ICBP) merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta Indonesia.

ETIKA BISNIS ANALISA ETIKA

BISNIS

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

Page 12: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

10

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama Panganjaya Intikusuma yang pada tahun 1994 menjadi Indofood. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia dan Eropa.

Sejarah dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dahulu mencapai kesepakatan denangan perusahaan asal Swiss, Nestle S.A, untuk mendirikan perusahaan joint venture yang bergerak di bidang manufaktur, penjualan, pemasaran, dan distribusi produk kuliner di Indonesia maupun untuk ekspor. Kedua perusahaan sama-sama memiliki 50% saham di perusahaan yang diberi nama PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia.

Baik ISM maupun Nestle percaya, mereka dapat bersaing secara lebih efektif di Indonesia melalui penggabungan kekuatan dalam bentuk perusahaan dan tim yang berdedikasi untuk itu.

Menurut Anthoni Salim, Dirut & CEO ISM, pendirian usaha patungan ini akan menciptakan peluang untuk memanfaatkan dan mengembangkan kekuatan yang dimiliki kedua perusahaan yang menjalin usaha patungan tersebut.

Dalam kerjasama ini, ISM akan memberikan lisensi penggunaan merek-mereknya untuk produk kuliner, seperti Indofood, Piring Lombok, dan lainnya kepada perusahaan baru ini. Sementara itu, Nestle memberikan lisensi penggunaan merek Maggi-nya. Perusahaan patungan ini diharapkan akan memulai operasinya pada 1 April 2005.

Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran. 1. Permasalahan

Kasus Indomie yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan karena disebut mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia dan ditarik dari peredaran. Zatyang terkandung dalam Indomie adalah methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat). Kedua zat tersebut biasanya hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik, dan pada Jumat (08/10/2010) pihak Taiwan telah memutuskan untuk menariksemua jenis produk Indomie dari peredaran. Di Hongkong, dua supermarket terkenal jugauntuk sementara waktu tidak memasarkan produk dari Indomie.

Kasus Indomie kini mendapat perhatian Anggota DPR dan Komisi IX akan segera memanggil Kepala BPOM Kustantinah. "Kita akan mengundang BPOM untuk menjelaskan masalah terkait produk Indomie itu, secepatnya kalau bisa

Page 13: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

11

hari Kamis ini," kata Ketua KomisiIX DPR, Ribka Tjiptaning, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (12/10/2010). KomisiIX DPR akan meminta keterangan tentang kasus Indomie ini bisa terjadai, apalagi pihak negara luar yang mengetahui terlebih dahulu akan adanya zat berbahaya yang terkandung di dalam produk Indomie.

A Dessy Ratnaningtyas, seorang praktisi kosmetik menjelaskan, dua zat yang terkandung didalam Indomie yaitu methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat) adalahbahan pengawet yang membuat produk tidak cepat membusuk dan tahan lama. Zatberbahaya ini umumnya dikenal dengan nama nipagin. Dalam pemakaian untuk produkkosmetik sendiri pemakaian nipagin ini dibatasi maksimal 0,15%.

Ketua BPOM Kustantinah juga membenarkan tentang adanya zat berbahaya bagi manusia dalam kasus indomie ini. Kustantinah menjelaskan bahwa benar indomie mengandung nipagin, yang juga berada di dalam kecap dalam kemasam mie instan tersebut. tetapi kadar kimia yang ada dalam Indomie masih dalam batas wajar dan aman untuk dikonsumsi, lanjut Kustantinah.

Tetapi bila kadar nipagin melebihi batas ketetapan aman untuk di konsumsi yaitu 250 mgper kilogram untuk mie instan dan 1.000 mg nipagin per kilogram dalam makanan lainkecuali daging, ikan dan unggas, akan berbahaya bagi tubuh yang bisa mengakibatkan muntah-muntah dan sangat berisiko terkena penyakit kanker.Menurut Kustantinah, Indonesia yang merupakan anggota Codex Alimentarius Commision,produk Indomie sudah mengacu kepada persyaratan Internasional tentang regulasi mutu,gizi dan kemanan produk pangan. Sedangkan Taiwan bukan merupakan anggota Codec. Produk Indomie yang dipasarkan di Taiwan seharusnya untuk dikonsumsi di Indonesia. Dan karena standar di antara kedua negara berbeda maka timbulah kasus Indomie ini.

2. Pembahasan Masalah Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan

salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:

1. Pengendalian diri 2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility) 3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh

pesatnya perkembangan informasi dan teknologi 4. Menciptakan persaingan yang sehat 5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan” 6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan

Komisi)

Page 14: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

12

7. Mampu menyatakan yang benar itu benar 8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan

golongan pengusaha ke bawah 9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama 10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah

disepakati 11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif

yang berupa peraturan perundang-undangan.

Indofood merupakan salah satu perusahaan global asal Indonesia yang produk-produknya banyak di ekspor ke negara-negara lain. Salah satunya adalah produk mi instan Indomie. Di Taiwan sendiri, persaingan bisnis mi instant sangatlah ketat, disamping produk-produk mi instant dari negara lain, produk mi instant asal Taiwan pun banyak membanjiri pasar dalam negeri Taiwan.

Harga yang ditwarkan oleh Indomie sekitar Rp1500, tidak jauh berbeda dari harga indomie di Indonesia, sedangkan mi instan asal Taiwan dijual dengan harga mencapai Rp 5000 per bungkusnya. Disamping harga yang murah, indomie juga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan produk mi instan asal Taiwan, yaitu memiliki berbagai varian rasa yang ditawarkan kepada konsumen. Dan juga banyak TKI/W asal Indonesia yang menjadi konsumen favorit dari produk Indomie selain karena harganya yang murah juga mereka sudah familiar dengan produk Indomie.

Tentu saja hal itu menjadi batu sandungan bagi produk mi instan asal Taiwan, produk mereka menjadi kurang diminati karena harganya yang mahal. Sehingga disinyalir pihak perindustrian Taiwan mengklain telah melakukan penelitian terhadap produk Indomie, dan menyatakan bahwa produk tersebut tidak layak konsumsi karena mengandung beberapa bahan kimia yang dapat membahayakan bagi kesehatan.

Hal tersebut sontak dibantah oleh pihak PT. Indofood selaku produsen Indomie. Mereka menyatakan bahwa produk mereka telah lolos uji laboratorium dengan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan dan menyatakan bahwa produk indomie telah diterima dengan baik oleh konsumen Indonesia selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Dengan melalui tahap-tahap serangkaian tes baik itu badan kesehatan nasional maupun internasional yang sudah memiliki standarisasi tersendiri terhadap penggunaan bahan kimia dalam makanan, indomie dinyatakan lulus uji kelayakan untuk dikonsumsi.

Dari fakta tersebut, disinyalir penarikan produk Indomie dari pasar dalam negeri Taiwan disinyalir karena persaingan bisnis semata, yang mereka anggap merugikan produsen lokal. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa tidak sedari dulu produk indomie dibahas oleh pemerintah Taiwan, atau pemerintah melarang produk Indomie

Page 15: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

13

masuk pasar Taiwan?. Melainkan mengklaim produk Indomie berbahaya untuk dikonsumsi pada saat produk tersebut sudah menjadi produk yang diminati di Taiwan. Dari kasus tersebut dapat dilihat bahwa ada persainag bisnis yang telah melanggar etika dalam berbisnis. Hal-hal yang dilanggar terkait kasus pelanggaran etika bisnis pada perusahaan PT Indofood secara hukum:

Undang-undang nomor 8 tahun 1999 pasal 3 F yang berisi meningkatkan kualitas barang dan jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang/jasa , kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan konsumen.

Undang-undang nomor 8 tahun1999 pasal 4 A tentang hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/jasa.

Undang-undang nomor 8 tahun 1999 pasal 8 yang berisi “pelaku usaha dilarang

untuk memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar dengan atau tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar atas barang yang dimaksud.

Solusi dalam pelanggaran akan etika bisnis dalam hal perlindungan konsumen pada kasus yang dialami perusahaan Indofood:

Dalam Undang-undang pasal 62 disebutkan bahwa pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17, ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e,, ayat (2), dan Pasal 18 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah).

Terhadap sanksi pidana sebagaimana dalam pasal 62, dapat dijatuhkan hukuman tambahan, berupa :

1. Perampasan barang tertentu; 2. Pengumuman putusan hakim; 3. Pembayaran ganti rugi; 4. Perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan timbulnya

kerugian konsumen;

5. Kewajiban penarikan barang dari peredaran; atau 6. Pencabutan izin usaha.

3. Etika Bisnis dalam PT Indofood Sukses Makmur Tbk

1. Standar Perilaku Dalam melaksanakan semua kegiatan, kami melakukannya dengan penuh kejujuran, integritas, keterbukaan serta menghormati hak azasi manusia,

Page 16: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

14

menjaga kepentingan para karyawan kami dan menghormati kepentingan sah dari para relasi kami.

2. Mematuhi Hukum Seluruh perusahaan indofood dan para karyawannya berkewajiban mematuhi ketentuan hukum dan peraturan masing-masing negara di tempat mereka melaksanakan usahanya.

3. Karyawan Perseroan menawarkan kesempatan yang sama dan setara bagi setiap karyawan untuk mengembangkan karir mereka. Karyawan direkrut berdasarkan keterampilan dan kemampuan yang dimiliki, dan penugasan diberikan tanpa memperhatikan latar belakang suku, agama, gender maupun karakter individual lainnya. Hubungan industrial kami diperkuat melalui Perjanjian Kerja Bersama dengan Serikat Buruh dan pembaharuan kebijakan dan peraturan ketenagakerjaan Perseroan.

4. Pemegang Saham Indofood melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan bertaraf internasional. Kami menyediakan informasi atas kegiatan kami, struktur dan situasi serta kinerja finansial kepada pemegang saham pada waktunya secara teratur dan benar.

5. Mitra Usaha Indofood memiliki komitmen tinggi dalam menjalin hubungan yang saling bermanfaat dengan para pemasok, pelanggan, dan mitra usaha. Dalam jalinan bisnis, kami mengharapkan para mitra kami untuk mematuhi prinsip bisnis yang selaras dengan prinsip bisnis kami.

6. Inovasi Dalam upaya melaksanakan inovasi ilmiah demi memenuhi kebutuhan konsumen, kami akan senantiasa merujuk pada keinginan konsumen dan masyarakat. Kami akan bekerja atas dasar keilmuan yang tepat, dan menerapkan standar keamanan produk secara ketat.

7. Persaingan

Indofood percaya akan persaingan ketat namun sehat dan mendukung pengembangan perundang-undangan tentang prinsip persaingan yang wajar. Perusahaan Indofood beserta seluruh karyawannya akan melakukan kegiatan atas dasar prinsip persaingan yang sehat dan mengikuti semua peraturan yang berlaku.

Page 17: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

15

8. Benturan Kepentingan Seluruh karyawan Indofood diharapkan menghindarkan diri dari kegiatan pribadi dan kepentingan finansial yang dapat menyebabkan benturan kepentingan dengan tanggung jawab mereka terhadap Perseroan. Seluruh karyawan Indofood tidak dibenarkan mencari keuntungan pribadi atau bagi orang lain melalui penyalahgunaan kedudukan mereka.

9. Kepatuhan, Pemantauan dan Pelaporan Kepatuhan merupakan syarat utama bagi keberhasilan dan keberlanjutan bisnis kami. Direksi Indofood bertanggung jawab agar prinsip-prinsip tersebut dikomunikasikan, dipahami dan dipatuhi oleh seluruh karyawan dapat melaporkan secara rahasia dan tidak akan dirugikan akibat pelaporan tersebut.

10. Sistem Manajemen Lingkungan Perseroan telah menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (“SML”) dimana

beberapa unit operasionalnya yaitu Grup Bogasari dan CBP (yang meliputi Divisi Mi Instan, Dairy, Nutrisi & Makanan Khusus, serta Kemasan) telah meraih sertifikat ISO 14001. Kami berkomitmen untuk menerapkan SML pada seluruh unit operasional Perseroan.

11. Indofood Call Center Perseroan menangani keluhan dan pertanyaan konsumen melalui sebuah layanan konsumen khusus yang disebut “INDOFOOD CALL CENTER”. Melalui INDOFOOD CALL CENTER, kami berupaya untuk mempererat hubungan antara Perseroan dengan para konsumen dan pelanggan kami dengan memberikan respon atas aspirasi dan ekspektasi mereka terhadap produk-produk kami, sekaligus untuk meningkatkan kepuasan mereka dalam mengonsumsi produk-produk kami.

12. Alternatif Kemasan Plastik Ramah Lingkungan Grup Bogasari menjadi produsen tepung terigu pertama di Indonesia yang menerapkan penggunaan kemasan polypropylene degradable 25 kg yang dapat di daur ulang. Kemasan ramah lingkungan tersebut telah melalui tahapan pengujian di laboratorium yang kompeten, dan akan terurai dalam waktu dua tahun. Sejak tahun 2013, produk-produk utama Bogasari, seperti merek Cakra Kembar, Segitiga Biru dan Lencana Merah, telah dijual dengan menggunakan kemasan yang ramah lingkungan.

13. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu prioritas utama di Indofood, dan komitmen kami pada lingkungan kerja yang aman dan sehat

Page 18: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

16

diuraikan dalam kebijakan yang terintegrasi melalui kebijakan K3 dan Lingkungan yang berlaku di seluruh unit operasional. Seluruh divisi dan unit operasional juga mematuhi peraturan K3 setempat dengan menerapkan Sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (“SMK3”)

sesuai Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012. Dengan melaksanakan SMK3, Perseroan telah meminimalkan peluang terjadinya kecelakaan kerja yang fatal, kerusakan atau kehilangan property, serta meningkatkan pencapaian zero accident (nihil kecelakaan). Penerapan SMK3 meliputi identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian risiko, program pencegahan bahaya, serta pengecekan kesehatan karyawan secara berkala dan evaluasi program kerja. Beberapa unit operasional telah memperoleh sertifikasi internasional yaitu Occupational Health and Safety Assessment Series (“OHSAS”) 18001:2007. Hal ini telah meningkatkan

keyakinan bagi para pembeli di luar negeri kepada Perseroan.

V. Conclusion & Recommendation

I. Kesimpulan Dari kasus indomie di Taiwan dapat dilihat sebagai contoh kasus dalam etika bisnis. Dimana terjadi kasus yang merugikan pihak perindustrian Taiwan yang produknya kalah bersaing dengan produk dari negara lain, salah satunya adalah Indomie yang berasal dari Indonesia. Taiwan berusaha menghentikan pergerakan produk Indomie di Taiwan, tetapi dengan cara yang berdampak buruk bagi perdagangan Global.

II. Saran Saran bagi pihak perindustrian Taiwan agar tidah serta merta menyatakan bahwa produkindomie berbahaya untuk dikonsumsi, apabila ingin melindungi produsen dalam negeri,pemerintah bisa membuat perjanjian dan kesepakatan yang lebih ketat sebelum prosesekspor-impor dilakukan. Karena kasus tersebut berdampak besar bagi produk Indomie yangtelah dikenal oleh masyarakat Indonesia maupun warga negara lain yang negaranyamemperdagangkan Indomie asal Indonesia.

Page 19: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

17

DAFTAR PUSTAKA

Ariwibowo, AA. (2011, November). Pangsa Aqua terancam. Antara News. Retrieved

March 29, 2014, from http://www.antaranews.com/berita/285747/pangsa-aqua-terancam.

Amran, S (2011). Etika dan hukum bisnis. Retrieved June 3, 2014, from http://digemesta.com/indo/ei=klrFU5_lPNWRuASr9oL4Bw&usg=AFQjCNEhFwiPuGov TSci0eLaOCRGccwssQ&bvm=bv.708100 81,d.c2E/etika-dan-hukum-dalam-bisnis.pdf

Bertens, K. (2013). Pengantar etika bisnis. Yogyakarta: Kanisius.

Caza, A., Barker, B. A., & Cameron, K. S. (2004). Ethics and ethos: The buffering and amplifying effects of ethical behavior and virtuousness. Journal of Business Ethics, 52(2), 169-178. Retrieved May 14, 2014, from http://search.proquest.com/docview/198094244?accountid=45762.

Fahmi, I. (2013). Definisi etika bisnis. Etika bisnis: teori kasus, dan solusi. Bandung: Alfabeta.

Griffin, R.W., & Elbert, R.J. (2007). Business edisi 8. Jakarta: Erlangga.

Indounas, K. (2008). The relationship between pricing and ethics in two industrial service industries. The Journal of Business & Industrial Marketing, 23(3), 161-169. Retrieved May 14, 2014, from doi:http://dx.doi.org/10.1108/08858620810858427.

Keraf, A.S. (1998). Etika bisnis: tuntutan dan relevansinya. Yogyakarta: Kanisius.

Margaretha, Farah. 2004. Teori Dan Aplikasi Manajemen Keuangan Investasi dan Sumber Dana

Jangka Pendek. PT. Grasindo. Jakarta.

Piercy, N. F., & Lane, N. (2007). Ethical and moral dilemmas associated with strategic relationships between business-to-business buyers and sellers. Journal of Business Ethics, 72(1), 87-102. Retrieved May 14, 2014, from doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10551-006-9158-6.

Satyanugraha, H. (2003). Etika bisnis: tuntutan & relevansinya. Jakarta: Kanisius.

Sinour, Y.L. (2009). Etika bisnis. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Story, J., & Hess, J. (2010). Ethical brand management: Customer relationships and ethical duties. The Journal of Product and Brand Management, 19(4), 240-249. Retrieve May14, 2014, from doi:http://dx.doi.org/10.1108/10610421011059568.

Sutrisna, D. (2010). Etika bisnis: konsep dasar implementasi dan kasus. Bali: Udayana University Press.

Tjiptono, F. (2005). Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publising.

Page 20: BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, Tugas 2. Etika Bisnis PT.INDOFOOD (tugas sebelum uts), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

18

Velasquez, M.G (2005). Etika bisnis, konsep dan kasus edisi 5. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Waples, E.P., Antes, A.L., Murphy, S.T., Connelly, S., & Mumford, M.D. (2009). A meta-analytic investigation of business ethics instruction. Journal of Business Ethics, 87(1), 133-151. Retrieved March 19, 2014, from doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10551-008-9875-0.

Undang-undang No. 8. 1999. Pasal 3F.

Undang-undang No. 8. 1999. Pasal 4A.

Undang-undang No. 8. 1999. Pasal 8.

Undang-undang pasal 62 disebutkan bahwa pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17, ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e,, ayat (2), dan Pasal 18

http://www.indofood.com/